Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan struktur yang menyatu dalam
suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain untuk
merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna
atau pemakainya. Pada era globalisasi seperti sekarang ini SIA sangat
diperlukan khususnya bagi perusahaan-perusahaan untuk menunjang aktivitas-
aktivitas perusahaan terutama dalam pengolahan data keuangan. SIA sudah
semakin berkembang di berbagai kalangan, ada yang mengembangkan secara
umum, ada yang mengembangkan berdasarkan kasus per kasus dalam suatu
organisasi. Dengan adanya perkembangan SIA di berbagai kalangan ini,
menggugah rasa keingintahuan kami untuk melakukan observasi mengenai
sistem informasi akuntansi, struktur organisasi, sistem pengendalian intern,
dan jaringan komputerisasi yang digunakan pada suatu perusahaan, yaitu pada
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk atau yang lebih dikenal dengan
nama Bank BTPN adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan

1.2 Maksud dan Tujuan Observasi


1. Untuk mengetahui pengolahan data keuangan apa yang digunakan pada
perusahaan BTPN.
2. Untuk mengetahui kapan perpindahan sistem akuntansi menuju sistem
informasi akuntansi di perusahaan BTPN.
3. Untuk mengetahui struktur organisasi yang digunakan leh perusahaan
BTPN.
4. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern pada perusahaan BTPN.
5. Untuk mengetahui jaringan komputerisasi yang digunakan pada
perusahaan BTPN.
1.3 Curiculum Vitae (CV)
1.3.1 Nama Perusahaan : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
(BTPN)
Alamat : Jl. Cikapundung Timur No. 1 Bandung- 40111

1
Telepon : 022-4236507
Faks : 022-4238433
Wilayah : Kota Bandung
Provinsi : Jawa Barat
Layanan : KCP ( kantor cabang pembantu )
Logo :

Gambar 1 : Logo BTPN

1.3.2 Sejarah Perusahaan

Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari


pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan
militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian
mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (selanjutnya
disebut BAPEMIL) dengan status usaha sebagai perkumpulan yang
menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya.
BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan
beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia maupun sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan
bahkan banyak yang terjerat rentenir.

Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada
tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional dengan izin usaha sebagai Bank Tabungan
dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 14
Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan
usaha BAPEMIL.Berlakunya Undang-undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan (sebagaimana selanjutnya diubah dengan


Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) yang antara lain menetapkan
bahwa status bank hanya ada dua yaitu: Bank Umum dan Bank

2
Perkreditan Rakyat, maka pada tahun 1993 status Bank BTPN diubah dari
Bank Tabungan menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22
Maret 1993. Perubahan status Bank BTPN tersebut telah mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam surat Bank
Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April 1993 yang
menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum.

Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank
Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret
1993, Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada
Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank
BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan
dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para
pensiunan.

Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama


dengan PT Taspen, sehingga Bank BTPN tidak saja dapat memberikan
pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat
melaksanakan Tri Program Taspen, yaitu Pembayaran Tabungan hari
Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun.

Terhitung tanggal 12 Maret 2008 bank BTPN telah listing di Bursa efek
Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan resmi menyandang
gelar tbk (terbuka). Dan pada tanggal 14 Maret 2008, Texas Pacific Group
(TPG)resmi mengakuisisi saham bank BTPN sebesar 71, 61%.

TPG Nusantara S.a.r.i., anak perusahaan investasi global dari Amerika


Serikat TPG Capital, pada tahun 2008 melakukan akuisisi saham BTPN
sebesar 71,6% melalui pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. BTPN
menjadi bank public dengan nilai asset Rp 13,7 triliun. TPG memiliki
potofolio investasi di seluruh dunia diantaranya Amerika Utara, Eropa dan
Asia.

3
NORTH
EUROPE ASIA
AMERICA
$ Invested1 : $21.2 $4,8 Billion $ 3,8 Billion
billion
Investing since: 1993 1995 1994
Tabel 1 : Investasi Bank BTPN

Pada tahun 2009 BTPN meluncurkan Bisnis UMK dengan nama BTPN |
Mitra Usaha Rakyat melalui pembukaan 539 kantor cabang dengan
pertumbuhan kredit mencapai Rp 2,3 triliun. BTPN menerbitkan obligasi
Rupiah jangka panjangnya yang pertama., dengan peringkat A+ (national
scale rating) dengan outlock positif dari Ftch Ratings dan memeroleh
fasilitas pinjaman jangka panjang dalam Rupiah dari International
Finance Corporation, anak perusahaan world Bank.

Pada tahun 2010, nilai asset BTPN bertumbuh menjadi Rp 34,5 triliun
dibandingkan Rp 13,7 triliun dua tahun sebelumnya, menjadi bank ke-10
terbesar dalam hal kapitalisasi pasar diantara bank-bank public di
Indonesia., serta menduduki peringkat ke-5 dalam hal jumlah cabang dan
peringkat ke-6 dalam hal jumlah karyawan. BTPN berhasil melaksanakan
penerbitan obligasi jangka panjang sebanyak dua kali dengan total nilai Rp
2,4 triliun dan menyelesaikan rights issue sebesar Rp 1,3 triliun di bulan
Desember.

Pada tahun 2011, BTPN meluncurkan Daya sebagai program sosialnya


yang menjadi bagian integrat dari aktivitas bisnisnya, serta telah
menyelesaikan uji coba Bisnin Perbankan Komunitas Syariah (Tunas
Usaha Rakyat atau TUR). Bisnis pendanaan memperkenalkan brand
Sinaya. Yang terhubung dengan inisiatif Daya. Bank telah memperluas
jaringan ATM-nya dengan jaringan ATM Prima selain jaringan ATM
bersama yang sudah ada. Kini, total jaringan yang terhubung mencapai
lebih dari 57.331 ATM diseluruh Indonesia.

4
Pada tahun 2012, BTPN meluncurkan Bisnis Perbankan Komunitas
Syariah (Tunas Usaha Rakyat atau TUR).

Pada tahun 2013, BTPN menyelesaikan program uji coba mobile banking
baru yang diberi nama BTPN WOW!.

1.3.3 Visi Misi Perusahaan


1. Visi
Menjadi bank mass market* terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat
Indonesia.

2. Misi
Bersama kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih
berarti!
Proses perumusan visi, misi dan nilai-nilai BTPN dimulai pada tahun
2009, dan melibatkan masukan dan partisipasi semua karyawan dari
berbagai tingkatan. Nilai-nilai yang di anut oleh Bank BTPN merupakan
pedoman berperilaku untuk membentuk identitas karyawan. Nilai-nilai itu
terdiri dari dapat dipercaya, peduli, sinergi, dan mencapai yang terbaik.

1.3.4 Lokasi perusahaan

5
Gambar 2 : Lokasi Perusahaan
1.3.5 Bidang Usaha

Bank BTPN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan.


Misi dari Bank BTPN merupakan menjadikan Bank mass market terbaik,
dalam hal ini Bank BTPN melakukan pemberdayaan segmen mass market
dengan mengintegrasikan program daya pada unit bisnis, yaitu :

Gambar 3 : Program Daya Bank BTPN


Bank BTPN mengintegrasikan misi bisnis dan sosial didalam produk,
layanan dan kegiatan keseharian. Dalam memberdayakan mass market,

6
fokus kami terletak pada kesehatan, usaha dan pengembangan komunitas
melalui tiga pilar daya yaitu :
1. Daya Sehat Sejahtera
2. Daya Tumbuh Usaha
3. Daya Tumbuh Komunitas
Dalam hal ini kami sekelompok melakukan observasi di Bank BTPN
Syariah mengenai Daya Tumbuh Komunitas, yang memiliki program
Bisnis Perbankan Komunitas Syariah (Tunas Usaha Rakyat atau TUR).
TUR ini salah satu program bisnis BTPN yang dimunculkan resmi pada
tahun 2012, TUR ini merupakan layanan perbankan berbasis komunitas.
TUR mulai dikembangkan ke daerah Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Tujuan BTPN Syariah-tunas usaha rakyat memberdayakan keluarga pra-
sejahtera produktif untuk memperoleh hidup yang lebih baik. TUR juga
memiliki dua komponen, pertama pemberdayaan perempuan dan kedua
adalah sebuah program terpadu yang disebut dengan paket masa depan.
Paket masa depan adalah paket pembiayaan dengan menggunakan Akad
Wakalah Murabahah yang meliputi pembiayaan, tabungan wadiah,
asuransi jiwa bagi nasabah PMD, dan santunan terhadap suami nasabah
jika meninggal dunia. Program terpadu ini terdiri dari :
1) Memberikan solusi keuangan, dalam bentuk paket pembiayaan, kepada
sekelompok wanita yang sudah atau ingin berusaha di pedesaan, namun
tidak memiliki akses ke layanan normal perbankan. Paket pembiayaan
yang diberikan terdiri dari pembiayaan sebesar 1-3 jjta dan dilunasi
dengan cicilan setiap dua minggu dalam waktu setahun. Di akhir periode
satu tahun ketika pembiayaan sudah dilunasi penuh, nasabah dapat
diberikan pembiayaan dengan jumlah yang lebih besar samapai 100%
diatas plafond semula. Pembiayaan 1-3 juta tersebut kemudian diangsur
dua minggu sekali selama periode satu tahun berikutnya dan ini
berlangsung setiap tahun, dengan siklus angsuran yang sama. Setelah
siklus ketiga, nasabah berhak untuk mendapatkan pembiayaan tambahan
untuk perumahan atau pendidikan. Paket pembiayaan tersebut,
memeberikan asuransi jiwa kredit gratis dan dana tambahan apabila

7
pasangan meninggal dunia. Terakhir dibukakan rekening tabungan tanpa
biaya administrasi.
2) Melibatkan pemberian bantuan dalam mengelola organisasi secara
sederhana. Satu kelompok yang terdiri dari maksimum lima anggota
disyaratkan untuk menghadiri pertemuan formal dua mingguan dengan
staf BTPN dan melalui pertemuan ini para anggota didorong untuk
membagi tanggung jawab dan mempromosikan solidaritas dan kerja sama
di antara anggota kelompok. Jadi, pada paket masa depan ini Manajer
Sentra dan Petugas Sentra(yang bertugas sebagai teller, customer service)
mendatangi warga disekitar wisma btpn meminta izin terlebih dahulu pada
tingkat Kecamatan, Desa, Rw, Rt hingga ke kepala keluarga/nasabah.
Setelah mendapatkan nasabah di suatu Rt tertentu dibuatlah beberapa
kelompok yang satukelompoknya terdiri dari maksimal 5 orang, semua
kelompok diberikan pelatihan selama 5 hari dan mengisi lembar
permohonan pembiayaan dan pembukaan rekening, bagi yang lulus
nasabah tersebut akan di survey oleh petugas sentra dengan mengisi
lembar survey wawancara, setelah survey berhasil dan disetujui oleh
manajer sentra maka akan dilakukan pencairan pendanaan, nasabah yang
mengikuti paket masa depan ini diikuti mulai dari usia 19-60 tahun bagi
yang sudah menikah, bagi yang belum menikah usia mulai dari 21-60
tahun. Pembiayaan yang diberikan mulai dari 1-5 juta, paket masa depan
ini digunakan untuk usaha, pendidikan dan pembangunan rumah. Yang
perlu diperhatikan dalam paket masa depan ini tidak ada potongan dan
biaya administrasi apapun.

BAB II

8
PEMBAHASAN

2.1 Pengolah Data Keuangan


Dalam pengolahan data keuangan, Bank BTPN sudah menggunakan
sistem informasi akuntansi. Siklus transaksi keuangan pada Bank BTPN
terdiri dari banyak siklus, namun yang akan kita bahas disini yaitu siklus
mengenai transaksi pembiayaan pada produk paket masa depan. Transaksi
pembiayaan ini meliputi pencairan pembiayaan, pembayaran angsuran
pembiayaan, dan pelunasan. Berikut adalah transaksi pembiayaan yang
digunakan :
A. Pencairan pembiayaan
Pencairan pembiayaan adalah proses pemberian dana pembiayaan
kepada nasabah sesuai persetujuan pembiayaan. Bagaimana proses
transaksi pencairan pembiayaan ?
1. Saat bertemu nasabah :
a. PS wajib memastikan kebenaran nasabah sebelum
menyerahkan dna pencairan, cocokkan dengan data pada FAP
(konfirmasikan secara halus kebenaran nasabah kepada ketua
sentra)
b. Minta nasabah tandatangani AP3R (dibagian tanda terima) dan
FAP sebagai bukti penyerahan dana,
c. PS menyerahkan kartu angsuran ke nasabah pembiayaan
d. Minta Ketua Sentra (KS) menandatangani FAP sebagai bukti
telah dilaksanakannya pencairan pembiayaan kepada nasabah
saat PRS
e. Minta nasabah untuk melakukan setoran ke tabungan sebesar
minimal 10% dari nilai pencarian, isi kartu tabungan dengan
nilai setoran dan sald, bubuhkan stempel dan tanda tangan PS
lalu serahkan kartu tabungan ke nasabah.

2. Setelah kembali ke MMS


a. Serahkan dokumen FAP serta kuitansi/tanda terima ke WMS
b. Simpan dokumen AP3R pada file pembiayaan sesuai dengan
FAP

9
Gambar 4 : Form Angsuran dan Pencairan

B. Pembayaran Angsuran
Pembayaran angsuran adalah proses pembayaran angsuran pembiayaan
oleh nasabah terhadap pembiayaan PMD yang telah diterima
sebelumnya.
Berikut ini proses transaksi pada saat pembayaran angsuran :
Sebelum PRS dimulai nasabah mengumpulkan uang dan kartu ke
ketua grup, ketua grup mengumpulkan ke ketua sentra
1. Pada saat pembayaran angsuran :
a. Nasabah yang melakukan pembayaran angsuran tidak perlu
menandatangani FAP
b. PS membutuhkan tanda tangan dan stempe MMS ke kartu
angsuran nasabah
c. PS dan Ketua Sentra menandatangani FAP sebagai bukti
pelaksanaan pembayaran angsuran pada PRS
2. PS menghitung seluruh uang tunai atas angsuran yang diterima di
sentra (perdenominasi) dan pastikan tidak ada selisih antara catatan
pembayaran angsuran dengan jumlah uang yang diterima.
3. Setelah PS kembali ke MMS, PS serahkan uang ke WMS (siapkan
SPPU dan dokumen)

10
a. WMS/KS menandatangani FAP, sebagai bukti rekonsiliasi
antara uang fisik (uang yang dibawa dari PRS) dengan FAP dan
telah dilakukan penginputan ke aplikasi prospera
b. MS menandatangani FAP, sebagai konfirmasi rekonsiliasi dan
penginputan ke aplikasi prospera telah dilakukan

Bagaimana jika nasabah tidak mampu membayar angsuran ?

Apabila saat PRS nasabah tidak mampu membayar angsuran, maka


pembayaran angsuran dapat dilakukan dengan menggunakan uang
solidaritas atau uang kas.

Bagaimana proses transaksi untuk nasabah yang tidak sanggup


membayar angsuran :

1. Pada saat nasabah membayar angsuran dari dana


solidaritas/uang kas sentra/tabungan :
a. PS membubuhkan tanda tangan dan cap MMS ke kartu
angsuran nasabah sebagai bukti nasabah telah membayar
b. PS membubuhkan catatan V pada FAP kolom tunggakan
dibayar sentra dan catat asal dana pembayaran (dana
solidaritas, uang kas)
c. PS dan ketua sentra menandatangani FAP sebagai bukti
pelaksanaan pembayaran angsuran pada PRS
2. Pada saat penginputan pembayaran angsuran ke sistem prospera,
WMS wajib input penjelasan pada sistem atas informasi
pembayaran angsuran dengan menggunakan dana
solidaritas/uang kas

11
Gambar 6 : Form Angsuran dan Pencairan
C. Pelunasan
Pelunasan adalah penyelesaian seluruh kewajiban nasabah ata
pembiayaan
1. Pelunasan pada saat jatuh tempo, setelah nasabah membayar
seluruh kewajiban angsuran maka otomatis hutang lunas
2. Pelunasan dipercepat, pelunasan sebelum jatuh tempo pembiayaan
murabahah
3. Pelunasan karena nasabah meninggal, pelunasan pembiayaan
karena nasabah meninggal dunia

Catatan :

Bila nasabah meninggal dunia, bank akan mendapatkan penggantian


dari pihak asuransi, dengan demikian nasabah sudah tidak lagi
memiliki kewajiban/hutang kepada bank. MMS wajib segera
menginformasikan ke SSC (Syariah Solution Center) tentang
meninggalnya nasabah dan menyiapkan dokumen pendukung untuk
keperluan klaim asuransi. Penutupan hutang nasabah pada sistem akan
dilakukan setelah pembayaran klaim asuransi diterima oleh bank.

12
Berikut ini ada alur atau flowchart dari pelunasan dipercepat :

Gambar 7 : Flowchart Pelunasan Dipercepat

2.2 Sistem Informasi Akuntansi


Bank BTPN dalam hal pengolahan data keuangannya sudah menggunakan
sistem informasi dari awal mula pendirian perusahaan, aplikasi yang
digunakan yaitu PROSPERA.
Bentuk aplikasi prospera yang digunakan pada Bank BTPN digambarkan
seperti berikut ini :

13
Gambar 8 : Halaman Utama Prospera

Gambar 9 : Pencarian Data Nasabah dan Pembuatan Akun Baru Nasabah

14
Gambar 10 : Pengelolaan Accounting
C. Kegiatan Administrasi Input Prospera
Selain MMS memiliki catatan pada dokumen/hardcopy, MMS juga wajib
menginput data dan transaksi kedalam sistem Prospera yang tersedia di MMS,
dengan adanya sistem ini maka data akan mudah untuk dikirim ke kantor
pusat untuk kebutuhan pemantauan dan pelaporan baik internal maupun
eksternal (Bank Indonesia).
Sebelum melakukan penginputan se sistem prospera, masing-masing staff
MMS yang bertugas melakukan penginputan wajib memastikan seluruh data
dan dokumen transaksi telah lengkap dan siap input.
Staff MMS yang bertugas melakukan penginputan adalah PS (Pembina
Sentra), WMS (Wakil Manajer Sentra). Berikut adalah hal-hal yang diinput
oleh masing-masing staff MMS :
1. Aktivitas yang dilakukan oleh PS
a) Input semua data sentra, group dan nasabah baru
b) Input semua data pengajuan pembiayaan dan pembukuan rekening
tabungan baru (perhatikan kebenaran pemilik kode produk)
2. Aktivitas yang dilakukan oleh WMS
a) Input semua transaksi pembiayaan (pencairan, pembayaran angsuran,
pelunasan)
b) Input semua transaksi tabungan (setoran, penarikan tabungan)
c) Input semua transaksi cover dana (in/out)
3. Aktivitas yang dilakukan oleh MS
Input persetujuan/rekomendasikan atas pembukaan rekening pembiayaan dan
tabungan baru dan transaksi

15
Di Prospera, PS melakukanaktivitas: input semua data sentra, group dana
nasabah baru. Input semuda data pengajuan pembiayaan dan pembukaan
rekening tabungan baru.

Penginputan data dan transaksi ke Aplikasi prospera agar dilakukan sesegera


mungkin sehingga sehingga seluruh penginputan data/transaksi cepat selesai
di MMS dapat segera dilakukan dan selesai, sehingga MMS dapat segera
memproses sinkronisasi akhir hari sesuai waktu yang ditentukan (tidak ada
keterlambatan/pending karena masih belum selesai menginput data transaksi).
Penghimpunan nama Nasabah wajib memperhatikan memo terbaru
(lihat memo no M109/UUS-OPS/VII/2012) tanggal 31 Juli 2012. Aktivitas
terkait dengan Pengajuan Pembiayaan baru ke Approval Center Kantor
Pusat.
a. Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi pada perusahaan PT BTPN Syariah menggunakan
struktur organisasi garis dan staff.
Organisasi garis dan staff dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya
luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan
jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang
tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada
pejabat pimpinan di dalam organisasi. Organisasi ini banyak digunakan
oleh perusahaan besar yang daerah operasionalnya luas serta memilki
bidang tugas yang kompleks. Di sini kesatuan perintah juga
dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya
menerima perintah dari seorang atasan. Kepada atasan tersebut bawahan
harus bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaannya. Dalam hal ini
terdapat satu atau beberapa staf. Dalam struktur organisasi garis dan staff
juga dijumpai adanya kebaikan dan keburukan.
1. Kebaikan organisasi garis dan staff yaitu :
- Relevan untuk perusahaan besar
- keputusan lebih rasional karena adanya staff ahli
- Dapat mewujudkan The right man , in the right place
2. Keburukan organisasi garis dan staff adalah :

16
- Organisainya rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta
membutuhkan biaya tinggi.
- Koordinasi kadang-kadang sukar diterapkan
- Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlahnya yang
banyak sehingga memungkinkan mereka untuk tidak lagi saling
mengenal.
b. Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal sangat diperlukan dalam sebuah
perusahaan untuk menjaga, memantau segala aktivitas perusahaan
agar seluruh sistem didalam perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Tujuan dari sistem pengendalian internal secara umum untuk
pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi dalam
perusahaan, dan bentuk pengendalian internal yang dilakukan didalam
perusahaan BTPN ada yang masih menggunakan manual ada pula
yang sudah memanfaatkan PDE atau proses data elektronik.
Pengawasan secara manual seperti pengawasan dari pihak-pihak
didalam kantor yang mempunyai kewenangan terhadap pemantauan
segala aktivitas karyawan di kantor yang di kontrol secara face to face
apakah karyawan melaksanakan segala aktivitas berdasarkan SOP atau
tidak. Sedangkan pengendalian yang memanfaatkan PDE seperti
menggunakan CCTV di seluruh ruangan kantor baik di kantor pusat
atau kantor cabang, segala pengolahan data, pengumpulan dan
penyampaian informasi sudah menggunakan data elektronik, selain itu
dilakukan audit internal untuk mengontrol segala aktivitas perusahaan,
bukan hanya keuangannya namun juga pada seluruh tingkatan
manajemen.
Pada saat melakukan transaksi keuangan dengan nasabah diluar yang
ada hubungannya dengan transaksi pembiayaan seperti pada paket
masa depan menggunakan pengendalian dengan penerapan CDD.
Costumer Due Diligence (CDD) adalah kegiatan berupa identifikasi,
verifikasi dan pemantauan yang dilakukan bank untuk memastikan
bahwa transaksi tersebut sesuai dengan profil nasabah.
Bank diwajibkan oleh PBI 11/28/PBI/2009 untuk melakukan prosedur
CDD pada saat :

17
a. Melakukan hubungan usaha dengan calon Nasabah;
b. Melakukan hubungan usaha dengan Walk In Costumer (WIC);
c. Bank meragukan kebenaran informasi yang diberikan oleh
nasabah, penerima kuasa, dan/atau beneficial Owner; atau
d. Terdapat transaksi keuangan yang tidak wajar yang terkait
dengan pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.
Pentingnya CDD :
a) Untuk menghindarkan/mengurangi resiko usaha, Bank wajib
menerapkan prinsip kehati-hatian, dan salah satu upaya
melaksanakan prinsip kehati-hatian adalah penerapan CDD.
b) Untuk menghindarkan bank dari tindak pidana pencucian uang
dan pencegahan pendanaan teroris.
c) Untuk membantu upaya penegakan hokum, khususnya tindak
pidana pencucian uang.

Prinsip-prinsip Penerimaan Nasabah :

Memperoleh keyakinan bahwa calon nasabah adalah orang yang


sebenarnya sesuai dengan informasi yang diberikan.

Memastikan diperoleh informasi yang memadai tentang :

a) Sifat, usaha & aktivitas Nasabah


b) Pola Transaksi yang akan dilakukan nasabah

Apa saja yang dilakukan pada saat CDD?

Bagan di bawah ini menjelaskan proses CDD :

18
Gambar 11 : Proses Customer Duo Dilegence (CDD)

c. Jaringan yang digunakan


Jaringan komputerisasi yang digunakan pada Bank BTPN
menggunakan Peer to Peer, dimana dalam jaringan Peer to Peer, semua
komputer memiliki hak akses yang sama. Setiap komputer yang
terhubung dapat saling berbagi sumber daya tanpa harus dikendalikan
oleh satu komputer. Jadi, intinya, jaringan Peer to Peer adalah jaringan
di mana semua komputer dapat bertindak sebagai server ataupun client.

Kelebihan Jaringan Peer to Peer

Biaya operasional yang lebih murah dikarenakan tidak


memerlukan server yang harus memiliki spesifikasi tinggi.
Tidak membutuhkan administrator yang profesional.Karena
setiap komputer dalam jaringan memiliki hak akses dan
kedudukan yang sama serta tidak bergantung pada server, maka
apabila ada salah satu komputer yang mengalami gangguan,
jaringan juga tidak akan terganggu.

Kekurangan Jaringan Peer to Peer

Sistem keamanan ditentukan sendiri oleh masing-masing user.


Dan setiap user pastinya memiliki kemampuan yang berbeda-
beda.
Jaringan Peer to Peer rentan terhadap serangan dari pihak luar.
Masing-masing komputer dalam jaringan memiliki spesifikasi
yang berbeda-beda. Dan apabila terjadi troubleshooting akan
rumit dikarenakan pengaturan, konfigurasi dan penanganannya
juga berbeda-beda.
d. Topologi yang digunakan

Topologi yang digunakan yaitu topologi star Topologi ini paling banyak
digunakan dalam jaringan komputer saat ini. Untuk jenis star ini semua
komputer dihubungkan ke satu alat yang dinamakan hub. Semua

19
komputer saling berkirim data berupa sinyal elektronik melalui hub ini.
Topologi ini awalnya digunakan dalam sistem mainframe. Jaringan star
memberikan manajemen sumber daya (resource) secara sentral, namun
dibandingkan dengan jenis bus, star ini memerlukan lebih banyak kabel
karena tiap komputer dihubungkan ke hub, semakin banyak jumlah
komputer yang akan dihubungkan ke jaringan maka semakin banyak
pula kabel dan port yang ada di hub.

Kelemahan dari star ini juga adalah jika terjadi masalah dengan hub
maka seluruh aktivitas jaringan akan ikut terganggu. Namun jika salah
satu kabel terputus yang menghubungkan komputer dengan hub, maka
yang mengalami masalah hanyalah pada komputer tersebut saja,
komputer lain tetap dapat saling berkirim data (bandingkan dengan
bentuk bus di atas.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) terlahir dari pemikiran


7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer
pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian
mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer
(selanjutnya disebut BAPEMIL) dengan status usaha sebagai
perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman
kepada para anggotanya.Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula
memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi
Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki
aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan

20
maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap
mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai
aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan.Pada
tahun 2011, BTPN meluncurkan Daya sebagai program sosialnya yang
menjadi bagian integrat dari aktivitas bisnisnya, serta telah
menyelesaikan uji coba Bisnin Perbankan Komunitas Syariah (Tunas
Usaha Rakyat atau TUR).

2. Bank BTPN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang


perbankan. Misi dari Bank BTPN merupakan menjadikan Bank mass
market terbaik, dalam hal ini Bank BTPN melakukan pemberdayaan
segmen mass market dengan mengintegrasikan program daya pada unit
bisnis.Dalam hal ini kami sekelompok melakukan observasi di Bank
BTPN Syariah mengenai Daya Tumbuh Komunitas, yang memiliki
program Bisnis Perbankan Komunitas Syariah (Tunas Usaha Rakyat
atau TUR). TUR ini salah satu program bisnis BTPN yang
dimunculkan resmi pada tahun 2012, TUR ini merupakan layanan
perbankan berbasis komunitas. TUR mulai dikembangkan ke daerah
Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Tujuan BTPN Syariah-tunas
usaha rakyat memberdayakan keluarga pra-sejahtera produktif untuk
memperoleh hidup yang lebih baik.
3. Bank BTPN sudah menggunakan sistem informasi akuntansi. Siklus
transaksi keuangan pada Bank BTPN terdiri dari banyak siklus, namun
yang kita bahas disini yaitu siklus mengenai transaksi pembiayaan
pada produk paket masa depan. Transaksi pembiayaan ini meliputi
pencairan pembiayaan, pembayaran angsuran pembiayaan, dan
pelunasan.
4. Pengolahan data keuangan Bank BTPN menggunakan aplikasi
Prospera.
5. Struktur Organisasi yang digunakan didalam Bank BTPN yaitu Bentuk
Struktur Organisasi Garis dan Staff

21
6. Sistem pengendalian internal yang digunakan masih ada yang
menggunakan manual, tetai sebagian besar sudah menerapkan konsep
PDE
7. Jaringan yang digunakan Bank BTPN yaitu Peer to Peer serta
menggunakan topologi star.
3.2 Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentu nya masih banyak
kekurangan dan kelemahan nya, kerena terbatas nya pengetahuan dan
kurang nya rujukan atau referensi yang ada hubungan nya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurna nya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan-
kesempatan berikut nya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khusus nya juga para pembaca yang budi man pada umum nya.

22

Anda mungkin juga menyukai