Anda di halaman 1dari 5

RESUME KEPEMIMPINAN PANCASILA DAN NASIONALISME

Oleh
Drs. Slamet Riyadi, M.Pd

Kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme mengimplementasikan nilai-nilai makro wawasan


kebangsaan kedalam perbuatan nyata bela negara pada praktik penerapan kepemimpinan Pancasila
Melihat Indonesia sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh antara gatra fisik
(sdm,geografis,sda/ska) dengan gatra sosial (IPOLEKSOSBUD HANKAM)
Konsep wawasankebangsaandankepemimpinanpancasila menekankan kepada penguatan kesadaran
keindonesiaan sesuai konsep wawasan nusantara (Asta Gatra), ketahanan dan kewaspadaan nasional
Operasional bela negara dan kepemimpinan pancasila menekankan kepada penjabaran konsep bela
negara dan penerapan nilai-nilai bela negara kedalam praktik kepemimpinan Pancasila
Wawasan Nusantara adalah Wawasan Kebangsaan Indonesia yang menempatkan Indonesia sebagai
satu kesatuan bangsa dan negara yang secara fisik dan sosial berada ditengah gugusan
kepulauan yang bernama Nusantara.
Indonesia dilihat dari presfektif Wawasan Nusantara adalah kesatuan wilayah kedaulatan NKRI
yang terdiri dari Laut dan Samudera yang ditengahnya ditumbuhi lebih dari 17.000 pulau besar dan
kecil, terletak diantara kota Sabang diujung sebelah Barat dan kota Merauke diujung sebelah Timur
serta antara pulau Miyanas di ujung sebelah Utara dan pulau Rote di ujung sebelah Selatan, dengan
titik koordinat pada: 6o LU – 141o LS dan 95o BT _ 141 o BT.
ASTA GATRA adalah 8 Aspek Kehidupan Bangsa yang menggambarkan keberadaan Bangsa
Indonesia ditengah dinamika Lingkungan Strategis, terdiri dari Aspek Fisik (TRI GATRA) dan
Aspek Sosial (PANCA GATRA) dimana antara keduanya saling terhubung, saling berinteraksi dan
saling melengkapi dalam hubungan yang bulat dan utuh serta tidak terpisahkan satu sama lain .
TRI GATRA terdiri dari : (1) Letak dan Kondisi Geografis, (2) Jumlah dan Kemampuan Penduduk,
(3) Jumlah dan Pemanfaatan Sumber Kekayaan Alam/Sumber Daya Alam Indonesia
PANCA GATRA terdiri dari : (1) Penerapan Ideologi Pancasila, (2) Kondisi dan perkembangan
kehidupan Politik, (3) Kondisi dan Perkembangan kehidupan Ekonomi, (4) Kondisi dan
Perkembangan kehidupan Sosial Budaya, (5) Kondisi dan kemampuan Pertahanan Keamanan
didalam menghadapi perkembangan Lingkungan Strategis .
GEO POLITIK DAN GEO STRATEGI
Wawasan nusantara sebagai landasan geo politik dan geo strategi indonesia, peneguhan eksistensi
dan kedaulatan nkri berbasiskan keunggulan letak dan kondisi geografis indonesia sebagai negara
kepulauan yang terletak pada koordinat : 6o LU – 141o LS dan 95o BT _ 141 O BT.
Indonesia adalah sebuah negara dan bangsa yang tinggal dan menjalani kehidupan kemasyarakatan,
kebangsaan dan kenegaraan pada wilayah kedaluatan NKRI yang terletak diantara Benua Asia dan
Benua Australlia, antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
Secara Geografis wilayah kedaulatan NKRI terdiri dari hamparan laut dan samudera yang
ditengahnya ditumbuhi berpuluh ribu pulau besar dan kecil yang tersebar diantara Kota Sabang di
sebelah Timur sampai Kota Merauke di sebelah Barat dan diantara pulau Miyanas di sebelah Utara
sampai dengan Pulau Rote di sebelah Selatan, Laksana Untaian Ratna Mutu Manikam disepanjang
Garis Khatulistiwa.
Geo Politik Indonesia adalah Sikap dan Pendirian Bangsa dan Negara yang meneguhkan Eksistensi
dan Kedaulatan NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD NRI 1945 sebagai Negara Kepulauan
yang didalamnya tinggal dan hidup beraneka suku bangsa Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika
ditengah dinamika pergaulan negara dan bangsa-bangsa dunia dalam hubungan yang saling
menghargai dan tidak saling mengintervensi (Face Full Co Existence )
Untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman yang dapat membahayakan eksistensi bangsa dan
NKRI, diperlukan Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional yang berbasis Kesemestaaan
dengan mendaya gunakan potensi Geografi,Demografi dan Kondisi Sosial yang dalam
implementasinya dikembangkuatkan melalui strategi yang berorientasi kedalam dan keluar
antara lain dalam bentuk : 1) Peningkatan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, 2) Peningkatan
Kewaspadaan Nasional dalam segala bidang Berbasiskan Deteksi Dini dan Cegah Dini , 3)
Peningkatan Ketahanan Nasional dalam Aspek IPOLEKSOSBUD HANKAM, 4) Peningkatan
stabilitas dan sinergitas penyelenggaraan pemerintahan di tingkat pusat sampai daerah dengan
berbasiskan Otonomi Daerah, 5) Peningkatan keterlibatan Indonesia dalam kancah pergaulan
masyarakat dan negara–negara dunia di tingkat global berbasis Politik Luar Negeri Yang
Bebas dan Aktif
KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional sebagai Kondisi adalah Kondisi Dinamis Kehidupan Bangsa dalam aspek
IPOLEKSOSBUD HANKAM yang berisikan Ketangguhan dan Keuletan didalam mempertahankan
diri dari segala bentuk AGHT dari Dalam dan Luar Negeri yang dapat membahayakan keselamatan
Bangsa dan Negara
Ketahanan nasional dinamis yang meliputi keteguhan, keuletan, Kekuatan
Ulet, Lentur dan Kenyal Sehingga tidak mudah Menyerah pada saat Menghadapi setiap
permasalahan dan kesulitan dalam Praktik hidup Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Tangguh dan Tanggon sehingga Tidak Mudah Ditaklukkan Oleh berbagai Kekuatan Internal Dan
Eksternal yang bertujuan Mengganggu dan menghambat Kelancaran penyelenggaraan
Pemerintahan dan Pembangunan Bangsa
Ketahanan Nasional sebagai Konsep adalah konsep kehidupan berbangsa dan Bernegara yang
holistik dan integralistik yang menempatkan seluruh Unsur dan komponen bangsa dan negara dalam
satu kesatuan sistem Kehidupan berbangsa dan bernegara yang bulat dan utuh yang terangkum
dalam Konsepsi ASTA GATRA dan terwadahi dalam NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD
NKRI 1945.
Ketahanan Nasional sebagai Strategi adalah sebuah strategi, cara atau metode menyelesaikan segala
bentuk permasalahan bangsa dan negara dengan memanfaatkan keuletan dan ketangguhan bangsa
dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman dari dalam dan luar negeri serta dengan
menerapkan pendekatan penyelesaian masalah secara integral, terpadu dan berlanjutmenuju
perwujudan Tujuan dan Cita-cita nasional.
Bela negara meliputi Negara, Bangsa ,Masyarakat, Penduduk / Warga Negara
Istilah Bela Negara Pertama Kali disebut dan diatur Secara resmi Dalam Aturan Formal Kenegaraan
pada tanggal 18 Agustus 1945 Dalam Pasal 27 dan 30 UUD NRI 1945
Momentum pemberian mandat mendirikan pdri ini diperingati sebagai hari bela negara nasional
yang penetapannya dilakukan dengan keputusan presiden ri nomor 28 tahun 2006
Sikap, Tindakan, dan Perilaku Warga Negara Yg dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI Yg
berdasarkan Pancasila & UUD NRI 1945 Dalam menjamin Kelangsungan Hidup Bangsa dan
Negara (Agar Terbebas) Dari Segala Bentuk ANCAMAN Dari Dalam Dan Luar Negeri .
Unsur Kegiatan Bela Negara : SIKAP yang setuju dan mendukung Bela Negara, PERILAKU yang
mengindikasikan Pembelaan Kepada Negara, TINDAKAN NYATA Membela Negara sesuai dengan
Nilai-Nilai yang terkandung didalamnya, Harus dilandasi RASA CINTA kepada NKRI yang
BERDASAR Pancasila dan UUD 1945, dan Semata-mata demi MENJAGA KELANGSUNGAN
HIDUP BANGSA DAN NEGARA agar tetap bertahan sampai akhir zaman.
Negera harus dibela karena : Tempat Tumpah Darahku, Bela Negara adalah Hak dan Kewajiban
setiap Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Negara mengalami proses (Lahir, Tumbuh Dan
Berkembang, Berperan dan Eksis Dalam Pergaulan Masyarakat, Bangsa Dan Negara-negara Dunia,
Selalu menghadapi Ancaman dari Dalam dan Luar Negeri)
Kalau Negara Tidak dibela : Eksistensinya bisa Melemah, Kedaulatannya bisa Hilang, Wilayahnya
bisa Berkurang bahkan Habis Sama Sekali, Keselamatan Bangsa akan terancam bahkan bisa-bisa
akan menjadi Bangsa terjajah kembali.
Yang harus dibela : Kedaulatan Negaranya, Keutuhan Wilayahnya, dan Keselamatan Bangsanya
Dunia Sedang Berubah : Disruption, Mengapa Negara Gagal, Pergeseran Geo Politik Dan Geo
Strategi Dunia, Ghost Fleet
Bagaimana Melaksanakan Hak Dan Kewajiban Bela Negara : (1) mengetahui apa yang menjadi
ancaman bangsa dan negara, (2) mengetahui bagaimana menghadapi ancaman, (3) mengetahui apa
nilai-nilai dasar untuk membela negara, (4) mampu menerapkan nilai-nilai bela negara dalam
praktik pelaksanaan tugas dan fungsi
Ancaman Nyata : terorisme & radikalisme, separatis & pemberontakan bersenjata, bencana alam &
lingkungan pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan & pencurian sda, wabah penyakit, perang
cyber & intelijen, peredaran & penyalahgunaan narkoba, ancaman lainnya
Ancaman Belum nyata : konflik terbuka dan Perang konvensional (konflik tetap ada namun kecil
kemungkinan menjadi perang terbuka)
ATHG : 1. Korupsi, 2. Narkoba, 3. Radikalisme &terorisme,
4. Pengikisan karakter bangsa
Menghadapi ancaman : Pertebal Wawasan Nusantara Sebagai Basis Wawasan Kebangsaan
Indonesia, Perkuat Kewaspadaan Nasional Sampai Ketingkat RW/RT/Lingkungan/
Pedukuhan/Nagari/Sub-sub Distrik, Perkokoh Ketahanan Nasional Dalam Segala Aspek Kehidupan
dimulai pada Ketahanan Keluarga, Tingkatkan Kompetensi Diri Khususnya Dalam Penerapan
Teknologi Informasi Pada Praktik Pelaksanaan Tugas, Lakukan Deteksi Dini Dan Cegah Dini
Dalam Segala Permasalahan Di Tengah Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara
Nilai – nilai bela negara : Cinta Tanah Air Indonesia, Sadar Berbangsa Dan Bernegara Indonesia,
Setia Kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia, Rela Berkorban Demi Bangsa Dan
Negara Indonesia, Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara Indonesia
Cara menerapkan nilai-nilai bela negara : Memahami Posisi dan Peran dalam Sistem Pertahanan
Negara, Menjabarkan Nilai-Nilai Bela Negara kedalam Praktik kehidupan sehari-hari, Menyusun
dan melaksanakan Rencana Aksi Penerapan Nilai-Nilai Bela Negara Sesuai Tugas Dan Fungsi
masing-masing .
Nilai – nilai bela negara : Cinta tanah air, kesadaran hidup berbangsa dan bernegara, meyakini
pancasila sbg ideologi negara, rela berkorban demi bangsa, dan negara, membekali diri dengan
kemampuan (awal) bela negara
Cinta Tanah Air : Memahami Letak dan Posisi Geografis Indonesia, Memahami dan menyadari
besarnya Kekayaan SDA, SDM dan Sumber Daya Sosial yang dimiliki Indonesia sekaligus
menyadari Potensi Kerawanan yang ada didalamnya, Mencintai dan menjaga keragaman Suku,
Agama, Adat Istiadat, Budaya dan Bahasa antar daerah Berusaha menjaga dan mempererat
Persatuan dan Kesatuan Nasional, Mencintai, melindungi dan melestarikan Lingkungan hidup,
Flora dan Fauna, Kesuburan Tanah, dan kandungan SDA yang ada didalamnya, Berusaha untuk
menjadi pelopor atau setidaknya berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
merawat, menjaga dan meningkatkan kemanfaatan lingkungan hayati dan non hayati yang ada
disekitarnya, Menjadi pelopor dalam kegiatan Kebersihan lingkungan, Bangga memakai produk
dalam negeri Bangga jadi Orang Indonesia
Sadar hidup Berbangsa : Menyadari Hak dan Kewajiban serta Tanggung jawabnya sebagai Warga
Masyarakat, Warga Bangsa dan Warga Negara Selalu mendahulukan pelaksanaan Kewajiban dari
pada menuntut Hak, Sadar dan Taat Hukum, Adat Istiadat, Norma Sosial dan Norma Susila yang
berlaku disekitarnya Selalu mengutamakan Kepentingan Masyarakat, Bangsa dan Negara dari pada
kepentingan pribadi atau golongan, Menghormati dan menjunjung tinggi Dasar Negara, Lambang
Negara, Bendera Negara, Bahasa Persatuan, Lagu-lagu Wajib Indonesia Menghargai Hak-hak
minoritas dalam praktik kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Tidak KKN,. Selalu
Taat membayar Pajak , Senang bergotong royong, Selalu aktif dalam kegiatan sosial di Kampung,
Selalu aktif dalam kegiatan Siskamling
Indikator Meyakini ( Kebenaran ) Dan Setia Kepada Pancasila Sbg Ideologi Negara : Hafal seluruh
Sila Pancasila, Memahami, Menghayati dan Meyakini akan Kebenaran Nilai-Nilai yang terkandung
dalam seluruh Sila-Sila Pancasila, Mengamalkan Sila-Sila Pancasila dengan sadar, ikhlas dan
Konsisten Yakin bahwa Pancasila adalah Ideologi paling sesuai dengan latar belakang sosio kultural
Masyarakat Bangsa Indonesia, Tidak mentolerir berkembangnya Ideologi lain yang dilarang atau
setidaknya bertentangan / tidak sesuai dengan Pancasila 6. Berusaha untuk menjaga Diri sendiri,
Keluarga dan orang-orang disekitarnya lebih-lebih Siswa Sekolah yang dipimpinnya dari pengaruh
Ideologi lain yang bertentangan / tidak sesuai dengan Pancasila Mengembangkan deteksi dini
terhadap masuk dan berkembangnya Ideologi Terlarang ( Komunis ), Radikalisme dan Terorisme di
Sekolah
Indikator rela berkorban : Selalu menempatkan Kepentingan Bangsa dan Negara diatas
Kepentingan Pribadi dan Golongan Selalu memberikan Yang Terbaik untuk Bangsa dan Negara
Mampu menerapkan dengan ikhlas Slogan : “ Jangan Kau Tanyakan Berapa yang kau terima dan
Bangsa dan Negaramu tapi tanyakan Apa dan Berapa yang telah kau Berikan untuk Bangsa dan
Negaramu “, Berusaha menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan yang dapat merugikan
Kepentingan Bangsa dan Negara 5. Selalu mengajak orang-orang disekitarnya untuk berbhakti
kepada Bangsa dan Negara dengan melaksanaan sebaik-baiknya peran dan fungsinya ditengah
lingkungan kehidupan masing-masing
Melakukan praktik memimpin anak buah dengan landasan nilai-nilai Pancasila: 1. Memimpin
dengan menerapkan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Memimpin dengan menerapkan nilai-
nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, 3. Memimpin dengan menerapkan nilai-nilai Persatuan
Indonesia, 4. Memimpin dengan menerapkan nilai-nilai Kerakyatann Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan, 5. Memimpin dengan menerapkan nilai-nilai
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
PENERAPAN NILAI-NILAI BELA NEGARA DALAM KEPEMIMPINAN PANCASILA :
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila ditempatkan sebagai Falsafah Kepemimpinan
sedangkan Nilai-nilai Bela Negara ditempatkan sebagai landasan Operasional kegiatan Bela Negara
Kepemimpinan yang mengutamakan Kinerja (ADMINISTRATUR) Secara filosofis harus
dilandasi oleh Nilai Pancasila dan secara operasional harus mengimplementasikan nilai-nilai Bela
Negara
Pada sisi kinerja organisasi, perpaduan antara penerapan nilai-nilai Pancasila dan Nilai Bela Negara
dalam praktik kepemimpinan akan terakumulasi dalam bentuk : (1)
terwujudnya suasana kerja yang kondusif, (2) terbentuknya budaya kerja yang produktif, (3)
tercapainya peningkatan kinerja organisasi, (4) meningkatkanya kualitas pelayanan
publik.
Dari sisi kepemimpinan akan terbangun mindset Pemimpin Kinerja berbasis Pancasila yang akan
tampak dalam Sikap dan perilaku kesehariannya sebagai Administrator yang menyatu antara kata
dan perbuatannya.
Pada akhirnya akan terbentuk budaya pembelajar dalam rangka membudidayakan karakter
kepemimpinan Pancasila baik secara vertikal maupun horizontal.

Anda mungkin juga menyukai