Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Puskesmas Samudera

Luas wilayah Kecamatan Samudera yang tercatat adalah 4,328 km2, atau

432,8 Ha. Luas wilayah kerja Puskesmas Samudera sekitar 432,8 ha yang terdiri

dari 40 desa dengan 3 (Tiga) Kemukiman Desa. Rata-rata jumlah anggota rumah

tangga dalam satu KK berjumlah 5 orang. Jumlah penduduk terbanyak adalah

Desa Blang Peuria dengan jumlah 1.702 jiwa, sedangkan yang paling sedikit

adalah Desa Lancang yaitu sebesar 192 jiwa.

Kecamatan Samudera merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Utara

yang berada di jalan lintas Sumatra. Batas wilayah Kecamatan Samudera dengan

wilayah lainnya adalah:

Sebelah Utara : Kecamatan Tanah Pasir

Sebelah Timur : Kecamatan Syamtalira Aron

Sebelah Selatan : Kecamatan Meurah Mulia

Sebelah Barat : Kecamatan Syamtalira Bayu (Profil Puskesmas Samudera,

2020).

Visi Puskesmas Samudera adalah Profesional dalam peningkatan

pelayanan kesehatan guna terwujudnya samudera sehat dan mandiri tahun 2022

dengan Misi Puskesmas Samudera adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan profesionalisme SDM

47
48

2. Meningkatkan kinerja, mutu, akses dan kelengkapan sarana kesehatan

3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor.

Tata Nilai UPTD Puskesmas Samudera adalah sebagai berikut:


S : Santun
A : Amanah
M : Mandiri
U : Utama
D : Disiplin
E : Empati
R : Ramah
A : Adil

Adapun Motto UPTD Puskesmas Samudera adalah “MELAYANI

DENGAN CINTA”. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat UPTD

puskesmas samudera juga mempunyai budaya yang berlaku untuk seluruh staf

puskesmas, seperti:

1. Budaya Malu Berangkat Siang

2. Budaya Malu Pulang Lebih Awal

3. Budaya Malu Makan Gaji Buta

4. Budaya Malu Tidak Berseragam

Susunan Organisasi RSUD meliputi :

Adapun strategi yang dilakukan Puskesmas Samudera adalah:

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani

dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan

berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif

dan preventif.
49

3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk

mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang

merata dan bermutu.

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat

kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan

berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan

yang bertanggungjawab.

Tabel 4.1. Distribusi Ketenagaan Puskesmas Samudera

No Ketenagaan Jumlah
1 Staf KIA 7 orang
2 Bidan Desa 24 orang
3 Kader 280 orang

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah staf KIA ada sebanyak

7 orang, bidan desa sebanyak 24 orang dan jumlah kader sebanyak 280 orang

dengan rincian 1 desa memiliki 7 orang kader dengan jumlah desa sebanyak 40.

4.1.2. Gambaran Masyarakat di Wiayah Kerja Puskesmas Samudera

Adapun gambaran masyarakat dalam penelitian ini dapat dijelaskan dari

angka kematian bayi, angka kematian ibu dan angka gizi buruk. Kondisi tersebut

dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:


50

Tabel 4.2. Distribusi AKI, AKB, dan Angka Gizi Buruk di Wilayah Kerja
Puskesmas Samudera

No Angka Kematian Ibu Jumlah


1 Tahun 2017 2 kasus
2 Tahun 2018 0 kasus
3 Tahun 2019 4 kasus
No Angka Kematian Bayi Jumlah
1 Tahun 2018 8 kasus
2 Tahun 2019 6 kasus
3 Tahun 2020 3 kasus
No Angka Gizi Buruk Jumlah
1 Tahun 2018 1 kasus
2 Tahun 2019 0 kasus
3 Tahun 2020 22 kasus

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah angka kematian ibu

terbesar ada di tahu 2019 sebesar 4 kasus, angka kematian bayi paling besar

terjadi pada tahun 2018 sebanyak 8 kasus dan angka gizi buruk tertinggi terjadi

pada tahun 2020 sebanyak 22 kasus.

Untuk jumlah ibu hamil sebanyak 674 orang, sedangkan untuk cakupan

K1 dan K3 sepanjang tahun 2020 adalah sebesar 674 orang artinya cakupan

sebesar 100%. Berdasarkan data statistik ditetapkan sasaran bumil 674 pada

tahun 2020. Target bumil risti ditetapkan secara nasional yaitu dengan estimasi

bumil risti yaitu 20% maka 674 orang ibu hamil dikali 20% adalah sebesar 135

orang, sedangkan jumlah bumil risti pada tahun 2020 di Wilayah Kerja

Puskesmas Samudera adalah sebanyak 147 orang yang tersebar di 40 desa.

Untuk target keberhasilan program adalah 100%. Dari 147 orang ibu hamil risti

di Wilayah Kerja Puskesmas Samudera, seluruhnya sudah terpantau masalah

kesehatannya.
51

Adapun data hasil pemantauan terhadap ibu hamil risti dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.3. Pemantauan Ibu Hamil Risti di Wilayah Kerja Puskesmas


Samudera

No Risiko Jumlah
1 Kehamilan usia > 35 tahun 59 orang
2 Kehamilan usia < 18 tahun 11 orang
3 Kehamilan dengan jarak ≥ 5 tahun 6 orang
4 Kehamilan dengan jarak ≤ 2 tahun 10 orang
5 Kehamilan dengan KEK 3 orang
6 Kehamilan dengan hipertensi 4 orang
7 Kehamilan dengan sipilis 1 orang
8 Kehamilan dengan gravida ≥ 4 23 orang
9 Kehamilan dengan TB ≤ 145 cm 3 orang
10 Kehamilan dengan abortus ≥ 2 kali 2 orang
11 Kehamilan dengan riwayat SC 15 orang
12 Kehamilan dengan kelainan letak 2 orang
13 Kehamilan dengan protein urin 1 orang
14 Kehamilan dengan HB ≤ 11 gr% 5 orang
15 Kehamilan dengan Hepatitis 4 orang

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 82 orang ibu hamil

memiliki lebih dari satu risiko. Untuk memantau kesehatan ibu hamil telah

tersedia sumber daya kesehatan yaitu 30 bidan desa dan 7 Praktik Mandiri Bidan

serta kader posyandu di setiap desa. Bidan Desa ditempatkan di setiap desa dan

bertanggung jawab terhadap desa binaan, yaitu desa yang tidak ada bidan

desanya.

4.2. Karakteristik Informan

Pada penelitian ini dilakukan indepth interview kepada kepala

Puskesmas, kepala KIA, 1 bidan desa, 1 orang kader dan 1 orang ibu hamil risti.
52

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Informan

Jenis Masa
No Jabatan Pendidikan Usia
Kelamin Kerja
1 Kepala Puskesmas S2 Kesehatan Masyarakat Laki-laki 51 tahun 25 tahun
2 Kepala KIA D3 Kebidanan Perempuan 43 tahun 25 tahun
3 Bidan Desa D3 Kebidanan Perempuan 30 tahun 9 tahun
4 Kader SMA Perempuan 29 tahun 7 tahun
5 Ibu Hamil Risti SMA Perempuan 32 tahun -

Tabel 4.4 memperlihatkan karakteristik 5 informan di Puskesmas

Samudera yang terdiri dari 1 orang laki- laki dan 4 orang perempuan, berkisar

dari umur 32 tahun sampai 51 tahun, dengan pendidikan dari SMA sampai

Magister Kesehatan Masyarakat serta lama bekerja sekitar 7 tahun sampai 25

tahun.

Untuk mengetahui validasi jawaban informan utama, dilakukan

wawancara juga terhadap informan triangulasi. Data informan triangulasi secara

lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik Informan Triangulasi

Jenis Masa
No Jabatan Pendidikan Usia
Kelamin Kerja
1 Staf KIA D3 Kebidanan Perempuan 48 tahun 25 tahun
2 Staf Promosi Kesehatan D3 Kebidanan Perempuan 44 tahun 24 tahun

Tabel 4.5 memperlihatkan karakteristik 2 informan triangulasi di

Puskesmas Samudera yang terdiri dari 2 orang perempuan, berada pada usia 44

tahun dan 48 tahun, dengan pendidikan D3 Kebidanan serta lama bekerja sekitar

24 tahun dan 25 tahun.


53

4.3. Hasil Wawancara dengan Informan

Melalui wawancara mendalam dengan informan penelitian dapat

diketahui hasil evaluasi efektifitas program inovasi kring kring bumres terhadap

pemantauan ibu hamil risti selama pandemi Covid 19 di Puskesmas Samudera

Kabupaten Aceh Utara.

4.3.1. Hasil Wawancara Proses Berjalannya Program

Efektifitas program inovasi kring kring bumres ini dapat ditinjau dari

sudah sampai sejauh mana program ini berjalan, seberapa jauh tingkat

keberhasiannya, apa saja yang menjadi kendala serta tantangan kedepannya

dalam keberlanjutan program ini. Evaluasi ini sangat diperlukan terlebih lagi

pemantauan ibu hamil risti ini dilakukan selama pandemi Covid 19.

Menurut informan proses berjalannya program inovasi kring-kring

bumres dapat kita ketahui sebagaimana kutipan pernyataan di bawah ini:

“….menurut pandangan kami program inovasi kring kring ini sangat

perlu dilaksanakan, dimana terlihat adanya kerjasama tim yang bagus antara

bidan desa, kader desa, bidan BPM, bidan KIA, serta juga dengan ibu hamil

sendiri dan keluarganya sehingga meminimalisir kejadian yang luar biasa nanti

waktu dia melahirkan, ini yang penting sekali. Yang ke dua ..kita meyakinkan

kader desa itu yaitu sebagai palang pintu yang paling depan di masyarakat,

untuk memberi bantuan bersifat moril pada ibu-ibu yang hamil risti ini apalagi

puskesmas kami ini bapak ibu, membawahi 40 desa dengan jarak tempuhnya

sampai satu atau dua jam….” (IU.1)


54

“….alhamdulillaah sangat baik, kerjasama antar tim kompak kami

semua sangat membangun dalam menurunkan AKI dan AKB, kerjasama antar

lintas program lintas sektor pun sangat bagus, berjalan dengan bagus….”

(IU.2)

“….alhamdulillaah program inovasi kring-kring bumil risti berjalan

dengan lancar terbukti angka kematian ibu tahun ini belum ada….” (IU.3)

“….menurut saya program ini sangat bagus untuk terus dilanjutkan….”

(IU.4)

“….saya rasa programnya berjalan lancar karena adanya kerjasama

ibu bidan, ibu kader dan juga kami ibu hamil….” (IU.5)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah proses berjalannya program inovasi kring-kring bumres sudah

cukup baik tapi tetap ada terus yang harus dibenahi, sudah berjalan dengan

lancar, harus terus dilanjutkan karena adanya kerja sama yang baik.

4.3.2. Hasil Wawancara Pencapaian Keberhasilan Program

Pencapaian keberhasilan program inovasi kring kring bumres ibu hamil

risti di Puskesmas Samudera selama Pandemi Covid-19 sudah baik tapi

memerlukan banyak pembenahan dan perhatian secara terus menerus

sebagaimana kutipan pernyataan oleh informan di bawah ini:

“…..pencapaian keberhasilan program inovasi ini masih banyak hal

yang belum sempurna, dan masih perlu dibenahi lagi, namun yang menjadi

perhatian kita bapak ibu sampai akhir tahun ini, kita alhamdulillaah belum ada

angka kematian ibu tercatat di Wilayah Kerja Puskesmas kami. Masa pandemi
55

ibu-ibu hamil risti hanya dipantau melalui HP, kami kedepan ini juga

merasakan manfaatnya ada bidan desa, yang tinggal di desa kemudian kader

desa dibina oleh bidan desa tersebut…” (IU.1)

“…..alhamdulillaah tahun ini enggak ada kematian ibu, tahun 2019

kami ada 4 angka kematian ibu di wilayah samudera kami, makanya lahirlah

inovasi dari kami KIA ini kring kring bumres, yang tujuannya untuk

menurunkan angka kematian ibu dan bayi, tapi alhamdulillaah sampai

desember 2020 belum ada kematian insyallaah berhasil inovasi kami…” (IU.2)

“…..dilihat dari angka kematian ibu sudah menurun tapi

pelaksanaannya yang harus perlu di tingkatkan…” (IU.3)

“…..menurut saya pencapaian untuk desa saya sebagai kader belum

terdata adanya kematian ibu…” (IU.4)

“…..kalau menurut saya untuk keberhasilannya belum maksimal masih

perlu ditingkatkan lagi…” (IU.5)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah pencapaian keberhasilan program inovasi kring kring bumres

ibu hamil risti di Puskesmas Samudera selama Pandemi Covid-19 sudah baik

tapi memerlukan banyak pembenahan dan perhatian secara terus menerus, sudah

baik terlihat dari tidak adanya kematian ibu atau bayi sampai dengan Desember

2020, akan tetapi pelaksanaannya harus lebih ditingkatkan karena belum

maksimal.
56

4.3.3. Hasil Wawancara Kendala Pelaksanaan Program

Evaluasi program kring-kring bumres dari hal kendala-kendala apa saja

yang dihadapi selama pelaksanaanya adalah adanya ibu hamil risti yang tidak

mempunyai handphone atau alat komunikasi sehingga menyulitkan puskesmas

dalam melakukan pemantauan kehamilan ibu hamil risti tersebut sebagaimana

kutipan pernyataan informan di bawah ini:

“…..permasalahan atau kendala yang paling nampak adalah banyak ibu

hamil risti ini, berhubung kami tentunya mungkin di daerah ini juga

keterbatasan ekonomi, jadi ada alat komunikasi tersebut tidak tersedia di

keluarga mereka contohnya hadphone, jadi handphone kedepan ini akan kami

apanamanya bentuk komunikasi juga dengan kader-kader desa mungkin ada

disitu, nanti bisa pak keuchik atapun kepala kampong, bisa kami kontribusi

mungkin ada bisa sedikit dicuitkan untuk membeli alat komunikasi sehingga

angka..apanamanya bumil resti ini bisa dipantau buk dengan alat komunikasi

tersebut. Juga kader desa masih perlu disosialisasikan tentang screening ibu

hamil risti….” (IU.1)

“…..kendalanya tidak semua ibu hamil mempunyai HP ee.. makanya

kami harus melalui kader, sehingga kader yang berperan aktif, kader itu harus

kami yang hubungi dari puskesmas, kadernya datang kerumah ibu hamil bisa

ngomong langsung dengan ibu hamil yang bersangkutan yang risti, enggak

semua ibu hamil menyedia HP…” (IU.2)

“…..ada kendalanya yaitu ada sebagian ibu hamil yang memang tidak

memiliki HP, disitu kendala kami…” (IU.3)


57

“…..kendalanya ibu hamil ada yang tidak memiliki HP atau WA…”

(IU.4)

“…..kendalanya tidak banyak cuma satu menurut saya banyak ibu hamil

yang tidak mempunyai Handphone…” (IU.5)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah evaluasi program kring-kring bumres dari hal kendala-kendala

apa saja yang dihadapi selama pelaksanaanya adalah adanya ibu hamil risti yang

tidak mempunyai handphone atau alat komunikasi atau aplikasi whatsapp,

sehingga menyulitkan puskesmas dalam melakukan pemantauan kehamilan ibu

hamil risti tersebut, jadi kader yang berperan aktif dalam memantau ibu hamil.

4.3.4. Hasil Wawancara Upaya agar Program terus Berjalan

Agar program inovasi kring kring bumres ibu hamil risti ini terus

berjalan dan menajdi lebih baik kedepannya maka perlu dilakukan upaya-upaya

yang mendorong dan mendukung dalam penerapan dan pelaksanaan program

tersebut seperti contohnya melakukan sosialisasi secara berkesinambungan,

kemudian membuat komunikasi yang intens antara pimpinan desa dengan

puskesmas, sebagaimana kutipan pernyataan informan di bawah ini:

“….melakukan sosialisasi terus menerus terhadap banyak masyarakat

tentang adanya program ini, dimana butuh untuk menurunkan angka kematian

ibu, karena ibu hamil yang melahirkan supaya dapat dukungan penuh dari

pihak aparat desa dan keluarga ibu hamil sendiri,juga masyarakat. Komunikasi

antara pimpinan desa dengan puskesmas juga harus intens….” (IU.1)


58

“…..kerjasama dengan tim ditingkatkan lagi, antara masyarakat tokoh

masyarakat, dengan BPM juga bidan desa aktifkan kerja juga….” (IU.2)

“…..harus terus dilakukan sosialisai kepada masyarakat dan pembinaan

kepada petugas kesehatan….” (IU.3)

“…..kami sebagai kader terus diberi sosialisai mengenai program ini

oleh petugas ataupun bidan….” (IU.4)

“…..untuk berjalan lebih baik kedepannya saya rasa perlu ditingkatkan

antara kerjasama ibu kader, ibu bidannya serta kami sebagai ibu hamil beserta

keluarga kami ibu hamil….” (IU.5)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah agar program inovasi kring kring bumres ibu hamil risti ini

terus berjalan dan menajdi lebih baik kedepannya maka perlu dilakukan upaya-

upaya yang mendorong dan mendukung dalam penerapan dan pelaksanaan

program tersebut seperti contohnya melakukan sosialisasi secara

berkesinambungan, kemudian membuat komunikasi yang intens antara pimpinan

desa dengan puskesmas, perlu dilakukan upaya-upaya yang mendorong dan

mendukung dalam penerapan dan pelaksanaan program tersebut seperti lebih

meningkatkan kerja sama dengan tim dan lapisan masyarakat, pembinaan bagi

petugas kesehatan, serta perlu dilakukan sosialisasi terus menerus kepada kader

dan ditingkatkan lagi kerja sama yang baik antara kader, bidan dan ibu hamil

risti.
59

4.3.5. Hasil Wawancara Harapan Adanya Program

Adapun harapan yang ingin diraih terkait dengan adanya program inovasi

kring kring bumres ibu hamil risti ini adalah menurunnya angka kematian ibu

hamil risti, terwujudnya desa siaga, dan kerja sama yang baik antara semua

lapisan masyarakat yang ada di wilayah kerja dengan Puskesmas Samudera,

sebagaimana kutipan pernyataan informal di bawah ini:

“…..program inovasi ini mungkin kedepan kami akan berlanjut lagi

dengan staf-staf yang lain sehingga inovasi yang ada di puskesmas kami bukan

cuma bumil risti saja, kedepan juga akan kita bikin inovas-inovasi yang lain.

Besar harapan kami dengan adanya program ini masyrakat yang ada di

wilayah Puskesmas samudera bahu membahu membantu bersama dengan

petugas kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu di wilayah kerja

puskesmas Samudera, bisa terwujud dengan desa siaga namanya….” (IU.1)

“…..harapannya angka kematian ibu sebanyak 4 orang akan menjadi

nol, untuk kedepan juga kami tetap mengharapkan nol yaitu insyaallaah sampai

sekarang ibu hamil yang kami kunjungi semua merasa sambutannya bagus,

enggak ada yang merasa ee.. tidak berkenan dihatinya….” (IU.2)

“…..angka kematian ibu menurun di kecamatan samudera dan ibu hamil

risti terpantau kesehatannya….” (IU.3)

“…..harapan saya untuk kedepannya bumil risti terpantau

kesehatannya….” (IU.4)

“…..harapan saya sebagai ibu hamil, terpantau kesehatannya cepat

penanganannnya jika ada kelainan disaat kehamilan….” (IU.5)


60

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah harapan yang ingin diraih terkait dengan adanya program

inovasi kring kring bumres ibu hamil risti ini adalah menurunnya angka

kematian ibu hamil risti, terwujudnya desa siaga, dan kerja sama yang baik

antara semua lapisan masyarakat yang ada di wilayah kerja dengan Puskesmas

Samudera, ibu hamil risiko tinggi terpantau masalah kesehatannya dan cepat

tanggap dalam penanganan jika terjadi kelainan dalam kehamilannya.

4.3.6. Hasil Wawancara Antusiasme Terhadap Program

Auntusiasme ibu-ibu hamil dengan adanya program ini adalah sangat

antusias hal ini dapat dilihat dari ibu hamil sangat senang dan merasa kesehatan

mereka dihargai dengan adanya program inovasi kring-kring bumres ini,

kemudian bidan yang berkunjung ke rumah mereka pun di sambut dengan

hangat, sebagaimana kutipan pernyataan informan di bawah ini:

“…..dengan adanya program ini ibu-ibu hamil sangat merasa senang

dengan adanya pemantauan kesehatannya secara berkala melalui media HP,

Serta kunjungan rumah yang dilakukan oleh ibu bidan selalu mendapat

sambutan yang hangat, mereka merasa masalah kesehatannya sangat dihargai

dan menjadi perhatian dari keluarganya menjadi lebih untuk dia….” (IU.1)

“…..alhamdulillaah antara ee.. ibu hamil dengan tenaga kesehatan

sangat baik, dengan adanya kring kring bumres makin akrab kami antara ibu

hamil dengan ee.. tenaga kesehatan, adanya silaturrahmi yang melakukan ini

walaupun melalui HP, tapi mereka sangat senang, yang dulunya K4 tidak
61

tercapai sekarang tercapai. Wajib berkunjung ke kami minimal 4 kali selama

kehamilan, trisemester 1 sekali, ke 2 sekali, semester ke 3 dua kali….” (IU.2)

“…..mereka sangat senang dengan adanya program kring kring bumil

ini karena kesehatan mereka dapat terpantau oleh petugas kesehatan….” (IU.3)

“…..ibu ibu hamil di desa saya sangat terbantu dengan adanya program

ini….” (IU.4)

“…..alhamdulillah kami semua sangat senang, itu dikarenakan

kesehatan saya selaku ibu hamil dan ibu-ibu hamil lainnya selalu di pantau,

dipantaunya melalui apa? telepon, petugas kesehatan datang kerumah kami,

sehingga kami tidak perlu ke puskesmas, kecuali kami perlu ke puskesmas jika

ada anjuran dari petuugas tersebut….” (IU.5)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah auntusiasme ibu-ibu hamil dengan adanya program ini adalah

sangat antusias hal ini dapat dilihat dari ibu hamil sangat senang dan merasa

kesehatan mereka dihargai dengan adanya program inovasi kring-kring bumres

ini, kemudian bidan yang berkunjung ke rumah mereka pun disambut dengan

hangat, antara tim dengan ibu hamil menjadi lebih akrab, ibu-ibu hamil risti

merasa terpantau masalah kesehatan mereka, dan mereka merasa sangat

terbantu.

4.3.7. Hasil Wawancara Peran dari Petugas

Peran dari petugas dengan adanya program ini di Puskesmas Samudera

sudah baik tetapi terus tetap harus dibina dan ditingkatkan sebagaimana kutipan

pernyataan informan di bawah ini:


62

“….peran petugas dalam program ini sudah sangat baik, tapi masih

perlu terus dibina, dan ditingkatkan dimana koordinasi antara bidan desa,

kader, bidan BPM, bidan KIA harus selalu terbina…” (IU.1)

“….alhamdulillah kami semua kerja bagus, timnya kompak tidak ada

kendala apa apa…” (IU.2)

“….peran petugas belum terlalu maksimal, namun harus tetap perlu

ditingkatkan…” (IU.3)

“…..peran petugas sudah sangat bagus tapi masih perlu ditingkatkan

kedepannya…” (IU.4)

“…..saya rasa dengan adanya petugas yang seperti ini sangat membantu

dalam memantau kesehatan kami sebagai ibu hamil, baik itu ibu hamil risti atau

ibu hamil yang biasa…” (IU.5)

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara dengan

informan adalah peran dari petugas dengan adanya program ini di Puskesmas

Samudera sudah baik tetapi terus tetap harus dibina dan ditingkatkan, sudah

mulai kelihatan bahwa tim kompak dalam melakukan tugasnya, dan petugas

sangat membantu ibu hamil.

4.4. Hasil Observasi Partisipatif

Menurut hasil observasi di lapangan yang telah dilakukan peneliti bahwa

program inovasi kring-kring bumres ini sudah berjalan dengan baik tapi tetap

harus ada perbaikan dan peningkatan seperti sosialisasi yang dilakukan secara

terus menerus, kerja sama tim lebih ditingkatkan diantara petugas dan selalu
63

memprioritaskan pemantauan kondisi ibu hamil risiko tinggi. Dari hasil

observasi juga diperoleh bahwa ada beberapa ibu hamil yang tidak memiliki

handphone, jadi petugas dengan dibantu bidan desa dan kader selalu memantau

ibu hamil risti dengan berkunjung ke rumah mereka, dengan hal ini bisa terus

selalu dipantau kondisi terkini dari ibu hamil risti tersebut.

Menurut hasil observasi lapangan, yang erat membantu tim adalah bidan

desa. Bidan desa selalu melakukan promosi dan selalu ikut mensukseskan

program inovasi kring-kring bumres ini. Ibu hamil risiko tinggi sangat merasa

terbantu dengan adanya program ini, mereka merasa sangat senang, ini terlihat

dari meningkatnya cakupan kunjungan kehamilan oleh para ibu hamil, hal inilah

yang membuat kami untuk bekerja lebih maksimal lagi kedepannya dalam

kesuksesan dari program ini.

4.5. Hasil Telaah Dokumen

Berdasarkan telaah dokumen yang dilakukan, bahwa sudah tersedia

dokumen yang mendukung pelaksanaan program inovasi kring-kring bumres ini.

Hal ini dapat dilihat dari daftar check-list dokumen dibawah ini:

Tabel 4.6. Telaah Dokumen Program Inovasi Kring-Kring Bumres

No Uraian Ada Tidak


1 Profil Puskesmas Samudera √
2 SOP Kring-kring Bumres √
3 SOP Bumil Risti √
4 Buku Daftar Bumil Risti √
5 Daftar pemantauan wilayah setempat (PWS) KIA √
6 Buku KIA √
64

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua dokumen yang

mendukung pelaksanaan program inovasi kring-kring bumres ibu hamil risiko

tinggi ada dan lengkap. Dengan adanya semua dokumen ini bisa membantu ke

efektifan berjalannya serta keberlangsungannya program inovasi ini.

Anda mungkin juga menyukai