Anda di halaman 1dari 4

EXECUTIVE

Sukatmo Padmosukarso

Vice President Director PT Pos Indonesia (Persero)

PT POS INDONESIA,
MENATAP MASA DEPAN
LEBIH CERAH
INTEGRITAS - Juli 2013

57

EXECUTIVE
Setelah menggeluti
dunia perbankan
selama 30 tahun, pada
Agustus 2009 Sukatmo
Padmosukarso dipercaya
menjadi Vice President
Director PT Pos Indonesia
(Persero). Dia diminta
oleh Menteri Negara
BUMN yang saat itu
dijabat Sofyan Djalil
untuk membenahi kinerja
PT Pos Indonesia yang
pada 2003-2008 terusmenerus merugi.

elain menjabat wakil direktur,


Sukatmo juga melaksanakan
tugas dan kewenangan direktur
keuangan untuk membenahi
sektor keuangan Pos Indonesia. Sebab,
upaya yang dilakukan sebelumnya tak
kunjung menunjukkan hasil positif.
Karena itu, PT Pos Indonesia
membutuhkan orang yang mengerti
dunia perbankan dan profesional
murni, kata Sukatmo atau biasa
disapa SKM, membuka percakapan
dengan INTEGRITAS di ruang kerjanya
di Gedung Pos Ibukota, kawasan
Lapangan Banteng, Jakarta.
Sebagai orang yang pernah banyak
makan asam-garam di dunia perbankan,
ia berupaya memperkuat Pos Indonesia
dengan produk jasa keuangan, seperti
giro, wesel, tagihan kartu kredit, billing
handphone, dan tagihan angsuran
asuransi.
Produk surat biasa sudah hampir tidak
bisa. Mengapa? Karena masyarakat kini
beralih ke penggunaan gadget melalui
SMS, e-mail, dan telepon, kata SKM.
Setelah dia masuk dan membenahi Pos
Indonesia, profit sebesar 40 persen pun
dapat diraih. Sejak 2009, Pos Indonesia
mulai mampu meraih laba, hingga
sekarang. Sebelumnya, pada 20032008, perusahaan ini merugi.
Pengembangan ke depan, kami akan
masuk menjadi alat pemerintahan
untuk melakukan financial inclusion,
jelas SKM.
Intinya, apabila Indonesia yang
berpenduduk 240 juta dan baru 50 juta
yang memiliki rekening bank berarti
masih ada sekitar 180 juta yang belum
menggunakan rekening bank dan itulah
pasar potensial bagi Pos Indonesia.
Semiskin-miskinnya seseorang, pasti
bertransaksi, misalnya ketika membayar
rekening telepon, air, dan listrik.

Kombinasikan Potensi dan Keahlian


Menurut dia, Pos Indonesia perlu
memiliki produk jasa keuangan inklusif

58

INTEGRITAS - Juli 2013

(unbank) yang tidak tersentuh oleh


bank atau karena jika dikerjakan oleh
bank tidak profitable.
Bersama President Director I Ketut
Marjana,
SKM ikut mendampingi
Menteri Koordinator Perekonomian
Hatta Rajasa menyaksikan pembayaran
dana bantuan langsung sementara
masyarakat atau BLSM pertama (Rp
150 per bulan) kepada rumah tangga
sasaran (RTS) di 15 kota. Yakni, pada 22
Juni lalu di Medan, Palembang, Jakarta,
Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Banjarmasin, Denpasar, dan
Makassar. Kemudian, pada 24 Juni di
Solo, Malang, Ambon, dan Jayapura.
Masa bayar kedua akan dilakukan di 33
provinsi dan masa bayar ketiga akan
dilakukan di 410 kabupaten dan 98
kota di seluruh Indonesia. Di seluruh
Indonesia, penerima BLSM adalah
15.530.897 RTS.
Dengan terpilihnya Pos Indonesia
sebagai mitra pemerintah untuk
menyalurkan BLSM, membuktikan,
secara de facto, Pos Indonesia
memiliki jaringan luas untuk melayani
kebutuhan jasa keuangan untuk
melayani kebutuhan jasa keuangan
untuk seluruh Indonesia.
Dia mengakui,
pembagian BLT
(bantuan langsung tunai) sempat
runyam. Belajar dari itu, Pos Indonesia
berkreasi membuat sistem kartu dalam
pembagian BLSM. Adalah sebuah
prestasi membanggakan bagi Pos
Indonesia ketika nantinya pendistribuan
BLSM dapat berjalan dengan tertib dan
aman.
Pos Indonesia sekarang sedang
berupaya mengombinasikan potensi
dan keahlian yang dimiliki Pos
Indonesia, seperti bisnis kurir dan
paket dengan jasa keuangan untuk
menjangkau masyarakat bawah dengan
akurasi yang baik.
Upaya ini akan terus digalakkan
supaya kita betul-betul memberikan
yang terbaik bagi Pos Indonesia dan
negara, jelasnya.

Ditambah lagi, gebrakan Pos Indonesia


untuk membuat bank dengan fokus
kepada masyarakat bawah, dengan
jalan washing machine brand. Dengan
begitu diharapkan transaksi tidak
hanya melalui bank tapi juga melalui
kantor pos. Itulah yang menghidupkan
Pos Indonesia.
Ini suatu kehormatan bagi saya yang
mendapatkan tugas seperti ini, kata
SKM.
Ia mengakui belum banyak yang
dilakukan oleh Pos Indonesia. Ibaratnya,
Pos Indonesia masih sedang memanen
buah-buah yang bergelantungan.
Pada 2009 Pos Indonesia meraup
keuntungan 89 miliar rupiah tapi
kesejahteraan
pegawai
belum
meningkat. Pada 2010, perusahaan ini
mendapatkan keuntungan berkisar 45
miliar rupiah.
Kami bisa memberikan bonus setengah
bulan gaji kepada seluruh karyawan
untuk pertama kalinya setelah sekian
lama tidak mendapatkan bonus, kata
dia.
Pada 2011, Pos Indonesia meraih
untung 141 miliar rupiah dan bisa
memberikan bonus sebulan gaji kepada
seluruh karyawan. Setahun berikutnya,
untungnya 212 miliar rupiah sehingga
kembali dapat memberikan bonus
serta memperbaiki peralatan dan
perlengkapan kantor.
Jadi, kesejahteraan gaji benar-benar

diperbaiki. Para pejabat Pos Indonesia


dibuat semakin percaya diri. Mobil pos
yang dulu kebanyakan sudah butut
diganti dengan yang baru, gedung
dicat dengan warna yang ngejreng.
Semua itu dilakukan dalam rangka
memberikan energi dan semangat baru
bagi karyawan bahwa Pos Indonesia
mampu survive dan maju.

Kesejahteraan gaji benarbenar diperbaiki. Para


pejabat Pos Indonesia
dibuat semakin percaya
diri. Mobil pos yang dulu
kebanyakan sudah butut
diganti dengan yang baru,
gedung dicat dengan
warna yang ngejreng.
Semua itu dilakukan dalam
rangka memberikan energi
dan semangat baru bagi
karyawan bahwa Pos
Indonesia mampu survive
dan maju.
Kami ingin tunjukkkan kepada publik
bahwa kami masih ada dan tidak hilang
seperti prangko, kata dia.

Semuanya
dilakukan
terstruktur
dan sistematis. Keuntungan dan
kesejahteraan sekitar 29 ribu karyawan
Pos Indonesia kini meningkat. Ternyata,
potensi yang selama ini di-undermined
oleh banyak pihak namun dengan
sentuhan manajemen yang baik akan
menjadi luar biasa.
Apabila pendistribusian BLSM ini
sukses maka terbukti bahwa PT Pos
Indonesia memiliki kompetensi yang
baik untuk menjadi super agent yang
mampu melakukan penetrasi agar
terjadi suatu sistem keuangan yang
inklusif bagi seluruh masyarakat
Indonesia, kata dia.
Jadi, untuk mengurangi masyarakat
dari
jurang
kemiskinan,
ada
beberapa agenda penting yang mesti
diperhatikan, di antaranya, pendidikan
dengan
membagikan
beasiswa,
membuat program keluarga harapan
(PKH), yaitu semua keluarga miskin
yang diberikan jaminan sosial dengan
jumlah uang 1,8 juta per tiga bulan.
Termasuk, pemberian gaji bidan desa
dan beasiswa madrasah melalui kantor
pos. Jadi, Pos Indonesia betul-betul
menjangkau yang tak terjangkau oleh
bank atau masyarakat marginal.
Bagi saya, seberapa pun hasil yang
didapat dari transaksi yang berlangsung
di Pos Indonesia adalah merupakan
peningkatan produktivitas, kata SKM.
Jadi,
Pos
Indonesia
lebih
mengoptimasikan jaringan dan potensi

INTEGRITAS - Juli 2013

59

EXECUTIVE
yang telah dimiliki. BUMN ini memiliki
jaringan yang paling luas hingga 116
kota di Indonesia.
Kami punya konektivitas baik secara
fisik maupun virtual sehingga transaksi
yang terjadi di kantor pos di seluruh
Indonesia bisa dipantau, paparnya.
Pembagian BLSM juga bisa dipantau.
Pos Indonesia merupakan suatu
kekuatan yang selama ini belum
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Potensi yang kami miliki, misalnya
tenaga ahli pengiriman, tambah SKM.

Demi Kemaslahatan Masyarakat


Kini, Pos Indonesia sedang bekerja
sama dengan rural logistic yang kini
pilot project-nya tengah dilaksanakan
di Jawa Barat. Ke depan, dengan
kehadiran Pos Indonesia diharapkan
well distributed dan benar-benar
bisa difungsikan untuk kemaslahatan
masyarakat.
Tak kalah menarik, kini sudah di-trigger
adanya post saving bank yang pada
intinya stabilitas bisnis keuangan. Mata
uang dan saham negara ini mengalami
jatuh bangun karena banyak modal
asing yang datang dan pergi begitu

saja.
Dalam kaitan itu ia memberi contoh,
Jepang jarang atau tidak pernah
mengalami kasus seperti itu karena pos
di Negeri Matahari Terbit itu berfungsi
sebagai agen yang menarik simpanan
masyarakat. Jadi, semiskin-miskinnya
rakyat, mereka mesti punya simpanan di
pos nantinya. Dan duit yang terkumpul
di pos itu dibelikan obligasi negara agar
kebutuhan finansial dapat dipenuhi
dari utang-utang dari dalam negeri.
Mantan Gubernur Bank Indonesia
Anwar Nasution, yang ikut menggagas
hal itu, telah sepakat. Bappenas juga
pernah membahas perlunya upaya
seoptimal mungkin untuk menarik minat
masyarakat dengan post saving bank,
khusus nero bank. Dana di post saving
bank nantinya tidak diberikan dalam
kredit tapi dibelikan obligasi negara
(ORI) sehingga risk free (bebas risiko).
Jika post saving bank berkembang
maka stabilitas keuangan negara ini
bisa terjaga. Pun, kalau negara ini
kekurangan dana akan didanai secara
swadaya oleh masyarakat.
Menghadapi ASEAN Free Trade pada
2015, PT Pos Indonesia juga berbenah
diri untuk mempersiapkan diri pada era
masyarakat terbuka itu. Setiap tahun

diadakan postal business meeting


dengan seluruh kantor pos di kawasan
Asia Tenggara.
Berdasarkan UBU (Universal Postal
Union), bumi adalah satu teritory
postal. Dan kantor pos di masingmasing negara harus memainkan
perannya dengan mengadakan kerja
sama. Dalam sektor jasa keuangan,
Pos Indonesia sudah bekerja sama
dengan Pos Malaysia. Memang belum
berkembang secara baik, tetapi bisa
dijadikan model.
Bulan lalu, ada 15 negara berkumpul
untuk membicarakan kiriman antarpost saving bank, di luar banking,
terutama di negara ASEAN dan negara
tetangga. Artinya, nero banking dalam
arti sempit.
Kenapa krisis keuangan 1998 parah?
Sebab, sistem perekonomian yang
terlalu
mengandalkan
kepada
perbankan. Tatkala perbankan kolaps
maka tidak ada penyangganya. Karena
itu, kini telah dibentuk Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang lebih inklusif,
yang bukan saja meliputi tabungan
dan kredit, akan tetapi juga asuransi
dan manajemennya. Yang tadinya
tertampung di bank, kini dapat
diwadahi oleh kantor pos.
Victor

BIOGRAFI
Sebelum menduduki posisi
sebagai Wakil Direktur Utama
Pos IndonesiaSukatmo
Padmosukarsoadalah Wakil
Ketua Manajemen Portofolio Bank
Mandiri.
Sebelumnya ia adalah anggota Tim
Pengelola serta Wakil Direktur
Bank Internasional Indonesia. Pria
kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah
tahun 1957 aktif pula menjadi
Komisaris Independen pada PT

60

INTEGRITAS - Juli 2013

Bank Rabobank International


Indonesia serta Direktur Eksekutif di
Perbanas.
Gelar Sarjana Muda Sastra Inggris
diperolehnya dari Universitas
Sebelas Maret tahun 1979 dan
Sarjana Ekonomi Manajemen dari
Universitas Indonesia tahun 1986,
sedangkan gelar MBA diperolehnya
dari Curtin Business School, Curtin
University of Technology, Perth
tahun 1993.

Anda mungkin juga menyukai