Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang sangat dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya. Meskipun persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses persalinan yang terjadi beresiko mengalami komplikasi selama persalinan. Hal tersebut dapat memperburuk kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan berlangsung sehingga berdampak terjadinya kematian pada ibu dan bayi (Winancy, 2019). Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi persalinan didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2016). Menurut Andriyani, (2012) dalam penelitiannya menyampaikan kejadian preeklampsi di negara Amerika Serikat dilaporkan 23,6 kasus per 1000 kelahiran. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia dalam buku Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran menyampaikan untuk kejadian preeklampsi di Indonesia sebanyak 128.273/tahun atau sekitar 5,3% (POGI, 2016). Masalah preeklampsia bukan hanya berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang dilahirkan ibu dengan preeklampsia antara lain bayi akan lahir prematur sehingga mengganggu semua organ pertumbuhan bayi. Sampai dengan saat ini penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti, beberapa faktor resiko yang menjadi dasar perkembangan kasus preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida, jarak antar kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu (POGI, 2016). Pembinaan keluarga berlangsung dalam rangka menciptakan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, keadaan kesehatan setiap anggota keluarga juga merupakan salah satu prasyarat keluarga yang berkualitas. Keluarga berperan dalam mengoptimalkan pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya dengan memenuhi kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok rentan. Hal ini berkaitan dengan tahap kehamilan, persalinan dan masa nifas. pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak.Untuk itu, kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI, 2019). AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup.. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Jumlah kematian ibu menurut provinsi tahun 2018-2019 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu di Indonesia berdasarkan laporan. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), dan infeksi (207 kasus) (Kemenkes RI, 2019). Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015). Pentingnya dilakukan serangkaian pemeriksaan serta bagaimanan proses penanganan persalinan berlangsung sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu pasca persalinan, oleh karena itu penatalaksanaan awal pada masalah preeklampsi perlu dilakukan dengan mengidentifikasi faktor resiko untuk setiap ibu hamil melalui asuhan antenatal care sebab masalah preeklamsi pada awalnya tidak memberikan gejala dan tanda, namun dapat memperburuk kondisi ibu dan bayi dengan cepat. Tujuan utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi ibu yang aman dan persalinan bayi yang sehat. (POGI, 2016). Salah satu model asuhan keperawatan yang menekankan pada konsep perubahan adaptasi secara keseluruhan yaitu model keperawatan adaptasi Callista Roy atau “Holistic Adaptif Sytem” . Model asuhan keperawatan yang diberikan menggunakan pendekatan perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubugan interdependensi selama sehat dan sakit. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, kontesktual stimuli dan residual stimuli. Roy juga mengadaptasi nilai “Humanisme” dalam model konseptualnya A.H. Maslow. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan yaitu keyakinan terhadap kemampuan koping manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan (Rakhman, 2014). Peran perawat dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien preeklampsia bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas serta mencegah terjadinya komplikasi pasca persalinan. Oleh sebab itu asuhan keperawata pasien dengan preeklamsi dilakukan untuk meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan kondisinya pasca melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk beradaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada sub populasi ibu hamil 1.3.2 Tujuan Khusus Mengkaji Klien Dengan Preeklampsi. Merumuskan Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan Preeklampsi. Menyusun Perencanaan Keperawatan Pada Klien Dengan Preeklampsi. Melaksanakan Intervensi Pada Klien Dengan Preeklampsi. Mengevaluasi Pada Klien Dengan Preeklampsi. 1.4 Sistematika Penulisan