Kategori
: Berita
DISKRIMINASI
mulai tahun 2010 sehingga fasilitas bagi penyandang cacat seperti jalur khusus bagi kursi roda, kamar mandi khusus sudah menjadi satu paket dalam pembangunan sekolah baru ataupun rehabilitasi sekolah, katanya. Lebih lanjut Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah akan memberikan perhatian khusus bagi pendidikan khusus yang termarginalkan melalui peningkatan alokasi anggaran bagi pendidikan khusus serta melakukan penataan manajemen pengelolaan sentra pendidikan khusus. Sebelumnya, Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen), Eko Djatmiko mengakui hingga kini masih banyak sekolah reguler/umum yang enggan menerima siswa dengan kategori inklusif karena berbagai macam alasan. Diantaranya seperti tidak tersedia guru khusus yang bisa melayani anak inklusif, sekolah tidak memiliki fasilitas memadai untuk anak inklusif, dan kekhawatiran penolakan secara sosial dari peserta didik lainnya, katanya. Akibat penolakan tersebut, ujar Eko telah membuat keprihatinan sejumlah orang tua anak inklusif dan suakrelawan untuk mendirikan sekolah atau lembaga yang memberikan layanan inklusif. Minat untuk menjadi guru pendidikan bagi anak inklusif sangat rendah, kebanyakan merasa tidak sanggup karena memang dibutuhkan kesabaran, kecermatan dan ketekunan. Sementara kesejahteraan yang diterima relatif kecil sehingga tidak heran bila minat untuk menjadi guru sekolah luar biasa rendah, katanuya. Eko mengatakan, saat ini sekolah luar biasa (SLB) dan pendidikan inklusif lainnya kebanyakan ditopang oleh tenaga-tenaga sukarelawan yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak tersebut. Saat ini, peningkatan pelayanan terhadap anak dengan kebutuhan khusus diberikan dalam bentuk beasiswa khusus sebesar Rp900 ribu per siswa, disamping dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk siswa inklusif di tingkat SD dan SMP.
Diskriminasi Agama
Kategori
: Berita
DISKRIMINASI
DISKRIMINASI
Diskriminasi Usia
Kategori
:Pendapat
pekerjaan ya, Mbak. Selalu saja terbentur pada masalah usia. Padahal, apa hubungannya usia dengan isi otak? Nah kalau saya melamar jadi SPG, masih masuk akal. Ini saya mau melamar jadi Accounting, lho!. Saya jadi berpikir tentang
hal itu, dan ternyata memang di negeri ini, diskriminasi tidak hanya melulu soal status, warna kulit, suku, dan kelompok, melainkan juga ada diskriminasi usia dalam dunia pekerjaan. Saya yang akhirnya memutuskan untuk melihat lebih dekat, dengan membeli berbagai macam koran dan membaca semua lowongan kerja yang ada disana, ternyata memang jelas sekali diskriminasi usia itu sangat nyata. Bukan salah sahabat saya, jika dia harus berhenti bekerja karena musti membesarkan ketiga anaknya hingga mereka bisa mandiri, lalu sekarang memutuskan untuk kembali bekerja, karena selain sudah cerai dengan suaminya dan tidak bisa mengandalkan tunjangan dari sang suami yang telah beristri baru, dia kini harus berperan sebagai kepala keluarga untuk menghidupi ketiga anaknya. Mayoritas perusahaan atau dunia usaha yang memiliki lowongan pekerjaan, selalu saja sepertinya tidak lupa untuk menaruh kalimat maksimal usia atau
DISKRIMINASI
Masih banyak ternyata, perusahaan di Indonesia yang mementingkan usia dari pada kecerdasan. Apa jadinya dengan para perempuan-perempuan yang memutuskan untuk berhenti bekerja demi mengurus keluarga, dan terpaksa harus bekerja kembali karena situasi memang mengharuskannya seperti pada kasus teman saya, atau para perempuan yang kehilangan suami akibat kecelakaan atau penyakit?. Bagi kaum pria, mungkin hal itu tak menjadi masalah, pria karena adalah
berhubung
kaum
kepala keluarga, maka sudah pasti begitu lulus sekolah atau kuliah, kaum pria sudah bekerja, dan terus bekerja sehingga kecil kemungkinannya mereka berhenti bekerja pada usia tertentu untuk mengurus anak, lalu hendak
bekerja lagi pada usia tertentu juga, saat anak-anak mereka sudah mandiri. Sudahlah, mungkin usia juga menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menerima calon pekerja mereka, tapi bagaimana dengan berpenampilan menarik? Artinya, para perempuan yang berpenampilan tidak menarik namun berotak cemerlang, bisa jadi tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan. Saya jadi prihatin, besok-besok, nanti akan muncul iklan lowongan kerja yang seperti ini : Di butuhkan,
sales promotion girl, maksimal usia 25 tahun, berpenampilan menarik, dan mampu menghalalkan segala cara dalam menjual produk
Kategori
:Berita
DISKRIMINASI
Permintaan Gubernur Lemhanas itu mencuat dalam bedah buku bertajuk Semangat Perjuangan Peranakan Idealis karya Prasetyadji, di ruang rapat Kantor Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sabtu (25/2). Sebagaimana diamanatkan di dalam UUD 1945 dan UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, kata Soepandji.Menurutnya, kekuatan hukum itu diperkuat dengan terbitnya UU Nomor 12 tahun 2006, tentang Kewarganegaraan. Hal ini merupakan babakan dan harapan baru bagi perjuangan peranakan etnis Tionghoa dalam memperoleh hak kewarganegaraannya, katanya. Dengan demikian, lanjut Soepandji, UU itu otomatis telah menghapuskan istilah diskriminasi seperti yang sering dikemukakan dalam diskusi-diskusi panel pada masa lalu. Hanya saja, kata Soepandji, dalam perkembangannya masih diperlukan perubahan atau pertumbuhan dalam hal perlakuan sosial kultural. Karena, hingga saat ini masih terlihat adanya kekurangan dalam masalah tersebut.
Soepandji mencontohkan, orang Jawa yang ingin berdagang kemudian warga Tionghoa kurang suka, begitu pula sebaliknya. Perjuangan kultural yang perlu diubah lagi, sekarang keberadaan mereka (Warga peranakan) sudah memiliki payung hukum yang kuat, ujarnya.
DISKRIMINASI