EMPOWERMENT & MODERNIZATION

Laporan Tahunan 2010 Annual Report

EMPOWERMENT
www.posindonesia.co.id
& MODERNIZATION
KANTOR PUSAT Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PT POS INDONESIA (Persero)
Jl. Cilaki 73, Bandung 40115
 Contents

5 Visi, Misi, Vision, Mission

7 Sekilas PT Pos Indonesia - Kaleidoskop Pos Indonesia in Brief - Kaleidoscope
17 Struktur Perusahaan Corporate Structure
19 Wilayah Kerja Working Area
35 Sambutan Komisaris Utama Foreword by President Commissioner
39 Profil Dewan Komisaris Profile of Board of Commissioners
41 Sambutan Direktur Utama Foreword by President Director
45 Profil Direksi Profile of Board of Directors
47 Data Keuangan Financial Data
Laporan Auditor Independen Report by Independent Auditor
75 Laporan Tata Kelola Perusahaan Report on Corporate Governance
Uraian Organ Pendukung GCG Description of the GCG Supporting Organs
99 Sistem Manajemen Risiko Risk Management System
105 Pos Indonesia Kini Pos Indonesia Today
107 Pengembangan Agen pos Development of Postal Agent
109 Pengembangan Mailing Room Development of Mailing Room
111 Standarisasi Gedung Kantor Pos Standardization of Post Ofice Building
117 Program Penyehatan Perusahaan Corporate Revitalization Program
120 Penghargaan 2010 2010 Awards
121 Pos Indonesia Photo Contest 2010 Pos Indonesia Photo Contest 2010
125 Galeri Prangko Tahun 2010 Stamp Gallery 2010
 “ Tepat Waktu Setiap Waktu”
“On Time Every Time”.

Visi “Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan

menyediakan layanan surat, paket dan logistik
Vision yang handal serta jasa keuangan yang
terpercaya”.
“To be the market leader in Indonesia by delivering the most reliable mail,
parcel & logistics network and trusted financial services”

05 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

Misi 1. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan
yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
Mission We are committed to provide our customers with consistent on-time delivery
and best value for money.

2. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja

yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi.

We are committed to provide our employees a safe, enjoyable, and rewarding

working environment

3. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil

usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.

We are committed to provide our stakeholders attractive returns and

continued growth

4. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.

We are committed to make a positive contibution to our communities

5. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.

Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya
kepada seluruh pemangku kepentingan.

We are committed to behave in a transparent and trustworthy manner to all

our stakeholders.

2010 Annual Report Pos Indonesia 06

Pos Indonesia in Brief
Kaleidoscope
 Sekilas Perusahaan-Kaleidoskop
Pos Indonesia in Brief - Kaleidoscope
o1 Januari
ALIANSI STRATEGIS POS-BTN
Jakarta (info) Bertempat di
Gedung Menara BTN Jakarta
Rabu, (27/01) PT. Pos Indonesia
menjalin kerjasama dengan
Bank BTN (Persero) Tbk, untuk
mengsinergikan potensi yang
ada di kedua BUMN tersebut
serta guna pengembangan
bisnisnya maka dilaksanakan
PKS tentang Layanan
Pencetakan Pengamplopan dan
Pengiriman Dokumen.
Dengan disaksikan oleh para
pejabat terkait dari kedua belah
pihak, Perjanjian Kerjasama
tersebut ditandatangi oleh
Setyo Riyanto, Direktur
Pemasaran dan Pengembangan
Bisnis Pos Indonesia dengan
Saut Pardede, Direktur Treasury
yang juga membidangi
Marketing Bank BTN.
STRATEGIC ALLIANCE POS-BTN
Jakarta (info) Taking place at the
BTN Tower Building, Jakarta,
Wednesday (27/01) PT. Pos
Indonesia enters into
cooperation with Bank BTN
(Persero) Tbk, to synergize the
potency within these two State
Owned Companies and, for the
purpose of business
development, the Cooperation
Agreement on Printing,
Enveloping and Documents
Delivery Service is accomplished.
Witnessed by the officials of both
parties, this Cooperation
Agreement is signed by Setyo
Riyanto, Director of Marketing
and Business Development of Pos
Indonesia and Saut Pardede,
Director of Treasury and in
charge of Marketing of Bank BTN.
09 Pos Indonesia
o2 Januari
POS - BNI Kerjasama Layanan
Remittance
Jakarta(info) Pos Indonesia
menjallin kerjasama dengan
BNI tentang pemanfaatan
weselpos instan untuk layanan
pengiriman uang (Remittance).
Kerjasama ini merupakan
kombinasi dan kolaborasi
antara Pos Indonesia dan BNI
yang sama-sama memiliki
layanan pengiriman uang
dengan potensi dan
sumberdaya yang berbeda.
Dengan kerjasama ini, layanan
pengiriman uang BNI dapat
diteruskan dengan layanan
weselpos instan dari Pos
Indonesia sehingga bisa
menjangkau daerah-daerah
pelosok sebagaimana
pengiriman uang via wesel.
Kerjasama ini ditandatangani,
Senin (25/01) di Kantor Pusat
PT Bank BNI Jakarta, antara
Direktur Pemasaran dan
Pengembangan Bisnis Setyo
Riyanto, dengan Direktur
Tresuri and Internasional BNI
Bien Subiantoro, disaksikan
Deputi Menteri BUMN Bidang
Usaha Perbankan dan Jasa
Keuangan, Parikesit Suprapto,
dan Dirutpos I Ketut Mardjana,
serta Wakil Direktur Utama BNI
Felia Salim.
Laporan Tahunan 2010
POS – BNI: Cooperation on
Remittance Service
Jakarta (info) Pos Indonesia
enters into a cooperation with
BNI on the use of instant money
order for the remittance service.
This cooperation is a
combination and collaboration
between Pos Indonesia and BNI,
where at the same time they are
providing fund transfer service,
but on a base of different
potency and resource. Under this
cooperation, the fund transfer
service offered by BNI can be
forwarded by instant money
order of Pos Indonesia, thus the
service can reach remoted areas
as the fund transfer through
money order.
This cooperation is signed on
Monday (25/01) at the
headquarters of PT Bank BNI,
Jakarta, between the Director of
Marketing and Business
Development Setyo Riyanto, and
the Directof of Treasury and
International BNI Bien
Subiantoro, witnessed by the
Deputy Minister of State Owned
Company for Banking Business
and Financial Services, Parikesit
Suprapto, and President Director
of Pos Indonesia I Ketut
Mardjana, and Vice President
Director of BNI Felia Salim.
o3
KESINAMBUNGAN
KEMITRAAN POS DAN ASABRI
Bandung (info) Dalam
melaksanakan Visi dan Misi
perusahaan, PT Pos Indonesia
selalu mengembangkan
strategi kemitraan yang saling
menguntungkan dengan
memberikan solusi atas
kebutuhan masyarakat
termasuk mitra kerja, seperti
kerjasama dengan PT ASABRI
(Persero) yang ditandatangani
di Bandung, Senin (22/02)
Perjanjian kerjasama yang
ditandatangani oleh Dirutpos I
Ketut Mardjana, dan Direktur
Utama PT ASABRI Adam R.
Damiri, sebagai bentuk
kesinambungan strategi
kemitraan yang saling
menguntungkan kedua belah
pihak, termasuk dalam hal ini
pelayanan pembayaran
pensiun. Perjanjian Kerja Sama
ini berlaku untuk jangka waktu
selama satu tahun terhitung
sejak tanggal ditandatangani
perjanjian ini dan dapat
diperpanjang sesuai
kesepakatan.
CONTINUITY OF PARTNERSHIP
BETWEEN POS AND ASABRI
Bandung (info) In performing the
Corporate Vision and Mission, PT
Pos Indonesia always develops
the partnership strategy with
mutual benefit, by providing
solution on the needs of people
and working partners, such as
the cooperation with PT ASABRI
(Persero), that is signed in
Bandung, Monday (22/02).
This cooperation agreement, as
signed by the President Director
of Pos Indonesia I Ketut
Mardjana and the President
Director of PT ASABRI Adam R.
Damiri, is a kind of continuity in
partnership strategy that
contributes mutual benefit for
both parties, including the
pension payment service. This
cooperation agreement will be in
effect for one year, started from
the date of signature, and may
be extended according to
common consent.
o4 April
Kerjasama Pensiun
Untuk ke sekian kalinya PT Pos
Indonesia dan PT Taspen,
melakukan perpanjangan
perjanjian kerjasama tentang
pembayaran pensiun, jaminan
hari tua, dan manfaat pensiun,
serta kiriman Taspen,
ditandatangani di Jakarta
Kamis (01/04) oleh Dirutpos I
Ketut Mardjana dan Dirut
Taspen Agus Haryanto,
kerjasama ini berlaku sampai
dengan 31 Desember 2011 (aw)
Pension Cooperation
For several times, PT Pos
Indonesia and PT Taspen extend
the cooperation agreement on
pension payment, old age
benefits, and pension advantage,
as well as Taspen mail. This
agreement is signed in Jakarta,
Thursday (01/04) by the President
Director of Pos Indonesia I Ketut
Mardjana and the President
Director of PT Taspen Agus
Haryanto. This cooperation will
be in effect until 31 December
2011 (aw)
o5 April
Kesepakatan Bersama
Direktur Utama PT Gapura
Angkasa, A Soebagyo (kiri) dan
Wakil Direktur Utama PT Pos
Indonesia, Sukatmo
Padmosukarso (kanan) saling
bertukar naskah pada acara
penandatanganan Kesepakatan
Bersama tentang pemanfaatan
potensi masing-masing pihak,
Rabu (21/04) di Gedung Pos
Ibukota Jakarta.
PT Gapura Angkasa merupakan
perusahaan yang bergerak di
bidang ground handling yang
salah satu kegiatannya sebagai
pendukung pelayanan
penerbangan baik penumpang
maupun kargo yang area
operasinya mencakup
beberapa bandara di wilayah
Indonesia.
Maka Pos Indonesia perlu
menggandeng PT Gapura
Angkasa untuk kerjasama
pengelolaan bersama
warehousing lini-2 bandara di
seluruh Indonesia.
Sedangkan mengingat
keberadaan Kantor Tukar Pos
Udara Soekarno-Hata (KTSH)
yang sudah berdiri sejak
dibukanya bandara tersebut
sebagai pintu gerbang kiriman
pos baik dalam maupun luar
negeri, maka dalam
kesepakatan ini Pos Indonesia
melakukan kerjasama
operasional dalam pengelolaan
warehousing lini-1 Cengkareng
(nur)
Joint Agreement
The President Director of PT
Gapura Angkasa, A Soebagyo
(left) and Vice President Director
of PT Pos Indonesia, Sukatmo
Padmosukarso (right) are
exchanging documents in the
occasion of signing a Joint
Agreement about the use of each
party’s potency, Wednesday
(21/04) at the Jakarta Municipal
Postal Building.
PT Gapura Angkasa is an
enterprise operating the ground
handling which one of its
activities is acting as flight
supporting service for both
passenger and cargo. Its
operational scope covers several
airports located in the
Indonesian territory.
In this regard, Pos Indonesia
shall invite PT Gapura Angkasa
to cooperate in a joint
management for the Line-2
warehousing at the airports
throughout Indonesia.
Considering that the
Soekarno-Hatta Airmail Office of
Exchange has been in operation
since the opening of
Soekarno-Hatta International
Airport, and its role as the
gateway of domestic and
international mails, Pos
Indonesia enters into operational
cooperation on the Line-1
warehousing management in
Cengkareng (nur)
2010 Annual Report
o6 April
Kemitraan strategis POS-BII
Bandung (info) Pos Indonesia
kembali menggandeng
perbankan untuk melakukan
kemitraan strategis yang saling
menguntungkan kedua belah
pihak, hal tersebut
direalisasikan dalam bentuk
kesepakatan bersama yang
ditandatangani di Bandung,
Kamis (29/04) antara Dirutpos I
Ketut Mardjana, dan Presiden
Direktur Bank Internasional
Indonesia (BII) Ridha
Wirakusumah.
Melalui kerjasama ini
direncanakan BII akan
menyediakan fasilitas
perbankan syariah mikro dan
layanan perbankan konsumer
bagi karyawan Pos Indonesia,
yakni layanan personal loan
dimana BII menyediakan
fasilitas kartu kredit dan
pinjaman tanpa agunan. Selain
itu, BII juga menyediakan
fasilitas kredit konsumer
termasuk kredit pemilikan
rumah (KPR) dan pembiayaan
kendaraaan bermotor.
Strategic Partnership POS-BII
Bandung (info) Pos Indonesia,
once again, invites a banking
institution to join in a strategic
partnership that contributes
mutual benefit to both parties.
This partnership is fulfilled in a
form of joint agreement, signed
in Bandung, Thursday (29/04)
between the President Director of
Pos Indonesia I Ketut Mardjana,
and the President Director of
Bank Internasional Indonesia
(BII) Ridha Wirakusumah.
Under this cooperation, it is
planned that BII will provide a
micro syariah banking facility
and a consumer banking services
for the employees of Pos
Indonesia, i.e. personal loan
service where BII will provide
credit card facility and loan
without guarantee. Moreover, BII
will also provide consumer credit
facility, including the house
ownership credit and vehicle
financing.
Pos Indonesia
o7 April
SINERGI BUMN
Tumbuh Bersama Membangun
Negeri
Jakarta (info) Sebanyak empat Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)
bersinergi dengan melakukan
penandatanganan perjanjian kerja
sama dan nota kesepahaman. Rabu
(14/4) di Kantor Kementerian Negara
BUMN Jakarta. Empat BUMN tersebut
diantaranya PT Bank Mandiri Tbk
dengan PT Pos Indonesia, dan PT
Telkom Tbk dengan PT Industri
Telekomunikasi (INTI).
Kerjasama yang ditandatangani
Direktur Utama Bank Mandiri Agus
Martowardojo dan Dirutpos I Ketut
Mardjana, disaksikan Menteri BUMN
Mustafa Abubakar, dan Deputy
Gubernur Bank Indonesia Budi
Rochadi, sebagai tindak lanjut dari
Nota Kesepahaman yang telah
dibuat sekitar tiga bulan lalu tentang
Pemanfaatan Potensi dan Layanan
Bersama.
Synergy Of State Owned Companies
Growing Together Building Up the
Country Jakarta (info) Four State
Owned Companies enter into a synergy
through the signing of Cooperation
Agreement and Memorandum of
Understanding, Wednesday (14/4) at
the Ministry Office of State Owned
Company, Jakarta. The synergy of
these companies are between PT Bank
Mandiri Tbk and PT Pos Indonesia, and
between PT Telkom Tbk and PT Industri
Telekomunikasi (INTI).
The Cooperation Agreement signed by
the President Director of Bank Mandiri
Agus Martowardojo and the President
Director of Pos Indonesia I Ketut
Mardjana, and witnessed by the
Minister of State Owned Company
Mustafa Abubakar and the Deputy
Governor of Bank Indonesia Budi
Rochadi, is a follow up of the
Memorandum of Understanding that
was completed in the past three
months concerning the Use of Potency
and Joint Service.
10
o8 Mei o9 Juni 10 Juni 11 Juni 12 Juni
Pekan Informasi Nasional 2010 Pt Pos Indonesia (Persero) Dirutpos Serahkan Bea Siswa Prangko Peduli Lingkungan POS SALURKAN DANA BEA
Raih Penghargaan Quality SISWA
Pekanbaru (info) Pekan Informasi Management Certification Bandung (info) Pos Indonesia Presiden Susilo Bambang
Nasinal (PIN) 2010, dibuka secara Dari Universal Postal Union kembali memberikan bea siswa Yudhoyono, didampingi Bandung (info) Untuk kesekian
resmi oleh Menteri Komunikasi (Upu) sebagai bentuk corporate social Menteri LH Gusti Muhammad kalinya Pos Indonesia di
dan Informatika, Tifatul responsibility (CSR). Bea siswa Hatta, dan Sekjen Kominfo gandeng Depdiknas dalam
Sembiring, Selasa (25/05) di Denpasar (info) Deputy Director diberikan kepada 50 mahasiswa Basuki Yusuf Iskandar, bentuk kesepakatan bersama
Pekanbaru. Acara ditandai General of UPU, Mr Guozhong Politeknikpos berprestasi, menandatangani Sampul Hari untuk menyalurkan dana
dengan penandatanganan Huang, memberikan sertifikat Jumat (18/06) di Aula Pertama prangko seri peduli beasiswa bagi siswa miskin
Sampul Peringatan Pekan Penghargaan UPU Quality Politeknikpos Bandung. Bea lingkungan, pada peringatan jenjang SD, kesepakatan
Informasi Nasinal 2010 oleh Management Certification siswa diserahkan oleh Dirutpos Hari Lingkungan Hidup tersebut ditandatangani di
Menkominfo, disaksikan Dirutpos kepada PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana, disaksikan Sedunia di Istana Negara, Bandung, Rabu (03/06) antara
I Ketut Mardjana dan Sekjen (Persero) yang diterima oleh Direktur Politeknikpos DR. Selasa (8/6) pagi. Dirutpos I Ketut Mardjana dan
Kominfo Basuki Yusuf Iskandar. Dirutpos, I Ketut Mardjana, Bambang Jatmiko. Direktur Pembinaan TK dan SD,
pada Sidang Asian – Pacific Environmental Care Stamp Drs. Mudjito, Ak, Msi.
PIN yang dilaksanakan di Kota Postal Union Executive Council Menurut Dirutpos, Bea siswa Series
Pekanbaru ini berlangsung (APPPU-EC) Senin (21/06) di pendidikan ini merupakan Kerjasama antara Depdiknas
selama lima hari yaitu 23-27 Mei Nusa Dua, Bali. Lima negara bagian dari CSR Pos Indonesia PresidentSusiloBambangYudhoy (Direktorat Pembinaan TK dan
2010 diikuti oleh dinas anggota APPU lain juga senilai Rp 100 juta yang ono, accompanied by the SD) dengan Pos Indonesia
Kominfo/Humas Pemprov, menerima penghargaan yakni diberikan kepada 50 orang Minister of Life EnvironmentGusti sudah dimulai sejak tahun
kabupaten/kota, kelompok Malaysia, Maldives, Mongolia, mahasiswa, masing masing Muhammad Hatta, and the 2005. walaupun sesungguhnya
informasi masyarakat, LSM Lao PDR, dan Srilanka. mendapatkan Rp 2 juta. Secretary General of kerjasama penyaluran dana
bidang informasi dan provider Communications and yang dulunya diberi nama
informasi, serta para seniman dan Pt Pos Indonesia (Persero) President Director to Hand Over Information Basuki Yusuf beasiswa bakat dan prestasi
kelompok pertunjukan rakyat. To Achieve Quality Scholarships Iskandar, signs the First Day sudah dimulai sejak tahun
Management Certification Cover of environmental care 2001.
The 2010 National Information Award Bandung (info) Pos Indonesia stamp series, during the
Week From The Universal Postal returns to gives scholarships as a commemoration of the World POS TO CHANNEL
Union (Upu) form of corporate social Life Environment Day at the SCHOLARSHIP FUNDS
Pekanbaru (info) The 2010 responsibility (CSR). Scholarships State Palace, Tuesday (8/6)
National Information Week or Denpasar (info) Deputy Director awards given to 50 students morning. Bandung (info) Pos Indonesia is
Pekan Informasi Nasional (PIN), is General of UPU, Mr Guozhong Politeknikpos Bandung once again invited by the
officially opened by the Minister of Huang, is passing the certificate achievement, Friday (18/06) in Ministry of National Education to
Communications and Information, of the UPU Quality Management auditorium Politeknikpos enter a joint agreement for
Tifatul Sembiring, Tuesday (25/05) Certification Award to PT Pos Bandung. Scholarships delivered channeling the scholarship funds
in Pekanbaru. This event is Indonesia (Persero), received by by President Director of Pos to the poor elementary students.
symbolized by the signing of the the President Director I Ketut Indonesia I Ketut Mardjana, This agreement is signed in
2010 National Information Week Mardjana, during the occasion of witnessed by the Director of Bandung, Wednesday (03/06) by
Commemorative Cover by the Asian – Pacific Postal Union Politeknikpos Bandung DR. the President Director of Pos
Minister of Communications and Executive Council (APPU-EC) Bambang Jatmiko. Indonesia I Ketut Mardjana and
Information, witnessed by the Meetings, Monday (21/06) in the Director of Play Group and
President Director os Pos Indonesia Nusa Dua, Bali. The other five According to President Director Elementary Educational
I Ketut Mardjana and the Secretary APPU member countries of Pos Indonesia, educational Development Drs. Mudjito, Ak,
General of Communications and deserved to receive the scholarships are part of the CSR Msi.
Information Basuki Yusuf Iskandar. certification are Malaysia, Pos Indonesia valued at Rp100
Maldives, Mongolia, Lao PDR, Million given to 50 student, The cooperation between the
The 2010 PIN that proceed for five and Sri Lanka. getting each Rp2 Million. Ministry of National Education
days from 23 to 27 May 2010 is (Directorate of Play Group and
attended by the Communications Elementary Educational
and Information services/Public Development) and Pos Indonesia
Relations of Provincial has been started since 2005.
Government, regencies/cities, However, this fund channeling
societal information groups, People cooperation has been actually
Self-supporting Institutions in the initiated since 2001, under the
fields of information and the name of talent and performance
information provider, as well as scholarship.
artists and folk performance
groups.

11 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

13 Juli
PENERBITAN PRANGKO SATU
ABAD MUHAMMADIYAH
Yogyakarta (info)
Muhammadiyah adalah
organisasi yang didirikan oleh
Muhammad Darwis, yang
kemudian dikenal dengan KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta, 8
Dzulhijjah 1330 H/18
Nopember 1912. Selain
berprofesi sebagai Khatib di
Kraton Yogyakarta, Dahlan juga
seorang pedagang dan
Penasehat Central Sarikat Islam
(CSI).
Maka bertepatan dengan
Muktamar Muhammadiyah
ke-46 (Satu abad
Muhammadiyah) Direktorat
Jenderal Pos dan
Telekomunikasi, Depkominfo
pada tanggal 3 Juli 2010
menerbitkan prangko seri “Satu
Abad Muhammadiyah”.
Prangko seri Satu Abad
Muhammadiyah merupakan
prangko peringatan dan
dicetak dalam jumlah terbatas
sebanyak 500.000 set.
Sebelum diluncurkan, Dirutpos
I Ketut Mardjana dan Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din
Syamsudin, menggelar
konferensi pers rencana
peluncuran prangko tersebut,
Senin (28/06) di Kantor PP
Muhammadiyah Yogyakarta.
STAMP ISSUE OF
MUHAMMADIYAH
CENTENNIAL ANNIVERSARY
Yogyakarta (info)
Muhammadiyah is an
organization founded by
Muhammad Darwis, or well
known as KH. Ahmad Dahlan, in
Yogyakarta, 8 Dzulhijjah 1330
H/18 November 1912. Besides his
profession as a mosque preacher
at the Palace of Yogyakarta,
Dahlan was a merchant and
Adviser of Central Sarikat Islam
(CSI).
Therefore, corresponding to the
46th Congress (Muktamar) of
Muhammadiyah
(Muhammadiyah Centennial),
Directorate General of Posts and
Telecommunications, the
Ministry of Communications and
Information issues the
“Muhammadiyah Centennial”
stamp series. This
commemorative stamp series is
printed in a limited number, i.e.
500,000 sets.
Prior to launching, President
Director of Pos Indonesia I Ketut
Mardjana and Chairman of
Muhammadiyah Central
Management Din Syamsudin,
hold a press conference about
the plan to launch this stamp
series, Monday (28/06) at the
office of Muhammadiyah Central
Management, Yogyakarta.
14 Agustus
Kerjasama Pergudangan
Direktur Utama PT Gapura
Angkasa, A. Soebagyo (kiri)
bertukar naskah perjanjian
kerjasama dengan Dirutpos I
Ketut Mardjana, Rabu (25/08) di
Jakarta. Kerjasama ini ini
sebagai tindak lanjut dari MOU
yang telah ditandatangani
beberapa waktu yang lalu
tentang pemanfaatan lahan
dan gedung Kantor Tukar Pos
Udara Soekarno-Hatta sebagai
pergudangan lini-1.
Menurut A. Soebagyo, Gapura
Angkasa merasa berbangga
hati bisa menjadi bagian dari
proyek sinergi BUMN dengan
memberikan support kepada
PT Pos Indonesia. Gapura
Angkasa yang beroperasi di 25
Bandar Udara dan Pos
Indonesia yang tersebar di
seluruh Indonesia memiliki
kelebihan masing-masing yang
apabila disinergikan akan
mejadi lebih besar.
Sementara Dirutpos I Ketut
Mardjana, berharap agar
kerjasama ini akan lebih
mengoptimalkan potensi
gudang di Kantor Tukar Pos
Udara Soekarno-Hatta untuk
pengembangan bisnis logistic
yang di kelola Pos Indonesia
(aw)
2010 Annual Report
Cooperation on Warehousing
President Director of PT Gapura
Angkasa, A. Soebagyo (left)
exchanges a document of
cooperation agreement with
President Director of Pos
Indonesia I Ketut Mardjana,
Wednesday (25/08) in Jakarta.
This cooperation is a follow up of
the Memorandum of
Understanding that has just been
signed a moment ago, and
concerns the use of
Soekarno-Hatta Airmail Office of
Exchange premises as the Line-1
Warehousing.
According to A. Soebagyo,
Gapura Angkasa is proud to be
the part of the State Owned
Company synergetic project by
supporting Pos Indonesia.
Gapura Angkasa that operates at
25 airports and Pos Indonesia
throughout Indonesia have their
respective advantages. When
these are synergized, there would
be a much greater potency.
Meanwhile President Director of
Pos Indonesia I Ketut Mardjana
hope that this cooperation would
optimize the potency of
warehouse at the
Soekarno-Hatta Airmail Office of
Exchange for the development of
logistic business managed by Pos
Indonesia (aw)
Pos Indonesia
15 Agustus
Kerjasama Penjualan Produk
Bandung (info) Dirutpos I Ketut
Mardjana, menerima cinderamata
dari Dirut PT. Sarinah (Persero) Jimmy
M. Rifai Gani (kanan) disaksikan
Direktur Mail & Logistic Operation,
Ismanto dan Direktur
Pengembangan Usaha Sarinah, Mira
Amarhoseya, di sela acara
penandatanganan perjanjian
kerjasama Penjualan Produk Melalui
e-Commerce, Selasa (31/08) di
Gedung Wahana Baktipos Bandung.
Kerjasama ini sebagai tindak lanjut
dari MOU yang sudah
ditandatangani pada November
2009 lalu di Denpasar Bali tentang
kerjasama penjualan produk melalui
e’commerce dan penjualan produk
melalui penjualan ritel, serta
kerjasama bidang lainnya yang dapat
dikembangkan dan memberikan
manfaat bari masing-masing pihak.
Cooperation on Product Sales
Bandung (info) President Director of
Pos Indonesia I Ketut Mardjana
receives a souvenir from President
Director of PT. Sarinah (Persero) Jimmy
M. Rifai Gani (right), witnessed by
Director of Mail & Logistic Operations
Pos Indonesia, Ismanto and Director of
Business Development Sarinah, Mira
Amarhoseya, during the signing of
cooperation agreement on the Product
Sales Through e-Commerce, Tuesday
(31/08) at Wahana Bakti Pos Building,
Bandung.
This cooperation is a follow up of the
MoU that has been signed in
November 2009 in Denpasar, Bali
concerning the cooperation on product
sales through e-commerce and retail,
as well as the cooperation in other
fields that could be developed and
contributes benefit to the parties.
12
 16 Agustus
Pos Indonesia Dukung
Pembangunan Ekonomi
Bangsa
Ambon (infoPresiden RI, Susilo
Bambang Yudhoyono
menandatangani Sampul
Peringatan “Sail Banda 2010”
Selasa (03/08) pada acara
puncak “Sail Banda” didampingi
oleh Menkominfo, Tifatul
Sembiring, Menteri Kelautan,
Fadel Muhammad, dan
Menkokesra, Agung Laksono,
dan Gubernur Maluku, Karel
Albert Ralahalu. Hadir pada
acara tersebut Dirutpos, I Ketut
Mardjana.
Penandatanganan Sampul
Peringatan mewujudkan
partisipasi Pos Indonesia dalam
memajukan Pariwisata
Nasional, dalam hal ini wilayah
Indonesia Timur tepatnya
Provinsi Maluku yang
dicanangkan sebagai pintu
gerbang pembangunan
Indonesia dalam sektor
kelautan dan perikanan, yang
juga dicanangkan sebagai
Lumbung Ikan.
Pos Indonesia to Support the
Nation Economic
Development
Ambon (info) President of
Republic of Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono signs the
“Sail Banda 2010”
Commemorative Cover, Tuesday
(03/08) at the top time of “Sail
Banda”, accompanied by Minister
of Communications and
Information Tifatul Sembiring,
Minister of Marine Fadel
Muhammad, Coordinating
Minister of People’s Welfare
Agung Laksono, and Governor of
Maluku Province Karel Albert
Ralahalu. President Director of
Pos Indonesia I Ketut Mardjana
presented in this event.
The signing of commemorative
stamp accomplishes the
participation of Pos Indonesia in
promoting National Tourism, in
this case, the Eastern Indonesia
particularly Maluku Province
that set up to be the gateway of
Indonesian development in
marine and fishery, as well as to
be the Fish Trunk.
13 Pos Indonesia
17 Agustus
Kunjungan Kerja
Direktur Marketing and
Business Development Setyo
Riyanto, Jumat (13/08)
berkunjung ke Kantorpos
Sukoharjo didampingi Kadivre
VI Maman Suherman.
dalam kesempatan tersebut,
Direktur MBD memberikan
informasi yang sangat berharga
kepada seluruh karyawan
Kantorpos Sukoharjo. Pada hari
yang sama Direktur MBD
menyempatkan diri untuk
berkunjung ke PT Sritex yang
terletak di Kabupaten
Sukoharjo didampingi oleh
Postmaster Sukoharjo Tjatur .
Penanganan Kiriman PT Sritex
telah memberikan masukan
yang tidak
sedikit bagi Kantorpos
Sukoharjo pada tahun 2009
dari pendapatan sebesar Rp 9.4
M terdapat Rp 4.5 M (47.7%)
diperoleh dari PT Sritex.
Tampak dalam gambar Direktur
MBD menyerahkan Cindera
mata berupa patung Pak Pos
kepada HM Lukminto sebagai
Presdir PT Sritex didampingi
Iwan Lukminto sebagai Dirut PT
Sritex. (tjatur)
Laporan Tahunan 2010
Working Visit
Director of Marketing and
Business Development (MBD)
Setyo Riyanto, Friday (13/08) visit
Sukoharjo Post Office,
accompanied by Head of
Regional Division VI Maman
Suherman.
In this occasion, Director of MBD
delivers a very valuable
information to all employees of
Sukoharjo Post Office. On the
same day, Director of MBD takes
the time to visit PT Sritex located
in Sukoharjo Regency,
accompanied by Postmaster of
Sukoharjo Post Office Tjatur. The
handling of shipment from PT
Sritex contributes significant
revenue to Sukoharjo Post Office
in 2009. From the total revenue
of Rp 9.4 billion, Rp 4.5 billion
(47.7%) was collected from PT
Sritex.
Appears in the picture, Director of
MBD hands over a souvenir of
Postman Statue to HM Lukminto,
President Director of PT Sritex,
accompanied by Iwan Lukminto,
Director of PT Sritex. (tjatur)
18 Oktober
BUMN Berita Narkoba
Dalam rangka menanggulangi
peredaran gelap dan
penyalahgunaan narkoba di
lingkungan BUMN, Badan
Narkotika Nasional (BNN)
Republik Indonesia
bekerjasama dengan PT Pos
Indonesia menyelenggarkan
sosialisasi untuk memberi
pencerahan dan motivasi
kepada kalangan BUMN
khususnya Pos Indonesia
tentang bahaya
penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba.
Kegiatan diselenggarakan
bertepatan dengan Hari
Sumpah Pemuda 28 Oktober
2010, bertempat di Gedung
Wahana Bhakti Pos
disampaikan secara langsung
oleh Tim dari BNN RI. Tema
yang dicanangkan adalah
“BUMN Bebas Narkoba” sesuai
dengan Visi Bangsa Indonesia
yang ditetapkan dalam
TAP/MPR/VII/2001 yaitu
“Terwujudnya masyarakat
Indonesia yang religius,
manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera,
maju, mandiri, serta baik dan
bersih dalam penyelenggaraan
Negara”
Acara sosialisasi tersebut
disambut baik oleh manajemen
ditandai sambutan yang
disampaikan oleh Direktur SDM
Entis Sutisna, Berkenan
menyambut pula Kepala BNN
yang dalam hal ini diwakili oleh
Drs. Wawan Ranuwijaya, SH
selaku Direktur Peran Serta
Masyarakat Deputy Bidang
Pemberdayaan Masyarakat.
Sekaligus membuka secara
Resmi Acara ini.
State Owned Company Free of
Drugs
In order to cope the illicit
circulation and abuse of drugs
within the State Owned
Companies, the National
Narcotics Body or Badan
Narkotika Nasional (BNN) of the
Republic of Indonesia enter into
cooperation with Pos Indonesia
to organize the socialization,
refresh and motivate the State
Owned Companies, particularly
Pos Indonesia, about the danger
of abuse and illicit circulation of
drugs.
This activity is performed in the
Youth Pledge Day of 28 October
2010, at Wahana Bhakti Pos
Building, addressed directly by
the team from BNN RI. The theme
declared is “State Owned
Company Free of Drugs”,
according to the Vision of
Indonesian Nation as stipulated
by the Decision of People’s
Consultative Assembly number
TAP/MPR/VII/2001, i.e. “The
manifestation Indonesian people
that are religious, humanized,
united, democratic, fair, welfare,
onward, autonomous, good and
clean in the organization of
State”.
The occasion is welcome warmly
by the management, symbolized
by a foreword from Director of
Human Resource and General
Affairs Entis Sutisna. The Head of
BNN, represented by Drs. Wawan
Ranuwijaya, SH – Director of
People Participation and Deputy
of People Empowerment – is also
delighted to address a foreword,
and officially initiate it.
19 Oktober
POS INDONESIA MENDUKUNG
PROGRAM INDONESIA EMAS
Jakarta (info) Dirutpos I Ketut
Mardjana menandatangani Nota
Kesepahaman dengan Pengurus
Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia (PTMSI) tentang
Pembinaan Olah Raga Nasional,
Selasa (12/10) di Kantor Kementrian
BUMN Jakarta, disaksikan Menteri
Negara BUMN Mustafa Abubakar
dan Menteri Negara Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng, serta
Ketua KONI Pusat Rita Subowo.
Penandatangan ini didasarkan atas
Nota Kesepahaman Antara Menteri
BUMN dengan Menteri Negara
Pemuda dan Olahraga Nomor
MOU-01/MBU/2010; Nomor
0076/MENPORA/03/2010, pada
tanggal 30 Maret 2010 yang pada
intinya mencanangkan dukungan
BUMN terhadap Pembinaan
Olahraga Nasional.
Pos Indonesia To Support
Indonesia Gold Program
Jakarta (info) President Director I Ketut
Mardjana signs the Memorandum of
Understanding with the Central
Committee of Indonesian Table Tennis
Association about the National
Sporting Development, Tuesday
(12/10) at the Ministry Office of State
Owned Company, Jakarta, witnessed
by Minister of State Owned Company
Mustafa Abubakar and State Minister
of Youth and Sports Andi
Mallarangeng, including the
Chairman of Central Indonesian
National Sporting Committee Rita
Subowo.
The signing is based on the
Memorandum of Understanding
between Minister of State Owned
Company and State Minister of Youth
and Sports Number
MOU-01/MBU/2010; Number
0076/MENPORA/03/2010 of30 March
2010,in which the spirit is declaring the
support from State Owned Companies
to the National Sporting Development.
20 November
POS INDONESIA MEMBERIKAN
BANTUAN KEPADA KORBAN
BENCANA
Yogyakarta (info) Dalam
kunjungannya ke Yogyakarta, dan
sekitarnya pada tanggal 11
November 2010, Dirutpos I Ketut
Mardjana, melakukan peninjauan
terhadap infrastruktur kantorpos
yang terkena dampak bencana
letusan Gunung Merapi. Selain
memberikan bantuan kepada
pegawai pos yang terkena dampak,
Dirutpos juga menyerahkan bantuan
dana sebesar Rp 250 juta untuk
masyarakat korban bencana Gunung
Merapi.
Selain ke Yogyakarta Dirutpos juga
melakukan kunjungan ke tempat
penampungan pengungsi di Gelora
Maguwoharjo Sleman, Kantorpos
Magelang, Klaten dan Boyolali.
Sementara sebelumnya melalui
Kadivre VI telah diserahkan bentuk
bantuan lain berupa barang-barang
kebutuhan para pengungsi seperti
selimut, tikar, masker, obat, air
mineral dan family kit.
Pos Indonesia To Give Aid For
Disaster Victims
Yogyakarta (info) During the official
visit to Yogyakarta and its
surroundings, on 11 November 2010,
President Director I Ketut Mardjana
observes the infrastructure of post
offices struck by the eruption of
Mountain Merapi. Besides extending
aid to the postal employees effected,
he gives fund aid to the amount of Rp
250 million for people become the
victim of Mountain Merapi.
In addition to Yogyakarta, President
Director also visits the refugee
reception center at Maguwoharjo
Sport Stadium in Sleman, Magelang,
Klaten and Boyolali Post Offices.
Previously, through the Head of
Regional Division VI, there have been
handed over the kind of aid in forms of
common goods for refugees, such as
blankets, mats, medicines, mineral
water, and family kits.
21 November
SAMPUL PERINGATAN
PERKEMAHAN NASIONAL
WIRAKARYA VII TAHUN 2010
NAD (info) Langit nampak
berawan ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono bersama
Ibu Ani tiba di lokasi Upacara
Peresmian Perkemahan
Wirakarya Tingkat Nasional
Tahun 2010 di Bumi
Perkemahan Seulawah Scout's
Camp, Kabupaten Pidie, Selasa
(30/11) pagi. Sekitar 4600
peserta upacara telah berbaris
rapi menunggu kedatangan
Presiden SBY yang bertindak
sebagai pembina upacara pada
peresmian kali ini.
Perkemahan Wirakarya adalah
ajang pertemuan pramuka
penegak-pandega dari seluruh
Indonesia dalam bakti kepada
masyarakat yang bersifat fisik
dan non fisik. “Tema
perkemahan Wirakarya Tingkat
Nasional Tahun 2010 ini adalah
“Bersatu Membangun Bangsa
yang Bermartabat,” ujar Ketua
Kwartir Nasional Gerakan
COMMEMORATIVE COVER
WIRAKARYA NATIONAL CAMPING
VII OF 2010
NAD (info) The sky is cloudy
when President
SusiloBambangYudhoyono and
the First Lady arrive in the
location of Inauguration
Ceremony of National Level
Wirakarya Camping 2010, in the
Seulawah Camping Ground
Scout's Camp, Pidie Regency,
Tuesday (30/11) morning. There
are about 4,600 participant
lining up orderly, waiting for the
arrival of President who will act
as a ceremony director.
WirakaryaCamping is a
rendezvous for
Penegak-Pandega (the highest
rank scouts)from across
Indonesia, in their merit to
people both physically and
non-physically. The theme of this
event is “Standing United to
Develop the Prestigious
Nation”,says Chief of Scout
2010 Annual Report
Pramuka Azrul Azwar.
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam
sambutannya mengajak
seluruh generasi muda untuk
meningkatkan kualitasnya
sebagai penerus bangsa
sehingga masa depan Bangsa
Indonesia akan semakin kuat
dan sejahtera. Melalui
Perkemahan Nasional ini
generasi muda diajak untuk
semakin kreatif dan mandiri
sehingga mampu
menghadapai tantangan global
yang semakin kuat dan berat.
Bangsa Indonesia yakin dapat
menghadapai segala tantangan
di masa yang akan datang
karena adanya ikatan
persaudaraan yang kuat dan
persatuan bangsa yang
terwujud dalam Bhinneka
Tunggal Ika dan sudah terbukti
dalam sejarah Bangsa
Indonesia. Demikian inti
sambutan Presiden Republik
Indonesia Bapak Bambang
Susilo Yudhoyono.
Dalam kesempatan tersebut
juga dilakukan
National Quarter
AzrulAzwar.PresidentSusiloBamb
angYudhoyono,in his foreword,
invites all young generation to
improve their quality as the next
generation, thus the Indonesian
Nation will be stronger and
wealthierin the future. With this
National Camping event, young
generation is urged to be more
creative and autonomous, in
order to face the stronger and
heavier global challenges. The
Indonesian nation is convinced
that all future challenges can be
overcome, since there are strong
family ties and national unity as
reflected in Bhinneka Tunggal Ika
(despite various ethnics, there is
only one goal)that has been
proved too powerful in the
history of Indonesian nation.
These are the points of the
foreword of President
SusiloBambangYudhoyono.
In this occasion, there is also
concludedthe Signing of
Commemorative Cover of
Wirakarya National Camping VII
Pos Indonesia 14
 21 November
SAMPUL PERINGATAN Penandatanganan Sampul
PERKEMAHAN NASIONAL Peringatan Perkemahan
WIRAKARYA VII TAHUN 2010 Wirakarya Nasional VII 2010 oleh
Presiden Republik Indonesia yang
COMMEMORATIVE COVER didampingi oleh Menteri Negara
WIRAKARYA NATIONAL CAMPING Pemuda dan Olahraga Bp.Andi
VII OF 2010 Malarangeng, Gubernur Aceh
Irwandi Yusuf, Ketua Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Azrul
Azwar dan Direktur Marketing
and Business Development Setyo
Riyanto.
Gerakan Pramuka yang
merupakan salah satu ajang
kegiatan para pemuda Indonesia
identik dengan Filateli. Kegiatan
Filateli selain merupakan Hobby,
namun juga memberikan
pelajaran bagi pemuda bahkan
sampai dewasa untuk melatih
kesabaran, ketelitian, dan juga
seni. Melalui kegiatan Filateli ini
dapat menampilkan beragam
budaya, adat, kesenian sampai
dengan perkembangan jaman
dan kemajuan teknologi. Dalam
Gerakan Pramuka juga
dimunculkan kegiatan Filateli
sehingga para pemuda dapat
mengenal keragaman Indonesia
of 2010 by the President,
accompanied by State Minister of
youth and Sports
AndiMalarangeng, Governor of
Aceh Special provinceIrwandi
Yusuf, Chief of Scout National
Quarter AzrulAzwar,and Director of
Marketing and Business
Development SetyoRiyanto.
The Scout activity, as one of activity institution may show the
fieldsfor the Indonesian youth, is
identical to Philately. The philatelic Through this activity, Pos Indonesia
activity, besides as a hobby,
generates the lessons for youth to expected that the Corporate image
practice the patience, carefulness, would grow and the
and arts. This acticity may display people’srelianceon postal services
various culture, custom, art
performance, and the growth of
era and technology advancement. (endro-medan)
Philately in the scout activity
enable young generation to
recognize the diversity of
Indonesia, as displayed by various
philatelic products e.g. Postage
Stamp, First Day Cover,
Commemorative Cover, and
Souvenir Sheet.
Pos Indonesia, during the
Wirakarya National Camping,
15 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
yang ditampilakan melalui
berbagai produk Filateli seperti
Prangko, Sampul Hari Pertama,
Sampul Peringatan, dan Souvenir
Sheet.
PT Pos Indonesia (Persero) dalam
kegiatan Perkemahan Nasional
Wirakarya ini juga membuka
Stand Pameran yang
menampilkan layanan pos yang
semakin maju, antara lain Sistem
Online Payment Point yang
menggambarkan keajuan
teknologi yang dijadikan salah
satu layanan unggulan. Dan juga
Prangko PRISMA dimana
merupakan salah satu layanan
pengembangan Filateli, dimana
baik pribadi, maupun institusi
dapat menampilakan karakternya
melalui Prangko. Dengan adanya
kegiatan ini dimana PT Pos
Indonesia turut aktif berperan,
maka Citra PT Pos Indonesia
diharpkan semakin tumbuh dan
kepercayaan masyarakat atas
layanan pos semakin
berkembang.
takes the opportunity to install
exhibition booths. It displays the
more developed postal services,
such as Online Payment Point
System of which the technology
advancement is used for this
excellent service. Likewise, PRISMA
Stamp is also provided. PRISMA is a
development service of Philately,
which both individual and
characteristic through stamp.
can actively take part and it is
will also grow.
22 Desember
PROMOSI BERSAMA
GERAKAN
MEMASYARAKATKAN MAKAN
IKAN (GEMARIKAN)
Jakarta (info) Badai krisis tahun
2009 memberikan pelajaran
bahwa negara yang bertumpu
pada pasar domestik memiliki
tingkat ketahanan yang lebih
tinggi terhadap guncangan
krisis. Hal tersebut memberikan
pesan kepada Indonesia agar
secara serius mengoptimalkan
potensi dalam negeri sebagai
penopang pembangunan
perekonomian.
Pada pembangunan sektor
kelautan dan perikanan ke
depan, pasar dalam negeri akan
tetap diandalkan untuk
menyerap produksi perikanan
yang sampai dengan tahun
2014 diproyeksikan meningkat
hingga lebih dari 300%. “Oleh
karena itu, upaya mendorong
pengembangan pasar dalam
negeri serta peningkatan
konsumsi ikan nasional perlu
JOINT PROMOTION
MOVEMENT ON SOCIALIZING EAT
FISH (GEMARIKAN)
Jakarta (info) The crisis outbreak
ini 2009 gave us a lesson that any
country rests on its domestic
market will have a higher
survival level toward the crisis
shock. This gives a message to
Indonesia to seriously optimize
the domestic potency to be a
pillar fot the economic
development.
At the development of marine
and fishery in the future, the
domestic market will remain to
be reliable to pervade fishery
production that is projected to
increase more than 300% until
2014. “Consequently, the effort to
encourage domestic market
development and to increase the
national fish consumption shall
be performed continually with
the involvement of all related
terus dilakukan dengan
melibatkan seluruh
lembaga/instansi terkait”,
demikian disampaikan oleh
Direktur Jenderal Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perikanan
(P2HP) Kementerian Kelautan
dan Perikanan pada acara
Penandatanganan Nota
Kesepakatan (MOU) antara
Direktorat Jenderal P2HP
dengan PT Pos Indonesia
(Persero) di Kantor Pusat
Kementerian Kelautan dan
Perikanan pada tanggal 21
Desember 2010.
Kementerian Kelautan dan
Perikanan merupakan instansi
yang berwenang dan
bertanggungjawab di bidang
pengolahan dan pemasaran
hasil perikanan, yang
mencakup pelaksanaan
peningkatan konsumsi ikan
masyarakat melalui Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan
(GEMARIKAN). Dalam rangka
akselerasi GEMARIKAN dan
institution/agency”, says the
Director General of Processing
and Marketing of Fishery
Products, from the Ministry of
Marine and Fishery in the Signing
of Memorandum of Understand-
ing between the Directorate
General of Processing and
Marketing of Fishery Products
and Pos Indonesia, at the
Ministry Office of Marine and
Fishery, on 21 December 2010.
The Ministry of Marine and
Fishery is an institution
authorized and responsible on
the processing and marketing of
fishery products, covering the
implementation of fish
consumption through the
Movement on Sozializing Eat Fish
or Gerakan Memasyarakatkan
Makan Ikan (GEMARIKAN). In
order to accelerate GEMARIKAN
and the marketing development
of fishery products, Directorate
General of Processing and

pengembangan pemasaran
hasil perikanan, Direktorat
Jenderal P2HP meyakini bahwa
pilihan bekerjasama dengan
Pos Indonesia merupakan
pilihan yang tepat. Hal tersebut
terkait dengan keberagaman
layanan yang dapat diberikan
oleh Pos Indonesia yang saat ini
memiliki segmen pasar
tersendiri di seluruh wilayah
Indonesia. Ruang lingkup
Kesepakatan Bersama ini
meliputi pembuatan prangko
seri GEMARIKAN dan
pemasaran prangko,
penandatanganan Sampul Hari
Pertama (SHP) oleh Presiden RI,
serta promosi GEMARIKAN
melalui layanan dan jaringan
kantor pos di seluruh
Indonesia.
Pada acara terserbut, Direktorat
Pemasaran dan Pengembangan
Bisnis (PPB) Pos Indonesia
berkesempatan melakukan
presentasi mengenai profil
Perusahaan yang mencakup
jaringan dan core business Pos
Marketing of Fishery Products,
from the Ministry of Marine and
Fishery is convinced that the
option to cooperate with Pos
Indonesia is a suitable
preference. This relates to the
diversity of services provided by
Pos Indonesia that have specific
market segment throughout
Indonesia. The scope of MoU
includes the creation of
GEMARIKAN stamp series and the
stamp marketing, the signing of
First Day Cover by the President
of the Republic of Indonesia, and
the promotion of GEMARIKAN
through postal services and post
office network throughout the
Indonesian territory.
In this occasion, Directorate of
Marketing and Business
Development of Pos Indonesia
has an opportunity to address a
presentation about the
Corporate Profile that covers
network and core business of Pos
Indonesia serta layanan
E-Commerce. Antusiasme
peserta yang merupakan mitra
binaan Kementerian Kelautan
dan Perikanan cukup tinggi
atas informasi yang
disampaikan oleh Direktorat
PPB. Hal tersebut semakin
meyakinkan bahwa dengan
bekerjasama dengan Pos
Indonesia, Direktorat P2HP
dapat berbuat lebih banyak
dalam mengembangkan
pemasaran hasil perikanan.
Website pemasaran,
warehouse, dan sarana
transportasi yang dimiliki Pos
Indonesia sangat berperan
dalam menunjang
pengembangan jaringan dan
distribusi hasil perikanan ke
seluruh wilayah Nusantara. Ke
depan diharapkan kerjasama ini
dapat ditindaklanjuti dengan
berbagai kegiatan yang
menguntungkan kedua belah
pihak.(tita)
Indonesia, aswell as e-Commerce
service. The enthusiasm of
participant is high enough to the
information provided by the
Directorate of Marketing and
Business Development. This
situation makes Directorate
General of Processing and
Marketing of Fishery Products
more convinced that the
cooperation with Pos Indonesia
would allow it to do more in
developing the marketing of
fishery products. The marketing
website, warehousing, and
transportation means operated
by Pos Indonesia play very
importan role to promote the
development of network and
distribution within the
Indonesian territory. In the future,
it is expected that this
cooperation could be followed
up by various activities that
benefit both parties. (tita)
23 Desember
Kerjasama Logistik
Pos Indonesia menyepakati
kerjasama dengan PT Indonesia
Ferry (ASDP) perihal
pengiriman dokumen dan
logistik dari perusahaan
pelayaran nasional tersebut
oleh Pos Indonesia, yang
ditandatangani oleh Dirutpos I
Ketut Mardjana dan Dirut ASDP
Sirajudin Saini, Jumat (31/12) di
Bandung (nur)
Logistics Cooperation
Pos Indonesia agrees the
cooperation with PT Indonesia
Ferry (ASDP) on the shipment of
documents and logistics from
this national maritime enterprise
by Pos Indonesia. The
cooperation is signed by
President Director of Pos
Indonesia I Ketut Mardjana and
President Director of ASDP
Sirajudin Saini, Friday (31/12) in
Bandung (nur)
2010 Annual Report
24 Desember
POS INDONESIA PERPANJANG
KERJASAMA DENGAN
KOPERASI NASARI
Jakarta (info) Perpanjangan
perjanjian kerjasama antara Pos
Indonesia dan Koperasi Nasari
ditandatangani oleh Dirutpos I
Ketut Mardjana, dan Ketua
Koperasi Nasari Sahala
Panggabean, disaksikan Dirut
Nasari Chandra V. Panggabean,
di Jakarta, Jumat 17 Desember
2010.
Kerjasama pemotongan uang
pensiun dan payroll untuk
angsuran kredit ini telah
berlangsung lama, yakni sejak
tahun 2008 dan telah
menghasilkan hubungan
strategis yang saling
menguntungkan, solid serta
dapat memberikan nilai
tambah bagi kedua belah
pihak.
POS INDONESIA EXTENDS
COOPERATION WITH NASARI
COOPERATIVE
Jakarta (info) The extension of
cooperation agreement between
Pos Indonesia and Nasari
Cooperative is signed by
President Director of Pos
Indonesia I Ketut Mardjana and
Chairman of Nasari Cooperative
Sahala Panggabean, witnessed
by President Director of Nasari
Chandra V. Panggabean, in
Jakarta, Friday 17 December
2010.
This cooperation on the pension
reduction and payroll for credit
installment has been underway
since 2008 and has generated a
strategic relationship with
mutual benefit, solid and may
give added value to both parties.
Pos Indonesia
25 Desember
ALIANSI STRATEGIS POS-BTN
Bandung (info) Dipenghujung
tahun tepatnya Jumat 31
Desember 2010 di Bandung,
Pos Indonesia dan Bank BTN
melakukan perpanjangan
perjanjian kerjasama untuk dua
tahun ke depan yang
ditandatangani oleh Dirutpos I
Ketut Mardjana dan Direktur
Utama Bank BTN, Iqbal Latanro.
STRATEGIC ALLIANCE POS-BTN
Bandung (info) In the end of the
year, Friday 31 December 2010 in
Bandung, Pos Indonesia and
Bank BTN extend the cooperation
agreement for the next two
years, signed by President
Director of Pos Indonesia I Ketut
Mardjana and President Director
of BTN, Iqbal Latanro.
Thereby, in the end of this year
Pos Indonesia and Bank BTN
make a beautiful note by
extending the Cooperation
Agreement on Savings, Payment
of Installment and Credit Fine, as
well as the other Banking
Products and Services at the post
office.
16
 Struktur Perusahaan
Corporate Structure

Pemegang Saham
Stakeholders

Komisaris
Board of Commissioners

Direktur Utama
President Director

Wakil Direktur Utama

Vice President Director

Direktorat Direktorat Direktorat

Keuangan Pemasaran & Operasi Suratpos
Pengembangan Bisnis & Logistik
Directorate of Finance Directorate of Marketing & Directorate of
Business Development Mail & Logistic Operations

Sekretariat
Perusahaan
Corporate Secretary

Divisi Regional

Regional Division

Unit Pelaksana
Teknis
Technical Operations Unit/
Service Point

17 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

Direktorat
Teknologi & Jasa
Keuangan
Directorate of Technology &
Financial Services
Direktorat
Sumber Daya Manusia
dan Umum
Directorate of Human Resource
& General Affairs

Divisi Satuan Pengawasan

Hukum Internal
Division of Law Internal Supervisory Taskforce/
Internal Audit

2010 Annual Report Pos Indonesia 18

Working Area
 Medan
20000

DIVRE I

DIVRE II
Palembang
30000

DIVRE IX
Kalimantan
Padang
25000
DIVRE III

DIVRE IV
Jakarta Banjarbaru
10000
DIVRE VII
Surabaya 70000
60000

BALI
DIVRE V
Bandung DIVRE VI
40000 Semarang
50000 DIVRE VIII
Denpasar
80000

21 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 Jaya Pura
99000

Maluku
DIVRE X
Sulawesi

DIVRE XI
Irian Jaya

Makasar

2010 Annual Report Pos Indonesia 22

 Wilayah Kerja
Working Area
DIVISI REGIONAL I - MEDAN 2004
(Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara)
GAMBARAN UMUM DIVISI REGIONAL I
1. Profil Wilayah Kerja
Divisi Regional I Sumut – Aceh terletak di Jl. Profesor HM Yamin SH,
No.44 Medan (20231). Divisi Regional I ( Divre I ) memiliki Teritorial /
cakupan area kerja di 2 Provinsi yang meliputi : Sumatera Utara dan
Aceh, dengan total penduduk (BPS, 2010) 17.016.664 jiwa ( Sumut
12.985.075 dan NAD 4.031.589 jiwa ).
Didalam teritorial Divre I terdapat 306 Kantorpos, yang terdiri dari 19
Kantorpos Pemeriksa (Kprk), 35 Kantorpos Cabang dalam Kota (Kpc
DK), dan 252 Kantorpos Cabang Luar Kota (Kpc LK), yang memberikan
layanan di:
a. Sumatera Utara : Pemerintahan Provinsi 1, Pemerintahan
Kota 8, Pemerintah Kabupaten 25; Kecamatan 328.
b. NAD : Pemerintahan Provinsi 1, Pemerintahan Kota 5,
Pemerintah Kabupaten 18; Kecamatan 264.
dan seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, Divisi Regional I
Sumut – Aceh memiliki 236 Kantorpos yang telah menjalankan bisnis
secara online.
Untuk mewujudkan Visi, Misi, dan Sasaran Perusahaan / Divre I,
dibutuhkan Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan
Pengendalian / Pengawasan yang baik serta adanya dukungan
sumber daya ( resources ) yang berkualitas dengan kuantitas yang
memadai. Kekuatan SDM di Divre I saat ini ada 1.223 Orang, yang
terdiri dari : 1.049 Orang Pegawai Aktif, 532 Orang Tenaga Kontrak.
2. Deskripsi Bidang Bisnis
Bisnis yang dijalankan DIVRE I saat ini meliputi : Bisnis Reguler, Bisnis
Pos International, Bisnis Keuangan, Bisnis Treasury, Bisnis Filateli, Bisnis
Ritel, Bisnis Ekspres, Bisnis Direct Mail, dan Bisnis Total Logistik.
Dimana tingkat persentase bisnis tersebut sampai dengan saat ini
masing-masing adalah: 33.51%, 3.83%, 35.94%, 3.19%, 0.63%, 4.35%,
3.75%, 0.91%, dan 13.89%.
Kemudian peranan DIVRE I dalam menjalankan bisnis tahun 2010
yaitu :
1. Di Pemerintahan Pusat
a. Penyaluran Dana BLT
b. Program Keluarga Harapan
c. Distribusi Logistik KPU
2. Di Pemerintahan Provinsi
a. Penyaluran Dana Gaji Guru ( Departemen Agama )
b. Penyaluran Bea Siswa ( DIKNAS )
c. Distribusi Logistik KPUD
3. Di Pemerintahan Kota / Kabupaten
a. Pembayaran Gaji Guru ( DIKJAR )
b. Mailing Room ( Surat Dinas )
c. Pembayaran PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan)
4. Di Perusahaan BUMN
a. Perbankan Nasional ( Cash Management )
23 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
REGIONAL DIVISION I – MEDAN 20004
(Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatera)
GENERAL ILLUSTRATION OF REGIONAL DIVISION I
1. Profile of Working Area
The Regional Division I for North Sumatera – Aceh Special Province
(known as Nanggroe Aceh Darussalam) is situated in Jl. Profesor HM
Yamin SH, No. 44 Medan 20231. This Division has a territory/working area
coverage in 2 provinces, that includes: North Sumatera and Aceh Special
Province, with the total population (Statistics Central Bureau, 2010) is
17,016,664 (12,985,075 in North Sumatera and 4,031,589 in Aceh Special
Province).
Within the territory of Regional Division I, there are 306 Post Offices
divided into 19 Superintendent Post Offices, 35 Urban Branch Post Offices,
and 252 Suburban Branch Post Offices, providing services in:
a. North Sumatera: 1 Provincial Government, 8 Municipal
Governments, 25 Regency Governments; 328 Sub district
Governments.
b. Nanggroe Aceh Darussalam: 1 Provincial Government, 5
Municipal Governments, 18 Regency Governments; 264 Sub
district Governments.
and, in line with the current development of technology, Regional
Division I operates 236 Post Offices that performing the online business.
In order to realize the Vision, Mission, and Corporate/regional Division I
Target, it is required the good Planning, Organizing, Implementation, and
Control/Supervision, and the support of resources with adequate quality
and quantity. The human resource potency in Regional Division I is 1,223
persons, consisting of: 1,049 Permanent Staff, and 532 Contracted Staff.
2. Description of Business Field
The businesses performed by Regional Division I are currently covering:
Regular Business, International Postal Business, Financial Business,
Treasury Business, Philatelic Business, Retail Business, Express Business,
Direct Mail Business, and Total Logistics Business. The percentage level of
these businesses is, respectively: 33.51%, 3.83%, 35.94%, 3.19%, 0.63%,
4.35%, 3.75%, 0.91%, and 13.89%.
The roles of Regional Division I in the 2010 business operation are as
follows:
1. At Central Government Level
a. Fund Channeling for Unconditional Cash Transfer
b. Prospective Family Program
c. Distribution of General Election Commission Logistics
2. At Provincial Government Level
a. Fund Channeling for Teacher’s Salary (Ministry of Religious)
b. Scholarship Channeling (Ministry of National Education)
c. Distribution of Local General Election Commission Logistics
3. At Municipal/Regency Government Level
a. Payment of Teacher’s Salary (Educational and Teaching)
b. Mailing Room (Service Letter)
c. Payment of Land and Building Tax
4. At state Owned Company Level
a. National Banking (Cash Management)
 b. Pembayaran Rekening dan Sinergi Pemanfaatan Jaringan ( PT.
TELKOM )
c. Pembayaran Rekening dan Distribusi Logistik ( PT. PLN )
d. Distribusi pupuk ( PT. PIM, PT. SHS )
e. Program Konversi Minyak Tanah Ke Gas ( PT. PERTAMINA )
DIVISI REGIONAL II PADANG 25000
(Sumatera Barat, Riau, Riau Kepulauan)
Dengan mengusung “Go to 21”, Bambang Irian, sosok yang mengenal
betul kultur budaya, geografi, dan demografi dari ketiga provinsi yang
menjadi wilayah kerjanya tersebut, mencanangkan Divisi Regional II,
yang berkantor di Kota Padang, menjadi number one di Bhumi
Svarnadwipa. Target tersebut bukan “pepesan kosong” belaka.
Ketersediaan peluang dan prospek bisnis di tiga propinsi merupakan
supplement yang bisa menempatkan divre II sebagai jawaranya
Sumatera.
Propinsi Sumatera Barat memiliki karakteristik layanan bisnis yang
berbasis pada pemerintahan dan pelanggan ritel, cultural bussiness
yang memiliki jaringan bisnis nasional, namun sangat sensitif
terhadap tarif.
Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil/rumah tangga.
Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit
industri kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perband-
ingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah
mencapai Rp 3.052 milyar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan
industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40% saja dari
total investasi. Nilai produksi industri besar menengah tahun 2001
mencapai Rp. 1.623 milyar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai
produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40% dari
total nilai produksi.
Riau adalah sebuah propinsi makmur dengan GDP tertinggi di
Indonesia dengan mayoritas penduduknya tersigi dalam kategori
midlle High End. Posisi geografis yang berbatasan dengan negara
jiran serta daerah yang mengandung kekayaan energi yang luar biasa
ini merupakan target sasaran bisnis yang potensial. Keberadaan
perusahaan energy internasional serta perusahaan perkebunan multi
nasional menjadikan kawasan ini sebagai sasaran untuk mendulang
pendapatan di Divre II.
Kepulauan Riau adalah propinsi baru yang merupakan pecahan dari
Riau Daratan. Meskipun hanya berupa pulau-pulau kecil, namun
memiliki nilai strategis yang luar bisa, karena wilayah ini merupakan
entry point bagi lalu lintas orang dan barang dari dan ke
Singapura/Malaysia. Pasar Retail dan Corporates Bussiness berlimpah
ruah. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika persaingan pasar
jasa kurir di daerah ini sangatlah ketat. Berbagai perusahaan jasa kurir
lokal, nasional, dan internasional meramaikan persaingan dalam
memperebutkan kue distribusi kiriman dokumen, barang, dan
logistik.
Batam adalah kawasan berikat yang memiliki otonomi khusus dalam
mengelola berbagai potensi dan administrasi secara Swadaya.
Kekhasan Batam telah menarik perhatian para investor dalam negeri
maupun Asing. Tercatat PMA periode bulan September 2010 berasal
dari beberapa Negara antara lain; Singapura, Taiwan, Malaysia, India,
Hongkong, Jepang, RRC dan Myanmar, dengan bidang usahanya
b. Payment of Bills and Synergy of Network Utility (PT. TELKOM)
c. Payment of Bills and Logistics Distribution (PT. PLN)
d. Distribution of Fertilizer (PT. PIM, PT. SHS)
e. Conversion Program from Kerosene to Natural Gas (PT. PERTAMINA)
REGIONAL DIVISION II – PADANG 25000
(West Sumatera, Riau, Riau Islands)
With “Go to 21” upraised, Bambang Irian, a figure that knows very well the
culture, geography, and demography of these three provinces covered
within his working area, declares that the Regional Division II – where the
office is situated in Padang – will be the number one in Bhumi
Svarnadwipa (Sumatera Island). This target is not "just nonsense”. The
availability of opportunity and business prospect in these three provinces
are the supplement that could place Regional Division II as the Wizard of
Sumatera.
West Sumatera Province has the business service characteristic that
based on the Government and retail customers, business culture with
national network, but rate sensitive.
West Sumatera is predominated by small/household sized industry. The
total of industry is 47,819 units, consisting of 47,585 units of small
industry, and 234 units of large/middle industry, with the comparison 203
: 1. In 2001, the investment of large/middle industry reached Rp 3,052
billion, or 9.,60% of the total investment, whereas the investment of small
industry reached only Rp 1,412 billion or 4.40% of the total investment.
The production value of large/middle industry in 2001 reached Rp 1,623
billion, that is 60% of the total production value, whereas the value of
small industry reached only Rp 1,090 billion or 40% of the total
production value.
Riau is a prosperous province with the highest GDP in Indonesia, and the
majority of population is grouped in the Middle High End category. The
geographical position where the border divides directly with the
neighboring country, and the locality that contains remarkable resource
of energy, is a potential business target. The existence of international
energy enterprise and multinational plantation enterprise make this
region to be a target for collecting revenue in Regional Division II.
Riau Islands is a new province which formerly became a part of Riau Main
Land. Although consisting of small islands, this province has a
considerable strategic value, since this region becomes an entry point for
people and flow of goods from and to Singapore/Malaysia. The retail
markets and Corporate business are plentiful. Therefore, there is no
wonder if the competition of courier service is very tight. Various local,
national and international courier enterprises are cheering up the
competition to take over the distribution of documents, goods, and
logistics.
Batam is the bonded warehouse having the special autonomy in
managing some potency and administrative affairs, under the
self-supporting base. The special characteristics of Batam have been
drawing attention of domestic and foreign investors. It is recorded that
the foreign capital investments during September 2010 come from
2010 Annual Report Pos Indonesia 24
 adalah Jasa perbaikan kapal/ jasa reparasi kapal (2 proyek), Industri
Penggilingan Baja (1), Perdagangan besar (distributor) dan import (1),
Indutstri Komponen Elektronik (1), Industri Cat (1), Industri Pipa Plastik
dan Perlengkapan (1), Penyedia Akomodasi (1), Jasa Industri berbagai
logam (1), Jasa analisis dan Testing (1) dan Industri Barang dan
Peralatan Teknik (1).
Dinamika bisnis di Batam ini menjadi peluang bagi Divre II Padang
untuk mengeskplorasi dan menginisiasi bisnis yang relevan dengan
layanan pos yang ada. Untuk bisa memberikan pelayanan prima Divisi
Regional II Padang memiliki 15 Kantor Pemeriksa (KPRK), 51 Kantor
Cabang Dalam Kota (Kpc DK), dan 164 Kantor Cabang Luar Kota (Kpc
LK).
DIVISI REGIONAL III - PALEMBANG 30000
(Jambi, Sumatera Selatan,bengkulu, Lampung, Bangka Belitung)
Divisi Regional III meliputi wilayah yang disebut Sumatera Bagian
Selatan (Sumbagsel). Wilayah ini membentang luas kurang lebih
separuh dari badan pulau sumatera yang berbatasan dengan pulau
Jawa. Karakteristik wilayah yang terkenal sebagai sentra agrobisnis
yang menyediakan peluang bisnis ekspor hasil industri pertanian dan
perkebunan.
Cakupan area yang sangat luas di 5 propinsi di layani oleh 304
kantorpos yang terdiri dari 16 Kantorpos Pemeriksa (KPRK), 50
Kantorpos Cabang Dalam Kota (Kpc DK), dan 238 Kantorpos Luar Kota
(Kpc LK). Infrastruktur operasi tersebut memberikan layanan
masyarakat di 8 Kotamadya, 32 Kabupaten, dan 502 Kecamatan.
Sumbagsel sebagai wilayah yang sangat potensial (kaya dengan
sumber daya alam dan aktivitas ekonomi) merupakan market place
yang sangat menantang dan penuh dengan persaingan. Tingkat
persaingan di Bidang jasa kurir sangat terbuka dan ketat, dari 969
perusahaan jasa kurir yang tersebar di wilayah Sumbagsel 75%
diantaranya melayani jasa kiriman Intercity, kiriman domestik 20%,
sisanya 5% menggarap pasar kiriman Internasional.
Untuk memenangkan persaingan di bumi Sumbagsel Divisi Regional
III memiliki Visi “Menjadi Divisi Regional Terbaik diluar Pulau Jawa dan
menjadi Divre tujuan kiriman terbaik dalam bidang operasional”. Misi
yang dicanangkan adalah menyediakan layanan pos yang berkualitas,
mengelola dan mengendalikan infrastruktur pos di wilayah
Sumbagsel guna mewujudkan Divre III sebagai Profit Center bagi
perusahaan. Percepatan akselerasi guna mewujudkan visi dan misi
adalah dengan menetapkan sasaran strategis Jangka Panjang dan
Sasaran Strategis Jangka Pendek.
Sasaran Strategis Jangka Panjang Divre III Sumbagsel yaitu :
1. TELADAN, Divre III menjadi tempat untuk benchmark bagi
Divre lain, dalam kualitas operasional dan pengembangan
bisnis.
2. TERBAIK, Divre III menjadi Divre yang berkinerja terbaik
(Pendapatan, Laba, OR dan Pengelolaan Piutang).
3. Tercapai pendapatan 250 Milyar di tahun 2014.
Sasaran Strategis Jangka Pendek Divre III Sumbagsel yaitu :
1. Pencapaian Pendapatan Rp. 178.490.000.000,-
2. Realisasi Biaya Rp. 109.755.000.000,-
3. Laba Rp. 68.738.000.000,-
4. Operating Ratio 61,49%
25 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
certain countries, among others are Singapore, Taiwan, Malaysia, India,
Hong Kong, Japan, People’s Republic of China, and Myanmar, with the
business sector of Ship Yard/Ship Reparation Service (2 projects), Steel
Rolling Mill Industry (1), Wholesale (Distributor) and Import (1), Electronic
Components Industry (1), Paints industry (1), Plastic Pipe and Equipment
Industry (1), Accommodation Provider (1), Metal-ware Industry (1),
Analysis and Testing Service (1), and Goods and Electronic Device
Industry (1).
The business dynamic in Batam becomes the opportunity for Regional
Division II Padang to explore and initiate business relevant to the existing
postal services. To provide prime services, Regional Division II Padang
operates 15 Superintendent Post Offices, 51 Urban Branch Post Offices,
and 164 Suburban Branch Post Office.
REGIONAL DIVISION III – PALEMBANG 30000
(Jambi, South Sumatera, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung)
Regional Division III covers the localities namely Southern Part Sumatera.
This region spreads out widely with the approximate area around a half
of Sumatera island which is having the administrative boundary with
Java Island. The characteristic of this region is well known as the
agribusiness center, offering the business opportunity to export the
industrial products of agricultural and plantation.
The very large area coverage of five provinces is served by 304 post offices
that consist of 16 Superintendent Post Offices, 50 Urban Branch Post
Offices, and 238 Suburban Post Offices. This operational infrastructure
provides the public services in 8 Municipalities, 32 Regencies, and 502 Sub
districts.
Southern Part Sumatera, as the very potential region (rich in natural
resources and economic activities), is the most challenging market place
and full of competition. The level of competition in courier service sector is
opened widely and tight, where from 969 courier service entities in
Southern Part Sumatera, 75% of them are serving the intercity delivery,
20% domestic mail, and the rest 5% are serving international mail
market.
To win the competition in Southern Part Sumatera, the Regional Division
III has a Vision i.e. “To be the best Regional Division outside Java island,
and to be the Regional Division with the best mail destination in the
operational field”. The Mission declared is providing qualified postal
services, managing and controlling postal infrastructure in the region of
Southern Part Sumatera, in order to accomplish Regional Division III as
the Profit Center for the Corporation. The acceleration on realizing the
Vision and Mission is by defining the Long-term Strategic Targets and
Short-term Strategic Targets.
Long-term Strategic Targets of Regional Division III Southern Part
Sumatera:
1. MODEL, Regional Division III becomes the benchmark
location for other Regional Divisions, in both operational
quality and business development.
2. THE BEST, Regional Division III becomes the Division with the
best performance (Revenue, Profit, Operating Ratio, and
Account Receivable Management).
3. The revenue achievement would be 250 billion in 2014.
Short-term Strategic Targets of Regional Division III Southern
Part Sumatera:
1. Revenue Achievement Rp 178.490.000.000,-
2. Cost Realization Rp 109.755.000.000,-
3. Profit Rp 68.738.000.000,-
4. Operating Ratio 61.49%
Beberapa peluang pasar yang telah diinisisasi dan menjadi salah satu
cashcow Divre III adalah Distribusi kiriman Bantuan Langsung Pupuk
PT. Sang Hyang Seri yang berhasil membukukan pendapatan sebesar
Rp. 14. 289.990.480,- biaya sebesar Rp. 10.788.695.071,- dengan laba
sebelum pajak sebesar Rp. 3.501.295.409,-
Melalui tangan dingin seorang Agus F. Handoyo, yang merupakan
mantan Kepala SBU Admail, penggarapan pasar mail, khususnya
Bisnis Ekspres mampu menggenjot pendapatan hingga mencapai Rp.
11.025.010.861,- dengan akselerasi pencapaian 147% dari target
tahun 2010 sebesar Rp. 7. 513.000.000,- Sukses mendulang
pendapatan tidak saja terjadi di sektor bisnis mail, namun di bidang
jasa keuangan, layanan Weselpos Instan dan Pospay juga mampu
menembus angka psikologis dan melampau target, masing-masing
pencapaian 127% untuk Weselpos Instan dan 105% untuk Pospay.
Tantangan dan peluang yang masih harus mendapat perhatian
adalah intensifikasi dan ekstensifikasi bisnis parcel dan logistik,
mengingat wilayah yang terkenal sebagai sentra industri agrobisnis
ini menyediakan prospek bisnis distribusi logistik yang luar biasa.
Bahwa Divisi Regional III berada di tengah-tengah jalur perekonomian
darat yang sangat padat, yang menghubungkan kota-kota di pulau
Jawa dengan wilayah Sumatera lainnya.
Sektor inilah yang menjadi harapan selanjutnya untuk diekspoitasi
sebagai salah satu tambang rupiah untuk mewujudkan perolehan
pendapatan sebesar 250 milyar di tahun 2014 bagi Divisi Regional III.
DIVISI REGIONAL IV JAKARTA 10000
(DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Banten Raya)
Jakarta adalah pusat pemerintahan Republik Indonesia yang
merupakan epicentrum berbagai aktivitas baik, ekonomi, sosial,
pendidikan dan budaya. Tidak salah lagi jika Divisi Regional IV Jakarta,
yang dikomandani oleh Gusti Ngurah Putu Sugiyarta Yasa, putra Bali
yang sarat dengan pengalaman internasional dibidang perposan,
adalah wilayah operasi utama penyumbang kontribusi pendapatan
PT. Pos Indonesia (Persero).
Peta bisnis dan operasi di Divisi elite ini terbagi dalam 3 kawasan yang
terintegrasi dalam konsep penggarapan pasar korporat, yaitu :
1. DKI (Daerah Khusus Ibukota Jakarta).
2. BOCIDESABEKPOG (Bogor, Cibinong, Depok, Sawangan,
Bekasi, Pondok Gede).
3. Banten (Serang, Pandeglang, Cilegon,
Rangkasbitung,Tangerang)
Pangsa pasar ritel dengan walk in customer mulai bergeser pada
penggarapan pasar korporat di berbagai titik layanan. Keberadaan
beberapa pusat pemrosesan dan integrasi operasi yang berada di
Jakarta sangat mendukung pergerakan bisnis mail, logistik dan jasa
keuangan di kawasan ini.
SBU Admail yang merupakan pabrik pemrosesan surat korporat dan
house printing semakin menggeliat dalam memproduksi dan
memproses essential mail dari big customer dan golden customer.
Tercatat beberapa golden customer yang kirimannya dikelola di SBU
Admail adalah kiriman perbankan Citibank, kiriman asuransi
prudential, kiriman telekomunikasi indosat, kiriman pemerintah
berupa penanganan program BLT (Bantuan Tunai Langsung) dan PKH
(Program Keluarga Harapan).
Certain market opportunity that has been initiated, and become one of
the cash flows of Regional Division III, is the Distribution of Direct
Assistance of Fertilizer from PT. Sang Hyang Seri which reaches the
revenue of Rp 14,289,990,480, operating cost of Rp 10,788,695,071 with
the profit before tax of Rp 3,501,295,409.
Through the green fingers of Agus F. Handoyo, previously the Head of
AdMail SBU, the mail market – particularly Express Business – is able to
increase the revenue up to Rp 11,025,010,861, with the accelerating
achievement of 147% of the target defined for 2010 i.e. Rp 7,513,000,000.
The success to earn revenue is not only taking place in mail business
sector, but also in the fields of financial services, Instant Money Order
Service, and Pospay that able to reach psychological figure and over the
top, where 127% for Instant Money Order and 105% for Pospay.
The challenge and opportunity to be taken into consideration are the
intensification and extension of parcel and logistics business, given that
this region which is known as the center of agribusiness industry supplies
a remarkable in the logistics distribution business. Moreover, Regional
Division III is located in the middle of a very dense surface economic line,
connecting the cities in Java Island and other Sumatera regions.
This sector becomes the next prospect to be exploited as one of money
makers, in order to make real the revenue achievement of 250 billion for
Regional Division III in 2014.
REGIONAL DIVISION IV – JAKARTA 10000
(Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Banten Raya)
Jakarta is the governmental center of the Republic of Indonesia and
becomes an epicenter of various activities either economic, social,
education or culture. Hence, the Regional Division IV Jakarta –
commanded by Gusti Ngurah Putu Sugiyarta Yasa, the Balinese full of
international postal experiences – is the main operating region and
revenue contributor of Pos Indonesia.
The business and operation map within this elite Division is divided into 3
areas which are integrated in the concept of corporate market process,
i.e.:
1. Jakarta Special Capital District.
2. Bogor, Cibinong, Depok, Sawangan, Bekasi, Pondok Gede.
3. Banten (Serang, Pandeglang, Cilegon, Rangkasbitung,
Tangerang).
The retail market share with walk in customer is starting to shift to the
corporate market process in various service points. The existence of
several processing centers and operating integration in Jakarta intensely
support the business movement of mail, logistics, and financial services in
these areas.
The AdMail SBU, as the “factory” of corporate mail processing and house
printing, is more concentrated in producing and processing essential mail
from big customers and golden customer. It is recorded some golden
customers, which the dispatches are managed at the AdMail SBU, such as
banking dispatches of Citibank, insurance dispatches of Prudential,
telecommunications dispatches of Indosat, government dispatches in
forms of the handling of Unconditional Cash Transfer program and
Prospective Family Program.
2010 Annual Report Pos Indonesia 26
 SBU Poslog adalah Sentral Bisnis Unit yang mengelola kiriman logistik
dengan layanan Transportasi, Warehousing, Supply Chain Manajemen
(SCM), dan Costum Clearance. Beberapa Golden Customer kiriman
logistik adalah kiriman telekomunikasi dari Telkomsel, kiriman logistik
perbankan BRI, kiriman customer good dari Unilever, kiriman segmen
manufaktur dari Suzuki.
Segmen pasar pemerintah, perbankan, telekomunikasi, asuransi, dan
jasa keuangan adalah kue bisnis yang selama ini menjadi santapan
operasi Divre IV guna mengisi pubdi-pundi pendapatan. Selama
tahun 2010 Divre IV Jakarta berhasil membukukan pendapatan
sebesar Rp. 714.139.000.000,- dengan pengeluaran biaya mencapai
Rp. 547.202.000.000,- dan mencatat laba Rp. 166.935.000.000,-
Perolehan pendapatan tersebut diatas masih didominasi oleh
kontribusi dari kantor-kantor yang berada di wilayah DKI dengan
rincian bisnis mail 80% , logistik 75%, Jaskug 60%. Sedangkan wilayah
Bocidesabekpog menyumbang pendapatan sebesar 10% dari sektor
bisnis mail, 19% dari bisnis logistik, dan 21% dari pendapatan Jaskug.
Sementara itu wilayah Banten yang merupakan propinsi pemekaran
dari propinsi Jabar memberikan sumbangan pendapatan sebesar 9%
dari bisnis mail, 4% dari bisnis logistik, dan 19% dari bisnis Jaskug.
Infrastruktur layanan yang berada di wilayah ini terdiri dari 20
Kantorpos Pemeriksa (KPRK), 1 Kantor Mail Processing Center (MPC), 1
Kantor Tukar Pos Udara (KTPU) di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, 1 Kantor Tukar Pos Laut di Pelabuhan Samudera
Tanjungpriuk, 254 Kantor Cabang Dalam Kota (Kpc DK), 102 Kantor
Cabang Luar Kota (Kpc LK), 92 Loket Ekstension, 118 Layanan Pos
Bergerak, 60 titik layanan Waralaba dan Agenpos, serta 20 Pos Keliling
Desa (PKD).
Peluang bisnis masih sangat terbuka lebar di wilayah ini. Optimalisasi
dalam mengakuisisi pasar korporat dari segmen pemerintah,
perbankan, telekomunikasi, asuransi, dan jasa keuangan belum
mencapai titik jenuh. Pertarungan dengan berbagai penyedia jasa
kurir dan logistik yang mengepung Jakarta juga merupakan
tantangan berat yang harus diantisipasi dengan perbaikan sistem,
infrastruktur, sumber daya manusia, dan mutu operasi yang tiada
henti.
DIVISI REGIONAL V BANDUNG 40000
(Jawa Barat minus Bogor, Cibinong, Sawangan, Bekasi, PondokGede)
Jawa barat merupakan salah satu provinsi terpenting bagi PT.Pos
Indonesia (persero). Selain jumlah penduduknya yang lebih dari 43
juta jiwa (terbanyak di Indonesia) juga karena posisi Jawa Barat
sebagai penyangga kota metropolitan Jakarta. Posisi strategis Divisi
Regional V Bandung juga karena Kantor Pusat PT.Pos Indonesia
terletak satu kota dengan kantor Divre. Meskipun pada tahun 2008
beberapa daerah seperti Tangerang dan Serang terpisah dari Provinsi
Jawa Barat, namun demikian Divre V tetap memegang peranan
penting terutama dalam hal potensi bidang perekonomian, geografi,
manufaktur, pariwisata, dan pendidikan. Potensi tersebut baik
langsung maupun tidak langsung akan berdampak kepada daya beli
dan transaksi terhadap layanan PT.Pos Indonesia. Perkembangan
ekonomi yang pesat di Provinsi Jawa Barat terutama ditandai dengan
meningkatnya investasi pada sektor manufaktur dan jasa. Hampir ¾
industri manufaktur non-minyak berpusat di sekitar Jawa Barat. Selain
itu manufaktur elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil,
furnitur dan industri pesawat juga tidak kalah pesatnya.
Dari sektor pertanian dan perkebunan, Jawa Barat dikenal sebagai
lumbung padi nasional serta penghasil ternak 34% dari total produksi
27 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The Pos Logistics SBU is a central business unit managing logistic items,
covering Transporting, Warehousing, Supply Chain Management (SCM),
and Customs Clearance. Several Golden Customers of logistics items are
telecommunication dispatches of Telkomsel, banking logistic dispatches
of BRI, customer good dispatches of Unilever, manufacture segment
dispatches of Suzuki.
The market segments of government, banking, telecommunications,
insurance, financial services are the “business pies” currently become an
“operational meal” of Regional Division IV, to fill up the revenue pouch.
During 2010, Regional Division IV Jakarta accounted for the revenue of Rp
714,139,000,000 with cost of expenditure Rp 547,202,000,000 and the
profit is Rp 166,935,000,000.
The above revenue achievement is still dominated by the contribution
from post offices located within Jakarta Special Capital District, with the
following details: mail business 80%, logistics 75%, and financial services
60%. Whereas the localities of Bogor, Cibinong, Depok, Sawangan,
Bekasi, Pondok Gede contribute revenue 10% mail business, 19% logistics,
and 21% financial services. In the mean time, Banten – the extended
province from West Java – contribute revenue of 9% mail business, 4%
logistics business, and 19% financial services.
The service infrastructure within this area consists of 20 Superintendent
Post Offices, 1 Mail Processing Center (MPC), 1 Airmail Office of Exchange
at the Soekarno-Hatta International Airport, 1 Sea Mail Office of
Exchange at Tanjungpriuk Sea Port, 254 Urban Branch Post Offices, 102
Suburban Branch Post Office, 92 Extension Counters, 118 Mobile Postal
Services, 60 Franchises and Postal agents, and 20 Urban Mobile Postal
Services.
The business opportunity is still opened widely in this locality.
Optimization in corporate market acquisition from the segments of
government, banking, telecommunications, insurance, and financial
services have not reached the saturation point. The battle with various
courier and logistics service providers surrounding Jakarta is also a
serious challenge to be anticipated, through the continuous
improvement of system, infrastructure, human resource, and operational
quality.
REGIONAL DIVISION V – BANDUNG 40000
(West Java, excluding: Bogor, Cibinong, Sawangan, Bekasi, Pondok Gede)
West Java is one of the most important provinces for Pos Indonesia.
Besides the number of population which is more than 43 million
inhabitants (the largest in Indonesia), the position of West Java becomes
the buffer zone of Jakarta metropolitan city. The strategic position of
Regional Division V Bandung is formed since the Headquarters of Pos
Indonesia is also located in the same city with the Regional Division
Office. Even though certain localities such as Tangerang and Serang were
separated from West Java Province in 2008, Regional Division V still plays
an important role particularly in the potency of economic, geography,
manufacture, tourism, and education. This potency, both direct and
indirect, will have an impact to the purchasing power and transaction of
Pos Indonesia services. The rapid economic development in West Java
Province is indicated mainly by the increase of investment on
manufacture and service sectors. Almost three-fourth of non oil
manufacture industries are centralized around West Java. In addition, the
growth of electronic manufacture, leather industry, food production,
textile, furniture, and airplane is also fairly fast.
In the agriculture and plantation sectors, West Java is known well as the
national rice barn, and as the livestock producer with 34% share of the
ternak nasional. Dengan potensi yang begitu besar dari berbagai
sektor, tentu sudah merupakan suatu keharusan untuk menyiapkan
layanan-layanan pos yang prima yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat secara umum baik dari kepentingan individu maupun
korporasi. Hal inilah yang melandasi Hariyanto, putra Bugis yang saat
ini memegang jabatan Kepala Divisi Regional V mencanangkan visi
untuk menjadikan Divre V berkinerja terbaik dan penyumbang laba
terbesar bagi perusahaan. Guna mencapai visi tersebut ditetapkan 4
langkah strategis yang dilaksanakan secara simultan di tahun 2010.
1. Peningkatan kualitas layanan
Fokus utama langkah strategis ini adalah mengevaluasi semua lantai
proses yang ada mulai dari collecting, processing, transporting,
delivery, dan masalah reporting. Output dari langkah ini adalah
terjaminnya waktu pengiriman pos, tersedianya status reporting yang
cepat, kemampuan Handling complain yang solusional dan
menurunnya tingkat irregularitas. Hasil dari langkah ini adalah Divre V
selalu menjadi Divre terbaik dalam hal kinerja antaran secara nasional.
2. Peningkatan aksesibilitas dan kapasitas layanan
Penataan dan penambahan titik pelayanan pos di banyak lokasi agar
layanan pos lebih mudah dijangkau masyarakat. Salah satunya
dengan menambah jumlah e-mobile pos, layanan pos bergerak
dengan menggunakan kendaraan yang dilengkapi teknologi online.
Menambah jam buka layanan pos di tingkat kabupaten/kota dan
kantor pos cabang pembantu. Tak hanya itu peran serta masyarakat
dalam meningkatkan aksesibilitas juga terus digenjot dengan target
pembukaan agen pos dan agen pos SOPP hingga 500 unit.
3. Peningkatan sales dan marketing
Selain menggarap pasar yang ada melalui upaya intensifikasi, Divre V
juga menggarap sejumlah peluang yang terkait segmen pasar
korporat di sejumlah kantor pos yang berada di Karawang,
Purwakarta, Cianjur, Subang, dan Banjar. Kota-kota tersebut
diproyeksikan menjadi titik layanan warehouse (pergudangan) untuk
dimanfaatkan sebagai mata rantai logistik voucher Telkomsel. Selain
itu bisnis logistik PT Pos Indonesia telah dimanfaatkan oleh PT
Pertamina, PT. Sang Hyang Seri, dan beberapa perusahaan di kawasan
industri Purwakarta dan Karawang. Seirama dengan e-commerce dan
semakin menggeliatnya perekonomian hingga daerah plural. Divre V
melakukan repositioning kantor pos-kantor pos di kecamatan bukan
saja sebagai point of destination, tetapi juga sebagai point of sales.
4. Peningkatan efisiensi
Langkah ini dijalankan dengan fokus kepada proses operasi yang
efisien dan efektif, simplifikasi sistem administrasi, pemanfaatan
teknologi yang dapat memangkas biaya dan skala prioritas terhadap
aktivitas operasi maupun bisnis.
Dengan visi dan langkah strategis tersebut di atas. Divre V akan maju,
berkembang, dan sukses memberikan kontribusi yang maksimal
kepada perusahaan.
DIVISI REGIONAL VI SEMARANG 50000
(Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta)
Letak geografis yang berada di tengah-tengah pulau Jawa, meliputi
seluruh Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terbentang sepanjang pantai Utara dan Selatan Jawa dan diapit oleh
Divre V ( Jawa Barat ) dan Divre VII (Jawa Timur) merupakan modal
dasar yang sangat strategis. Divre VI melayani 7 Kotamadya, 33
Kabupaten, 623 Kecamatan, 7872 Desa dan 936 Kelurahan dengan
national production. Considering the large potency in various sectors, it is
imperative to prepare the prime postal services that able to meet the
people’s need in general, both individual and corporate interest. This is the
reason why Hariyanto, a Bugis native gentleman currently appointed as
the Head of Regional Division V, declares a vision to make Regional
Division V have the best performance and the largest profit contributor
for the Corporation. In order to realize this vision, there have been defined
four strategic measures and simultaneously performed in 2010.
1. Service quality improvement
The main focus is to evaluate all existing process chain, from collecting,
processing, transporting, delivery to reporting. Output set from this
measure is the guaranteed mail delivery time, the availability of quick
reporting status, the capability of complaint handling solution, and the
decrease of irregularity level. The result of this measure is Regional
Division V will always become the best Division in the national delivery
performance.
2. Improvement of accessibility and service capacity
The arrangement and addition of postal service points in several
locations in order to facilitate people with accessible postal services. One
of the methods is increasing the number of e-mobile pos, the mobile
postal services on vehicle equipped by online technology. The other
method is extending the opening hour for postal services in regency/city
level and auxiliary post offices. It is not just these ways. The participation
of people in improving the accessibility is also encouraged persistently,
under the target of the opening of postal agent and Online Payment Point
System postal agent up to 500 units.
3. Improvement of sales and marketing
Besides working on existing markets through intensification, Regional
Division V is also working on a number of opportunities that relate to the
corporate market segment in various post offices located in Karawang,
Purwakarta, Cianjur, Subang, and Banjar. These cities area projected to
be the warehousing service points, to be used as logistic chain for
Telkomsel vouchers. Moreover, the logistics business of Pos Indonesia has
been used by PT Pertamina, PT. Sang Hyang Seri, and certain enterprises
located in the industrial areas of Purwakarta and Karawang. In line with
the e-commerce, and the economic motion to rural areas, Regional
Division V is repositioning the post offices in sub districts that would not
only act as the point of destination, but also as the point of sales.
4. Improvement of efficiency
This measure is taken with a focus on the efficient end effective
operational process, simplification of administrative system, use of
technology that supports cost effectiveness and priority scale on both
operational and business activities.
Under the above vision and strategic measures, Regional Division V will
go onward, develop, and success on the maximum contribution to the
Corporation.
REGIONAL DIVISION VI – SEMARANG 50000
(Central Java and Yogyakarta Special Province)
The geographic situation is in the middle of Java Island, covering the
entire Central Java Province and Yogyakarta Special Province, spread out
along northern and southern seashore, and flanked by Regional Division
V (West Java) and Regional Division VII (East Java). This is a very strategic
basic capital. Regional Division VI serves 7 Municipalities, 33 Regencies,
623 Sub districts, 7,872 Villages, and 936 Administrative Villages with the
2010 Annual Report Pos Indonesia 28
 total jumlah penduduk sebanyak 35,5 juta jiwa. Untuk melayani
kebutuhan layanan kepada masyarakat Jateng dan DIY tersedia
infrastruktur layanan berupa 33 kantor pos, 2 Kantor MPC, 592 kantor
pos cabang dan 62 unit pos keliling kota, 634 titik layanan tersebut
sudah online.
Pangsa pasar Divre VI didominasi industri dan pertanian, pariwisata,
kerajinan, dan pendidikan. Basis utama bisnis Divre VI adalah ritel.
Menghadapi persaingan dan karakterisitik pasar yang demikian maka
penggarapan pasar similar dengan produk yang ditawarkan sehingga
pasar akan digarap secara fokus dengan pola kemitraan yang
diharapkan setiap mitra menjadi “Multi Player’ untuk pasar yang lain.
Namun demikian pasar korporat tetap menjadi target yang tidak
kalah penting. Penggarapan pasar korporat di bidang pendidikan
yang berupa percetakan dan pengiriman kartu hasil studi telah
dilakukan melalui kerjasama operasi dengan Universitas Negeri
Semarang, Universitas Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Lembaga Pendidikan Khusus. Di bidang parcel dan
logistik telah terjalin sinergi dengan beberapa perusahaan nasional
untuk pelayanan pengiriman buku, kartu/dokumen pilkada, distribusi
naskah UAN, pengiriman benang untuk bahan tekstil, yang dilakukan
dengan PT. Pura Barutama, PT. Sritex, PT. Jamu Jago, PT. Tiga
Serangkai, dan CV. Aneka Ilmu.
Dalam bidang bisnis jasa keuangan telah dilakukan perjanjian
kerjasama pembukaan layanan pembayaran PDAM di berbagai kota
di Jateng dan DIY. Sebagai daerah asal TKI optimalisasi layanan
Western Union dilakukan di daerah-daerah basis TKI terutama di
Cilacap, Brebes, dan Tegal. Dengan berbagai upaya tersebut
pendapatan portofolio bisnis Divre VI tahun 2010 sebesar Rp
326.233.735.546,- dengan total biaya Rp. 235.431.040.073,- dan
membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp. 90.802.695.473,- .
Melalui pendekatan sosial budaya yang dipadukan dengan inovasi
teknologi, Maman Suherman selaku Kepala Divisi Regional VI beserta
jajarannya bertekad untuk tetap menjadi kontributor kedua nasional
dan menjadi nomor satu untuk kualitas layanan kepada masyarakat
melalui kolaborasi dan integrasi manajemen “SOPAS (SDM, Operasi,
Pemasaran, Akuntansi, Sarana) secara maksimal dan terukur.”
DIVISI REGIONAL VII SURABAYA 60000
(Jawa Timur dan Madura)
Salah satu terobosan bisnis yang mampu menangguk pendapatan
sebesar Rp. 2.891.583.500 bagi Divre VII adalah menggandeng BKD
(Badan Kepegawaian Daerah) dalam layanan penanganan kiriman
CPNS Daerah. Layanan yang diberikan adalah bundling service mulai
dari proses collecting berkas lamaran, prosessing, rekonsiliasi data
pelamar, penyerahan berkas kepada Panitia penerimaan CPNSD di
BKD, delivery surat balasan kepada pelamar serta reporting. Aktivitas
bisnis ini adalah kategori re-buying, dimana hampir setiap tahun
terdapat program penerimaan pegawai di daerah. Program ini akan
dikembangkan untuk mekanisme dan sistem penerimaan pegawai
untuk sektor swasta.
Program Migrasi Layanan Suratpos Standar ke Suratpos Prioritas
dilaksanakan oleh Divre VII dengan tujuan :
1. Memperbaiki image masyarakat yang selama ini sudah
tertanam bahwa layanan pos lamban dibandingkan
dengan layanan perjastip. Dengan program ini diharapkan
masyarakat akan memperoleh layanan pengiriman
suratpos yang cepat.
29 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
total population of 35.5 million. To serve the needs of postal service to the
people of Central Java and Yogyakarta Special Province, there is
established the service infrastructure of 33 Post Offices, 2 Mail Processing
Centers, 592 Branch Post Offices, and 62 units of Urban Mobile Postal
Service, where 634 service points has been equipped by online service.
The market share of Regional Division VI is dominated by industries and
agriculture, tourism, handicraft, and education. The business core base of
Regional Division VI is retail.
Facing toward the competition and market characteristics as mentioned
above, the market process is similar to the products offered thus it will be
managed by focusing on the partnership model. It is expected that each
partner could become the “Multi Player’ for the other markets.
Nevertheless, the corporate market is still the more important target. The
corporate market in educational field, in a form of printing and delivery
the study cards, has been performed through an operational cooperation
with Semarang State University, Yogyakarta University, Muhammadiyah
University in Yogyakarta, and Special Educational Institutions. In parcel
and logistics field, a synergy has been established with various national
entities for the delivery service of books, regional general election
cards/documents, distribution of National Examination documents,
delivery of yarn for textile, such as PT. Pura Barutama, PT. Sritex, PT. Jamu
Jago, PT. Tiga Serangkai, and CV. Aneka Ilmu.
In the field of financial services business, a cooperation agreement on the
payment service for water supply bill in various cities in Central Java and
Yogyakarta Special Province. Moreover, as the original locality of
Indonesian Workforce, the optimization of Western Union service is
prepared in the workforce-base localities, particularly Cilacap, Brebes,
and Tegal. By means of the above efforts, the revenue of business portfolio
of Regional Division VI in 2010 is Rp 326,233,735,546 with total cost Rp
235,431,040,073 and accounted for profit before tax Rp 90,802,695,473.
By the socio-cultural approach, integrated by technology innovation,
Maman Suherman – the Head of Regional Division VI and his staff – are
determined to be the second national contributor and the first in service
quality to people, through a management collaboration and integration
namely “Human Resources, Operations, Marketing, Accounting,
Property” in maximum and measurable way”.
REGIONAL DIVISION VII – SURABAYA 60000
(East Java and Madura)
One of business penetrations that able to scoop revenue of Rp
2,891,583,500 for regional Division VII is engaging the Regional
Workforce Body in the service of Regional Civil Servant mail handling. The
service provided is bundling from collecting application files, processing,
reconciling applicant data, submitting document to the organizing
committee, to the delivery of reply letter to the applicants, and reporting.
This business activity is a re-buying category, where the program of call
for application in the region is carried out almost every year. This program
will be developed for the mechanism and recruitment system in private
sector.
The migration program from Standard Letter Post to Priority Letter Post is
implemented by Regional Division VII with the following objectives:
1. Improving people’s image which is concealed in their mind all
the time that postal services is considerably slower than those
offered by private courier companies. It is expected that,
through this program, people will be enjoying the prompt
service on letter post delivery.
 2. Meningkatkan pendapatan dari tarif SKH dan Pos Ekspres.
Untuk mendukung program tersebut telah diluncurkan layanan Pos
Ekspres Regional se-Wilayah Jatim di sebagian besar Kp Cabang DK
dan LK. Dengan melakukan perbaikan pada aspek operasi antaran
dan pola angkutan sekunder dan tersier, maka waktu tempuh
pengiriman suratpos antar kabupaten dan kecamatan di Jawa Timur
telah mencapai H+1. Di pangsa pasar logistic, Divre VII telah
melakukan penggarapan distribusi kiriman Baja secara port to port
untuk wilayah tujuan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Jawa Timur adalah daerah yang dikenal sebagai kantong TKI. Oleh
karena itu selain menggenjot bisnis mail dan logistic, Divre VII juga
terus meningkatkan pelayanan dan penjualan bisnis remmitance WU,
tercatat sampai dengan triwulan I 2010, UPT di Divre VII membayarkan
WU sebesar Rp. 525 Milyar atau 42% dari total uang remmitance yang
masuk ke Jawa Timur.
Untuk layanan Pospay Divre VII sedang agresif menggarap
Pembayaran Rekening PDAM yang memiliki 1,2 juta pelanggan serta
penerimaan pajak yang bekerja sama dengan KPPN dengan jam
operasi loket layanan yang lebih panjang dibanding dengan
perbankan.
Salah satu key succes Divre VII adalah kemampuan mengelola dan
mengontrol 487 UPT dalam koneksitas jaringan fisik dan jaringan
virtual yang terintegrasi, terjaga koneksitasnya, serta mampu menjadi
backbone jaringan di seluruh Divre VII. Untuk jaringan virtual 99%
seluruh Kpc DK/LK sudah online.
DIVISI REGIONAL VIII DENPASAR 80000
(Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
“Spirit in Unity”, inilah slogan yang tancapkan oleh Monfiori, mantan
Kepala SBU Pos Ekspress yang memegang kendali Divre VIII Bali Nusra
untuk membakar semangat dan kinerja seluruh jajarannya. Dengan
Visi “Menjadi Divre Terbaik dalam menyediakan layanan pos yang
dikelola oleh SDM yang profesional dan religius sehingga menjadi
pilihan customer” serta Misi “ Memberikan solusi terbaik bagi
Customer di wilayah Bali-Nusra melalui penyediaan layanan pos dan
layanan lain yang kompetitif”, Divre VIII bertekad untuk sukses
mempertahankan dan meningkatkan mutu layanan operasi serta
sukses dalam pencapaian target pendapatan tahun 2010.
Kondisi alam yang terdiri banyak pulau-pulau kecil tentu menjadi
tantangan untuk menyukseskan pencapaian mutu operasi. Jaringan
Fisik yang handal dan teruji, yang mampu mengubungkan antara
titik-titik layanan yang tersebar di berbagai pulau merupakan
prasyarat utama utuk mencapai visi dan misi tersebut. Fasilitas Fisik
yang tersedia adalah 14 Kantor Pemeriksa (KPRK), 30 Kantorpos
Cabang Dalam Kota (Kpc DK), dan 161 Kantorpos Cabang Luar Kota
(Kpc LK).
Bali adalah representasi Indonesia bagi dunia internasional, demikian
juga bagi PT. Pos Indonesia (Persero), Layanan pos di Bali merupakan
etalase dari kualitas layanan yang akan dilihat langsung oleh
duta-duta wisata dari berbagai belahan bumi. Pembuktiannya adalah
2. Increasing revenue from the rates applicable to Overnight
Delivery Service and Pos Express.
To promote the above-mentioned program, there has been launched the
Regional Pos Express service in East Java, available at most Urban and
Suburban Branch Post Offices. With the improvement in the delivery
operation aspect and the secondary and tertiary transportation mode,
the delivery time of letter post between regencies – and between sub
districts – reaches within East Java Province has reached D+1. With
regard to the logistic market share, Regional Division VII has been
operating the distribution of steel dispatch on a base of port-to-port to
the destination areas in Sumatera, Kalimantan, and Sulawesi.
East Java is the region that is well known as the pouch of Indonesian
Workforce. Therefore, besides encouraging the mail and logistic business,
Regional Division VII is also continuously improving the service and sales
of Western Union remittance business. Until the 1st quarter of 2010, it is
recorded that the service points in Regional Division VII have paid the
Western Union remittance business Rp 525 million or 42% of the total
remittance funds entering East Java.
With regard to Pospay service, Regional Division VII is aggressively
performing the Bill Payment of Water Supply that holds 1.2 million
customers, and the tax collection under the cooperation with KPPN (the
National Tax Acceptance Office) during the longer opening hour
compared to banking institutions.
One of the key successes of Regional Division VII is its capability to
manage and control 487 Service Points within the context of integrated
physical and virtual network, well maintained connectivity, and to be the
network backbone in the whole area of Regional Division VII. For the
virtual network, 99% of the Urban and Suburban Branch Post Offices
have been equipped by online service.
REGIONAL DIVISION VIII – DENPASAR 80000
(Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara)
“Spirit in Unity”. This is the slogan embedded by Monfiori, the ex Head of
Pos Express SBU that taking the control of Regional Division VIII Bali and
Nusa Tenggara, to blaze the spirit and performance of all staff. Under the
Vision “To be the Best Regional Division in providing postal services that
managed by professional and religious human resource, thus become the
customer’s choice” and under the Mission “Providing the best solution for
customers within the region of Bali and Nusa Tenggara through
supplying the competitive postal service, as well as the other services”,
Regional Division VIII is determine to be success in maintaining and
improving the quality of service, and to be success in the revenue target
achievement in 2010.
The natural condition that consists of small islands shall definitely
become a challenge to accomplish the operational quality achievement.
The reliable and tested physical network, that able to link all service points
scattered in several islands, is a primary prerequisite to achieve the vision
and mission above. The available physical facilities are 14 Superintendent
Post Offices, 30 Urban Branch Post Offices, and 161 Suburban Branch Post
Offices.
Bali is the Indonesian representation for the international world, and so
for Pos Indonesia. The postal services in Bali are the shop window of
service quality that can be seen directly by the tourism ambassadors from
all hemispheres. The proof is the international services such as EMS and
2010 Annual Report Pos Indonesia 30
 bahwa layanan lintas negara seperti EMS, Small Parcels, merupakan
kontribusi pendapatan yang cukup signifikan bagi Kp Denpasar pada
khususnya dan Divre VIII pada umumnya.
Disamping kiriman retail luar negeri, Bali yang terkenal dengan
industri seni kerajinan juga banyak mengirimkan sample-sample hasil
kerajinan ke berbagai negara Eropa dan Amerika, serta sebagian Asia.
Kawasan lain yang memberikan sumbangan pendapatan adalah Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini terkenal
sebagai pengirim TKI ke luar negeri, selain juga merupakan daerah
tujuan wisata setelah Bali.
Tidaklah mengherankan jika selama ini Divre VIII adalah Divre luar
jawa yang merupakan profit center dan selalu membukukan laba.
Prestasi ini tentu harus terus dipertahankan sembari terus melakukan
perbaikan-perbaikan di bidang mutu operasi, mengingat banyak
pemain jasa kurir global yang beroperasi di wilayah ini, khususnya di
Denpasar Bali.
DIVISI REGIONAL IX - BANJARBARU 70000
(Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat)
Seluruh propinsi Kalimantan adalah wilayah kerja Divisi Regional IX
yang berkedudukan di kota Banjarbaru dan saat ini dipimpin oleh
Abednego Sobari. Kondisi geografis adalah tantangan utama dalam
mengintegrasikan seluruh titik layanan dalam mendukung dan
mencapai mutu operasi. Dengan 21 Kantor Pemeriksa (KPRK) beserta
295 Kantorpos Cabang Dalam Kota dan Luar Kota, Divre IX harus
mampu mewujudkan mutu operasi dan memenangkan persaingan
bisnis di pulau Borneo yang kaya dengan kandungan energi dan
sumber daya alam.
Karakter bisnis di pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia
ini adalah Industri Jasa, Hasil Tambang, Batu Permata, Perkebunan
Karet dan Kelapa Sawit, Hasil Hutan, Tambang Minyak, dan Pabrik
Pupuk. Layanan pos yang dapat dieksploitasi untuk kawasan ini
adalah Bisnis Logistik untuk distribusi dan transportasi hasil bumi
yang banyak diproduksi oleh berbagai perusahaan yang ada di
berbagai daerah, Bisnis Mail melalui produk Jasa Mailingroom untuk
perusahaan-perusahaan multinasional yang banyak beroperasi di
Samarinda, Balikpapan, Tarakan, dan Bontang.
Terdapat 6 Kantorpos Pemeriksa di propinsi Kalimantan Selatan, yaitu
Kp Banjarmasin dengan 17 kantorpos cabang, Kp Banjar baru dengan
21 kantorpos cabang, Kp Amuntai dengan 19 kantorpos cabang, Kp
Kandangan dengan 10 kantorpos cabang, Kp Kotabaru Pulau Laut
dengan 9 kantorpos cabang, serta Kantor MPC Banjarmasin.
Di propinsi Kalimantan Tengah terdapat 4 Kantorpos Pemeriksa, yaitu
Kp Palangkaraya dengan 25 kantorpos cabang, Kp Sampit dengan 7
kantorpos cabang, Kp Pangkalan Bun dengan 7 kantorpos cabang, Kp
Buntok dengan 11 kantorpos cabang.
Sedangkan Kp Samarinda yang membawahi 21 Kantorpos Cabang, Kp
Balikpapan yang memiliki 21 kantorpos Cabang, Kp Tarakan yang
membawai 19 Kantorpos Cabang, Kp Tenggarong dengan 12
Kantorpos Cabang, Kp Bontang dengan 5 Kantorpos Cabang, serta Kp
Tanjung Redeb dengan 4 kantorpos Cabang adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang berada di propinsi Kalimantan Timur.
31 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
small packet are contributing significant revenue for Denpasar Post Office
in particular, and for Regional Division VIII in general.
Besides the international retail consignment, Bali – that is famous with
handicraft industry – also sends the samples of handicraft to various
countries in Europe and the United States of America, as well as part of
Asia. The other areas contributing revenue are West Nusa Tenggara and
East Nusa Tenggara. These areas are recognized as the Indonesian
Workforce senders abroad, other than the tourist destinations after Bali.
It is no wonder if the Regional Division VIII, so far, becomes the profit
center Regional Division outside Java Island and always accounts for
profit. This performance shall be maintained constantly while, at the
same time, upgrading the operational quality, considering that there are
many global courier service players operating in this region, particularly
in Denpasar – Bali.
REGIONAL DIVISION IX- BANJARBARU 70000
(East Kalimantan, South Kalimantan, Central Kalimantan, West
Kalimantan)
All provinces in Kalimantan are included in the working area of Regional
Division IX, having the office location in Banjarbaru city, and currently
lead by Abednego Sobari. The geographical situation is the main
challenge in integrating all service points in a framework to support and
achieve operational quality. Supported by 21 Superintendent Post Offices
and 295 Urban and Suburban Branch Post Offices, Regional Division IX
shall be able to make real the operational quality and to win the business
competition in Borneo Island; the former name of Kalimantan, an island
which is rich in natural energy and resources.
The business characters in this island – having direct border with
Malaysia – are Service Industry, Mining, Precious Stones, Rubber and Oil
Palm Plantation, Forest Products, Oil Mining, and Fertilizer Factory. The
postal services that could be exploited for this area are Logistics Business
for the distribution and transportation of crops that largely produced by
various enterprises in several localities, Mail Business through Mailing
Room service product for the multinational enterprises that mainly
operating in Samarinda, Balikpapan, Tarakan, and Bontang.
There are 6 Superintendent Post Offices in South Kalimantan Province, i.e.
Banjarmasin Post Office with 17 branch post office, Banjar Baru Post
Office with 21 branch post offices, Amuntai Post Office with 19 branch
post offices, Kandangan Post Office with 10 branch post offices, Kotabaru
Pulau Laut Post Office with 9 branch post offices, and Banjarmasin Mail
Processing Center.
In Central Kalimantan, there are 4 Superintendent Post Offices, i.e.
Palangkaraya Post Office with 25 branch post offices, Sampit Post Office
with 7 branch post offices, Pangkalan Bun Post Office with 7 branch post
offices, Buntok Post Office with 11 branch post offices.
Whereas Samarinda Post Office takes control on 21 branch post offices,
Balikpapan Post Office takes control on 21 branch post offices, Tarakan
Post Office takes control on 19 branch post offices, Tenggarong Post Office
takes control on 12 branch post offices, Bontang Post Office takes control
on 5 branch post offices, and Tanjung Redeb Post Office takes control on 4
branch post offices. These are the service points situated in East
Kalimantan Province.
Untuk Kalimantan Barat dilayani oleh Kp Pontianak dengan 29
Kantorpos Cabang, Kp Ketapang dengan 11 Kantorpos Cabang, KP
Singkawang dengan 15 Kantorpos Cabang, Kp. Sanggau dengan 13
Kantorpos Cabang, Kp Sintang dengan 19 Kantorpos Cabang.
Dengan segala potensi dan keterbatasan Sumber daya yang
dimilikinya, pada tahun 2010 Divre IX berhasil membukukan
pendapatan Rp. 160.692.968.000 dimana Bisnis Jasa Keuangan
memberikan kontribusi paling dominan sebesar 49,5% atau Rp.
79.555.206.000,- Bisnis Mail pada urutan kedua dengan pendapatan
sebesar Rp. 70.947.587.000 atau 44,2% dan yang terakhir adalah Non
Core Bisnis yang mendulang pendapatan sebesar Rp. 10.190.175.000,-
atau 6,3% dari total pendapatan.
DIVISI REGIONAL X MAKASSAR
(Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo)
“Pintu Gerbang Indonesia Timur” adalah julukan yang sering
disandangkan pada kota yang pernah berganti-ganti nama, dari
Makassar dirubah menjadi Ujung Pandang, lalu kembali menjadi
Makassar. Posisinya yang strategis dalam lalulintas perhubungan
Udara dan Laut menjadikan Makassar sebagai titik simpul penting
bagi jalur tranpostasi nasional. Hampir semua penerbangan dan
pelayaran dari indonesia barat dengan tujuan indonesia timur dan
sebaliknya, dapat dipastikan singgah di Kota Daeng ini. Posisi
pentingnya sebagai titik singgah transportasi bahkan mengalahkan
Denpasar yang sama-sama berada di kawasan Indonesia Tengah.
Divisi Regional X memiliki ciri khas yang sangat unik, terutama
Makassar dan Manado, yang merupakan pintu gerbang untuk
pendistribusian ke wilayah timur. Selain itu kebijakan pemerintah
daerah masih mempunyai peranan yang sangat dominan, oleh karena
itu perlu dibangun hubungan yang harmonis dengan pemerintahan
propinsi dan Kabupaten/Kotamadya, sehingga seluruh kegiatan yang
dilakukan instansi tersebut, baik horizontal maupun vertikal, dapat
dijadikan sebagai entry point untuk melakukan pendekatan dengan
pembangunan Mailingroom atau layanan mail dan logistik.
Pendekatan melalui pemda tingkat I dan II ini diharapkan mampu
memberikan multiplier effecs kepada potensi layanan lainnya seperti
pengelolaan dana dan bantuan daerah. Dengan pengembangan
brand yang kuat dampak lainnya bisa menggarap private bussiness
(untuk meraih peluang pasar dari korporasi swasta).
Walaupun kondisi saat ini pengguna layanan pos di wilayah Sulawesi
masih dominan segmen individu dibandingkan dengan segmen
korporat. Potensi lainnya yang bisa digarap adalah pembangunan Pos
Ekspres Regional serta penerusan distribusi barang dari Makassar ke
wilayah lainnya di Sulawesi.
Khusus bidang Jasa Keuangan, saat ini layanan Pospay masih sangat
menjanjikan untuk terus dikembangkan. Layanan ini mengalami
pertumbuhan sebesar 14,71%. Jasa Keuangan akan menjadi potensi
bisnis yang menjanjikan di masa depan dengan terus menambah
jumlah Kantorpos Cabang yang online. Saat ini sebanyak 111
Kantorpos Cabang sudah online di kawasan Sulselraba (Sulawesi
Selatan, Tenggara, dan Barat), serta 54 Kantorpos Cabang sudah
online di Suluttenggo (Sulawesi Utara, Tenggah, Gorontalo).
“Peningkatan pendapatan Jasa Keuangan yang simultan dengan
penambahan Kantorpos Cabang yang online akan kami tingkatkan
The West Kalimantan Province is served by Pontianak Post Office with 29
branch post offices, Ketapang Post Office with 11 branch post offices,
Singkawang Post Office with 15 branch post offices, Sanggau Post Office
with 13 branch post offices, Sintang Post Office with 19 branch post
offices.
With all potency and limitation of resources, in 2010, Regional Division IX
accounted for revenue of Rp 160,692,968,000 where Financial Services
Business contributes dominant amount of 49.5% or Rp 79,555,206,000,
followed by Mail Business with Rp 70,947,587,000 or 44.2% and Non Core
Business with Rp 10,190,175,000 or 6.3% of total revenue.
REGIONAL DIVISION X – MAKASSAR
(South Sulawesi, West Sulawesi, Southeast Sulawesi, Central Sulawesi,
North Sulawesi, Gorontalo)
“The Eastern Indonesia Gateway” is a nickname of the city that frequently
changes the name from Makassar to Ujung Pandang, then returns to
Makassar. The strategic position in the air and sea transport links makes
Makassar to be an important hub for the national transportation lines.
Generally, all flights and water ways from the western part of Indonesia to
the eastern part, vice versa, are almost certainly stopping by this City of
Daeng. Its important position as the transit point of transportation even
surpasses Denpasar that is situated in the similar area, i.e. Central
Indonesia.
Regional Division X has the unique characteristics, particularly Makassar
and Manado, as the distribution gateway to the eastern part of Indonesia.
In addition, as the regional government policy still plays dominant role, it
is necessary to establish harmonic relationship with the provincial and
regency/municipal government, hence the entire activities performed by
these institutions – both horizontally and vertically – could be used as an
entry point to carry out the approach in the development of Mailing
Room or other mail and logistic services.
This approach through the local government level I and II is expected to
be able to generate multiplier effects for the other service potency, such as
the management of regional funds and assistances. Under a strong brand
development, the other positive impacts may be used for processing the
private business (to attain the market opportunity from private
corporations).
The current situation in Sulawesi is the postal service users are
predominated by individual segment, rather than corporate segment.
Other potency that can be processed is the development of Regional Pos
Express and the forwarding of goods distribution from Makassar to the
other areas of Sulawesi.
For the financial services, in particular, Pospay service is still very
prospective to be developed. This service grows about 14.71%. The
financial services would become prospective business potency in the
future, supported by the increase of online branch post offices. At present,
there are 111 online branch post offices in the areas of South, Southeast
and West Sulawesi, and 54 online post offices in the areas of North and
Central Sulawesi, including Gorontalo. “The simultaneous increase of
revenue from financial services by adding up online branch post offices
will be accelerated through the cooperation with PT. PLN (State-owned
Electricity Company) within the whole Sulawesi areas. It is expected that
2010 Annual Report Pos Indonesia 32
 akselerasinya melalui kerja sama dengan PT. PLN diseluruh Sulawesi.
Diharapkan pada tahun 2011 nanti market share PLN bisa digarap
sebesar 20%”, demikian penjelasan Zulkarnain Saad, Kepala Divisi
Regional X Makassar.
Kinerja Divre X pada tahun 2010 membukukan laba sebesar 10,159
Milyar dengan pertumbuhan pendapatan 16,39 %. Perolehan laba
tersebut dibukukan dari layanan Bisnis Logistik yang tumbuh sebesar
296% dibanding tahun sebelumnya. Pasar korporat dibidang logistik
yang saat ini dikelola oleh Divre X adalah Penggarapan pengiriman
bibit dan pupuk dari PT. Sang Hyang Seri, Kiriman Pilkada, Distribusi
dan Warehousing Telkomsel serta PT. Sampoerna.
DIVISI REGIONAL XI JAYAPURA
(Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara)
Divre Paling Timur di wilayah Indonesia ini memiliki daerah
operasional yang paling luas dengan karakteristik daerah yang
bergunung-gunung dan kepulauan yang dikeliling oleh lautan luas.
Luas daratan 487.586 km2 yang dikelilingi oleh lautan seluas
1.293.080 km2. Sebuah tantangan yang luar biasa berat untuk dapat
mengintegrasikan seluruh titik-titik layanan dalam Jaringan Fisik yang
sangat luas dan sulit serta jaringan virtual yang belum dapat
menjangkau sebagian titik layanan.
Fasilitas Fisik yang tersedia di Divre XI belum dapat menjangkau
seluruh kecamatan. Dari 615 Kecamatan yang ada baru dilayani oleh
kantorpos sebanyak 173 kecamatan. Infrastruktur fisik tersebut terdiri
dari 10 Kantor Pemeriksa (KPRK), 102 Kantorpos Cabang Dalam Kota
dan Luar kota, 71 kantor diantaranya sudah online, 5 Loket Ekstensi, 31
Kantorpos Desa, 12 Pos Desa, dan 20 Rumah Pos.
Namun demikian jajaran Divre XI tetap bersemangat dan memiliki
komitmen sebagai sebuah networking pos yang terbentang dari
Sabang hingga Merauke. Perbaikan mutu operasi dan efisiensi biaya
adalah fokus utama dalam memberikan kontribusi maksimal kepada
perusahaan, meskipun akselerasi untuk meraih pendapatan juga
tiada henti dikobarkan disetiap lini jajaran Divre XI.
Salah satu upaya meraih pendapatan adalah dengan melakukan
kerjasama bisnis dan operasi dengan PT. Freeport Indonesia (PTFI)
yang berada didaerah Timika. Kerja sama operasi tersebut antara lain :
1. Layanan pendistribusian surat dan paketpos melalui
kotakpos yang disediak oleh PTFI untuk seluruh karyawan
PTFI yang berlokasi di Tembagapura, Hidden Valley, Ridge
Camp, Familly Camp, yang merupakan tempat konsentrasi
para karyawan PTFI.
2. Pemasangan Jaringan Virtula di UPT yang berada di tempat
konsentrasi karyawan PTFI untuk pengembangan layanan
pos lainnya, terutama di bidang Jasa Keuangan.
Wajarlah adanya jika Divre XI yang lebih dominan sebagai daerah
tujuan kiriman membukukan Biaya sebesar Rp. 67.329.574.260
dengan pendapatan Rp. 46.685.281.990. Prestasi yang
membanggakan adalah Divre XI mampu melakukan efisiensi biaya
sebesar 4,14% dari total target seluruh biaya 2010, sementara masih
ada Divre lain yang melampaui target anggaran biaya. Divre XI
senantiasa berupaya memberikan dukungan operasional yang
maksimal bagi penyaluran dan penerusan kiriman-kiriman baik
korporat maupun ritel dari Divre lainnya.
33 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
the market share of PLN in 2011 could be processed by 20%”, explains
Zulkarnain Saad, Head of Regional Division X Makassar.
The performance of Regional Division X in 2010 accounts for profit of Rp
10.159 billion with the revenue growth of 16.39 %. This revenue
achievement is accounted from Logistic Business that grows 296%
compared to the previous year. The corporate market in logistic field that
is currently managed by Regional Division X is the dispatch process of
seeds and fertilizer from PT. Sang Hyang Seri, dispatch of Regional
General Election, Distribution and Warehousing of Telkomsel and PT.
Sampoerna.
REGIONAL DIVISION XI – JAYAPURA
(Papua, West Papua, Maluku, North Maluku)
This easternmost Regional Division has the largest operational areas with
the characteristics of mountainous and islands surrounded by the wide
ocean. The wide land area is 487,586 km2, surrounded by the ocean of
1,293,080 km2. It is a remarkable and hard challenge for integrating all
service points in the very wide and difficult physical network, as well as
the virtual network that has not been able to reach the part of these
service points.
The operated physical facilities in Regional Division XI have not been able
to reach all sub districts. From the total of 615 sub districts, there are only
173 of them covered by postal services. This physical infrastructure
consists of 10 Superintendent Pos Offices, 102 Urban and Suburban
Branch Post Offices, where 71 post offices have been equipped by online
services, 5 Extension Counters, 31 Rural Post Offices, 12 Village Post
Offices, and 20 Postal House.
Nevertheless, the corps of Regional Division XI keeps spirit and has a
commitment as the part of postal networking spread out from Sabang to
Merauke. The operational quality improvement and cost efficiency are
the main focus for the maximum contribution to the Corporation, while
the acceleration to achieve revenue is continuously encouraged in all
levels of Regional Division XI.
One of the efforts to achieve revenue is the establishment of cooperation
on business and operations with PT. Freeport Indonesia (PTFI) that
located in Timika locality. This operational cooperation covers:
1. Letter and parcel distribution service through specific post
office boxes provided by PTFI for all PTFI employees in
Tembagapura, Hidden Valley, Ridge Camp, Family Camp, as
the concentrated area of PTFI employees.
2. Installation of virtual network at service points located in the
concentrated area of PTFI employees for the development of
other postal services, particularly financial services.
It is fair to say that Regional Division XI is more dominant to be the
destination area of mail dispatches, since it accounts for the cost of Rp
67,329,574,260 with the revenue of Rp 46,685,281,990. This is the
encouraging performance, since Regional Division XI is capable to
achieve the cost efficiency by 4.14% of the total target for costs in 2010,
while certain Regional Divisions are still found out exceeding the target.
Regional Division XI is always making all efforts to contribute the
maximum operational support in channeling and forwarding mails, both
corporate and retail, from other Regional Divisions.
Sambutan Komisaris Utama
Foreword from President Commissioner
Kekuatan jaringan pelayanan domestik
yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia
saat ini sangat mumpuni dibandingkan
para pesaing. Kelebihan ini seharusnya
menjadi modal utama dan dapat
dimanfaatkan untuk merebut posisi
sebagai market leader di bidang jasa
mail dan logistik.
35 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The potency of domestic services network
currently owned by Pos Indonesia is very
reliable, compared to those operated by
competitors. This advantage should have
been our key capital and may be used to
take back the position as a market leader in
the field of mail and logistics service.
Perjalanan panjang Pos Indonesia ditandai dengan berdirinya Kantor
Pos di Batavia pada tahun 1746 kemudian berlanjut ketika pasca
Kemerdekaan RI yaitu pada tanggal 27 September 1945, dengan
semangat heroik para pahlawan Angkatan Muda PTT (Post, Telegraaf
en Telefoon) mengambil alih Kantor Pusat PTT di Bandung dari
pemerintahan militer jepang. Momentum bersejarah tersebut selalu
diperingati setiap tahun pada tanggal 27 September sebagai Hari
Bakti Pos dan Telekomunikasi. Semangat para pahlawan saat itu
diharapkan terus berlanjut kepada generasi insan pos saat ini dengan
bersungguh-sungguh untuk dapat bangkit dimana PT Pos Indonesia
yang sejak tahun 1995 statusnya berubah menjadi Perusahaan
Perseroan maka harus mampu bersaing di tengah-tengah persaingan
global saat ini yaitu dengan melakukan perubahan manajemen di
segala aspek dan tingkatan organisasi baik dari sisi Corporate
Strategy, SDM, Operasional, Teknologi dan Sistem Pengendalian-nya.
Upaya PT Pos Indonesia dalam melakukan manajemen perubahan
melalui proses Transform Pos Indonesia into a high performance
organization telah dilakukan bertahap sejak lama dari pasca
perubahan status menjadi perseroan hingga pada tahun 2010 yang
merupakan tahun penting sebagai tonggak bersejarah bagi PT Pos
Indonesia (Persero) dalam menginisiasi program penyehatan
perusahaan sesuai dengan amanah pasal 51 Undang-Undang No.38
Tahun 2009 tentang Pos, dimana untuk mempersiapkan perseroan
dalam menghadapi pembukaan akses pasar, maka program
penyehatan harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun.
The long journey of Pos Indonesia is indicated by the establishment of a
Post Office in Batavia in 1746, then continued by the post independence
of the Republic of Indonesia when, on 27 September 1945, the Young
Generation of PTT (Post, Telegraaf en Telefoon Dienst) under their heroic
spirit took over the PTT Headquarters in Bandung from the Japanese
military government. This historical momentum is always
commemorated annually as the Post and Telecommunication Devotion
Day on every 27 September. This spirit of heroes is expected to continue
through the today’s postal community by wholeheartedly arise. Pos
Indonesia, that as of 1995 changed its status to be a Private Corporation,
must be able to compete along with today’s global competition, i.e. by
performing management change in all aspects and organizational
levels either Corporate Strategy, Human Resource, Operations, or
Technology and its Controlling System.
The effort of Pos Indonesia in implementing the change management –
through transform Pos Indonesia into a high performance organization
– has been performed gradually since a long time ago, from the post
status change to be a State Owned Corporation to the year of 2010, as
an essential year when the historical highlight of Pos Indonesia started
to initiate a corporate revitalization program. In line with the mandate
stipulated in Article 51 of Law No. 38 of 2009 concerning the Post, in
order to prepare the Corporation to move toward the opening of market
access, the revitalization program must be completed not later than 5
(five) years.
Dewan Komisaris menyetujui dan mendukung sepenuhnya program
penyehatan sesuai rekomendasi konsultan Booz&Co dan dapat
dituntaskan dalam tempo 5 tahun. Strategic priorities dan strategic
Initiatives dalam Program Penyehatan/Revitalisasi Perusahaan, yang
telah direkomendasikan oleh konsultan untuk 5 tahun kedepan perlu
dijabarkan oleh segenap potensi SDM yang dimiliki PT Pos Indonesia
saat ini agar mampu menyesuaikan serta mengimplementasikan
model jaringan operasi pos yang lebih efisien dan menghasilkan value
yang berdaya saing.
Pada awal tahun 2010 yaitu sampai dengan semester I, kinerja
keuangan perusahaan cukup berat namun pada pertengahan sampai
dengan akhir tahun perseroan telah berhasil mempertahankan serta
membukukan laba meskipun terjadi penurunan laba di bandingkan
dengan laba tahun 2009, semua ini tentu saja berkat kerja keras
segenap karyawan dan Direksi serta peran Dewan Komisaris yang
secara berkala melakukan evaluasi kinerja manajemen dan
mengevaluasi laporan keuangan serta menetapkan arah kebijakan
agar mampu memenuhi target pencapaian sesuai dengan RKAP PT
Pos Indonesia (Persero), yang selanjutnya telah dilaporkan dan
disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Kekuatan jaringan pelayanan domestik yang dimiliki oleh PT Pos
Indonesia saat ini sangat mumpuni dibandingkan para pesaing.
Kelebihan ini seharusnya menjadi modal utama dan dapat
dimanfaatkan untuk merebut posisi sebagai market leader di bidang
jasa mail dan logistik. Saat ini PT Pos Indonesia memiliki jumlah titik
layanan sebanyak 22.000 titik layanan (point of services) dimana
didalamnya termasuk 3.700 Kantor Pos yang telah on-line tersebar
sampai tingkat Kecamatan. Kekuatan ini harus menjadi kekuatan plus
yaitu diimbangi dengan kualitas layanan yang andal sehingga dapat
meraih kembali pangsa pasar surat dan paketpos yang masih dikuasai
pesaing.
Kekuatan plus ini juga dapat menjadi bargaining power ketika
melakukan kerjasama kemitraan baik dengan pihak swasta maupun
dalam upaya penugasan Pemerintah yang salah satunya adalah PSO
(Public Service Obligation) atau menurut mukadimah konstitusi
Universal Postal Union (UPU) article 3 disebut sebagai Universal Postal
Services yang secara jelas menyebutkan bahwa pemerintah (negara)
wajib menyediakan jasa pelayanan pos dasar (basic) bagi seluruh
warga negara, dari sisi harga yang terjangkau serta mencakup seluruh
wilayah masing-masing negara.
Dewan Komisaris memberikan apresiasi dan mengucapkan selamat
atas prestasi perseroan dalam mendapatkan berbagai penghargaan
berskala Internasional, hal ini menunjukkan bahwa Pos Indonesia siap
untuk bersaing di kawasan global yaitu pada tahun 2010 dibuktikan
dengan meraih penghargaan “Quality Management Certification” dari
UPU dan “Asia Pacific Agent of The Year dari Western Union”.
Harapan Dewan Komisaris dalam menyongsong tantangan perseroan
kedepan disamping berbagai program peningkatan pendapatan dan
kualitas layanan maka Sistem Pengendalian Intern yang saat ini telah
berjalan agar terus disempurnakan dengan menerapkan audit
berbasis risiko mengingat kompleksitas jaringan layanan PT Pos
Indonesia (Persero) yang sangat luas serta semakin bertambahnya
volume maupun jenis layanan dari aktivitas operasinya sehingga
risiko yang dihadapi perseoan akan semakin meningkat pula, oleh
karenanya perlu diperkuat dengan manajemen risiko yang baik.
Board of Commissioners agreed and fully supported the revitalization
program as recommended by Booz&Co and could be completed within 5
(five) years. The strategic priorities and strategic initiatives, as included in
the Corporate Revitalization program and as recommended by the
consultant for the next five years, shall be shall be implemented by the
entire human resource potency that currently maintained, in order to
adapt and implement the more efficient model of postal operations
network, and to develop competitive value.
By early 2010, until the end of quarter I, the Corporate financial
performance was in difficult phase. However, from the mid of 2010 to the
end of this year, the Corporation is able to maintain and account for profit
even though there was a decrease compared to the figure in 2009. Owing
to the hard work of all employees and Board of Directors, as well as the
participation of Board of Commissioners that periodically evaluates the
management performance and financial reports, and defines the policy
direction in order to enable it to fulfill the target of achievement according
to the Corporate Work Plan and Budget of Pos Indonesia. These have been
reported and approved by the Annual Stakeholders General Meeting.
The potency of domestic services network currently owned by Pos
Indonesia is very reliable, compared to those operated by competitors.
This advantage should have been our key capital and may be used to take
back the position as a market leader in the field of mail and logistics
service. is the service network with 22,000 service points, covering 3,700
online Post Offices that reach sub district level. This potency shall become
a strength plus that is counterbalanced by reliable service quality, thus it
would be able to take back the letter post and parcel market share
currently in the hands of the competitors.
Such strength plus may become a bargaining power when the
Corporation enters into partnership cooperation with private sector and
in the effort to perform the Government appointment – among others is
Public Service Obligation – as stipulated also in the preamble and article
3 of the Universal Postal Union Constitution i.e. Universal Postal Services
which clearly states that a government (state) shall provide its citizens
with basic postal service in affordable price and available within the
territory of the respective member country.
Board of Commissioners appreciates and congratulates the Corporate
achievement in obtaining several international-scale awards. This
indicates that Pos Indonesia is ready to compete in global area. It is
proved in 2010 when Pos Indonesia obtained the awards i.e. Quality
Management Certification from the UPU and Asia Pacific Agent of the
Year from Western Union.
The expectations of Board of Commissioners are, in facing the Corporate
challenges in the future, the completion of revenue improvement
program and service quality, as well as the Internal Control System by
implementing the risk-based audit. These shall be taken since the
complexity of Pos Indonesia’s wide service network, the increase of mail
volume and type service, and operational activities may increase the risk
to be encountered, and thus a good risk management must be reinforced.
2010 Annual Report Pos Indonesia 36
 Kami atas nama Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan
kepada segenap jajaran manajemen dan seluruh karyawan atas
dedikasi yang telah diberikan sehingga kita bisa melalui tahun 2010
dengan baik. Kepada seluruh stakeholder PT Pos Indonesia (Persero)
yang meliputi pemerintah, pelanggan dan masyarakat umum, kami
mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang
diberikan.
On behalf of Board of Commissioners, we express our appreciation to Pos
Indonesia’s management and employees for their dedication, therefore
we could go through the year of 2010 well. For all Stakeholders of Pos
Indonesia, including Government, customers and public, we express our
gratefulness for their trust and support.

Akhir kata, dengan mengucap syukur alhamdulillah, kami
mengucapkan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan
selama tahun 2010 ini khususnya kepada seluruh jajaran PT Pos
Indonesia (Persero) serta dari Kementrian BUMN selaku Pemegang
Saham yang telah memberikan arahan dan segala dukungannya,
semoga kedepan pencapaian kinerja perseroan akan lebih baik lagi
dengan bersama-sama menjunjung komitmen melalui upaya kerja
keras seluruh jajaran karyawan dan manajemen PT Pos Indonesia
(Persero) dengan tetap menjaga sistem tata kelola perusahaan yang
good corporate governance.
Finally, thank be to God, we express our gratitude for all supports given
during 2010, particularly to Pos Indonesia, the Ministry of State Owned
Company as the Stakeholder for the directive suggestions and support.
We hope the Corporate performance achievement in the future would be
much better by admiring the commitments through hard work of all Pos
Indonesia’s employees and management under the good corporate
governance.

Atas nama Dewan Komisaris,

On behalf of Board of Commissioners

Daddy Hariadi
Komisaris Utama
President Commissioner

37 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

2010 Annual Report Pos Indonesia 06
 Profil Dewan Komisaris
Profile of Board of Commissioners
2 3
Tumpak Hatorangan Panggabean, SH
2 Komisaris
Commissioner
Tumpak Hatorangan Panggabean, SH adalah lulusan S1 Hukum, Universitas Negeri
Tanjungpura. Sebelum menjabat sebagai Komisaris PT Pos Indonesia (Persero), menjabat
sebagai unsur pimpinan Komisi PemberantasanKorupsi. Ada pun riwayat pekerjaan dan
jabatan sebelumnya antara lain sebagai : Kepala Kejaksaan Negeri Pangkalan Bun, Asisten
Intelijen pada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, KepalaKejaksaanNegeriDili, Asisten Tindak
Pidana Khusus pada Kejaksaan Tinggi Riau, Kepala Sub Direktorat Intelijen pada JAM Intel
Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Wakil
Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, Jaksa Tinggi Maluku dan Sulawesi Selatan serta Sesjam
Pidsus pada Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Tanda Penghargaan/Kehormatan yang
diterima, antara lain : Satya Lancana Karya Satya XX dan XXX serta Tanda Kehormatan Bintang
Mahaputera Utama.
Tumpak Hatorangan Panggabean, SH is graduated from Legal Faculty at Tanjungpura State
University. Prior to the appointment as a Board of Commissioners member of PT Pos Indonesia
(Persero), Tumpak was a leader element of the Corruption Eradication Commission. His former
work experiences and positions include Head of State District Attorney Office in Pangkalan Bun,
Assistant Intelligence at the Central Sulawesi Provincial Attorney Office, Head of the State District
Attorney Office in Dili, Assistant of Specific Criminal Act at High Attorney Office in Riau, Head of
Intelligence Sub-Directorate at the Solicitor General Office of the Attorney General - the Republic of
Indonesia, Assistant Intelligence at High Attorney Office in Jakarta, Deputy Head of High Attorney
Office in Maluku, Senior Attorney of Maluku and Sulawesi, and Secretary Solicitor General for
Specic Criminal Act at the Attorney General Office - the Republic of Indonesia. The awards that have
ever been achieved are Satya Lancana Karya Satya XX and XXX, and Bintang Mahaputera Utama.
39 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
1 4
Dr. Ir. AshwinSasongko S, M.Sc.
3 Komisaris
Commissioner
Dr. Ir. AshwinSasongko S, M.Sc. selain menjabat sebagai Komisaris PT Pos Indonesia (Persero),
juga menjabat sebagai Komisaris PT GE Teknologi Indonesia, Anggota Dewan Riset Nasional,
Ketua Komisi Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Dewan Penyantun Politeknik Pos
Indonesia serta Direktur Jenderal Aplikasi Telematika. Strata pendidikan S1 diperolehnya dari
Institut Teknologi Bandung sedangkan S2 dan S3 bidang Power Electronics diperolehnya dari
Aston University, United Kingdom. Pengalaman jabatan dan karir, antara lain sebagai : Peneliti,
Kepala Laboratorium dan Kepala Pusat Produksi Elektronika pada LEN-LIPI, Kepala Pelaksana
Harian UPT Laboratorium Engineering Nasional-LIPI, Kepala Bidang Teknologi Unit Produksi
LEN, BPIS, Direktur Teknologi PT LEN Industri (Persero), Komisaris PT Fanuc GE Automation
Indonesia, Direktur Usaha Pertahanan Badan Pengelola BUMN/ Kementerian Negara BUMN,
DeputiKepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan, Wakil Kepala
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Deputi Menteri Komunikasi dan Informasi Bidang
Telematika, Plt. Deputi Menteri Komunikasi dan Informatika, Sekretaris Kementerian Riset dan
Teknologi dan Sekretaris Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatika. Mengikuti
berbagai training, kursus dan tugas belajar di dalam dan luar negeri serta di berbagai
organisasi profesi. Aktif dalam berbagai tim serta menyusun dan menyampaikan berbagai
makalah di seminar, workshop baik di dalam dan luar negeri. Tanda-Tanda Penghargaan yang
pernah diterima, antara lain : Bintang Jasa Pratama, Satya Lancana Karya Satya X dan XX serta
Satya Lancana Pembangunan.
In addition to the appointment as a Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero), Dr. Ir. Ashwin
Sasongko S., MSc. also serves as a Commissioner of PT GE Teknologi Indonesia, Member of National
Research Council, Chairman of Information Technology and Communications Commission,
Chairman of Board of Trustees for Pos Indonesia Polytechnic, and Director General of Telematics
Application. His diploma degree was achieved from Bandung Institute of Technology, whereas the
master and doctoral degrees in Power Electronics were achieved from Aston University in the
United Kingdom. His experiences of position anad career are as a researcher, Head of Laboratory
and Head of Electronics Production Center at LEN-LIPI, Executive Head of National Engineering
Laboratory at LIPI (Indonesian Science Institution), Head of Technology - Production Unit of LEN,
Director of Technology at PT LEN Industri (Persero), Commissioner of PT Fanuc GE Automation
Indonesia, Director of Resistance Efforts at State Owned Company Management Board/Ministry of
State Owned Company, Deputy Head of Information technology, Energy, Material and
Environment at BPPT, Deputy Head of Technological Review and Application Agent, Deputy
Minister of Communications and Information (Telematics section), Deputy Minister of
Communications and Information, Ministry Secretary of Research and Technology, and Secretary
General of the Ministry of Communications and Information. Ashwin has participated in various
training programs, courses in both domestic and international, and involved in various
professional organizations. He actively involves in various teams, drafting and presenting several
working papers in domestic and international seminars and workshops. The awards that have ever
been achieved are Bintang Jasa Pratama, Satya Lancana Karya Satya X and XX, and Satya Lancana
Pembangunan.
 Daddy Hariadi
1 Komisaris Utama
President Commissioner

Daddy Hariadi adalah lulusan InstitutTeknologi Bandung tahun 1974. Selain menjabat sebagai
Komisaris Utama PT Pos Indonesia (Persero), Daddy Hariadi juga menjabat sebagai Direktur
Utama PT LajuPerdana Indah, Komisaris Utama PT Eastern Pearl Flour Mills dan Direktur
Operasional PT Pondok Indah Padang Golf, Tbk. Sebelumnya pernah berkarir di
beberapaperusahaan, antara lain : PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk, Salim Group Sugar
Industry, PT Indokodeco Cement, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dan PT Semen
Padang. Aktif di berbagai organisasi, antara lain : Asosiasi Insinyur Indonesia, Asosiasi Semen
Indonesia, Asosiasi Gula Indonesia, Asosiasi Jalan Tol Indonesia, Persatuan Golf Indonesia dan
Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia serta di beberapa organisasi sosial yaitu Yayasan Asa
Bangsa dan Yayasan Al Islah.

Daddy Hariadi is a 1974 alumni of Bandung Institute of Technology. In addition to the position as
the President Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero), Daddy is appointed as the President
Director of PT Laju Perdana Indah, President Commissioner of PT Eastern Pearl Flour Mills, and
Director of Operations of PT Pondok Indah Padang Golf, Tbk. Formerly, he performed his career in
some enterprises, including PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk, Salim Group Sugar Industry,
PT Indokodeco Cement, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk and PT Semen Padang. He also
actively involves in various organizations, such as Indonesian Engineers Association, Indonesian
Cement Association, Indonesian Sugar Association, Indonesian Toll-Road Association, Indonesian
Golf Association, and the Indonesian Golf Course Owners Association, as well as in various social
organizations, such as the Asa Bangsa Foundation and Al Islah Foundation.

5
Farid Harianto
4 Komisaris
Commissioner
Farid Harianto selain menjabat sebagai Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) juga menjabat
sebagai Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia, Penasehat Gubernur Bank Indonesia,
Anggota Revitalisasi Perkeretaapian Nasional, Anggota The Asian Executive Advisory Board
pada The Wharton School, di University of Pennsylvania dan Anggota Risk Oversight
Committee pada Bank Internasional Indonesia serta sebagai Komisaris pada PT Unggul Indah
Cahaya Tbk dan PT Lippo Karawaci, Tbk. Lulusan Institut Teknologi Bandung dan The Wharton
School University of Pennsylvania ini pernah bertugas sebagai : Komisaris dan CEO di PT KPEI
dan PT PEFINDO dan sebagai Deputy Chairman IBRA serta aktif sebagai dosen tamu di
beberapa perguruan tinggi dan Contributing Editor pada Globe Asia.
In addition to the appointment as a Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero), Farid is also
serving as Special Staff of Vice President of the Republic of Indonesia, Advisor of the Governor of
Bank Indonesia, Member of National Railways Revitalization, Member of Asian Executive Advisory
Board at the Wharton School, University of Pennsylvania, and Member of the Risk Oversight
Committee of Bank Internasional Indonesia, and as a Commissioner of PT Unggul Indah Cahaya
Tbk and PT Lippo Karawaci, Tbk. As the alumni of Bandung Institute of Technology and the
Wharton School, University of Pennsylvania, Farid has served as Commissioner and CEO of PT KPEI
and PT PEFINDO, and as Deputy Chairman of IBRA. He actively becomes a guest lecturer in some
folleges and as a Contributing Editor for Globe Asia.
Harry Z. Soeratin
5 Komisaris
Commissioner
Harry Z. Soeratin selain menjabat sebagai Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) juga menjabat
sebagai Kepala Biro Humas, Departemen Keuangan, Ketua Program Pelatihan Portal-Portal
Online Kementerian Negara BUMN dan Sekretaris Tim Nasional Pengalihan Aktifitas Bisnis TNI.
Lulusan Keio University, Tokyo, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjadjaran ini memiliki
pengalaman kerja : Sebagai Sekretaris Dewan Komisaris pada PT Perusahaan Pengelola Asset,
PT Rajawali Nusantara Indonesia dan PT Dana reksa serta Anggota Dewan Pengawas Perum
Pegadaian serta Kepala Bagian SDM padaKementerian Negara BUMN. Selain sebagai dosen di
beberapa perguruan tinggi, Harry Z. Soeratinjugaaktif di berbagai organisasi olah raga dan
tergabung dalam berbagai tim-tim yang terkait denganr estrukturisasi dan privatisasi BUMN
serta bidang keuangan Negara dan perpajakan. Penghargaan yang pernahditerima, antara
lain : Satya Lancana Karya Satya X dan XX.
Besides serving as a Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero), Harry Z. Soeratin is appointed as
the Head of Public Relations Bureau at the Ministry of Finance, Chairman of Online Portals Training
program at the Ministry of State Owned Company, and the Secretary of the National Team for the
Transfer of Military Business Activities. This alumni of Keio University in Tokyo, Japan, the University
of Indonesia and Padjadjaran University has the working experiences as the Board of
Commissioners Secretary at PT Perusahaan Pengelola Asset, and some senior positions in PT
Rajawali Nusantara Indonesia and PT Danareksa, as well as to be a Board of Supervisors member
at Perum Pegadaian, Head of Human Resource Department at the Ministry of State Owned
Company. Additionally, other than acting as a lecturer in certain colleges, Harry also actively takes
part in various sporting organizations and involves in a number of teams dealing with the
restructuring and privatizing project on State Owned Companies, state financial sector and
taxation. The awards that have ever been achieved are Satya Lancana Karya Satya X and XX.

2010 Annual Report Pos Indonesia 40

Sambutan Direktur Utama
Foreword from President Director
Tahun 2010 merupakan salah satu
tahun yang istimewa bagi Pos
Indonesia, pada tahun ini Kami berhasil
membukukan laba yang signifikan dan
memberi penghargaan berupa bonus
bagi seluruh karyawan.
41 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The year of 2010 is a special year for Pos
Indonesia, since we sucessfully account
for significant profit and reward all
employees with bonus.
Tahun 2010 merupakantahun awal penyehatan perusahaan yang di
tandai dengan berbagai kegiatan, antara lain pembentukan Badan
Pekerja Penyehatan Perusahaan untuk membantu Dewan Direksi,
dan komite kerja di tiap Direktorat guna merancang berbagai
program penyehatan tingkat direktorat. Hasil yang dicapai antara lain
usulan blue print penyehatan per Direktorat yang berisi milestone
dan building block penyehatan fungsi dan bisnis.
Sesuai dengan arahan dari Kantor Kementerian BUMN, program
penyehatan PT Pos agar dibuat lebih baik dan berkualitas
menggunakan konsultan internasional. Berdasarkan hasil beauty
contest dipilih Booz&co, sebuah perusahaan konsultan internasional
dan mulai bekerja Oktober 2010. Fokus utama kerja konsulatan
adalah melakukan analisis terhadap berbagai perencanaan strategis
termasuk blue print yang telah dikembangkan selama ini.
Kami menyadari, bisnis apapun kedepan menghadapi tantangan
yang luar biasa yang sangat sulit untuk di prediksi. Takterkecuali
bisnis perposan. Seiring dengan meningkatnya tren persaingan, baik
dari para pemain domestic maupun dari multi national corporation,
kami melihat bahwa masa depan Pos Indonesia akan tergantung dari
kemampuannya untuk menyediakan Core business layananya itu
Mail, Logistics dan Jasa Keuangan dengan lebih baik dibandingkan
para pesaingnya.
The year of 2010 is an initial year of the Corporate recapitalization,
indicated by a range of activities, inter-alia the setting up of Corporate
Revitalization Working Group to assist the Board of Directors, and
working committee of each Directorate, in designing various revitaliza-
tion programs at directorate level. The outcomes accomplished are the
revitalization blue print proposal of each Directorate, containing the
milestone and building block of functional and business revitalization.
According to the guidelines from the Ministry Office of State Owned
Company, it is recommended that the revitalization programs of Pos
Indonesia are designed in better and qualified way by hiring interna-
tional consultant. Based on beauty contest, Booz&co, an international
consultant firm, has been selected and by October 2010 this firm
commenced its duty. The main focus of consultant’s work is analizing
some strategic planning, including the blue print currently developed.
We realize that any business will encounter remarkable challenges in the
future that are difficult for us to foresee. The postal business has no
exception. In line with the increase of competition, either from domestic
players or multi national corporation, we notice that the future of Pos
Indonesia will be depending on its competence to provide core business,
i.e. Mail, Logistics, and Financial services in much better way than its
competitors.
Olehsebabitu, kami melakukan transformasi dan revitalisasi dalam
skala besar yang saat ini sedang berlangsung. Dengan tetap
mempertahankan bisnis legacy yaitu layanan Suratpos, Paketpos,
Logistik dan berbagai layanan transaksi keuangan, kami telah
mempunyai strategi dan mulai membangun portofolio bisnis yang
mampu bertahan dalam jangka panjang.
Seperti kami sampaikan di awal sambutan ini, di tahun ini kami
berhasil membukukan laba. Laba bersih kami di tahun 2010 setelah
dikonsolidasian,sebesar Rp 45,9 miliar. Prestasi keuangan tersebut
didukung oleh kinerja operasional kami yang juga mulai tertata
dengan baik dan solid.
Pos Indonesia berkomitmen untuk terus menerapkan standar tinggi
dalam integritas dan tanggung jawab untuk semua hal yang
dilakukannya. Kemajuan dalam menjalankan kepatuhan,
pengendalian internal, dan transparansi tercermin pada hasil
assessment penerapan Good Corporate Governacetahun 2010,
dimana Pos berhasil mencapaiskor Total sebesar 76,96, naik
sebanyak3 point dari skor tahun 2009 sebesar 73,96. Dengan skor nilai
sebesar 76,96 berarti Pos masuk dalam kategori perusahaan yang baik
dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Padatahun 2010, kami terus melanjutkan hubungan secara
konstruktif dan proaktif dengan pihak regulator untuk mendukung
terwujudnya Peraturan Pemerintah, sebagai tindak lanjut dari
disahkannya Undang-undang nomor 38 tahun 2009 tentang Pos.
Diharapkan Peraturan Pemerintah tersebut akan menjadi jalan keluar
yang terbaik bagi kepentingan para pelanggan, para pelaku dalam
industri Pos serta semua pemangku kepentingan kami.
Banyaktantangan yang harus kami hadapi, tapi kami tetap berupaya
melihat semua itu sebagai peluang. Salah satu dari tantangan
tersebut adalah bagaimana tetap menumbuhkan layanan surat
ditengah banyaknya tantangan dari layanan substitusi seperti e-mail,
SMS dan layanan lainnya. Kami masih melihat adanya peluang untuk
terus mengembangkan core business kami tersebut, dan melakukan
berbagai upaya untuk menghambat penurunan bisnis legacy ini.
Walaupun penurunan ini tidak dapat dihindarkan, namun kami akan
terus memperlambat laju penurunan tersebut dengan menawarkan
berbagai program yang menarik dan lebih menguntungkan bagi
Pelanggan, khususnya Pelanggan Korporat, sepertitarif yang
lebihprogresif, kemudahan dalam proses dan meningkatkan standar
waktu penyerahan yang lebih baik.
Peluang bisnis untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan dan
kompetitif masih terbuka luas. Fokus Pos Indonesia saat ini adalah
memastikan bahwa struktur organisasi dan SDM-nyasebagai modal
terbesar yang dimiliki, selaras dengan peluang-peluang tersebut.
Melalui disiplin dan keteguhan yang bersumber dari pengalaman
panjang dalam melayani industri pos, sumberdaya yang besar untuk
berinovasi dan kemampuan beradaptasi dalam organisasi, didorong
oleh visi strategis yang jelas, kami yakin bahwa semua itu akan
tercapai.
Selain pembenahan dalam bidang bisnis, kami pada tahun 2010
berupaya mengevaluasi dan mengkristalkan nilai-nilai yang
berkembang dan menjadi acuan dalam setiap aktifitas setiap insan
Pos, seperti berpikir, berbicara, dan berprilaku yang sesuai dengan
budaya perusahaan yang ada.
Therefore, we are performing a big scale of transformation and revitaliza-
tion as these are in progress at present. By sustaining the legacy business,
i.e. Letter Post, Parcel Post, Logistics, and various financial services, we
have had a strategy and start to develop the business portfolio sustain-
able in a long term period.
As mentioned in the beginning of this foreword, we sucessfully account
for significant profit in this year. Our net profit of 2010, after consolidated,
is Rp 45.9 billion. This financial achievement is supported by our
operational performance that has been well structured and solid.
Pos Indonesia is committed to keep implementing high standards for the
integrity and responsibility on each matter carried out. The improvement
on fulfilling the conformity, internal control, and transparency are
reflected on the assessment results of Good Corporate Governance
implementation during 2010, where Pos Indonesia successfully reaches
76.96 total score, three-point higher than the 2009 score of 73.96. With
76.96 score, Pos Indonesia is included in the category of corporation
having a good mark in implementing the principles of Good Corporate
Governance (GCG).
During 2010, we are keeping the constructive and proactive relationship
with our Regulator to promote the realization of Government Regulation,
following up the endorsement of Law No. 38 of 2009 concerning the Post.
It is expected that this Government Regulation would become the best
way for the benefit of customers, players of postal industry, and all of our
interest functionary.
There are lots of challenges we must come across, but we are taking all
efforts to notice them as opportunity. One of these challenges is how to
keep letter post service grow in the midst of substitution services, such as
e-mail, SMS, and other similar services. We still see the existence of
opportunity to keep our core business developed, and make serious
efforts to prevent the decrease of this legacy business. Even if such decline
is unavoidable, we will hold back the decline by offering customers,
particularly the Corporate Customers, with several programs that are
more attractive and lucrative, e.g. more progressive tariff, process facilita-
tion, and much better delivery time standards.
The business opportunity for sustainable and competitive growth is still
open broadly. The present focus of Pos Indonesia is ensuring that the
organizational structure of its human resource to be the greatest assets
ever owned, in line with the opportunity itself. Through dicipline and
upright, taken from the long experience in sering postal industry, the large
resource for innovation and capability to adapt in the organization,
encouraged by rigorous strategic vision, we are convinced that these will
be accomplished.
In addition to business improvement we, in 2010, endeavor to evaluate
and crystallize the growing values to be a reference of activity performed
by every postal personnel, such as think, speak, and perform upon the
existing Corporate culture.
2010 Annual Report Pos Indonesia 42
 Hasilnya kami tuangkan dalam nilai-nilai Budaya Perusahaan yang
terbentuk dalam suatu rumusan yaitu CINTAPOS. CintaPos bermakna
kata kerja yaitu demi cinta kepada PT Pos Indonesia, maka di harapkan
seluruh insan Pos melakukan sesuatu yang bermanfaat,
menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi mewujudkan tujuan
Perusahaan.
We convey the results into the Corporate Culture values, formed in a
formulation that is CINTAPOS. This formulation is a verb that means with
the love to PT Pos Indonesia, it is expected that all postal personnel do
something worthwhile, contribute their energy and thought for accom-
plishing the Corporate’s goal.

CINTAPOS adalah akronim yang mempunyai makna bahwa
Perusahaan berorientasi kepada pelanggan (Customer Orientation)
dilandasi dengan prinsip-prinsip integritas (Integrity), hubungan
kerja/ relasi (Networking), kerjasama (Teamwork),
dantanggung-jawab (Accountable), dilakukan dengan sikap
Profesional (Professional) dalam usaha mewujudkan keinginan
menjadi yang terbaik (Obsessed), namun tetap menjaga nilai-nilai
spiritual (Spiritual).
CINTAPOS is an acronym with the meaning that the Corporation has an
orientation to customers (Customer Orientation), based on integrity
principles (Integrity), working relationship (Networking), cooperation
(Teamwork), and responsibility (Accountable), performed under
professional attitude (Professional) under the affort to serve the needs to
be the best (Obsessed), but shall keep the spiritual values (Spiritual).

Kami ingin menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang baik We would like to express our gratefulness for the good cooperation up till
selama ini dan arahan dari Dewan Komisaris dalam proses now, and for the direction from the Board of Commissioners in the
transformasi yang kami lakukan dan dalam menentukan serta tranformation process that we perform, as well as in determining and
mencapai semua sasaran strategis. achieving all strategic goals.

Akhir kata, Kami ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pelanggan dan pemangku
kepentingan atas dukungannya, dan kami terus berusaha
meningkatkan komitmen dan kemampuan kami dalam menjalankan
bisnis yang berkelanjutan untuk dapat memberikan hasil yang
terbaik.
Lastly, we shall express our gratefulness to all customers and interest
functionary for their support, and we will continue to improve our
commitment and capability in organizing sustainable business in order
to be able to provide the best solutions.

Terimakasih Thank you

Atas nama Dewan Direksi,

On behalf of Board of Directors

I Ketut Mardjana
Direktur Utama
President Director

43 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

2010 Annual Report Pos Indonesia 06
 3 4
Profil Direksi
Profile of Board of Directors
Ismanto
5 Direktur Operasi Surat pos dan Logistik
Director of Mail and Logistic Operations
Ismanto sebelum menjabat sebagai Direktur Operasi Surat pos dan Logistik menjabat sebagai
Kepala Wilayah Usaha Pos Regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Pernah
menjabat sebagai Sekretaris pada Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia dan penugasan
khusus yang pernah dilakukan, antara lain : Kunjungan program MM STMB di Singapuradan
Malaysia, Organization Transformation di Jakarta, Implementation of Trainpost di Bangkok dan
Project Body of Knowledge di Bandung.
Ismanto, prior to the appointment as Director of Mail and Logistic Operations, served as Head of
Regional Office V for Central Java and Yogyakarta Special Province. He has also served as the
Secretary of Bhakti Pos Indonesia Educational Foundation. Some special assignments have also
been trusted, among others are Courtesy Call Program of MM STMB to Singapore and Malaysia,
Transformation Organization in Jakarta, Implementation of Trainpost in Bangkok, and Project
Body of Knowledge in Bandung.
45 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
5
Entis Sutisna
4 Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Director of Human Resources and General Affairs
Entis Sutisna sebelum menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum pernah
menjabat sebagai Kepala Wilayah Usaha Pos Regional Jabodetabek dan Banten serta Kepala
Pusat Perencanaan dan Transformasi Perusahaan. Penerima Satya Lencana Wira Karya dari
Presiden Republik Indonesia tersebut, terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Tinggi Pos
Indonesia tahun 1993 dan meraih gelar MM Bidang Manajemen dari Universitas Gadjah Mada
tahun 1994. Pernah mengikuti beberapa pelatihan bidang perposan dan Postal Management
Course di Bangkok. Penugasan khusus yang pernah dilakukan, antara lain mengikuti Direct
Mail 97 Exhibition di Singapura hingga Studi Strategis Luar Negeri Lemhannas Republik
Indonesia di Jerman.
Entis Sutisna, prior to the appointment as Director of Human Resources and General Affairs, served
as Head of Regional Office IV for Jakarta and Banten and as the Head of Corporate Planning and
Transformation Center. This receiver of Satya Lencana Wira Karya award from the president of the
Republic of Indonesia was registered as a student in the High Education Program of in 1993, and
graduated as magister in Management Field from Gadjah Mada University in 1994. Entis has
participated in various postal training courses, including the Postal Management Course in
Bangkok - Thailand. The special assignments entrusted to him are, among others, attending the
Direct Mail 97 Exhibition in Singapore, and the International Strategic Study in Germany during his
participation in National Defense Institute.
 I Ketut Mardjana
1 Direktur Utama
President Director
I Ketut Mardjana memulai karirnya di PT Pos Indonesia (Persero) sebagai Wakil Direktur Utama
hingga menjabat sebagai Direktur Utama pada tahun 2009. Gelar Ajun Akuntan dan Akuntan
diperolehnya pada tahun 1979 serta meraih gelar Doktor pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dari Monash University, Melbourne tahun 1993. Pernah menjabat sebagai Kepala Bagian
Kerjasama Lembaga Keuangan Regional, Direktur Informasi dan Pengembangan Peraturan
BUMN pada Departemen Keuangan, Direktur Industri Manufaktur pada Kementerian BUMN,
Komisaris PT Semen Gresik (Persero-Tbk), Komisaris PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,
Komisaris PT Semen Tonasa (Persero), Direktur Eksekutif Keuangan PT CMNP Tbk, Komisaris PT
Perkebunan Nusantara XI, Komisaris PT Kapita Asia, Komisaris PT JasaSaranaJabar, Direktur
Pengembangan Usaha dan Umum, PT Citra Marga Nusa Pala, Tbk, Wakil Sekretaris Jenderal,
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia dan sebagai anggota delegasi Indonesia pada
Pertemuan Dewan Gubernur Asian Development Bank tahun 1996 dan 1997. I Ketut Mardjana
aktif menulis karya ilmiah, artikel serta menjadi pembicara dalam berbagai forum nasional
maupun internasional. Penghargaan yang pernah diterima selain Beasiswa, antara lain adalah
: Asian Development Best Executive Awards dan Asean Social and Economic Coorporation
Golden Awards.

I Ketut Mardjana started his career at PT Pos Indonesia (Persero) as Vice President Director, prior to
being appointed as President Director in 2009. The degrees of Assistant Accountant and Accountant
were achieved in 1979, and he achieved a doctoral degree from the Faculty of Economic and
Business at Monash University, Melbourne, in 1993. Formerly, he served as Head of Cooperation
Department for Financial Institutions, Director of State Owned Company Information and
Regulatory Development at the Ministry of Finance, Director of Manufacturing Industry at the
Ministry Office of State Owned Company, Commissioner of PT Semen Gresik (Persero-Tbk),
Commissioner of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Commissioner of PT Semen Tonasa
(Persero), Executive Director of Finance at PT CMNP Tbk, Commissioner of PT Perkebunan
Nusantara XI, Commissioner of PT Kapita Asia, Commissioner of PT Jasa Sarana Jabar, Director of
Business Development and General Affairs at PT Citra Marga Nusa Pala, Tbk, Deputy Secretary
General of the Association of Indonesian Travel Enterprises, and as the Indonesian delegate
member at the 1996 and 1997 Meetings of Asian Development Bank Governor Council – Philippines
and Japan. I Ketut Mardjana actively writes scientific papers and articles, frequently invited to be
the keynote speaker various forums, both domestic and international. He is frequently nominated
to achieve some awards. Besides scolarships, he has received the Asian Development Best Executive
Award and the ASEAN Social and Economic Corporation Golden Award.

Setyo Riyanto Sukatmo Padmosukarso

3 Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis
Director of Marketing and Business Development
Setyo Riyanto sebelum menjadi Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis pernah
menjabat sebagai Sekretaris dan Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia dan Direktur
PT Prima Yasa Eduka. Selain sebagai anggota penelitian pada Pusat Penelitian dan
Pengembangan Bisnis serta Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Padjadjaran,
jabatan yang pernah disandangnya adalah sebagai Director Professional Certification,
Indonesia Marketing Association, Chapter Jawa Barat. Bebera pajabatan di Pos Indonesia yang
pernah menjadi tanggung-jawabnya adalah sebagai Fungsional Perusahaan Bidang
Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Proyek Restrukturisasi Perusahaan, Fungsional
Perusahaan Bidang Penerapan Manajemen Mutu Terpadu, Fungsional Perusahaan Bidang
Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Koordinator Tim Implementasi Penyempurnaan
Organisasi, Kepala Proyek Optimalisasi Kapasitas Pusat Pelatihan dan Kepala Bidang
Perencanaan dan Pengembangan Bisnis serta tugas belajar pada Pendidikan Tinggi Pos
Indonesia serta MM pada Universitas Gadjah Mada. Gelar Doktor diraihnya dari Universitas
Padjadjaran Bandung.
2 Wakil Direktur Utama/ Direktur Keuangan
Vice President Director/ Director of Finance
Sukatmo Padmosukarso, sebelum menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sekaligus Direktur
Keuangan, pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Manajemen Portofolio Bank Mandiri dan Tim
Pengelola serta Wakil Direktur Bank Internasional Indonesia. Gelar Sarjana Muda Sastra Inggris
diperolehnya dari Universitas Sebelas Maret tahun 1979 dan Sarjana Ekonomi Manajemen
dariUniversitas Indonesia tahun 1986, sedang kangelar MBA diperolehnya dari Curtin Business
School, Curtin University of Technology, Perth tahun 1993.
Sukatmo Padmosukarso, prior to the appointment as Vice President Director/Director of Finance,
served as Vice Chairman of Bank Mandiri Portfolio Management, and as the Management Team
Member and Deputy Director of Bank Internasional Indonesia. Achieved Bachelor degree from the
Faculty of English Letters at Sebelas Maret University in 1979, and achieved the Diploma degree
from the Faculty of Management Economic at the University of Indonesia in 1986, whereas the
MBA was achieved from Curtin Business School, Curtin University of Technology, Perth, in 1993.

Setyo Riyanto, prior to the appointment as Director of Marketing and Business Development,
served as Secretary and Chairman of the Bhakti Pos Indonesia Educational Foundation, and as
Director of PT Prima Yasa Eduka. In addition, he has served as a researcher at the Business Research
and Development Center and the Society Service Institution at Padjadjaran University. He has also
been trusted to be the Director of Professional Certification at the Indonesia Marketing Association
for West Java Chapter. Certain positions that have been entrusted to him in Pos Indonesia are the
Corporate Function of Organization and Human Resource Field at Corporate Restructuring Project,
Corporate Function of Integrated Quality Management Implementation, Coordinator of
Organizational Improvement Team, Head of Optimizing Project on Training Center Capacity, Head
of Business Planning and Development. He has also participated the High Education Training
Program at Pos Indonesia Training Center, and the Magister program at Gadjah Mada University.
He achieved the doctoral degree at Padjadjaran University in Bandung.

2010 Annual Report Pos Indonesia 46

Financial Data
 Uraian Hasil Evaluasi
Details Of Evaluation Results
No:10/011/07/NR.01/11
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT Pos Indonesia (Persero)
Laporan Hasil Evaluasi Kinerja
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Sehubungan dengan audit kami terhadap Laporan Keuangan
Konsolidasian PT Pos Indonesia (Persero) dan Anak Perusahaan untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2010 yang laporannya telah kami
terbitkan dengan Nomor 10/007/01/NR.01/11 tanggal 29 Maret 2011,
bersama ini disampaikan hasil evaluasi atas kinerja Perusahaan untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2010.
BAB I
SIMPULAN
1. Tingkat Kesehatan Perusahaan
Perhitungan Tingkat Kesehatan Perusahaan didasarkan pada Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 mengenai Penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut, untuk tahun 2010 nilai bobot
Perusahaan adalah sebesar 58,00 yang berarti Perusahaan dalam
keadaan “Kurang Sehat” (BBB), dan tahun 2009 sebesar 69,00
termasuk dalam kategori “Sehat” (A).
2. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan
A. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran PT Pos Indonesia (Persero)
(RKAP), berpedoman kepada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Kep-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
RKAP tahun 2010 telah disampaikan kepada Menteri Badan Usaha
Milik Negara, berdasarkan surat Nomor 222/DIRUT/0310 tanggal 03
Maret 2010 dan telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) sesuai dengan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
PT Pos Indonesia (Persero) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan Tahun 2010 Nomor RIS 07/D3-MBU/2010,
tanggal 13 Januari 2010.
B. Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 dihadapkan pada
beberapa hambatan yang mempengaruhi ekonomi secara
keseluruhan, yang antara lain diakibatkan oleh kondisi global,
regional,ketidakpastian harga minyak dan komoditi internasional,
ketidakstabilan pasar uang global dan lainnya. Namun demikian, pada
tahu 2010 tingak pertumbuhan ekonomi Nasional mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Kehidupan sosial,
politik, keamanan Nasional pada umumnya telah berjalan dengan
baik, sehingga dapat memberikan dukungan yang positif terhadap
pelaksanaan RKAP 2010.
49 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Ref.: 10/011/07/NR.01/11
Stakeholders, Board of Commissioners, and Board of Directors
PT Pos Indonesia (Persero)
Report on Performance Evaluation Results
for the Year Book that Ends by 31 December 2010
With regard to our audit on the Report of Consolidated Financial of PT Pos
Indonesia (Persero) and its Subsidiaries for the year book that ends by 31
December 2010 of which the report has been published by reference
Number 10/007/01/NR.01/11 of 29 March 2011, we herewith submit the
evaluation results on the Corporate performance for the year book that
ends by 31 December 2010.
CHAPTER I
CONCLUSIONS
1. Corporate Health Level
The calculation on Corporate health level is based on the Decision of
Minister of State Owned Company of the Republic of Indonesia Number:
KEP-100/MBU/2002 of 4 June 2002 concerning the Assessment on Health
Level of the State Owned Company.
Based on this assessment criteria, for the year book 2010, the Corporate
integrity score is 58.00, which means the Company is in the condition of
“Less Health” (BBB), whereas in 2009 was 69.00, which mean included in
the category of “Health” (A).
2. Preparation and Implementation of Corporate Work Plan and
Budget
A. Preparation of Corporate Work Plan and Budget
The preparation of Work Plan and Budget of Pos Indonesia is guided by
Decision of Minister of State Owned Company of the Republic of Indone-
sia Number: KEP-101/MBU/2002 of 4 June 2002 concerning the Prepara-
tion of Corporate Work Plan and Budget.
The 2010 Corporate Work Plan and Budget has been submitted to the
Minister of State Owned Company, based on the letter ref.
222/DIRUT/0310 of 3 March 2010, and has been ratified in the Stakehold-
ers General Meeting according to the Minutes of Stakeholders General
Meeting of PT Pos Indonesia (Persero) concerning the Ratification of the
2010 Corporate Work Plan and Budget Number RIS 07/D3-MBU/2010 of
13 January 2010.
B. Implementation of Corporate Work Plan and Budget
The Indonesian economic in 2010 was confronted to several obstacles
that affect the overall economic, which are generated by the regional and
global situation, uncertainty of oil price and international commodities,
uncertainty of global money markets, etc. Nevertheless, in 2010, the level
of national economic growth experienced a better increase compared to
the precious year. The national social, politics, and security circumstances
are generally running well, thus enable to contribute positive support to
the implementation of the 2010 Corporate Work Plan and Budget.
Kondisi eksternal ini tidak mengurangi Perusahaan untuk menangkap
peluang pasar yang ada (existing market) secara agresif dengan cara
semaksimal mungkin mengupayakan tingkat kinerja yang lebih baik,
melakukan pembenahan terhadap hal-hal yang masih dirasakan
sebagai kelemahan serta memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Perbandingan antara anggaran dan realisasi tahun 2010 dan realisasi
tahun 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Analisis Pendapatan Perusahaan
Realisasi pendapatan Perusahaan tahun 2010 sebesar
RP2.868.252 juta atau 13,03% dibawah anggaran tahun
2010 sebesar Rp3.088.743 juta dan meningkat 7,81%
dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 sebesar
Rp2.491.699 juta.
b. Analisis Beban Perusahaan
Realisasi beban tahun 2010 sebesar Rp2.640.582 juta atau
9,27% dibawah anggaran tahun 2010 sebesar Rp2.910.355
juta dan meningkat 10.37% dibandingkan dengan realisasi
tahun 2009 sebesar Rp2.392.555 juta
c. Laba (Rugi) sebelum Pajak
Realisasi laba (rugi) sebelum pajak tahun 2010 sebesar
Rp45.670 juta atau 74,40% dibawah anggaran tahun 2010
sebesar Rp178.408 juta sedangkan perbandingan dengan
realisasi laba (rugi) tahun 2009 terjadi penurunan sebesar
53,94% dari Rp99.144 juta.
d. Analisis Pendapatan dan Produksi
Secara umum seluruh unit bisnis dan SBU PT Pos Indoensia
(Persero) dalam tahun 2010 tidak mencapai target
pendapatan dan produksi yang telah ditetapkan sebesar
Rp2.937.140 atau 12,74% dibawah anggaran pendapatan
secara umum tahun 2010. hanya SBU Real Property yang
melebihi target rata-rata sebesar 109,06%.
3. Standar Waktu Penyerahan
Secara umum, pencapaian standar waktu penyerahan 9SWP) pada
akhir tahun 2010 dibandingkan dengan target di RKAP tercapai
95,00%, pencapaian SWP tertinggi dicapai oleh Surat Standar sebesar
101,05%, sedangkan pencapaian SWP Surat Kilat Khusus dan Pos
Ekspress mencapai target masing-masing sebesar 99,49% dan 84,46%
dari RKAP.
4. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki Satuan Pengawasan Intern (SPI)
yang secara struktural memberikan laporan dan bertanggung jawab
kepada Direksi. SPI melakukan tugasnya berdasarkan suatu Program
Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan Penugasan Khusus.
Komposisi SPI tahun 2010 adalah berjumlah 121 (seratus dua puluh
satu) orang dan dipimpin oleh seorang Kepala SPI. Dalam tahun 2010,
SPI melakukan kegiatan berupa pemeriksaan operasional, melakukan
pengawasan terhadap penerapan implementasi Good Corporate
Governance (GCG) dan seluruhnya dituangkan dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan.
5. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) sampai dengan akhir
tahun 2010 adalah sebanyak 20.913 orang, jumlah tersebut turun
dibandingkan dengan jumlah karyawan pada akhir tahun 2009
sebanyak 21.589 orang, dengan beberapa yang sudah memasuki usia
pensiun.
These external situations do not reduce the Corporate efforts to attain the
existing big market opportunity aggressively by way of taking maximum
endeavor for the better performance, restructuring various matters
deemed as weaknesses, and any existing opportunity.
The comparison between budget and realization in 2010 and 2009 may
be concluded as follows:
a. Analysis on Corporate Revenue
The 2010 Corporate revenue realization is Rp 2,686,252
million or 13.03% below the 2010 budget that is Rp 3,088,743
million, increases 7.81% compared to the 2009 realization
that is Rp 2,491,699 million.
b. Analysis on Corporate Expense
The 2010 realization of expense is Rp 2,640,582 million or
9.27% below the 2010 budget that is Rp 2,910,335 million,
increases 10.37% compared to the 2009 realization that is Rp
2,392,555 million.
c. Profit (Loss) Before Tax
The 2010 realization of profit (loss) is Rp 45,670 million or
74.40% below the 2010 budget that is Rp 178,408 million,
whereas compared to the 2009 realization of profit (loss),
there is a decrease of 53.94% of Rp 99,144 million.
d. Analysis on Revenue and Production
In general, all business units and SBUs of PT Pos Indonesia
(Persero) during 2010 do not achieve the target of revenue
and production that have been defined by Rp 2,937,140
million or 12.74% below the 2010 general budget. Only Real
Property SBU could exceed the target with average 109.06%.
3. Delivery Time Standard
In general, the achievement of delivery time standard in the end of 2010,
compared to the target in the Corporate Work Plan and Budget, is 95%,
where the highest is achieved by Standard Letter Post, i.e. 101.05%,
whereas the Overnight Delivery Letter and Pos Express respectively
achieve 99.49% and 84.46% of the Corporate Work Plan and Budget.
4. Internal Audit
PT Pos Indonesia (Persero) has an Internal Audit function called the
Internal Supervisory Taskforce which, under the structural jobs, reports
and responsible to the Board of Directors. Internal Audit shall perform its
tasks based on the Annual Audit Work Program and the Special
Assignment.
The composition of Internal Audit in 2010 consists of 121 officials, chaired
by the Head of Internal Audit. During 2010 Internal Audit performs its
activity on the operational audit, supervisory work on the implementa-
tion of Good Corporate Governance, and all of these tasks shall be
presented in a form of Report of Audit Results.
5. Resources
a. Human Resource
The total number of employees of PT Pos Indonesia (Persero) up to the end
of 2010 is 20,913 persons, where this total decreases from 21,589 in 2009,
and some of employees have entered the pension age.
2010 Annual Report Pos Indonesia 50
 b. Alat Produksi
Untuk meningkatkan pelayanan jasa pos, Direksi PT Pos Indonesia
(Persero) mengeluarkan kebijakan yaitu menambah dan
mengoptimalkan fasilitas layanan yang ada untuk memperluas
jangkauan leyanan kepada masyarakat guna meningkatkan
pelayanan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pencapaian alat
produksi secara umum telah tercapai rata-rata sebesar 76,33% dari
target yang telah ditetapkan.
6 Program Kmitraan dan Bina Lingkungan
Mitra binaan PT Pos Indonesia (Persero) sampai dengan akhir tahun
2010 berjumlah 14.672 mitra binaan yang tersebar di 30 propinsi. Bila
dibandingkan dengan tahun 2009 sebanyak 14.993 mitra binaan,
maka terjadi penurunan sebanyak 321 mitra binaan.
Berpedoman pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor:KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 mengenai Penilaian
Tingka Kesehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka kinerja
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pos Indonesia
(Persero) mencapai skor 1 (satu). Indikator efektivitas penyaluran dana
mencapai 41,85% dengan skor 0 (nol), dan tingkat kolektibilitas
pengembalian pinjaman mencapai 14,63% dengan skor 1 (satu).
Realisasi penyaluran dana Program Kemitraan Bina Lingkungan dalam
tahun 2010 adalah sebesar Rp12.044 juta.
Unit PKBL mengalami kesulitan untuk memantau/mengawasi
perkembangan usaha mitra binaannya, mengingat laporan
perkembangan usaha mitra yang seharusnya
disampaikan/dilaporkan secara periodik oleh masing-masing mitra
binaan kepada unit PKBL PT Pos Indonesia (Persero) belum
dilaksanakan secara optimal.
Kantor Akuntan Publik
Nugroho & Rekan
Ijin Usaha No:KEP-364/KM.1/2006
Zarya Nugroho
Ijin Akuntan Publik no : 01.1.0764
29 Maret 2011
51 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
b. Production Tools
In order to improve the postal services, in both quantity and quality the
Board of Directors of PT Pos Indonesia (Persero) announces its policy, i.e.
increase and optimize the existing service facilities to extend the service
range for people. In general, the average achievement of productions
tools has been completed 76.33% of the target defined.
6. Partnership and Environmental Building Program
The building partners of PT Pos Indonesia (Persero), until the end of 2010,
are 14,672 scattered in 30 provinces. Comparing to 2009, when there were
14,993 partners, this has been decreased by 321 partners.
By referring to the Decision of the Minister of State Owned Company
Number: KEP-100/MBU/2002 of 4 June 2002, concerning the Assessment
of State Owned Company Health Level, the performance on Partnership
and Environmental Building Program of PT Pos Indonesia (Persero)
achieved 1 (one) score.
The realization of fund channeling of Partnership and Environmental
Building Program during 2010 is Rp 12,044 million.
The Unit of Partnership and Environmental Building Program
experienced a difficulty to monitor/supervise the business development
of its building partners, since the report of development of business
partners that shall be presented periodically by each of them has not been
fulfilled optimally.
Public Accountant Office
Nugroho & Associates
Business License No.: KEP-364/KM.1/2006
Zarya Nugroho
Public Accountant License No : 01.1.0764
29 March 2011
BAB II
URAIAN HASIL EVALUASI
1. Tingkat Kesehatan Perusahaan
Perhitungan tingkat kesehatan perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)
untuk tahun buku 2010 berdasarkan atas kriteria penilaian tingkat
kesehatan Badan Usaha Milik Negara yang diatur dalam Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 mengenai Penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
CHAPTER II
DETAILS OF EVALUATION RESULTS
1. Level of Corporate Health
The calculation of Corporate health for the year book of 2010 is based on
the criteria health level assessment of State owned Company, as
stipulated in the Decision of Minister of State Owned Company of the
Republic of Indonesia Number: KEP-100/MBU/2002 of 4 June 2002
concerning the Assessment of State Owned Company Health Level.

Nilai bobot Perusahaan tahun 2010 adalah sebesar 58,00 yang berarti The Corporate integrity for 2010 is 58.00 which means it is in the condition
Perusahaan dalam keadaan “Kurang Sehat” . of ”Less Healthy”.

Kondisi kurang sehat menggambarkan tidak terpenuhinya realisasi This condition reflects the unachievable of targets realization as defined
pencapaian atas target-target yang ditetapkan dalam RKAP. in the Corporate Work Plan and Budget.

Hasil penilaian atas tingkat kesehatan PT Pos Indonesia (Persero) The results of PT Pos Indonesia (Persero) health level for the year book of
untuk tahun buku 2010 dan tahun buku 2009 adalah sebagai berikut: 2010 and 2009 are as follows:

RKAP 2010
2010 Corporate Work Plan & Budget 2009
Indikator Bobot Indikator
Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
Integrity Value Score Value Score Value Score

A. Aspek Keuangan : FINANCIAL ASPECT:

1 Return On Equity (Roe) 20 7,97 % 12,00 41,77 % 20,00 25,73 % 20,00 Return On Equity
2 Return On Invesment (Roi) 15 2,50 % 3,00 3,88 % 4,00 3,70 % 4,00 Return On Investment
3 Cash Ratio (Rasio Kas) 5 80,26 % 5,00 86,25 % 5,00 79,89 % 5,00 Cash Ratio
4 Current Ratio (Rasio Lancar) 5 96,18 % 2,00 101,42 % 3,00 96,94 % 2,00 Current Ratio
5 Collection Periods (Cp) 5 50 Hari 5,00 36 Hari 5,00 54 Hari 5,00 Collection Periods
6 Perputaran Persediaan (Pp) 5 1 Hari 5,00 1 Hari 5,00 1 Hari 5,00 Stock Circle
7 Perputaran Total Aset (Tato) 5 60,58 % 3,00 62,66 % 3,00 23,70 % 5,00 Total Assets Circle
Rasio Total Modal Sendiri
8 Terhadap Total Aset (Tms Thd Ta) 10 9,68 % 4,00 8,45 % 4,00 9,60 % 4,00 Total Ratio of Self Capital to Total Assets

Jumlah A 70 39,00 49,00 50,00 Total A

B. Aspek Operasional : OPERATIONAL ASPECT:

1 Jangkauan Pelayanan 5 BS 5,00 BS 5,00 BS 5,00 Service Range
2 Kualitas Pelayanan 4 B 3,20 BS 4,00 B 3,20 Service Quality
3 Produktivitas Sumberdaya 3 B 2,40 B 2,40 B 2,40 Resource Productivity
4 Peningkatan Kualitas Sdm 3 B 2,40 B 2,40 B 2,40 Human Resource Quality Improvement

Jumlah B 15 13,00 13,80 13,00 Total B

C. Aspek Administrasi : ADMINISTRATIVE ASPECT:

1 Laporan Perhitungan Keuangan 3 4 bulan 3,00 4 Bulan 3,00 4 Bulan 3,00 Financial Accounting Report
2 Rancangan Rkap 3 57 hari 0,00 16 Hari 3,00 40 Hari 0,00 Design of Corporate Work Plan & Budget
3 Laporan Periodik 3 18 hari 2,00 0 Hari 3,00 18 Hari 2,00 Periodical Report
4 Kinerja Penyaluran Dana Pkbl 3 41,85 % 0,00 93,49 % 3,00 43,46 % 0,00 Performance of Fund Channeling for
Partnership and Environmental Building
Program
5 Kinerja Pengembalian Dana Pkbl 3 14,63 % 1,00 37,37 % 1,00 15,10 % 1,00 Performance of Fund Return of
Partnership and Environmental Building
Program

Jumlah C 15 6,00 13,00 6,00 Total C

Jumlah (A + B + C) 100 58,00 75,80 69,00 Total (A + B + C)

Kurang Sehat “BBB” Sehat “A” Sehat “A”
Kualifikasi Less Healthy "BBB" Healthy "A" Healthy "A" Kualifikasi

2010 Annual Report Pos Indonesia 52

 2. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai
dengan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham tangal 13 Januari
2010 Nomor RIS 07/D3-MBU/2010 tentang Pengesahan Rencana Kerja
dan Anggaran PT Pos Indonesia (Persero) Tahun 2010 dan telah
diserahkan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
222/DIRUT/0310 tanggal 03 Maret 2010. RKAP ini disusun dengan
berpedoman pada Keputusan Menteri BUMN Nomor
KEP-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Pedoman
Penyusunan RKAP dan RKAPKBL, berdasarkan pendekatan
bottom-up.
A. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun
2010 Trendwatching Lingkungan Bisnis Tahun 2010
RKAP 2010 disusun dengan memperhatikan trend lingkungan bisnis
perusahaan yang diperkirakan mempunyai implikasi signifikan
terhadap pencapaian kinerja perusahaan pada tahun 2010. Beberapa
perubahan lingkungan yang dipertimbangkan dalam penyusunan
RKAP 2010 meliputi :
a. Politik
Isu politik atau regulasi yang signifikan berpengaruh terhadap
perusahaan adalah Undang-Undang Pos nomor 38 tahun 2009 yang
telah disahkan oleh DPR pada bulan Agustus 2009. UU Pos nomor 38
tahun 2009 lebih membuka kran liberalisasi sektor pos yang didasari
pemikiran bahwa pemberian monopoli bisnis pos bagi BUMN
bukanlah jawaban yang tepat bagi upaya membenahi kinerja sektor
pos. Berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai melihat urgensi
untuk melakukan berbagai upaya reformasi regulasi pasar pos dalam
rangka memberikan iklim yang kondusif bagi operator pos untuk
dapat berkembang dengan lebih baik.
b. Ekonomi
Sebagai suatu entitas bisnis, kinerja Pos Indonesia dipengaruhi oleh
kinerja perekonomian internasional, regional, dan domestik. Kinerja
suatu perekonomian diproyeksikan dengan indikator makro ekonomi,
antara lain: pertumbuhan ekonomi, permintaan dan penawaran
agregat, inflasi, tingkat bunga, kurs rupiah, dan energi. Selain
indikator makro ekonomi, lingkungan bisnis perusahaan dipengaruhi
oleh kinerja pasar modal yang menggambarkan tingkat ekspektasi
return dan risiko suatu bisnis.
Besaran indikator makro ekonomi yang diasumsikan akan
berpengaruh terhadap perkembangan bisnis pos di tahun 2010
tercantum pada tabel berikut ini.
Indikator Proyeksi 2010
2010 Projection
Pertumbuhan Ekonomi Domestik
Tingkat Inflasi
Suku Bunga Bank
Nilai Tukar Rupiah Rp 9.500 - Rp 10.000
53 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
2. Preparation and Implementation of Corporate Work Plan and
Budget
The 2010 Corporate Work Plan and Budget is decided in the Stakeholders
General Meeting, according to the Summary of Stakeholders General
Meeting of 13 January 2010 Number RIS 07/D3-MBU/2010 concerning the
Ratification of the 2010 PT Pos Indonesia (Persero) Work Plan and Budget,
presented to the Minister of State Owned Company under the covering
letter Number 222/DIRUT/0310 of 3 March 2010. This Work Plan and
Budget is prepared by the guidelines of the Minister of State Owned
Company Number KEP-101/MBU/2002 of 4 June 2002 concerning the
Guidelines for Preparing Work Plan and Budget, based on the bottom-up
approach.
A. Preparation of the 2010 Corporate Work Plan and Budget Business
Environment Trend Watching of 2010
The 2010 Corporate Work Plan and Budget is prepared by taking note the
trend of Corporate business environment that is estimated having
significant implication to the Corporate performance achievement
during 2010. Some environmental changes taken into consideration in
the preparation of the 2010 Corporate Work Plan and Budget include:
a. Politics
The significant political issues, or regulations, affecting the Corporation is
the Law Number 38 of 2009 concerning the Post that have been ratified by
the People’s Representative Council in August 2009. This Law allows the
postal sector liberalization broadly open, on a base of thoughts that the
grant of postal business monopoly to a State Owned Company is not the
precise answer with regard to the reorganization of postal sector
performance. Various countries, including Indonesia, are about to see the
urgency to take efforts on reforming the postal market regulations to
create a conducive climate for postal operator, in order to enable it grow
well.
b. Economic
As a business entity, the performance of Pos Indonesia is affected by the
international, regional and domestic economic performance. An
economic performance is projected by the economic macro indicators,
inter-alia: economic growth, aggregate demand and supply, inflation,
interest rate, Rupiah exchange rate, and energy. In addition to the
economic macro indicators, the business environment is also affected by
the capital market performance illustrating the expectation level, return,
and risk of a business.
The assumed quantity of economic macro indicators as described below
will have an effect on the postal business development in 2010.
Indikator
5,5 % Growth of Domestic Economy
4,5 % - 5,0 % Inflation Rate
6,0 % - 7,0 % Bank Rate of Interest
Rupiah Exchange Rate
(Per Us$ 1)
c. Sosial
Dalam era new-economy, mulai bergesernya e-life style pada
masyarakat secara luas, di mana banyak Pemprov, Pemkot, dan
Pemkab mulai menggiatkan e-Goverment di lingkungan
pemerintahannya, sehingga pemanfaatan pos dalam sistem rantai
pasok pada proses administrasi pemerintahan Pusat-Daerah semakin
menurun tajam. Namun pada sisi lain, kemampuan Pos Indonesia
dengan ketersebaran outlet serta kekuatan jaringannya, dapat
dimanfaatkan sebagai back-bone dan bahkan point of transaction,
seperti untuk pembayaran pajak-pajak pusat maupun daerah melalui
Kantor Pos.
d. Teknologi
Perkembangan teknologi, khususnya telekomunikasi nirkabel yang
semakin murah dan banyak menghadirkan pilihan-pilihan kepada
masyarakat pengguna yang kini makin masuk hingga ke wilayah
pedesaan, pada sisi lain mengancam bisnis persuratan, namun pada
sisi yang lain merupakan peluang dari tumbuhnya produk-produk
baru ber-konten teknologi, seperti Weselpos Instan, SOPP (System
On-Line Payment Point) bahkan memungkinkan tumbuhnya aktivitas
keagenan dalam penjualan voucher, gudang logistik provider
telekomunikasi, lokasi BTS, dan sebagainya. Perkembangan teknologi
perkantoran dan operasi juga semakin pesat, sehingga memberikan
peluang perusahaan untuk menerapkan otomatisasi dan sistem
informasi untuk mendukung keputusan bisnis.
e. Tingkat Kompetisi
Tekanan persaingan yang dialami Pos Indonesia semakin besar dan
kompleks sejak tahun 1990-an. Dalam lingkungan global yang mulai
sangat kondusif, perusahaan-perusahaan multinasional dengan cepat
melakukan ekspansi ke pasar domestik.
Indonesia, saat ini perusahaan-perusahaan multinasional yang
bergerak di bidang pos antara lain : FedEx, DHL, TNT, dan UPS.
Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kekuatan modal,
teknologi, jaringan, dan strategi, sehingga keberadaan mereka
Indonesia tidak hanya mengancam perusahaan lokal, tetapi lebih jauh
lagi juga semakin memperumit pola dan situasi persaingan.
Selain persaingan head-on dengan perusahaan-perusahaan
multinasional di bidang mail (terutama international express) dan
logistic, Pos Indonesia menghadapi persaingan yang kompleks di core
business-nya, baik persaingan bisnis yang head-on maupun produk
substitusi.
Di bisnis mail dan logistic, yang masih menjadi pilar bisnis Pos
Indonesia mengingat kontribusi pendapatannya yang dominan (40%
s.d. 60%), persaingan yang ketat terutama muncul dari maraknya
berbagai alat komunikasi elektronik, seperti email dan telepon. Begitu
pula direct mail untuk keperluan iklan, bersaing langsung dengan
seluruh media massa elektronik seperti TV, radio, dan TV interaktif.
Selain persaingan dari bisnis telekomunikasi dan multimedia, di bisnis
mail dan logistic, Pos Indonesia juga menghadapi pesaing dari
perusahaan-perusahaan jasa titipan. Undang-Undang Pos yang baru
telah membuka kran liberalisasi sektor pos, sehingga pertumbuhan
perusahaan jasa titipan ini diperkirakan semakin pesat.
Selain itu, semakin canggihnya strategi perusahaan-perusahaan jasa
titipan telah menggerus pangsa-pangsa pasar yang selama ini
menjadi milik Pos Indonesia dengan melakukan ekspansi ke sentra
c. Social
During the new-economy era, the people’s e-life style starts to move
largely since several Provincial Governments, Municipal Governments,
and Regency Governments initiate to activate e-Government within their
administrative area in such a way that the use of Post in supply chain
system – on the process of Central-Regional government administrative
process – is falling away sharply. In the other hands, however, the capabil-
ity of Pos Indonesia with its disseminated outlet and network strength can
be used as a back-bone and even point of transaction, such as the
payment of both central and regional through Post Office.
d. Technology
The technology development, particularly wireless telecommunication
devices which become cheaper and offer much options to the users up to
rural areas, threatens mail business in one hand. However, in the other
hand, this becomes an opportunity for the growth of new technology-
contented products such as Instant Money Order, Online Payment Point
System, as well as the growth of agency service activity in the sales of
voucher, logistic warehousing for telecommunication providers, BTS
locations, etc. The development of office and operational technology also
grows rapidly, thus it gives an opportunity to implement the automation
and information system for supporting the business decisions.
e. Level of Competence
The competition pressure experienced by Pos Indonesia is going heavier
and more complex since the 1990s. Within the more conducive global
environment, multinational enterprises immediately expand to domestic
markets.
In Indonesia, at present, the multinational enterprises operating in postal
services field are: FedEx, DHL, TNT, and UPS. They have the strengths in
capital, technology, network, and strategy, hence their existence in
Indonesia is not only threatening the local business, but also making the
competition pattern and situation more complex.
Besides the head-on competition with multinational enterprises in the
field of mail (particularly international express providers) and logistic, Pos
Indonesia experiences a complicated competition in its core business,
both head-on and substitution.
In the mail and logistics business, which still become the business pillar of
Pos Indonesia with their major revenue (40% - 60%), the tight competition
that mainly arises from the glow of electronic communication devices,
such as e-mail and telephone. As well, the direct mail for advertisement
purposes competes in a straight line with all electronic media, such as
television, radio and interactive television.
Besides the competition with telecommunication and multimedia
business, Pos Indonesia is also facing several private courier service
enterprises. The new Postal Law broadly that opens a postal sector
liberalization, consequently makes the private enterprises grow more
rapidly.
In addition, the more sophisticated strategy of private courier enterprises
has crushed the market share, expanded to business center, office,
campus, and households through franchising system and pick-up service.
2010 Annual Report Pos Indonesia 54
 bisnis, perkantoran, kampus, dan perumahan melalui sistem waralaba
dan layanan jemput. Saat ini data di Asperindo menunjukkan jumlah
perusahaan jasa titipan sebanyak 1.031 perusahaan. Di pasar tentunya
jumlah pesaing pos dari perusahaan jasa titipan ini lebih besar
mengingat masih banyak perusahaan jasa titipan yang tidak menjadi
anggota Asperindo.
Di bisnis financial service, persaingan muncul dari dua sisi. Pertama,
persaingan muncul dari perkembangan yang pesat dan ekspansi
perbankan ke sektor ritel. Perkembangan yang pesat ini telah memicu
munculnya beragam bentuk layanan yang jauh lebih kompetitif dari
layanan-layanan keuangan yang ditawarkan oleh Pos Indonesia.
Perbankan yang berbasis pada account dan menggunakan teknologi
perbankan yang memberikan kemudahan akses dan pelayanan
personal, di masa-masa mendatang akan memperbesar value
migration layanan keuangan dari pos ke industri perbankan, seperti
pengiriman uang, pembayaran pensiun, dan SOPP.
Analisis Kapabilitas Internal Perusahaan
a. Network Company
Jaringan Pos Indonesia sebanyak 21.873 titik layanan (point of
services) yang tersebar merata di seluruh pelosok tanah air
merupakan keunggulan dan kompetensi inti Pos Indonesia. Titik
layanan ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari kantor pos baik
yang dikelola sendiri maupun diwaralabakan, Pos Keliling Kota atau
Desa (rural postal mobile), Pos Sekolah, Pos Pesantren, Warpos Kesra
atau Warung Pos Kesejahteraan Rakyat (postal public welfare shop),
Agenpos, Depo BPM (bendapos dan meterai), dan sebagainya.
Industri pos mempunyai peran yang sangat stratejik sebagai
penggerak perekonomian suatu negara. Peran industri ini semakin
penting seiring dengan perkembangan konvergensi teknologi
telekomunikasi, informasi, transportasi, dan supply chain
management. Konvergensi ini memungkinkan hadirnya e-commerce
sebagai model transaksi perdagangan di era new economy. Indikator
kemajuan ekonomi dan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan
oleh kemajuan industri di sektor ini.
Pos Indonesia sebagai BUMN yang diamanatkan oleh Negara untuk
menyelenggarakan layanan pos, senantiasa mengembangkan
teknologi dan peningkatan pelayanan untuk menyediakan layanan
yang inovatif dan berkualitas sebagai solusi bagi segmen korporat,
Pemerintah, dan rumah tangga. Jaringan yang tersebar merata di
seluruh pelosok tanah air merupakan keunggulan dan kompetensi
inti Pos Indonesia.
Dengan berbasis pada keunggulan dalam manajemen jaringan dan
physical delivery ini, Pos Indonesia memasuki tiga pilar bisnis yang
sangat diperlukan dalam e-commerce yaitu komunikasi, logistik, dan
keuangan. Ketiga pilar bisnis ini yang terus menerus kita
kembangkan, agar dapat menjadi layanan yang terpadu, yaitu
e-commerce.
b. Bisnis
Portofolio bisnis yang dimiliki Pos Indonesia memungkinkan untuk
dikembangkan secara luas melalui strategic partnership, atau
menciptakan alternatif-alternatif bisnis serta peluang bisnis melalui
inovasi produk, baik diversifikasi produk layanan atau diferensiasi
produk, maupun intensifikasi program market and sales.
55 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The latest data in Asperindo (Association of Indonesian Private Courier
Enterprises) confirms the number of private courier enterprises i.e. 1,031.
Nevertheless, the actual number in the markets would be larger since
some of them are not the member of Asperindo.
In the financial services business, the competition comes from two sides
i.e. the rapid development of banking services and the expansion of
banking services to retail sector. Such development has triggered the
introduction of various financial services that are more competitive
compared to those provided by Pos Indonesia. The account-based
banking services and the use of banking technology that facilitates
access and personal service will increase the migration value of financial
services from Post to banking industry, particularly remittance, pension
payment, and Online Payment Point System.
Analysis of Corporate Internal Capability
a. Network Company
The network of Pos Indonesia that covers 21,873 service points, equally
spread out to the remote areas throughout the territory, is an advantage
and core competence of Pos Indonesia. These service points have several
formats, i.e. the Self-managed and Franchised Post Office, Urban or Rural
Mobile Postal Service, School Postal Service, Islamic School Postal Service,
Public Welfare Postal Kiosk, Postal Agent, Postage Stamp and Stationery
Depot, etc. The postal industry has a very strategic role as the economic
motivator of a country. This industrial role is more important in line with
the development of convergence in telecommunication technology,
information, transformation, and supply chain management. This
convergence allows the occurrence of e-commerce as the trade
transaction model in the new economy era. The progression indicator of
economic and civilization of a nation is highly determined by the
industrial progress within this sector.
Pos Indonesia, as a State Owned Company having mandate from the
Government to operate the postal services, constantly develops
technology and service improvement to provide innovative and qualified
service as the solution for the segment of corporate, Government, and
household. The extensive network throughout the Indonesian territory is
the advantage and core competence of Pos Indonesia.
Based on the advantage of network management and physical delivery,
Pos Indonesia enters the business three-pillar that highly required in the
e-commerce, i.e. communications, logistics, and finance. These pillars are
developed continuously in order to become an integrated service namely
e-commerce.
b. Business
The business portfolio of Pos Indonesia is possible to be extended largely
through a strategic partnership, or to develop business alternatives and
opportunities through product innovation, either by diversification of
service, differentiation of product, or market and sales program
intensification.
c. Operasi
Terintegrasinya jaringan fisik maupun virtual merupakan dukungan
utama dalam setiap tahapan proses operasi, sehingga menjadi
kekuatan Pos Indonesia di dalam menghadapi persaingan.
Peningkatan kualitas layanan menjadi kunci utama dalam
mendukung pengembangan produk layanan, baik di bisnis Mail,
Logistics, Financial Services, maupun layanan Non Core Business.
d. Sistem
Pos Indonesia memiliki sistem yang telah terintegrasi (baik jaringan
fisik maupun virtual), menjadi kekuatan dalam menunjang proses
operasi yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan
performansi bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat ini,
terutama dengan mengembangkan teknologi informasi sebagai
backbone dalam sistem yang terintegrasi tersebut.
e. Organisasi
Struktur organisasi Pos Indonesia yang terdiri dari level pusat, wilayah,
dan UPT, merupakan format organisasi yang melakukan
pendelegasian wewenang dan empowerment terhadap semua lini
organisasi, sehingga proses pengambilan keputusan bisnis bisa lebih
cepat, oleh karenanya tuntutan persaingan dapat direspon dengan
baik, serta memudahkan delivery produk layanan kepada pelanggan.
Pada bulan September 2009, Perusahaan telah melakukan
restrukturisasi organisasi. Dalam konteks upaya perbaikan pelayanan
kepada pelanggan, terjadi perubahan mendasar dalam organisasi Pos
Indonesia. Perusahaan menyiapkan suatu unit yang fokus pada
pelayanan pelanggan yang berbasis pada segmentasi pelanggan.
Pada restrukturisasi organisasi, Perusahaan juga secara fokus
mengelola brand produk, bisnis dan Perusahaan. Perhatian
manajemen mengenai kualitas operasi dan pengembangan
kompetensi juga menjadi fokus pada restrukturisasi organisasi
tersebut.
f. Struktur Permodalan
Sumber pendanaan Perusahaan masih mengandalkan sumber
internal dalam bentuk depresiasi dan cadangan dari saldo laba. Dalam
beberapa tahun terakhir Perusahaan mengalami kerugian, sehingga
ekuitas perusahaan berkurang. Leverage ratios yang diproksikan
dengan debt to assets masih relatif rendah, sehingga Perusahaan
masih dapat menggunakan sumber dana dari debt untuk
pengembangan bisnis. Namun demikian, leverage ratio yang
diproyeksikan dengan debt to equity menunjukkan angka leverage
ratio yang tinggi, sehingga penambahan debt akan meningkatkan
risiko bagi pemegang saham. Penambahan debt dilakukan untuk
pendanaan pengembangan bisnis yang menghasilkan return lebih
tinggi dibandingkan dengan cost of debt-nya.
g. Sumber Daya Manusia
Pos Indonesia memiliki SDM sebanyak 20.913 orang ditambah 5.780
orang tenaga outsource yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,
dan mampu mengoperasionalkan seluruh titik layanan yang tersebar
di seluruh Indonesia. Ketersebaran layanan menjadi nilai unggul Pos
Indonesia dari pesaing, terutama dengan masih berlakunya otonomi
daerah dan desentralisasi, di mana kekuatan keuangan daerah
menjadi kewenangan daerah. Dengan SDM yang mampu meng-cover
layanan di daerah, potensi yang dimiliki daerah dapat tergarap
dengan baik.
c. Operations
The integration of both physical and virtual network constitutes a key
support in every stage of operational process, hence this becomes the
strength of Pos Indonesia in facing toward the competition. The service
quality improvement becomes a main key in supporting the development
of products and services, either Mail, Logistics, Financial Services, or Non
Core Business Services.
d. System
Pos Indonesia has an integrated system (physical and virtual) that
becomes the strength in supporting the operational process that, in turn,
will be able to improve the business performance in the more tighter
competition, especially by developing information technology as the
backbone in such integrated system.
e. Organization
The organizational structure of Pos Indonesia, that consists of
headquarter, regional, and service point levels, is the organizational
format operates the delegation of authority and empowerment in all
organizational lines, thus the business decision making process would be
faster. As a result, the demand on competition could be well responded,
and the delivery of products and services to customers could be
facilitated. In September 2009, the Corporation has been restructuring
the organization. Within the context of service improvement for
customers, a fundamental change took place in the organization of Pos
Indonesia. It established a unit focusing on the customer service based on
customer segmentation. In the organizational restructuring process, it
also managed a brand product, business, and the Corporation itself. The
attention of management concerning the operational quality and
development of competence also became the focus on restructuring such
organization.
f. Structure of Finance
The Corporate source of finance still relies on the internal source, in a form
of depreciation and reserve of profit balance. During the recent years, the
Corporation experiences loss, thus the Corporate equity decreases. The
proxy of leverage ratios to debt to assets is relatively low, consequently,
the Corporation is still capable to use the source of fund from debt for the
business development. However, the leverage ratio projected with debt to
equity indicates a high leverage ratio, hence the debt increment will
increase the risk to stakeholders. The debt increment is accomplished for
the funding of business development that generates higher return than
the cost of debt.
g. Human Resource
Pos Indonesia holds the human resource potency of 20,913 permanent
staff and 5,780 outsourced staff wide spreading throughout Indonesian
territory, and capable to operate the entire service points in Indonesia.
The service distribution becomes an advanced value of Pos Indonesia
compared to its competitors, particularly within the existing regional
autonomy and decentralization, where the strength of regional finance is
fully under the authority of local government. With the human resource
capable to cover the rural postal services, the potency belongs to the
respective locality could be well operated.
2010 Annual Report Pos Indonesia 56
 Arahan Pengembangan Bisnis Perusahaan
a. Network Company
Esensi aktivitas Pos Indonesia adalah menghubungkan pelaku bisnis,
komunitas dan masyarakat, setiap orang, baik lingkup domestik
maupun internasional setiap hari. Dari aktivitas ini, Pos Indonesia
memasuki tiga core business, yaitu: mail, financial services, dan
parcels & logistics. Pengembangan bisnis perusahaan ke depan
diarahkan pada revitalisasi core business yang didukung oleh sistem
jaringan yang andal.
b. Mail
Pengembangan bisnis mail diarahkan pada peningkatan daya saing
bisnis mail di segmen korporat, Pemerintah, dan rumah tangga.
Pengembangan produk diarahkan pada penyediaan layanan yang
memberikan solusi bagi korporat dan Pemerintah dalam bentuk
penghematan biaya pengiriman mail melalui penyediaan layanan
mailing room dan bulk mail–termasuk transactional mail (invoice dan
statement), promotional mail, layanan kiriman balasan, dan majalah.
Pengembangan bisnis direct mail diarahkan pada penyediaan layanan
riset, advice, penyewaan consumer list, updating database alamat
untuk mengurangi errors dan biaya, dan profiling & segmentasi untuk
membantu bisnis dalam membidik prospek dan pelanggan.
Pelanggan diberi kemudahan dalam menggunakan layanan direct
mail melalui preparing, printing, dan lodging documents.
c. Financial Service
Pengembangan layanan financial services dilakukan agar dapat
menjadi enabler terjadinya quantum leap, dan disesuaikan dengan
ketatnya persaingan di bidang layanan keuangan. Selain itu, dengan
terintegrasikannya jaringan secara virtual, memungkinkan untuk
dikembangkannya layanan yang mudah dan terjangkau oleh
masyarakat.
d. Parcels and Logistics
Pengembangan bisnis parcels dan logistics diarahkan untuk pening-
katan keunggulan operasi dari aktivitas collect, process dan deliver
parcels. Perusahaan menyediakan layanan parcels dan logistics yang
menggunakan back-bone operasi supply chain management (SCM),
yaitu order processing, warehousing, fulfillment, distribution, returns
management, freight forwarding dan co-ordinating of customs
clearance.
Strategi Bisnis
a. Bidang Operasi
1. Operational Excellence
Revitalisasi di setiap tahapan operasi serta aspek pendukungnya,
merupakan arah agar terwujudnya peningkatan kualitas layanan di
setiap lini produk layanan.
2. Integrasi
Mengintegrasikan proses operasi yang sama dan sejenis, sehingga
dapat memanfaatkan sumber daya secara efisien dan efektif.
b. Mail, Parcels, and Logistics
1. Product Leadership
Menjadikan produk-produk mail, parcels, and logistics memiliki
kualitas premium dan selalu one step ahead dibanding produk
pesaing.
57 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Direction of Corporate Business Development
a. Network Company
The essential activity of Pos Indonesia is linking the business players,
communities and people, individuals, both domestic and international in
a daily base. With such activity, Pos Indonesia enters three core business,
i.e. mail, financial services, and parcel & logistics. The Corporate business
development in the future is directed to revitalize its core business,
supported by the reliable network system.
b. Mail
The development of mail business is directed to the improvement of mail
business competitiveness in the segment of corporate, Government, and
household. Product development is directed to the procurement of service
that give solutions for corporate and Government segments, in a form of
cost effective on mail dispatch through the procurement of mailing room
and bulk mail services – including transactional mail (invoice and
statement), promotional mail, reply service, and magazine.
The development of direct mail business is directed to the procurement of
research service, advice, consumer list rental, address database update in
order to decrease errors and costs, and profiling & segmentation to assist
the business in targeting the prospect and customers. Customers are
facilitated in using the direct mail services through preparing, printing,
and lodging documents.
c. Financial Service
The development of financial services is carried out in order to become an
enabler with regard to the quantum leap, and adjusted to the tight
competition in the field of financial services. In addition, with the virtually
integrated network, it is possible to develop a simple and accessible
service to people.
d. Parcel and Logistics
The development of parcel and logistics business is directed to the
improvement of operational excellence in the activities to collect, process
and deliver parcels. The Corporation provides parcel and logistics services
that use the back-bone operations of supply chain management (SCM),
i.e. order processing, warehousing, fulfillment, distribution, returns
management, freight forwarding, and co-coordinating customs
clearance.
Business Strategy
a. Operations
1. Operational Excellence
The revitalization in each operational stage and its supporting aspects is
a guide to create the service quality improvement in every
product/service line.
2. Integration
Integrating the identical and similar operational processes, in order to use
the resource efficiently and effectively.
b. Mail, Parcel, and Logistics
1. Product Leadership
Making the mail, parcel, and logistics products with premium quality and
always one step ahead compared to those provided by the competitors.
2. Intensifikasi 2. Intensification
Menajamkan aktivitas pemasaran dan sales dengan kembali menata Intensifying the marketing and sales activities by reorganizing the
ulang segmenting, targetting, dan positioning, serta memperluas segmenting, targeting, and positioning, as well as expanding the
pengenalan produk layanan kepada masyarakat luas. introduction of products/services to people.

c. Financial Services c. Financial Services

1. Ekstensifikasi 1. Extensification
Memperluas titik layanan online, baik yang bersifat static maupun Expanding the static and mobile online service points, supported by
yang mobile, didukung dengan jaringan virtual yang handal. reliable virtual network.
2. Intensifikasi 2. Intensification
Menajamkan pemasaran produk layanan, melalui promosi dan Intensifying the product/service marketing through promotion and
penguatan titik layanan. reinforcement of service points.
3. Inovasi 3. Innovation
Pengembangan produk layanan secara terus menerus melalui The constant development of product/service through continuous
continous improvement serta memperhatikan perkembangan pasar improvement and pay attention to the market development and a
dan persaingan. competition.

Selain itu, strategi bisnis di level korporat adalah menyiapkan Additionally, the business strategy in corporate level shall be the prepara-
organisasi dan infrastruktur Strategic Business Unit (SBU) dalam tion of organization and infrastructure of Strategic Business Unit (SBU), in
rangka pengembangan SBU menjadi anak perusahaan PT Pos a framework of development of SBU to be the subsidiary of PT Pos Indone-
Indonesia (Persero). sia (Persero).

B. Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun B. Implementation of the 2010 Corporate Work Plan and Budget
2010

1. Analisis Laba Rugi Konsolidasian Tahun 2010 1. Consolidated Profit/Loss Analysis of 2010
Perbandingan realisasi Laba Rugi dengan RKAP tahun 2010 dan The comparison between Profit/Loss realization and the 2010 Corporate
realisasi tahun 2009 adalah sebagai berikut: Work Plan and Budget and the realization of 2009 are as follows:

Growth
Uraian 2010 2009 Description
RKAP Realisasi Realisasi
% %
Budget Realization Realization

Pendapatan Usaha Bersih 2.937.140 2.562.881 87,26 2.346.504 9,22 Net Operating Income
Beban Usaha (2.739.207) (2.530.411) 92,38 (2.291.799) 10,41 Operating Expense

Laba (Rugi) Usaha 197.933 32.470 16,40 54.705 (40,65) Operating Profit (Loss)
Pendapatan Non Usaha 151.603 123.371 81,38 145.195 (15,03) Non Operating Income
Beban Non Usaha (171.128) (110.171) 64,38 (100.756) 9,34 Non Operating Expense

Laba (Rugi) sebelum 178.408 45.670 25,60 99.144 (53,94) Tax & Equity of Minority
pajak & hak minoritas
Pajak (10.982) (326) 2,97 13.343 (102,44) Tax
Hak minoritas (2.666) 155 (5,81) 773 (79,95) Equity of Minority
Laba (Rugi) setelah pajak 164.760 45.499 27,61 113.260 (59,83) Profit (Loss) After Tax

(dalam juta rupiah) (in millions rupiah)

Dari tabel Perbandingan di atas dapat diketahui bahwa: From the above comparison table, it is identified that:

a. Realisasi pendapatan usaha tahun 2010 sebesar Rp2.562.881 juta
atau 12,74% di bawah target yang telah ditetapkan tahun 2010
yaitu sebesar Rp2.937.140 juta. Sedangkan realisasi beban usaha
tahun 2010 sebesar Rp2.530.411 juta lebih kecil 7,62% dari target
yang ditetapkan sebesar Rp2.739.207 juta. Kondisi tersebut
menyebabkan laba usaha tidak mencapai target yang telah ditetap-
kan.
a. The realization of operating income in 2010 is Rp 2,562,881 million or
12.74% below the defined target i.e. Rp 2,937,140 million. Whereas the
realization of operating expense in 2010 is Rp 2,530,411 million or
7.62% less than the defined target i.e. Rp 2,739,207 million. This
condition causes the operating income does not reach the defined.

b. Laba sebelum pajak tidak mencapai target yang telah ditetapkan b. The profit before tax does not reach the defined target with Rp 45,670
yaitu sebesar Rp45.670 juta dari target sebesar Rp178.408 juta atau million of the target i.e. Rp 178,408 million or 74.40% below the defined
74,40% di bawah target yang telah ditetapkan tahun 2010. target of 2010.

2010 Annual Report Pos Indonesia 58

 2. Analisis Pendapatan Usaha Konsolidasian 2.Analysis of Consolidated Operating Revenue
Perbandingan realisasi pendapatan usaha dengan RKAP tahun 2010 The comparison between operating revenue and the 2010 Corporate
dan realisasi tahun 2009 adalah sebagai berikut: Work Plan and Budget are as follows:

2010 2009 Growth

Pendapatan Revenue
RKAP Realisasi Komposisi Realisasi (%) Realisasi
% Composition of Realization
%
Budget Realization Realization

SBU Pos Standar 661.180 538.972 81,52 20,06 543.377 (0,81) Standard Postal Service SBU
SBU Pos Prima 733.546 657.464 89,63 24,48 641.285 2,52 Pos Prima SBU
SBU Pos Internasional 284.258 226.047 79,52 8,41 213.626 5,81 International Postal Service SBU
SBU Layanan Keuangan 874.924 830.335 94,90 30,91 682.242 21,71 Financial Services SBU
SBU Ritel 96.218 89.755 93,28 3,34 78.298 14,63 Retail SBU
SBU Filateli 23.677 19.683 83,13 0,73 14.495 35,79 Philately SBU
SBU Pos Logistik 223.863 157.574 70,39 5,87 135.971 15,89 Pos Logistics SBU
SBU Real Property 39.474 43.051 109,06 1,60 37.210 15,70 Real Property SBU
Non Usaha 151.603 123.371 81,38 4,59 145.195 (15,03) Non Operating

Jumlah 3.088.743 2.686.252 86,97 100,00 2.491.699 7,81 TOTAL

Pendapatan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2010 mencapai sebesar
Rp2.686.252 juta atau 13,03% di bawah anggaran tahun 2010 sebesar
Rp3.088.743 juta, atau mengalami kenaikan sebesar 7,81% bila
dibandingkan dengan pendapatan tahun 2009 sebesar Rp2.491.699
juta.
The revenue of PT Pos Indonesia (Persero) in 2010 achieves Rp 2,686,252
million or 13.03% below the budget i.e. Rp 3,088,743 million, or increases
7.81% compared to the revenue of 2009 i.e. Rp 2,491,699 million.

a. SBU Pos Standar a. Standard Postal Services SBU

SBU Pos Standar merupakan bagian dari Unit Pos Reguler yang
difokuskan untuk melayani segmen pelanggan ritel dan produk
layanan standar. SBU Pos Standar bertanggung jawab terhadap
pengembangan kelompok layanan Surat Pos Standar dan layanan
Paket Standar.
This SBU is a part of Regular Postal Services Unit with the focus on serving
the segments of retail customer and standardized product/service.
Standard Postal Services SBU shall responsible to the development of
Standard Letter Post Service Group and Standard Parcel Service Group.

Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Pos
Standar sebesar Rp538.972 juta atau 81,52% dari target RKAP sebesar
Rp661.180 juta. Realisasi tahun 2010 mengalami penurunan sebesar
0,81% dibandingkan realisasi tahun 2009 sebesar Rp543.377 juta.
Kontribusi pendapatan SBU Pos Standar terbesar berasal dari
pendapatan layanan paket pos sebesar Rp265.938 juta atau 49,34%,
dari total pendapatan SBU Pos Standar. Sedangkan pendapatan SBU
Pos Standar memberikan kontribusi sebesar 20,06% kepada total
pendapatan Perusahaan tahun 2010.
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
538,972 million or 81.52% of the target i.e. Rp 661,180 million. The
realization of 2010 experiences a decrease of 0.81% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 543,377 million.
The largest revenue contribution of Standard Postal Services SBU comes
from parcel post service i.e. Rp 265,938 million or 49.34% of the total
revenue gained by this SBU. Whereas the contribution share is 20.06% of
the total Corporate revenue in 2010.

Program-program yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SBU Some programs carried out to improve the performance of Standard
Pos Standar antara lain: Postal Services SBU are as follows:
- Penggarapan mailling room Pupuk Kujang, Chevron dan - The establishment of mailing room for Pupuk Kujang,
Ditjen Pajak. Chevron and Directorate General of Tax.
- Ekstensifikasi/intensifikasi penggarapan kiriman - Extensification/intensification of work on corporate customer
pelanggan korporat yaitu Perpanjangan PKS PT Asabri dan mail , i.e. extension of the Cooperation Agreement with PT
PKS TNI AD. Asabri and PKS TNI AD.
- Penyusunan SOP Layanan Surat Kilat Khusus. - Preparation of Standard of Operating Procedure on Overnight
Delivery Service.
- Pembenahan jaringan Pos Ekspress dan Kilat Khusus - Reorganization of Pos Express and Overnight Delivery
sampai KPC Ibukota Kabupaten. network to Branch Post Offices located in the Capital of
Regency.
- Pengembangan jaringan Pos Ekspres Regional di Divre VI , - Development of Regional Pos Express network in Regional
VII. Division VI and VII.
- Penyesuaian tarif Pos Express dan SKH sampai Kpc ibukota - Rate adjustment for Pos Express and Overnight Delivery to
kabupaten. Branch Post Offices located in the Capital of Regency.
- Penggarapan lamaran kerja CPNS. - The work on the job application of Civil Servant Candidate.

59 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

b. SBU Pos Prima
SBU Pos Prima merupakan penggabungan dari SBU Admail Pos dan
SBU Pos Express, ditambah dengan jenis layanan yang disediakan
untuk segmen pelanggan korporat (porto dibayar dan surat
perlakuan khusus) dan jenis layanan untuk kiriman prioritas (surat
kilat khusus dan produk regional).
Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Pos Prima
sebesar Rp657.464 juta atau 89,63% dari target RKAP sebesar
Rp733.546 juta. Realisasi tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar
2,52% dibandingkan realisasi tahun 2009 sebesar Rp641.285 juta.
Kontribusi pendapatan SBU Pos Prima terbesar berasal dari
pendapatan layanan prioritas sebesar Rp393.993 juta atau 59,93%,
dari total pendapatan SBU Pos Prima. Sedangkan pendapatan SBU Pos
Prima memberikan kontribusi sebesar 24,48% kepada total
pendapatan Perusahaan tahun 2010.
Program-program yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SBU
Pos Prima antara lain:
1. Essential Mail:
a. Pencetakan dan Pengiriman Billing Statement Telkom
untuk Wilayah Sulampapua, bekerjasama dengan Kp
Makasar (DIVRE IX)
b. Pencetakan dan Pengiriman Produk PT BUSSAN AUTO
FINANCE (BAF)
c. Pencetakan dan Pengiriman Produk PT Suzuki Indo Mobil
d. Pencetakan Materi Trainning PT Astra SERA Trainning
e. Pencetakan dan Pengiriman Produk Asuransi PANINLIFE
Jenis POLIS
f. Pengiriman Sample Pepsodent Complete 8 (Goldmine) dari
PT UNILEVER Indonesia, Tbk
g. Pengiriman Alat Kesehatan QNET dari PT QN International
Indonesia
h. Pengiriman Kiriman PT MISSI Idea Selaras
2. Advertising Mail
Pengiriman Greeting Cards BEDA & COMPANY
3. Direct Mail Lainnya
Pencetakan dan Pengiriman Kartu dan Formulir PKH Kemensos RI.
Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya target pendapatan
Mail antara lain:
a. Surat Pos :
- Hilangnya pendapatan pasar Pemerintah seperti SPT pajak
dan surat dinas pemda pada tahun 2010, karena
berubahnya kebijakan tentang pengelolaan surat-surat di
institusi tersebut.
- Adanya kecenderungan beberapa pelanggan korporat
seperti Telkomsel dan Prudential yang menerapkan
kebijakan efisiensi dalam bentuk mengemas ulang bentuk
kirimannya sehingga tarif menjadi lebih rendah.
- Masih belum maksimalnya dalam pemenuhan SLA (Service
Level Agreement) yang telah disepakati dengan
pelanggan, khususnya korporat, di antaranya:
1. SWP yang telah dijanjikan terkait dengan
kualitas operasi, masih jauh di bawah target
yang ditetapkan.
b. Pos Prima SBU
The Pos Prima SBU is a combination of AdMail Pos SBU and Pos Express
SBU, including the type of services provided for the corporate customers
segment (prepaid mail and letter post with special treatment), and the
type of service for priority mail (overnight delivery letter post and regional
products).
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
657,464 million or 89.63% of the target i.e. Rp 733,546 million. The
realization of 2010 experiences an increase of 2.52% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 641,285 million.
The largest revenue contribution of Pos Prima SBU comes from the priority
service i.e. Rp 393,993 million of 59.93%, of the total revenue gained by
this SBU. Whereas the contribution share is 24.48% of the total Corporate
Revenue in 2010.
Some programs carried out to improve the performance of Pos Prima SBU
are as follows:
1. Essential Mail:
a. Printing and Delivering the Billing Statement of Telkom to the
locality of Sulampapua, in cooperation with Makasar Post
Office (Regional Division IX).
b. Printing and Delivering the Products of PT BUSSAN AUTO
FINANCE (BAF).
c. Printing and Delivering the Products of PT Suzuki Indo Mobil.
d. The Printing of Training Materials of PT Astra SERA Training.
e. Printing and Delivering the Insurance Products of PANINLIFE;
the Insurance Policy.
f. The Delivery of Product Sample of Pepsodent Complete 8
(Goldmine) from PT UNILEVER Indonesia, Tbk.
g. The Delivery of QNET Medical Equipment from PT QN
International Indonesia.
h. The Delivery of Dispatches belong from PT MISSI Idea Selaras.
2. Advertising Mail
The Delivery of Greeting Cards from BEDA & COMPANY.
3. Other Direct Mail
The Printing and Delivery of Expected Family Program Cards and Forms
from the Ministry of Social Affairs. The obstacles causing the
unachievable revenue target of mail inter-alia:
a. Letter Post:
- The loss of Government market revenue such as Tax
Statement and the local government postal service items in
2010, since the change of government policy concerning the
distribution management of these mail types.
- The trend of some corporate customers, such as Telkomsel and
Prudential, that apply their efficiency policy by repacking their
items for the lower rate.
- The fulfillment of Service Level Agreement has not reached
maximum level as agreed with the customers, particularly
corporate customers, inter-alia:
1. The Delivery Time Standards, as agreed with regard to the
operational quality, are still below the defined target.
2010 Annual Report Pos Indonesia 60
 2. Irregularitas Layanan yang masih cukup tinggi
dan ini mempengaruhi citra kualitas layanan
Suratpos, di antaranya keamanan kiriman (rusak
& hilang), salah salur dan keterlambatan,
sehingga komplain pelanggan korporat masih
cukup banyak
b. Paket pos:
- Pendapatan tahun 2009 yang terdapat pendapatan
Pemilu, Linmas dan Dinkes, pada tahun 2010
proyek-proyek tersebut tidak ada lagi.
- Kiriman korporat Paketpos bergeser ke kiriman korporat
logistik untuk memperoleh tarif/biaya yang murah.
- Menurunnya kiriman-kiriman proyek dari sektor
korporat/Pemerintah berhubung adanya efisiensi biaya.
c. SBU Pos Internasional
SBU Pos Internasional merupakan bagian dari Unit Pos Reguler yang
difokuskan untuk melayani kiriman ke dan dari luar negeri. SBU Pos
Internasional bertanggung jawab terhadap pengembangan
kelompok Layanan Pos Internasional Standar dan layanan Express
Mail Service (EMS).
Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Pos
Internasional sebesar Rp226.047 juta atau 79,52% dari target RKAP
sebesar Rp284.258 juta. Realisasi tahun 2010 mengalami peningkatan
sebesar 5,81% jika dibandingkan realisasi tahun 2009 sebesar
Rp213.626 juta.
Kontribusi pendapatan SBU Pos Internasional terbesar berasal dari
pendapatan layanan Express Mail sebesar Rp146.060 juta atau
64,62%, dari total pendapatan SBU Pos Internasional. Sedangkan
pendapatan SBU Pos Internasional memberikan kontribusi sebesar
8,41% kepada total pendapatan Perusahaan tahun 2010.
Program-program yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SBU
Pos Internasional antara lain:
- Pengembangan kemitraan dengan DHL.
- Pengembangan kemitraan dengan TNT.
- Penyesuaian Tarip Suratpos Luar Negeri: Penyesuaian tarip
telah diusulkan kepada Pemerintah sebagai tarip LPU.
- Penetrasi pasar korporat.
- Akselerasi penanganan lalu bea (Customs Handling):
Implementasi aplikasi PPKP On-line telah diujicobakan di
KTSH.
- Penataan Entry Status Paketpos dan Surat Tercatat:
Pembuatan Action Plan Perbaikan Entry Status Paketpos.
- Pembenahan entry status dan kinerja delivery EMS: dalam
proses penyediaan Tools Monitoring bagi kinerja entry
status melalui I-POS.
- Implementasi Internet Based Inquiry System (IBIS) dengan
diterbitkannya KD.59/Dirut/1010 dan
SE.101/Diropratlog/2010 tentang penanganan inquiry
menggunakan IBIS yang saat ini telah dikirim ke seluruh
UPT dan di-upload di ftp Pos internasional.
61 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
2. The service irregularities are quite high and this affects the
image of letter post services quality, such as the safety of
items (damaged & loss), missent and delay, thus there are
large quantity of complaint addressed by the corporate
customers.
b. Parcel Post:
- The revenue in 2009, where it included the projects of General
Election, Linmas, and Health Institution, does not exist in 2010.
- The Corporate Parcel Post Items move to Corporate Logistic
Items in order to get the lower price/cost.
- The decrease of project items and corporate/government
sector relates to the cost efficiency.
c. International Postal Services SBU
The International Postal Service SBU is the part of Regular Postal Services
Unit, focusing on serving the mail to and from abroad. This SBU shall
responsible to the development of Standard International Mail Service
Group and the Express Mail Service (EMS) Group.
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
226,047 million or 79.52% of the target i.e. Rp 284,258 million. The
realization of 2010 experiences an increase of 5.81% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 213,626 million.
The largest revenue contribution of International Postal Services SBU
comes from Express Mail Service i.e. Rp 146,060 million or 64.62% of the
total revenue gained by this SBU. Whereas the contribution share is 8.41%
of the total Corporate revenue in 2010.
Some programs carried out to improve the performance of International
Postal Services SBU are as follows:
- Partnership development with DHL.
- partnership development with TNT.
- International Letter Post Rate Adjustment: the rate
adjustment has been proposed to the Government as the
airmail service rate.
- Corporate market penetration.
- Acceleration on Customs Handling: the implementation of
Online PPKP rate has been tested at the Soekarno-Hatta
International Airmail Office of Exchange.
- Configuration of Parcel Post and Registered Letter Status
Entry: The creation of Action Plan on the Improvement of
parcel Post Status Entry.
- Improvement of status entry and EMS delivery performance:
in the process of Monitoring Tools procurement for the status
entry performance through I-POS.
- Implementation of Internet Based Inquiry System (IBIS),
following up the Board of Directors Decision Number: KD.
59/Dirut/1010 and Circular Letter Number:
SE.101/Diropratlog/2010 concerning the inquiry handling by
using IBIS. These references have been distributed to all Service
Points and uploaded at the ftp of International Postal Services
SBU.
Beberapa program kerja terkait dengan peralihan pendapatan tidak
dapat diimplementasikan meliputi:
- Perubahan Kebijakan Pencatatan Akuntansi Piutang Pos
Internasional, mengakibatkan tidak dibukukannya
transaksi Delivery Charges Triwulan IV dan sebagian
Triwulan III sebesar Rp22 Milyar.
- Pelaksanaan Program Kerja leverage revenue tidak sesuai
jadwal
a. Kebijakan Layanan Korporat Internasional sampai saat
ini belum diterbitkan
b. Pengembangan Kemitraan dengan DHL , masih dalam
tata naskah.
c. Pengembangan Kemitraan dengan TNT, masih dalam
drafting PKS.
- Melemahnya Nilai U$ Dolar pada posisi rata rata
Rp9.000,-/1US$ dimana pada tahun 2009 pada posisi rata
rata Rp9.500- mempengaruhi pendapatan Delivery
Charges, Parcel dan EMS yang dijual dalam dolar (Rugi
selisih kurs s.d Desember 2010 sekitar Rp11.5 Milyar).
d. SBU Layanan Keuangan
Pendapatan SBU Layanan Keuangan berasal dari Weselpos, Giro pos,
Penyaluran Dana dan System On-Line Payment Point (SOPP).
Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Layanan
Keuangan sebesar Rp830.335 juta atau 94,90% dari target RKAP
sebesar Rp874.924 juta. Realisasi tersebut mengalami peningkatan
sebesar 21,71% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009
sebesar Rp682.242 juta.
Kontribusi pendapatan SBU Layanan Keuangan terbesar berasal dari
pendapatan Penyetoran (billing) Non Perbankan sebesar Rp211.487
juta atau 25,47%, dari total pendapatan SBU Pos Layanan Keuangan.
Sedangkan pendapatan SBU Layanan Keuangan memberikan
kontribusi sebesar 30,91% kepada total pendapatan Perusahaan
tahun 2010.
Program-program yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SBU
Layanan Keuangan antara lain:
a. Transfer uang
1. Remittance/Weselpos :
- Penyiapan Agency Remittance.
- Intensifikasi Weselpos Kemitraan dengan kemitraan yang
sudah eksis, serta mengeliminasi Mitra yang tidak bisa
dikembangkan namun membebani sistem.
- Pengembangan produk e-Remittance (Telah
ditandatangani MOU dengan Xdot Communication Sdn
Bhd)
- Pengembangan Weselpos Kemitraan. (telah dijajaki
kerjasama dengan Telkomsel dan Coin Star Dhasatra
2. Giro dan Penyaluran Dana :
- Prospecting Penyaluran Dana di beberapa Kementerian,
salah satunya Bantuan Langsung Elpiji (BLL).
- PKS dengan Kementerian Diknas RI tentang Beasiswa
miskin SD.
Some programs relating to the transfer of revenue that could not be
implemented include:
- The Change of Policy on Recording the Accounts Receivable
makes the transactions of Delivery Charges for the 4th Quarter
– and parts of 3rd Quarter – were not recorded with the
amount of Rp 22 billion.
- The implementation of leverage revenue work program is not
on schedule:
a. The International Corporate Service Policy has not been
released up to present.
b. The Partnership Development with DHL is still in the
drafting process.
c. The Partnership Development with TNT is still in the drafting
process.
- The weaken of USD value on the average of Rp 9,000,-/1US$,
where the average position of 2009 was Rp 9,500-, affects the
revenues from Delivery Charges, Parcel and EMS sold in USD
(the loss from exchange rate balance up to December 2010 is
approximately Rp 11.5 billion).
d. Financial Services SBU
The revenue of Financial Services SBU is collected from Money Order,
Postal Giro Service, Fund Channeling, and the Online Payment Point
System.
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
830,335 million or 94.90% of the target i.e. Rp 874,924 million. This
realization experiences an increase of 21.71% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 682,242 million.
The largest revenue contribution of Financial Services SBU comes from
the deposit of Non Banking billing i.e. Rp 211,487 million or 25.47% of the
total revenue gained by this SBU. Whereas the contribution share is
30.91% of the total Corporate revenue in 2010.
Some programs carried out to improve the performance of Financial
Services SBU are as follows:
a. Fund transfer
1. Remittance/Money Order:
- Preparation of Remittance Agency.
- Intensification of Partnership Money Order with the existing
ones, and elimination of partners that could not be developed
and causes cost to the system.
- Development of e-Remittance product (the MoU has been
signed with Xdot Communication Sdn Bhd).
- Development of Partnership Money Order (the survey of
cooperation with Telkomsel and Coin Star Dhasatra has been
completed).
2. Giro and Fund Channeling:
- Prospecting the Fund Channeling in certain Ministry offices,
among others is Liquid Petroleum Gas Unconditional Transfer.
- Cooperation Agreement with the Ministry of National
Education concerning the Scholarship for the poor
elementary students.
2010 Annual Report Pos Indonesia 62
 - PKS dengan Depkes tentang Jamkesmas.
- Pengembangan Aplikasi berbasis teknologi untuk produk
pembayaran pensiun dan penyaluran dana. Salah satunya
dengan PT Taspen melalui program FD e-Dapem.
Diharapkan dengan Implementasi FD e-Dapem dapat
meningkatkan jumlah pensiun yang dibayarkan di Kantor
pos dan meningkatkan pendapatan.
- Pengembangan Penyaluran Dana PKH melalui Rekening
Giro Pos online.
- Intensifikasi Penyaluran Dana PKH dari 3 Tahap menjadi 4
tahap. Pelaksanaan Tahap 3 dan 4 dilaksanakan November
dan Desember 2010.
b. SOPP (Kemitraan)
- Penambahan mitra baru Multi Finance : Mandala Finance,
BFI, Toyota Astra Finance, Smart Finance, HD Finance, Varia
Finance dan Hamas Finance.
- Kenaikan fee pada perpanjangan kerjasama pembayaran
tagihan/ prabayar Telekomunikasi.
- Penambahan mitra POSPAY PLN Riau serta integrasi
POSPAY PLN Jawa, Bali, NTT, Kaltim dan Sumut ke PLN
Pusat
- Pembuatan Keputusan Direksi nomor 48/2010 tentang
Penyesuaian Fee Agen POSPAY.
- Penyelesaian UAT POSPAY Pajak dengan Ditjen
Perbendaharaan Departemen Keuangan.
- Penambahan mitra PDAM Bengkulu, Blitar, Buleleng,
Ngawi, Probolinggo, Kab Tangerang dan Bandarlampung
(7 PDAM).
- Perubahan aplikasi Agency POSPAY, perubahan dari
aplication server ke web server dan integrasi agency
Weselpos menjadi Agency Jasa Keuangan (POSPAY dan
Weselpos)
Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya target pendapatan
SBU Layanan Keuangan antara lain:
1. Remitance Service:
- Promosi Weselpos belum optimal.
- PKS dengan mitra baru (seperti dengan BSM, Mandiri dan
BNI) belum optimal.
2. Giro dan Penyaluran Dana:
- Beberapa program penyaluran dana dari beberapa
Kementerian tidak jadi dilaksanakan.
- Penurunan fee Pembayaran Pensiun Taspen dari Rp2.700,-
menjadi Rp2.250,-
- Pemanfaatan Informasi dan teknologi untuk penyaluran
dana masih belum selesai. Bulan Januari 2011, akan
dijadwalkan untuk Sinkronisasi, Running Tes, UAT, dan
Pelatihan. Serta dilaksanakan Ujicoba dengan Mitra Kerja
(Taspen) mulai Bulan Februari 2011.
e. SBU Pos Ritel
Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Pos Ritel
sebesar Rp89.755 juta atau 93,28% dari target RKAP sebesar Rp96.218
juta. Realisasi tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 14,63%
dibandingkan realisasi tahun 2009 sebesar Rp78.298 juta.
63 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
- Cooperation Agreement with the Ministry of Health
concerning the People Welfare Guarantee.
- Development of technology-bases application for the pension
payment product and fund channeling. Among others is PT
Taspen through the FD e-Dapem program. It is expected that
the implementation of FD e-Dapem program could increase
the number of pension fund paid at the Post Office and
increase the revenue.
- Development of Prospective Family Program Fund
Channeling through the online Postal Giro Account.
- Intensification of Intensifikasi Prospective Family Program
Fund Channeling from Stage 3 to Stage 4. The
implementation of Stage 3 and 4 was completed in November
and December 2010.
b. Online Payment Point System (Partnership)
- Increment of new Multi Finance partners: Mandala Finance,
BFI, Toyota Astra Finance, Smart Finance, HD Finance, Varia
Finance and Tri Hamas Finance.
- Increase of fee on the extension of the cooperation concerning
the payment of Telecommunication bill/prepaid.
- Increment of partner of POSPAY PLN Riau and integration of
POSPAY PLN Java, Bali, East Nusa Tenggara, East Kalimantan
and North Sumatera to PLN Headquarters.
- Preparation of Board of Directors Decision Number 48/2010
concerning the Fee Adjustment for POSPAY Agents.
- Completion of Tax UAT POSPAY with the Directorate of
Treasury – Ministry of Finance.
- Increment of PDAM partners: Bengkulu, Blitar, Buleleng,
Ngawi, Probolinggo, Tangerang regency and Bandarlampung
(7 PDAM offices).
- Change of POSPAY Agency application, from server to web
server and the integration of Money Order Agency to be the
Financial Services Agency (POSPAY and Money Order).
The obstacles causing the unachievable revenue target of Financial
Services SBU inter-alia:
1. Remittance Service:
- The promotion of money order has not optimal.
- Cooperation agreement with new partners (such as with BSM,
Mandiri and BNI) has not optimal.
2. Giro and Fund Channeling:
- Some fund channeling programs from certain Ministry offices
are canceled.
- The decrease of fee for Taspen Pension Payment from Rp 2,700
to Rp 2,250.
- The use of information and technology for the fund
channeling has not been completed. It is planned that, in
January 2011, there will be a schedule for Synchronizing,
Running Test, UAT, and Training. In addition, the running test
with Working partner (Taspen) will be initiated in February
2011.
e. Retail SBU
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
89,755 million or 93.28% of the target i.e. Rp 96,218 million. This
realization experiences an increase of 14.63% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 78,298 million.
Kontribusi pendapatan SBU Pos Ritel terbesar berasal dari pendapatan
produk benda konsinyasi sebesar Rp87.673 juta atau 97,68% dari total
pendapatan SBU Pos Ritel. Sedangkan pendapatan SBU Pos Ritel
memberikan kontribusi sebesar 3,34% kepada total pendapatan
Perusahaan tahun 2010.
Program-program yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SBU
Pos Ritel antara lain:
1. Konsinyasi :
- Pembahasan rencana Kerjasama dengan Artajasa untuk
penjualan Voucher elektronik Indosat dengan sistem
Konsinyasi melalui SOPP.
- Implementasi Kerjasama penjualan Asuransi Demam
Berdarah dengan Asuransi Central Asia sudah memasuki
tahap finalisasi PKS, dan telah dilakukannya sosialisasi ke
UPT-UPT di Divre IV dan V.
- Penjajagan rencana kerjasama Penjualan Voucher
Pendidikan, sudah memasuki tahap negosiasi dan CBA.
2. Meterai :
Pengajuan Proposal usulan kenaikan provisi penjualan Benda Meterai
ke DJP, masih dalam pengkajian di Ditjen Pajak.
Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya target pendapatan
SBU Pos Ritel antara lain:
1. Konsinyasi :
Pengembangan produk baru sebagai pengganti produk
yang telah dihentikan (Voucher Telkomsel, Asuransi
Mubarakah, Simaspos) belum dapat direalisasikan pada
Triwulan IV 2010 dan direncanakan baru dapat
diimplementasikan pada Triwulan I 2011 :
- Asuransi Demam bedarah : tahap penyelesaian
PKS dan sosialisasi ke UPT-UPT di Divre IV dan V
telah dilakukan dan direncanakan implementasi
pada akhir Januari 2011.
- Voucher elektronik prabayar masih tahap
penjajagan dengan Artajasa untuk voucher
Indosat.
- Voucher Pendidikan dan Kartu Ucapan masih
dalam tahap penjajakan dan CBA.
2. Materai
Belum terealisasikannya kenaikan provisi penjualan
Meterai sebesar 15% sebagaimana yang telah
direncanakan pada RKA. Hal tersebut dikarenakan
prosedur birokrasi internal DJP dan alokasi anggaran.
f. SBU Filateli
Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Filateli
sebesar Rp19.683 juta atau 83,13% dari target RKAP sebesar Rp23.677
juta. Realisasi tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 35,79%
dibandingkan realisasi tahun 2009 sebesar Rp14.495 juta.
The largest revenue contribution of Retail SBU comes from the
consignment products i.e. Rp 87,673 million or 97.68% of the total
revenue gained by this SBU. Whereas the contribution share is 3.34% of
the total Corporate revenue in 2010.
Some programs carried out to improve the performance of Retail SBU are
as follows:
1. Consignment:
- Discussion on the plan of cooperation with Artajasa
concerning the sales of Indosat electronic vouchers by
consignment system through the Online Payment Point
System.
- The implementation of cooperation on the sales of Dengue
Insurance with Asuransi Central Asia has entered the
finalizing stage of the Cooperation Agreement, and the
socialization program to Service Point, located in Regional
Division IV and V, has been completed.
- The survey of cooperation plan on the sales of Education
Vouchers has entered the negotiating stage and Collective
Bargaining Agreement.
2. Stamp:
The proposal on the increase of stamp selling provision to the Directorate
General of Tax is still under review at the Directorate General of Tax.
The obstacles causing the unachievable revenue target of Retail SBU
inter-alia:
1. Consignment:
The development of new product as the substitution of the
terminated one (Telkomsel Vouchers, Mubarakah Insurance,
Postal Community Information System) has not been realized
in the 4th Quarter of 2010, and the implementation is planned
to be initiated in the 1st Quarter of 2011:
- Discussion on the plan of cooperation with
Artajasa concerning the sales of Indosat electronic
vouchers by consignment system through the
Online Payment Point System.
- The implementation of cooperation on the sales of
Dengue Insurance with Asuransi Central Asia has
entered the finalizing stage of the Cooperation
Agreement, and the socialization program to
Service Point, located in Regional Division IV and V,
has been completed.
- The survey of cooperation plan on the sales of
Education Vouchers has entered the negotiating
stage and Collective Bargaining Agreement.
2. Stamp
The increase of stamp selling provision to 15%, as planned by
the Work Plan and Budget, has not been realized. This
situation is affected by internal bureaucratic procedure of
Directorate General of Tax and the budget allocation.
f. Philately SBU
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
19,683 million or 83.13% of the target i.e. Rp 23,677 million. This
realization experiences an increase of 35.79% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 14,495 million.
2010 Annual Report Pos Indonesia 64
 Kontribusi pendapatan SBU Filateli terbesar berasal dari pendapatan
produk dasar Filateli sebesar Rp16.274 juta atau 82,68% dari total
pendapatan SBU Filateli. Sedangkan pendapatan SBU Pos Filateli
memberikan kontribusi sebesar 0,73% kepada total pendapatan
Perusahaan tahun 2010.
Program-program yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SBU
Pos Filateli antara lain:
- Pembahasan rencana pembenahan ketentuan Agency
Filateli, dalam proses finalisasi KD/SE/Juklak.
- Pembahasan Rencana Kerjasama dengan PFI untuk
penerbitan edisi khusus untuk pengumpulan dana,
menyambut rencana pelaksanaan pameran Filateli Dunia
di Indonesia tahun 2012.
Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya target pendapatan
SBU Pos Filateli antara lain:
- Masih terdapat target Booklet pada triwulan IV 2010
sebesar Rp566 Juta, sedangkan aktivitas penjualan booklet
sudah tidak dilakukan pada triwulan IV.
- Belum optimalnya penggarapan Prangko PRISMA
dikarenakan keterbatasan jumlah mesin Prisma (35 unit)
dan kondisinya yang sudah tua dan beberapa dalam
kondisi Rusak.
- Pengembangan outlet penjualan benda Filateli melalui
pola Agency belum dapat diimplementasikan pada
triwulan IV tahun 2010 dan direncanakan baru dapat
diimplementasikan pada triwulan I – 2011.
g. SBU Pos Logistik
Melalui restrukturisasi bisnis SBU Pos Logistik difokuskan pada
layanan yang berbasis Supply Chain Management (SCM), layanan
paket pos perlakuan khusus yang tidak merupakan layanan SCM
dialihkan pengelolaannya di bawah SBU Pos Standar.
Sampai akhir tahun 2010 realisasi pendapatan SBU Pos Logistik
sebesar Rp157.574 juta atau 70,39%, dari target RKAP sebesar
Rp223.863 juta. Realisasi tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar
15,89%, jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 sebesar
Rp135.971 juta.
Kontribusi pendapatan SBU Pos Logistik terbesar berasal dari
pendapatan layanan Freight Forwarding sebesar Rp141.105 juta atau
89,55% dari total pendapatan SBU Pos Logistik. Sedangkan
pendapatan SBU Pos Logistik memberikan kontribusi sebesar 5,87%
kepada total pendapatan Perusahaan tahun 2010.
Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya target pendapatan
SBU Pos Logistik antara lain:
- Metode penjualan logistics yang dilakukan dengan
mengandalkan branding Pos sudah tidak relevan terhadap
customer yang tidak familiar akan jasa logistics oleh PT Pos
Indonesia.
- Kurangnya aktivitas sales lead untuk memberikan
pencerahan (enlightened) atas visi, misi dan komitment
yang dapat diberikan SBU Poslog kepada calon pelanggan.
- Kurangnya strategi marketing yang dapat memelihara
hubungan lebih dalam dengan pelanggan atau
menjadikan pelanggan sebagai partner. Strategi
marketing baru sebatas tatanan menjadikan pelanggan
sebagai buyer.
65 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The largest revenue contribution of Philately SBU comes from the core
products of philately i.e. Rp 16,274 million or 82.68% of the total revenue
gained by this SBU. Whereas the contribution share is 0.73% of the total
Corporate revenue in 2010.
Some programs carried out to improve the performance of Philately SBU
are as follows:
- Discussion on the plan to upgrade the Philatelic Agency
provisions has entered into finalizing stage of Board of
Directors Decision/Circular Letter/ Operation Manual.
- Discussion on the plan of Cooperation with the Indonesian
Philatelist Association for the issuance of fund collecting
special edition, to welcome the plan of the 2012 World
Philatelic Exhibition in Indonesia.
The obstacles causing the unachievable revenue target of Philately SBU
inter-alia:
- There is still found out the target of Booklet included in the 4th
Quarter of 2010 with the amount of Rp 566 million, whereas
the selling activity has not been performed in the 4th Quarter.
- The work on PRISMA stamp has not been optimized, since the
limitation of PRISMA machine (35 units only) and their
condition is out of date, indicated by some of them are broken
down.
- The development of philatelic stationery sales outlet through
agency pattern has not been able to implement in the 4th
Quarter of 2010. The implementation is planned to be
initiated in the 1st Quarter of 2011.
g. Pos Logistics SBU
By the business restructuring program of Pos Logistics SBU that is focused
on the Supply Chain Management-based service, the service
management of parcel post with special treatment, as excluded from
Supply Chain Management, is transferred to the Standard Postal Services
SBU.
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
157,574 million or 70.39% of the target i.e. Rp 223,863 million. This
realization experiences an increase of 15.89% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 135,971 million.
The largest revenue contribution of Pos Logistics SBU comes from the
Freight Forwarding service i.e. Rp 141,105 million or 89.55% of the total
revenue gained by this SBU. Whereas the contribution share is 5.87% of
the total Corporate revenue in 2010.
The obstacles causing the unachievable revenue target of Pos Logistics
SBU inter-alia:
- The method of logistics sales by relying on the Postal Branding
is not relevant anymore to the customers that are not familiar
to the logistics service provided by Pos Indonesia.
- The lack of sales lead activities for enlightening the vision,
mission, and commitment that this SBU could give to its
customers.
- The lack of marketing strategy that could maintain a more
in-depth relationship with customers or make them as
partners. The existence of marketing strategy is limited only to
an arrangement for positioning the customer as buyer.
 - Teknologi yang dimiliki oleh SBU Poslog masih tertinggal
dari teknologi pesaing dalam upaya mendapatkan calon
pelanggan yang memiliki sistem industri yang adaptif.
- Kurang terintegrasinya fungsi sales & marketing SBU
Poslog dengan fungsi lainnya sebagai subsistem organisasi
yang saling mendukung di dalam proses dan belum
mempunyai rancangan integrated marketing
communication dari mulai rancangan layanan, produksi,
pemasar, spesialis sampai provider yang dapat
meyakinkan pelanggan.
- KD (Keputusan Direksi) yang menjadi payung hukum
layanan logistics SBU Poslog belum ditetapkan sehingga
beberapa layanan seperti proses Custom Cleareance,
Logistics Project, Freight Forwarding Udara /Laut dan
lain-lain belum dapat dilakukan secara maksimal dan
prosedural.
- Pemenuhan tenaga di Hub-hub sebagai bagian jaringan
(interconnection) distribusi dan transportasi belum
terpenuhi. Sampai saat ini baru 2 hub (Surabaya dan
Medan) yang terisi dan masing-masing diawaki 1 orang
surpervisor.
- Tidak adanya rencana kerja yang berhasil dilaksanakan
pada Triwulan IV, di antaranya:
a. Penanganan Warehouse Management untuk Pertamina
Retail di Surabaya dan Semarang belum berhasil
terealisir
b. Pengembangan bisnis dari PT Tempo untuk pengiriman
kargo udara dan peningkatan distribusi jalur Jawa Timur
belum berhasil terealisir.
c. Distribusi darat Proyek PT ABC di Jabodetabek, Jawa
Tengah dan Jawa Timur (via darat dan kereta api) tidak
terealisasi.
d. Penanganan kiriman HM Sampoerna dengan
pengiriman awal jalur Jawa tidak terealisasi.
e. Pengiriman jalur darat Blue Scope tidak berhasil
diakusisi
f. Pendistribusian Martina Berto untuk seluruh
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui
darat dan udara belum terealisasi.
g. Pengiriman Mayora Indah untuk area Sumatra
melalui laut belum terealisasi.
h. Pendistribusian Komputer ke seluruh pelosok
Puskesmas di NTT dan NTB dari Departemen
Kesehatan tidak terealisasi.
h. SBU Real Property
Sampai dengan akhir tahun 2010, realisasi pendapatan SBU Real
Property sebesar Rp43.051 juta atau 109,06% dari target RKAP sebesar
Rp39.474 juta. Realisasi tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar
15,70% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 sebesar
Rp37.210 juta.
Kontribusi pendapatan SBU Real Property terbesar berasal dari
pendapatan penyewaan ruang kantor sebesar Rp29.454 juta atau
68,42% total pendapatan SBU Real Property. Sedangkan pendapatan
SBU Real Property memberikan kontribusi sebesar 1,60% kepada total
pendapatan Perusahaan tahun 2010.
Program-program yang dilakukan dalam pencapaian target SBU Real
- The technology operated by Pos Logistics SBU is left behind
comparing to the technology with adaptive industrial system
as applied by its competitors in the efforts to attract new
customer.
- The lack of sales & marketing function integrated to the other
functions as the organization subsystem that supports each
other within the process, and the lack of integrated marketing
communication design integration from the service design,
production, marketer, specialist to provider that could
convince customers.
- The Board of Directors Decision as the legal umbrella of
logistics service offered by this has not been defined, thus
some services such as the procedural process of customs
clearance, logistics project, air/sea freight forwarding, etc has
not been performed fully.
- The staff fulfillment at hubs, as the distribution
interconnection network and transportation, has not been
realized. Nowadays, there are only 2 hubs (Surabaya and
Medan) fully staffed by 1 supervisor respectively.
- The absence of work plan successfully completed in the 4th
Quarter, inter-alia:
a. The handling of Warehouse Management for the
Pertamina Retail in Surabaya and Semarang has
not been realized.
b. The business development with PT Tempo for dispatching
the air cargo and the increase of distribution in East Java
has not been realized.
c. The land/road distribution project of PT ABC in the areas of
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi, Central Java,
and East Java (through road and railway) is not realized.
d. The handling of items from HM Sampoerna, with the initial
dispatch for Java lines, is not realized.
e. The road dispatch from Blue Scope could not be acquainted.
f. The Martina Berto distribution for the whole areas of Central
Java and East Java, both surface and air, has not been
realized.
g. The sea dispatch of Mayora Indah to the Sumatera areas
has not been realized.
h. The distribution of computer devices from the Ministry of
Health to the rural People Health Centers in East and West
Nusa Tenggara is not realized.
h. Real Property SBU
Until the end of 2010, the realization of revenue of this SBU achieves Rp
43,051 million or 109.06% of the target i.e. Rp 39,474 million. This
realization experiences an increase of 15.70% compared to the
realization of 2009 i.e. Rp 37,210 million.
The largest revenue contribution of Real Property SBU comes from the
room rental i.e. Rp 29,454 million or 68.42% of the total revenue gained by
this SBU. Whereas the contribution share is 1.60% of the total Corporate
revenue in 2010.
Some programs carried out to improve the target achievement of Real
2010 Annual Report Pos Indonesia 66
 Property antara lain:
1. Standarisasi Kantor Pos:
- Pelaksanaan standarisasi kantor pos sudah dilaksanakan
pada 3 kantor yaitu Kp. Purwakarta, Kp Cimahi dan Kp
Kupang.
- Promosi gedung wahana bakti pos pada media yellow
page buku petunjuk telepon.
- Meningkatkan layanan dan fungsi lt- 8 untuk kegiatan
acara pernikahan.
- Meningkatkan kerjasama dengan Departemen Sosial
untuk penyewaan ruangan dan penempatan papan
nama program PKH.
2. Perencanaan Bisnis GWBP dan implementasi penataan
ulang Jl. Banda No. 30 Bandung.
- Finalisasi persiapan ruangan dan elemen perlengkapan.
- Pengadaan Furniture
3. Perencanaan Bisnis Properti :
-Perencanaan kebijakan pengelolaan properti yaitu
perubahan rencana optimasi untuk asset tertentu.
- Usulan ijin dan kebijakan dari manajemen dan pemegang
saham.
- Rencana pengembangan Asset properti Jl. Sulanjana, Kp
Biereun, Kp Langsa dan Kpc Rawabarat.
4. Penyelesaian kasus BOT, tahap pembicaraan dengan pihak
yang bersengketa:
- Perumusan desain dan kebijakan penyelesaian BOT.
- Rencana penyelesaian dengan perikatan hukum/notaris.
-Rencana dan strategi penanganan BOT Denpasar
Junction.
5. Pengembangan Operasional Bisnis Properti melalui
operasional building manajemen:
- Desain dan aplikasi building manajemen .
- Pengembangan sistem IT untuk building manajemen.
6. Perencanaan dan Pengembangan SIM Properti:
- Penyempurnaan sistem dan informasi sistem IT
- Melanjutkan implementasi sistem informasi manajemen
properti.
Property SBU inter-alia:
1. Post Office Standardization:
- The implementation of post office standardization has been
completed in 3 buildings i.e. Purwakarta Post Office, Cimahi
Post Office, and Kupang Post Office.
- The promotion of Wahana Bakti Pos building on the yellow
page media of the telephone directory.
- Service and function improvement of the 8th floor for the
wedding ceremony.
- Improvement of cooperation with the Ministry of Social
Affairs for the room rental and placement of the Prospective
Family Program billboard.
2. The Wahana Bakti Pos Building Business Plan and the
implementation of premises restructuring program in Jl.
Banda No. 30 Bandung.
- Finalizing the room preparation and the equipment
elements.
- Procurement of furniture.
3. Property Business Plan :
- The plan of property management policy, i.e. the change of
optimizing plan on certain assets.
- The proposal of consent and policy from the management
and stakeholders.
- The development plan of property assets in Jl. Sulanjana,
Biereun Post Office, Langsa Post Office, and Rawabarat
Branch Post Office.
4. Settlement of BOT case, in the discussion stage with the
parties in dispute:
- Formulation of design and policy for the settlement of BOT.
- Settlement plan by the legal/notary bind.
- Plan and strategy on handling the Denpasar Junction BOT.
5. Operational Development of Property Business through the
building management:
- Design and implementation of building management.
- Development of IT system for the building management.
6. Plan and Development of Property Management Information
System:
- Completion of information technology system
- Carrying on the implementation of the property .
management information system.

3. Analisis Biaya 3. Cost Analysis

Sampai dengan akhir tahun 2010, anggaran biaya Perusahaan sudah Until the end of 2010, the Corporate costs have been realized Rp 2,640,582
terealisasi sebesar Rp2.640.582 juta atau lebih kecil 9,27% dari million or 9.27% lower than the budget i.e. Rp 2,910,335 million.

2010 2009 Growth

Beban Expenses
RKAP Realisasi Komposisi Realisasi (%) Realisasi
% Composition of Realization
%
Budget Realization Realization

Pegawai 1.510.705 1.443.295 95,54 54,66 1.223.844 17,93 Employee

Pemeliharaan 138.145 137.881 99,81 5,22 150.933 (8,65) Maintenance
Mutu Layanan 106.338 54.436 51,19 2,06 77.541 29,80) Service Quality
Pengadaan 50.321 51.386 102,12 1,95 51.655 (0,52) Procurement
Sewa 232.430 158.981 68,40 6,02 122.814 29,45 Rental
Kiriman Pos 220.001 313.516 142,51 11,87 285.008 10,00 Mail
Perjalanan Dinas 50.748 45.789 90,23 1,73 48.199 (5,00) Official Trip
Pengawasan 7.641 5.703 74,64 0,22 3.735 52,69 Supervision
Adm dan Umum 170.320 105.546 61,97 4,00 104.411 1,09 Administrative & General Affairs
Pemasaran 87.105 65.923 75,68 2,50 62.830 4,92 Marketing
Lainnya 165.453 147.955 89,42 5,60 160.829 (8,00) Others
Non Usaha 171.128 110.171 64,38 4,17 100.756 9,34 Non Operation

Jumlah 2.910.335 2.640.582 90,73 100,00 2.392.555 10,37 Total

(dalam juta rupiah) (in millions rupiah)

67 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

anggaran biaya Perusahaan sebesar Rp2.910.335 juta. Jika
dibandingkan realisasi tahun 2009 realisasi tersebut mengalami
peningkatan sebesar 10,37%. Dalam tahun 2010 terdapat 6 (enam)
kelompok biaya usaha yang mengalami peningkatan dibandingkan
dengan realisasi biaya tahun 2009, biaya pegawai sebesar 17,93%,
biaya sewa sebesar 29,45%, biaya kiriman pos sebesar 10,00%, biaya
pengawasan sebesar 52,69%, biaya adm dan umum sebesar 1,09%,
biaya pemasaran sebesar 4,92% dan biaya non usaha sebesar 9,34%.
Biaya pegawai masih merupakan komponen biaya yang menyerap
anggaran yang paling besar, yaitu sebesar 54,66%, diikuti dengan
kelompok biaya kiriman pos yang menyerap 11.87 %.
4. Analisis Produksi
Perbandingan realisasi produksi dengan RKAP Tahun 2010 adalah
sebagai berikut:
a. SBU Pos Standar
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Pos Standar adalah 68,06%
dengan pertumbuhan yang menurun sebesar 11,10% bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Paket Kilat Khusus sebesar
2.489 ribu buah atau sebesar 101,63% dari target yang ditetapkan
sebesar 2.449 ribu buah. Sedangkan pencapaian terendah diperoleh
dari produk paket perlakuan khusus sebesar 2.302 ribu buah atau
sebesar 23,10%, dari target yang ditetapkan sebesar 9.967 ribu buah.
b. SBU Pos Prima
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Pos Pima adalah 82,25%
dengan pertumbuhan yang menurun mencapai 4,69% bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Kiriman Korporat sebesar
125.003 ribu pucuk atau sebesar 109,05% dari target yang ditetapkan
sebesar 114.624 ribu pucuk. Sedangkan pencapaian terendah
diperoleh dari Prodak Harga Tangguhan SKH sebesar 59.607 ribu
pucuk atau sebesar 48,83%, dari target yang ditetapkan sebesar
122.077 ribu pucuk.
c. SBU Pos Internasional
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Pos Internasional adalah
49,70% dengan pertumbuhan yang menurun mencapai 31,15% bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Remailing sebesar 4.749
ribu pucuk atau sebesar 69,54% dari target yang ditetapkan sebesar
6.829 ribu pucuk. Sedangkan pencapaian terendah diperoleh dari
Express Post LN sebesar 24 ribu pucuk atau sebesar 16,90%, dari target
yang ditetapkan sebesar 142 ribu pucuk.
d. SBU Layanan Keuangan
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Layanan Keuangan adalah
97,83% dengan pertumbuhan yang meningkat mencapai 20,90% bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Layanan Weselpos
Standar sebesar 18 ribu transaksi atau sebesar 225,00% dari target
yang ditetapkan sebesar 8 ribu transaksi. Sedangkan pencapaian
terendah diperoleh dari produk penyaluran dana lainnya sebesar
9.564 ribu transaksi atau sebesar 21,75%, dari target yang ditetapkan
sebesar 43.981 ribu transaksi.
Comparing to the realization in 2009, it experiences an increase of
10.37%. In 2010, there are 6 (six) groups of operating cost experiencing an
increase compared to the realization of 2009, i.e. employees 17.93%,
rental 29.45%, mail 10.00%, supervision 52.69%, administrative and
general affairs 1.09%, marketing 4.92%, and non operating cost 9.34%.
The employee cost is still becoming the largest budget absorbing section,
i.e. 54.66%, followed by the mail cost group with 11.87%.
4. Production Analysis
The comparison between product realization and the 2010 Corporate
Work Plan and Budget is as follows:
a. Standard Postal Services SBU
The average product target achievement of this SBU is 68.06% with a
decline growth of 11.10% compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the Overnight Delivery Parcel
Post i.e. 2,489 thousand items or 101.63% of the defined target i.e. 2,449
thousand items. Whereas the lowest achievement is attained from the
special treatment parcel post product i.e. 2,302 thousand items or 23.10%
of the target defined i.e. 9,967 thousand items.
b. Pos Prima SBU
The average product target achievement of this SBU is 82.25% with a
decline growth of 4.69% compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the Corporate Mail product i.e.
125,003 thousand items or 109.05% of the target defined i.e. 114,624
thousand items. Whereas the lowest achievement is attained from the
Insurance Value of Overnight Delivery Letter product i.e. 59,607 thousand
items or 48.83%, of the target defined i.e. 122,077 thousand items.
c. International Postal Services SBU
The average product target achievement of this SBU is 49.70% with a
decline growth of 31.15% compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the Remailing product i.e. 4,749
thousand items or 69.54% of the target defined i.e. 6,829 thousand items.
Whereas the lowest achievement is attained from the International
Express Post product i.e. 24 thousand items or 16.90% of the target
defined i.e. 142 thousand items.
d. Financial Services SBU
The average product target achievement of this SBU Layanan is 97.83%
with an increase growth of 20.90% compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the Standard Money Order
service i.e. 18 thousand transactions or 225.00% of the target defined i.e.
8 thousand transaction. Whereas the lowest achievement is attained
from the other fund channeling products i.e. 9,564 thousand transactions
or 21.75% of the target defined i.e. 43,981 thousand transactions.
2010 Annual Report Pos Indonesia 68
 e. SBU Ritel
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Ritel adalah 90,74% dengan
pertumbuhan sebesar 26,64% bila dibandingkan dengan realisasi
tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Layanan penjualan Ritel
Lainnya sebesar 992 ribu transaksi atau sebesar 130,18% dari target
yang ditetapkan sebesar 762 ribu transaksi. Sedangkan pencapaian
terendah diperoleh dari penjualan Benda Konsinyasi lainnya sebesar
1.433 ribu pucuk atau sebesar 61,48%, dari target yang ditetapkan
sebesar 2.331 ribu pucuk.
f. SBU Filateli
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Filateli adalah 77,36%
dengan peningkatan sebesar 779,17 % bila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk penjualan Booklet
sebesar 389 ribu buah atau sebesar 204,74% dari target yang
ditetapkan sebesar 190 ribu buah. Sedangkan pencapaian terendah
diperoleh dari penjualan Souvenir Sheet sebesar 254 ribu keping atau
sebesar 36,65%, dari target yang ditetapkan sebesar 693 ribu keping.
g. SBU Pos Logistik
Rata-rata pencapaian target produksi SBU Pos Logistik adalah 84,83%
dengan peningkatan sebesar 26,46 % bila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Layanan Warehousing
sebesar 483 ribu ton atau sebesar 122,59% dari target yang ditetapkan
sebesar 394 ribu ton. Sedangkan pencapaian terendah diperoleh dari
Layanan Transportasi sebesar 29 ribu ton atau sebesar 59,18%, dari
target yang ditetapkan sebesar 49 ribu ton.
h. SBU E-Business
Rata-rata pencapaian target produksi SBU E-Business adalah 7,19%
dengan penurunan sebesar 85,44 % bila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2009.
Pencapaian tertinggi diperoleh dari produk Layanan Warposnet
sebesar 23 ribu transaksi atau sebesar 14,38% dari target yang
ditetapkan sebesar 160 ribu transaksi. Sedangkan pencapaian
terendah diperoleh dari Layanan Hybrid Mail sebesar 0 ribu transaksi
atau sebesar 0,00%, dari target yang ditetapkan sebesar 18 ribu
transaksi.
3. Standar Waktu Pelayanan
Secara umum pencapaian standar waktu pelayanan (SWP) pada akhir
tahun 2010 tercapai 95,00%. Pencapaian SWP tertinggi dicapai oleh
Surat Standar sebesar 101,05%, sedangkan pencapaian SWP Surat
Kilat Khusus (Prioritas) dan Pos Ekpress (premium) mencapai target
masing-masing sebesar 99,49% dan 84,46%.
Produk RKAP 2010
Corporate Work Plan
& Budget 2010
Surat Standar (standar) 95,00
Surat Kilat Khusus (prioritas) 98,00
Pos Ekspress (premium) 98,00
Rata-rata
69 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
e. Retail SBU
The average product target achievement of this SBU is 90.74% with a
growth of 26.64% compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the other retail sales i.e. 992
thousand transactions or 130.18% of the target defined i.e. 762 thousand
transactions. Whereas the lowest achievement is attained from the sales
of Consignment Goods i.e. 1,433 thousand items or 61.48%, of the target
defined i.e. 2,331 thousand items.
f. Philately SBU
The average product target achievement of this SBU is 77.36% with an
increase of 779.17% compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the sales of Booklet i.e. 389
thousand items or 204.74% of the target defined i.e. 190 thousand items.
Whereas the lowest achievement is attained from the sales of Souvenir
Sheet i.e. 254 thousand pieces or 36.65%, of the target defined i.e. 693
thousand pieces.
g. Pos Logistics SBU
The average product target achievement of this SBU is 84.83% with an
increase of 26.46 % compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the Warehousing service i.e.
483 thousand tons or 122.59% of the target defined i.e. 394 thousand
tons. Whereas the lowest achievement is attained from the
Transportation service i.e. 29 thousand tons or 59.18% of the target
defined i.e. 49 thousand tons.
h. E-business SBU
The average product achievement of this SBU is 7.19% with a decline of
85.44 % compared to the realization in 2009.
The highest achievement is attained from the Internet Postal Kiosk service
i.e. 23 thousand transactions or 14.38% of the target defined i.e. 160
thousand transactions. Whereas the lowest achievement is attained from
the Hybrid Mail service i.e. 0 thousand transaction or 0.00%, of the target
defined i.e. 18 thousand transactions.
3. Service Time Standard
In general, in the end of 2010, the standard achievement of service time is
95.00%. The highest achievement is attained by Standard Letter Post i.e.
101.05%, whereas the Overnight Delivery Letter Post (Priority) and Pos
Express (Premium) achieve the target respectively 99.49% and 84.46%.
Realisasi 2010 Pencapaian (%) Product
Realization Achievement
of 2010
96,00 101,05 Standard Letter (standard)
97,50 99,49 Overnight Delivery Letter (priority)
82,77 84,46 Pos Express (premium)
95,00 Average
4. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki Satuan Pengawasan Intern (SPI)
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
D`irektur Utama. SPI melakukan tugasnya berdasarkan suatu Program
Kerja Pemeriksaaan Tahunan (PKPT) dan Penugasan Khusus yang
telah disahkan dan disetujui oleh Direktur Utama.
Dalam tahun 2010 SPI melakukan kegiatan berupa pemeriksaan
operasional di setiap unit kerja dengan menerbitkan laporan hasil
pemeriksaan operasional. Hasil audit yang perlu ditindaklanjuti oleh
unit kerja dan atas tindak lanjut yang dilakukan telah dimonitor secara
efektif.
Komposisi SPI Tahun 2010 adalah berjumlah 121 (seratus dua puluh
satu) orang dan dipimpin oleh seorang Kepala SPI.
Adapun hal-hal yang telah dilakukan oleh SPI dalam mencapai
sasaran PKPT yaitu:
a. Melakukan target pencapaian tahapan setiap proses
pemeriksaan.
b. Melakukan kerjasama dengan semua unit terkait untuk
mempermudah penyampaian data yang tepat waktu.
c. Mempertajam skala prioritas sasaran pemeriksaan.
d. Menyampaikan PKPT tahun yang bersangkutan kepada
pihak auditee.
e. Melakukan pengawasan terhadap implementasi Good
Corporate Governance (GCG).
f. Melakukan pengawasan pelaksanaan tindak lanjut temuan
hasil pemeriksaan auditor eksternal maupun internal.
g. Menjadi fasilitator perencanaan pengendalian intern di
masing-masing unit.
h. Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas yang telah
ditetapkan.
i. Telah menjadi anggota Forum Komunikasi Satuan
Pengawasan Intern BUMN/D.
Atas pelaksanaan pemeriksaan intern, SPI telah menerbitkan Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP) dan ditindaklanjuti oleh obyek pemeriksaan
dengan menerbitkan Matriks Tindak Lanjut (MTL).
5. Sumber Daya
A. Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) sampai akhir tahun 2010
adalah sebanyak 20.913 orang. Jumlah tersebut turun dibandingkan
dengan jumlah karyawan pada akhir tahun 2009 sebanyak 21.589
orang (tidak diaudit).
Sebagai salah satu komitmen Perusahaan untuk selalu meningkatkan
kualitas SDM, telah dilakukan program-program pendidikan di dalam
maupun luar negeri.
B. Alat Produksi
Untuk meningkatkan pelayanan jasa pos, Direksi PT Pos Indonesia
(Persero) mengeluarkan kebijakan yaitu menambah dan
mengoptimalkan fasilitas layanan yang ada untuk memperluas
jangkauan layanan kepada masyarakat guna meningkatkan
pelayanan, baik secara kuantitatif maupun kualitas.
4. Internal Audit
Pos Indonesia has an Internal Audit function called the Internal
Supervisory Taskforce, operating under and having direct responsibility to
President Director. Internal Audit performs its tasks based in the Annual
Audit Work Program and Special Assignment ratified and approved by
President Director.
In 2010, Internal Audit performs its activity in form of operational audit in
every unit and publishes a report concerning the results of operational
audit. The results requesting follow up by related unit is monitored
effectively.
The composition of Internal Audit in 2010 consists of 121 officials, chaired
by the Head of Internal Audit.
The activities performed by Internal Audit, in order to achieve the target,
are as follows:
a. Performing the achievement target within the stage of each
audit process.
b. Performing cooperation with all related units in order to
facilitate the on time data submission.
c. Intensifying the priority scale of audit targets.
d. Submitting the audit results to the respective unit.
e. Performing the supervision on the implementation of Good
Corporate Governance (GCG).
f. Performing the supervision on the follow up of audit results
submitted by either external or internal auditor.
g. Acting as facilitator in the internal control planning in
respective unit.
h. Performing the supervision on the implementation of tasks as
defined.
i. Has become the member of the State Owned
Company/Regional Owned Company Internal Audit
Communications Forum.
Based on the internal audit implementation, Internal Audit has published
the Report of Audit Results, followed up by the audit objects which then
publish the Follow-up Matrix.
5. Resources
A. Human Resource
The total number of employees of Pos Indonesia up to the end of 2010 is
20,913 persons. This total, compared to the year of 2009, decreases from
21,589 (not audited).
As one of the Corporate commitments that always improves the human
resource quality, there has been organized some educational programs,
both domestic and international.
B. Production Tools
In order to improve the postal service, Board of Directors of Pos Indonesia
announces its policy i.e. increasing and optimizing the existing service
facilities to extend the service range for people, in order to improve the
services, in both quantity and quality.
2010 Annual Report Pos Indonesia 70
 Posisi sarana pelayanan fisik (alat-alat produksi) posisi 31 Desember
2010 adalah sebagai berikut:
- Kantor Pos sebanyak 3.811 unit;
- Layanan Pos Bergerak sebanyak 2.076 unit;
- Layanan Pos Lainnya sebanyak 16.151.unit;
- Fasilitas Pos Lainnya sebanyak 99,497 unit,
- Kendaraan Bermotor sebanyak 10.386 unit.
The position of Physical service facilities (production tools) by 31
December 2010 is as follows:
- Post Office 3,811 units;
- Mobile Postal Service 2,076 units;
- Other Postal Service 16,151 units;
- Other Postal Facility 99,497 units;
- Motor Vehicle 10,386 units.

Pencapaian realisasi alat-alat produksi tersebut dalam tahun 2010 The achievement of production tools realization in 2010 is 76.33%
mencapai 76,33% dibandingkan dengan RKAP. compared to the Corporate Work Plan and Budget.

6. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
A. Program Kemitraan
1. Perkembangan mitra binaan dilihat dari segi kuantitatif, mitra
binaan yang dibina oleh PT Pos Indonesia (Persero), sampai akhir
tahun 2010 berjumlah 14.672 mitra binaan yang tersebar di 30
propinsi. Bila dibandingkan dengan tahun 2009, sebanyak 14.993
mitra binaan, menurun sebanyak 321 mitra binaan.
6. Partnership and Environmental Building Program
A. Partnership Program
1. The development of building partners is observed from the quantity
side, until the end of 2010, there are 14,672 partners scattered in 30
provinces. Comparing to 2009, when there were 14,993 partners, this has
been decreased by 321 partners.

Dari segi kualitatif yaitu tingkat kemajuan usaha masing-masing mitra
binaan, Unit PKBL mengalami kesulitan untuk memantau, mengingat
Laporan Perkembangan Usaha secara periodik yang seharusnya
dibuat dan disampaikan/dilaporkan oleh masing-masing mitra
binaan kepada Unit PKBL PT Pos Indonesia (Persero) belum
dilaksanakan secara optimal.
From the quality side, i.e. the business progression level of each partner,
the Unit of Partnership and Environmental Building Program experiences
a difficulty to monitor, since the Business Development Report that shall
be presented periodically has not been fully performed.

2. Efektivitas penyaluran pinjaman dan tingkat kolektibilitas
pengembalian pinjaman.
Berpedoman pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, maka kinerja Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pos Indonesia (Persero)
mencapai skor 1 (satu).
2. The effectiveness of loan channeling and the level of loan collectability.
Based on the Decision of the Minister of State Owned Company Number
100/MBU/2002 of 4 June 2002 concerning the Assessment of State Owned
Company Health Level, the performance of this program achieves score 1
(one).

Kondisi di atas didasarkan pada perhitungan sebagai berikut: The above condition is based on the following accounts:
a. Efektivitas Penyaluran Pinjaman a. Loan Channeling Effectiveness
Jumlah dana yang disalurkan dalam tahun 2010 adalah sebesar The total fund distributed in 2010 is Rp 12,044,676,846. Whereas the
Rp12.044.676.846. Sedangkan jumlah dana yang tersedia terdiri dari: available total fund consists of:

Dana tersedia per 1 Januari 2010 Rp10.994.344.670 Stock Fund by 1 January 2010
Alokasi laba PT Pos tahun 2009 Rp2.454.527.000 Profit Allocation of Pos Indonesia in 2009
Angsuran Pokok tahun 2010 Rp14.510.797.921 Basic Installment of 2010
Pendapatan bunga tahun 2010 Rp824.139.089 Interest Income of 2010

Jumlah dana tersedia tahun 2010 Rp28.783.808.680 Total Stock of 2010

Seluruh pendapatan tahun 2010 dari hasil pengembangan dana The entire revenues of the 2010 development of partnership fund from the
kemitraan yang berasal dari pendapatan jasa pinjaman, bunga loan service, deposit interest, and giro service have been allocated to the
deposito dan jasa giro telah digunakan untuk biaya operasional operational cost of partnership program.
program kemitraan.

Jumlah Dana Yang Disalurkan

Efektivitas Penyaluran Dana Total Channeled Fund
= x 100
Fund Channeling Effectiveness
Jumlah Dana Yang Tersedia
Total Stock Fund
Rp 12.044.676.846
= x 100 = 41,85%
Rp 28.783.808.680

71 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

Dengan demikian skor untuk indikator tingkat efektivitas penyaluran Thereby, the score for the effectiveness level indicator of fund channeling
dana adalah 0 (nol). is 0 (zero).

b. Kolektibilitas Pengembangan Pinjaman b. Collectability of Loan Development

Kolektibilitas Saldo Pinjaman per 31 Bobot % Rata-rata Kolektibilitas

Desember 2010 (Rp) Tertimbang (Rp)

Lancar 9.716.904.284 100 9.716.904.284 Lancar

Kurang Lancar 5.823.404.006 75 4.367.553.005 Kurang Lancar
Diragukan 1.051.118.320 25 262.779.580 Diragukan
Macet 81.442.972.030 0 - Macet

Jumlah 98.034.398.640 14.347.236.869 Jumlah

x 100

Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman

Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Weighted Average of Loan Collectability
=
Loan Return Collectability
Jumlah Pinjaman Yang Disalurkan
x 100 = 14,63%
Total of Loan Channeled
Rp14.347.236.869
=
Rp98.034.398.640

Dengan demikian skor untuk indikator Kolektibilitas Pengembalian Thereby, the score for Loan Return Collectability Indicator is 1 (one).
Pinjaman adalah 1 (satu).

B. Penyaluran Program Bina Lingkungan B. Channeling of Environmental Building Program

Penyaluran Program Bina Lingkungan dalam tahun 2010 adalah The Channeling of Environmental Building Program in 2010 is
sebesar Rp99.171.577 atau 24,20% dari target yang ditetapkan Rp99.171,577 or 24.20% of the target defined i.e. Rp409,500,000.
sebesar Rp409.500.000.

Jumlah sumber dan pengunaan dana Program Bina Lingkungan The total resource and the use of fund for the 2010 Environment Building
Tahun 2010 dapat dirinci sebagai berikut: Program may be described as follows:

Sumber Dana Fund Resource

Saldo Awal 2010 - Beginning Balance of 2010

Bagian Laba BUMN Rp 818.176.000 State Owned Company Profit Share
Sumbangan - Charity
Jasa Giro - Giro Service

Jumlah Rp 818.176.000 TOTAL

Penggunaan Dana The Use of Fund

Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Rp12.500.000 Education and Training Assistance

Bantuan Peningkatan Kesehatan Rp 2.000.000 Health Improvement Assistance
Bantuan untuk Sarana Ibadah Rp 46.426.577 Religious Facility Assistance
Bantuan Korban Bencana Alam Rp 38.191.000 Natural Disaster Assistance

Jumlah Rp 99.117.577 Total

2010 Annual Report Pos Indonesia 72

 7. Faktor-faktor Dominan yang Mempengaruhi Perkembangan
Perusahaan
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan usaha
Perusahaan dapat merupakan faktor-faktor positif ataupun
faktor-faktor negatif. Faktor-faktor positif dapat berupa kekuatan
(strengths) dan kesempatan (opportunities). Sedangkan faktor-faktor
negatif dapat berupa kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan Perusahaan
terdiri dari:
Faktor positif:
Jaringan Perusahaan yang luas tersebar di seluruh Indonesia hingga
ke pelosok negeri.
Faktor negatif:
Kurangnya Sumber Daya Manusia yang terlatih atau kompeten di
setiap bagian usaha.
Faktor eksternal, yang mempengaruhi perkembangan Perusahaan
terdiri dari:
Faktor positif:
Kepercayaan pasar dalam negeri yang cukup tinggi dengan
menjadikan Perusahaan sebagai mitra dalam usaha bisnis keuangan.
Faktor negatif:
Kurang baiknya citra Perusahaan didalam bisnis pengiriman surat.
73 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
7. The Dominant Factors Affecting the Corporate Development
The dominant factors affecting the Corporate development may be in
form of either positive or negative factors. The positive factors may be in
form of strengths and opportunities. While the negative factors may be
weaknesses and threats.
The internal factors affecting the Corporate development include:
Positive:
The wide Corporate network scattered throughout Indonesian territory
down to remote areas.
Negative:
The lack of trained or competent human resource in each business
department.
The external factors affecting the Corporate development consist of:
Positive:
The domestic market reliance is quite high, and this makes the Corpora-
tion as a partner in the financial business service.
Negative :
The poor Corporate image in the mail delivery business.
Hasil KPI 2010
2010 KPI Result
No.: 10/012/07/NR.01/11
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT Pos Indonesia (Persero)
Dengan ini kami sampaikan Laporan Hasil Evaluasi Key Performance
Indicators (KPI) PT Pos Indonesia (Persero) untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2010 dengan simpulan sebagai berikut:
1. Dasar Penilaian.
Kontrak manajemen antara Kuasa Pemegang Saham
dengan Direksi dan Komisaris PT Pos Indonesia (Persero)
Nomor: RIS 07/D3.MBU/2010 pada tanggal 13 Januari 2010
2. Hasil perhitungan KPI aspek operasional, dari 10 (sepuluh)
target indikator hanya 3 (tiga) target indikator yang
tercapai, yaitu:
a. Indeks Kepuasan Pelanggan 5,19 dari target 5,00
b. Kinerja Status Kiriman (I-Pos) 98,97% dari target 97,00%
c. Pertumbuhan Pendapatan Bisnis Inti di Divre IV Jakarta
102.86% dari target 19,91%
3. Hasil perhitungan aspek keuangan.
• Profit Margin sebesar 1,78% dari target 5,78%,
• Pertumbuhan Total Pendapatan sebesar 9,22% dari target
21,20%,
• Collection Period sebesar 50 hari dari target sebesar 36
hari
• Operating Ratio sebesar 98,73% dari target sebesar
94,22%
• Fee Base Ratio sebesar 36,67% dari target sebesar 32,96%.
4. Hasil perhitungan KPI aspek dinamis, dari 4 (empat) target
indikator yang ditetapkan hanya 1 (satu) target indikator
yang tercapai, yaitu Peningkatan Kualitas SDM 17 program
dari target 17 program
5. Hasil perhitungan total skor KPI.
Indikator Bobot (%) Skor Bobot
Integrity Integrity Score
Kpi Aspek Operasional 60,00 70.05
Kpi Aspek Keuangan 30,00 54,17
Kpi Aspek Dinamis 10,00 86,37
Total 100,00
Dengan demikian nilai kinerja manajemen PT Pos
Indonesia (Persero) untuk tahun 2010 adalah Cukup B-2
Demikian hasil simpulan evaluasi KPI PT Pos Indonesia (Persero) untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2010 yang dapat kami sampaikan.
Uraian hasil evaluasi selengkapnya terlampir. Kantor Akuntan Publik
Nugroho & Rekan Izin Usaha No.: KEP-364/KM.1/2006.
Kantor Akuntan Publik
Nugroho & Rekan
Izin Usaha No.: KEP-364/KM.1/2006
Zarya Nugroho
Ijin Akuntan Publik no : 01.1.0764
29 Maret 2011
No.: 10/012/07/NR.01/11
Stakeholders, Board of Commissioners, and Board of Directors
PT Pos Indonesia (Persero)
We herewith submit the Report of Evaluation Results on the Key
Performance Indicators (KPI) of PT Pos Indonesia (Persero) for the year
book that ends by 31 December 2010, with the following conclusions:
1. Basis of Evaluation.
The management contract between the Proxy of Stakeholdes
and the Board of Directors and Board of Commissioners of PT
Pos Indonesia (Persero) Number: RIS 07/D3.MBU/2010 of 13
January 2010.
2. The calculation results of KPI operational aspect, from 10 (ten)
target indicators only 3 (three) target indicator achieved, i.e.:
a. Customer Satisfaction Index 5.19 of the target 5.00
b. Performance of Mail Status (I-Pos) 98.97% of the target
97.00%
c. Growth of Core Business revenue in Regional Divison IV
Jakarta 102.86% of the target 19.91%
3. The calculation results of financial aspect.
• Profit Margin 1.78% of the target 5.78%
• Total Growth of Revenue 9.22% of the target 21.20%
• Collection Period 50 days of the target 36 days
• Operating Ratio 98.73% of the target 94.22%
• Fee Base Ratio 36.67% of the target 32.96%.
4. The calculation results of KPI dynamic aspect, from 4 (four)
target indicators only 1 (one) target indicator achieved, i.e.
Human resource Quality Improvement 17 programs of the
target 17 programs.
5. The calculation results of KPI total score
Skor Kpi Indicator
kpi score
42.33 KPI Operational Aspect
16,25 KPI Financial Aspect
8,64 KPI Dynamic Aspect
67,40 Total
Thereby, the management performance score of PT Pos Indonesia
(Persero) for 2010 is Sufficient B-2.
This is the conclusive results of evaluation on KPI of PT Pos Indonesia
(Persero) for the year book that ends by 31 December 2010 for your
reference. The detailed explanation is enclosed herewith.
Public Accountant Office
Nugroho & Associates
Business License No.: KEP-364/KM.1/2006
Zarya Nugroho
Public Accountant License No : 01.1.0764
29 Maret 2011
2010 Annual Report Pos Indonesia 74
Good Corporate Governance
 Tata Kelola Perusahaan
Report on Corporate Governance
PRINSIP
Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah
penting bagi Pos Indonesia untuk meningkatkan dan memaksimalkan
nilai Perusahaan, mendorong pengelolaan Perusahaan yang
profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab dan
adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis serta pemangku
kepentingan.
Kesadaran akan pentingnya GCG bagi Pos Indonesia adalah karena
keinginan untuk menegakkan integritas dalam menjalankan bisnis
yang sehat dan berkesinambungan, oleh karena itu Dewan Komisaris,
Direksi, manajemen dan karyawan berkomitmen untuk menerapkan
praktek-praktek GCG dalam pengelolaan kegiatan usaha Pos
Indonesia.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Seiring perjalanan waktu kami berupaya untuk terus menerus
meningkatkan kualitas praktek GCG dengan senantiasa memperbaiki
struktur (organ) GCG dan proses GCG, serta memastikan
terimplementasinya prinsip GCG yang terintegrasi dengan budaya
Cinta Pos melalui peningkatan peran dan tanggung jawab baik di
Dewan Komisaris, Direksi, maupun karyawan yang semakin baik dan
efektif, juga berupaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas
tata kelola terutama berkaitan dengan proses komunikasi dan
pengungkapan Perusahaan, pengukuran dan pertanggung jawaban
kinerja, serta pengelolaan audit Perusahaan (baik audit internal
maupun eksternal).
Dalam menjalankan GCG pada perusahaan kami, telah tertuang
dalam kerangka kerja yang diatur sesuai kebijakan penerapan GCG
yaitu Keputusan Direksi No.74/Dirut/1209 dan/atau 650/Dekom/1209.
Dalam kerangka kerja tersebut terintegrasi beberapa sistem
pengelolaan yang menjadi prasyarat atau bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari penerapan GCG di Perusahaan, tidak lain adalah untuk
menjamin dan memastikan dicapainya penerapan GCG yang efektif
sampai pada tingkat operasional yaitu dijalankannya transaksi
internal maupun eksternal yang beretika dan sesuai dengan praktik
tata kelola Perusahaan yang baik dan benar.
Untuk menguatkan elemen-elemen organisasi yang dipandang
sangat penting perannya guna terwujudnya praktek nyata penerapan
GCG baik yaitu dengan diterapkannya beberapa hal antara lain :
• Kepemimpinan yang efektif dimana setiap individu
pemimpin harus dapat menjadi panutan bagi karyawan
dan lingkungan kerjanya;
• Kejelasan tugas dan tanggung jawab bagi setiap unit kerja
dan karyawan untuk memastikan akuntabilitas pekerjaan
dan memastikan diterapkannya pemisahan tugas guna
menghindari potensi kecurangan;
• Pemberdayaan keahlian dan kompetensi SDM untuk
memastikan setiap karyawan dan unit kerja memiliki
kemampuan untuk mengerjakan tugas secara profesional;
• Penerapan sistem pengelolaan kinerja organisasi, unit dan
karyawan yang terintegrasi untuk memastikan
pengukuran pencapaian kinerja/tujuan Perusahaan dan
akuntabilitas;
77 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
PRINCIPLE
The implementation of GCG practices is an important step for Pos Indone-
sia to improve and maximize the Corporate value, promote the
professional, transparent and efficient Corporate management through
improving the principle of openness, accountability, reliability, responsi-
bility and fairness, thus it could fulfill the obligation well to Stakeholders,
Board of Commissioners, business partners, and interest functionary.
The consciousness on the importance of GCG for Pos Indonesia is the
reason of intention to maintain integrity in operating the health and
sustainable business, therefore the Board of Commissioners, Board of
Directors, management and employees are committed to implement
GCG practices in the management of Pos Indonesia business activities.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Along with the time track, we are making effort to continuously improve
the quality of GCG practice, by correcting the GCG organs and process, as
well as ensuring the well implementation of GCG principles integrated in
Cinta Pos culture through the better and more effective improvement of
role and responsibility, either within the Board of Commissioners, Board
of Directors, or employees, including the effort to continuously improve
GCG quality particularly relating to the Corporate communication and
initiation process, performance measurement and responsibility, as well
as the Corporate audit management (both internal and external).
The implementation of GCG within our Corporation is included in a
framework, as stipulated in accordance with the GCG implementation
policy, i.e. Board of Directors Decision No. 74/Dirut/1209 and/or
650/Dekom/1209. There are certain management systems incorporated
in such framework that become prerequisite or integral parts of GCG
implementation in the Corporation, and none other than to guarantee
and ensure the accomplishment of effective GCG implementation
through operational level, that is the organized internal and external
ethical transactions in compliance to the good and sincere GCG.
To reinforce the organizational elements deemed as very important role
in accomplishing the real practice of GCG implementation, certain
matters are applied, inter-alia:
• Effective leadership, where each individual leader must be
able to become a guide for employees and working environ-
ment;
• Clarity of jobs and responsibilities for each unit and employee
to ensure the work accountability and task division, in order to
prevent any fraudulence potency;
• Empowerment of human resource expertise and competence
to ensure that each employee and unit have capability to
perform the jobs professionally;
• Implementation of integrated performance management
system for organization, units and employees in order to
ensure the measurement of Corporate performance/goal
accomplishment and accountability;
 • Penerapan sistem penghargaan individu, kelompok dan
unit yang beragam, yaitu memberikan insentif bagi
pelaksanaan kinerja/prestasi terbaik, yang diimbangi
dengan penegakan hukum atas pelanggaran yang terjadi.
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan GCG, kami senantiasa
memperbaiki struktur maupun prosedur pelaksanaannya dan
memastikan penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independensi dan kewajaran di setiap lini Perusahaan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi risiko benturan kepentingan dalam
pelaksanaan tugas, fungsi serta tanggung jawab baik di tingkatan
Komisaris, Direksi, manajemen maupun karyawan Pos Indonesia.
Struktur Tata Kelola Perusahaan terdiri atas:
• Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
• Dewan Komisaris;
• Direksi;
• Komite-komite di bawah Dewan Komisaris;
• Komite-komite di bawah Direksi;
• Sekretaris Perusahaan, dan unit-unit kerja yang
menjalankan fungsi Sekretaris Perusahaan serta Satuan
Pengawasan Internal (SPI).
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) dalam Perseroan adalah RUPS Tahunan dan RUPS
lainnya atau yang disebut dengan RUPS Luar Biasa. RUPS merupakan
lembaga yang memiliki kewenangan tertinggi dalam organisasi tata
kelola Perusahaan sekaligus merupakan forum utama bagi para
pemegang saham untuk menggunakan hak dan wewenangnya
terhadap manajemen Perusahaan. RUPS Tahunan diselenggarakan
minimal setahun sekali sedangkan RUPS Luar Biasa dapat diadakan
setiap waktu berdasarkan kebutuhan Perseroan.
Dalam RUPS, pemegang saham berhak memperoleh perlakuan yang
sama dan kedudukan yang seimbang, terutama dalam menyuarakan
pendapatnya dan berkontribusi dalam proses pengambilan
keputusan penting dan strategis terkait dengan:
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dan
Direksi PT Pos Indonesia (Persero);
b. Penetapan jumlah remunerasi dan tunjangan Komisaris
dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero);
c. Menilai kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang
ditelaah;
d. Penentuan dan persetujuan terhadap penggunaan laba
Perusahaan termasuk dividen;
e. Perubahan anggaran dasar.
f. RUPS berwenang untuk mengesahkan laporan tahunan
Perusahaan.
g. RUPS berwenang untuk mengesahkan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan.
Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham Persero,
berkewajiban untuk memperhatikan tanggung jawabnya saat
menggunakan haknya untuk mempengaruhi keputusan manajemen
Perusahaan, baik saat menggunakan hak suara maupun dalam hal
lainnya. Pemerintah memiliki hak khusus yang dapat digunakan
ketika memberikan persetujuan terhadap rencana penggabungan
usaha, akuisisi, divestasi atau likuidasi berdasarkan keputusan RUPS.
• Implementation of various reward systems for individual,
group and unit, i.e. giving incentive for the best
performance/achievement implementation, counterbalanced
by law enforcement on any breach occurs.
In order to improve the GCG implementation, we always upgrade both
structure and procedure of performance and make sure the implementa-
tion of principle of transparency, accountability, responsibility, independ-
ence, and suitability in every Corporate edge. These are intended to
minimize the risk of interest conflict in performing duty, function, and
responsibility at the level of Board of Commissioners, Board of Directors,
management, and employee of Pos Indonesia.
The Structure of GCG consists of:
• Stakeholders General Meeting;
• Board of Commissioners;
• Board of Directors;
• Committees under the Board of Commissioners;
• Committees under the Board of Directors;
• Corporate Secretary, and the units performing functions of
Corporate Secretary, including Internal Auditor.
STAKEHOLDER GENERAL MEETING
Based on the Corporate Statutes, Stakeholder General Meeting or Rapat
Umum Pemegang Saham (hereinafter abbreviated and referred to as
RUPS) within a Corporation shall be Annual RUPS and Extraordinary
RUPS. RUPS is a body having the highest authority in the organization of
GCG, as well as a main forum for stakeholders to exercise their rights and
authority toward the Corporate management. Annual RUPS shall be held
at least once a year, whereas Extraordinary RUPS may be held at any time
based on the Corporate need.
In the RUPS, stakeholders shall have right to get equal treatment, equal
position, particularly in addressing opinion and contributing to the
important and strategic decision making process relating to:
a. Appointment and dismissal of Board of Commissioners and
Board of Directors of Pos Indonesia;
b. Setting of remuneration and allowance for Board of Commis-
sioners and Board of Directors of Pos Indonesia;
c. Assess the Corporate performance during the reviewed year
book;
d. Define and approval on the use of Corporate profit, including
dividend;
e. Amendment of statutes;
f. RUPS shall have authority to ratify the Corporate annual
report.
g. RUPS shall have authority to ratify the Corporate Plan and
Budget.
The Government of the Republic of Indonesia, as a Corporate stakeholder,
is obliged to observe its responsibility when using its right to interfere the
Corporate management decision, either in voting or in any other matter.
Government has special right that can be used when giving approval on a
plan of business merger, acquisition, divesting, or liquidation based on
the decision made by RUPS.
2010 Annual Report Pos Indonesia 78
 Mekanisme penggunaan hak suara oleh para pemegang saham saat
penyelenggaraan RUPS telah diatur sedemikian rupa sehingga
pemegang saham dapat menggunakan hak suaranya secara langsung
maupun melalui kuasa hukumnya.
Tahun 2010 PT Pos Indonesia (Persero) menyelenggarakan RUPS
sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 13 Januari 2010 tentang
Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran PT Pos Indonesia (Persero)
Tahun 2010 dan tanggal 25 Juni 2010 tentang Persetujuan Laporan
Tahunan Tahun Buku 2009.
RUPS tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran PT Pos
Indonesia (Persero) Tahun 2010, menghasilkan keputusan sebagai
berikut :
Agenda Keputusan/
RUPS Decission
Agenda 1 Menyetujui dan mengesahkan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010 dengan
pokok-pokok sebagai berikut :
a. Laba/Rugi Konsolidasi
b. Neraca Konsolidasi
c. Investasi.
Agenda 2 Mengesahkan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PT Pos Indonesia (Persero).
Agenda 3 Mengesahkan indikator-indikator kunci (Key
Performance Indicators) yang tertuang dalam
Kontrak Manajemen antara Kuasa Pemegang Saham,
Direksi dan Dewan Komisaris PT Pos Indonesia
(Persero).
Agenda 4 Penetapan indikator Aspek Operasional Perusahaan
tahun 2010 sebagai salah satu ukuran tingkat kinerja
dan kesehatan perusahaan, yaitu jangkauan
pelayanan (bobot 5), kualitas pelayanan (bobot 4),
produktivitas sumber daya (bobot 3) dan
peningkatan kualitas SDM (bobot (3).
Agenda 5 Menyetujui PT Pos Indonesia (Persero) untuk
melakukan penugasan kewajiban pelayanan publik
(PSO) tahun 2010.
Agenda 6 Menyetujui pengagunan aktiva tetap untuk sumber
dana investasi senilai Rp. 393 Miliar, dengan catatan
penarikan pinjaman telah mendapat persetujuan
Dewan Komisaris serta dilengkapi dengan pakta
integritas dari Direksi dan Dewan Komisaris.
Agenda 7 Persetujuan prinsip atas penghapusbukuan mesin
sortir MPC Jakarta yang secara ekonomis sudah
tidak layak dioperasikan, dengan catatan
pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan dilengkapi dengan rekomendasi
Dewan Komisaris serta pakta integritas dari Direksi
dan Dewan Komisaris.
79 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The mechanism on using the voting right by stakeholders, during the
organization of RUPS has been regulated in such a way, thus they can use
it directly or through legal representative.
In 2010, Pos Indonesia is holding two RUPS, i.e. on 13 January 2010
relating to the Ratification of Pos Indonesia Work Plan and Budget for
2010, and on 25 June 2010 relating to the Approval of the 2009 Annual
Report.
RUPS relating to the Ratification of Pos Indonesia Work Plan and Budget
for 2010 delivers the following decisions:
Agenda
RUPS
To approve and ratify the Corporate Work Plan and Agenda 1
Budget 2010 with the following points:
a. Conciliated Profit/Loss
b. Consolidated Balance
c. Investment.
To ratify the Partnership Program and Environmental Agenda 2
Building of Pos Indonesia.
To ratify the Key Performance Indicators stipulated in Agenda 3
the Management Contract between the Legal
Representative of Stakeholders, Board of Directors
and Board of Commissioners of Pos Indonesia.
To define the indicator of Corporate Operational Agenda 4
Aspect in 2010 as one of the measurement for
performance level and corporate health, i.e. service
range (integrity 5), service quality (integrity 4),
resources productivity (integrity 3) and human
resource quality improvement (integrity 3).
To approve Pos Indonesia for undertaking the public Agenda 5
service obligation of 2010.
To approve the mortgage of fixed asset for the Agenda 6
purpose of investment with the value of Rp 393 billion,
with a note that the withdrawal of loan has obtained
the consent from the Board of Commissioners, and
endorsed by an integrity covenant from the Board of
Directors and Board of Commissioners.
The principle consent on fixed assets disposal for the Agenda 7
sorting machine installed at Jakarta MPC. Economi-
cally, this equipment is not feasible any longer to be
operated, with a note that the execution is carried out
according to the applicable provisions, supported by a
recommendation from the Board of Commissioners
and an integrity covenant from the Board of Directors
and Board of Commissioners.
 Agenda Keputusan/
RUPS Decission
Agenda 8 Persetujuan prinsip atas revitalisasi asset (BOT,
ruislag/semi ruislag dan penjualan) atas aktiva tetap
sebagaimana terlampir dalam buku RKAP tahun
2010, dengan catatan telah dilakukan studi
kelayakan, dan pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan dilengkapi
dengan rekomendasi Dewan Komisaris serta pakta
integritas dari Direksi dan Dewan Komisaris.
Sedangkan RUPS tentang Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku
2009, menghasilkan keputusan sebagai berikut :
Agenda Keputusan/
RUPS Decission
Agenda 1 Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan
Tahun Buku 2008 yang disajikan kembali (restated)
sebagaimana hasil audit Kantor Akuntan Publik
(KAP) Nugroho dan Rekan dengan hasil adalah
“Wajar Tanpa Pengecualian”.
Agenda 2 Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan
Tahun Buku 2009 sebagaimana hasil audit Kantor
Akuntan Publik (KAP) Nugroho dan Rekan, dengan
pokok-pokok sebagai berikut :
a. Neraca Konsolidasi Aktiva serta Kewajiban
dan Ekuitas
b. Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Agenda 3 Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT
Pos Indonesia (Persero) tahun 2009 yang terdiri dari
Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Aktivitas
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Agenda 4 Penggunaan Laba Tahun Buku 2009
Agenda 5 Penetapan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris
yang terdiri dari :
1. Gaji Direksi dan Honorarium Dewan
Komisaris
2. Tunjangan dan Fasilitas Direksi dan Dewan
Komisaris, yang antara lain terdiri dari :
Tunjangan Hari Raya Keagamaan,
Tunjangan Komunikasi, Santunan Purna
Jabatan dalam bentuk asuransi,
Tunjangan Pakaian, Fasilitas Kesehatan,
Fasilitas Perkumpulan Profesi dan Fasilitas
Bantuan Hukum.
3. Tunjangan dan Fasilitas Khusus Direksi,
yang antara lain terdiri dari : Tunjangan
Cuti Tahunan, Tunjangan Cuti Besar,
Fasilitas 1 (satu) unit Rumah Jabatan
beserta biaya pemeliharaan dan utilitas,
Tunjangan transformasi atau fasilitas 1
(satu) unit kendaraan dinas beserta biaya
pemeliharaan dan operasional, Fasilitas
Club Membership /Corporate Member
dan biaya representasi.
Agenda
RUPS
The principle consent on assets revitalization (BOT, Agenda 8
barter/semi-barter and selling) of fixed assets as
enclosed to the 2010 Corporate Work Plan and Budget,
with a note that the feasibility study has been
completed, and the execution is carried out according
to the applicable provisions, supported by a
recommendation from the Board of Commissioners
and an integrity covenant from the Board of Directors
and Board of Commissioners.
RUPS relating to the Approval of the 2009 Annual Report, delivers the
following decisions:
Agenda
RUPS
To approve and ratify the 2008 Annual Report as Agenda 1
restated on a base of the audit by Public Accountant
Office Nugroho and Associates with the result
“Unqualified Opinion”.
To approve and ratify the 2009 Annual Report on a
base of the audit by Public Accountant Office Nugroho Agenda 2
and Associates, with the following subjects:
a. Consolidated Balance of Assets including Agenda 3
Liability and Equity
b. Consolidated Report on Profit/Loss
To approve and ratify the 2009 Annual Report on
Partnership Program and Environmental Building of
Pos Indonesia, consisting of Financial Position Report Agenda 4
and Report of Activities in Partnership Program and
Environmental Building.
The Use of Profit Resulted from Year Book 2009
To define the remuneration for Board of Directors and Agenda 5
Board of Commissioners that consists of:
1. The salary of Board of Directors and
honorarium of Board of Commissioners.
2. Allowance and facility of Board of Directors
and Board of Commissioners, consisting of:
Allowance of Religious Public Holidays,
Communication Allowance, Post-service
Compensation in a form of insurance, Suit
Allowance, Health Facility, Professional
Group Facility, and Legal Aid Facility.
3. Allowance and Special Facility for Board of
Directors, inter-alia consist of: Annual Leave
Allowance, Special Leave Allowance, Facility
of 1 (one) unit Official House including the
maintenance and utility costs, Transporta-
tion Allowance or facility of 1 (one) unit
official vehicle including the maintenance
and operational costs, Facility of Club
Membership/Corporate Member and
representation costs.
2010 Annual Report Pos Indonesia 80
 Agenda Keputusan/
RUPS Decission
Agenda 5 4. Tunjangan Khusus Dewan Komisaris, yaitu
Tunjangan Transportasi.
5. Pajak atas Gaji/Honorarium, Tunjangan
dan Fasilitas sebagaimana tersebut pada
butir 5.1 sampai dengan 5.4.
6. Remunerasi Sekretaris Dewan Komisaris.
Agenda 6 Memberikan pelimpahan kewenangan kepada
Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang akan melaksanakan audit
atas Laporan Tahunan dan Perhitungan Tahunan
Tahun Buku 2010.
Agenda 7 Memberikan persetujuan prinsip penghapusbukuan
aset.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan,
tugas dan kewajiban Dewan Komisaris PT Pos Indonesia (Persero)
adalah :
Memberikan nasihat kepada Direksi dan melakukan pengawasan
terhadap pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta
memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (disingkat RJPP), Rencana Kerja dan
Anggaran-Perusahaan (disingkat RKAP) serta ketentuan-ketentuan
Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham (disingkat
RUPS), dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Agar Komisaris dapat melaksanakan tugasnya, Komisaris berwenang
untuk :
a. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen
lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan
lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan
Perusahaan;
b. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang
dipergunakan Perusahaan, meminta penjelasan dari
Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan;
c. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan
akan dijalankan oleh Direksi, memita Direksi dan/atau
pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri rapat Dewan komisaris;
d. Mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris,
memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan dalam anggaran dasar Perusahaan;
e. Mengusulkan kepada Pemegang Saham, kriteria dan
evaluasi atas calon Direksi, nominator calon Direksi baik
dari dalam maupun luar Perusahaan;
81 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Agenda
RUPS
4. Special Allowance of Board of Commission- Agenda 5
ers, i.e. Transportation Allowance.
5. Tax on Salary/Honorarium, Allowance and
Facility mentioned in 5.1 to 5.4. above.
6. Remuneration for Board of Commissioners
Secretary.
To delegate an authority to Board of Commissioners Agenda 6
for defining a Public Accountant Office to audit the
Annual Report and Annual Accounting of Year Book
2010.
To give approval on the principle of fixed assets Agenda 7
disposal.
BOARD OF COMMISSIONERS
The Board of Commissioners is appointed and dismissed by the
Stakeholders General Meeting (RUPS). In compliance to the Corporate
Statutes, tasks and responsibilities of Board of Commissioners of Pos
Indonesia are as follows:
Providing advice to Board of Directors and supervising the Corporate
management performed by the Board of Directors, as well as the
implementation of Corporate Long-term Plan, Corporate Work Plan and
Budget, and the provisions contained in the Statutes and Stakeholders
General Meeting, including the applicable law.
The Board of Commissioners shall be authorized to:
a. Observe books, letters and other documents, inspect treasury
for the purpose of verification, other securities, and inspect
Corporate assets;
b. Enter the premises, buildings and offices used by the
Company, request explanation from Board of Directors and/or
other officials about all problems relating to the Corporate
management;
c. Know all policies and proceedings that have been, and will be,
accomplished by Board of Directors, ask the Board and/or
other officials – under the consent of Board – to attend the
Board of Commissioners meetings;
d. Appoint Board of Commissioners Secretary, temporarily
dismiss Board of Directors according to the provisions
stipulated in the Corporate statutes;
e. Propose to Stakeholders the criteria and evaluation of
candidate for the Board of Directors member, nominee of
Board of Directors from both within and outside the
Company;
 f. Membentuk komite-komite selain komite Audit, jika
dipendang perlu dengan memperhatikan kemampuan f. Create committees other than Audit Committee, when it is
Perusahaan; deemed as necessary, by taking into consideration the
Company’s capability;
g. Menggunakan tenaga ahli untuk hal-hal tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu atas beban Perusahaan, jika g. Employ external experts to deal with specific matters within
dianggap perlu (mekanisme pemilihan/penetapan, certain period, if it is deemed as necessary, under the
kewenangan, ruang lingkup, dll dalam penggunaan Corporate expenses (the mechanism of selection/decision,
tenaga ahli akan diatur tersendiri oleh Dewan Komisaris); authority, and scope of work regarding to the expert employ-
ment will be administered independently by the Board of
h. Menghadiri rapat direksi dan memberikan Commissioners);
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan; h. Attend the Board of Directors meetings and address views on
the subjects being discussed;
i. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan i. Perform other controlling authority as far as this does not
perundang-undangan, anggaran dasar dan/atau contravene the applicable law, statutes and/or the decisions
keputusan RUPS. made by RUPS.

Susunan Dewan Komisaris Board of Commissioners Composition

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor : KEP-56/MBU/2005 tanggal 25 Agustus 2005,
KEP-07/MBU/2008 tanggal 8 Januari 2008, KEP-89/MBU/2008 tanggal
30 Mei 2008, KEP-235/MBU/2008 tanggal 25 November 2008,
KEP-166/MBU/2009 tanggal 11 Agustus 2009, susunan Dewan
Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) terdiri dari Komisaris Utama dan
empat orang anggota Komisaris, yaitu :
Under the Decision of the Minister of State Owned Company Number:
KEP-56/MBU/2005 of 25 August 2005, KEP-07/MBU/2008 of 8 January
2008, KEP-89/MBU/2008 of 30 May 2008, KEP-235/MBU/2008 of 25
November 2008, KEP-166/MBU/2009 of 11 August 2009, the composition
of Board of Commissioners in Pos Indonesia consists of a President
Commissioner and four Commissioner members below:

Komisaris Utama Daddy Hariadi President Commissioner Daddy Hariadi

Komisaris Ashwin Sasongko Commissioner Ashwin Sasongko
Komisaris Harry Z. Soeratin Commissioner Harry Z. Soeratin
Komisaris Tumpak H, Panggabean Commissioner Tumpak H, Panggabean
Komisaris Farid Harianto Commissioner Farid Harianto

Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh To perform the assigned tasks, Board of Commissioners is assisted by a
Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit dan satu orang staf ahli Secretary, Audit Committee and one expert staff, appointed by the
Dewan Komisaris, yang diangkat oleh Komisaris atas beban Perseroan. Commissioners under the Corporate expenses.

Khusus tugas yang berkaitan dengan rapat Komisaris, Sekretaris For the assignments specifically those relate to the Board of Commission-
komisaris mempunyai tugas dan wewenang : ers meeting, Secretary shall perform the task and authority to:

1) Mempersiapkan Rapat Komisaris ; 1) Organize the Board of Commissioners meeting;

2) Membuat risalah Rapat Komisaris serta menyampaikannya
kepada anggota Komisaris dan pihak-pihak lain yang
ditetapkan oleh Komisaris;
3) Membuat dan memelihara dokumentasi dari setiap
keputusan yang ditetapkan dalam Rapat Komisaris;
2) Prepare the Minutes of Meeting and present it to the Commis-
sioner members and the other parties as defined by the Board
of Commissioners;
3) Arrange and maintain documentation of each decision made
during the Board of Commissioners meeting.

Berdasarkan kewenangan pada Anggaran Dasar dan penugasan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris selama
tahun 2010 telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan rekomendasi maupun persetujuan sesuai
permohonan Direksi
b. mengusulkan Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada
Pemegang saham untuk melakukan audit laporan
keuangan PT Pos Indonesia (Persero)
c. Membahas bersama dengan BPK hasil pemeriksaan BPK
atas sistem pengendalian internal di PT Pos Indonesia.
d. Membahas hasil audit KAP bersama dengan KAP dan
manajemen dengan menugaskan Komite Audit (Meminta
Direksi untuk melaporkan kegiatan/event yang telah
dilakukan manajemen dengan mitra stratetegis)
Based on the authority stipulated in the Statutes and the assignment set
by RUPS, during 2010, the Board of Commissioners has completed the
following tasks:
a. Giving either recommendation or approval as applied by the
Board of Directors
b. Proposing Public Accountant Office to Stakeholders for
executing audit on Financial Report of Pos Indonesia
c. Discussing, under cooperation with the Financial Auditing
Body, the audit results of this body concerning the applicable
internal control system in Pos Indonesia.
d. Discussing, under cooperation with Public Accountant Office
and the management, the audit results of this office by
assigning the Audit Committee (asking Board of Directors for
reporting the activities/events concluded with strategic
partners).

2010 Annual Report Pos Indonesia 82

 e. Menugaskan kepada Komite Audit untuk berkoordinasi e. Assigning Audit Committee for coordinating with the Internal
dengan SPI dalam melakukan klarifikasi kepada Direksi atas Audit to provide clarification on the information received by
informasi yang diterima oleh Dewan Komisaris. the Board of Commissioners.

Dewan Komisaris telah melakukan beberapa tindakan pengawasan
sebagai berikut:
a. Ikut serta dalam pembahasan penyusunan RJP, RKAP,
Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan 2009
b. Memberikan rekomendasi atas usulan penghapusan aktiva
tetap sesuai usulan Direksi.
c. Melakukan kunjungan kerja ke beberapa unit kerja PT Pos
Indonesia (Persero).
The Board of Commissioners has been accomplishing some supervisory
measures as follows:
a. Participating in the discussion to prepare Long-term Plan,
Corporate Work Plan and Budget, Quarterly Report, and
Annual Report 2009.
b. Giving recommendation on the fixed assets disposal accord-
ing to the proposal presented by the Board of Directors.
c. Carrying out official visit to some working units at Pos Indone-
sia.

Rapat Dewan Komisaris Board of Commissioners Meeting

Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat sekurangkurangnya setiap
bulan sekali atau pada setiap waktu jika dianggap perlu oleh salah
satu atau lebih anggota Dewan Komisaris. Mekanisme pengambilan
keputusan dalam rapat Dewan Komisaris berdasarkan atas
musyawarah untuk mufakat. Apabila mufakat tidak dapat tercapai,
mayoritas anggota Dewan Komisaris yang hadir atau yang mewakili
pada pengambilan keputusan didasarkan pada suara rapat. Apabila
jumlah suara berimbang, maka keputusan yang diajukan harus
ditolak. Kuorum untuk seluruh rapat Dewan Komisaris adalah lebih
dari separuh jumlah anggota Dewan Komisaris yang hadir atau
diwakili kuasa yang diberikan kepada salah satu Komisaris yang hadir
pada rapat tersebut.
The Board of Commissioners holds the meeting at least once a month, or
at any time if it is deemed as necessary by one of Board member or more.
The mechanism of decision making process within a Board meeting shall
be based on deliberation for conciliation. If this could not be reached, the
majority of Board members present or represented in the decision making
process shall be based on voting. In the event of a tie, the proposed
decision shall be rejected. The quorum necessary for Board of Commis-
sioners meeting shall be more than half Board members present or
represented by proxy in the meeting.

Selama tahun 2010, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat
sebanyak 15 kali yang dihadiri oleh seluruh jajaran Komisaris. Dewan
Komisaris juga menyelenggarakan rapat gabungan antara Dewan
Komisaris dan Direksi sebanyak 9 kali pertemuan rapat Komisaris dan
Direksi.
During 2010, the Board of Commissioners has been holding 15 meetings
attended by all levels. This Board is also organizing 9 joint meetings with
the Board of Directors.

Dewan Komisaris Jabatan Rapat yang dihadiri

Tabel Kehadiran Rapat Dewan
Daddy Hariadi Komisaris Utama/President Commissioner 13 dari/of 15
Komisaris
Ashwin Sasongko Komisaris /Commissioner 15 dari/of 15
The presence of Board Tumpak H, Panggabean Komisaris /Commissioner 12 dari/of 15
of Commissioners Harry Z. Soeratin Komisaris /Commissioner 14 dari/of15
Meetings Farid Harianto Komisaris /Commissioner 5 dari/of 15

Dewan Komisaris Jabatan Rapat yang dihadiri

Tabel Kehadiran Rapat
Daddy Hariadi
Gabungan Dewan Komisaris dan
Direksi
Ashwin Sasongko
Tumpak H, Panggabean
Harry Z. Soeratin
The presence of Board Farid Harianto
of Commissioners
I Ketut Mardjana
and Board of
Directors at the Sukatmo Padmosukarso
Joint Meetings Denny Alexander Hutapea
Ismanto
Setyo Riyanto
Entis Sutisna
Komisaris Utama /President Commissioner 9 dari/of 9
Komisaris /Commissioner 8 dari/of 9
Komisaris /Commissioner 8 dari/of 9
Komisaris /Commissioner 8 dari/of 9
Komisaris /Commissioner 6 dari/of 9
Direktur Utama /President Director 9 dari/of 9
Direktur Keuangan /Director of Finance 8 dari/of 9
Direktur Teknologi dan Director of Technology 2 dari/of 9
Jasa Keuangan and Financial Services
Direktur Operasi Suratpos Director of Mail and 9 dari/of 9
dan Logistik Logistic Operations
Direktur Pemasaran dan Director of Marketing and 8 dari/of 9
Pengembangan Bisnis Business Development
Direktur SDM dan Umum Director of Human Resource 9 dari/of 9
and General Affairs

83 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS
Komite Audit
Komite Audit menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit
Committee Charter, dan saat ini Charter Komite Audit yang digunakan
adalah Charter Komite Audit yang disusun pada tanggal Oktober
2009. Charter Komite Audit secara garis besar memuat tujuan, ruang
lingkup tugas, fungsi dan kewajiban Komite Audit.
Berdasarkan Charter ini Komite Audit dalam membantu Komisaris,
mempunyai ruang lingkup tugas/pekerjaan sebagai berikut :
1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang
dilakukan oleh Internal Auditor maupun Eksternal Auditor.
2. Membantu Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem
pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas
eksternal auditor dan internal auditor.
3. Memastikan telah terdapat prosedur review yang
memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan
BUMN.
4. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Komisaris serta tugas-tugas Komisaris lainnya.
5. Memberikan rekomendasi terhadap penyempurnaan
sistem pengendalian manajemen perusahaan serta
pelaksanaannya.
6. Memberikan rekomendasi atas penunjukkan calon
Eksternal Auditor dan mengkaji kecukupan pelaksanaan
Audit Eksternal.
7. Melakukan penelaahan terhadap informasi mengenai
BUMN serta Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan
Anggaran BUMN, laporan manajemen, ketaatan BUMN
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan BUMN, dan informasi
lainnya.
8. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk
jumlah Auditor, rencana kerja tahunan dan penugasan
yang telah dilaksanakan.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
10. Menelaah aspek Manajemen Keuangan dan Manajemen
Risiko yang telah dirumuskan Direksi serta Manajemen
SDM dan Organisasi juga Stratejik Marketing yang telah
diterapkan oleh Direksi.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit wajib :
a. Menjaga kerahasiaan Perusahaan
b. Meneliti obyektivitas dan independensi laporan Internal
Auditor
c. Menyampaikan laporan secara berkala kepada Komisaris
mengenai hasil kerja Komite Audit, yaitu :
1. Laporan berkala yang berisi pokok-pokok hasil
kerjanya berdasarkan penugasan Komisaris.
2. Laporan khusus yang berisi setiap temuan yang
diperkirakan dapat mengganggu kegiatan
perusahaan.
3. Laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam butir
1) tersebut dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan
kecuali ditentukan lain oleh Komisaris.
Supporting Organs of Board of Commissioners
Audit Committee
The Audit Committee shall perform the tasks based of the mandate
stipulated in the Audit Committee Charter. This Charter, concluded in
October 2009, contains objectives, scope of task, function, and
obligations of the Audit Committee.
Based on this Charter, Audit Committee has the following scope of
task/job in assisting the Board of Commissioners:
1. Assessing the implementation of activities and audit results
performed by both Internal Auditor and External Auditor.
2. Assisting Commissioners to ensure the effectiveness of
internal control system, and the effectiveness of task
performance by external and internal auditors.
3. Ensuring that the satisfying procedure of review has been in
place to the information released by the State Owned
Company.
4. Carrying out identification on the matters requiring attention
by the Commissioners, as well as other tasks.
5. Giving recommendation to the improvement of the Corporate
management control system and its implementation.
6. Giving recommendation upon the assignment of External
Auditor candidate, and reviewing the performance sufficiency
of External Auditor.
7. Performing examination on the information concerning the
State Owned Company, including the Long-term Plan,
Corporate Work Plan and Budget, management report,
Corporate compliance to the applicable law that relates to its
activities, and other information.
8. Reviewing the sufficiency of internal audit function, including
the number of auditor, annual work plan and the completed
assignments.
9. Performing other tasks assigned by the Commissioners based
on the applicable law.
10. Examining the aspects of Financial Management and Risk
Management formulated by the Board of Directors, and the
Human Resource Management and Organization, and the
Strategic Marketing implemented by the Board of Directors.
In performing the tasks, the Audit Committee is obliged to:
a. Keep the Corporate confidentiality
b. Examine the objectiveness and independence of Internal
Auditor report
c. Submit the report periodically to the Commissioners about
the following results made by the Audit Committee:
1. Periodical report containing the subject matters of its works
based on the assignments by the Commissioners.
2. Special report containing individual finding that could
disrupt the Corporate activities.
3. Periodical report mentioned in 1) shall be prepared at least
every 3 (three) month, unless the Commissioners defines
otherwise.
2010 Annual Report Pos Indonesia 84
 Saat ini, Komite Audit terdiri dari lima anggota, yaitu :
1. Harry Z. Soeratin (Anggota Komisaris merangkap Ketua
Komite Audit)
2. Wilson RL Tobing (Anggota)
3. Prihartono (Anggota)
4. Riko Hendrawan (Anggota)
5. Ina Primiana (Anggota)
Staf Ahli Dewan Komisaris
Selain membentuk Komite Audit, untuk membantu menyelesaikan
tugas-tugasnya, Dewan Komisaris juga mengangkat seorang Staf Ahli
dengan surat pengangkatan Keputusan Komisaris nomor
238/Dekom/0910 tanggal 30 September 20110 yaitu : tentang
Penunjukan Tenaga Ahli Komisaris PT Pos Indonesia (Persero).
Tugas-tugas dari seorang Staf Ahli adalah :
1. Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi
pengawasan dengan metode review atas sistem
pengendalian perusahaan yang dijalankan;
2. Berkoordinasi dengan Kepala Satuan Internal Perusahaan
dalam melaksanakan fungsinya terkait dengan masalah
pengendalian internal pada level manajemen baik di
Kantor Pusat dan Divisi Regional beserta Unit Pelaksana
Teknis di bawah-nya.
3. Meyakinkan keakuratan data informasi yang diterima
dalam rangka melakukan chek dan recheck informasi pada
saat menangani suatu kasus yang muncul.
4. Membuat laporan dan rekomendasi secara tertulis dan
berkala atas seluruh aktivitas yang dijalankannya serta
menyampaikannya kepada anggota Komisaris dan pihak –
pihak lain yang ditetapkan oleh Komisaris;
5. Memastikan terlaksananya implementasi good corporate
governance dalam organ Dewan Komisaris Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia;
6. Membuat Program Kerja sebagai Tenaga Ahli dan
menyampaikannya kepada manajemen setelah mendapat
persetujuan Dewan Komisaris.
7. Membantu Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Pos Indonesia untuk melaksanakan
tugas-tugas lainnya.
Remunerasi Dewan Komisaris
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN PER-02/MBU/2009 tanggal
27 April 2009 dan nomor PER-03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009,
Menteri Negara BUMN telah menetapkan pedoman penetapan
penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).
Penghasilan Anggota Dewan Komisaris dapat terdiri dari :
1. Gaji/Honorarium
2. Tunjangan
3. Fasilitas dan
4. Tantiem/Insentif Kinerja.
Penghasilan anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Besarnya Gaji/Honorarium Dewan
85 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
At present, the Audit Committee consists of five members as follows:
1. Harry Z. Soeratin (Commissioner Member and Head of Audit
Committee)
2. Wilson RL Tobing (Member)
3. Prihartono (Member)
4. Riko Hendrawan (Member)
5. Ina Primiana (Member)
Expert Staff of Board of Commissioners
In addition to the assignment of Audit Committee, to assist its task
completion, the Board of Commissioners promotes an Expert Staff by a
promotional letter of Board of Commissioners Decision number
238/Dekom/0910 of 30 September 20110 concerning the Appointment of
Commissioners Expert Staff of Pos Indonesia.
The tasks of Expert Staff are as follows:
1. Assisting Board of Commissioners in performing the supervi-
sory function, with the method of review on the operated
Corporate control system;
2. Coordinating with the Head of Corporate Internal Audit to
perform the function that relates to the issues of internal
control on the management level at the Headquarters,
Regional Divisions, and the Service Points.
3. Convincing the accuracy of the received information data, in a
framework to check and recheck the information when
dealing with a case.
4. Preparing report and recommendation in written and periodi-
cally about all activities performed, presenting them to the
Commissioner members and the other parties as defined by
the Commissioners;
5. Ensuring the implementation of good corporate governance
within the organs of the Board of Commissioners of Pos
Indonesia;
6. Preparing the Work Program of Expert Staff and presenting it
to the management, after obtaining an approval from the
Board of Commissioners.
7. Assisting the Board of Commissioners of Pos Indonesia in
performing other tasks.
Remuneration of Board of Commissioners
According to the Regulations of the Minister of State Owned Company
number PER-02/MBU/2009 of 27 April 2009 and number
PER-03/MBU/2009 of 19 October 2009, the Minister of State Owned
Company has defined the guidance on the revenue establishment of
Board of Directors, Board of Commissioners, and Board of Supervisors of
the State Owned Company.
Revenue of the Board of Commissioners may consist of:
1. Salary/Honorarium;
2. Allowance;
3. Facility; and
4. Performance Incentive.
The revenue of Board of Commissioners is decided by the Stakeholders
General Meeting (RUPS). The amount of Salary/Honorarium shall be
Komisaris ditentukan berdasarkan RUPS dengan perhitungan
persentase dari Gaji/Honorarium yang diterima oleh Direktur Utama.
Tunjangan dan Fasilitas diberikan kepada Dewan Komisaris sesuai
dengan kemampuan Perusahaan dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Tantiem dapat
diberikan kepada anggota Dewan Komisaris dalam hal Perusahaan
memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang bersangkutan atau
Perusahaan mengalami peningkatan kinerja walaupun Perusahaan
masih mengalami kerugian dalam tahun buku yang bersangkutan,
serta dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya dalam RKAP
tahun buku yang bersangkutan dan sesuai dengan pencapaian Key
Performance Indicator (KPI) dan Tingkat Kesehatan Perusahaan.
Komisaris
Commissioner
Tabel Remunerasi
Daddy Hariadi
Dewan Komisaris pada Tahun 2010
(dalam ribu rupiah)
Ashwin Sasongko
Tumpak H, Panggabean
Remuneration of Board of Harry Z. Soeratin
Commissioners in 2010 (thousands) Farid Harianto
DIREKSI
Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, tugas dan
kewajiban Direksi PT Pos Indonesia (Persero) adalah :
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan
baik di dalam maupun diluar Pengadilan tetang segala hal dan segala
kejadian dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-udangan, anggaran dasar dan/atau keputusan RUPS.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi memiliki wewenang untuk :
a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan;
b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang
atau beberapa orang anggota Direksi, untuk megambil
keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di
dalam dan di luar Pengadilan;
c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang
atau beberapa orang karyawan perusahaan baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain,
untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar
Pengadilan;
d. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian
Perusahaan, termasuk penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan Perusahaan,
termasuk sekretaris Perusahaan berdasarkan peraturan
kepegawaian perusahaan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
f. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya
mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan
Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakili
perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan
defined on a base of RUPS with the percentage calculation from the
Salary/Honorarium received by the President Director.
The Allowance and Facility are provided to the Board of Commissioners
according to the Corporate capability and in accordance with the
applicable law. Whereas the Incentive may be paid to the Commissioners
member when the Company earns profit within the related year book or,
even though experiences a loss, the Corporate performance is improving,
and the incentive is budgeted and calculated as costs in the Corporate
Work Plan and Budget, according to the achievement of Key Performance
Indicator (KPI) and the Corporate Health Level.
Gaji / Honorarium Remunerasi Lainnya Jumlah
Salary/ Honorarium Other Remunerations Total
247.200 80.040 327.240
222.480 73.036 295.516
222.480 73.036 295.516
222.480 73.036 295.516
222.480 73.036 295.516
BOARD OF DIRECTORS
The Board of Directors is appointed and dismissed by the Stakeholders
General Meeting (RUPS). In compliance to the Corporate Statutes, tasks
and responsibilities of Board of Directors of Pos Indonesia are as follows:
Board of Directors shall perform all measures related to the Corporate
management for the Corporate interest and in line with the Corporate
purpose and objectives, as well as represent the Company both inside and
outside the Court with regard to all matters and events, under the
limitations as stipulated in the applicable law, statutes and/or decisions
made by RUPS.
To carry out the tasks, Board of Directors shall be authorized to:
a. Define the Corporate management policy;
b. Administer the delegation of Board of Directors authority to
one or some Board members, for making the decision on
behalf of the Board or representing the Corporation inside and
outside the Court;
c. Administer the delegation of Board of Directors authority to
one or some Corporate employees, both individually and
collectively, or to somebody else, to represent the Corporation
inside and outside the Court;
d. Administer the provisions concerning the Corporate personnel
affairs, including the decision of salary, pension or old age
benefits and other revenues for employees according to the
applicable law;
e. Promote and dismiss the Corporate employees, including
Corporate Secretary, based on the Corporate personnel
regulations and the applicable law;
f. Perform all measures and other actions on the management
and ownership of Corporate assets, bind the Corporation with
other parties and/or other parties with the Corporation, and
represent the Corporation inside and outside the Court.
2010 Annual Report Pos Indonesia 86
 Susunan Direksi
Direksi PT POS INDONESIA (PERSERO) adalah satu kesatuan yang utuh
di mana segala sesuatu yang bersifat strategis diputuskan sebagai
keputusan bersama secara musyawarah dan mufakat serta menjadi
tanggung jawab bersama.
Board of Directors Composition
The Board of Directors of Pos Indonesia is one single unit where all
strategic matters are defined as a joint decision and shall be the joint
responsibility.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor : KEP-167/MBU/2009 tanggal 11 Agustus 2009,
susunan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) berjumlah 6 orang, yang
terdiri dari : Direktur Utama, Wakil Direktur Utama merangkap Direktur
Keuangan dan 4 orang Direktur yaitu :
Based on the Decision of Minister of State Owned Company Number:
KEP-167/MBU/2009 of 11 August 2009, the composition of Board of
Directors of Pos Indonesia shall be 6 persons, consists of: President
Director, Vice President Director/Director of Finance, and 4 Directors, i.e.:

Direktur Utama I Ketut Mardjana President Director I Ketut Mardjana

Wakil Direktur Utama Sukatmo Padmosukarso Vice President Director Sukatmo Padmosukarso
/ Direktur Keuangan /Director of Finance

Direktur Teknologi Denny Alexander Hutapea Director of Technology Denny Alexander Hutapea
dan Jasa Keuangan and Financial Services

Direktur Operasi Suratpos Ismanto Director of Mail Ismanto

dan Logistik and Logistic Operations

Direktur Pemasaran Setyo Riyanto Director of Marketing Setyo Riyanto

dan Pengembangan Bisnis and Business Development

Direktur SDM dan Umum Entis Sutisna
Pada tanggal 31 Mei 2010 Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan
mengundurkan diri dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-89/MBU/2010,
sehingga susunan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) menjadi :
Director of Human Resource Entis Sutisna
and General Affairs
On 31 May 2010, Director of Technology and Financial Services resigns
and stated by the Decision of Minister of State Owned Company Number:
KEP-89/MBU/2010. Consequently, the composition shall be as follows:

Direktur Utama I Ketut Mardjana President Director I Ketut Mardjana

Wakil Direktur Utama / Sukatmo Padmosukarso Vice President Director Sukatmo Padmosukarso
Direktur Keuangan / /Director of Finance /
Teknologi dan Jasa Keuangan Director of Technology

Direktur Operasi Suratpos Ismanto Director of Mail Ismanto

dan Logistik and Logistic Operations

Direktur Pemasaran Setyo Riyanto Director of Marketing Setyo Riyanto

dan Pengembangan Bisnis and Business Development

Direktur SDM dan Umum Entis Sutisna Director of Human Resource Entis Sutisna
and General Affairs

A. Direktur Utama A. President Director

Direktur Utama mempunyai tugas pokok :
1. Untuk dan atas nama Direksi menjalankan dan
bertanggung jawab atas segala ketetapan RUPS;
2. Bertindak atas nama Direksi sebagai wakil Perusahaan baik
di dalam dan di luar Pengadilan dan melakukan segala
tindakan/perbuatan baik yang berkaitan dengan
kepengurusan maupun kepemilikan serta mengikat
kerjasama dengan pihak lain;
3. Mengendalikan pelaksanaan tugas Direktur, Kepala Satuan
Pengawasan Internal, Sekretaris Perusahaan, Kepala Divisi
Hukum, serta mengusulkan dan memimpin Rapat Direksi;
President Director shall have the following main tasks:
1. For and on behalf of Board of Directors, performing and
responsible on all decisions taken by RUPS;
2. Acting as, on behalf of Board of Director, the Corporate
representative both inside and outside the Court and
accomplishing all actions/deeds that relate to both
management and ownership, as well as committing possible
cooperation with other parties;
3. Controlling the task performance of Board of Directors, Head
of Internal Audit, Corporate Secretary, Head of Legal Division,
as well as proposing and guiding the Board of Directors
meeting;

87 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 4. Menerima pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pengawasan Kepala Satuan Pengawasan Internal;
5. Mengadakan hubungan dengan pihak luar terutama
mengenai hal-hal yang menyangkut kebijakan
pengembangan Perusahaan dan kebijakan lainnya yang
bersifat umum;
6. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan Direksi
dalam kapasitas sebagai anggota Direksi;
7. Direktur Utama bertanggungjawab kepada Direksi.
B. Wakil Direktur Utama
Wakil Direktur Utama mempunyai tugas pokok :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas direktur
bisnis dan pendukung;
2. Mengendalikan kinerja direktorat ;
3. Bertindak atas nama Direktur Utama dalam melakukan
segala tindakan/perbuatan yang berkaitan dengan
kepengurusan internal Perusahaan;
4. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan Direksi
dalam kapasitas sebagai anggota Direksi;
5. Mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan serta
mengikat kerjasama dengan pihak lain ;
6. Wakil Direktur Utama bertanggungjawab kepada Direksi.
C. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan mempunyai tugas pokok :
1. Mengkoordinasikan perumusan strategi jangka panjang
bidang keuangan sebagai dasar penyusunan RKAP.
2. Mengarahkan seluruh level organisasi Perusahaan agar
mematuhi kebijakan dan SOP keuangan yang berlaku dan
telah ditetapkan.
3. Menetapkan kebijakan dan pengendalian implementasi
sistem akuntansi keuangan, perpajakan, sistem
pengawasan keuangan intern (internal control) dan
pelaporan keuangan;
4. Menetapkan kebijakan dan pengendalian implementasi
sistem akuntansi manajemen untuk pengambilan
keputusan bisnis;
5. Menetapkan kebijakan dan pengendalian implementasi
penyusunan dan pengendalian anggaran;
6. Menetapkan kebijakan dan pengendalian manajemen
perpajakan (tax management) Perusahaan;
7. Menetapkan kebijakan dan pengendalian likuiditas
Perusahaan;
8. Menetapkan kebijakan dan pengendalian penDanaan dan
investasi Perusahaan;
9. Mengevaluasi kinerja anak Perusahaan dan Badan Afiliasi
Perusahaan.
D. Direktur pemasaran dan Pengembangan Bisnis
Direktur Pemasaran dan pengembangan Bisnis mempunyai tugas
pokok :
1. Menetapkan program kerja, rencana kerja dan anggaran
Perusahaan tahunan di bidangnya;
2. Menetapkan rencana penjualan tahunan;
3. Menetapkan strategi dan kebijakan bidang penjualan dan
account sales;
4) Accepting performance accountability of supervisory tasks
from the Head of Internal Audit;
5. Establishing relationships with external parties, particularly
those relate to the Corporate development policy and other
policies of the general natures;
6. Performing other works assigned by Board of Directors in the
capacity as a Board member;
7. President Director shall responsible to Board of Directors.
B. Vice President Director
Vice President Director shall have the following main tasks:
1. Coordinating the tasks performance of the business Directors
and all supporting matters;
2. Controlling the Directorate performance;
3. Acting on behalf of President Director in accomplishing all
actions/deeds that relate to Corporate internal management;
4. Performing other works assigned by Board of Directors in the
capacity as a Board member;
5. Representing the Company both inside and outside the Court,
and committing possible cooperation with other parties;
6. Vice President Director shall responsible to Board of Directors.
C. Director of Finance
Director of Finance shall have the following main tasks:
1. Coordinating the formulation of long-term strategy in the
financial field as the basic for the preparation of Corporate
Work Plan and Budget.
2. Directing all organizational levels within the Company, in
order to comply the applicable financial policy and SOP that
have been defined.
3. Determining policy and control of implementation on
financial accounting system, taxation, internal financial
control system, and financial reporting;
4. Determining policy and control of implementation on
management accounting system for the business decision
making process;
5. Determining policy and control of implementation on the
budget preparation and control;
6. Determining policy and control of Corporate tax
management;
7. Determining policy and control of Corporate liquidity;
8. Determining policy and control of Corporate funding and
investment;
9. Evaluating the performance of subsidiaries and Corporate
Affiliated Bodies.
D. Director of Marketing and Business Development
Director of Marketing and Business Development shall have the following
main tasks:
1. Determining work program, work plan, and Corporate annual
budget in the field;
2. Determining annual sales plan;
3. Determining strategy and policy of selling and account sales;
2010 Annual Report Pos Indonesia 88
 4. Menetapkan rencana pengembangan bisnis yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang;
5. Merumuskan, menetapkan dan mengkomunikasikan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan;
6. Menetapkan sistem dan metodologi pengukuran kinerja
bisnis dalam bentuk rumusan Key Performance Indicator
(KPI);
7. Menetapkan dan mengkomunikasikan model
perencaanaan strategi Perusahaan, bisnis, dan fungsi yang
akan dijabarkan menjadi model Perencanaan Strategi
Fungsi-fungsi Perusahaan, Divisi Region dan UPT;
8. Menetapkan sistem customer care untuk layanan suratpos
dan jasa keuangan;
9. Menetapkan strategi dan kebijakan marketing mix untuk
layanan suratpos dan Jasa keuangan;
10. Menetapkan strategi dan kebijakan integrated marketing
communication;
11. Mengelola porto folio bisnis untuk memaksimalkan value
Perusahaan;
12. Menetapkan kebijakan kemitraan strategis Perusahaan;
13. Menetapkan anggaran untuk kegiatan penjualan,
pengembangan bisnis, dan pemasaran;
14. Melakukan pembinaan SDM dan mengelola sumber daya
di lingkungan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan
Bisnis.
15. Menetapkan kebijakan tarif suratpos, paketpos dan logistik
serta kebijakan marketing fee.
E. Direktur Operasi Suratpos dan Logistik
Direktur Operasi Suratpos dan logistik mempunyai tugas pokok :
1. Memimpin dan mengarahkan pengelolaan bisnis suratpos,
paketpos, logistik, Pos Internasional, Public Service
Obligation serta Manajemen Operasi;
2. Memimpin dan mengarahkan pencapaian target-target
bisnis suratpos, paketpos , logistik, Pos Internasional,
layanan AdMailPos, Public Service Obligation serta
Manajemen Operasi;
3. Memimpin dan mengarahkan pencapaian target-target
efektivitas dan efisiensi manajemen operasi;
4. Melakukan proses perencanaan dan perancangan maupun
pengembangan produk di lingkungan direktoratnya;
5. Mengevaluasi terimplementasikannya sistem bisnis, sistem
operasi, dan sistem-sistem pendukung yang mengacu
pada kebijakan Perusahaan;
6. Mengendalikan kinerja di lingkungan direktoratnya;
7. Menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja melalui proses
alokasi sumber daya Perusahaan
F. Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan mempunyai tugas pokok :
1. Merumuskan dan merencanakan program kerja, rencana
kerja dan anggaran Perusahaan tahunan di direktoratnya.
2. Menetapkan strategi dan kebijakan sistem teknologi
(Information Technology Strategic Plan-ITSP dan Postal
Technology Strategic Plan), kebijakan sistem informasi
(Information Architecture Plan) dan menjamin kualitas
teknologi dan sistem informasi yang dikembangkan;
3. Menetapkan kebijakan maintenance dan implementasi
89 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
4. Determining business development plan both short-term and
long-term;
5. Formulating, determining, and communicating the Corporate
Long-term Plan;
6. Determining the measurement system and methodology for
business performance in a form of formulation for Key
Performance Indicator (KPI);
7. Determining and communicating the model of Corporate
strategy planning, business, and functions that will be
elaborated as the model of Strategy Planning for the
Corporate Functions, Regional Divisions, and Service Points;
8. Determining the customer care system for letter post and
financial services;
9. Determining strategy and policy of marketing mix for letter
post and financial services;
10. Determining strategy and policy for integrated marketing
communications;
11. Managing business portfolio to maximize the Corporate
value;
12. Determining policy of Corporate strategic partnership;
13. Determining budget for sales activities, business
development, and marketing;
14. Performing human resource development and managing the
resources within the scope of Directorate of Marketing and
Business Development.
15. Determining tariff policy of letter post, parcel post, and
logistics, as well as marketing fee.
E. Director of Mail and Logistic Operations
Director of Mail and Logistic Operations shall have the following main
tasks:
1. Leading and directing the business management of letter
post, parcel post, logistics, international postal services, Public
Service Obligation, and Operational Management;
2. Leading and directing the achievement of business targets on
letter post, parcel post, logistics, international postal services,
AdMail Pos, Public Service Obligation, and Operational
Management;
3. Leading and directing the targets achievement on
effectiveness and efficiency of operational management;
4. performing planning and designing process, and product
development within the Directorate;
5. Evaluating the implemented business system, operational
system, and supporting systems that refer to Corporate policy;
6. Controlling performance within the Directorate;
7. Developing the work effectiveness and efficiency through the
process of Corporate resources allocation.
F. Director of Technology and Financial Services
Director of Technology and Financial Services shall have the following
main tasks:
1. Formulating and planning the work program, work plan, and
annual Corporate budget within the Directorate;
2. Determining strategy and policy of technology system
(Information Technology Strategic Plan-ITSP and Postal
Technology Strategic Plan), information system policy
(Information Architecture Plan), and ensuring the quality of
technology and information system developed;
3. Determining maintenance policy and implementation of
 sistem teknologi dan sistem informasi;
4. Mengendalikan pengelolaan Pusat Data;
5. Menetapkan strategi dan kebijakan layanan jasa keuangan,
Ritel dan Filateli;
6. Merumuskan arah pengembangan bisnis jasa keuangan,
Ritel dan Filateli;
7. Mengendalikan sumber daya yang ada di direktoratnya;
8. Mengevaluasi kinerja operasi dan keuangan bisnis jasa
keuangan Ritel dan Filateli.
G. Direktur SDM dan Umum
Direktur SDM dan Umum mempunyai tugas pokok :
1. Menetapkan sasaran dan rencana pengembangan SDM,
organisasi, budaya Perusahaan, suasana kerja dan fasilitas
kerja sesuai dengan kebutuhan untuk pencapaian sasaran
Perusahaan( HR Planning);
2. Menetapkan kebijakan pengelolaan SDM dan sistem karir
(carier path) Perusahaan yang selaras dengan rencana
pengembangan Perusahaan guna mendapatkan best
people dalam mengisi posisi lowong;
3. Menetapkan sistem kompensasi dan benefit Perusahaan;
4. Menetapkan sistem performance appraisal untuk
mengukur prestasi kerja SDM;
5. Menetapkan sistem dan kebijakan training dam
development sesuai dengan pola karir yang ditetapkan;
6. Menetapkan kebijakan penambahan dan pengurangan
jumlah karyawan tetap dan tenaga kerja kontrak di Kantor
Pusat, Divisi Regional dan UPT sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan untuk pencapaian sasaran masing-masing unit
kerja;
7. Menetapkan kebijakan pengangkatan, penempatan,
pemindahan karyawan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji
dan pemutusan hubungan kerja karyawan;
8. Menetapkan pola employee relations untuk menjamin
keharmonisan hubungan Perusahaan dengan karyawan;
9. Menyetujui Perjanjian Kerja Bersama dan menetapkan
peraturan Perusahaan di bidang manajemen sumber daya
manusia di Perusahaan;
10. Menetapkan sasaran dan kebijakan operasional
pengadaan, pengelolaan aset, peralatan,
kerumahtanggaan dan administrasi Perusahaan dengan
prinsip GCG;
11. Memberi penilaian kinerja Senior Vice President yang
menjadi bawahan langsung dan Ka.Divisi Regional;
12. Bertanggungjawab mengendalikan kinerja direktorat.
Rapat Direksi
Rapat Direksi adalah rapat yang dilaksanakan oleh Direksi dalam
rangka pelaksanaan pengelolaan Perseroan.
Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama namun kedudukannya
dapat digantikan oleh Wakil Direktur apabila Direktur Utama
berhalangan hadir karena alasan apapun. Apabila Wakil Direktur
Utama berhalangan hadir, karena alasan apapun, maka rapat Direksi
akan dipimpin oleh salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh
Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak menunjuk, maka
anggota Direksi yang paling lama menjabat, atau yang tertua usianya
bertindak sebagai pimpinan rapat.
technology system and information system;
4. Controlling Data Center Management;
5. Determining strategy and policy of financial services, retail
and philately;
6. Formulating the direction of business development on
financial service, retail and philately;
7. Controlling the available resources within the Directorate;
8. Evaluating operational and financial performance of
financial services business, retail and philately.
G. Director of Human Resource and General Affairs
Director of Human Resource and General Affairs shall have the following
main tasks:
1. Determining target and development plan on human
resource, organization, Corporate culture, working situation,
and working facility, according to the requirements for the
Corporate goal achievement (HR Planning);
2. Determining policy of human resource management and
Corporate career system (career path) in line with the
Corporate development plan, in order to get best people to
fulfill the vacant positions;
3. Determining compensation system and Corporate benefit;
4. Determining performance appraisal system to measure the
human resource working performance;
5. Determining system and policy of training and development,
according to the established career pattern;
6. Determining policy of increase and decrease of permanent
staff and contract staff at the Headquarters, Regional Offices,
and Service Points, according to the Corporate requirement
for the target achievement of each unit;
7. Determining policy of appointment, staffing, transfer,
promotion, salary increment, and dismissal;
8. Determining pattern of employee relations, in order to ensure
the harmony of Corporation and employee relationship;
9. Approving Collective Bargaining Agreement and determining
Corporate regulations in the field of human resource
management in the Corporation;
10. Determining target and operational policy of procurement,
assets management, equipment, household, and Corporate
administration under the GCG principles;
11. Providing performance assessment of Senior Vice President as
a direct subordinate, and Head of Regional Division;
12. Responsible to control the Directorate performance.
Board of Directors Meeting
Board of Directors Meeting is a meeting held by the Board of Directors in a
framework of implementation of Corporate management.
The meeting is chaired by President Director, and yet this position may be
replaced by Vice President Director when President Director could not
attend it due to any reason. If Vice President Director could not attend the
meeting due to any reason, the meeting shall be chaired by one of Board
member upon the designation by President Director. In case the latter
does not make any designation, the Board member with the longest
service, or the elder in age, shall act as the meeting chairman.
2010 Annual Report Pos Indonesia 90
 Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu
atau apabila ada hal mendesak yang perlu keputusan segera, atas
permintaan tertulis satu atau lebih anggota Dewan Komisaris atau
permintaan tertulis dari pemegang saham, dengan menyebutkan
hal-hal yang akan dibicarakan.
Pengambilan keputusan rapat Direksi berdasarkan atas musyawarah
untuk mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, maka pengambilan
keputusan akan dilaksanakan berdasarkan atas pengambilan suara
mayoritas dari anggota Direksi yang hadir. Kuorum rapat Direksi
adalah apabila lebih dari setengah dari anggota Direksi hadir atau
diwakili dengan sah secara hukum dalam rapat tersebut. Setiap
anggota Direksi yang hadir memiliki satu suara (dan satu suara untuk
setiap Direktur lainnya yang diwakili). Apabila jumlah suara sama,
maka pimpinan rapat memutuskan hasil rapat dengan
memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan, kecuali
mengenai diri orang, maka keputusan diambil secara tertutup.
Selama tahun 2010, Direksi telah menyelenggarakan rapat sebanyak
19 kali yang dihadiri oleh seluruh jajaran Direksi.
Tabel Kehadiran Direksi Jabatan
Rapat Direksi Directors
The presence of I Ketut Mardjana Direktur Utama
Board of Directors Meeting Sukatmo Padmosukarso Direktur Keuangan
Ismanto Direktur Operasi Suratpos Director of Mail and Logistic Operations
dan Logistik
Setyo Riyanto Direktur Pemasaran dan Director of Marketing and Business
Pengembangan Bisnis
Entis Sutisna Direktur SDM dan Umum Director of Human Resource
Beberapa Keputusan dalam Rapat Direksi di tahun 2010 adalah ;
1. Menentukan Key Performance Indicator (KPI) tahun 2010
dan review pencapaiannya dilakukan pada setiap
triwulanan.
2. Menetapkan materi yang akan disampaikan pada rapat
gabungan Komisaris – Direksi.
3. Mengantisipasi penyelesaian Performance Management
System (PMS) mengingat kesepakatan dengan SPPI sudah
harus selesai bulan Desember 2009.
4. Direksi memberi masukan untuk merumuskan tarif Pos
Internasional sbb : HPP + Margin lalu dibandingkan
dengan tarif pesaing.
5. Pengaktifan kembali GKM sebagai spirit moril yang seiring
dengan program penyehatan perusahaan (sesuai usulan
Dewan Komisaris).
6. Membahas hasil rapat di Tampak Siring Bali yang dihadiri
oleh Presiden R.I., yaitu antara lain :
a. Pemerintah akan intensif untuk melaksanakan
program-program rakyat seperti PKH, Jamkes, BOS
dan lain sebagainya.
b. Untuk melaksanakan program Pro Rakyat tersebut, PT
Pos Indonesia (Persero) memiliki peluang cukup besar
untuk dipakai jasanya oleh pemerintah.
c. Sistem logistik nasional merupakan isu sentral yang
dibahas dalam rapat tersebut.
91 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Board of Directors Meeting may be held any time if it is deemed as
necessary, or when an urgent matter shall be decided immediately, upon
the written appeal of one or more Commissioner members, or the written
appeal from stakeholders, mentioning the matter to be discussed.
The decision making in the Board meeting shall be based on deliberation
for conciliation. In case conciliation could not be reached, the decision
making shall be decided by majority voting from the members present.
The quorum necessary for decision making process shall be more than
half Board members present or represented by proxy in the meeting. Each
Board member presents in the meeting shall have one vote (and one
additional vote for each Board member represented). In the event of a tie,
the chairman shall decide the result of meeting by taking note the
provisions of the Corporate statutes, except this concerns one individual
person, the decision shall be made closely.
During 2010, Board of Directors holds the meeting 19 times and attended
by all o Board members.
Position Rapat yang dihadiri
Meeting attended
President Director 19 dari/of 19
Vice President Director/Director of Finance 17 dari/of 19
18 dari/of 19
18 dari/of 19
Development
19 dari/of 19
and General Affairs
A number of Decisions made by the Board of Directors Meetings are as
follows:
1. Determining Key Performance Indicator (KPI) of 2010 and
reviewing the achievement; this shall be carried out on
quarterly base.
2. Determining the subject matters to be presented in the joint
meeting of Board of Commissioners and Board of Directors.
3. Anticipating the completion of Performance Management
System (PMS), bearing in mind that the agreement with Pos
Indonesia Workers Union shall be concluded in December
2009.
4. Board of Directors provides inputs to formulate the
international postal rates as follows: Selling Basic Price +
Margin, then compared to the rates offered by competitors.
5. Reactivating the Total Quality Control, as a spirit of moral, in
line with the Corporate revitalization program (as proposed by
Board of Commissioners).
6. Discussing the results of meeting held in Tampak Siring Bali,
that was attended by the President of the Republic of
Indonesia, inter-alia:
a. The Government will intensively carry out the people
programs, such as prospective family program, health
guarantee, School Operational Assistance, etc.
b. To perform these pro-people programs, Pos Indonesia has a
great opportunity with the services to be used by the
Government.
c. The national logistics system is a central issue discussed in
this meeting.
 7. Penyampaian laporan evaluasi kinerja Divre. 7. Submission of performance evaluation report of Regional
Divisions.
8. Tindak lanjut hasil Pra RUPS dan persiapan RUPS tentang 8. Follow up of pre-RUPS and preparation of RUPS concerning
pertanggungjawaban laporan keuangan dan Manajemen the 2009 financial and management accountability report.
2009.
9. Contingensi plan program pencitraan tampilan fisik 9. Contingency plan on imaging program of post office building
gedung kantor pos. physical appearance.
10. Pembahasan rencana budget reviewdengan target output 10. Discussion about the budget review plan with the target of
prognosa kinerja keuangan akhir tahun 2010, evaluasi dan financial performance prognosis at the end of 2010, evaluation
program kerja semester 2 tahun 2010. and work program of the 2nd semester 2010.
11. Pembenahan anak perusahaan (PT BWN). 11. Reorganization of subsidiary (PT BWN).
12. Rencana kerjasama dengan beberapa mitra. 12. Cooperation plan with certain partners.
13. Penyusunan buku sejarahpos. 13. Preparation of postal history book.
14. Review struktur organisasi Pusat. 14. Reviewing the organizational structure at the Headquarters
level.
15. Revisi KD 65/Dirut/1009 tentang Pedoman Pengadaan 15. Revision of Board of Directors Decision Number KD
Barang dan Jasa terutama untuk mengatur kembali 65/Dirut/1009 concerning the Guidelines on Products and
kegiatan yang tidak memerlukan tender (Arms Length Services Procurement, particularly to rearrange the activities
Transaction). that need no tender offers (Arms Length Transaction).
16. Penetapan ASM dan penyusunan RKAP tahun 2011. 16. Decision of ASM and preparation of the 2011 Corporate Work
Plan and Budget.
17. Konsep pengembangan bisnis properti (pemanfaatan aset 17. Draft property business development (the use of assets that
yang belum optimal, showcase Kantor Pos dengan layanan have never been optimized, post office showcase with
pos yang lengkap, konsep pengembangan GPI dan complete postal services, draft of Jakarta Municipal Postal
lain-lain). Building development, etc.).
18. Tunjangan perbaikan penghasilan pensiunan. 18. Allowance of pension revenue improvement.
19. Membahas RKA 2011. 19. Discussing the 2011 Work Plan and Budget.
20. Membahas isu-isu yang terjadi dalam Forum Strategic UPU 20. Discussing hot issues at the UPU Nairobi Postal Strategy
Nairobi, dan langkah-langkah inovasi yang harus dilakukan Forum, and innovative measures to be accomplished in order
untuk men-drive revenue di masa mendatang. to drive the revenue in the future.
21. Pembentukan Proyek Penyehatan Perusahaan 21. Establishment of Corporate Revitalization Project, intended
dimaksudkan untuk merumuskan dan for formulating and implementing the Corporate revitalization
mengimplementasikan program penyehatan Perusahaan program, in order to create a health, efficient and profitable
guna mewujudkan Perusahaan yang sehat, efisien, Corporation that is ready to compete in the competitive and
profitable dan siap bersaing di pasar kompetitif dan liberal. liberal market.
22. Membahas rencana investasi tahun 2011, dengan tujuan 22. Discussing the investment plan for 2011, with the goal to
agar realisasi investasi menjadi lebih baik. make a better investment.
23. Membahas Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) 23. Discussing the Government Regulations Design on the Post.
tentang Pos.

Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris dan Competence Improvement Training Program for Board of Commissioners
Direksi and Board of Directors

Sepanjang tahun 2010, telah dilaksanakan beberapa program During 2010, there have been organized some training programs for the
pelatihan bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk peningkatan Board of Commissioners and Board of Directors.
kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi.

Nama Program Tanggal Lokasi

Name Program Date Location
I Ketut Mardjana The 17th General Assembly Meeting of WSBI 11 Juni 2010 Skotlandia
UPU 2010 Strategy Conference

Sukatmo Padmosukarso Postal Operations Council (POC) Meeting 22-24 September 2010 Kenya
ASEAN Postal Business Meeting (APBM) ke-17 26-30 April 2010 Swiss

Ismanto Postal Operations Council (POC) Meeting 25-27 November 2010 Vietnam

Setyo Riyanto GNI Annual Conference 13-16 April 2010 Swiss

Konferensi APIO IV 20 Oktober 2010 Jakarta
Undangan dari Post Company of the Islamic 12-14 November 2010 Surabaya
Republic of Iran 26-29 Desember 2010 Iran

Entis Sutisna The Senior Leaders’ Program 4-5 Juni 2010 Jakarta
GNI Annual Conference 20 Oktober 2010 Jakarta
Sidang Tahunan Council of Administration UPU 8-12 November 2010 Swiss
Peningkatan Kompetensi Direksi
2010 Annual Report Pos Indonesia 92
 Remunerasi Direksi
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN PER-02/MBU/2009 tanggal
27 April 2009 dan nomor PER-03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009,
Menteri Negara BUMN telah menetapkan pedoman penetapan
penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).
Penghasilan Anggota Direksi dapat terdiri dari :
1. Gaji/Honorarium
2. Tunjangan
3. Fasilitas dan
4. Tantiem/Insentif Kinerja.
Penghasilan anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Besarnya Gaji/Honorarium anggota Direksi ditetapkan
oleh RUPS setiap tahun dengan masa laku selama satu tahun buku
perusahaan berdasarkan Faktor Jabatan. Tunjangan dan Fasilitas
diberikan kepada Direksi sesuai dengan kemampuan Perusahaan dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan Tantiem dapat diberikan kepada anggota Direksi dalam
hal Perusahaan memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang
bersangkutan atau Perusahaan mengalami peningkatan kinerja
walaupun Perusahaan masih mengalami kerugian dalam tahun buku
yang bersangkutan; serta dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya dalam RKAP tahun buku yang bersangkutan dan sesuai dengan
pencapaian Key Performance Indicator (KPI) dan Tingkat Kesehatan
Perusahaan.
Direksi Gaji / Honorarium
Tabel Remunerasi Direksi pada Board of Directors Salary/ Honorarium
Tahun 2010 (dalam ribu rupiah) I Ketut Mardjana
Sukatmo Padmosukarso
Remuneration of Board of Directors
in 2010 (thousands)
Ismanto
Setyo Riyanto
Entis Sutisna
Organ Pendukung Direksi
Sekretaris Perusahaan
a. Khusus tugas yang berkaitan dengan rapat Direksi, Sekretaris
Perseroan mempunyai tugas dan wewenang :
1. Mempersiapkan Rapat Direksi ;
2. Membuat risalah Rapat Direksi serta menyampaikannya
kepada anggota Direksi dan pihak-pihak lain yang
ditetapkan oleh Direksi;
3. Membuat dan memelihara dokumentasi dari setiap
keputusan yang ditetapkan dalam Rapat Direksi;
b. Tugas pokok Sekretaris Perseroan, selain pada poin a diatas adalah:
1. Merumuskan sasaran dan rencana strategis unit Sekretariat
Perusahaan yang meliputi pengembangan dan
implementasi Good Corporate Governance dan
manajemen risiko, pengelolaan sekretariat Dewan Direksi
dan pembinaan hubungan baik dengan pemangku
kepentingan, komunikasi internal dan eksternal
Perusahaan, sistem dokumentasi dan museum
Perusahaan, serta pengelolaan hubungan internasional;
2. Mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan
pengelolaan sistem Good Corporate Governance dan
manajemen risiko;
93 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Remuneration for Board of Directors
According to the provisions of Minister of State Owned Company
Regulations number PER-02/MBU/2009 of 27 April 2009 and number
PER-03/MBU/2009 of 19 October 2009, the Minister of State Owned
Company has determined a revenue guideline for Board of Directors,
Board of Commissioners, and Board of Supervisory of State Owned
Company.
The revenue of Board of Directors member may consist of:
1. Salary/Honorarium;
2. Allowance;
3. Facility; and
4. Performance Incentive.
The revenue of Board of Directors member is decided by the Stakeholders
General Meeting (RUPS). The amount of Salary/Honorarium shall be
defined annually by RUPS with the effective period for one year book,
based on Position Factor. The Allowance and Facility are provided to the
Board of Directors according to the Corporate capability and in
accordance with the applicable law. Whereas the Incentive may be paid
to the Board of Directors member when the Company earns profit within
the related year book or, event though experiences a loss, the Corporate
performance is improving, and the incentive is budgeted and calculated
as costs in the Corporate Work Plan and Budget, according to the
achievement of Key Performance Indicator (KPI) and the Corporate Health
Level.
Remunerasi Lainnya Jumlah
Other Remunerations Total
618.000 61.500 679.500
587.100 58.925 646.025
556.200 56.350 612.550
556.200 231.850 788.050
556.200 56.350 612.550
Supporting Organs of Board of Directors
Corporate Secretary
a. In particular, for the tasks relating to Board of Directors meeting,
Corporate Secretary shall perform the task and authority to:
1) Organize the Board of Directors meeting;
2) Prepare the Minutes of Meeting and present it to the Board
members and the other parties as defined by the Board of
Directors;
3) Arrange and maintain documentation of each decision made
during the Board of Directors meeting;
b. Main tasks of Corporate Secretary, other than those mentioned above:
1. Formulating target and strategic plan of Corporate
Secretariat Unit covering the development and
implementation of Good Corporate Governance and risk
management, management of Board of Directors secretariat,
and maintaining good relationship with the interest
functionary, Corporate internal and external
communications, Corporate documentation system and
museum, as well as management of international relations;
2. Organizing and controlling activities of Good Corporate
Governance system management and risk management;
 3. Mengorganisasikan penyusunan rencana komunikasi
Perusahaan untuk kepentingan internal dan eksternal;
4. Mengorganisasikan penyusunan dan implementasi
pengelolaan imej dan identitas Perusahaan;
5. Mengorganisasikan penyusunan rencana kerja dan agenda
(protokoler) kepada Direksi;
6. Mengorganisasikan agenda BOD dengan bagian atau unit
terkait, internal dan eksternal Perusahaan;
7. Mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan
protokoler dan even-even Perusahaan;
8. Mengorganisasikan dan mengendalikan proses rencana
kerjasama dan kemitraan dengan pihak eksternal;
9. Mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan
pengelolaan dokumentasi dan museum Perusahaan;
10. Mengendalikan kinerja di lingkungan unit Sekretaris
Perusahaan;
11. Melakukan Pembinaan SDM dan mengelola sumber daya
di lingkungan unit Sekretaris Perusahaan.
Satuan Pengawasan Internal (SPI)
Sesuai keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) nomor : KD.
25/DIRUT/0310 tanggal 30 Maret 2010 tentang Internal Audit Charter
PT Pos Indonesia (Persero), Tugas dan Fungsi Satuan pengawasan
Internal (SPI) yaitu :
SPI mempunyai tugas melaksanakan pengawasan internal di seluruh
unit kerja di lingkungan Perusahaan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, SPI menyelenggarakan fungsi :
1. Membantu Direktur Utama merumuskan kebijakan
pengawasan internal di lingkungan Perusahaan
2. Perencanaan penyusunan sistem audit internal yang
meliputi :
a. Standar acuan untuk menentukan kualitas, efisiensi dan
efektifitas kegiatan pemeriksaan.
b. Instrumen pengukuran berbagai macam kegiatan
pemeriksaan
c. Prosedur kerja Tim dalam kegiatan pemeriksaan
3. Pelaksanaan pengawasan internal meliputi :
a. Pemeriksaan keuangan dan operasional seluruh unit
kerja di lingkungan Perusahaan.
b. Melakukan verifikasi dan pengamanan aset perusahaan
c. Memeriksa efisiensi dan dan efektifitas penggunaan
sumber daya
d. Memeriksa kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan
kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan
lainnya.
e. Mengevaluasi kehandalan sistem pengendalian intern
setiap unit kerja termasuk melakukan evaluasi
pelaksanaan Good Corporate Governance dan Risk
Management.
f. Memantau dan mengevaluasi perencanaan dan kegiatan
g. Menyusun dan melaporkan hasil pemeriksaan kepada
Direktur Utama dan atau Pimpinan Unit Kerja terkait.
4. Pengembangan kualitas pengawasan internal meliputi :
a. Mengembangkan sistem pemeriksaan/audit internal
yang meliputi pedoman/standar acuan, instrumen
pengukuran, metode dan teknik audit, prosedur kerja
tim dan sebagainya.
3. Organizing the preparation of Corporate communications
plan for the internal and external benefit;
4. Organizing the arrangement and implementation of image
management and Corporate identity;
5. Organizing the arrangement of work plan and agenda
(protocol) for the Board of Directors;
6. Organizing Board of Directors agenda with other related
departments or units, both internal and external;
7. Organizing and controlling protocol activities and Corporate
events;
8. Organizing and controlling the process of cooperation and
partnership plans with external parties;
9. Organizing and controlling the activities on Corporate
documentation management and museum;
10. Controlling performance within the Corporate Secretariat
unit;
11. Carrying out Human Resource Development and managing
resources within the Corporate Secretariat unit.
Internal Audit (SPI)
In accordance with the Board of Directors decision number: KD.
25/DIRUT/0310 of 30 March 2010 concerning the Internal Audit Charter of
Pos Indonesia, the tasks and functions of Internal Audit are as follows:
Internal Audit shall have task to carry out the internal control in all units
within the Corporation.
In performing the task mentioned above, Internal Audit shall accomplish
the following functions:
1. Assisting President Director in formulating the internal control
policy within the Corporation
2. The planning of internal audit system arrangement that
includes:
a. Standard reference to define quality, efficiency, and
effectiveness of audit activity.
b. Measurement instrument for various kind of audit activities
c.Working procedure of team during the audit activity
3. The implementation of internal audit includes:
a. Financial and operational audit of all units within the
Corporation.
b. Performing verification and security on Corporate assets
c. Inspecting efficiency and effectiveness on the use of
resources
d. Inspecting the compliance of activities with policy, plan,
procedure, legal, and other provisions.
e. Evaluating the reliability of internal control system in the
units, as well as evaluating the implementation of Good
Corporate Governance and Risk Management.
f. Monitoring and evaluating the planning and activity
g. Arranging and reporting the audit results to President
Director and the Leader of related Unit.
4. The development of internal audit quality includes:
a. Developing internal inspection/audit system that covers
guideline/standard reference, measurement instrument, audit
method and technique, working procedure of team, etc.
2010 Annual Report Pos Indonesia 94
 b. Pengembangan dan peningkatan kompetensi dan
keahlian auditor melalui pendidikan formal, pelatihan,
seminar dan sebagainya.
Komite-Komite di bawah Direksi
Sesuai amanat Undang-undang kami telah membentuk Komite
Penyehatan PT Pos Indonesia (Persero) dengan Keputusan Direksi
nomor : KD.03/DIRUT/0110 tanggal 20 Januari 2010. Tujuan dari
Komite Penyehatan adalah merumuskan dan mengimplementasikan
program penyehatan Perusahaan dan sebagai dasar rencana jangka
panjang Perusahaan bagi Direksi guna mewujutkan Perusahaan yang
sehat, efisien, profitable dan siap bersaing secara kompetitif.
Organisasi Komite Penyehatan Perusahaan terdiri dari Badan
Pengarah dan Komite Kerja yang mana Komite Kerja terdiri dari:
1. Komite Perubahan Bisnis Mail dan Logistik
2. Komite Pengembangan Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan
Teknologi
3. Komite Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Komite Penyempurnaan Manajemen Keuangan dan
Internal Control
5. Komite Penggarapan Future Business/Second Wave
Business
Komite Penyehatan Perusahaan akan menghasilkan:
a. Rencana Kerja Perusahaan tahun 2010 - 2014;
b. Program Penyehatan Perusahaan;
c. Proposal pengajuan dukungan pembiayaan
penyehatan/restrukturisasi Perusahaan ke Pemerintah
daiam hal ini; Departemen Komunikasi dan Informatika,
Departemen Keuangan/Ditjen Anggaran, Kementerian
BUMN, dan/atau DPR Komisi I, VI dan XI serta
organisasi-organisasi Internasional melalui BAPPENAS,
sesuai dengan relevansi kewenangan masing-masing;
d. Rencana Kerja Komite-Komite Kerja.
Sedangkan dari Komite kerja akan menghasilkan :
1. Komite Kerja Perubahan Bisnis Mail dan Logistics
menghasilkan:
a. Analisis pasar (peta persaingan, market share, posisi
bisnis, dan harapan pelanggan) bisnis mail dan logistics;
b. Strategi bertahan dan peningkatan efisiensi operasional
dalam bisnis standard mail;
c. Strategi pertumbuhan agresif dalam layanan surat
korporat dan admail;
d. Strategi peningkatan kompetensi dan pertumbuhan
bisnis parcel & logistik melalui pertumbuhan organik
dan akuisisi;
e. Perubahan bisnis model dan segmentasi jasa layanan
mail dan logistics;
f. Perbaikan bisnis proses dan sistem operasi bisnis mail
dan logistics;
g. Roadmap Skenario/alternatif implementasi perubahan
bisnis mail dan logistics.
2. Komite Kerja Pengembangan Bisnis Jasa Keuangan, Ritel
dan Teknologi menghasilkan:
a. Program digitalisasi database dan administrasi
kepegawaian;
b. Analisis kebutuhan dan alokasi SDM per kelompok
produk/ usaha dan fungsi pendukung (support) yang
mengacu pada strategi korporat dan bisnis Perusahaan;
95 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
b. Development and improvement of auditor competence and
expertise through formal education, training, seminar, etc.
Committees under the Board of Directors
According to the mandate of Law, we have developed the Revitalization
Committee of Pos Indonesia under the Board of Directors Decision
number: KD.03/DIRUT/0110 of 20 January 2010. The purpose of this
Committee is formulating and implementing the Corporate revitalization
program and, as the base of Corporate long-term plan for Board of
Directors, accomplishing the health, efficient, and profitable Corporation
in order to be ready for competing. The Organization of Corporate
Revitalization Committee consists of Steering Body and Working
Committee, where the latter consists of:
1. Committee of Mail and Logistics Business Change
2. Committee of Financial Business Development, Retail, and
Technology
3. Committee of Development of Human Resource
Management
4. Committee of Improvement of Financial Management and
Internal Control
5. Committee of Process of Future Business/Second Wave
Business
Corporate Revitalization Committee shall generate:
a. Corporate Work Plan 2010 - 2014;
b. Corporate Revitalization Program;
c. Proposal on financial support for Corporate
revitalization/restructurization to the Government, in this
case Ministry of Communications and Information, Ministry
of Finance/Directorate General of Budget, Ministry of State
Owned Company and/or People Representative Council
(Committee I, VI and XI, as well as international organization
through National Planning Board (BAPPENAS), according to
the relevant authority;
d. Work Plan of Working Committees.
Whereas the Working Committee shall generate:
1. Committee of Mail and Logistics Business Change shall
generate:
a. Market analysis (competition map, market share, business
positioning, and customer expectation) mail and logistics
business;
b. Survival strategy and improvement of operational
efficiency in standard mail business;
c. Aggressive growth strategy in corporate mail service and
ad mail;
d. Competence improvement strategy and the growth of
parcel & logistics business through organic growth and
acquisition;
e. Change of business model and segmentation of mail and
logistics service;
f. Improvement of business process and operational system
of mail and logistics business;
g. Roadmap of implementation scenario/alternative on the
change of mail and logistics business.
2. Committee of Financial Business Development, Retail and
Technology shall generate:
a. Database digitalizing program and personnel
administrative affairs;
b. Analysis on the human resource requirement and
allocation of each product/business group and the
supporting function referring to the Corporate strategy
and business;
 c. Strategi dan kebijakan recruitment, pengembangan,
dan terminasi SDM;
d. Program implementasi sistem remunerasi dan
kompensasi berbasis meritokrasi;
e. Menyusun profil kompetensi dan profil keberhasilan
kerja;
f. Program implementasi manajemen kinerja individu;
g. Perubahan program pensiun dari manfaat pasti
menjadi iuran pasti;
h. Program optimalisasi SDM;
i. Roadmap Skenario/alternatif implementasi
pengembangan manajemen sumber daya manusia.
3. Komite Kerja Pengembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia menghasiikan:
a. Analisis pasar (peta persaingan, market share, posisi
bisnis, dan harapan pelanggan) bisnis jasa keuangan
dan layanan rite I;
b. Strategi, kebijakan, model bisnis jasa keuangan dan
layanan ritel;
c. Perubahan sistem operasi bisnis jasa keuangan dan
layanan ritel;
d. Perbaikan Sistem Informasi Manajemen Perusahaan;
e. Pengembangan dan Pengamanan Teknologi untuk
memberikan dukungan operasional bisnis;
f. Roadmap Skenario/alternatif implementasi
pengembangan bisnis jasa keuangan dan layanan ritel
serta teknologi;
4. Komite Kerja Penyempurnaan Manajemen Keuangan dan
Internal Control menghasilkan:
a. Kebijakan dan sistem akuntansi keuangan, akuntansi
biaya, dan sistem anggaran;
b. Perumusan chart of account (COA);
c. Penerapan sistem akuntansi keuangan yang
terintegrasi;
d. Kebijakan capital budgeting dan long-term financing,
serta struktur permodalan;
e. Kebijakan pengendalian keuangan dan sistem
pengendalian internal;
f. Skenario/alternatif implementasi penyempurnaan
manajemen keuangan Perusahaan dan internal control.
5. Komite Kerja Future Business/Second Wave Business,
a. Gambaran masa depan bisnis Perusahaan
b. Strategi dan kebijakan pemasaran bisnis Jasa keuangan,
logistik, dan mail;
c. Strategi dan kebijakan pengembangan manajemen aset;
d. Sistem Informasi Manajemen Aset;
e. Kebijakan investasi;
f. Skenario/alternatif implementasi manajemen aset dan
pemasaran bisnis Perusahaan masa depan.
PENGUKURAN DAN PENGUJIAN PENERAPAN GCG
Pengukuran dan pengujian penerapan GCG dilakukan setiap tahun,
kami mengevaluasi efektifitas dari pelaksanaan kebijakan GCG.
Evaluasi tersebut dilakukan secara independen dan menyeluruh,
untuk menjaga integritas dimata otoritas dan publik.
Guna mengetahui sejauh mana perkembangan usaha pemenuhan
areas of improvement GCG telah diterapkan di Perusahaan, dan untuk
c. Strategy and policy on human resource recruitment,
development, and termination;
d. Implementation program of remuneration system and
merit-base compensation;
e. Preparing competence profile and work achievement
profile;
f. Implementation program of individual performance
management;
g. Change of pension program from definite benefit to fixed
contribution;
h.Human resource optimizing program;
i. Roadmap of implementation scenario/alternative on the
development of human resource management.
3. Committee of Development of Human Resource
Management shall generate:
a. Market analysis (competition map, market share, business
positioning, and customer expectation) financial service
business and retail service;
b. Strategy, policy, business model of financial service and
retail service;
c. Change of operational system on financial service business
and retail service;
d. Change of Corporate Management Information System;
e. Development and Security of Technology to support the
business operations;
f. Roadmap of implementation scenario/alternative on the
financial service business development and retail service, as
well as technology.
4. Committee of Improvement of Financial Management and
Internal Control shall generate:
a. Policy and financial accounting system, cost accounting,
and budgeting system;
b. Chart of account (COA) formulation;
c. Implementation of integrated financial accounting system;
d. Policy of capital budgeting and long-term financing, as well
as capital structure;
e. Policy of financial control and internal control system;
f. Implementation scenario/alternative of Corporate financial
management improvement and internal control.
5. Committee of Process of Future Business/Second Wave
Business shall generate:
a. Future illustration of Corporate business;
b. Marketing strategy and policy of financial service, logistics
and mail;
c. Strategy and policy of development on asset management;
d. Asset Management Information System;
e. Investment policy;
f. Implementation scenario/alternative of asset and
marketing management of the future Corporate business.
MEASUREMENT AND TESTING OF GCG IMPLEMENTATION
The measurement and testing of GCG implementation is performed
annually, and we evaluate the effectiveness of the GCG policy
implementation. This evaluation is performed independently and
comprehensively, in order to keep the integrity before the authority and
public.
To find out the progress of effort on fulfilling the areas of improvement so
far, GCG has been implemented in the Corporation, and to fulfill the Key
2010 Annual Report Pos Indonesia 96
 memenuhi Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditetapkan
Direksi, PT Pos Indonesia bekerjasama dengan assessor independen
yaitu BPKP Perwakilan Propinsi Jawa Barat, untuk melakukan
pengukuran dan pengujian Penerapan GCG. Pada tahun 2010 telah
dilakukan review terhadap penerapan GCG yang meliputi
aspek-aspek sebagai berikut : Hak dan tanggungjawab Pemegang
Saham (RUPS), Kebijakan GCG di Perusahaan, Penerapan GCG,
Disclosure kebijakan dan praktek GCG serta Komitmen. Hasil yang
diperoleh dengan menjabarkan aspek governance dimaksud, secara
garis besar capaian skor yang didapat adalah sebagai berikut :
Performance Indicator (KPI) as defined by Board of Directors, Pos
Indonesia enters into cooperation with independent assessor i.e. Board of
Finance and Development Control – West Java Province Representative
Office, to perform the measurement and testing of GCG implementation.
In 2010, there has been completed a review on the GCG implementation,
covering the following aspects: Rights and Responsibilities of
Stakeholders, GCG Policy in the Corporation, GCG Implementation,
Disclosure of GCG Policy and Practices, and Commitment. The results
obtained by elaborating the above governance aspects, in broad outline,
are the score achievement as described below:

Capaian
Aspek Governance Bobot Bobot Aktual Persentase (%) Governance Aspect

Hak dan Tanggung Jawab 9 5,99 66,61 Rights and Responsibilities

pemegang Saham (RUPS) of Stakeholders
Kebijakan GCG 8 6,81 85,14 GCG Policy
Penerapan GCG 66 51,57 78,14 GCG Implementation
Pengungkapan Informasi 7 3,63 51,92 Information Disclosure
(Disclosure)
Komitmen 10 8,94 89,45 Commitment
TOTAL 100 76,96 76,96 TOTAL

97 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

2010 Annual Report Pos Indonesia 32
Risk Management System
 Manajemen Risiko
Risk Management
Kami Berkomitmen untuk memperbaiki manajemen risiko
secara berkelanjutan untuk mengelola portofolio produk dan
jasa.
We are committed to resolve the risk
management persistently for managing the
products and services portfolio.
Manajemen Risiko
Berlakunya Undang-undang No. 38 tahun 2009 mengubah secara
dramatis industri Pos di Indonesia. Kondisi tersebut mengakibatkan
meningkatnya iklim kompetisi bisnis pos di Indonesia, sehingga
dibutuhkan pula peningkatan kesadaran terhadap risiko usaha.
Kami berkomitmen untuk memperbaiki secara berkelanjutan
manajemen risiko untuk mengelola porto folio produk dan jasa PT Pos
Indonesia.
Dengan kekuatan pegawai berjumlah 20.955 orang, dengan berbagai
tingkat pendidikan, serta ketersebaran unit layanan kami, kami
mengakui bahwa kebijakan tentang manajemen risiko, merupakan
titik kritis dalam operasi bisnis kami. Bagaimanapun hal itu
merupakan aset kami yang tidak ternilai, disamping sisi yang
memerlukan perhatian khusus, dilihat dari sisi risiko.
Kami telah mengupayakan dengan sungguh–sungguh untuk
mengeliminasi kemungkinan risiko yang timbul, walaupun kami
menyadari sungguh sulit untuk benar-benar menghilangkan
kegagalan risiko bisnis dimasa yang akan datang.
Dengan mengantisipasi potensi ketidakpastian serta merumuskan
dengan lebih baik strategi mitigasi, kami meyakini bahwa tantangan
dalam operasi bisnis, khususnya dalam kami me-redifinisi bisnis,
penyesuaian terhadap regulasi serta tantangan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, manajemen risiko dapat menjadi bagian
penting dari percepatan pertumbuhan bisnis PT Pos indonesia.
Sebagai konsekuensi dari pengembangan strategi ini, maka mitigasi
diarahkan untuk memitigasi kemungkinan kegagalan usaha, dengan
merancang mitigasi risiko sebagai bagian integral dari
strategi operasi.
Bagian dari tahapan pembangunan sistem manajemen risiko tersebut
diatas, maka mitigasi risiko, assesmen risiko, serta memantau
pelaksanaanya, telah lebih baik dilaksanakan.
Untuk melaksanakan program-program tersebut diatas, kami akan
segera meningkatkan kapasitas organisasi bagian GCG dan
Manajemen Risiko pada level setingkat Divisi.
Bagian GCG dan Manajemen Risiko yang bertanggung jawab kepada
Sekretaris perusahaan, berfungsi untuk memfasilitasi
penyempurnaan kemampuan pengungkapan risiko dan mendorong
efektifitas pengembangan dan implementasi strategi pengendalian
risiko secara keseluruhan. Melalui mekanisme konsultasi dan evaluasi,
101 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Risk Management
The prevailing Law No. 38 of 2009 dramatically changes the postal
industry in Indonesia. This situation brings about the increase of nature
on postal business competition in Indonesia, thus it needs to increase the
awareness toward business risk.
We are committed to resolve the risk management persistently for
managing the products and services portfolio of Pos Indonesia.
With the potency of 20,955 staff from various educational levels, and the
widespread of our service units, we admit that the policy concerning the
risk management is a critical point in our business operations. However,
this is our invaluable asset that needs a special attention, in the risk
viewpoint.
We have been taking any effort seriously to eliminate the risk possibility
which may arise, even though we really realize that it is very difficult for us
to leave out the failure of business risk in the future.
By anticipating the uncertainty potency, as well as formulating better the
mitigation strategy, we convince that the challenge within the business
operations, particularly in redefining the business, adapting to the
regulations and the challenges of information technology and
communication progress, the risk management may become the
important part of the accelerated growth of business run by Pos
Indonesia.
As a consequence of this strategy development, the mitigation is directed
to alleviate the failure possibility of business, by designing risk mitigation
as the integral part of the operational strategy.
As the part of the above development stage on risk management system,
the risk mitigation, risk assessment, and implementation monitoring
have been carried out much better.
To perform the above programs, we will immediately improve the
organizational capacity of Good Corporate Governance (GCG) and Risk
Management Department to a division level.
The GCG and Risk Management Department, that responsible to the
Corporate Secretary, shall have the function to facilitate the completion
of capability on risk disclosure and encourage the effective development
and implementation of overall risk control strategy. Through the
mechanism of consultation and evaluation, this department designs the
bagian GCG dan Manajemen Risiko merancang identifikasi
faktor-faktor risiko utama dan pelaksanaan kebijakan pengendalian
untuk memitigasi risiko-risiko tersebut secara oraganisasional.
Kegiatan pengelolaan Risiko
Guna menjalankan fungsinya secara maksimal, bagian GCG dan
Manajemen Risiko melaksanakan beberapa kegiatan Manajemen
Risiko sbb :
a. Menjadi fasilitator dalam sosialisasi dan implementasi
kebijakan pengelolaan risiko dan kebijakan lainnya di
seluruh bisnis.
b. Membantu mengembangkan manajemen risiko pada
setiap bisnis dalam mengidentifikasi risiko, serta
mengambil langkah mitigasi sebagai antisipasi terhadap
setiap risiko melelui self assessment sesuai dengan standar
praktek terbaik.
c. Melakukan kajian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan
risiko setiap fungsi/bisnis
Dalam rangka menemukan dan mengenali setiap risiko yang dihadapi
serta Langkah-langkah yang optimal untuk mengurangi dampak
risiko tersebut pada tahun 2010, proses identifikasi risiko dilaksanakan
dengan menggunakan mekanisme yang lebih sistematis, melalui
penyusunan Risk Register, yang sekaligus memuat kajian atas
kecukupan pengendalian internal atas risiko-risiko tersebut. Beberapa
risiko penting yang dihadapi serta langkah-langkah
penanggulangannya antara lain sebagai berikut :
• Fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
Bisnis mail maupun weselpos, khususnya dalam hubungan
internasional, perlu memperhitung kan cadangan sebagai antisipasi
terhadap fluktuasi rupiah saat setor/kirim dan bayar.
Mitigasinya dilakukan dengan lindung nilai secara alamiah (natural
hedging) dengan memperhitungkan kondisi perekonomian lokal dan
internasional.
• Persaingan bisnis
Persaingan bisnis mail dan logistik serta jasa keuangan makin ketat,
terkait dengan telah berlakunya UU No 38 tahun 2009 tentang Pos.
Mitigasinya dengan membangun kapabilitas dan kapasitas operasi,
yang bertumpu pada peningkatan kompetensi karyawan dan
implementasi tekonologi komunikasi dan informasi (ICT)
• Kualitas
Pengertian kualitas diartikan secara luas menyangkut seluruh atribut
produk yang melekat, termasuk layanan pasca penjualan.
Mitigasinya dilakukan dengan pengendalian ketat terhadap proses
operasi, pengujian sistem ICT, serta pemberian insentif untuk kinerja
yang memenuhi target.
• Regulasi dan Perikatan
Ambiguitas ketentuan Hukum/Regulasi cenderung menjadi
regulatory risk, mengingat benturan ketentuannya menghambat
kinerja bisnis.
identification of key risk factors and the implementation of control policy
to mitigate such risks organizationally.
Risk Management Activity
In order to perform the maximum function, GCG and Risk Management
Department is accomplishing some risk management activities as
follows:
a. Acting as the facilitator in socializing and implementing the
risk management policy, as well as the other policies within
the entire business.
b. Giving assistance to develop the risk management in each
business in identifying risks, as well as taking a mitigation step
as the anticipation toward any risk, through the
self-assessment according to the standards of best practice.
c. Reviewing the organization of risk management activities in
each function/business.
In a framework to find out and identify any risk encountered, and the
optimal steps to reduce the impact of risk during 2010, the process of risk
identification is carried out by using a more systematic mechanism,
through the preparation of Risk Register that contains the review on
internal control sufficiency to such risk. Some important risks
encountered and the steps to overcome are as follows:
• Fluctuation of foreign currency exchange rate
The mail and money order business, particularly in the international
relations, needs to calculate the reserved fund as anticipation to the
Rupiah currency fluctuation during the deposit/transfer and payment.
The mitigation shall be carried out by protecting the natural hedging,
taking into account the domestic and international economic condition.
• Business competition
The business competition in mail, logistics and financial services is going
tighter, since the effective Law no. 38 of 2009 concerning the Post.
The mitigation is to set up operational capability and capacity, focusing
on the improvement of staff competence and implementation of
communication and information technology.
• Quality
The term of quality shall be meant extensively relates to all adhered
product attributes, including the after sales service.
The mitigation is carried out by tight controlling toward operational
process, testing of communication and information technology, and the
incentive granted to any performance that meets the target.
• Regulations and Legal Bond
The ambiguity of Legal/Regulation tends to be a regulatory risk, since the
overlapping provisions may impede the business performance.
2010 Annual Report Pos Indonesia 102
 konsekuensi hukum, sehingga dalam proses pembuatannya harus
melalui pertimbangan legal, operasional maupun bisnis.
Mitigasinya lebih menekankan pada kepatuhan kepada Hukum dan
peraturan, sehingga perusahaan dapat memenuhi perjanjian yang
berkesesuaian dengan Hukum dan regulasi ybt. PT Pos Indonesia
terus mengkaji dan menyempurnakan kemampuan untuk mengelola
risiko-risiko baru yang berpotensi timbul dikemudian hari.
Penanganan risiko senantiasa disesuaikan dengan tingkat toleransi
risiko yang telah ditetapkan, namun demikian penanganan risiko
lebih berfungsi meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul
tanpa dapat menghilangkan risiko secara keseluruhan.
Dalam mengimplementasikan manajemen risiko, kami
mengetengahkan visi “Manajemen Risiko sebagai budaya dalam
proses bisnis” . Agar visi tersebut diatas menjadi kenyataan, kami
memfokuskan diri pada misi kami untuk mewujudkan agar
“manajemen risiko menjadi teman terpercaya untuk semua bisnis”.
Dalam rangka untuk mencapai visi dan misi tersebut diatas, kami
menggunakan tahapan untuk implementasinya ke dalam 5 tahapan :
Fase I- 2008 : Pemetaan kebijakan dan proses bisnis
Fase II- 2009 : Setiap kebijakan telah diterapkan pada proses bisnis
Fase III- 2010 : Tersedianya data titik kritis risiko inti pada setiap
proses bisnis
Fase IV- 2011 :Memastikan setiap pemilik proses telah
memperhitungkan manajemen risiko
Fase V- 2012 :Manajemen risiko menjadi bagian budaya
perusahaan
Untuk mengimplementasikan visi dan misi manajemen risiko kedalam
program aksi, kami melakukan strategic iniciative sbb :
• Assesmen risiko dan mitigasi risiko
• Mendorong pemilik proses untuk mengefisienkan proses
bisnis
• Penyempurnaan perangkat kebijakan
103 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
legal consequence, thus the preparation process must be set through the
legal, operational and business considerations.
The mitigation is more emphasizing on the legal and regulations
compliance, thus the Corporation is capable to fulfill the agreement that
conforms to such legal and regulations. Pos Indonesia constantly reviews
and improves its capability to manage new potential risks that may
emerge in the future. The risk handling is always adjusted to the defined
level of risk tolerance, notwithstanding its function is more focused on
minimizing the negative impact that may appear and not to eliminate
such impact totally.
In implementing the risk management, we set forth a vision: “Risk
Management acts as a culture in the business process”. In order to realize
this vision, we are focusing ourselves on our mission to create “Risk
Management to be a trustful friend for the entire business”.
In a framework to achieve the above vision and mission, we use the
five-phase implementation as follows:
Phase I - 2008 : Policy and business process mapping
Phase II - 2009 : Each policy has been applied on the business
process
Phase III - 2010 : The availability of critical point data of key risk on
each business process
Phase IV - 2011 : Ensuring that each process owner has considered
the risk management
Phase V - 2012 : Risk management to be the part of Corporate
culture
To implement the vision and mission of risk management into the action
program, we accomplish the following strategic initiatives:
• Risk assessment and risk mitigation
• Encouraging the process owner to make efficient their
business process
• Completion of policy tools
2010 Annual Report Pos Indonesia 104
Pos Indonesia Today
 Pengembangan Agen Pos
Development of Postal Agent
Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2009 tentang Pos
telah mengamanatkan diberlakukannya liberalisasi industri perposan
yang menuntut Perusahaan melakukan business positioning dan
mengarahkan Perusahaan menjadi back bone infrastruktur sistem
perposan nasional melalui kerjasama inter koneksi antar
penyelenggara pos. Dengan berlakunya regulasi tersebut berarti era
persaingan bisnis perposan (jasa kurir) menjadi semakin terbuka,
turbulen dan ketat. Hanya perusahaan jasa kurir yang mampu
memberikan pelayanan dengan kualitas prima, handal, dan “dekat”
dengan pelangganlah yang akan mampu menjawab tantangan
persaingan bisnis tersebut. Pengejawantahan dari amanat tersebut
adalah bahwa perubahan lingkungan usaha menuntut Perusahaan
harus melakukan adaptasi dalam pengelolaan usaha sehingga
mampu menjamin kesinambungan dan pertumbuhan usaha yang
berorientasi kepada peningkatan kemampulabaan Perusahaan dan
tata kelola perusahaan yang efisien. Salah satu pilihan strategi usaha
yang harus diambil adalah melakukan perluasan jangkauan
pelayanan dan peningkatan collecting melalui penjualan produk pos
dengan mengikutsertakan peran serta masyarakat.
Model sinergi partnership operasional dengan melibatkan dan
pemberdayaan masyarakat luas ini telah diatur dalam Keputusan
Direksi Nomor 26/DIRUT/0310 tanggal 31 Maret 2010 tentang
Agenpos dengan Petunjuk Pelaksanaan operasi Agenpos yang
tertuang dalam Surat Edaran nomor 34/Dir.MLO/0310 tanggal 31
Maret 2010 tentang Agenpos.
Strategi terbaru bisnis dan operasi agenpos merupakan bentuk
revitaliasasi dari skim bisnis model kerjasama kemitraan karena model
perikatan kerjasama kemitraan berbentuk keagenan sebelumnya
dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan pasar sehingga perlu
ditetapkan strategi baru yang lebih akomodatif terhadap perubahan
lingkungan bisnis. Dengan keterlibatan dan peran serta pihak ketiga
dalam pengelolaan titik layanan dan titik penjualan maka Perusahaan
akan lebih fokus kepada kompetensi inti di bidang processing sampai
dengan delivery.
Agenpos model baru tetap berorientasi pada segmen pelanggan ritel.
Segmen Pelanggan Ritel adalah pelanggan yang mengirimkan
produk suratpos dan paketpos yang pembayarannya dilakukan secara
tunai yang perhitungannya berdasarkan tarif publish (published rate).
Adapun pengelola Agenpos adalah adalah badan usaha, lembaga
yang berbadan hukum dan atau perorangan yang telah mendapatkan
ijin dan persetujuan tertulis dari Perusahaan untuk mengelola
Agenpos.
Perikatan Kerjasama Keagenan yang diatur dalam Keputusan Direksi
ini adalah semua bentuk perikatan kerjasama kemitraan usaha
dengan pihak ketiga yang terdiri dari: (Kantor Pos) Waralaba, Agenpos
dan Agenpos Khusus Posmart.
Maksud dan tujuan pengelolaan Agenpos adalah :
a. Mengimplementasikan strategi pengembangan titik
layanan secara kemitraan usaha (Business Partnership);
b. Meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan pelayanan pos
kepada masyarakat;
c. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan citra dan
kemampulabaan Perusahaan;
107 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The Law of the Republic of Indonesia No. 38 of 2009 concerning the Post
has mandated the application of postal industry liberalization that
charges the Corporation to do a business positioning and lead it to be the
back bone of national postal system infrastructure through the
interconnection cooperation between postal operators. As this regulation
has entered into force, it means that the era of postal business
competition (courier service) will more open, turbulent, and tight. Only
courier service enterprise that able to provide the prime quality, reliable
and customer friendly will answer this challenge of business competition.
The representation of mandate as mentioned above is that the change of
business environment charges the Corporation to adapt itself in the
business management, thus it will be able to ensure the business viability
and growth with the orientation toward improvement of Corporate
profitability and efficient corporate governance. One of business strategy
options to be taken is extending the service range and improvement of
collecting activity through the postal product sales, by inviting the
people’s participation.
The model of operational partnership synergy, by involving and
empowering people, is governed in the Board of Directors Decision
Number 26/DIRUT/0310 of 31 March 2010 concerning Postal Agent, with
the Operating Manual of Postal Agent as stipulated in the Circular
number 34/Dir.MLO/0310 of 31 March 2010 concerning Postal Agent.
The latest strategy of postal agent business and operations is a form of
revitalization from the skim business model of partnership cooperation,
since the former engagement model of partnership cooperation on
agency service is no longer suitable to the market requirement, thus it
needs to define the new strategy that is more accommodating to the
change of business environment. With the involvement and participation
of third party in the management of service point and selling point, the
Corporation will be more focus on its core competence in the fields of
processing up to delivery.
The new model of postal agent persistently keep the orientation on retail
customer segment. The Retail Customer Segment is the category of
customer that sends letter post and parcel post products which the
payment is settled in cash, and which the calculation is based on the
published rate. The organizer of Postal Agent is a company, a legal entity
and/or individual having license and written consent from the
Corporation to manage Postal Agent.
The Agency Cooperation as stipulated in this Board of Directors Decision
shall be all forms of cooperation engagement of business partnership
with the third party, consisting of: (Post Office) franchising, Postal Agent
and Posmart Special Postal Agent.
The purpose and objective of Postal Agent management area as follows:
a. Implementing the strategy of service point development in a
manner of Business Partnership;
b. Improving accessibility and facilitation of postal services to
people;
c. Giving contribution to the image improvement and Corporate
profitability;
 d. Mengimplementasikan strategi fokus penggarapan
segmen pelanggan ritel;
e. Mengimplementasikan strategi penjualan melalui pihak
ketiga untuk memenangkan persaingan bisnis;
f. Mengimplementasikan pilihan strategi pengembangan
usaha secara lebih efisien dan efektif dari sisi belanja
capital (capital expenditure) dan belanja operasional
(operational expenditure)
RUANG LINGKUP LAYANAN
Agenpos menyelenggarakan layanan selayaknya layanan yang
diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) kepada masyarakat kepada
pelanggan ritel dan diatur dalam Perjanjian Pengelolaan Agenpos.
Pada dasarnya ruang lingkup layana Agenpos setidaknya harus
memperhatikan 3 (tiga) hal sebagai berikut :
• Setiap Agenpos wajib menyelenggarakan Layanan Pos
Universal;
• Setiap Agenpos dapat menyelenggarakan layanan pos
lainnya sesuai kebutuhan pasar dan kesiapan Agenpos;
• Jenis Produk Pos yang dikelola Agenpos ditetapkan oleh
Perusahaan sesuai kesepakatan para pihak dengan
mempertimbangkan kebutuhan pasar dan perkembangan
lingkungan bisnis;
Target secara nasional yang ditetapkan manajemen adalah
Pembukaan 1000 Agenpos Baru di berbagai berbagai penjuru Tanah
Air..
Penerapan model bisnis pola kemitraan dengan Agenpos konsep
baru tersebut juga merupakan salah satu wujud kegiatan CRM PT. Pos
Indonesia (Persero) dengan para mitra binaan dalam rangka
meningkatkan akselerasi bisnis mitra binaan. Dari sisi internal pos,
keberadaan dan ketersebaran Agenpos akan semakin memperkuat
networkings, yang merupakan salah satu kekuatan dan keunggulan
PT. Pos Indonesia (Persero).
d. Implementing strategy of focus on the process of retail
customer segment;
e. Implementing the selling strategy through the third party in
order to win the business competition;
f. Implementing the option of business development strategy in
more efficient and effective from the side of capital
expenditure and operational expenditure.
SERVICE COVERAGE
The Postal Agent operates the services like those provided by Pos
Indonesia to retail customers, and this is stipulated in the Agreement of
Postal Agent Management. Basically, the service coverage of Postal Agent
shall at least observe the following matters:
• Each Postal Agent is obliged to organize the Universal Postal
Service;
• Each Postal Agent may operate other postal services
according to the market needs and readiness of Postal Agent;
• The type of postal product managed by Postal Agent shall be
defined by the Corporation, in accordance with the mutual
consent of the parties, considering the parket needs and the
development of business environment;
The national target defined by the management is the opening of 1,000
new Postal Agent in all over the Indonesian territory.
The implementation of business model of partnership system with the
new concept of Postal Agent is also one of the CRM activity realization of
Pos Indonesia with the built partners, in a framework to improve their
business acceleration. In the postal point of view, internally, the existence
and disperse of Postal Agent will enhance the networking, as one of
strength and superiority of Pos Indonesia.
2010 Annual Report Pos Indonesia 108
 Pengembangan Mailing Room
Mailing Room Development
Dalam perkembangan institusi bisnis dan pemerintahan yang
semakin modern dan kompetitif, pengelolaan surat dan logistik
cenderung diserahkan kepada pihak ketiga (outsourcing) secara
penuh. Tujuannya agar institusi pengguna jasa tersebut dapat lebih
focus didalam mengembangkan bisnis intinya, dan institusi
pemerintahan dalam memberikan kewajiban pelayanan publik.
Prasarana pengelolaan dokumen, surat, dan logigstik melalui pola
kemitraan dikenal dengan istilah Mailing room. Layanan Mailing
Room pada PT. Pos Indonesia (Persero) dikenal dengan sebutan
CORPORATE POSTAL MANAGEMENT. Dengan layanan ini diharapkan
pengelolaan dalam pendistribusian dokumen, surat, dan logistik
dapat dikelola secara efisien dan professional.
Apakah itu CORPORATE POSTAL MANAGEMENT…?
CORPORATE POSTAL MANAGEMENT adalah sebuah layanan terpadu
(bundling service) sebagai solusi total untuk [erusahaan dan institusi
pemerintah dalam pengelolaan dokumen, surat, dan logistik bagi
layanan intra dan inter-office, yang pelaksanaannya dilokasi
perusahaan atau institusi pemerintahan itu sendiri.
Layanan Intra Office : melayani pendistribusian dan pengiriman
dokumen, surat, dan logistik antar unit kerja di perusahaan pelanggan
dan institusi pemerintahan atau antar lembaga di gedung (building)
yang sama. Jenis layanan ini adalah Desk to Desk (Distribusi antar unit
kerja dalam satu perusahaan di gedung yang sama) dan Floor to Floor
(Distribusi antar lantai dalam satu perusahaan atau antar
perusahaan/departemen di gedung (Building).
Layanan Inter Office : melayani pendistribusian dan pengiriman
dokumen, surat, dan logistik antar unit kerja dalam satu perusahaan
dan institusi atau antar perusahaan/institusi pada gedung (Building)
yang berbeda di lokasi atau kawasan yang sama.
Layanan Inter Distrik : melayani distribusi antar unit kerja dalam satu
perusahaan/institusi pada lokasi yang berbeda di kota yang sama.
109 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
In the development of modern and competitive business institution and
government, the management of letter and logistics tends to be
delegated completely to the third party (outsourcing). The objective is to
enable such institution to be more focused in developing its core business,
as well as the government institution in fulfilling the service obligations to
public.
The management infrastructure of documents, letters, and logistics
through a partnership pattern is known as Mailing Room. The Mailing
Room service of Pos Indonesia is called CORPORATE POSTAL
MANAGEMENT. By this service, it is expected that the distribution
management of documents, letters, and logistics could be performed
efficiently and professionally.
What is the CORPORATE POSTAL MANAGEMENT…?
CORPORATE POSTAL MANAGEMENT is an integrated service (bundling
service) providing total solution for enterprises and government
institutions in their management of documents, letters, and logistics for
intra and inter-office, where the operation takes place in the location of
both enterprise and government institution themselves.
Intra-office Service: serves the distribution and delivery of documents,
letters, and logistics between the working units within an enterprise or
government institution, or between the institutions located in the same
building/premises. The type of this service is Desk to Desk (distribution
between working units within an enterprises in the same
building/premises) and Floor to Floor (distribution between floors within
an enterprise or between enterprises in the same building/premises.
Inter-office Service: serves the distribution and delivery of documents,
letters, and logistics between the working units within an enterprise or
institution in the same building/premises or between different
enterprises/institutions within the same location or area.
Inter-district Service: serves the distribution between working units within
an enterprise/institution in the different locations in the same city.
STANDAR PELAYANAN :
• Clean Floor, dimana seluruh kiriman yang diterima harus
diserahkan pada hari yang sama atau paling lambat
keesokan harinya.
• Customer Services, berupa layanan pengaduan dan
informasi publik.
• Entry data kiriman incoming dan outgoing.
• Administrasi dan pelaporan.
SERVICE STANDARDS:
• Clean Floor, where all accepted dispatches must be delivered
in the same day or, at the latest, in the next day.
• Customer Services, the public inquiry and information service.
• Entry data of incoming and outgoing dispatch.
• Administrative affairs and reporting.

MANFAAT CORPORATE POSTAL MANAGEMENT : BENEFIT OF CORPORATE POSTAL MANAGEMENT

• One Stop Postal Sloution. • One-stop Postal Solution.
• Single Gateway Distribusi. • Single Gateway Distribution.
• Performansi Layanan berbasis Service Level Agreement. • Service Performance based on Service Level Agreement.
• Self Branded dengan perusahaan. Misalnya CHEVRON • Self-branded with other enterprise, e.g. CHEVRON
COPORATE POSTAL MANAGEMENT. CORPORATE POSTAL MANAGEMENT.

PENGGUNA JASA COPORATE POSTAL MANAGEMENT : USERS OF CORPORATE POSTAL MANAGEMENT SERVICE
• PT. CHEVRON • PT. CHEVRON
• PT. BANK MANDIRI TBK. • PT. BANK MANDIRI TBK
• PT. KRAKATAU STEEL. • PT. KRAKATAU STEEL
• PT. MEDCO JAKARTA. • PT. MEDCO JAKARTA
• SETNEG RI. • STATE SECRETARIAT OFFICE
• PT. BDAK BONTANG • PT. BDAK BONTANG
• DPR RI • PEOPLE’S REPRESENTATIVE COUNCIL
• PEMDA KABUPATEN BULELENG • LOCAL GOVERNMENT OF BULELENG REGENCY
• PEMDA KABUPATEN PAMEKASAN • LOCAL GOVERNMENT OF PAMEKASAN REGENCY

2010 Annual Report Pos Indonesia 110

 Standarisasi Gedung Kantor POS
Post Office Stradardization

Sebagaimana disadari bahwa lingkungan bisnis yang berubah

dengan pesat menuntut Perusahaan melakukan perubahan strategis
dalam pengelolaan bisnis sehingga mampu menjaga pertumbuhan
dan kesinambungan Perusahaan dimasa sekarang dan yang akan
datang.

Agar Perusahaan mampu berkompentensi secara sehat atas

perubahan lingkungan strategis tersebut, harus diikuti dengan
perubahan pada semua sector termasuk sector physical evidence
yaitu dengan melakukan upaya pencitraan secara fisik tampilan
gedung Kantor Pos, dengan sasaran untuk menjadikan Kantor Pos
sebagai tempat yang nyaman untuk berkerja bagi karyawan, tempat
yang menarik untuk bertransaksi bagi konsumen serta tempat yang
menguntungkan untuk berinvestasi bagi investor (good place to
work, good place to shop, good place to invest).

Pencitraan kembali tampilan fisik gedung Kantorpos yang secara

rata-rata memiliki usia teknis di atas 30 tahun mutlak diperlukan,
mengingat selain kondisi fisiknya yang semakin menurun, tampilan
gedung kantorpos saat ini terkesan konvensional, kurang terawat,
sehingga kurang mendukung penciptaan kenyamanan pelanggan.

As it has been realized that the rapid changing business environment

requires the Corporation to carry out a strategic change in the business
management, thus it would be able to keep the Corporate growth and
viability today and in the future.

In order to enable the Corporation to compete fairly upon the change of

such strategic environment, this shall be followed by the change on all
sectors, including physical evidence i.e. taking efforts for the physical
imaging of Post Office buildings appearance, with the objective to make
Post Office as the good place to work, good place to shop, and good place
to invest.

The re-imaging of Post Office buildings, with the average technical

operating period more than 30 years is absolutely required since the
descending physical condition, as well as the current appearance of post
office building that looks conventional and lack of maintenance, thus it
does not promote the creation of customer convenience.

111 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

Upaya pencitraan fisik gedung Kantorpos tersebut telah menjadi skala
prioritas pada tahun 2010 dimana hal tersebut telah diamanatkan
kepada Direksi PT Pos Indonesia (Persero) sesuai dengan :
- Arahan RUPS pada Rapat Pengesahan RKAP 2010 :
Direksi diminta memperbaiki tampilan, sarana dan
prasarana dan layanan front office pada unit-unit kantor
pos secara maksimal.
- Tanggapan Dewan Komisaris atas RRKAP th 2010 ( surat
Dekom no..654/Dekom/1209 tgl 28 Des. 2009 ) :
Investasi agar dilakukan dengan mempertimbangkan
skala prioritas atas investasi yang dapat menghasilkan
pendapatan, yaitu dengan investasi untuk peningkatan
pelayanan kepada pelanggan.
- Arahan Dewan Komisaris pada Rapat Gabungan tanggal
19 Maret 2010 :
Dewan Komisaris mengamanatkan agar belanja investasi
diprioritaskan pada investasi yang menghasilkan revenue
dan reducing cost.
Dalam rangka upaya pencitraan fisik gedung Kantor Pos tersebut,
pada tahun 2010 ini telah dilakukan program investasi tentang
renovasi yang distandarisasi dengan sasaran agar tampilan fisik
gedung Kantor Pos terstandarisasi khususnya pada eksterior dan
interior front office gedung Kantor Pos.
Berkat upaya kerja keras seluruh jajaran unit/fungsi terkait, selama
tahun 2010 ini telah terwujud perbaikan tampilan gedung Kantor Pos
yang terstandarisasi di 135 (seratus tiga puluh lima) gedung
Kantorpos yang telah selesai, sedangkan 27 (dua puluh tujuh) gedung
Kantor Pos lainnya masih dalam proses penyelesaian pekerjaan
konstruksi.
Program standarisasi tampilan gedung Kantor pos yang telah
digulirkan mulai tahun 2010 ini akan dilanjutkan pada tahun-tahun
berikutnya sehingga diharapkan kedepannya tampilan fisik eksterior
dan interior seluruh gedung Kantor pos di Indonesia memiliki
tampilan yang lebih modern dan lebih dinamis serta memberikan
kenyamanan yang lebih baik bagi pelanggan.
The physical imaging effort of Post Office building becomes the priority
scale during 2010, where this issue has been mandated to Board of
Directors, according to:
- Guidelines of the Stakeholders General Meeting in the
Ratification Meeting of the 2010 Corporate Work Program
and Budget:
Board of Directors is requested to maximally upgrade the
appearance, equipment and infrastructure, as well as the
front office service at the post office units.
- Response of Board of Commissioners to the Draft of 2010
Corporate Work Program and Budget (by letter ref.
654/Dekom/1209 of 28 December 2009):
The investment that shall be carried out by considering the
priority scale on the lucrative investment, i.e. for the service
improvement to customers.
- Guidelines of Board of Commissioners in the Joint Meeting of
19 March 2010:
Board of Commissioners gives the mandate to prioritize the
investment purchase to those generating revenue and
reducing costs.
In the effort on imaging the Post Office buildings, during 2010, there has
been carried out the investment program concerning the standardized
renovation with the target to standardize the physical appearance of Post
Office, particularly the exterior and front office interior.
With hard effort from all related units/functions during 2010, there has
been realized the improvement of standardized Pos Office building
appearance, i.e. 135 Post Offices are completed, where as the rest 27 Post
Office are still under construction.
The standardization program of Post Office building appearance initiated
in 2010 will be continued in the upcoming years, thus the future physical
exterior and interior of all Post Offices in Indonesia will appear in more
modern and dynamic, dedicating much better convenience to customers.
2010 Annual Report Pos Indonesia 112
 Adanya perubahan tampilan fisik dengan standar tampilan eksterior
dan interior gedung yang baru, telah dirasakan memiliki dampak
positif yang cukup signifikan bagi upaya pencitraan Perusahaan,
dimana banyak kalangan eksternal maupun masyarakat umum yang
mempersepsikan bahwa PT Pos Indonesia telah berubah wajah lebih
modern dan lebih dinamis. Persepsi yang positif tersebut dapat
menjadi salah satu modal utama bagi PT Pos Indonesia (Persero)
dalam melakukan perubahan strategis sebagai upaya untuk
menyikapi pesarnya perubahan lingkungan strategis bisnis
sebagaimana diuraikan didepan.
Perbaikan tampilan fisik gedung kantor pos dengan konsep
standarisasi tersebut mencakup standar tampak luar ( eksterior )
gedung dan interior ruang vestibule, loket dan sarana pelayanan front
office.
Standarisasi tampak luar gedung kantorpos adalah sebagai berikut :
a. Pewarnaan tampak luar gedung merupakan perpaduan
warna Pos Orange, warna hitam dan warna terang, dimana
warna Pos Orange dibuat lebih menonjol dan warna
hitam/warna terang untuk aksen gedung secara minor ) ;
b. Gerbang : untuk focal point bangunan dibuat gerbang
menyerupai pigura di depan pintu masuk utama dengan
bentuk lengkung, yang dilapisi dengan batu alam/ batu
candi warna hitam yang ditata secara dinamis;
c. Pintu masuk utama : dibuat dengan daun pintu kaca
dengan list sticker kaca warna Pos Orange 3 (tiga) garis.
Untuk kusen pintu kaca dibuat bingkai beton tebal atau
bahan lainnya berwarna Pos Orange;
d. Papan identitas kantor : dibuat dengan neon-sign yang
ditempatkan di bagian atas dinding muka sebelah kanan
dengan posisi tidak tertutup oleh gerbang dan dilengkapi
dengan lampu TL dari dalam. Neon-sign berwarna dasar
Pos Orange dan dan bidang warna hitam yang memuat
tulisan Pos Indonesia dan logo Perusahaan berwarna Pos
Orange;
e. Jendela : untuk memperkuat kesan kantor pos sebagai
store, jendela dibuat dengan kaca frameless ketebalan
tertentu dengan list sticker kaca warna Pos Orange 3 (tiga)
garis;
f. Papan petunjuk kantor : dibuat dengan neon-box dua
muka berukuran besar, dan ditempatkan di halaman muka
gedung dengan posisi yang menonjol dan mudah dilihat
oleh umum, dan untuk penerangannya dilengkapi dengan
lampu dari dalam.
b d
113 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
The physical change with new appearance standard of building exterior
and interior is supposed to have positive and significant impact to the
effort of Corporate imaging, where many external society and public
perceive that Pos Indonesia has physically changed to be more modern
an dynamic. This positive perception could become one of the prime keys
for Pos Indonesia in completing the strategic change as the attempt to
respond the huge change of business strategic environment as
mentioned above.
The above appearance improvement of Post Office building, under the
standardization concept, includes the standard of building exterior and
vestibule interior, counter, and front office service equipment.
The exterior standardization of Post Office building is as follows:
a. The exterior coloring is the combination of Postal Orange,
black and bright colors, where the Postal Orange is made more
dominant and the black/bright colors are used for the minor
accentuation;
b. Main gate: for the building focal point, a picture
frame-shaped gate is installed in the main entrance, in an arc
shape, overlaid by black natural stones/temple stones in the
dynamic arrangement;
c. Main entrance: made from glass door with three Postal
Orange stripes. The door frame is made from the thick
concrete or other material colored by Postal Orange;
d. Office Identity Name Board: made from neon-sign, located on
the top-right front wall, can be clearly seen from the main
gate, and equipped by neon tube lamp. The color of neon-sign
shall be Postal Orange with black area indicating the words
“Pos Indonesia” and the Corporate logo in Postal Orange color;
e. Windows: in order to highlight the Post Office as a store, the
windows shall be made from frameless glass in specific
thickness, with three Postal Orange stripes;
f. Office Indicator Board: made from double-sided neon-box in
large size, located in the front yard on the prominent spot that
can be clearly seen by public, equipped by adequate
illuminator.
f
 a-b
c h
Sedangkan standarisasi interior front office gedung kantorpos adalah
sebagai berikut :
a. Loket Pelayanan : meja loket terbuat dari kayu berwarna
hitam dan strip garis 3 (tiga) berwarna Pos Orange, dengan
lay-out loket dibentuk “letter L” untuk memberikan kesan
leluasa bagi area public;
b. Backdrop loket : dibuat dinding partisi di belakang area
loket yang memisahkannya dengan ruangan back office,
berwarna Pos Orange dengan nat warna hitam, dilengkapi
dengan pintu kamuflase dan jendela kaca/ cemin satu arah
untuk pengawasan;
c. Logo Pos Indonesia : dibuat dengan stainless steel huruf
timbul dengan ukuran secara proporsional dan
ditempatkan pada backdrop bagian depan sedemikian
rupa sehingga menjadi center-point bagi public;
d. Plafon : plafon dibuat dari dari bahan gypsum dengan
model drop ceiling, dan dilengkapi dengan lampu di
beberapa titik sesuai dengan kondisi setempat;
e. Kursi tunggu pelanggan : terbuat dari bahan stainless
produk fabrikasi dengan tempat duduk berwarna orange
tanpa sandaran, atau terbuat dari kayu multipleks finishing
duco berwarna Pos Orange dengan alas duduk lapis Oscar
warna hitam;
f. Papan jendela informasi (opsional) : terbuat dari particle
board dilapis dengan kayu melaminto warna putih
dengan bingkai tebal warna Pos Orange berukuran 200 cm
x 150 cm atau sesuai dengan kondisi ruangan setempat;
g. Meja Lesnar ( opsional ) : dibuat dari bahan multipleks
dimelaminto finishing duco berwarna hitam dan aksen
garis warna Pos Orange, dan diatasnya dilengkapi dengan
kotak tempat brosur/formulir terbuat dari bahan acrylic
bening. Meja lesnar berfungsi juga sebagai bis surat;
h. Sekat antrian ( opsional ) : terbuat dari stainless fabrikasi
dengan pita pembatas berwarna hitam atau orange (sesuai
dengan kebutuhan setempat);
e
Whereas the front office interior standardization of Post Office building is
as follows:
a. Service Counter: counter table made from black-colored
wood with three Postal Orange stripes, the counter shall have
an L-shaped layout in order to give convenient impression as
the public area;
b. Counter Backdrop: made from partition walls behind the
counter area to separate it from the back office area, colored
in Postal Orange with black edge, equipped by concealing
door, and on-sided glass/mirror for the purpose of
supervision;
c. Logo of Pos Indonesia: made from stainless steel with
proportional embossed letter, located on the front side of
backdrop in such a manner, hence this becomes the
center-point for public;
d. Ceiling: made from gypsum material with a drop ceiling
model, equipped by lighting on certain points according to
the local situation;
e. Customer Bench: made from fabricated stainless material
with orange seat without back rest, or made from multiplex
finishing wood in Postal Orange color with Oscar-coated seat
in black;
f. Windowed-Information Board (optional): made from
melaminto-coated particle board in white with thick frame in
Postal Orange color, 200 cm x 150 cm size or according the
local situation;
g. Reading Desk (optional): made from melaminto-coated
multiplex finishing wood in black, accentuated by Postal
Orange line, equipped by transparent acrylic box on the top
for brochures/forms. This desk also has the function as mail
box;
h. Queue Pole (optional): made from fabricated stainless with
black or orange partition ribbon (according to the local
requirement).
2010 Annual Report Pos Indonesia 114
 Upaya melakukan perubahan tampilan fisik untuk pencitraan gedung
kantor bukan sebatas pada gedung-gedung kantorpos sebagai
service point, tetapi diikuti pula dengan perubahan tampilan gedung
kantor non operasional seperti Kantor Divisi Regional, meski sebatas
penguatan pewarnaan gedung yang mencerminkan identitas
Perusahaan.
The effort to make change of physical appearance for the office imaging
is not merely on the Post Office building as the service point, but also
followed by the change of non operational buildings, such as Regional
Division offices, even though limited to the highlight of colors that reflect
the Corporate identity.

Dengan wujud nyata dalam implementasi program standarisasi
tampilan gedung-gedung kantorpos yang dilakukan secara
berkelanjutan sebagaimana yang telah dilakukan selama tahun 2010
ini, diharapkan turut mendukung langkah strategis Perusahaan dalam
mewujudkan pencitraan PT Pos Indonesia.
With the real embodiment in the implementation of standardization
program on Post Office building appearance, that carried out constantly
as what this has been performed during 2010, it is expected that this
effort could support the Corporate strategic measure to realize the
imaging process of Pos Indonesia.

DIVRE Jumlah Kantor

Regional Division Total Post Office Building

I 10 Lokasi / Locations
II 10 Lokasi / Locations
III 8 Lokasi / Locations
IV 3 Lokasi / Locations
V 22 Lokasi / Locations
VI 33 Lokasi / Locations
VII 14 Lokasi / Locations
VIII 15 Lokasi / Locations
IX 13 Lokasi / Locations
X 6 Lokasi / Locations
XI 1 Lokasi / Locations
Jumlah 135 Lokasi / Locations
Total

115 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 Program Penyehatan Perusahaan
Corporate Revitalization Program
Pos Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik
yang muncul dari kondisi internal maupun dari
eksternal
Pos Indonesia is facing various challenges, both those appeared
by internal and external conditions
Deregulasi Pos, Peluang dan Tantangan Transformasi PT Pos
Indonesia.
Undang-Undang No. 38 Tahun 2009 tentang Pos telah memberikan
ruang yang makin luas bagi penyelenggara Pos bukan hanya Pos
Indonesia, tetapi juga untuk institusi lain seperti badan usaha milik
daerah, badan usaha milik swasta dan koperasi (pasal 4 ayat 2).
Kegiatan yang dapat dilakukan mencakup semua produk dan layanan
yang disediakan oleh Pos Indonesia di bidang layanan komunikasi
tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik,
layanan transaksi keuangan dan layanan keagenan pos.
Pos Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik yang muncul
dari kondisi internal maupun dari eksternal. Dari eksternal perusahaan
seperti Inovasi teknologi yang memberikan substitusi bagi produk
dan layanan pos seperti email, telpon seluler, e-banking dan fax
memungkinkan koneksi yang cepat dan handal; kesadaran pelanggan
terhadap pelayanan yang prima semakin tinggi menuntut
peningkatan kualitas layanan secara konsisten; munculnya pesaing
baik domestik maupun global, misalnya DHL (menguasai 90%
transaksi global), TNT Indonesia (pertumbuhan 20% di tahun 2009),
UPS (mengirimkan 15 juta kiriman setiap hari), TIKI (800 titik layanan),
JNE (500 titik layanan), NCS (52 cabang di Indonesia). Sedangkan
tantangan internal antara lain: kesadaran akan kualitas pelayanan
yang relatif rendah; paradigma karyawan yang belum fit dengan
kebutuhan pelanggan; Teknologi yang tidak merespon situasi dan
tuntutan bisnis; integrasi infrastruktur antar unit masih mengalami
kendala; skala operasi dan SDM yang besar dll.
Semua tantangan tersebut membutuhkan rencana revitalisasi yang
komprehensif sebagai penjabaran Penyehatan PT Pos Indonesia
seperti yang diamanatkan pasal 51 UU no 38 tahun 2009 tentang Pos.
Tahun 2010 sebagai tahun awal penyehatan perusahaan di tandai
dengan berbagai kegiatan, antara lain pembentukan Badan Pekerja
Penyehatan Perusahaan untuk membantu BOD, dan komite kerja di
tiap Direktorat guna merancang berbagai program penyehatan
tingkat direktorat. Hasil yang dicapai antara lain usulan blue print
penyehatan per Direktorat yang berisi mailstone dan building block
penyehatan fungsi dan bisnis.
Sesuai dengan arahan dari Kantor Kementrian BUMN, program
penyehatan PT Pos agar dibuat lebih baik dan berkualitas
menggunakan konsultan internasional. Berdasarkan hasil beauty
contest dipilih Booz&co, sebuah perusahaan konsultan internasional
dan mulai bekerja Oktober 2010. Fokus utama kerja konsulatan adalah
melakukan analisis terhadap berbagai perencanaan strategis
termasuk blue print yang telah dikembangkan selama ini.
117 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010
Postal Deregulation, Opportunities and Challenges of Pos Indonesia’s
Transformation
The Law 38 of 2009 concerning the Post has extended a wider space for
Postal provider, not only Pos Indonesia, but also the other institutions
such as Local Government Owned Companies, private companies and
cooperative enterprise (article 4 paragraph 2). The activities performed
may cover all products and services as provided by Pos Indonesia, in the
field of written communication and/or electronic mail service, parcel,
logistic, financial transaction, and postal agency services.
Pos Indonesia encounters various challenges, both those appear from the
internal and external conditions. From the external, the challenges such
as technological innovation contributes the substitution for postal
products and services i.e. email, cellular/mobile phone, e-banking, and
fax that allow fast and reliable connection; the customers awareness on
primary services is getting higher and they require the consistent service
quality improvement; the emergence of domestic and global, e.g. DHL
(with 90% of global transaction), TNT Indonesia (with the growth of 20%
in 2009), UPS (delivers 15 million items daily), TIKI (800 service points), JNE
(500 service points), NCS (52 branches in Indonesia). Whereas the internal
challenges are: service quality awareness is relatively low; employees
paradigm has not been fitted customer needs; the technology that does
not respond the situation and business requirements; integration of
infrastructure between working units is experiencing some obstacles; the
large operational scale and human resource, etc.
All of these challenges require the comprehensive revitalizing plan to be
the elaboration of Pos Indonesia Revitalization as mandated by article 51
of Law No. 38 of 2009 concerning the Post. The year of 2010 is the initial
year of the Corporate revitalization, indicated by various activities,
among others is the establishment of Corporate Revitalization Working
Group to assist Board of Directors, and the working committee in each
Directorate, in order to design various revitalizing programs at directorate
level. The result achieved is, inter-alia, the proposal of revitalization
blueprint of each Directorate containing milestone and building block of
function and business revitalizing.
According to the guidelines from the Ministry Office of State Owned
Company, the revitalizing program of Pos Indonesia shall be perform in
better and qualified way by hiring international consultant. Based on the
beauty contest, Booz&co, an international consultant firm, has been
selected and by October 2010 this firm commenced its duty. The main
focus of consultant’s work is analyzing some strategic planning, including
the blueprint currently developed.
Adapun pemikiran strategis penyehatan perusahaan dikembangkan The development of strategic thinking of Corporate revitalization is
seperti tergambar dalam ”rumah pos” dibawah ini. illustrated in the following “postal house”.

Indonesia’s best postal Company-2015

Mission and strategic Goals-2015

“Financial & Operational Excellence, service excellence, human capital excellence”

{
Improvement of Business

Organization & HR

Risk Management
Cost Control &

POS Strategy Pillars

Infrastructure
Core Business
Focus on

Corporate Culture & Change Management

Business Model & Improvement of Financial Marketing & Technology &

Financial Improvement of
Operational Management & Business Infrastructure
Restructuring HRM
Improvement Internal Control System Development Development

Restructurring Commitee

Kerangka strategi yang akan dicapai pada tahun 2015 adalah menjadi
perusahaan Pos terbaik di Indonesia pada tahun 2015. Dalam
mencapai tujuan perusahaan teesebut maka dilakukan pendefinisian
ulang tujuan dan misi perusahaan. Adapun strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dilakukan melalui perkuatan pilar strategi yang
meliputi fokus pada core busineess, memperkuat infrastruktur bisnis,
perbaikan struktur organisasi dan human resorces serta peningkatan
efisien biaya dan risk management. Dasar kerangka strategis dalam
revitalisasi perusahaan adalah dengan penciptaan budaya
perusahaan dan manajemen perubahan yang akan menunjang
tercapaianya misi dan tujuan perusahaan.
The strategic framework to be achieved in 2015 would be the best Postal
corporation in Indonesia. To reach this Corporate objective, there has
been accomplished a re-definition of Corporate objectives and mission.
The strategy to reach this objective is implemented through
strengthening the strategic pillars that include a focus on core business,
reinforcement of business infrastructure, improvement of organizational
structure and human resource, and the improvement of cost efficiency
and risk management. The strategic platform in the Corporate
revitalization is the creation of Corporate culture and change
management that would support the achievement of Corporate mission
and objectives.

2010 Annual Report Pos Indonesia 118

 Adapun pendekatan yang digunakan Booz&co dalam menyusun The approach used by Booz&co in preparing the Corporate strategic plan
rencana strategis perusahaan – revitalisasi Pos tahun 2011-2015 – Postal revitalization 2011-2015 is illustrated below.
seperti digambarkan di bawah ini.

Arahan Strategis Objektif Target - Rencana Strategis

Strategis - Proposisi Nilai - Inisiatif
- Portofolio Jasa - Realistis
- Model Operasi

Strategic Directives Strategic Objectives Targets - Strategic Plan

- Value Proportion - Initiatives
- Services Portfolio - Realistic
- Operational Model
Visi Misi dan
Tujuan Strategis
Inisiatif / Initiative A
Vision Mission and
Strategic Goals Inisiatif / Initiative B
Inisiatif / Initiative C
Inisiatif / Initiative D
Inisiatif / Initiative E
Inisiatif / Initiative F

Dimensi Evaluasi
Dimension of
Evaluation

Konsistensi Daya Tarik Kapabilitas/Investasi Pasar/Jasa

- Keselarasan dengan
Visi/Misi dan tujuan
- Posisi Pemangku
Kepentingan
- Kebijakan dan
Perencanaan
- Fokus
- Kebutuhan/Permintaan - Kapabilitas Sendiri - Faktor Sukses
- Finansial, misalnya - Preferred Access - Jalur Pertumbuhan
pendapatan/ - Teknologi - Keuntungan
keuntungan - Financial/Investasi Komparatif
- Akselerasi

Consistence Appeal Capability/Investment Market/Service

- Harmony with Vision
/Mission and Objectives
- Position of
Interest Functionary
- Policy and Planning
- Focus
- Needs/Demands - Own Capability - Success Factor
- Financial, e.g. - Preferred Access - Growth Line
revenue/ benefit - Technology - Comparative Benefit
- Financial/Investment - Acceleration

Disamping formulasi strategis berupa penajaman ulang visi, misi
perusahaan, juga akan dirancang pilihan-pilihan pengembangan
bisnis kedepan, sasaran strategis, target jangka panjangnya, serta
strategi untuk mencapainya sampai pada proyek-proyek yang akan
dilakukan per bisnis dan unit pendukung. Hasil dari kajian konsultan
ini selanjutnya akan dijadikan Rencana Jangka Panjang Perusahaan ,
menjadi roadmap penyehatan perusahaan, dan menjadi acuan
pembuatan rencana kerja tahunan perusahaan.
In addition to the strategic formulation i.e. re-intensify Corporate vision
and mission, there would be designed some options of future business
development, strategic goal, long-term target, and the strategy to
achieve them, the projects to be accomplished in each business and
supporting units. The outcome of the consultant’s review will then be set
as the Corporate Long-term Plan, roadmap of Corporate revitalization,
and to be the reference in preparing the Corporate annual work plan.

119 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

Penghargaan 2010
Awards 2010
On Time Every Time

Western Union menobatkan

PT POS INDONESIA (Persero)
Sebagai :
Western Union Inaugurates
PT POS INDONESIA (Persero)
as:
Agen Terbaik se-Asia Pasific
Asia Pasific of the Year - 2010
dan
and
Business Champion - 2010

2010 Annual Report Pos Indonesia 120

 Pos Indonesia Photo Contest 2010

01
Juara I
Yudistiro Pranoto
“Ditengan Kemacetan”
Sebuah Truk Surat Pos Indonesia terjebak di tengah
kemacetan di Jalan Dawuan, Karawang Barat.

1st Winner
“Amid the Traffic”
A Pos Indonesia’s truck conveying Letter is stuck in the
middle of traffic jam in Dawuan Street, West
Karawang.

121 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 02

03 02
Juara II
Adi Rahmatullah
“Mengarungi Banjir”
Petugas Pos sedang berjalan melalui banjir yang
sedang melanda daerah Dayeuh Kolot Kab.
Bandung. Walaupun banjir, tapi surat-surat dan paket
tetap harus segera terkirim

2nd Winner
“Cruising the Flood”
A postman is walking through the flood overwhelming
Dayeuh Kolot Locality, Bandung Regency. Despite
flood, letters and parcels must be delivered
immediately.

03
Juara III
01 Tubagus Silahudin
“Pos Keliling”
Melayani para turis kapal pesiar yang ingin berfilateli
dan surat menyurat saat berlabuh didermaga
Tanjung Mas, Semarang.

3rd Winner
“Mobile Postal Service”
Serving yacht tourists intended to do philatelic activity
and correspondence when the yacht is at anchor in
Tanjung Mas Pier, Semarang

2010 Annual Report Pos Indonesia 122

 04
Harapan I
1st Favorite
04 Sugede SS
“PO BOX”

05
Harapan II
Suroto "Jimboeng”
“Suka Duka Bersama Gembala”
Suka duka petugas pengantar Pos tak hanya
berhadapan dengan cuaca. Dipedesaan, petugas
seringkali harus menerobos kawanan ternak yang
sedang digembalakan oleh anak-anak kampung.

2nd Favorite
“Bittersweet With Shepherds“
The bittersweet of a postman is not only dealing with
weather. In rural areas, the postman frequently has to
05 breakthrough a flock of cattle pastured by village boys.

06
Harapan III
Sofyan Efendi
“Diantara Pematang Sawah”

3rd Favorite
06
“Among the Bunds”

123 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 07 08 09

10

12 13 11

07 08 09 10 11 12 13
Nominasi I Nominasi II Nominasi III Nominasi IV Nominasi V Nominasi VI Nominasi VII
1st Nomination 2nd Nomination 3rd Nomination 4th Nomination 5th Nomination 6th Nomination 7th Nomination
Setyo Adi Nugroho Joko Kristiono Sutarya Partadisastra Stanlie Junaidi Sugede SS Hartono

“Perjalanan Untuk
Mengantar Surat”
Juli (22) petugas Kantor Pos
Pajangan, Bantul sudah 2
tahun bertugas
mengantarkan surat
kepada masyarakat di
Pajangan. Ia satu-satunya
petugas pengantar pos di
Pajangan, Bantul. Demi
menyampaikan
surat-suratnya tersebut
sampai ditujuan, cara yang
ditempuhpun terkadang
berbahaya. Yuli dengan
motor dinasnya melintasi
sungai Progo dengan jasa
penyebrangan tradisional
untuk menjalankan tugas.
“Konvoi Tukang Pos” “Pak Pos dengan anak-anak “Semangat Bekerja” “Surat Buat Nenek” “Tugas dan Tugas” “Diantara Helm”
Konvoi pengantar surat PT. korban banjir” Petugas Pos kantor MPC Walaupun dalam kondisi Petugas pos keliling siap
Pos Indonesia guna yogyakarta, penuh banjir tukan pos masih “Duty and Duty” berangkat.
mendukung program “Postman with the children semangat memindahkan dapat mengantar surat buat
Kepolisian Republik of flood victim” karung yang berisi surat seorang nenek yang “Surrounded by Safety
Indonesia, berkendara yang untuk didistribusikan. rumahnya kena banjir Helmets”
aman di jalanan. musiman di daerah Mobile postal service official
“Working Spirit” Sengkang Wajo, Sulsel is ready to go.
“Postmen Convoy” The staff of Yogyakarta Mail
The postmen of Pos Processing Center (MPC), “A Letter for Grandmother”
Indonesia are making up a with full spirit, is moving the Despite flood, postman is
convoy to support the letter mailbag for the still able to deliver a letter
program of the Indonesian distribution. for a grandmother that her
Police Department, i.e. house is overwhelmed by
safety riding on the road. seasonal flood in Sengkang
Locality – Wajo, South
Sulawesi.

“The Journey to Deliver

Letters”
Yuli (22 years old), postman
of Pajangan Post Office –
Bantul, has been working for
two years to deliver letters
for people in Pajangan. He is
the only postman in
Pajangan – Bantul. For the
sake of letter post delivery to
the rightful addressee, the
way in which he performs
the duty is sometimes
dangerous. Yuli, with his
service motorbike, is crossing
Progo river by traditional
crossing service to perform
his duty.
2010 Annual Report Pos Indonesia 124
Stamp Gallery
 Shio Macan / Tiger Shio

Kegiatan Alam Terbuka / Open Air Activities

Panjat Tebing / Rock Climbing Meniti Tali / Footbridging the Rope Arung Jeram / White Water Rafting Paralayang / Parasailing

Warisan Budaya Tak Benda / Intangible Cultural Heritage

127 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 Piala Dunia Afrika Selatan 2010 /
South Africa 2010 FIFA World Cup

Peduli Lingkungan / Caring for Environment

Satu Abad Muhammadiyah /

Muhammadiyah Centennial Anniversary

2010 Annual Report Pos Indonesia 128

 Makanan Tradisional Indonesia / Indonesia Traditional Foods

Youth Olimpic Games 2010

Seri Lambang Provinsi / Provincial Symbols

Presiden dan Wakil Presiden RI /

President and Vice President of Indonesia Republic

129 Pos Indonesia Laporan Tahunan 2010

 200 Tahun Kota Bandung / 200th Bandung Anniversary

Kehidupan Laut / Marine Life

Flora dan Fauna Identitas Provinsi / Flora and Fauna as Provincial Identity

2010 Annual Report Pos Indonesia 130