Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN KRITIS

DAN

PERAN FUNGSI KEPERAWATAN KRITIS

DISUSUN OLEH :

IGNATIUS MANAHULENDING

1814201027

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas ujian
akhir semester mata kuliah keperawatan kritis dengan judul “KONSEP KEPERAWATAN KRITIS
DAN PERAN FUNGSI KEPERAWATAN KRITIS”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Sekian dari saya Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya bagi
mahasiswa keperawatan.

Manado, januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2.Tujuan.............................................................................................................................1
1.3.Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Peran Perawat................................................................................................................2
2.2.Fungsi Perawat...............................................................................................................7
2.3.Tujuan Keperawatan Intensif.......................................................................................7
2.4.Pengertian ruang ICU/ICCU........................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran perawat dalam keperawatan kritis memberikan pengawasan, asuhan keperawatan yang
tepat serta penyelamatan pasien dari bahaya yang bertujuan mengurangi resiko yang diakibatkan
oleh sakit yang dialaminya maupun pelayananan yang kadang membutuhkan proses yang lama,
Karena perawat yang lebih lama waktunya dalam berinteraksi dengan pasien dalam proses
keperawatan maka disini juga diperlukan perhatian lebih dalam memberikan pengawasan dan
keselamatan pasien agar terhindar dan dapat mencegah resiko buruk yang dapat ditimbulkan. Dalam
hal ini sebagai pemberi asuhan keperawatan perawat harus bisa menjadi pembuat keputusan yang
tepat akan kondisi pasiennya, juga sebagai advokasi, bisa memberikan penjelasan yang tepat, dan
harus bisa berkolaborasi baik dengan pasien, keluarga maupun dengan tim medis lainnya.

1.2 Tujuan
1. Peran keperawatan kritis
2. Fungsi keperawatan Kritis
3.Tujuan Keperawatan Intensif
4. Pengertian ICU/ICCU

1.3 Rumusan Masalah


1. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil (Kusnanto, 2009). Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk
menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, yang telah menyelesaikan pendidikan
formalnya, diakui dan diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab.

2. keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesinya.

3. Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit dimana
segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di
miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian
pasien secepat mungkin dalam bentuk proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,
1

identifikasi masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi.

4. Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat di unit perawatan intensif perlu bekal ilmu dan
pengalaman yang cukup, sehingga kompeten dalam penanganan pasien kritis. Kompetensi
teknikal perawat merupakan kompetensi tidak terbatas pada kemampuan melakukan tindakan
keperawatan namun lebih penting adalah keterampilan mendapatkan data yang valid dan
terpercaya serta keterampilan melakukan pengkajian fisik secara akurat, keterampilan
mendiagnostik masalah menjadi diagnosis keperawatan, keterampilan memilih dan menentukan
intervensi yang tepat.

5. ICU/ICCU adalah pelayanan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatan secara
terkonsentrasi dan lengkap. Unit ini memiliki tenaga perawat yang terlatih khusus dan berisi peralatan
yang memantau dan dukungan khusus untuk pasien yang membutuhkan perawatan dan observasi
intensive dan komprehensif pada pasien dengan gangguan kardiovaskular yang tidak di operasi dan
masih berada dalam kondisi kritis sehingga memerlukan pemantauan hemodinamik yang sangat ketat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Perawat

2.1.1. Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil (Kusnanto, 2009). Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk
menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya, diakui
dan diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesinya.
2

Peran yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran sebagai pelaksana, peran sebagai pendidik,
peran sebagai pengelola, dan peran sebagai peneliti.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat mempunyai peran dan fungsi sebagai
perawat diantaranya pemberi perawatan, sebagai advokat keluarga, pencegahan penyakit, pendidikan,
konseling, kolaborasi, pengambil keputusan etik dan peneliti (Hidayat,2012).

Keperawatan kritis adalah salah satu keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam
jiwa. Dalam hal ini Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab
untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian
optimal (American Association of Critical-Care Nurses). Pada tahun 2013 pemerintah Australia
mengesahkan program Keselamatan dan Kualitas Standar Pelayanan Kesehatan Nasional. Suatu
kegiatan dalam rangka Akreditasi unit pelayanan, jadi harus lebih meningkatkan dan mengembangkan
dalam pelaksanaan pelayanannya dalam berbagai hal.

Pelaksanaan ini mencakup beberapa aspek termasuk pengaturan tata kelola, kemitraan dengan
konsumen dan proses pelayanan kesehatan. Di negara Australia 62% perawat rumah sakit merupakan
komponen terbesar yang memainkan peranan penting dalam memenuhi standar tersebut.
Permasalahan yang selalu dihadapi semua unit pelayanan kesehatan hampir sama yaitu bagaimana
upaya dalam meningkatkan segi pelayanan, baik dari kesejahteraan maupun keselamatan pasiennya
dan biasanya hal tersebut dikaitkan dengan beberapa faktor seperti jumlah tenaga perawat tidak
memadai, ketrampilan dari perawat itu sendiri, prasarana yang kurang mendukung serta management
yang kurang terstruktur dengan baik. Tentu saja hal ini juga harus ditunjang pada kegiatan dan hal
yang dapat meningkatkan kesejahteraan perawat yang dapat memberikan motivasi, minat
kerja/peningkatan kinerja perawat agar peningkatan status kesehatan yang diharapkan juga dapat
tercapai. Dan tentunya untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas pelayanan pemerintah Australia
melakukan berbagai kegiatan yang difokuskan agar dapat mencapai targetnya, yaitu dengan
menambah tenaga perawat, pengoptimalan kinerja perawat, pengoperasian jam kerja yang terstruktur
dengan baik, penempatan sesuai dengan bidang keahliannya, meningkatakan kesejahteraan perawat.
Salah satunya tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan berbagai pelatihan yang
menunjang sesuai yang disesuaikan dengan bidang keperawatannya. Diharapkan dengan peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki perawat diharapkan semakin baik pula status kesehatan
pasien sehingga terhindar dari perawatan yang lama yang dapat menimbulkan permasalahan baru
seperti decubitus dan infeksi lainnya, mencegah pasien mengalami cedera/jatuh dan masalah lain.
Sehingga dapat meminimalkan sekecil mungkin resiko yang dapat disebabkan karena proses
perawatan selama di rumah sakit.
3

Peran perawat dalam keperawatan kritis memberikan pengawasan, asuhan keperawatan yang tepat
serta penyelamatan pasien dari bahaya yang bertujuan mengurangi resiko yang diakibatkan oleh sakit
yang dialaminya.

Maupun pelayananan yang kadang membutuhkan proses yang lama, Karena perawat yang
lebih lama waktunya dalam berinteraksi dengan pasien dalam proses keperawatan maka disini juga
diperlukan perhatian lebih dalam memberikan pengawasan dan keselamatan pasien agar terhindar dan
dapat mencegah resiko buruk yang dapat ditimbulkan. Dalam hal ini sebagai pemberi asuhan
keperawatan perawat harus bisa menjadi pembuat keputusan yang tepat akan kondisi pasiennya, juga
sebagai advokasi, bisa memberikan penjelasan yang tepat, dan harus bisa berkolaborasi baik dengan
pasien, keluarga maupn dengan tim medis lainnya.

2.1.2. Macam-macam peran perawat

Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat (2012) perawat mempunyai peran dan fungsi
sebagai perawat sebagai berikut:

1) Pemberi Perawatan (Care Giver) Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan
keperawatan, sebagai perawat, pemberian pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan asah, asih dan asuh. Contoh pemberian asuhan keperawatan meliputi
tindakan yang membantu klien secara fisik maupun psikologis sambil tetap memelihara
martabat klien. Tindakan keperawatan yang dibutuhkan dapat berupa asuhan total, asuhan
parsial bagi pasien dengan tingkat ketergantungan sebagian dan perawatan suportif-edukatif
untuk membantu klien mencapai kemungkinan tingkat kesehatan dan kesejahteraan tertinggi
(Berman, 2010). Perencanaan keperawatan yang efektif pada pasien yang dirawat haruslah
berdasarkan pada identifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
2) Advocat Keluarga
Selain melakukan tugas utama dalam merawat, perawat juga mampu sebagai advocat
keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknya
sebagai klien. Dalam peran ini, perawat dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien kepada
profesional kesehatan lain, seperti menyampaikan keinginan klien mengenai informasi
tentang penyakitnya
yang diketahu oleh dokter. Perawat juga membantu klien mendapatkan hak-haknya dan
membantu pasien menyampaikan keinginan (Berman, 2010).
3) Pencegahan Penyakit
Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan sehingga setiap
dalam melakukan asuhan keperawatan harus selalu mengutamakan tindakan

4
pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak dari penyakit atau masalah
yang diderita.
Salah satu contoh yang paling signifikan yaitu keamanan, karena setiap kelompok usia
beresiko
mengalami tipe cedera tertentu, penyuluhan preventif dapat membantu pencegahan banyak
cedera, sehingga secara bermakna menurunkan tingkat kecacatan permanen dan mortalitas
akibat cidera pada pasien (Wong, 2009).
4) Pendidik
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus mampu berperan sebagai
pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku pada pasien atau keluarga harus
selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan. Melalui
pendidikan ini diupayakan pasien tidak lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat
mengubah perilaku yang tidak sehat. Contoh dari peran perawat sebagai pendidik yaitu
keseluruhan tujuan penyuluhan pasien dan keluaraga adalah untuk meminimalkan stres pasien
dan keluarga, mengajarkan mereka tentang terapi dan asuhan keperawatan di rumah sakit, dan
memastikan keluarga dapat memberikan asuhan yang sesuai di rumah saat pulang (Kyle &
Carman,2015).
5) Konseling
Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan peranya dengan memberikan
waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh pasien maupun keluarga,
berbagai masalah tersebut diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan diharapkan pula tidak
terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga maupun pasien itu sendiri. Konseling melibatkan
pemberian dukungan emosi, intelektual dan psikologis. Dalam hal ini perawat memberikan
konsultasi terutama kepada individu sehat dengan kesulitan penyesuaian diri yang normal dan
fokus dalam membuat individu tersebut untuk mengembangkan sikap, perasaan dan perilaku
baru dengan cara mendorong klien untuk mencari perilaku alternatif, mengenai pilihan-
pilihan
yang tersedia dan mengembangkan rasa pengendalian diri (Berman,2010).
6) Kolaborasi
Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang akan
dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan pasien tidak
dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain
seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan lain-lain, mengingat pasien merupakan individu yang
kompleks/yang membutuhkan perhatian dalam perkembangan (Hidayat,2012).
7) Pengambilan Keputusan Etik
Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran yang sangat penting sebab perawat
selalu berhubungan dengan pasien kurang lebih 24 jam selalu disamping pasien, maka peran

5
perawatan sebagai pengambil keputusan etik dapat dilakukan oleh perawat, seperti akan
melakukan tindakan pelayanan keperawatan (Wong, 2009).
8) Peneliti
Adalah Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat pasien.
Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan pasien, yang dapat
dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran perawat sebagai peneliti
dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien (Hidayat,2012).
Menurut Puspita (2014), peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif sebagai upaya memberikan kenyamanan dan kepuasan pada pasien, meliputi:
Caring, merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat, menghargai orang lain, artinya memberi
perhatian dan mempelajari kesukaan- kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir
dan bertindak.
1) Sharing
artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau
2) berdiskusi dengan pasiennya.
3) Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman pasien.
4) Crying
artinya perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien maupun perawat lain
sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupunduka.
5) Touching
artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis
yang memiliki makna.
6) Helping
artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
7) Believing
in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
8) Learning
artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
9) Respecting
artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan pasien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.

10) Listening
artinya mau mendengar keluhanpasiennya.
11) Feeling
artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas pasien.

2.2. Fungsi Perawat

Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit dimana segala
aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki,
aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat
mungkin dalam bentuk proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, identifikasi masalah
(diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi (Aisiah, 2004). Fungsi perawat
dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1) Fungsi independen, merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilaksanakan
2) sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3) Fungsi dependen, merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatan atas pesan atau instruksi dari perawat lain.
4) Fungsi interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan lainnya.

2.3. Tujuan Keperawatan Intensif

Tujuan keperawatan intensif sesuai Standar Pelayanan Keperawatan di ICU (Dep. Kes. RI , 2006)
adalah :

1. Menyelamatkan nyawa.

2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan monitoring yang
ketat, disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data yang didapat dan melakukan tindak lanjut.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan.

4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien.

5. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan
pasien.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat di unit perawatan intensif perlu bekal ilmu dan pengalaman
yang cukup, sehingga kompeten dalam penanganan pasien kritis. Kompetensi teknikal perawat
merupakan kompetensi tidak terbatas pada kemampuan melakukan tindakan keperawatan namun
lebih penting adalah keterampilan mendapatkan data yang valid dan terpercaya serta keterampilan
melakukan pengkajian fisik secara akurat, keterampilan mendiagnostik masalah menjadi diagnosis
keperawatan, keterampilan memilih dan menentukan intervensi yang tepat (Rosjidi & Harun, 2011).

Selain mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien kritis, perawat di unit perawatan
intensif juga dituntut untuk mampu menjaga mutu pelayanan yang berkulitas. Dalam menjaga mutu
pelayanan di unit perawatan intensif, fungsi dan peran perawat sangat besar, karena proses perawatan
pasien diantaranya dengan observasi kondisi pasien secara ketat yang dilakukan oleh perawat.
Beberapa peran perawat dalam menjaga mutu pelayanan intensif yaitu : mencuci tangan setiap five
moment berinteraksi dengan pasien, mampu mengatasi pasien dalam keadaan gawat secara cepat,
menjaga kesterilan setiap alat invasive yang terpasang pada pasien, memonitor pasien yang terpasang
alat invasif, mengubah posisi pasien yang tirah baring lama, menjaga keamanan pasien yang beresiko
jatuh, merawat pasien dengan luka post operatif, menjaga kesterilan saat melakukan suctioning pada
pasien dengan ventilasi mekanik serta memelihara kesterilan selang pada mesin ventilator. Apabila
semua staf perawat dapat melaksanakan perannya dengan, mutu pelayanan unit perawatan intensif
seperti dibawah ini dapat terjamin :

1. Memberikan respon time yang cepat dalam penanganan kegawatan


2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Menurunkan resiko jatuh
4. Mencegah terjadinya infeksi akibat kateter vena perifer
5. Mencegah terjadinya infeksi akibat kateter vena sentral
6. Mencegah terjadinya infeksi atau reaksi alergi akibat transfusi
7. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi
8. Mencegah terjadinya infeksi saluran kencing akibat pemasangan catheter urin
9. Mencegah terjadiya ventilator acquired pneumonia
Kompetensi perawat dalam penanganan pasien kritis dan menjaga mutu pelayanan ini tidak hanya
membutuhkan ilmu dan pengalaman yang cukup, namun juga tingkat kepedulian dalam merawat
pasien dengan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi perawat
dengan pasien, keluarga pasien serta profesi atau unit lain. Perawat wajib berkomunikasi
dengan pasien sadar maupun yang tidak sadar pada saat melakukan tindakan keperawatan
dan komunikasi penting dilakukan dalam penentuan tingkat kesadaran pasien. Kepada pihak keluarga,
perawat perlu.

Mengorientasikan ruangan, kondisi pasien yang berubah-ubah setiap saat dan hal-hal penting
lainnya agar informasi tentang pasien diterima dengan baik dan kepuasan keluarga pasien dapat
tercapai. Hubungan perawat dengan unit lain atau profesi kesehatan lain juga memerlukan komunikasi
dan kerjasama yang baik agar pengelolaan pasien kritis bisa optimal serta sasaran keselamatan pasien
dapat tercapai (Yulianingsih, 2015).

2.4. Pengertian ICU/ICCU

ICU/ICCU adalah pelayanan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatan secara
terkonsentrasi dan lengkap. Unit ini memiliki tenaga perawat yang terlatih khusus dan berisi peralatan
yang memantau dan dukungan khusus untuk pasien yang membutuhkan perawatan dan observasi
intensive dan komprehensif pada pasien dengan gangguan kardiovaskular yang tidak di operasi dan
masih berada dalam kondisi kritis sehingga memerlukan pemantauan hemodinamik yang sangat ketat.
Perawatan intensif biasanya hanya disediakan untuk pasien-pasien dengan kondisi kritis yang
memiliki peluang baik untuk bertahan hidup. Ruang lingkup pelayanan ICU/ICCU meliputi
pemberian dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernafasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat,
renal baik pada pasien dewasa, anak, dan pasien paska bedah (Depkes RI, 2003).

ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana, serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-
fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat, dan staf lain yang berpengalaman
dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.Fungsi utama ICU/ICCU adalah untuk pasien kritis
yang membutuhkan perhatian medis dan alat-alat khusus, sehingga memudahkan pengamatan dan
perawatan oleh perawat yang sudah terlatih (WHO, 1992).

2.4.1. Indikasi Masuk dan Keluar ICU

Suatu ICCU harus mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis dan
yang masih diharapkan dapat pulih kembali. Pasien yang layak untuk dirawat di ruang ICCU adalah

1. Pasien yang memerlukan intervensi medis yang segera oleh tim intensive care.
2. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sitem organ tubuh secara terkoordinasi dan secara
berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan terus menerus dan terapi titrasi.

3. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantuan kontinyu dan tindakan segera untuk mencegah
timbulnya dekompensasi fisiologis, yang termasuk ke dalam sakit kritis yaitu penyakit jantung
koroner.

2.4.2. Perawat ICCU

Seorang perawat yang bertugas di ICU melaksanakan tiga tugas utama yaitu, life support,
memonitor keadaan pasien dan perubahan keadaan akibat pengobatan dan mencegah komplikasi yang
mungkin terjadi. Di Australia diklasifikasikan empat kriteria perawat ICU yaitu, perawat ICU yang
telah mendapat pelatihan lebih dari duabelas bulan ditambah dengan pengalaman, perawat yang telah
mendapat latihan sampai duabelas bulan, perawat yang telah mendapat sertifikat pengobatan kritis
(critical care certificate), dan perawat sebagai pelatih (trainer) (Rab, 2007).

Di Indonesia, ketenagaan perawat di ruang ICU di atur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan ICU di Rumah Sakit yaitu, untuk ICU level I maka perawatnya adalah perawat terlatih
yang bersertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50%
dari jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU, dan untuk ICU
level III diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan
bersertifikat ICU.

2.4.3. Peralatan di ruang ICU/ICCU

Pada prinsipnya alat dalam perawatan intensif dapat di bagi atas dua yaitu alat-alat pemantau
dan alat-alat pembantu termasuk alat ventilator, hemodialisa dan berbagai alat lainnya termasuk
defebrilator. Alat-alat monitor meliputi bedside dan monitor sentral, ECG, monitor tekanan
intravaskuler dan intrakranial, komputer cardiac output, oksimeter nadi, monitor faal paru, analiser
karbondioksida, fungsi serebral/monitor EEG, monitor temperatur, analisa kimia darah, analisa gas
dan elektrolit, radiologi (X-ray viewers, portable X-ray machine, Image intensifier), alat-alat respirasi
(ventilator, humidifiers, terapi oksigen, alat intubasi (airway control equipment), resusitator otomatik,
fiberoptik bronkoskop, dan mesin anastesi ( Rab, 2007).
Instrumentasi yang begitu beragam dan kompleks serta ketergantungan pasien yang tinggi
terhadap perawat dan dokter (karena setiap perubahan yang terjadi pada pasien harus di analisa secara
cermat untuk mendapat tindakan yang cepat dan tepat) membuat adanya keterbatasan ruang gerak
pelayanan dan kunjungan keluarga. Kunjungan keluarga biasanya dibatasi dalam hal waktu kunjungan
(biasanya dua kali sehari), lama kunjungan (berbeda-beda pada setiap rumah sakit) dan jumlah
pengunjung (biasanya dua orang secara bergantian).

10

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keperawatan kritis adalah salah satu keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang menghadapi
secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Dalam hal
ini Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan
pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American
Association of Critical-Care Nurses).
11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/78028565/peran keperawatan kritis Dan-


Woc-a (diakses 22 februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai