Anda di halaman 1dari 2

Artikel dari World Bank Blogspot "Gender dan pendidikan di Indonesia: Kemajuan yang masih

membutuhkan kerja keras"

Argumen terdiri dari pernyataan- pernyataan yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok
pernyataan sebelum kata 'jadi' yang disebut premis (hipotesa) dan pernyataan setelah kata
'jadi' yang disebut konklusi (kesimpulan).

Kono menyebutkan solusi bagi ketidaksetaraan gender ini yakni dengan membuat undang-
undang Perlindungan Perempuan dan UU yang tidak menyudutkan perempuan. Lanjutnya, para
anggota legislatif harus membuat undang-undang yang tidak diskriminatif. UU yang harus
menguntungkan kedua belah pihak; perempuan dan lakilaki. Disamping itu harus ada sosialisasi
UU yang telah dirumuskan sehingga masyarakat dapat mengetahui ketidaksetaraan gender
yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Ditambah lagi, bahwa harus ada pengintegrasian
gender dalams etiap kebijakan publik yang dibuat dan harus tersebar di seluruh program serta
kebijakan berbagai instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan agama.

Sentani, Jpr- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Efendi
mengunjungi SD Negeri Inpres Harapan, di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur, pada hari
Jumat, tanggal 07 Oktober 2016. Dalam kunjungan tersebut guna menyaksikan pencairan dana
program Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa dan mendengar program Penguatan
Pendidikan Karakter yang selama ini sudah di terapkan di SD Negeri Inpres Harapan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Efendi, menyampaikan


terima kasih kepada SD Negeri Inpres Harapan karena telah bersedia dipilih sebagai sekolah
percontohan program Pendidikan Karakter. Indonesia sekolah yang terpilih menjalankan
program Pendidikan Karakter hanya sebanyak 1500 sekolah.

“Program Pendidikan Karakter adalah salah satu program yang diprioritaskan oleh bapak
Presiden Jokowi, dalam membangun watak, sikap mental dan kepribadian anak-anak Indonesia
masa depan. Oleh sebab itu, jenjang yang diprioritaskan menjalankan program ini adalah,
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dengan klasifikasinya Sekolah Dasar harus 70
persen dan Sekolah Menengah Pertama 60 persen penguatan Pendidikan Karakter dari
kurikulum yang diberikan di sekolah selama ini,”katanya.

“Harapan kepada kepala sekolah dan guru SD Negeri Inpres Harapan ini bisa menterjemahkan
porsi dari pendidikan karakter itu. Dengan dijalankan program ini harus ada perubahan baik
perubahan organisasi, peran dalam perilaku. Dan yang paling susah untuk diubah adalah
perubahan perilaku hidup. Karena selama ini guru sudah nyaman dengan mengajar apa adanya
kepada murid dan dalam program pendidikan karakter ini guru harus lebih bekerja keras dan
juga harus memberikan dharma dan baktinya terhadap bangsa ini lebih besar,”tutupnya.

Sumber :

Redemtus Kono. Mengkritisi Fakta Ketidakadilan Gender. 2009. Diunduh dari:


http://blog.insist.or.id/insistpress/archives/1578

https://jayapurakab.go.id/tanamkan-pendidikan-karakter-guru-harus-bekerja-keras.html

Anda mungkin juga menyukai