Anda di halaman 1dari 3

62 Tahun Kiprah Bank Jatim Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Menarik sekali menikmati wisata literasi bagaimana kiprah Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Jatim dalam perjalanan panjangnya menjadi mitra pemerintah daerah untuk ikut serta mensukseskan
pembangunan berkelanjutan. Bank Jatim yang resmi berdiri tanggal 17 Agustus 1961 dan bertepatan
dengan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-16 tahun tersebut mempunyai tugas utama ikut
mendorong pertumbuhan potensi ekonomi daerah melalui peran sertanya dalam mengembangkan
sektor-sektor usaha kredit kecil dan menengah. Tentu saja kegiatannya adalah menghimpun dana dari
masyarakat yang ingin menabung dengan aman maupun mempunyai misi investasi dan selanjutnya
oleh bank bisa dimanfaatkan untuk kegiatan permodalan usaha dan pelaksanaan pemberian jasa-jasa
lainnya. Melihat dengan seksama tugas dari Bank Jatim tersebut penulis tertarik untuk menghayati
kiprah Bank Jatim Bondowoso dalam upayanya ikut serta mendukung pembangunan masyarakat
Bondowoso.
Banyak sekali predikat sumbang yang berikan orang kepada sebuah kota kecil yang penuh
kedamaian yaitu Bondowoso. Mulai dari stigma kabupaten miskin di Jawa Timur dengan tingginya
angka kemiskinan, tingginya angka stunting, banyaknya pengangguran, rendahnya angka partisipasi
sekolah, tingginya angka pernikahan dini, hingga The Pensiun City. Tentunya potret buram tersebut
menarik menjadi pemantik sejauh mana kiprah Bank Jatim Bondowoso untuk mereduksi segala bentuk
stigma tersebut melalui sinergisnya dengan Pemda Bondowoso. Meskipun penulis sepenuhnya juga
menyadari bahwasannya kesuksesan peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu daerah itu banyak
sekali faktor pendukung yang harus berkolaborasi, dan tidak sekedar menyerahkan sepenuhnya kepada
salah satu pihak saja.
Selanjutnya, penulis kembali menyelami bagaimana peran Bank Jatim untuk turut serta
mendukung pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bondowoso. Studi pustaka dilakukan penulis
dengan literasi digital ternyata membuat penulis terkesima dengan berbagai aksi praktik baik yang telah
banyak dilakukan oleh Bank Jatim untuk ikut serta berjuang meningkatkan kesejateraan masyarakat.
Adapun berbagai praktik baik yang telah dilakukan dan jejak digitalnya masih tersimpan rapi antara
lain; pemberian pinjaman modal usaha bunga rendah dengan skema KUR, pinjaman bunga rendah
untuk PNS-TNI-Polri, Kredit Pemilikan Rumah, kemudahan kredit sepeda motor, dan aneka kredit
serta berbagai pelayanan lainnya yang memudahkan pelanggan untuk bertranksaksi. Tidak hanya itu,
Bank Jatim juga telah terbukti melakukan aksi praktik baik sosial kemasyarakatan dan keagamaan
seperti; Mendorong program ketahanan pangan berbasis keluarga, terobosan percepatan pembangunan
ekonomi, Skema premodalan petani hidroganik, CSR air bersih dan jamban, CSR rumah tidak layak
huni, CSR pendidikan, CSR kegiatan sosial kemasyarakatan keagamaan, gerakan menabung pelajar,
skema pemodalan usaha bagi UMKM, dan berbagai aneka CSR lainnya.
Pertumbuhan Bank Jatim Bondowoso memperlihatkan trafik peningkatan yang baik meski dari
23 jumlah total kecamatan di Kabupaten Bondowoso, tempat pelayanan kantor Bank Jatim Bondowoso
hanya ada enam unit dan satu kantor cabang. Enam unit tersebut diantaranya terletak di Kecamatan
Wringin, Wonosari, Prajekan, Maesan, Dispenda Bondowoso, dan RSUD Koesnadi Bondowoso.
Keterbatasan tempat pelayanan tersebut rupanya tidak mengurangi kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan jasa layanan Bank Jatim dalam mendukung kegiatan sehari-hari. Keterbatasan terseut
rupanya diantisipasi oleh Bank Jatim denga memperbanyak layanan ATM setor dan tarik tunai di
semua kecamatan di Kabupaten Bondowoso. Terobosan Bank Jatim inilah rupanya menjadi prestasi
membanggakan karena di akhir bulan Oktober 2023 mendapatkan penghargaan gold rank oleh Asia
Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023 yang salah satu indikator penilainnya adalah
transformasi digital yang telah dilakukan oleh Bank Jatim dalam mendukung pelayanan.
Apresiasi juga disampaikan secara langsung oleh Bupati Bondowoso KH. Salwa Arifin
bahwasannya sebagai mitra pemerintah daerah Bank Jatim memiliki peran dan fungsi yang besar dalam
upaya membantu pembangunan daerah. Tidak hanya itu, Bank Jatim secara nyata jelas memiliki
tanggung jawab sosial dalam upayanya meningkatkan kesejateraan masyarakat terlebih pasca pandemi
covid-19. Sejarah telah mencatat bahwasannya pasca pandemi covid-19 yang ditandai dengan banyak
runtuhnya ribuan Usaha Mikri Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Bondowoso, Bank Jatim
menjadi garda terdepan dalam merangkul dan mendorong para UMKM tersebut kembali bangkit dan
pada akhirnya kembali kokoh berdiri hingga saaat ini. Tentunya langkah Bank Jatim itu selaras dengan
budaya peerusahaan yang tertanam kuat pada aksiologi pelayanan yakni; Excellence, Professional,
Integrity, Synergy, dan innovation.
Langkah cerdas Bank Jatim dalam menyeimbangkan kinerja secara business-oriented dengan
fungsi sebagai penggerak laju perekonomian daerah nyata-nyata bisa kita lihat. Aksiologi Bank Jatim
untuk terus memberikan ruang seluas-luasnya bagi para UMKM dan generasi milenial yang menjadi
startup tentu saja adalah wujud nyata Bank Jatim berperan aktif dalam mendukung visi Bondowoso
Melesat sebagai upaya meningkatkan kemakmuran masyarakat Bondowoso. Lebih hebatnya lagi, Bank
Jatim dalam rangka penguatan kapabilitas UMKM dan startup binaannya juga selalu membeikan
pelatihan-pelatihan entreprenuship berbasis digital sesuai dengan era kekinian. Harapannya, pola-pola
kerja UMKM yang selama ini menggunakan cara-cara kolonial (tradisional) bisa bergeser
menggunakan pola milenial berbasis teknologi sehingga jangkauannya lebih tidak terbatas. Aksi nyata
dan tak sekedar merangkai kata yang Bank Jatim telah lakukan bukan mustahil pastinya jika sinergitas
dan aksi-aksi tersebut terus dilakukan dengan jangkauan yang lebih luas lagi pada semua masyarakat
Bondowoso maka laksana hujan badai kemiskinan yang melanda Bondowoso akan berubah menjadi
pelangi indah yang menggantung di atas langit kota kampiun dan bukan kota pensiun.

Anda mungkin juga menyukai