Dalam Perekonomian”
Dalam perekonomian Indonesia, Bank Dalam kesempatan ini, Halim
Sentral memiliki peran diantaranya juga menyinggung isu terhangat
menjaga stabilitasmoneter dan sistem tentang pembentukan Otoritas
keuangan, mendorong pengembangan Jasa Keuangan (OJK) yang
pasar keuangan serta menjaminsistem secara langsung akan
pembayaran yang aman efisien. Deputi menggantikan peran Bank
Gubernur Bank Indonesia, Dr. Halim Sentral dalam menjalankan
Alamsyah menyampaikan hal ini dalam tugasnya sebagai pengawas
kuliah tamu yang diadakan Program lembaga keuangan.
Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Turut hadir dalam acara yang diikuti
Brawijaya (FEB-UB), Selasa (20/2). 150 mahasiswa berbagai strata ini,
Dipusatkan di aula Gedung F, kegiatan Kepala Cabang bank Indonesia
ini mengambil tema “Peran Bank Malang, Totok Hermianto. Membuka
Sentral di Indonesia dan Di Negara acara, dosen FEB-UB yang juga Ketua
Lain Pada Perekonomian”. INDEF, Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika
menyampaikan, kuliah tamu
Dalam menjalankan diselenggarakan untuk saling berbagi
tugasnya, kebijakan Bank ilmu dan wawasan secara langsung
Sentral menurut Halim dengan praktisi perbankan terkait
seringkali bertentangan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
dengan kebijakan “Mudah-mudahan menjadi ilmu yang
pemerintah. “Menyikapi hal bermanfaat. Karena selama ini kita
ini, Bank Sentral selalu sudah mendapat dasar-dasar teori.
berkoordinasi dengan Dengan adanya kuliah tamu
pemerintah dalam diharapkan kita mengetahui lsngsung
menjalankan perannya”, kata perbankan Indonesia”, katanya.
dia. [yn/ris/nok]
Pangkalan Baru – Wiwiek Sisto intermediasi perbankan, melakukan riset
Widaya, Direktur Eksekutif Direktorat ekonomi regional dan baseline survey,
Kebijakan Ekonomi dan Monoter BI, dan melakukan peran advokasi kepada
mengemukakan ada empat peran pemda dan pelaku usaha lainnya.
startegis BI dalam pertumbuhan
ekonomi daerah. Empat peran strategis
itu terdiri dari peran koordinasi
pengendalian inflasi, mendorong
BI memeliki peran yang strategis dalam Pertumbuhan ekonomi yang didukung
menjaga pertumbuhan ekonomi daerah. inflasi yang rendah memberikan
Koordinasi pengendalian inflasi dengan pengaruh terhadap kenaikan tingkat
membentuk TPID untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan
stabilitas moneter, mendukung ekonomi masyarakat dapat dicapai
tersedianya barang dengah mudah dan melalui pengurangan kemiskinan,
murah merupakan langkah-langkah pemerataan pendapatan dan stabilitas
yang mampu mengendalikan terjadinya sistem keuangan di Indonesia dengan
inflasi didaerah, ujarnya saat menciptakan sistem keuangan yang
memberikan paparan dalam kegiatan dapat diakses oleh seluruh lapisan
Konreg PDRB-ISE Sumatera, Kamis masyarakat.
(13/6), di Hotel Novotel, Pangkalan
Baru. “Pemda dapat mengambil kebijakan
untuk mengurangi angka kemiskinan,
BI melakukan koordinasi dengan semua seperti memberikan bantuan sosial,
pihak terkait untuk melakukan BLT, serta program jamkesmas atau
pengendalian inflasi didaerah dengan jamkesda untuk masyarakat didaerah”,
membentuk TIPD. TIPD ini dibentuk di Ujarnya
sejumlah wilayah untuk mengatasi
inflasi. BI berperan dalam mendorong
intermediasi perbankan didaerah
Lebih jauh lagi ia menjelaskan bahwa dengan mewajibkan perbankan untuk
TIPD ini akan melakukan identifikasi mengumumkan suku bungan dan
tekanan inflasi didaerah baik dari sisi medorong perbankan untuk lebih
permintaan maupun penawaran banyak berperan dalam penyaluran
sehingga dapat ditempuh langkah untuk kredit serta mengalokasikan kredit
meminimalkan gejolak harga. Menjaga kepada UMKM minimal 20% dari total
stabilitas harga didaerah dengan kredit dan mendorong penjaminan
melakukan pengamanan kecukupan kredit di daerah (Pemda).
pasokan barang-barang kebutuhan
pokok merupakan upaya “Didaerah, BI mengadakan bazar
mengendalikan inflasi didaerah. intermediasi yang mempertemukan
perbankan dan pengusaha di daerah,
melakukan workshop untuk
meningkatkan pemahaman perbankan
terhadap suatu sektor”, jelasnya.
Munculnya isu resesi di tahun 2023 dapat di lihat dari kondisi global saat ini, dimana
tahun 2023 akan terjadi supply-side shock recession. Inflasi tinggi adalah salah satu
penyebab adanya resesi tahun 2023 yang melanda di berbagai negara.
Sederhananya, inflasi ini membuat harga barang-barang menjadi semakin mahal. Selain itu
mencari pekerjaan baru juga akan lebih sulit karena perusahaan banyak yang melakukan
efisiensi atau pengurangan karyawan. Penyebab utama inflasi yang terjadi di berbagai negara
di dunia disebabkan oleh tiga hal yakni pandemi covid-19, adanya konflik Rusia dan Ukraina
yang tak kunjung usai serta adanya perubahan iklim. Maka jika sudah terjadi hal-hal tersebut
tentunya bank sentral di seluruh negara harus melakukan upaya untuk menstabilkan inflasi
yakni dengan cara menaikkan suku bunga acuan. Dengan mengambil upaya ini harapannya
bunga deposito dan imbal hasil surat berharga juga akan naik sehingga menarik minat
masyarakat untuk berbondong-bondong menyimpan uangnya di bank dibandingkan untuk
dikonsumsi. Jika sudah begini, maka peredaran uang di masyarakat jadi berkurang dan
permintaan terhadap barang akan menurun mengikuti harga yang ikut turun sehingga pada
akhirnya tingkat inflasi diharapkan juga menurun. Dalam proyeksi ekonomi global 2023
yang dikeluarkan IMF, resesi tak hanya akan menggerus negara maju tapi juga negara miskin
dannegara berkembang seperti Indonesia.
Dalam laporan IMF pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 masih diproyeksi positif atau
tumbuh sekitar 5%, bahkan secara keseluruhan negara berkembang di proyeksi tumbuh
positif 3,6% di 2023 namun IMF tetap memperingatkan bahwa negara berkembang akan
mengalami inflasi yang tinggi yakni mencapai 9,9% di tahun ini dan menurun ke-8,1% di
tahun depan. Tentunya ancaman resesi sudah di depan mata. Maka bank sentral
mengeluarkan beberapa kebijakan yaitu dengan mengeluarkan kebijakan
moneter, Kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2023 akan difokuskan pada stabilisasi
nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi agar kembali ke sasaran lebih awal sebagai
bagian dari langkah mitigasi terhadap dampak rambatan gejolak global, serta dukungan
terhadap stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia 4.0 akan secara
konsisten melanjutkan respons kebijakan suku bunga melalui kalibrasi secara terukur (well-
callibrated), perencanaan yang matang (well-planned), dan komunikasi secara transparan
(well-communicated) untuk memastikan tercapainya sasaran inflasi inti lebih awal yaitu pada
awal 2023. Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang satu bahasa, satu bangsa dan
satu nusa terus didorong untuk mengakselerasi integrasi ekonomi dan keuangan digital, kerja
sama sistem pembayaran antarnegara, serta tahapan pengembangan Digital Rupiah
sebagaimana “white paper" yang juga diluncurkan pada penyelenggaraan PTBI 2022.
Selanjutnya, di harapkan agar masyarakat mengelola uang cash dengan lebih baik, siapkan
dana darurat, hindari hutang dan segera lunasi cicilan secepat mungkin. Bagi para karyawan
sebaiknya untuk menunda keinginan untuk resign dari tempat kerja karena pada saat terjadi
resesi tahun 2023 maka akan sulit untuk mencari pekerjaan.
BANK INDONESIA DAN BANK OF KOREA SEPAKAT
PERPANJANG PERJANJIAN SWAP BILATERAL DALAM MATA
UANG LOKAL MASING-MASING NEGARA
No.25/54/DKom
SIARAN PERS BERSAMA
Bank Indonesia dan Bank of Korea menyepakati perpanjangan perjanjian swap bilateral dalam mata uang
lokal masing-masing negara (Bilateral Currency Swap Arrangement - BCSA)[1] pada hari ini (6/3). Perjanjian
ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Korea, RHEE, Chang
Yong. Perjanjian BCSA tersebut memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang lokal masing-masing
negara antara kedua bank sentral hingga senilai KRW10,7 triliun atau Rp115 triliun.
Kesepakatan ini bertujuan untuk mendorong perdagangan bilateral dan memperkuat kerja sama keuangan
yang bermanfaat bagi pengembangan ekonomi Indonesia dan Korea Selatan. Secara khusus, kerja sama
juga akan mendukung penyelesaian transaksi perdagangan menggunakan mata uang lokal antar kedua
negara sekalipun dalam kondisi krisis, guna mendukung stabilitas keuangan regional.
Perjanjian kerja sama BCSA Bank Indonesia dan Bank of Korea pertama kali ditandatangani pada Maret
2014 dan telah beberapa kali diperpanjang masa berlakunya. Kesepakatan perpanjangan perjanjian kali ini
akan berlaku efektif selama 3 (tiga) tahun, mulai tanggal 6 Maret 2023 hingga 5 Maret 2026, dan dapat
diperpanjang kembali atas kesepakatan kedua bank sentral. Perjanjian ini merefleksikan kuatnya hubungan
ekonomi kedua negara, termasuk kerja sama bidang keuangan antara kedua bank sentral.