Anda di halaman 1dari 17

ANAK PUTUS SEKOLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum pembangunan masyarakat
pendesaan

Dosen pembimbing : Nashrullah Hidayat,M.sc

Disusun Oleh Kelompok 1

Ajizah Nurul Fadhilah Siddiq 0103202039

Denny Hermawan Ritonga 0103203016

Laila Fitri 0103202031

Lina Kristina 0103202054

Muhammad Syam 0103203042

Rawiyah Safitri Amanda 0103202048

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan
tugas makalah kami yang berjudul “ANAK PUTUS SEKOLAH”dengan tepat waktu.
Hormat kami kepada bapak Nasrullah Hidayat,M.sc selaku dosen pengampu dalam mata
kuliah Praktikum Pembangunan masyarakat pedesaan.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Pembangunan masyarakat pedesaan. Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami selaku penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 21 Oktober 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

Latar Belakang...................................................................................................................................1

Rumusan Masalah.............................................................................................................................2

Tujuan................................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3

Pengertian anak putus sekolah..........................................................................................................3

Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah................................................................................................4

Dampak Putus Sekolah......................................................................................................................7

Solusi Untuk Mengatasi Putus Sekolah............................................................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12

Kesimpulan......................................................................................................................................12

Saran................................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan tiang kebudayaan dan fondasi utama untuk
membangun peradaban sebuah bangsa. Arti penting kesadaran pendidikan
menentukan kualitas kesejahteraan sosial lahir batin masa depan. Pendidikan memiliki
peranan strategis menyiapkan generasi berkualitas untuk kepentingan masa depan.
Peradaban sebuah bangsa. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif potensi diri nyauntuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat,bangsa, dan negara”Arti penting
kesadaran pendidikan menentukan kualitas kesejahteraan sosial lahir batin masa
depan.

Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer di


mana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sanggatlah
penting perannya.Orang orang berlomba untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi
mungkin untuk mengejar teknologi yang sangat canggih. Putus sekolah bukanlah
persoalan baru di bidang pendidikan dan menjadi isu global. Permasalahan Anak
Tidak Sekolah (ATS) menunjukkan masih adanyapermasalahan serius dalam
pemerataan layanan pendidikan. Fenomena anak putus sekolah sudah menjadi suatu
permasalahan yang sering terjadi di dalam dunia pendidikan, fenomena tersebut
secara umum sering terjadi di Indonesia maupun di Kabupaten.

Anak putus sekolah di sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu
faktor ekonomi. Faktor ekonomi tersebut banyak disebabkan karena memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya, sehingga masih banyak dijumpai anak usia sekolah
yang rela untuk meninggalkan pendidikan formal. Hal tersebut yang menjadikan
angka anak putus sekolah terbilang masih tinggi. Faktor ekonomi dan kemiskinan
merupakan salah satu penyebab utama anak putus sekolah dan kemudian mereka
bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.

4
Kesulitan dalam ekonomi keluarga membuat orang tua lebih memilih agar
anak bekerja daripada sekolah. Selain itu, faktor sosial-budaya juga menjadi penyebab
Anak putus sekolah.

Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian anak putus sekolah ?

2. Apa saja Faktor yang menyebabkan anak putus sekolah ?

3. bagaimana dampak dari putus sekolah?

4 Bagaimana solusi untuk mengatasi Putus sekolah ?

Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami anak putus sekolah

2. Untuk mengetahui dan memahami faktor anak putus sekolah

3.Untuk mengetahui dan memahami dampak dari putus sekolah

4. mengetahui solusi mengatasi dari anak putus sekolah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian anak putus sekolah


Putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap
dan perlakuan orang tua tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak. Undangan- undang nomor 4 tahun 1979 anak terlantar diartikan sebagai anak
yang orang tuanya karena suatu sebab tidak memenuhi kebutuhan anak sehingga anak
menjadi terlantar. Anak terlantar yakni anak yang kebutuhan Nya tidak terpenuhi secara
wajar baik kebutuhan fisik, mental, spiritual maupun sosial.

Menurut Departemen pendidikan mendefinisikan bahwa anak yang putus sekolah


adalah murid yang tidak dapat menyelesaikan program belajar Nya. Pada umumnya anak
putus sekolah dikarenakan sering bolos, dan ketika kembali ke sekolah ia menemukan
dirinya sudah terlalu jauh untuk bisa mengikuti pelajaran lebih lanjut, rata-rata sekolah
tidak di tata untuk memberikan perhatian secara individual terhadap murid, sehingga ia
menghadapi pengalaman yang tidak menggairahkan yang mungkin ia tidak punya selera
lagi untuk belajar, kemudian anak meninggalkan sekolah lagi untuk selamanya atau
dalam arti lain ialah putus sekolah.Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa yang di
maksud denagn putus sekolah adalah berhentinya belajar seorang murid di tengah ia
sedang mengenyam pendidikan atau seorang murid yang tidak memiliki surat tanda tamat
belajar (ijazah).

Adapun pengertian putus sekolah menurut para ahli yaitu :

1. Dr. ST. Vembrianto menjelaskan bahwa yang di maksud dengan putus sekolah ialah
(Drop Out) yakni suatu kejadian dimana murid meninggalkan suatu pelajaran di
sekolah sebelum ia menamatkan pelajarannya.
2. Drs. YB. Suparlan bahwa putus sekolah adalah anak sekolah yang gagal sebelum
menyelesaikan sekolahnya, tidak memiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar.
3. Dr. Lukman Hakim yang di maksud dengan putus sekolah adalah anak putus sekolah
yang tidak bias melanjutkan sampai tamat di karenakan beberapa faktor.

6
Putus sekolah merupakan permasalahan yang cukup besar di dunia pendidikan
bagi Negara yang sedang berkembang seperti Negara kita ini, sebab kita tahu bahwa
pendidikan merupakan suatu proses kehidupan yang panjang yang bertujuan untuk
mengembangkan pribadi anak sebagai warga Negara agar nantinya seorang anak menjadi
seorang pribadi baik yang mengerti tentang norma-norma agama dan kehidupan dan
kelak akan menjadi orang yang dapat di banggakan oleh orang tua, masyarakat, dan
Negara. 1

B. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah


Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menyatakan bahwasalah satu
tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupanbangsa. Hal ini berarti,
setiap anak Indonesia berhak memperoleh pendidikanyang bermutu sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya tanpamemandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender.
Undang-UndangNomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan beberapa
halpenting sebagai berikut:

1) Pasal 4 mengungkapkan bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup,tumbuh,


berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai denganharkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan darikekerasan dan diksriminasi.
2) Pasal 9 mengungkapkan dua hal pokok yaitu;
a) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalamrangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuaidengan minat dan bakatnya.
b) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagianak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikanluar biasa, sedangkan bagi anak
yang memiliki keunggulan jugaberhak mendapatkan pendidikan khusus.

Undang-undang tersebut memberi makna bahwa, kesempatan yangsama untuk


memperoleh pendidikan, merupakan hak yang dilindungi olehUndang-Undang.
Kesempatan itu diberikan kepada semua anak-anakIndonesia, tanpa melihat latar
belakang apapun, termasuk anak yang memilikikebolehan fisik atau mental. Sabates, et
al. (2011: 1) menyatakan bahwa“policies to improve school progression and reduce the
numbers of childrendropping out of school are critical if Universal Primary Education
(UPE) isto be achieved”. Namun demikian, masih terdapat sejumlah anak-anakterutama

1
Regina Rukmorini," Faktor Budaya Dan Pola Pikir Pengaruhi Anak Putus
Sekolah",https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/12/faktor-pemicu-putus-sekolah-tidak-melulu-karena-
alasan-ekonomi. (Diakses pada pukul 21 Oktober 2023,pukul 20.00)

7
yang berada di daerah pedesaan tidak bersekolah dan jugamengalami putus sekolah. Hal
ini tentu saja merupakan fenomena yangberkaitan dengan sejumlah faktor.

Menurut BPS (2010: 36) penyebab utama anak sampai mengalami putus sekolah
adalah karena kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnyapendidikan anak,
keterbatasan ekonomi/tidak ada biaya, keadaan geografis yang kurang menguntungkan,
keterbatasan akses menuju ke sekolah, karenasekolah jauh atau minimnya fasilitas
pendidikan. Mudjito AK, (2008: 5) menyatakan bahwa masih banyaknya siswa SD
mengalami putus sekolahdisebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

(1) rendahnya kemampuan ekonomi termasuk eksploitasi tenaga anak sebagai pekerja
anak oleh orangtuanya demi membantu mencari nafkah keluarga;
(2) rendahnya pemahamantentang pentingnya pendidikan dan kurangnya dukungan
motivasi dari keluarga”.

Lebih lanjut Nazili Shaleh Ahmad (2011: 134-135) menyatakan bahwa,ada


beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami putus sekolah yaitu:(1) adat istiadat
dan ajaran-ajaran tertentu, (2) karena kecilnya pendapatanorang tua murid, (3) jauhnya
jarak antara rumah dan sekolah (4) lemahnyakemampuan murid untuk meneruskan
belajar dari satu kelas ke kelasselanjutnya dan (5) kurang adanya perhatian dari pihak
sekolah.

Mencermati apa yang diungkapkan oleh Nazili Shaleh Ahmad dapatdiketahui


bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan anak mengalamiputus sekolah yaitu faktor
eksternal anak dan faktor internal anak. Faktoreksternal anak meliputi adat istiadat atau
budaya, faktor ekonomi, jarak yangditempuh untuk mengakses sekolah serta kurangnya
perhatian dari orang tuadan sekolah. Sedangkan yang termasuk dalam faktor internal anak
adalahkemampuan belajar anak.Berbagai macam faktor-faktor yang ada tersebut saling
berkaitan antarasatu dengan yang lainnya. Maksudnya, faktor ekonomi dapat
menyebabkanrendahnya minat anak, fasilitas belajar dan perhatian orang tua yang
kurang.Faktor minat anak yang kurang dapat diakibatkan oleh perhatian orang tuadan
fasilitas belajar yang rendah, budaya kurang mendukung, dan jarak antaratempat tinggal
anak dengan sekolah yang jauh.

Dari berbagai penjelasan tentang permasalahan yang menyebabkananak


mengalami putus sekolah dapat diketahui bahwa yang menyebabkananak mengalami
putus sekolah dipengaruhi oleh berbagai sebab, baik yangberasal dari internal anak

8
maupun eksternal anak. Dalam penelitian ini,peneliti akan lebih fokus pada sebab
eksternal yaitu perhatian orang tua padapendidikan anak.2

Pendidikan orang tua yang mempunyai anak putus sekolah di SD yayasan


AlIkhsan Kampung Wara Negeri Hative Kecil termasuk tergolong rendah.Mayoritas
pendidikan terakhir orang tua tidak memiliki tamatan SD dan bahkan ada orang tua yang
tidak sekolah. Oleh sebab itu rendahnya pendidikan orang tua menyebabkan kurangnya
kepedulian orang tua untuk memberikan pendidikan yang tinggi danberkualitas untuk
masa depan anak.

Selain itu Pendapatan Orang tua yang minim juga merupakan salah
faktorpenyebab anak putus sekolah. Kebutuhan ekonomi yang tidak mencukupi,
mengakibatkan tingginya aktifitas orang tua mencari uang untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Bahkan anak juga dilibatkan secara langsung untuk mencari nafkah
membantu ekonomi keluarganya walaupun pada masa usia mereka belum merupakan
kewajiban mereka membanting tulang untuk mencari sesuap nasi bagi kelangsungan
hidupnya.

Semakin baik pekerjaan yangdimiliki orang tua maka pendapatan yang di peroleh
semakin besar, sehinggakesempatan untuk memberikan pendidikan yang tinggi dan
berkualitas menjadisemakin besar. Dalam kajian pustaka dinyatakan bahwa pada
umumnya, orang tuayang memiliki pekerjaan yang layak akan memberikan kesempatan
dan doronganpada anaknya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Orang tua
yang anaknya putus sekolah mayoritas memiliki pekerjaan pokok sebagai pedagang.
Pekerjaantersebut termasuk dalam pekerjaan rendah karena di lihat dari segi
pendapatanyang di peroleh kurang bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Adapun Orang
tuatersebut juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak.3

Pekerjaan berkaitan erat terhadap pendapatan yang diperoleh sehinggasecara


langsung akan mempengaruhi keberlangsungan pendidikan anak.Pendidikan merupakan
hal yang sarat akan biaya, sehingga kecilnya pendapatanakan menghambat pendidikan
seorang anak. Di dalam penelitian ini di temukanbahwa orang tua yang memiliki anak
putussekolah mayoritas mempunyai pendapatan di bawah Upah Minimum

2
Bintarto, R. 1976. Buku Penuntun Geografi Desa. Yogjakarta : UP SPRING Conny R. Semiawan (2009).
Penerapan pembelajaran pada anak. Jakarta:Indeks.
3
Hanifah, Hayiatul. 2007. Pengaruh Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Di Mi al-fattah
Curah Kalak Jangkar-Situbondo.

9
Regional(UMR) Kota Ambon sebesar Rp 800.000 - 1.000.000. Tentunya
denganpendapatan tersebut akan sulit untuk memenuhi kebutuhan anak dalam
halpendidikan. Oleh karena itu kondisi pendapatan dapat menentukan keberlangsungan
pendidikan seorang anak.

Orang tua berperan penting dalam hal pendidikan khususnya terhadapkelanjutan


pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Karena dalam usia anakyang tidak
melanjutkan sekolah tersebut masih dalam tanggung jawab orang tuasehingga keputusan
yang dilaksanakan oleh anak merupakan keputusan yangdiberikan oleh orang tua mereka.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahuibahwa mayoritas persepsi orang tua terhadap
anak putus sekolah yang lebih tinggi adalah ragu-ragu sebanyak 18 responden atau
sebesar 81,82% . sebagian orang tuaberanggapan bahwa sekolah itu penting tetapi hanya
sekedar sudah bisa membaca,menulis, dan berhitung sudah cukup. Pemahaman seperti ini
yang menggap pendidikan itu adalah suatu hal yang biasa saj dan tidak terlalu penting
bagi anak-anak mereka. Sehingga orang tua tidak serius lebih memilih anaknyauntuk
tidak melanjutkan sekolah.
Namun dari hasil wawancara juga terlihat ada sebagian orang tua menganggap
pendidikan itu penting hal ini dapat dilihat dari 4 orang responden atau 18,18% orang tua
memilih setuju bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Pendidikan dapat membentuk
karakter anak menjadi lebih baik serta menjadikan anak lebih memiliki kecerdasan untuk
dapat mengembangkan dirinya menjadi individu yang berkualitas dalam menata
kehidupan yang lebih baik.4
C. Dampak Putus Sekolah
adalah individu yang mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa, terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri. Remaja awal 10-14 tahun dan
remaja akhir 15-20 tahun. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian
yaitu faktor fisik (seperti gangguan otak, mengkonsumsi obat terlarang), faktor
lingkungan sosial budaya (seperti krisis politik, ekonomi, keamanan, masalah sosial yang
dapat menimbulkan depresi), faktor diri sendiri (seperti tekanan emosional dan
identifikasi atau imitasi terhadap orang lain yang berkepribadian menyimpang). 5

4
Slameto. (2010). Belajardan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

5
Rokhmaniyah, M. P., Suryandari, K. C., Fatimah, S., & Mahmudah, U. (2022). Anak Putus Sekolah, Dampak,
dan Strategi Mengatasisnya. CV Pajang Putra Wijaya.

10
Masa remaja tidak lepas dari masalah termasuk dalam ranah kepribadian.
Dinamika kepribadian itu bersifat dinamis sehingga menimbulkan dampak dalam
berbagai dimensi. Kepribadian seseorang memiliki tipe kepribadian yang berbeda
digambarkan melalui gejala-gejala secara natural seiring dengan lingkungan sosial dan
lingkungan keluarga.Timbulnya berbagai masalah dalam dunia pendidikan seperti putus
sekolah beberapa ekses yang dapat terjadi karena tidak mencapai cita-cita, tujuan dari
pendidikan itu sendiri diantaranya ialah :

1. Menghambat Pembangunan

Berkembanganya dunia telah banyak mempengaruhi struktur sosial


masyarakat atau lapisan masyarakat diantaranya dari segi budaya, sikap dan perilaku
yang mencerminkan budaya luar misalnya merebaknya peminum hamar, melanggar
asusila tatanan kesopanan serta banyaknya pemakai narkoba terutama pada usia 16
sampai 20 tahun, munculnya berbagai isu tentu saja mempengaruhi produksi yang ada
di indonesia. Semakin banyak jumlah penduduk indonesia mengalami putus sekolah
maka akan menurunkan usaha produktif, sebab dengan demikian hasil produksi tidak
bisa berkembang karena terserap oleh konsumsi penduduk. Krisis lingkungan yang
dialami oleh masyarakat dunia telah mendapat respon lingkungan dan kelompok
hijau. Remaja dituntut dapat mengembangkan masyarakat. Selain masyarakat
pemerintah dan pihak kelembagaan sekolah berkewajiban memprioritaskan
pembangunan tanah air, bangsa dan negara.6

2. Kenakalan Remaja Dikriminalitas


Asal mula kenakalan remaja karena faktor lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, faktor budaya (berkurangnya atau menghillangnya pranata masyarakat
yang selama ini menjaga keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat). Kenakalan
remaja maupun kriminalitas terjadi mengingat faktor usia muda, yang mempunyai
emosi tidak terkendali, tidak hanya seseorang yang memiliki usia muda orang
berkecukupan pun yang telah mempunyai pekerjaan dapat menimpanya serta faktor
remaja putus sekolah. Keterlibatan anak dalam proses peradilan pidana mengantarkan
anak dalam berbagi penderitaan baik fisik maupun psikis, kasus peradilan yang
biasanya melibatkan remaja yaitu kasus narkotika, narkotika pada awalnya hanya
digunakan sebagai alat bagi upacara ritual keagamaan dan disamping itu juga
dipergunakan untuk pengobatan.
6
Dahlan, M. (2019). Problematika Putus Sekolah Dan Pengangguran (Analisis Sosial Pendidikan).

11
Sejalan dengan perkembangan kolonisasi maka perdagangan narkoba semakin
tumbuh subur dan pemakaian candu secara besar-besaran sehingga menimbulkan
keprihatianan bagi masyarakat inter-nasional, mengingat dampak yang ditimbulkan
akibat penyalahgunaan narkotika yang sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa dan
bernegara. Dampak kenakalan remaja yaitu tenaga kerja yang tidak terampil, tingkat
produksi rendah, pengangguran, kemiskinan dan kebodohan.
Pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti, memproduksi, menanggung,
memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, membesarkan,
menjinakkan dan pengasuhan manusia pada fase awal kehidupan yakni pada tahap
perkembangan dan kanak-kanak hingga sepanjang hayat. Proses pendidikan
memberikan pengetahuan atau mengajarkan pengetahuan. 7
Pertama, pendidikan tempat mengolah bakat yang dimiliki oleh individu,
semakin tinggi jenjang pendidikan remaja keterampilan yang dimiliki semakin
berkembang, akan tetapi apabila bakat itu terhenti akibat putus sekolah, keterampilan
yang dimiliki oleh remaja tidak tersalurkan dan tidak dididik oleh pendidik
pendidikan. Tidak terdidiknya keterampilan yang dimiliki akan mencetak tenaga kerja
yang tidak terampil.
Kedua, Peningkatan produksi mekanisasi diperlukan keahlian. Apabila tidak
mengenyam pendidian maka tingkat produksinya akan lebih kecil dibanding apabila
seseorang memiliki keahlian.
Ketiga, Putus sekolah dan lapangan kerja adalah dua faktor penting diantara
sekian banyak yang menyebabkan adanya pengangguran. Tenaga kerja yang
menganggur tidak memenuhi persyaratan keahlian bagi lapangan kerja yang tersedia.
tiadanya keahlian maka tenaga kerja ini tidak bisa diterima dilapangan kerja yang
tersedia. Sekolah menjadi jalan utama kemajuan dan perkembangan umat manusia,
sekolah merupakan sumber pencerahan ideologi dan kematangan intelektual,
penyelamatan dari kebodohan serta keburukan, ilmu pengetahuan adaalah salah-
satunya cara melindungi orang melawan kebodohan.

Keempat, kebodohan dengan kemiskinan keduanya saling berkaitan, orang yang


bodoh berpotensi dalam kemiskinan, karena bodohnya, maka tidak bisa mengolah atau
memanfatatkan kekayaannya.

7
Mujiati, M., Nasir, N., & Ashari, A. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Siswa Putus Sekolah. Didaktis: Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 18(3).

12
D. Solusi Untuk Mengatasi Putus Sekolah
Di daerah tertinggal dimana banyak orangtua berasal dari latar belakang
pendidikan rendah, upaya untuk melibatkan mereka jauh lebih besar. Oleh karena itu,
mendorong partisipasi orangtua untuk mengatasi putus sekolah pada anak perlu
melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti guru sekolah, pakar pendidikan dan
praktisi, masyarakat, komunitas yang berkepentingan dan pemerintah.
a) Mendidik dan Menyadarkan Orangtua (Terutama Keluarga Tidak Mampu)

Pendidikan orangtua berkorelasi dengan keberhasilan orangtua dalam mendidik


anaknya. Orangtua yang peduli akan menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak
semampu mereka. Oleh karena itu, penyadaran kepada orang tua akan pentingnya
pendidikan harus digalakkan, kemungkinan besar mereka akan berubah jika mereka
percaya bahwa pendidikan itu berharga, apalagi jika mereka ingin melihat anak-anak
mereka mengejar pendidikan yang lebih baik dari pada mereka.

b) Komunikasi Orangtua-Anak

Orangtua yang selalu berdiskusi dengan anak terkait peningkatan pengetahuan


bisa mempengaruhi prestasi akademik anak. Selain itu, selalu bertanya kepada anak-anak
tentang apa yang telah mereka pelajari di sekolah sangat penting untuk kemajuan
pendidikan mereka. orangtua yang memiliki tingkat pendidikan rendah tampaknya terlibat
dalam berbagai cara dengan bantuan akademis semampu mereka, seperti berbicara
kepada anak-anak mereka tentang kehidupan sekolah, menyediakan sarana belajar sesuai
kemampuan mereka. Oleh karena itu, menjaga komunikasi dan diskusi antara orangtua
dan anak akan mengurangi risiko putus sekolah walaupun orangtua memiliki prestasi
belajar yang rendah.

c) Kemitraan Orangtua-Guru

Kerja sama dan komunikasi antara orangtua dan guru untuk membantu
perkembangan anak di sekolah dapat mencegah anak putus sekolah. Dengan mengadakan
pertemuan orangtua-guru, baik orangtua maupun guru dapat bekerja sama untuk
mencegah anak-anak dari kasus putus sekolah yang berisiko. Ini akan sangat membantu
terutama bagi orangtua dengan tingkat pendidikan rendah karena guru dapat memberikan
beberapa solusi atau cara yang bisa diterapkan orangtua di rumah.8

8
Darmawan, Dadang. 2020. Konflik dalam Dunia Pendidikan (Siswa Putus Sekolah) Dampak, Faktor, dan
Solusinya. Bogor: Stkip Muhammadiyah Bogor.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Putus sekolah terjadi karena keadaan dimana anak mengalami keterlantaran
seperti sikap dan perlakuan orang tua tidak memberikan perhatian yang layak terhadap
proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan
pendidikan yang layak. Kesulitan dalam ekonomi keluarga membuat orang tua lebih
memilih agar anak bekerja daripada sekolah. Selain itu, faktor sosial-budaya juga menjadi
penyebab Anak putus sekolah.

Timbulnya berbagai masalah dalam dunia pendidikan seperti putus sekolah dapat
terjadi karena tidak mencapai cita-cita, tujuan dari pendidikan itu sendiri diantaranya
ialah: Menghambat Pembangunan, Kenakalan remaja diskrimalitas (dampak kenakalan
remaja yaitu tenaga kerja yang tidak terampil, tingkat produksi rendah, pengangguran,
kemiskinan dan kebodohan).

Solusi supaya anak putus sekolah diindonesia ini tidak semakin banyak maka
diperlukan pertama, mendidik dan menyadarkan orangtua (terutama keluarga tidak
mampu). Pendidikan orangtua berkorelasi dengan keberhasilan orangtua dalam mendidik
anaknya. Orangtua yang peduli akan menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak
semampu mereka. Kedua, komunikasi orangtua dan anak, orangtua yang selalu berdiskusi
dengan anak terkait peningkatan pengetahuan bisa mempengaruhi prestasi akademik
anak. Selain itu, selalu bertanya kepada anak-anak tentang apa yang telah mereka pelajari
di sekolah sangat penting untuk kemajuan pendidikan mereka. Ketiga, Kerja sama dan
komunikasi antara orangtua dan guru untuk membantu perkembangan anak di sekolah
dapat mencegah anak putus sekolah. Dengan adanya solusi diatas diharapkan angka anak
putus sekolah tidak semakin tinggi dan bangsa indonesia dapat lebih baik lagi dalam segi
pendidikan karena faktor pendorong perekonomian di Indonesia melalui pendidikan yang
baik.

B. Saran
Meskipun pemakalah meminginkan kesempurnaan dalam penyususnan makalah
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu pemakalah perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dari pemakalah. Oleh karena itu kritik

15
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi
banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, R. 1976. Buku Penuntun Geografi Desa. Yogjakarta : UP SPRING Conny R.

16
Dahlan, M. (2019). Problematika Putus Sekolah Dan Pengangguran (Analisis Sosial

Pendidikan).

Darmawan, Dadang. 2020. Konflik dalam Dunia Pendidikan (Siswa Putus Sekolah) Dampak,

Faktor, dan Solusinya. Bogor: Stkip Muhammadiyah Bogor.

Hanifah, Hayiatul. 2007. Pengaruh Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa

Di Mi al-fattah Curah Kalak Jangkar-Situbondo.

M. Fendik Setyawan. Solusi Mengurangi Anak Putus Sekolah Wajib Belajar 9 Tahun. Hal 2

Mujiati, M., Nasir, N., & Ashari, A. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Siswa Putus

Sekolah. Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 18(3).

Rokhmaniyah, M. P., Suryandari, K. C., Fatimah, S., & Mahmudah, U. (2022). Anak Putus

Sekolah, Dampak, dan Strategi Mengatasisnya. CV Pajang Putra Wijaya.

Slameto. (2010). Belajardan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Semiawan (2009). Penerapan pembelajaran pada anak. Jakarta:Indeks.

17

Anda mungkin juga menyukai