Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arina Raisatul Hasanah

Prodi : Bahasa Indonesia


Makul : Sejarah sastra Indonesia

I.Sastra Angkatan Balai pustaka

1.Tokoh - tokoh sastra angkatan balai pustaka :


a.Nur Sutan Iskandar
b.Marah Rusli
c.AbdulMuis
d.Hamka ( Haji Abdul malik Karim Amrullah )
e.Adlin Affandi
f.Hamidah
g.saadah Alim

2.Karya - karya dari masing masing tokoh tersebut yaitu :


a.Nur Sutan Iskandar, Karyanya:Salah pilih, Apa dayaku karena aku perempuan,
karena mertua, Hulubalang Raja
b.Marah Rusli, karyanya : Siti Nurbaya, La hami, anak dan kemenakan
c.Abdul Muis, Karyanya : Salah Asuhan, Suropati, Pertemuan Jodoh
d.Hamka, Karyanya : Merantau ke Deli, Dijemput Mamaknya
e.Adlin Affandi, Karyanya : Gadis modern
f. Hamidah, Karyanya : Kehilangan Mestika
g.Saadah Alim, Karyanya : Pembalasannya

3.Kisah Siti Nurbaya

Tokoh : Siti Nurbaya, baginda Sulaiman, Samsul ( kekasih Siti nurbaya ), datuk Maringgih

Siti Nurbaya dan Samsul adalah teman sejak kecil. Beranjak dewasa, keduanya


berubah menjadi sepasang kekasih. Sayang, kemudian mereka terpisah karena samsul harus
bersekolah di Batavia. Namun samsul berjanji untuk melamar Nurbaya setelah menamatkan
studi di tanah Jawa. Itu merupakan janji suci kisah cinta mereka berdua.
Tak lama berselang, Nurbaya harus menerima kenyataan pahit bahwa usaha ayahnya ,
yaitu Baginda Sulaiman bangkrut. Ditambah dengan tagihan utang yang selalu datang,
sampai pada satu hari Pemberi hutang, Datuk Maringgih, menawarkan Nurbaya sebagai
penebus utang Baginda Sulaiman.
Nurbaya menimbang masak-masak keputusannya. Ia dengan lapang hati bersedia
menikah dengan Rentenir tua tersebut untuk melunasi semua hutang ayahnya. Naas, malang
datang bertimpa-timpa. Tak lama berselang setelah ia menikah, ayahnya meninggal karena
tak kuat menerima kenyataan pahit yang harus diterima Nurbaya.
Kabar itu sampai di tanah seberang, Samsul tahu bahwa kekasihnya telah diakal-akali
oleh  Datuk Maringgih. Ia bertekad untuk merebut kembali kekasihnya serta membalas
dendam keluarga Nurbaya.
Malang, Samsul kemudian masuk jebakan Datuk Maringgih. Ia harus rela diusir oleh
ayahnya, keluarganya dari Padang. Lebih sakit lagi ketika ia harus bisa menerima keadaan
bahwa kekasihnya mati diracun oleh Datuk.Butuh bertahun tahun lamanya sampai ia berhasil
membalas dendam. Dalam sebuah serangan Belanda ke Minangkabau, Samsul berhasil
membunuh Datuk Maringgih dengan Tangannya sendiri.
II.Sastra Angkatan Pujangga Baru

1.Tokoh – tokoh sastra angkatan pujangga baru :


a.Sutan takdir Alisyahbana
b.sanusi Pane
c.Armyn Pane
d.Amir hamzah
e.Y.E. Tatengkeng
f.Suman hasibuan

2.Karya – karya dari tokoh – tokoh tersebut diatas, yaitu :


a.Sutan takdir Alisyahbana, karyanya : Tak putus dirundung malang, Anak perawan
disarang penyamun, Layar terkembang, Tebaran mega.
b.Sanusi Pane, karyanya : Pancaran cinta, Puspa Mega, madah kelana, arjuna
Wiwaha.
c.Armyn Pane, Karyanya : Belenggu, Jiwa berjiwa
d.Amir hamzah, Karyanya : Nyanyi sunyi, Buah rindu, Setanggi timur.
e. Y.E. Tatengkeng, karyanya : Rindu dendam
f.Suman Hasibuan, Karyanya : Kasih tak terlerai, Percobaan setia, kasih tersesat,
Tebusan darah.

3.kisah tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck mengisahkan tentang perbedaan latar belakang


sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian.
Berlatar tahun 1930-an, dari tanah kelahirannya Makassar, Zainuddin berlayar menuju
kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Di sana, ia bertemu dengan Hayati
seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya. Keduanya jatuh cinta.
Namun, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Zainuddin hanya
seorang melarat yang tak bersuku; karena ibunya berdarah Bugis dan ayah berdarah Minang,
statusnya dalam masyarakat Minang yang matrilineal tidak diakui. Oleh sebab itu, ia
dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau.
Sedangkan Hayati adalah perempuan Minang santun keturunan bangsawan.
Pada akhirnya, lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati. Hayati dipaksa menikah
dengan Aziz .laki-laki kaya terpandang yang lebih disukai keluarga Hayati daripada
Zainuddin. Kecewa, Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari tanah Minang
dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin bekerja
keras membuka lembaran baru hidupnya. Sampai akhirnya ia menjadi penulis terkenal
dengan karya-karya masyhur dan diterima masyarakat seluruh Nusantara.
Tetapi sebuah peristiwa tak diduga kembali menghampiri Zainuddin. Di tengah
gelimang harta dan kemasyhurannya, dalam sebuah pertunjukan opera, Zainuddin kembali
bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Pada akhirnya, kisah cinta Zainuddin dan
Hayati menemui ujian terberatnya; Hayati pulang ke kampung halamannya dengan
menaiki kapal Van der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati
tenggelam. Sebelum kapal tenggelam, Zainuddin mengetahui bahwa Hayati sebetulnya masih
mencintainya dan Hayati menghembuskan nafas terakhirnya.
III.Sastra angkatan 1945

1.Ciri – ciri karya sastra angkatan 1945 ,yaitu :


a.Pilihan kata atau diksi menggunakan kosakata bahasa sehari-hari, sehingga mudah
dipahami bahkan oleh pembaca awam.
b.Menggunakan kata-kata, frasa, dan kalimat-kalimat ambigu, yang dapat menyebabkan
arti ganda dan banyak tafsir.
c.Mengekspresikan kehidupan batin atau kejiwaan manusia melalui peneropongan batin
sendiri. Pada angkatan inilah banyak sastra yang menggunakan konflik batin dan
mengeksplorasinya dengan baik.
d.Mengemukakan masalah kemanusiaan umum (humanisme universal). Misalnya,
tentang kesengsaraan hidup, hak-hak asasi manusia, masalah kemasyarakatan, dan
kepincangan dalam masyarakat, seperti gambaran perbedaan mencolok antara golongan
kaya dan miskin. Secara nggak langsung sastra juga menjadi alat untuk mengkritik
kondisi di sekitar.
e.Filsafat eksistensialisme mulai dikenal.

2.Tokoh – tokoh sastra angkatan 1945, yaitu :


a.Chairil anwar
b.Asrul sani
c.Idrus
d.Achdiat K. Mihardja
e.Trisno Sumardjo
f.Utuy Tatang Sontani

3.Karya sastra dari tokoh – tokoh tersebut diatas , yaitu :


a.Chairil Anwar, karyanya : Kerikil tajam, deru campur debu
b.Asrul sani, karyanya : Tiga menguak takdir
c.Idrus, karyanya : Dari Ave maria ke Djalan lain ke Roma, perempuan dan
kebangsaan
d.achdiat K. mihardja, karyanya : Atheis
e.Trisno Sumardjo, karyanya : Kata hati dan perbuatan
f.Utuy tatang Sontani, karyanya : Suling, tambera, awal dan Mira

IV.Sastra angkatan 1950

1.Tokoh – tokoh sastra angkatan 1950 :


a.W.S. Rendra
b.Ajip Rosidi
c.A.A. Navis
d.Trisnowujono
e.N.H.Dini

2.Karya – karya sastra dari tokoh – tokoh tersebut diatas, yaitu :


a.W.S Rendra, karyanya : Balada orang – orang tercinta, Ia sudah bertualang, Empat
b.Ajip Rosidi, karyanya : Tahun – tahun kematian, pesta, Ditengah keluarga, Sebuah
rumah buat hari tua, perjalanan penganten
c.A.A Navis, Karyanya : Robohnya Surau kami, Bianglala, Hujan panas, Kemarau
d.Trisnowujono, karyanya :Angin laut, Di medan perang, Kisah – kisah Revolusi
e.N.H Dini, karyanya : Dua dunia, Hati yang damai
V.Sastra angkatan 1960

1.Tokoh – tokoh sastra angkatan 1960 :


a.Motinggo Boessje
b.Djamil Suherman
c.Bur Rasuanto
d.Goenawan Mohammad
e.Sapardi Djoko damono

2. Karya – karya sastra dari tokoh – tokoh tersebut diatas, yaitu :


a.Motinggo Boessje, karyanya : Badai sampai sore, malam Djahannam, Perempuan
itu bernama Barabah, Hari ini taka da Tjinta
b.Djamil Suherman, karyanya : Muara, umi Kulsum, Perjalanan ke akhirat
c.Bur Rasuanto, karyanya : Bumi yang berpeluh, Mereka akan bangkit
d. Goenawan Mohammad, karyanya : Almanak, Manifestasi, hari terakhir seorang
penyair
e. Sapardi Djoko Damono, karyanya : Dukamu abadi, perahu kertas, ayat – ayat api

3.Arifin Chairin Noer

Arifin Chairin Noer yang meninggal pada 28 Mei 1995, tepat hari ini tiga windu lalu,
dikenal sebagai dramawan sekaligus sutradara film autodidak yang sangat berbakat. Melalui
media teater dan film arahannya, Arifin hampir tidak pernah luput menyertakan nilai-nilai
humanis sekaligus kritik sosial yang selalu dapat dijadikan bahan renungan.Arifin sudah
tertarik mendalami dunia sastra sejak usia sekolah. Di kota kelahirannya Cirebon, Arifin tidak
tamat SMA. Dia malah pamit merantau ke Solo agar dapat pindah ke SMA Jurnalistik dan
bergabung ke Lingkaran Drama Rendra dan Himpunan Sastrawan Surakarta.Perantauan
Arifin tidak lantas berhenti di Solo. Arifin kemudian melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Di
kota pelajar itulah, ia berkesempatan menimba pengalaman di Teater Muslim yang dipimpin
oleh Mohammad Diponegoro.Menurut catatan Jamal D. Rahman dalam 33 Tokoh Sastra
Indonesia Paling Berpengaruh (2014), barulah pada usia 27 tahun Arifin hijrah ke Jakarta.
Sekitar tahun 1968, ia mendirikan perkumpulan teater eksperimental yang bernuansa
kekeluargaan bernama Teater Ketjil. Di sanalah Arifin menjelma menjadi fenomena penting
dalam sastra Indonesia (hlm. 505-506).Arifin memulai penyutradaraannya lewat Suci Sang
Primadona (1977.Di antara seluruh film arahannya, film Penumpasan Pengkhianatan G30 S
PKI menjadi filmnya yang paling membekas dalam sejarah. Arifin bisa jadi beruntung,
karena dari sekian banyak sutradara berbakat dia yang dipilih pemerintah Orde Baru untuk
menggarap film sejarah kolosal paling ambisius dengan melibatkan tidak kurang dari 122
pemain, 10.000 figuran, dan ratusan set film yang menyebar di Jakarta dan Bogor.

VI.sastra angkatan 1966 – 1970 an

1.Tokoh – tokoh sastra angkatan 1966 – 1970 an yaitu :


a.Taufik Ismail
b.Abdul Hadi WM
c.Umar Kayam
d.Iwan simatupang
e.Titis Basino
2. Karya – karya sastra dari tokoh – tokoh tersebut diatas, yaitu :
a.Taufik Ismail, karyanya : Buku tamu musim perjuangan, Sajak lading jangung,
Tirani dan benteng, kenalkan
b.Abdul Hadi WM, karyanya : Potert panjang seorang pengunjung pantai sanur,
Tergantung pada angina
c.Umar Kayam, karyanya : seribu kunang – kunang di manhattan, Para Priyayi, Jalan
menikung, kelir tanpa batas
d. Iwan Simatupang, karyanya : merahnya merah, Tegak lurus dengan langit, Masa
bergolak,kering
e.Titis basino, karyanya: Bukan rumahku, Pelabuhan hati

VII.Sastra angkatan reformasi

1.Tokoh – tokoh sastra angkatan Reformasi yaitu :


a.Ahmadun Yosi Herfanda
b.Acep zamzam Noor
c.Wiji Thukul

2. Karya – karya sastra dari tokoh – tokoh tersebut diatas, yaitu :


a.Ahmadun Yosi Herfanda, karyanya : Ladang hijau, Sang matahari, Syair istirah,
sajak Penari, sebelum tertawa dilarang, sembahyang rumputan
b.Acep zamzam Noor, karyanya : Tamparlah mukaku, Aku kini doa, Kasidah sunyi,
Diluar kata, dari kota hujan, Dongeng dari negeri sembako, Menjadi penyair lagi
c.Wiji Thukul, karyanya : Aku ingin jadi peluru

3.Wiji Thukul

Widji Thukul, yang bernama asli Widji Widodo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26


Agustus 1963 – meninggal di tempat dan waktu yang tidak diketahui, hilang sejak diduga
diculik, 27 Juli 1998 pada umur 34 tahun) adalah sastrawan dan aktivis hak asasi manusia
berkebangsaan Indonesia. Wiji Thukul merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan
penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 sampai sekarang dia tidak diketahui keberadaannya,
dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer.

Anda mungkin juga menyukai