sahabat negeri
2015 Laporan Tahunan
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
www.bankmandiri.co.id
PENDAHULUAN LAPORAN KEPADA INFORMASI BAGI PROFIL TENTANG
PEMEGANG SAHAM PEMEGANG PERUSAHAAN PERUSAHAAN
DAN PEMANGKU SAHAM ANAK
KEPENTINGAN DAN INVESTOR
mandiri
sahabat negeri
Bank Mandiri sebagai sahabat negeri adalah sebuah bakti dari sebuah Bank terbesar di Indonesia,
dengan produk dan jasa yang dimiliki, maka Bank Mandiri dapat memberikan inspirasi, bekerja dan
tumbuh bersama serta mendukung seluruh lapisan masyarakat.
Berpegang pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, sepanjang tahun 2015 Bank Mandiri
tidak hanya berhasil merealisasikan rencana bisnis serta mampu menciptakan kemajuan dan
pertumbuhan bisnis, namun juga telah memberikan kontribusi nyata meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Bank Mandiri berkomitmen akan terus konsisten menjadi sahabat negeri dengan
memberikan karya dalam pembangunan mewujudkan cita cita menuju Indonesia yang lebih baik.
Aspirasi kami adalah dapat memberikan yang terbaik kepada segenap pemangku kepentingan
(stakeholders) berupa kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian alam sehingga
kami dapat terus berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang berkelanjutan (sustainable
Indonesia).
Dalam dokumen ini terdapat rencana, proyeksi, strategi dan tujuan Perusahaan tertentu, yang bukan merupakan pernyataan
fakta historis dan perlu dipahami sebagai pernyataan mengenai masa depan. Pernyataan mengenai masa depan tergantung
pada risiko dan ketidakpastian yang dapat menyebabkan keadaan dan hasil aktual Perusahaan di masa depan berbeda dari
yang diharapkan atau diindikasikan. Tidak ada jaminan bahwa hasil yang diantisipasi oleh Perusahaan atau diindikasikan oleh
pernyataan-pernyataan mengenai masa depan, akan tercapai.
Penggunaan kata Bank Mandiri dan Perusahaan mengacu pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang bergerak di bidang
perbankan.
Kesinambungan Tema
2012 2014
APAPUN KEINGINAN BERKARYA UNTUK
ANDA, MANDIRI SAJA INDONESIA
Sebagai institusi keuangan terbesar di Kami dengan gigih melakukan segala upaya
Indonesia, Bank Mandiri berkomitmen untuk sigap, untuk berkarya dengan menjadikan Bank
proaktif dan inovatif dalam menghadirkan solusi bagi Mandiri sebagai bank dengan kinerja keuangan
kebutuhan finansial setiap nasabah. dan operasional terbaik, dibanggakan oleh
Bangsa Indonesia.
2013 2015
SPIRIT MEMAKMURKAN
NEGERI MANDIRI
Kami memiliki Spirit Memakmurkan Negeri dimana SAHABAT NEGERI
keberadaan kami bertujuan untuk mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi nasional, menjadikan aktifitas Bank Mandiri berhasil merealisasikan rencana
bisnis berkembang dan roda perekonomian tumbuh bisnis serta mampu menciptakan kemajuan
serta mewujudkan mimpi pada lebih banyak nasabah. dan pertumbuhan bisnis, serta memberikan
kontribusi nyata meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara lebih luas.
Selamat datang pada Laporan Tahunan 2015 Bank Tujuan utama dari Laporan Tahunan ini adalah
Mandiri. Tema Laporan Tahunan ini adalah Mandiri untuk membangun pemahaman dan kepercayaan
Sahabat Negeri yang melambangkan keinginan seluruh pemangku kepentingan Bank Mandiri dengan
Bank Mandiri untuk selalu memberikan yang terbaik menyediakan informasi yang tepat, berimbang, dan
bagi negeri. Yaitu dengan merealisasikan rencana relevan sehingga seluruh karyawan, manajemen, dan
bisnis bank yang dapat mendorong kemajuan para pemegang saham dapat memperoleh informasi
dan pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang, yang memadai terkait strategi dan kebijakan yang
serta memberikan kontribusi nyata meningkatkan telah dan akan ditempuh Bank Mandiri berikut
kesejahteraan masyarakat secara lebih luas. Suatu keberhasilan pencapaian pada tahun 2015.
tujuan hidup yang lebih besar dari sekedar bekerja
dengan selalu menyalakan semangat menjadikan Bagi Bank Mandiri, Laporan Tahunan tidak sebatas
Bank Mandiri sebagai Bank dengan kinerja terbaik. pelaporan pertanggungjawaban manajemen dalam
Rapat Umum Pemegang Saham, namun telah menjadi
Laporan Tahunan ini disusun berdasarkan kajian yang media komunikasi yang efektif kepada seluruh
mendalam terhadap prospek keberlanjutan bisnis pemangku kepentingan tentang kinerja dan prospek
Bank Mandiri serta dinamika bisnis perbankan selama bank pada masa mendatang. Laporan Tahunan ini
tahun 2015 dengan semangat untuk memberikan juga menjadi wujud penerapan tata kelola perusahaan
sesuatu yang besar bagi bangsa Indonesia. Laporan yang baik, serta merupakan sarana Bank Mandiri
ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara untuk memperoleh masukan dari berbagai pihak
komprehensif dan detail mengenai pencapaian kinerja dan sekaligus untuk dapat semakin memantapkan
bank, laporan posisi keuangan, laba rugi, dan arus kas keberadaan Bank Mandiri sebagai Bank terbaik dan
dalam setahun termasuk juga memberikan gambaran terbesar di Indonesia.
tentang tugas, peran, dan fungsi struktural organisasi
Bank Mandiri yang mencerminkan penerapan tata
kelola perusahaan yang baik.
Tabel dan grafik pada laporan ini memaparkan data numerik dengan standar Bahasa Indonesia, sedangkan
pemaparan numerik dalam teks menggunakan standar Bahasa Inggris dan Indonesia sesuai dengan konteksnya
Implementasi Budaya
Dilakukan dengan restrukturisasi organisasi berbasis kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja,
pengembangan leadership dan talent, serta penyesuaian sumber daya manusia dengan kebutuhan strategis.
Pengembangan dan pengelolaan program aliansi antar Direktorat atau Business Unit
Dalam rangka optimalisasi layanan kepada nasabah, serta untuk lebih menggali potensi bisnis nasabah eksisting
maupun value chain dari nasabah tersebut.
Untuk dapat meraih aspirasi menjadi Regional Proses transformasi yang telah dijalankan Bank
Champion Bank, Bank Mandiri melakukan transformasi Mandiri sejak tahun 2005 hingga tahun 2010
secara bertahap melalui 3 (tiga) fase: secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja
Bank Mandiri, tercermin dari peningkatan berbagai
Back on Track Shaping the End Game parameter finansial. Sejalan dengan transformasi
(2006 - 2007) (2010)
bisnis di atas, Bank Mandiri juga melakukan
Fokus untuk Fokus menjalankan
membenahi dan peran aktif dalam proses transformasi budaya dengan merumuskan
membangun dasar- konsolidasi sektor kembali nilai-nilai budaya untuk menjadi pedoman
dasar pertumbuhan Perbankan Indonesia
Bank Mandiri di masa
pegawai dalam berperilaku. Yaitu 5 (lima) nilai
datang budaya perusahaan yang disingkat TIPCE
yaitu: Kepercayaan (Trust), Integritas (Integrity),
Profesionalisme (Professionalism), Fokus Pada
Pelanggan (Customer Focus) dan Kesempurnaan
(Excellence).
Transformasi Tahap II
Tahun 2010-2014
Untuk dapat mempertahankan dan terus meningkatkan Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis
kinerjanya, Bank Mandiri melaksanakan transformasi di Bank Mandiri tahun 2010 akan difokuskan pada 3
lanjutan tahun 2010-2014. Yaitu dengan melakukan (tiga) area bisnis yaitu:
revitalisasi visinya untuk Menjadi Lembaga Keuangan
Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.
Wholesale Transaction
Memperkuat leadership dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang
komprehensif dan membangun hubungan yang holistik melayani institusi corporate &
commercial di Indonesia.
Retail Financing
Meraih posisi terdepan dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk memenangkan
persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan dan kartu kredit serta menjadi salah
satu pemain utama di micro banking.
Indikator keberhasilan transformasi lanjutan 2010- predikat sebagai Perusahaan Sangat Terpercaya
2014 ditunjukkan dengan pencapaian nilai kapitalisasi selama 8 (delapan) tahun berturut-turut dari The
saham yang mencapai Rp251,4 triliun, Return on Asset Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG).
mencapai 3,39%, dan Non Performing Loan sebesar Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri mentargetkan
2,15%. Bank Mandiri telah berhasil mempertahankan untuk dapat masuk dalam jajaran Top 3 di ASEAN
predikat sebagai The Best Bank in Service Excellence dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain
selama 7 (tujuh) tahun berturut-turut dari Marketing utama di regional.
Research Indonesia (MRI) dan mempertahankan
Bertekad menjadi institusi keuangan terbaik di ASEAN, dalam pelayanan, produk, dan
imbal hasil kepada pemegang saham, serta manfaat pada masyarakat secara luas
Menjadi kebanggaan negeri dan setiap insan yang bekerja di Bank Mandiri memiliki
tanggung jawab yang harus direalisasikan melalui pengelolaan manajemen dan tata
kelola perusahaan yang baik
Untuk mencapai visi tersebut, strategi pertumbuhan Bank Mandiri ke depan akan difokuskan pada 3 (tiga) area
utama sebagai berikut:
Wholesale Integrate
Retail
the Group
Ketiga area fokus tersebut didukung dengan cabang, IT, operations, risk management) serta
penguatan organisasi untuk memberikan solusi penguatan sumber daya manusia.
layanan terpadu, peningkatan infrastruktur (kantor
Daftar isi
DAN PEMANGKU SAHAM ANAK
KEPENTINGAN DAN INVESTOR
04 39
PENDAHULUAN LAPORAN KEPADA PEMEGANG
SAHAM DAN PEMANGKU
2 Tema dan Kesinambungan Tema
KEPENTINGAN
6 Warisan Tak Ternilai
14 We Ready for the Next Journey 40 Laporan Dewan Komisaris
20 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Tahun Terakhir 48 Profil Dewan Komisaris
28 Penghargaan dan Sertifikasi 56 Laporan Direksi
34 Peristiwa Penting 2015 78 Profil Direksi
36 Testimoni Nasabah 88 Surat Pernyataan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi tentang Tanggung Jawab Atas Laporan
Tahunan 2015
91 101
INFORMASI BAGI PEMEGANG SAHAM DAN profil perusahaan
INVESTOR
139
TENTANG PERUSAHAAN ANAK
140 Profil Ringkas, Kinerja dan Implementasi Tata 186 Mandiri Taspen Pos
Kelola Perusahaan di Perusahaan Anak 196 Mandiri International Remittance Sdn. Bhd.
140 Bank Syariah Mandiri 202 Bank Mandiri (Euroupe) Ltd.
151 Mandiri Sekuritas 206 Asuransi Jiwa In-Health Indonesia
162 Mandiri Tunas Finance 214 Mandiri Utama Finance
172 Mandiri AXA General Insurance 221 Mandiri Capital Indonesia
179 AXA Mandiri Financial Service 223 Mandiri Manajemen Investasi
231
ANALISA & PEMBAHASAN
MANAJEMEN
Daftar isi
DAN PEMANGKU SAHAM ANAK
KEPENTINGAN DAN INVESTOR
343
TINJAUAN FUNGSI
PENDUKUNG BISNIS
503
tata kelola perusahaan
817
tata kelola terintegrasi
833 881
tanggung jawab sosial referensi Peraturan ojk
Perusahaan KRITERIA Annual report award 2015
laporan keuangan
835 Pendahuluan
836 Road Map CSR
838 Kebijakan, Program & Metode CSR Bank Mandiri
841 Struktur Pengelola dan Anggaran CSR
844 Tanggung Jawab Sosial Terhadap Nasabah
854 Tanggung Jawab Sosial Terhadap Pegawai
dan Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3)
860 Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan
865 Tanggung Jawab Sosial Terhadap Masyarakat
We Ready for
the Next Journey
Market Cap: > IDR 225 Tn
Revenue Market Share: 14-16%
ROE: > 25%
2020
Gross NPL: <4% Top Bank
Market Cap: IDR 136.9 Tn In ASEAN
Revenue Market Share: 13.4%
Net Profit: IDR 9.22 Tn
Market Cap: IDR 60 Tn ROE: 24.24%
Revenue Market Share: 8% Gross NPL: 2.42%
Net Profit: IDR 2.41 Tn STAGE 3
ROE: 10%
Gross NPL: 16.3%
STAGE 2
STAGE 1
3rd Transformation
Business
transformation
2nd Transformation Developing integrated
1st Transformation
Human Capital & IT
Wholesale transaction Focusing on non-
Building a winning banking
organization organic growth
Retail payment &
Delivering tailored deposits
proposition for priotiry Retail financing
segments
Building alliances
Strenghening risk
management
1 Strengthening
the foundation
2 Driving innovation
and growth
3 Extending market
leadership
Through the
Implementation, we will
assist on putting in place
the right:
2015 - 2016
Procedures/ Practices Segment
2016 - 2017
(client tiering, sales innovation
approach/ client, Services Building international 2018 - 2020
relationship pricing) Channels footprint and partnership
Focusing on innovation phase
Platforms ( tools, Product 2.0 where we bring it all
technology, Customer innovation together
Relationship
Management/
CRM, Management
Information System/
MIS)
Products (Payment
Cast Management/
PCM, treasury, retail
solutions)
Aligning the
organization
(integrated
distribution)
Target kinerja 2015, telah dapat dilampaui dengan baik walaupun kondisi ekonomi global belum sepenuhnya pulih. Kondisi
likuiditas tercermin dari rasio LDR sebesar 87,05%, menjaga kualitas aktiva produktif dengan pertumbuhan kredit (netto)
sebesar 12,8% dan rasio NPL netto di level 0,60%, meningkatkan porsi dana murah mencapai minimal 67,3%, meningkatkan
profitabilitas dengan pertumbuhan rasio fee based income sebesar 28,81% dan Efficiency Ratio di level 39,5%.
Pertanian, perburuan
dan sarana pertanian
Pertambangan
Pembangunan beberapa ruas tol di
12% Perindustrian
berbagai kota
21% 6% Pembangunan penyediaan fasilitas
Listrik, gas dan air
1%
lintasan dan prasarana penunjang
Konstruksi
kereta api Bandara Soekarno Hatta
Perdagangan, restoran
7% dan hotel
Pembangunan pelabuhan laut
24% Belawan Fase 2 di Sumatera Utara
4% Pengangkutan,
pergudangan dan Turut membiayai 25% kebutuhan
komunikasi pembiayaan listrik nasional dengan
19%
Jasa-jasa dunia usaha kapasitas 3.040 Megawatt
2% Jasa-jasa sosial/
4% masyarakat
Lain-lain
270.352
15.444
170.672,77
28.669.714,00
230.352
105.205.295,00
11.541
112.098,00
Jumlah Trx
FInansial
Mobile Banking
42.968,20
Jumlah trx
antarwilayah di Indonesia terutama antara desa-kota. e-money
posisi keuangan
laba rugi
Pendapatan Bunga
Dengan Bunga Obligasi Pemerintah 71.570.127 62.637.942 50.208.842 42.550.442 37.730.019
Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah 66.296.272 58.003.439 46.725.244 39.475.434 33.516.005
Pendapatan Bunga Bersih 1)
1) Direklasifikasi dalam rangka penyajian beban premi asuransi program penjaminan dana nasabah sebagai
bagian dari biaya operasional lainnya.
Permodalan
Rasio Kecukupan Modal (CAR) 18,60% 16,60% 14,93% 15,48% 15,34%
Aset Produktif
Aset Produktif & Non Produktif 1,56% 1,15% 1,17% 1,17% 1,43%
bermasalah terhadap total
aset produktif dan aset non produktif
Aset produktif bermasalah terhadap total 1,96% 1,42% 1,43% 1,45% 1,59%
aset produktif
CKPN aset keuangan terhadap aset 3,10% 2,61% 2,86% 2,77% 2,84%
produktif
Kredit Bermasalah (NPL Bruto) 2,29% 1,66% 1,60% 1,74% 2,18%
NPL Netto 0,60% 0,44% 0,37% 0,37% 0,45%
Profitabilitas
ROA 3,15% 3,57% 3,66% 3,55% 3,37%
ROE 23,03% 25,81% 27,31% 27,23% 25,57%
NIM 5,90% 5,94% 5,68% 5,58% 5,29%
BOPO 69,67% 64,98% 62,41% 63,93% 67,22%
Likuiditas
LDR 87,05% 82,02% 82,97% 77,66% 71,65%
Kepatuhan
Persentase Pelanggaran BMPK
Pihak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Persentase Pelampauan BMPK
Pihak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Giro Wajib Minimum Utama Rupiah 7,50% 8,00% 8,00% 8,00% 8,00%
Giro Wajib Minimum Utama Valuta Asing 8,50% 8,49% 8,10% 8,01% 8,06%
Posisi Devisa Netto 2,91% 2,01% 2,40% 1,27% 1,50%
Catatan:
Uraian Informasi Harga Saham dijelaskan lebih lanjut pada bagian
Informasi bagi Pemegang Saham dan Investor.
790.571.568
855.039.673
750.195.111
11 11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
119.491.841
48.394
104.844.562
11
11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
Jumlah Penyertaan saham-netto menurun Jumlah Ekuitas meningkat dari
dari Rp55.490 juta tahun 2014 menjadi Rp104.844.562 juta tahun 2014 menjadi
Rp48.394 juta pada tahun 2015 Rp119.491.841 juta pada tahun 2015
Jumlah Jumlah
Pendapatan Bunga Bunga Bersih
45.363.103
71.570.127
39.132.424
62.637.942
11 11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
Jumlah Pendapatan Bunga meningkat dari Jumlah Bunga Bersih meningkat dari
Rp62.637.942 juta tahun 2014 menjadi Rp39.132.424 juta tahun 2014 menjadi
Rp71.570.127 juta pada tahun 2015 Rp45.363.103 juta pada tahun 2015
Jumlah
Jumlah Pendapatan Laba yang dapat diatribusikan kepada
Operasional Lainnya pemilik entitas induk
18.378.678
20.334.968
19.871.873
14.687.815
11 11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
20.699.770
19.658.155
782.910
11 11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
Jumlah Laba yang dapat diatribusikan kepada Jumlah Laba Komprehensif yang dapat
kepentingan non pengendali meningkat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dari Rp782.910 juta tahun 2014 menjadi menurun dari Rp20.699.770 juta tahun 2014
Rp817.430 juta pada tahun 2015 menjadi Rp19.658.155 juta pada tahun 2015
851,66
782.910
11 11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
Jumlah Laba Komprehensif yang dapat Jumlah Laba Bersih per Saham (Rp)
diatribusikan kepada kepentingan non meningkat dari Rp851,66 tahun 2014
pengendali meningkat dari Rp782.910 juta tahun menjadi Rp871,50 pada tahun 2015
2014 menjadi Rp788.674 juta pada tahun 2015
3,57%
11
11
3,15%
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
5,90%
25,81%
11
23,03%
11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
87,05%
69,67%
82,02%
64,98%
11 11
11 12 13 14 15 11 12 13 14 15
Penghargaan
A
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi ngin perubahan tengah melanda industri perbankan. Saat
ini, bank tak lagi harus hadir dalam bentuk fisik untuk me-
dan kejelian Bank Mandiri dalam membaca
Bank Mandiri terus berkarya untuk memberikan
tren di industri perbankan.
yang
layani paraterbaik
nasabahnya.bagi segenap
Sektor e-channel kini terus berpe-
netrasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
pemangku kepentingannya, yang dibuktikan dengan perolehan
Bank bahkan tak puluhan
perlu lagi membuka cabang dalam bentuk kan-
tor untuk berbagai melayani kebutuhan perbankan. Kehadiran para
penghargaan dan apresiasi dari berbagai lembaga di tingkat nasional maupun
agen Laku Pandai akan membuka kesempatan pada semua orang
internasional. untuk bergerak di bidang jasa perbankan.
Didorong untuk memaksa industri perbankan memberikan la-
yanan prima pada para nasabahnya, untuk ke-19 kalinya Marketing
Research Indonesia (MRI) dan Majalah Infobank kembali menghadir-
kan Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2015. Dan untuk yang
ke-8 kalinya, Bank Mandiri berhasil meraih penghargaan sebagai bank
Mar
dengan pelayanan paling prima (the best bank service excellence).
Pencapaian yang ke-8 kalinya ini, diakui Group Head of Customer
Care Technology & Operations Bank Mandiri Basu Vitri Manugraha-
ni, bukanlah hasil yang mudah didapat. Diakui Basu, tak sedikit upaya
yang harus dilakukan Mandiri untuk mempertahankan predikat seba-
gai yang terbaik di tahun ini.
Nama Kategori Pemberi
Nama Kategori Pemberi Penghargaan Penghargaan Penghargaan
Penghargaan Penghargaan Penghargaan
mandiri
Corporate Best Bank in Corporate
4 edisi 407 | 18 Juni 2015 03 Treasurer Indonesia. Treasurer.
01 The Asset
Triple A
The Best Bank
majalah
in Indonesia.
The Asset.
Awards 2014.
Country
The Asian Best Trade Finance
Awards 2014 04 Banker Excel- Bank in Indonesia
The Asian
Dinner . Banker .
lence in Retail Best Retail Banking
02 8th Annual
Best Deal
Best Loan Deal Of
the Year In South-
Alpha
Southeast
Financial in Indonesia.
Service Award.
& Solution east Asia. Asia.
Awards 2014 Infobank 1. 1st Place, Wealth
Best Receivable 05 Management.
Infobank.
Solution Of the Award.
2. 2nd Place, KPR.
Year In Southeast 3. 3rd Place,
Asia. Tabungan.
4. 3rd Place, Kartu
Kredit.
5. 3rd Place, Kartu
Debit.
Apr
06 Indonesia
Most Admired
Majalah Warta
Ekonomi.
Company 2015
Indikator .
Nama Kategori Pemberi Investor Best 3rd Place, Best Bank Majalah
Penghargaan Penghargaan Penghargaan 12 Bank 2015. Aset di atas Rp100 Investor.
triliun.
Asian Banking Domestic Retail Asian Banking
14 and Finance Bank of The Year and Finance. Asia Responsible Kategori CSR Mandiri Enterprise
Awards 2015. Advertising 13 Entrepreneurship Young Technopreneur Asia.
Campaign of The Award. dan Mandiri
Year Sahabatku.
Credit Card
Initiative of The
Year.
mandiri sahabat negeri laporan tahunan 2015 29
PENDAHULUAN LAPORAN KEPADA INFORMASI BAGI PROFIL TENTANG
PEMEGANG SAHAM PEMEGANG PERUSAHAAN PERUSAHAAN
DAN PEMANGKU SAHAM ANAK
KEPENTINGAN DAN INVESTOR
28 PR Program & Indonesia Best Majalah Mix 29 Corporate Best Financial Indonesia
People of the Corporate Secretary overnance
G Institute for
Year. Team 2015. Award 2015 . Corporate
Directorship
(IICD).
sertifikasi
Unit Kerja Pemberi
Jenis Sertifikasi Masa Berlaku
Penerima Sertifikasi
ISO 9001:2008
Operations Direktorat Technology & 31 Oktober 2016 SGS Indonesia
Operations
MANDIRI HIGHLIGHT
Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari strategi dan kejelian Bank Mandiri dalam
membaca tren di industri perbankan. Setiap tahun MRI selalu mengubah parameter yang
digunakan untuk memberikan penilaian, ujar Basu.
edisi 407 | 18 Juni 2015
man
m
Untuk 2015, dia melanjutkan, kami telah membaca tren bahwa e-channel akan me-
mainkan peran penting dalam penilaian MRI. Hal ini, tak lepas dari semakin banyaknya ma-
syarakat yang mempercayakan transaksi perbankannya melalui e-channel.
Berbagai antisipasi yang dilakukan Mandiri untuk tetap memberikan layanan prima di
era e-channel adalah dengan bekerja sama dengan product owner dan IT untuk perbaikan
layanan e-chanel dan infrastruktur.
Konsistensi antar-channel juga dilakukan perbaikan. Menurut dia, selama ini sering ter-
jadi disinformasi yang kurang sesuai antarsatu channel dengan channel lainnya. Smart No-
tification dan Alignment antar-channel yang kita upayakan pun membawa hasil nyata, yaitu
e-channel Mandiri meraih Juara 1 di BSEM 2015, kata Basu.
Konsisten dalam
Pelayanan mandiri sahabat negeri laporan tahunan 2015
Mandiri
invesment forum
Bank Mandiri bersama
mandiri Sekuritas dan
Barclays menggelar
Mandiri Invesment
Forum (MIF) 2015
guna mendorong
partisipasi swasta Jul
melalui investasi
dalam mendukung
program pembangunan
nasional.
Mar Mei
Apr Jun
Feb
Jan
Sinergi Bank BUMN untuk
Pembayaran Tol Bali Mandara
Bank Mandiri bersama bank-bank milik negara yang
tergabung dalam Himbara dan Jasa Marga bersinergi
untuk pembayaran elektronik jalan tol.
Des
Nov
Okt
Ags
Sep Pemberdayaan
Buruh Migran
Menteri BUMN Rini Sumarno
bersama Direktur Utama
Bank Mandiri Budi G Sadikin
melihat hasil karya Buruh
Migran Indonesia (BMI) pada
rangkaian program Mandiri
Sahabatku di Hong Kong.
Mandiri Karnaval dan Mandiri Jakarta
Marathon
Mandiri Karnaval dan Mandiri Jakarta
Marathon merupakan rangkaian
kegiatan yang digelar Bank Mandiri
untuk nasabah dan masyarakat dalam
merayakan ulang tahun ke-17 yang
secara rutin dilakukan setiap tahun.
Simpan Pelajar
Melalui Mandiri Simpanan Pelajar, Bank Madiri
memancing minat pelajar dalam menabung
dengan menyesuaikan karakteristik dan fitur
tabungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar.
testimoni nasabah
Nurzahedi
Direktur Utama
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap orang pada bulan Juni 2016 diluar tenaga kesehatan
layanan kesehatan yang prima, telah mendorong dokter. Di samping pendanaan, kerja sama dengan
pertumbuhan jumlah rumah sakit di Indonesia. Ini Bank Mandiri dilakukan dalam bentuk promosi
juga alasan kehadiran Rumah Sakit Aulia Hospital bersama dan juga membuka kantor kas di Aulia
di Pekanbaru, Riau. Rumah sakit yang akan mulai Hospital untuk memudahkan transaksi ataupun
beroperasi pada Januari 2016 mendapatkan pembayaran, ujarnya. Nuzahedi juga berharap Bank
pembiayaan dari Bank Mandiri, telah memiliki sekitar Mandiri akan membina usahanya agar dapat terus
600 karyawan dan akan bertambah sebanyak 300 berkembang dan tumbuh di masa depan.
Permadie Setiakusuma
Direktur Utama
Selama puluhan tahun, PT Karya Mitra Nugraha telah berperan serta dalam
mendukung pembangunan infrastruktur kelistrikan dan telekomunikasi di Indonesia,
serta memberikan jasa dan produk dengan kualitas terbaik kepada perusahaan listrik
dan telekomunikasi.
laporan
dewan
komisaris
Dewan Komisaris terus berkomitmen untuk
mengembangkan bisnis yang berkelanjutan
yang disertai dengan penguatan manajemen
risiko, good corporate governance, dan sistem
pengendalian internal
Kondisi perekonomian dunia masih dalam proses 4,8%. Tingkat inflasi di tahun 2015 mencapai 3,35%,
menuju keseimbangan baru, yang dibayangi dengan atau sesuai dengan target BI yaitu 4% ( 1%),
kondisi ketidakpastian sebagaimana ditunjukan yang disebabkan oleh terkendalinya harga bahan
adanya perlambatan ekonomi di beberapa negara, bakar minyak (BBM) dalam negeri dan berhasilnya
turunnya harga komoditi serta adanya kebijakan pemantauan ketat terhadap harga bahan pokok,
ekonomi di beberapa negara seperti di China dan sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
Amerika Serikat. mengalami sedikit pelemahan, sehingga menyentuh
level IDR 13.785/USD, yang dipicu antara lain kenaikan
Sebagaimana disarikan dari laporan International suku bunga The Fed, depresiasi Yuan, meningkatnya
Monetary Fund (IMF) bertajuk World Economic permintaan valas untuk pembayaran utang maupun
Outlook Update pertumbuhan Ekonomi dunia pada pembayaran dividen, dan kekhawatiran terhadap
tahun 2015 melambat menjadi 3,1% dari 3,4% pada melambatnya ekonomi domestik.
tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2015 adalah 4,8% dari 5% pada Faktor-faktor di atas berdampak negatif terhadap
tahun 2014. kinerja industri perbankan nasional di tahun 2015
yang ditandai dengan penurunan laba bersih
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan perbankan nasional turun hingga 6,72% dari tahun
ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2015 tumbuh lalu, dan Return on Asset turun 53 basis poin. Terdapat
5 dari 10 bank besar di Indonesia yang mampu (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 21,39%,
mencatatkan pertumbuhan laba positif per Desember sementara rasio kredit bermasalah (Non Performing
2015. Meskipun demikian, industri perbankan Loan/NPL) berada di kisaran 2,49% (gross). Kredit
Indonesia secara umum masih terjaga dengan tingkat tetap mengalami pertumbuhan sebesar 10,4% (yoy),
risiko terkendali yang ditopang oleh ketahanan sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)
sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang pada Desember 2015 tercatat sebesar 7,3% (yoy).
baik. Pada Desember 2015, rasio kecukupan modal
Tahun 2015 menjadi periode penuh kerja keras bagi Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada
Bank Mandiri dan Mandiri Grup untuk dapat terus Direksi atas pencapaian kinerja Bank Mandiri selama
meningkatkan pertumbuhan dan pencapaian target tahun 2015 dengan beberapa pandangan sebagai
bisnis di tengah ketidakstabilan kondisi perekonomian berikut :
global dan Indonesia sehingga Bank Mandiri dan
Mandiri Grup perlu melakukan tindakan-tindakan
antisipatif untuk mendukung kegiatan usahanya, Laporan Posisi Keuangan
yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2015, kinerja keuangan Bank Mandiri
secara konsolidasi berhasil mencapai total aset
Ditengah kondisi perekonomian global yang belum menjadi sebesar Rp910.063 miliar, meningkat 6,44%
sepenuhnya stabil, serta persaingan yang semakin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp855.040
kompetitif, Bank Mandiri mampu mempertahankan miliar. Peningkatan aset ini terutama disebabkan
kinerja di berbagai segmen usahanya dengan oleh peningkatan kredit sebesar 12,36% dan obligasi
mengelola risiko serta menjalankan tata kelola pemerintah yang meningkat 20,56% dibandingkan
perusahaan yang baik yang tercermin dari indikator tahun 2014.
kinerja keuangan Bank Mandiri.
Adapun Laporan Posisi Keuangan tersebut pada oleh adanya peningkatan laba. Sementara itu
tahun 2015 dibandingkan tahun 2014,secara garis saldo laba belum ditentukan penggunaannya
besar dapat disampaikan sebagai berikut: pada tahun 2015 meningkat sebesar 19,54%
1) Dari sisi Aset, terdapat pos-pos yang melebihi menjadi Rp76.822 miliar.
target antara lain adalah Kas, Obligasi
Pemerintah dan Cadangan Kerugian Penurunan Atas pencapaian kinerja keuangan sampai dengan
tahun 2015 tersebut, Dewan Komisaris berpendapat
Nilai Kredit. Kas mencapai sebesar Rp25.109
terdapat beberapa hal yang perlu mendapat
miliar meningkat 21,27% mencakup kas utama,
perhatian, yaitu pertama, pada perkreditan, kontinuitas
kas ATM dan kas kecil. Obligasi pemerintah
pertumbuhan kredit yang berkelanjutan dapat terus
mencapai sebesar Rp103.869 miliar, naik
dijaga dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian,
20,56% dari posisi akhir tahun 2014, didorong
meningkatkan kualitas pengendalian internal dan
peningkatan obligasi pemerintah yang tersedia penerapan manajemen risiko perkreditan yang
untuk dijual sebesar Rp74.153. Jumlah CKPN memadai. Penyaluran kredit yang realisasinya
Kredit tahun 2015 meningkat 25,89% menjadi secara konsolidasi mencapai Rp595.458 miliar agar
sebesar Rp22.558 miliar dibandingkan tahun tetap terjaga kualitas kreditnya. Untuk pembiayaan
2014 yang disebabkan adanya peningkatan disektor retail perlu didukung dengan pengembangan
CKPN Kredit yang diberikan dan CKPN Piutang infrastruktur dan sumber daya manusia disertai
Pembiayaan Konsumen. peningkatan internal control yang lebih baik.
Penyaluran kredit dalam valuta asing agar dapat
2) Pinjaman yang diberikan mengalami
dilaksanakan secara lebih selektif dan selaras dengan
peningkatan sebesar 12,36% dibandingkan
kemampuan dalam penghimpunan dana valuta
tahun 2014, menjadi sebesar Rp595.458 miliar,
asing. Kedua, pada penghimpunan dana, realisasi
dengan tingkat NPL gross sebesar 2,60%.
volume dan komposisi dana murah belum melampaui
3) Dari sisi Liabilitas termasuk dana syirkah pertumbuhan nasional. Strategi pengelolaan
temporer mengalami peningkatan sebesar 5,38% penghimpunan dana dapat dilakukan lebih progresif
dibandingkan tahun 2014 menjadi sebesar untuk peningkatan dana murah di semua segmen,
Rp790.571 miliar, yang didorong oleh kenaikan baik melalui penguatan account plan, melakukan
simpanan nasabah yang meningkat 6,29%. peningkatan kualitas pelayanan, pemasaran dan
inovasi atau pengembangan produk dan jasa yang
4) Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)
dimiliki guna meningkatkan daya saing ditengah
yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito
persaingan yang semakin ketat.
berjangka, secara konsolidasi mencapai
Rp676.387 miliar atau meningkat 6,29%
dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar Laba Rugi
Rp636.382 miliar. Dari total DPK tersebut, Giro
mencatat pertumbuhan sebesar 34,43% menjadi Bank Mandiri terus mendorong setiap strategi dan
Rp172.166 miliar, tabungan meningkat sebesar upaya dalam meningkatkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Pada tahun 2015 Bank Mandiri mencapai
7,63% menjadi Rp271.707 miliar, sedangkan
pertumbuhan kinerja keuangan dibandingkan
deposito mengalami penurunan sebesar 9,13%
tahun lalu, yang ditunjukkan dengan meningkatnya
menjadi Rp232.514 miliar.
pendapatan operasional sebesar 14,77% menjadi
5) Secara konsolidasi, Ekuitas pada tahun 2015 sebesar Rp99.495,7 miliar, keuntungan dari penjualan
meningkat 13,97% dibandingkan tahun 2014, efek-efek dan obligasi pemerintah meningkat 17,50%
menjadi sebesar Rp119.492 miliar, yang didorong menjadi sebesar Rp275,5 miliar, laba operasional
meningkat sebesar 1,39%, menjadi sebesar bermasalah mencapai 2,60% sedangkan NPL netto
Rp26.338,97 miliar dan laba bersih meningkat 2,33% secara konsolidasi tercatat pada tingkat yang rendah
menjadi mencapai Rp20.334,97miliar. Adapun laba yaitu sebesar 0,90% sedangkan rasio kredit terhadap
per saham dasar pada tahun 2015 meningkat 2,33% dana pihak ketiga atau LDR tetap sehat di level
menjadi sebesar Rp871,50 dari sebelumnya Rp851,66. 87,68%.
Peningkatan pendapatan operasional Bank Mandiri
terutama disebabkan meningkatnya pendapatan Rasio tingkat pengembalian atas aset/ Return On Asset
bunga atau berkontribusi 66,70% dari total pendapatan (ROA) sebesar 2,99% dan tingkat pengembalian atas
operasional yang diperoleh. Pendapatan bunga modal inti (ROE) sebesar 18,33%. Rasio kecukupan
tersebut dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah modal (CAR) berada pada level 17,99% per Desember
kredit yang diberikan, obligasi pemerintah, efek-efek, 2015 dibandingkan 16,13% per Desember 2014,
pendapatan pembiayaan konsumen, dan lain-lain. menegaskan posisi permodalan Bank Mandiri yang
kuat. Pencapaian laba bersih di atas tidak terlepas dari
pencapaian Net Interest Margin (NIM) di level 6,08%.
Rasio Keuangan Adapun tingkat efisiensi yang ditunjukkan dengan
rasio Biaya Operasional dibandingkan Pendapatan
Secara umum, realisasi kinerja Bank Mandiri dalam Operasional (BOPO) mencapai 74,28% lebih tinggi
tahun 2015 telah mencapai target yang ditetapkan. dibanding tahun lalu yang mencapai 70,02%.
Rasio keuangan yang menyangkut kualitas aset
dan rentabilitas lebih baik dari targetnya. Rasio NPL
bruto secara konsolidasi sebagai indkator kredit
Aktivitas Pengawasan
Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, Dewan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Komisaris membentuk Komite Audit, Komite Penguatan dari sisi permodalan dapat membuka
Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi peluang-peluang bisnis di masa mendatang.
serta Komite Tata Kelola Terintegrasi. Seluruh Komite
4) Manajemen Risiko
tersebut telah melakukan tugas dan kewenangannya
sesuai charter yang berlaku bagi masing-masing Pengelolaan risiko usaha dilakukan dengan baik
Komite termasuk memberikan rekomendasi serta melalui pengendalian maupun mempertahankan
laporan kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang inherent risk yang konservatif. Mandiri Grup
perlu menjadi perhatian Dewan Komisaris dalam perlu senantiasa melakukan evaluasi atas
menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya pengelolaan risiko secara terintegrasi serta
maupun penyempurnaan terkait dengan aspek menyusun sistem untuk dapat memonitor
pengawasan dan tanggung jawab dimasing-masing pengelolaan risiko Mandiri Grup yang lebih baik.
komite.
5) Pengendalian Internal
Secara umum terdapat 9 aspek utama yang Meningkatkan kualitas pengendalian internal
senantiasa menjadi fokus pembahasan Dewan antara lain melalui penyempurnaan implementasi
Komisaris bersama dengan Direksi yaitu : Data Quality Audit, menyempurnakan petunjuk
1) Penghimpunan Dana teknis kepatuhan Compliance Risk Assessment
dan Standar Pedoman Kepatuhan. Selain itu,
Peningkatan komposisi dana murah yang
juga melakukan peningkatan kompetensi
disertai dengan pemberian solusi secara
Risk, Control, Audit dan Governance melalui
menyeluruh kepada nasabah Bank Mandiri
implementasi Audit Compliance Governance
dan mengembangkan aliansi berbasis value
Academy.
chain untuk memenuhi kebutuhan bisnis/usaha
nasabah. 6) Implementasi Good Corporate Governance (GCG)
Perubahan Komposisi
Dewan Komisaris
Pada tahun 2015, terdapat perubahan komposisi Dengan memperhatikan hasil keputusan RUPS-LB
Dewan Komisaris sebanyak dua kali. Berdasarkan dimaksud maka anggota Dewan Komisaris Bank
Rapat Umum Pemengang Saham Tahunan (RUPST) Mandiri Per tanggal 31 Desember 2015, berjumlah 8
untuk tahun buku 2014 pada tanggal 16 Maret 2015 (delapan) orang yang 4 (empat) orang diantaranya
yang memutuskan pengakhiran masa tugas dari Sdr. merupakan Komisaris Independen. Jumlah Dewan
Mahmuddin Yasin, Sdr. Krisna Wijaya dan Sdr. Anton Komisaris sebanyak 8 (delapan) orang tersebut tidak
Hermanto Gunawan dan selanjutnya mengangkat melebihi dengan jumlah anggota Direksi sebanyak 11
Sdr. Darmin Nasution sebagai Komisaris Utama, (sebelas) orang sehingga sesuai dengan ketentuan
Sdr. Imam Apriyanto Putro sebagai Wakil Komisaris Bank Indonesia.
Utama, Sdr. Goei Siauw Hong dan Sdr. Bangun
Sarwito Kusmuljono sebagai Komisaris Independen Atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan
serta Sdr. Suwhono sebagai Komisaris. Selain itu terima kasih kepada seluruh anggota Dewan
RUPS Tahunan memutuskan adanya pengalihan Komisaris yang selesai masa tugasnya yaitu, Sdr.
fungsi Sdr. Abdul Aziz dari Komisaris Non Independen Mahmuddin Yasin, Sdr. Krisna Wijaya, Sdr. Anton
menjadi Komisaris Independen dengan masa jabatan Hermanto Gunawan dan Sdr. Darmin Nasution
meneruskan masa jabatan sebagai Komisaris. yang telah memberikan sumbangan tenaga, pikiran
serta dedikasinya kepada Bank Mandiri. Selanjutnya
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa kepada anggota Dewan Komisaris seluruhnya, yaitu
(RUPS-LB) pada tanggal 18 Desember 2015 telah Sdr. Imam Apriyanto, Sdri. Aviliani, Sdr. Askolani,
mengangkat Sdr. Wimboh Santoso sebagai Komisaris Sdr. Abdul Aziz, Sdr. Goei Siauw Hong, Sdr. Bangun
Utama untuk menggantikan Sdr. Darmin Nasution Sarwito Kusmuljono. dan Sdr. Suwhono, selamat
yang telah diangkat sebagai Menteri Koordinator bertugas serta menjalankan amanah dengan baik di
Perekonomian Republik Indonesia pada tanggal 12 Bank Mandiri.
Agustus 2015 oleh Presiden Republik Indonesia.
Penutup
Akhir kata, atas nama Dewan Komisaris, saya peran dan kontribusinya terhadap kesuksesan dan
menyampaikan apresiasi kepada Direksi dan seluruh perkembangan bisnis Bank Mandiri serta Mandiri
insan Mandiri atas pencapaian kinerja yang baik Grup secara keseluruhan.
sepanjang tahun 2015. Kami harapkan semangat,
dedikasi, dan kerjasama tim sepanjang tahun ini Akhir kata, kami juga berterima kasih kepada seluruh
dapat lebih ditingkatkan untuk mengatasi tantangan stakeholders dan nasabah Mandiri Grup atas kesetiaan
yang lebih besar lagi pada tahun mendatang sebagai dan kepercayaannya menjadikan Bank Mandiri
kelanjutan Transformasi Tahap III (2015-2020). sebagai SAHABAT NEGERI.
Wimboh Santoso
Komisaris Utama
1
Wimboh Santoso
Komisaris Utama
Abdul Azis
Komisaris Independen
Aviliani
Komisaris Independen
4
Suwhono
Komisaris 7
Wimboh Santoso
Komisaris Utama
1 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesionalnya dimulai ketika bekerja di Bank Indonesia sebagai
Staf Pemeriksa Bank pada tahun 1990 dan memiliki jenjang karir yang
cemerlang dengan memegang peran penting, termasuk sebagai Kepala Seksi
Biro Penelitian Intern (1993-1994), Ketua Program Transformasi Perbankan
(2001-2003), Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan(2006-2009), Direktur
Penelitian dan Pengembangan Perbankan (DPNP) (2010-2012), Kepala
Perwakilan Bank Indonesia New York (2012-2013), Direktur Eksekutif IMF (2013-
2015) dan Pengamat Ekonomi Keuangan dan Konsultan LPPI (2015-sekarang).
Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Negeri Surakarta (1983), Master
of Science, Business Administration, University of Illionis (1993) dan Master
Financial Economics dari University of Loughborough (1999).
Warga Negara Indonesia, kelahiran
tahun 1957. Berdomisili di Jakarta.
Menjabat sebagai Komisaris Utama
Bank Mandiri berdasarkan RUPS Luar Pelatihan yang diikuti antara lain:
Biasa Tanggal 18 Desember 2015
Beliau mengikuti pelatihan dan seminar di bidang ekonomi dan perbankan antara
lain Kursus Pembukuan Bond A dan Bond B dan Kursus Programing Computer.
Selama tahun 2015 telah terjadi dua kali pergantian Komisaris Utama, yaitu:
Lulusan Universitas Krisnadwipayana di bidang hukum Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia
(1983), Master Business Administration (MBA) Washington (1978), mendapatkan DEA of Economic Development
University USA (1986) dan Doktor di bidang Manajemen SDM Universitas Paris I, Pantheon Sorbonne (1982) dan
Universitas Negeri Jakarta (2012). Doktor bidang Ekonomi Pembangunan -Universitas Paris I,
Pantheon Sorbonne (1986).
Perjalanan Karir: Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau antara lain sebagai Deputy Pengalaman profesional beliau sebelum menjadi Komisaris
Menteri BUMN bidang Restrukturisasi & Privatisasi (2001 Utama Bank Mandiri dimulai dari tahun 1976 - sekarang,
- 2010), sekretaris Kementerian BUMN (2010 - 2011), antara lain anggota Komisaris Indonesia Deposit Insurance
Vice President di Kementerian BUMN (2011 - sekarang), Corporation (2005-2009), Direktur Jenderal Pajak (2006-
Komisaris Bank Mandiri (2008 - 2012) dan Komisaris 2009), Wakil Gubernur senior Bank Indonesia (2009-2010),
PT. Pertamina (2013-2014). Gubernur Bank Indonesia (2010-2013), Kepala ISEI (2009-
2015).
Perjalanan Karir:
Pengalaman profesionalnya dimulai ketika bekerja di Kementerian Keuangan
pada tahun 1991 dan memiliki jenjang karir dengan memegang peran yang
progresif, termasuk sebagai Kepala Asuransi Bisnis Bagian Pembiayaan dan
Sumber Daya Analisis (1993-2010), Asisten Deputi Penelitian dan Informasi
(2010-2012), Kepala Sumber Daya Manusia dan Perencanaan Biro (2012-2013),
Sekretaris Kementerian BUMN (2013-sekarang).
Abdul Azis
Komisaris Independen
3
Perjalanan Karir:
Beliau memiliki pengalaman profesional sebagai pengembang usaha di PT
Pasarini Padibumi (1993-1997), dilanjutkan dengan menjadi Komisaris di beberapa
perusahaan seperti; PT Panca Nugraha Paramitra (1997-2005), PT PLN (Persero)
(2009-2013), Staf Khusus Kementerian BUMN (2009-2011) kemudian Direktur
Utama di PT Sarana Jasa Utama (2005-sekarang).
Meraih gelar sarjana dari Institut Pertanian Bogor (1987), pasca sarjana dari
Institut Pendidikan dan Pengembangan Manajemen di bidang manajemen
strategik (1993).
Aviliani
Komisaris Independen
4
Perjalanan Karir:
Karir profesional beliau dimulai sejak tahun 2005 sebagai Komisaris Independen PT
BRI (Tbk)sampai dengan Mei 2014, penasehat Tim Kadin, Ketua Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES), Ketua Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dan anggota Komite Ekonomi
Nasional (KEN). Pada bulan Mei 2014, beliau diangkat sebagai Komisaris Bank Mandiri.
Mendapatkan gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya (1985), gelar Master
of Business Administration (MBA) dari Universitas Indonesia (1995) dan Doktor bidang
Manajemen Bisnis dari Institut Pertanian Bogor (2012).
Askolani
Komisaris
Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau dimulai di Kementerian Keuangan sebagai Direktur
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (2011), Komisaris PT Indonesia Ferry (ASDP),
Komisaris PT Pertamina Gas (2012), Komisaris PT Angkasa Pura I (2013-2014) dan
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (2013).
Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Sriwijaya (1990). gelar Master of Arts
Degree dari University of Colorado, Denver-USA (1999).
Suwhono
Komisaris
Perjalanan Karir:
Karirnya dimulai sejak bergabung dengan Bank Bumi Daya sejak 1981 sampai
dengan terjadinya merger menjadi Bank Mandiri. Di Bank Mandiri pernah menjabat
berbagai posisi, termasuk Kepala Departemen Hubungan Pemerintah (1999-
2000 dan 2001-2003), Manajer Kantor Cabang Ratu Palza (2000-2001), Kepala
Departemen Corporate Banking (2003-2005), Kepala Grup Corporate Banking dan
pada saat yang sama juga menjabat sebagai Komisaris Mandiri Sekuritas (2005-
2009). Selanjutnya, beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan Pelindo I (2009-
2011), Direktur Utama Pegadaian (2011-2015).
Perjalanan Karir:
7 Pengalaman profesional beliau dimulai sebagai Analis Sistem di Astra Graphia
(1988). Setelah menyelesaikan MBA di tahun 1993, Beliau mulai bekerja sebagai
Analis Equity di WI Carr Indonesia, mendapatkan promosi sebagai Senior Analis
Equity selama 11 bulan. Tahun 1995-1996, menjabat sebagai Analis Senior di
CLSA Indonesia, dan promosi menjadi Wakil Riset yang setara dengan Kepala
Riset. Pada tahun 1996-1998, bekerja di SocGen Crosby sebagai Kepala Riset
yang membawa perusahaan menjadi The Most Improved Research oleh
Asiamoney. Tahun 1999-2001, Beliau bekerja di Nomura Indonesia sebagai
Kepala Riset. Selama perjalanan karirnya, Beliau mendapatkan penghargaan
sebagai Top 5 Analyst in Indonesia oleh Asiamoney, anggota Komite Pemantau
Risiko Bank Permata (Tbk) (2006-2010).
Perjalanan Karir:
8 Karir profesional beliau dimulai di BKPM pada tahun 1972 sebagai staf pelaksana,
dan berkarir di sejumlah bank sampai tahun 1986, termasuk Chase Manhattan
Bank (di New York dan Hong Kong), Fincorinvest, dan Asian Development Bank.
Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Nusa International (April
1997-September 1999), PNM (Juni 1999 Mei 2005), Staf Ahli Kementerian
BUMN (Januari 1998 Juni 1999), anggota Dewan Komisaris sejumlah bank,
termasuk Maybank Nusa (April 1997 Mei 1994), Bank Niaga (Tbk) (Mei 1999
2002), Syarikat Takaful Indonesia (Juni 2007 Juni 2009), BRI (Tbk) (Mei 2005
2010), BNI (Tbk) (Mei 2010 Maret 2015). Beliau dipercaya memimpin Komite
Nasional Pemberdayaan Pembiayaan Mikro sejak Agustus 2005. Aktif juga
sebagai akademisi, mengajar di beberapa perguruan tinggi sebagai dosen tamu
di Tokyo Institute of Technology and Kansai University di Japan (2007), Maribor
University di Slovenia (2008), Queensland University di Brisbane, Australia (2009).
laporan
direksi
Sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan
ekonomi Indonesia sekaligus agent of
development, Bank Mandiri memiliki peran
penting di tengah usaha bangsa untuk bangkit
menuju ke arah yang lebih baik. Secara
fundamental selama tahun 2015 Bank Mandiri
tetap menunjukkan pertumbuhan bisnis yang
positif dan konsisten dengan menerapkan tiga
strategi bisnis utama, yaitu memperdalam
hubungan dengan nasabah, akselerasi bisnis
di segmen utama dan integrasi Mandiri Grup.
Selain itu, dengan semangat mendorong
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Bank
Mandiri mendukung sepenuhnya penguatan
inklusi keuangan di Indonesia melalui sistem
Laku Pandai yang memperluas akses layanan
keuangan di pelosok nusantara
Perekonomian Global
dan Perbankan Nasional 2015
Tahun 2015 menjadi momen yang menggembirakan Rupiah melemah menyentuh level IDR13.785/USD
bagi negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni yang dipicu oleh antisipasi kenaikan suku bunga
Eropa, dan Jepang. Pertumbuhan ekonomi mereka The Fed dan depresiasi Yuan serta meningkatnya
diperkirakan akan terus meningkat sementara tingkat permintaan valas untuk pembayaran utang dan
pengangguran mencatatkan rekor terendah sejak deviden secara musiman, dan kekhawatiran terhadap
krisis finansial global. Di sisi lain, Indonesia dan negara melambatnya ekonomi domestik. Perlambatan
negara berkembang lain menghadapi tantangan yang ekonomi juga mempengaruhi tingkat inflasi yang
cukup berat. Sesuai laporan International Monetary hanya sebesar 3,35% atau jauh di bawah 8,36% tahun
Fund (IMF) pertumbuhan Ekonomi dunia pada tahun lalu.
2015 melambat menjadi 3,1% dari 3,4% pada tahun
sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2015 adalah 4,8% dari 5% pada
tahun 2014.
Faktor-faktor di atas berdampak negatif terhadap Triliun yang mengalami sedikit penurunan yang
kinerja industri perbankan nasional di tahun 2015. disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar modal
Kualitas aset menurun ditandai dengan NPL (gross) secara nasional.
yang mencapai 2,49%, meningkat dibandingkan 2,2%
tahun lalu per Desember 2015. Sehingga, perbankan Namun demikian, secara fundamental Bank Mandiri
harus menyisihkan biaya besar untuk CKPN yang tetap menunjukkan pertumbuhan bisnis yang positif
menggerus laba bersih. Hanya 5 dari 10 bank besar dan konsisten dengan menerapkan tiga strategi bisnis
yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba positif utama, yaitu (1) memperdalam hubungan dengan
per Desember 2015. Secara keseluruhan laba bersih nasabah, (2) akselerasi bisnis di segmen utama dan
perbankan turun 6,72% dari tahun lalu dan return on (3) integrasi Mandiri Grup.
asset turun 53 basis poin.
Langkah strategis untuk menjaga kesinambungan
Dari sisi volume bisnis, kredit tumbuh melambat 10,4%, pertumbuhan bisnis terus kami lakukan dengan
namun penghimpunan dana masyarakat tumbuh fokus pada tiga strategi yaitu memperkuat likuiditas,
cukup tinggi mencapai 7,3% dan rasio permodalan pengelolaan margin dan mengendalikan kualitas aset.
menguat mencapai 21,4%. Kondisi likuiditas juga Bank Mandiri terus mendorong pertumbuhan dana
membaik yang tercermin dari tingkat Loan to Deposit murah (giro dan tabungan) dengan mengoptimalkan
Ratio (LDR) yang mencapai 92,11%. Hal ini sebagian giro sebagai operating account nasabah kredit,
besar dipengaruhi oleh belanja Pemerintah yang meningkatkan transaksi giro nasabah korporasi dan
terhambat dan sikap wait-and-see sektor usaha institusi pemerintah, serta meningkatkan tabungan
yang cenderung melakukan efisiensi mengikuti melalui intensifikasi value chain nasabah. Strategi ini
perlambatan ekonomi. berhasil menjaga kondisi likuiditas Bank Mandiri yang
tercermin dari tingkat rasio LDR kami yang sebesar
Merespon kondisi ekonomi nasional yang kurang 87,68%.
kondusif, Pemerintah telah mengeluarkan enam
paket kebijakan ekonomi untuk mendorong Pengelolaan margin dilakukan melalui pertumbuhan
pertumbuhan. Inti dari paket kebijakan tersebut kredit Retail yang memberikan imbal hasil yang lebih
adalah mempermudah ijin investasi dan mempercepat optimal, yaitu melalui perluasan jaringan distribusi
kegiatan ekonomi serta memberi insentif bagi bisnis micro lending dan wilayah bisnis consumer card
dunia usaha. Selain itu, berbagai reformasi di sektor serta pengembangan business model untuk segmen
moneter dan di sektor riil juga sedang diupayakan. business banking dan consumer card. Atas upaya
Sehingga, Bank Mandiri tetap optimis terhadap masa tersebut, tingkat margin mengalami peningkatan yang
depan Indonesia, sebab kita sudah punya banyak tercermin dari rasio NIM (net interest margin) yang
pengalaman menghadapi serta melewati berbagai mencapai 6,08%, membaik dari posisi Desember 2014
krisis dan situasi sulit. Sebagai salah satu lokomotif yang sebesar 5,97%.
pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus agent of
development, Bank Mandiri memiliki peran penting di Dari aspek pengendalian kualitas aset, Bank Mandiri
tengah usaha bangsa ini untuk bangkit menuju ke melakukan monitoring ketat atas vulnerable sector,
arah yang lebih baik. pengembangan debtors path untuk perbaikan kualitas
kredit, membentuk NPL flying team agar lebih responsif
Di Tahun 2015, Bank Mandiri berhasil meraih laba atas kondisi cash flow debitur, dan memperkuat
bersih sebesar Rp20,33 Triliun, tumbuh 2,33% dari pengelolaan risiko kredit. Hasilnya, tingkat NPL
tahun 2014 sebesar Rp19,87 Triliun, memasuki gross terjaga dengan baik pada posisi 2,29% per
Transformasi Tahap III dengan return on equity sebesar Desember 2015, jauh di bawah batas maksimum yang
18,33% dan kapitalisasi pasar sebesar Rp215,83 dipersyaratkan oleh regulator.
Cross-Border
Coverage Individual
Untuk mencapai visi dan aspirasi menjadi The Best segmen Wholesale dan Retail, serta mendorong
Bank in ASEAN di 2020, Mandiri telah menetapkan 3 regionalisasi bisnis dan mengoptimalkan
strategi utama, yaitu: jaringan distribusi di wilayah.
1. Di segmen Wholesale, dilakukan dengan strategi
pendalaman relationship dengan nasabah Untuk mendorong implementasi 3 strategi utama
dengan milestone yang dapat diukur, strategi utama
(Deepen Client Relationship)
di segmen Wholesale, SME, Mikro, dan Invidual
2. Di segmen Retail, dengan strategi akselerasi
tersebut telah dijabarkan lebih lanjut ke dalam 40+
bisnis di segmen-segmen utama (Accelerate program dan 100+ inisiatif strategis. Tahun 2015
in Growth Segment) yang menjadi pendorong merupakan tahun pertama pelaksanaan corporate
utama pertumbuhan bisnis Retail Bank Mandiri plan 2020 dengan fokus pada penguatan pondasi bagi
3. Integrasikan bisnis di seluruh segmen yang ada suksesnya eksekusi implementasi seluruh inisiatif
di Bank Mandiri, termasuk dengan Perusahaan strategis. Ke depannya, manajemen akan memastikan
Anak (Integrate the Group) melalui budaya bahwa eksekusi program dan inisiatif tersebut akan
melibatkan peran aktif seluruh pegawai Mandiri.
cross-sell, baik antar unit kerja yang menangani
2015 2020
Pengelolaan Likuiditas
Faktor likuiditas merupakan hal terpenting dalam yang tercermin dari tingkat LDR (Bank Only) sebesar
menjalankan operasional bisnis bank sehingga Bank 87,05%. Sementara itu, LDR valas berada di posisi
Mandiri fokus dalam memantau dan memenuhi yang sangat baik yaitu sebesar 73,07% sementara
kecukupannya pada level yang memadai. Sebagai LDR Rupiah sebesar 90,45%.
tindakan antisipatif atas kondisi ekonomi yang
mengalami perlambatan, seluruh jajaran Bank Mandiri Pengelolaan likuiditas dilakukan antara lain melalui
fokus pada tiga hal yaitu likuiditas, kualitas kredit dan upaya peningkatan dana pihak ketiga, penempatan
margin. aktiva produktif secara optimal, pengembangan
e-channels, meningkatkan relationship dengan
Meskipun kondisi likuiditas perbankan nasional cukup nasabah, serta pengembangan layanan berbasis
ketat, Bank Mandiri tetap dapat meningkatkan Dana transaksi untuk mendorong pengendapan dana.
Pihak Ketiga (DPK) sehingga likuiditas tetap baik
Kualitas Kredit
Di tengah kondisi perlambatan perekonomian kewaspadaan pengendalian NPL yang lebih baik
nasional yang berdampak pada penurunan kualitas antara lain melalui pelaksanaan watch list yang lebih
kredit perbankan nasional, Bank Mandiri tetap disiplin terhadap debitur yang berpotensi mengalami
dapat menjaga kualitas kreditnya dengan baik yang down grade. Khusus untuk penanganan relapse, Bank
tercermin dari rasio NPL sebesar 2,60%. Mandiri juga menjaga dan memonitor lebih ketat serta
melakukan penanganan kredit bermasalah dengan
Bank Mandiri melakukan pengendalian kualitas asset lebih baik, agar relapse ratio tidak melampaui batas
dengan lebih ketat, dengan memperhatikan sektor- ambang rasio yang ditetapkan. Sehingga, NPL dapat
sektor yang terkena dampak kondisi perekonomian. terjaga pada level yang cukup rendah.
Selain itu, Bank Mandiri juga meningkatkan
Di tengah tekanan kondisi perbankan nasional, antara sebesar 65,6% seiring dengan keberhasilan strategi
lain peningkatan suku bunga acuan dan pelemahan Retail deposit didukung customer base yang besar,
nilai tukar Rupiah, Bank Mandiri tetap dapat menjaga peningkatan Yield on Asset yang berasal dari
tingkat profitabilitasnya pada tingkat yang memadai penempatan asset produktif yang lebih optimal.
yang tercermin dari rasio NIM yang sebesar 6,08%,
atau meningkat 0,11% dari tahun sebelumnya.
Relasi yang sangat baik dengan deposan khususnya (lead sector & cluster) dengan average balance sebesar
deposan besar/institusi menjadikan posisi dana Rp17,5 Triliun. Sampai dengan tahun 2015, Bank
segmen ini lebih sustain.Implementasi Account Plan Mandiri telah melakukan akuisisi terhadap lebih dari
pada 76 anchor clients di segmen Corporate telah 125 ribu nasabah dengan nilai transaksi mencapai
berhasil mendorong peningkatan dana murah. Dana Rp19 Triliun. Inisiatif lainnya di segmen transaksi ritel
murah Bank Mandiri Grup dari bisnis Wholesale yang kami lakukan antara lain: membangun loyalitas
Transaction sebesar Rp140,3 Triliun sehingga nasabah tabungan individu melalui program fiesta
meningkatkan porsidana murah terhadap total dana poin, mengembangkan bisnis payroll dan bisnis value
Wholesale mencapai 62,9%. Fee-based income yang chain, customer education untuk e-channel transaction,
dihasilkan dari segmen Wholesale mencapai Rp6,65 perbaikan kualitas layanan e-channel, ekstensifikasi
Triliun. e-channel: ATM EDC - Internet Banking.
Accelerate in Growth Segment Bank Mandiri juga terus berupaya untuk memenuhi
kebutuhan transaksi nasabah dengan terus
Dengan semangat kebersamaan, Bank Mandiri juga memperluas jaringan ATM. Selama tahun 2015, Bank
menghadirkan produk transaksi ritel yang inovatif bagi Mandiri telah menambah 2.044 unit ATM sehingga
seluruh rantai bisnis nasabah (value chain) agar mata total jumlah ATM yang tersebar di seluruh Indonesia
rantai bisnis utama maupun bisnis turunannya dapat
dilayani.
telah mencapai 17.388 unit. Jumlah transaksi nasabah Electronic channel lain yang memudahkan nasabah
yang dilayani mencapai 1.014,7 juta transaksi, atau bertransaksi dimana dan kapan saja adalah mobile
tumbuh 13,79% dibandingkan tahun 2014. Bank banking dan internet banking. Selama tahun 2015,
Mandiri juga berhasil menambah jumlah jaringan transaksi mobile banking mencapai 678 juta transaksi
EDC dari 270.352 mesin di tahun 2014 menjadi atau meningkat 40,3% dari 483,7 juta transaksi di
286.861 mesin di tahun 2015. Jumlah transaksi tahun 2014, sementara transaksi internet banking juga
yang dihasilkan selama tahun 2015 sebanyak 125,5 telah mencapai 454 juta transaksi. Dari sisi inovasi,
juta transaksi atau meningkat 19,9% dari 104,7 juta setelah tahun 2013 Bank Mandiri meluncurkan
transaksi di tahun 2014. layanan Mandiri e-Cash, kembali pada tahun 2014
inovasi yang diluncurkan adalah Mandiri Fiestapoin.
Untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang memiliki
mobilitas tinggi dan rutin, saat ini kita telah Dalam bisnis kartu prabayar, Bank Mandiri telah
mengembangkan layanan kartu prabayar e-Money memiliki dan terus mengembangkan kartu Mandiri
yang dapat dipergunakan di swalayan, SPBU, layanan e-Money (termasuk e-Toll Card, Indomaret Card,
transportasi seperti Commuter, transjakarta dan dan Gaz Card) di mana pada tahun 2015 jumlah
jalan bebas hambatan. Kita juga terus melakukan total pengguna kartu e-Money telah mencapai 6,7
inovasi di digital banking, salah satunya dengan juta kartu atau tumbuh 33,1 % dari tahun 2014 dan
mengembangkan mandiri e-cash atau yang disebut telah menghasilkan 252 juta transaksi atau 690 ribu
uang elektronik dengan memanfaatkan teknologi transaksi per hari dan nilai transaksi sebesar Rp 2,5
telekomunikasi. Mandiri e-cash memungkinkan Triliun atau Rp 6,8 Miliar per hari di tahun 2015.
pemegangnya untuk melakukan transaksi perbankan
tanpa harus melakukan pembukaan rekening ke Dari bisnis pembiayaan ritel, inisiatif strategis
cabang Bank Mandiri. Keunggulan dari produk yang Bank Mandiri lakukan di tahun 2015 antara
ini terletak pada pengalaman social banking bagi lain mengembangkan aliansi berbasis value chain
pemegangnya dan merasakan kemudahan dalam dengan potensi cross selling untuk meningkatkan
penggunaannya. Hingga akhir tahun 2015 pengguna product holding; meningkatkan fasilitas basic product
e-cash tumbuh 230% menjadi 605,4 ribu dari tahun dan implementasi program giro dan kontes giro;
sebelumnya yang sebesar 183,7 ribu pengguna. mengoptimalkan rekening giro sebagai operating
account debitur melalui program cashback dan giro
Sejalan dengan strategi pengembangan transaksi ritel premier; meningkatkan tabungan mikro melalui
Bank Mandiri Grup, transaksi yang dilakukan nasabah produk tabungan debitur maupun non-debitur;
melalui Mandiri e-channels telah meningkat signifikan mengembangkan produk house ownership program
jauh melampaui transaksi melalui cabang. Jumlah (HOP) dengan berbagai perusahaan; mengembangkan
transaksi e-channels per Desember 2015 mencapai program aliansi khusus nasabah priority banking dan
2,2 Miliar transaksi (ATM, internet, mobile banking) atau kelolaan corporate/commercial banking; meluncurkan
rata-rata 6,1 juta transaksi per hari, jauh melampaui community card; menambah partner strategis untuk
transaksi melalui cabang yang hanya sebesar 192,4 co-branding card, corporate card dan commercial card;
juta transaksi atau rata-rata 630,7 ribu transaksi per memperluas area pemasaran kartu ke secondary city;
hari. serta mengembangkan loyalty program.
676,3
636,4 26.2 -22,4 %
30,5 26.6 Deposito Valas
33,7 30,5
556,3 27,5 206,3
20,5 212,1
20,1
482,9
28,2
20,0
201,6 222,3 226,2 220,5 Deposito Rupiah -7,2%
16,1 29,0 176,2
24,0 176,9 190,0
155,2
422,2 153,7
362,2 150,7
152,8
70,9 Giro Valas 44,6%
17,8 77,6
49,1 58,1 75,8
12,5 52,0
51,1 45,0 101,2 28,4%
36,1 38,5 49,2 43,5
78,9 83,4 91,7
Giro Rupiah
147,8 148,1 73,4 74,2 79,6 90,7
33,3 28,0
25,3 77,9 63,9 67,2 24,7
74,6 29,4 Tabungan Valas 13,3%
61,2 20,7 22,3 23,3 25,4
67,3 15,3 16,8 19,0 22,1 23,2
22,2 15,8
46,2 12,0 243,7
203,0 227,7 218,1
121,9 198,8 214,7 201,9
208,0
207,3 211,0
Tabungan Rupiah 7,0%
186,9 179,9 189,8
151,8
11,6
Q410 Q411 Q412 Q113 Q213 Q313 Q413 Q114 Q214 Q314 Q414 Q115 Q215 Q315 4Q15
Implementasi inisiatif pada bisnis pembiayaan ritel Selain itu keberhasilan implementasi inisiatif juga
telah berhasil meningkatkan kredit ritel mencapai didukung dengan pertumbuhan pembiayaan bisnis
Rp175,2 Triliun atau tumbuh tahunan 12,8%. ritel yang merupakan kontribusi dari perusahaan
Sementara, Komposisi kredit ritel terhadap total kredit anak Bank Mandiri yaitu Mandiri Tunas Finance.
terjaga di level 32,7% di akhir tahun 2015. Jaringan Mandiri Tunas Finance tahun 2015 berhasil mencapai
mikro juga bertambah hingga 247 unit di tahun 2015 Account Receivable sebesar Rp26,6 triliun atau
menjadi 2.080 unit mikro, didukung oleh 9.865 micro meningkat 11,6 kali dari tahun 2009 yang sebesar
marketing sales sehingga rata-rata setiap bulannya Rp2,3 triliun. Sementara dari sisi pencairan baru
terdapat 50 ribu nasabah baru segmen mikro yang (new disbursement), Mandiri Tunas Finance berhasil
mendapat jasa keuangan, sehingga saat ini Bank menyalurkan pembiayaan baru 9 kali lipat, dari Rp1,9
Mandiri menjadi bank penyalur pembiayaan di segmen triliun per tahun pada 2009 menjadi Rp17,1 triliun
mikro terbesar kedua. pertahun pada 2015 dengan kualitas yang masih
terjaga baik. Pada tahun 2015, Mandiri Tunas Finance
Implementasi inisiatif consumer financing telah memberikan kontribusi laba sebesar Rp306,8 miliar
berhasil membiayai 198 ribu nasabah untuk memiliki atau tumbuh 31% dibanding tahun lalu dengan ROE
rumah/KPR. Kami telah menerbitkan lebih dari 3,97 sebesar 29,8% di tahun 2015
juta kartu kredit dengan penambahan kartu baru
sebanyak 300 ribu kartu dengan nilai transaksi
bulanan sekitar Rp2,5 Triliun.
33,1% 33,3%
32,5%
31,8%
31,8% 32,7%
31,3% 32,7% 33,3%
32,6%
175.211
31,7%
167.429
30,2% 31,2%
165.304
29,6%
158.173
28,6%
155.338
28,3% 30,9%
146.774
29,8%
140.189
130.158
131.857
29,6%
123.833
118.788
27,7% 27,6%
108.434
105.192
96.268
91.504
84.675
81.046
73.324
66.851
63.323
60.676
2Q 2011
4Q 2011
4Q 2010
1Q 2011
3Q 2013
Q3 2015
3Q 2011
1Q 2012
2Q 2012
3Q 2014
3Q 2012
1Q 2015
1Q 2013
2Q 2013
4Q 2013
Q4 2015
1Q 2014
2Q 2014
4Q 2014
4Q 2012
Q2 2015
Retail to Total Loans
Pencapaian kinerja perusahaan anak tersebut jauh pada November tahun 2015, meningkat dari tahun
lebih baik dari pesaing di industrinya. Hal ini terlihat sebelumnya yang hanya sebesar 7,49%.
dari perkembangan market share pembiayaan baru
untuk kendaraan roda empat dimana pada November Pembiayaan segmen mikro juga menunjukkan
2015, Mandiri Tunas Finance telah menduduki posisi peningkatan yang luar biasa, total portofolio
3 pencairan kredit baru untuk kendaraan roda empat, kredit pada tahun 2015 mencapai Rp42,5 Triliun
sama seperti di tahun sebelumnya. Sementara dari atau meningkat 23% dibandingkan tahun 2014.
sisi market share pembiayaan mobil baru, Mandiri Pertumbuhan kredit tersebut diiringi pula dengan
Tunas Finance berhasil mencapai market share 8,52% tingkat NPL 3,70% yang berarti kredit macet masih
dapat dikendalikan dengan baik.
Bank only
Perkembangan Dan Pertumbunhan Banking Debet Kredit Retail Rp. triliun
155,3 175,2
123,9 147,2
96,8
60,7
Dan yang ketiga, strategi untuk mengintegrasikan Mendorong budaya cross-sell, baik antar unit
bisnis di seluruh segmen yang ada di Mandiri, kerja yang menangani segmen Retail dan
termasuk dengan Perusahaan Anak (Integrate the
Wholesale, termasuk perusahaan anak.
Group).
Menjaga dan meningkatkan kualitas layanan
Melalui strategi ini, kita ingin mendorong budaya cross- The Best Service Excellence di seluruh lini depan
sell, baik antar unit kerja yang menangani segmen bisnis Bank Mandiri
Wholesale dan Retail, termasuk dengan perusahaan
anak, serta mendorong regionalisasi bisnis dan Hingga akhir 2015, berikut volume aliansi bisnis:
mengoptimalkan jaringan distribusi di wilayah. Bank garansi sebesar Rp34,7 Triliun.
Valas sebesar Rp14,4 Triliun.
Bank Mandiri telah selesai melaksanakan transformasi
Funds Under Management sebesar Rp3,6 Triliun.
organisasi distribusi, melalui penguatan peran 12
Region untuk meningkatkan penetrasi seluruh segmen
Sementara itu, pendapatan aliansi Wholesale juga
bisnis di wilayah. Pada tahun 2015, berbagai inisiatif
meningkat:
telah dilakukan untuk mendorong transformasi sbb:
Pembiayaan kendaraan sebesar Rp325 Miliar.
Memperluas jaringan kantor
Jumlah kartu kredit sebanyak 359.111 kartu.
Meningkatkan aliansi dan sinergi dengan seluruh
segmen bisnis dan anak perusahaan
Pengembangan Organisasi
dan Sumber Daya Manusia
(SDM) Profesional
Our ability to achieve success depends on the combined applied strengths of our people
gained over time, through experience and shared knowledge. The greater the application of
the strengths, the more successful we become.
Untuk menjadi the best bank in ASEAN by 2020, atau group dalam rangka sinergi maupun membentuk
tentunya Bank Mandiri memerlukan SDM yang fungsi dan direktorat baru dalam rangka fokus kinerja
handal dan dapat bersaing dengan SDM bank dan optimalisasi hasil yang diharapkan. Direktorat
regional lainnya. Menyadari sepenuhnya bahwa baru yang dibentuk adalah Direktorat Distributions
tantangan yang dihadapi semakin kompleks, maka dan fungsi setingkat direktorat yaitu Wholesale Risk.
pada awal tahun 2015 Bank Mandiri telah melakukan Adapun group baru yang dibentuk adalah Enterprise
reorganisasi melalui penguatan jaringan distribusi di Data Management Group, Value chain Solution Group,
Region dengan mengintegrasikan seluruh segmen Corporate Real Estate Group, Decision Management
bisnis dan anak perusahaan (Distribution Network Group, Strategic Marketing & Communication Group,
Transformation) dan review efektivitas organisasi IT Audit Group dan beberapa fungsi lainnya setara
dengan melakukan re-mapping sejumlah direktorat group. Latar belakang pembentukan tersebut tidak
lain adalah untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Academy, Retail Banking Academy, Leadership
di masing-masing segmen dan penguatan sinergi Academy. Mandiri University mempersiapkan pegawai
serta control & monitoring secara bankwide. dari sisi technical skills maupun leadership skills.
Dalam meningkatkan leadership skill pegawainya,
Dengan jumlah SDM mencapai 36.737 pegawai pada 2015 Bank Mandiri menyelenggarakan General
dan komposisi pegawai Gen-Y sebanyak 60%, Management Development Program (GDP), yang
memerlukan strategi pengelolaan SDM yang holistik bertujuan mempersiapkan pemimpin di level Senior
dan sistematis. Bank Mandiri telah menetapkan (Level Group Head) bekerjasama dengan IMD
HC Strategy 2020 dan Mandiri People Management Swiss yang merupakan salah satu penyelenggara
Framework, yang menjadi strategi pengelolaan SDM executive educatioin terbaik di dunia. Sedangkan
mulai dari proses rekrutmen yang melibatkan para untuk mempersiapkan pemimpin di level middle
line managers, penilaian yang selaras dengan arah management, Bank Mandiri memiliki Middle
strategis Bank Mandiri, program pengembangan Management Development Program (MDP) yang
jangka panjang oleh Mandiri University, kompensasi hingga tahun 2015 telah diselenggarakan sebanyak
yang kompetitif serta pengembangan talent untuk dua batch dengan total peserta sebanyak 47 orang,
suksesi dan perkembangan bisnis. HC Strategy 2020 bekerjasama dengan tiga universitas terkemuka di
terdiri dari 7 program utama, 32 inisiatif strategis, dunia, yaitu Ross School of Business - University of
nilai-nilai Mandiri, dan People Management Framework Michigan, Thunderbird School of Management dan
menjadi pegangan utama pengelolaan SDM di Mandiri Asian Institue of Management.
selama 5 tahun ke depan.
Selain itu, dalam rangka pengembangan kompetensi
Fokus Human Capital adalah menyiapkan pondasi pegawai sekaligus sebagai program retensi bagi
pengelolaan SDM berdasarkan proven practices yang pegawai talent, Bank Mandiri melalui Mandiri
berlaku, disertai pelaksanaan yang konsisten pada University menyelenggarakan program beasiswa S2
seluruh lini manajemen yang pada akhirnya dapat luar negeri, khususnya di 50 universitas terbaik di
menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dunia. Sampai dengan tahun 2015, sudah lebih dari
bagi pegawai untuk meningkatkan keunggulan 150 pegawai yang mengikuti program beasiswa S2
dan daya saingnya di tingkat regional - ASEAN. tersebut dan sebagian lulusannya telah menduduki
Sejalan dengan rencana jangka panjang tersebut, posisi yang strategis di Bank Mandiri. Program-
reorganisasi Bank Mandiri yang telah dilakukan pada program pengembangan Mandiri University tidak
awal tahun 2015, dilanjutkan dengan penerapan hanya difokuskan pada program classroom, namun
talent management secara berjenjang melalui talent juga pada pembelajaran di lingkungan kerja pegawai,
panel pada tingkat Kantor Pusat dan talent panel yaitu melalui strategic projects/pemagangan/rotasi
pada tingkat Kantor Wilayah. Melalui program talent & mutasi. Untuk mendukung program-program
management yang dijalankan dua kali setahun, maka pengembangan tersebut, telah disiapkan learning
talent mobility dapat ditingkatkan dan memberikan infrastructure berupa 14 kampus Mandiri University
kesempatan bagi seluruh pegawai untuk menajamkan yang tersebar di seluruh Nusantara serta infrastruktur
technical dan leadership skills yang dimilikinya. teknologi berupa Electronic Learning Management
Sekaligus mendapatkan pengalaman kenusantaraan. System (ELMS) dan Electronic Knowledge Management
System (EKMS). Fokus utamanya adalah mendorong
Corporate university yang dimiliki Bank Mandiri, yaitu peningkatan produktivitas pegawai, talent mobility
Mandiri University, menjadi motor utama dalam dan leadership pipeline sesuai rencana pengembangan
peningkatan kapabilitas seluruh insan Bank Mandiri. Bank Mandiri dan seluruh perusahaan anak dalam
Melalui 5 akademi yang ada di dalamnya, yaitu lingkungan group Bank Mandiri. Targetnya, di masa
Wholesale Banking Academy, Operations Sales & depan Mandiri University dapat menjadi center of
Service Academy, Governance & Supporting Functions
excellence for banking & financial services terkemuka di Akhir kata, fokus Strategy SDM 2020 adalah
Indonesia. menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
bagi seluruh Mandirian agar dapat optimal dalam
Dalam pengelolaan SDM, selain peningkatan mengembangkan kekuatannya untuk berkontribusi
kompetensi pegawai, Bank Mandiri sangat menekankan terhadap strategi bisnis bank. Sejalan dengan value
pada governance. Employee disclosures terkait hubungan proposition Mandiri yaitu Spirit Memakmurkan
kekerabatan, rangkap jabatan, dan sebagainya, yang Negeri, maka bekerja di Mandiri tidak hanya baik
dapat menimbulkan pontensi benturan kepentingan bagi pegawai, keluarganya, serta Mandiri, namun yang
dilakukan secara berkala. Penerapan PKB, menjaga paling utama adalah baik juga bagi Negeri. Seluruh
hak-hak yang melindungi pegawai dilaksanakan inisiatif dalam HC Strategy 2020, yaitu peningkatan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. kemampuan pegawai dan peningkatan leadership
Hal Ini menjadi inisiatif penting Bank Mandiri sebagai tidak hanya berdampak pada bisnis Bank Mandiri
responsible corporate citizen. namun juga pada peningkatan competitiveness
Indonesia untuk dapat bersaing di regional ASEAN
Bank Mandiri telah memberikan peluang kerja dan lingkungan global.
bagi pegawai difable dan juga telah mendapatkan
penghargaan Indonesian Employers of Choice 2015
dari Hay Group dan Majalah SWA.
Sinergi Membangun
Mandiri Grup
Pertumbuhan Kinerja Perusahaan Anak Mandiri International Remittance (MIR) dengan fokus
Mandiri 5 Tahun Terakhir bisnis transaksi remittance dan Bank Mandiri Europe
Limited (BMEL) yang bergerak di bidang treasury dan
Mengakhiri periode transformasi tahap II, banyak financial institution, Mandiri InHealth yang fokus dalam
perubahan yang terjadi di Perusahaan kita, antara asuransi kesehatan. Pada tahun 2015, telah dibentuk
lain pertumbuhan laba bersih dan total Aset Mandiri 3 Perusahaan Anak baru dalam rangka sebagai salah
Grup yang semakin meningkat sejak 5 tahun terakhir. satu bentuk upaya mengimplementasikan inisiatif non
Pertumbuhan laba bersih dan Aset Mandiri Grup organik Bank Mandiri terhadap beberapa area yang
tersebut tidak terlepas dari kontribusi kinerja seluruh meningkatkan pertumbuhan bisnis dan memberikan
Perusahaan Anak yang menjadi pemain utama di sinergi bisnis terhadap seluruh Group Usaha Bank
bidangnya masing-masing sebagai revenue generator Mandiri yaitu Mandiri Taspen Pos yang semula Bank
handal di Mandiri Grup. Sinar Harapan Bali (BSHB) dengan fokus bisnis di
pembiayaan mikro, Mandiri Utama Finance yang
Setiap perusahaan anak Mandiri memiliki fokus bergerak di bidang Multifinance yang akan fokus pada
bisnis yang berbeda-beda sebagai diversifikasi bisnis produk motor, mobil bekas dan multigunadan Mandiri
Mandiri Grup. Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan Capital Indonesia yang fokus pada Penyertaan Modal
perusahaan anak yang bergerak di perbankan syariah, Start Up Company yang potensial.
AXA Mandiri Financial Services (AMFS) di asuransi
jiwa/kesehatan, Mandiri AXA General Insurance (MAGI) Kontribusi Bank Mandiri Grup terhadap perekonomian
di asuransi umum, Mandiri Sekuritas pada invesment nasional juga kami wujudkan melalui keberhasilan
banking, Mandiri Manajemen Investasi (MMI) dengan kinerja Perusahaan Anak sebagai berikut:
fokus Asset management, Mandiri Tunas Finance
(MTF) bergerak di pembiayaan kendaraan bermotor,
1 2 3 4
Financial Services
5 6 7 8
General Insurance
9 10 11 12
1. PT. AXA Mandiri Financial Services mencatatkan tumbuh sebesar 10,4%, dalam periode yang
laba sebesar Rp1,3 triliun pada tahun 2015 atau sama.
tumbuh 456,3% dari tahun 2010. Sementara, 7. PT. Mandiri Manajemen Investasi mengelola
aset mencapai Rp23,03 triliun atau tumbuh Asset Under Management (AUM) senilai Rp28,2
sebesar 163,2%, dalam periode yang sama. triliun dan mencetak laba sebesar Rp11,1 miliar
2. PT. Bank Syariah Mandiri mencetak laba sebesar di tahun 2015 atau menurun sebesar 30,6 % dari
Rp289,6 miliar pada tahun 2015, menurun tahun 2010. Sementara, aset mencapai Rp150,8
sebesar 30,9% dari tahun 2010. Sementara, aset miliar atau tumbuh sebesar 74,5 %, dalam
menjadi Rp70,4 triliun atau tumbuh sebesar periode yang sama.
116,6%, dalam periode yang sama. 8. PT. Mandiri International Remittance
3. PT. Mandiri Tunas Finance mencetak laba memberikan kontribusi laba sebesar Rp1,1 miliar
sebesar Rp306,8 miliar pada tahun 2015 atau pada tahun 2015 atau tumbuh sebesar 122,0%
tumbuh sebesar 338,6% dari tahun 2010. dari tahun 2010. Sementara, aset mencapai
Sementara aset mencapai Rp9,2 triliun atau Rp11,4 miliar atau menurun sebesar 42,9%,
tumbuh 308,0% dari tahun 2010. dalam periode yang sama.
4. PT. Mandiri Inhealth mencatatkan laba sebesar 9. Bank Mandiri Europe Limited mencatatkan
Rp154,6 miliar pada tahun 2015 atau tumbuh laba sebesar Rp9,4 miliar pada tahun 2015
28,8% dari tahun 2013. Sementara, aset atau tumbuh sebesar 104,8% dari tahun 2010.
mencapai Rp 1,8 triliun atau tumbuh sebesar Sementara, aset menjadi Rp2,5 triliun atau
20,4%, dalam periode yang sama. tumbuh sebesar 67,2%, dalam periode yang
5. PT. Mandiri AXA General Insurance memberikan sama.
kontribusi laba sebesar Rp19 miliar pada tahun 10. PT. Bank Mandiri Taspen Pos yang sebelumnya
2015 atau tumbuh sebesar 3.543,4% dari tahun adalah Bank Sinar Harapan Bali mencatatkan
2011. Sementara aset mencapai Rp1,6 triliun laba sebesar Rp24,4 miliar pada tahun 2015
atau tumbuh sebesar 697,1%, dari tahun 2011. atau tumbuh sebesar 70,6% dari tahun 2010.
6. PT. Mandiri Sekuritas memberikan kontribusi Sementara, aset menjadi Rp2,6 triliun atau
laba sebesar Rp15 miliar di tahun 2015 atau tumbuh sebesar 236,3%, dalam periode yang
menurun sebesar 82,8% dari tahun 2010. sama.
Sementara, aset mencapai Rp1,7 triliun atau
11. PT. Mandiri Utama Finance mencetak rugi bersih assurance yang terdiri dari internal audit, risk
sebesar Rp 13,5 miliar pada akhir tahun 2015. management, dan compliance. Kesiapan fungsi-fungsi
Total asset telah mencapai Rp 113,2 miliar. tersebut merupakan faktor penting untuk mencapai
Mandiri Utama Finance tercatat telah resmi pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
berdiri pada Januari 2015. Saat ini, unit internal audit, risk management, dan
compliance Bank Mandiri telah menjadi strategic
12. PT. Mandiri Capital Indonesia adalah perusahaan
patner bagi unit-unit kerja lainnya untuk memastikan
yang bergerak di bidang modal ventura, didirikan
pengembangan dan implementasi inisiatif strategis
di Indonesia pada tanggal 26 Juni 2015. Untuk telah dilengkapi dengan pengelolaan risiko yang cukup
menjalankan kegiatan usahanya di bidang modal dan operasional Bank berjalan dengan pengendalian
ventura, Mandiri Capital telah memperoleh ijin internal yang memadai.
untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang
modal ventura pada tanggal 10 November 2015. Bank Mandiri terus berupaya mendorong penguatan
Pemegang saham Mandiri Capital adalah Bank kolaborasi antar fungsi assurance antara lain dengan
Mandiri sebesar 99% dan Mandiri Sekuritas memastikan seluruh risiko yang berpotensi muncul
tersebut tidak hanya terbatas pada auditing knowledge sejalan dengan tugas dan kewenangan fungsi internal
and skill, tetapi juga product and banking activity audit Bank Mandiri. Hal tersebut dilakukan melalui
knowledge. Dengan semakin dikuasainya product penetapan standar/prosedur kerja, kompetensi Kepala
and banking activity knowledge, Auditor mampu Satuan Pengendalian Internal beserta Auditornya, dan
memberikan solusi atas permasalahan khususnya penggunaan metodologi yang sesuai dengan best
terkait dengan internal control dan pengelolaan risiko practices.
dari produk atau transaksi yang dilakukan Bank.
Disamping itu, penerapan strategi anti fraud
Melalui governance structure and process yang efektif sebagaimana amanat dari regulator, yang mencakup
di Bank Mandiri sebagai perusahaan induk, maka mekanisme fraud prevention, detection dan investigation
fungsi pengawasan perusahaan anak juga diperkuat di Bank Mandiri telah efektif dalam membantu
melalui integrasi fungsi internal audit dan penyusunan mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud secara
internal audit charter di setiap perusahaan anak yang dini.
Kami telah mengembangkan Enterprise Risk Dengan ERM, Perusahaan Kita memiliki kemampuan
Management (ERM) yaitu pengelolaan risiko untuk menentukan secara tepat permodalan yang
secara terintegrasi, yang menghubungkan antara dibutuhkan untuk meng-cover risiko, mengalokasikan
strategic planning, risk appetite, business execution, modal ke seluruh lini bisnis secara efisien dan rasional,
risk assessment dan performance evaluation, dalam serta mengidentifikasi peluang untuk melakukan
upaya kami mengoptimalkan pertumbuhan bisnis diversifikasi dan optimalisasi portfolio.
Bank Mandiri Grup sesuai risk-adjusted return serta
memaksimalkan shareholder value. Implementasi ERM Implementasi ERM System Bank Mandiri Grup dalam
menjadi sarana untuk penerapan Basel II dan III di skala yang komprehensif merupakan yang pertama
Bank Mandiri secara bertahap sesuai dengan regulasi diterapkan di Indonesia. Keberhasilan penerapan
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ERM System juga diakui secara internasional, antara
lain oleh The Asian Banker melalui penghargaan The
Asian Banker Risk Management Award untuk kategori
Enterprise Risk Management Project.
Kami telah menerapkan praktik good corporate mewujudkan persamaan persepsi antara Bank
governance (GCG) secara konsisten yang telah Mandiri dan seluruh Perusahaan Anak terhadap
kami bangun melalui 5 (lima) tahapan framework peningkatan kualitas tata kelola yang baik dalam
i m p l e m e n t a s i y a i t u ; p e r u m u s a n g ove r n a n c e Konglomerasi Keuangan.Selain itu, Bank Mandiri
commitment, penyempurnaan governance structure, terus berupaya mengikuti perkembangan praktik
penyempurnaan governance mechanism, sosialisasi terbaik Corporate Governance baik di tingkat nasional
& evaluasi dan walking the talk. Bank Mandiri juga maupun regional. Kualitas pelaksanaan GCG yang
telah menerapkan tata kelola terintegrasi untuk baik dan disiplin menjadi bagian untuk mendapatkan
pengakuan dari Lembaga Independen Pemeringkat Tahun berturut-turut oleh The Indonesian Institute for
GCG baik di Indonesia maupun di Asia. Bank Mandiri Corporate Governance (IICG) dan ICON on Corporate
telah memperoleh penghargaan Perusahaan Sangat Governance oleh Corporate Governance Asia.
Terpercaya ( The Most Trusted Company) selama 9
Dalam rangka memenuhi ketentuan regulator oleh unit bisnis sebagai unit yang mensupervisi dan
mengenai penerapan Tata Kelola Terintegrasi (TKT) melakukan monitoring kinerja perusahaan anak oleh
pada konglomerasi keuangan di Indonesia, Bank komite dibawah Direksi yaitu Capital & Subsidiaries
Mandiri telah mengimplementasikan TKT, Bank Committee (C&SC). Selain mensupervisi kinerja, C&SC
Mandiri sebagai Entitas Utama (EU) telah membangun membahas serta menetapkan kebijakan permodalan
governance structure melalui pembentukan Komite di perusahaan anak, memastikan pelaksanaan
TKT yang beranggotakan Komisaris Independen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan
dari Bank Mandiri dan perwakilan Perusahaan Anak. anak dan menyusun kebijakan dan menetapkan
Pedoman TKT telah pula disusun untuk memberikan kepengurusan perusahaan anak. Bank Mandiri
pedoman kepada Bank Mandiri dan Perusahaan sebagai perusahaan induk/ entitas utama perlu
Anak untuk menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, menyelaraskan strategi dan arah bisnis perusahaan
akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, anak guna mendukung pencapaian aspirasi Mandiri
professional, kewajaran yang terintegrasi dalam Group.
konglomerasi keuangan.Pengelolaan perusahaan
anak kami lakukan melalui fungsi perangkat tata Pengelolaan yang terintegrasi tersebut diterjemahkan
kelola terintegrasi yang terstruktur untuk dapat kedalam 4 (empat) fungsi kebijakan yaitu:
memberikan span of control yang lebih fleksibel dan 1. Fungsi Kebijakan pengelolaan perusahaan
fungsi monitoring dan supervisi bisnis yang lebih
anak yaitu penetapan kebijakan pengelolaan
efektif sesuai pembidangan tugas masing-masing
permodalan, monitoring kinerja termasuk
unit bisnis. Perangkat yang telah kami bentuk pada
Kebijakan Kepengurusan dan Remunerasi oleh
tahun 2015 selain Komite Tata Kelola Terintegrasi,
Capital & Subsidiaries Committee;
juga telah dibentuk fungsi Satuan Kerja Kepatuhan
Terintegrasi, Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi, 2. Fungsi Kuasa Pemegang Saham yaitu
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi. perwakilan pemegang saham dalam Corporate
Seluruh fungsi tersebut telah diterapkan di Bank Action;
Mandiri dan Perusahaan Anak pada tahun 2015 3. Fungsi Supervisi Bisnis yaitu evaluasi dan
penilaian atas kinerja permodalan perusahaan
Selain melalui pengawasan oleh Dewan Komisaris
anak meliputi arahan dan perencanaan serta
dan Internal Audit pada masing-masing perusahaan
sinergi dan pengembangan bisnis perusahaan
anak, serta organ tata kelola terintegrasi Mandiri
anak;
Group, Bank Mandiri juga melakukan pengelolaan
perusahaan anak melalui mekanisme berganda yaitu
4. Fungsi Pengawasan (Compliance, Audit & Risk Dalam rangka memenuhi ketentuan regulator
Management) yaitu penguatan fungsi compliance mengenai penerapan manajemen terintegrasi bagi
dan risk management. melalui Dewan Komisaris konglomerasi keuangan, Mandiri Grup telah memulai
dan sinergi antara Internal Audit Bank Mandiri penerapan pengelolaan risiko secara terintegrasi
dengan Internal Audit Perusahaan Anak. untuk seluruh jenis risiko bisnis meliputi reputation
risk, credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk,
Untuk mendukung pelaksanaan governance structure strategic risk, legal risk dan compliance risk. Pengelolaan
yang baik, Bank Mandiri telah mengimplementasikan risiko tersebut mencakup area strategic planning, risk
end-to-end process pengelolaan perusahaan anak appetite, execution, risk assessment dan performance
terkonsolidasi yang meliputi planning, monitoring evaluation, sehingga dapat memaksimalkan
dan evaluating. Dari aspek planning, perusahaan shareholder value terhadap Mandiri Grup.
anak telah memiliki blueprint rencana strategis
jangka panjang sebagai pedoman perusahaan anak Disamping itu, Bank Mandiri juga telah memiliki
dalam mengembangkan bisnis untuk mendukung perangkat organisasi komite yang terkait dengan
pencapaian aspirasi Bank Mandiri. penerapan manajemen risiko, yaitu Risk Management
Committee, dan kebijakan dan prosedur manajemen
Sebagai bagian dari monitoring dan supervisi, risiko terintegrasi.
Bank Mandiri secara berkala melaksanakan forum
performance review dan audit performance perusahaan
anak sekaligus sebagai sarana evaluasi kinerja
pengurus masing-masing Perusahaan Anak.
Redefinisi Jiwa Service Bank Mandiri (Proactive & channel lain yang melayani nasabah langsung, yaitu
Timely Solution, Reliable, Friendly & Convenient) menjadi : Cabang Mikro, Priority Outlet, Regional Card Center.
Jiwa Service Insan Mandiri (Cepat, Handal, Nyaman) Bahkan kami juga mengukur penerapan Jiwa Service
semakin memperkuat komitmen seluruh jajaran Bank di Group/ Unit Kantor Pusat yang banyak melayani
Mandiri untuk berkontribusi dalam mewujudkan Cabang/ Unit Front Office tersebut agar tercipta service
service excellence sesuai posisi dan peranannya excellence secara end-to-end.
masing-masing.
Selain pengukuran standar layanan secara mystery
Selain layanan Cabang Reguler dan e-channel yang shopping, kami juga mengukur tingkat kepuasan
diukur secara industri, untuk menjaga kualitas nasabah (Customer Satisfaction Index) di Cabang
layanan prima di seluruh contact point Bank Mandiri, Reguler dan Priority Outlet, yang secara bertahap akan
kami juga membuat dan mengukur standar layanan diterapkan juga di unit lainnya.
Prinsip dasar pengelolaan pengaduan nasabah Bank 2. Percepatan SLA penyelesaian pengaduan
Mandiri adalah Welcome Complaint. Dalam hal ini, nasabah secara end-to-end.
Bank Mandiri membuka banyak channel penerimaan
3. Perbaikan pada 4P (people, product, process,
pengaduan sehingga nasabah dapat dengan mudah
place) dalam rangka menurunkan jumlah
menyampaikan pengaduan langsung ke Bank Mandiri
pengaduan yang serupa.
tanpa melalui media massa, baik cetak maupun online,
yang dapat mempengaruhi reputasi Bank.
Seiring dengan perkembangan channels pengaduan
nasabah, jumlah pengaduan nasabah terus
Selain menyediakan channel pengaduan konvensional
mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah
seperti Mandiri Call, corporate website, dan email, kami
pengaduan nasabah tersebut dipengaruhi oleh :
juga mengakomodir pengaduan nasabah melalui
sarana social media yang populer saat ini seperti 1. Peningkatan jumlah nasabah
twitter dan facebook. Bahkan, saat ini kami sudah 2. Peningkatan jumlah transaksi
merambah melalui sarana social messenger.
3. Bertambahnya produk baru dan feature pada
produk existing
Sesuai Jiwa Service Insan Mandiri (Cepat, Handal,
Nyaman), penyelesaian pengaduan nasabah 4. Keterbukaan dan kemudahan nasabah
dilaksanakan sesuai Service Level Agreement (SLA) menyampaikan pengaduan melalui social media,
sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia, bahkan seperti Twitter, Facebook, dll.
lebih cepat. 5. Permasalahan sistem/ jaringan/ di pihak Bank
lain yang terkait dengan transaksi Bank Mandiri.
Dalam rangka memenuhi tujuan Bank Mandiri
untuk memenuhi setiap kebutuhan nasabah dan
Peningkatan Service Excellence di seluruh contact point
menciptakan positive customer experience sesuai Jiwa
dan secara end to end serta pengelolaan pengaduan
Service, Bank Mandiri terus melakukan improvement
nasabah yang baik diharapkan dapat mendukung
dalam pengelolaan dan penyelesaian pengaduan
tingkat kepuasan dan loyalitas nasabah, sehingga
nasabah, antara lain :
meningkatkan pertumbuhan bisnis bank.
1. Perbaikan proses penyelesaian dan monitoring
pengaduan nasabah.
Tantangan/Prospek Usaha
Perekonomian nasional diprediksi akan membaik memberikan stimulus terhadap kredit perumahan
pada tahun 2016, seiring membaiknya berbagai dan kredit kendaraan yang pada akhirnya diharapkan
indikator makro ekonomi dan pencapaian pada dapat memberikan effek positif pada sektor industri
tahun 2015, antara lain tercermin dari surplus neraca lainnya.
perdagangan, peningkatan pertumbuhan realisasi
investasi, serta perlambatan utang luar negeri, dan Meskipun kondisi perbankan diperkirakan akan
adanya upaya pemerintah untuk mempercepat belanja membaik, namun bank masih menghadapi berbagai
infrastruktur dengan menyelesaikan proses tender tantangan kedepannya, diantaranya tingkat Loan to
untuk proyek tahun 2016 di akhir tahun 2015. Seiring Deposit Ratio (LDR) yang tinggi, hampir mencapai
membaiknya kondisi perekonomian, sektor perbankan 90% akan membatasi bank untuk melakukan ekspansi
pun dipandang akan memiliki kinerja yang lebih baik usaha karena likuiditas yang semakin terbatas. Tidak
di tahun 2016. mudah bagi perbankan untuk mencapai pertumbuhan
kredit tanpa didukung pertumbuhan dana yang
Dengan percepatan belanja infrastruktur diperkirakan baik, sehingga diperkirakan akan terjadi persaingan
akan terjadi peningkatan demand terhadap kredit yang makin ketat dalam penghimpunan dana, agar
perbankan terutama dari industri konstruksi. bank tetap dapat meningkatkan penyaluran kredit.
Optimisme lainnya bahwa kondisi perekonomian di Persaingan dalam pelayanan juga akan semakin
tahun 2016 akan membaik adalah sektor konsumsi meningkat, terutama terkait transaksi e-channel yang
yang masih meningkat seiring meningkatnya golongan membutuhkan dukungan teknologi yang semakin
middle class. Selain itu adanya relaksasi peraturan handal.
terkait Loan To Value (LTV) dari 70% ke 80% dapat
Penutup
Keberhasilan Mandiri Grup merupakan buah dari Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
proses team work yang solid, bukan saja dari jajaran seluruh stakeholder, khususnya yang telah mengawal
Manajemen, namun juga dari seluruh Insan Mandiri pelaksanaan transformasi, memberikan dukungan
yang telah memberikan kontribusi optimal demi penuh dan meletakkan fondasi yang kuat untuk
keberlangsungan Mandiri Grup. Untuk dapat tumbuh melanjutkan dan menuntaskan transformasi Mandiri
berkelanjutan di masa mendatang, kami didukung Grup ke depan.
jajaran Manajemen dan pegawai yang handal, yang
telah memiliki karakter, integritas, nilai budaya, Bersama lebih dari 36 ribu pegawai di seluruh tanah
profesionalisme, dan pengalaman yang diperlukan air yang bekerja dengan semangat kebersamaan
untuk dapat mengemban tugas dan wewenang untuk memakmurkan negeri, perkenankan kami
dalam menjalankan bisnis Mandiri Grup. Kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada
bersama seluruh karyawan bangga untuk bekerja dan seluruh nasabah dan pemegang saham serta
mendedikasikan diri sepenuhnya di Mandiri Grup. regulator atas dukungan dan kepercayaan yang
telah diberikan kepada Bank Mandiri Grup selama
Berbagai hal yang telah kami lalui bersama seluruh ini. Suatu kebanggaan bagi kami dipercaya menjadi
karyawan, merupakan hal yang sangat luar biasa. Atas mitra nasabah dan seluruh stakeholders. Kami akan
nama Mandiri Grup dan jajaran Manajemen, kami ingin terus menyalakan semangat kebersamaan untuk
menyampaikan apreasiasi sebesar-besarnya kepada senantiasa menghadirkan layanan dan solusi finansial
seluruh karyawan atas dedikasi dan kontribusi yang terbaik yang bisa Anda banggakan.
optimal. Komitmen, kerja keras, dan prestasi yang
telah Saudara berikan tentunya menjadi penyemangat
bagi kita semua untuk melangkah lebih maju lagi.
Budi G. Sadikin
Direktur Utama
profil direksi
1
Budi G. Sadikin
Direktur Utama
Sentot A. Sentausa
Direktur Distributions
Sulaiman A. Arianto
Wakil Direktur Utama 3
Ogi Prastomiyono
Direktur Technology & Operations
4
Pahala N. Mansury
Direktur Treasury & Market
5
6
Hery Gunardi
Direktur Consumer Banking
Royke Tumilaar
Direktur Corporate Banking 7
Tardi
Direktur Micro & Business
Banking
9
Kartini Sally
10 Direktur Commercial Banking
Kartika Wirjoatmodjo
Direktur Finance & Strategy
11
Budi G. Sadikin
Direktur Utama
1
Perjalanan Karir:
Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri, pengalaman profesional
beliau berawal di IBM Headquarter, Japan sebagai Manager System Integrations &
Professional Services (1988-1994), kemudian bergabung dengan Bank Bali sebagai
Manager Business Alliance hingga menjadi Chief General Manager Jakarta (1994-
1999). Lalu bergabung dengan ABN AMRO Indonesia sebagai Vice President Director -
Vice President Director of Consumer Bank (1999-2003), selanjutnya bergabung dengan
Bank Danamon (Tbk) dengan posisi Executive Vice President, Head of Consumer Mass
Market (2003-2006).
2 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesionalnya dimulai ketika bekerja di BRI sejak tahun 1984 2015, dan
menduduki berbagai posisi pimpinan yang sebagian besarnya di bidang pembiayaan.
Pada awal bergabung dengan BRI (Tbk), pada Divisi Pembiayaan Usaha dan Training,
termasuk bertanggung jawab terhadap Asisten Manajer Pembiayaan Korporasi
di Kantor Pusat (1991-1992), Wakil Ketua Korporasi IV (1992-1994), Kepala Seksi
Pembiayaan Korporasi (1994-1999), Wakil Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi (1999),
Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi (1999-2002), Kepala Divisi Agrobusiness (2001-
2002), Kepala Regional Denpasar (2002-2003), Kepala Regional Jakarta (2003-2006),
Direktur Micro & Small Business (2006-2009), dan posisi terakhir adalah sebagai
Direktur Commercial Banking (2009-2015).
Meraih gelar sarjana dari Institut Pertanian Bogor (1981) dan gelar MBA bidang
Keuangan dari University of New Orleans (1991).
Sentot A. Sentausa
Direktur Distributions
3 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau dimulai pada tahun 1986 sebagai Officer Divisi Riset
dan Pengembangan, Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Kemudian ditugaskan
di Direktorat Treasury Bidang Asset & Liabilities Committee (ALCO). Setelah proses
merger Bank Mandiri beliau menjabat sebagai Vice President Global Market & Treasury,
Division Head Operation & Legal Risk (2000), Division Head Procurement & Fixed
Assets (2001), Group Head and Senior Vice President - Procurement & Fixed Assets
(2003), Senior Vice President and Group Head Consumer Risk Group (2004), Group
Head Portfolio & Operational Risk (2005), koordinator Direktorat Risk Management,
Chairman BMEL London (2005-2006).
Meraih gelar sarjana statistik dari Universitas Padjajaran (1983) dan gelar Master
Business Administration dari Monash University, Australia (1995).
Ogi Prastomiyono
Direktur Technology & Operations
4 Perjalanan Karir:
Sebelum menjabat sebagai Direktur Bank Mandiri, pengalaman profesional beliau
dimulai ketika bergabung dengan Bank Ekspor Impor Indonesia sebagai Staff hingga
menjadi General Manager Perencanaan dan Pengembangan (1986-1999), kemudian
di Bank Mandiri menjabat sebagai Kepala Divisi Compliance, Senior Vice President,
Direktur Bank Syariah Mandiri, dan Executive Vice President (1999-2008).
Meraih gelar sarjana dari Institut Pertanian Bogor (1984), Pre MBA Program dari
The Economic Institute Boulder, Colorado USA (1992) serta gelar MBA Program dari
University of Notre Dame (1994).
Pahala N. Mansury
Direktur Treasury & Market
5 Perjalanan Karir:
Sebelum menjabat sebagai Direktur Bank Mandiri, beliau memulai karier sebagai
Change Management Consultant di Andersen Consulting Jakarta sampai dengan tahun
1997. Pada tahun 1998, beliau bekerja pada perusahaan pengelolaan investasi secara
paruh waktu di New York, Amerika Serikat. Selepas itu, beliau menduduki jabatan Senior
Consultant di Booz Allen Hamilton, dan Project Leader pada The Boston Consulting
Group hingga tahun 2003 untuk berbagai proyek perbankan di Asia Tenggara. Beliau
bergabung dengan Bank Mandiri dan menduduki berbagai posisi, di antaranya Group
Head Corporate Development, Change Management Office, Accounting, dan Economic
Research (2003-2006), EVP Coordinator Finance & Strategy (2006) dan Chief Financial
Officer. Saat ini beliau aktif sebagai pengurus di CFA Indonesia sebagai Vice President.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Indonesia, dan
memperoleh gelar MBA Finance dari Stern School of Business, New York University, AS.
Warga Negara Indonesia kelahiran
Memperoleh kualifikasi sebagai CFA Charterholder dari CFA Institute sejak tahun 2003.
tahun 1971. Berdomisili di Jakarta.
Menjabat sebagai Direktur Treasury
& Market sebelumnya telah diangkat
sebagai Direktur Finance & Strategy Pelatihan yang diikuti antara lain:
berdasarkan RUPS Tahunan tanggal
17 Mei 2010. Executive Briefing Malcolm Baldrige, Diklat Manajemen Umum dan Pensiun, 5th Training
and Development Summit 2013 dan Balancing Leader & Manager.
Royke Tumilaar
Direktur Corporate Banking
Perjalanan Karir:
Karir beliau diawali di Bank Dagang Negara dengan jabatan terakhir sebagai Staff
Profesional Tim Penyelesaian Kredit Bank Dagang Negara, Jakarta, Pada tahun 2007,
menjabat sebagai Group Head Regional Commercial Sales I sampai dengan Mei 2010,
dan pada Agustus 2009 merangkap jabatan sebagai Komisaris Mandiri Sekuritas. Pada
Mei 2010, beliau menjabat sebagai Group Head Jakarta Commercial Sales sampai
dengan Mei 2011.
Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti (1987) dan Master Business in
Finance dari University of Technology, Sydney (1999).
Warga Negara Indonesia, kelahiran tahun
1964. Berdomisili di Jakarta. Menjabat
sebagai Direktur Corporate Banking
sebelumnya telah menjabat sebagai Pelatihan yang diikuti antara lain:
Direktur Treasury, Financial Institutions &
Special Asset Management berdasarkan Beliau juga mengikuti pelatihan dan seminar, diantaranya; Corporate Finance Workshop
RUPS Tahunan tanggal 23 Mei 2011 (2003), High Impact Leadership (2008), Strategic Business Leadership Engagement
(2011), dan Sertifikasi Manajemen Risiko (2012).
Hery Gunardi
Direktur Consumer Banking
Perjalanan Karir:
7
Pengalaman profesional beliau ketika bersama Bapindo diawali sebagai Anggota Tim
Pengembangan Produk & Promosi, Anggota Tim Penyelesaian Kredit Bermasalah
Urusan Debitur Khusus, Kepala Sub Bagian Sindikasi Surat Hutang, Urusan Keuangan
dan Jasa Perbankan (1991-1998) kemudian di Bank Mandiri sebagai Anggota Tim
Merger, Regional Marketing Manager, Pejabat Area Manager, Direktur Project Pendirian
Perusahaan Asuransi Patungan dengan AXA, Direktur PT AXA Mandiri Financial
Services, Senior Vice President, President Komisaris PT AXA Mandiri Financial
Services, Executive Vice President, Komisaris Utama PT Mandiri Manajemen Investasi
(1998-2013.
Meraih gelar Sarjana jurusan Administrasi Niaga dari Universitas 17 Agustus 1945
(1987) dan gelar Master of Science bidang Finance & Accounting dari University of
Oregon, USA (1991).
Pelatihan yang diikuti antara lain:
Warga Negara Indonesia, kelahiran
tahun 1962. Berdomisili di Jakarta. Beliau aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar, diantaranya Foreign Exchange
Menjabat sebagai Direktur Consumer and Money Market Dealer di Singapura (1987), Chartered Life Underwriter di Singapura
Banking sebelumnya telah diangkat
(2003), Chartered Financial Consultant di Singapura (2003), Certified Wealth Manager
menjadi Direktur Micro & Retail
Banking berdasarkan RUPS di Indonesia (2005), Certified Financial Planning di Indonesia (2007), Executive
Tahunan tanggal 2 April 2013. Development Program di USA dan London (2008 dan 2011), serta Risk Management
Level 4 di Indonesia (2012).
Tardi
Direktur Micro & Business Banking
8 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau dimulai sebagai Asisten Analis Kredit PT Bank Bumi
Daya, yang merupakan warisan Bank Mandiri, dan menduduki posisi penting dalam
organisasi, antara lain terkait pembiayaan sindikasi dan korporasi. Selama proses
merger Bank Mandiri, beliau juga terlibat dalam mengintegrasikan sistem dan prosedur
pembiayaan untuk memastikan kualitas penerapan manajemen risiko. Beliau pernah
menduduki jabatan seperti Department Head dan Group Head Credit Operations, Group
Head Credit Recovery, Group Heaqd Micro Business Developmen. Pada April 2013,
beliau diangkat menjadi Senior Executive Vice President (SEVP) Direktorat Consumer
Finance dan Senior Executive Vice President Micro and Business Banking pada Januari
2015. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Pengelola
Investama Mandiri (Oktober 2007 Mei 2009) dan Bank Syariah Mandiri (Juni 2008 -
Mei 2013).
Meraih gelar sarjana Agronomi dari Universitas 11 Maret (1987) dan gelar pasca sarjana
Warga Negara Indonesia, kelahiran dari Universitas Padjajaran (1999).
tahun 1964. Berdomisili di Jakarta.
Diangkat sebagai Direktur Micro
& Business Banking berdasarkan
Pelatihan yang diikuti antara lain:
Keputusan RUPS Tahunan, tanggal
16 Maret 2015 Selain pendidikan formal, beliau juga aktif mengikuti berbagai pengembangan
kompetensi yang menunjang kemampuannya, antara lain; Credit Training for Lending
to Finance (2000), Pelatihan Asuransi Kerugian Agunan (2011), Sertifikasi Manajemen
Risiko (2007), Risk Management in Banking (2008), Sertifikasi Kompetensi Manajemen
Risiko (2011), dan Developing The Strategic Leader (2011).
Perjalanan Karir:
9 Karirnya di industri perbankan dimulai sejak tahun 1990 dengan bergabung dalam
Management Associate program Citibank sampai dengan tahun 1999. Di Citibank,
menjabat berbagai posisi bahkan lintas Negara antara sebagai Regional Risk Officer
dari Global Consumer Bank (AVP) di Singapura (1995-1997), dan Retail Bank Risk
Director of Global Consumer Bank (VP) di Jakarta (1997-1998), Country Risk Director
of Global Consumer Bank di Filipina (2001-2004), Country Risk Director of Global
Consumer Bank di Dsseldorf, Jerman (2004-2008), Regional Senior Credit Officer
for Central & Eastern Europe and Middle East Africa Region of Global Consumer Bank
di London, UK (2008-2011), Global Unsecured Product Risk of Global Consumer Risk
Management division di New York, USA (2001-2014). Diantara tahun tersebut, beliau
juga menjabat sebagai Kepala Risk Management of the Consumer Banking division
ABN AMROs di Hong Kong (1999-2001). Pada tahun 2014, beliau bergabung di Bank
Mandiri sebagai Senior Executive Vice President di Direktorat Retail Risk.
Meraih gelar sarjana Teknik Kimia (1990) dan MBA bidang sistem informasi manajemen
(1998), keduanya dari Universitas of Texas, Austin.
Warga Negara Indonesia, kelahiran
tahun 1964. Berdomisili di Jakarta.
Diangkat sebagai Direktur Risk
Management & Compliance Bank Pelatihan yang diikuti antara lain:
Mandiri pada Keputusan RUPS Tahunan
tanggal 16 Maret 2015 Selain pendidikan formal, beliau juga aktif mengikuti berbagai pengembangan
kompetensi yang menunjang kemampuannya, antara lain; Global Risk Conference,
Citibank (2008, 2009, 2010), EMEA Business Conference, Citibank (2008), Senior
Credit Officer (SCO0 Seminar, Citibank (2012), Advance Risk Seminar, Citibank (2013)
dan Basel 2 & 3, PWC (2014).
Kartini Sally
Direktur Commercial Banking
Perjalanan Karir:
10 Karirnya dimulai sejak bergabung dengan Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim)
pada Juli 1990 sebagai general loan officer Direktorat Corporate Banking dan posisi
terakhir sebagai Kepala Seksi Telekomunikasi dan Transportasi sebelum merger menjadi
Bank Mandiri di tahun 1999. Pada saat proses merger pendirian Bank Mandiri, beliau
menjabat sebagai Senior Relationship Manager yang fokus di sektor Telekomunikasi
dan Transportasi, yang menjadi bagian dari Direktorat Corporate Banking, sejak
Agustus 1999. Menduduki berbagai jabatan penting di Direktorat Corporate Banking
sampai dengan Februari 2006. Pada tahun yang sama diangkat sebagai Executive Vice
President dari Commercial Risk Group, tahun 2012 memimpin Grup Corporate Banking
I. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Mandiri Sekuritas
sejak tahun 2012-2015, sekaligus menjadi anggota Asosiasi Bankir Indonesia.
Meraih gelar sarjana kedokteran gigi dari Universitas Indonesia (1988), gelar MBA dari
IPPM Jakarta, Indonesia (1990) dan Magister Management dari Universitas Jayabaya,
Jakarta (1998).
Kartika Wirjoatmodjo
Direktur Finance & Strategy
11 Perjalanan Karir:
Karirnya dimulai sebagai Konsultan Tax and Accounting Consultant di RSM AAJ pada
tahun 1995-1996. Selanjutnya, beliau menjabat sebagai Credit Analyst di Industrial Bank
of Japan (1996-1998), Senior Consultant di PwC Financial Advisory Services (1998-
1999) dan Boston Consulting Group (2000-2003). Pada tahun 2003, beliau bergabung di
Bank Mandiri sebagai Kepala Departemen Strategy & Financial Analysis di Strategy and
Performance Group, dan selanjutnya memimpin divisi sebagai Kepala Grup. Pada tahun
2008, beliau diangkat sebagai Managing Director Mandiri Sekuritas . Selanjutnya, beliau
menjabat sebagai CEO di Indonesia Infrastructure Finance (2011-2013) dan Indonesia
Deposit Insurance Corporation (2014-2015).
Meraih gelar sarjana ekonomi dan akuntansi dari Universitas Indonesia (1996) dan gelar
MBA dari Erasmus University di Rotterdam (2001).
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk Tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi
laporan tahunan perusahaan.
Askolani Suwhono
Komisaris Komisaris
pernyataan direksi
Kartika Wirjoatmodjo
Direktur Finance & Strategy
Pada tahun 2015 perkembangan pasar saham tidak Rata-rata nilai transaksi harian saham periode Januari-
sebaik tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi Desember 2015 hanya sebanyak Rp5,77 triliun atau
perekonomian nasional yang kurang kondusif dimana turun 3,99% jika dibandingkan periode yang sama
nilai tukar Rupiah cenderung terdepresiasi serta tahun 2014 sebesar Rp6,01 triliun. Namun demikian,
Produk Domestik Bruto (PDB) yang semakin tertekan. rata-rata transaksi harian saham periode Januari-
Tercatat pada 30 Desember 2015 Indeks Harga Saham Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,38%
Gabungan (IHSG) ditutup pada level 4.593 atau turun menjadi 221.942 transaksi dibandingkan periode
12,13% dibandingkan posisi 30 Desember 2014 yang yang sama tahun 2014 sebanyak 212.635 transaksi.
sebesar 5.227. Di sepanjang tahun 2015 hanya terdapat Rata-rata volume transaksi harian saham periode
penambahan 16 emiten baru, dimana hal ini pun tidak Januari-Desember 2015 juga mengalami kenaikan
juga membawa peningkatan bagi kapitalisasi pasar sebesar 7,66% mencapai 5,90 miliar lembar saham,
saham Indonesia. Tercatat pada akhir tahun 2014, jika dibandingkan dengan dengan periode yang sama
kapitalisasi pasar saham Indonesia sebesar Rp5.228 pada tahun 2014 yang hanya sebanyak 5,48 miliar
triliun, sedangkan pada akhir tahun 2015 justru lembar saham.
menurun sebesar 6,80% menjadi Rp4.873 triliun.
Pe r ke m b a n g a n h a rg a s a h a m B M R I
pada tahun 2015 mengalami fluktuasi
dan mengikuti perkembangan kondisi
perekonomian dan sentimen pasar modal
global. Dimana fluktuasi harga saham BMRI
di tahun 2015 berkisar dari harga penutupan
terendah sebesar Rp7.525,- pada bulan September
dan harga penutupan tertinggi tercatat sebesar
Rp12.475,- pada bulan Maret. Sedangkan volume Dikarenakan ada berbagai pengaruh negatif dari luar
transaksi mengalami penurunan dari total 6.591 juta maupun dalam negeri, maka hingga akhir Desember
lembar saham selama tahun 2014 menjadi 5.807 juta 2015, harga saham Bank Mandiri mengalami
lembar saham pada tahun 2015. penurunan dari Rp10.775,- di akhir 2014 menjadi
Rp9.250,- di akhir 2015. Kendati demikian, dari aspek
Pada akhir Desember 2015, nilai kapitalisasi pasar kinerja keuangan, kami tetap tumbuh walaupun di
saham BMRI sebesar Rp215,83 triliun atau turun tengah krisis nasional dan global saat ini.
14,15% dari Rp251,42 triliun pada akhir 2014.
ikhtisar saham
Pergerakan Harga Saham dan Kapitalisasi Pasar
Saham Bank Mandiri, dengan kode saham BMRI yang tercatat sejak tanggal 14 Juli 2003,
memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp215,83 triliun, terbesar ketiga diantara seluruh bank
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31 Desember 2015
2013
2014
2015
Penambahan
Modal Saham Saham Kepemilikan Modal
Jumlah
Ditempatkan Seri A Dwi Biasa Atas Saham Dalam Tanggal
Periode Modal Dasar Saham yang
dan Disetor warna Nama Seri B Masyarakat Portapel Pencatatan
Dicatatkan
Penuh (lembar) (lembar) (lembar) (lembar)
(lembar)
Setelah IPO 32.000.000.000 20.000.000.000 1 13.999.999.999 6.000.000.000 6.000.000.000 12.000.000.000 14 Juli 2003 &
11 Maret 2004
2011
*) Telah disetujui oleh Bursa Efek Jakarta melalui suratnya No.BEJ.PSI/P/07-2004 tanggal 13 Juli 2004
dan oleh Bursa Efek Surabaya melalui surat No.JKT-023/LIST EMITEN/BES/VII/2004
**) PUT: Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
agio saham sebesar Rp425.233 juta. Periode terakhir adalah sebesar Rp1.495,08 dengan nilai nominal
pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2 adalah Rp500 per lembar saham. Pemberian opsi saham ini
tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari bursa sebagaimana dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai
diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia wajar opsi saham sebesar Rp593,89 per lembar. Opsi
No. Peng-97/BEJPSJ/P/02-2007 tanggal 2 Februari yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar
2007. 309.415.088 lembar saham sehingga mengakibatkan
penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui Rp154.707 juta dan penambahan Agio Saham sebesar
pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak 309.416.215 Rp491.651 juta.
opsi saham. RUPS juga memberi wewenang kepada
Dewan Komisaris untuk menetapkan kebijakan Masa eksekusi opsi MSOP Tahap 3 berakhir pada
pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap bulan Februari 2011. Adapun pada tahun 2015, Bank
3 dan melaporkannya pada RUPS berikutnya. Harga Mandiri tidak melakukan corporate action berupa
eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 MSOP maupun ESA.
Obligasi Subordinasi 3.500.000.000.000 Bursa Efek 11,85 % 14 Des09 11 Des16 idAA+ oleh Bank
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sesuai Selain itu, Pefindo dengan surat No. 1241/ PEF-
dengan surat No. 1240/PEF-Dir/X/2015 tanggal 1 Dir/X/2015 tanggal 1 Oktober 2015 perihal Sertifikat
Oktober 2015 perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Bank
Pemeringkatan atas Obligasi Subordinasi I Tahun Mandiri. Periode 1 Oktober 2015 sampai dengan 1
2009 Bank Mandiri Periode 1 Oktober 2015 sampai Oktober 2016, telah memutuskan untuk menetapkan
dengan 1 Oktober 2016 telah memutuskan untuk kembali peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook)
menetapkan kembali peringkat idAA+ (Double A Plus) terhadap Bank Mandiri untuk periode 1 Oktober 2015
terhadap Obligasi Subordinasi I Tahun 2009 Bank sampai dengan 1 Oktober 2016.
Mandiri senilai Rp3.500.000.000.000 untuk periode 1
Oktober 2015 sampai dengan 1 Oktober 2016.
16 Mar 2015 24 Mar 2015 26 Maret 2015 17 April 2015 2014 25% Rp4.968 Rp212,91
27 Feb 2014 27 Mar 2014 1 April 2014 15 April 2014 2013 30% Rp5.461 Rp234,04
2 Apr 2013 29 Apr 2013 1 Mei 2013 16 Mei 2013 2012 30% Rp4.651 Rp199,34
23 Apr 2012 16 Mei 2012 22 Mei 2012 5 Juni 2012 2011 20% Rp2.449 Rp104,97
23 Mei 2011 16 Juni 2011 20 Juni 2011 30 Juni 2011 2010 35% Rp3.226 Rp120,60
17 Mei 2010 10 Juni 2010 14 Juni 2010 28 Juni 2010 2009 35% Rp2.504 Rp119,37
4 Mei 2009 27 Mei 2009 29 Mei 2009 12 Juni 2009 2008 35% Rp1.859 Rp88,90
29 Mei 2008 20 Juni 2008 24 Juni 2008 3 Juli 2008 2007 90% Rp3.911 Rp187,11
28 Mei 2007 20 Juni 2007 22 Juni 2007 29 Juni 2007 2006 60% Rp1.453 Rp70,02
22 Mei 2006 15 Juni 2006 19 Juni 2006 30 Juni 2006 2005 50% Rp.302 Rp 14,85
Setelah melaksanaan Initial Public Oferring (IPO) pada tahun 2003 yang diikuti dengan divestasi lanjutan
melalui private placement pada tahun 2004, Bank Mandiri juga melaksanakan aksi korporasi, yaitu
Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dan Rights Issue di tahun
2011. Seluruh dana dari kedua penawaran umum dimaksud telah seluruhnya digunakan dengan rincian
sebagai berikut:
Hasil Sub-debt
Seluruh dana hasil penawaran umum dimaksud, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, telah digunakan sesuai
rencana penggunaan dana yang diungkapkan dalam Prospektus Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun
2009 dengan uraian sebagai berikut:
(dalam Rp.juta)
Rupiah Bank
Mandiri I Tahun
2009
Terbatas
identitas perusahaan
Nama Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Tanggal Pendirian 2 Oktober 1998
Bidang Usaha Bank Umum
Kepemilikan Saham Pemerintah Republik Indonesia 60%
Publik 40%
Dasar Hukum Pendirian Akta No.10 tanggal 2 Oktober 1998, dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, SH dan telah
memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C26561.HT.01.01
TH 98 tanggal 2 Oktober 1998, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia No. 6859
Modal Dasar Rp16.000.000.000.000,- (enam belas triliun Rupiah) terdiri dari 1 lembar saham Seri A
Dwiwarna bernilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah) dan 31.999.999.999 lembar
saham Seri B, masing-masing saham bernilai nominal Rp500,00 (lima ratus Rupiah)
Rp11.666.666.666.500,- (sebelas triliun enam ratus enam puluh enam miliar enam
Modal Ditempatkan ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu lima ratus Rupiah)
dan Disetor Penuh terdiri dari 1 (satu) lembar saham Seri A Dwiwarna dengan nilai nominal sebesar
Rp.500,00 (lima ratus Rupiah) dan 23.333.333.332 lembar saham Seri B dengan nilai
nominal sebesar Rp.500,00 (limaratus Rupiah)
Bursa Saham Dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
Tanggal Pencatatan 14 Juli 2003
Saham
Kode Saham bmri
Kode SWIFT BMRIIDJA
Jumlah Pegawai 36.737 orang
Kantor Pusat Plaza Mandiri
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 36-38
Jakarta 12190 INDONESIA
Tel. (6221) 5265045
Fax. (6221) 5274477, 5275577
Call Center 14000, (6221) 52997777
Jaringan Kantor Tahun 2.457 Kantor Cabang
2015 1.082 Cabang Pembantu
273 Kantor Kas
ATM
17.388
8 Jaringan Kantor Luar Negeri
Website www.bankmandiri.co.id
Meliputi informasi antara lain terkait dengan informasi pemegang saham, struktur grup
perusahaan, analisis kinerja keuangan, laporan keuangan tahunan sejak tahun 2002,
profil Dewan Komisaris dan Direksi
Email: ir@bankmandiri.co.id
Contact Center
corporate.secretary@bankmandiri.co.id
Facebook: https://id-id.facebook.com/officialbankmandiri/
Twitter: @bankmandiri
Pefindo
(September 2015) Untuk peringkat nasional, Bank Mandiri mendapatkan
peringkat AAA, peringkat tertinggi yang diberikan Fitch
Outlook STABLE pada skala peringkat nasional yang mencerminkan
LT General Obligation idAAA risiko gagal bayar yang rendah. Adapun untuk
Subordinate Debt idAA+ peringkat viabilitas atau peringkat subinvestment
adalah di level bb+, yang mencerminkan tingkat
profitabilitas diatas rata-rata pesaingnya, kualitas aset
Standard & Poors yang relatif stabil dan permodalan yang memadai.
(Desember 2015)
Outlook STABLE
LT Foreign Issuer Credit BB+
LT Local Issuer Credit BB+
ST Foreign Issuer Credit B
ST Local Issuer Credit B
Sebagai Bank terbesar di Indonesia dengan jaringan yang kuat, Bank Mandiri terus membangun basis nasabah
yang besar yang berkontribusi pada pendanaan murah. Fokus Bank Mandiri untuk mengembangkan pinjaman
dengan pendapatan yang lebih tinggi akan memungkinkan bank mengimbangi tekanan terhadap marjin dari
ketatnya kompetisi industri perbankan dalam negeri. Bank Mandiri telah dapat mempertahankan secara
substansial pendapatannya untuk mendukung pengembangan bisnis dan permodalan inti yang sehat sebagai
pilarnya.
Merupakan Tahap 1
dalam Program
Transformasi Back
on Track yang fokus
utamanya adalah
Pada bulan Juli 1999, 4
merekonstruksi ulang
bank pemerintah, yaitu Bank
pondasi Bank Mandiri
Bumi Daya, Bank Dagang
untuk pertumbuhan di
Pengalaman Bank Mandiri tidak dapat dipisahkan Negara, Bank Ekspor
masa depan.
dari perjalanan panjang 4 bank milik pemerintah, Impor Indonesia dan Bank
meliputi; (1) Bank Ekspor Impor Indonesia yang Pembangunan Indonesia
berdiri pada tahun 1824 dan aktif dalam kegiatan
perbankan sejak tahun 1870; (2) Bank Dagang
-- dilebur menjadi Bank
Mandiri. Sampai dengan
2006 - 2007
Negara; (3) Bank Bumi Daya yang berawal dari hari ini, Bank Mandiri
kegiatan De Nationale Hadelsbank NV hingga meneruskan tradisi selama
menjadi Bank Umum Negara di tahun 1959 dan lebih dari 140 tahun dalam
(4) Bank Pembangunan Indonesia diawali dari memberikan kontribusi Bank Mandiri
bergabungnya Bank Industri Negara (BIN) yang dalam dunia perbankan dan melakukan Initial
telah mengembangkan sektor-sektor ekonomi di perekonomian Indonesia. Public Offering
Indonesia sejak tahun 1951. (IPO).
2000 -2003
Setelah merger, Bank
Mandiri melakukan
proses konsolidasi secara
menyeluruh. Pada saat 2005
itu, kami menutup 194
kantor cabang yang saling Merupakan tahun titik balik
1998 berdekatan, rasionalisasi
jumlah karyawan menjadi
dengan mencanangkan
Program Transformasi
17.620 dari jumlah Tahap 1 sampai dengan
Bank Mandiri didirikan pada gabungan sebanyak
2 Oktober 1998, sebagai 2010, untuk menjadi Bank
26.600 dan mengganti yang unggul di regional
bagian dari program platform teknologinya
restrukturisasi perbankan (regional champion).
secara menyeluruh. Transformasi dilakukan
yang dilaksanakan oleh Dibutuhkan waktu 3
pemerintah Indonesia. dengan 4 strategi utama,
tahun dengan investasi yaitu (1) implementasi
sebesar US$ 200 juta demi budaya, (2) pengendalian
mengembangkan program non performance loan secara
untuk menggantikan agresif, (3) meningkatkan
core banking platform pertumbuhan bisnis
sebelumnya agar sesuai yang melebihi rata-rata
dengan standar perbankan pertumbuhan pasar dan
ritel. Selain itu, brand Bank (4) pengembangan dan
Mandiri diimplementasikan pengelolaan program
ke semua jaringan, kegiatan aliansi antar direktorat atau
periklanan dan promosi business unit.
lainnya.
2010
Merupakan tahap
terakhir dalam Program
2014
Transformasi Shaping
Tahun ini Bank Mandiri
the End Game. Yaitu Bank
telah berhasil melewati
Mandiri menargetkan
Transformasi Tahap
untuk menjadi bank
Kedua dan bersiap untuk
regional terdepan melalui
melanjutkan Corporate Plan
konsolidasi dari bisnis
2015-2020.
jasa keuangan dan lebih
mengutamakan peluang
2012
strategi pertumbuhan non-
Transformasi lanjutan
organik.
di tahun 2012 dilakukan
dengan Transformasi
Proses transformasi yang
Bisnis, yang fokus pada 3
telah dijalankan sejak
area utama, yaitu Wholesale
tahun 2005 ini secara
Transaction, Retail Deposit
konsisten telah berhasil
& Payment serta Retail
meningkatkan kinerja Bank
Financing.
Mandiri, yang tercermin
dari peningkatan berbagai
parameter finansial.
Bank Mandiri telah melakukan penajaman Visi dan Misi Bank yang
tercantum dalam Rencana Jangka Panjang Bank Mandiri 2015-2020
yang telah disusun bersama Direksi dan mendapatkan persetujuan
dari Dewan Komisaris.
visi
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia
misi
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
yang paling dikagumi dan selalu progresif pasar
budaya
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi, serta
keberhasilan strateginya, Bank Mandiri telah
mengimplementasikan budaya perusahaan yang
menjadi yang disingkat TIPCE yang diuraikan
sebagai berikut:
c ustomer focus
Senantiasa menempatkan pelanggan
internal dan eksternal sebagai fokus
untuk membangun pengalaman positif
yang saling menguntungkan dan tumbuh
berkesinambungan
t i p c e
trust integrity professionalism customer focus excellent
Jujur, tulus, terbuka Disiplin, konsisten Handal, tangguh, Menggali kebutuhan Patriotis, memiliki
dan tidak sungkan dan memenuhi bertanggung dan keinginan mental juara dan
komitmen jawab, pembelajar pelanggan secara berani melakukan
Memberdayakan dan percaya diri proaktif dan terobosan
potensi, tidak silo, Berpikir, berkata, memberikan total
selalu bersinergi, dan bertindak Berjiwa solusi Inovatif dalam
dan saling terpuji intrapreneurship menciptakan
menghargai dan berani Memberikan layanan peluang untuk
mengambil terbaik dengan cepat, mencapai kinerja
keputusan dengan tepat, mudah, akurat yang melampaui
risiko yang terukur dan mengutamakan ekspektasi
kepuasan pelanggan
Fokus dan disiplin
mengeksekusi
prioritas
culture of excellence
Sejalan dengan Mandiri Culture Strategy 2015-2020, Bank Mandiri telah menetapkan Culture of Excellence atau
Budaya Kerja Unggul yang terdiri dari 4 tema dan 8 program budaya sebagai berikut:
Cross selling & Cross Sell Cross Sell program adalah budaya kerja utama yang didukung cross
entrepreneur collaboration antar unit kerja di Mandiri dengan metode reward point
integrasi dengan platform fiesta poin.
Own & Care Own & Care Program adalah budaya kerja untuk meningkatkan kepedulian
pegawai dalam menjaga seluruh aspek infrastruktur, layanan dan produk
Mandiri ( seperti EDC, ATM) dan juga di sisi layanan unit support yang
menopang unit bisnis.
Risk 3 Jaga Program 3 JAGA adalah program yang menanamkan prinsip mengelola
risiko lebih baik (Jaga Diri, Jaga Kawan, Jaga Mandiri).
Governance Borderless (tidak Borderless adalah program komunikasi untuk menciptakan suasana kerja
sungkan namun yang lebih terbuka, positif dan nyaman, seperti halnya hubungan Direksi,
sopan) Manajemen dengan pegawai di Mandiri.
Tuntas Integritas Tunas Integritas adalah tema program budaya Mandiri sebagai mitra
strategis KPK untuk memperkuat Tata Kelola Perusahaan.
People Develop Develop adalah program pengembangan kompetensi pegawai dalam hal
Development & : public speaking (Toasmaster), training dan coaching untuk menciptakan
Engage Innovation Award adalah program inovasi bagi pegawai untuk memotivasi
dan memberikan kesempatan kepada pegawai dalam memberikan ide-ide
kreatif untuk meningkatkan kinerja Mandiri.
Community Mandirian Pride Mandirian Pride adalah Pegawai Mandiri yang merupakan brand ambassador
D
evelopment yang dapat meningkatkan image positif Mandiri di masyarakat (contoh :
CSR, Duta Mandiri).
Fase Building Excellence, bertujuan untuk memberikan memotivasi dan mendorong antusiasme pegawai
sekaligus meningkatkan pemahaman dalam untuk melakukan program Budaya Kerja Unggul.
membangun perilaku Budaya Kerja Unggul, dengan Kunci keberhasilan pada fase ini terletak pada peran
melaksanakan kegiatan antara lain (1) sosialisasi Pimpinan, Tim Internalisasi Budaya dan Change Agent,
dan komunikasi kepada seluruh insan Mandiri, (2) yang secara terus-menerus mengkomunikasikan
penyesuaian sistem dan simbol sesuai dengan Budaya Budaya Kerja Unggul dan menjadi Role Model bagi
Kerja Unggul, (3) pelaksanaan kegiatan yang dapat setiap Mandirian.
culture excellence
scoreboard
Dalam rangka mengukur implementasi budaya perusahaan oleh individu pegawai Bank Mandiri maupun unit kerja,
saat ini Bank Mandiri memiliki suatu sistem yang disebut CULTURE EXCELLENCE SCOREBOARD.
culture excellence
Enterpreneur Governance
scoreboard 1. cross selling WIRA 3. risk 3 Jaga
2. own & care badges 4. borderless
5. tunas integritas
employees action
counted as fiestapoin
LOGIN
product selling contribution to
society
training/
platform
coaching/
international
mentoring
certification
Badges
Level
Prizes
fiestapoin MEA
Culture Excellence Scoreboard (CES) merupakan yang harus dilakukan oleh insan Bank Mandiri untuk
suatu sistem aplikasi berbasis web yang berperan mendapatkan Fiesta Poin dan naik ke level permainan
dalam mekanisme pemberian apresiasi kepada yang lebih tinggi. Terdapat empat level dalam CES
insan Bank Mandiri yang menerapkan Budaya Kerja yang dapat dicapai oleh insan Bank Mandiri, yaitu
Unggul dalam kegiatan kerja sehari-hari. Terdapat PRATAMA, MUDA, MADYA dan UTAMA.
4 tema dan 8 program budaya kerja yang dimonitor
melalui CES, dengan reward berupa Mandiri Fiesta CES diharapkan dapat semakin meningkatkan
Poin. CES ini disusun dengan metode gamification antusiasme insan Bank Mandiri dalam menjalankan
(aplikasi game), yang mewakili 4 tema Budaya Kerja Budaya Kerja Unggul. Bank Mandiri telah menyiapkan
Unggul, yakni WIRA (Cross Selling & Entrepreneur), platform berbasis Fiesta Poin sebagai reward atas
RAKSA (Governance), MITRA (People Development & kinerja pegawai, budaya WIRA akan memperoleh porsi
Engagement) dan DUTA (Community Development). terbesar dibandingkan tiga budaya lainnya, dimana
Dalam setiap lencana tersebut terdapat tantangan penilaian pegawai yang ada di unit bisnis sedangkan
di unit supporting memiliki tanggung jawab yang
berbeda.
bidang usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar pasal 3 ayat (1), Bank Mandiri menetapkan maksud dan tujuan perusahaan adalah
untuk melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangan. Dengan
demikian maka kegiatan usaha Bank Mandiri meliputi:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk dari, atau meminjamkan dana kepada bank
simpanan berupa giro, deposito berjangka, lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
sertifikat, deposito, tabungan dan/atau bentuk telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
lainnya yang dipersamakan dengan itu; atau sarana lainnya;
2. Memberikan kredit; 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat
3. Menerbitkan surat pengakuan utang; berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang
perintah nasabahnya: dan surat berharga;
a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan
diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah
perdagangan surat-surat dimaksud; kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
b) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu
lama dari kebiasaan dalam perdagangan
kredit dan kegiatan wali amanat;
surat-surat dimaksud;
12. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan
c) Kertas perbendaharaan Negara dan surat
kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai
jaminan pemerintah;
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang
d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
berwenang; dan
e) Obligasi;
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
f) Surat dagang berjangka waktu sesuai
oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
dengan peraturan perundangan ; dan
peraturan perundangan .
g) Surat berharga lain yang berjangka waktu
sesuai dengan peraturan perundangan
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan
sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana
Selain itu Bank Mandiri dapat pula melakukan: 4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun
1. Kegiatan dalam valuta asing dengan dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh ketentuan dalam peraturan perundang-
yang berwenang; undangan dana pensiun; dan
2. Kegiatan penyertaan modal pada bank atau 5. Membeli agunan, baik semua maupun
perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sebagian, melalui pelelangan atau dengan
sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan cara lain dalam hal debitur tidak memenuhi
efek, asuransi, serta lembaga kliring kewajibannya kepada Bank Mandiri, dengan
penyelesaian dan penyimpanan, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh dicairkan secepatnya.
yang berwenang;
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Bank
3. Kegiatan penyertaan modal sementara
Mandiri terus mengembangkan inovasi produk dan
untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
layanan yang beragam sesuai kebutuhan nasabah
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan
sebagaimana diuraikan pada bagian Produk dan
prinsip syariah, dengan syarat harus menarik
Layanan dalam Laporan Tahunan ini.
kembali penyertaannya, dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang;
Produk dan jasa Bank Mandiri terbagi dalam 2 segmen, B. Produk Pinjaman
yaitu (1) segmen Wholesale Banking yang dikelola oleh Mandiri Kredit Investasi
Unit Bisnis Corporate Banking, Commercial Banking Mandiri Kredit Modal Kerja
dan Treasury & Markets. (2) Segmen Retail Banking Mandiri Kredit Agunan Deposito
yang dikelola oleh Consumer Banking, Transaction Kredit Usaha Mikro (KUM)
Banking dan Micro & Business Banking. Mandiri Kredit Serbaguna Mikro (KSM)
o KSM untuk PNS/Anggota TNI/POLRI
Adapun secara garis besar produk dan jasa Bank
o KSM Pensiunan
Mandiri terbagi dalam 9 besaran yaitu:
o KSM Talangan Haji
Mandiri Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
o Mandiri KPR Take Over
A. Produk Simpanan
o Mandiri KPR Top Up
Produk Tabungan
Kredit Sindikasi dan Club Deal
Mandiri Tabungan
Mandiri Supply Chan Financing
Mandiri Tabungan Rencana
o Supplier Financing
Mandiri Tabungan Bisnis
o Distributor Financing
Mandiri Tabungan Haji & Umrah
o Account Receivable Financing
Mandiri Tabungan Karyawan dan Pelajar
(KAPEL)
Mandiri Tabungan Valas/ Mandiri Tabungan C. Jasa Treasury
Bisnis Valas Currency & Derivatives
Mandiri Tabungan Tabungan Tenaga Kerja Foreign Exchange Transactions
Indonesia (TKI) (Today,Tom,Spot) incl. Bank Notes
Mandiri Tabungan Investor Currency Forward
Tabunganku Currency Swap
Currency Option
Produk Mandiri Rekening Giro dan Deposito Interest Rate Swap
Mandiri Giro Rupiah Forward Rate Agreement
Mandiri Giro Valas Cross Currency Swap
Mandiri Deposito Rupiah
Mandiri Deposito Valas
Adapun sisa saham sebesar 40% terdistribusi PT Datindo Entrycom sebagai Biro Administrasi
kepada pemegang saham institusi maupun retail Efek yang ditunjuk Bank Mandiri telah mencatat
baik nasional dan internasional dengan kepemilikan dan mengadministrasikan setiap rekening nominee
saham masing-masing tidak lebih dari 5%. Selain sebagai 1 pemegang saham, dengan komposisi
kepemilikan mayoritas oleh Pemerintah RI, tidak ada sebagai berikut:
investor strategis dalam daftar pemegang saham
Bank Mandiri.
30,35% 60%
Pemegang Saham
Bank Mandiri Tahun 2015 (%)
Pemerintah
Pemegang Saham Nasional
Pemegang Saham Internasional
9,65 %
Jumlah % Jumlah %
Penjelasan
Pemegang Saham Lembar Saham
I. NASIONAL
1. Pemerintah Republik Indonesia (RI) 1 0.00 14,000,000,000 60.00
2. Perorangan 17.977 82,00 263.459.960 1,13
3. Karyawan 1,816 8.28 22.727.018 0,10
4. Koperasi 8 0,04 1.426.656 0,01
5. Yayasan 29 0,13 21.268.745 0,09
6. Dana Pensiun 195 0,89 183.054.230 0,78
7. Asuransi 91 0.42 433.192.751 1,86
8. Bank - 0,00 - 0.00
9. Perseroan Terbatas 134 0,61 628.711.398 2,69
10. Reksa Dana 231 1,05 698,731.242 2,99
Sub total 20,480 93,42 16.252.572.600 69.65
II. INTERNASIONAL
1. Retail 98 0,45 1.053.749 0,00
2. Institutional 1,344 6,13 7.080760.984 3035
Sub total 1,442 6,58 7,080,760,733 30.35
Total 21,924 100.00 23,333,333,333 100
1 BPJS Ketenagakerjaan-JHT Gedung Jamsostek. Jl. Jakarta 544,841,106 2.3350333 D Perseroan Terbatas
Jend. Gatot Subroto Selatan
2 PT Prudential Life Assurance- Prudential Tower JL Jend, Jakarta 145,988,609 0.6256655 D Asuransi
REF Sudirman KAV 7 Selatan
3 Reksa Dana Schroder Dana JSX Building Tower 2, 31st Tangerang 121,030,386 0.5187017 D Reksadana
Prestasi Plus 9 Floor
4 Reksa Dana Schroder Dana Gd. BEI Menara Ii Lt.31. Jl. Jakarta 60,626,700 0.2598287 D Reksadana
Prestasi Dinami Jend. Sudirman Selatan
5 Reksa Dana Schroder 90 Plus JSX Building Tower II, 31st Jakarta 50,287,871 0.2155194 D Reksadana
Equity Fund Floor JL. JE Selatan
6 PT AIA FINL - UL Equity Menara Matahari, 7th Floor Tangerang 49,965,400 0.2141374 D Asuransi
JL. Bulevar
7 Reksa Dana Schroder Dana JSX Building Tower II, 31st Jakarta 43,416,934 0.1860726 D Reksadana
Prestasi Floor JL. JE Selatan
8 PT Taspen (Persero) - THT Jl. Letjen Suprapto Jakarta 43,074,912 0.1846068 D Perseroan
Pusat Terbatas
9 BPJS Ketenagakerjaan - JKK Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta 36,521,607 0.1565212 D Perseroan
No. 79 Selatan Terbatas
10 Reksa Dana Panin Dana C/O Fund Administration - Lainnya 35,678,700 0.1529087 D Reksadana
Maksima 91033.40.0 SCS Deutsche B
1 SSB 21B5 S/A Oakmark 111 South Wacker Drive, Others 809,750,100 3.4703576 I Badan Usaha Asing
International Fund Suite 4600 Chicago
2 GIC S/A Government Of 168 Robinson Road 37-01 Others 296,083,928 1.2689311 I Badan Usaha Asing
Singapore Capital Tower
3 SSB 4545 S/A Lazard 30 Rockefeller Plaza New Others 234,146,430 1.0034847 I Badan Usaha Asing
Emerging Markets EQU York NY 10112-6
4 BNYM SA/NV AS Cust Of EPF Building, Jalan Raja Others 212,443,094 0.9104704 I Badan Usaha Asing
Employees Providen Laut, 50350 KUA
5 Citibank New York S/A Bankplassen 2, 0151 OSLO, Others 164,374,577 0.7044625 I Badan Usaha Asing
Government Of Norw Norway
6 The Bank Of New York Mellon 0101 Barclay Street-22nd Others 157,306,530 0.6741708 I Badan Usaha Asing
DR Floor West, New
7 BBH Boston S/A Vangrd EMG 100 Vanguard Blvd Malvern Others 152,024,480 0.6515335 I Badan Usaha Asing
MKTS STK INFD PA 19355-2331
8 HSBC Bank PLC S/A Saudi HSBC House, Harcourt Others 134,106,567 0.5747424 I Badan Usaha Asing
Arabian Monetary Centre, Harcourt ST
9 Citibank New York ADR S/A 388 Greenwich Others 94,456,250 0.4048125 I Badan Usaha Asing
Citibank N.A.
10 SSB C7M8 S/A MET INVSTR One Financial Center 20th Others 91,217,400 0.3909317 I Badan Usaha Asing
SER TR-HARRIS OA Floor, Boston
Direksi
1. Budi G. Sadikin 3.500.500 0 0 0 0
2. Sulaiman Arif Arianto 190.029 0 0 0 0
3. Sentot A. Sentausa 4.350.000 0 0 0 0
4. Ogi Prastomiyono 485.500 0 0 0 0
5. Pahala N. Mansury 816.500 0 0 0 0
6. Royke Tumilaar 51.000 0 0 0 0
7. Hery Gunardi 171.500 0 0 0 0
8. Tardi 462.500 0 0 0 0
9. Ahmad Siddik Badruddin 600.000 0 0 0 0
10. Kartini Sally 180.000 0 0 0 0
11 Kartika Wirjoatmodjo 0 0 0 0 0
Mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No.X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu,
dapat diinformasikan bahwa selama tahun 2015 tidak terdapat transaksi saham yang dilakukan oleh Direksi
maupun Dewan Komisaris selain transaksi yang dilakukan oleh Bpk. Ahmad Siddik Badruddin yaitu berupa
pembelian sejumlah 400.000 lembar saham pada tanggal 28 Oktober 2015 dan transaksi pembelian saham
tersebut telah dilaporkan Bank Mandiri kepada OJK serta dipublikasikan dalam situs Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 2 November 2015 (3 hari kerja).
struktur organisasi
pt bank mandiri (persero) tbk
dewan komisaris
komite
komite komite
remunerasi
audit pemantau
dan nominasi
risiko
komite
tatakelola
terintegrasi
Direktur Utama
BUDI GUNADI SADIKIN
Strategic
Corporate Banking 5 Bank Mandiri
BMEL Marketing & Comm
alexandra askandar Taspen Pos
Yoesman Sugianto
NIXON LP NAPITUPULU
AXA Mandiri
Corporate Banking 6 Financial Services
JEAN PHILIPS
Mandiri
Corporate Banking 7
AXA General Insurance
arya suprihadi
ALBERTUS W.
Dana Pensiun
Mandiri International
Lembaga Keuangan
Remittance
Mandiri Manajemen
Investasi
MUHAMMAD HANIEF
direksi
Risk Mgt.
Technology & Operations Finance & Strategy & Compliance
OGI PRASTOMIYONO KARTIKA WIRJOATMODJO AHMAD SIDDIK B
Chief Tech. Human Internal Corporate
Wholesale Risk Retail Risk Capital Audit Transformations
Officer
KEPAS A. MANURUN RIYANI T. BONDAN SANJAY N. BHARWANI MUSTASLIMAH VENTJE RAHARDJO
JOSEPH GEORGINO G.
Credit Operations Strategy & Performance Market Risk
HERRY RUKMANA Mgmt. FARIDA THAMRIN
IT Strategy ANTON HERDIANTO Human Capital Wholesale & Corporate
& Architecture Corporate Risk Retail Risk Strategy & Policy Center Audit
M. GUNTUR TIWUL WIDYASTUTI DENI HENDRA P. ITA FARINA BABAN SUDARMAN
Cash & Trade
Investor Relations Operational Risk
Operations
LISANA IRIANIWATI
AGUS RETMONO
IT Infrastructure Human Capital Retail Audit
ENDRO S. Commercial Risk Retail Credit Recovery
Services Juliser
SWASONO SULAEMAN Nury Sriandajani
ROSMA ANDAYANI Sigalingging
Electronic Channel Credit
Accounting Portfolio Risk
Operations HARYANTO SUKANDAR
WAWANDRIJO P. Tedy Nurhikmat
IT Applications Wholesale Credit Decision
Management Mandiri University IT Audit
Development Recovery
WILLIEM RUDY UTOMO WINARSIH BUDIRIANI EDDIE RASYID DARAJAT
MAHESH RANADE YUDDY RENALDI
Customer Care Corporate Secretary Compliance
AnastasiaWidowati ROHAN HAFAS CHRISNA PRANOTO
IT Applications Corporate
Support Culture
SUHARTO SULEH I AMINARTI WIDIATI
Strategic Legal
Procurement M. ARIFIN FIRDAUS
OC HARRY P.
Corporate
Real Estate
DIDIEK HARTANTYO
profil ringkas
senior executive vice president (sevp)
Riyani T. Bondan
Senior Executive Vice President
Retail Risk
Perjalanan Karir:
1
Pengalaman profesional beliau dimulai sebagai Analis Kredit pada Biro Kredit
Perkebunan Bank Ekspor Impor Indonesia (1987), Kepala Seksi Biro Korporasi (1994),
Executive Secretary to President Director (1997-1999). Setelah merger menjadi Bank
Mandiri, beliau menduduki posisi Group Head Corporate & Commercial Credit, kemudian
sebagai Kepala Bagian Commercial Credit III (2000-2001), Group Head Retail Credit
Risk Approval (2002), Group Head Learning Center (2005) dan Senior Executive Vice
President Internal Audit (2015).
Lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1984 dan University of Illinois, Urbana
Champaign tahun 1994.
Ventje Rahardjo
Senior Executive Vice President
Corporate Transformations
2
Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau diawali di Bapindo dengan jabatan Analis dan General
Manager (1981-1999), kemudian sebagai Anggota Tim Merger hingga Direktur
Commercial Banking Bank Mandiri (1999-2005), Direktur Retail & Micro Banking BRI
(2005-2006), Senior Advisor Batasa Tazkia Consulting (2006-2007), Managing Director
SME Commercial & Syariah Banking Bank International Indonesia (2007-2008), dan CEO
BRI Syariah (2008-2011).
Lulusan Universitas Indonesia bidang Ekonomi tahun 1980 dan Master Ekonomi dari
The University of New England, Australia pada tahun 1986.
Warga Negara Indonesi, kelahiran 1954.
Berdomisili di Jakarta. Diangkat menjadi Training yang diikuti antara lain:
S E V P C o r p o r a t e Tr a n s f o r m a t i o n s
yang sebelumnya merupakan Change Beliau aktif mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri, seperti; Sertifikasi
Management melalui Keputusan Direksi Manajemen Risiko di Amsterdam (2004), SESPIBANK di Jakarta (1998), Advance Course
No. KEP.DIR/005/2015 tanggal 2 Januari on Banking (1983), Advance Management Programme for Overseas Banker (1993), dan
2015 Top Management Programme di Manila (1995).
Mustaslimah
Senior Executive Vice President
Internal Audit
3 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau dimulai sejak bergabung di Bank Bumi Daya sebagai
Asisten Marketing Officer (1990), Regulator Instruktur (1997), Senior Officer Support
Function (1999), Group Head CRM MOL Risk (2000), Group Head Logistics (2001),
Department Head Procurement & Fixed Asset Services (2001), Department Head Asset
Maintenance & Warehouse (2004), Department Head Credit Operation (2004-2005).
Selain itu beliau juga pernah menjadi Group Head Compliance (2006-2010), Group Head
Procurement & Fixed Assets (2010), dan Group Head Human Capital Services (2014-
2015).
Lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1988.
Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau diawali dengan jabatan Field Manager Schlumberger
(1993-1995) lalu berkarir di Citibank NA sejak tahun 1995-2010 kemudian beliau
bergabung dengan Bank Mandiri pada 2010 sebagai Group Head Electronic Banking.
Lulusan Institut Teknologi Bandung tahun 1992.
Warga Negara Indonesia, kelahiran 1970. Training yang diikuti antara lain:
Berdomisili di Jakarta. Diangkat menjadi
SEVP Transaction Banking melalui Selain itu, beliau juga telah mengikuti berbagai pelatihan dan seminar di dalam dan
Keputusan Direksi No. KEP.DIR/007/2015 luar negeri, diantaranya; Core Credit Risk, Internet & e-Commerce, Intermediate Risk,
tanggal 2 Januari 2015, e-Business Regional Conference, dan e-Commerce & Payment Gateway Workshop.
Kepas A. Manurung
Senior Executive Vice President
Wholesale Risk
5 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau antara lain sebagai Senior Officer CRM-Retail KUK
Region 3 (1999), Grup Head CRM-Retail KUK Region 3 & 6 (1999), Proffesional Staff
Portofolio & Operational Risk Management (2001), Department Head Credit Policy
(2006), Regional Risk Manager di Commercial Risk Group (2007-2010), PKMK Risk
Management di Commercial Risk Group (2011) dan Group Head Corporate Risk I (2013).
Lulusan Institut Pertanian Bogor bidang Agronomi tahun 1984 dilanjutkan dengan
pasca sarjana di IPPM dan Universitas Gajah Mada/Kentucky Univ. bidang manajemen
wijawiyata dan marketing tahun 1989 dan 1997.
Sanjay N. Bharwani
Senior Executive Vice President
Human Capital
6 Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau antara lain diawali sebagai Senior Manager Consulting,
Accenture Jakarta (1997-2004), Country Head Watson Wyatt Mumbani India (2004-
2005), Senior Consultant di Gyann Consultant Jakarta dan Australia (2006-2007), Senior
Vice President HR Centres of Expertise & Operation di Bank Permata (2007-2008), Group
Head Human Capital Strategy & Policies di Bank Mandiri (2008-2012), Direktur Human
Capital PT Rajawali Corpora
Lulusan Federation University of Australia - Victoria bidang Teknologi dan Bisnis tahun
1993.
7
Perjalanan Karir:
Pengalaman profesional beliau diawali dengan jabatan Direktur Teknologi Informasi
dan Operasional, Permata Bank (2006-2008, 2009), Direktur Kepatuhan Permata Bank
(2008,2009-2010), Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Permata Bank (2008-
2009), dan bergabung di Bank Mega sebagai Direktur Teknologi, Operasi dan Finance
(2010-2013), Direktur Teknologi dan Operasi (2013-2014) serta Executive Officer (2014).
Lulusan Universitas Trisakti tahun 1986.
europe LONDON
Cayman Island
Kantor Pusat 1 1 1 1
indonesia
remittance
malaysia timor leste
KOTA / KODE
JARINGAN KANTOR ALAMAT TELEPON FAKSIMILI
KABUPATEN POS
1. REGION I/ Jl. Pulau Pinang No. 1 Medan 20111 (061) 4153396, 4153273
SUMATERA 1 4555434
2. REGION II/ Jl. Kapten A. Rivai Palembang 30135 (0711) 364008 - 012, 310992,
SUMATERA 2 No.1008 364013 3120417,
374279
3. REGION III/ Jl. Lapangan Stasiun Jakarta Barat 11110 (021) 6922004, 6922006
JAKARTA 1 No. 2 2600500, 6922343,
6922343, 6922005
6922204, 6918695
,69833162-3,6916454
4. REGION IV/ Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat 10340 (021) 23565700, 39832917,
JAKARTA 2 No. 83 39832922, 39832918,
39832921, 30400144, 39832923
30400147, 30400105,
39832924
5. REGION V/ Jl. Jend. Sudirman Jakarta Selatan 12190 (021) 5266566, 5267371,
JAKARTA 3 Kav. 54-55 5267368 5267365
6. REGION VI/ Jl. Soekarno Hatta Bandung 40266 (022) 7506242, 7505810,
JAWA 1 No. 486 7511878 7506632
7. REGION VII/ Jl. Pemuda No. 73 Semarang 50139 (024) 3517349, 3520485
JAWA 2 3520484,3520487
8. REGION VIII/ Jl. Basuki Rahmat No. Surabaya 60271 (031) 5316764 - 66 5316776,
JAWA 3 129-137 5320641,
5316597
9 REGION IX/ Jl. Lambung Mangkurat Banjarmasin 70111 (0511) 3365767 3352249,
KALIMANTAN No. 3 4366719
10. REGION X/ Jl. R.A. Kartini No. 12-14 Makassar 90111 (0411) 3629096, 3629095,
SULAWESI & MALUKU 3629097, 3634811; 3650367
3633913
11. REGION XI/ Jl. Veteran No. 1 Denpasar 80111 (0361) 226761 - 3 224077, 261453,
BALI & NUSA TENGGARA 235924
12. REGION XII/ Jl. Dr. Sutomo No. 1 Jayapura 99111 (0967) 537081, (0967) 537181
PAPUA 537183-4,
537189
utama finance
99,99% 51%
100%
capital
99%
Perusahaan Anak
Perusahaan Asosiasi adalah suatu perusahaan Pengendalian Bersama Entitas adalah Perusahaan
dimana Bank Mandiri mempunyai pengaruh dimana Bank Mandiri berpartisipasi bersama pihak
signifikan yaitu kekuasaan untuk berpartisipasi dalam lain atas dasar perjanjian untuk berbagi pengendalian
keputusan kebijakan keuangan dan operasional, tetapi aktivitas termasuk keputusan keuangan dan
tidak mengendalikan. Perusahaan asosiasi tidak operasional strategis.
dikategorikan sebagai perusahaan anak.
Perusahaan Asosiasi
utama :
Melakukan pengadaan kapal melalui pemesanan
kapal baru dan pembelian kapal niaga serta juga
alat-alat perlengkapan kapal yang selanjutnya
dijual kepada baik secara tunai maupun
angsuran ataupun disewakan kepada pihak yang
membutuhkan.
Melakukan pengadaan keperluan/perlengkapan
dok dan galangan kapal.
Melakukan penyertaan modal dalam perusahaan-
perusahaan yang melakukan kegiatan-kegiatan
usaha lain yang dinilai strategis.
Melakukan usaha-usaha lain yang lazim dilakukan
dalam kegiatan pengembangan armada niaga
nasional dengan memperhatikan ketentuan
peraturan-peraturan perundangan.
Selain itu PT PANN (Persero) dapat melakukan
kegiatan usaha dalam rangka optimasilisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki termasuk
dalam bidang perhotelan.
lembaga profesi
penunjang pasar modal
Informasi Perdagangan
dan Pencatatan Saham Biro Administrasi Efek Kantor Akuntan Publik (KAP)
PT.Bursa Efek Indonesia PT. Datindo Entrycom Purwantono, Sungkoro & Surja
perusahaan PEFINDO
(Pemeringkat Efek Indonesia)
Standard & Poors Ratings
Services
pemeringkat
Panin Tower - Senayan City 17th Suite 3003, 30/F, Edinburgh
Floor Tower, The Landmark,
Jl.Asia Afrika Lot.19, Jakarta 15 Queens Road Central,
Most Trusted Company Indonesia Best Indonesia Best Islamic Bank of Service Excellence
based on Corporate Brand Award eMark Award 2015 The Year, Triple Award 2015,
Governance Perception kategori Platinum dari Majalah SWA A, dari kelompok penghargaan untuk
Index (CGPI) dalam Good untuk dari Majalah bekerjasama dengan media The Asset bidang layanan, dari
Corporate Governance Award SWA dan lembaga Telkom University of Hong Kong Majalah Infobank
2015 dari Majalah SWA dan survey Mars untuk implementasi bekerjasama
The Indonesian Institute for ICT di bidang sales dengan MRI
Corporate Governance and marketing.
Corporate Image Award Indonesia Middle-Class Peringkat II Rating AA+ (idn) The Best Islamic
2015 dari Majalah Brand Champion 2015 Annual Report dengan Outlook Bank in Indonesia
Tempo Media Group Product Category Hajj Award (ARA) Stable dari 2015 dari
bekerjasama dengan Savings dari Majalah untuk buku Pefindo Asiamoney
Frontier Consulting SWA bekerja sama Laporan
Group dengan Inventure Tahunan 2014
Profil Perusahaan
PT Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah Perusahaan Komposisi kepemilikan saham Perusahaan terdiri
yang menyelenggarakan usaha bank dengan prinsip atas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebesar 99,99%
syariah. Bank menjalankan usahanya berdasar izin (397.804.386 lembar saham ) dan Mandiri Sekuritas
dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan 0,01% (1 lembar saham).
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.GBI/1999
tanggal 25 Oktober 1999 sebagai bank umum
berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi
sejak tanggal 1 November 1999.
Produk Perusahaan
PT Bank Syariah Mandiri menawarkan produk-produk Sedangkan, produk Pembiayaan meliputi pembiayaan
inovatif berbasis syariah bagi nasabahnya yang per skim, pembiayaan per sektor ekonomi, dan
diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu produk pembiayaan per segmen. Produk jasa dan layanan
pendanaan, pembiayaan, produk jasa, dan layanan. mencakup jasa produk, jasa operasional, jasa
Produk pendanaan terdiri dari pendanaan Dana investasi, dan layanan syariah mandiri priority.
Pihak Ketiga baik konsumer maupun institusional.
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Wisma Mandiri I,
Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340
Telp : (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)
Fax : (62-21) 3983 2989
Website : www.syariahmandiri.co.id
Kinerja Perusahaan
Sejak hadir pada 1 November 1999, Bank Syariah Pertumbuhan yang tinggi mengantarkan BSM menjadi
Mandiri (BSM) mengalami pertumbuhan sangat bank syariah terbesar di Indonesia sejak tahun 2003.
pesat. Aset BSM tercatat naik rata-rata 9,07% per BSM mampu mempertahankan posisi sebagai
tahun (Compounded Annual Growth Rate/CAGR tahun bank syariah terbesar meski jumlah bank syariah di
2000 s.d. Desember 2015), Dana Pihak Ketiga (DPK) Indonesia terus bertambah di mana sampai dengan
tumbuh 9,42 % per tahun, dan Pembiayaan meningkat tahun 2015 terdapat 12 bank umum syariah dan 22
rata-rata 4,50% per tahun. unit usaha syariah. BSM memimpin pangsa pasar
industri perbankan syariah di Tanah Air.
51.090
62.113
50.460
56.461
59.821
49.133
47.409
44.755
Hal tersebut juga menjadikan BSM menjadikan bank AS dan terus turunnya harga komoditas. Kondisi
dengan posisi peringkat atas bila dibandingkan tersebut berdampak pada bisnis riil yang kemudian
dengan perbankan nasional. mempengaruhi bisnis Bank.
Sepanjang 2015, kondisi makro ekonomi Indonesia Di tengah kondisi tersebut, dan fokus pada penurunan
masih kurang kondusif yang ditandai dengan masih pembiayaan bermasalah pada 2015, BSM masih
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis.
Indikator bertumbuhnya bisnis Bank di antaranya kondusif, Perusahaan masih harus membentuk biaya
ditandai dengan tetap kuatnya likuiditas Perusahaan pencadangan sebesar Rp1,047 triliun.
sepanjang 2015, dan pertumbuhan pembiayaan
sepanjang 2015. Di tengah ketatnya likuiditas Dengan upaya tersebut, pada tahun 2015, Perusahaan
pada 2015, BSM mampu meningkatkan perolehan berhasil meningkatkan laba bersih menjadi Rp290
Dana Pihak Ketiga menjadi Rp62,113 miliar dari miliar.
Rp59,821 miliar pada 2014. Komposisi dana murah
meningkat 46,61% dari menjadi 49,63% sebagai Dari sisi permodalan, BSM cukup kuat dengan
akibat pertumbuhan Giro yang mencapai 12,12% dan indikator Capital Adequacy Ratio (CAR) per Desember
Tabungan mencapai 10,19%. 2015 sebesar 12,85%. Pada 24 November 2015,
Perusahaan memperoleh penambahan modal sebesar
Sementara Pembiayaan perseroan tumbuh 3,98% Rp500 miliar.
menjadi Rp51,090 triliun. Meningkatnya Pembiayaan
berdampak pada naiknya pendapatan Bank menjadi Agar bisnis perusahaan tumbuh lebih cepat, sepanjang
Rp6,913 triliun, tumbuh 6,32% dibandingkan 2015, manajemen BSM menyinergikan peningkatan
pendapatan Bank pada 2014. kapasitas bisnis, pengembangan infrastruktur,
dan peningkatan kompetensi SDM dengan induk
Dari sisi biaya, perusahaan mampu melakukan perusahaan dan grup.
efisiensi sehingga secara keseluruhan beban hanya
meningkat sebesar 1,16% menjadi Rp6,623 triliun Dukungan induk perusahaan beserta stakeholders,
serta kepercayaan masyarakat yang kuat-ditandai
Sebagai hasil dari fokus pada penyelesaian market share BSM yang tinggi, brand, ser ta
pembiayaan bermasalah, tahun 2015, Bank berhasil pertumbuhan dana masyarakat- menjadi modal
membukukan cash recovery sebesar Rp423 miliar manajemen untuk optimistis bisa membawa kinerja
sehingga mampu memperkuat pencadangan. BSM lebih baik pada tahun 2016 untuk mewujudkan
visi menjadikan BSM sebagai Bank Syariah Terdepan
Dari peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya, dan Modern.
BSM berhasil membukukan laba operasional sebesar
Rp1,416 triliun atau tumbuh 46,38% dari tahun
sebelumnya. Namun, masih tingginya pembiayaan
bermasalah akibat kondisi makro yang belum
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan BSM dapat dilihat pada ringkasan
laporan keuangan berikut:
Tabel Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar)
Governance Structure
Untuk mendukung penerapan tata kelola perusahaan organ utama yaitu RUPS, Dewan Pengawas Syariah
yang baik (Governance System) sekaligus upaya dan Direksi serta organ pendukung yang terdiri komite
penguatan fungsi pengawasan, Bank Syariah Mandiri Dewan Komisaris dan komite Direksi beserta unit
selanjutnya disebut BSM telah memiliki struktur tata kerja kepatuhan, manajemen risiko, audit internal
kelola perusahaan atau governance yang terdiri dari yang digambarkan dengan skema berikut:
RUPS
Komite
Communication Compliance
agar senantiasa bekerja dengan lurus dan baik langsung maupun tidak langsung pada saat
bertanggung jawab serta obyektif secara pengajuan pembiayaan/pengadaan barang dan
profesional. Untuk itu tidak dibenarkan apabila jasa serta penggunaan perantara, broker atau
ada jajaran Bank yang menerima pemberian pihak ketiga lainnya yang mengenakan fee atau
hadiah dari calon nasabah/nasabah atau rekanan komisi.
serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank yang berlaku, antara lain:
telah sesuai dengan ketentuan tegulator yang - menilai rancangan kebijakan, ketentuan,
berlaku. Bank telah menunjuk satu Direktur sistem maupun prosedur baru;
h. Memastikan penerapan GCG dan CoC pada i. Memastikan pelaksanaan kepatuhan terhadap
seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang Undang-Undang dan ketentuan tentang
organisasi. penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU)
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap
jenjang organisasi.
dibantu oleh Deputy Group Head dan tujuh orang h. Melakukan monitoring tindak lanjut hasil au-
Department Head. dit, baik internal dan eksternal.
Manajemen risiko dilaksanakan oleh Satuan kerja 3. Memastikan ketersediaan kajian risiko atas
manajemen risiko dengan tugas dan fungsi sebagai produk & aktivitas baru bank.
berikut: 4. Memastikan pengukuran, pemantauan
1. Memastikan pemutakhiran Kebijakan Mana- risiko, ketersediaan manajemen limit dalam
jemen Risiko dan ketentuan pelaksanaannya penerapan manajemen risiko serta pengem-
sesuai regulasi dan best practices manaje- bangan program risk culture.
men risiko dan sosialisasi kebijakan terse- 5. Memastikan pengembangan metodologi
but. dan analisa pengukuran risiko sesuai den-
2. Memastikan implementasi dan pengemban- gan best practices dan regulasi yang berlaku
gan enterprise risk management (ERM) sesuai serta kajian efektivitas implementasi risk
dengan regulasi dan risk appetite Bank. management tools.
Best Investment Bank in Best Indonesia Deals PT Best Investment Bank in Best Local Currency Bond
Indonesia 2011-2015, Best Hanjaya Mandala Sampoerna Indonesia 2015 dari Alpha Deal & Local Yield Bond Deal
DCM House in Indonesia Rp20.3 trillion ($1.4 billion) Southeast Asia Of the Year in Southeast
2013-2015 dan Best Broker rights issue and share Asia Telkoms IDR 7 Trillion
in Indonesia 2015 dari placement dari FinanceAsia Corporate Bond dari Alpha
FinanceAsia Southeast Asia
Best Local Brokerage House #1 Best Securities Company Trusted Company dari The
in Indonesia 2010-2015 dari Digital Brand of the Year Indonesia Institute for
Asiamoney Polls 2015 dari Majalah Infobank Corporate Governance
(IICG)
Profil Perusahaan
PT Mandiri Sekuritas merupakan perusahaan efek hasil Sekuritas telah menjadi penyedia jasa layanan
merger beberapa perusahaan sekuritas di lingkungan investment banking dan pialang efek lokal teraktif di
Bank Mandiri, yaitu Bumi Daya Sekuritas, Exim Indonesia.
Securities dan Merincorp Securities Indonesia yang
telah beroperasi sejak 31 Juli 2000. Mandiri Sekuritas Mandiri Sekuritas berkomitmen dan bertekad
dengan modal disetor sebesar Rp638 miliar menjadi untuk selalu menjadi yang terdepan, mampu
salah satu perusahaan sekuritas berkapitalisasi menyumbangkan pelayanan yang efektif bagi
terbesar di Indonesia yang memungkinkan untuk nasabah nasabah untuk memperoleh profit baik dari
berpartisipasi di seluruh spektrum yang luas dari perdagangan saham dan obligasi, penerbitan perdana
transaksi pasar modal Indonesia. Saat ini, Mandiri saham ( i nitial public offerings / IPO) dan obligasi
maupun instrumen-instrumen pendanaan lainnya.
Sepanjang tahun 2015, Mandiri Sekuritas mampu dalam bisnis penjaminan emisi surat utang maupun
menjaga konsistensi dua lini bisnis utamanya, yakni saham, jasa penasihat keuangan serta distribusi
Investment Banking dan Capital Market, di tengah produk-produk capital market. Strategi tersebut
stagnasi ekonomi yang berpengaruh pada industri selaras dengan strategi utama Bank Mandiri untuk
pasar modal Indonesia. Mandiri Sekuritas sukses mengembangkan Integrasi Mandiri Group (Integrate
mempertahankan dominasinya sebagai investment the Group) dan memperdalam relasi dengan para
bank terbesar di Indonesia dengan menguasai pangsa nasabah (Deepening Wholesale Relationship).
pasar penjaminan emisi obligasi dan saham masing-
masing sebesar 14,6% berdasarkan data Bloomberg Sejalan dengan semangat meningkatkan kontribusi
League Table. untuk kemajuan bangsa, Perusahaan berkomitmen
untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat
Pada lini bisnis Capital Market, Mandiri Sekuritas juga secara berkelanjutan melalui rangkaian program
mampu menjaga konsistensinya di pasar saham edukasi #InvestasiCerdas yang telah dilaksanakan
sebagai broker lokal teraktif dengan pangsa pasar bersama Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun
4,3%. Salah satu strategi yang dilakukan Perusahaan terakhir.
adalah memperkuat sinergi dengan Bank Mandiri, baik
Produk Perusahaan
PT Mandiri Sekuritas menawarkan produk dan jasa efek dan penasihat keuangan, sedangkan f menjadi
yang terbagi dalam dua segmen yaitu investment anggota bursa yang berperan aktif dalam transaksi
banking dan capital market. Investment banking PT obligasi dan saham di pasar perdana dan sekunder.
Mandiri Sekuritas menyediakan jasa penjaminan emisi
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Perusahaan
Kinerja Mandiri Sekuritas dapat dilihat pada pencapian
dari kedua segmen produknya, yakni investment
banking dan capital market. Berikut adalah ringkasan
pencapaian kinerja Mandiri Sekuritas:.
Investment Banking
Mandiri Sekuritas terus melanjutkan dominasi dalam obligasi, Mandiri Sekuritas juga menempati peringkat
penjaminan emisi obligasi, equity offerings dan surat pertama berdasarkan Bloomberg League Table dengan
utang lainnya di tahun 2015. Mandiri Sekuritas menyelesaikan 27 transaksi, dengan porsi penjaminan
berhasil menempati posisi pertama penjaminan emisi sebesar Rp8,3 triliun. Selain transaksi penjaminan
saham dengan menyelesaikan 8 transaksi senilai obligasi, Mandiri Sekuritas juga menangani penawaran
Rp5,4 triliun naik 340% dibandingkan tahun lalu surat utang lainnya berupa MTN.
senilai Rp1,6 triliun. Dalam aktivitas penjaminan emisi
Grafik Penjaminan Emisi Saham Tahun 2015 (Rp triliun) Grafik Penjaminan Emisi Obligasi Tahun 2015 (Rp triliun)
8,34
7,48
5,38
5,73
4,80
5,58
14.6%
4,73
4,90
13.1%
4,27
14.6%
4,07
10.0%
13.1%
9.8%
12.9%
8.6%
11.6%
11.1%
Sepanjang tahun 2015, Mandiri Sekuritas sukses Asia dan Best Indonesia Deals PT Hanjaya Mandala
menyelesaikan sejumlah transaksi besar dari berbagai Sampoerna Rp20.3 trillion ($1.4 billion) rights issue and
industri seperti obligasi Telkom senilai Rp7 triliun dan share placement dari FinanceAsia.
transaksi rights issue HM Sampoerna sebesar Rp20,8
triliun. Kedua transaksi tersebut sukses mendapatkan Transaksi besar lainnya yang berhasil ditangani pada
pengakuan publik internasional, yakni dengan meraih tahun 2015 di antaranya adalah IPO PT. PP Property,
penghargaan Best Local Currency Bond Deal & Local PT. Waskita Karya, PT. Adhi Karya dan sebagainya.
Yield Bond Deal Of the Year in Southeast Asia Telkoms Sementara itu, untuk penerbitan obligasi yang
IDR 7 Trillion Corporate Bond dari Alpha Southeast dilaksanakan Mandiri Sekuritas antara lain, PT.OCBC
NISP, PTPP, UOB, PT. Summarecon, PT. Astra Sedaya keuangan bagi perusahaan-perusahaan besar di
Finance, PT. Mandiri Tunas Finance, PT. Adira, PT. XL Indonesia, antara lain Waskita Toll Road, Asuransi Jasa
Axiata dan sebagainya. Atas pencapaian tersebut, Indonesia, Angkasa Pura dan sebagainya. Mandiri
Mandiri Sekuritas menempati posisi pertama dengan Sekuritas terus menjaga kepercayaan klien dengan
pangsa pasar 16,2% untuk kategori Bonds & Equity di menyelesaikan lebih dari 49 project advisory atau
Bloomberg League Table. jasa penasihat keuangan dari berbagai perusahaan
terkemuka. Pencapaian tersebut meningkat dari 37
Mandiri Sekuritas juga secara aktif memberikan deal yang diamanatkan kepada Perusahaan di tahun
layanan transaksi principal investment serta penasihat 2014.
Capital Markets
Dari aktivitas bisnis capital market, Mandiri Sekuritas oleh pengaruh kondisi perekonomian yang kurang
pada tahun 2015 berhasil mencatatkan diri sebagai kondusif selama periode tahun 2015. Nilai transaksi
broker lokal teraktif di pasar saham dengan nilai harian rata-rata yang dibukukan Mandiri Sekuritas
transaksi total Rp 111 triliun dan pangsa pasar 4,3%. pada tahun 2015 tercatat mencapai Rp494 miliar per
Perusahaan mampu menjaga konsistensi dalam hari, di mana 65% transaksi berasal dari klien institusi
mendorong volume transaksi meskipun terjadi dan 35% berasal dari nasabah ritel.
koreksi di pasar modal hingga 12% yang disebabkan
4.3%
3.8%
3.3%
2.9%
3.1%
533
478
498
327
307
238
Mandiri Sekuritas juga terus menjadi bagian penting Seiring dengan pertumbuhan nasabah dan transaksi
dalam perdagangan Surat Utang Negara (SUN) di pasar modal, Mandiri Sekuritas turut mencatatkan
dengan mencatatkan volume transaksi SUN di tahun pertumbuhan nasabah sebesar 28% menjadi 49.069
2015 sebesar Rp 55,6 triliun dengan pangsa pasar nasabah ritel di akhir 2015 dari 38.380 nasabah di
7,9%. tahun 2014. Mandiri Sekuritas berkomitmen untuk
terus berinovasi menghadirkan produk-produk
investasi, tidak hanya layanan saham terlengkap berkelanjutan, Perusahaan terus memperkuat sinergi
melalui layanan Mandiri Sekuritas Online Trading dan berkoordinasi secara intensif di lingkungan
(MOST), namun juga melalui produk-produk alternatif Mandiri group guna memaksimalkan peluang-peluang
seperti MTN dan reksadana. yang ada, di samping dengan dukungan dari luasnya
basis nasabah yang dimiliki (yang mencakup investor
Mandiri Sekuritas terus berupaya meningkatkan institusi dan ritel), dukungan infrastruktur trading
kinerjanya di tengah dinamika ekonomi yang yang handal, serta dukungan SDM yang professional
berpengaruh pada industri pasar modal Indonesia. dan berpengalaman.
Selain melakukan inovasi produk dan layanan secara
49.069
21.993
38.380
13.267
8.103
4.913
Mandiri Sekuritas akan terus meningkatkan basis yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Malang, Bandung,
nasabah dan volume transaksi harian ritel sebagai Palembang, Medan serta kota besar lainnya.
salah satu fokus utama pengembangan bisnis di masa Dukungan sistem yang andal serta jaringan distribusi
depan. Pengembangan tersebut didukung oleh layanan yang luas sejalan dengan visi bisnis Mandiri Sekuritas
aplikasi layanan online trading melalui kerjasama untuk menjadi perusahaan sekuritas yang mampu
dengan Daishin Securities Co., Ltd, perusahaan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan dinamis
sekuritas terkemuka yang berbasis di Korea Selatan. dan mampu mengakomodasi kebutuhan nasabah
Mandiri Sekuritas juga terus berekspansi secara ritel.
nasional dengan keberadaan jaringan kantor cabang
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan Mandiri Sekuritas dapat dilihat pada
ringkasan laporan keuangan berikut:
Tabel Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar)
Laba Bersih 29 93 87 15
01
refocusing lini bisnis utama berdasarkan risk adjusted return dan optimalisasi permodalan (MKBD).
mengembangkan lini bisnis pendapatan high margin, antara lain underwriting & principle invesment/
refocusing lini reverse repo dengan memperhatikan risk acceptence criteria.
bisnis utama mengembangkan kapasitas lini bisnis dengan pendatan stabil (brokerage & debt proprietary).
mengembangkan M&A (bridging finance) dengan fee yang sesuai dengan biaya sumber daya yang
digunakan.
mengembangkan produk baru (new source of income) antara lain : retail bond, retail Medium Term
02
Note (MTN), Exchange-Traded Fund (ETF) dan early settlement.
pengembangan
mengembangkan fasilitas pendanaan pre-IPO (project financing) melalui MTN.
bisnis & inovasi
meningkatkan status Singapore Branch menjadi subsidiary dengan lisensi Capital Market
(deepening)
Services (CMS).
melakukan kajian diversifikasi related bisnis yang prospektif antara lain melalui mekanisme joint
venture (JV)
03
mengembangkan joint planning dengan Corp Banking, Treasury & Financial Institution (FI) Bank
Mandiri.
peningkatan
mengembangkan bond distribution virtual team & DCM joint underwriting committee.
sinergi & aliansi
melaksanakan co-location dicabang BMRI untuk pengembangan out-let dan MOST Corner.
memperkuat Referral Retail Brokerage (RRB) beraliansi dengan Kantor Wilayah & wealth Management
BMRI.
04
mengendalikan jumlah pegawai melalui rasionalisasi (right sizing) berdasarkan performance.
pengendalian & mengembangkan efisiensi biaya dana melalui optimalisasi Rekening Mandiri Tabungan Bisnis
efisiensi biaya Investor (MTBI).
implementasi individual performance based culture.
05
memperkuat risk management dan sistem monitoring transaksi.
penguatan mengembangkan IT termasuk upgrade trading platform & sistem internal control.
good corporate melanjutkan pengembangan corporate governance & compliance.
governance & mengembangkan corporate plan mandiri sekuritas 2020.
support
Dalam kerangka kerja Tata Kelola Mandiri Sekuritas tersebut merupakan organ yang menentukan,
terdapat pemisahaan tugas antara komponen mengendalikan, dan bertanggung jawab atas
pemegang saham yang tertuang dalam wadah Rapat penerapan Tata Kelola di Mandiri Sekuritas. Oleh
Umum Pemegang Saham (RUPS), pengawas yaitu karena itu, ketiga organ tersebut sebagai Organ Utama
Dewan Komisaris, dan pelaksana pengelolaan Mandiri Tata Kelola Mandiri Sekuritas.
Sekuritas yaitu Direksi. Masing-masing komponen
Governance
Structure Organ Utama Organ Pendukung
RUPS
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di - Pedoman Anti Pencucian Uang dan Pendanaan
lingkungan Mandiri Sekuritas dilakukan melalui Terorisme (APU PPT),
penerapan fungsi kepatuhan, fungsi audit intern dan
- Penyusunan Corporate Website,
manajemen risiko serta penyusunan infrastruktur
- Kebijakan Perlindungan Konsumen sebagai
pendukung penerapan Tata Kelola Perusahaan,
seperti: Bentuk Transparansi Produk,
- Kebijakan kode etik dan Kebijakan business ethic, - Komitmen pelaksanaan melalui penyusunan
Anggaran,
- Kebijakan strategi anti-fraud,
- Pelaksanaan dan Monitoring Corporate Social
- Whistleblowing system,
Responsibility.
- Kebijakan Penerimaan dan Pemberian Hadiah
dan Rebate,
Pada awal pendirian, Mandiri Sekuritas membentuk (3) Peraturan OJK No. 39/POJK.04/2014 ten-
Divisi Legal, Compliance dan Corporate Secretary dalam tang Agen Penjual Efek Reksa Dana;
menerapkan fungsi kepatuhan. (4) Peraturan OJK No. 22/POJK.04/2014 ten-
tang Prinsip Mengenal Nasabah bagi Penye-
Sejak tahun 2013, Divisi Compliance secara dia Jasa Keuangan di Pasar Modal;
independen telah menjalankan fungsi Kepatuhan,
(5) Peraturan Kepala PPATK No. PER-02/1.02/
terpisah dengan Divisi lainnya. Untuk mendukung
PPATK/02/2015 tentang Kategori Pengguna
penerapan fungsi kepatuhan tersebut, pada tahun
Jasa yang Berpotensi Melakukan Tindak Pi-
2014 dibentuk pula Surat Keputusan (SK) Komite
dana Pencucian Uang;
Pengelola Risiko No. SK.99.2.P tentang Fungsi Divisi
(6) Peraturan OJK No. 3/POJK.02/2014 tentang
Compliance. Secara umum, tugas dan tanggung
Fee Pungutan OJK;
jawab Divisi Compliance adalah untuk memastikan
kepatuhan guna mendukung proses pengambilan (7) Peraturan OJK No. V.D.3 tentang Pengenda-
keputusan, proses bisnis dan hubungan dengan lian Internal, khususnya pemisahan fungsi
seluruh pemangku kepentingan agar sejalan dengan secara fisik;
hukum, peraturan yang relevan dan kebijakan internal (8) Penerapan Governance Risk & Compliance
yang telah disusun. (GRC) sebagai Pendukung Pelaksanaan
Peraturan OJK Nomor 17 tentang Pener-
Dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung apan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi
jawabnya, Divisi Compliance telah menyusun Konglomerasi Keuangan dan Peraturan OJK
Compliance Program di tahun 2015, yaitu : Nomor 18 tentang Penerapan Tata Kelola
a) Penyelarasan Kebijakan Kepatuhan yang selaras Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan.
dengan Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri b. Menerapkan 4 kebijakan internal baru berupa alert
b) Penyelarasan Pedoman Tata Kelola Perusahaan nasabah terafiliasi, pengkinian Annual Disclosure
yang selaras dengan Pedoman Tata Kelola Manajemen dan Karyawan, Enhancement Anti
Terintegrasi Bank Mandiri Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme serta Penerapan Strategi Anti Fraud;
Saat ini, Kebijakan Kepatuhan dan Pedoman Tata c. Pemberian Advisory terkait proses bisnis
Kelola Perusahaan sedang dalam proses review oleh perusahaan;
Komite Pengelolaan Risiko dan Dewan Komisaris
d. Pelaksanaan monitoring kepatuhan transaksi
Perusahaan dan selanjutnya akan difinalisasi pada
sesuai dengan Compliance Plan;
tahun 2016.
e. Mengkoordinasikan penerapan Prinsip Mengenal
Selain Kebijakan Kepatuhan dan Pedoman Tata Nasabah dan Anti Pencucian Uang;
Kelola Perusahaan, Divisi Compliance juga telah
f. Melakukan Review atas cabang baru;
melaksanakan program-program sebagai berikut:
g. Melakukan sosialisasi dan pelatihan peraturan
a. Menerapkan 8 kebijakan internal atas adanya
eksternal dan internal kepada Cabang dan Admin
peraturan eksternal baru, yakni:
Cabang;
(1) Himbauan dan draft Peraturan OJK tentang
h. Melaksanakan pelatihan secara web based
Foreign Account Tax Compliance (FATCA);
melalui Mandiri Sekuritas Learning Portal.
(2) Surat Edaran OJK No. 13/SEOJK.07/2014
tentang Perjanjian Baku;
Penerapan Fungsi
Audit Internal
Internal Audit merupakan salah satu Divisi yang Sentral Efek Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Otoritas
berada di bawah koordinasi langsung Direktur Utama. Jasa Keuangan).
Secara regular, Divisi Internal Audit melaporkan
hasil audit kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris Dalam pengelolaan risiko Internal Audit berperan
melalui Komite Audit dan kepada Bidang Internal Audit sebagai third line of defense setelah risk owner sebagai
Bank Mandiri sebagai pelaksana SKAI Terintegrasi. first line of defense yang bertanggung jawab terhadap
Prioritas pelaksanaan tugas telah dilakukan secara pengelolaan risiko operasional dari masing-masing
risk based, antara lain dengan mempertimbangkan unit kerja dan Risk Management sebagai second line.
target pertumbuhan bisnis tahun berjalan, perubahan
organisasi, dan hasil audit periode sebelumnya. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Aktivitas
Internal Audit dan Aktivitas Lainnya dilakukan dengan
Selain melaksanakan audit secara rutin, Internal standar yang memadai, maka telah disusun Internal
Audit juga membantu manajemen untuk melakukan Audit Charter pada tahun 2010 dan telah diperbaharui
review atas suatu kegiatan yang dianggap perlu oleh menjadi Pedoman Internal Audit Charter No.S.10.1
manajamen dan juga melakukan peran konsultansi pada tanggal 20 November 2015 sehingga memenuhi
untuk meningkatkan efektitas pengendalian intern kebutuhan SKAI Terintegrasi di lingkungan Mandiri
seperti pembuatan atau update atas kebijakan internal grup sesuai Peraturan OJK No.18 tahun 2014 tentang
Perusahaan. Internal Audit juga melakukan monitoring Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
dan update atas tindak lanjut hasil audit internal dan Keuangan.
eksternal (Internal Audit Bank Mandiri, Kustodian
Audit Eksternal
RUPS Mandiri Sekuritas, yang dituangkan di dalam Suherman & Surja anggota Ernst & Young Global
Salinan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham untuk melakukan audit Laporan keuangan untuk tahun
Tahunan tanggal 8 April 2014, Akta No. 20, menyetujui buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.
penunjukkan Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Acuan umum penerapan manajemen risiko 3. Peraturan OJK Nomor 18 tentang Penerapan
berpedoman pada Peraturan Bapepam dan LK Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi
(Otoritas Jasa Keuangan/OJK) diantaranya: Keuangan.
1. Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3 tentang
Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Ke-3 (tiga) peraturan di atas hanya sebagai acuan
Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Perantara umum dalam penerapan manajemen risiko di
Mandiri Sekuritas. Hingga saat ini OJK atau regulator
Pedagang Efek;
lainnya belum mengatur secara spesifik penerapan
2. Peraturan OJK Nomor 17 tentang Penerapan
manajemen risiko di Perusahaan Efek. Adapun
Manajemen Risiko Terintegrasi bagi kebijakan manajemen risiko yang saat ini diterapkan
Konglomerasi Keuangan; dan
di Mandiri Sekuritas mengacu kepada kebijakan usaha Mandiri Sekuritas tetap dapat terkendali pada
manajemen risiko perbankan (Bank Mandiri sebagai limit yang dapat diterima dan menguntungkan Mandiri
Perusahaan Induk) dan kebijakan risiko yang berlaku Sekuritas. Hal ini sesuai dengan visi manajemen risiko
umum yang disesuaikan dengan nature Perusahaan Mandiri Sekuritas untuk menjadikan Perusahaan yang
Efek. tumbuh berkembang dengan sehat untuk mencapai
risk adjusted return yang optimal dengan dukungan
Salah satu dasar utama penerapan manajemen manajemen risiko yang proaktif.
risiko adalah tersedianya kebijakan, prosedur dan
metodologi pengelolaan risiko sehingga operasi
Manajemen risiko dilaksanakan pada level corporate secara terkonsolidasi memperoleh hasil evaluasi yang
wide, hingga pada level operasional baik secara memuaskan dari masing-masing regulator.
transaksional maupun pada level portofolio. Proses
manajemen risiko merupakan proses yang dinamis, Klasifikasi risiko yang terdapat di Mandiri Sekuritas
dan secara rutin dibandingkan dengan best practices diantaranya:
industri dan ketentuan yang berlaku untuk disesuaikan 7. Risiko Strategis
1. Risiko Pasar
dan diperbarui apabila diperlukan.
2. Risiko Likuiditas 8. Risiko Kepatuhan
ERM di Mandiri Sekuritas dilakukan dengan bisnis dilaksanakan dalam penentuan strategi dan
mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam perencanaan bisnis, pengembangan produk dan
proses bisnis Perusahaan. Penerapan manajemen bisnis baru, penentuan pricing, dan pengukuran kinerja
risiko sesuai dengan konsep ERM dalam proses bisnis.
Mandiri Sekuritas senantiasa melakukan evaluasi Penetapan limit atas suatu proses bisnis di Mandiri
atas Kebijakan, Standar Prosedur, dan Petunjuk Teknis Sekuritas dilakukan oleh Komite Pengelolaan Risiko
yang dilakukan secara berkala. Beberapa kebijakan (KPR) yang salah satu tugasnya adalah Menyetujui
yang sudah tidak sejalan dengan operasional pemberian limit transaksi operasional dan bisnis bagi
Perusahaan atau tidak sesuai dengan pembaruan pegawai dan pejabat. Adapun keanggotaan ini diisi
peraturan Regulator akan senantiasa disesuaikan. oleh:
Mandiri Sekuritas senantiasa melakukan review
1. Direktur Utama sebagai Ketua Komite.
atas peraturan baru yang dikeluarkan Regulator dan
2. Seluruh Direktur.
mengaplikasikannya di Perusahaan sesuai dengan
mandat yang tercantum dalam peraturan tersebut. 3. Pejabat Senior Mandiri yang pengangkatannya
Selain itu, Divisi Risk Management atau Divisi terkait ditetapkan dengan Keputusan KPR.
(user) dapat mengajukan kebijakan yang dapat 4. Kepala Divisi Risk Management sebagai reviewer
melindungi Mandiri Sekuritas dari risiko-risiko yang dan notulis.
mungkin terjadi.
Mandiri Sekuritas telah memiliki kebijakan terkait Selain itu, terkait kebijakan proprietary Perusahaan,
benturan kepentingan. Dalam menjalankan tugas dan Mandiri Sekuritas memiliki kebijakan bahwa
tanggung jawabnya, setiap individu wajib senantiasa Perusahaan harus mendahulukan kepentingan
mendahulukan kepentingan ekonomis Mandiri transaksi Nasabah apabila dalam waktu yang
Sekuritas di atas kepentingan ekonomis pribadi bersamaan baik Perusahaan maupun Nasabah
atau keluarga, maupun pihak lainnya. Setiap individu melakukan order atas Efek yang sama.
dilarang melakukan penyalahgunaan jabatan yang
bertujuan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,
keluarga, dan pihak-pihak lain.
Kategori Excellent
Corporate Governance Award Company in Good Corporate
(IGCGA) 2015 Governance (GCG) 2015 -
Indonesia Good
Best of Multifinance
Indonesia of The Year 2015 -
Indonesia Multifinance Award
2015
Profil Perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) merupakan lembaga Financindo Sarana. Pada Februari 2009, Bank Mandiri
pembiayaan yang kegiatan usahanya fokus pada mengakuisisi perusahaan menjadi PT Mandiri Tunas
pembiayaan Investasi, Pembiayaan Modal Kerja Finance (MTF) dengan kepemilikan Bank Mandiri
dan Pembiayaan Multiguna, dan kegiatan usaha sebesar 51% dan PT Tunas Ridean Tbk sebesar 49%.
pembiayaan lain berdasarkan persetujuan dari Visi MTF adalah To be the most progressive & reliable
Otoritas Jasa Keuangan, , didirikan pada tahun 1989 multifinance in Indonesia, dengan strategi menjadi
dengan nama PT Tunas Financindo Corporation top of mind dalam industri pembiayaan serta memiliki
yang kemudian berubah nama menjadi PT Tunas cakupan layanan di seluruh wilayah Indonesia.
Produk Perusahaan
Mandiri Tunas Finance menyediakan jasa pembiayaan kendaraan yang dibiayai meliputi mobil baru, mobil
kendaraan bermotor baik kepada konsumen retail bekas, sepeda motor, kendaraan niaga, dan alat berat
maupun perusahaan dalam bentuk pembiayaan serta pembiayaan multiguna.
konsumen maupun sewa guna usaha. Jenis
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Perusahaan
17.142
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan Mandiri Tunas Finance dapat dilihat
pada ringkasan laporan keuangan berikut:
*) penyajian kembali laporan keuangan atas penerapan PSAK 24 (revisi 2013) yang berlaku secara retrosfektif
*) penyajian kembali laporan keuangan atas penerapan PSAK 24 (revisi 2013) yang berlaku secara retrosfektif
Governance Structure
Struktur organisasi tata kelola Perseroan terdiri atas dan ketentuan lainnya yang didasari prinsip bahwa
organ perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang masing-masing organ mempunyai independensi
Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Organ dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung
perusahaan tersebut memainkan peran masing- jawabnya untuk kepentingan Perseroan. Dengan
masing dalam keberhasilan pelaksanaan Tata demikian RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi
Kelola Perusahaan yang baik. Fungsi dari Organ dapat saling memahami tugas, tanggung jawab
Perseroan dijalankan sesuai dengan ketentuan dan wewenang masing-masing sesuai peraturan
perundangundangan, Anggaran Dasar Perseroan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan.
ORGAN UTAMA
RUPS
Komite Nominasi
dan Remunerasi Internal Audit
Komite Kredit
Komite Personalia
j. Berlaku sopan dan menjaga Suasana Setiap karyawan harus menandatangani Surat
persaudaraan serta keakraban dalam Pernyataan Kode Etik Pegawai pada saat menerima
lingkungan kerja. Menghindarkan diri untuk buku Peraturan Perusahaan dan menyerahkannya
menggunakan kekerasan fisik, mengancam, kepada Divisi Human Resources Development. Setiap
memfitnah ataupun mencemarkan nama karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap
baik sesama rekan kerja, yang dapat Kode Etik Pegawai akan diberikan sanksi sesuai
mengganggu kelancaran pekerjaan. dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat
k. Memelihara lingkungan kerja yang sehat teguran sampai dengan pemutusan hubungan kerja.
dan bersih, serta menjauhkan diri dari
penyalahgunaan obatobat psikotropika dan Setiap karyawan Perseroan juga diharuskan
obat-obat terlarang, termasuk dalam hal menandatangani Pakta Integritas yang berisi antara
penggunaan, pengedaran, perdagangan dan lain setiap karyawan harus selalu menjunjung tinggi
Fungsi kepatuhan yang dijalankan Perseroan adalah 2. Tugas Dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan
serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk
a. Mendukung setiap unit kerja melalui penye-
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
diaan rekomendasi tindakan (advisory ser-
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
vices) operasional dan bisnis serta summary
Perseroan telah sesuai dengan peraturan perundang-
of regulations;
undangan yang berlaku.
b. Melaksanakan kepatuhan dan prinsip ke-
hati-hatian mulai dari seluruh unit kerja di
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab fungsi
kantor pusat sampai seluruh kantor cabang
kepatuhan merupakan salah satu unsur penting dalam
sehingga jalannya kegiatan usaha sesuai
upaya peningkatan ketahanan Perseroan sebagai
dengan regulasi OJK dan peraturan perun-
perusahaan pembiayaan.
dangan terkait lainnya;
1. Kebijakan dan Prosedur
c. Peningkatan pengetahuan seputar regula-
Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur si melalui knowledge enhancement kepada
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku seluruh karyawan dan knowledge sharing ke-
bagi industri Perseroan dan diselaraskan dengan pada unit kerja sesuai regulasi yang berlaku.
Kebijakan Kepatuhan Bank. d. Pemenuhan terhadap seluruh komitmen
kepada OJK dan otoritas yang berwenang
lainnya. Terhadap pemenuhan komitmen ini,
unit kerja kepatuhan secara terus menerus Pelaksanaan fungsi kepatuhan senantiasa
secara berkala melakukan pemantauan ter- menekankan pada peran aktif dari seluruh elemen
hadap seluruh regulatory obligation yang ada organisasi kepatuhan yang terdiri dari manajemen,
agar disampaikan tepat waktu. satuan kerja kepatuhan, dan unit kerja pendukung
lainnya.
Berfungsi untuk melakukan evaluasi kerja, mengkaji, b. Menyusun Rencana Kerja Pemeriksaan Ta-
menganalisa, dan menguji sistem pengendalian hunan (RKPT) berikut anggarannya, baik
internal serta melaporkannya kepada Direktur Utama. pemeriksaan manajemen operasional yang
Secara fungsional, unit kerja ini juga bersinergi bersifat rutin maupun audit khusus (tem-
dengan Komite Audit. Berikut struktur organisasi atik), yang dilakukan di cabang, unit kerja
untuk internal audit. tertentu atau divisi tertentu di Kantor Pusat.
c. Memberikan rekomendasi perbaikan dan
Perseroan telah menyusun Sistem Pengendalian
informasi yang objective tentang kegiatan
Intern (SPI). Penerapan SPI oleh seluruh fungsi dan
yang diperiksa kepada manajemen serta
unit kerja di Perseroan dinilai secara periodik oleh
tindakan yang perlu diambil sebagai penan-
Divisi Audit Internal. Divisi Audit Internal merupakan
ganan atas hasil pemeriksaan terbatas pada
unit independen yang bertanggung jawab langsung
pelaporan dan pengungkapan.
kepada Direktur Utama. Dalam pelaksanaan tugasnya,
d. Membuat laporan hasil audit dan menyam-
audit internal secara fungsional juga melaporkan
paikan laporan tersebut secara berkala ke-
kegiatannya kepada Dewan Komisaris melalui Komite
pada Direktur Utama dan secara triwulanan
Audit.
kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit.
1. Kebijakan dan Prosedur
e. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk pen-
Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur ingkatan kualitas audit serta melakukan
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pengembangan teknik audit untuk mem-
bagi industri Perseroan dan disesuaikan dengan perkuat pengendalian intern Perseroan.
lingkup bisnis perseroan serta diselaraskan f. Atas rekomendasi yang diberikan, Audit In-
dengan Kebijakan Kepatuhan Bank. ternal bertanggungjawab memantau, men-
ganalisis, dan melaporkan pelaksanaan
tindaklanjut perbaikan yang telah disarank-
2. Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal
an dari auditee kepada manajemen. Dalam
a. Audit Internal bertanggungjawab untuk mer-
hal auditee tidak menindaklanjuti temuan
encanakan, melaksanakan, mengatur dan
sebagaimana rekomendasi audit, maka hal
mengarahkan audit dengan penekanan pada
tersebut akan turut dilaporkan kepada ma-
bidang/aktivitas yang mempunyai risiko ting-
najemen dan mempengaruhi audit rating
gi serta mengevaluasi prosedur/control sys-
berikutnya.
tem yang ada untuk memperoleh keyakinan
g. Mengkoordinasikan kegiatannya dengan
bahwa tujuan dan sasaran Perseroan dapat
kegiatan pemeriksa ekstern sehingga dapat
dicapai secara optimal dan berkesinambun-
dicapai hasil audit yang optimal.
gan.
c. Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Risiko Utama Perseroan tersebut antara lain
Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pas-
Perusahaan memiliki perangkat untuk men- ar, Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko
gidentifikasi, mengukur dan mengawasi 8 Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategic.
risiko Utama di Perseroan dengan menggu-
nakan system Risk Profile Extended (RPX)
secara berkala setiap triwulan. Delapan Area
4
General Insurance
Best General Insurance Best Insurance Company 2015 untuk Best Financial Performance untuk asuransi umum
2015 pada ajang Indonesia kategori asuransi umum dengan dengan kategori aset Rp500 miliar
Insurance Award 2015 dari pertumbuhan premi t erbesar dalam Rp3 triliun pada ajang Indonesia Insurance
Majalah Economic Review 3 tahun pada ajang Investor Award Consumer Choice Award 2015 dari majalah
2015. Warta Ekonomi.
Profil Perusahaan
PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI) berdiri perkembangan bisnis perusahaan maka produk yang
pada tanggal 25 Oktober 2011 melalui proses akuisisi dipasarkan saat ini lebih beragam. Hal ini sejalan
perusahaan asuransi umum yang sebelumnya dengan niat perusahaan untuk dapat menyediakan
bernama PT Asuransi Dharma Bangsa dengan berbagai produk yang dibutuhkan dalam rangka
komposisi sahamnya dimiliki secara patungan oleh memberikan pelayanan maksimal dan menjadi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 60% dan perusahaan pilihan, baik bagi nasabah, mitra kerja,
AXA Asia sebesar 40%. Bidang usaha MAGI adalah karyawan, pemegang saham dan masyarakat.
asuransi kendaraan bermotor, namun seiring dengan
Produk Perusahaan
Pada awalnya perusahaan fokus pada bisnis asuransi pengangkutan, asuransi perjalanan dan berbagai
kendaraan bermotor, tetapi saat ini produk semakin produk lainnya.
variatif meliputi asuransi kecelakaan, properti,
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kantor Korespondensi
AXA Tower Lt. 16,
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18, Kuningan City, AXA Tower Lt. 8,
Jakarta 12940, Indonesia Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18, Kuningan City,
Telp : (62-21) 3005 7777 Jakarta 12940, Indonesia
Fax : (62-21) 3005 7600 Telp : (62-21) 3005 7777
Fax : (62-21) 3005 7600
Kinerja Perusahaan
Tahun 2015 MAGI kembali berhasil mencapai kinerja
yang sangat baik setelah berhasil menutup tahun Grafik Gross Written Premium (Rp miliar)
690
premi yang telah ditetapkan dan mencapai laba positif
untuk pertama kalinya pada tahun ketiga Perusahaan
646
beroperasi. Perusahaan mencatatkan premi sebesar
Rp690,2 miliar pada akhir tahun 2015 atau tumbuh
393
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan MAGI dapat dilihat pada ringkasan laporan keuangan berikut:
Governance Structure
Mandiri AXA General Insurance Services meyakini AXA General Insurance Services memiliki struktur
bahwa penerapan GCG perlu terus ditingkatkan dari governance yang terdiri dari organ Rapat Umum
tahun ke tahun agar dapat menciptkan value driver Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Komite
yang optimal bagi perusahaan dan mendorong di bawah Dewan Komisaris, dan Direksi serta Komite
percepatan pertumbuhan bisnis perusahaan. Investasi yang berada di bawah Direksi.
Dalam kerangka tata kelola perusahaan di Mandiri
Kerangka Fraud Control terdiri dari 7 (tujuh) pilar yang terdiri di dua kelompok yakni Proactive Fraud Risk Management
dan Responsive Fraud Risk Management. Pengelolaan kerangka Fraud Control mengacu kepada konsep three lines
of defense yang disajikan sebagai berikut:
1st Line Manajemen and Staf : Manajemen dan staf yang bertanggung jawab
- Manajemen Eksekutif untuk melaksanakan dan menjalankan kontrol
- Manajemen dan Staff yang diperlukan untuk mengurangi terjadinya
risiko Fraud. Pencegahan Fraud dan deteksi
adalah tanggung jawab utama dari manajemen
perusahaan
2nd line Risk Management / Unit Pengawasan: Setiap fungsi ini bertanggung jawab untuk
- Risk Management memfasilitasi pelaksanaan Fraud Control
- Compliance Framework dan efektivitas pemantauan Fraud.
- Fraud Detection and Investigation Penyelidikan fraud harus ditangani oleh Staf
- Legal khusus yang sudah terlatih dalam bidang fraud
- Finance dan di tunjuk serta mendampingi dalam kegia-
tan the 1st line of defense
3rd Line Internal Audit Internal Audit secara idependen harus dapat
memastikan efektivitas pelaksanaan Fraud
Control Framework. Internal Audit juga
mungkin bertanggung jawab atas efektivitas
kegiatan antifraud.
Kebijakan Whistleblowing
Perusahaan menyadari pentingnya Kebijakan Jenis pengaduan yang dapat disampaikan melalui
Whistleblowing untuk meningkatkan dan jalur Whistleblowing antara lain terkait dengan 1)
mempertahankan kesesuaian perilaku karyawan, pelanggaran peraturan internal yaitu mengabaikan
dimana ini merupakan bagian dari pengendalian kebijakan atau prosedur perusahaan baik disengaja
internal khususnya dalam mengurangi risiko atau lalai, fraud (penipuan), membahayakan
ketidakpatuhan terhadap peraturan Perusahaan dan kesehatan atau keamanan, perilaku yang tidak etis
penyalahgunaan wewenang. Perusahaan memiliki dan sebagainya. Seluruh laporan yang masuk ke
Kebijakan Whistleblowing sebagai sarana untuk dalam sarana whistleblower akan ditindaklanjuti dan
mendorong karyawan agar melaporkan pelanggaran Perusahaan akan merahasiakan identitas pelapor
dan/atau kecurangan yang terjadi dalam lingkungan serta memberikan perlindungan bagi pelapor.
internal Perusahaan.
Sebagai wujud untuk senantiasa memelihara Tugas utama Departemen Compliance adalah
kepatuhan, maka Mandiri AXA General Insurance memastikan bahwa operasional Mandiri AXA General
Services telah membentuk Departemen Compliance Insurance Services diselenggarakan sesuai dengan
sejak tahun 2011. Dengan perkembangan regulasi perundang-undangan, persyaratan resmi, pedoman
yang berlaku, maka Mandiri AXA General Insurance lembaga otoritas dan praktik usaha yang baik, serta
Services telah mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa ketentuan prinsip kehati-hatian. Melalui kepatuhan
Keuangan No.2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian yang berlaku, Mandiri AXA General Insurance
dimana anggota Direksi yang membawahi fungsi Services akan dapat meningkatkan praktik tata
kepatuhan yaitu Departemen Compliance, semula kelola perusahaan yang baik di seluruh aspek
adalah Direktur Keuangan menjadi di bawah Direktur operasionalnya.
Utama.
Internal Audit Mandiri AXA General Insurance Internal Audit mengembangkan rencana audit
Services membantu perusahaan mencapai berbasis risiko, dengan memperhitungkan risiko atau
tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan kontrol yang telah diidentifikasi oleh Manajemen,
teratur untuk mengevalusi efektivitas manajemen auditor eksternal, regulator atau komite lainnya
risiko, pengendalian risiko dan proses tata kelola yang relevan. Selain itu Internal Audit juga proaktif
perusahaan. melakukan monitoring terhadap status penyelesaian
audit dan melaporkan atas penyelesaian audit yang
Dalam pelaksanaan tugas, internal audit AXA Mandiri
dilaporkan kepada Manajemen serta melakukan
telah memiliki Internal Audit Charter yang telah
program quality assurance untuk menjamin efektivitas
disetujui oleh Dewan Komisaris dan diratifikasi oleh
audit internal.
Direksi yang menjadi dasar dan panduan pelaksanaan
kegiatan Audit Internal. Dalam melaksanakan tugas,
dalam POJK No. 10/ POJK.05/2014 tentang Penilaian Key Risk Report
Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank
dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 3/ Key Risk Report merupakan salah satu laporan yang
SEOJK.05/2015 tentang Penilaian Tingkat Risiko dilaporkan kepada Komite Pemantau Risiko setiap
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi periode 3 bulan (triwulan). Risiko yang dinilai untuk
Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan fungsi mencerminkan tingkat signifikansi yang membantu
Identifikasi dan Penilaian Tingkat Risiko yakni Manajemen untuk fokus pada bidang bidang
penilaian terhadap 7 risiko sebagai berikut: yang memerlukan perhatian prioritas dan mungkin
memerlukan tindakan mitigasi dan/atau perbaikan
1. Risiko strategi;
kontrol untuk mencapai tingkat yang di proyeksikan.
2. Risiko operasional;
3. Risiko aset dan liabilitas;
4. Risiko kepengurusan;
5. Risiko tata kelola;
6. Risiko dukungan dana; dan
7. Risiko asuransi.
5
Financial Services
Contact Center Service Service Quality Award 2015 Infobank Digital Brand of The Excellent Service Experience
Excellence Award-(Customer Year 2015 Award (ESEA) 2015
Service Email Centers)
Contact Center Service The Best Insurance Company The Best Life Insurance Infobank Insurance Award
Excellence Award-(Call 2015 (Asuransi Jiwa Aset 2015 (Ekuitas Rp1,5 triliun 2015 (Predikat Sangat
Center) Diatas Rp15 triliun) versi keatas) versi majalah Media Bagus atas kinerja
majalah Investor Asuransi keuangan selama tahun
2014)
Infobank Sharia Finance Award 2015 Infobank Insurance Award 2015 (Golden
(Predikat Sangat Bagus atas kinerja Trophy untuk kinerja keuangan sangat
keuangan selama tahun 2014) bagus selama 5 tahun berturut-turut
Profil Perusahaan
PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) seluruh wilayah Indonesia, serta didukung oleh 2000
merupakan perusahaan patungan antara Bank Mandiri Financial Advisor dan 144 Sales Manager. Selain itu,
(51%) dan AXA (49%) yang beroperasi sejak Desember AXA Mandiri juga memiliki 502 Telephone Sales Officer
2003. Saat ini AXA Mandiri secara representatif untuk menawarkan produk-produk perlindungan
berada di lebih dari 1.200 cabang Bank Mandiri dan melalui telemarketing.
200 cabang Bank Syariah Mandiri yang tersebar di
Produk Perusahaan
AXA Mandiri menawarkan layanan perencanaan Jaminan Kesehatan, Mandiri Secure Plan, Mandiri
keuangan melalui berbagai produk asuransi yang Kesehatan Global dan Mandiri Kesehatan Prima
memberikan nilai tambah kepada nasabah Bank yang memberikan proteksi untuk pertanggungan
Mandiri dan perusahaan-perusahaan anak Bank jiwa dan kesehatan. Produk-produk tersebut juga
Mandiri. Untuk bisnis individu (ritel), AXA Mandiri didukung oleh serangkaian asuransi perlindungan
menawarkan produk kombinasi asuransi dan tambahan (riders) yang dapat dipilih untuk melengkapi
investasi (unit link) yang memiliki pilihan fitur yang pelindungan jiwa dan kesehatan. Selain itu AXA
fleksibel dengan tingkat keuntungan optimal untuk Mandiri juga menyediakan perlindungan asuransi bagi
memenuhi beragam kebutuhan seperti tabungan hari nasabah pemegang kartu kredit, nasabah tabungan,
tua, dana pendidikan atau tujuan keuangan lainnya nasabah consumer loan serta nasabah kredit mikro
di masa datang. Di samping produk unit link tersebut, Bank Mandiri dan perusahaan-perusahaan anak Bank
AXA Mandiri juga menawarkan produk asuransi Mandiri.
tradisional seperti Mandiri Jiwa Sejahtera, Mandiri
7.865
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan AXA Mandiri dapat dilihat pada
ringkasan laporan keuangan berikut:
*) disajikan kembali
AXA Mandiri meyakini bahwa penerapan GCG yang keputusan RUPS serta peraturan perundangundangan
telah dilakukan dan terus ditingkatkan dari tahun dengan memperhatikan kepentingan perusahaan.
ke tahun telah mampu menciptkan value driver yang AXA Mandiri telah membentuk 3 (tiga) komite di
optimal bagi perusahaan dan mendorong percepatan bawah Dewan Komisaris yaitu Komite Audit, Komite
pertumbuhan bisnis Perusahaan. Dalam kerangka Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan
tata kelola perusahaan di AXA Mandiri memiliki Nominasi.
struktur governance yang terdiri dari organ Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Direksi merupakan organ perusahaan yang berwenang
Komite di bawah Dewan Komisaris, Dewan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Syariah, dan Direksi. Perusahaan untuk kepentingan perusahaan, sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan, serta
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) selaku mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar
pemegang kekuasan tertinggi dalam struktur pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
kepengurusan memiliki wewenang yang tidak dimiliki Anggota Direksi diangkat melalui RUPS untuk jangka
Dewan Komisaris atau Direksi. Wewenang meliputi waktu tertentu dan dapat diangkat kembali.
pengambilan keputusan tentang pengubahan
Anggaran Dasar Perusahaan, penggabungan, DPS melakukan tugas dan tanggung jawab dengan
peleburan, pengambilalihan, kepailitan, dan memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta
pembubaran Perusahaan. Pada dasarnya wewenang mengawasi kegiatan Perusahaan yang dilakukan
tersebut diatur dan dibatasi oleh Undang-Undang berdasarkan prinsip syariah agar sesuai dengan
Pe r u s a h a a n Te r b a t a s d a n A n g g a r a n D a s a r prinsip syariah yang berlaku.
Perusahaan.
Untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi
Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap GCG di AXA Mandiri, secara berkala dilakukan
kebijakan pengurusan perusahaan yang dilakukan Assessment GCG untuk mengukur tingkat kepatuhan
Direksi serta memberikan nasehat kepada Direksi AXA Mandiri dalam penerapannya. AXA Mandiri
termasuk rencana pengembangan perusahaan, telah melakukan penilaian (Self Assessment) atas
rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan, implementasi Good Corporate Governace (GCG) dan
pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan telah disampaikan kepada regulator.
Whistleblowing System
Bagi AXA Mandiri, keberadaan kebijakan Whistleblowing tindakan pelanggaran yang diindikasi terjadi di dalam
System sangat penting dan diperlukan sebagai suatu Perusahaan.
bagian dari penerapan Strategi Anti Fraud sekaligus
menjadi bagian dari sistem pengendalian internal Pengaduan pelanggaran dapat disampaikan secara
dalam mencegah terjadinya praktik penyimpangan. lisan maupun tulisan, melalui email di AMFS_
Whistleblowing system (WBS) merupakan suatu sistem whistleblower@axa-mandiri.co.id atau AMFS
pelaporan pelanggaran yang mengedepankan prinsip Designated Complaint Recipient atau selanjutnya
transparansi dengan memberikan jaminan keamanan disingkat DCR: 021 30058498. Perusahaan hanya
bagi pelapor dan dapat dijadikan media bagi saksi menangani pelaporan pengaduan yang disampaikan
pelapor untuk menyampaikan informasi mengenai dengan memenuhi syarat-syarat bahwa pengaduan
disampaikan secara tertulis, memuat identitas ditentukan dan Informasi pengaduan harus didukung
pelapor, memuat informasi yang memberikan petunjuk dengan bukti-bukti yang cukup dan dapat diandalkan
mengenai jenis pelanggaran sebagaimana yang telah sebagai data awal untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Seiring dengan perkembangan usaha yang terus fungsi pengawasan dan penasihatan telah dilakukan
tumbuh, AXA Mandiri memandang perlu meningkatkan oleh Dewan Komisaris terkait dengan proses
pengendalian internal secara menyeluruh dan kecukupan dan kewajaran dalam penyusunan laporan
terintegrasi melalui pengembangan sistem dan keuangan, pengelolaan risiko dengan memperhatikan
prosedur yang aplikatif dan mencegah terjadinya prinsip-prinsip kehati-hatian yang dibantu oleh Komite
fraud. Audit serta Komite Pemantau Risiko.
Sesuai amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Satuan Kerja Kepatuhan bertanggung jawab untuk
No.2 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi memberikan saran kepada perusahaan dalam
Perusahaan Perasuransian Pasal 12, AXA Mandiri pelaksanaan proses dan prosedur yang dirancang
telah memiliki Satuan Kerja yang melaksanakan untuk memastikan kepatuhan terhadap:
fungsi kepatuhan yang bertanggung jawab kepada
(i) Undang-undang dan peraturan yang berlaku
Direktur Utama.
didalam menjalankan kegiatan usaha;
Tanggung jawab utama Satuan Kerja Kepatuhan (ii) Peraturan, praktek usaha dan standar perilaku
adalah untuk mendukung perusahaan dalam yang baik yang ditetapkan oleh regulator jasa
melindungi perusahaan dari risiko sanksi hukum dan/ keuangan dan organisasi profesi; dan
atau peraturan; serta menjaga reputasi perusahaan
(iii) Ketentuan internal perusahaan.
bersama dengan seluruh karyawan, mitra kerja dan
regulator.
Internal Audit AXA Mandiri membantu manajemen Dalam pelaksanaan tugas, internal audit AXA Mandiri
melindungi aset, reputasi dan keberlangsungan telah memiliki Internal Audit Charter yang telah
perusahaan dengan memberikan keyakinan yang disetujui oleh Dewan Komisaris dan diratifikasi oleh
objektif dan independen, yang dirancang untuk Direksi yang menjadi dasar dan panduan pelaksanaan
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan Audit Internal. Untuk menyesuaikan dengan
operasional perusahaan. Internal Audit AXA Mandiri kebutuhan dan dinamika Perusahaan, Internal Audit
membantu perusahaan mencapai tujuannya Charter direview secara berkala.
melalui pendekatan yang sistematis dan teratur
untuk mengevalusi efektivitas manajemen risiko,
pengendalian risiko dan proses tata kelola perusahaan.
Adapun isi dari Internal Audit Charter mencakup misi, Selama tahun 2015, pengelolaan pelaporan pengaduan
independensi dan lini pelaporan, model tata kelola yang dikelola oleh Internal Audit adalah sebanyak 2
korporasi, ruang lingkup pekerjaan, akuntabilitas, (dua) laporan. Pelanggaran yang dilakukan selama
tanggung jawab, kewenangan dan standar praktik tahun 2015 masih dalam batas kewajaran atau
audit. bukan dalam kategori fraud yang tidak berdampak
secara signifikan terhadap kinerja Perusahaan secara
keseluruhan.
Kompleksnya risiko kegiatan usaha asuransi baik yang disusun dengan tujuan untuk memastikan
dari segi transaksi dan perkembangan regulasi serta risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usaha agar
teknologi menuntut setiap perusahaan asuransi untuk dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dievaluasi,
meningkatkan penerapan manajemen risiko yang sehingga pada akhirnya dapat memberi manfaat
handal sebagai bagian dari sistem pengendalian intern berupa peningkatan kepercayaan para pengambil
untuk meningkatkan praktik tata kelola perusahaan keputusan, pelaksana operasional maupun pemangku
yang baik (GCG). kepentingan Perusahaan. Kebijakan dan pedoman
Manajemen Risiko telah ditetapkan berdasarkan
AXA Mandiri sebagai perusahaan joint venture
keputusan Komite Risiko.
mengadopsi dan mengembangkan pengelolaan risiko
yang dimiliki oleh AXA Group dan Bank Mandiri dengan Fokus Manajemen Risiko Tahun 2015
menerapkan konsep pengelolaan risiko yang dikenal
dengan istilah Three lines of defense. Konsep tersebut Pada tahun 2015, AXA mandiri melanjutkan program
mengkonsolidasi tiga lapis pertahanan dalam fungsi tahun sebelumnya dengan lebih meningkatkan
organisasi di AXA Mandiri, yang meliputi: efektifitas penerapan manajemen risiko di semua unit
1. Garis pertahanan pertama, yakni pihak kerja, meningkatkan intensitas risk awareness dan
Manajemen dan Karyawan yang bertanggung penerapan pedoman manajemen risiko yang telah
dalam mengelola risiko usaha dalam kegiatan disusun pada tahun sebelumnya. Adapun program
- Sebagai risk identification terhadap hal-hal - Sebagai bahan penyusunan mitigasi risiko
yang berpotensi menyebabkan tercapai/tidak untuk mencegah agar tidak terjadi dan atau
tercapainya target yang direncanakan mengurangi dampak dari risiko apabila risiko
- Sebagai prediksi probabilitas terjadinya risiko benar-benar terjadi.
tersebut dan prediksi financial impact terhadap
Profil Risiko di AXA Mandiri terdiri dari 4 (empat)
RKAP 2015 jika benar-benar terjadi
risiko utama yaitu Risiko Finansial, Risiko Asuransi,
Risiko Operasional dan Risiko Lainnya(termasuk risiko
strategis & reputasi)
Pelaporan Profil Risiko Perusahaan rencana kerja yang disepakati sebelumnya. Dalam
pelaksanaannya FIRC juga sebagai sarana untuk
AXA Mandiri sebagai anak perusahaan Bank Mandiri memberikan kesempatan bagi Bank Mandiri dan
diharuskan menyusun Laporan Profil Risiko untuk perusahaan anak untuk menjelaskan Laporan Profil
dikonsolidasikan dalam Laporan Profil Risiko Risiko yang telah disampaikan.
terintegrasi Bank Mandiri sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan yang mewajibkan pelaporan profil Evaluasi Atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
risiko secara terintegrasi bagi bank umum yang
memiliki perusahaan anak. Evaluasi atas penerapan sistem manajemen risiko di
AXA Mandiri dilakukan secara berkala melalui Forum
Setiap triwulan, AXA Mandiri menyampaikan Integreted Risk Commiittee (FIRC) yang memberikan
Laporan Profil Risiko kepada Bank Mandiri untuk kesempatan bagi Bank Mandiri dan perusahaan anak
dikonsolidasikan dan disinkronisasikan. Selain untuk menyampaikan penjelasan atas Laporan Profil
penyampaian laporan dimaksud setiap triwulanan juga Risiko, sarana tukar pikiran, dan menindaklanjuti
dilaksanakan Forum Integreted Risk Commiittee (FIRC) rencana kerja yang disepakati sebelumnya.
sebagai sarana pembahasan dan menindaklanjuti
6
taspen pos
Profil Perusahaan
PT. Bank Mandiri Taspen Pos sebelumnya bernama Pada tanggal 3 Mei 2008 Bank Sinar secara resmi
PT Bank Sinar Harapan Bali yang dikenal dengan diakusisi oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
sebutan Bank Sinar mengawali kiprahnya sebagai (Bank Mandiri) untuk memenuhi ketentuan regulasi
Maskapai Andil Indonesia (MAI) Bank Pasar Sinar permodalan sebagai Bank umum. Dengan akusisi
Harapan Bali yang didirikan pada tanggal 23 Februari tersebut menandai awal kepemilikan Bank Mandiri
1970, tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai atas Bank Sinar dan selanjutnya pengelolaan Bank
tanggal kelahiran Bank Sinar. Sinar dilakukan secara terpisah sebagai bank yang
berdiri sendiri (Stand-alone bank) dengan status
Perkembangan Bank Sinar selanjutnya berjalan perusahaan anak yang fokus utamanya pada
dengan baik dan untuk mendukung perkembangan pengembangan bisnis mikro dan usaha kecil.
bisnisnya tersebut status Bank Sinar ditingkatkan
menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Dalam perjalannya terdapat peluang yang lebih besar
Ida Bagus Alit Sudiatmika, SH. Nomor 4 tanggal 3 untuk menjadikan Bank Sinar sebagai Bank Nasional
November 1992, dan selanjutnya memperoleh izin dengan jaringan kantor di luar Bali, sehingga pada
usaha sebagai Bank Umum dari Menteri Keuangan tanggal 22 Desember 2014 dilaksanakan Rapat
Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Dengan Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
diperolehnya persetujuan dari pihak yang berwenang yang menyetujui perubahan modal dan komposisi
maka MAI Bank Pasar Sinar Harapan Bali berubah kepemilikan saham yang dilakukan dengan penerbitan
menjadi PT. Bank Sinar Harapan Bali. saham-saham baru dan diambil bagian oleh PT Taspen
dan PT Pos Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Akta No.93 tanggal 22 Desember 2014 Notaris I Gusti
Ngurah Putra Wijaya, SH. RUPSLB tersebut juga keluarnya ijin OJK atas penggunaan nama dan logo
menyetujui perubahan nama Bank semula bernama baru tersebut. Nama baru tersebut mencerminkan
PT Bank Sinar Harapan Bali menjadi PT Bank Mandiri pemilik dari Bank Mandiri Taspen Pos yaitu PT Bank
Taspen Pos. Penggantian nama tersebut secara Mandiri (Persero) Tbk, PT Taspen (Persero) dan PT
resmi dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2015 seiring Pos Indonesia (Persero).
Produk Perusahaan
Produk dan jasa yang ditawarkan Perusahaan kredit pensiun mantap, dan kredit retail. Jasa yang
terdiri dari produk simpanan dan pinjaman, serta disediakan bagi nasabah diantaranya adalah bank
jasa. Simpanan meliputi tabungan, deposito, dan garansi, transfer, dan inkaso.
giro. Sedangkan pinjaman mencakup kredit mikro,
Keterangan :
*) Telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan berlaku efektif setelah
ketentuan PBI No. 8/4/2006 telah dipenuhi oleh Bank.
**) Telah mendapat persetujuan dari OJK dan berlaku efektif sejak tanggal 12 Januari 2016.
***) Telah mendapat persetujuan dari OJK dan berlaku efektif sejak tanggal 26 Februari 2016.
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Perusahaan
Kinerja Bank Mandiri Taspen Pos dapat dilihat dari secara signifikan. Pertumbuhan kredit meningkat
beberapa aspek diantaranya pencapaian dari kredit, menjadi Rp1.585 miliar dibandingkan tahun 2014 yang
dana pihak ketiga, keuangan dan perluasan kantor sebesar Rp920 miliar atau naik 72,4% dari kredit tahun
cabang. 2014. Pertumbuhan kredit tersebut terutama pada
sektor kredit pensiunan. Pertumbuhan kredit yang
Pada tahun 2015 kinerja Bank Mandiri Taspen Pos cukup baik juga didukung oleh pengendalian kualitas
menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan
kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat (NPL) gross pada akhir tahun 2015 sebesar 0,8%.
1.585
920
734
635
DPK pada tahun 2015 mencapai Rp1.833 miliar peningkatan deposito yang naik menjadi sebesar
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp1.051 Rp1.413 miliar atau tumbuh 94,2% dari tahun 2014
miliar. Pertumbuhan DPK terutama didorong oleh yang sebesar Rp728 miliar.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan Bank Mandiri Taspen Pos dapat
dilihat pada ringkasan laporan keuangan berikut:
1) disajikan kembali
inisiatif strategy dibagi menjadi 3 bagian yang akan dilaksanakan sesuai pembidangan masing-masing divisi
Untuk mendukung penerapan tata kelola perusahaan mencakup masing-masing komite pendukung Dewan
yang baik (Governance System) sekaligus upaya Komisaris dan Direksi termasuk unit kerja kepatuhan,
penguatan fungsi pengawasan, Bank Mandiri Taspen manajemen risiko, audit internal sebagaimana skema
Pos telah memiliki struktur tata kelola perusahaan atau berikut:
governance yang terdiri dari organ utama yaitu RUPS,
Dewan Komisaris dan Direksi serta organ pendukung
ORGAN UTAMA
Transparency RUPS
Komite Pemantau
Risiko
Independency
Komite Nominasi
dan Remunerasi
Fairness
Hal tersebut sejalan Peraturan Bank Indonesia No. Penerapan kelima prinsip utama Good Corporate
8/4/PBI/2006 yang diubah dengan PBI No. 8/14/ Governance pada Bank Mandiri Taspen Pos dilakukan
PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate dalam upaya untuk meningkatkan kepercayaan
Governance bagi Bank Umum. Penerapan Tata publik, meningkatkan kinerja, dan memaksimalkan
Kelola Perusahaan yang baik merupakan kunci nilai tambah bagi shareholder (maximizing shareholder
utama perusahaan dalam mencapai Visi dan Misi value) dan menjamin terwujudnya sistem perbankan
yang ditetapkan melalui lima prinsip utama yaitu yang sehat secara umum. Hal ini bertujuan untuk
transparansi (Transparency) keterbukaan dalam mempertahankan kelangsungan usaha bank yang
mengemukakan informasi yang material dan relevan sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat
serta keterbukaan dalam proses pengambilan yang harus tercermin pada kinerja dan pengelolaan
keputusan, akuntabilitas (Accountability) kejelasan bank yang profesional serta kemampuan bank
fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ mengelola risiko.
Bank Mandiri Taspen Pos sehingga pengelolaannya
berjalan secara efektif, pertanggungjawaban Untuk mendukung hal tersebut dapat tercapai dengan
(Responsibility) kesesuaian pengelolaan Bank baik, Bank Mandiri Taspen Pos telah memiliki pedoman
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam penerapan GCG (governance structure) antara
dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat, lain: (1) Pedoman Wishtleblowing, (2) Pakta Integritas
indepedensi (Indepedency) pengelolaan Bank secara dari seluruh Organ Perusahaan, (3) Penerapan Anti
profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak Gratifikasi, (4) Pedoman Strategi Anti Fraud, (5)
manapun dan kewajaran (Fairness) keadilan dan Pedoman Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders Pendanaan Terorisme (APU PPT), dan sebagainya.
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Menyadari fungsi Bank sebagai lembaga kepercayaan 4) Memastikan kepatuhan Bank Mandiri Taspen
untuk penempatan dananya oleh masyarakat serta
Pos terhadap komitmen yang dibuatnya kepada
semakin meningkatnya perkembangan usaha bank
otoritas Bank Indonesia dan/atau Otoritas jasa
tentu akan berdampak pada eksposur risiko yang
keuangan.
dihadapi Bank Mandiri Taspen Pos maka perlu
dikelola dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan 5) Menindaklanjuti penerapan fungsi kepatuhan
yang baik. Ketidakpatuhan bank terhadap peraturan terhadap pemenuhan program tata kelola
yang berlaku dapat menimbulkan risiko yang bersifat perusahaan terintegrasi seperti menyusun
finansial, seperti denda, dan juga non finansial, seperti pedoman tata kelola perusahaan dan kebijakan
peringatan tertulis sampai dengan pencabutan izin kepatuhan agar selaras dengan kebijakan tata
usaha. Untuk melaksanakan komitmen tersebut, kelola terintegrasi perusahaan induk (entitas
Bank Mandiri Taspen Pos telah menunjuk salah utama)
satu Direksi sebagai Direktur yang membawahkan
6) Mengikuti penilaian Good Corporate Governance
fungsi Kepatuhan dan juga dibantu oleh Satuan Kerja
tahun 2014 dalam kegiatan Corporate Governance
Kepatuhan yang bersifat independen sesuai dengan
Perception Index yang dilaksanakan oleh The
struktur organisasi yang ditetapkan.
Indonesian Institute For Corporate Governance
Selama periode tahun 2015 Satuan Kerja Kepatuhan (IICG) dan Bank Mandiri Taspen Pos meraih
telah melakukan kegiatan yang mendorong predikat Trusted Company dalam Good
peningkatan budaya patuh kepada setiap unit kerja Corporate Governance Award 2015.
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 7) Pemantauan kepatuhan terhadap regulasi terkait
1) Memastikan bahwa produk dan aktivitas baru dengan perubahan nama menjadi Bank Mandiri
yang akan dilakukan tidak bertentangan dengan Taspen Pos dan Logo serta pengembangan
ketentuan dan telah mematuhi ketentuan yang jaringan kantor keluar daerah / wilayah Bali,
berlaku, ini berarti bahwa satuan kerja kepatuhan terkait dengan proses pembentukan Bank Joint
telah terlibat dalam pemberian persetujuan atas Venture
produk dan aktivitas baru. 8) Memantau pelaksanaan audit atas laporan hasil
2) Melakukan kajian dan pemenuhan ketentuan audit perusahaan Induk untuk periode September
internal yang ada dan mengusulkan penyesuaian 2105.
atas ketentuan, prosedur dan sistim internal 9) Melakukan update terhadap ketentuan baru dari
yang ada dengan memberikan persetujuan atas Otoritas Jasa Keuangan kepada Direksi dan
ketentuan internal yang akan diterbitkan. sosialisasi kepada pegawai sebagai salah satu
3) Melakukan penilaian risiko kepatuhan dan upaya dalam mewujudkan budaya kepatuhan.
menyusun laporan profil risiko kepatuhan
secara berkala dalam rangka mengelola risiko
kepatuhan.
Dalam melaksanakan fungsi Audit Internal, Bank ruang lingkup tugas, fungsi, wewenang, tanggung
Mandiri Taspen Pos telah memiliki Satuan Kerja jawab fungsi Audit Internal termasuk komunikasi
Audit Internal (SKAI) yang berada dibawah koordinasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan
langsung Direktur Utama yang melakukan penilaian yang terkait. Aktivitas pengawasan dan pemeriksaan
atas kecukupan dan efektivitas proses manajemen dilakukan pada aspek kepatuhan terhadap ketentuan
risiko, pengendalian internal, dan tata kelola serta dan SOP, evaluasi risiko dan efektivitas risk control
memberikan konsultasi bagi pihak intern Bank yang system.
membutuhkan. SKAI merupakan unit kerja independen
dan melapor langsung kepada Direktur Utama yang Dalam menerapkan fungsi Audit Internal, Bank Mandiri
ditembuskan kepada Dewan Komisaris. Taspen Pos menggunakan metodologi Risk Based
Audit (RBA) yang difokuskan pada area yang berisiko
Posisi, kewenangan, tanggung jawab profesionalisme, tinggi. Penerapan metodologi ini sesuai dengan
organisasi, dan cakupan tugas SKAI mengacu pada kebutuhan organisasi, ketentuan regulator dan best
Standar Fungsi Audit Internal (SPFAIB). SKAI telah practices. Pada tahun 2015 ini, Divisi SKAI tengah
memiliki pedoman kerja audit sejak tahun 2009 mengevaluasi Piagam Charter dan Pedoman Audit
yang ditetapkan dalam SK Direksi No. 0041/KP- Internal tersebut agar sejalan dengan Pedoman Tata
Dir/SK/BSHB/VII/2009 yang mencakup ketentuan Kelola Terintegrasi Bank Mandiri.
Audit Ekstern
2) Pengkajian terhadap usulan aktivitas dan produk Taspen Pos telah membangun beberapa aplikasi
baru yang diajukan oleh unit pengembangan manajemen risiko, antara lain Scoring System
termasuk sistem dan prosedur yang digunakan kemudian disempurnakan menjadi Loan Origination
serta dampak eksposur risikonya. System (LOS) dan sistem iRisk.
Penerapan Manajemen Risiko di Bank Mandiri Taspen dijalankan oleh unit kerja. Pengelolaan risiko Bank
Pos didukung kebijakan dan prosedur manajemen Mandiri Taspen Pos difokuskan kepada jenis-jenis
risiko yang komprehensif. Kebijakan Manajemen risiko yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
Risiko di Bank Mandiri Taspen Pos terdiri dari Pedoman sebagai regulator dan Bank Mandiri sebagai entitas
Penerapan Manajemen Risiko Secara Umum dan utama dalam konglomerasi keuangan, meliputi: risiko
Pedoman Penilaian Profil Risiko serta diuraikan lebih operasional, risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas,
lanjut dalam Surat Edaran dan Standard Operating risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan dan
Kecukupan Proses Manajemen Risiko Evaluasi Atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko Bank Mandiri Taspen Secara internal, evaluasi atas efektifitas sistem
Pos meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan manajemen risiko Bank Mandiri Taspen Pos dilakukan
dan pengendalian terhadap 8 (delapan) jenis risiko oleh Komite Pemantau Risiko sebagai bentuk
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Bank pengawasan aktif dari Dewan Komisaris. Audit internal
Mandiri Taspen Pos mengidentiikasi risiko dengan sebagai salah satu Satuan Kerja Pengendalian Risiko
menganalisis sumber risiko yang terdapat pada bisnis juga melakukan evaluasi dan review atas efektifitas
(produk/portofolio/aktivitas) dan kemudian mengukur sistem manajemen risiko. Secara eksternal, evaluasi
secara kuantitatif dan atau kualitatif sesuai metode penerapan manajemen risiko dilakukan oleh auditor
pengukuran yang ditetapkan oleh Regulator. eksternal dan Otoritas Jasa Keuangan.
Sistem pengukuran risiko juga dilengkapi dengan Selain itu terkait dengan Peraturan Otoritas Jasa
metode stress testing untuk risiko Likuiditas. Keuangan Nomor 17/POJK.03/2014 Tentang
Selanjutnya proses pemantauan risiko dilakukan oleh Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi
Risk Owner Unit dan Risk Control Unit yang disajikan Konglomerasi Keuangan yang dijabarkan melalui
dalam bentuk laporan profil risiko, laporan portofolio Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri selaku
pinjaman. Sistem Informasi Manajemen Risiko Bank Entitas Utama maka Bank Mandiri Taspen Pos telah
Mandiri Taspen Pos digunakan untuk mendukung melakukan alignment terhadap kebijakan manajemen
Bank Mandiri Taspen Pos telah memiliki kebijakan, b. Situasi perangkapan jabatan di beberapa
sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan perusahaan yang memiliki hubungan langsung
kepentingan dalam rangka menerapkan tata kelola atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis,
perusahaan yang baik mengacu pada ketentuan sehingga dapat menyebabkan pemanfaatan
Pedoman Benturan Kepentingan Bank Mandiri Taspen
suatu jabtan untuk kepentingan jabatan lainnya;
Pos sesuai Surat Keputusan Direksi No. 0152/KP-Dir/
c. Hubungan afiliasi, yaitu hubungan yang dimiliki
SK/BSHB/VIII/2014.
oleh Jajaran Bank Mandiri Taspen Pos dengan
Pedoman Benturan Kepentingan mengikat setiap pihak terkait dengan kegiatan usaha perusahaan,
pengurus dan pegawai Bank, dalam hal terjadi baik karena hubungan darah, hubungan
benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, perkawinan maupun hubungan pertemanan
anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak yang dapat mempengaruhi keputusannya;
mengambil tindakan yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan Bank, Bank Mandiri Taspen Penanganan situasi benturan kepentingan di Bank
Pos melakukan penertiban administrasi, dokumentasi Mandiri Taspen Pos dilakukan dengan prinsip dasar
dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud bahwa seluruh jajaran Bank Mandiri Taspen Pos yang
dalam Risalah Rapat. dirinya berpotensi dan/atau telah berada dalam situasi
Benturan Kepentingan DILARANG untuk meneruskan
Bank Mandiri Taspen Pos telah memastikan semua kegiatan/melaksanakan tugas dan tanggung jawab
kegiatan operasional bank bebas dari intervensi yang terkait dengan situasi Benturan Kepentingan
pemilik/pihak terkait/pihak lainnya yang dapat tersebut. Untuk selanjutnya yang bersangkutan dapat
menimbulkan benturan kepentingan yang dapat mengundurkan diri dari tugas yang berpotensi adanya
merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank, Benturan Kepentingan tersebut atau memutuskan
di tahun 2015 Bank Mandiri Taspen Pos telah dapat untuk tidak terlibat dalam proses pengambilan
menyelesaikan / menghindari terjadinya benturan keputusan sebagaimana dimaksud, kecuali apabila
kepentingan. dengan pertimbangan tertentu yang semata-mata
untuk kepentingan Bank Mandiri Taspen Pos, maka
Beberapa bentuk benturan kepentingan atau situasi Direksi dapat meminta yang bersangkutan untuk tetap
yang menyebabkan terjadinya benturan kepentingan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam
yang telah diatur dalam kebijakan Bank Mandiri kegiatan tersebut.
Taspen Pos, antara lain :
a. Situasi yang menyebabkan Jajaran Bank Beberapa benturan kepentingan terkait dengan
Mandiri Taspen Pos menerima gratifikasi atau transaksi intragroup, antara lain terdiri dari Giro pada
Bank Mandiri, Giro pada BSM, dan penempatan pada
pemberian atau penerimaan hadiah/cendramata
Bank Mandiri.
atau hiburan atas suatu keputusan atau jabatan
yang menguntungkan pihak pemberi;
Profil Perusahaan
Mandiri International Remittance Sdn. Bhd. (MIR) BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui
merupakan entitas anak yang seluruh sahamnya surat No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November
dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum 2009. Perizinan baru telah dipersetujui di bawah Akta
Malaysia sejak tanggal 17 Maret 2009 dengan Perniagaan Perkhidmatan Wang 2011 pada 7 Ogos
registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan 2012 surat No.JPPPW/LIC/2200/B/0106. Pembukaan
penyedia jasa pengiriman uang (remittances) di kantor pertama MIR yang berlokasi di Kuala Lumpur,
bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (BNM). Malaysia dilakukan pada tanggal 29 November 2009.
Pendirian MIR telah mendapat persetujuan dari Bank Adapun pelayanan MIR saat itu masih terbatas pada
Indonesia (BI) melalui surat No. 10/548/DPB1 jasa pengiriman uang ke rekening di Bank Mandiri.
tanggal 14 November 2008 dan persetujuan dari
Produk Perusahaan
Produk utama yang diberikan MIR adalah pengiriman MIR juga memberikan layanan pembukaan rekening
uang ke rekening Bank di seluruh Bank di Indonesia Mandiri Tabungan TKI dan menjadi contact center
ataupun melalui pengambilan uang tunai di seluruh bagi nasabah Bank Mandiri di Malaysia.
Cabang Bank Mandiri di Indonesia baik untuk mata
uang Indonesia Rupiah maupun US Dollar. Selain itu
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Wisma MEPRO
Ground & Mezzanine
Jalan Ipoh Chow Kit, 51200
Kuala Lumpur, Malaysia
Telp : +603-4045 4988
+603-4045 8988
Kinerja Perusahaan
Pada tahun 2015, MIR membukukan pendapatan
Grafik Pendapatan Usaha (Rp juta)
sebesar Rp14,8 miliar atau tumbuh 18,8% dari
pendapatan tahun 2014. Pertumbuhan pendapatan
tersebut mendorong laba bersih MIR mencapai Rp1,1
14.795
miliar pada akhir tahun 2015 atau tumbuh sebesar
13.953
580,2% dari tahun 2014, dengan Return on Asset
12.458
(ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing
7.691
mencapai 9,7% dan 10,8%.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan MIR dapat dilihat pada ringkasan
laporan keuangan berikut:
Pelaksanaan GCG diperlukan bank untuk melakukan GCG tersebut, MIR telah memiliki unit kepatuhan, unit
check and balance setiap aktivitas perusahaan agar management risiko dan unit internal control, sebagai
selalu mematuhi peraturan perundang-undangan berikut :
yang berlaku. Dalam rangka mendukung penerapan
President Director
Compliance
Risk Management
Internal Control
Verificator/ ICU
Assistant
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di Dengan terbitnya Peraturan Otoritas Otoritas Jasa
MIR didukung dengan infrastruktur pendukung keuangan No.18/POJK/2014 tentang Penerapan Tata
penerapan Tata Kelola Perusahaan, seperti code of Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan
conduct, kebijakan kepatuhan, strategi anti fraud, maka MIR selaku perusahaan anak dari Bank Mandiri
whistle blowing system, larangan gratifikasi, kebijakan mengkinikan Pedoman Tata Kelola yang dimilikinya
manajemen risiko, kebijakan benturan kepentingan, sesuai ketentuan yang berlaku yang saat ini masih
kebijakan remunerasi. dalam proses finalisasi.
7. Memastikan semua produk dan layanan yang pengantar bagi karyawan baru serta pelatihan
ditawarkan di MIR mematuhi peraturan lokal; yang berkelanjutan bagi seluruh karyawan
serta pelatihan yang berkelanjutan bagi seluruh
karyawan dan manajer.
Manajemen risiko dilaksanakan oleh unit manajemen pencegahan kepada unit kepatuhan dan unit
risiko dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:
internal control.
1. Review dan menganalisis potensi risiko operasi
3. Mengembangkan atau mengimplementasikan
/ proses bisnis, sistem dan produk dan membuat
model penilaian risiko atau metodologi.
rekomendasi untuk mencapai yang diinginkan
4. Mengelola risiko kepada perusahaan, karyawan,
tujuan Manajemen Risiko.
pelanggan, reputasi, aset dan kepentingan
2. Menyusun rencana perbaikan apabila ada
stakeholders.
kesalahan dan memberikan rekomendasi
MIR mengacu pada prinsip prinsip sebagai berikut : 7. Keadilan. Manajemen MIR menganggap
1. Modal. MIR harus menyediakan modal yang kepentingan semua pemangku kepentingan
sesuai dengan risiko yang ditanggung oleh MIR berdasarkan prinsip kesetaraan dan keadilan
Profil Perusahaan
Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL) didirikan bank komersial berlokasi di London Inggris yang
di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999 memberikan pelayanan keuangan perbankan,
berdasarkan The Companies Act 1985 of the United terutama kepada korporasi baik di Indonesia maupun
Kingdom. BMEL merupakan konversi dari Bank Exim di UK & Eropa guna mendukung hubungan bisnis
cabang London menjadi entitas anak dan efektif kedua wilayah tersebut.
beroperasi sejak 31 Juli 1999. BMEL merupakan
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Keuangan
Pada tahun 2015, BMEL membukukan laba bersih USD3.022 ribu atau naik 4,2% dari sebesar USD2.898
sebesar USD560 ribu. Pencapaian laba terutama ribu di tahun 2014.
didorong oleh perbaikan net interest income menjadi
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan di BMEL mengelola, mengendalikan dan mengawal Direksi atas
dilakukan secara sistematis dan bekesinambungan implementasi GCG di lingkungan BMEL.
sehingga prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik menjadi acuan dalam kegiatan sehari- Selain hal tersebut, BMEL juga telah memiliki
hari. Untuk mendukung hal tersebut, Perusahaan infrastruktur GCG seperti Kebijakan dan Prosedur Tata
telah memiliki sub komite Audit, komite manajemen Kelola Perusahaan, Kebijakan Kepatuhan, Kebijakan
risiko, komite remunerasi dan komite kredit serta Anti pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
komite asset dan komite ALCO untuk membantu Terorisme, Strategi Anti Fraud & Insider Trading, Anti
Bribery & Corruption, dan Code of Conduct.
Penerapan fungsi kepatuhan di lingkungan BMEL Adapun program kepatuhan BMEL di tahun 2015
mengacu pada peraturan yang berlaku di UK dan di secara garis besar adalah sebagai berikut :
Indonesia. Pada bulan April 2015, Unit Kepatuhan
telah melakukan penyempurnaan pada kebijakan
GCG khususnya terkait dengan sistem pengendalian
internal, organisasi dan manajemen.
1 Reviewing of The High Level Control, Updated and approved by the Board of Done 100 % Dec 2015
2 Reviewing of Good Corporate Update and approved bu the Board of Done 100 % Dec 2015
Selama tahun 2015, tidak terdapat sanksi/penalty dari regulator serta tidak terjadi fraud yang terjadi.
Secara umum, Unit Internal Control bertanggung Perusahaan. Adapun temuan audit oleh Unit Internal
jawab untuk mengevaluasi kualitas dan pelaksanaan Audit telah selesai ditindaklanjuti, sebagai berikut :
pengendalian internal terhadap seluruh unit di
Audit
Period Finding Description Follow Up Progress Recommendation
Aug 2014 Measurement to monitor unrealised loss The policy/ procedure have Completed Acknowledged by DIA
to Aug for marketable securities not update been update by 31 Dec 2015
Dalam pelaksanaan Manajemen Risiko, Direksi Sehubungan dengan penerapan Tata Kelola
memiliki tugas untuk menciptakan, menentukan Te r i n t e g r a s i , u n i t m a n a j e m e n r i s i k o t e l a h
kebijakan, strategi dan prosedur manajemen risiko dan mengidentifikasi risiko kepatuhan dengan
bertanggung jawab untuk pelaksanaan manajemen menggunakan metodologi yang dimiliki Bank Mandiri
risiko di BMEL. Adapun jenis risiko yang diterapkan selaku Entitas Utama. Adapun risiko kepatuhan yang
di BMEL adalah mengacu pada jeni risiko yang diatur telah diidentifikasi adalah sebagai berikut :
oleh otoritas di Indonesia, yaitu risiko Kredit, Risiko
pasar, risiko Likuiditas, Risiko operasional, Risiko
hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko strategis, Risiko
Reputasi.
1 Good Corporate Governance as System & Control Regulatory Penalty - Maintain Compliance Monitoring of BMEL
as required;
regulation.
2 Capital Adequacy Requirment Inadequacy Capital Bank operation & Monitored by MIS & Accounting and
3 Liquidity Management Liquidity Mismatch Bank opreation & Monitored by MIS & Accounting and
4 Timely & Accurate regulatory Reporting System Overdue & Financial reporting prepared by MIS &
5 Management information & records Incomplate & Regulatory Daily Management Accounts prepared by
Best Insurance 2015 dengan Best Life Insurance 2015 Best Life Insurance Company
predikat Sangat Bagus dengan Ekuitas Rp 500 2015 Peringkat ke-1
diukur berdasarkan kinerja miliar - Rp 1.5 Triliun . Di dengan Kategori Asuransi
perusahaan di tahun 2014 berikan pada tanggal 9 Juni Jiwa Aset di atas Rp. 1
dilihat dari sisi Premi Bruto 2015 oleh majalah Media triliun - Rp. 5 triliun. Di
di atas Rp. 1 triliun. Diberikan Asuransi. berikan pada tanggal 9 Juli
pada tanggal 3 Juli 2015 oleh 2015 oleh majalah Investor.
majalah Infobank
Profil Perusahaan
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia selanjutnya Selama 7 (tujuh) tahun berdiri, Mandiri Inhealth
disebut Mandiri Inhealth didirikan pada tanggal 6 mengalami pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan
Oktober 2008 yang merupakan anak perusahaan dibandingkan dengan rata-rata industri.
PT Askes (Persero) dan Koperasi Bhakti PT Askes
(Persero). Selanjutnya pada tanggal 2 Mei 2014, Mandiri Inhealth didukung oleh infrastruktur yang kuat
BPJS Kesehatan d/h PT Askes (Persero) dan Koperasi di seluruh Indonesia:
Bhakti PT Askes (Persero) melepas kepemilikan 1. 12 Kantor Pemasaran, 10 Kantor Operasional dan
saham di Mandiri InHealth kepada tiga perusahaan 50 Kantor Pelayanan Pelanggan yang tersebar di
BUMN dengan komposisi sebagai berikut:
seluruh wilayah Indonesia.
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 60%,
2. Bekerja sama secara langsung dengan 7.000
2. PT Kimia Farma (Persero), Tbk. sebanyak 10% provider di seluruh Indonesia.
3. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebanyak 3. Memiliki formularium obat yang mengutamakan
10% kualitas dan patient safety.
4. BPJS Kesehatan sebanyak 20%. 4. Sumber daya manusia berpengalaman dalam
mengelola sistem managed care , yang terdiri
Pada Bulan Mei 2015 BPJS Kesehatan melepas sisa
dari:
kepemilikannya kepada Bank Mandiri (Persero) Tbk.
a. 42 Sales Manager
sehingga komposisi kepemilikan Mandiri Inhealth
menjadi: b. 183 Provider Relation Office (PRO)
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 80%, c. 94 Customer Relationship Officer (CRO)
Produk Perusahaan
Produk dan jasa yang ditawarkan Mandiri Inhealth b. Inhealth Indemnity
terdiri dari produk Asuransi Kesehatan dan produk Inhealth Indemnity adalah produk asuransi
Asuransi Jiwa, dimana saat ini fokus bisnis pada kesehatan yang memberikan penggantian
produk-produk Asuransi Kesehatan yang mendominasi atas biaya pelayanan kesehatan yang terjadi
97% pendapatan premi perusahaan. Sampai saat ini dengan pilihan benefit yang disesuaikan dengan
Mandiri Inhealth masih memasarkan bisnis melalui B kebutuhan karyawan dan perusahaan Anda.
to B dengan sasaran perusahaan skala menengah ke Masa pertanggungan adalah selama satu tahun
atas. dan dapat diperpanjang, serta tersedia. Tersedia
pilihan plan yang sesuai dengan kebutuhan
Produk Asuransi kesehatan Mandiri Inhealth terdiri perusahaan.
dari 3 (tiga) yaitu :
a. Inhealth Managed Care
c. Inhospital Cash Plan
Inhealth Managed Care adalah produk asuransi
Inhospital Cash Plan adalah produk asuransi
kesehatan yang memberikan jaminan pelayanan
kesehatan yang memberikan santunan harian
kesehatan yang komprehensif (promotif,
rawat inap kepada tertanggung sesuai dengan
preventif, kuratif, dan rehabilitative) sesuai lama perawatan yang secara medis dinilai
dengan kebutuhan medis. Masa pertanggungan wajar untuk penyakit atau cidera yang diderita
adalah selama 1 tahun dan dapat diperpanjang. tertanggung.
Produk ini memiliki 6 plan yaitu Inhealth Diamond,
Inhealth Platinum, Inhealth Gold, Inhealth Silver Produk Asuransi Jiwa Mandiri Inhealth terdiri dari
dan Inhealth Alba. Untuk mengantisipasi top Group Term of Life (GTL) ,Personal Accident (PA),
up benefit pada era BPJS Kesehatan saat ini, Endowment dan Credit Life.
perusahaan juga melakukan modifikasi produk
melalui plan smart dan smart plus.
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Perusahaan
Selama tahun 2015, Mandiri InHealth telah berhasil Grafik Pendapatan Premi Bruto (Rp miliar)
membukukan pendapatan premi sebesar Rp1,4
triliun atau meningkat 2,2% dibandingkan pencapaian
tahun 2014. Hasil tersebut dicapai ditengah-tengah
1.410
tantangan terkait dengan implementasi jaminan
1.400
kesehatan nasional (JKN), yaitu program asuransi
1.432
kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
1.203
Jumlah Badan Usaha 971 dengan jumlah peserta
sebesar 940.696 jiwa. Dari sisi laba bersih, per 31
Desember 2015 tercatat sebesar Rp154,6 miliar.
Sementara itu aset Mandiri Inhealth per 31 Desember 2012 2013 2014 2015
2015 tercatat sebesar Rp1,8 triliun dengan rasio
kecukupan modal/ RBC (risk based capital) sebesar
865,8%.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan InHealth dapat dilihat pada
ringkasan laporan keuangan berikut:
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan di Asuransi Dewan Komisaris sesuai dengan ruang lingkup yang
Jiwa Inhealth Indoensia selanjuthya disebut ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris.
Mandiri Inhealth dilakukan secara sistematis dan Begitu pula dengan Direksi, telah membentuk komite
berkesinambungan sehingga prinsip-prinsip tata di bawah Direksi untuk membantu mengelola,
kelola perusahaan yang baik menjadi acuan dalam mengendalikan dan mengawal implementasi GCG di
kegiatan sehari-hari. lingkungan Mandiri Inhealth.
seleksi/ pemecatan
Rapat Umum Pemegang
Saham
Independent
Accountant
pemilihan/ pemberhentian
saran & perubahan
pelaporan Direksi
Dewan Komisaris
keputusan mengenai (CEO, CFO, COO,CMDO, CIRB)
pemilihan/ pemberhentian
pemilihan/ pemberhentian anggota
komisaris
Komite
Komite Pemantau Komite Nominasi
Komite Audit Risiko dan Remunerasi
Komite
Komite Pengambangan Komite
Investasi Produk Kode Etik
diskusi/ pelaporan
Kantor
Pelayanan
SUPERVISION MANAGEMENT BUSINESS EXECUTION
Pelanggan
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di berbagai kebijakan pokok tata kelola perusahaan,
lingkungan Mandiri Inhealth dilakukan berdasarkan seperti kode etik, pakta integritas, Whistleblowing
POJK No. 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola System (WBS), pedoman Anti Pencucian Uang dan
Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian Pendanaan Terorisme (APU PPT), pengendalian
melalui penerapan fungsi kepatuhan, fungsi audit gratifikasi dan lain sebagainya.
intern dan manajemen risiko serta penyusunan
Mandiri Inhealth memegang teguh komitmen untuk coordinating compliance serta bertanggung jawab
menerapkan fungsi kepatuhan terhadap regulasi, untuk memastikan bahwa setiap orang sadar
peraturan, ketentuan lainnya baik ketentuan internal, akan pentingnya aspek kepatuhan. Dalam rangka
maupun eksternal serta standar perilaku sosial dan pelaksanaan fungsi kepatuhan, Mandiri Inhealth telah
etika bisnis yang berlaku. Untuk terus meningkatkan menyusun Compliance Program di tahun 2015, yaitu
fungsi kepatuhan, pada tahun 2010 telah dibentuk penyelarasan Kebijakan Kepatuhan dan Pedoman
Fungsi Kepatuhan (Compliance Department) di bawah Tata Kelola Perusahaan selaras dengan Kebijakan
Divisi Internal Audit berdasarkan Keputusan Direksi Kepatuhan dan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
No.6/KEP/0209 tentang struktur organisasi dan Bank Mandiri. Selain itu, selama tahun 2015,
mengalami perubahan tahun 2015 menjadi di bawah Compliance Department juga telah melakukan program
Divisi Manajemen Risiko sesuai dengan Struktur sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
Organisasi yang ditetapkan. kesadaran akan pentingnya compliance, risiko
kepatuhan dan menumbuhkan budaya kepatuhan di
Compliance Department bertanggung jawab untuk setiap individu pegawai baik di Kantor Pusat, Kantor
mengawasi seluruh aktivitas dan keputusan Pemasaran, Kantor Operasional dan Kantor Layanan
yang melibatkan kepatuhan, termasuk planning & Mandiri Inhealth.
Mandiri Inhealth memegang teguh komitmen untuk coordinating compliance serta bertanggung jawab
menerapkan fungsi kepatuhan terhadap regulasi, untuk memastikan bahwa setiap orang sadar
peraturan, ketentuan lainnya baik ketentuan internal, akan pentingnya aspek kepatuhan. Dalam rangka
maupun eksternal serta standar perilaku sosial dan pelaksanaan fungsi kepatuhan, Mandiri Inhealth telah
etika bisnis yang berlaku. Untuk terus meningkatkan menyusun Compliance Program di tahun 2015, yaitu
fungsi kepatuhan, pada tahun 2010 telah dibentuk penyelarasan Kebijakan Kepatuhan dan Pedoman
Fungsi Kepatuhan (Compliance Department) di bawah Tata Kelola Perusahaan selaras dengan Kebijakan
Divisi Internal Audit berdasarkan Keputusan Direksi Kepatuhan dan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Bank
No.6/KEP/0209 tentang struktur organisasi dan Mandiri. Selain itu, selama tahun 2015, Compliance
mengalami perubahan tahun 2015 menjadi di bawah Department juga telah melakukan program sosialisasi
Divisi Manajemen Risiko sesuai dengan Struktur yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
Organisasi yang ditetapkan. akan pentingnya compliance, risiko kepatuhan dan
menumbuhkan budaya kepatuhan di setiap individu
Compliance Department bertanggung jawab
pegawai baik di Kantor Pusat, Kantor Pemasaran,
untuk mengawasi seluruh aktivitas dan keputusan
Kantor Operasional dan Kantor Layanan Mandiri
yang melibatkan kepatuhan, termasuk planning &
Inhealth.
Audit Ekstern
Evaluasi Atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko Selain itu Mandiri Inhealth juga telah melakukan
alignment terhadap kebijakan manajemen risiko yang
Evaluasi efektifitas sistem manajemen risiko sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dilakukan baik secara internal maupun eksternal. Nomor 17/POJK.03/2014 Tentang Penerapan
Secara internal, evaluasi atas efektifitas sistem Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi
manajemen risiko Mandiri Inhealth dilakukan oleh Keuangan.
Komite Pemantau Risiko sebagai bentuk pengawasan
PT Mandiri Utama Finance (MUF) merupakan Pada Mandiri Inhealth terdapat transaksi intragrup
lembaga Kebijakan Mandiri Inhealth terhadap yang terdiri dari penempatan Rekening Giro di BMRI
Transaksi intragroup mengacu kepada Peraturan dan BSHB; penempatan time deposit di BMRI dan
Menteri Keuangan Republik No. 53/PMK.010/2012 BSHB; kepemilikan obligasi subordinasi BMRI I Tahun
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi 2009; penempatan reksadana mandiri investa ekuitas
dan Perusahaan Reasuransi, dimana penempatan dinamis; pendapatan premi indemnity dan Asuransi
investasi pada pihak terafiliasi paling tinggi 10% jiwa kredit BMRI; pendapatan premi managed care
(sepuluh persen) dari jumlah investasi dan tidak BSM dan pendapatan premi Asuransi jiwa kredit
termasuk penyertaan langsung (saham yang tercatat BSHB, serta premi Asuransi jiwa kredit Mandiri Tunas
pada bursa efek). Sedangkan penempatan investasi Finance.
pada pihak yang terafiliasi namun satu pihak tersebut
tidak terafiliasi dengan perusahaan, paling tinggi 20%
(dua puluh persen) dari jumlah investasi. Disamping
itu Mandiri Inhealth tidak memiliki transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.
10
Profil Perusahaan
PT Mandiri Utama Finance (MUF) merupakan lembaga
dalam Surat Keputusan No. AHU-0003452.AH.01.01.
pembiayaan yang fokus pada pembiayaan konsumen
TAHUN 2015 tanggal 26 Mei 2015, Bank Mandiri
khususnya pembiayaan kendaraan bermotor. Pada
bersama dengan PT Tunas Ridean Tbk dan PT Asco
tanggal 21 Januari tahun 2015 berdasarkan akta
Investindo mendirikan MUF dengan porsi kepemilikan
notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn. No. 19 tanggal 21
Bank Mandiri sebesar 51%, PT Tunas Ridean Tbk
Januari 2015 dan telah disahkan oleh Kementerian
sebesar 12% dan PT Asco Investindo sebesar 37%.
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Produk Perusahaan
PT Mandiri Utama Finance menyediakan jasa Adapun jasa pembiayaan yang menjadi fokus utama
pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa, saat ini adalah pembiayaan kendaraan bermotor, baik
yang meliputi: kepada konsumen retail maupun perusahaan dalam
- Pembiayaan investasi bentuk pembiayaan konsumen maupun sewa guna
usaha. Jenis kendaraan yang dibiayai meliputi mobil
- Pembiayaan modal kerja
dan sepeda motor, baik baru maupun bekas.
- Pembiayaan multiguna
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Perusahaan
MUF memperoleh Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Pada tanggal 24 Agustus 2015, MUF mulai
dari Otoritas Jasa Keuangan Institusi Keuangan melaksanakan kegiatan operasional awal melalui
Non Bank (OJK IKNB) pada tanggal 25 Juni 2015, kerjasama dengan dealer-dealer utama dan pencairan
melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas kredit kepada nasabah. Hingga akhir tahun 2015, MUF
Jasa Keuangan Nomor: KEP-81/D.05/2015 tentang telah berhasil membukukan pembiayaan baru sebesar
Pemberian Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rp24,3 miliar, yang terdiri dari pembiayaan motor baru,
kepada PT Mandiri Utama Finance, yang disampaikan motor bekas, mobil baru dan mobil bekas.
melalui surat OJK No. SR-3516/NB.111/2015
tanggal 26 Juni 2015 perihal Pemberian Izin Usaha
Perusahaan Pembiayaan PT Mandiri Utama Finance.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan Mandiri Utama Finance dapat dilihat
pada ringkasan laporan keuangan berikut:
Tabel Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar) Tabel Laporan Laba Rugi (Rp miliar)
Aset 113,2
113,9 Pendapatan 3,9
4,0
Liabilitas 26,7
27,4 Beban 22,9
23,0
Ekuitas 86,5
86,5 Laba Bersih (13,5)
(13,5)
1. Percepatan perluasan jaringan kerja Sinergi usaha yang strategis dengan Mandiri
MUF akan melakukan percepatan pembangunan group dilakukan dengan menawarkan produk-
dan distribusi jaringan kerja yang luas agar dapat produk gabungan, perluasan jaringan kerja dan
memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen potensi usaha berdasarkan nasabah Mandiri
2. Pengembangan organisasi dan sumber daya 5. Penerapan manajemen risiko yang kuat dan tata
untuk membentuk sumber daya manusia dengan melakukan analisa secara menyeluruh
yang handal di bidangnya guna mendukung terhadap kemampuan finansial dari setiap
Dalam kerangka kerja tata kelola di MUF terdapat mengendalikan, dan bertanggung jawab atas
pemisahaan tugas antara organ pemegang saham penerapan tata kelola di MUF. Dalam melaksanakan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kegiatan operasional, MUF menerapkan 5 prinsip GCG
Dewan Komisaris dan Direksi. Masing-masing organ dan 1 tambahan prinsip Integritas sebagai dasar
tersebut merupakan organ utama yang menentukan, pengelolaan perusahaan yang baik.
Integritas
Independency Kesetaraan
dan Kewajaran
Akuntabilitas
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di 4. Penyusunan Corporate Website dan Kebijakan
lingkungan MUF dilakukan melalui penerapan fungsi Perlindungan Konsumen sebagai Bentuk
kepatuhan, fungsi audit intern dan manajemen risiko Transparansi Produk,
serta penyusunan kebijakan pokok penerapan GCG,
5. Komitmen pelaksanaan melalui penyusunan
antara lain seperti :
Anggaran, Pelaksanaan dan Monitoring Corporate
1. Kebijakan kode etik Social Responsibility
2. Kebijakan strategi anti-fraud,
3. Kebijakan Anti Pencucian Uang dan Pendanaan
Terorisme (APU PPT),
Penerapan Fungsi
Audit Internal
Dalam menerapkan fungsi Audit Internal, MUF telah untuk meningkatkan efektitas pengendalian internal
memiliki satuan kerja Internal Audit pada tahun seperti rekomendasi pembuatan atau update atas
2015 yang berada di bawah Direktur Utama. Divisi kebijakan internal Perusahaan. Internal Audit juga
Internal Audit melaporkan hasil audit berupa Laporan melakukan monitoring dan update atas tindak lanjut
audit (Audit Report) kepada Direktur Utama, Dewan hasil audit internal dan eksternal.
Komisaris melalui Komite Audit dan kepada Bidang
Internal Audit Bank Mandiri sebagai pelaksana SKAI Untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktivitas
Terintegrasi. Internal Audit dan aktivitas Lainnya dilakukan dengan
standar yang memadai, maka telah disusun Internal
Prioritas pelaksanaan tugas telah dilakukan secara Audit Charter pada tahun 2010. Piagam tersebut telah
risk based, antara lain dengan mempertimbangkan diperbaharui menjadi Pedoman Internal Audit Charter
target pertumbuhan bisnis tahun berjalan, perubahan No.S.10.1 yang berlaku sejak 20 November 2015
organisasi, dan hasil audit (Audit Report) periode sehingga memenuhi kebutuhan SKAI Terintegrasi
sebelumnya. Selain melaksanakan audit rutin, Internal di lingkungan Mandiri grup sesuai Peraturan OJK
Audit juga membantu manajemen untuk melakukan No.18 tahun 2014 tentang Penerapan Tata Kelola
review atas suatu kegiatan yang dianggap perlu oleh Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.
manajamen dan juga melakukan peran konsultansi
Audit Ekstern
Keputusan Dewan Komisaris MUF tahun 2015, yang & Young Global untuk melakukan audit Laporan
dituangkan di dalam risalah rapat Dewan Komisaris, keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada
telah menyetujui penunjukkan Kantor Akuntan Publik tanggal 31 Desember 2015.
Purwantono, Suherman & Surja anggota Ernst
ERM di MUF dilakukan dengan mengintegrasikan dalam penentuan strategi dan perencanaan bisnis,
manajemen risiko ke dalam proses bisnis Perusahaan. pengembangan produk dan bisnis baru, penentuan
Penerapan manajemen risiko sesuai dengan pricing, dan pengukuran kinerja bisnis.
konsep ERM dalam proses bisnis dilaksanakan
MUF senantiasa melakukan evaluasi atas Kebijakan, Penetapan limit atas suatu proses bisnis di MUF
Standar Prosedur, dan Petunjuk Teknis yang dilakukan dilakukan oleh Komite Pengelolaan Risiko (KPR) yang
secara berkala. MUF senantiasa melakukan review salah satu tugasnya adalah Menyetujui pemberian
atas peraturan baru yang dikeluarkan regulator dan limit transaksi operasional dan bisnis bagi pegawai
mengaplikasikannya sesuai dengan mandat yang dan pejabat yang beranggotakan Direktur Utama
tercantum dalam peraturan tersebut. Selain itu, Unit sebagai Ketua Komite dan seluruh Direksi.
Kerja Risk Management atau Divisi terkait (user) dapat
mengajukan kebijakan yang dapat melindungi MUF
dari risiko-risiko yang mungkin terjadi.
11
capital
Profil Perusahaan
PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) adalah perusahaan ventura pada tanggal 10 November 2015 melalui surat
yang bergerak di bidang modal ventura, didirikan Otoritas Jasa Keuangan No. SR-6035/NB.111/2015.
di Republik Indonesia pada tanggal 26 Juni 2015. Pemegang saham MCI adalah PT Bank Mandiri
Untuk menjalankan kegiatan usahanya di bidang (Persero) Tbk sebesar 99% dan PT Mandiri Sekuritas
modal ventura, MCI telah memperoleh izin untuk sebesar 1%.
melaksanakan kegiatan usaha di bidang modal
Produk Perusahaan
PT Mandiri Capital Indonesia menawarkan produk- pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha
produk inovatif bagi perusahaan startup dan (profit/revenue sharing) dan pembiayaan bentuk lainnya
perusahaan berkembang melalui penyertaan saham dalam rangka modal ventura.
(equity participation), penyertaan melalui pembelian
obligasi konversi (quasi equity participation),
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, MCI memiliki Expert advice, mentoring kepada pengusaha
value proposition antara lain: terkait pengelolaan bisnis serta pemberian ide
Equity participation, dukungan permodalan dan saran yang membangun bagi pengusaha-
oleh Mandiri Capital kepada bisnis-bisnis yang pengusaha dalam pengembangan bisnisnya.
potensial terutama perusahaan yang fokus di Connection to market, pemberian akses bagi
bidang financial technology. perusahaan kepada jaringan Mandiri Group dan
jutaan nasabah Mandiri Group.
12
Reksa Dana Terbaik 2015 untuk Penghargaan Indonesia Reksa Dana Terbaik 2015
kategori Reksa Dana Pendapatan Middle Class Brand untuk kategori Reksa Dana
Tetap dengan Rata-Rata Return Champion - Consumer Choice Tipe Moderat Periode 1
Tertinggi Periode 5 (lima) Tahun Award 2015 untuk Kategori (satu) Tahun Reksa Dana
Reksa Dana Mandiri Investa Reksa Dana, dari Majalah Mandiri Aktif pada acara
Dana Utama pada acara Investor- SWA & Inventure Indonesia Investor-Infovesta Best
Infovesta Best Mutual Fund Mutual Fund Awards 2015.
Awards 2015.
Profil Perusahaan
PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) adalah PT Mandiri Sekuritas sebesar 99,9% dan
adalah perusahaan efek yang melakukan kegiatan Koperasi Karyawan Bank Mandiri sebesar 0,1%.
usaha sebagai manajer investasi dan penasehat Dalam menyiasati persaingan dalam industri sebagai
investasi. Mandiri Investasi mulai beroperasi sejak salah satu unique proposition, pada Agustus 2013
tahun 1993 yang tergabung dalam PT Mandiri Mandiri Investasi melebarkan sayap bisnisnya dengan
Sekuritas. Selanjutnya pada tahun 2004 Mandiri mendirikan anak perusahaan Mandiri Investment Pte.
Investasi berdiri sebagai badan hukum sebagai hasil Ltd di Singapura untuk dapat mengakses pasar luar
pemisahan (spin-off) dari kegiatan usaha PT Mandiri negeri dan memberikan akses investor luar negeri ke
Sekuritas. Pemegang saham Mandiri Investasi Indonesia.
koperasi karyawan
bank mandiri
99.9% 100%
investasi investment
Sebagai bagian dari grup PT Bank Mandiri (Persero) Pte Ltd di Singapura, sehingga menjadikan Mandiri
Tbk, Mandiri Investasi telah menjadi perusahaan Investasi sebagai perusahaan manajer investasi yang
manajer investasi nasional terkemuka di Indonesia lengkap dan siap dalam menghadapi persaingan baik
dengan berbagai pengalaman di bidang pengelolaan lokal maupun regional. Hal ini didukung pula dengan
dana dan portofolio investasi. Saat ini Mandiri komitmen Mandiri Investasi untuk selalu melakukan
Investasi juga memiliki unit bisnis yang khusus untuk pengembangan produk-produk inovatif yang sejalan
menangani alternative investment dan juga ditambah dengan perkembangan industri dan peraturan yang
dengan keberadaan Mandiri Investment Management berlaku.
Produk Perusahaan
Mandiri Investasi telah menjadi perusahaan manajer Campuran, 11 Reksa Dana Pendapatan Tetap, 5 Reksa
investasi terkemuka di Indonesia yang memiliki Dana Pasar Uang, 40 Reksa Dana Terproteksi dan 4
beragam produk dan layanan. Mandiri Investasi Reksa Dana Penyertaan Terbatas serta 18 kontrak
menyediakan beragam layanan jasa pengelolaan Pengelolaan Dana Nasabah Individual. Khusus untuk
dana dalam bentuk Reksa Dana (Mutual Fund), Reksa Dana Terproteksi, Mandiri Investasi secara
yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Pendapatan Tetap, aktif juga mengembangkannya dalam denominasi
Campuran, Saham, Syariah dan Terproteksi. Selain mata uang US Dollar dengan tambahan warrant dalam
itu Mandiri Investasi juga melaksanakan pengelolaan struktur reksa dananya. Tujuannya adalah untuk dapat
Reksa Dana Penyertaan Terbatas, Pengelolaan Dana memberikan alternatif solusi investasi dalam mata
Nasabah Individual (PDNI) atau Discretionary Fund dan uang US Dollar kepada para investor dengan appetite
Penasihat Investasi (Investment Advisors). US Dollar. Pada tahun 2015 Mandiri Investasi berhasil
menerbitkan 2 Reksa Dana Terproteksi dengan
Sampai dengan akhir tahun 2015, Mandiri Investasi denominasi mata uang US Dollar ini.
mengelola sebanyak 71 produk Reksa Dana yang
terdiri dari 11 Reksa Dana Saham, 4 Reksa Dana
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat
Kinerja Perusahaan
Sejak tahun 2005, Mandiri Investasi telah berhasil Mandiri Investasi juga terus berupaya melakukan
meningkatkan Asset Under Management (AUM) Reksa transformasi komposisi asset class reksa dana dari
Dana dari semula sebesar Rp280 miliar pada tahun semula mayoritas di Reksa Dana Pendapatan Tetap
2005 menjadi sebesar Rp28,151 triliun (AUM tertinggi menjadi mayoritas di Reksa Dana Saham. Saat ini
yang pernah dicapai Mandiri Investasi semenjak komposisi asset class reksa dana Mandiri Investasi
berdiri) pada akhir tahun 2015 dan menempati posisi sudah berada dalam kondisi yang seimbang dan
ketiga AUM Reksa Dana Terbesar di Industri Reksa merata untuk setiap asset class.
Dana Nasional dengan pangsa pasar sebesar 8,5%.
21.873
19.476
19.826
19.316
28.151
14.616
24.110
24.621
7.755
3.556
2.923
280
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2%
saham 3%
4% 12% 19%
2% 30%
campuran
5%
pendapatan tetap
pasar uang
13%
terproteksi 20%
1%
discre & RDPT
12%
93% 66% 18%
Tahun 2015 adalah tahun yang sangat challenging 2015 yang direfleksikan dalam pergerakan Indeks
untuk industri reksa dana secara umum. Faktor global Harga Saham Gabungan adalah -12,13 % (minus
yaitu rencana kenaikan FED Rate mempengaruhi 12,13%). Pergerakan pasar modal Indonesia yang
seluruh aktivitas investasi global di sepanjang negatif ini dapat dijadikan barometer perkembangan
tahun 2015, dan efeknya berdampak negatif untuk industri reksa dana di 2015.
pasar Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya
pembalikan arus investasi keluar dari Indonesia dan Dari sisi kinerja keuangan Perusahaan, pada tahun
pasar negara berkembang ke pasar US. Dari dalam 2015 Mandiri Investasi berhasil membukukan Laba
negeri, isu mengenai lambatnya realisasi anggaran Bersih Konsolidasi sebesar Rp11,1 miliar dengan
dan lagi tidak tercapainya penerimaan negara dari rasio Return on Equity (ROE) Mandiri Investasi
pajak turut juga menjadi sentimen negatif ke pasar sebesar 12,8% serta rasio kecukupan modal (MKBD,
modal Indonesia. Kombinasi sentimen negatif yang yang merupakan indikator kesehatan perusahaan
terjadi dari luar negeri dan dalam negeri tersebut manajemen investasi) sebesar Rp71 miliar.
mengakibatkan performa pasar saham pada tahun
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan Mandiri Investasi dapat dilihat pada
ringkasan laporan keuangan berikut:
Liabilitas 28 45 33 27
Laba Bersih 24 25 31 11
Dalam kerangka kerja tata kelola Mandiri Manajemen Investasi dan Unit Kerja Pengenalan Nasabah.
Investasi terdapat pemisahaan tugas antara organ
pemegang saham dalam wadah Rapat Umum Saat ini, Mandiri Manajemen Investasi tengah
Pemegang Saham (RUPS), pengawasan oleh Dewan melakukan proses finalisasi Pedoman Tata Kelola yang
Komisaris, dan pengelolaan perusahaan oleh Direksi. diharapkan dapat semakin mendorong penerapan
Dewan Komisaris dibantu oleh komite yang terdiri dari GCG secara berkelanjutan di perusahaan. Adapun
Komite Audit, Komite Remunerasi dan Komite GCG. kelengkapan kebijakan pendukung GCG yang dimiliki
Sedangkan Direksi telah membentuk komite dalam antara lain adalah adanya kebijakan Whistleblowing
melaksanakan tugasnya yang terdiri dari Komite System dan Pakta Integritas yang ditandatangani
Risiko, Komite Produk, Komite Eksekutif, Komite seluruh karyawan setiap tahun.
Fungsi Kepatuhan
a) terjadi perubahan dan/atau penambahan ke- undangan di bidang Pasar Modal yang dilakukan
giatan Manajer Investasi; dan/atau oleh Manajer Investasi dan/atau nasabahnya
b) terdapat peraturan baru dan/atau perubah- paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak
an Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau ditemukannya dugaan pelanggaran.
peraturan lainnya yang terkait;
5. Menyebarluaskan dan mensosialisasikan
manual kepatuhan, kebijakan, prosedur, dan
informasi lain terkait kepatuhan kepada para
pihak terkait di lingkungan Manajer Investasi;
Internal Audit
Tugas dan fungsi Internal Audit Mandiri Manajemen hasil audit. Dalam melaksanakan hal ini Internal Audit
Investasi adalah membantu Direktur Utama dan Dewan membuat analisa dan memberikan rekomendasi
Komisaris dengan menjabarkan secara operasional melalui pemberian jasa assurance dan consulting.
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan atas
Manajemen Risiko
Tugas dan fungsi manajemen risiko Mandiri - penjelasan mengenai penyebab dari timbuln-
Manajemen Investasi, meliputi hal-hal sebagai berikut: ya risiko-risiko tersebut;
1. Menyusun strategi Manajemen Risiko; - pengidentifikasian kemungkinan terjadinya
2. Memperbaharui strategi Manajemen Risiko, jika: risiko-risiko tersebut;
a) terjadi perubahan dan/atau penambahan ke- - penjelasan tentang implikasi atas terjadinya
giatan Manajer Investasi; dan/atau risiko-risiko tersebut; dan
b) terdapat peraturan baru dan/atau perubah- - langkah-langkah yang wajib dilakukan apabi-
an Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau la risiko-risiko tersebut terjadi.
peraturan lainnya yang terkait; 4. Memantau posisi risiko secara keseluruhan dan
3. Memantau dan menelaah secara berkala per jenis risiko; dan
pelaksanaan strategi Manajemen Risiko melalui: 5. Menerapkan Manajemen Risiko secara
- pengidentifikasian semua risiko yang mun- efektif dan disesuaikan dengan ukuran dan
gkin timbul dalam kegiatan Manajer Investa- kompleksitas usaha serta kemampuan Manajer
si; Investasi.
Total transaksi intragroup sampai dengan triwulan 3 tidak memiliki transaksi yang mengandung benturan
tahun 2015 adalah sebesar Rp5.038,86 juta yang terdiri kepentingan.
dari sharing fee dan kegiatan marketing bersama serta
tinjauan industri
Perekonomian Global
Di penghujung tahun 2015, Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed)
akhirnya menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate) untuk pertama kalinya dalam hampir
satu dekade sebesar 0,25%. Adanya assessment The Fed bahwa pertumbuhan ekonomi
AS akan membaik, akan mendorong pula permintaan global, mengingat penyebab
permasalahan global adalah rendahnya harga komoditas karena ekonomi di negara maju
mengalami pelemahan. Perbaikan-perbaikan di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat dan Eropa akan mendorong perdagangan internasional menjadi lebih dinamis.
Menutup akhir tahun 2015, Bank Sentral Amerika Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada
Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akhirnya 4Q15 kembali melambat menjadi sebesar 6,8% (YoY)
menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate) untuk dan menurun jika dibandingkan kuartal sebelumnya
pertama kalinya dalam hampir satu dekade sebesar yang sebesar 6,9% (YoY). Sepanjang tahun 2015,
0,25%. The Fed optimis akan prospek atas pemulihan ekonomi Tiongkok kembali melambat ke level 6,9%
ekonomi AS pada 2016 mendatang. Meskipun (YoY) atau merupakan tingkat pertumbuhan tersendat
langkah tersebut akan mendorong adanya refinancing sejak 25 tahun terakhir. Bank Rakyat Tiongkok (PBoC)
dan mendorong kenaikan harga rumah serta biaya kemudian mengambil langkah menurunkan tingkat
kredit otomotif di AS, namun The Fed mencatat ada suku bunga menjadi 4,35%. IMF juga memperkirakan
peningkatan yang cukup di pasar tenaga kerja AS. Data pelemahan ekonomi Tiongkok ini akan terus
pekerjaan AS positif dengan tingkat pengangguran berlanjut hingga 2016 dan 2017 yang masing-masing
terus mengalami penurunan ke 5,0% pada akhir tahun diperkirakan di angka 6,3% dan 6,0%.
2015. Angka tersebut merupakan level terendah sejak
April 2008. Dari kawasan ekonomi Eropa, Presiden Bank Sentral
Eropa (ECB), Mario Draghi, mengatakan gejolak di pasar
Pemulihan ekonomi AS tersebut di tengah ekonomi keuangan dan kekhawatiran kondisi perekonomian
global yang masih belum pulih. Pelemahan ekonomi Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya
masih terjadi di negara-negara berkembang terutama akan membuat ECB kembali mengkaji kebijakan
di kawasan Asia. Hal ini dikarenakan adanya moneternya. Kondisi ini memberikan sinyal akan
penurunan signifikan pada harga komoditas, arus adanya prospek stimulus moneter dari ECB. Untuk
modal masuk (capital inflow) yang terus melemah mengatasi pelemahan ekonomi dan rendahnya
ke negara berkembang serta tekanan terhadap inflasi di wilayah Eropa, pada Desember 2015 ECB
mata uang negara berkembang terbukti menjadi menurunkan kembali tingkat bunga dari minus 0,20%
tantangan eksternal, khususnya bagi negara eksportir menjadi minus 0,30%. Langkah ini diambil agar
komoditas, seperti Brazil, Rusia dan Indonesia. menghasilkan nilai tambah positif bagi aktivitas bisnis
Dengan perkembangan ekonomi dunia saat ini, IMF dan peningkatan konsumsi di Eropa.
bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Brazil
dan Rusia pada 2016 masing-masing mengalami
kontraksi ekonomi sebesar 3,5% dan 1,0%.
Hingga penghujung tahun 2015, negara-negara di sesuai ekspektasi pelaku pasar. Di sisi lain, adanya
dunia masih terus melakukan pemulihan ekonomi assessment The Fed bahwa pertumbuhan ekonomi AS
dengan berbagai kebijakan yang berbeda di setiap akan membaik, akan mendorong permintaan global,
negara. Bank Indonesia (BI) memperkirakan mengingat penyebab permasalahan global adalah
pertumbuhan ekonomi global tahun 2016 berada rendahnya harga komoditas karena ekonomi di negara
pada angka 3,8% setelah beberapa waktu terakhir maju mengalami pelemahan. Perbaikan-perbaikan di
berada di bawah 3,5%. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju seperti AS dan Eropa diharapkan
dunia yang membaik di tahun 2016 diperkirakan dapat mendorong perdagangan internasional menjadi
membaiknya kondisi ekonomi Eropa. Permintaan lebih dinamis.
domestik naik, adanya manufaktur ekspansif dan
quantitative easing, meskipun tidak sepenuhnya
Perekonomian Nasional
Produk Domestik Bruto
Di tengah perlambatan ekonomi global yang masih dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
terus berlangsung, PDB Indonesia mampu tumbuh LNPRT (8,3%) dan Komponen Pengeluaran Pemerintah
5,04% (YoY). Angka ini mengalami peningkatan (7,3%). Sedangkan jika dilihat pertumbuhan ekonomi
dibanding 3Q15 yang tumbuh 4,74% dan juga lebih Indonesia sepanjang 2015, ekonomi Indonesia tumbuh
baik dari perkiraan ekonom yang sebesar 4,8%. Dari 4,79%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir dicapai sektor informasi dan komunikasi sebesar
semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi 10,1%, sedangkan dari sisi pengeluaran disumbang
dicapai asuransi dan jasa keuangan yang tumbuh oleh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 5,4%.
12,5%. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi
6,49
6,23
5,78
5,1
4,79
Rupiah mengalami penguatan pada bulan Desember ke level Rp13.397 per USD dibandingkan rata-rata
2015, seiring dengan menurunnya ketidakpastian di 2014 di posisi Rp11.863 per USD. Ke depannya, Bank
pasar keuangan global. Menurunnya ketidakpastian Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan
di pasar keuangan global terjadi setelah the Fed global, khususnya perkembangan ekonomi Tiongkok
memutuskan untuk menaikan Fed Fund Rate pada 17 dan harga komoditas, dengan tetap menjaga stabilitas
Desember 2015. Hal ini mendorong kembalinya aliran nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.
modal asing ke pasar surat berharga negara. Secara
rata-rata rupiah mencatat pelemahan pada 2015,
Meskipun pada Desember 2015 The Fed menaikkan depan akan menjadi salah satu pertimbangan BI
Fed Rate 0,25%, Bank Indonesia memutuskan untuk untuk melonggarkan kebijakan moneter, diantaranya
mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) tetap kemungkinan turunnya BI Rate, Giro Wajib Minimun
di level 7,50% stabil dari Februari 2015, dengan suku (GWM), dan LTV.
bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility
pada level 8,00%. BI akan terus mencermati pasar Berikut adalah perkembangan suku bunga acuan BI
keuangan global pasca kenaikan Fed Rate dan kondisi Rate dari tahun 2013-2015 yang ditunjukkan dengan
ekonomi domestik dalam jangka waktu ke depan. grafik berikut ini:
Perkembangan suku bunga The Fed pada tahun
9.00%
8.00%
7,50%
7.00%
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
Dec2013 Dec2014 Dec2015
Inflasi
Menjelang akhir tahun 2015, tingkat inflasi semakin ditetapkan BI yang sebesar 41% (YoY). Pencapaian
menurun. Setelah sempat berada dikisaran 6%-7% target tersebut karena pemerintah menjaga harga
sampai dengan Oktober 2015, inflasi Indonesia pada bahan bakar minyak (BBM) dan pemantauan ketat
bulan Desember 2015 tercatat sebesar 3,35% (YoY). terhadap harga bahan pokok. Ke depan, inflasi akan
Angka inflasi ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun dijaga pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan,
2014 yang sebesar 8,36% (YoY). Angka inflasi tersebut yaitu sebesar 41% pada 2016-2017 dan 3,51% pada
juga berada dalam kisaran sasaran inflasi 2015 yang 2018.
tahun inflasi tertinggi inflasi terendah inflasi awal tahun inflasi akhir tahun
Stabilitas Industri
Perbankan 2015
Angka perkiraan pertumbuhan kredit kalangan ekonomi global dan domestik, proses normalisasi
perbankan prediksi Bank Indonesia tumbuh 13,3% dari kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat
(yoy) dengan pertumbuhan DPK sebesar 15,2% (yoy). (The Fed), serta pelemahan harga-harga komoditas di
Sampai dengan bulan Desember 2015, pertumbuhan pasar global.
kredit perbankan tercatat sebesar 10,44% (YoY),
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Meski tumbuh melambat, secara umum stabilitas
kredit perbankan sepanjang tahun 2014 yang sebesar industri perbankan Indonesia tetap kuat, ditopang oleh
11,6%. Pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga (DPK) ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya
juga mengalami perlambatan sepanjang tahun 2015 kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan
lalu. Pertumbuhan aset perbankan sampai dengan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan
bulan Desember 2015 tercatat sebesar 9,2% (YoY), pasar yang cukup terjaga. Pada Desember 2015,
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan aset rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)
perbankan sepanjang tahun 2014 yang sebesar masih kuat pada level 21,4%, jauh di atas ketentuan
13.3% (YoY). Sementara itu, pada periode yang minimum 8%. Sementara itu, rasio kredit bermasalah
sama pertumbuhan DPK melambat dari 12,3% pada (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan berada
Desember 2014 menjadi 7,3% per Desember 2015. pada level 2,49% (gross).
Perlambatan beberapa indikator kinerja perbankan
tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan
Pembiayaan Mandiri Group berhasil menyalurkan pembiayaan untuk 198 ribu unit
rumah dan 495 ribu kendaraan bermotor.
Individual
21,39%
19,57% Perbankan
Nasional
Perbankan Nasional 18,13%
18,60
Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan nasional 16,60%
pada 2015 meningkat menjadi 21,39% dibandingkan
Bank Mandiri
2014 yang sebesar 19,57%. 14,93%
*Angka Bank
saja
3,08% Perbankan
Nasional
2,85%
Perbankan Nasional 2,32%
3,66%
Rasio Pengembalian terhadap Aset (ROA) perbankan 3,57%
Bank Mandiri
nasional pada 2015 turun menjadi 2,32% dari posisi
3,15% *Angka Bank
2,85% di 2014. saja
Perbankan
Nasional
81,49%
76,29%
Perbankan Nasional 74,10%
69,67%
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Bank Mandiri
64,98%
Operasional (BOPO) perbankan nasional meningkat 62,41% *Angka Bank
saja
menjadi 81,49% pada 2015 dari posisi 76,29% di 2014.
tinjauan bisnis
Bank Mandiri bertekad menjadi institusi keuangan ditopang kemajuan teknologi, kualitas manusia dan
terbaik di ASEAN dalam segi pelayanan, produk, imbal sinergi bisnis hingga ke perusahaan anak.
hasil kepada pemegang saham, dan manfaat yang
diterima oleh masyarakat secara luas. Keunggulan ini Mengawali transformasi Tahap III 2015-2020, segmen
dicapai dengan menyediakan layanan jasa dan produk bisnis Bank Mandiri difokuskan pada 3 (tiga) area
yang terintegrasi, solusi keuangan yang didasari oleh utama, yaitu:
pemahaman sektor industri yang mendalam dengan
Integrate
The Group
Wholesale Retail
Wholesale
A. Treasury
Sepanjang tahun 2015, Bank Mandiri telah 4. Mengembangkan Mandiri Retail Bonds dan
mengimplementasikan sejumlah Strategi terkait transaksi retail bond kepada nasabah.
pengembangan dan pemasaran Treasury, diantaranya
5. Mandiri e-fx (Electronic Trading Platform Bank
adalah:
Mandiri).
1. Menerbitkan Negotiable Certificate of Deposits.
6. Melakukan trading Interest Rate Swaps.
2. Mengembangkan Core System Treasury yang
7. Warehousing Surat Berharga bekerja sama
baru.
dengan Mandiri Sekuritas.
3. Mengembangkan System Monitoring FX
Underlying Transaction.
Sepanjang tahun 2015, Treasury Bank Mandiri berhasil 3. Pendapatan Net Interest Income yang terus
meraih beberapa pencapaian diantaranya adalah: meningkat dari tahun 2013 sampai 2015 dengan
1. Memperoleh award dari beberapa financial rata-rata peningkatan sebesar 58%.
institusi di luar negeri, antara lain:
Grafik Pendapatan Net Interest Income (Rp Miliar)
- Finance Asia : Best Foreign Exchange Bank in
Tahun 2013-2015
Indonesia 2015
- Alpha South East Asia : Best Foreign Exchange
Bank for Corporate & FI 2015
2.568,58
- The Asset Triple A : Best In Treasury and Work-
ing Capital SMEs 2015
- Asia Money : Best For FX Research & Market 2.081,25
Coverage 2015
- The Corporate Treasurer : Best Bank In
Indonesia 2015
1.070,15
(Treasury & Cash Management)
2. Pendapatan Fee Based Income dari tahun 2013 2013*) 2014*) 2015
hingga 2015 dengan rata-rata peningkatan 4. Total pendapatan yang terus meningkat dari
sebesar 18% tahun 2013 sampai tahun 2015 dengan rata-rata
peningkatan sebesar 29%.
Grafik Pendapatan Fee Based Income (Rp Miliar) Tabel Pendapatan Treasury (Rp Miliar)
Tahun 2013-2015 Tahun 2013-2015
2.963,25 5.532
2.167,93
2.119,40 4.257
3.310
*) Angka yang di sajikan merupakan hasil resegmentasi sesuai dengan perubahan struktur organisasi Perseroan pada bulan
Januari 2015
Sampai dengan akhir tahun 2015 berhasil memperoleh & Net Interest Income Rp2.569 miliar, dan memberikan
pendapatan sebesar Rp5.532 miliar, dengan rincian kontribusi laba sebesar Rp5.205 miliar.
pendapatan Fee Based Income sebesar Rp2.963 miliar
Pada tahun 2016, Treasury Bank Mandiri akan Bank Mandiri akan menambah layanan money changer
memperkuat core competency treasury Bank Mandiri di cabang Bank Mandiri di tahun 2016 menjadi 111
dan mengoptimalkan segala potensi transaksi di Mandiri Money Changer (MMC) dari sebelumnya 101
pasar. Treasury Bank Mandiri juga akan memperdalam MMC.
fokus transaksi dengan nasabah baik berupa transaksi
forex maupun transaksi surat berharga. Treasury Bank Mandiri akan meningkatkan kerjasama
dengan seluruh anak perusahaan Bank Mandiri untuk
Selain meningkatkan transaksi plain vanilla valuta secara terintegrasi meningkatkan transaksi surat
asing dengan nasabah, untuk memberikan layanan berharga. Ritelisasi surat berharga negara merupakan
yang lebih baik, Treasury Bank Mandiri membentuk salah satu program yang akan dilakukan Treasury
satu unit khusus bernama Treasury Solutions yang Bank Mandiri untuk meningkatkan pendapatan dari
akan memberikan solusi khusus atas transaksi surat berharga yang ujungnya dapat menggairahkan
treasury yang dibutuhkan nasabah terutama yang pasar obligasi di Indonesia.
terkait derivative atau hedging. Selain itu Treasury
IBFI bertanggung jawab atas pengembangan bisnis dapat tumbuh dan berkembang untuk memberikan
dengan institusi keuangan (bank dan non-bank) kontribusi maksimal bagi Bank secara keseluruhan
internasional dan domestik, termasuk didalamnya serta layanan Trust atau layanan penitipan dengan
Bank Pembangunan Daerah, perusahaan asuransi dan pengelolaan untuk mendukung program pemerintah
sekuritas serta lembaga penunjang pasar modal yang dalam mengakomodasi kebutuhan penitipan aset
aktif dan progresif. IBFI juga bertanggung jawab atas perusahaan minyak dan gas agar devisa hasil
kegiatan pengembangan dan supervisi kantor luar ekspornya dikelola dan disimpan oleh Bank yang
negeri (cabang Singapore, cabang Hongkong, cabang handal dan terpercaya dalam sistem perbankan
Shanghai, cabang Cayman Islands serta Bank Mandiri Indonesia.
(Europe) Limited sebagai perusahaan anak) agar
Dalam rangka mengembangkan Wholesale Transaction berhasil mempertahankan status sebagai bank
Banking, IBFI mendorong bisnis remitansi secara pembayaran KSEI untuk settlement transaksi pasar
lebih intensif, yang didukung dengan pengembangan modal periode tahun 2015 -2019 dengan tetap
produk-produk yang inovatif dan Strategi pemasaran mengandalkan kerjasama yang saling menguntungkan
yang ekspansif. Pada tahun 2015, Bank Mandiri dengan berbagai anggota bursa. Dalam implementasi
pemisahan rekening dana nasabah, IBFI juga terus Dana, Pengelolaan Dana Nasabah secara Individual
menggalang kerjasama dalam pembukaan rekening (PDNI) serta untuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
investor dengan anggota bursa. Disamping layanan Efek Beragun Aset (EBA). Layanan jasa Wali Amanat
kustodian umum untuk surat berharga domestik Bank Mandiri juga terus tumbuh dengan memberikan
maupun internasional, kustodian Bank Mandiri layanan di bidang pasar modal seperti escrow agent,
juga bertindak sebagai bank kustodian lokal untuk paying agent, security agent dan receiving bank bagi
Depositary Receipt, bank kustodian pengelola perusahaan yang akan melaksanakan penawaran
administrasi produk-produk investasi seperti Reksa umum atau Initial Public Offering (IPO).
21.071,61
Jumlah Penyerapan Dana IBFI (Rp Miliar) 19.921,98
Tahun 2013-2015
21.397,70
17.618,20
3.461,75
15.272,71 1.833,62
14.455,14 1.372,38
9.495,07
2011*) 2012*) 2013*) 2014*) 2015
3. Fee Based Income dan Net Interest Income IBFI 4. IBFI berhasil menguasai 14% market share
terus tumbuh dari tahun 2013 sampai dengan bisnis remitansi dari total volume perbankan
tahun 2015 seiring dengan pertumbuhan kredit nasional, 30% market share penempatan dana
dan dana dengan rata-rata pertumbuhan FBI Bank Pembangunan Daerah, 42% market share
sebesar 16% pertahun dan NII sebesar 32% layanan trustee domestik, 8% market share
pertahun yang didukung oleh penyaluran kredit layanan kustodian mutual fund, 18% market
oleh Kantor Luar Negeri sejak tahun 2014. share pengelolaan SUN dan 31% market share
Berikut perkembangan FBI dan NII dari tahun pengelolaan corporate bond, 17% market share
2013 sampai dengan tahun 2015: wali amanat obligasi, 25% market share agen
pemantau, 53% market share payment bank dari
Pertumbuhan FBI dan NII (Rp Miliar) sisi jumlah anggota bursa dan 42% market share
Tahun 2013-2015
payment bank dari sisi nilai transaksi.
1.055,79
614,25 876,97
540,41 581,50
437,04
FBI NII
*) Angka yang di sajikan merupakan hasil resegmentasi sesuai dengan perubahan struktur organisasi Perseroan pada bulan Januari 2015
Per 31 Desember 2015, IBFI mampu memberikan Rp1.637,30 miliar atau tumbuh sebesar 16% dari
kontribusi pendapatan kepada Bank Mandiri sebesar periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Bank Mandiri Segmen IBFI akan tetap fokus pada Non LC Trade Financing, yaitu fasilitas pembiayaan
usaha di bidang wholesale remittance, trade dan capital transaksi trade dengan underlying non LC kepada bank
market services yang akan dipasarkan dengan bundling koresponden.
product. Dengan aliansi yang saling mendukung antar
unit kerja di internal Bank Mandiri, tentunya diharapkan Strategi lainnya adalah dengan melakukan integrasi
lini bisnis yang ada bisa memberikan kontribusi agreement untuk produk-produk trade finance dan
yang maksimal bagi pendapatan Bank. Salah satu intensifikasi pemasaran produk-produk trade finance
pengembangan bisnis trade yang dilakukan adalah kepada bank koresponden. Di bidang pasar modal,
pengembangan sistem custody akan dilanjutkan (EBA) dan Reksa Dana akan terus dilakukan untuk
untuk menyesuaikan dengan regulasi-regulasi yang mendukung peningkatan market share dan pencapaian
baru terbit. Pengembangan bisnis dari layanan visi 2020 di bidang capital market. Pengembangan
jasa kustodian syariah maupun kelanjutan bisnis bisnis capital market juga akan dapat meningkatkan
layanan jasa bank kustodian untuk Efek Beragun Aset posisi Bank Mandiri sebagai leading counterparty
dengan nasabah Financial Institutions (bank dan non-
bank).
C. Mandiri Overseas Offices
Selain berperan aktif dalam pengelolaan fungsi dari masing-masing Kantor Luar Negeri tersebut
treasury, correspondent banking dan capital market menjadi:
services, Treasury & Markets juga bertanggung 1. Bank Mandiri Singapore sebagai Financial Hub.
jawab atas kegiatan pengembangan dan supervisi
2. Bank Mandiri Hong Kong sebagai International
Kantor Luar Negeri Bank Mandiri yang berfokus pada
Trade Hub .
segmen wholesale yaitu di Singapore, Hong Kong,
Shanghai, Cayman Islands dan London (Bank Mandiri 3. Bank Mandiri Shanghai sebagai Renminbi
(Europe) Limited). Melalui global Strategi Follow Center untuk transaksi dari Indonesia.
the Trade, Follow the People, Kantor Luar Negeri Pada tanggal 29 Desember 2015, Bank Mandiri
Bank Mandiri berkomitmen untuk tumbuh bersama cabang Shanghai juga telah berhasil memperoleh
nasabah Indonesia dengan menyediakan berbagai Renmimbi license dari otoritas setempat dan
macam alternative cross border product/services
menjadikan Bank Mandiri sebagai satu-satunya
untuk menjawab kebutuhan transaksi internasional
bank Indonesia di China yang dapat melayani
nasabah.
kebutuhan transaksi Renminbi nasabah secara
Luar Negeri Bank Mandiri antara lain: 4. Bank Mandiri Cayman Island sebagai
1. Solusi pembiayaan: Kredit Modal Kerja, Kredit perpanjangan liquidity management Bank
2. Deposit products: giro, deposito, settlement bagi grup usaha Bank Mandiri di pasar Eropa.
2. Pengembangan layanan Renminbi, antara lain 4. Peningkatan pangsa pasar remittance dengan
berupa penyaluran fasilitas kredit dan trade launching kerjasama antara Bank Mandiri
financing dalam valuta Renminbi melalui Bank Remittance Hong Kong dengan lebih dari 900
Mandiri Hong Kong serta proses peningkatan outlet 7-Eleven
license transaksi Renminbi Bank Mandiri 5. Peningkatan volume transactional banking
Shanghai. dengan berbagai penawaran produk treasury dan
3. Optimalisasi pengelolaan likuiditas melalui trade 2015
berbagai instrumen keuangan.
37,84
7%
37,18 BMSH 7%
29,37 BMSG
BMHK 35%
38%
BMCI
BMEL
12%
2. Kantor Luar Negeri Bank Mandiri sampai dengan Total Kredit (Rp triliun)
Tahun 2013-2015
Desember 2015 berhasil menyalurkan kredit
sebesar Rp23,4 triliun meningkat 14% sebesar
Rp2,65 triliun dibandingkan tahun 2014.
21,07
18,42
11,74
Corporate Banking
Tahun 2015 adalah tahun yang cukup menantang bagi perubahan internal, diantaranya dengan meleburnya
Bank Mandiri pada umumnya dan Corporate Banking Institutional Banking dan Corporate Banking untuk
pada khususnya. Tahun 2015 telah menjadi awal memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai market
dilaksanakan Transformasi Tahap Ketiga (2015 leader dalam bisnis perbankan korporasi di Indonesia.
2020), dimana Bank Mandiri bertujuan untuk menjadi Dengan peleburan tersebut, sejak awal tahun 2015
salah satu bank yang paling terkemuka tidak hanya di Corporate Banking kembali melayani seluruh nasabah
Indonesia tetapi juga di tingkat regional. segmen korporasi, baik perusahaan swasta maupun
BUMN dan Kementerian / Lembaga.
Corporate Banking siap mendukung proses
transformasi tersebut dengan melakukan beberapa
3. Mengembangkan channel penerimaan iuran ruas Medan Tebing Tinggi Kualanamu dan
untuk program BPJS Kesehatan dan bekerjasama pembangunan tambahan ruas tol di Jawa Timur
dengan mitra Payment Point Online Bank (PPOB). dengan ruas Gempol Pandaan.
4. Mendukung transaksi dalam sektor healthcare 2. Pembangunan lintasan & prasarana Kereta Api
dengan melaksanakan implementasi Mandiri Bandara Soekarno Hatta.
Aplikasi Rumah Sakit (MARS) untuk memberikan 3. Pembangunan pelabuhan laut Belawan Fase 2 di
kemudahan dalam pembayaran dan monitoring. Sumatera Utara dan pengembangan pelabuhan
di Makassar.
Bank Mandiri melalui Corporate Banking juga
4. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
turut mendukung program pemerintah dalam hal
pembangunan infrastruktur. Sampai dengan tahun di Teluk Balikpapan di Kalimantan Timur.
Jumlah Kredit
Walaupun dihadapkan dengan kondisi ekonomi Corporate Banking
nasional dan global yang kurang baik, termasuk
menurunnya harga beberapa komoditas, pada tahun
2015 Corporate Banking berhasil mencatat beberapa 196.591
pencapaian yang baik, antara lain :
172.115
1. Pertumbuhan Kredit Corporate Banking 163.759
154.150
140.865
125.423
62.797
91.352
Sepanjang tahun 2015 Corporate Banking berhasil Bisnis Corporate Banking berkontribusi dalam laba
memperoleh pendapatan sebesar Rp8.102 miliar bersih Bank Mandiri tahun 2015 sebesar Rp7.684
dengan pendapatan utama berasal dari bisnis miliar meningkat 27,6% dibandingkan tahun 2014
kredit sebesar Rp4.661 miliar atau 60,1% dari total sebesar Rp7.401 miliar.
pendapatan yang diperoleh Corporate Banking. Selain
itu ada pula pendapatan yang berasal dari fee based
income dan transaksi sebesar Rp1.418 miliar.
Corporate Banking akan terus memantapkan 2. Peningkatan efektivitas CCT (Client Coverage
posisinya sebagai market leader pembiayaan Team) agar dapat menjadi business partner
korporasi Indonesia, mendukung program-program
dan ber ko-kreasi dengan nasabah Corporate
pemerintah (baik dalam hal pembiayaan, transaksi,
Banking untuk memberikan solusi bisnis terbaik.
maupun penyaluran dana proyek pemerintah), serta
memberikan solusi transaksi yang telah disesuaikan 3. Memperdalam hubungan dan koordinasi
dengan kebutuhan nasabah. serta aliansi dengan Kantor Wilayah & Anak
Perusahaan.
Pad a tah u n 2 0 1 6 , C o r p o r a t e B a n k i n g a ka n 4. Peningkatan efektivitas penggunaan CBIC untuk
menjalankan Strategi Wholesale Strategy Corporate lebih mendukung kinerja Relationship Manager
Plan Bank Mandiri dengan Strategi utama deepen
5. Peningkatan kualitas Relationship Manager agar
client relationship, melalui implementasi business
dapat memberikan pelayanan yang prima dan
process re-engineering dan peningkatan kapabilitas
sumber daya Corporate Banking. solusi bisnis yang lebih baik kepada nasabah
Corporate Banking.
Beberapa inisiatif strategis yang akan dikembangkan
di Corporate Banking pada tahun 2016 :
1. Implementasi Business Process Re-Engineering
untuk meningkatkan kenyamanan dan kecepatan
pelayanan kepada nasabah.
Mandiri DPLK
Untuk melengkapi portfolio produk yang ditawarkan industri DPLK terlihat dari pertumbuhan total Asset
dalam konsep one stop financial services, Corporate Under Management (AUM) berada diatas rata-rata
Banking juga membawahi Mandiri Dana Pensiun industri DPLK yaitu sebesar Rp. 4,87 T pada tahun
Lembaga Keuangan (Mandiri DPLK) sebagai entitas 2015 atau meningkat sebesar 33,7% year-on-year (YoY)
terafiliasi sejak tahun 2011. Selain menyelenggarakan dimana rata rata industri sebesar 21% YoY. Mandiri
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, DPLK berhasil menjadi peringkat ke-3 pada Desember
karyawan dan pekerja mandiri, pada tahun 2013 2015, naik dua peringkat dari posisi ke-5 ditahun 2014.
Mandiri DPLK telah disetujui untuk dapat mengelola Selain itu, market share naik dari 9,2% ditahun 2014
Dana Cadangan Pesangon (Program Pensiun menjadi 10,2% ditahun 2015 di industri DPLK.
Untuk Kompensasi Pesangon PPUKP) karyawan.
Dalam menginvestasi iuran peserta, Mandiri DPLK Tahun 2015, Mandiri DPLK kembali mengikuti Annual
mempunyai 5 (lima) paket investasi yang dapat Report Award untuk Laporan Keuangan Tahun 2014
dipilih peserta yaitu Investasi Pasar Uang, Investasi Kategori Dana Pensiun yang diselenggarakan oleh
Pendapatan Tetap, Investasi Saham, Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada ajang tersebut,
Kombinasi dengan pilihan Kombinasi serta Investasi Mandiri DPLK mampu bersaing dengan sangat baik di
Syariah. Kategori Dana Pensiun yang dibuktikan menjadi Juara
Kedua pada Annual Report Award tersebut.
Sampai dengan 31 Desember 2015 (unaudited),
Mandiri DPLK telah tumbuh paling agresif diantara
Commercial Banking
Segmen Commercial mengelola nasabah-nasabah Tahun 2015 merupakan tahun pertama Bank Mandiri
perusahaan/institusi besar yang membutuhkan mengimplementasikan Corporate Plan Tahap III
layanan perbankan yang tidak terlalu kompleks. (2015-2020). Commercial Banking pada tahun
Commercial Banking di tahun 2015 tetap 2015 tetap meneruskan tahap Profitability Building
konsisten menerapkan tema strategis yaitu Total yang telah dibangun sejak tahun 2013, meskipun
Solutions(Solusi Menyeluruh) untuk nasabah menghadapi tantangan perekonomian yang kurang
segmen Commercial Banking. Total Solutions kami mendukung sepanjang tahun 2015. Strategi yang
representasikan dalam pemberian solusi terbaik ditempuh menitikberatkan pada tiga hal utama, yaitu
dalam bentuk bundling produk asset, liabilities dan mendorong peningkatan likuiditas bank, memperbaiki
fee based sesuai dengan kebutuhan nasabah dengan kualitas aktiva produktif (dalam hal ini kualitas kredit)
didukung pemanfaatan sistem e-Channel dengan dan meningkatkan margin. Untuk itu, inisiatif yang
tujuan menyasar dana murah dan fee based income dikembangkan fokus pada inisiatif pertumbuhan
dari produk-produk beresiko rendah. di sektor selektif dengan tetap menjaga tingkat
kualitas aset dan membangun kemampuan marketing
Relationship Manager (RM) secara komprehensif
melalui program coaching dan training yang terencana
dan terukur.
lebih fokus untuk menggarap sumber CASA management, trade finance dan bank garansi.
pendukung di setiap wilayah, dimana pada Sarana yang digunakan untuk monitoring
tahun 2015, Commercial Banking melakukan prospek nasabah adalah sistem Pipeline
program peningkatan CASA di sektor prioritas management yang terintegrasi di lingkungan
diantaranya port (pelabuhan), healthcare Direkorat Commercial Banking. Untuk
(kesehatan), industri semen, telekomunikasi, mengeksekusi pipeline tersebut Commercial
oil & gas (migas), perkebunan dan Fast Banking menggunakan disiplin eksekusi (4
Moving Consumer Goods (FMCG). Inisiatif Diciplines of Execution).
yang dilakukan adalah terhadap nasabah b. Inisiatif mid-end
besar dan kompleks (nasabah kategori tier
Inisiatif mid-end bertujuan untuk melakukan
I) ditawarkan paket solusi transaksi dan
perbaikan proses monitoring atas portofolio
layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
yang dikelola. Beberapa inisiatif yang
nasabah (customized solutions). Sedangkan
dilaksanakan Commercial Banking
untuk nasabah lainnya ditawarkan produk/
diantaranya :
solusi transaksi yang lebih bersifat standar.
1) Implementasi Covenant Day, merupakan
c. Program peningkatan CASA dari nasabah
aktivitas yang bertujuan untuk
utama (anchor) dan bisnis turunannya
mendorong perilaku disiplin dalam hal
Sebagian besar bisnis turunan (value chain) melakukan pengecekan pemenuhan
dari nasabah anchor adalah nasabah segmen ketentuan, syarat, dan covenant yang
Commercial Banking. Hal ini menjadikan telah ditetapkan dalam pemutusan
potensi bisnis yang besar di sisi peningkatan fasilitas kredit/kerjasama, selain itu
CASA bagi Commercial Banking. Beberapa covenant day ini dilaksanakan dalam
inisiatif yang dilakukan di Commercial rangka menjaga ketertiban dokumentasi
Banking adalah mengembangkan solusi kredit, menjaga kedisiplinan monitoring
Distributor/Supply Chain Financing kepada kredit, dan menjaga kualitas portofolio
nasabah value chain. Program ini bertujuan kredit. Kegiatan ini dilakukan setiap 3
untuk meningkatkan wallet share nasabah bulan sekali dengan mengikutsertakan
khususnya dana murah, fee based income 3 pilar yaitu Business Unit, Risk Unit, dan
dan bisnis turunan dari value chain-nya. Credit Operation.
Dengan demikian, aliran arus dana nasabah
2) Pelaksanaan Watchlist, yaitu melakukan
dan value chain dilakukan dalam bentuk
monitoring terhadap nasabah yang
transaksi di Bank Mandiri.
masuk dalam kategori Watchlist yang
2. Program perbaikan kualitas aset didasarkan dari aspek kemampuan
Prioritas kedua Strategi Commercial Banking membayar, kinerja usaha dan prospek
adalah menjaga kualitas aset segmen usaha yang selanjutnya dilakukan
Commercial. Beberapa inisiatif yang dilakukan penanganan secara ketat untuk
ditindaklanjuti.
adalah :
c. Inisiatif back-end
a. Inisiatif front-end
Inisiatif back-end bertujuan untuk melakukan
Inisiatif front-end bertujuan untuk melakukan
perbaikan proses penagihan terhadap kredit
perbaikan kualitas setiap prospek nasabah,
bermasalah, bersama Wholesale Recovery
melalui tahapan pembahasan bersama
Group membentuk tim ad hoc penagihan
antara Unit Bisnis dan Unit Risk sehingga
atas debitur Non Performing Loan.
dapat dijaga risk appetite sesuai level yang
diinginkan.
Komposisi Dana
8.561
Pihak Ketiga
(Rp miliar)
Giro 16.949
38.120
Tabungan
Deposito
2. Kredit yang disalurkan Commercial Banking berada pada level 2,64% yang berarti kredit
tahun 2015 sebesar Rp160,6 triliun meningkat macet masih dapat dikendalikan dengan baik.
12,5% dibandingkan tahun 2014. Tingkat NPL
gross Commercial Banking pada tahun 2015
2,64%
160.621
142.758
0,91%
3. Fee based income dari Commercial Banking Pencapaian fee based income tahun 2015 sebesar
didukung oleh perolehan fee based income Rp1,2 triliun meningkat 48,1% dibandingkan
dari transaksi terkait kredit, disamping tahun 2014.
juga dari transaksi wholesale, yaitu produk
Cash Management, Bank Garansi dan Trade.
Pada tahun 2015 Commercial Banking berhasil Banking di tahun 2015 tersebut tidak terlepas dari
memperoleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp7,0 penetapan target dan program kerja yang jelas, disiplin
triliun, pendapatan operasional lainnya sebesar implementasi dan koordinasi yang baik dengan Risk
Rp1,2 triliun, dan memberikan kontribusi laba ke Management dan Credit Operations sebagai bagian
Bank Mandiri sebesar Rp4,5 triliun. Pencapaian dan dari 3 Pilar.
peningkatan berbagai kinerja keuangan Commercial
Tahun 2016 merupakan tahun ke 2 implementasi debitur Large Commercial Banking dengan limit
Corporate Plan Bank Mandiri tahap III (2015-2020). eksposure > Rp1 triliun yang tersebar di seluruh
Untuk menunjang pencapaian Corporate Plan tahun wilayah Indonesia dan mendukung penanganan
2020 Commercial Banking menyusun program
Debitur Large Commercial dalam rangka
atau inisiatif yang fokus dalam memetakan alur
menerapkan prinsip deepening client relationship,
transaksi, memahami kebutuhan produk nasabah
meliputi Asset Product, Liabilities Product dan Fee
& mengidentifikasi peluang bisnis; membuat target
Based Product.
bisnis, strategi dan action plan, termasuk merancang
solusi, joint account & marketing plan; monitoring atas 2. Pengembangan Jaringan Kantor
pelaksanaan eksekusi bisnis sesuai action plan. Merupakan inisiatif mengembangkan span
of control, meningkatkan fungsi monitoring
Strategi Commercial Banking merupakan bagian dari
terhadap account di wilayah Medan, Palembang
wholesale strategy Corporate Plan Bank Mandiri dengan
dan Surabaya serta meningkatkan pelayanan
strategi utama adalah deepen client relationship.
terhadap proses kredit di wilayah Papua.
Inisiatif strategis yang akan dikembangkan di
Commercial Banking di tahun 2016 yaitu :
1. Penanganan Debitur Large Commercial Banking
Merupakan inisiatif yang fokus menangani
Retail
Consumer Banking
Bank Mandiri menyediakan berbagai produk Selain itu, mendapatkan fasilitas tambahan
perbankan bagi nasabah retail untuk kebutuhan berupa Mandiri Debit Card, Mandiri Internet,
konsumsi dan investasi melalui bisnis Consumer Mandiri Mobile SMS dan Mandiri ATM yang
Banking yang diantaranya: mudah ditemukan di banyak tempat, sehingga
1. Mandiri Tabungan kita tidak kesusahan jika ingin menarik uang
Bank Mandiri adalah salah satu bank di Indonesia tunai.
yang memiliki reputasi baik dan terpercaya, Produk Mandiri Tabungan terdiri dari beragam
menawarkan salah satu produk unggulannya, varian sesuai dengan kebutuhan nasabah, yaitu
Mandiri Tabungan. Produk Tabungan adalah Mandiri Tabungan Bisnis, Mandiri Tabungan
bentuk simpanan dana dimana penarikan Rencana, Mandiri Tabungan Investor, Mandiri
uangnya dapat dilakukan setiap saat dengan Tabungan Haji, dan Mandiri Tabungan Valas.
menggunakan media tertentu, tapi tidak dapat
menggunakan biyet giro, cek ataupun alat-alat
2. Mandiri Giro
lainnya yang sama.
Bank Mandiri menawarkan transaksi perbankan
Produk Tabungan dapat dibuka dengan
menguntungkan melalui Mandiri Giro.
persyaratan yang sangat mudah dan sederhana.
Sepanjang tahun 2015, Bank Mandiri telah baik. Bank Mandiri terus menyebarkan semangat
mengimplementasikan sejumlah strategi terkait
kewirausahaan. Program yang digelar bersama
pengembangan bisnis segmen Consumer Banking,
Mandiri University sejak 2011 ini telah melatih
diantaranya adalah:
8.377 buruh migran yang tersebar di Hongkong,
1. Mandiri Tabungan Simpel, 16 September Malaysia dan Korea Selatan untuk berwirausaha.
2015 diluncurkan produk ini yang merupakan
tabungan untuk siswa yang diterbitkan secara
3. Integrasi Loyalty Program, Loyalty Program
nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan
Bank Mandiri Fiestapoin pada tahun 2015
persyaratan mudah dan sederhana serta fitur
juga dapat menggunakan Kartu Kredit baik
yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi
untuk mendapatkan fiestapoin atau untuk
keuangan untuk mendorong budaya menabung
menggunakan fiestapoin sebagai diskon dengan
sejak dini.
merchant-merchant ternama.
5. Kerjasama Remitansi dengan Seven Eleven 7. Bank Mandiri menjadi Agen Penjual Obligasi
Hongkong, PT Bank Mandiri Tbk berkomitmen Negara Ritel dan Sukuk Ritel 2015, dengan
untuk memudahkan masyarakat Indonesia di realisasi penjualan ORI-012 sebesar Rp 3.64
luar negeri untuk mengirimkan uang ke Tanah Triliun atau 131% dari kuota yang ditentukan
Air. Memenuhi komitmen tersebut Bank Mandiri oleh Kemenkeu yang sebesar Rp 2.77 Triliun,
bekerjasama dengan The dairy Farm Company dan penjualan SUKUK SR-007 sebesar Rp 1.34
limited, pengelola 7-eleven di Hong Kong, Triliun atau 108% dari kuota yang ditentukan
untuk menerima setoran pengiriman uang dari oleh Kemenkeu sebesar Rp 1.24 Triliun.
masyarakat Indonesia. Kolaborasi antara Bank
Mandiri dengan 7-Eleven yang saat ini memiliki
8. Pemasaran produk-produk Consumer Loan
lebih dari 900 gerai ini dapat memberikan solusi
baik Mandiri KPR, KPR Multiguna, maupun
bagi sekitar 150.000 Buruh Migran Indonesia
KTA kepada nasabah melalui aliansi dan
dalam mengirimkan uang ke keluarga di Tanah
berkoordinasi dengan Wilayah/Area/Cabang.
Air. Melalui kerjasama ini, masyarakat Indonesia
Sampai dengan TW IV/2015, jumlah nasabah
yang ingin mengirimkan uang tidak perlu datang
untuk produk Consumer Loan tumbuh hingga 2x
dan mengantri di kantor bank, tetapi cukup
dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui
menunjukkan kartu pembayaran yang diterbitkan
target yang telah ditetapkan.
dan diperoleh dari Bank Mandiri di seluruh gerai
7-Eleven di Hongkong.
9. Pengembangan Bisnis Credit Card, diantaranya:
a. Memperluas channel akuisisi dengan
6. Peluncuran Re-Branding Bisnis Wealth
menambah rekan Co-branding strategis,
Management. Pada awal tahun 2015 dilakukan
antara lain bekerjasama dengan Bank BPD
peluncuran kartu debit Mandiri Prioritas dan seperti BPD Jateng dan Bank Jabar Banten.
Mandiri Private. Hal ini menandakan peluncuran
b. Inovasi produk segmen high networth
segmentasi baru nasabah segmen Wealth. dengan peluncuran Mandiri kartu kredit Visa
Peluncuran tersebut dilakukan pada acara Signature dan Mastercard World Elite dengan
Beyond Wealth dengan Raline Shah sebagai target nasabah prioritas dan private banking.
brand ambassador. c. Meningkatkan pangsa pasar produk busi-
ness card dengan memanfaatkan potensi
nasabah dan/atau debitur Business and Com-
mercial Banking dengan produk Business Card
dan Distribution Card.
Sepanjang tahun 2015, Bank Mandiri berhasil meraih 2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Consumer
beberapa pencapaian di segmen consumer banking Banking
diantaranya adalah:
Total DPK Consumer Banking per Desember
1. Memenangkan beberapa Penghargaan: 2015 mencapai Rp 247 Triliun, tumbuh sebesar
a.
Asian Banker Award 2015 kategori Best Retail Rp 10,2 Triliun atau 4,3% dibandingkan posisi 31
in Indonesia. Desember 2014. Komposisi dana pihak ketiga
b. Asian Banking and Finance Retail Award 2015 tahun 2015 terdiri dari giro 0,95%, tabungan
kategori Best Domestic Retail Bank dan Best 60,71%, dan deposito 38,34%.
Credit Card Initiatives.
c. Best Private Bank in Indonesia 2015 dari
Jumlah Dana Pihak Ketiga Consumer Banking
Finance Asia untuk 5 tahun berturut-turut (Rp miliar)
d. Best Private Bank in Indonesia 2015 dari The
Banker Global Wealth Management untuk
3 tahun berturut turut. 246.983
e. Best Private Wealth Management Bank untuk
7 tahun berturut-turut dari Alpha South East
Asia
f. Best Debit Issuer Visa Indonesia Bank Award 237.453
dari VISA
g. Agen Penjual Terbaik Obligasi Negara Ritel 2014*) 2015
ORI011 dan Agen Penjual Terbaik Saving
Bonds Ritel SBR 001 dari Kementerian
Komposisi Dana 2.350
Keuangan RI. Pihak Ketiga
(Rp miliar)
h. Award Residence Award 2015, sebagai
Layanan KPR Paling Inovatif, dari Majalah Giro
Residence Indonesia 94.695
Tabungan
i. Award Housing Estate Award 2015, sebagai 149.938
Deposito
The Highest Growing Bank on Secondary
Market Mortgage dari Majalah Housing
Estate.
72.250 1,94%
64.706 1,76%
Sampai dengan akhir tahun 2015 berhasil memperoleh dan menghasilkan margin kontribusi hingga Rp14,1
pendapatan bunga bersih sebesar Rp11,7 triliun, triliun.
pendapatan operasional lainnya sebesar Rp6,3 triliun
Fokus pelayanan Micro and Business Banking 3. Kredit Program Business Banking
adalah kemajuan usaha mikro dan kecil. Bank Kredit Program merupakan pelaksanaan dari
Mandiri menyediakan dukungan dan kemudahan penunjukan Pemerintah kepada Bank Mandiri
bagi aktivitas usaha mikro dan kecil dengan berbagai
sebagai Bank Penyalur kredit program. Layanan
layanan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan
Kredit Program Business Banking ini berbentuk
usaha, untuk keperluan investasi, modal kerja, dan
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E),
serbaguna. Produk/jasa Micro and Business Banking
Kredit Pengembangan Energi Nabati Revitalisasi
terdiri dari:
Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan
1. Kredit Usaha Tunai Business Banking
Sapi (KUPS), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kredit Usaha Tunai adalah fasilitas kredit
yang diberikan dalam bentuk tunai atau
4. Produk Dana
pemindahbukuan dan secara efektif merupakan
hutang debitur kepada Bank. Bentuk kredit yang Produk Dana segmen Retail Bank Mandiri terdiri
diberikan sangat beragam, diantaranya Mandiri dari Mandiri Giro, Mandiri Tabungan Bisnis,
Kredit Modal Kerja, Mandiri Kredit Investasi, Mandiri Deposito, dan Mandiri Tabungan Rencana
Mandiri Kredit Agunan Deposito, Mandiri Kredit Replanting, dan Mandiri TabunganMU (Mitra
Usaha Produktif dan skim pembiayaan pada Usaha). Segmentasi nasabah produk dana Micro
sektor ekonomi unggulan. 14 sektor ekonomi & Business Banking yaitu nasabah perorangan,
prioritas, yaitu healthcare, FMCG (fast moving koperasi, nasabah perkebunan plasma, nasabah
consumer goods), telekomunikasi, oil & gas, KUR (Kredit Usaha Rakyat) retail non BPR (Bank
plantation, airlines, tobacco, IT (information & Perkreditan Rakyat), nasabah KUK (Kredit Usaha
technology), government, media, construction, Kecil), nasabah KAD (Kredit Agunan Deposito)
education, textiles dan road & rail. Perorangan, nasabah dana perorangan lainnya,
dan nasabah KUR Mikro.
(kesanggupan untuk melakukan pembayaran Mikro bagi nasabah yang membutuhkan Kredit
di kemudian hari) sehingga tidak dilakukan Investasi (KI) dan atau Kredit Modal Kerja (KMK)
penarikan tunai atau pemindahbukuan. Produk/ untuk pengembangan usaha produktif maupun
layanan dari kredit ini terdiri dari Produk Impor konsumtif skala mikro. Fasilitas pembiayaan ini
& Trust Receipt, Surat Kredit Berdokumen Dalam dapat diberikan kepada semua pemilik usaha
Negeri (SKBDN), Forfaiting dan Bank Garansi. mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk
perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan
(seperti pedagang, petani, peternak, dan
nelayan).
Sepanjang tahun 2015, Bank Mandiri telah bilyet giro (BG) dari rekening pinjaman
mengimplementasikan sejumlah Strategi terkait dan memperoleh reward berupa 2 (dua)
pengembangan dan pemasaran Micro and Business buah buku cek/bilyet giro gratis per
Banking, diantaranya adalah: bulan dalam periode waktu yang telah
A. Business Banking ditentukan.
Bank Mandiri, terdiri dari FMCG rata setiap akhir bulan. Tujuan program
(Fast Moving Consumer Goods), oil & ini adalah untuk meningkatkan motivasi
gas, telecommunication, konstruksi, pegawai dalam mengejar nasabah baru
healthcare, road & rail, plantation, airlines, TabunganMU dan dapat mencapai target
tobacco, IT (information & technology), TabunganMU.
government, media, education dan textiles. c. Mandiri Sumber Rezeki
Sepanjang tahun 2015, Business Program hadiah khusus TabunganMU
Banking Bank Mandiri fokus melakukan dan Tabungan AGF yang ditujukan
pembiayaan kepada 6 sektor, untuk meningkatkan loyalitas nasabah
yaitu FMCG, oil & gas, konstruksi, eksisting sehingga bersedia menambah
telekomunikasi, healtcare dan road & rail. saldonya sekaligus menjadi daya tarik
Pada setiap segmen tersebut, Bank untuk akusisi nasabah baru, pemberian
Mandiri telah mengembangkan alur kerja hadiah berdasarkan jumlah poin yang
yang rinci dengan skema kredit khusus, dihitung berdasarkan kelipatan saldo
persyaratan kredit yang dibakukan untuk rata-rata tabungan pada akhir bulan
menciptakan proses aplikasi kredit yang yang tujuannya adalah meningkatkan
cepat, lebih baik dan nyaman bagi calon saldo tabunganMU.
debitur.
B. Micro Banking
2. Strategi peningkatan kredit segmen Micro
1. Strategi Peningkatan TabunganMU: Banking:
a. WIRA (Wireframe Integrator for Referral a. WIRA (Wireframe Integrator for Referral
and Acquisition) TabunganMU and Acquisition) Kredit
Dalam rangka mendukung pencapaian Dalam rangka mendukung pencapaian
target tabungan Micro Banking, Bank target kredit Micro Banking, Bank Mandiri
Mandiri melakukan strategi pemberian melakukan strategi pemberian referral
referral oleh pegawai Bank Mandiri oleh pegawai Bank Mandiri dengan
dengan menggunakan aplikasi khusus menggunakan aplikasi khusus berbasis
berbasis WEB dan bagi pegawai yang WEB dan bagi pegawai yang referral-
referral nya disetuju akan mendapatkan nya disetujui akan mendapatkan reward
reward dalam bentuk fiesta point, tujuan dalam bentuk fiesta point, tujuan program
program ini adalah untuk meningkatkan ini adalah untuk meningkatkan cross-
cross-selling antar pegawai dari selling antar pegawai dari segmen yang
segmen yang berbeda dan mendukung berbeda dan mendukung pencapaian
pencapaian target TabunganMU. target Kredit (KUM atau KSM).
b. Sistem Monitoring Akuisisi Harian b. Micro Racing Competition
TabunganMU (SMASS)
Dalam rangka meningkatkan pencapaian
Program insentif bagi pegawai target kredit Micro Banking, Bank Mandiri
Bank Mandiri berbasis WEB yang membuat sebuah program peningkatan
khusus untuk meningkatkan volume produktifitas dan kualitas dengan model
TabunganMU Non AGF (Auto Grab Fund) perhitungan poin yang didasarkan
dengan metode perhitungan insentif kepada pencairan kredit baru, rasio
yang terbagi menjadi 2 (dua) tiering yaitu tabungan AGF dan suku bunga kredit
NOA (Number of Account) dan saldo rata- yang diberikan. Peserta program ini
102.961 3,70%
2,81%
90.473
2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Micro and 10,49% dibandingkan tahun 2014. Komposisi
Business Banking DPK Micro & Business Banking pada tahun 2015
Micro & Business Banking pada tahun 2015 didominasi oleh CASA, yaitu tabungan sebesar
berhasil meningkatkan jumlah DPK segmen 58,01% dan giro sebesar 26,00%, sementara
UMKM sebesar Rp13.585 miliar atau tumbuh deposito sebesar 15,99%.
143.030
37.191
129.445
82.972
22.866
2014*) 2015
*) Angka yang di sajikan merupakan hasil resegmentasi sesuai dengan
perubahan struktur organisasi Perseroan pada bulan Januari 2015
Giro Tabungan Deposito
Sepanjang tahun 2015, Micro & Business Banking lainnya sebesar Rp. 2.068 miliar dan memberikan
berhasil memperoleh pendapatan bunga bersih kontribusi laba ke Bank Mandiri sebesar Rp. 7.155
sebesar Rp. 11.923 miliar, pendapatan operasional miliar.
Strategy Corporate Plan Bank Mandiri adalah a. Intensifikasi pertumbuhan CASA debitur
menjadi bank pilihan utama untuk segmen UKM eksisting melalui PINTAR & MAPAN dan
4. Optimalisasi KUM Transaksional untuk dapat 5. Penggunaan teknologi finger print sebagai
mendukung kinerja portfolio kredit mikro alat untuk meningkatkan keamanan dalam
melalui value-chain dari nasabah segmen proses pemberian kredit segmen mikro.
Corporate Banking maupun Commercial 6. Menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Banking. dalam rangka mendukung program
pemerintah Republik Indonesia.
Pada awal tahun 2015 telah dilakukan proses Guna mewujudkan visi Bank Mandiri untuk mejadi The
penyelarasan organisasi di Kantor Pusat dan Best Bank in ASEAN di 2020, selama 2015 Distributions
Region melalui implementasi Distribution Network melakukan berbagai inisiatif strategis baru yang telah
Transformation. Penyelarasan tersebut bertujuan menghasilkan pencapaian yang membanggakan
untuk mengintegrasikan seluruh segmen bisnis dan baik dari sisi pangsa pasar, komposisi pendanaan,
perusahaan anak sehingga dapat meraih potensi fee-based income, basis nasabah, jumlah transaksi,
bisnis lebih optimal, diantaranya melalui penguatan dan cakupan distribusi. Berbagai pencapaian baru
peran 12 Region untuk meningkatkan penetrasi tersebut tetap berhasil diraih di tengah ketatnya
seluruh segmen bisnis di Region. Sebagai bentuk persaingan bisnis dan berbagai tantangan kondisi
supervisi dari 12 Region tersebut, maka dibentuklah ekonomi dan politik yang harus dihadapi.
Distributions yang fokus dalam mendorong
regionalisasi bisnis dengan cara integrasi seluruh
segmen bisnis dan perusahaan anak.
Pada tahun 2015, Distributions terus berupaya Dengan adanya aliansi tersebut, diharapkan
menjadi yang terbaik melalui penerapan berbagai Bank Mandiri terus mampu mendominasi
inisiatif strategis. Inisiatif strategis tersebut pasar, baik dari retail payment & deposit maupun
diantaranya adalah: wholesale transaction.
1. Memperluas jaringan dengan menambah 38 3. Mendorong budaya cross-sell, baik antar unit
kantor cabang, 100 kantor cabang mikro, dan 3 kerja yang menangani segmen retail dan
priority outlet sehingga jumlah cabang mencapai wholesale, termasuk perusahaan anak.
1.456 kantor cabang, 994 kantor cabang mikro,
4. Menjaga dan meningkatkan kualitas layanan
dan 58 priority outlet.
The Best Service Excellence di seluruh lini depan
2. Meningkatkan aliansi dan sinergi dengan seluruh bisnis Bank Mandiri.
segmen bisnis dan anak perusahaan dengan
mengoptimalkan jaringan distribusi di Region.
Pada tahun 2015 Distributions dihadapkan pada Bank Mandiri juga terus meningkatkan pelayanan
berbagai tantangan bisnis dan kondisi ekonomi yang terhadap nasabah mikro dengan penambahan jumlah
cukup menantang, namun demikian pencapaian yang jaringan sehingga jumlahnya menjadi 1.427 unit Mikro,
dihasilkan sangat signifikan. Pencapaian ini dapat 994 kantor Cabang Mikro, dan 7 kantor kas Mikro pada
diraih oleh Distributions dengan salah satu Strategi tahun 2015.
utama yaitu perluasan jaringan.
Bank Mandiri juga memiliki jaringan kantor khusus
Untuk mendukung perluasan jaringan agar dapat lebih untuk memenuhi kebutuhan nasabah prioritas yang
mendekatkan diri kepada nasabahnya, Bank Mandiri dimilikinya. Sampai dengan akhir tahun 2015, Bank
menambah menambah 38 cabang regular baru dan Mandiri telah memiliki 58 Outlet Prioritas dan 53
melakukan perubahan status atas 3 cabang mikro Lounge Prioritas.
untuk menjadi cabang regular, sehingga jumlah cabang
regular meningkat dari 1.415 cabang pada tahun 2014
menjadi 1.456 cabang pada tahun 2015. Selain itu,
Sentra KSM1) 22 13 13 13
KF MMU )4
749 751 706 653
MobilMU )
5
- - 5 10
Keterangan:
1) Sentra KSM:
Unit bisnis mikro yang focus pada pemasaran dan sebagai sentra processing Kredit Serbaguna Mikro (KSM) untuk
keperluan konsumtif maupun produktif dengan target market yaitu pegawai berpenghasilan tetap.
2) KCP MMU:
Unit bisnis mikro yang focus pada pembiayaan segmen mikro dan pengumpulan dana dengan produk dan transaksi
cabang yang terbatas.
3) Unit MMU:
Unit bisnis mikro yang focus pada pembiayaan segmen mikro dan berada / berdomisili di Kantor Cabang.
4) KF MMU:
Unit bisnis mikro yang berfungsi sebagai kantor marketing kredit mikro yang berada / berdomisili umumnya di pasar
tradisional atau semi modern.
5) MobilMU:
Unit bisnis mikro yang berupa layanan kas berjalan dengan focus pada pengumpulan dana pihak ketiga segmen mikro.
Region 12 12 12 12
Priority Outlet 52 53 55 58
Priority Lounge 49 51 51 53
Profitabilitas
Pada tahun 2015 Distributions dihadapkan Pada miliar. Distributions memberikan Contribution Margin
tahun 2015 Distributions berhasil memperoleh sebesar Rp27.559 miliar pada tahun 2015.
pendapatan bunga bersih sebesar Rp33.393 miliar dan
pendapatan operasional lainnya sebesar Rp13.133
Di tahun 2016, Distributions akan terus melakukan 3. Memperkuat dan meningkatkan fungsi sales
pengembangan melalui empat inisiatif strategis. melalui jaringan distribusi di region. Salah
Bank Mandiri optimis dengan keempat inisiatif
satunya adalah dengan mengintegrasikan
strategis disertai tingkat layanan yang berkualitas
organisasi tenaga sales dengan tujuan
dapat membawa Bank Mandiri sebagai pilihan utama
efektivitas pengelolaan dan standarisasi proses
nasabah dalam bertransaksi dan menjadi top of mind
kerja tenaga sales.
nasabah di Indonesia. Keempat inisiatif strategis
tersebut adalah:
1. Memperluas jaringan melalui penambahan 4. Peningkatan aliansi dan sinergi dengan anak
44 kantor cabang regular, 100 kantor cabang perusahaan. Dengan adanya aliansi tersebut,
mikro, 300 kantor unit mikro, 17 mobil mitra diharapkan Bank Mandiri terus mampu
usaha, 4 Outlet Prioritas, 3 Lounge Prioritas, dan 1 mendominasi pasar retail payment maupun
Lounge private banking. Selain itu, Distributions wholesale transaction.
juga akan memperluas jalur koordinasi melalui
penambahan 2 region dan 3 area baru.
Perusahaan Anak
Pada tahun 2015, Bank Mandiri mempunyai 12 susunan Dewan Komisaris, susunan Direksi, alamat
perusahaan anak. Pembahasan tentang perusahaan perusahaan, serta tata kelola perusahaan anak, dapat
anak mencakup kinerja perusahaan, kinerja keuangan, dilihat pada bab Tentang Perusahaan Anak pada
strategi dan rencana kerja tahun 2016, serta bahasan Laporan Tahunan ini.
lain seperti profil perusahaan, produk perusahaan,
Bank Mandiri selalu berorientasi pada penciptaan nilai yang maksimal bagi pemegang
saham dan stakeholder khususnya para nasabah. Tahun 2015, Transformasi Tahap III
dibuka dengan kinerja keuangan Bank Mandiri yang selalu bertumbuh semakin baik
dari tahun ke tahun. Meskipun di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dan
menghadapi berbagai tantangan baik ekonomi maupun politik, selama tahun 2015
Bank Mandiri mampu mencetak laba bersih Rp20.334,97 miliar, dan menghasilkan laba
komprehensif Rp19.658,16 miliar.
Uraian tentang Tinjauan Kinerja Keuangan Bank Young dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Mandiri untuk periode yang berakhir pada tanggal Keuangan di Indonesia dengan opini audit tanpa
31 Desember 2015 ini disusun berdasarkan Laporan modifikasian (dahulu wajar tanpa pengecualian).
Keuangan Audit Konsolidasian Bank Mandiri yang Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Bank Mandiri
telah diaudit oleh auditor independen KAP Purwantono, juga dilampirkan dalam Laporan Tahunan (Annual
Sungkoro & Surja anggota jaringan global Ernst & Report) tahun 2015.
Sedangkan untuk penghasilan komprehensif lain sebesar 4,82%. Namun demikian, Bank Mandiri tetap
- setelah pajak penghasilan pada tahun 2015 mampu membukukan laba komprehensif tahun 2015
mengalami penurunan 185,22% yang mengakibatkan positif sebesar Rp19.658,16 miliar.
menurunnya laba komprehensif tahun berjalan
*) Direklasifikasi
Pendapatan Operasional
Pendapatan Operasional diperoleh dari pendapatan operasional lainnya. Tahun 2015 pendapatan
bunga, pendapatan syariah, pendapatan premi, operasional meningkat Rp12.805,66 miliar atau
provisi dan komisi, laba selisih kurs, serta pendapatan sebesar 14,77% dibandingkan tahun 2014.
Peningkatan pendapatan operasional tersebut oleh bertambahnya jumlah kredit yang diberikan,
terutama karena meningkatnya pendapatan bunga obligasi pemerintah, efek-efek, pendapatan
sebesar sebesar Rp8.803,40 miliar atau berkontribusi pembiayaan konsumen, dan lain-lain.
66,70% dari total pendapatan operasional yang
diperoleh. Pendapatan bunga tersebut dipengaruhi
2,13
2,45 2,30
2,02 meningkat Rp6.954,18 miliar
7,95
Kredit yang diberikan meningkat Rp639,35 miliar
Obligasi Pemerintah turun Rp(26,45) miliar
Efek-efek meningkat Rp233,16 miliar
Penempatan pada BI dan Bank lain meningkat Rp405,01 miliar
83,16
Pendapatan pembiayaan konsumen meningkat Rp598,15 miliar
Lain-lain Total Peningkatan: Rp8.803,40 miliar
Beban Operasional
Beban operasional tahun 2015 sebesar Rp61.371,39 Mandiri, semakin meningkat pula beban operasional
miliar naik 10,45% atau Rp5.807,80 miliar dari yang dibutuhkan. Berikut adalah komposisi beban
tahun sebelumnya. Seiring semakin besarnya Bank operasional dan peningkatannya dari tahun ke tahun:
*) Direklasifikasi
Faktor utama meningkatnya beban operasional tahun dengan pertumbuhan dana pihak ketiga terutama giro
2015 adalah naiknya beban bunga dan beban syariah dan tabungan. Berikut adalah komposisi dari beban
sebesar Rp2.701,50 miliar. Kenaikan tersebut sejalan bunga dan beban syariah di tahun 2015:
2.88
1.73
Deposito berjangka 1.62 meningkat Rp2.006,52 miliar
4.60
Tabungan turun Rp(433,41) miliar
7.48
Giro meningkat Rp398,96 miliar
Pinjaman yang diterima 11.14 meningkat Rp380,29 miliar
Pinjaman subordinasi turun Rp(1,74) miliar
70.54
Efek-efek yang diterbitkan meningkat Rp7,90 miliar
Lain-lain meningkat Rp342,98 miliar
Total Peningkatan: Rp2.701,50 miliar
(Pembentukan)/Pembalikan Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai
Tabel (Pembentukan)/Pembalikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
(Pembentukan)/Pembalikan
Penyisihan Kerugian
(Pembentukan)/pembalikan penyisihan kerugian miliar, menurun 197,69% jika dibandingkan tahun 2014
terdiri dari estimasi kerugian yang timbul dari yang sebesar Rp183,48 miliar. Penurunan ini terutama
kasus fraud, estimasi kerugian yang timbul dari disebabkan oleh aset lain-lain yang turun 470,53%
kasus hukum, dan aset lain-lain. pada tahun 2015, menjadi (Rp157,38) miliar di tahun 2015, dari tahun
pembentukan penyisihan kerugian sebesar (Rp179,24) sebelumnya sebesar Rp42,47 miliar.
Estimasi kerugian yang timbul dari kasus fraud (4,34) 11,71 (10,27) (187,67)
Estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum (14,41) 129,30 (11,59) (108,97)
Aset lain-lain 23,07 42,47 (157,38) (470,53)
(Pembentukan)/Pembalikan Penyisihan Kerugian 4,32 183,48 (179,24) (197,69)
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari linked. Pada tahun 2015, keuntungan/(kerugian) yang
kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek, obligasi belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai
pemerintah dan investasi pemegang polis pada kontrak wajar efek-efek dan obligasi pemerintah dan investasi
unit-linked terdiri dari efek-efek, obligasi pemerintah, pemegang polis pada kontrak unit-linked sebesar
perubahan nilai wajar investasi pemegang polis dan (Rp18,31) miliar turun 112,49% dibandingkan tahun
kenaikan/(penurunan) kontrak liabilitas kontrak unit- 2014 sebesar Rp146,52 miliar.
Keuntungan dari penjualan efek-efek dan obligasi 2014 yang sebesar Rp234,46 miliar. Peningkatan ini
pemerintah terdiri dari keuntungan penjualan efek-efek terutama disebabkan oleh adanya keuntungan yang
dan obligasi pemerintah yang keduanya diukur pada dihasilkan dari penjualan obligasi pemerintah tersedia
nilai wajar melalui laporan laba rugi dan tersedia untuk untuk dijual sebesar 88,35% dari Rp116,46 miliar di
dijual. Pada tahun 2015 keuntungan dari penjualan tahun 2014 menjadi Rp219,36 miliar di tahun 2015.
efek-efek dan obligasi pemerintah sebesar Rp275,50
miliar meningkat 17,50% jika dibandingkan tahun
Tabel Keuntungan Dari Penjualan Efek-Efek Dan Obligasi Pemerintah Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
Efek-Efek
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 6,15 39,42 (27,76) (170,41)
tersedia untuk dijual (2,71) 33,36 62,68 87,93
Obligasi Pemerintah
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (11,29) 45,22 21,22 (53,08)
tersedia untuk dijual 46,97 116,46 219,36 88,35
Keuntungan Dari Penjualan Efek-Efek Dan 39,12 234,46 275,50 17,50
Obligasi Pemerintah
Beban Pajak
Beban Pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Pada tahun 2015, Beban Pajak sebesar
Rp5.217,03 miliar menurun 2,54% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp5.353,23 miliar.
Pada tahun 2015 Penghasilan Komprehensif Lain setelah pajak penghasilan sebesar (Rp705,57) miliar menurun
185,22%dibandingkan tahun 2014. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan nilai wajar aset keuangan dalam
kelompok tersedia untuk dijual di tahun 2015 turun menjadi (Rp1.268,96) miliar dari tahun sebelumnya sebesar
Rp1.057,37 miliar.
Pada tahun 2015, Laba Bersih yang diatribusikan Sedangkan untuk Laba Komprehensif tahun
kepada pemilik entitas induk sebesar Rp20.334,97 2015 yang diatribusikan kepada pemilik entitas
miliar meningkat 2,33% dibandingakan tahun 2014 induk sebesar Rp19.658,16 miliar menurun 5,03%
sebesar Rp19.871,87 miliar. Laba Bersih yang dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp20.699,77
diatribusikan kepada kepentingan non pengendali miliar. Laba Komprehensif yang diatribusikan kepada
tahun 2015 sebesar Rp817,43 miliar meningkat 4,41% kepentingan non pengendali tahun 2015 sebesar
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp782,91 Rp788,67 miliar, meningkat 0,74% dibandingkan tahun
miliar. 2014 yang sebesar Rp782,91 miliar.
Tabel Atribusi Laba Bersih dan Laba Komprehensif Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
Laba per Saham (EPS) adalah laba bersih laba per saham dasar dan dilusian pada tanggal 31
konsolidasian akhir tahun berjalan dibagi dengan Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebanyak
jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan 23.333.333.333 lembar saham. Laba per saham dasar
dan disetor penuh pada tahun berjalan. Jumlah pada tahun 2015 naik menjadi sebesar Rp871,50 dari
rata-rata tertimbang lembar saham beredar yang tahun sebelumnya Rp851,66.
digunakan sebagai pembagi dalam menghitung
Bank Mandiri sebagai salah satu bank di Indonesia dengan aset terbesar, di tahun 2015
kembali meningkatkan asetnya sebesar Rp55.023 miliar menjadi Rp910.063 miliar.
Kredit yang diberikan termasuk piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih
dalam sewa pembiayaan di tahun 2015 yang meningkat Rp65.484 miliar merupakan
salah satu faktor utama yang mempengaruhi peningkatan aset Bank Mandiri.
Aset
Aset Bank Mandiri di posisi akhir tahun 2015 meningkat tahun 2014 menjadi Rp595.458 miliar di tahun 2015
6,44% menjadi Rp910.063 miliar dibandingkan tahun dan obligasi pemerintah yang meningkat 20,56% dari
sebelumnya Rp855.040 miliar. Peningkatan aset ini Rp86.154 miliar di tahun 2014 menjadi Rp103.869
terutama disebabkan oleh peningkatan kredit yang miliar di tahun 2015.
diberikan sebesar 12,36% dari Rp529.974 miliar di
*) Termasuk Piutang Pembiayaan Konsumen dan Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan
**) Termasuk Biaya Dibayar di Muka, Pajak Dibayar di Muka, dan Aset Pajak Tangguhan
Kas
Kas Bank Mandiri pada tahun 2015 sebesar berhasil meningkat 21,27%. Kas mencakup kas utama,
Rp25.109 miliar, bertambah Rp4.404 miliar dari tahun kas ATM dan CDM, dan kas kecil.
sebelumnya yang sebesar Rp20.705 miliar atau
Giro pada Bank Indonesia juga mengalami peningkatan Bank Indonesia mengindikasikan bahwa Bank Mandiri
sebesar Rp5.715 miliar menjadi Rp56.314 miliar dari semakin taat dalam mematuhi aturan pemerintah
Rp50.599 miliar pada tahun 2014, atau meningkat dalam memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM).
sebesar 11,29%. Meningkatnya volume giro pada
Jumlah Giro pada Bank Lain meningkat Rp1.169 dalam bentuk valuta asing yang ditempatkan di pihak
miliar menjadi Rp10.152 miliar pada tahun 2015 atau ketiga sebesar Rp976 miliar dari Rp8.707 miliar di
meningkat 13,01% dibandingkan tahun 2014 yang tahun 2014 menjadi Rp9.683 miliar di tahun 2015 atau
sebesar Rp8.983 miliar. Peningkatan ini terutama meningkat 11,21%.
disebabkan oleh meningkatnya giro pada bank lain
Rupiah:
Pihak berelasi 39 20 23 15,00
Pihak ketiga 163 258 448 73,64
Jumlah Rupiah 202 278 471 69,42
Mata Uang Asing:
Pihak berelasi - 1 1 -
Pihak ketiga 13.846 8.707 9.683 11,21
Jumlah mata uang asing 13.846 8.708 9.684 11,21
CKPN (12) (3) (3) -
Jumlah giro pada bank lain 14.036 8.983 10.152 13,01
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sebesar 38,94%. Penempatan dalam bentuk rupiah
mengalami penurunan Rp23.797 miliar menjadi yang menurun Rp24.291 miliar di tahun 2015 menjadi
Rp37.321 miliar pada tahun 2015 dari tahun penyebab utama berkurangnya jumlah penempatan
sebelumnya sebesar Rp61.118 miliar atau menurun pada Bank Indonesia dan bank lain.
Tabel Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
Rupiah:
Pihak berelasi 668 1.250 1.572 25,76
Pihak ketiga 23.020 34.602 9.989 (71,13)
Jumlah Rupiah 23.688 35.852 11.561 (67,75)
Mata Uang Asing:
Pihak berelasi 248 253 419 65,61
Pihak ketiga 21.283 25.108 25.408 1,19
Jumlah mata uang asing 21.531 25.361 25.827 1,84
CKPN (105) (95) (67) (29,47)
Jumlah giro pada bank lain 45.114 61.118 37.321 (38,94)
Surat Berharga yang dimiliki Bank Mandiri mengalami terutama dikarenakan efek-efek pihak berelasi tahun
peningkatan Rp3.177 miliar menjadi Rp43.642 miliar di 2015 sebesar Rp16.517 miliar bertambah Rp1.714
tahun 2015 dari tahun sebelumnya sebesar Rp40.465 miliar atau meningkat 11,58%.
miliar atau meningkat sebesar 7,85%. Peningkatan ini
Obligasi Pemerintah
Sampai dengan akhir tahun 2015, obligasi pemerintah Peningkatan ini disebabkan obligasi pemerintah yang
yang dimiliki Bank Mandiri sebesar Rp103.869 miliar, tersedia untuk dijual bertambah Rp12.966 miliar atau
meningkat Rp17.715 miliar atau 20,56% dari posisi meningkat 21,19% menjadi Rp74.153 miliar pada
akhir tahun 2014 yang hanya sebesar Rp86.154 miliar. tahun 2015.
Obligasi Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.382 1.745 1.584 (9,23)
Tersedia untuk dijual 57.213 61.187 74.153 21,19
Dimiliki hingga jatuh tempo 22.468 21.196 20.811 (1,82)
Diukur pada biaya perolehan*) 713 876 6.055 591,21
Investasi pada unit-linked**)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 452 1.150 1.266 10,09
Jumlah Obligasi Pemerintah 82.228 86.154 103.869 20,56
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk
**) Investasi pada unit-linked adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-linked Entitas Anak yang disajikan sebesar
nilai wajar.
Pada tahun 2015, jumlah tagihan atas efek-efek transaksi perdagangan tahun 2015 sebesar Rp13.185
yang dibeli dengan janji dijual kembali atau Reverse miliar meningkat 13,16% dibandingkan tahun 2014
Repo menurun 96,57% menjadi sebesar Rp677 miliar sebesar Rp11.652 miliar. Pada tanggal 31 Desember
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp19.745 2015 dan 2014, kontrak derivatif tidak ditujukan
miliar. Sedangkan tagihan derivatif tahun 2015 sebesar untuk akuntansi lindung nilai dan kolektibilitas Bank
Rp701 miliar meningkat 887,32% dibandingkan tahun Indonesia untuk tagihan derivatif adalah lancar.
2014 sebesar Rp71 miliar. Sementara tagihan lainnya
Tabel Reverse Repo, Tagihan Derivatif, & Tagihan lainnya Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
Kredit
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Rp65.484 miliar. Hingga tanggal 31 Desember 2015,
di tahun 2015 ini, total aset Bank Mandiri mengalami jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri adalah
peningkatan sebesar Rp55.023 miliar dari tahun sebesar Rp595.458 miliar dengan tingkat NPL gross
2014, dimana komponen terbesar dari aset ini adalah yang ideal sebesar 2,60%.
kredit yang diberikan yang di tahun 2015 meningkat
*) Termasuk piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan
Dari total kredit yang diberikan per 31 Desember posisi 31 Desember 2014 dimana kredit yang pernah
2015, sebesar Rp32.514 miliar merupakan kredit direstrukturisasi adalah sebesar Rp13.915 miliar dari
yang pernah direstrukturisasi. Jumlah tersebut total kredit yang diberikan.
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
catatan:
*) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan suku bunga kredit,
penjadwalan kembali bunga yang tertunggak dan perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak.
Jumlah CKPN tahun 2015 sebesar Rp22.558 miliar disebabkan adanya peningkatan CKPN Kredit yang
meningkat 25,89% dari tahun 2014 yang sebesar diberikan dan CKPN Piutang Pembiayaan Konsumen
Rp17.919 miliar. Peningkatan CKPN terutama yang masing-masing sebesar 25,84% dan 38,46%.
Tagihan Akseptasi
Tagihan akseptasi tahun 2015 sebesar Rp11.224 miliar senilai Rp3.298 miliar atau turun 27,29% menjadi
mengalami penurunan Rp1.783 miliar atau 13,71%. Rp8.789 miliar di tahun 2015 dibandingkan tahun
Penurunan ini disebabkan karena berkurangnya sebelumnya yang sebesar Rp12.087 miliar.
tagihan kepada debitur dalam bentuk mata uang asing
Tabel Tagihan Akseptasi Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
Rupiah
Tagihan kepada bank lain 294 196 324 65,31
Tagihan kepada debitur 438 742 2.094 182,21
Mata uang asing
Tagihan kepada bank lain 387 89 124 39,33
Tagihan kepada debitur 9.059 12.087 8.789 (27,29)
CKPN (63) (107) (107) -
Jumlah Tagihan Akseptasi 10.115 13.007 11.224 (13,71)
Penyertaan Saham
Pada tahun 2015, jumlah Penyertaan Saham sebesar di tahun 2014 menjadi Rp10.250 juta di tahun 2015
Rp48.394 juta menurun Rp7.096 juta atau 12,79% adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp55.490 penurunan ini.
juta. Jumlah CKPN yang meningkat dari Rp3.182 juta
Pada tahun 2015, jumlah Aset Tetap dan Aset Rp9.762 miliar di tahun 2015. Uraian lebih lengkap
Tidak Berwujud sebesar Rp11.677 miliar meningkat tentang komposisi serta perubahan aset tetap dan
10,44% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp10.573 aset tidak berwujud- netto dalam bentuk perbandingan
miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh dua tahun buku terakhir (2014 dan 2015) dapat dilihat
meningkatnya aset tetap sebesar Rp833 miliar atau pada laporan keuangan konsolidasian catatan 18 dan
9,33% dari Rp 8.929 miliar di tahun 2014 menjadi 19.
Aset Lain-Lain-Bersih
Pada tahun 2015, jumlah Aset Lain-Lain sebesar dibayar dimuka yang sampai dengan akhir tahun
Rp23.244 miliar meningkat 17,05% dibandingkan 2015 sebesar Rp4.817 miliar naik sebesar 85,84% dari
tahun 2014 sebesar Rp19.858 miliar. Peningkatan tahun 2014 yang sebesar Rp2.592 miliar.
ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pajak
Liabilitas
Liabilitas perusahaan termasuk dana syirkah ini terutama disebabkan oleh kenaikan simpanan
temporer pada tahun 2015 sebesar Rp790.571 miliar nasabah yang meningkat sebesar Rp40.005 miliar
mengalami peningkatan Rp40.376 miliar atau 5,38% atau 6,29%.
dari tahun sebelumnya Rp750.195 miliar. Peningkatan
Liabilitas Segera
Pada tahun 2015, simpanan nasabah tercatat sebesar 2014 menjadi Rp172.166 miliar pada tahun 2015.
Rp676.387 miliar atau meningkat 6,29% dibandingkan Sementara tabungan juga mengalami peningkatan
tahun 2014 yang hanya sebesar Rp636.382 miliar. sebesar 7,63% dari Rp252.445 miliar pada tahun
Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan, dan 2014 menjadi Rp271.707 miliar pada tahun 2015.
deposito berjangka. Sedangkan deposito mengalami penurunan sebesar
9,13% dari Rp255.870 miliar di tahun 2014 menjadi
Giro pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan Rp232.514 miliar di tahun 2015.
sebesar 34,43% dari Rp128.067 miliar pada tahun
Pada tahun 2015, jumlah Simpanan dari bank dalam bentuk deposito berjangka berkurang Rp6.019
lain sebesar Rp12.954 miliar menurun 27,12% miliar atau turun 53,65% menjadi Rp5.201 miliar di
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp17.774 miliar. tahun 2015 dari Rp11.220 miliar pada tahun 2014.
Penurunan ini dikarenakan simpanan dari bank lain
Pada tahun 2015, jumlah Liabilitas kepada Pemegang Entitas Anak kepada pemegang polis pada kontrak unit
Polis Unit-Linked sebesar Rp17.019 miliar, menurun linked Entitas Anak yang ditempatkan pada investasi
sebesar 1,87% dibandingkan tahun 2014 sebesar unit linked non-syariah turun 1,58% atau sebesar Rp260
Rp17.344 miliar. Penurunan ini dikarenakan liabilitas miliar dari Rp16.407 miliar pada tahun 2014 menjadi
Rp16.147 miliar pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, jumlah Liabilitas atas Efek-efek yang sebesar Rp6.112 miliar. Penurunan ini dikarenakan
Dijual dengan Janji Dibeli Kembali sebesar Rp4.863 efek-efek pihak ketiga yang dijual dengan janji dibeli
miliar menurun 20,44% dibandingkan tahun 2014 kembali, menurun 28,08% dari tahun 2014
Liabilitas Derivatif
Pada tahun 2015 jumlah Liabilitas Derivatif sebesar ketiga meningkat 100% atau sebesar Rp148 miliar
Rp299 miliar meningkat sebesar Rp142 miliar atau menjadi Rp296 miliar pada tahun 2015 dibandingkan
90,45% dari tahun 2014 yang sebesar Rp157 miliar. Rp148 miliar pada tahun 2014.
Kenaikan ini dikarenakan liabilitas derivatif pada pihak
Liabilitas Akseptasi
Pada tahun 2015 jumlah Liabilitas Akseptasi akseptasi kepada bank lain dalam bentuk valuta asing
sebesar Rp11.331 miliar menurun sebesar 13,60% sebesar Rp3.298 miliar atau 27,29% dari Rp12.087
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp13.114 miliar. miliar pada tahun 2014 menjadi Rp8.789 miliar pada
Penurunan ini dikarenakan menurunnya liabilitas tahun 2015.
Pada tahun 2015 jumlah Efek-efek yang Diterbitkan efek yang diterbitkan pihak ketiga sebesar 15,24%
sebesar Rp2.398 miliar meningkat sebesar 19,30% dari Rp1.575 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp1.815
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp2.010 miliar. miliar pada tahun 2015.
Peningkatan ini dikarenakan meningkatnya total efek-
Pada tahun 2015 estimasi kerugian komitmen dan miliar. Manajemen berpendapat bahwa cadangan
kontinjensi sebesar Rp396 miliar, meningkat sebesar kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi
101,02% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp197 telah memadai.
Pada tahun 2015 jumlah Beban yang Masih Harus tetap dan perangkat lunak menurun Rp236 miliar atau
Dibayar sebesar Rp3.491 miliar menurun 10,03% 18,03% dari Rp1.309 miliar di tahun 2014 menjadi
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp3.880 miliar. Rp1.073 miliar di tahun 2015.
Penurunan ini terutama dikarenakan pengadaan aset
Utang Pajak
Pada tahun 2015 jumlah Utang Pajak sebesar Rp2.132 Badan - Pasal 29 bagi Entitas Induk sebesar 43,28%
miliar meningkat sebesar 13,71% dibandingkan tahun dari Rp744 miliar di tahun 2014 menjadi sebesar
2014 sebesar Rp1.875 miliar. Peningkatan ini terutama Rp1.066 miliar pada tahun 2015.
dikarenakan meningkatnya utang Pajak Penghasilan
Pada tahun 2015, jumlah Liabilitas Imbalan biaya uang penghargaan pegawai serta cadangan
Kerja sebesar Rp5.777 miliar meningkat 11,50% atas bonus, insentif, cuti dan THR pegawai sebesar
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp5.181 miliar. Rp596 miliar.
Peningkatan ini dikarenakan meningkatnya penyisihan
Liabilitas Lain-lain
Pada tahun 2015, jumlah Liabilitas Lain-lain Penurunan ini terutama dikarenakan di tahun 2015
sebesar Rp14.189 miliar menurun sebesar 13,33% utang transaksi nasabah menurun sebesar Rp1.092
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp16.371 miliar. miliar.
Pada tahun 2015, jumlah Pinjaman yang Diterima sebelumnya Rp19.871 miliar menjadi Rp28.575 miliar
sebesar Rp33.765 miliar meningkat sebesar 39,37% di tahun 2015. Pinjaman yang diterima dalam bentuk
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp24.227 miliar. valuta asing tersebut terdiri dari Direct Off-shore Loans
Peningkatan ini dikarenakan meningkatnya pinjaman Rp18.731 miliar, Bilateral Loans Rp6.891 miliar, dan
yang diterima dalam bentuk valuta asing tersebut Fasilitas Pendanaan Perdagangan Rp2.953 miliar.
sebesar Rp8.704 miliar atau 43,80% dari tahun
Pinjaman Subordinasi
Pada tahun 2015, jumlah Pinjaman Subordinasi pinjaman two step loan dari Nordic Investment Bank
sebesar Rp3.738 miliar menurun sebesar 0,24% (NIB) sebesar Rp21 miliar dari Rp53 miliar di tahun
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp3.747 miliar. 2014 menjadi Rp32 miliar di tahun 2015.
Penurunan ini dikarenakan menurunnya nilai
Ekuitas
Pada tahun 2015, jumlah ekuitas tercatat sebesar Selain itu, Bank Mandiri juga telah memanfaatkan
Rp119.492 miliar, meningkat 13,97% dibandingkan pasar uang antar bank. Bank Mandiri berhasil
tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp104.845 mempertahankan cadangan likuiditas, yang biasanya
miliar. Peningkatan jumlah ekuitas terjadi karena berjumlah lebih besar dari Giro Wajib Minimum Bank
adanya peningkatan saldo laba belum ditentukan Indonesia, untuk mengantisipasi penarikan simpanan
penggunaannya sebesar 19,54% dari Rp64.263 miliar dalam jumlah besar oleh nasabah.
pada tahun 2014 menjadi Rp76.822 miliar pada tahun
2015. Di sisi pengalokasian, Bank Mandiri menggunakan
sebagian besar dananya untuk pemberian kredit,
Kegiatan usaha Bank Mandiri selama tahun 2015 pembayaran beban bunga atas dana pihak ketiga,
sebagian besar didanai oleh peningkatan jumlah pinjaman yang diterima, pembayaran kembali
simpanan, kombinasi penerimaan dari pendapatan pinjaman yang diterima, penempatan pada pasar
bunga atas kredit yang diberikan, komisi dan provisi. uang antar bank, dan pembayaran biaya operasional
(termasuk biaya gaji dan tunjangan, serta biaya umum
dan administrasi).
Modal Saham
Pada tahun 2015, jumlah Modal Saham masih sama dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp11.667 miliar.
Pada tahun 2015, jumlah Tambahan Modal Disetor/Agio Saham juga masih sama dengan tahun lalu yaitu sebesar
Rp17.316 miliar.
Pada tahun 2015, jumlah Selisih Kurs karena Peningkatan ini dikarenakan nilai mata uang Dollar
Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Amerika Serikat (USD), Pound Sterling Inggris (GBP),
Asing sebesar Rp243 miliar meningkat 19,12% Dollar Singapura (SGD) dan Yen Jepang (JPY)
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp204 miliar. terapresiasi pada saat akhir Desember 2015.
Pada tahun 2015, jumlah Kerugian Bersih yang Belum Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan sebesar Rp1.565
Direalisasi dari Penurunan Nilai Wajar Efek-efek dan miliar meningkat 174,08% dibandingkan tahun 2014
Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual sebesar Rp571 miliar.
Saldo Laba
Pada tahun 2015, jumlah Saldo Laba yang Sudah Pembayaran dividen tersebut dibukukan sebagai
Ditentukan Penggunaannya sebesar Rp12.402 miliar pengurang saldo laba dalam laporan perubahan
meningkat 26,82% dibandingkan tahun 2014 sebesar ekuitas konsolidasian di tahun dimana pembayaran
Rp9.779 miliar. Sementara jumlah Saldo Laba yang dilakukan.
Belum Ditentukan Penggunaannya sebesar Rp76.822
Alokasi untuk laba ditahan yang sudah ditentukan
miliar, naik sebesar 19,54% dari tahun 2014 sebesar
penggunaannya untuk tahun 2014 sebesar Rp2.623
Rp64.263 miliar.
miliar adalah untuk mengembangkan bisnis serta
Dividen atas laba bersih tahun 2014 sebesar Rp4.968 membangun infrastruktur pendukung seperti
miliar dibayarkan pada tanggal 17 April 2015 dan pembelian gedung kantor, pembangunan Mandiri
dividen atas laba bersih tahun 2013 sebesar Rp5.461 University, pengadaan ATM, belanja modal selain IT,
miliar dibayarkan pada tanggal 15 April 2014. serta pengembangan sistem teknologi.
Pada tahun 2015, jumlah Kepentingan Non 93,23% pada tahun 2014 menjadi 58,25% pada tahun
Pengendali atas Aset Bersih Entitas Anak yang 2015. Penurunan persentase kepemilikan tersebut
Dikonsolidasi sebesar Rp2.422 miliar meningkat mengakibatkan meningkatnya jumlah kepentingan
sebesar 10,75% dibandingkan tahun 2014 sebesar non pengendali atas aset bersih Bank Mantap sebesar
Rp2.187 miliar. Peningkatan ini dikarenakan adanya Rp281 miliar, dari Rp14 miliar pada tahun 2014
penurunan persentase kepemilikan Bank Mandiri menjadi Rp295 miliar pada tahun 2015.
pada Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) dari
Arus Kas
Dengan arus kas operasi yang kuat, kami memiliki posisi solid untuk tumbuh demi masa depan.
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasional 12.734 21.092 10.201
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (12.562) (7.084) (28.949)
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 6.354 3.496 778
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas juga dipengaruhi oleh peningkatan giro dari tahun
operasional tahun 2015 sebesar Rp10.201 miliar sebelumnya Rp4.833 miliar menjadi Rp44.703 miliar
turun Rp10.891 miliar atau 51,64% dari tahun 2014. di tahun 2015. Arus kas masuk tersebut diimbangi
Arus kas masuk terutama berasal dari penerimaan oleh arus kas keluar yang terutama digunakan untuk
pendapatan bunga dan pendapatan syariah sebesar pembayaran beban gaji dan tunjangan sebesar
Rp68.561 miliar serta penerimaan dari penjualan Rp11.503 miliar, serta beban umum dan administrasi
Obligasi Pemerintah diukur pada nilai wajar melalui sebesar Rp11.309 miliar.
laba rugi sebesar Rp31.696 miliar. Arus kas masuk
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp17. 605 miliar
investasi selama tahun 2015 adalah sebesar dan kenaikan efek-efek tersedia untuk dijual dan
Rp28.949 miliar meningkat Rp21.865 miliar dari tahun dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp9.640 miliar.
2014. Arus kas keluar di tahun 2015 untuk aktivitas Selain itu, dari aktivitas investasi juga memberikan
investasi yang meningkat terutama karena kenaikan pemasukan terhadap kas yang berasal dari penjualan
Obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual dan aset tetap sebesar Rp4.202 miliar.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas dan dari kenaikan efek-efek yang diterbitkan sebesar
pendanaan selama tahun 2015 adalah sebesar Rp778 Rp389 miliar. Sedangkan arus kas keluar terutama
miliar menurun Rp2.718 miliar atau 77,75% dari tahun digunakan untuk pembayaran dividen sebesar
2014. Arus kas masuk terutama berasal dari kenaikan Rp4.968 miliar.
atas pinjaman yang diterima sebesar Rp7.291 miliar
Secara umum, pada tahun 2015, Bank Mandiri telah 4. Efisiensi dapat dikelola dengan baik yang
menunjukkan kinerja yang memuaskan, terlihat pada tercermin dari semakin baiknya efficiency ratio
beberapa pencapaian kinerja kunci sebagai berikut: sebesar 39,5%, lebih baik dibandingkan target
1. Bank Mandiri berhasil membukukan yang ditetapkan sebesar 43,0%.
pertumbuhan kredit 12,8% YoY, sedikit melambat 5. Jaringan distribusi juga mengalami peningkatan
dari target yang ditetapkan sekitar 14% dalam melebihi target yang ditetapkan. Jumlah
rangka penyaluran kredit yang lebih selektif, pembukaan kantor cabang sepanjang tahun
sehingga kualitas kredit dapat terjaga pada 2015 bertambah sebanyak 145 unit menjadi
posisi 2,3%, sedikit di bawah target 2,5%. 2.457 cabang. Pertambahan ini mampu
2. Penghimpunan dana murah mencapai Rp412,7 melampui target yang ditetapkan sebanyak 60
triliun, melebihi target yang telah ditetapkan unit.
sebesar Rp404,6triliun. Komposisi dana murah
tersebut terhadap total dana mencapai 67,3%.
3. Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,9%, mampu
mencapai target yang ditetapkan sebesar 5,9%.
Target 2016
Pada tahun 2016, Bank Mandiri telah menentukan 1. Pertumbuhan kredit retail sebesar 17,2%
target untuk beberapa indikator kunci dengan
2. Komposisi dana murah sebesar 64%
mempertimbangkan situasi perekonomian nasional,
3. Rasio NPL di bawah level 2,6%
dinamika di industri perbankan, serta kesiapan
internal sebagai berikut: 4. LDR dalam rentang 80% - 90%
Perbandingan Antara Target dengan Realisasi Tahun 2015 dan Proyeksi Tahun 2016
Kemampuan membayar utang dapat diukur melalui menetapkan peringkat idAA+ (Double A plus; Stable
beberapa rasio, antara lain rasio likuiditas, rasio Outlook) terhadap Bank Mandiri untuk periode 1
solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio-rasio Oktober 2015 sampai dengan 1 Oktober 2016. Hal
tersebut akan menjadi tolak ukur bagi Bank Mandiri tersebut menunjukkan kemampuan Bank Mandiri
dalam menghitung kemungkinan risiko-risiko yang untuk memenuhi komitmen keuangan jangka
muncul dalam kegiatan operasional Bank. Selain panjangnya relatif superior jika dibandingkan dengan
itu, Pefindo dengan surat No. 1240/PEF-Dir/X/2015 obligor Indonesia lainnya.
tanggal 1 Oktober 2015 telah memutuskan untuk
Likuiditas Bank
Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, batas LFR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 14,35% dari
komitmen kredit kepada debitur. Total aset lancar Bank total dana pihak ketiga Rupiah. Sementara untuk
Mandiri pada tahun 2015 mencapai Rp147.561 miliar, valuta asing, Bank memelihara GWM sebesar 8,50%
turun dibandingkan posisi tahun 2014 yang sebesar dari total dana pihak ketiga valuta asing sesuai
Rp161.421 miliar. Total aset lancar di akhir tahun dengan limit yang ditetapkan.
2015 mencapai 16,2% dari total aset atau 21,8% dari
total simpanan non bank, yang juga mengindikasikan Secondary reserve (cadangan likuiditas) adalah alat
kondisi likuiditas yang baik. likuid Bank pendukung primary reserve dengan fungsi
sebagai cadangan likuiditas terhadap kebutuhan dana
Disamping itu, Bank Mandiri melakukan pengelolaan yang tidak terjadwal. Dalam mengelola secondary
likuiditas dengan mengukur besarnya risiko likuiditas reserve, Bank memiliki batasan cadangan likuiditas
yang dimiliki oleh Bank. Untuk mengukur besarnya dalam bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan
risiko likuiditas, Bank Mandiri menggunakan beberapa likuiditas Bank untuk 3 bulan ke depan. Pada tanggal
indikator, antara lain adalah primary reserve ratio 31 Desember 2015, cadangan likuiditas berada di atas
(rasio Giro Wajib Minimum dan Kas), secondary reserve safety level.
(cadangan likuiditas), Loan to Deposit Ratio (LDR).
LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada
Pada tanggal 31 Desember 2015, posisi GWM pihak ketiga terhadap total dana pihak ketiga dalam
Primer Rupiah adalah sebesar 7,50% dari total dana valuta Rupiah dan valuta asing. LDR digunakan untuk
pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari
ditetapkan, sedangkan untuk cadangan GWM LFR dana masyarakat, yang secara kontraktual umumnya
adalah sebesar 0,00% karena tidak ada pelanggaran
berjangka pendek, digunakan untuk membiayai Untuk mendukung likuiditas maupun meningkatkan
aset berupa kredit yang umumnya tidak likuid. Pada aset produktif, Bank Mandiri juga memperoleh
tanggal 31 Desember 2015, LDR Bank Mandiri secara pendanaan melalui Collateral Fund Borrowing. Selain
konsolidasi adalah sebesar 87,68%, memenuhi kriteria itu, arus kas dari dana pihak ketiga juga secara
sangat likuid dalam penilaian Tingkat Kesehatan signifikan mempengaruhi posisi likuiditas bank.
Bank. LDR Bank Mandiri dimaksud berada diantara
batas LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu
78% sampai 92%, yang merupakan indikator bagi
kesehatan finansial suatu Bank.
Catatan:
1) Aset Lancar terdiri dari: kas, giro pada Bank Indonesia , giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia, bank dan lembaga keuangan
lain, serta surat-surat berharga (tidak termasuk Obligasi Pemerintah) dalam portfolio yang diukur pada nilai wajar
2) Simpanan tidak termasuk simpanan dari bank lain
Solvabilitas Bank
Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, dan risiko operasional yang tercermin dari Rasio
Bank Mandiri mengukur solvabilitas melalui Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR]).
rasio permodalan Bank. Bank Mandiri melakukan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio
Kebijakan permodalan secara prudent dengan [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang
melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk menurut risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]).
mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal
mengalokasikan modal secara efisien pada segmen untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (Tier I) dan
bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil Modal Pelengkap (Tier II) dikurangi penyertaan pada
risk-return yang optimal, termasuk penempatan dan Entitas Anak. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar,
penyertaan pada perusahaan anak dalam rangka Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap
memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor Tambahan (Tier III) yaitu Pinjaman Subordinasi
dan regulator. berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu
sebagai komponen Modal. Rasio Kecukupan Modal
Bank Mandiri memastikan kecukupan modal Bank (Bank Mandiri saja) adalah sebagai berikut:
untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar
Rasio kecukupan modal minimum Bank (Bank pasar adalah 18,60%. Nilai CAR tersebut masih
saja) pada tanggal 31 Desember 2015 dengan berada diambang batas CAR dan CAR insentif yang
memperhitungkan risiko kredit, operasional dan ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 15%.
Rentabilitas Bank
Pada tahun 2015, Bank Mandiri mencatat Return on kredit dan perluasan operasional. Sedangkan rasio
Equity sebesar 18,33% turun dibandingkan tahun BOPO mengalami sedikit peningkatan menjadi
2014 sebesar 20,95%. Nilai Return on Asset tahun sebesar 74,28% dari posisi di tahun 2014 yang
2015 sebesar 2,99% sedikit turun dibandingkan tahun sebesar 70,02%. Hal ini dikarenakan peningkatan
2014 sebesar 3,39%. Sedangkan Net Interest Margin pendapatan operasional bank yang tidak sebanding
mengalami peningkatan menjadi 6,08% dari 5,97% dengan peningkatan pengeluaran operasionalnya.
pada tahun 2014. Dengan level NIM tersebut maka Namun demikian, rasio tersebut masih menunjukkan
Bank Mandiri merupakan salah satu Bank dengan keberhasilan manajemen dalam mempertahankan
tingkat profitabilitas yang baik. efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional.
Cost Efficiency Ratio Bank Mandiri di tahun 2015 adalah Dari rasio-rasio yang ditunjukkan sebelumnya, Bank
sebesar 43,00%. Hal ini menunjukkan keberhasilan Mandiri memiliki kemampuan untuk menghasilkan
Bank Mandiri dalam menerapkan Strategi efisiensi laba dan tingkat efektivitas yang baik dalam
dan efektivitas kegiatan operasional, peningkatan menjalankan operasional perusahaannya.
Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas Kredit Bank terlihat dari total kredit baik dikisaran 2,60% dengan besaran Rp15,5 triliun.
bermasalah (Non-Performing Loan [NPL]). NPL Bank Besaran NPL tersebut jauh dibawah ambang batas
Mandiri pada tahun 2015 tetap terkendali dengan NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
Struktur Modal
Selain kewajiban penyediaan modal minimum sesuai 3. Capital Surcharge untuk Domestic Systemically
profil risiko, Bank wajib membentuk tambahan modal Important Bank (D-SIB), merupakan tambahan
sebagai penyangga (buffer) berupa: modal yang berfungsi untuk mengurangi dampak
1. Capital Conservation Buffer, merupakan negatif terhadap stabilitas sistem keuangan dan
tambahan modal yang berfungsi sebagai perekonomian apabila terjadi kegagalan Bank
penyangga (buffer) apabila terjadi kerugian pada yang berdampak sistemik melalui peningkatan
periode krisis. kemampuan Bank dalam menyerap kerugian.
Kewajiban Bank membentuk Capital Conservation Capital Surcharge untuk D-SIB ditetapkan oleh Otoritas
Buffer berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016 secara Jasa Keuangan yang diatur dalam POJK No.46/
bertahap sebagai berikut: POJK.03/2015 tentang Penetapan Systemically
1. 0,625% (nol koma enam ratus dua puluh lima Important Bank dan Capital Surcharge. Kewajiban
Bank membentuk Capital Surcharge mulai berlaku
persen) dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2016
pada tanggal 1 Januari 2016 dan ditetapkan dalam
2. 1,25% (satu koma dua puluh lima persen) dari
kisaran (berdasarkan bucket) sebesar 1% sampai
ATMR mulai tanggal 1 Januari 2017 dengan 2,5% dari ATMR. Otoritas Jasa Keuangan
3. 1,875% (satu koma delapan ratus tujuh puluh memberitahukan secara tertulis kepada Bank yang
lima persen) dari ATMR mulai tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai SIB dan besaran Capital Surcharge
2018 untuk SIB.
Modal:
Modal Inti 65.854 79.052 93.253
Modal Pelengkap 7.491 6.428 14.135
Jumlah modal untuk risiko kredit, risiko 73.345 85.480 107.388
operasional dan risiko pasar
Aset Tertimbang Menurut Risiko 431.633 445.254 497.913
(ATMR) Kredit
Aset Tertimbang Menurut Risiko 57.671 67.787 78.628
(ATMR) Operasional
Aset Tertimbang Menurut Risiko 1.972 1.863 805
(ATMR) Pasar
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, risiko 491.276 514.904 577.346
operasional dan risiko pasar
14.135
modal pelengkap
6.428
modal inti
7.491
93.253
79.052
65.854
Kebijakan permodalan Bank Mandiri adalah secara Standar (Standardised Approach). Saat ini Bank sedang
prudent melakukan diversifikasi sumber permodalan melakukan pengembangan perhitungan kebutuhan
untuk mengantisipasi rencana strategis jangka permodalan untuk risiko kredit dengan pendekatan
panjang dan mengalokasikan modal secara efisien advance baik regulatory (IRBA) maupun pendekatan
pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk ekonomis. Pendekatan ekonomis (economic
memberikan profil risk-return yang optimal, termasuk capital) dikembangkan untuk risiko kredit dan risiko
penempatan dan penyertaan pada entitas anak dalam operasional. Untuk risiko pasar, Bank menggunakan
rangka memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk Model Standar, sedangkan secara internal Bank telah
investor dan regulator. menggunakan Value at Risk sebagai Model Internal.
Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada
Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach)
dalam melakukan perhitungan kecukupan modal dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar
untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. (Standardised Approach) sesuai Basel II.
Untuk risiko kredit, Bank menggunakan pendekatan
Tabel Rasio Kecukupan Modal Bank Saja berdasarkan PBI untuk Tahun 2013-2015 (%)
Perikatan ini bertujuan untuk meningkatkan sistem Pada tanggal 15 September 2014, Bank Mandiri
pelayanan dan database nasabah, serta meningkatkan mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
keamanan transaksi nasabah. menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application
Management 2014 dengan system blanket order
Pada tanggal 22 November 2012, Bank Mandiri dengan nilai kontrak maksimum sebesar US$
mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk 3.550.000 (nilai penuh, setelah PPN). Perjanjian
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application blanket order didasarkan pada estimasi mandays
Management Services 2012 sebesar USD1.190.000 aktual yang akan dilakukan oleh vendor atas
(nilai penuh, setelah PPN) dengan sistem blanket pekerjaaan penambahan fitur eMAS tersebut. Pada
order. Perjanjian dengan sistem blanket order tanggal 31 Desember 2015 nilai kontrak dengan
didasarkan pada estimasi mandays aktual yang akan pendekatan realisasi pembayaran adalah sebesar
dilakukan oleh vendor atas pekerjaaan penambahan US$ 2.648.300 (nilai penuh) dan bank telah melakukan
fitur eMAS tersebut. pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai
aset tetap sebesar US$ 2.386.310 (nilai penuh)
Pada tanggal 31 Desember 2015 nilai kontrak dengan sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi 31
pendekatan realisasi pembayaran untuk Application Desember 2015 adalah 90,11%..
Management Services 2012 adalah sebesar US$
1.083.250 (nilai penuh, setelah PPN) dan bank telah
melakukan pembukuan atas nilai realisasi pembayaran Sumber Dana dan Mata Uang yang Menjadi
sebagai aset tetap sebesar US$ 977.900 (nilai penuh,
Denominasi
setelah PPN) sehingga estimasi penyelesaian proyek
Sumber dana untuk memenuhi perikatan tersebut
posisi 31 Desember 2015adalah 90,27%.
berasal dari dana internal Bank Mandiri dalam mata
uang Rupiah maupun US Dolar.
Bank Mandiri memiki aset dalam bentuk US Dollar merupakan natural hedge atas kewajiban-kewajiban
yang memberikan pendapatan dalam bentuk US Dollar yang dimiliki Bank Mandiri dalam bentuk valuta asing.
juga. Sehingga secara tidak langsung aset tersebut
Tabel Penambahan Investasi Barang Modal dalam Bentuk Aset Tetap Tahun 2013-2015 (Rp juta)
Jenis Aset Tetap 2013 2014 2015 Kebijakan Belanja Modal Tahun 2015
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Penambahan penyertaan modal kepada MCI
Keuangan (OJK) No. S-1/PB.31/2016 tanggal 7 dilakukan dengan menerbitkan 3.400 (nilai penuh)
Januari 2016 perihal Permohonan Persetujuan lembar saham baru dalam MCI masing-masing saham
Penyertaan Bank Saudara kepada PT Mandiri Capital bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh) dimana
Indonesia (PT MCI), OJK menyatakan tidak keberatan seluruh saham baru tersebut dieksekusi oleh Bank
dengan rencana Bank Mandiri melakukan tambahan Mandiri (100%).
penyertaan modal kepada MCI sebesar Rp345.000
juta. Dengan penambahan modal sebesar Rp340.000 juta
yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri maka
Pada tanggal 21 Januari 2016 telah dilakukan persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-
eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal masing sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri menjadi
kepada MCI sebesar Rp340.000 juta, sehingga modal sebesar 99,97% dan Mandiri Sekuritas menjadi
dasar MCI menjadi sebesar Rp350.000 juta. sebesar 0,03%.
Kebijakan Dividen
Kebijakan Umum
Pembagian dividen oleh Bank Mandiri dilakukan usaha lebih lanjut, tanpa mengurangi hak dari RUPS
sekali dalam setahun melalui proses penentuan Bank Mandiri untuk menentukan sesuai dengan
dan persetujuan dari Pemegang Saham dalam ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
Sesuai dengan Prospektus Saham Perseroan, Bank Bank Mandiri hanya akan membayar dividen dari laba
Mandiri memiliki kebijakan untuk membagikan bersih berdasarkan hukum di Indonesia dan akan
dividen kepada pemegang saham dengan tetap membayarkan dividen (jika ada) secara tunai dalam
mempertahankan rasio pembayaran dividen sekitar mata uang Rupiah dan senantiasa menaati ketentuan
50,0% dari laba bersih setiap tahunnya (kecuali Rapat yang berlaku di bursa efek dengan melakukan
Umum Pemegang Saham [RUPS] menyatakan lain), pembayaran secara tepat waktu. Bank Mandiri
tergantung pada berbagai pertimbangan terkait tidak memiliki pembatasan (negative covenants)
kinerja tahun yang bersangkutan. Beberapa faktor sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam
pertimbangan tersebut diantaranya adalah tingkat rangka pembagian dividen yang dapat merugikan hak-
kesehatan keuangan Bank Mandiri, tingkat kecukupan hak pemegang saham publik.
modal, kebutuhan dana Bank Mandiri untuk ekspansi
Pembagian Dividen
Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba 2. 9,7% dari laba bersih Perseroan periode 1
Bersih Perseroan tahun buku 2012 sebesar
Januari s/d 31 Desember 2012 atau sebesar
Rp15.504.066.523.686,20 sebagai berikut:
Rp1.503.894.452.797,56 ditetapkan sebagai
1. 30% dari laba bersih Perseroan periode 1 Cadangan Tujuan guna mendukung investasi.
Januari s/d 31 Desember 2012 atau sebesar
3. 60,3% dari laba bersih Perseroan periode 1
Rp4.651.219.957.105,86 dibagikan sebagai
Januari s/d 31 Desember 2012 atau sebesar
dividen tunai kepada para pemegang saham
Rp9.348.952.113.782,78 ditetapkan sebagai
yang akan dibayarkan dengan ketentuan sebagai
Laba Ditahan.
berikut:
Untuk RUPS Tahun ini Perseroan tidak
a. Khusus dividen bagian Pemerintah yang
mengalokasikan laba bersih tahun 2012 untuk
berasal dari 14 miliar lembar saham akan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan,
disetorkan ke rekening Kas Umum Negara
tetapi Perseroan akan membentuk cadangan
Dalam Rupiah No. 502.000000980 di Bank
Indonesia. biaya tahun 2013 untuk program Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
b. Memberikan kuasa dan wewenang kepada
yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan
Direksi untuk mengatur tatacara dan pelak-
sanaan pembayaran dividen tunai tersebut kemampuan Perseroan.
serta selanjutnya mengumumkannya sesuai
ketentuan yang berlaku.
4.933
4,675
4,529 I : 2012
II : 2013
3,906 III : 2014
IV : 2015
I II III IV
Investasi
Bank Mandiri memiliki saham perusahaan anak baik langsung maupun tidak langsung sebagai berikut:
Penyertaan (%)
Perusahaan Anak Jenis Usaha
2012 2013 2014 2015
*)
Bank Mandiri Taspen Pos sebelumnya Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) efektif sejak tanggal 28 Mei 2015
**)
Efektif sejak tanggal 30 Maret 2015
***)
Efektif sejak tanggal 21 Januari 2015
****)
Efektif sejak tanggal 23 Juni 2015
Akuisisi
Bank Mandiri memimpin pengembangan bisnis masa Januari 2015 dimana Bank Mandiri bekerjasama
depan (new business development) dengan melakukan dengan PT Asco Investindo dan PT Tunas Ridean
beberapa inisiatif yang dilakukan pada tahun 2015 Tbk sebagai partner strategis yang memiliki
antara lain: kapabilitas dan pengalaman yang sudah
1. Pengembangan bisnis pinjaman retail melalui terbukti mampu mengembangkan perusahaan
pendirian anak usaha multifinance PT Mandiri multifinance menjadi top player di industri.
Utama Finance (MUF). MUF merupakan vehicle Saat ini, MUF telah melaksanakan kegiatan
Bank Mandiri untuk mengakselarasi penyaluran operasional melalui kerjasama dengan dealer-
pembiayaan Bank Mandiri khususnya pada dealer dan pencairan kredit kepada nasabah.
segmen pembiayaan kendaraan bermotor.
2. Dalam kemitraan ini, Bank Mandiri, PT Pos dan
Pendirian MUF dilaksanakan pada tanggal 21
PT Taspen berkomitmen untuk mengembangkan
Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) untuk menjadi Mala Mukti, SH, LLM, Notaris di Jakarta. Dengan
Bank yang fokus pada segmen menengah telah dilakukannya penandatanganan Akta Jual
ke bawah, di mana peningkatan akses jasa Beli tersebut, Bank Mandiri telah efektif menjadi
layanan keuangan kepada segmen tersebut, pemegang saham mayoritas atas InHealth
tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan dengan porsi kepemilikan sebesar 80%, dimana PT
masyarakat Indonesia menjadi lebih baik, tetapi Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Asuransi Jasa
juga diharapkan dapat menghasilkan kesetaraan Indonesia (Persero) memiliki porsi kepemilikan
ekonomi dan pertumbuhan bangsa pada masing-masing sebesar 10%. Penyertaan modal
umumnya. ini merupakan Tahap Kedua dan akhir dari
Pada tanggal 22 Desember 2014, BSHB rangkaian transaksi akuisisi InHealth dimana
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahap Pertama telah diselesaikan pada tanggal
Luar Biasa yang menyetujui penerbitan 2 Mei 2014 sesuai dengan Perjanjian Jual Beli
800.000.000 (nilai penuh) saham baru yang dibeli Saham Bersyarat yang ditandatangani pada
oleh Bank Mandiri, PT Taspen (Persero) dan PT tanggal 23 Desember 2013.
Pos Indonesia (Persero). Perubahan komposisi 4. Didirikan PT Mandiri Capital Indonesia,
kepemilikan saham telah berlaku efektif pada perusahaan yang bergerak di bidang modal
tanggal 28 Mei 2015 dengan disetujuinya ventura, pada tanggal 26 Juni 2015. Untuk
laporan perubahan pemegang saham BSHB oleh menjalankan kegiatan usahanya di bidang
OJK Perbankan, dengan komposisi kepemilikan modal ventura, Mandiri Capital Indonesia telah
akhir adalah Bank Mandiri (58,25%), PT Taspen memperoleh izin untuk melaksanakan kegiatan
(20,2%), PT Pos (20,2%) dan pemegang saham usaha di bidang modal ventura pada tanggal
individual (1,35%). 10 November 2015 melalui surat Otoritas Jasa
Pada tanggal 24 Juli 2015, OJK telah menyetujui Keuangan No. SR-6035/NB.111/2015. Total
perubahan nama PT Bank Sinar Harapan Bali modal awal PT Mandiri Capital Indonesia adalah
menjadi PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank sebesar Rp10 Milyar sesuai dengan persyaratan
Mantap) dan memberikan izin untuk melakukan modal minimum yang dipersyaratkan oleh
kegiatan usaha dengan nama Bank Mantap. regulator dengan komposisi pemegang saham
Perubahan nama disertai dan izin perubahan Mandiri adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
logo diterima dari OJK pada tanggal 31 Juli sebesar 99% dan PT Mandiri Sekuritas sebesar1%.
2015 dimana perubahan nama dan logo tersebut Ke depan, Bank Mandiri telah berkomitmen untuk
telah diumumkan kepada publik pada tanggal 7 mendukung permodalan PT Mandiri Capital
Agustus 2015. Indonesia hingga mencapai Rp500 Miliar.
3. Pada tanggal 30 Maret 2015, Bank Mandiri PT Mandiri Capital Indonesia menawarkan
telah melaksanakan penyertaan modal dalam produk-produk inovatif kepada perusahaan
InHealth melalui pembelian atas 200.000 (dua startup dan perusahaan berkembang melalui
ratus ribu) saham atau 20% (dua puluh persen) penyertaan saham (equity participation),
dari seluruh jumlah saham yang ditempatkan penyertaan melalui pembelian obligasi konversi
dan disetor penuh dalam InHealth dari Badan (quasi equity participation), pembiayaan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/
melalui penandatanganan Akta Jual Beli No. revenue sharing) dan pembiayaan bentuk lainnya
108, tanggal 30 Maret 2015, dibuat dihadapan dalam rangka modal ventura.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Mandiri - Expert advice, mentoring kepada pengusaha
Capital memiliki value proposition antara lain: terkait pengelolaan bisnis serta pemberian ide
- Equity participation, dukungan permodalan dan saran yang membangun bagi pengusaha-
oleh Mandiri Capital kepada bisnis-bisnis yang pengusaha dalam pengembangan bisnisnya;
potensial terutama perusahaan yang fokus di - Connection to market, pemberian akses bagi
bidang financial technology; perusahaan kepada jaringan Mandiri Group dan
jutaan nasabah Mandiri Group.
Ekspansi
Divestasi
Pada tahun 2015 tidak terdapat aktivitas divestasi sehingga tidak ada informasi terkait tujuan, nilai transaksi dan
sumber dana dari divestasi.
Pada tahun 2015 tidak terjadi restrukturisasi, baik modal ataupun hutang sehingga tidak ada informasi terkait nilai
transaksi dan sumber dana dari restrukturisasi.
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Peraturan Bank Indonesia No. Peraturan terkait Kewajiban Penggunaan Bank Mandiri telah melakukan sosialisasi
17/3/PBI/2015 Tentang Kewajiban Rupiah di Wilayah NKRI menganut keseluruh DCOR, Bisnis Unit, Cabang
Penggunaan Rupiah Di Wilayah Negara prinsip teritorial yang mewajibkan serta Entitas Anak.
Kesatuan Republik Indonesia setiap perjanjian dan/atau transaksi Bank Mandiri telah melakukan sosialisasi
yang dilakukan di wilayah NKRI wajib keseluruh nasabah melalui workshop,
dilakukan dengan menggunakan Rupiah, kunjungan dan setiap kegiatan
kewajiban tersebut termasuk juga operasional.
terhadap serta penetapan kuotasi atas Bank Mandiri juga telah melakukan
barang/jasa. identifikasi dampak atas diberlakukannya
Beberapa aktivitas yang dikecualikan PBI ini.
dari kewajiban penggunaan Rupiah
antara lain, transaksi dalam rangka
penggunaan APBN; hibah internasional;
perdagangan internasional; pembiayaan
internasional; dan transaksi lain yang
diperbolehkan menggunakan Valas
dalam sebagaimana terdapat dalam UU
Perbankan, UU SUN, UU LPEI dan UU
Penanaman Modal.
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Perusahaan Anak
Peraturan Bank Indonesia No. 17/9/ Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Bank Mandiri telah menyesuaikan
PBI/2015 Tentang Penyelenggaraan (SKNBI) yang telah digunakan sejak sistem untuk mengakomodir versi
Transfer Dana dan Kliring Berjadwal tahun 2005 disempurnakan melalui terbaru dari sistem Bank Indonesia
oleh Bank Indonesia PBI No. 17/9/PBI/2015 antara lain dimaksud. Proses implementasi
dengan melakukan: perluasan akses dilakukan secara bertahap sesuai hasil
kepesertaan yang tidak terbatas pada koordinasi dengan Bank Indonesia.
Bank Umum; penambahan jasa Layanan
transaksi yang bersifat rutin; sentralisasi
Penyelenggaraan Layanan Kliring Warkat
Debit; dan peningkatan perlindungan
kepada Nasabah Peserta SKNBI.
PBI No. 17/9/PBI/2015 ini mulai
berlaku tanggal 5 Juni 2015 dan proses
implementasi dilakukan secara bertahap
sesuai dengan Surat Edaran Bank
Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 17/10/ PBI No. 17/10/PBI/2015 diterbitkan Penurunan bobot risiko dari 35% - 45%
PBI/2015 Tentang Rasio Loan to Value sebagai upaya untuk mendorong menjadi 35% dengan total exposure
atau Rasio Financing to Value Untuk berjalannya fungsi intermediasi sebesar Rp12,4 triliun.
Kredit atau Pembiayaan Properti perbankan yang antara lain dengan Terdapat potensi penurunan bobot
dan Uang Muka Untuk Kredit atau melakukan penyesuaian terhadap risiko dari 75% (kategori retail) menjadi
Pembiayaan Kendaraan Bermotor kebijakan Makroprudensial dalam 35% (beragunan rumah tinggal) untuk
bentuk relaksasi terhadap ketentuan exposure sebesar Rp16,7 triliun dengan
perkreditan khususnya di sektor properti potensi penurunan RWA sebesar Rp6,7
dan kendaraan bermotor. triliun pada posisi Juni 2015.
Relaksasi diberikan dalam bentuk :
- Peningkatan Rasio Loan to Value
(LTV) atau Rasio Financing to Value
(FTV) untuk kredit property;
- Perubahan terhadap uang muka
untuk kredit atau pembiayaan
kendaraan bermotor (KKB dan KKB
Syariah);
- Nilai jaminan yang diserahkan
pengembang kepada Bank dalam
pemberian kredit/pembiayaan
properti melalui mekanisme inden.
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Peraturan Bank Indonesia No. 17/15/ Peraturan Bank Indonesia No. Bank Mandiri telah melakukan beberapa
PBI/2015 Tentang Perubahan Ketiga 17/15/PBI/2015 diterbitkan sebagai penyesuaian dalam aktivitas bisnisnya
atas Peraturan Bank Indonesia No. upaya Bank Indonesia dalam antara lain:
16/16/PBI/2014 Tentang Transaksi mempercepat pendalaman pasar - Menyesuaikan ketentuan internal terkait
Valuta Asing terhadap Rupiah Antara keuangan di pasar valuta asing transaksi valuta asing terhadap Rupiah
Bank Dengan Pihak Domestik domestik dengan tujuan untuk antara bank dengan Pihak Asing;
mendorong peningkatan supply - Melakukan sosialisasi kepada nasabah
valuta asing di pasar valas domestik terkait perubahan threshold dimaksud
sehingga dapat mendorong beserta ketentuan terkait kelipatan dalam
kegiatan perekonomian. Underlying Transaksi dan memonitor
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI jumlah transaksi nasabah.
No. 17/13/PBI/2014 antara lain:
- Peningkatan Threshold transaksi
tanpa Underlying Transaksi,
khusus penjualan valuta asing
melalui transaksi forward
(forward jual), dari sebelumnya
USD1 juta menjadi USD5 juta
per transaksi per nasabah;
- Penambahan jenis Underlying
Transaksi, khusus untuk
penjualan valuta asing melalui
transaksi forward (forward jual),
yaitu termasuk pula kepemilikan
dana valas di dalam dan luar
negeri;
- Penyelesaian transaksi forward
jual dengan nominal transaksi
paling banyak sebesar threshold
dan/atau transaksi forward jual
dengan Underlying transaksi
kepemilikan dana valas di dalam
dan luar negeri wajib dilakukan
dengan cara perpindahan dana
pokok secara penuh (full delivery
statement);
- Penegasan transaksi pinjaman
(loan)/kredit yang belum ditarik,
antara lain berupa standby loan
dan undisbursed loan, tidak
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Peraturan Bank Indonesia No. 17/16/ Peraturan Bank Indonesia No. Terhadap perubahan ketentuan terkait
PBI/2015 Tentang Perubahan Ketiga 17/16/PBI/2015 diterbitkan sebagai transaksi valuta asing tersebut, Bank
atas Peraturan Bank Indonesia No. bentuk upaya Bank Indonesia untuk: Mandiri telah melakukan beberapa penye-
16/17/PBI/2014 Tentang Transaksi meningkatkan supply valuta asing suaian dalam aktivitas bisnisnya antara
Valuta Asing Terhadap Rupiah Antara di pasar valuta asing domestik lain:
Bank Dengan Pihak Asing sehingga dapat mendorong kegiatan - Menyesuaikan ketentuan internal ter-
perekonomian; mempercepat kait transaksi valuta asing terhadap
pendalaman pasar keuangan di pasar Rupiah antara bank dengan Pihak
valuta asing domestik serta sebagai Asing;
respon terhadap perkembangan - Melakukan sosialisasi kepada
pasar global. nasabah terkait perubahan threshold
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI dimaksud beserta ketentuan terkait
No. 17/16/PBI/2016 antara lain: kelipatan dalam underlying transaksi
- Peningkatan threshold transaksi dan memonitor jumlah transaksi
tanpa Underlying Transaksi; nasabah.
- Penambahan jenis Underlying
Transaksi;
- Penyelesaian transaksi forward
jual dengan nominal transaksi
paling banyak sebesar threshold
dan/atau transaksi forward jual
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Peraturan Bank Indonesia No. 17/21/ PBI No. 17/21/PBI/2015 mengatur Bank Mandiri telah melakukan
PBI/2015 tentang Perubahan Kedua mengenai relaksasi atas pemenuhan penyesuaian terkait pemenuhan
atas Peraturan Bank Indonesia No. rasio GWM Primer dalam Rupiah GWM Primer Rupiah dari sebelumnya
15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib yang diharapkan dapat meningkatkan 8,0% dari DPK Rupiah menjadi 7,5%
Minimum Bank Umum dalam Rupiah kapasitas pembiayaan perbankan untuk dari DPK Rupiah per 1 Desember
dan Valuta Asing bagi Bank Umum mendukung kegiatan ekonomi. 2015.
Konvensional Pokok-pokok pengaturan dalam PBI No.
17/16/PBI/2016 antara lain:
- Penurunan rasio kewajiban GWM
dalam Rupiah menjadi sebesar 7,5%
dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam
Rupiah;
- Kelonggaran atas kewajiban
pemenuhan GWM Primer dalam
Rupiah bagi Bank yang melakukan
merger atau konsolidasi tetap
sebesar 1% untuk jangka waktu satu
tahun terhitung sejak merger atau
konsolidasi berlaku efektif;
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
35 Kebijakan Stimulus Perekonomian 35 Kebijakan Stimulus Perekonomian Terhadap beberapa kebijakan stimulus
sebagaimana dimaksud mencakup perekonomian yang telah terbit, telah
beberapa sektor, antara lain: sektor dilakukan penyesuaian aktivitas Bisnis
perbankan (12 kebijakan), sektor pasar oleh Bank Mandiri.
modal (15 kebijakan, sektor industri
keuangan non bank (4 kebijakan), dan
sektor perlindungan konsumen dan
edukasi (4 kebijakan).
Adapun materi kebijakan di sektor
perbankan, antara lain sebagai berikut:
- Tagihan atau kredit yang dijamin
oleh Pemerintah Pusat dikenakan
bobot risiko sebesar 0% dalam
perhitungan ATMR untuk risiko
kredit;
- Bobot risiko untuk Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB)
ditetapkan sebesar 75% dalam
perhitungan ATMR untuk risiko
kredit;
- Penerapan penilaian Prospek
Usaha sebagai salah satu
persyaratan restrukturisasi kredit
tanpa mempertimbangkan kondisi
pasar maupun industri dari sektor
usaha debitur;
- Pelaksanaan restrukturisasi kredit
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Ketentuan kehati-hatian yang dimaksud Bank Mandiri telah melakukan sosialisasi
Nomor 11/POJK.03/2015 Tentang dilakukan terhadap: ke seluruh Unit Kerja terkait dan telah
Ketentuan Kehati-Hatian dalam Rangka - Perhitungan ATMR untuk Risiko dilakukan penyesuaian sesuai dengan
Stimulus Perekonomian Nasional bagi Kredit dengan menggunakan ketentuan tersebut.
Bank Umum pendekatan standar bagi Kredit
beragun rumah tinggal; dan Kredit
kepada UMKM yang dijamin oleh
lembaga penjaminan atau asuransi
Kredit berstatus BUMD;
- Penilaian dan penetapan kualitas
aset bagi kredit dan penyediaan
dana lainnya dalam jumlah kecil;
dan kredit yang direstrukturisasi;
dan penyertaan modal.
- Bobot risiko Kredit beragun rumah
tinggal ditetapkan sebagai berikut:
a) Paling rendah 35% untuk
Kredit konsumsi dalam rangka
kepemilikan rumah tinggal
atau apartemen atau Kredit
konsumsi yang dijamin dengan
agunan berupa rumah tinggal
atau apartemen yang memenuhi
seluruh kriteria.
b) Paling rendah 20% untuk
Kredit konsumsi dalam rangka
kepemilikan rumah tinggal yang
merupakan program Pemerintah
Indonesia yang memenuhi
seluruh kriteria.
Bobot risiko Kredit kepada UMKM yang
dijamin oleh lembaga penjaminan
atau asuransi Kredit berstatus BUMD
ditetapkan sebesar 50% sepanjang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Penetapan kualitas Kredit dan
penyediaan dana lainnya dapat hanya
didasarkan atas ketepatan pembayaran
pokok dan/atau bunga.
Kualitas Kredit setelah dilakukan
restrukturisasi ditetapkan paling
tinggi kurang lancar untuk kredit yang
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Tabel Perubahan Peraturan dan Dampak terhadap Kinerja Bank Mandiri dan Entitas Anak
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, yang Bank Mandiri telah melakukan koordinasi
1/Pojk.05/2015 Tentang Penerapan selanjutnya disingkat LJKNB, adalah dengan entitas anak dalam hal ini
Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa lembaga yang melaksanakan kegiatan Mandiri AXA General Insurance dalam
Keuangan Non-Bank. di sektor perasuransian, dana pensiun, hal penerapan manajemen risiko sesuai
dan lembaga pembiayaan, yang meliputi: dengan POJK dimaksud.
Perusahaan asuransi umum, perusahaan
asuransi jiwa, dan perusahaan reasuransi,
termasuk yang menyelenggarakan
seluruh atau sebagian usahanya dengan
prinsip syariah; Perusahaan pialang
asuransi, perusahaan pialang reasuransi,
dan perusahaan penilai kerugian
asuransi; Dana pensiun termasuk yang
menyelenggarakan seluruh atau sebagian
usahanya dengan prinsip syariah; dan
Perusahaan pembiayaan, termasuk yang
menyelenggarakan seluruh atau sebagian
usahanya berdasarkan prinsip syariah.
LJKNB wajib menerapkan Manajemen
Risiko secara efektif.
Dalam rangka menerapkan Manajemen
Risiko, LJKNB wajib memiliki pedoman
penerapan Manajemen Risiko.
LJKNB wajib menyusun penilaian sendiri
(self assessment) penerapan Manajemen
Risiko paling sedikit sekali dalam setahun
untuk posisi per tanggal 31 Desember.
LJKNB wajib menyampaikan laporan hasil
penilaian sendiri kepada OJK paling lambat
tanggal 28 Februari tahun berikutnya.
Apabila batas akhir penyampaian laporan
hasil penilaian sendiri jatuh pada hari libur,
batas akhir penyampaian laporan adalah
hari kerja pertama berikutnya.
Hasil penilaian sendiri digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan penilaian tingkat
Risiko LJKNB sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan OJK mengenai penilaian
tingkat risiko LJKNB.
Peraturan OJK ini mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 2016.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan juga mengharuskan manajemen untuk membuat
harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, akuntansi Grup. Area yang kompleks atau memerlukan
aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area
wajar melalui laporan laba rugi dan seluruh instrumen dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak
derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
keuangan konsolidasian disusun berdasarkan Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka
akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas penyusunan laporan keuangan konsolidasian
konsolidasian. dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam
menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan aset dan liabilitas. Manajemen membuat estimasi
menggunakan metode langsung dengan dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun
operasional, investasi dan pendanaan. kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan
oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia adalah
Laporan keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam estimasi terbaik yang didasarkan standar yang
bidang perbankan syariah disusun berdasarkan berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 101 terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa
(Revisi 2014) Penyajian Laporan Keuangan Syariah, lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas
PSAK 102 (Revisi 2013) Akuntansi Murabahah, kejadian yang akan datang. Walaupun estimasi dan
PSAK 104 Akuntansi Istishna, PSAK 105 Akuntansi asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik
Mudharabah, PSAK 106 Akuntansi Musyarakah, manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil
PSAK 107 Akuntansi Ijarah, PSAK 110 Akuntansi yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan
Sukuk dan PSAK lain selama tidak bertentangan asumsi semula.
dengan prinsip syariah serta Pedoman Akuntansi
Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) (Revisi 2013). Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian
ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah (Rp),
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar kecuali dinyatakan lain.
Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan
penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut
Pada tanggal 1 Januari 2015, Grup telah menerapkan Penerapan standar dan interpretasi baru atau revisi
beberapa standar dan interpretasi baru atau revisi yang relevan dengan operasi Grup tidak memberikan
yang relevan dengan operasi Grup yang berlaku dampak yang material pada Laporan Keuangan
efektif sejak tanggal tersebut. Perubahan kebijakan Konsolidasian.
akuntansi Grup telah dibuat seperti yang disyaratkan
sesuai dengan ketentuan dalam masing-masing
standar dan interpretasi.
Amandemen dan penyesuaian Pernyataan Standar 6. Amandemen PSAK 24 tentang Imbalan Kerja
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah disahkan oleh terkait Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - Ikatan
7. Amandemen PSAK 65 tentang Laporan
Akuntan Indonesia (IAI), tetapi belum berlaku efektif
Keuangan Konsolidasian, terkait Entitas
untuk laporan keuangan tahun berjalan diungkapkan
Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi.
di bawah ini. Grup bermaksud untuk menerapkan
amandemen dan penyesuaian PSAK tersebut, jika 8. Amandemen PSAK 67 tentang Pengungkapan
dipandang relevan, saat telah menjadi efektif. Kepentingan dalam Entitas Lain, terkait Entitas
Tersendiri, terkait Metode Ekuitas dalam Laporan 10. PSAK 7 (Penyesuaian 2015) tentang
Keuangan tersendiri. Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.
3. Amandemen PSAK 15 tentang Investasi pada 11. PSAK 13 (Penyesuaian 2015) tentang Properti
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, terkait Investasi.
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian 12. PSAK 16 (Penyesuaian 2015) tentang Aset
Konsolidasi. Tetap.
4. Amandemen PSAK 16 tentang Aset Tetap, 13. PSAK 19 (Penyesuaian 2015) tentang Aset
terkait Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Takberwujud.
Penyusutan dan Amortisasi.
14. PSAK 68 (Penyesuaian 2015) tentang
5. Amandemen PSAK 19 tentang Aset Takberwujud, Pengukuran Nilai Wajar.
terkait Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi.
Perjanjian, Komitmen
dan Kontijensi Penting
Beberapa perjanjian, komitmen dan kontijensi penting mengadakan perjanjian dengan vendor untuk
dengan berbagai pihak pada tahun 2015 adalah menambah fitur eMAS sesuai perjanjian
sebagai berikut: Application Management 2013 dengan system
1. Perjanjian IntegRated Banking System dengan blanket order dengan nilai kontrak maksimum
Vendor sebesar USD2.583.700 (nilai penuh, setelah
Pada tanggal 22 November 2012, Bank Mandiri PPN).
mengadakan perjanjian dengan vendor untuk Perjanjian blanket order didasarkan pada
menambah fitur eMAS sesuai perjanjian estimasi mandays aktual yang akan dilakukan
Application Management Services 2011 sebesar oleh vendor atas pekerjaan penambahan fitur
USD866.125 (nilai penuh, setelah PPN) dan eMAS tersebut. Pada tanggal 31 Desember
Application Management Services 2012 sebesar 2015 nilai kontrak dengan pendekatan realisasi
USD1.190.000 (nilai penuh, setelah PPN) dengan pembayaran adalah sebesar USD2.393.300 (nilai
sistem blanket order sehingga total nilai kontrak penuh) dan bank telah melakukan pembukuan
maksimum sebesar USD2.056.125 (nilai penuh, atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset
setelah PPN). tetap sebesar USD2.234.400 (nilai penuh)
Pada tanggal 31 Desember 2015 nilai kontrak sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi
dengan pendekatan realisasi pembayaran untuk 31 Desember 2015 adalah 93,36%.
Application Management Services 2012 adalah Pada tanggal 15 September 2014, Bank Mandiri
sebesar USD1.083.250 (nilai penuh, setelah mengadakan Perjanjian dengan vendor untuk
PPN) dan Bank telah melakukan pembukuan menambah fitur eMAS sesuai perjanjian
atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset Application Management 2014 dengan system
tetap sebesar USD977.900 (nilai penuh, setelah blanket order dengan nilai kontrak maksimum
PPN) sehingga estimasi penyelesaian proyek sebesar USD3.550.000 (nilai penuh, setelah
posisi 31 Desember 2015 adalah 90,27%. PPN). Perjanjian blanket order didasarkan pada
Pada tanggal 3 September 2013, Bank Mandiri estimasi mandays aktual yang akan dilakukan
oleh vendor atas pekerjaaan penambahan fitur menyalurkan dana berdasarkan prinsip syariah
eMAS tersebut. Pada tanggal 31 Desember dalam bentuk pembiayaan Murabahah.
2015 nilai kontrak dengan pendekatan realisasi Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas,
pembayaran adalah sebesar USD2.648.300 (nilai BSM tidak bersedia melaksanakan pembayaran
penuh) dan bank telah melakukan pembukuan dengan alasan terdapat permasalahan status
atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan
tetap sebesar USD2.386.310 (nilai penuh) Murabahah, yang saat itu berlaku belum secara
sehingga estimasi penyelesaian proyek posisi spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha
31 Desember 2015 adalah 90,11%. bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah
sehingga diperlukan proses penafsiran. BSM
2. Perkara Hukum berpendapat bahwa pembiayaan Murabahah
adalah jasa perbankan sebagaimana diatur
Bank saat ini masih menghadapi permasalahan
dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
hukum diantaranya dengan debitur dan/atau
yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998
pemilik dana sebagai akibat adanya perselisihan
dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
perjanjian yang telah diputus oleh Pengadilan
Syariah, dengan demikian pembiayaan
dimana Bank dihukum untuk membayar ganti
Murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN.
rugi sebesar Rp99.771. Saat ini Bank masih
Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang
dalam proses/upaya hukum keberatan terhadap
telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000
putusan. Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri
tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas
atas tuntutan hukum yang belum selesai pada
barang mewah.
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
masing sebesar Rp2.420.417 dan Rp4.411.270. Ditjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank transaksi Murabahah yang dilakukan oleh BSM
Mandiri telah membentuk cadangan masing- terutang PPN karena kegiatan tersebut dilakukan
masing sebesar Rp537.693 dan Rp507.707 dan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan
berpendapat bahwa cadangan yang dibentuk kegiatan transaksi Murabahah tidak termasuk
telah memadai. jenis jasa di bidang perbankan.
Pada tanggal 15 Oktober 2009, Pemerintah telah
menerbitkan Undang - undang No. 42 tahun
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi
2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang
Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri
- undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak
(BSM)
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Pada tahun 2004 dan 2005 kantor pusat dan
Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku
beberapa kantor cabang BSM telah menerima
mulai tanggal 1 April 2010. Undang - undang
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan
dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak
berdasarkan prinsip syariah termasuk kelompok
Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa pajak
jasa yang tidak dikenai PPN.
Januari sampai dengan Desember 2003 dari
Selanjutnya dalam tahun 2010, Pemerintah
Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dengan jumlah
telah menerbitkan Undang - undang Republik
sebesar Rp37.649, sehubungan BSM dalam
Indonesia No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan
melaksanakan fungsi intermediarinya telah
Atas Undang - undang No. 47 Tahun 2009 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki
Anggaran 2010 yang berlaku sejak tanggal 25 kemudahan akses untuk meningkatkan trade
Mei 2010. Pada pasal 3 ayat 2 poin b dan paragraf finance credit lines serta meningkatkan trade
penjelasannya disebutkan bahwa pengenaan volume dan membuka peluang bisnis baru
PPN atas transaksi Murabahah terhadap khususnya ke negara-negara yang selama ini
beberapa bank syariah tertentu ditanggung oleh volume perdagangan dengan Indonesia masih
pemerintah. Berdasarkan paragraf penjelasan cukup rendah.
dari pasal 3 ayat 2 tersebut jumlah PPN BSM Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri
yang ditanggung oleh pemerintah adalah menerima fasilitas kredit revolving sampai
sebesar Rp25.542 dari jumlah SKPKB dan STP dengan jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai
yang diterima Bank sebesar Rp37.649. penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan
BSM berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah bunga sebesar jumlah total margin dan LIBOR
PPN yang ditanggung oleh pemerintah dan selama periode bunga.
jumlah SKPKB dan STP yang diterima oleh Pada tanggal 16 September 2015, Bank Mandiri
BSM tidak akan ditagihkan kepada BSM sesuai menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
maksud dan tujuan dari undang - undang jangka panjang tanpa agunan dengan China
tersebut. Development Bank (CDB).
Pinjaman tersebut terbagi dalam 2 (dua) fasilitas,
4. Trade Financing dengan Asian Development Bank yaitu Tranche A berupa pinjaman langsung dari
dan pinjaman dari China Development Bank CDB dalam valuta USD dengan total fasilitas
Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri sebesar USD700.000.000 (nilai penuh) yang
telah menandatangani perjanjian kerjasama jatuh tempo 10 (sepuluh) tahun setelah tanggal
dengan Asian Development Bank (ADB) melalui perjanjian dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam)
Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu bulanan ditambah marjin tertentu dan Tranche
Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank B berupa pinjaman langsung dalam valuta CNY
Agreement (IBA) dan Revolving Credit Agreement dengan total fasilitas sebesar CNY1.908.420.000
(RCA). (nilai penuh) yang jatuh tempo 10 (sepuluh) tahun
setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga
Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat
SHIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin
bertindak baik sebagai confirming bank maupun
tertentu. Pinjaman tersebut telah dicairkan
sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor
pada tanggal 13 November 2015, 3 Desember
impor nasabah dengan basis Letter of Credit
2015, 11 Desember 2015, 18 Desember 2015, 23
(L/C). Sebagai confirming bank, Bank Mandiri
Desember 2015 dan 28 Desember 2015.
dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang
diterbitkan oleh issuing bank dan sebagai issuing
bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan Derivatif dan Kebijakan
confirmation guarantee oleh ADB atas L/C yang
Lindung Nilai
diterbitkan.
Skema TFFP tersebut merupakan program ADB
Kebijakan Lindung Nilai
untuk memfasilitasi transaksi perdagangan
berbasis L/C di negara-negara berkembang Asia
Sebagai langkah perlindungan dari risiko, Bank
untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume Mandiri telah menerapkan prinsip hedging atau
perdagangan. Dengan menjadi partisipan lindung nilai. Penerapan prinsip ini dilakukan sebagai
upaya mengurangi risiko pasar melalui pelaksanaan Aktivitas treasury dapat memberikan kontribusi
transaksi yang meng-offset risiko pasar. Kebijakan terhadap interest income dan fee based income, tetapi
lindung nilai (hedging) yang diterapkan oleh Bank aktivitas ini mengandung potensi risiko yang tinggi
Mandiri diatur dalam Kebijakan Treasury Bank Mandiri dan dapat terjadi setiap saat akibat perubahan faktor
(KTBM). Kebijakan ini menjadi pedoman yang berisi risiko pasar. Oleh karena itu, sebagai upaya mitigasi
prinsip-prinsip umum (high level), strategis dan jangka risiko maka diperlukan pelaksanaan prinsip kehati-
panjang yang mengatur ketentuan aktivitas treasury hatian dalam aktivitas treasury yang harus dipahami
terkait dua portofolio yaitu trading book dan banking oleh seluruh jajaran unit kerja terkait. Penerapan
book. Trading book didefinisikan sebagai seluruh posisi prinsip kehati-hatian tercermin dalam pelaksanaan
perdagangan Bank (proprietary trading position) pada ketentuan yang benar, konsisten, konsekuen dan dapat
instrumen keuangan dalam neraca dan rekening dipertanggungjawabkan. Prinsip kehati-hatian inilah
administratif yang dimiliki untuk tujuan memperoleh yang menjadi landasan filosofi dan kerangka kerja bagi
keuntungan dalam jangka pendek. Sedangkan, semua keputusan di bidang treasury.
Banking book merupakan semua posisi yang ditujukan
kepentingan pemenuhan likuiditas, pengelolaan
aset dan liabilitas Bank secara optimal, maupun
pemenuhan aspek permodalan.
Bank Mandiri melakukan transaksi dengan pihak 1. Hubungan Pihak Berelasi sebagai Pemegang
berelasi yang digolongkan menjadi empat pihak Saham Utama
yaitu dengan Pemegang Saham Utama, Pihak karena
Pemerintah Republik Indonesia melalui
Kepemilikan atau Kepengurusan, Entitas Pemerintah
Kementerian Keuangan.
dan manajemen atau karyawan kunci.
2. Hubungan Pihak Berelasi oleh karena saham, efek-efek yang ditertibkan, kredit yang
Kepemilikan dan/atau Kepengurusan diberikan, pinjaman subordinasi, simpanan
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi nasabah dan bank garansi.
antara lain adalah giro pada bank lain, penyertaan
Adhi Multipower Pte. Ltd. PT Abacus Distri System Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Adhiguna Putera PT Aero Systems Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Aerowisata PT Angkasa Citra Sarana Catering Entitas Anak dari BUMN
PT Angkasa Pura Hotel PT Arthaloka Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Asrinda Arthasangga PT Asuransi Berdikari Entitas Anak dari BUMN
PT Asuransi Jasa Raharja Putera PT Asuransi Jiwa Taspen Entitas Anak dari BUMN
PT Bahana Artha Ventura PT Bank BRI Syariah Entitas Anak dari BUMN
PT Bank Negara Indonesia Syariah PT Berdikari United Livestock Entitas Anak dari BUMN
PT Berlian Jasa Terminal Ind PT BNI Life Insurance Entitas Anak dari BUMN
PT BNI Multi Finance PT Bromo Steel Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Daya Laut Utama PT Dharma Lautan Nusantara Entitas Anak dari BUMN
PT Dok & Perkapalan Waiame PT Electronic Data Interchange Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Eltran Indonesia PT Energi Pelabuhan Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Galangan Pelni Surya PT Gapura Angkasa Entitas Anak dari BUMN
PT Geo Dipa Energi PT Haleyora Power Entitas Anak dari BUMN
PT Indofarma Global Medika PT Indonesia Chemical Alumina Entitas Anak dari BUMN
PT Indonesia Comnets Plus PT Indonesia Kendaraan Terminal Entitas Anak dari BUMN
PT Indonesia Power PT Infomedia Nusantara Entitas Anak dari BUMN
PT Ismawa Trimitra PT Itci Hutani Manunggal Entitas Anak dari BUMN
PT Itci Kayan Hutani PT Jasa Marga Bali Tol Entitas Anak dari BUMN
PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia PT Kalimantan Agro Nusantara Entitas Anak dari BUMN
PT KAI Commuter Jabodetabek PT Jakarta International Container Terminal Entitas Anak dari BUMN
PT Kaltim Industrial Estate PT Kawasan Industri Kujang Cikampek Entitas Anak dari BUMN
PT Kereta Api Logistik PT Kereta Api Pariwisata Entitas Anak dari BUMN
PT Kertas Padalarang PT Kimia Farma Trading & Distributor Entitas Anak dari BUMN
PT Kodja Terramarin PT Krakatau Daya Listrik Entitas Anak dari BUMN
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Information Technology Entitas Anak dari BUMN
PT Krakatau Prima Dharma Sentana PT Mega Eltra Entitas Anak dari BUMN
PT Mitra Kerinci PT Multi Nitrotama Kimia Entitas Anak dari BUMN
PT Multi Terminal Indonesia PT Nusantara Regas Entitas Anak dari BUMN
PT Pal Marine Service PT Pann Pembiayaan Maritim Entitas Anak dari BUMN
PT Patra Jasa PT Pelindo Marine Service Entitas Anak dari BUMN
PT Pelita Air Service PT Pelita Indonesia Djaya Corp Entitas Anak dari BUMN
PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) PT Perhutani Alam Wisata Entitas Anak dari BUMN
PT Perhutani Anugerah Kimia PT Permodalan Nasional Madani Investment Entitas Anak dari BUMN
Management
PT Permodalan Nasional Madani PT Peroksida Indonesia Pratama Entitas Anak dari BUMN
Venture Capital
PT Pertamina Bina Medika PT Pertamina Drilling Services Indonesia Entitas Anak dari BUMN
PT Pertamina EP PT Pertamina Gas Entitas Anak dari BUMN
PT Pertamina Geothermal Energy PT Pertamina Hulu Energi Entitas Anak dari BUMN
PT Pertamina Retail PT Pertamina Training & Consulting Entitas Anak dari BUMN
PT Petro Jordan Abadi PT Petrokimia Gresik Entitas Anak dari BUMN
PT Petrokimia Kayaku PT Petrosida Entitas Anak dari BUMN
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
PT Barata Indonesia (Persero) PT Berdikari (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) PT Bina Karya (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Bio Farma (Persero) PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Boma Bisma Indra (Persero) PT Brantas Abipraya (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Cambrics Primissima (Persero) PT Dahana (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Danareksa (Persero) PT Dirgantara Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Djakarta Llyod (Persero) PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Elnusa Tbk. PT Energi Manajemen Indonesia Badan Usaha Milik Negara
PT Garam (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
PT Hotel Indonesia Natour PT Hutama Karya (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Iglas (Persero) PT Indah Karya Badan Usaha Milik Negara
PT Indofarma (Persero) Tbk. PT Indra Karya (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Industri Kapal Indonesia (Persero) PT Industri Kereta Api (INKA) Badan Usaha Milik Negara
PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) PT Industri Sandang Nusantara Badan Usaha Milik Negara
(dahulu PT Batan Teknologi)
PT Industri Soda Indonesia (Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (ITI) Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani I PT Inhutani II Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani III PT Inhutani IV Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani V PT INTI (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Istaka Karya PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
PT Jiep PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Kawasan Industri Makasar (Persero) PT Kawasan Industri Medan (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Kawasan Industri Wijayakusuma PT Kereta Api Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara
(Persero)
PT Kertas Kraft Aceh (Persero) PT Kertas Leces (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. PT Len Industri (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Merpati Nusantara Airlines PT Nindya Karya (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT PAL Indonesia (Persero) PT Pann Multi Finance (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Pelayaran Bahtera Adiguna PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/ Badan Usaha Milik Negara
PT PELNI
PT Pembangunan Perumahan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara
Tbk.
PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau PT Perhutani Badan Usaha Milik Negara
Batam (Persero)
PT Perikanan Nusantara PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara II (Persero) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) PT Perkebunan Nusantara V (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara X (Persero) PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Pertamina (Persero) PT Pertani (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Perusahaan Pengelolaan Aset PT Prasarana Perikanan Samudera Badan Usaha Milik Negara
PT Pupuk Indonesia Holding Company PT Reasuransi Umum Indonesia Badan Usaha Milik Negara
(dahulu PT Pupuk Sriwidjaja (Persero))
PT Rukindo PT Sang Hyang Seri Badan Usaha Milik Negara
PT Sarana Karya PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Sarinah (Persero) Badan Usaha Milik Negara
PT Semen Baturaja (Persero) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (dahulu PT Badan Usaha Milik Negara
Semen Gresik (Persero) Tbk.)
PT Semen Kupang PT Sier Badan Usaha Milik Negara
PT Sucofindo (Persero) PT Survey Udara Penas Badan Usaha Milik Negara
PT Surveyor Indonesia PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Badan Usaha Milik Negara
Ratu Boko
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) PT Taspen Badan Usaha Milik Negara
Tbk.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/PT PT Timah (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
Telkom Tbk.
PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) PT Virama Karya Badan Usaha Milik Negara
PT Waskita Karya (Persero) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Badan Usaha Milik Negara
PT Yodya Karya (Persero) PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Badan Usaha Milik Negara
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Lembaga Keuangan Milik Negara
PT Indonesia Infrastructure Finance Entitas Asosiasi dari BUMN
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai
berikut:
Tabel Nilai Transaksi Pihak Berelasi Tahun 2014-2015 (Rp juta)
Aset:
Giro pada bank Lain 20.937 24.515
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 1.503.078 1.991.278
Efek-efek *) 14.803.097 16.516.404
Obligasi pemerintah 86.153.906 103.869.361
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 6.414.623 7.051.775
Tagihan derivatif 5.087 32.152
Kredit yang diberikan 67.613.532 75.405.807
Piutang pembiayaan konsumen 7.420 5.886
Tagihan akseptasi 252.138 409.880
Jumlah aset kepada pihak-pihak berelasi 176.774.538 205.307.058
Jumlah Aset Konsolidasian 855.039.673 910.063.409
Presentase jumlah aset kepada pihak-pihak berelasi terhadap aset konsolidasi 20,67% 22,56%
Liabilitas:
Simpanan Nasabah
Giro/ giro wadiah 19.751.219 38.252.185
Tabungan / tabungan wadiah 121.683 1.342.075
Deposito berjangka 33.459.942 37.257.210
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 25.569 70.176
Inter-bank Call Money - 600.000
Liabilitas derivatif 8.679 3.095
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - 467.123
Liabilitas Akseptasi 1.366.249 606.737
Efek-efek yang diterbitkan 437.000 587.750
Pinjaman yang diterima 252.149 25.178
Pinjaman Subordinasi 1.909.800 1.687.800
Jumlah liabilitas kepada Pihak-pihak Berelasi 57.332.290 80.899.329
Jumlah Liabilitas Konsolidasian 697.019.624 736.198.705
Persentase jumlah liabilitas kepada pihak-pihak berelasi terhadap jumlah 8,32% 10,99%
liabilitas konsolidasian
Dana syirkah temporer 492.425 666.356
Persentase terhadap jumlah dana syirkah temporer 0,93% 1,23%
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah dan SPN 4.681.935 5.364.814
Presentase terhadap pendapatan bunga dan pendapatan syariah 7,47% 7,49%
Beban bunga pinjaman yang diterima 59.292 3.759
Persentase terhadap beban bungan dan beban syariah 0,25% 0,01%
Komitmen dan kontinjensi
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan 26.730.367 20.811.629
Letter of Credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan 8.325.989 5.107.643
Garansi yang diberikan dalam bentuk Bank Garansi 17.401.095 23.280.899
Garansi yang diberikan dalam bentuk Standby letters of credit 6.510.384 6.560.416
Jumlah komitmen dan kontijensi untuk pihak berelasi 58.967.835 55.760.587
Jumlah komitmen dan kontinjensi konsolidasian 154.689.201 174.421.838
Persentase jumlah komitmen dan kontinjensi 38,12% 31,97%
kepada pihak-pihak berelasi terhadap jumlah aset konsolidasian
*) Disajikan bruto sebelum diskonto yang belum diamortisasi dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari (penurunan)/
kenaikan nilai efek-efek
prospek usaha
Proyeksi Perekonomian
Berdasarkan proyeksi WEO, yang dirilis oleh IMF pada bulan Januari 2016, pertumbuhan ekonomi global tahun 2016
diperkirakan sebesar 3,4%, lebih tinggi dari pencapaian tahun 2015 sebesar 3,1%.
3.6
3.4 3.4 3.1 11
3.4 11
11
2.6 2.6
2.5
2.4
1.9 2.1 2.1
1.5
3.4 1.8
1.1
11 11
Secara nasional, diproyeksikan perumbuhan ekonomi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun
akan membaik pada tahun 2016. Pembangunan 2015 yang diprediksi hanya 4,7%. Faktor utama dari
infrastruktur oleh pemerintah dan swasta yang lebih pertumbuhan tersebut adalah perbaikan infrastruktur
merata adalah pendukung utama pertumbuhan nasional.
ekonomi nasional, melihat pertumbuhan ekonmi
global yang belum sepenuhnya pulih. Hal tersebut Tingkat inflasi pada tahun 2016 diperkirakan rata-rata
didukung oleh proyeksi Bank Dunia bahwa 5,0% (yoy) dengan kurs mata uang Indonesia (Rp)
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 akan terhadap mata uang Amerika Serikat (USD) mencapai
mencapai 5,3%. Proyeksi tersebut lebih tinggi Rp14.800/USD.
2020. Rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai dengan nasabah. Strategi ini bertujuan agar
berikut: kami dapat meningkatkan share of wallet dan
rasio cross-sell revenue dari nasabah wholesale
1. Bank Mandiri bertekad menjadi institusi
Mandiri, melalui penyediaan solusi produk
keuangan terbaik di ASEAN, dalam segi
wholesale yang terintegrasi, solusi yang berbasis
pelayanan, produk, dan imbal hasil kepada
ekspertis di sektor usaha nasabah, dan berperan
pemegang saham, serta manfaat yang diterima
aktif mendukung aktivitas nasabah Mandiri
oleh masyarakat secara luas. Keunggulan ini
yang melakukan ekspansi bisnis ke negara lain
dicapai dengan menyediakan layanan jasa dan
dengan penyediaan solusi yang bersifat cross-
produk yang terintegrasi, solusi keuangan yang
border.
didasari oleh pemahaman sektor industri yang
mendalam dengan ditopang kemajuan teknologi, 2. Menjadi Bank pilihan nasabah di segmen
kualitas manusia dan sinergi bisnis hingga ke retail, dengan akselerasi bisnis di segmen-
perusahaan anak. segmen utama yang menjadi pendorong utama
pertumbuhan bisnis Bank Mandiri, yaitu:
2. Menjadi kebanggaan negeri dan setiap
insan yang bekerja di Bank Mandiri memiliki Di segmen mikro, Bank Mandiri ingin
tanggung jawab yang harus direalisasikan menjadi penantang terkuat di pasar, melalui
kemudahan akses nasabah mikro ke
melalui pengelolaan manajemen dan tata kelola
jaringan distribusi Bank Mandiri.
perusahaan yang baik.
Di segmen Small Medium Enterprise (SME),
Bank Mandiri ingin menjadi Bank Utama
pilihan nasabah SME, melalui penetrasi
dan akuisisi nasabah yang difokuskan pada 3. Mengintegrasikan bisnis di semua segmen
sektor-sektor potensial, untuk memenuhi yang ada di Bank Mandiri, termasuk dengan
seluruh kebutuhan nasabah SME. Perusahaan Anak. Melalui Strategi ini, kami
Sedangkan di segmen Individual, ingin mendorong budaya cross-sell, baik antar
Bank Mandiri fokus pada membangun unit kerja yang menangani segmen wholesale
kepemimpinan melalui penawaran produk dan retail, termasuk dengan perusahaan anak,
consumer yang lengkap dan berdaya serta mendorong regionalisasi bisnis dan
saing, memiliki inovasi untuk memperkuat mengoptimalkan jaringan distribusi di wilayah.
dominasi di retail payment.
Ketiga area fokus tersebut juga akan didukung
dengan penguatan organisasi untuk memberikan
solusi layanan terpadu, peningkatan infrastruktur
(kantor cabang, IT, operations, risk management) serta
penguatan sumber daya manusia.
Strengthening the
foundation
2014-2015
Driving innovation
and growth
2015-2016
Segment innovation
Services Channels
Product innovation
Extending market
leadership
2016-2017
Building
international
footprint and
partnerships
informasi
kelangsungan usaha
Informasi Signifikan
Potensi Penghambat
Kelangsungan Usaha
Sampai dengan tahun 2015, Bank Mandiri tidak Sampai pada tahun 2015 Bank Mandiri justru
terdapat hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap memantapkan diri menuju visi menjadi bank terbaik
kelangsungan usaha seperti penjualan aset secara di ASEAN tahun 2020 (To be The Best Bank in ASEAN
lelang atau obral untuk mendapatkan dana cepat by 2020).
untuk melunasi kewajiban perusahaan sebagai bentuk
tidak kemampuan perusahaan membayar seluruh
kewajibannya.
Asumsi Dasar
Kelangsungan Usaha
Asumsi tersebut berlandaskan pada posisi Bank faktor-faktor eksternal dengan melihat peluang
Mandiri jika dilihat dari analisis kekuatan (strengths) (opportunities) maupun ancaman (threats).
dan kelemahan (weaknesses) serta identifikasi
Strenghts Weaknesses
- Kecukupan modal Bank Mandiri yang besar - Beberapa pangsa pasar dari produk masih kecil
Opportunities Threats
- Pemanfaatan media dan teknologi sebagai - Perlambatan ekonomi nasional yang berakibat
business development pada penurunan bisnis
- Melakukan ekspansi melalui berlakunya MEA 2015 - Alternatif financing selain bank
Strategi Pemasaran
Bank Mandiri terus menyempurnakan strategi
untuk cabang existing dengan menyediakan
pemasaran sejalan dengan transformasi yang
layanan weekend banking pada hari Sabtu dan
diinisiasi. Strategi pemasaran dirancang berdasarkan
Minggu di beberapa Cabang. Selain itu, Bank
pendekatan 360 Marketing Strategy yang
Mandiri juga telah memanfaatkan perkembangan
memberikan beragam contact point bagi nasabah
teknologi informasi dengan menyediakan
baik melalui media konvensional maupun media
digital serta melakukan pengukuran untuk setiap layanan e-channel sehingga mempermudah
program yang dijalankan. Strategi yang disusun nasabah melakukan kegiatan yang berkaitan
juga disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dengan perbankan seperti memperoleh
nasabah di setiap segmen sehingga diharapkan akan informasi rekening, melakukan transaksi
tepat sasaran. Beberapa strategi pemasaran yang keuangan dan pembayaran online dalam 24 jam
menjadi fokus utama Bank Mandiri tahun 2015 yaitu: sehari, 7 hari seminggu, dimanapun nasabah
1. Peningkatan layanan Cabang dan e-channel berada. Layanan ini terdiri dari Mandiri ATM,
Bank Mandiri Mandiri SMS, Mandiri internet, Mandiri Internet
Bank Mandiri senantiasa melakukan Bisnis, Mandiri Mobile, dan Mandiri Call. Demo
pengembangan akses layanan dan fitur produk petunjuk layanan e-channel tersebut dimuat pada
perluasan jaringan kantor layanan dengan oleh nasabah dan masyarakat luas.
menambah jumlah cabang di daerah baru. Pada Fitur produk existing dikembangkan sesuai
tahun 2015 Bank Mandiri membuka 126 Kantor kebutuhan nasabah di setiap segmen sehingga
Cabang baru di dalam negeri dan 48 KCP baru. diharapkan dapat menarik minat nasabah. Bank
Bank Mandiri juga melakukan inovasi layanan Mandiri secara aktif memperkenalkan fitur
maupun produk baru melalui berbagai program.
Beberapa fitur yang dikeluarkan tahun 2015 Harian Jogja, Kaltim Post, Bali Post, Manado
diantaranya adalah: Post, Cendrawasih Post, Banjarmasin Post,
a. Lakupandai, Tribun Medan, Jambi Independent), c. majalah
Beban Pemasaran
Pada tahun 2015 jumlah Beban Pemasaran sebesar humas promosi korporasi sebesar 16,52%. Berikut
Rp841,70 miliar dengan alokasi untuk Beban perbandingan realisasi beban pemasaran pada tiga
promosi produk bank sebesar 62,80% dan beban tahun terakhir.
Pangsa Pasar
Pada tahun 2015 intensitas persaingan di industri melalui penerapan strategi pemasaran yang tepat
perbankan semakin ketat. Bank Mandiri terus sasaran, sehingga terjadi pertumbuhan jumlah kredit
berupaya menguasai pangsa pasar di industri yang disalurkan, peningkatan laba dan pangsa pasar.
perbankan Indonesia. Upaya tersebut dilakukan Berikut beberapa gambaran pangsa pasar Bank
Mandiri di industri perbankan Indonesia:
Aset
86,83 13,17*
Aset Bank Mandiri pada Desember 2015 sebesar
Rp807,55 triliun sehingga pangsa pasar Bank Mandiri
dari segi aset pada Desember 2015 sebesar 13,17% 2015
dari total aset perbankan konvensional.
Bank Mandiri
Perbankan Nasional
*Angka Bank Saja
Outstanding Kredit
Kebijakan SDM
Bank Mandiri telah memiliki kebijakan di bidang 2. Menyiapkan pemenuhan pegawai yang
sumber daya manusia yang terdiri dari Kebijakan berkualitas dengan tepat waktu.
sumber daya manusia Bank Mandiri dan Standar
3. Menciptakan sistem on boarding pegawai yang
Pedoman sumber daya manusia yang menjadi acuan
selaras dengan budaya Bank dan membangun
dalam pengelolaan pegawai di seluruh titik pada
hubungan kepegawaian yang terbuka, harmonis
siklus kepegawaian yaitu employee lifecycle, from hire
dan berkeadilan.
to retire. Kebijakan tersebut disusun selaras dengan
strategi Bank Mandiri sehingga dapat menunjang 4. Membangun sistem pengelolaan kompetensi
pertumbuhan bisnis jangka panjang. teknikal dan leadership serta pembelajaran yang
mendorong strategi perusahaan.
Bank Mandiri juga mengembangkan strategi
5. Menyelenggarakan sistem pengelolaan kinerja
pengelolaan sumber daya manusia dengan
yang mendorong produktifitas pegawai.
memperhatikan best practice di dunia yang dikolaborasi
dengan inovasi dan teknologi yang mendukung. 6. Menerapkan sistem total reward yang kompetitif.
Strategi dilaksanakan dengan memperhatikan 7. Menyiapkan talent & successor yang menjadi
prinsip kehati-hatian, penerapan manajemen risiko penerus keberlangsungan perusahaan dalam
serta praktik Good Corporate Goveranance. Strategi jangka panjang.
pengelolaan sumber daya manusia Bank Mandiri
8. Membangun budaya kerja yang mendorong
mencakup:
produktifitas kerja dan menciptakan lingkungan
1. Melakukan pengembangan organisasi yang
kerja yang terbuka, positif dan progressif.
mendukung strategi bisnis.
9. Mengembangkan sistem infrastruktur dan
teknologi human capital yang efektif.
2.attract 3.align
1. architect 4.advance
8.adieu 5.appraise
7.actualise 6.award
Perencanaan SDM
Setiap tahun Bank Mandiri merencanakan kebutuhan dan proses top down yang mempertimbangkan
pegawai yang selaras dengan pertumbuhan bisnis. kemampuan Bank. Hasil dari perencanaan tersebut
Perencanaan pegawai dilakukan melalui proses kemudian menjadi acuan dalam proses rekrutmen
bottom-up yang melibatkan semua unit kerja (pemenuhan pegawai).
Rekrutmen
Pertumbuhan bisnis yang sangat cepat perlu Kebutuhan pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia
didukung dengan strategi pemenuhan pegawai yang membuka peluang bagi putra-putri terbaik daerah dari
efektif, tepat, dan akurat dengan mengacu pada Sabang hingga Merauke untuk bergabung, berkarya
prinsip the right person for the right job at the right dan berkembang bersama Bank Mandiri. Bank
time. Pemenuhan pegawai Bank Mandiri dilakukan Mandiri terus mengembangkan jalur rekrutmen untuk
melalui dua jalur, yaitu internal sourcing dan external mendapatkan talent-talent terbaik. Jalur rekrutmen
sourcing. Internal sourcing yaitu dengan membuka tidak hanya mengandalkan pemasangan iklan, job
kesempatan bagi pegawai tingkat pelaksana untuk fair, dan campus hiring. Sepanjang tahun 2015, Bank
menjadi pegawai pimpinan, sedangkan external Mandiri telah mengoptimalkan e-Recruitment melalui
sourcing melalui jalur fresh graduate dan experience Mandiri Career Website. Selain itu, Bank Mandiri juga
hire, baik untuk tingkat pelaksana maupun pimpinan. mulai menawarkan program internship bagi calon
lulusan terbaik dari kampus-kampus terbaik di dalam
dan luar negeri.
Profil Pegawai
Pegawai Bank Mandiri tahun 2015 sebanyak 36.737 bisnis Bank Mandiri. Berikut ini komposisi pegawai
pegawai, meningkat 5,88% dibandingkan tahun berdasarkan jenjang jabatan, tingkat pendidikan,
2014 sebanyak 34.696 pegawai. Peningkatan ini status kepegawaian.
terutama disebabkan oleh adanya perkembangan
Bank Mandiri telah menyusun komposisi yang ideal Pada tahun 2015 pegawai dengan level pejabat
untuk menyesuaikan kebutuhan dan fungsi untuk VP/AVP meningkat 11,35%, Manajer meningkat
menciptakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan 5,28%, pejabat dengan level staff meningkat 5,94%.
fungsi kerja. Jenjang jabatan yang berlaku di Bank Perubahan komposisi tersebut disesuaikan dengan
Mandiri terbagi menjadi lima level, yaitu SEVP/SVP, kebutuhan bisnis Bank Mandiri saat ini.
VP/AVP, Senior Manager/Manajer, Staff, dan lain-lain.
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2013- 2015 (Pegawai)
Grafik Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2013- 2015 (Pegawai)
395
Lain-lain 404
227
22,203
20,958
Staff
21,260
12,000
11,398
Manajer 10,641
2,040
VP/AVP 1,832
1,754 2015
2014
99
SEVP 2013
104
100
Dalam rangka mengembangkan keberlanjutan bisnis, sebanyak 1.535 pegawai naik 0,66 % dibandingkan
maka keberadaan pegawai yang memiliki kapasitas tahun 2014, dan S1 sebanyak 29.510 pegawai
dan kapabilitas yang sesuai dengan kebutuhan meningkat 7,8%. Diploma sebanyak 3.141 pegawai
Perusahaan menjadi perhatian Bank Mandiri. naik 1,13%. Sedangkan pegawai SLTA turun 5,13% dan
SLTP+SD turun 8,57%.
Pada tahun 2015 jumlah pegawai aktif dengan level
pendidikan S3 sebanyak tujuh pegawai, level S2
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2015 (Pegawai)
S3 7 6 6
SLTP+SD 64 70 74
Grafik Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2015 (Pegawai)
D3 D4 S1 S2 S3
Bank Mandiri membagi status pegawainya menjadi Pegawai Bank Mandiri didominasi oleh pegawai tetap.
pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan trainee. Jumlah pegawai tetap tahun 2015 sebanyak 79,21%,
Proses rekrutmen pegawai Bank Mandiri dimulai sedangkan pegawai tidak tetap sebanyak 19,83% dan
dengan status pegawai tidak tetap atau kontrak dan pegawai trainee sebanyak 0,96% dari total pegawai
setelah 1-2 tahun pegawai tersebut akan menjadi aktif Bank Mandiri.
pegawai tetap, kecuali tenaga kerja asing atau tenaga
ahli dengan status pegawai tidak tetap (kontrak).
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2013-2015 (Pegawai)
Grafik Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2013-2015 (Pegawai)
29,099
25,311
25,158
9,055
8,540
7,284
2015
11
330
354
2014
284
2013
Bank Mandiri tidak membedakan gender atau jenis masing-masing tanggung jawab. Pada tahun 2015
kelamin, sehingga seluruh pegawai mendapatkan jumlah pegawai pria sebanyak 18.105 pegawai lebih
perlakuan yang sama. Apresiasi pegawai yang sedikit dibandingkan pegawai wanita sebanyak
diberikan hanya berdasarkan kompetensi pada 18.632 pegawai.
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013-2015 (Pegawai)
Grafik Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013-2014 (Pegawai)
18.105
18.632
17,271
17,425
17,098
16,884
2015
11 11 2014
2013
pria wanita
Lokasi kerja pegawai Bank Mandiri terbagi menjadi jumlah pegawai di kantor cabang meningkat 26,16%
empat unit kerja yaitu kantor pusat, kantor cabang, dan anak perusahaan meningkat 20% dibandingkan
kantor luar negeri, dan anak perusahaan. Tahun 2015 tahun 2014.
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Lokasi Kerja Tahun 2013-2015 (Pegawai)
Anak Perusahaan 78 65 56
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Lokasi Kerja Tahun 2013-2015 (Pegawai)
78
Anak 65
Perusahaan 56
26
Kantor 26
Luar Negeri
27
27.278
Kantor 21,622
Cabang
21,830
9.355 2015
Kantor
12.983 2014
Pusat
12,069 2013
Jumlah pegawai Bank Mandiri tahun 2015 didominasi aktif Bank Mandiri. Hal ini menunjukkkan bahwa Bank
oleh pegawai dengan masa kerja kurang dari tiga Mandiri terus membuka kesempatan bagi kandidat
tahun sebesar 31,52% dari keseluruhan pegawai yang ingin tumbuh dan berkembang bersama.
Tabel Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Masa Kerja Tahun 2013-2015 (Pegawai)
Grafik Komposisi Pegawai Aktif Berdasarkan Masa Kerja Tahun 2013-2015 (Pegawai)
1.154
>30 1,047
995
1,463
1,473
26-30 3,627
3,029
21-25 3,235
3,345
2.918
16-20 3,307
3,472
2,637
11-15 1,856
1,641
4.456
6-10 4,228
3,859
9.501
3-5 6,932
2015
5,279
11.579 2014
<3 12,618
2013
13,764
Pegawai Bank Mandiri tahun 2015 didominasi oleh menunjukkan bahwa Bank Mandiri tumbuh bersama
pegawai yang berusia 25-29 tahun sebesar 38,47% pegawai dengan usia produktif.
dari keseluruhan pegawai aktif Bank Mandiri . Hal ini
464
>55 1.037
995
2.583
1.476
50-54 3.627
3.102
45-49 2.989
3.345
3.102
40-44 3.460
3.472
3.405
35-39 3.019
1.641
4.980
30-34 4.765
3.859
14.131
25-29 11.828
2015
5.279
4.970 2014
20-24 5.708
2013
13.764
Eksekutif
Eksekutif Level Manager
Middle Level
Middle Level Manager
Selain itu, untuk mengakomodir pertumbuhan jumlah Sedangkan sistem knowledge management untuk
pegawai dengan sebaran yang semakin luas, Bank mengelola pengetahuan dan sarana kolaborasi
Mandiri memanfaatkan perkembangan teknologi sesuai best practice internasional dimuat dalam portal
informasi melalui tiga portal online yaitu mandiri i-learn, mandiri i-know.
mandiri i-share, dan mandiri i-know. Portal mandiri i-learn
memuat informasi mengenai e-learning, pendaftaran Selama tahun 2015, Bank Mandiri telah
training dan assessment tools. Portal mandiri i-share menyelenggarakan program pendidikan, pelatihan,
merupakan media social learning sehingga menjadi dan pengembangan yang diikuti oleh 205.972 peserta.
sarana berbagi informasi di antara seluruh pegawai. Berikut jumlah pegawai yang mengikuti program-
program tersebut dalam tiga tahun terakhir.
Tabel Jumlah Peserta Yang Mengikuti Program Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan
Tahun 2013-2015
Officers)
6. Pasca Sarjana 45 72 43
Selain program pelatihan, pegawai juga diberikan Total biaya pelatihan yang dianggarkan pada
kesempatan untuk mengikuti public training yang tahun 2015 mencapai sebesar Rp492,2 miliar
sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya sehingga atau meningkat sekitar 8,2% dibandingkan tahun
target pelatihan setiap pegawai minimum satu kali 2014, dengan perimbangan sekitar 65,6% untuk
dalam satu tahun dapat dicapai. pembangunan technical capabilities dan sisanya untuk
pembangunan professional capabilities, managerial
capabilities, dan leadership capabilities.
Tabel Biaya Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Tahun 2013-2015 (Rp miliar)
Mandiri University
Bank Mandiri menyempurnakan strategi dan kebijakan menjadi Role Model bagi lingkungan sebagaimana
learning and development secara berkala untuk tertuang dalam pernyataan visi Mandiri University, to
membentuk pegawai Bank Mandiri menjadi knowledge be a producer of best leaders & excellent employees for
worker yang unggul. Hal ini dilakukan melalui Mandiri and Indonesia.Untuk mencapai visi tersebut,
penyelerasan bisnis serta penguatan fungsi strategi telah dicanangkan 3 (tiga) misi Mandiri University
dari learning center menjadi corporate university yang sebagai berikut:
dinamakan Mandiri University. Kebijakan learning - Speed up learning to sustain high performance
center menggunakan pendekatan strategic learning
culture
dengan Mandiri University sebagai strategic business
- Boost talent mobility
partner bagi seluruh unit kerja untuk mendukung
pencapaian visi dan misi Bank Mandiri. - Leverage intangible assests to attract, retain, and
motivate the best talent
Mandiri University ingin menjadi mesin yang
memproduksi talenta-talenta terbaik tidak Mandiri University dibangun dengan tiga pilar utama
hanya untuk Bank Mandiri tetapi untuk bangsa yaitu People, Infrastructure dan Curriculum. Konsep
Indonesia. Talenta terbaik yang dihasilkan memiliki pembelajaran menggunakan adult and strategic
kompetensi teknikal yang terbaik di pasar dan berjiwa learning dengan metode Blended Learning Solution
kepemimpinan yang mumpuni sehingga mampu yaitu 20% education dan 80% exposure & experience
UNIVERSITY
LEARNING AND DEVELOPMENT
Pembangunan Mandiri University mengacu pada Bank Mandiri Guiding Principle Enterprise Learning
Strategy yang terdiri dari 5 strategi Mandiri University, sebagai berikut:
building world class people capability Building risk management GCG service
to support Mandiri growth with Future Leaders excellence customer solution selling
integrity employee knowledge & experience
building leaders
Strategic best practice best practice learning aligned culture of learning efficient and
Goals corporate learning learning structure & business strategy within Mandiri effective learning
infrastructure governance function
world class campus for MU organization value creation with coaching and mentoring measurement of
Enabling Jakarta and regional structure customer way of life learning impact
Projects centers
(how)
centre of innovation for leading practice accelerated leadership enabled knowledge
learning and KM standards, policies and capability progress sharing & collaboration MU scorecard
procedures in place
branding and
communications
Untuk mewujudkan strategi tersebut, pembangunan akademi yang mengacu pada segmentasi bisnis
Mandiri University dilakukan secara bertahap. Saat Bank Mandiri secara keseluruhan. Saat ini terdapat 7
ini Mandiri University telah masuk fase ketiga yaitu akademi yang masing-masing dipimpin oleh seorang
Learning Organization dan Implementasi Mandiri Dekan (Dean), yaitu:
University sepenuhnya. 1. Wholesale Banking Academy
2. Retail Banking Academy
Mandiri University mendukung pegawai mencapai
professional excellence dan leadership effectiveness. 3. Banking Operations, Sales & Service Academy
Hal ini dilakukan melalui pengembangan yang fokus 4. IT & Supporting Academy
pada empat kapabilitas yaitu technical, professional ,
5. Governance, Risk Management & Compliance
managerial, dan leadership capabilities.
Academy
Mandiri University melakukan pembangunan bisnis melalui penyajian informasi yang terkini, akurat,
infrastruktur yang fokus pada tiga aspek yaitu memberikan jawaban terhadap tantangan-tantangan
pembentukan organisasi dan proses bisnis secara bisnis yang ada, memberikan peningkatan layanan
keseluruhan, pembagunan gedung kampus, dan terhadap nasabah dan mendorong inovasi dalam
teknologi sebagai dampak dari penerapan metode perusahaan dan meningkatkan produktivitas kerja
Blended Learning Solution. pegawai.
Pembangunan kampus Mandiri University telah Pada tahun 2015, Mandiri University telah selesai
direncanakan di seluruh wilayah dengan tiga tipe menyempurnakan struktur organisasi yang fokus
kampus, yaitu tipe A, B, dan C. Kampus tipe A pada peningkatan peran sebagai business partner
memiliki fasilitas yang paling lengkap yaitu classroom, serta penyempurnaan kurikulum yang mengacu pada
conference call, dormitory, e-learning facilities, ruang international best practises. Pembangunan infrastruktur
simulasi, breakout room sesuai standar internasional, yang mendukung business process yang baru juga
wi-fi, cafe, gym, theater room, serta fasilitas pendukung terus dilakukan. Pada tahun 2015, telah beroperasi
lainnya. 15 Mandiri University Campus yang tersebar di
seluruh Indonesia, optimalisasi employee contribute
Infrastruktur teknologi Mandiri University dibangun pada sistem Enterprise Learning Management System
dengan mengembangkan Enterprise Learning (ELMS), serta implementasi Enterprise knowledge
Management System untuk memfasilitasi dan Management System (EKMS) dengan mengaktifkan
menunjang administrasi kegiatan learning dan kegiatan Community of Practice (CoP) di unit-unit kerja
mengintegrasikan fungsi-fungsi human resources dan meningkatan utilitas penggunaannya menjadi
d a l a m k o n t e k s Pe o p l e D eve l o p m e n t s e c a r a 33.958 pegawai. Peningkatan kompetensi para trainer
keseluruhan. Enterprise knowledge Management juga terus dilakukan dengan mengadakan sertifikasi
System juga dikembangkan untuk mendukung proses bagi Learning Consultant dan Learning Facilitator.
diberikan sesuai dengan penilaian kinerja masing- 2. Culture Excellent Award mencakup penghargaan
masing pegawai yang dinilai melalui Mandiri EASy. untuk Best Cash Outlet, Best Branch, Best Area,
Selain kompensasi yang bersifat cash, Bank juga Best Region, Best Cluster Micro, Best Business
memberikan benefit kepada pegawai berupa fasilitas Unit, Best Supporting Unit, Best Business Unit
kesehatan, hari cuti, kredit kesejahteraan pegawai dan Group, dan Best Supporting Unit Group
fasilitas lainnya sesuai lokasi kerja dan jabatan.
3. Mandiri Best Employee Award mencakup
Non-financial reward yang diberikan dalam rangkaian penghargaan untuk Vice President, Assistant Vice
acara Mandiri Excellent Award yang merupakan President, Manager, Pelaksana, dan Persuahaan
apresiasi tertinggi bagi pegawai dan unit kerja terbaik Anak.
dalam berbagai kategori yang melibatkan Persuahaan
Anak. Dalam acara Mandiri Excellent Award terdapat Bank Mandiri harus memastikan keberadaan top
tiga penghargaan yang diperebutkan yaitu Service talent untuk mengisi posisi-posisi critical untuk dapat
Excellent Award, Culture Excellent Award, dan Mandiri terus meningkatkan kinerja. Proses ini dilakukan
Best Employee Award dengan beberapa kategori. secara efektif dan diarahkan untuk memenuhi
Mandiri Excellent Award dilaksanakan secara rutin kebutuhan bisnis secara tepat waktu dan untuk
setiap tahun dengan pengumuman pemenang pada meminimalkan risiko operasional. Program-program
bulan Maret tahun berikutnya karena ketatnya proses dalam mempersiapkan talent sebagai suksesi antara
penilaian. lain program pengembangan leadership bagi senior
dan middle management melalui program Coaching and
Pada 6 Maret 2015 telah diselenggarakan malam Mentoring, Great Leader Program, dan Leadership Forum
penghargaan Mandiri Excellent Award 2014. Pada Program. Senior dan middle management juga diukur
acara ini diumumkan pemenang dari tiga penghargaan tingkat kapabilitasnya melalui program assessment
dengan masing-masing kategori sebagai berikut: oleh konsultan independen untuk mempersiapkan
program pengembangan yang sesuai dengan masing-
1. Service Excellent Award mencakup penghargaan
masing individu.
untuk Phone Banking Staff, Service Quality Officer,
Branch, Frontliners, Area Club, Best Staff
4,12 4,14
3,78
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa pegawai memiliki kinerja yang semakin produktif,
level of engagement pegawai terus mengalami berkontribusi dengan ide-ide terbaik dan komitmen
peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan level yang tulus untuk mewujudkan kesuksesan Bank
of engagement pegawai ini mengindikasikan bahwa Mandiri.
Pengembangan Karir
Bank Mandiri memperhatikan pengembangan jenjang Guideline. Program ini dilaksanakan sesuai dengan
karir pegawai untuk terus meningkatkan produktivitas Promotion cycle yang berlangsung pada bulan Mei
dan loyalitas pegawai yang disesuaikan dengan dan November. Pegawai yang dapat dipromosikan
kebutuhan bisnis Bank. Program promosi dan mutasi merupakan pegawai yang telah memenuhi kriteria
merupakan salah satu bentuk dari pengembangan dalam Promotion Guideline diantaranya telah memiliki
jenjang karir pegawai. Program promosi dan mutasi kompetensi, kinerja, dan masa kerja tertentu.
pegawai Bank Mandiri diatur berdasarkan Promotion
Pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun Bank Mandiri telah melaksanakan pelatihan khusus
iuran pasti untuk seluruh pegawai tetapnya melalui untuk program persiapan pensiun pegawai yaitu Pra
DPBM (Dana Pensiun Bank Mandiri). Dana Iuran pasti Purna Bhakti. Pelatihan ini diberikan kepada para
dibayarkan dari gaji pegawai sebesar 5% dan 10% pegawai yang akan dan telah memasuki usia pensiun.
ditanggung oleh perusahaan.Pegawai yang memasuki Pelaksanaan pelatihan ini bertujuan untuk membentuk
usia pensiun juga mendapatkan fasilitas kesehatan mental dan keahlian serta sebagai pembekalan untuk
yang telah disiapkan sejak pegawai aktif bekerja yang pegawai agar tetap produktif walaupun tidak lagi
dinamakan Mandiri Health Care. menjadi pegawai aktif.Sepanjang tahun 2015, 877
pegawai telah mengikuti pelatihan ini dengan jumlah
Batch sebanyak 57 Batch.
Internalisasi Budaya
Budaya Perusahaan
Mandiri juga memiliki tim yang bertanggung jawab Mandiri yang dilakukan dengan mengundang
untuk internalisasi budaya perusahaan pada setiap perwakilan Change Agent dari setiap unit kerja di
Unit Kerja yang disebut dengan Tim Internalisasi Bank Mandiri dengan tujuan untuk memperkuat
Budaya. kolaborasi dan sinergi antar Change Agent dan
memperkaya intelektualitas para Change Agent.
Tugas dari masing-masing Change Leader, Change
3. Monitoring
Champion, dan Change Agent adalah:
Kegiatan monitoring dilakukan dengan tujuan
Menetapkan hal yang benar.
untuk memastikan proses internalisasi budaya
Melakukan hal yang benar. di Bank Mandiri berlangsung dengan baik.
Mendorong orang lain untuk melakukan hal yang Kegiatan monitoring ini dilakukan melalui 2 cara,
benar. yaitu melalui kunjungan langsung atau on-site
monitoring dan melalui laporan tertulis atau on-
Program Internalisasi Budaya Bank Mandiri dilakukan desk monitoring.
dengan sistematis dan intensif serta dikomunikasikan
4. SMS Blast dan Email Blast
secara aktif kepada seluruh pegawai melalui rangkaian
kegiatan dalam 1 tahun sebagai berikut: SMS Blast dan Email Blast merupakan salah
satu media komunikasi yang bersifat 1 arah
1. Mandiri Corporate Culture Summit
dan bertujuan untuk memberikan informasi-
Mandiri Corporate Culture Summit merupakan
informasi yang dipandang perlu oleh Jajaran
kegiatan untuk mendukung internalisasi budaya
Manajemen untuk diketahui seluruh pegawai.
Bank Mandiri dengan mengundang perwakilan
5. Recognition and Enforcement
Tim Internalisasi Budaya dari setiap Unit Kerja di
Bank Mandiri dengan tujuan untuk menyamakan Setiap tahun, Bank Mandiri memberikan
persepsi dalam mendukung implementasi apresiasi kepada pegawai dan Unit Kerja terbaik
budaya. di Bank Mandiri. Penilaian kepada pegawai dan
Unit Kerja terbaik ini dilakukan oleh pihak ketiga
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
kriteria parameter
Pemahaman Visi, Strategi, dan Budaya Bank Mandiri Visi & Strategi Bank Mandiri
Peran sebagai Role Model Menjadi dan memberi contoh dalam menerapkan perilaku-perilaku yang
Peran sebagai Change Agent Sebagai Facilitator : menginisiasi dan memfasilitasi proses perbaikan di
kinerja.
tasinya
kriteria parameter
Continuous learning
Budaya Inovasi
Sesuai dengan Perilaku Utama Bank Mandiri, engagement pegawai, serta meningkatkan citra Bank
khususnya pada perilaku kesepuluh,Inovatif dalam Mandiri di kalangan stakeholders. Kompetisi ini telah
menciptakan peluang untuk mencapai kinerja yang dilaksanakan secara rutin sejak tahun 2011 sampai
melampaui ekspektasi, Bank Mandiri berupaya dengan saat ini.
menumbuhkan iklim berinovasi di kalangan pegawai
dengan mengadakan sebuah kompetisi internal yang Antusiasme pegawai dalam mengikuti Mandiri
disebut dengan Mandiri Innovation Award. Innovation Award yang mengalami peningkatan setiap
tahunnya merupakan sebuah indikasi bahwa budaya
Mandiri Innovation Award mengkompetisikan inovasi di Bank Mandiri bertumbuh secara signifikan
inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh pegawai Bank sebagaimana digambarkan pada grafik berikut ini.
Mandiri yang diharapkan dapat meningkatkan
bisnis, mempercepat proses bisnis, mendorong
681
678
656
392
378
254
199
273
2012
2013 11 11
0
2014
Pelaksanaan Mandiri Innovation Award dari tahun Pada tahun 2015 penyelenggaraan Mandiri Innovation
ke tahun terus dilakukan penyempurnaan sehingga Award mengalami sejumlah penyesuian sejalan
kriteria, kategori dan penilainnya terus disempurnakan. dengan Transformasi Tahap III dengan visi Bank
Sejak tahun 2013 - 2014 jenis kategori yang Mandiri To Be the Best Bank in ASEAN 2020 dan
dikompetisikan dalam Mandiri Innovation Award terdiri Culture Strategy 2015-2020 (Budaya Kerja Unggul
dari dua kategori, yaitu: Culture of Excellence), dengan kategori sebagai
1. Inovasi terimplementasi (aktif), merupakan berikut:
kategori untuk inovasi-inovasi yang telah 1. Mandiri Inovasi (Mandiri Inovasi Unit Kerja,
diimplementasikan dan telah memberi dampak. Mandiri Inovasi Mandiri, dan Mandiri Inovasi
Kategori ini terbagi menjadi dua sub-kategori Group Mandiri)
yaitu IT dan Non IT, 2. Mandiri Pemimpin Inovasi
2. Inovasi / Ide kreatif, merupakan kategori untuk 3. Mandiri Solusi Kreatif (Mandiri Ideathon dan
inovasi yang belum diimplementasikan dan Mandiri Ide Kreatif)
masih berupa sebuah ide.
Hubungan Industrial
Kepatuhan Bank Mandiri terhadap Undang-Undang Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang merupakan
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tercermin hasil perundingan antara Bank Mandiri dan Serikat
dari adanya jaminan kebebasan kepada semua Pegawai Bank Mandiri (SPBM) yang memuat syarat-
Karyawan untuk bergabung dalam organisasi serikat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak
pekerja. Serikat Pegawai Bank Mandiri (SPBM) berdasarkan ketentuan perundang-undangan. PKB
merupakan serikat pekerja yang dibentuk untuk pertama berlaku untuk periode 2004-2006 dan PKB
menjalin hubungan yang baik antara pegawai dan yang berlaku saat ini adalah PKB yang ke-5 (lima)
manajemen Bank Mandri, sehingga tercipta hubungan untuk periode 2015-2017.
industrial yang harmonis. Bank Mandiri telah memiliki
Rencana Pengembangan
SDM Tahun 2016
Bank Mandiri selalu menyusun dan mempersiapkan SDM Bank Mandiri tahun 2016 disesuaikan dengan
langkah-langkah prospektif di masa yang akan Rencana Bisnis Bank Mandiri yang bertujuan untuk
datang sebagai wujud strategi keberlanjutan dalam memastikan ketersediaan pegawai sesuai kebutuhan
pengelolaan SDM yang optimal. Penetapan target segmen bisnis dan mendukung perkembangan
di tahun mendatang merupakan langkah awal kompetensi pegawai untuk menunjang pencapaian
pengembangan yang lebih baik. Target pengembangan visi Bank mandiri.
Strategi Pengembangan TI
Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Sedangkan strategi fixing basics ditujukan untuk
Mandiri terus berinovasi dan menyesuaikan dengan meningkatkan kapabilitas TI menuju aspirasi world-
kebutuhan bisnis yang dinamis. Kami telah menyusun class IT entity, menjadikan TI Bank Mandiri memiliki
strategi pengembangan TI jangka panjang dalam kapabilitas yang setara dengan Bank terbaik di ASEAN.
bentuk IT Strategy & Execution Plan (ISP) 2015-2020 Strategi fixing basics juga menopang implementasi
yang sejalan dengan Corporate Plan Bank Mandiri 2015- strategi utama Bank Mandiri 2015-2020 khususnya
2020. Strategi jangka panjang tersebut diterjemahkan strategi Integrate Across Groups. Strategi fixing basics
menjadi dua strategi utama, yaitu supporting vision dan mencakup lima program pada Infrastructure Scale-Up,
fixing basics. Strategi supporting vision dibuat untuk Payment & Cash Management, Core Banking Tuning, End-
mendukung implementasi tiga strategi utama Bank User Experience dan Standards.
Mandiri yang terdiri atas lima program, yaitu Channel/
Process Modernization, Customer Data Integration, Risk
Management Build-Out, Customer Relationship/ Loyalti
dan Targeted Projects/ Regulatory.
WHOLESHALE Retail
3 Infrastucture Scale Up
9 Targeted Projects/Regulatory
GROUP WIDE
8 End user Experience
Tahun 2015 merupakan tahun pertama implementasi memungkinkan Bank Mandiri untuk memenuhi setiap
ISP 2015-2020. Melalui implementasi program tersebut kebutuhan nasabah di tengah kondisi perubahan
diharapkan Bank Mandiri dapat mengembangkan perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh pesatnya
kapasitas dan kapabilitas teknologi informasi, dan perkembangan teknologi informasi.
IT Governance
Pelaksanaan Tata kelola dan manajemen IT tahun Teknologi Informasi serta Riset dan Kajian
2015 diwujudkan melalui penerapan teknologi ke Strategis Teknologi Informasi
dalam empat sektor Wholesale, Small & Medium
2. Pengelolaan End User Computing (EUC)
Enterprise (SME), Micro, dan Individuals yang sejalan
dengan strategi bisnis Bank Mandiri, serta didukung Merupakan panduan Unit Kerja dalam melakukan
dengan peningkatan kapasitas infrastruktur IT dan pengembangan sistem aplikasi dengan
kapabilitas IT. mekanisme End User Computing.
3. Pengelolaan User Aplikasi Teknologi Informasi
Keberhasilan dalam mengeksekusi Inisiatif Strategis
Dalam rangka perlindungan informasi dari
IT 2015 tidak lepas dari kemampuan SDM dan
risiko kebocoran, kerusakan, ketidakakuratan,
kolaborasi antar unit kerja. Oleh karena itu, perbaikan
organisasi IT di tahun 2015 lebih fokus pada kehilangan dan penyalahgunaan harus dilakukan
pengembangan kompetensi pegawai dan kolaborasi pengelolaan yang tepat terhadap hak akses pada
dibandingkan proses dan dokumentasi. Hal ini setiap aplikasi yang menjadi pintu utama akses
memungkinkan pengembangan utilisasi pegawai pada celah informasi.
sebagai Subject Matter Expert (SME) dari berbagai 4. IT Service Management
area tanpa mengganggu kegiatan business as usual.
Panduan Unit Kerja dalam melakukan operasional
Monitoring dan time tracking atas eksekusi inisiatif
layanan TI yang bertujuan untuk mengembalikan
memungkinkan terjadinya peningkatan utilisasi
layanan TI secara normal ketika terjadi insiden
kapasitas organisasi IT Bank Mandiri.
TI dan meminimalisasi adanya dampak terhadap
Organisasi IT yang responsif terhadap kebutuhan unit operasional bisnis Bank.
bisnis diwujudkan dengan adanya fungsi business 5. Pengelolaan Standar Keamanan Informasi
partner yang menjadi penghubung antara unit bisnis
Salah satu upaya Bank Mandiri untuk
dan IT, sehingga diharapkan business requirement
meningkatkan keamanan layanan TI adalah
sudah terdefinisi dengan jelas sejak fase perencanaan.
dengan melakukan review berkala Security
Bank Mandiri selalu berupaya meningkatkan kualitas baseline yang menjadi acuan pengamanan
tata kelola TI dengan melakukan review terhadap layanan TI. Dengan upaya tersebut, Bank Mandiri
kebijakan dan prosedur mengacu pada regulator dapat memitigasi risiko sejak dini terhadap
dan best practices industri. Sepanjang 2015 telah celah-celah keamanan sistem/aplikasi Bank
dilakukan penyelarasan dengan regulasi dan best Mandiri.
practices, penyederhanaan dan improvement proses 6. Business Continuity Management
terhadap kebijakan dan prosedur sebagai berikut:
Panduan Unit Kerja dalam menghadapi dan
1. Perencanaan
melindungi dari berbagai potensi kerugian
Panduan unit kerja dalam melakukan finansial dan non-finansial sebagai dampak dari
perencanaan teknologi informasi yang meliputi kejadian bencana.
Rencana Strategis Teknologi Informasi, Standar
pembangunan Disaster Recovery Center di Rempoa 3. Information Security & Business Continuity
dengan fasilitas utama sebagai berikut: Management (BCM) Awareness sebagai jawaban
1. Disaster Recovery Center untuk backup System IT dalam meningkatkan kesadaran internal
di Data Center Bank Mandiri Bank Mandiri terhadap keamanan informasi
dan BCM melalui berbagai macam media
2. IT Command Center untuk monitoring System IT
dan forum internal sebagai campaign yang
dan Service Desk untuk support IT
dinamakan I-Save. Termasuk dan tidak terbatas
3. Banking Contact Center (BCC) dan Business
pada kerahasiaan password, keamanan e-mail,
Recovery Center (BRC)
keamanan dalam menggunakan fasilitas PC
DRC Rempoa berdiri di aset milik Bank Mandiri dan kantor, social media policy, clean desk policy, serta
berperan sebagai pengganti DRC Cikarang. Proses evakuasi bencana gempa dan kebakaran.
migrasi telah selesai dilakukan untuk backup seluruh 4. Penambahan pengamanan fisik pada mesin ATM,
aplikasi very critical di Data Center. sekarang dilengkapi dengan CCTV eksternal dan
cover pinpad.
Pada tahun 2015, kami menempuh langkah strategis
terkait penggunaan infrastruktur TI melalui sinergi
dengan Persuahaan Anak untuk mengoptimalkan
penggunaan bersama resources/ infrastruktur
TI sesuai visi integrate the group, yaitu dengan Operasional Bermutu
pemanfaatan bersama mesin switching ATM Bank dan Handal
Mandiri dengan Persuahaan Anak.
Pada tahun 2015 Bank Mandiri mengambil langkah
strategis ekstensifikasi operasional melalui
Enhancement Pengamanan TI pembentukan Regional Operations di 12 kantor
wilayah. Regional Operations memiliki tiga fungsi
Dalam rangka meningkatkan keamanan nasabah
utama yaitu sebagai electronic channel support,
dalam bertransaksi, kami melakukan beberapa
credit operations dan cash and clearing operations.
peningkatan di sisi Security yang sejalan dengan
Pendelegasian kewenangan pada level wilayah
roadmap Enterprise Information Security Architecture
diharapkan dapat membantu mengakselerasi proses
(EISA) 2015 2020. Beberapa enhancement yang
bisnis serta memberikan perlakuan yang unik sesuai
berhasil kami implementasikan di 2015 yaitu:
dengan karakter/iklim bisnis suatu wilayah.
1. Impelentasi Fraudwatch untuk men-take down
web phishing Mandiri internet dan implementasi Pengembangan operasional kredit untuk mendukung
Fraud Detection System untuk mitigasi malware pertumbuhan bisnis yang pesat terdistribusi pada
Fraud dari sisi nasabah jaringan credit operations yang terdiri dari 148 unit,
meliputi 6 Department, 13 Credit operations Regional, 31
2. IT Cyber Threat Assessment sebagai solusi
Credit operations Area, dan 104 Credit operations Branch.
peningkatan keamanan dengan melakukan
Pembangunan infrastruktur terus dilakukan sepanjang
Security assessment baik dari sisi internal
tahun 2015 melalui pembangunan 13 unit strong
ataupun eksternal dalam menghadapi cyber
room untuk melengkapi 71 fasilitas strong room Bank
threats, termasuk dan tidak terbatas pada analisa
Mandiri dalam mendukung ekspansi bisnis ke seluruh
implementasi dan konfigurasi perimeter jaringan, nusantara. Utilisasi strong room ditingkatkan dengan
kebutuhan Security tools, policy & procedure, dan konsolidasi penyimpanan dokumen kredit mikro yang
evaluasi terhadap operasional IT Security Bank
Mandiri.
pada tahun 2015 telah berhasil mengakomodir >90% cabang. Sepanjang tahun 2015, e-APR telah melayani
dari total dokumen kredit mikro. Terkait pemrosesan 16% keseluruhan pembukaan rekening baru.
uang tunai, pada tahun 2015 telah dibentuk Cash &
Clearing Operations Makassar. Dalam rangka mendukung layanan Bank Mandiri
yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan,
Selain dukungan infrastruktur, juga dilakukan kami telah mengembangkan kapasitas call center
perbaikan proses operasional kredit melalui Bank Mandiri dengan membentuk call center baru di
percepatan proses Penerbitan Perjanjian Kredit, Yogyakarta yang berdampak pada peningkatan jumlah
Pencairan Kredit, Review Penilaian Agunan dan Loan accepted calls sebesar 4%.
Maintenance. Pengembangan Document Management
System dilakukan melalui implementasi di 48 unit Saat ini Call Center Bank Mandiri memberikan 12
credit operations untuk memastikan efektivitas dan layanan berbeda kepada seluruh nasabah Bank
efisiensi alur dokumentasi proses kredit yang fleksibel Mandiri, menangani lebih dari 700 ribu incoming
sesuai dengan kebutuhan bisnis. Inovasi kami untuk calls, 12 ribu email, dan 13 ribu twitter setiap
memudahkan nasabah mengetahui status transaksi bulannya. Sebagai wujud kepercayaan nasabah dan
kliring secara langsung melalui e-Notifikasi Kliring di profesionalisme Call Center Bank Mandiri, dengan
beberapa kantor cabang pilot, inovasi ini akan kami bangga kami persembahkan pengahargaan yang
terapkan di seluruh kantor cabang Bank Mandiri pada berhasil diraih oleh Banking Contact Center Bank
tahun 2016. Mandiri pada tahun 2015, yaitu 6 penghargaan dalam
CARRE CCSL (Center of Customer Satisfaction &
Dukungan terhadap operasional e-channel tercermin Loyalty), 24 penghargaan dalam The Best Contact
dari semakin banyaknya cabang yang dapat melayani Center Indonesia, 25 penghargaan dalam Contact
pemrosesan pembuatan akun Mandiri Internet Bisnis. Center World Asia Pacific, 11 penghargaan dalam
Pada tahun 2015 terdapat lebih dari 1.400 cabang Contact Center World Global, 2 penghargaan dalam
yang dapat melayani permintaan tersebut. Best practice Asia Pasific, 1 penghargaan dalam Asia
Pasific Contact Center Assocoation Leader (APCCAL),
Menghadirkan pengalaman positif kepada nasabah dan 4 penghargaan dalam TOP Brand Award.
serta efisiensi proses bisnis melalui Aplikasi
Pembukaan Rekening Elektronik (e-APR) di 303
Service Excellence
Komitmen kuat Bank Mandiri dalam memberikan mikro dan regional card center dengan metode
layanan prima bagi nasabah tercermin pada mystery shopping, mystery calling dan customer
konsistensi Bank Mandiri untuk mempertahankan satisfaction survey.
penghargaan sebagai The Best Bank Service Excellence
Pengukuran kualitas kinerja internal Bank
selama delapan tahun berturut-turut, enam kali The
Mandiri melalui Pengukuran Jiwa Service.
Most Consistent Bank in Service Excellence dan empat
kali The Golden Trophy for Banking Service Excellence. Sosialisasi Jiwa Service kepada Persuahaan
Layanan terbaik Bank Mandiri diwujudkan melalui Anak untuk mewujudkan visi One Mandiri
beberapa upaya strategis dalam hal peningkatan Concept.
kualitas layanan antara lain: Efisiensi proses bisnis dengan implementasi
Melakukan pengukuran kualitas layanan pada Aplikasi Pembukaan Rekening Elektronik (e-APR)
kantor cabang regular, cabang prioritas, cabang di kantor-kantor cabang Bank Mandiri.
Upaya-upaya tersebut sebagai bukti kesungguhan melakukan perbaikan dan penyempurnaan kualitas
kami dalam membangun fondasi untuk terus layanan bagi nasabah.
Investasi TI
Investasi belanja TI selama tahun 2015, telah diuraikan pada bagian Analisa dan Pembahasan Manajemen sub
bab Investasi dan Ikatan Material Barang Modal.
People Development
Sumber daya manusia merupakan salah satu
COBIT 5, TOGAF 9.1, ITIL Certification, Certified Data
pilar penting penunjang keberhasilan. Oleh karena
Center Professional (CDCP), Offensive Security Certified
itu Direktorat Technology & Operations terus
Professional (OSCP), BCI Good Practice Guidelines
meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya
Certification, Green Belt Six Sigma, Sertifikasi Kepatuhan
manusia melalui peningkatan kapabilitas dan
& AML, Sertifikasi MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai
pemenuhan pegawai. Pada tahun 2015 peningkatan
Indonesia), Sertifikasi Document Examination based on
kapabilitas dilakukan melalui pelaksanaan lebih
International Standard Banking Practice 745, Certified
dari 200 sertifikasi dan training kepada lebih dari
Documentary Credit Specialist, Sertifikasi Manajemen
1.800 pegawai meliputi sertifikasi Business Analysis
Risiko.
Foundation, Cisco Certified Network Professional (CCNP),
Rencana Pengembangan
TI 2016
customer dan product sebagai fondasi terciptanya
Pada tahun 2016, arah pengembangan TI tetap
mengacu pada visi Bank Mandiri yang diterjemahkan Customer Relationship Management yang dapat
dalam 10 program pada IT Strategy and Execution membantu Bank dalam meningkatkan relasi dan
Plan. Rencana pengembangan dilakukan dengan pengetahuan Bank Mandiri terhadap nasabah.
merincikan 10 program yang telah tercantum dalam 3. Network Enhancement
ISP ke dalam 11 inisiatif IT yang akan dijalankan.
Peningkatan kapasitas dan kapabilitas
Beberapa upaya pengembangan yang direncanakan
infrastruktur jaringan untuk mendukung ekpansi
untuk tahun 2016 sebagai berikut:
bisnis dan menjamin delivery layanan.
1. New & Enhance Channel
4. Transaction & Payment Processing
Modernisasi delivery channel berfokus pada
Melakukan otomasi proses pembayaran dan
pengembangan backbone dari layanan
memperbaiki beberapa reliability issues untuk
multichannel dan memantapkan arsitektur
menciptakan kehandalan end-to-end business
layanan multichannel.
process bagi nasabah korporasi.
2. Data Services
5. Enhance Middleware
Pengembangan solusi untuk konsolidasi data
Peningkatan kapasitas middleware untuk
mendukung integrasi transaksi electronic channel aplikasi SKNBI Gen 2 dan implementasi SWIFT
dengan penggunaan platform yang lebih efisien. Standard Release untuk memastikan pengembangan di
sistem SWIFT beserta seluruh aplikasi yang terhubung
6. Core Banking Tuning
SWIFT dapat berfungsi dengan baik setelah adanya
Mengembangkan kapabilitas aplikasi backend
perubahan format MT SWIFT tahun 2016. Inisiatif
untuk trade finance dan join financing dalam alih media untuk dokumen legal dan agunan untuk
mengakomodir kebutuhan bisnis. efisiensi kerja dan menghindari dispute di kemudian
7. Fraud Management hari serta penerapan e-Notifikasi Kliring di seluruh
Meningkatkan kemampuan early warning System kantor cabang. Peningkatan di sisi infrastruktur
operasional dengan pembangunan/revitalisasi strong
untuk mencegah dan menganalisa dampak yang
room serta peningkatan keamanan fisik mesin ATM
ditimbulkan dari Fraud pada setiap electronic
dengan implementasi advance lock device.
channel.
8. Risk Analysis, Scoring & Alerts Target kami dalam men-deliver layanan terbaik
Meningkatkan kemampuan analisa risiko, kepada nasabah di tahun 2016 akan diwujudkan
otomasi alerts untuk mengurangi kerugian bank dengan mempertahankan perolehan positif pada
dan mengukur exposure risiko. ajang Bank Service Excellence untuk kualitas layanan
e-channel yang diadakan oleh MRI dan majalah
9. Customer & Account Onboarding
Infobank. Pengembangan beberapa platform service
Pengembangan inisiatif untuk penyeragaman yaitu dengan penerapan standar layanan non-
proses customer and account onboarding, untuk branch, enhancement pada electronic marketing
mempermudah proses akuisisi nasabah dan toolkit (e-MTK), aplikasi pembukaan rekening
produk. elektronik (e-APR) serta berkolaborasi dengan unit
bisnis dalam pengembangan platform service &
10. Sales and Relationship Service
selling untuk mempermudah cabang dan nasabah
Upaya meningkatkan engagement nasabah
dalam memonitor status penjualan/referral produk.
melalui dukungan terhadap relationship program
Enhancement pada platform complaint handling social
dan pengembangan fitur pada loyalty program. media melalui penggunaan aplikasi auto distribution
11. Internal Support yang terintegrasi dengan existing System Contact
Enhancement layanan untuk mendukung Center Bank Mandiri serta pemanfaatan fitur lainnya
dalam pengelolaan social media (Twitter). Pengukuran
produktivitas pegawai dan mempercepat proses-
layanan yang lebih aktual untuk memastikan
proses bisnis internal.
pemenuhan standar layanan akan dilakukan di 2016
melalui customer satisfaction survey dan customer
Pengembangan operasional sebagai tanggung jawab
experience program pada bisnis unit.
kami untuk mengakselerasi bisnis di 2016 akan
dimulai dengan komitmen kami untuk menjaga rasio
ATM out of service pada tingkat 0,1%. Pengembangan
Direktorat Finance & Strategy berupaya meningkatkan c. pengelolaan citra perusahaan melalui strategi
daya saing Bank Mandiri dalam menjalankan fungsi komunikasi yang efektif
utamanya sebagai leading-edge finance practices
d. pengembangan sistem pengadaan
dengan fokus pada enam bidang yang mencakup:
e. pengembangan pusat riset
a. pengelolaan kinerja dan strategi melalui
f. pengelolaan aset
penerapan performance management System
b. pengembangan penyajian informasi laporan
keuangan yang akurat, transparan dan tepat
waktu
tentang konsep integrate the bank, maka transaksi Pengembangan Otomasi Proses
nasabah tidak hanya mencakup wilayah Indonesia, Pelaporan dan Perpajakan
namun juga dimungkinkan di seluruh cabang Bank
1. Pengembangan Sistem Otomasi Pelaporan
Mandiri di luar negeri. Dengan melakukan integrasi
Foreign Account Tax Compliance Act (FATCA)
data dalam negeri dan luar negeri yaitu Singapore,
Hongkong, Shanghai, dan Dili, maka Bank dapat FATCA merupakan peraturan Pemerintah
melihat profitabilitas dengan komprehensif sehingga Amerika Serikat (AS) dengan tujuan untuk
keputusan-keputusan Bisnis terkait nasabah menjadi menanggulangi penghindaran pajak (tax
lebih tajam dan strategis. avoidance) oleh Warga Negara AS yang
melakukan direct investment melalui lembaga
Konsolidasi database PMS dan ERM untuk keuangan yang berada di luar AS ataupun indirect
mempercepat perhitungan RoRWA. Sesuai dengan
investment melalui kepemilikan perusahaan di
transformasi budaya Bank Mandiri, khususnya
luar AS.
mengenai Performance Based Culture, saat ini Bank
Mandiri sudah memasuki tahapan Value Based Pemerintah AS mengharuskan kepada Foreign
Driven. Salah satu wujud dari implementasinya adalah Financial Institution, yaitu institusi keuangan
menyertakan komponen risk dalam pengukuran di luar AS untuk memberikan laporan kepada
kinerja, salah satunya adalah risiko kredit yang Internal Revenue Service (IRS) terkait rekening
tercermin dalam rasio RoRWA. Untuk meningkatkan milik warga AS, baik personel maupun dalam
efisiensi dan percepatan proses maka dilakukan bentuk investasi pada entitas yang dimiliki
pengembangan di sistem PMS agar terjadi integrasi warga AS.
antara PMS dan ERM, sehingga RoRWA dapat dihitung
IRS akan mengenakan 30% Withholding Tax
untuk seluruh segmen.
terhadap warga AS yang tidak bersedia
dilaporkan dan institusi keuangan di luar AS
Penyediaan laporan spread analysis untuk cabang
secara mingguan dan bulanan dengan menggunakan yang tidak ikut berpartisipasi dalam FATCA atas
media web yang sudah ada (PMS WEB). Corporate penerimaan pendapatan yang diperoleh dari
Plan 2015-2020 sudah diimplementasikan mulai bulan investasi di AS (US source income).
Januari 2015 dan cakupan tanggung jawab wilayah Dalam rangka memenuhi ketentuan FATCA
meningkat karena harus mensupervisi pencapaian tersebut, Bank Mandiri telah membangun sistem
seluruh segmen, khususnya untuk pencapaian DPK dan prosedur untuk mengidentifikasi semua
(Dana Pihak Ketiga). Untuk mendukung wilayah dalam
nasabah individu dan entitas terkait FATCA serta
pengambilan keputusan, maka laporan kinerja cabang
mengembangkan sistem otomasi pelaporan
dan wilayah yang bersifat cepat dan akurat khususnya
FATCA sesuai format yang ditetapkan oleh IRS
spread analysis, menjadi kebutuhan mendasar. Salah
dan telah live implementation pada tanggal 14
satu alternatif yang dikembangkan untuk percepatan
Agustus 2015.
penyampaian informasi kinerja cabang adalah melalui
media Website yaitu PMS Web yang dapat diakses 2. Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi
oleh seluruh cabang, seluruh Relationship Manager Keuangan (PSAK) 50 & 55 dan International
(RM), dan seluruh kepala wilayah. Financial Reporting Standard (IFRS)
Bank Mandiri telah memiliki sistem aplikasi
untuk melakukan revaluasi instrumen keuangan
sesuai PSAK 50 & 55 dan IFRS, yaitu sistem
aplikasi FlexFinance (FxF) dan ETL Connector. 4. Pengembangan Sistem Aplikasi IRSRS untuk
Komunikasi data antara 2 (dua) sistem aplikasi Mendukung Laporan Berbasis Taksonomi
tersebut dan sebagian hasil perhitungan Extensible Business Reporting Language (XBRL)
pada 2 (dua) sistem aplikasi dimaksud masih atau Format Lainnya sesuai Regulasi
manual, sehingga pada tahun 2015 dilakukan
Dalam rangka memenuhi ketentuan Bursa Efek
enhancement sebagai berikut:
Indonesia (BEI) terkait penyampaian Laporan
a. Pengotomasian komunikasi data hasil Keuangan berbasis Extensible Business Reporting
perhitungan sistem aplikasi FxF sehingga Language (XBRL) melalui Website IDXnet, Bank
dapat langsung di-feeding ke ETL Connector.
Mandiri melakukan pengembangan pada
b.
Penyempurnaan metode perhitungan sistem aplikasi IRSRS berdasarkan taksonomi
pendapatan dan biaya teratribusi (yield yang diberikan oleh BEI untuk menghasilkan
enhancement).
Laporan Keuangan yang memenuhi ketentuan
c. Pengembangan sistem aplikasi perhitungan BEI. Enhancement pada sistem aplikasi IRSRS
yield enhancement secara otomasi. telah selesai dan live implementation pada
d. Pengotomasian fungsi rekonsiliasi dan tanggal 12 Oktober 2015. Bank Mandiri telah
validasi data yang dihasilkan oleh sistem menyampaikan Laporan Keuangan berbasis
aplikasi FxF dan ETL Connector.
XBRL per 30 September 2015 kepada BEI.
Enhancement tersebut telah selesai dan live
5. Implementasi Faktur Pajak Secara Elektronik
implementation pada tanggal 20 November
Dalam rangka memenuhi Peraturan Dirjen
2015. Hasil enhancement telah digunakan untuk
Pajak No. PER-16/PJ/2014, pada tahun 2015
mendukung penyusunan Laporan Keuangan
telah dilakukan pengembangan sistem otomasi
sejak posisi 30 November 2015 sampai dengan
pembuatan dan pelaporan faktur pajak secara
saat ini.
elektronik yang terhubung melalui internet
3. Rekonfigurasi Hardware dan Software dan
antara portal e-faktur Direktorat Jenderal Pajak
Pemenuhan Lisensi Sistem Aplikasi Integrated
dengan server Bank Mandiri.
Regulatory Statutory & Reporting System (IRSRS)
untuk Mendukung Pertumbuhan Bisnis Mandiri
Group Penguatan Standar Sistem
Dalam menghasilkan laporan keuangan, Bank
Kebijakan dan Prosedur
Mandiri menggunakan sistem aplikasi Integrated
Dalam rangka memenuhi kewajiban Bank Mandiri
Regulatory and Statutory Reporting System
untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan
(IRSRS). Rekonfigurasi hardware, software berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
dan pemenuhan lisensi sistem aplikasi IRSRS dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
ini dilakukan untuk mendukung penyediaan serta ketentuan lain yang ditetapkan oleh pihak
laporan keuangan secara akurat dan tepat regulator dalam rangka peningkatan transparansi
waktu, sehingga dapat digunakan manajemen kondisi keuangan yang relevan, komprehensif, andal
dan unit bisnis dalam pengambilan keputusan, dan dapat diperbandingkan, pada tahun 2015 telah
serta mendukung pertumbuhan bisnis Mandiri dilakukan pemutakhiran Kebijakan Akuntansi Bank
Group dan Visi Bank Mandiri 2020. Rekonfigurasi Mandiri (KABM) dan Standar Pedoman Akuntansi
ini telah live implementation pada tanggal 9 (SPA).
November 2015.
Secretary yang telah diuraikan dalam bab Good secara kuartalan yang menjadi dasar stress
Corporate Governance subbab Sekretaris Perusahaan test Bank Mandiri serta penyampaian paparan
dalam Laporan Tahunan ini. ekonomi makro dan pasar finansial kepada unit
bisnis.
Menyediakan kajian sembilan sektor fokus
Pengembangan Sistem Pengadaan
Bank Mandiri dan mengevaluasi cakupan kajian
Perusahaan
industri yang disesuaikan dengan portfolio kredit
2. Pembangunan dan Renovasi Rumah Dinas 4. Kerjasama Interkoneksi Mass Rapid Transit
Pegawai. (MRT) di area Menara Mandiri.
3. Optimalisasi 7 (tujuh) Aset Non Produktif dengan
Anak Perusahaan (Mandiri Utama Finance, Bank
Syariah Mandiri dan Bank Mantap).
Bank Mandiri dilakukan dalam rangka kredit, penyediaan kajian atau data terkait
mempercepat proses penyusunan Laporan ekonomi makro dan sektor-sektor industri serta
Kontribusi Pajak Bank Mandiri untuk penyediakan berita atau issue perekonomian
memenuhi permintaan regulator. terkini yang secara rutin dipublikasikan melalui
berbagai media seperti hardcopy, email blast, dan
Website Bank Mandiri.
3. Pengembangan Sistem Pengadaan
Bidang Finance & Strategy akan terus
5. Pengelolaan Aset Perusahaan
mengembangkan sistem pengadaan sesuai
Bidang Finance & Strategy akan mengembangkan
dengan Roadmap Strategic Procurement 2015-
dan mengelola aset Bank Mandiri sesuai dengan
2020 untuk mencapai sistem pengadaan
konsep yang telah disusun. Pengembangan
terintegrasi Procurement For One Mandiri. Dalam
dan pengelolaan aset tesebut dilakukan melalui
rangka mewujudkannya Direktorat Finance
pembangunan dan pemeliharaan gedung serta
& Strategy akan melakukan pengembangan
aset lainnya, antara lain:
e-Procurement System pada tahun 2016
sehingga semua proses pengadaan barang dan a. Perencanaan Pembangunan dan Renovasi
Gedung Landmark Bank Mandiri Regional I
jasa di Bank Mandiri dapat dilakukan melalui
Medan, Regional XII Jayapura dan Gedung
System.
Region VIII Surabaya.
b. Pembangunan dan Renovasi Rumah Dinas
4. Pengembangan Pusat Riset Pegawai.
Bidang Finance & Strategy berperan untuk c. Revaluasi Aset Tetap (Tanah) Bank Mandiri.
mewujudkan citra Bank Mandiri sebagai thought d. Optimalisasi Gedung Menara Mandiri 2
leader di bidang analisis ekonomi sehingga (Plaza Bapindo).
pengembangan pusat riset terus dilakukan.
e. Optimalisasi Aset Non Produktif dengan
Riset yang senantiasa akan dikembangkan Anak Perusahaan.
berupa penyusunan Industry Rating dan Outlook
yang digunakan sebagai salah satu Guideline
dalam pembuatan keputusan tentang pemberian
manajemen risiko
Tata Kelola
Dalam rangka pengelolaan risiko, Bank memiliki (iii) Internal Audit sebagai third line of defense yang
4 (empat) pilar yaitu: (i) pengawasan aktif dewan menjalankan fungsi independent assurance.
komisaris melalui Komite Pemantau Risiko dan Direksi
melalui Risk Management Committee (RMC); (ii) tata Dalam rangka memperkuat pengelolaan risiko di
kelola pengelolaan risiko (iii) proses manajemen risiko, kredit segmen Wholesale dan Retail maka sesuai
sistem informasi dan sumber daya manusia; dan (iv) Surat Keputusan Direksi PT. Bank Mandiri (Persero)
kecukupan internal control. Tbk. Nomor Kep.Dir/001/2015 tanggal 02 Januari
2015 tentang Perubahan Struktur Organisasi PT.
Untuk pelaksanaan pengelolaan risiko yang efektif Bank Mandiri (Persero) Tbk. ditetapkan pembentukan
di seluruh Unit Kerja, Bank menerapkan Three line Direktorat Wholesale Risk dan Direktorat Retail Risk.
of defense models dimana: (i) Unit Kerja sebagai risk Hal ini menyempurnakan pembentukan Direktorat
owner merupakan first line of defense yang bertanggung Retail Risk yang telah dibentuk tahun 2014. Direktorat
jawab terhadap pengelolaan risiko unit kerjanya; (ii) Retail Risk dipimpin oleh SEVP Retail Risk, Direktorat
Unit Risk Management berperan sebagai second line Wholesale Risk dipimpin oleh SEVP Wholesale Risk
of defense yang menjalankan fungsi oversight, serta dan Direktorat Risk Management dipimpin oleh
Direktur Risk Management & Compliance.
Group CEO
Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri melalui dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional,
kerangka ERM dilakukan dengan pendekatan two- sehingga diharapkan tercapai pengelolaan risiko yang
prong, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan melekat dalam pengelolaan bisnis.
Managing
Risk Through Regulatory & Economic Capital (VaR, CVaR)
Capital
Unexpected Loss (at risk appetite)
Dalam perhitungan kecukupan modal, Bank internal menggunakan Value at Risk 3. Untuk risiko
menggunakan Pendekatan Standard Basel II operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan
(Standardized Approach) untuk risiko kredit dan
1 Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator Approach)4 dan
telah memasukkan komponen External Rating. sudah mensimulasikan Pendekatan secara Advanced
Secara bertahap Bank telah melakukan simulasi (Advanced Measurement Approach).
Pendekatan Berdasarkan Rating Internal (Internal
Ratings-Based Approach). Untuk risiko pasar, Bank Untuk posisi Desember 2015, perhitungan ATMR dan
menggunakan Metode Pengukuran Standar Basel kecukupan modal adalah seperti pada tabel berikut:5
II (Standardized Measurement Method)2, dan secara
1 Mengacu pada SE BI No.13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Perhitungan ATMR Risiko Kredit Menggunakan Pendekatan Standar.
2 Mengacu pada SE BI No.14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/33/DPNP tanggal
18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum
dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.
3 Mengacu pada SE BI No.9/31/DPNP tanggal 12 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Model Internal dalam Perhitungan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.
4 Mengacu pada SE BI No.11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko
Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID).
5 Bank Mandiri mengacu kepada regulasi Bank Indonesia yang mengatur transparansi, publikasi, dan laporan tahunan bank (PBI nomor 14/14/
PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan SE BI nomor 14/35/DPNP perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan
Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia).
I Komponen modal
A Modal Inti 93.252.808 101.081.429 79.052.150 84.422.801
3. Modal Inovatif - -
Pelengkap
Eksposur Sekuritas - - - -
E. Dialokasikan untuk M
engantisipasi Risiko Pasar - - - -
pelengkap (A+B-c)
III Total modal inti, modal
pelengkap dan modal 107.388.146 115.832.877 85.479.696 92.332.243
kredit
V aset tertimbang menurut
risiko (atmr) untuk risiko 78.627.774 95.640.437 67.786.852 79.510.013
operasional
*) Modal Pelengkap posisi Desember 2015 mengacu pada PBI nomor 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang KPMM Bank Umum
**) Modal Pelengkap Tambahan yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) posisi Desember 2015 mengacu pada PBI nomor 15/12/PBI/2013 tanggal
12 Desember 2013 tentang KPMM Bank Umum
Sebagai persiapan penerapan Basel III, Bank III. Hal ini ditunjukkaan dengan hasil simulasi Capital
mengacu pada dokumentasi Basel serta regulasi Adequacy Ratio sebesar 17,21% dan Leverage Ratio
dan inisiatif yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia6. sebesar 10,56% (minimum rasio 3%). Dengan hasil
Bank aktif mengikuti kelompok kerja Basel III maupun ini, secara umum Bank beroperasi pada tingkat risiko
Quantitative Impact Study (QIS) yang dilaksanakan yang rendah. Dalam pemenuhan Global Liquidity
oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) Standard yang menunjukkan ketahanan likuiditas dan
melalui Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sumber pendanaan yang stabil, Bank Mandiri memiliki
secara semesteran. Berdasarkan posisi Juni 2015, Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 160% (minimum
hasil QIS Bank secara konsolidasi menunjukkan rasio 100%) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR)
bahwa Bank dapat memenuhi pedoman dalam Basel sebesar 130% (minimum rasio 100%).
Dalam melakukan pengelolaan risiko, Bank Mandiri counterparty. Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk
mengklasifikasikan pengelolaan risiko menjadi identifikasi, mengukur, dan memitigasi kerugian akibat
delapan jenis risiko mengikuti ketentuan regulator. kegagalan nasabah debitur atau counterparty dalam
memenuhi kewajibannya.
Risiko Kredit
Risiko Pasar
Risiko kredit berasal dari aktivitas pemberian kredit,
penempatan pada surat berharga dan penempatan Risiko pasar merupakan potensi kerugian yang
pada bank lain, sales kepada nasabah dan aktivitas disebabkan oleh perubahan suku bunga dan nilai tukar
trading. Risiko kredit juga berasal dari transaksi (termasuk derivative instrument).
komitmen dan kontinjensi kepada nasabah dan
Risiko Reputasi
Risiko Operasional
Risiko reputasi terjadi sebagai dampak atas persepsi
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan negatif stakeholder terhadap bank yang bersumber dari
oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya berbagai kejadian yang tidak diinginkan diantaranya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem publikasi negatif atas operasional bank, pelanggaran
atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi etika bisnis, keluhan nasabah, kelemahan tata kelola
operasional Bank. dan kejadian lainnya yang menurunkan citra Bank.
Risiko Utama
Risiko utama adalah risiko yang menjadi fokus pada produk dan aktivitas Bank. Pengelolaan risiko
pengelolaan management Bank. Termasuk dalam operasional ini dilakukan oleh seluruh unit kerja, di-
risiko utama ini antara lain risiko kredit, pasar, review secara bankwide oleh unit risk management,
likuiditas, dan risiko operasional. Secara umum, dan diukur efektivitas pelaksanaannya (assurance)
pengelolaan risiko kredit dilakukan pada proses kredit oleh unit Internal Audit. Pengelolaan risiko utama,
front end, middle end dan back end. Pengelolaan risiko mengikuti framework: kebijakan, metodologi, proses,
pasar dan likuiditas dilakukan melalui sistem limit. sistem dan pelaporan.
Sedangkan pengelolaan risiko operasional dilakukan
Credit Risk
Kebijakan
Sebagai pedoman dalam pengelolaan kredit secara early detection potensi pelampauan batas maksimum
end-to-end, Bank Mandiri menggunakan Kebijakan kredit, Bank Mandiri juga menetapkan suatu in-house
Perkreditan Bank Mandiri (KPBM), termasuk limit yang nilainya lebih konservatif dibanding BMPK.
didalamnya Budaya Kredit dan Doktrin Perkreditan.
Secara operasional, kebijakan dituangkan dalam
bentuk Standar Prosedur Kredit (SPK) dan Manual
Produk. Metodologi
Bank Mandiri menerapkan prinsip kehati-hatian Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit di Bank
dalam pemberian kredit dengan menerapkan four eyes Mandiri dilakukan oleh Business Unit, Risk Taking Unit
principle. Kemudian dalam menilai dan memantau dan Credit Operation Unit secara terintegrasi. Proses
kualitas kredit, Bank mengacu kepada regulasi baik kredit dan pengelolaan risiko didukung oleh sistem
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan maupun Peraturan yang terintegrasi dan dilakukan secara end-to-end
Bank Indonesia. dengan tiga tahapan sebagaimana dijelaskan dalam
skema di bawah ini:
Lebih lanjut, dalam melaksanakan pengelolaan risiko
konsentrasi kredit di level debitur, Bank Mandiri secara
konsisten memonitor Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK) sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005. Sebagai
Four-eye, Portfolio Guidline Loan Monitoring, Watch List, Collection System, Loan
(industy Class, Industry Creadit Risk Profile, Portfolio Work Out, Portfolio Manage-
Acceptance Criteria), Management (Industry Limit, ment (Phase Out, Portfolio
Application Modules, credit Stress testing), Validation Sales)
Method/Tools scoring/Rating, Spreadsheet,
Nota Analisa Kredit, Limit, BI
Checking, Appraisal, Check
on the Spot, Loan Pricing
Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri (KPBM), Standar Prosedur Kredit (SPK), Product Manuals,
Policies Standard Operating Procedures (SPO)
Front End
Persetujuan dan penetapan limit kredit pada segmen Bank Mandiri menerbitkan Portfolio Guideline,
wholesale diidentifikasi dan diukur melalui sistem sebagai panduan ekspansi kredit di seluruh wilayah
credit rating yang kemudian dilakukan analisa Indonesia,yang berlaku selama 1 (satu) tahun.
kelayakan bisnis melalui spreadsheet dan Nota Portfolio Guideline terdiri atas 3 (tiga) komponen yang
Analisa Kredit (NAK) secara terintegrasi dan end-to- digunakan di seluruh tahapan pengelolaan risiko
end melalui Integrated Processing System (IPS). kredit, yaitu Industry Classification, Industry Acceptance
Criteria dan Industry Limit.
Industry
Industry Class Acceptance Industry Limit
Criteria
Maximun
Targeted Eligible
Exposure
Prospective Individual
Limit
Industry Customer
Sedangkan pada segmen retail diukur melalui sistem end yang terintegrasi dalam sistem Loan Origination
credit scoring. Proses kredit dan pengelolaan risiko System (LOS).
kredit segmen retail dilakukan melalui proses end-to-
Middle End
Monitoring kualitas kredit pada segmen wholesale IPS, digunakan untuk mengidentifikasi debitur-debitur
dilakukan pada level debitur dengan menggunakan yang berpotensi mengalami kesulitan memenuhi
ALERT Tools melalui Integrated Processing System kewajibannya. Proses monitoring untuk deteksi dini
(IPS). Sedangkan monitoring kredit untuk debitur dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulanan.
yang memerlukan perhatian khusus dilakukan dengan Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank menetapkan
Watch List yang merupakan bagian dari ALERT Tools. account strategy dan tindakan untuk mencegah
ALERT Tools yang telah terintegrasi dalam sistem terjadinya penurunan kualitas kredit.
Back End
Penanganan kredit bermasalah pada segmen collection strategy di 4 segmen retail kredit melalui
wholesale dapat dilakukan melalui pembinaan, program monitoring terhadap pipeline account
penyelamatan, atau penyelesaian kredit bermasalah. restru, pre-approved dan perubahan tactical strategy,
Penanganan kredit bermasalah pada segmen retail mendorong pencapaian target NPL, Write-off dan
dapat dilakukan melalui penagihan, penyelamatan Recovery secara maksimal, desentralisasi kewajiban
dan penyelesaian kredit bermasalah. memutus individu dalam rangka optimalisasi fungsi
pemutusan restrukturisasi dan penyelesaian kredit
Pada tahun 2015, di segmen retail telah dilakukan di wilayah, sentralisasi pemutus di Kantor Pusat
perbaikan metode penetapan limit lelang sebagai menurun 15.95%, dari sebelumnya 56.58% menjadi
akselerasi tingkat collection/recovery, perubahan 40.63%.
Mitigasi Risiko
Dalam proses kredit, agunan yang diterima dapat corporate guarantee). Agunan kredit harus memenuhi
berupa objek yang dibiayai dengan kredit (benda kriteria antara lain mempunyai nilai ekonomis,
bergerak maupun benda tidak bergerak), maupun marketable, transferable, serta mempunyai nilai yuridis.
objek yang tidak dibiayai (personal guarantee maupun
Sebagai langkah antisipatif (early warning signal), per sektor industri, akibat perubahan beberapa
dilakukan proses simulasi dan stress testing terhadap parameter kondisi ekonomi secara ekstrim yang
portfolio Bank secara berkala untuk mengetahui mungkin terjadi (extreme but possible). Hasil simulasi
perubahan kualitas portfolio Bank per segmen atau memberikan panduan bagi Bank untuk memonitor
secara lebih ketat sektor-sektor atau debitur-debitur Stress testing yang dilakukan terdiri dari dua jenis
yang berpotensi mengalami penurunan kualitas serta yaitu sensitivity analysis dan scenario analysis. Hasil
untuk menetapkan langkah-langkah antisipatif guna simulasi sensitivity analysis yang dilaksanakan pada
mencegah terjadinya dampak yang buruk. Pada tahun tahun 2015 mengenai dampak perubahan variabel
2015, selain melaksanakan stress testing periodik, makro yang dapat mempengaruhi NPL pada portfolio
Bank juga melakukan simulasi stress test terkait kredit bank (dalam setahun kedepan) sebagai berikut:
dampak perubahan harga komoditas, perubahan kurs,
dan penurunan daya beli masyarakat.
BI Rate
Pengembangan Internal
Rating Based Model
Model credit rating (wholesale) dan credit scoring (retail menerus mengembangkan model Loss Given Default
dan consumer) secara continue dikembangkan dan (LGD) dan model Credit Conversion Factors (CCF) untuk
divalidasi, serta dimonitor melalui Laporan Tinjauan menghitung Exposure at Default (EAD) dalam rangka
Model Scoring dan Rating. Model credit rating dan credit mendukung penerapan Basel II dan perhitungan
scoring yang digunakan sudah dapat memberikan economic capital.
nilai Probability of Default (PD), sementara Bank terus
Jasa-jasa sosial
masyarakat
1%
Jasa-jasa dunia
usaha Lain-lain
Pertanian
7% 21%
Makanan & minum: 2% Pertambangan
Pengangkutan Listrik, Gas & Air
4% Tekstil, Sandang dan Kulit: 1%
Konstruksi
Tekstil, Sandang dan Kulit: 1%
Perdagangan
Bahan Kertas & Sejenisnya: 1%
Pengangkutan
Perindustrian Bahan Kimia & Sejenisnya: 6%
24% Jasa-jasa Dunia
Perdagangan Usaha
Hasil Tambang Non Logam dan
19% Sejenisnya: 1%
Logam Dasar dll: 6%
Pertanian
12% Industri Lainnya: 1%
Konstruksi
4%
Listrik, Gas, Air
6% Pertambangan
6%
Selama tahun 2015, Bank Mandiri membukukan Beberapa segmen kredit mengalami pertumbuhan di
pertumbuhan kredit yang cukup baik dengan tingkat atas rata-rata, seperti segmen Wholesale Commercial
NPL yang terjaga. Portfolio kredit Bank Mandiri untuk yang tumbuh sebesar 13,4% (YoY) dengan tingkat NPL
keseluruhan segmen (posisi bank secara individual) sebesar 0,83%.
tumbuh 98,7% (YoY) dengan tingkat NPL 2,22% (gross).
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
Wholesale Wholesale Retail SME Retail Mikro Retail Individu SAM Wholesale
CIB Commercial Global Market
Pengungkapan Eksposur
Berdasarkan kategori eksposur sesuai Pendekatan Standar, Bank memiliki eksposur sebagai berikut:
31 Desember 2015
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
31 Desember 2014
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
31 Desember 2015
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
31 Desember 2014
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
31 Desember 2015
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
11 Aset Lainnya - - -
31 Desember 2014
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
11 Aset Lainnya - - -
Tabel 6.2.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
11 Aset Lainnya
31 Desember 2014
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
11 Aset Lainnya - - -
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
31 Desember 2014
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
Eksposur Counterparty Credit Risk - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 6.2.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat
Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
31 Desember 2014
No. Kategori Portfolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
Eksposur Settlement Risk - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit
akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
No. Jenis Transaksi Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
31 Desember 2014
No. Jenis Transaksi Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
No. Jenis Transaksi Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
31 Desember 2014
No. Jenis Transaksi Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
memenuhi persyaratan
2 Fasilitas Kredit Pendukung yang - -
memenuhi persyaratan
5 Pembelian Efek Beragunan Aset yang memenuhi - -
persyaratan
6 Pembelian Efek Beragunan Aset yang - -
31 Desember 2014
31 Desember 2015
1 Total Eksposur - -
31 Desember 2014
1 Total Eksposur - -
Tabel 6.2.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Dengan demikian, total ATMR Bank Mandiri secara individual dan secara konsolidasi dengan Persuahaan
Anak adalah sebagai berikut:
Tabel 6.1.7 Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)
Tabel 6.2.7 Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit - Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Pengelolaan risiko kredit Bank dilakukan baik wilayah, jangka waktu dan sektor ekonomi sebagai
secara portfolio maupun sub-portfolio. Berdasarkan berikut:
Pendekatan Standar, Bank memiliki eksposur per
Tagihan Bersih per Wilayah - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah *)
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah *)
Region X / Region XI /
Region VII / Region VIII / Region IX / Region XII / Kantor
Sulawesi & Bali & Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Papua Pusat
Maluku Nusa Tenggara
- - - - - - - - -
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Region X / Region XI /
Region VII / Region VIII / Region IX / Region XII / Kantor
Sulawesi & Bali & Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Papua Pusat**)
Maluku Nusa Tenggara
- 500 - - - - 183,390,553 10,710,202 195,010,616
580,055 3,047,287 4,350,695 1,371,386 307,000 - 27,014,153 208,561 76,976,060
- - - - - - - - -
Tagihan Bersih per Wilayah - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 2.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah *)
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah *)
Region X / Region XI /
Region VII / Region VIII / Region IX / Region XII / Kantor
Sulawesi & Bali & Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Papua Pusat
Maluku Nusa Tenggara
- - - - - - - - -
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Region X / Region XI /
Region VII / Region VIII / Region IX / Region XII / Kantor
Sulawesi & Bali & Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Papua Pusat**)
Maluku Nusa Tenggara
- 500 - - - - 184,076,432 10,830,143 195,816,436
580,055 3,047,287 4,350,695 1,371,386 307,000 - 27,181,684 346,908 77,281,938
- - - - - - - - -
**) Tagihan bersih Persuahaan Anak dimonitor dan dicatat dalam wilayah Kantor Pusat
Tagihan Bersih per Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
No. Kategori Portfolio < 1 tahun 1 thn s.d. 1 thn s.d. > 5 thn Non- Total
3 thn 3 thn Kontraktual
31 Desember 2014
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
No. Kategori Portfolio < 1 tahun 1 thn s.d. 1 thn s.d. > 5 thn Non- Total
3 thn 3 thn Kontraktual
Tabel 2.2.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank Secara Konsolidasi dengan
Persuahaan Anak (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
No. Kategori Portfolio < 1 tahun 1 thn s.d. 1 thn s.d. > 5 thn Non- Total
3 thn 3 thn Kontraktual
31 Desember 2014
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
No. Kategori Portfolio < 1 tahun 1 thn s.d. 1 thn s.d. > 5 thn Non- Total
3 thn 3 thn Kontraktual
Tagihan Bersih per Sektor Ekonomi - Bank secara Individual dan Konsolidasi
dengan Persuahaan Anak
Tabel 2.3.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan
epada Bank
K
Tagihan Tagihan Tagihan Kredit
Pembangunan
Kepada Kepada Kepada Beragun
No. Sektor Ekonomi Multilateral
Pemerintah Entitas Sektor Bank Rumah
dan Lembaga
Publik Tinggal
Internasional
31 Desember 2015
Tagihan
Tagihan Aset
Kredit Kepada Eksposur di
Kredit Tagihan yang Lainnya
Beragun Usaha Mikro, Unit Usaha
Pegawai/ kepada Telah
Properti Usaha Kecil Syariah
Pensiunan Korporasi Jatuh
Komersial dan Portofolio (apabila ada)
Tempo
Ritel
- - - - - - -
Tabel 2.3.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2014
Tagihan
epada Bank
K
Tagihan Tagihan Tagihan Kredit
Pembangunan
Kepada Kepada Kepada Beragun
No. Sektor Ekonomi Multilateral
Pemerintah Entitas Sektor Bank Rumah
dan Lembaga
Publik Tinggal
Internasional
31 Desember 2014
Tagihan
Tagihan Aset
Kredit Kepada Eksposur di
Kredit Tagihan yang Lainnya
Beragun Usaha Mikro, Unit Usaha
Pegawai/ kepada Telah
Properti Usaha Kecil Syariah
Pensiunan Korporasi Jatuh
Komersial dan Portofolio (apabila ada)
Tempo
Ritel
- - - - - - -
Tabel 2.3.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan
epada Bank
K
Tagihan Tagihan Tagihan Kredit
Pembangunan
Kepada Kepada Kepada Beragun
No. Kategori Portfolio Multilateral
Pemerintah Entitas Sektor Bank Rumah
dan Lembaga
Publik Tinggal
Internasional
31 Desember 2015
Tagihan
Tagihan Aset
Kredit Kepada Eksposur di
Kredit Tagihan yang Lainnya
Beragun Usaha Mikro, Unit Usaha
Pegawai/ kepada Telah
Properti Usaha Kecil Syariah
Pensiunan Korporasi Jatuh
Komersial dan Portofolio (apabila ada)
Tempo
Ritel
- - - - - - -
Tabel 2.3.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2014
Tagihan
epada Bank
K
Tagihan Tagihan Tagihan Kredit
Pembangunan
Kepada Kepada Kepada Beragun
No. Kategori Portfolio Multilateral
Pemerintah Entitas Sektor Bank Rumah
dan Lembaga
Publik Tinggal
Internasional
31 Desember 2014
Tagihan
Tagihan Aset
Kredit Kepada Eksposur di
Kredit Tagihan yang Lainnya
Beragun Usaha Mikro, Unit Usaha
Pegawai/ kepada Telah
Properti Usaha Kecil Syariah
Pensiunan Korporasi Jatuh
Komersial dan Portofolio (apabila ada)
Tempo
Ritel
- - - - - - -
Bank menerapkan kebijakan yang pruden dalam Berdasarkan Pendekatan Standar, posisi pencadangan
mitigasi risiko kredit, termasuk dalam menetapkan yang dialokasikan Bank sesuai kategori tagihan dan
pencadangan kerugian penurunan nilai aktiva. mutasinya adalah sebagai berikut:
Pencadangan per Wilayah - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 2.4.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah*)
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah*)
Region VII / Region VIII / Region IX / Region X / Region XI / Region XII / Kantor Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Sulawesi & Bali & Nusa Papua Pusat
Maluku Tenggara
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Region VII / Region VIII / Region IX / Region X / Region XI / Region XII / Kantor Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Sulawesi & Bali & Nusa Papua Pusat
Maluku Tenggara
Tabel 2.4.b Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Konsolidasi dengan Persuahaan
Anak (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah *)
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Region I / Region II / Region III / Region IV / Region V / Region VI /
No. Kategori Portfolio Sumatera 1 Sumatera 2 Jakarta 1 Jakarta 2 Jakarta 3 Jawa 1
31 Desember 2015
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah *)
Region VII / Region VIII / Region IX / Region X / Region XI / Region XII / Kantor Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Sulawesi & Bali & Nusa Papua Pusat****)
Maluku Tenggara
31 Desember 2014
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Region VII / Region VIII / Region IX / Region X / Region XI / Region XII / Kantor Overseas Total
Jawa 2 Jawa 3 Kalimantan Sulawesi & Bali & Nusa Papua Pusat
Maluku Tenggara
Pencadangan per Sektor Ekonomi - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Perusahaan
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
*) Sektor-sektor yang diungkapkan adalah sektor yang memiliki nilai nominal/saldo yang material. Untuk sektor-sektor yang tidak material, digabungkan menjadi
satu dengan nama sektor lain-lain dan dijelaskan kepada stakeholder.
**) Tagihan secara gross (sebelum dikurangi CKPN).
***) CKPN adalah sesuai dengan definisi CKPN pada SE nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 mengenai perhitungan ATMR Kredit (tanpa kolektibilitas 1)
****) nilai tagihan hapus buku hanya untuk bank secara individual.
Tabel 2.5.b Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan
Persuahaan Anak (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tabel 2.5.b Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan
Persuahaan Anak (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2014
*) Sektor-sektor yang diungkapkan adalah sektor yang memiliki nilai nominal/saldo yang material. Untuk sektor-sektor yang tidak material, digabungkan menjadi
satu dengan nama sektor lain-lain dan dijelaskan kepada stakeholder.
**) Tagihan secara gross (sebelum dikurangi CKPN).
***) CKPN adalah sesuai dengan definisi CKPN pada SE nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 mengenai perhitungan ATMR Kredit (tanpa kolektibilitas 1)
****) nilai tagihan hapus buku hanya untuk bank secara individual.
Catatan: Tagihan bersih Persuahaan Anak dicatat dalam Sektor Ekonomi Lainnya
31 Desember 2015
31 Desember 2014
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai
dari kredit yang mengalami penurunan nilai
**) Tidak termasuk CKPN dari transaksi Rekening Administrastif
Tabel 2.6.b Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Konsolidasi dengan
Persuahaan Anak (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari
kredit yang mengalami penurunan nilai
**) Tidak termasuk CKPN dari transaksi Rekening Administratif
***) Terdapat penyesuaian saldo awal cadangan kolektif pada 31 Desember 2015 sehubungan dengan penerapan PSAK No. 102 di Entitas Anak
Pelaporan Pendekatan Standar oleh Bank saat ini tidak menggunakan peringkat eksternal terhadap kategori portfolio,
namun demikian untuk kebutuhan simulasi Bank telah melakukan perhitungan eksposur berdasarkan peringkat eksternal
seperti terlihat pada tabel berikut:
31 Desember 2015
Lembaga
Tagihan Bersih
Pemeringkat
Peringkat Jangka Panjang
Standard and AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Poors
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Moodys Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3
No. Kategori Portfolio
PT. Fitch AAA (idn) AA+(idn) s.d A+(idn) s.d.A- BBB+(idn) s.d BB+(idn) s.d
Ratings AA-(idn) (idn) BBB-(idn) BB-(idn)
Indonesia
PT ICRA [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]A+ s.d [Idr] [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d
Indonesia [Idr] AA- A- [Idr]BBB- [Idr] BBPT
PT idAAA idAA+ s.d idA+ s.d id A id BBB+ s.d id BBBid BB+
Pemeringkat idAA- BBB s.d id BB-
Efek
Indonesia
Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - 870,716 525,237 25,321 - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, - 7,735,297 21,313,040 29,045,641 4,422,577 -
Usaha Kecil dan Portfolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah - - - - - -
(apabila ada)
TOTAL - 46,406,780 75,641,389 48,391,346 8,803,934 19,959,610
31 Desember 2015
Tagihan Bersih
- - - - - - - -
- - - - - - 34,391,908 35,813,182
- - - - - - 11,423,922 11,423,922
- - - - - - - -
- - - - - - - -
- - - - - - 114,766,325 114,766,325
- - - - - - 317,386,006 379,902,561
- - - - - - 3,228,323 3,228,323
- - - - - - 42,635,888 42,635,888
- - - - - - - -
Tabel 3.1.a pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori portfolio dan skala peringkat - Bank
secara individual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014
Lembaga
Tagihan Bersih
Pemeringkat
Peringkat Jangka Panjang
Standard and AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Poors
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Moodys Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3
No. Kategori Portfolio
PT. Fitch AAA (idn) AA+(idn) s.d A+(idn) s.d.A- BBB+(idn) s.d BB+(idn) s.d
Ratings AA-(idn) (idn) BBB-(idn) BB-(idn)
Indonesia
PT ICRA [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]A+ s.d [Idr] [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d
Indonesia [Idr] AA- A- [Idr]BBB- [Idr] BBPT
PT idAAA idAA+ s.d idA+ s.d id A id BBB+ s.d id BBBid BB+
Pemeringkat idAA- BBB s.d id BB-
Efek
Indonesia
Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - 25,321 - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portfolio Ritel - 12,885,997 21,095,056 13,649,025 3,651,895 107
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah - - - - - -
(apabila ada)
TOTAL - 34,535,123 31,900,420 29,171,722 3,651,895 165,878
31 Desember 2014
Tagihan Bersih
- - - - - - 194,876,606 195,010,616
- - - - - - 28,992,432 76,976,059
- - - - - - - -
- - - - - - 43,421,735 43,447,056
- - - - - - 14,342,162 14,342,162
- - - - - - 184,252 184,252
- - - - - - - -
100,118,067 100,118,067
- - - - - -
- - - - - - 294,543,124 345,825,204
- - - - - - 2,027,255 2,027,255
- - - - - - 35,249,402 35,249,402
- - - - - - - -
- - - - - - 713,755,035 813,180,073
Tabel 3.1.b pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori portfolio dan skala peringkat - Bank
secara konsolidasi dengan Persuahaan Anak (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
Lembaga
Tagihan Bersih
Pemeringkat
Peringkat Jangka Panjang
Standard and AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Poors
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Moodys Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3
No. Kategori Portfolio
PT. Fitch AAA (idn) AA+(idn) s.d A+(idn) s.d.A- BBB+(idn) s.d BB+(idn) s.d
Ratings AA-(idn) (idn) BBB-(idn) BB-(idn)
Indonesia
PT ICRA [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]A+ s.d [Idr] [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d
Indonesia [Idr] AA- A- [Idr]BBB- [Idr] BBPT
PT idAAA idAA+ s.d idA+ s.d id A id BBB+ s.d id BBBid BB+
Pemeringkat idAA- BBB s.d id BB-
Efek
Indonesia
Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - 1,347,186 579,368 25,321 - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, - - - - -
Usaha Kecil dan Portfolio Ritel -
9 Tagihan Kepada Korporasi - 7,735,297 21,313,040 29,045,641 4,422,577 -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah - 350,000 - 315,919 58,405 -
(apabila ada)
TOTAL - 47,233,250 75,695,520 48,707,265 8,862,339 19,959,610
31 Desember 2015
Tagihan Bersih
- - - - - - 113,504,445 188,173,324
- - - - - - 31,318,445 91,914,796
- - - - - - - -
- - - - - - 33,615,884 35,567,759
- - - - - - 11,423,922 11,423,922
- - - - - -
- - - - - - 187,959 187,959
123,223,272 123,223,272
- - - - - -
- - - - - - 317,964,858 380,481,413
- - - - - - 3,313,942 3,313,942
- - - - - - 44,381,522 44,381,522
- - - - - - 70,186,052 70,910,376
- - - - - - 749,120,302 949,578,285
Tabel 3.1.b pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori portfolio dan skala peringkat - Bank
secara konsolidasi dengan Persuahaan Anak (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014
Lembaga
Tagihan Bersih
Pemeringkat
Peringkat Jangka Panjang
Standard and AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Poors
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
Moodys Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3
No. Kategori Portfolio
PT. Fitch AAA (idn) AA+(idn) s.d A+(idn) s.d.A- BBB+(idn) s.d BB+(idn) s.d
Ratings AA-(idn) (idn) BBB-(idn) BB-(idn)
Indonesia
PT ICRA [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]A+ s.d [Idr] [Idr]BBB+ s.d [Idr]BB+ s.d
Indonesia [Idr] AA- A- [Idr]BBB- [Idr] BBPT
PT idAAA idAA+ s.d idA+ s.d id A id BBB+ s.d id BBBid BB+
Pemeringkat idAA- BBB s.d id BB-
Efek
Indonesia
Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - 25,321 - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, - - - - -
Usaha Kecil dan Portfolio Ritel -
9 Tagihan Kepada Korporasi - 12,885,997 21,095,056 13,649,025 3,651,895 107
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah - 383,442 - 225,109 158,510 -
(apabila ada)
TOTAL - 34,918,565 31,900,420 29,396,831 3,810,405 165,878
31 Desember 2014
Tagihan Bersih
- - - - - - 195,682,426 195,816,436
- - - - - - 29,298,312 77,281,939
- - - - - - - -
- - - - - - 42,521,995 42,547,316
- - - - - - 14,342,162 14,342,162
- - - - - - 184,252 184,252
- - - - - - - -
106,244,382 106,244,382
- - - - - -
- - - - - - 295,231,196 346,513,276
- - - - - - 2,097,327 2,097,327
- - - - - - 37,505,726 37,505,726
- - - - - - 66,751,741 67,518,801
- - - - - - 789,859,518 890,051,617
Sesuai kondisi pasar keuangan Indonesia yang belum memiliki banyak instrumen derivatif, Bank memiliki eksposur derivatif
yang tidak terlalu signifikan, dengan posisi terbesar adalah pada transaksi fx swap, sedangkan eksposur derivatif suku
bunga berasal dari transaksi interest rate swap. Sementara posisi transaksi reverse repo adalah kepada Bank Indonesia
(dalam bentuk fixed rate bond) dan bank lain, sedangkan transaksi repo adalah nihil. Berdasarkan pelaporan Pendekatan
Standar, eksposur Bank di transaksi derivative, repo dan reverse repo adalah sebagai berikut:
Transaksi Derivatif - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 3.2.a Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tabel 3.2.a Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2014
26,142 - 26,142
1,064,715 - 1,064,715
- - -
1,090,856 - 1,090,856
26,142 - 26,142
1,065,025 - 1,064,715
- - -
- - -
- - -
- - -
1,091,167 - 1,090,856
69,205 - 69,205
300,989 - 300,989
- - -
370,194 - 370,194
69,205 - 69,205
300,989 - 300,989
- - -
- - -
- - -
- - -
370,194 - 370,194
Transaksi Repo - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 3.2.b.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Nilai Wajar Kewajiban Tagihan ATMR
No. Kategori Portfolio SSB Repo Repo Bersih
31 Desember 2014
Nilai Wajar Kewajiban Tagihan ATMR
No. Kategori Portfolio SSB Repo Repo Bersih
Tabel 3.2.b.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank Secara konsolidasi dengan Persuahaan Anak
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Nilai Wajar Kewajiban Tagihan ATMR
No. Kategori Portfolio SSB Repo Repo Bersih
31 Desember 2014
Nilai Wajar Kewajiban Tagihan ATMR
No. Kategori Portfolio SSB Repo Repo Bersih
Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan Nilai Tagihan Bersih ATMR Setelah
No. Kategori Portfolio Bersih MRK Setelah MRK MRK
31 Desember 2014
Tagihan Nilai Tagihan Bersih ATMR Setelah
No. Kategori Portfolio Bersih MRK Setelah MRK MRK
Tabel 3.2.c.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank Secara
Konsolidasi dengan Persuahaan Anak (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
Tagihan Nilai Tagihan Bersih ATMR Setelah
No. Kategori Portfolio Bersih MRK Setelah MRK MRK
31 Desember 2014
Tagihan Nilai Tagihan Bersih ATMR Setelah
No. Kategori Portfolio Bersih MRK Setelah MRK MRK
Bank menggunakan berbagai teknik mitigasi risiko kredit, antara lain melalui agunan. Berdasarkan pelaporan
Pendekatan Standar, eksposur Bank dan mitigasi risiko kredit yang digunakan adalah sebagai berikut:
Transaksi Bersih per Bobot Risiko Setelah Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 4.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko
Kredit-Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
EKSPOSUR NERACA
1 Tagihan Kepada Pemerintah 184,967,865 - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
- - - - - - -
- 5,201,889 - - 31,245,133 2,812,061 3,124,513
- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - 7,261,873 653,568 726,187
- - - - - - -
Tabel 4.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko
Kredit-Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2014
EKSPOSUR NERACA
1 Tagihan Kepada Pemerintah 174,219,377 - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -
Tabel 4.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko
Kredit-Bank Secara Individual (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko
Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
31 Desember 2015
EKSPOSUR NERACA
1 Tagihan Kepada Pemerintah 185,438,754 - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - -
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko
Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
31 Desember 2014
EKSPOSUR NERACA
1 Tagihan Kepada Pemerintah 175,025,197 - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
- - - - - - -
- 165,276 - - 22,734,364 2,046,093 2,273,436
- - - - - - -
- - - - - - -
- 495 - - 6,231,078 560,797 623,108
- - - - - - -
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko
Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
31 Desember 2015
31 Desember 2014
- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - - - -
755 - - - 421,667 37,950 42,167
566 50 56
- 661,671 - - 674,532 60,708 67,453
- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - - - -
Transaksi Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual dan Konsolidasi
dengan Persuahaan Anak
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
31 Desember 2015
EKSPOSUR NERACA
1 Tagihan Kepada Pemerintah 184,967,865 - - - - 184,967,865
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
31 Desember 2014
Tagihan
Agunan Garansi Asuransi Lainnya Bagian Yang
Bersih
Kredit Tidak Dijamin
174,219,377 - - - - 174,219,377
61,894,786 122,193 - - - 61,772,593
- - - - - -
2,257,336 - - - - 2,257,336
15,081,275 2,353 - - - 15,078,921
- - - - - -
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Tagihan
Agunan Garansi Asuransi Lainnya Bagian Yang
Bersih
Kredit Tidak Dijamin
- - - - - -
18,533,903 - - - - 18,533,903
- - - - - -
- - - - - -
1,227,606 - - - - 1,227,606
- - - - - -
112,520 - - - - 112,520
- - - - - -
19,874,029 - - - - 19,874,029
Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
31 Desember 2015
EKSPOSUR NERACA
1 Tagihan Kepada Pemerintah 185,438,754 - - - - 185,438,754
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
31 Desember 2014
Tagihan
Agunan Garansi Asuransi Lainnya Bagian Yang
Bersih
Kredit Tidak Dijamin
175,025,197 - - - - 175,025,197
62,201,044 122,193 - - - 62,078,851
- - - - - -
2,257,336 - - - - 2,257,336
15,080,903 2,353 - - - 15,078,550
- - - - - -
Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Tagihan
Agunan Garansi Asuransi Lainnya Bagian Yang
Bersih
Kredit Tidak Dijamin
18,533,903 - - - - 18,533,903
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
1,227,606 - - - - 1,227,606
- - - - - -
636,642 - - - - 636,642
- - - - - -
20,398,151 - - - - 20,398,151
eksposur sekuritisasi
Bank belum memiliki aktivitas terkait sekuritisasi aset, baik sebagai kreditur asal, penyedia kredit pendukung,
penyedia fasilitas likuiditas, penyedia jasa, bank kustodian, maupun pemodal, sebagai berikut:
Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Individual dan Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Tabel 5.1.a Pengungkapan transaksi sekuritasi - Bank secara individual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
Tabel 5.1.a Pengungkapan transaksi sekuritasi - Bank secara individual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014
Tabel 5.1.b Pengungkapan transaksi sekuritasi - Bank secara individual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
Tabel 5.1.b Pengungkapan transaksi sekuritasi - Bank secara individual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014
Tabel 5.2.a pengungkapan ringkasan aktivitas transaksi sekuritas bank bertindak sebagai kreditur asal-bank secara indi-
vidual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
Nilai Aset Yang Keuntungan (kerugian)
No. Underlying Asset Disekuritisasi Penjualan
Tabel 5.2.a pengungkapan ringkasan aktivitas transaksi sekuritas bank bertindak sebagai kreditur asal-bank secara indi-
vidual (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014
Nilai Aset Yang Keuntungan (kerugian)
No. Underlying Asset Disekuritisasi Penjualan
Tabel 5.2.b Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal- Bank Secara
Konsolidasi dengan Persuahaan Anak (dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2015
Nilai Aset Yang Keuntungan (kerugian)
No. Underlying Asset Disekuritisasi Penjualan
31 Desember 2014
Nilai Aset Yang Keuntungan (kerugian)
No. Underlying Asset Disekuritisasi Penjualan
Market Risk
Kebijakan
Manajemen risiko pasar dilakukan dengan limit yang digunakan untuk memonitor aktivitas
menerapkan prinsip segregation of duties yaitu transaksi trading Treasury, meliputi limit Treasury
memisahkan fungsi dan tanggung jawab secara dan limit risiko pasar. Dalam penetapan limit Bank
independen atas transaksi perdagangan Treasury mempertimbangkan rencana bisnis Treasury dan
Group yang terdiri dari front office unit (Treasury), target pendapatan yang diharapkan. Penetapan
middle office unit (Risk Management) dan back office limit risiko pasar telah dilakukan secara terintegrasi
unit (Treasury Operation). dengan mempertimbangkan aktivitas trading oleh
cabang luar negeri. Dalam rangka mendukung bisnis
Middle office bertanggungjawab untuk memonitor, Persuahaan Anak, Bank memberikan asistensi dan
melakukan asessment, dan melaporkan risiko menyediakan template pengukuran risiko pasar
yang timbul atas segala kegiatan trading yang untuk mempermudah Persuahaan Anak melakukan
dilakukan oleh Treasury. Risk appetite Bank atas monitoring atas posisi trading.
risiko pasar tercermin dalam beberapa jenis
Metodologi
Dalam rangka memastikan kemampuan bank untuk Untuk memastikan keakuratan metode yang
mengantisipasi unexpected loss, maka bank secara digunakan dalam perhitungan VaR, dilakukan
berkala melakukan perhitungan Kewajiban Penyediaan pengujian dengan menggunakan backtesting. Proses
Modal Minimum (KPMM). backtesting akan memberikan gambaran sejauh mana
estimasi kerugian yang didapat dari perhitungan
Perhitungan KPMM dengan metode internal dilakukan VaR dapat memprediksi laba/rugi aktivitas Treasury.
melalui perhitungan Value at Risk (VaR), yakni suatu Pelaksanaan backtesting dilakukan dengan metode
nilai yang menggambarkan potensi maksimum Unconditional Coverage Test sesuai dengan kaidah
kerugian yang dialami Bank akibat pergerakan Basel Zone
pasar yang mempengaruhi eksposur risiko Bank
dalam kondisi pasar yang normal. Metodologi yang
digunakan Bank untuk mendapatkan nilai VaR adalah
metode Historical Simulation.
Seluruh eksposur pada aktivitas trading divaluasi mark to model berdasarkan metodologi yang sesuai.
secara harian dengan menggunakan harga pasar Untuk memastikan akurasi dan efektivitas metode
dari sumber yang independen. Sumber harga mark to model, dilakukan review secara berkala.
pasar yang digunakan antara lain: (i) Harga pada
Reuters, Bloomberg maupun sumber sejenis; (ii) Pe n ya m p a i a n K P M M d e n g a n m e n g g u n a k a n
Harga yang tercatat di bursa (exchange prices) atau Metode Standar kepada Bank Indonesia dilaporkan
pasar sekunder; (iii) Harga pada layar dealer (screen secara bulanan untuk posisi bank only, sedangkan
prices); atau (iv) Kuotasi yang paling konservatif yang untuk posisi konsolidasi dengan Persuahaan Anak
diberikan oleh minimal 2 (dua) broker dan/atau market dilaporkan secara triwulanan. Untuk keperluan internal
maker yang memiliki reputasi baik dan salah satunya manajemen, Bank juga melakukan perhitungan
bersifat independen. Sedangkan untuk instrumen dengan Metode Internal.
yang tidak memiliki harga pasar, Bank menggunakan
Risiko pasar banking book disebabkan perubahan suku (economic value perspective). Sumber-sumber risiko
bunga dan nilai tukar atas aktivitas banking book. Risiko suku bunga banking book adalah repricing risk (repricing
pasar banking book dikelola dengan mengoptimalkan mismatch antara komponen aset dan kewajiban), basis
struktur neraca Bank untuk mendapatkan imbal hasil risk (penggunaan suku bunga acuan yang berbeda),
yang maksimal sesuai tingkat risiko yang dapat yield curve risk (perubahan bentuk dan slope yield
diterima Bank. Pengendalian risiko pasar banking curve), dan option risk (pelunasan kredit atau pencairan
book dilakukan dengan menetapkan limit - limit yang deposito sebelum jatuh waktu). Bank menggunakan
mengacu pada ketentuan regulator dan internal yang repricing gap dan melakukan sensitivity analysis guna
dimonitor secara mingguan maupun bulanan oleh memperoleh proyeksi Net Interest Income (NII) dan
Market Risk Management Unit. Economic Value of Equity (EVE). Berdasarkan hasil
simulasi sensitivity analysis per 31 Desember 2015,
Risiko suku bunga banking book timbul akibat dampak perubahan suku bunga sebesar 100 bps akan
pergerakan suku bunga pasar yang berlawanan mengakibatkan NII Bank turun sebesar 2,92% untuk
dengan posisi atau transaksi yang dimiliki Bank, yang 12 bulan ke depan dari target yang telah ditetapkan
dapat berpengaruh pada profitabilitas Bank (earning dan Equity Bank turun sebesar 1,76%.
perspective) maupun nilai ekonomis modal Bank
Risiko nilai tukar timbul akibat pergerakan nilai tukar penyertaan modal. Bank mengelola risiko nilai tukar
pasar yang berlawanan pada saat Bank memiliki dengan melakukan pemantauan dan pengelolaan
posisi terbuka. Risiko nilai tukar berasal dari transaksi Posisi Devisa Netto (PDN) sesuai dengan limit internal
valuta asing dengan nasabah dan counterparty yang dan regulasi. Per 31 Desember 2015, PDN keseluruhan
menyebabkan posisi terbuka dalam valuta asing (absolut) sebesar 2,91% dari modal.
maupun posisi struktural dalam valuta asing akibat
Manajemen Pricing
Bank menerapkan kebijakan pricing produk dana meminimalkan risiko suku bunga, maka repricing suku
maupun produk kredit sebagai salah satu strategi bunga kredit disesuaikan dengan suku bunga sumber
memaksimalkan Net Interest Margin (NIM) dan dana pembiayaan. Selain biaya dana, suku bunga
sekaligus mendukung Bank menguasai market share kredit ditetapkan dengan mempertimbangkan biaya
dengan mempertimbangkan kondisi persaingan. overhead, premi risiko kredit dan marjin keuntungan
Bank dengan tetap memperhatikan competitiveness
Bank secara konsisten berupaya menerapkan strategi dengan pesaing utama. Suku bunga kredit dapat
sebagai market leader dalam hal pricing pendanaan. berupa suku bunga mengambang (floating rate) atau
Namun demikian, dengan mempertimbangkan suku bunga tetap (fixed rate).
kondisi likuiditas dan kebutuhan dana, Bank dapat
menerapkan strategi agresif (lebih besar dari pesaing Bank mempublikasikan Suku Bunga Dasar Kredit
utama) atau defensif (sama atau lebih kecil dari (SBDK) valuta Rupiah melalui pengumuman di setiap
pesaing utama). kantor Bank, website Bank dan setiap triwulan melalui
surat kabar sesuai Surat Edaran Bank Indonesia
Bank menerapkan risk based pricing yaitu pemberian No.13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011.
suku bunga kredit kepada nasabah bervariasi
berdasarkan tingkat risiko kreditnya. Dalam rangka
31 Desember 2015
Bank Konsolidasi
Beban Beban
Underlying Asset ATMR ATMR
Modal Modal
No.
1 Risiko Suku Bunga
a. Risiko Spesifik 470 5.881 3.044 38.048
b. Risiko Umum 43.959 549.484 48.438 605.477
2 Risiko Nilai Tukar 20.005 250.061 19.000 237.505
3 Risiko Ekuitas - - 41 513
4 Risiko Komoditas - - - -
5 Risiko Option - - - -
TOTAL 64.434 805.426 70.523 881.544
31 Desember 2014
Bank Konsolidasi
Beban Beban
Underlying Asset ATMR ATMR
Modal Modal
No.
1 Risiko Suku Bunga
a. Risiko Spesifik - - 6,745 84,317
b. Risiko Umum 38,801 485,008 44,543 556,785
2 Risiko Nilai Tukar 110,259 1,378,235 116,191 1,452,391
3 Risiko Ekuitas - - 28,257 353,212
4 Risiko Komoditas - - - -
5 Risiko Option - - - -
TOTAL 149,059 1,863,243 195,736 2,446,704
Tabel 7.2 Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2015
VaR VaR VaR VaR
No. Jenis Risiko
Rata-Rata Maksimum Minimum Akhir Periode
Tabel 7.2 Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014
VaR VaR VaR VaR
No. Jenis Risiko
Rata-Rata Maksimum Minimum Akhir Periode
Hasil backtesting periode Desember 2015 menunjukkan akurat, dimana jumlah penyimpangan P/L terhadap
bahwa perhitungan VaR yang telah dilakukan adalah daily VaR masih dapat diterima
Juta
Backtesting Value at Risk
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
(10.000)
(20.000)
(30.000)
P/L Var upper Var lower
(40.000)
22-May-15
21-Jun-15
20-Aug-15
19-Sep-15
23-Mar-15
18-Nov-15
22-Jan-15
23-Dec-14
21-Feb-15
18-Des-15
22-Apr-15
19-Okt-15
21-Jul-15
Kondisi pasar yang terus bergejolak seringkali tidak mengkombinasikan stressed scenario: (i) Berdasarkan
cukup diprediksi dengan menggunakan metode skenario Bank Indonesia, dengan potensi kerugian
VaR. Untuk menangkap kemungkinan kondisi pasar terbesar yang dialami Bank yaitu sebesar Rp87,47
yang sangat ekstrim, Bank melakukan proses stress miliar (apabila suku bunga meningkat 400 basis point
testing dengan tujuan mengevaluasi ketahanan dan kurs Rupiah ter-apresiasi 20%); (ii) Berdasarkan
modal terhadap pergerakan faktor pasar yang historical scenario Bank, dengan potensi kerugian
sangat signifikan dan mempersiapkan strategi terbesar yang dialami Bank yaitu sebesar Rp94,55
yang diperlukan jika kondisi krisis tersebut terjadi. miliar (apabila suku bunga meningkat 31 - 575 basis
Pelaksanaan stress testing dilakukan dengan point dan kurs Rupiah ter-apresiasi 30%).
Liquidity Risk
Kebijakan
Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, dilakukan dengan menetapkan limit - limit yang
likuiditas aset, kewajiban kepada counterparty, dan mengacu pada ketentuan regulator maupun internal.
komitmen kredit kepada debitur. Risiko likuiditas
Bank diukur melalui beberapa indikator, antara lain Bank memiliki batasan cadangan likuiditas dalam
primary reserve ratio (rasio Giro Wajib Minimum dan bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan
Kas), secondary reserve (cadangan likuiditas), dan Loan likuiditas Bank untuk tiga bulan ke depan.
to Funding Ratio (LFR). Pengendalian risiko likuiditas
Metodologi
Kondisi likuiditas Bank di masa mendatang Bank melakukan stress testing risiko likuiditas secara
diproyeksikan melalui metodologi liquidity gap, yang berkala. Bank memiliki Liquidity Contingency Plan
merupakan maturity mismatch antara komponen- (LCP) yang meliputi strategi pendanaan antara lain
komponen asset dan liability (termasuk off-balance pinjaman pasar uang, repo, pinjaman bilateral, FX
sheet) yang disusun ke dalam periode waktu (time swap, penjualan surat berharga, maupun strategi
bucket) berdasarkan contractual maturity ataupun pricing. Dalam LCP, penetapan kondisi likuiditas dan
behavioral maturity. Untuk mengetahui dampak strategi-strategi pendanaan telah mempertimbangkan
perubahan faktor pasar maupun faktor internal pada kondisi internal dan eksternal.
kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi likuiditas,
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi (CDS) 5 tahun Indonesia, Spread antara ROI 5 tahun
ekonomi yang kurang stabil, baik karena kondisi krisis dibandingkan UST 5 tahun, Index Harga Saham
Global maupun karena berbagai isu di dalam negeri, Gabungan (IHSG), Suku bunga Rupiah dan USD
Bank juga memonitor indikator - indikator eksternal interbank, Non Delivery Forward (NDF) USD/IDR 1M
diantaranya: nilai tukar USD/IDR, Credit Default Swap serta informasi pasar yang terkini.
Per 31 Desember 2015, posisi GWM Primer Rupiah Untuk cadangan likuiditas per 31 Desember 2015
adalah sebesar 7,50% dari total dana pihak ketiga berada di atas safety level, sedangkan LFR Bank
Rupiah, sedangkan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 87,05%. Proyeksi likuiditas Bank sampai
sebesar 14,35% dari total dana pihak ketiga Rupiah. dengan 12 bulan ke depan berada dalam posisi
Sementara untuk Valuta Asing, Bank memelihara surplus yang optimal
GWM sebesar 8,50% dari total dana pihak ketiga
Valuta Asing. Realisasi GWM Rupiah dan Valuta Asing
tersebut sesuai ketentuan regulasi dan limit internal.
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 20,220,503 20,220,503
2. Penempatan pada Bank Indonesia 44,590,657 44,590,657
3. Penempatan pada bank lain 1,530,981 1,430,981
4. Surat Berharga 80,083,749 727,792
5. Kredit yang diberikan 448,241,168 37,272,335
6. Tagihan lainnya 650,743 650,743
7. Lain-lain 4,273,443 4,167,498
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 493,387,101 432,960,582
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - -
31 Desember 2015
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
- - - -
100,000 - - -
9,607,603 802,022 6,253,450 62,692,882
29,780,932 49,687,037 73,681,661 257,819,203
- - - -
- - 105,945 -
- - - -
- - - -
- 564 3,496,036 -
- - - 927,249
17 5,334,596 - -
833,173 747,756 - -
49,698,462 13,245,009 6,431,442 2,390,997
(10,209,927) 37,244,050 73,609,614 318,121,088
- - - -
- - - -
2,755,143 27,396,834 - -
2,755,143 27,396,834 - -
89,327,792 4,397,838 - -
- 37,332,099 - -
89,327,792 41,729,937 - -
(86,572,649) (14,333,103) - -
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 16,638,950 16,638,950
2. Penempatan pada Bank Indonesia 56,318,475 56,318,475
3. Penempatan pada bank lain 7,077,946 6,097,946
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 474,097,654 407,383,573
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif - -
2. Kontijensi 26,647,792 -
2. Kontijensi 27,108,788 -
31 Desember 2014
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - - -
- - - - -
980,000 - - -
224,240 - - -
- - 130,391 -
- - - -
- - - -
- 564 - 3,492,533
- - - 931,871
20 6,584,064 - -
2,671,854 512,661 - -
- - - -
- - - -
2,575,996 24,071,796 - -
2,575,996 24,071,796 - -
82,159,486 3,816,998 - -
- 27,108,788 - -
82,159,486 30,925,786 - -
(79,583,490) (6,853,990) - -
Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 22,185,877 22,185,877
2. Penempatan pada Bank Indonesia 50,466,688 50,466,688
3. Penempatan pada bank lain 6,122,707 3,773,017
4. Surat Berharga 109,362,559 18,319,056
5. Kredit yang diberikan 494,522,152 39,643,284
6. Tagihan lainnya 994,844 827,030
7. Lain-lain 5,720,432 5,614,468
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 501,073,499 435,687,961
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - -
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif
1. Komitmen 3,603,899 3,603,899
2. Kontijensi 31,631,365 1,479,388
Total Tagihan Rekening Administratif 35,235,264 5,083,287
31 Desember 2015
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
- - - -
1,581,832 725,358 42,500 -
10,627,336 4,317,433 6,755,022 69,343,712
33,210,346 27,661,398 100,578,187 293,428,937
105,895 61,472 447 -
19 - 105,945 -
- 1,870 - 600
- 412,485 3,496,036 1,908,489
- 27,302 426,100 4,716,182
96,403 5,334,596 - -
833,173 747,756 - -
53,182,498 15,009,903 7,054,952 8,139,177
(7,657,070) 17,755,758 100,427,149 354,633,472
- - - -
2,755,143 27,396,834 - -
2,755,143 27,396,834 - -
89,327,792 4,397,838 - -
- 37,332,099 - -
89,327,792 41,729,937 - -
(86,572,649) (14,333,103) - -
Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 18,604,281 18,604,281
2. Penempatan pada Bank Indonesia 65,590,796 65,590,796
3. Penempatan pada bank lain 10,918,476 10,678,203
4. Surat Berharga 101,598,923 19,957,660
5. Kredit yang diberikan 451,307,461 30,260,580
6. Tagihan lainnya 18,783,969 18,401,505
7. Lain-lain 4,106,885 3,911,777
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 480,129,272 413,459,335
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - -
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif
1. Komitmen 1,887,175 1,887,175
31 Desember 2014
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
- - - -
- - - 240,273
982,420 2,820,716 6,172,728 71,665,399
30,628,420 48,535,768 74,572,713 267,309,982
270,827 33,150 78,487 -
64,629 88 130,391 -
154,812 - - -
199,966 150,448 - 5,067,052
118,461 - 308,217 3,489,054
66,576 6,584,064 - -
2,671,854 512,661 - -
51,137,607 20,065,493 5,201,464 9,588,539
- - - -
2,575,996 24,071,796 - -
2,575,996 24,071,796 - -
Catatan:
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 2,897,745 2,897,745
2. Penempatan pada Bank Indonesia 32,636,939 31,947,689
3. Penempatan pada bank lain 14,630,269 12,865,582
4. Surat Berharga 32,008,232 1,287,822
5. Kredit yang diberikan 87,788,642 13,013,509
6. Tagihan lainnya 457,938 457,938
7. Lain-lain 392,431 168,398
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 119,773,840 114,582,354
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - -
3. Kewajiban pada bank lain 3,754,359 3,650,971
4. Surat Berharga yang Diterbitkan - -
5. Pinjaman yang Diterima 29,231,244 13,531,838
6. Kewajiban lainnya 24,318,877 24,318,877
7. Lain-lain 5,559,408 904,916
Total Kewajiban 182,637,727 156,988,956
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca (11,825,531) (94,350,275)
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif
1. Komitmen 6,831,543 2,696,043
2. Kontijensi 47,991,085 -
Total Tagihan Rekening Administratif 54,822,628 2,696,043
31 Desember 2015
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
689,250 - - -
791,259 677,257 144,577 151,594
490,195 575,041 839,879 28,815,296
5,987,625 3,943,999 10,507,547 54,335,962
- - - -
155,509 - 68,525 -
4,135,500 - - -
22,176,853 25,814,232 - -
26,312,353 25,814,232 - -
15,493,609 19,217,434 - -
- 37,231,769 - -
15,493,609 56,449,203 - -
10,818,744 (30,634,971) - -
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 2,080,494 2,080,494
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 102,228,168 96,060,958
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif
1. Komitmen 3,773,239 2,534,739
2. Kontijensi 44,878,905 -
Total Tagihan Rekening Administratif 48,652,144 2,534,739
31 Desember 2014
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
- - - -
1,362,895 199,770 - -
408,061 731,111 97,297 15,795,866
13,302,320 4,316,693 7,568,449 42,035,929
- - - -
249,644 - 62,185 -
15,322,920 5,247,574 7,727,930 57,831,795
- - - -
154,813 - - -
- - - -
175,793 2,198,338 139,827 16,320,928
- - - -
6,576,138 1,678,663 - -
9,638,453 6,656,083 736,412 16,380,760
1,238,500 - - -
21,076,260 23,802,645 - -
22,314,760 23,802,645 - -
10,456,073 23,180,484 - -
- 34,338,267 - -
10,456,073 57,518,751 - -
11,858,687 (33,716,107) Catatan: Perhitun-
gan profil maturitas
sesuai dengan
ketentuan LBBU
17,543,154 (35,124,615) 6,991,518 41,451,034
(54,091,921) (89,216,536) (82,225,018) (40,773,984)
Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 2,923,249 2,923,249
2. Penempatan pada Bank Indonesia 32,985,700 32,296,450
3. Penempatan pada bank lain 14,282,472 13,524,070
4. Surat Berharga 32,685,656 1,288,029
5. Kredit yang diberikan 92,153,283 13,043,758
6. Tagihan lainnya 475,841 467,697
7. Lain-lain 427,567 203,534
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 121,258,844 115,184,402
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - -
3. Kewajiban pada bank lain 4,001,462 3,525,878
4. Surat Berharga yang Diterbitkan - -
5. Pinjaman yang Diterima 28,801,974 13,209,909
6. Kewajiban lainnya 24,318,877 24,318,877
7. Lain-lain 5,559,408 904,916
Total Kewajiban 183,940,564 157,143,982
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca (8,006,796) (93,397,197)
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif
1. Komitmen 6,831,543 2,696,043
2. Kontijensi 48,209,053 217,968
Total Tagihan Rekening Administratif 55,040,596 2,914,011
31 Desember 2015
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
689,250 - - -
474,224 56,932 75,652 151,594
490,195 575,041 839,879 29,492,513
6,099,415 - 17,204,678 56,018,394
464 - - 7,680
155,509 - 68,525 -
4,135,500 - - -
22,176,853 25,814,232 - -
26,312,353 25,814,232 - -
15,521,036 19,222,728 - -
- 37,231,769 - -
15,521,036 56,454,497 - -
10,791,317 (30,640,265) - -
Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Persuahaan Anak
Pos-pos
Saldo
1 bulan
NERACA
A. Aset
1. Kas 2,100,281 2,100,281
2. Penempatan pada Bank Indonesia 27,744,344 27,744,344
3. Penempatan pada bank lain 16,544,807 16,391,128
4. Surat Berharga 17,867,351 438,141
5. Kredit yang diberikan 78,666,069 8,225,970
6. Tagihan lainnya 1,180,138 1,019,687
7. Lain-lain 464,261 152,432
B. Kewajiban
1. Dana Pihat Ketiga 103,319,660 97,152,451
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - -
3. Kewajiban pada bank lain 3,515,523 3,360,710
4. Surat Berharga yang Diterbitkan - -
5. Pinjaman yang Diterima 20,089,104 1,256,626
6. Kewajiban lainnya 25,920,108 25,920,108
7. Lain-lain 9,411,287 1,156,487
Total Kewajiban 162,255,682 128,846,382
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca (17,688,430) (72,774,398)
REKENING ADMINSTRATIF
A. Tagihan Rekening Adminstratif
1. Komitmen 3,773,239 2,534,739
2. Kontijensi 44,884,453 5,547
Total Tagihan Rekening Administratif 48,657,692 2,540,286
31 Desember 2014
Jatuh Tempo
> 1 bln s.d. 3 bln > 3 bln s.d. 6 bln > 6 bln s.d. 12 bln > 12 bln
- - - -
- - - -
- - - 153,679
731,111 731,111 97,297 16,192,741
4,364,147 4,364,147 7,805,141 44,943,031
49,491 49,491 51,947 -
- - 62,184 -
5,144,749 5,144,749 8,016,568 61,289,451
1,238,500 - - -
21,076,260 23,802,645 - 1
22,314,760 23,802,645 - 1
Catatan:
Operational Risk
Kebijakan
Kerangka kerja pengelolaan risiko operasional Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur
dikembangkan dengan mengacu kepada faktor pengelolaan risiko operasional yang mengacu pada
internal dan eksternal yang mencakup, namun tidak Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM).
terbatas pada, ketentuan regulator, perkembangan Selanjutnya, Bank telah memiliki prosedur pelaksanaan
metodologi & best practices, bisnis Bank, serta manajemen risiko operasional bagi seluruh unit
eksposur risiko operasional. Cakupan kerangka kerja kerja antara lain Standar Prosedur Operasional ORM
tersebut meliputi pengembangan kebijakan dan (Operational Risk Management), Petunjuk Teknis ORM
prosedur, pengembangan tools dan sistem informasi Tools, Standar Prosedur Operasional PAB (Produk
manajemen risiko operasional, monitoring dan atau Aktivitas Baru), Standar Prosedur Operasional
pelaporan, serta model perhitungan beban modal BCM (Business Continuity Management), dan Standar
risiko operasional. Prosedur Operasional Model Risiko Bank.
Metodologi
Untuk menjaga agar seluruh produk dan aktivitas Status PAB merupakan tahap awal dalam menentukan
baru yang diterbitkan memenuhi ketentuan regulator status produk atau aktivitas yang dapat digolongkan
dan memiliki kehandalan dalam segi keamanan dalam PAB sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
bagi nasabah, Bank telah mengimplementasikan Risk Acceptance PAB menggunakan metodologi
pengelolaan risiko operasional pada Produk atau assessment terhadap 8 (delapan) jenis risiko secara
Aktivitas Baru (PAB) dimulai dari tahapan Penetapan self-assessment oleh unit pengelola produk atau
Status PAB dan Risk Acceptance PAB. Penetapan aktivitas.
Sejalan dengan SE BI No.13/28/DPNP mengenai Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut. Sebagai
Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum, upaya untuk memantau dan mengendalikan fraud
Bank Mandiri telah melakukan berbagai upaya untuk pada pilar deteksi, Bank menyediakan whistleblowing
memantau dan memitigasi risiko fraud melalui system yang dinamakan Letter to CEO (LTC). Media
penerapan 4 pilar yaitu: (1) Pencegahan; (2) Deteksi; berfungsi sebagai sarana bagi pegawai maupun pihak
(3) Investigasi, Pelaporan dan Sanksi; serta (4) ketiga untuk menyampaikan segala indikasi tindak
fraud secara langsung kepada CEO.
Hasil dari identifikasi, penilaian, pemantauan dan ada di Unit Kerja sesuai dengan aktivitas, segmen,
pengendalian eksposure risiko diintegrasikan produk dan jasa yang dijalankan melalui Forum MRO,
ke dalam Operational Risk System yang telah kuisioner, interview (one on one meeting), ataupun
diimplementasikan di seluruh unit kerja (risk owners). media lain yang memadai.
ORM Tools tersebut diakomodir melalui Operational Laporan Profil Risiko Operasional Bank yang sudah
Risk System dan telah diimplementasikan di seluruh divalidasi oleh unit Internal Audit serta disetujui oleh
unit kerja (risk owners). Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, selanjutnya
dilaporkan kepada Regulator secara periodik. Profil
Sebagai output dari proses pengelolaan risiko Risiko Operasional Bank dijadikan sebagai bagian dari
operasional, setiap unit kerja menghasilkan laporan penentuan tingkat kesehatan bank atau Laporan Risk-
profil risiko yang selanjutnya digunakan sebagai Based Bank Rating (RBBR) yang disampaikan kepada
dasar dalam pembuatan profil risiko operasional regulator.
Bank. Laporan Profil Risiko Operasional disusun
melalui identifikasi proses utama setiap fungsi yang
Sesuai SE Bank Indonesia perihal Penilaian Tingkat Indicator Approach, seperti terlihat dalam tabel-tabel
Kesehatan Bank Umum: No. 13/24/DPNP Tanggal 25 berikut:
Oktober 2011, Bank menggunakan pendekatan Basic
31 Desember 2015
Pendapatan Bruto
No. Pendekatan Yang Digunakan (Rata-rata 3 tahun Beban Modal ATMR
terakhir)
31 Desember 2014
Pendapatan Bruto
No. Pendekatan Yang Digunakan (Rata-rata 3 tahun Beban Modal ATMR
terakhir)
Tabel 8.1.b. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional-Bank secara konsolidasi dengan Persuahaan Anak
31 Desember 2015
Pendapatan Bruto
No. Pendekatan Yang Digunakan (Rata-rata 3 tahun Beban Modal ATMR
terakhir)*)
31 Desember 2014
Pendapatan Bruto
No. Pendekatan Yang Digunakan (Rata-rata 3 tahun Beban Modal ATMR
terakhir)*)
*) Untuk bank yang menggunakan Pendekatan Indikator Dasar dalam menghitung Risiko Operasional
Saat ini, Bank tengah mempersiapkan scenario analysis, internal & external loss data, measurement & modelling,
training, culture & awareness, enhancement ORM Tools dan reporting untuk perhitungan capital charge risiko
operasional dengan pendekatan Advanced Measurements Approach (AMA).
Persuahaan Anak
Penerapan manajemen risiko dengan Persuahaan tetap memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko
Anak (PA) telah dimulai secara bertahap sejak tahun dan disesuaikan dengan yurisdiksi otoritas/pengawas
2008 sejalan dengan diterbitkan ketentuan Nomor setempat, serta mempertimbangkan karakteristik
8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko bisnis masing-masing Persuahaan Anak. Penerapan
Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan tersebut hingga saat ini merupakan salah satu inisiatif
Pengendalian Terhadap Persuahaan Anak. Ketentuan strategik unit kerja manajemen risiko di Bank dan
tersebut ditujukan utamanya pada industri perbankan, secara berkala dikomunikasikan dengan regulator
sehingga memiliki keterbatasan dalam penerapannya dalam forum mengenai diskusi profil risiko ataupun
dengan Persuahaan Anak yang bergerak di industri tingkat kesehatan berdasarkan risiko (Risk Based Bank
non perbankan, misalnya asuransi. Rating).
Pada perkembangannya Otoritas Jasa Keuangan Bank melakukan penerapan manajemen risiko
( O J K ) m e n g e l u a r k a n ke t e n t u a n N o m o r 1 7 / terintegrasi secara bertahap dengan Persuahaan
POJK.03/2014 yang mengatur mengenai penerapan Anak yang bergerak di berbagai industri di bidang
manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan, yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri
keuangan yang memiliki cakupan seluruh industri (Europe) Limited, Bank Mandiri Taspen Pos, Mandiri
keuangan. Hal ini mendukung proses manajemen Sekuritas, AXA Mandiri Financial Services, Mandiri
risiko dengan Persuahaan Anak Bank yang cukup Tunas Finance, Mandiri International Remittance,
beragam industrinya, antara lain perbankan syariah, Mandiri AXA General Insurance, Mandiri InHealth, dan
microbanking, multifinance, perbankan internasional, Mandiri Utama Finance dengan melibatkan unit kerja
sekuritas, manajer investasi, asuransi, dan remitansi. yang menangani manajemen risiko serta unit kerja
Perluasan cakupan pengaturan manajemen risiko terkait lainnya.
tersebut merupakan hal penting karena kelangsungan
usaha Bank selaku perusahaan induk juga Secara umum inisiatif-inisiatif mengenai penerapan
dipengaruhi oleh eksposur risiko yang timbul secara manajemen risiko di Bank dan Persuahaan Anak
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan usaha dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu
Persuahaan Anak. sebagai berikut:
1. First Line, yang berkaitan dengan pemenuhan
Dengan adanya penerapan manajemen risiko
ketentuan Bank Indonesia Nomor 8/6/PBI/
dengan Persuahaan Anak tersebut, diharapkan dapat
memberikan nilai tambah kepada stakeholder karena PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko
secara tidak langsung membentuk lingkungan bisnis Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan
yang progresif namun aman, memenuhi ketentuan Pengendalian Terhadap Persuahaan Anak.
regulator yang berkait dengan proses manajemen Inisiatif-inisiatif yang dilakukan berkaitan dengan
risiko beserta laporannya, dan monitoring eksposur proses konsolidasi yang mencakup antara
risiko aktivitas bisnis Persuahaan Anak sehingga lain mengenai laporan keuangan, perhitungan
dapat diambil langkah-langkah mitigasi pada permodalan minimum, penilaian kualitas aktiva,
kesempatan pertama. monitoring Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK), pengelolaan Persuahaan Anak, laporan
Bank melakukan penerapan manajemen risiko
berkala yang memuat mengenai profil risiko, dan
terintegrasi dengan Persuahaan Anak yang beroperasi
penilaian tingkat kesehatan secara menyeluruh.
di Indonesia dan di luar wilayah Indonesia dengan
Pada perkembangannya OJK selaku regulator
yang saat ini mengatur pengawasan
perusahaan-Persuahaan Anak yang tergabung sehari-hari, Bank telah menyusun Mandiri Subsidiaries
Principle Guideline (MSPG) yang salah satu item
dalam konglomerasi keuangan Bank, termasuk
pengaturannya mencakup penerapan manajemen
yang bergerak dalam industri asuransi.
risiko dengan Persuahaan Anak. Hal ini sekaligus
2. Second Line, yang lebih merupakan pendekatan merupakan salah satu perwujudan Tata Kelola
kebutuhan internal Bank secara keseluruhan Terintegrasi yang diamanatkan dalam POJK Nomor
yang mencakup perangkat (tools), kesadaran 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola
risiko (awareness), tata kelola perusahaan Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.
(governance), dan sistem informasi manajemen
risiko (system). Pendekatan tersebut diwujudkan Bank juga telah melakukan pengembangan RPX
antara lain dengan penyelarasan perangkat system dengan platform yang lebih komprehensif
monitoring berkala yang mencakup investasi agar dapat diakses secara online oleh Persuahaan
Anak dan dilakukan penambahan fasilitas lainnya
dana Persuahaan Anak, perkembangan
sehingga diharapkan laporan Profil Risiko secara
likuiditas secara gabungan, simulasi ketahanan
konsolidasi dapat berjalan dengan lebih baik.
beberapa risiko dalam menghadapi kondisi
ekstrim, perkembangan portfolio kredit, dan
Berdasarkan posisi Desember 2015, Bank melakukan
pengembangan Integrated Risk Register (IRR) self assessment profil risiko secara individual dan
sebagai single database dalam pengelolaan secara terintegrasi dengan Persuahaan Anak dengan
risiko yang berkait dengan operasional sehari- hasil akhir yang menunjukkan bahwa kemungkinan
hari. Bank dan Persuahaan Anak mengalami kerugian
Dalam rangka meningkatkan pemahaman tergolong sangat rendah dan memiliki kualitas
dalam penerapan manajemen risiko di Bank manajemen risiko yang sangat memadai dengan
kelemahan minor yang dapat diabaikan.
dan Persuahaan Anak, pada tahun 2015
telah diselenggarakan forum diskusi setiap
Hasil penilaian profil risiko tersebut menunjukkan
triwulanan yang mencakup pembahasan yang
bahwa kualitas penerapan manajemen risiko Bank
bersifat teknis, rapat Integrated Risk Committee secara konsolidasi dengan Persuahaan Anak telah
(IRC) yang dihadiri direktur manajemen risiko dilakukan dengan baik, tanpa menunjukkan perbedaan
Bank dan Persuahaan Anak, pelaksanaan Risk signifikan dalam aktivitas pengelolaan risiko, sehingga
Awareness Survey (RAWS) untuk mengukur secara komposit menunjukkan peringkat risiko yang
tingkat pemahaman risiko di Persuahaan Anak, rendah dan penerapan manajemen risiko yang sangat
dan pelatihan penggunaan risk management baik.
corporate transformation
Sesuai dengan semangat Corporate Plan 2020, pada Pada bidang per tama, CTF berperan dalam
tahun 2015 Bank Mandiri melakukan perubahan mendukung operasional harian Bank dengan
struktur organisasi sebagai bagian dari transformasi melakukan pengembangan dan penajaman strategi
institusi. Sebagai unit kerja yang berperan sebagai bisnis pada unit kerja di Bank Mandiri, berkoordinasi
katalisator perubahan di Bank Mandiri, Direktorat dalam pelaksanaan inisatif strategis RKAP, serta turut
Change Management Office (CMO) turut berganti mengawal implementasi Corporate Plan Bank Mandiri;
nama menjadi Direktorat Corporate Transformation kedua, CTF mendukung upaya manajemen untuk
(CTF). Perubahan ini tentunya didasari dengan mengembangkan bisnis Bank Mandiri ke depan melalui
semangat mendukung transformasi Bank Mandiri peninjauan kelayakan aksi korporat diantaranya
menuju The Best Bank in ASEAN 2020. akuisisi, joint venture dan kerja sama dengan pihak
ketiga secara end-to-end; ketiga, CTF turut berperan
Tugas dari Direktorat Corporate Transformation (CTF) dalam project strategis yang tidak berkaitan langsung
adalah menjalankan fungsi dalam empat bidang utama dengan bisnis Bank, namun berpotensi memiliki
yaitu (1) peningkatan bisnis saat ini (current business dampak terhadap kinerja dan reputasi Bank Mandiri;
improvement), (2) pengembangan bisnis masa depan keempat, CTF memiliki fungsi sebagai katalisator
(new business development), (3) penugasan khusus untuk memudahkan koordinasi dengan unit kerja lain
(Ad Hoc Project), dan (4) pengembangan inisiatif yang dalam menjalankan inisiatif yang bersifat bank-wide
bersifat lintas direktorat. serta cross functional, sehingga diharapkan mampu
mengoptimalkan kinerja Bank Mandiri. Adapun Secara
ringkas fungsi CTF dapat digambarkan dalam skema
berikut:
Day-to-day Short-term
operational Non-Organic Strategic
banking Growth Assigment
Business Alliances
dan juga selaras dengan salah satu dari 3 Kualitas evaluasi Post Implementation Review
(tiga) strategi utama Corporate Plan 2015- (PIR) terus ditingkatkan, baik dari segi content
2020 yaitu Accelerate in Growth Segment, maupun issues resolution dengan menggunakan
CTF mengawal pelaksanaan inisiatif Business dua pendekatan yaitu project management untuk
Process Reengineering (BPR) yang bertujuan menarik lesson learned sehingga eksekusi inisiatif
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses, selanjutnya dapat lebih efektif dan efisien, serta
customer centricity, serta internal control. Balanced Score Card (BSC) untuk memastikan
Disamping itu, CTF juga berpartisipasi dalam inisiatif strategis dapat memberikan kontribusi
pilot project inisiatif Retail Ready Branch yang atau imbal hasil yang optimal dalam mendukung
fokus pada sales process at branch. pertumbuhan bisnis Bank secara positif,
Peran aktif CTF dalam peningkatan bisnis juga progresif, dan berkesinambungan. Pada tahun
tercermin dalam aktivitas end to end project 2015, telah dilakukan evaluasi PIR terhadap 30
management mulai dari prioritisasi, monitoring, inisiatif strategis atau tercapai 120% di atas
hingga evaluasi Post Implementation Review target.
(PIR) inisiatif strategis IT dan non IT agar Selain melakukan koordinasi dan monitoring
selaras dengan RKAP dan Corporate Plan 2020 implementasi inisiatif IT dan non IT, CTF juga
sehingga dapat memberikan nilai tambah yang melakukan identifikasi upaya peningkatan bisnis
optimal, positif, dan progresif bagi Bank Mandiri. saat ini (current business improvement) melalui
Prioritisasi dilakukan bersama dengan Unit penajaman business process maupun business
Kerja IT Strategy & Architecture dan Strategy & model yang diselaraskan dengan target Corporate
Performance Management untuk memperoleh Plan 2015-2020.
portfolio inisiatif strategis yang seimbang
dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara
2. Memimpin pengembangan bisnis masa depan
lain value lever, urgensi, anggaran, readiness, dan
(new business development);
complexity.
CTF berperan aktif dalam memimpin
Dalam hal monitoring, CTF secara intensif
pengembangan bisnis baru Bank Mandiri ke
melakukan one-on-one meeting yang terbuka
depan khususnya melalui pertumbuhan non
terhadap pemikiran atau ide-ide positif dalam
organik dan inisiatif-inisiatif strategis. Dalam
rangka memperkuat koordinasi dan problem
menjalankan perannya tersebut, CTF melakukan
solving bersama project owner dengan Unit Kerja
identifikasi target perusahaan yang potensial dan
terkait agar setiap kendala yang muncul dapat
menelaah potensi kerjasama dengan berbagai
diselesaikan dengan cepat dan komprehensif.
mitra strategis sampai dengan memimpin
Hasil dari one-on-one meeting tersebut terbukti
proses pelaksanaan kerjasama strategis (joint
efektif dan efisien dengan pencapaian bahwa 52
venture), akuisisi, atau bentuk partnership lainnya
dari 104 inisiatif strategis baik IT dan Non IT yang
sehingga diharapkan mampu mempercepat
berstatus live implementation sukses tereksekusi
pertumbuhan bisnis Bank Mandiri.
lebih cepat dari jadwal yang telah ditetapkan,
Pada tahun 2015 keberhasilan CTF ditandai
sedangkan 70 inisiatif strategis IT dan Non
dengan penyelesaian akusisi InHealth tahap
IT lain yang masih dalam tahap pelaksanaan
II sebesar 20% dari BPJS Kesehatan d/h PT
dapat berjalan sesuai dengan jadwal atau within
Askes, pembentukan anak usaha multifinance
schedule.
baru bekerjasama dengan mitra strategis dan
optimalisasi sinergi BUMN melalui kemitraan Inisiatif ini bertujuan untuk mengintegrasikan
strategis dengan PT Taspen dan PT Pos kekuatan Bank di segmen wholesale dan retail
Indonesia untuk membentuk PT Bank Mandiri secara terintegrasi sehingga memaksimalkan
Taspen Pos (Mantap). nilai jual Bank Mandiri untuk menjadi main
transactional bank bagi nasabah.
3. Mendukung Direksi dalam proyek-proyek Direktorat CTF yang memiliki fungsi sebagai
strategis; katalisator dalam inisiatif strategis yang
bersifat bankwide berperan memetakan blue
Kontribusi CTF untuk terus berupaya
print ekosistem di setiap fokus sektor, termasuk
memaksimalkan value creation bagi Bank
identifikasi potensi bisnis, key player, dan pola
Mandiri dilakukan melalui pelaksanaan project
transaksi. Direktorat CTF juga memfasilitasi
yang bersifat Ad Hoc Salah satunya adalah
working group sector solution yang dipimpin oleh
Project Managers Guideline, dimana Direktorat
Corporate Banking Group untuk mengoptimalkan
CTF bertugas untuk mengembangkan Managers
potensi bisnis pada sektor prioritas serta
Guideline berupa e-handbook sebagai sarana
mendukung implementasi inisiatif Micro, Small,
untuk memberikan panduan kepada manager
Medium Enterprise (MSME) Sector Based Strategy
di level regional sehingga mempercepat proses
dengan fokus pada value chain segmen MSME di
cascading informasi dari kantor pusat ke regional.
sektor prioritas.
Selain itu, Direktorat CTF juga turut menjalankan
Project Integrated Distribution Channel guna Implementasi inisiatif Develop Sector Solutions
mendukung proses sinergi bisnis Bank Mandiri di Tier 1 fokus pada 6 sektor prioritas yaitu Oil &
dengan Persuahaan Anak sebagaimana aspirasi Gas, FMCG, Government, Agribusiness, Telco, dan
Corporate Plan 2020 Integrate the Group. Construction. Tolak ukur keberhasilan inisiatif ini
adalah tersedianya solusi pada sektor prioritas
sehingga berdampak pada peningkatan CASA
4. Berperan sebagai katalisator dalam
targeted Anchor Client dan value chain-nya.
pengembangan inisiatif yang bersifat lintas
direktorat;
Salah satu inisiatif Corporate Plan 20152020
yang mengintegrasikan segmen wholesale dan
retail adalah inisiatif Develop Sector Solutions.
transaction banking
matter expert bagi Relationship Manager, dan solusi yang dibutuhkan nasabah, sehingga
diharapkan loyalitas nasabah akan semakin
2. Melakukan pengembangan/desain produk
meningkat.
terintegrasi yang fokus pada inovasi,
produktifitas dan profitabilitas produk dengan
eksposur risiko produk yang terjaga,
2015 Direktorat Transaction Banking telah menjadi nasabah meningkat 24%, sementara
berhasil mengembangkan produk baru yaitu jumlah supplier meningkat 23% dan jumlah
melakukan Integrasi Sistem Penerimaan Pajak distributor meningkat 54%. Volume transaksi
MPN G2 dari Request ID Billing hingga proses Supplier Financing meningkat 43% dan Volume
pembayaran secara on-line serta menciptakan transaksi Distributor Financing meningkat 177%.
layanan Host to host Collection untuk nasabah Adapun Giro Supplier Financing meningkat 31%
Port. dan Distributor Financing meningkat 96%
3. Menjalin hubungan baik dengan berbagai 2. Pada Sector Solution, perolehan Giro di sektor
institusi nasabah baik BUMN maupun swasta unggulan tumbuh signifikan, yaitu Health Care
Sepanjang tahun 2015 Direktorat Transaction 15%, Port 37%, Education 4%, dan Automotive
Banking telah melakukan kerjasama dengan 0.34%.
perusahaan-perusahaan asuransi BUMN Jumlah transaksi finansial mobile banking pada
seperti ASEI, Askrindo dan Jasindo untuk solusi segmen retail meningkat signifikan 51% dengan
penerbitan Bank Garansi bagi nasabah. volume yang meningkat 48% dari tahun 2014.
Jumlah transaksi finansial Internet Personal
Melalui implementasi program tersebut, kinerja meningkat 28% dengan volume yang meningkat
Transaction Banking menunjukkan hasil yang positif 7% dibandingkan tahun 2014. Jumlah transaksi
sebagai berikut:
finansial Internet Bisnis meningkat 53% dengan
1. Pada segmen Wholesale, volume transaksi volume yang meningkat 45% dari tahun 2014.
Trade Finance meningkat sebesar 8,5% dengan
Untuk layanan e-channel, jumlah ATM tumbuh
peningkatan Fee Based Income (FBI) sebesar
13.3%, EDC 6% dengan peningkatan jumlah
19,9% dari tahun 2014. FBI Bank Garansi
transaksi sebesar 20% dan volume transaksi
meningkat 22,6% dibandingkan tahun 2014.
finansial meningkat 13% dari tahun 2014. Kartu
Volume transaksi Cash Management mengalami
Prepaid tumbuh 33,1% dengan peningkatan
peningkatan 21,5% dan FBI Cash Management
jumlah transaksi sebesar 76,1% dan volume
meningkat 28,5%.
transaksi 52,7%.
Solusi Value chain mengalami peningkatan
yang ditunjukkan dengan jumlah Principal yang
Penghargaan
Wujud dari upaya konsisten Direktorat Transaction 3. Indonesia Domestic Cash Management Bank of the
Banking dalam memberikan solusi terbaik kepada
Year 2015. Penghargaan diberikan oleh Asian
nasabah, Bank Mandiri menerima beberapa
Banking & Finance
penghargaan pada tahun 2015 sebagai berikut:
4. The Best Trade Finance Bank in Indonesia 2015.
1. The Best Local Trade Finance Bank in Indonesia
Penghargaan diberikan oleh Asian Banker
2015. Penghargaan diberikan oleh Global Trade
5. The Best Bank in Indonesia 2015 (focus
Review
assessment on Cash management, trade finance
2. Indonesia Domestic Trade Finance Bank of the Year
& risk management). Penghargaan diberikan oleh
2015. Penghargaan diberikan oleh Asian Banking
Corporate Treasurer
& Finance
6. Best Cash Management Bank In Indonesia 8. Best Indonesia provider of Cash Management
Penghargaan diberikan oleh The Asset Service 2015. Penghargaan diberikan oleh CFO
7. Best Cash Management Solutions in Indonesia for Innovation Asia
BPJS Kesehatan. Penghargaan diberikan oleh The 9. The Highest M-Banking Traffic. Penghargaan
Asset diberikan oleh Telkomsel
10. Best Payments Product. Penghargaan dari The
Asian Banker
Banking Service
Komisi Excellence
Pemberantasan 2015
Korupsi Golden Thropy, The Best Bank
Unit Pengendali Gratifikasi in Service Excellence
Terbaik Tahun 2015 Kategori 1st place, The Most
BUMN/BUMD Consistent Bank in Service
Excellence
11th Corporate
Survey Corporate
Governance Asia Finance Asia
Governance
Recognition Awards Award
Perception Index
2015
Predikat Perusahan 2nd Place, The Best
ICON on Corporate Sangat Terpercaya Corporate Governance
Governance (The Most Trusted
Company)
Self
Annual Report Assesment 7th IICD Corporate
Award GCG Governance Award
Kategori BUMN The Best Financial
Sesuai ketentuan
Keuangan Listed Sector
dari Regulator
pendahuluan
Bercita-cita menjadi The Best Bank in ASEAN 2020, Umum yang telah diubah dengan PBI No. 8/14/
Bank Mandiri menetapkan tiga aspirasi yang akan PB1/2006; Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
menjadi fokus Bank Mandiri di tahun 2015 2020. 8/POJK.04/2015 tentang situs web emiten atau
Salah satu aspirasi Bank Mandiri adalah Broader perusahaan publik, Peraturan Menteri Negara BUMN
socio economic impact dimana Bank Mandiri akan Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan GCG
terus berupaya menjadi perusahaan yang terkemuka pada BUMN; Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
dalam pencapaian non-keuangan di antaranya 18/POJK.03/2014 tentang Tata Kelola Terintegrasi.
menjadi perusahaan terkemuka pilihan utama pencari Dalam prakteknya, Bank Mandiri senantiasa mengikuti
kerja, menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia dan perkembangan terkini dan best practices GCG yang
menjadi perusahaan terkemuka dalam penerapan berlaku antara lain Pedoman Umum GCG oleh
Good Corporate Governance (GCG). Bank Mandiri Komite Nasional Kebijakan Governance, Pedoman
menjadikan implementasi GCG sebagai salah satu GCG Perbankan Indonesia, OECD Principles, ASEAN
hal utama yang harus dicapai untuk menjadi The Best Corporate Governance Scorecard serta memperhatikan
Bank in ASEAN 2020. etika dan praktik bisnis terbaik.
Bank Mandiri menyadari bahwa melalui penerapan Upaya penerapan GCG yang telah dilaksanakan Bank
GCG maka Bank Mandiri akan tumbuh menjadi Mandiri ini terbukti telah memberikan kontribusi yang
perusahaan yang berkelanjutan dan dapat mencapai positif serta telah memberikan manfaat yang nyata
tujuannya. Untuk itu, Bank Mandiri berkomitmen bagi Bank Mandiri, antara lain meningkatnya daya saing
untuk senantiasa menempatkan GCG sebagai fondasi perusahaan, kinerja perusahaan serta meningkatnya
utama dalam menjalankan bisnis perusahaan serta kepecayaan para pemangku kepentingan (stakeholder)
untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dalam Bank Mandiri khususnya investor lokal maupun luar
menghadapi tantangan dan persaingan usaha di negeri. Berdasarkan hal tersebut dan untuk tetap
masa-masa mendatang khususnya di sektor industri menjaga terpeliharanya kepercayaan dan kepentingan
perbankan. Komitmen ini didukung penuh oleh seluruh stakeholder Bank Mandiri secara terus menerus
jajaran manajemen dan karyawan Bank Mandiri. dan konsisten meningkatkan komitmen untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan GCG dalam
Sebagai perusahaan yang highly regulated, penerapan menjalankan setiap aktivitas bisnisnya. Seluruh
GCG di Bank Mandiri mengacu pada beberapa jajaran Bank Mandiri meyakini bahwa pemenuhan
ketentuan yang berlaku yaitu antara lain Undang- aspek-aspek GCG dapat mendukung tujuan Bank baik
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan dalam mencapai kinerja terbaik, profitabilitas dan nilai
Terbatas, Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, serta
tentang BUMN, Peraturan Bank lndonesia (PBI) No. keberlangsungan bisnis jangka panjang.
8/4/PB1/2006 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank
Adapun penerapan prinsip-prinsip GCG Bank Mandiri dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan
dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan
(stakeholders) sesuai dengan haknya.
2) Bank mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi,
sasaran usaha, strategi Bank, kondisi keuangan,susunan dan kompensasi pengurus,
pemegang saham pengendali, cross share holding, pejabat eksekutif, pengelolaan
Transparansi risiko, sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan
implementasi good corporate governance serta informasi dan fakta material yang
dapat mempengaruhi keputusan pemodal.
3) Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank, rahasia jabatan
dan hak-hak pribadi sesuai peraturan yang berlaku.
4) Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders dan yang
berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
1) Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh Stakeholders manapun
dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari benturan
kepentingan (conflict of interest).
Independensi
2) Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari
pihak manapun.
Implementasi GCG di Bank Mandiri akan mencegah praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta
meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Bank Mandiri.
1998 Kesadaran implementasi GCG didorong adanya krisis perbankan akibat adanya
praktek bad governance yang menyeluruh di industri perbankan, hal ini menyebabkan
Awal Merger banyak bank yang harus di-bailout dan kemudian Direksi serta Dewan Komisaris bank
harus menandatangani Kontrak Manajemen dengan Bank Dunia yang didalamnya
mencantumkan kewajiban bank untuk menerapkan GCG.
2000 - 2001 Respon Bank Mandiri terhadap Kontrak Manajemen dengan Bank Dunia tersebut,
menerbitkan ketentuan antara lain:
Peletakan Dasar-
- Surat Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris tentang Prinsip-prinsip GCG
Dasar Governance
Commitment, Structure - Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris tentang Code of Conduct
And Mechanisms yang menjadi pedoman perilaku dalam berinteraksi dengan nasabah, rekanan dan
sesama pegawai
- Keputusan Direksi tentang Kebijakan Kepatuhan (Compliance Policy) yang
mewajibkan seluruh jajaran Bank Mandiri untuk bertanggung jawab penuh secara
individu didalam melakukan kegiatan operasional Bank dibidangnya masing-masing
Bank Mandiri telah menugaskan PWC untuk melakukan diagnostic review atas
implementasi GCG
Atas implementasi pelaksanaan GCG tersebut, Standard & Poors telah memberikan
penilaian GCG untuk periode tahun 2003 dengan skor sebesar 6,2, meningkat dari
penilaian tahun sebelumnya dengan skor 5,4.
2005 Awal transformasi Bank Mandiri melalui penetapan nilai-nilai kebersamaan (shared
values) serta perumusan perilaku utama Bank Mandiri (TIPCE) yang merupakan Budaya
Transformasi kerja perusahaan.
Budaya
Penyusunan Charter GCG yang dituangkan melalui Keputusan Dewan Komisaris, yang
mengatur pokok-pokok pelaksanaan GCG di Bank Mandiri
Rating GCG dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) meraih predikat
Sangat Terpercaya untuk pertama kalinya.
Rating GCG oleh The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dalam ajang
ASEAN CG Scorecard, Bank Mandiri meraih kategori the Best Overall.
Rating GCG oleh Corporate Governance Asia (CGA) yang berkedudukan di Hongkong,
2014 Bank Mandiri meraih predikat ICON in Corporate Governance.
Good Corporate Citizen (GCC) sejalan dengan corporate plan Bank Mandiri 2015 2020
yang salah satunya adalah social economic impact, dimana salah komponen yaitu
role model corporate citizen. Bank Mandiri telah melakukan diagnostic review terhadap
penerapan GCC di Bank Mandiri.
Menyempurnakan ketentuan larangan gratifikasi yang diatur dalam Petunjuk Teknis
Operasional Gift Disclosure Statement sesuai dengan himbauan KPK.
Tata urutan atau arsitektur penyusunan kebijakan dan prosedur berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan
mengamanatkan adanya Kebijakan dan Prosedur tertulis, sebagaimana skema berikut:
AD
Level Kebijakan
Level Prosedur
Sustainability Principle
Values
Anggaran Dasar
Good Corporate Code of
Governace conduct & Business
ethics
Pilar Kebijakan
ility Banking P
KSPIBM
KSPI BM Kebijakan
Operasional &
1
standar prosedu
8 Support
AD 5. KSDMBM
2 6. KABM
7
7. KCSBM
KMRBM
8. KOBM
n
r
ma
6 3
M
Kebijakan
do
an
e
5 4
ua
pengendalian
P
ar
l
Pr
nd od
sta uk 9. KIABM
10. KHKBM
11. KAPUPPT
Brand Corporate
Fundamental
Philosophy Culture Value
Values
ORGAN UTAMA
Dewan Direksi
RUPS
Komisaris
Capital &
Komite Audit Assets & Liabilities Subsidiaries
Committee Committee
m
W
Mandiri.
itm
en
t
Evaluasi
Governm
n
si da
Government
Sosialisasi dan
lisa
ent
sia
Structure
Str
o
Evaluasi
S
uc
tu
re
Menyempurnakan struktur dan
Sosialisasi dan evaluasi yang infrastruktur GCG agar proses
m
nis
Governance Mecha
dilakukan untuk menjamin pelaksanaan prinsip GCG
implementasi prinsip GCG secara dapat menghasilkan outcome
berkesmbungan yang sesuai dengan harapan
Stakeholder.
Governance
Mechanism
Memastikan efektivitas proses
implementasi GCG yang di dukung
oleh kecukupan struktur dan
infrastruktur GCG.
Transformasi GCG di Bank Mandiri dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip GCG yang dilaksanakan dalam 5
(lima) tahap, yaitu:
Tantangan yang semakin kompleks dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja secara
berkelanjutan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder perlu dicapai
melalui transformasi tahap III 2015-2020. Penyempurnaan praktik tata kelola secara
berkelanjutan memegang peran penting untuk menghasilkan sustainable value yang
dapat mewujudkan tujuan dan visi Bank Mandiri To Be The Best Bank in ASEAN 2020.
Untuk itu, sebagai salah satu bentuk komitmen kuat Bank Mandiri atas penguatan GCG,
Bank Mandiri telah menetapkan GCG sebagai salah satu aspirasi yaitu terdepan dalam
penerapan GCG.
Penerapan GCG secara konsisten dan berkelanjutan dapat dicapai dengan adanya komitmen yang kuat dari Organ
Perusahaan Bank Mandiri beserta jajaran dibawahnya. Untuk itu, segenap jajaran Bank Mandiri terus fokus dalam
pelaksanaan tata kelola perusahaan Bank Mandiri di tahun 2015.
Perkembangan globalisasi, teknologi informasi Tujuan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Bank
dan inovasi produk serta inovasi aktivitas Mandiri adalah untuk menyamakan persepsi
Lembaga Jasa Keuangan (LJK), telah antara Bank Mandiri dan seluruh Perusahaan
menciptakan kondisi sistem keuangan yang Anak terhadap peningkatan kualitas tata kelola
kompleks, dinamis, dan saling terkait antar yang baik dalam Konglomerasi Keuangan serta
masing-masing sektor keuangan baik dalam membangun sinergi dan aliansi bisnis yang kuat
produk dan kelembagaan, maupun kepemilikan. antara Bank Mandiri dan seluruh Perusahaan
Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, Otoritas Anak melalui Tata Kelola Terintegrasi guna
Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan peraturan menciptakan nilai tambah bagi Konglomerasi
Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 Keuangan secara berkesinambungan. Nilai
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi tambah tersebut dapat dicapai dengan adanya
Konglomerasi Keuangan, dengan tujuan untuk penerapan fungsi kepatuhan terintegrasi, fungsi
meningkatkan kualitas tata kelola yang baik audit intern terintegrasi dan manajemen risiko
dalam suatu Konglomerasi Keuangan. terintegrasi.
Dalam rangka penerapan Tata Kelola Dengan dibentuknya Komite Tata Kelola
Terintegrasi, Bank Mandiri telah melakukan Terintegrasi dan Satuan Kerja Terintegrasi,
penyesuaian dan penyempurnaan terhadap selain untuk memenuhi peraturan regulator,
struktur dan infrastruktur terintegrasi antara lain Bank Mandiri senantiasa mengimplementasikan
pembentukan komite Tata Kelola Terintegrasi GCG dengan praktik GCG yang paling sempurna.
pada tanggal 25 Februari 2015, penyusunan
pedoman tata kelola terintegrasi, penerapan
fungsi Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi,
Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi, Satuan
Kerja dan Manajemen Risiko Terintegrasi.
Selain itu, sebagaimana yang diamanatkan oleh
POJK dimaksud, Bank Mandiri sebagai Entitas
Utama telah menyusun Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi sebagai acuan bagi Bank Mandiri
dan seluruh Perusahaan Anak di bawah Bank
Mandiri. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
disampaikan kepada Perusahaan Anak pada
tanggal 30 Juni 2015.
2) Pengendalian Gratifikasi
ASEAN CG Scorecard
Dalam rangka melanjutkan proses penyempurnaan mencakup:
pelaksanaan Tata Kelola dan menjadi Bank yang
1) Hak-hak Pemegang Saham/ Rights of
terdepan dalam penerapan GCG, Bank Mandiri telah
Shareholders
melakukan penyelarasan praktik Tata Kelola sejalan
2) Perlakuan yang setara terhadap Pemegang
dengan standar ASEAN CG Scorecard.
Saham/ Equitable Treatment of Shareholders
Bank Mandiri berkomitmen untuk terus 3) Peran Pemangku Kepentingan / Role of
menyempurnakan praktik tata kelola perusahaan Stakeholders
yang baik. Selain mengacu kepada praktik-praktik 4) Pengungkapan dan Transparansi / Disclosure
dan standar terbaik tata kelola perusahaan di tingkat and Transparency
nasional, Bank Mandiri juga beraspirasi kepada 5) Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi /
standar tata kelola di tingkat ASEAN. Responsibilities of the Board
GCG ASEAN Scorecard merupakan inisiatif dari GCG ASEAN Scorecard ini telah digunakan untuk
ASEAN Capital Market Forum (ACMF) untuk melakukan menilai praktek GCG perusahaan terbuka di negara
penilaian implementasi GCG mengacu pada prinsip- ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Singapura,
prinsip GCG yang dikembangkan oleh Organization for Thailand dan Vietnam.
Economic Cooperation and Development (OECD), yaitu
Assessment GCG
Assessment dalam Rangka Pemenuhan
Ketentuan OJK
Pelaksanaan self assessment GCG bagi Bank Mandiri Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan
berpedoman pada ketentuan PBI No.8/14/PBI/2006 mengatur mengenai penilaian pelaksanaan Tata
tentang Perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang Kelola Terintegrasi yang wajib dilakukan oleh Entitas
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, SE BI No.15/15/ Utama setiap semester untuk akhir bulan Juni dan
DPNP, tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Desember. Mulai semester I Tahun 2015, Bank Mandiri
dan SE BI No.13/24/DPNP, tentang Penilaian Tingkat melakukan self assessment Tata Kelola Terintegrasi,
Kesehatan Bank Umum. menggantikan self assessment Konsolidasi.
Sebagai bentuk pemenuhan atas komitmen GCG, Bank Hasil self assessment GCG dikelompokkan dalam 5
Mandiri secara rutin telah melaksanakan penilaian (lima) kategori peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat
GCG secara internal dengan Metode self assessment 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan
baik secara individual maupun Konsolidasi dengan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan
Perusahaan Anak. Pada tahun 2015, Surat Edaran penerapan GCG yang lebih baik.
OJK No. 15/SEOJK.03/2015 tentang penerapan Tata
Self assessment pelaksanaan GCG sesuai Surat Selain itu, Bank Mandiri telah menyampaikan Laporan
Edaran BI dan Surat Edaran OJK tersebut dilakukan pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi kepada Otoritas
secara komperehensif dan terstruktur. Self assessment Jasa Keuangan untuk periode penilaian semester
individu mengintegrasikan faktor-faktor penilaian ke I tahun 2015 pada tanggal 14 Agustus 2015. Bank
dalam 3 (tiga) aspek governance, yaitu governance Mandiri mendapatkan nilai 1 yang menunjukkan
structure, governance process, governance outcome. Konglomerasi Keuangan dinilai telah melakukan
Self assessment Tata Kelola Terintegrasi meliputi penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara
7 (tujuh faktor penilaian pelaksanaaan Tata Kelola umum sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan
Terintegrasi). yang sangat memadai atas penerapan prinsip Tata
Kelola Terintegrasi. Apabila terdapat kelemahan
Hasil self assessment individu pelaksanaan GCG dalam penerapan Tata Kelola Terintegrasi, secara
di Bank Mandiri untuk semester I tahun 2015 umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat
memperoleh hasil penilaian peringkat 1 atau Sangat segera dilakukan perbaikan oleh Entitas Utama dan/
Baik yang mencerminkan Manajemen Bank telah atau LJK. Seperti halnya self assessment individu,
melakukan penerapan Good Corporate Governance Bank Mandiri belum mendapatkan feedback dari OJK
yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin mengenai penilaian Tata Kelola Terintegrasi.
dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip-
prinsip Good Corporate Governance. Apabila terdapat Bank Mandiri telah menyampaikan Laporan
kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi kepada Otoritas
Governance, maka secara umum kelemahan tersebut Jasa Keuangan untuk periode penilaian semester II
tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan tahun 2015. Seperti halnya hasil penilaian periode
oleh manajemen Bank. I 2015, Bank Mandiri mendapatkan nilai 1 yang
menunjukkan Konglomerasi Keuangan dinilai telah
Hasil self assessment individu Bank Mandiri pada melakukan penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang
semester I tahun 2015 telah mendapatkan feedback secara umum sangat baik.
dari OJK pada prudential meeting pada tanggal 21
Desember 2015, dan Bank Mandiri mendapatkan
peringkat 2 atau Baik. Hal ini tercermin dari
pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Good
Corporate Governance. Apabila terdapat kelemahan
dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance,
maka secara umum kelemahan tersebut kurang
signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan
normal oleh manajemen Bank. Dengan hasil tersebut,
Bank Mandiri akan senantiasa menindaklanjuti hasil
penilaian OJK sehingga hasil penilaian Bank Mandiri
akan senantiasa membaik.
1) ASEAN CG Scorecard
11
12 13 14 15
2. Equitable Treatment of 64.71 9.71 58.82 8.82 58.82 8.82 61.11 9.17
Shareholders (15%)
3. Role of Stakeholders
57.14 5.71 80.95 8.10 90.48 9.05 100 10
(10%)
5. Responsibilities of The
62.03 24.81 75 30 77.33 30.93 78.38 31.35
Boards (40%)
6. Bonus 4 4 6 6 9 9 9 9
7. Penalti 0 0 0 0 0 0 0 0
Bank Mandiri telah mengikuti rating dan survei 3) Memotivasi dunia bisnis melaksanakan konsep
Corporate Governance Perception Index (CGPI) CG dan menumbuhkan partisipasi masyarakat
setiap tahun. CGPI merupakan Program riset dan luas agar secara bersama-sama aktif dalam
pemeringkatan GCG Penilaian kualitas Corporate mengembangkan dan menerapkan GCG.
Governance. CGPI diikuti oleh perusahaan publik
(emiten), BUMN, perbankan dan perusahaan swasta Manfaat
lainnya dimana Bank Mandiri telah mengikuti penilaian 1) Memperbaiki kelengkapan implementasi GCG
CGPI selama 12 (dua belas) tahun berturut-turut sejak di perusahaan yang belum memadai dan
tahun 2003. Adapun tujuan, manfaat dan aspek yang memetakan masalah-masalah strategis yang
dinilai dalam CGPI diuraikan sebagai berikut: terjadi di perusahaan khususnya penerapan
GCG.
Tujuan
2) Mendorong kapabilitas organisasi dan anggota
1) Menciptakan praktik bisnis yang etikal, sehat,
perusahaan dalam menerapkan GCG.
bermartabat dan berkelanjutan
2) Mengajak seluruh pemangku kepentingan yang 3) Meningkatkan kesadaran bersama di kalangan
meliputi Pemerintah, Pelaku Bisnis, dan Pihak, internal perusahaan dan stakeholder terhadap
Masyarakat Bisnis dan Pihak Pendukung Bisnis pentingnya GCG agar terwujud pertumbuhan
melakukan praktik terbaik GCG. yang berkelanjutan.
4) Meningkatkan kualitas penerapan GCG untuk
membangun daya saing dan mewujudkan
keberlanjutan perusahaan
Nilai 92.88
Pada CGPI 2014/2015 Bank Mandiri kembali berturut-turut. Hasil Penilaian CGPI Bank Mandiri
memperoleh penilaian GCG tertinggi dan menerima tahun 2015 mendapatkan skor sebesar 92,88 dengan
penghargaan dengan peringkat penilaian Perusahaan predikat Perusahaan Sangat Terpercaya (The Most
Sangat Terpercaya. Dengan demikian penghargaan Trusted Company). Hasil penilaian CGPI selama 9
ini merupakan penghargaan Bank Mandiri yang ke-9 tahun berturut-turut adalah sebagai berikut:
(CGPI) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Skor 88,66 89,86 90,65 91,67 91,81 91,91 91,88 92,36 92,88
94
92.88
93 92.36
91.91 91.88
Grafik Skor 92 91.81
Corporate
91.67
Governance
CGPI Bank 91 Perception
90.65
Mandiri Tahun 90 Index
(CGPI)
2007-2015 89.86
89
88.66
88
07 08 09 10 11 12 13 14 15
Corporate Governance Asia (CGA) adalah salah satu 2014 dan 2015. Selain penghargaan tersebut, CGA
Jurnal terkemuka di kawasan Asia yang berfungsi juga memberikan penghargaan Asian Corporate
sebagai media diseminasi mengenai implementasi Director Recognition Award 2015 kepada Bapak Budi G.
Corporate Governance khususnya pada perusahaan- Sadikin selaku Direktur Utama Bank Mandiri.
perusahaan di kawasan Asia. CGA mempunyai misi
sebagai media informasi dan edukasi mengenai Sebagai salah satu penerima penghargaan dari
Corporate Governance bagi dunia usaha, pemerintah, 11th Corporate Governance Recognition Awards 2015,
pendidikan dan lembaga lainnya di Asia. Bank Mandiri berpartisipasi dalam book project yang
diharapkan dapat menginspirasi perusahaan untuk
Pada tahun ini, CGA kembali memberikan penghargaan mengimplementasikan corporate governance sesuai
kepada Bank Mandiri pada 11th Corporate Governance standar perusahaan-perusahaan terbaik di Asia.
Recognition Awards 2015 yaitu ICON on Corporate Book project ini akan didistribusikan secara global
Governance, dimana penghargaan tersebut merupakan untuk merayakan 11 tahun dari The Best of Asia dan
penghargaan ke tujuh kalinya yang diperoleh Bank untuk mendukung peringatan 10 tahun United Nation
Mandiri, yaitu tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, Conventions Againts Corruption.
Peningkatan Aspek
Transparansi
Dalam upaya peningkatan aspek transparansi telah kandidat Dewan Komisaris/Direksi bersamaan pada
dilakukan penyempurnaan dalam pengungkapan saat pemanggilan RUPS, pelaksanaan closed voting,
pelaksanaan RUPS mengenai pengumuman dan serta penyempurnaan-penyempurnaan transparansi
pemanggilan RUPS, informasi rinci terkait tata tertib, informasi pada situs Bank Mandiri www.bankmandiri.
mata acara atau agenda RUPS termasuk penjelasan co.id.
dari masing-masing agenda, pengungkapan profil
Sebagai upaya kongkrit dalam mewujudkan dan Pejabat Struktural lainnya di lingkungan Bank
transparansi dan upaya tindakan pencegahan tindak Mandiri ditetapkan sebagai Pejabat Bank Mandiri
pidana korupsi di Bank Mandiri dan dalam rangka yang wajib menyampaikan LHKPN. Ketentuan
mengatur penyelenggaraan negara yang bersih kewajiban LHKPN diatur dalam kebijakan khusus
dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme maka yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Direksi
terhadap Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi, Perseroan dan diperbaharui setiap saat sesuai dengan
Pejabat Eksekutif 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, ketentuan yang belaku.
1. KEP.DIR/ 091 /2015, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Di Lingkungan PT Bank Mandiri
Tgl. 20 Maret 2015 (Persero) Tbk.
2 KEP.DIR/ 071 /2011, Perluasan Penetapan Pejabat Yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Tgl. 22 Maret 2011 Penyelenggara Negara Di Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3. KEP.DIR/ 090 /2009, Penetapan Pejabat Yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Tgl. 29 Juni 2009 Penyelenggara Negara Di Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
a. Kebijakan tersebut mengatur penetapan Jabatan Wajib LHKPN yang bersifat ex-officio dimana pegawai
yang jabatannya termasuk dalam Jabatan Wajib LHKPN berkewajiban untuk melaporkan harta
kekayaannya baik sebelum, saat menjabat maupun setelah menjabat.
b. Penetapan jabatan wajib LHKPN berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebagaimana peraturan
perundang-undangan yang berlaku, meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi, Group Head
/ pejabat yang setara, Department Head / pejabat setara, Regional CEO, Kepala Cabang dan Pejabat
Struktural lainnya yang berdasarkan keputusan Direksi merupakan pejabat wajib LHKN.
1. KEP.DIR/ 342 /2013, Penetapan Koordinator Pengelolaan Dan User Aplikasi Laporan Harta Kekayaan
Tgl. 27 Desember 2013 Penyelenggara Negara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2. KEP.DIR/ 214 /2010, Penyesuaian Atas Penetapan Koordinator Pengelolaan Dan User Aplikasi Laporan
Tgl. 5 Agustus 2010 Harta Kekayaan Penyelenggara Negara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3. KEP.DIR/ 091 /2009, Penetapan Koordinator Pengelolaan Dan User Aplikasi Laporan Harta Kekayaan
Tgl. 29 Juni 2009 Penyelenggara Negara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
a. Koordinator pengelola bertindak dalam mengatur penetapan Jabatan Wajib LHKPN, pemantauan
pengisian LHKPN dan penyampaian formulir LHKPN serta melakukan sosialisasi kewajiban LHKPN.
b. Melakukan pemutakhiran data wajib LHKPN berkoordinasi dengan KPK dan menyampaikan setiap
perubahan jabatan di lingkungan Bank Mandiri.
Proses penyampaian LHKPN sampai dengan akhir tahun periode 2015 secara terus menerus dimonitor dan
dievaluasi terutama terkait dengan jabatan-jabatan struktural yang telah ditetapkan sebagai wajib LHKPN
sebanyak 275 pegawai yang dari sejumlah 275 pegawai dan jajaran manajemen meliputi anggota Dewan
Komisaris, Direksi, SEVP dan Pejabat Struktural wajib LHKPN telah dipenuhi dengan prosentase pelaporan sampai
dengan 31 Desember 2015, telah diselesaikan diterbitkan Nomor Harta Kekayaan (NHK) oleh KPK dan sebagian
besar Pejabat Wajib LHKPN telah melaporkan harta kekayaannya.
Berikut Rekapitulasi Kepatuhan LHKPN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 31 Desember 2015:
Jumlah Yang
Jumlah Telah Melaporkan Jumlah Yang Belum Melaporkan Kekayaan
No. Unit Kerja Wajib Kekayaan
LHKPN * Form A Form B Total
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Dewan Komisaris 9 4 44,44 1 11,11 4 44,44 5 55,56
2.
Direksi 11 4 36,36 2 18,18 5 45,45 7 63,64
3. PT Bank Mandiri
231 118 51,08 45 11,48 68 29,44 113 48,92
(Persero), Tbk.
RUPS adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan dan memiliki
kewenangan tidak didelegasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Melalui RUPS para pemegang
saham dapat mempergunakan haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam
proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut pengembangan dan masa depan Bank
Mandiri secara fair dan transparan.
Tanggung Jawab Pemegang Saham antara lain 3. Pemegang saham minoritas bertanggungjawab
adalah: untuk menggunakan haknya dengan baik
1. Pemegang saham pengendali harus dapat: sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan
a. Memperhatikan kepentingan pemegang peraturan perundang-undangan;
saham minoritas dan stakeholders sesuai
4. Pemegang saham harus dapat:
peraturan perundang-undangan;
a. Memisahkan kepemilikan harta Perseroan
b. Mengungkapkan kepada instansi penegak
dengan kepemilikan harta pribadi;
hukum tentang pemegang saham pengendali
b. Memisahkan fungsinya sebagai pemegang
yang sebenarnya (Ultimate Shareholders)
saham dan sebagai anggota Dewan
dalam hal terdapat dugaan terjadinya
Komisaris atau Direksi dalam hal pemegang
pelanggaran terhadap peraturan perundang-
saham menjabat pada salah satu dari kedua
undangan atau dalam hal diminta oleh
organ tersebut.
otoritas terkait.
2. Pemegang saham yang merupakan pemegang
saham pengendali pada beberapa perseroan,
perlu diupayakan agar akuntabilitas dan
hubungan antar perseroan dapat dilakukan
secara transparan;
Pelaksanaan RUPS
Penyelenggaraan RUPS dilaksanakan secara wajar, transparan dan memperhatikan hak-hak pemegang saham
sebagaimana diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan POJK No.32/POJK.04/2014
tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan sesuai ASEAN
CG Scorecard.
Pemberitahuan Pemanggilan
kepada pemegang pemegang saham Pengumuman
saham melalui Pelaksanaan RUPS
dengan surat tercatat hasil RUPS
media surat kabar dan surat kabar
- Menyampaikan Bukti Iklan Pengumuman kepada OJK dan BEI Pasal 10 Peraturan OJK No. 32/
- Melampirkan bukti pengumuman surat kabar Pojk.04/2014
- Pengumuman RUPS memuat:
ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS;
ketentuan pemegang saham yang berhak mengusulkan mata acara rapat;
tanggal penyelenggaraan RUPS; dan
tanggal pemanggilan RUPS
Meminta kepada Biro Administrasi Efek, rekap nama pemegang saham yang berhak Pasal 8 Peraturan OJK No. 32/
hadir RUPS Pojk.04/2014
- Menyampaikan Bukti Iklan Panggilan kepada OJK dan BEI Pasal 13 Peraturan OJK No. 32/
- Melampirkan bukti pengumuman surat kabar Pojk.04/2014
- Pemanggilan RUPS memuat:
tanggal penyelenggaraan RUPS;
waktu penyelenggaraan RUPS;
tempat penyelenggaraan RUPS;
ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS;
mata acara rapat termasuk penjelasan atas setiap mata acara tersebut; dan
informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara rapat tersedia bagi
pemegang saham sejak tanggal dilakukannya pemanggilan RUPS sampai
dengan RUPS diselenggarakan.
Ringkasan Risalah Rapat paling sedikit berisi Pasal 32 - 34 Peraturan OJK No.
- tanggal RUPS, tempat pelaksanaan RUPS, waktu pelaksanaan RUPS, dan mata 32/Pojk.04/2014
acara RUPS
- anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir pada saat RUPS
- jumlah saham dengan hak suara yang sah yang hadir pada saat RUPS dan
persentasenya dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara yang sah
- ada tidaknya pemberian kesempatan kepada pemegang saham untuk mengajukan
pertanyaan dan/atau memberikan pendapat terkait mata acara rapat
- jumlah pemegang saham yang mengajukan pertanyaan dan/atau memberikan
pendapat terkait mata acara rapat, jika pemegang saham diberi kesempatan
- mekanisme pengambilan keputusan RUPS
- hasil pemungutan suara yang meliputi jumlah suara setuju, tidak setuju, dan
abstain (tidak memberikan suara) untuk setiap mata acara rapat, jika pengambilan
keputusan dilakukan dengan pemungutan suara
- keputusan RUPS
- pelaksanaan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang berhak, jika
terdapat keputusan RUPS terkait dengan pembagian dividen tunai
- Menyampaikan Bukti Iklan Ringkasan Risalah RUPS kepada OJK dan BEI Pasal 33 Peraturan OJK No. 32/
- Melampirkan bukti Pengumuman surat kabar atas Ringkasan Risalah Rapat Pojk.04/2014
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.40 pertanyaan dijawab dan ditanggapi selanjutnya
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Dasar dilakukan pemungutan suara dan hanya pemegang
Perseroan, POJK No.32/POJK.04/2014 pasal 2 dan saham atau kuasanya yang sah yang berhak untuk
Anggaran Dasar Perseroan pasal 10 tentang Rapat mengeluarkan suara. Setiap satu saham memberikan
Umum Pemegang Saham, RUPS dibagi menjadi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu
2 (dua), yaitu RUPS Tahunan dan RUPS lainnya, suara.
selanjutnya disebut RUPS Luar Biasa.
RUPS Tahunan
RUPS Tahunan Bank Mandiri diselenggarakan pada dengan memperhatikan Daftar Pemegang Saham
tanggal 16 Maret 2015 pada pukul 09.45 WIB s/d Perseroan per tanggal 18 Februari 2015 sampai dengan
pukul 13.10 WIB yang berlokasi di Auditorium Plaza pukul 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat. Dengan
Mandiri lt.3 Jl. Jend. Gatot Subroto Kaveling 36 - 38, demikian, ketentuan kuorum RUPS sebagaimana
Jakarta Selatan. Kehadiran Rapat tersebut dihadiri diatur dalam Anggaran Dasar Bank Mandiri dan
oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris, Anggota regulasi telah terpenuhi sehingga penyelenggaraan
Direksi Perseroan pemegang saham dan/atau kuasa/ RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan
wakil pemegang saham yang seluruhnya mewakili yang mengikat.
19.770.767.838 saham termasuk di dalamnya saham
seri A Dwiwarna atau merupakan 84,73% dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan Perseroan sampai dengan hari Rapat,
yaitu sejumlah 23.333.333.333 saham yang terdiri
dari: PANGGILAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
- 1 (satu) saham seri A Dwiwarna; dan No. FST.CSC/03/P/II/2015
Direksi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., (selanjutnya disebut "Perseroan") berkedudukan di Jakarta, dengan ini mengundang
para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (selanjutnya disebut "Rapat")
- 23.333.333.332 (dua puluh tiga miliar tiga ratus Perseroan yang akan diselenggarakan pada :
Hari/Tanggal : Senin, 16 Maret 2015
Waktu : Pukul 09.00 WIB- selesai
tiga puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu Tempat : R. Auditorium
Plaza Mandiri Lt.3
Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 36-38
Jakarta 12190
tiga ratus tiga puluh dua) saham seri B; Dengan agenda sebagai berikut:
1. Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris, dan Pengesahan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
Berdasarkan ketentuan (i) Pasal 11 ayat 2 huruf a dan Pasal 21 ayat 9 dan Pasal 21 ayat 10 huruf a Anggaran Dasar Perseroan,
(ii) Pasal 69 dan Pasal 78 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ("UUPT"), (iii) Pasal 23 ayat (1)
Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN dan (iv) Pasal 22 ayat (2) Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007
sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-08/MBU/2013, Laporan Tahunan dan Laporan
Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan harus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan
("RUPS") serta Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan harus mendapatkan pengesahan dari RUPS, oleh karena itu Perseroan mengajukan agenda di atas di dalam Rapat.
2. Persetujuan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
Berdasarkan ketentuan (i) Pasal 11 ayat 2 huruf b Anggaran Dasar Perseroan dan (ii) Pasal 70 dan Pasal 71 ayat (1) UUPT,
penggunaan laba bersih Perseroan diputuskan dalam RUPS, oleh karena itu Perseroan mengajukan agenda di atas di
dalam Rapat.
3. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.
Berdasarkan pada ketentuan Pasal 11 ayat 2 huruf c Anggaran Dasar Perseroan, dalam RUPS Tahunan ditetapkan akuntan
publik untuk mengaudit buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris.
4. Penetapan gaji anggota Direksi, honorarium anggota Dewan Komisaris, dan tantiem serta penetapan benefit lainnya bagi
segenap anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Berdasarkan pada ketentuan (i) Pasal 15 ayat 9 dan Pasal 18 ayat 8 Anggaran Dasar Perseroan; dan (ii) Pasal 96 dan Pasal 113
UUPT pada dasarnya besaran gaji atau honorarioum dan tunjangan lainnya untuk anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris Perseroan ditetapkan oleh RUPS, dimana kewenangan RUPS tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris,
oleh karena itu Perseroan mengajukan agenda di atas di dalam Rapat.
5. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan: (i) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014
tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka; dan (ii) Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
Sesuai dengan Pasal 40 dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, setiap perusahaan terbuka dalam waktu 1 tahun sejak diundangkannya
peraturan tersebut, wajib untuk menyesuaikan Anggaran Dasarnya. Selain itu mengingat dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik juga terdapat beberapa
ketentuan baru yang berdampak pada Anggaran Dasar Perseroan saat ini maka Perseroan mengusulkan untuk melakukan
perubahan terhadap beberapa pasal Anggaran Dasar Perseroan agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas.
6. Persetujuan perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Mengingat masa jabatan dari beberapa orang anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah atau akan habis masa
jabatannya maka perlu dilakukan perubahan atau penggantian anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dimana
berdasarkan Pasal 15 ayat 5 dan Pasal 18 ayat 5 Anggaran Dasar Perseroan, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat
oleh RUPS dari calon yang diajukan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, pencalonan mana mengikat bagi RUPS.
CATATAN:
1. Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada para Pemegang Saham Perseroan karena iklan panggilan ini
merupakan undangan resmi sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat 6 huruf a Anggaran Dasar Perseroan.
2. Yang berhak menghadiri dan diwakili dalam Rapat adalah para Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan pada hari Rabu, tanggal 18 Februari 2015 pukul 16.00 WIB, atau pemilik saldo rekening
efek di Penitipan Kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada penutupan perdagangan saham pada hari Rabu,
tanggal 18 Februari 2015.
3. Para Pemegang Saham Perseroan atau kuasa-kuasa Pemegang Saham Perseroan yang akan menghadiri Rapat diminta untuk
menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti jati diri lainnya sebelum memasuki ruangan Rapat. Bagi
Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk Badan Hukum diminta untuk membawa fotokopi Anggaran Dasar Perusahaan
yang terakhir serta susunan pengurus yang terakhir. Bagi Pemegang Saham Perseroan yang sahamnya dimasukkan dalam
penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia diwajibkan membawa Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (KTUR) yang
dapat diperoleh di perusahaan efek atau di bank kustodian dimana Pemegang Saham Perseroan membuka rekening efeknya.
4. Pemegang Saham Perseroan yang tidak hadir dalam Rapat dapat diwakili oleh kuasanya dengan ketentuan bahwa para
anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Karyawan Perseroan tidak dapat bertindak sebagai kuasa Pemegang Saham
Perseroan dalam Rapat ini.
5. Formulir Surat Kuasa dapat diperoleh di Kantor Biro Administrasi Efek ("BAE") Perseroan setiap jam kerja dan setelah formulir
surat kuasa diisi oleh Pemegang Saham Perseroan, selanjutnya disampaikan kepada Perseroan melalui Kantor BAE, yaitu
PT Datindo Entrycom, Puri Datindo - Wisma Diners Club International Annex, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34 Jakarta 10220,
selambat-lambatnya tanggal 9 Maret 2015.
6. Bahan-bahan yang akan dibicarakan dalam Rapat telah tersedia dan dapat diperoleh di situs web Perseroan atau pada setiap
jam kerja di Kantor Pusat Perseroan dengan alamat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Plaza Mandiri Lt. 3, Jl. Jend. Gatot Subroto
Kav.36-38, Jakarta 12190, Telp. (021) 5291 3321, Fax. (021) 526 3460 jika diminta secara tertulis oleh Pemegang Saham Perseroan,
kecuali untuk bahan terkait agenda perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang mana akan
tersedia paling lambat pada tanggal Rapat diselenggarakan.
7. Untuk mempermudah pengaturan dan tertibnya Rapat, Pemegang Saham Perseroan atau kuasa-kuasanya yang sah dimohon
dengan hormat telah berada di tempat Rapat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai.
RUPS Tahun Dipublikasikan tanggal Dipublikasikan Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan
Buku 2014 5 Februari 2015 pada tanggal 20 Februari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan,
Tanggal: 16 situs Bank Mandiri 2015 pada Harian Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan
Maret 2015 No.FST.CSC/02/P/ Bisnis Indonesia Komisaris, dan Pengesahan Laporan Tahunan
II/2015 dan Suara Pelaksanaan Program
Pembaharuan Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun
dalam Bahasa buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Indonesia, serta 2014
The Jakarta Post
dalam Bahasa
Inggris, Sistem
Pelaporan
Elektronik www.idx.
co.id dan melalui
situs Bank Mandiri
No.FST.CSC/03/P/
II/2015
Rapat dengan suara terbanyak, yaitu 19.758.562.138 saham atau 19.689.689.765 12.205.700 68.872.373
merupakan 99,94% dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan 99,59% 0,06% 0,35%
dalam Rapat memutuskan:
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan
Tugas Pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan mengesahkan Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh
KAP TANUDIREDJA, WIBISANA & Rekan, dengan pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian sebagaimana dinyatakan dalam
laporannya tertanggal 2 Februari 2015, dan dengan telah
disetujuinya Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan
Tugas Pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris dan disahkannya Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014, maka RUPS memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de
charge) kepada segenap anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris yang menjabat selama tahun berakhir pada tanggal
31 Desember 2014, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan
tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Tahunan, Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan.
Rapat dengan suara terbanyak, yaitu 19.239.359.131 atau 18.881.433.220 531.408.707 357.925.911
merupakan 97,31% dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan 95,50% 2,69% 1,81%
dalam Rapat memutuskan menyetujui:
Melimpahkan kewenangan RUPS sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 11 ayat (2) butir c Anggaran Dasar Perseroan
yang menyatakan bahwa Dalam RUPS Tahunan, ditetapkan
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit buku Perseroan
yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris
kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP yang mengaudit
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Tahunan
Pelaksanaan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku yang
akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, termasuk untuk
menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi KAP
tersebut, serta menetapkan KAP pengganti dalam hal KAP yang
telah ditunjuk dan ditetapkan tersebut, karena sebab apapun tidak
dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan dan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan Perseroan untuk tahun 2015.
Rapat dengan suara terbanyak, yaitu 19.127.018.506 atau 18.927.056.638 643.749.332 199.961.868
merupakan 96,74% dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan 95,73% 3,26% 1,01%
dalam Rapat memutuskan menyetujui:
Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris
dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya
tantieme yang diberikan kepada anggota Direksi
dan Dewan Komisaris yang menjabat dalam tahun buku 2014 serta
menetapkan besarnya gaji, honorarium, serta
benefit lainnya termasuk tunjangan dan fasilitas bagi anggota
Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2015
Rapat dengan suara terbanyak, yaitu 15.446.131.373 atau 14.865.128.834 4.324.636.465 581.002.539
merupakan 78,13% dari jumlah seluruh suara yang 75,19% 21,78% 2,94%
dikeluarkan dalam Rapat memutuskan menyetujui:
1. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dalam rangka
penyesuaian dengan POJK No. 32/POJK.04/2014 tentang
Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka, POJK No.33/POJK.04/2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
2. Menyetujui untuk menyusun kembali seluruh ketentuan dalam
Anggaran Dasar sehubungan dengan perubahan sebagaimana
dimaksud pada butir 1 (satu) keputusan tersebut di atas.
3. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi dengan hak
subtitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan
berkaitan dengan keputusan mata acara Rapat ini, termasuk
menyusun dan menyatakan kembali seluruh Anggaran Dasar
sebagaimana keputusan pada butir 2 (dua) di atas dalam suatu
Akta Notaris dan selanjutnya menyampaikan kepada instansi
yang berwenang untuk mendapatkan persetujuan dan/atau
tanda penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar
serta selanjutnya melakukan segala sesuatu yang dipandang
perlu dan berguna untuk keperluan tersebut dengan tidak ada
satu pun yang dikecualikan, termasuk untuk mengadakan
penambahan dan/atau perubahan dalam perubahan Anggaran
Dasar tersebut jika hal tersebut dipersyaratkan oleh instansi
yang berwenang.
Rapat dengan suara terbanyak, yaitu 15.202.018.770 atau 14.735.946.985 4.568.749.068 466.071.785
merupakan 76,89% dari jumlah seluruh suara yang 74,53% 23,11% 2,36%
dikeluarkan dalam Rapat memutuskan:
1. Memberhentikan dengan hormat Anggota Dewan Komisaris
dan Anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya pada
penutupan Rapat dengan ucapan Terima Kasih atas sumbangan
tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat sebagai
Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi.
2. Menerima pengunduran diri Bapak MAHMUDDIN YASIN dari
jabatannya selaku Komisaris Utama Perseroan sebagaimana
suratnya tertanggal 10 Maret 2015 dengan ucapan Terima
Kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan
selama menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris.
3. Memberhentikan dengan hormat Bapak ANTON HERMANTO
GUNAWAN selaku Komisaris Independen terhitung sejak
ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas sumbangan
tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat selaku
anggota Dewan Komisaris Perseroan.
4. Mengangkat:
Anggota Dewan Komisaris Perseroan:
a. Bapak DARMIN NASUTION sebagai Komisaris Utama;
b. Bapak IMAM APRIYANTO PUTRO sebagai Wakil Komisaris
Utama;
c. Bapak GOEI SIAUW HONG sebagai Komisaris Independen;
d. Bapak SUWHONO sebagai Komisaris;
e. Bapak BANGUN SARWITO KUSMULJONO sebagai Komisaris
Independen;
No Keterangan Tanggal
1 Akhir Periode Perdagangan Saham
Dengan Hak Dividen (Cum Dividen)
- Pasar Reguler dan Negosiasi 23 Maret 2015
- Pasar Tunai 23 Maret 2015
2 Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa
Hak Dividen (Ex Dividen)
- Pasar Reguler dan Negosiasi 24 Maret 2015
- Pasar Tunai 27 Maret 2015
3 Tanggal Daftar Pemegang Saham yang
berhak Dividen (Recording Date) 26 Maret 2015
4 Tanggal Pembayaran Dividen Tunai
17 April 2015
Tahun Buku 2014
RUPS Tahunan Bank Mandiri dibuka oleh Bapak hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu
Pradjoto sebagai Pimpinan Rapat, sesuai dengan suara. Perseroan telah menunjuk pihak independen
Anggaran Dasar Mandiri Pasal 13 ayat 13. RUPS yaitu Notaris Ashoya Ratam S.H, Mkn. dan PT Datyndo
diawali dengan pembacaan Tata Tertib RUPS, Ketua Entricom dalam melakukan penghitungan dan/atau
rapat memberikan kesempatan kepada pemegang memvalidasi suara.
saham atau kuasanya untuk mengajukan pertanyaan/
tanggapan dan/atau usulan pada setiap agenda rapat. Keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2014 telah
Ketua rapat atau Direktur yang ditunjuk oleh Ketua dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan Republik
rapat, menjawab atau menanggapi pertanyaan/ Indonesia pada tanggal 18 Maret 2015 melalui
catatan pemegang saham yang hadir. Jumlah surat ke OJK No FST.CSC/CMA.822/2015 perihal
penanya pada mata acara Rapat Pertama sejumlah Penyampaian Informasi Tentang Publikasi Ringkasan
5 (lima) orang penanya dan pada mata acara Rapat Risalah RUPS Tahunan Tahun Buku 2014 dan Sistem
Kedua sejumlah 1 (satu) orang penanya. Dalam mata Pelaporan Elektronik www.idx.co.id (Bursa Efek
acara Rapat selanjutnya tidak terdapat pertanyaan. Indonesia) melalui surat No FST.CSC/CMA.821 /2015
Pimpinan RUPS atau Direktur yang ditunjuk oleh perihal Penyampaian Informasi Tentang Publikasi
Ketua rapat, menjawab atau menanggapi pertanyaan/ Ringkasan Risalah RUPS Tahunan Tahun Buku 2014
catatan pemegang saham yang hadir. Setelah semua dan dipublikasikan diharian Bisnis Indonesia, Suara
pertanyaan dijawab dan ditanggapi selanjutnya Pembaruan dan The Jakarta Post tanggal 18 Maret
dilakukan pemungutan suara dan hanya pemegang 2015 serta dipublikasikan juga di situs Perseroan
saham atau kuasanya yang sah yang berhak untuk www.mandiri.co.id secara billingual (dalam Bahasa
mengeluarkan suara. Setiap satu saham memberikan Indonesia dan Bahasa Inggris).
Ketetapan untuk mengadakan RUPS Luar Biasa seri A Dwiwarna atau merupakan 84.14% dari jumlah
tidak terikat. RUPS Luar Biasa, yang dapat diadakan seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah
setiap kali apabila dianggap perlu oleh Direksi atas dikeluarkan Perseroan sampai dengan hari Rapat,
permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari yaitu sejumlah 23.333.333.333 saham yang terdiri
pemegang saham Seri A Dwiwarna atau/dan 1 (satu) dari:
pemegang saham atau lebih yang memiliki sedikitnya
- 1 (satu) saham seri A Dwiwarna; dan
1/20 (satu per dua puluh) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah. - 23.333.333.332 (dua puluh tiga miliar tiga ratus
tiga puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu
RUPS Luar Biasa Bank Mandiri diselenggarakan tiga ratus tiga puluh dua) saham seri B;
pada tanggal 18 Desember 2015 pada pukul 10.03
10.48 WIB yang berlokasi di Auditorium Plaza dengan memperhatikan Daftar Pemegang Saham
Mandiri lt.3 Jl. Jend. Gatot Subroto Kavling 36 - 38, Perseroan per tanggal 25 November 2015 sampai
Jakarta Selatan. Kehadiran Rapat tersebut dihadiri dengan pukul 16.00 Waktu Indonesia Bagian
oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris (kecuali Bpk. Barat. Dengan demikian, ketentuan kuorum RUPS
Suwhono dan ketidakhadirannya telah disampaikan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank
secara resmi kepada Perseroan) dan Anggota Direksi Mandiri dan regulasi telah terpenuhi sehingga
Perseroan serta pemegang saham dan/atau kuasa/ penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat
wakil pemegang saham yang seluruhnya mewakili mengambil keputusan yang mengikat.
19.663.688.277 saham termasuk di dalamnya saham
Berikut uraian pemberitahuan, panggilan, agenda, keputusan dan perhitungan suara RUPS Luar Biasa Bank
Mandiri:
RUPS Luar Biasa Bank Mandiri dibuka oleh Bapak. Keputusan RUPS Luar Biasa telah dilaporkan
Imam Apriyanto Putro sebagai Pimpinan Rapat, kepada Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia
sesuai dengan Anggaran Dasar Mandiri Pasal 13 pada tanggal 22 Desember 2015 melalui surat
ayat 13. RUPS diawali dengan pembacaan Tata ke OJK No FST.CSC/CMA.3156/2015 perihal
Tertib RUPS, Ketua rapat memberikan kesempatan Keterbukaan Informasi PT Bank Mandiri (Persero)
kepada pemegang saham atau kuasanya untuk Tbk dan Sistem Pelaporan Elektronik www.idx.co.id
mengajukan pertanyaan/tanggapan dan/atau usulan (Bursa Efek Indonesia) melalui surat No FST.CSC/
pada setiap agenda rapat. Ketua rapat atau Direktur CMA.3156/2015 perihal Keterbukaan Informasi PT
yang ditunjuk oleh Ketua rapat, menjawab atau Bank Mandiri (Persero) Tbk, dipublikasikan di harian
menanggapi pertanyaan/catatan pemegang saham Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan dan The Jakarta
yang hadir. Setelah semua pertanyaan dijawab dan Post yang berbahasa Indonesia tanggal 22 Desember
ditanggapi selanjutnya dilakukan pemungutan suara 2015 serta dipublikasikan juga di situs Perseroan
dan hanya pemegang saham atau kuasanya yang www.mandiri.co.id secara billingual (dalam Bahasa
sah yang berhak untuk mengeluarkan suara. Setiap Indonesia dan Bahasa Inggris).
satu saham memberikan hak kepada pemegangnya
untuk mengeluarkan satu suara. Bank Mandiri telah
menunjuk pihak independen yaitu Notaris Ashoya
Ratam SH MKn dan PT Datyndo Entricom dalam
melakukan penghitungan dan/atau memvalidasi
suara.
Pelaksanaan RUPS Tahunan dan RUPSLB Bank Mandiri dihadiri oleh Komisaris Utama dan seluruh anggota Dewan
Komisaris, termasuk Ketua dan anggota Komite yang ada di bawah Dewan Komisaris, serta Direktur Utama dan
seluruh jajaran Direksi.
Keterangan:
* RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 memberhentikan dengan hormat Anggota Dewan Komisaris yang telah berakhir masa jabatannya pada
penutupan Rapat
** RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris
*** RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 memberhentikan dengan hormat Anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya pada penutupan
Rapat
**** RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat sebagai Anggota Direksi
***** RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris dan tanggal 12 Agustus diangkat sebagai Menteri
Koordinator Perekonomian RI
Adapun Tingkat kehadiran pemegang saham dengan memperhatikan Daftar Pemegang Saham
dalam RUPS Tahunan Bank Mandiri 5 (lima) tahun Perseroan per tanggal 18 Februari 2015 sampai
terakhir berada pada kisaran lebih dari 82,34% yang dengan pukul 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat.
menunjukkan bahwa pelaksanaan pengumuman dan
panggilan RUPS Bank Mandiri telah efektif dilakukan Adapun tingkat kehadiran pemegang saham dalam
serta tingkat kepedulian dan kepesertaan yang tinggi RUPS Luar Biasa Bank Mandiri 5 (lima) tahun terakhir
dari para pemegang saham Bank Mandiri. Untuk tahun berada pada kisaran 84,09% yang menunjukkan
2015, tingkat kehadiran adalah 84,73%. Kehadiran bahwa pelaksanaan pengumuman dan panggilan
Rapat tersebut dihadiri oleh seluruh Anggota Dewan RUPSLB juga cukup efektif dilakukan serta tingkat
Komisaris dan Anggota Direksi Perseroan pemegang kepedulian dan kepesertaan yang tinggi dari para
saham dan/atau kuasa/wakil pemegang saham yang pemegang saham Bank Mandiri.
seluruhnya mewakili 19.770.767.838 saham termasuk
di dalamnya saham seri A Dwiwarna atau merupakan
84,73% dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan sampai
dengan hari Rapat, yaitu sejumlah 23.333.333.333
saham yang terdiri dari:
1 (satu) saham seri A Dwiwarna; dan
23.333.333.332 (dua puluh tiga miliar tiga ratus
tiga puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu
tiga ratus tiga puluh dua) saham seri B;
Luar Biasa 85,45 Tidak diselenggarakan RUPS LB Tidak diselenggarakan RUPS LB 82.67 84.14
84.73 84.14
11
2015
82.14 82.67
11
2014
83.21 RUPS TAHUNAN
11
2012
80.33 80.45
2011
Pada laporan tahunan 2015 ini, Bank Mandiri telah merealisasikan hasil putusan RUPS Tahunan yang
diselenggarakan untuk Tahun Buku 2014, dilakukan dengan progress realisasi sebagai berikut:
Realisasi
Agenda Hasil Keputusan RUPS Tahun Buku 2014
Keputusan RUPS
Realisasi
Agenda Hasil Keputusan RUPS Tahun Buku 2014 Keputusan RUPS
Realisasi
Agenda Hasil Keputusan RUPS Tahun Buku 2014
Keputusan RUPS
Realisasi
Agenda Hasil Keputusan RUPS Tahun Buku 2014 Keputusan RUPS
dewan komisaris
Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan
secara umum dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar serta memberikan nasehat
kepada Direksi dalam menjalankan Perusahaan dan menerapkan good corporate
governance (GCG). Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif
kolegial dibantu oleh 4 (empat) komite yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi &
Nominasi dan Komite Pemantau Risiko dan Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk (PBI No. 12/23/2010), POJK No. 33/POJK.04/2014
Perseroan Terbatas terbuka, maka kriteria dan tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
prosedur penetapan Dewan Komisaris Bank Mandiri Perusahaan Publik dan Peraturan Menteri Badan
tunduk pada ketentuan Undang-undang No. 40 Tahun Usaha Milik Negara No. PER-02/MBU/02/2015
2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), Peraturan tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan
Pemerintah No. 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Seluruh
Usaha Milik Negara (PP No. 45/2005), Peraturan ketentuan dimaksud telah termaktub di dalam
Bank Indonesia No. 12/23.PBI/2010 tentang penilaian ketentuan Anggaran Dasar Bank Mandiri.
kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test)
Sesuai ketentuan PBI No. 12/23/2010 tentang Dalam rangka memenuhi persyaratan integritas, calon
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper anggota Dewan Komisaris wajib memiliki (1) akhlak
Test), maka Dewan Komisaris sebagai Pengurus Bank dan moral yang baik; (2) komitmen untuk mematuhi
wajib mendapatkan predikat lulus dalam penilaian peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3)
kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh komitmen yang tinggi terhadap pengembangan
Bank Indonesia. Pengurus Bank wajib memenuhi operasional bank yang sehat; dan (4) tidak termasuk
persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi dalam Daftar Tidak Lulus.
keuangan.
Sedangkan untuk memenuhi persyaratan kompetensi 3. tidak pernah menjadi anggota Direksi atau
Anggota Dewan Komisaris wajib memiliki: anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
1. Pengetahuan yang memadai di bidang perbankan yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
dan relevan dengan jabatannya; Perseroan/Perum dinyatakan pailit dalam waktu
dan/atau bidang keuangan; dan 4. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
3. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan pidana yang merugikan keuangan negara dan/
strategis dalam rangka pengembangan bank atau yang berkaitan dengan sektor keuangan
Untuk dapat mengikuti proses penilaian kemampuan Penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan
dan kepatutan, Bank mengajukan permohonan untuk oleh Otoritas Jasa Keuangan, meliputi penelitian
memperoleh persetujuan calon pengurusnya kepada administratif dan wawancara. Dalam hal calon yang
Otoritas Jasa Keuangan. Calon Pengurus yang dimintakan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
diajukan dalam permohonan maksimal berjumlah telah mendapat persetujuan dan diangkat sebagai
2 (dua) orang untuk setiap lowongan jabatan, dan Pengurus Bank sesuai keputusan RUPS, namun
penetapan calon yang diajukan telah dilakukan yang bersangkutan tidak disetujui oleh Otoritas
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jasa Keuangan, maka Bank melalui RUPS wajib
Persetujuan atau penolakan atas permohonan memberhentikan yang bersangkutan. Calon Pengurus
diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan selambat- Bank yang belum mendapat persetujuan Otoritas Jasa
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah dokumen Keuangan dilarang melakukan tugas sebagai Anggota
permohonan diterima secara lengkap. Dewan Komisaris dalam kegiatan operasional Bank
dan atau kegiatan lain yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kebijakan dan kondisi keuangan
Bank, walaupun telah mendapat persetujuan dan
diangkat oleh RUPS.
Selama tahun 2015, telah terjadi 3 (tiga) kali perubahan komposisi Dewan Komisaris.
Adapun komposisi Dewan Komisaris periode Januari 2015 16 Maret 2015 adalah sebagai berikut:
Penyelenggara
Dasar Periode
Nama Jabatan Kemampuan dan Domisili
Pengangkatan Jabatan
Kepatutan
Krisna Komisaris RUPS Luar Biasa tanggal 5 2010-2015 Bank Indonesia Indonesia
Wijaya Independen Juli 2010
Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan tanggal 16 Sdr. Bangun Sarwito Kusmuljono sebagai Komisaris
Maret 2015 telah memberhentikan dengan hormat Sdr. Independen serta Sdr. Suwhono sebagai Komisaris.
Mahmuddin Yasin, Sdr. Krisna Wijaya dan Sdr. Anton Selain itu juga dilakukan pengalihan tugas Sdr. Abdul
Hermawan Gunawan sebagai Komisaris Perseroan Aziz dari Komisaris menjadi Komisaris Independen
dan mengangkat Sdr. Darmin Nasution sebagai dengan masa jabatan meneruskan masa jabatan
Komisaris Utama, Sdr. Imam Apriyanto Putro sebagai sebagai Komisaris.
Wakil Komisaris Utama, Sdr. Goei Siauw Hong dan
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tersebut telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan
perihal Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper Test) atas pengangkatan Komisaris PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk dengan rincian sebagai berikut:
Adapun komposisi Dewan Komisaris periode 16 Maret 18 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Penyelenggara
Dasar Periode Kemampuan dan
Nama Jabatan Pengangkatan Jabatan Domisili
Kepatutan
Abdul Azis Komisaris RUPS Tahunan Tanggal 2015 - Otoritas Jasa Indonesia
Independen 16 Maret 2015 sampai saat ini Keuangan
Goei Siauw Komisaris RUPS Tahunan Tanggal 2015 - Otoritas Jasa Indonesia
Hong Independen 16 Maret 2015 sampai saat ini Keuangan
Bangun
Sarwito Komisaris RUPS Tahunan Tanggal 2015 - Otoritas Jasa Indonesia
Kusmuljono Independen 16 Maret 2015 sampai saat ini Keuangan
Berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa yang Per tanggal 31 Desember 2015, anggota Dewan
diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2015 Komisaris Bank Mandiri berjumlah 8 (delapan) dimana
terjadi perubahan kembali komposisi anggota orang 4 (empat) diantaranya merupakan Komisaris
Dewan Komisaris. Keputusan RUPS LB telah Independen. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan
mengukuhkan pemberhentian Sdr. Darmin Nasution PBI tersebut di atas yang juga mengatur bahwa paling
sebagai Komisaris Utama Perseroan terhitung sejak kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris
diangkatnya yang bersangkutan sebagai Menteri adalah Komisaris Independen. Jumlah tersebut juga
Koordinator Perekonomian Republik Indonesia tanggal tidak melebihi jumlah anggota Direksi sebanyak 11
12 Agustus 2015 serta menyetujui dan mengangkat (sebelas) orang.
Sdr. Wimboh Santoso sebagai Komisaris Utama.
Pengangkatan Komisaris Utama tersebut berlaku
efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun komposisi Dewan Komisaris periode 18 Desember 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Penyelenggara
Dasar Periode Kemampuan dan
Nama Jabatan Pengangkatan Jabatan Domisili
Kepatutan
Abdul Aziz Komisaris RUPS Tahunan Tanggal 2015 - Otoritas Jasa Indonesia
Independen 16 Maret 2015 sampai saat ini Keuangan
Bangun
Komisaris RUPS Tahunan Tanggal 2015 - Otoritas Jasa
Sarwito Indonesia
Independen 16 Maret 2015 sampai saat ini Keuangan
Kusmuljono
Keterangan:
*) RUPSLB pada tanggal 18 Desember 2015 menyetujui dan mengangkat Sdr. Wimboh Santoso sebagai Komisaris Utama dan
pengangkatannya baru berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
Keberagaman Komposisi
Dewan Komisaris
Berdasarkan kebijakan Pemegang Saham, dalam membedakan gender. Hal ini diperlukan untuk
penetapan komposisi Dewan Komisaris telah efektivitas tugas pengawasan Dewan Komisaris,
dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk itu Bank Mandiri berupaya untuk menjaga
dan kompleksitas usaha Bank Mandiri termasuk bauran keahlian dan pengalaman anggota Dewan
memperhatikan unsur keberagaman keahlian, latar Komisaris sebagaimana tercermin pada tabel berikut:
belakang pendidikan, dan pengalaman serta tidak
Pendidikan Keberagaman latar belakang pendidikan Dewan Komisaris Bank Mandiri, ditunjukkan dengan
bauran pendidikan yaitu:
Jenjang pendidikan meliputi tingkat Sarjana, Magister dan Doktoral
Kompetensi bidang antara lain bidang Jasa Keuangan dan Pemasaran, Akuntansi, Manufaktur,
Ekonomi, Manajemen, Teknik Kimia, Agronomi/Budidaya Pertanian, Manajemen Lingkungan,
Perikanan/Sosial Ekonomi
Pengalaman Kerja Keberagaman pengalaman kerja Dewan Komisaris Bank Mandiri, antara lain yaitu:
Pejabat Eselon I pada Kementerian BUMN
Pejabat Eselon I pada Kementerian Keuangan
Vice President pada perusahaan swasta
Anggota Dewan Kode Etik Badan Sertifikasi Manajemen Risiko
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah dan anggota Komite Ekonomi Nasional
Ketua Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN)
Top 5 Analyst in Indonesia oleh Asiamoney
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Komite Nasional Pemberdayaan Pembiayaan Mikro
Akademisi pada beberapa perguruan tinggi baik diluar maupun dalam negeri, dll
Usia Keberagaman usia Dewan Komisaris Bank Mandiri berada pada kisaran usia yang cukup produktif,
yaitu usia 45-54 tahun = 5 orang dan 55 64 tahun = 3 orang
Jenis Kelamin Terdapat satu orang anggota Dewan Komisaris wanita di Bank Mandiri
Komposisi Dewan Komisaris di atas telah memenuhi Bank Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan dan telah
unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi lulus fit and proper test. Terkait keahlian Dewan
independensi, keahlian/pendidikan, pengalaman Komisaris Bank Mandiri telah dijelaskan pada bagian
kerja, usia dan jenis kelamin. Seluruh Anggota Profil Dewan Komisaris dalam Laporan Tahunan ini.
Dewan Komisaris Bank Mandiri memiliki integritas,
kompetensi dan reputasi keuangan yang baik. Hal
tersebut telah dibuktikan bahwa seluruh anggota
Dewan Komisaris telah memperoleh persetujuan
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Saham Pengendali Bank Mandiri ataupun
Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau kemampuannya untuk bertindak independen;
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua 2. Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan
dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/ sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi,
atau pemegang saham pengendali atau hubungan
atau Pejabat Eksekutif pada lebih dari 1 (satu)
lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya
lembaga/perusahaan bukan keuangan, Badan
untuk bertindak independen. Keberadaan Komisaris
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong
Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain
terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
objektif dan menempatkan kewajaran (fairness) dan
kesetaraan di antara berbagai kepentingan termasuk Perseroan dan perundang-undangan yang
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/ atau
BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.
Keterangan:
*) Saham yang dimiliki Bpk. Goei Siauw Hong adalah pada perusahaan non financial yang tidak memiliki hubungan dengan
Bank Mandiri.
Dewan Komisaris
Wimboh Santoso - v - v - v
Imam Apriyanto
Putro
- v - v - v
Abdul Aziz - v - v - v
Aviliani - v - v - v
Askolani - v - v - v
- - -
Suwhono v v v
Goei Siauw Hong - v - v - v
Bangun Sarwito - - -
Kusmuljono v v v
Direksi
Budi G. Sadikin
- v - v - v
Sulaiman A. Arianto - v - v - v
Sentot A Sentausa - v - v - v
Ogi Prastomiyono - v - v - v
Pahala N. Mansury - v - v - v
Royke Tumilaar - v - v - v
Hery Gunardi - v - v - v
Tardi - v - v - v
Ahmad Siddik
Badruddin
- v - v - v
Kartini Sally - v - v - v
Kartika
- v - v - v
Wirjoatmodjo
Sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar Bank Mandiri, Komisaris Utama mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam melaksanakan fungsi pengawasan layaknya Dewan Komisaris lainnya, namun memiliki tugas khusus
sebagai Komisaris Utama antara lain :
1. Melakukan pemanggilan Rapat Dewan Komisaris secara tertulis yang disampaikan kepada seluruh anggota
Dewan Komisaris dengan mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat; dan
2. Memimpin Rapat Dewan Komisaris.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi 3. Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi
adalah hubungan check and balances dengan pemegang saham;
prinsip bahwa kedua organ tersebut mempunyai
4. Terlindunginya kepentingan stakeholders secara
kedudukan yang setara, namun keduanya mempunyai
wajar;
mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang
yang berbeda sesuai dengan Anggaran Dasar 5. Terpenuhinya implementasi GCG;
Perusahaan. Tugas utama Dewan Komisaris pada 6. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan
intinya adalah melakukan fungsi pengawasan dan kontinuitas manajemen di semua lini organisasi.
pemberian nasehat, sementara itu tugas utama
Direksi adalah melakukan pengurusan perusahaan, Untuk dapat memenuhi tanggung jawab dan
memelihara dan mengurus kekayaan perseroan melaksanakan hubungan check and balances tersebut,
dengan memperhatikan keputusan RUPS dan arahan Dewan Komisaris dan Direksi telah menyepakati hal-
dari Dewan Komisaris. Namun demikian, keduanya hal sebagai berikut:
senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk 1. Visi, misi dan corporate values;
mencapai tujuan dan kesinambungan usaha
2. Sasaran usaha, strategi, rencana jangka panjang
perusahaan dalam jangka panjang
maupun rencana kerja dan anggaran tahunan;
Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan 3. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan
fungsinya masing-masing bertanggung jawab atas perundang-undangan, anggaran dasar dan
kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang. Hal prudential banking practices termasuk komitmen
ini tercermin pada: untuk menghindari segala bentuk benturan
1. Terpeliharanya kesehatan Bank sesuai dengan kepentingan;
prinsip kehati-hatian dan kriteria yang ditetapkan 4. Kebijakan dan metode penilaian kinerja Bank,
oleh Bank Indonesia; unit-unit kerja dalam Bank dan personalianya;
2. Terlaksananya dengan baik manajemen risiko 5. Struktur organisasi ditingkat eksekutif yang
maupun sistem pengendalian internal; mampu mendukung tercapainya sasaran usaha
Bank.
Pengawasan Dewan Komisaris sebagaimana diatur Selanjutnya Dewan Komisaris melakukan pembagian
dalam ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tugas yang ditetapkan berdasarkan atas peran
Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, mencakup Ketua dan Wakil Ketua dari komite Penunjang
antara lain strategi dan rencana penting perusahaan, Dewan Komisaris, sesuai dengan kompetensi dan
integritas laporan keuangan, sistem pengendalian pengalaman yang dimiliki. Penetapan keanggotaan
internal dan manajemen risiko, pelaporan dan Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris saat ini
keterbukaan informasi, kepatuhan dan tata kelola dilakukan berdasarkan Keputusan Direksi PT Bank
perusahaan. Mandiri (Persero) Tbk Nomor KEP.DIR/136/2015
tentang Perubahan Keanggotaan Komite-komite di
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan Bawah Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero)
tugasnya, Dewan Komisaris telah membentuk Tbk.
komite sebagai salah satu Organ Dewan Komisaris.
Berikut komposisi Keanggotaan Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
9.. Group Head Human Capital Strategy & Policy sebagai Sekretaris
3. Pihak Independen:
*) Keanggotaan Sdr. Askolani berakhir setelah status keanggotaan Komsaris pada Komite Pemantau Risiko telah berlaku efektif.
**) Keanggotaannya berakhir pada tanggal 8 April 2015 dan digantikan oleh Bapak Anton H. Gunawan.
***) Keanggotaannya berakhir dengan sendirinya setelah Sdr. Goei Siauw Hong dan Sdr. Bangun Sarwito Kusmuljono mendapat persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan.
Berikut Pokok-Pokok Program Kerja Dewan Komisaris 8. Memonitor pelaksanaan program kerja
tahun 2015: yang dilakukan oleh komite-komite dibawah
1. Memantau, mengevaluasi dan memberikan Komisaris;
masukan atas pelaksanaan kebijaksanaan 9. Melakukan pelatihan dalam rangka penyegaran
strategis bank RBB tahun 2015 - 2017 dan menambah wawasan dibidang Risk
dengan memperhatikan aspek likuiditas, NPL, Management dan lain-lain.
pencapaian market share, nilai kapitalisasi pasar
dan profitabilitas; Dewan Komisaris menggunakan program kerja ini
sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya
2. Mengawasi dan memberikan masukan atas
untuk memastikan prinsip GCG diterapkan secara
kebijakan dan strategi Direksi/Manajemen
holistik. Dewan Komisaris secara aktif memberikan
dalam rangka pelaksanaan 4 perspektif sasaran
rekomendasi atas beberapa hal yang disampaikan
strategis dalam RKAP tahun 2015 dan 10 fokus
kepada Direksi. Namun demikian pemberian
utama pengembangan bisnis;
rekomendasi tersebut dilakukan dengan tetap
3. Memantau dan memberikan masukan/saran memperhatikan bidang tugas antara Dewan Komisaris
kepada Direksi dalam pelaksanaan program dengan Direksi serta prinsip check & balance dalam
pengembangan perusahaan non organik; hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi.
6. Memberikan evaluasi dan saran dalam rangka 8. Realisasi rencana pengembangan bisnis, aliansi
peningkatan nilai perusahaan dan market share strategis dan efisiensi operasional sesuai RKAP
revenue; dan RBB.
7. Melaksanakan rapat Komisaris termasuk Rapat
komisaris dengan mengundang Direksi untuk
membahas laporan;
Sebagai salah satu regulator, Kementerian BUMN rapat diselenggarakan, sehingga Dewan Komisaris
telah mengatur dan menetapkan jadwal pertemuan memiliki kesempatan untuk menelaah informasi dan/
sebagaimana dituangkan dalam Surat Edaran atau meminta informasi tambahan sebelum rapat.
Menteri BUMN Nomor SE-03 / MBU / 2011 yaitu Namun apabila rapat telah dijadwalkan berdasarkan
Dewan Komisaris wajib melaksanakan rapat setiap keputusan rapat sebelumnya, maka tidak dilakukan
hari Rabu dan jika diperlukan Dewan Komisaris dapat pemanggilan rapat lagi.
mengundang Direksi untuk berpartisipasi dalam rapat.
Selain itu ketentuan tentang Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris
juga diatur dalam POJK Nomor 33/POJK.04/2014 Utama, bila berhalangan dapat dilakukan oleh Wakil
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Komisaris Utama, dan bila Wakil Komisaris Utama
Perusahaan Terbuka, yaitu rapat Dewan Komisaris berhalangan dapat dilakukan oleh salah seorang
wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang anggota Dewan Komisaris. Rapat adalah sah dan
1 (satu) kali dalam dua bulan. berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila
dihadiri atau diwakili oleh lebih dari (satu per dua)
Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar, jumlah anggota Dewan Komisaris. Seluruh keputusan
rapat diadakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk
(dua) bulan atau setiap waktu bila dianggap perlu mufakat, apabila tidak tercapat musyawarah untuk
oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara
atas permintaan tertulis Direksi. Selain itu Dewan terbanyak. Seluruh keputusan rapat tersebut bersifat
Komisaris juga wajib mengadakan rapat dengan mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris.
Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali Dalam penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris,
dalam 4 (empat) bulan. maka dibuat Risalah Rapat yang ditandatangani oleh
Ketua Rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris
Pemanggilan rapat dilakukan oleh Komisaris Utama, yang hadir.
bila berhalangan dapat dilakukan oleh Wakil Komisaris
Utama, dan bila Wakil Komisaris Utama berhalangan Selain penyelenggaraan rapat sebagaimana uraian
dapat dilakukan oleh salah seorang anggota Dewan di atas, rapat Dewan Komisaris juga dapat dilakukan
Komisaris. Pemanggilan rapat dilakukan secara melelui media telekonferensi, video konferensi atau
tertulis dengan mencantumkan acara, tanggal, waktu sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan
dan tempat rapat. Selanjutnya disampaikan kepada seluruh peserta rapat dapat saling melihat dan/atau
setiap anggota Dewan Komisaris dapat melalui mendengar secara langsung serta berpartisipasi
nota, pos tercatat, jasa kurir, surat elektronik (e-mail) dalam rapat.
atau sarana lainnya paling 3 (tiga) hari sebelum
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan untuk Selama Tahun 2015, Dewan Komisaris telah
membahas hal-hal yang bersifat strategis. Di dalam menyelenggarakan 22 (dua puluh dua) kali rapat
pelaksanaannya rapat Dewan Komisaris dapat internal Dewan Komisaris dengan tingkat kehadiran
mengundang peserta tamu, seperti yang tercantum anggota Dewan Komisaris yang rata-rata dihadiri
dalam Pasal 8 Tata Tertib Dewan Komisaris. oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. Adapun rapat
Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi telah
dilaksanakan sebanyak 13 (tiga belas) kali rapat.
21 Januari 2015 -
KOM/004/2015
15-Jan-2015
18 Februari 2015 -
KOM/014/2015
11-Feb-2015
25 Februari 2015 -
KOM/017/2015
18-Feb-2015
25 Februari 2015 -
20 Maret 2015 - - - - -
KOM/030/2015
18-Mar-2015
24 Maret 2015 - - - - -
KOM/031/2015
23-Mar-2015
31 Maret 2015 - - - - -
KOM/032/2015
25-Mar-2015
22 April 2015 - - - - -
KOM/036/2015
15-April-2015
11 Mei 2015 - - - - -
KOM/045/2015
4-Mei-2015
3 Juni 2015 - - - - -
KOM/052/2015
28-Mei-2015
10 Juni 2015 - - - -
KOM/000/2015
6/00/2015
24 Juni 2015 - - - -
KOM/061/2015
22-Juni-2015
13-Juli-2015 - - - -
KOM/066/2015
6-Jul-2015
21-Agustus-2015 - - - - -
KOM/000/2015
8/00/2015
26-Agustus-2015 - - - - -
KOM/078/2015
21-Agustus-2015
9-September-2015 - - - - -
KOM/000/2015
9/00/2015
22-September-2015 - - - - -
KOM/000/2015
9/00/2015
30-September-2015 - - - - -
KOM/102/2015
29-September-2015
7-Oktober-2015 - - - - -
KOM/000/2015
10/00/2015
4-November-2015 - - - - -
KOM/114/2015
2-November-2015
11-November-2015 - - - - -
KOM/000/2015
11/00/2015
16 Desember 2015 - - - - -
Keterangan:
*) Bpk.Mahmuddin Yasin, Bpk. Pradjoto, Bpk. Krisna Wijaya, Bpk. Anton H. Gunawan sesuai hasil RUPS Tahunan, per 16 Maret 2015 sudah tidak
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Mandiri
**) Bpk.Darmin Nasution, Bpk. Imam Apriyanto Putro sesuai hasil fit & proper test, per 08 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Utama
dan Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri
***) Bpk. Abdul Aziz, Bpk. Bangun Sarwito Kusmuljono, Bpk. Suwhono, Bpk Goei Siauw Hong sesuai hasil fit & proper test, per 19 Juni 2015 efektif
menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris (Bpk. Abdul Aziz beralih jabatannya dari Komisaris Non Independen menjadi Komisaris
Independen)
****) Bpk. Wimboh Santoso sesuai hasil RUPSLB, per 18 Desember 2015 diangkat sebagai Komisaris Utama menggantikan Bpk.Darmin Nasution
dan pengangkatannya efektif setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan
Persentase kehadiran Dewan Komisaris tanpa mengundang Direksi periode 1 Januari 16 Maret 2015 sebagai
berikut:
Jumlah
%
Nama Dewan Komisaris Rapat Ketidakhadiran Kehadiran
*) Bpk.Mahmuddin Yasin, Bpk. Pradjoto, Bpk. Krisna Wijaya, Bpk. Anton H. Gunawan berakhir masa jabatanya sesuai hasil RUPS Tahunan,
per 16 Maret 2015
Persentase kehadiran Dewan Komisaris tanpa mengundang Direksi periode 17 Maret 18 Desember 2015 sebagai
berikut:
Jumlah
%
Nama Dewan Komisaris Rapat Ketidakhadiran Kehadiran
Wimboh Santoso****) - - -
Darmin Nasution**) 3 - 100
Imam Apriyanto Putro**) 12 - 100
Abdul Aziz***) 18 - 100
Aviliani 18 - 100
Askolani 18 - 100
Suwhono***) 11 - 100
Goei Siauw Hong***) 11 - 100
Bangun Sarwito 11 - 100
Kusmuljono***)
**) Bpk.Darmin Nasution, Bpk. Imam Apriyanto Putro sesuai persetujuan Otoritas Jasa Keuangan atau penilaian uji kemampuan dan kepatutan
per 08 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Utama dan Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri
***) Bpk. Abdul Aziz, Bpk. Bangun Sarwito Kusmuljono, Bpk. Suwhono, Bpk Goei Siauw Hong sesuai persetujuan Otoritas Jasa Keuangan atau
penilaian uji kemampuan dan kepatutan per 19 Juni 2015 efektif menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris (Bpk. Abdul Aziz beralih
jabatannya dari Komisaris Non Independen menjadi Komisaris Independen)
****) Bpk. Wimboh Santoso sesuai hasil RUPSLB, per 18 Desember 2015 diangkat sebagai Komisaris Utama menggantikan Bpk.Darmin Nasution
dan pengangkatannya efektif setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan
Selain dapat dihadiri oleh Direksi dan Sekretaris Dewan Komisaris, Rapat Dewan Komisaris juga dihadiri oleh
anggota Komite dibawah Dewan Komisaris atas undangan Komisaris Utama.
31-Maret-2015 - - - - -
KOM/033/2015
22-April-2015 - - - - -
KOM/037/2015
19-Mei-2015 - - - - -
KOM/000/2015
17-Juni-2015 - - - -
KOM/057/2015
29-Juli-2015 - - - -
KOM/067/2015
21-Agustus-2015 - - - - -
KOM/000/2015
26-Agustus-2015K - - - - -
OM/077/2015
26-Agustus- - - - - -
2015CEO/252/2015
23-September-2015 - - - - -
KOM/094/2015
27-Oktober-2015 - - - - -
KOM/112/2015
25-November-2015 - - - - -
KOM/121/2015
16-Desember-2015 - - - - -
KOM/000/2015
16-Desember-2015 - - - - -
KOM/000/2015
Keterangan:
*) Bpk.Mahmuddin Yasin, Bpk. Pradjoto, Bpk. Krisna Wijaya, Bpk. Anton H. Gunawan sesuai hasil RUPS Tahunan, per 16 Maret 2015 sudah
tidak menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Mandiri
**) Bpk.Darmin Nasution, Bpk. Imam Apriyanto Putro sesuai hasil fit & proper test, per 08 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Utama
dan Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri
***) Bpk. Abdul Aziz, Bpk. Bangun Sarwito Kusmuljono, Bpk. Suwhono, Bpk Goei Siauw Hong sesuai hasil fit & proper test, per 19 Juni 2015
efektif menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris (Bpk. Abdul Aziz beralih jabatannya dari Komisaris Non Independen menjadi Komisaris
Independen)
****) Bpk. Wimboh Santoso sesuai hasil RUPSLB, per 18 Desember 2015 diangkat sebagai Komisaris Utama menggantikan Bpk.Darmin Nasution
dan pengangkatannya efektif setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan
Untuk periode Januari sampai dengan 16 Maret 2015 yaitu sebelum pelaksanaan RUPS Tahun Buku 2014, tidak
terdapat rapat Dewan Komisaris yang mengundang Anggota Direksi, sehingga persentase kehadiran Anggota
Direksi dapat dilihat setelah pelaksanaan RUPS tahunan sebagai berikut:
Persentase kehadiran Dewan Komisaris mengundang Direksi periode 17 Maret 31 Desember 2015 sebagai
berikut:
Jumlah
%
Nama Dewan Komisaris Rapat Ketidakhadiran Kehadiran
*) Bpk.Darmin Nasution, Bpk. Imam Apriyanto Putro sesuai hasil fit & proper test, per 08 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Utama
dan Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri
**) Bpk. Abdul Aziz, Bpk. Bangun Sarwito Kusmuljono, Bpk. Suwhono, Bpk Goei Siauw Hong sesuai hasil fit & proper test, per 19 Juni 2015
efektif menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris (Bpk. Abdul Aziz beralih jabatannya dari Komisaris Non Independen menjadi Komisaris
Independen)
***) Bpk. Wimboh Santoso sesuai hasil RUPSLB, per 18 Desember 2015 diangkat sebagai Komisaris Utama menggantikan Bpk.Darmin Nasution
dan pengangkatannya efektif setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan
Mengingat pada Maret dan Desember 2015, terjadi Perseroan ke depan, panduan kerja dan lainnya
perubahan komposisi Dewan Komisaris maka yang menjadi tanggung jawab Dewan Komisaris.
Bank Mandiri melakukan program pengenalan dan Program pengenalan dipersiapkan oleh Corporate
peningkatan kapabilitas bagi anggota Komisaris baru Secretary Group berupa pengkajian dokumen yang
dalam bentuk distribusi Board Codes (Board Manual) diberikan dalam bentuk soft copy maupun hard copy
sebagai referensi dalam melaksanakan fungsi tugas antara lain dokumen Laporan Tahunan, Rencana
pengawasan. Disamping itu program pengenalan juga Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana
dilakukan melalui kegiatan on site (kunjungan) ke unit- Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Anggaran Dasar
unit baik di Kantor Pusat, maupun di Wilayah untuk Perseroan, Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, Kode
bertemu dan bertatap muka langsung dengan jajaran Etik Perusahaan, Program Kerja Dewan Komisaris dan
Bank Mandiri yang berada di Kantor Pusat maupun Komite di bawah Dewan Komisaris, Pedoman Tata
Wilayah. Tertib Dewan Komisaris, Pedoman Tata Tertib Direksi
dan Pedoman Tata Tertib Komite di bawah Dewan
Bank Mandiri melakukan program pengenalan bagi Komisaris, serta peraturan perundang-undangan yang
anggota Dewan Komisaris yang baru dengan tujuan terkait dengan proses bisnis Bank Mandiri.
memberikan gambaran atas aktivitas bisnis, rencana
Sejalan dengan penerapan GCG, pelaksanaan program pengetahuan anggota Dewan Komisaris mengenai
pengembangan bagi Dewan Komisaris tercantum informasi-informasi perkembangan industri perbankan
dalam rencana anggaran tahunan Dewan Komisaris. terkini maupun pengetahuan lainnya terkait dengan
Dewan Komisaris menyelenggarakan program pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris.
pelatihan untuk mendukung upaya peningkatan
Beberapa program pelatihan dalam bentu training/workshop/seminar yang telah diikuti Dewan Komisaris antara
lain:
Mahmuddin Yasin* Komisaris Utama Berdasarkan RUPS Tahunan tanggal 16 Maret 2015 telah
Pradjoto Komisaris Independen memutuskan pengakhiran tugas dengan hormat Sdr. Mahmuddin
Krisna Wijaya Komisaris Independen Yasin, Sdr. Pradjoto, Sdr. Krisna Wijaya dan Sdr.Anton Hermawan
Anton Hermawan Komisaris Independen Gunawan sebagai Komisaris Perseroan dan
Gunawan *)
Darmin Nasution*) Komisaris Utama - Manajemen Risiko Perbankan - -
Abdul Azis Komisaris Independen - Manajemen Risiko Perbankan - 11 April 2015 - Jakarta
- Workshop LPPI-credit - 5-7 Agustus - Denpasar
management strategy during the 2015
Slow-down Economic Growth
- Workshop Komisaris (BUMN)-
Peran dan Fungsi Dewan - 7 November - Bandung
Komisaris/Dewan Pengawas 2015
BUMN -
Askolani Komisaris - - -
Aviliani Komisaris Independen The IIAs 2015 International - 4 - 12 Juli - Canada
Conference and On-Site Learning/ 2015
Benchmarking
Imam Apriyanto Wakil Komisaris Utama - Manajemen Risiko Perbankan - 11 April 2015 - Jakarta
Putra*)
Suwhono Komisaris - Manajemen Risiko Perbankan - 17 April 2015 - Jakarta
- Workshop LPPI-credit - 5-7 Agustus - Denpasar
management strategy during the 2015
Slow-down Economic Growth
- Workshop Komisaris (BUMN) - 27 November - Bandung
2015
Goei Siauw Hong *) Komisaris Independen - Manajemen Risiko Perbankan - 17 April 2015 - Jakarta
- Corporate Credit Analyze - 15-21 Nop - Hongkong
2015
- Leadership Forum 2015 - 28-30 Mei - Malang
2015
- Workshop Komisaris (BUMN) - 26-27 - Bandung
November
2015
Bangun Sarwito Komisaris Independen - Wharton Business School 30 Nop - 5 Des Amerika Serikat
Kusmuljono*) 2015
Keterangan:
*) RUPS Tanggal 16 Maret 2015 mengangkat Sdr. Darmin Nasution sebagai Komisaris Utama, Sdr. Imam Apriyanto Putra sebagai Wakil
Komisaris Utama, Sdr. Goei Siauw Hong dan Sdr. Bangun Sarwito Kusmuljono sebagai Komisaris Independen serta Sdr. Suwhono sebagai
Komisaris. Selain itu juga dilakukan pengalihan tugas Sdr. Abdul Aziz dari Komisaris menjadi Komisaris Independen dengan masa jabatan
meneruskan masa jabatan sebagai Komisaris.
**) RUPS Luar Biasa tanggal 18 Desember 2015 telah menetapkan Wimboh Santoso sebagai Komisaris Utama
Dewan Komisaris Bank Mandiri menyadari pentingnya melaksanakan penilaian kinerja secara regular sebagai
bagian dari akuntabilitasnya. Penilaian tersebut dilakukan secara tahunan (annually) dengan indikator evaluasi
kinerja sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan oleh Komisaris sesuai AD
2. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku
3. Tingkat kesehatan Bank
4. Tingkat kehadirannya dalam Rapat Dewan Komisaris maupun rapat dengan komite-komite yang ada
5. Keterlibatan Dewan Komisaris dalam penugasan-penugasan tertentu.
Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris Dewan Komisaris yang tercermin dalam satu kesatuan
secara keseluruhan dan kinerja masing-masing pada realisasi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
Dewan Komisaris secara individual merupakan (RKAP) secara tahunan. Pengukuran keberhasilan
bagian tak terpisahkan dalam skema kompensasi/ kinerja Dewan Komisaris dilakukan terhadap Tingkat
pemberian insentif bagi Dewan Komisaris dan Kesehatan Bank yang mencakup aspek profil risiko,
dasar pertimbangan bagi Pemegang Saham untuk Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan
pemberhentian dan/atau menunjuk kembali Dewan permodalan bank. Pihak yang melakukan penilaian
Komisaris yang bersangkutan. terhadap kinerja Dewan Komisaris adalah RUPS dan
Bank Indonesia. Penilaian kinerja Dewan Komisaris
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilaksanakan telah dilakukan berdasarkan hasil laporan self
sekali setiap tahun, dengan menggunakan metode self assessment GCG kepada Bank Indonesia secara
assessment. Pengukuran keberhasilan kinerja Dewan berkala, mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia
Komisaris merupakan hasil kerja kolegial dari seluruh nomor 15/15/DPNP tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum dimana pertanggungjawaban laporan tahun buku 2014 pada
parameter penilaian kinerja Dewan Komisaris terkait tanggal 16 Maret 2015 merupakan laporan tahunan
dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya perusahaan tahun buku 2014 yang menerangkan
meliputi di dalamnya prinsip-prinsip TARIF dalam mengenai keadaan jalannya perusahaan dan hasil
GCG dalam menjalankan fungsi terhadap fungsi yang telah dicapai selama tahun 2014. Selanjutnya
pengawasan terhadap pengelolaan Bank Mandiri. menyatakan serta memberikan pembebasan
sepenuhnya pertanggungjawaban (aquit et decharge)
Selain melalui self assessment, penilaian Dewan kepada Dewan Komisaris Bank untuk operasional
Komisaris dilakukan pada saat pertanggungjawaban tahun buku 2014.
laporan tahunan pada saat Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Pelaksanaan RUPS
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas Selain itu Dewan Komisaris juga menyusun kebijakan
dan tanggung jawab Dewan Komisaris, maka terkait pengunduran diri anggota Dewan Komisaris
Dewan Komisaris berupaya untuk menyusun apabila terlibat dalam kejahatan keuangan agar
kebijakan tersendiri terkait penilaian sendiri (self dapat meningkatkan kepercayaan para pemangku
assessment) untuk menilai kinerja Dewan Komisaris, kepentingan, sehingga integritas Bank Mandiri akan
menjadi pedoman yang digunakan sebagai bentuk tetap terjaga.
akuntabilitas atas penilaian kinerja Dewan Komisaris
secara kolegial. Self assessment dilakukan oleh Selanjutnya Dewan Komisaris atau Komite yang
masing-masing anggota untuk menilai pelaksanaan menjalankan fungsi Nominasi dan Remunerasi
kinerja Dewan Komisaris secara kolegial dan bukan menyusun kebijakan suksesi dalam proses Nominasi
menilai kinerja individual masing-masing anggota anggota Direksi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Dewan Komisaris. Selanjutnya kebijakan penilaian Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/POJK.04/2014.
sendiri (self assessment) diungkapkan pada Laporan Penyusunan kebijakan ini dimaksudkan untuk menjaga
Tahunan Bank Mandiri, selain untuk memenuhi aspek kesinambungan proses regenerasi atau kaderisasi
transparansi juga untuk memberikan keyakinan kepemimpinan dalam rangka mempertahankan
kepada pemegang saham atau investor agar dapat keberlanjutan bisnis dan tujuan jangka panjang
mengetahui mekanisme check and balance terhadap Perusahaan.
kinerja Dewan Komisaris.
direksi
Direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh secara kolektif atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan,
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar. Dalam
melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS sebagai perwujudan
akuntabilitas pengelolaan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005 tentang bidang perbankan dan/atau bidang keuangan dan
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan
Badan Usaha Milik Negara juga mengatur Kriteria dan strategis dalam rangka pengembangan bank yang
prosedur pengangkatan Anggota Direksi. Sesuai sehat. Selain itu disyaratkan pula bahwa mayoritas
dengan ketentuan Pasal 50 PP No. 45/2005, maka anggota Direksi wajib memiliki pengalaman dalam
yang dapat diangkat sebagai Anggota Direksi Bank operasional bank minimal 5 (lima) tahun sebagai
Mandiri adalah orang perseorangan yang memiliki pejabat eksekutif pada bank.
integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah
manajemen perusahaan yang berkaitan dengan Calon anggota Direksi harus memenuhi persyaratan
salah satu fungsi manajemen, memiliki pengalaman reputasi keuangan, yaitu:
yang memadai di bidang usaha perusahaan, dan - Tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
dapat menyediakan waktu yang cukup untuk - Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
melaksanakan tugasnya serta orang perseroangan direksi atau komisaris yang dinyatakan bersalah
yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit,
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum dicalonkan.
perseroan terbatas. Prosedur Pengangkatan atau
pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS. Bank harus mengajukan permohonan untuk
memperoleh persetujuan calon pengurusnya
Seseorang yang diangkat sebagai Direksi wajib kepada OJK agar dapat mengikuti proses penilaian
menjalani Penilaian Kemampuan dan Kepatutan kemampuan dan kepatutan. Calon Pengurus yang
(Fit and Proper Test) sebelum menjalankan tugasnya diajukan dalam permohonan maksimal berjumlah
sebagai Direksi Bank Mandiri, sebagaimana diatur 2 (dua) orang untuk setiap lowongan jabatan, dan
dalam Peraturan Bank Indonesia No. 12/23/PBI/2010. penetapan calon yang diajukan telah dilakukan
Sejak tahun 2014 fungsi Penilaian Kemampuan dan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kepatutan (Fit and Proper Test) Direksi dan Anggota Persetujuan atau penolakan atas permohonan
Dewan Komisaris Bank telah dialihkan dari Bank diberikan oleh OJK selambat-lambatnya 30 (tiga
Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga puluh) hari setelah dokumen permohonan diterima
Pengurus Bank harus mendapatkan predikat Lulus secara lengkap.
dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pe n i l a i a n ke m a m p u a n d a n ke p a t u t a n ya n g
dilakukan oleh OJK, meliputi penelitian administratif
Pengurus Bank wajib memenuhi persyaratan dan wawancara. Apabila calon yang dimintakan
integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan. Guna persetujuan OJK telah mendapat persetujuan dan
memenuhi persyaratan integritas, calon anggota diangkat sebagai Pengurus Bank sesuai keputusan
Direksi Bank harus memiliki akhlak dan moral yang RUPS, namun yang bersangkutan tidak disetujui oleh
baik, komitmen untuk mematuhi peraturan perundang- OJK, maka Bank melalui RUPS wajib memberhentikan
undangan yang berlaku, memiliki komitmen yang yang bersangkutan. Calon Pengurus Bank yang belum
tinggi terhadap pengembangan operasional bank yang mendapat persetujuan OJK dilarang melakukan tugas
sehat dan tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus. sebagai Anggota Direksi dalam kegiatan operasional
Sedangkan guna memenuhi persyaratan kompetensi Bank dan atau kegiatan lain yang mempunyai pengaruh
Anggota Direksi wajib memiliki pengetahuan yang signifikan terhadap kebijakan dan kondisi keuangan
memadai di bidang perbankan dan relevan dengan Bank, walaupun telah mendapat persetujuan dan
jabatannya, memiliki pengalaman dan keahlian di diangkat oleh RUPS.
Seluruh anggota Direksi Bank Mandiri telah dinyatakan lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan serta dinyatakan
lulus oleh Bank Indonesia
Keterangan :
*) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 memberhentikan dengan hormat Anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya
pada penutupan Rapat dengan ucapan Terima Kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat
sebagai Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi
2. Sulaiman Arif Wakil Direktur Keputusan RUPS 16 Maret 2015 - Otoritas Jasa Keuangan
Arianto* Utama Tahunan, tanggal 16 saat ini 19 Juni 2015
Maret 2015
3. Sentot A Direktur Keputusan RUPS 2 Juni 2006 - Bank Indonesia
Sentausa Distributions Tahunan, tanggal 2 Juni saat ini 3 Oktober 2006
2006
4. Ogi Direktur Keputusan RUPS 29 Mei 2008 - Bank Indonesia
Prastomiyono Technology & Tahunan, tanggal 29 Mei saat ini 12 Desember 2008
Operation 2008
5. Pahala N. Direktur Keputusan RUPS 17 Mei 2010 - Bank Indonesia
Mansury ** Treasury & Tahunan, tanggal 17 Mei saat ini 12 Juli 2010
Markets 2010
6. Royke Tumilaar Direktur Keputusan RUPS 23 Mei 2011 - Bank Indonesia
Corporate Tahunan, tanggal 23 Mei saat ini 15 Juli 2011
Banking 2011
7. Hery Gunardi Direktur Keputusan RUPS 2 April 2013 - Bank Indonesia
Consumer Tahunan, tanggal 2 April saat ini 27 Juni 2013
Banking 2013
8. Tardi * Direktur Micro Keputusan RUPS 16 Maret 2015 - Otoritas Jasa Keuangan
& Business Tahunan, tanggal 16 saat ini 16 September 2015
Banking Maret 2015
9. Ahmad Siddik Direktur Risk Keputusan RUPS 16 Maret 2015 - Otoritas Jasa Keuangan
Badruddin * Management Tahunan, tanggal 16 saat ini 19 Juni 2015
& Compliance Maret 2015
10. Kartini Sally * Direktur Keputusan RUPS 16 Maret 2015 - Otoritas Jasa
Commercial Tahunan, tanggal 16 saat ini Keuangan
Banking Maret 2015 1 Juni 2015
11. Kartika Direktur Keputusan RUPS 16 Maret 2015 - Otoritas Jasa
Wirjoatmodjo * Finance & Tahunan, tanggal 16 saat ini Keuangan
Strategy Maret 2015 3 Juli 2015
Seluruh anggota Direksi Bank Mandiri telah dinyatakan lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan serta dinyatakan lulus oleh
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Keterangan :
*) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat sebagai Anggota Direksi
**) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat kembali sebagai Anggota Direksi
Keterangan :
*) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat sebagai Anggota Direksi
**) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat kembali sebagai Anggota Direksi
Seluruh Anggota Direksi Bank Mandiri telah memenuhi Direksi dilakukan melalui RUPS. Berakhirnya masa
Fit and Proper Test dari Otoritas Jasa Keuangan, jabatan anggota Direksi yang diangkat tersebut
Undang-undang Perseroan Terbatas dan ketentuan adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan
GCG serta memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Perseroan yang ke-5 sejak pengangkatan mereka
Hal tersebut membuktikan bahwa seluruh anggota tanpa mengurangi RUPS untuk memberhentikan
Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi sewaktu-waktu.
yang memadai. Pengangkatan dan pemberhentian
Aspek Keberagaman
Pendidikan Keberagaman latar belakang pendidikan Direksi Bank Mandiri, ditunjukkan dengan bauran
pendidikan yaitu:
Jenjang pendidikan mulai tingkat Sarjana, Magister dan Doktoral
Kompetensi bidang antara lain bidang Ekonomi, Kedokteran Gigi, Teknik Kimia, Administrasi
Niaga, Teknologi Pertanian, MIPPA Statistik, Peternakan, MIPA Jurusan Fisika
Pengalaman Kerja Keberagaman pengalaman kerja Direksi Bank Mandiri, antara lain yaitu: profesional bank di berbagai
jenjang jabatan pada perbankan nasional, multinasional maupun lembaga keuangan lainnya, dan
terdapat juga yang berasal dari pejabat karir Bank Mandiri. Sementara Berdasarkan Pengalaman (3
tahun terakhir) terdapat 11 orang yang Pernah bekerja di bidang Jasa Keuangan.
Usia Keberagaman usia Direksi Bank Mandiri berada pada kisaran usia yang cukup produktif,
yaitu, 35 44 tahun 2 orang, 45 54 tahun 7 orang, 55 64 tahun 2 orang
Jenis Kelamin Terdapat 1 (satu) orang anggota Direksi Wanita di Bank Mandiri
Komposisi Direksi telah memenuhi unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi pendidikan, pengalaman kerja,
dan usia.
Independensi Direksi
Independensi Direksi Bank Mandiri dibuktikan dengan Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat
tidak adanya hubungan keluarga sampai derajat Eksekutif pada lembaga lain yang dilarang oleh
kedua, baik menurut garis lurus maupun ke samping Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan GCG.
dan juga hubungan keuangan dengan Pemegang Hubungan keluarga dan keuangan antara anggota
Saham Pengendali, sesama anggota Direksi, dan Direksi dengan sesama anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota Direksi anggota Dewan Komisaris serta Pemegang Saham
Bank Mandiri tidak merangkap jabatan baik sebagai Perusahaan periode tahun 2015 sebagai berikut:
Budi
Gunadi - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Sadikin
Sulaiman
Arif - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Arianto
Sentot A
- v - v - v - v - v - v - v - v - v
Sentausa
Ogi
Prastomiyono - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Pahala N.
Mansury - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Royke
- v - v - v - v - v - v - v - v - v
Tumilaar
Hery
Gunardi - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Tardi - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Ahmad
Siddik - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Badruddin
Kartini
Sally - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Kartika
Wirjoatmodjo - v - v - v - v - v - v - v - v - v
Selama tahun 2015, seluruh anggota Direksi Bank Mandiri tidak memiliki hubungan Hubungan
Keluarga,Keungan, Kepengurusan dan kepemilikan saham di perusahaan lain
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Direksi Bank Mandiri
tidak mencapai 5% (lima per seratus) dari modal disetor Bank Mandiri, bank lain, lembaga keuangan bukan bank
dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham
adalah sebagai berikut:
Ogi Direktur
Prastomiyono Technology & - - - - - NIHIL
Operation
Royke Direktur
Tumilaar Corporate - - - - - NIHIL
Banking
Anggota Direksi dilarang memiliki rangkap jabatan pengawasan atas penyataan pada Perusahaan
sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Anak Bank, menjalankan tugas fungsional menjadi
pejabat eksekutif bank, perusahaan dan/atau lembaga anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan Anak
lain kecuali terhadap hal yang telah ditetapkan dalam bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank, sepanjang
PBI No.8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG Bagi perangkapan jabatan tersebut tidak mengakibatkan
Bank Umum, Namun tidak termasuk rangkap jabatan yang bersangkutan mengabaikan pelaksanaan tugas
apabila Direksi yang bertanggungjawab terhadap dan tanggungjawab sebagai anggota Direksi.
berhalangan karena sebab apapun, hal mana dengan kegiatan operasional Consumer
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga. Banking untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang secara
f. Mendukung peran Regional CEO dalam
komprehensif.
menjalankan fungsi koordinasi untuk
melakukan aliansi dengan Strategic b. Mengarahkan dan mensupervisi unit
Business Unit lainnya. kerja yang berada di bawahnya serta
perusahaan anak yang menjadi tanggung
jawabnya secara berkesinambungan dalam
Direktur Consumer Banking menjalankan tugas-tugas yang berkaitan
dengan bidangnya masing-masing agar
1. Kebijakan dan Strategi
sejalan dengan kebijakan Perseroan serta
a. Memimpin dan mengarahkan penyusunan
menangani persaingan pasar dalam bidang
serta pelaksanaan kebijakan dan strategi,
Consumer Banking.
pemutakhiran dan sosialisasi kebijakan
c. Memimpin dan mengarahkan proses-proses
dalam bidang Consumer Banking, termasuk
perubahan yang diperlukan untuk memenuhi
AXA Mandiri Financial Services (Perusahaan
tantangan pasar yang berkaitan dengan
Anak), Mandiri AXA General Insurance
bidang Consumer Banking.
(Perusahaan Anak), Mandiri Tunas Finance
(Perusahaan Anak), Mandiri International d. Memimpin, mengarahkan dan
Remittance (Perusahaan Anak) dan Mandiri mengkoordinasi pengembangan serta
Manajemen Investasi (Anak dari Perusahaan penawaran produk-produk Consumer
Anak). Banking yang terbaik dan memastikan
bahwa pengembangan serta penawaran
b. Memimpin dan mengarahkan penyusunan
tersebut merupakan produk yang berkualitas
Business Plan serta Action Plan jangka
dan berdaya saing tinggi.
pendek, jangka menengah dan jangka
panjang pada bidang Consumer Banking e. Memimpin dan mengkoordinasi pengaturan
agar sejalan dengan kebijakan Perseroan. produk Consumer Banking secara agresif
dengan mengindahkan kebijakan Perseroan
c. Mendukung Direktur Distributions dalam
dan prinsip kehati-hatian.
mengarahkan dan membina Kantor Wilayah
untuk melakukan transformasi jaringan f. Memimpin dan mengkoordinasi secara
distribusi, optimalisasi business unit di efektif advertising dan promosi produk-
wilayah baik dalam aspek financial, service produk bankwide baik untuk segmen
excellence, Good Corporate Governance wholesale maupun retail, sesuai dengan riset
maupun Fraud Prevention. analitik pasar dan segmen nasabah.
Business Plan serta Action Plan jangka dan berdaya saing tinggi.
nasabah melalui kunjungan (on the spot) dan dengan kegiatan operasional Commercial
pemantauan proyek nasabah secara berkala. Banking untuk jangka pendek, jangka
h. Mendukung peran Regional CEO dalam menengah dan jangka panjang secara
menjalankan fungsi koordinasi untuk komprehensif.
melakukan aliansi dengan Strategic b. Mengarahkan dan mensupervisi unit kerja
Business Unit lainnya. yang berada di bawah koordinasinya
dan menjadi tanggung jawabnya secara
3. Sumber Daya Manusia berkesinambungan dalam menjalankan
Memimpin dan mengarahkan kebijakan Sumber tugas-tugas yang berkaitan dengan
Daya Manusia (SDM) di bawah koordinasi bidang bidangnya masing-masing agar sejalan
Corporate Banking, termasuk mengusulkan dengan kebijakan Perseroan, serta
rekruitmen, promosi, mutasi/rotasi, pembinaan menangani persaingan pasar dalam bidang
dan pelatihan melalui koordinasi dengan SEVP Commercial Banking sesuai kebijakan
Aspek Kegiatan
Keuangan 1. Penyusunan dan perbaikan RKAP
2. Melakukan Update Kinerja Perseroan Tahun 2015 secara berkala
Tata Kelola 1. Memberikan persetujuan atas Ketentuan Internal Bank Mandiri maupun
revisinya
2. Memonitoring dan evaluasi pelaksanaan GCG
3. Menerapkan Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri dengan Perusahaan Anak
Pengendalian Internal dan 1. Pembahasan atas temuan dan saran audit ekternal
Manajemen Risiko 2. Melakukan pembahasan profil risiko Bank Mandiri
Rapat Direksi
Sebagai salah satu organ perseroan yang bertanggung Menteri BUMN Nomor SE-03 / MBU / 2011 tanggal 27
jawab penuh secara kolektif atas pengurusan Bank Oktober 2011 yaitu Direksi wajib melaksanakan rapat
Mandiri diperlukan suatu forum sebagai sarana setiap hari Selasa dan jika diperlukan Direksi dapat
dalam mengkoordinasikan antar angota Direksi mengundang Dewan Komisaris untuk berpartisipasi
maupun organ perseroan lain dalam mencapai dalam Rapat.
tujuan perseroan. Rapat Direksi merupakan forum
penting dalam penentuan kebijakan dan keputusan Bank Mandiri melaksanakan rapat sebulan sekali yang
pengelolaan Perusahaan. Keputusan rapat diambil dihadiri oleh seluruh Direksi dan pejabat eksekutif
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal satu tingkat di bawah Direksi untuk memantau kinerja
keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka operasional. Direksi dapat juga mengambil keputusan
keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat,
setuju terbanyak dan keputusan yang diambil harus dengan ketentuan bahwa seluruh anggota Direksi
diterima sebagai keputusan bersama (kolegial). telah mengetahui usul keputusan yang dimaksud
dan memberikan persetujuan secara tertulis serta
Direksi telah membuat jadwal rapat sebagaimana menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan
Kementerian BUMN telah mengatur dan menetapkan yang diambil mempunyai kekuatan yang sama dengan
jadwal pertemuan yang dituangkan dalam Surat Edaran keputusan melalui rapat formal.
Selama Tahun 2015, Direksi telah menyelenggarakan 50 kali rapat internal Direksi dengan tingkat kehadiran
anggota Direksi rata-rata mencapai 87 %. Adapun rapat Direksi dengan menghadirkan Dewan Komisaris telah
dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali rapat. Berikut agenda rapat dan tingkat kehadiran Direksi dalam rapat internal
Direksi dan rapat Direksi dengan menghadirkan Dewan Komisaris selama tahun 2015 :
Tabel Jumlah dan Agenda Rapat Direksi dan Rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris :
Tabel Tingkat Kehadiran Direksi pada Rapat Direksi selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Jumlah
%
Nama Jabatan
Rapat Kehadiran Ketidak Kehadiran
hadiran
Ahmad Siddik Badruddin **) Direktur Risk Management & Compliance 40 33 7 83%
Keterangan :
*) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 memberhentikan dengan hormat Anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya
**) RUPS Tahunan taggal 16 Maret 2015 mengangkat Anggota Direksi baru
Tabel Agenda rapat dan Tingkat Kehadiran Direksi pada Rapat Direksi dengan mengundang Dewan Komisaris
selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Kehadiran Direksi
Tanggal Agenda Budi G. Sentot A. Ogi Pras- Pahala N. Royke Hery Sulaiman Tardi Ahmad Kartini Kartika
Rapat Rapat Sadikin Sentausa tomiyono Mansury Tumilaa Gunardi A. Arianto **)
**)
Siddik
Badruddin
Sally
**)
Wirjoatmodjo
**)
**)
1. Laporan
Keuangan
dan Kinerja
Keuangan April
2015
Mei 2015 2. Implementasi v v v v v v v v v x v
Laku Pandai
3. Implementasi
Tata Kelola
Terintegrasi
4. Optimalisasi
Radir 2015 &
Review April
2015
1. Laporan
Keuangan dan
Kinerja bulan
Juli 2015
Agustus 2. Update v x v v v v v x v v v
2015 Perkembangan
Direktorat
Commercial
Banking
3. Update
Acquiring
Aggregator
1. Laporan
Desember Keuangan v v v v v v v v v v v
2015 dan Kinerja
November
2015
2. Agenda lain-
lain
Jumlah Rapat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah Kehadiran 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
Persentase Kehadiran 100% 67% 100% 100% 100% 100% 100% 67% 100% 67% 100%
Selama tahun 2015 anggota Direksi telah mengeluarkan berbagai keputusan antara lain sebagai berikut:
No.
Rubrik Tanggal Perihal
Dokumen
Direksi berupaya mendorong kinerja perusahaan untuk tahun berikutnya dengan melakukan peninjauan ulang atas
strategi tahunan perusahaan yang dilakukan pada akhir tahun berjalan. Tahun 2015 peninjauan ulang strategi
tahunan perusahaan dilakukan pada rapat Direksi bulan Oktober 2015 dengan agenda Update Pelaksanaan
Inisiatif Strategis 2015
Pelatihan Direksi
Sebagaimana anggota Dewan Komisaris, Bank Mandiri juga menyelenggarakan 2 (dua) jenis pelatihan bagi Direksi
yaitu Program Pengenalan Perusahaan bagi anggota Direksi yang baru dan Program Pengembangan Kompetensi.
Bank Mandiri melakukan program pengenalan bagi Agar Direksi dapat menjalankan tugasnya, maka
anggota Direksi yang baru dengan tujuan memberikan Anggota Direksi Bank Mandiri senantiasa menambah
gambaran atas aktivitas bisnis, rencana Perseroan dan memutakhirkan pengetahuannya (update
ke depan, panduan kerja dan lainnya yang menjadi knowledge). Dalam memfasilitasi update knowledge,
tanggung jawab Direksi. Program pengenalan maka Direksi perlu mendapatkan pendidikan
dipersiapkan oleh Corporate Secretary Group berupa berkelanjutan yang dikombinasikan dengan self study
pengkajian dokumen yang diberikan dalam bentuk soft dan keikutsertaan pada pendidikan khusus, pelatihan,
copy maupun hard copy antara lain dokumen Laporan workshop, seminar, conference yang dapat bermanfaat
Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dalam meningkatkan efektivitas fungsi Direksi.
(RKAP), Rencana Jangka Panjang Perusahaan Pendidikan berkelanjutan dapat dilakukan baik di
(RJPP), Anggaran Dasar Perseroan, Kebijakan Tata dalam maupun luar negeri atas beban Bank Mandiri.
Kelola Perusahaan, Kode Etik Perusahaan, Program
Kerja Direksi dan Komite di bawah Direksi, Pedoman Selama tahun 2015, Anggota Direksi telah mengikuti
Tata Tertib Direksi, Pedoman Tata Tertib Direksi dan Training/Workshop/Seminar dalam rangka peningkatan
Pedoman Tata Tertib Komite di bawah Direksi, serta kemampuan anggota Direksi yang dilaksanakan baik
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan didalam maupun luar negeri, sebagai berikut :
proses bisnis Bank Mandiri.
Bpk. Budi G.Sadikin Direktur Utama Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia,
01 Juli 2015
Bpk. Sulaiman A. Arianto Wakil Direktur Utama Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia,
26 Juni 2015
Bpk. Sentot A. Sentausa Direktur Distributions Customer-Focused Innovation Stanford Businnes, USA,
4-9 Okt 2015
Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia
26 Juni 2015
Bpk. Ogi Prastomiyono Direktur Technology & Systematic Innovation of Products, Cambridge,
Operations Processes and Services Massachusetts, US,
14-22 Nop 2015
Bpk. Pahala N. Mansury Direktur Treasury & Markets Asset & Liability Management Euromoney, Paris,
13-16 April 2015
Bpk. Royke Tumilaar Direktur Corporate Banking Training for Executives Contemporary New york,
Finance : Key Topics for Senior 1-7 Juni 2015
Executives and Board Members
Bpk. Hery Gunardi Direktur Consumer Banking Strategic Branding : "From Behavioural London Business School,
Insights to Business Growth" London, UK,
14-22 Nop 2015
Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia
02 Juli 2015
Bpk. Tardi Direktur Micro & Business Market Driving Strategy London Business School,
Banking London, UK,
07-15 Nop 2015
Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia
04 April 2015
Bpk. Ahmad Siddik Direktur Risk Management Global Strategic Leadership di Philadelphia, USA,
Badruddin & Compliance Wharton Executive Education 1-4 Des 2015
Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia
11 April 2015
Ibu Kartini Sally Direktur Commercial London Business School (LBS) UK,
Banking Program Developing strategy for value 16-25 Okt 2015
creation
Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia
11 April 2015
Bpk. Kartika Direktur Finance & Manajemen Risiko Perbankan, Badan Nasional
Wirjoatmodjo Strategy Level 5 Sertifikasi Profesi/LSPP,
Indonesia
17 April 2015
Pengukuran keberhasilan kinerja Direksi merupakan Tingkat Kesehatan Bank yang mencakup aspek profil
hasil kerja dari seluruh Direksi yang tercermin dalam risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas
satu kesatuan pada realisasi Rencana Kerja Anggaran dan permodalan bank. Pihak yang melakukan
Perusahaan (RKAP) secara tahunan. Pengukuran penilaian terhadap kinerja Direksi adalah Dewan
keberhasilan kinerja Direksi dilakukan terhadap Komisaris, RUPS.
Penilaian Direksi dilakukan pada saat sudah disepakati bersama pada saat awal tahun
per tanggungjawaban laporan tahunan pada sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing
saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Direksi. KPI masing-masing anggota Direksi mangacu
Pelaksanaan RUPS pertanggungjawaban laporan pada 4 (empat) kriteria penilaian, yaitu financial, people,
tahunan tahun buku 2014 pada tanggal 16 Maret process, dan customer. Pembobotan kriteria penilaian
2015 dimana Pemegang Saham menerima laporan berbeda antara satu Direksi dengan Direksi lainnya
tahunan perusahaan tahun buku 2014 mengenai sesuai tugas dan fungsi masing-masing
keadaan jalannya perusahaan dan hasil yang telah
dicapai selama tahun 2014. Selanjutnya menyatakan Penilaian kinerja Direksi juga telah dilakukan
serta memberikan pembebasan sepenuhnya berdasarkan hasil self assessment GCG yang
pertanggungjawaban (aquit et decharge) kepada dilaporankan kepada Bank Indonesia secara berkala,
Direksi Bank untuk operasional tahun buku 2014. mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia nomor
15/15/DPNP tentang Pelaksanaan Good Corporate
Direksi dinilai secara individu secara regular setiap Governance bagi Bank Umum dimanaparameter
tahun (Annually) untuk melihat kinerja masing-masing penilaian kinerja Direksi terkait dengan pelaksanaan
Direksi dalam menjalankan tugas dan tanggung tugas dan tanggung jawabnya meliputi di dalamnya
jawabnya sesuai dengan bidang kerjanya. Penilaian prinsip-prinsip TARIF dalam GCG dalam menjalankan
kinerja tersebut dilakukan berdasarkan target fungsi terhadap pengelolaan terhadap Bank Mandiri.
pencapaian dan Key Performance Indicator (KPI) yang
Penilaian masing-masing Direksi dilakukan secara sekuritas, market share dana dan kredit
tahunan dengan beberapa kriteria sebagai berikut : wilayah Jakarta, survey customer satisfaction,
wallet share volume transaksi forex Anchor
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi kepengurusan
Clients, strategic initiatives impacts sehingga
oleh Direksi sesuai AD
volume valas nasabah meningkat, dan
2. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku human capital score.
3. Tingkat kesehatan Bank
4. Tingkat kehadirannya dalam Rapat Dewan d. Direktur Corporate Banking.
RORWA (Return on Risk Weighted Assets),
Direksi maupun rapat komite-komite yang ada
average balance dana murah, minimal
5. Keterlibatan Direksi dalam penugasan-
pencapaian revenue, average balance kredit,
penugasan tertentu maksimal non performing loan (kualitas
6. Key Performance Indicator masing-masing kredit), market share dana dan kredit kantor
Direksi, sebagai berikut: wilayah 1 Medan, laba setelah pajak
Inhealth (perusahaan anak), survey customer
a. Direktur Utama satisfaction, revenue yang berasal dari CASA
Market Capitalization BMRI, earning after loan dan transaksi wholesale nasabah anchor,
tax, return on equity, market share dana dan inisiatif strategis sector strategis, dan human
kredit, maksimal NPL (Non Performing Loan), capital score.
Fee Based Income Ratio, pertumbuhan dan
volume kredit serta volume kredit retail, e. Direktur Commercial Banking.
pertumbuhan dan volume CASA serta funding RORWA (Return on Risk Weighted Assets),
mix CASA, ASEAN GCG scorecard, survey minimal pencapaian revenue, average balance
MRI, inisiatif strategis corporate plan, Cost kredit, maksimal non performing loan (kualitas
Efficiency Ratio, dan Income Factor ((Total kredit), average balance dana murah, market
Revenue Total Operating Expense) / FTE) share dana dan kredit kantor wilayah 6
Bandung, survey customer satisfaction, cross
b. Wakil Direktur Utama sell ratio, volume CASA yang berasal dari
RORWA (Return on Risk Weighted Assets) value chain sector solution, dan human capital
segmen wholesale, contribution margin score.
segmen wholesale, average balance dana
murah dan kredit segmen wholesale, NPL f. Direktur Consumer Banking.
rate segmen Wholesale, market share dana Contribution Margin, average balance CASA,
murah dan kredit wilayah 8 Surabaya, cross- average balance kredit, delinquency rate 30+
sale ratio, anchor clients revenue (CASA, loan, DPD untuk produk-produk utama kredit
dan transaksi), CASA value chain, dan human individu (kualitas kredit), laba perusahaan
capital score. anak, ROMI (Return on Marketing Investment)
bankwide, market share index, market share
c. Direktur Treasury & Markets. dana dan kredit kantor wilayah 7 Semarang,
Contribution Margin, wallet Share FI Clients survey customer satisfaction, cross sell ratio
untuk dana BPD, pertumbuhan international nasabah prioritas, inisiatif strategis corporate
product revenues, volume transaksi forex, plan, dan human capital score.
volume transaksi bonds, laba bersih Mandiri
g. Direktur Micro & Business Banking. j. Direktur Finance & Strategy (Chief Financial
Contribution Margin, average balance dana Officer).
murah, average balance kredit, delinquency Pertumbuhan market capitalization Bank
rate 30+ DPD (kualitas kredit), market share Mandiri tertinggi diantara pesaing utama,
index, market share dana dan kredit kantor earning after tax bankwide, laba perusahaan
wilayah 9 Banjarmasin, laba setelah pajak anak, realisasi BUA direktorat, market
Bank Syariah Mandiri dan BSHB, jumlah share dana dan kredit kantor wilayah 10
business banking customer dengan primary Makassar dan kantor wilayah 12 Jayapura,
banking relationship, survey customer public effectiveness level index, internal
satisfaction, peningkatan CASA dari nasabah customer satisfaction index, annual report,
value chain sector strategis dan cluster, implementasi konsep corporate real estate,
inisiatif strategis corporate plan, dan human proses pengadaan melalui metode strategis
capital score. sourcing, inisiatif strategis corporate plan,
dan human capital score.
h. Direktur Distributions.
Contribution Margin, total dana pihak ketiga l. Direktur Risk Management & Compliance.
bankwide, average balance CASA, average RORWA (Return on Risk Weighted Assets)
balance kredit, delinquency rate 30+ DPD segmen Wholesale, safety level liquidity,
(kualitas kredit), market share CASA kredit denda kepatuhan, market share dana dan
dan e-channel, cross sell ratio, jumlah business kredit kantor wilayah 2 Palembang, realisasi
banking customer dengan primary banking BUA direktorat tidak melebihi target, internal
relationship, jumlah transaksi e-channel, customer satisfaction index, ASEAN Good
survey internal customer satisfaction index dan Corporate Governance Scorecard, penurunan
kualitas layanan, inisiatif pengembangan outstanding kasus pidana dan non pidana,
jaringan, dan human capital score. inisiatif strategis corporate plan, review dan
update kebijakan, dan human capital score.
i. Direktur Technology & Operations.
Realisasi BUA dibawah target, utilisasi
capital expenditure, market share dana dan
kredit kantor wilayah 7 Semarang, internal
customer satisfaction index, kualitas layanan
cabang dan e-channel, implementasi inisiatif
jiwa service, inisiatif strategis utama,
operation error rate maksimum, aplikasi
core banking dan e-mas siap 1 jam sebelum
waktu operasional cabang, uptime e-channel,
administrasi kredit end to end, dan human
capital score.
Kebijakan suksesi Direksi juga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Anggaran Dasar dan
Board Manual Bank Mandiri.
Skema Suksesi Direksi
Evaluasi Pemenuhan
persyaratan calon Melakukan Fit and
Menyusun dan
anggota Direksi Proper Test
Mengusulkan
rekomendasi Peerstujuan Suksusi Persetujuan calon
suksesi Direksi Direksi pengurus Bank
Komite
Pemegang
Remunerasi & Saham seri A
OJK
Nominasi Dwiwarna
Dewan RUPS
Komisaris
Menindaklanjuti POJK Nomor : 45 /POJK.03/2015 Direksi telah menyusun kebijakan Remunerasi dan
Bank Mandiri telah menerapkan tata kelola dalam telah disahkan dengan Surat Keputusan Komisaris
pemberian Remunerasi. Penerapan tata kelola dalam No.KEP.KOM/003/2014 perihal Tunjangan dan
pemberian Remunerasi paling sedikit mencakup: Fasilitas serta Benefit lainnya bagi Direksi dan Dewan
Komisaris, yang memuat:
1. Tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris; 1. Struktur Remunerasi mencakup:
2. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi; a. Skala Remunerasi berdasarkan tingkat dan
jabatan; dan
3. Penerapan prinsip kehati-hatian dalam
b. Komponen Remunerasi :
pemberian Remunerasi; dan
1) Gaji/Honorarium
4. Pengungkapan Remunerasi (disclosure).
2) Tunjangan
Dewan Komisaris bertanggungjawab melaksanakan 3) Fasilitas
pengawasan terhadap penerapan kebijakan 4) Tantiem/Insentif Kinerja
Remunerasi dan mengevaluasi secara berkala atas
2. metode dan mekanisme penetapan Remunerasi.
kebijakan Remunerasi. Sementara fungsi Komite
Remunerasi dijalankan oleh Komite Remunerasi
Penyusunan kebijakan Remunerasi Direksi dan
dan Nominasi dalam membantu Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah mempertimbangkan aspek
menjalankan tugas pengawasan dan evaluasi secara
stabilitas keuangan Bank, kecukupan dan penguatan
Independen. Tugas dan tanggung jawab Komite
permodalan Bank, kebutuhan likuiditas jangka pendek
Remunerasi dan Nominasi telah dijelaskan pada
dan jangka panjang, potensi pendapatan di masa yang
bagian Komite dibawah Dewan Komisaris.
akan datang dan terciptanya manajemen risiko yang
efektif.
Bank Mandiri juga memperhatikan prinsip kehati- peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
hatian dalam pemberian Remunerasi baik Remunerasi Kebijakan Remunerasi yang Bersifat Variabel selain
yang Bersifat Tetap maupun Remunerasi yang Bersifat memperhatikan hal-hal terkait Kebijakan Remunerasi
Variabel. Kebijakan Remunerasi yang Bersifat Tetap yang Bersifat Tetap, juga Kebijakan Remunerasi yang
memperhatikan skala usaha, kompleksitas usaha, Bersifat Tetap mendorong dilakukannya prudent risk
peer group, tingkat inflasi, kondisi, dan kemampuan taking.
keuangan, serta tidak bertentangan dengan
Implementasi kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris mempertimbangkan beberapa indikator agar penerapan
Remunerasi sesuai dengan tujuan dari kebijakan tersebut. Indikator yang digunakan dalam menentukan Remunerasi
Anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
1. Key Performance Indicator (KPI).
2. Kinerja Perseroan
3. Business Size, dan
4. Hasil benchmarking remunerasi industri Perbankan
5. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank
Keputusan penetapan remunerasi bagi Dewan oleh Komite Remunerasi & Nominasi dengan
Komisaris ditetapkan melalui RUPS, mekanisme basis berkonsultasi dengan Menteri Negara BUMN selaku
formula yang telah ditetapkan oleh RUPS terlebih Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan
dahulu dikaji dan diusulkan besaran remunerasi oleh tunjangan dan fasilItas lainnya serta santunan purna
Dewan Komisaris melalui pendalaman yang dilakukan jabatan bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
Komite Pemegang
Dewan
Remunerasi RUPS Saham Seri A
Komisaris
& Nominasi Dwiwarra
1. Honorarium
Fasilitas Kendaraan Dinas Diberikan hanya untuk tunjangan transportasi sebesar 20% dari
honorarium.
Fasilitas Kesehatan Penggantian pengobatan sesuai kebijakan internal KEP.
KOM/003/2014
Fasilitas Perkumpulan Profesi Maksimum 2 (dua) keanggotaan diberikan hanya uang pangkal
(pendaftaran) dan iuran tahunan.
Fasilitas Bantuan Hukum
Sesuai kebutuhan, diatur dalam KEP.KOM/003/2014
Orang Jutaan Rp
Renumerasi:
Gaji 13 11.560
Bonus - -
Tunjangan Rutin 3 13 31.45
Tantiem 11 58.100
Keterangan:
1. Gross termasuk Pajak
2. Tahun 2015 diberikan remunerasi kepada 17 orang terdiri dari 9 Komisaris & 8 mantan Komisaris
3. Penghitungan tunjangan mencakup tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan transportasi, tunjangan kesehatan,
tunjangan BBM.
4. Santunan Purna jabatan
Kebijakan Remunerasi Direksi mempertimbangkan beberapa indikator dalam implementasinya agar sesuai
dengan tujuan dari kebijakan tersebut. Indikator yang digunakan dalam menentukan Remunerasi Direksi adalah
sebagai berikut :
1. Key Performance Indicator (KPI)
2. Kinerja Perseroan
3. Business Size
4. Hasil benchmarking remunerasi industri Perbankan
5. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank
Penetapan remunerasi Direksi selain tercermin dalam 5. Penilaian secara komprehensif dilakukan pada
realisasi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), akhir tahun yang dibahas dalam rapat Direksi;
juga di kaji dan diusulkan berdasarkan hal-hal sebagai
6. Hasil penilaian dilaporkan kepada Dewan
berikut:
Komisaris dan setelah RUPS dilakukan
1. Pada akhir tahun disusun rencana bisnis yang pembagian tantiem kepada Direksi yang
dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), didasarkan pada penilaian tersebut, sehingga
selanjutnya dikirim ke Pemangku Kepentingan/ tantiem 1 orang Direktur dapat berbeda dengan
Stakeholder dan regulator; direktur lainnya.
2. Disusun Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktur
Utama yang disetujui oleh Dewan Komisaris Keputusan penetapan remunerasi bagi Direksi
dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan ditetapkan melalui RUPS, mekanisme basis formula
Komite Pemegang
Remunerasi Direksi RUPS Saham Seri A
& Nominasi Dwiwarra
1. Honorarium
2. Tunjangan
Tunjangan Cuti Tahunan Tidak diberikan (cuti tahunan 12 hari kerja, tidak termasuk cuti bersama)
Tunjangan Pakaian Dapat diberikan, bila ada acara khusus yang memerlukan pakaian
khusus.
Tunjangan Utilitas Sesuai pemakaian (at cost) bagi yang menempati rumah jabatan
3. Fasilitas
Fasilitas Kendaraan Dinas - Disediakan 1 (satu) fasilitas kendaraan, dengan cara sewa
- Spesifikasi kendaraan dan tunjangan bahan bakar sesuai dengan
kebijakan internal (KEP.KOM/003/2014)
Fasilitas Perumahan - Direksi tidak diberikan rumah jabatan namun diberikan tunjangan
perumahan termasuk tunjangan utilitas.
- Direksi yang diangkat sebelum keluarnya Peraturan BUMN No.
PER-04/MBU/2014 dan telah menempati rumah jabatan, maka
anggota Direksi wajib mempergunakan rumah jabatan tersebut
sampai dengan masa jabatannya berakhir.
Fasilitas Biaya Representasi Sesuai pemakaian dalam hal mewakili Bank Mandiri
Orang Jutaan Rp
Renumerasi:
Gaji 16 30.789
Bonus - -
Tunjangan Rutin 3 16 7.860
Tantiem 13 186.197
Fasilitas Lain Dalam Bentuk Natura
komite di bawah
dewan komisaris
Komite-komite di bawah Dewan Komisaris adalah organ pendukung Dewan Komisaris yang bertugas dan
bertanggung jawab secara kolektif untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi. Bank Mandiri membentuk komite di bawah Dewan Komisaris yang bekerja
secara professional dan independen yang secara kolektif membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas
dan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat agar dapat mewujudkan suatu sistem tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance). Komite pendukung Dewan Komisaris Bank Mandiri terdiri dari: Komite Tata
Kelola Terintegrasi, Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi serta Komite Pemantau Risiko.
Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/
berpedoman dan berlandaskan kepada peraturan POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola
perundang-undangan yang berlaku serta best practices
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.
yang dapat diterapkan di lembaga perbankan di
Indonesia antara lain :
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011,
Otoritas Jasa Keuangan; tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
3. Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/ baik (Good Corporate Governance) pada Badan
PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Usaha Milik Negara
bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang 5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Negara Nomor PER-12/MBU/2012, tentang
Bank Umum. Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
Negara Nomor PER-09/MBU/2012 tentang 6. Anggaran Dasar PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan serta perubahannya.
Persyaratan
Agar dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi 4. Tidak memiliki saham Bank Mandiri dan
komite, Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Perusahaan Anak, baik langsung maupun tidak
Mandiri wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: langsung.
1. Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi wajib 5. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan
memiliki integritas yang tinggi, akhlak dan moral Bank Mandiri, Perusahaan Anak, Anggota
yang baik, serta kemampuan, pengetahuan Komisaris Bank Mandiri dan/atau Perusahaan
dan pengalaman yang memadai sesuai dengan Anak, Anggota Direksi Bank Mandiri dan/atau
latar belakang pendidikannya serta mampu Perusahaan Anak dan pemegang saham utama
berkomunikasi dengan baik. Bank Mandiri dan/atau Perusahaan Anak.
2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang tata 6. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung
kelola perusahaan yang baik. maupun tidak langsung dengan Bank Mandiri
3. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang dan Perusahaan Anak.
peraturan perundang-undangan Pasar Modal
dan peraturan yang terkait dengan usaha
perbankan, asuransi, sekuritas dan pembiayaan.
Dewan Komisaris dapat membentuk satu komite Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Ketua dan
lain yang nama dan tugasnya disesuaikan dengan anggota Komite lain diangkat dan diberhentikan oleh
kebutuhan Dewan Komisari yang terdiri dari Ketua Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum
dan anggota sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemegang Saham (RUPS).
Menteri Negara BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi dapat Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi yang
berhenti atau diberhentikan meskipun jabatannya merupakan anggota Dewan Komisaris berhenti
belum berakhir, apabila: dengan sendirinya apabila masa jabatannya sebagai
1) Mengundurkan diri. Dewan Komisaris berakhir
2) Kehilangan kewarganegaraan.
Masa Jabatan Anggota Komite
3) Meninggal dunia.
4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012
Bank Mandiri. tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas Badan Usaha Milik Negara menyebutkan
5) Melanggar atau tidak memenuhi persyaratan
bahwa masa jabatan anggota Komite lain yang bukan
sebagai anggota Komite Pemantau Risiko,
merupakan anggota Dewan Komisaris paling lama 3
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank (tiga) tahun dan dapat diperpanjang satu kali selama
Indonesia. 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi
6) Tidak dapat melaksanakan tugas dan hak Dewan Komisaris untuk memberhentikan
tanggungjawabnya yang dinyatakan oleh Dewan sewaktu-waktu.
Komisaris.
Peraturan OJK Nomor 18/POJK.03/2014 tentang Mengacu pada ketentuan dan peraturan tersebut
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi diatas, keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi
Keuangan mengatur bahwa Jumlah dan komposisi paling sedikit terdiri dari :
Komisaris Independen yang menjadi anggota a) Seorang Komisaris Independen yang menjadi
Komite Tata Kelola Terintegrasi disesuaikan dengan
Ketua pada salah satu komite pada Bank Mandiri,
kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi
sebagai ketua merangkap anggota.
dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola
b) Komisaris Independen yang mewakili dan
Terintegrasi dengan memperhatikan paling sedikit
keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan. ditunjuk dari Perusahaan Anak dalam
Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi dapat Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota.
berupa keanggotaan tetap dan tidak tetap disesuaikan c) Seorang pihak independen, sebagai anggota.
dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan.
d) Anggota Dewan Pengawas Syariah dari
Perusahaan Anak, sebagai anggota.
Nama Jabatan
*) Keanggotaannya berakhir pada tanggal 8 April 2015 dan digantikan oleh Bpk. Anton H. Gunawan
**) Keanggotaannya berakhir dengan sendirinya setelah Sdr. Goei Siauw Hong dan Sdr. Bangun Sarwito Kusmuljono mendapat persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan.
Sebagian Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi juga merupakan anggota Dewan Komisaris, sehingga profilnya
adalah sebagaimana telah disajikan pada bagian Profil Dewan Komisaris. Adapun anggota dari pihak independen
dapat dilihat pada profil berikut :
Riwayat Pendidikan
S2, Spesialisasi Management Keuangan,Universitas
Mercu Buana (2008).
S1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Katolik Parahyangan (1985)
Riwayat Pekerjaan
2014 sekarang:
Anggota Komite Audit, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
2014 sekarang :
Anggota Komite Pemantau Risiko, PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk
2006 2013:
Anggota Komite Pemantau Risiko, PT Bank Rakyat
Ridwan Dharmawan Ayub Indonesia (Persero) Tbk
2002 2005:
Periode Jabatan Anggota Komite Wakil Kepala Divisi Operational Risk, PT Bank
Internasional Indonesia Tbk.
April 2015 sekarang: Anggota Komite Tata Kelola
Terintegerasi
Riwayat Pendidikan
S2, Master of Business Administration, University of
Illinois (1994).
S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (1985)
Riwayat Pekerjaan
2014 sekarang :
Anggota Komite Audit, PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk.
2014 sekarang :
Anggota Komite Pemantau Risiko, PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
2006 2010 :
Group Head Accounting, PT. Bank Mandiri (Persero)
Budi Sulistio Tbk
2005 2006 :
Periode Jabatan Anggota Komite
Regional Manager Kanwil VII Semarang, PT. Bank
April 2015 sekarang : Anggota Komite Tata Kelola
Mandiri (Persero) Tbk
Terintegerasi
Seluruh Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri memiliki integritas, kompetensi dan reputasi
keuangan yang baik
Mengacu kepada Charter Komite Tata Kelola Mandiri sebelum menjalani masa tunggu (cooling
Terintegrasi dinyatakan bahwa: off ) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
1. Anggota komite sekurang-kurangnya terdiri dari Indonesia yang berlaku.
3 (tiga) orang. 4. Anggota Komite yang berasal dari pihak eksternal
2. Anggota Komite paling kurang terdiri dari 1 harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(satu) orang Komisaris Independen sebagai - Tidak mempunyai hubungan usaha dengan
Ketua merangkap anggota, 1 (satu) orang Pihak Bank.
Independen yang memiliki keahlian di bidang - Tidak mempunyai hubungan keluarga
keuangan dan 1 (satu) orang Pihak Independen dengan Direksi, Komisaris dan Pemegang
yang memiliki keahlian di bidang manajemen Saham Pengendali.
risiko.
Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan,
3. Mantan anggota Direksi atau Pejabat
pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam
Eksekutif Bank atau pihak-pihak yang
bidang tugasnya, serta memiliki pemahaman di
mempunyai hubungan dengan Bank yang
bidang perbankan.
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen, tidak dapat menjadi Pihak
Independen sebagai anggota komite pada Bank
Kriteria Independesi
Jabatan Status
1 2 3 4 5 6 7
Aviliani v v v v v v v Independen
*) Keanggotaannya berakhir pada tanggal 8 April 2015 dan digantikan oleh Bpk. Anton H. Gunawan
Keterangan
Kriteria Independensi
1. Bukan Anggota Manajemen
2. Bebas dari hubungan usaha dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan
3. Bukan pemegang saham mayoritas perusahaan atau pegawai yang berhubungan langsung dengan
pemegang saham mayoritas perusahaan
4. Bukan Pegawai atau pernah bekerja sebagai eksekutif pada perusahaan atau anggota perusahaan afiliasi,
setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi anggota Komite
5. Bukan penasihat atau konsultan utama profesional yang material bagi perusahaan atau perusahaan afiliasi,
atau pegawai yang berhubungan langsung dengan penyedia jasa, setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi
anggota Komite
6. Bukan pemasok atau pelanggan utama dari perusahaan atau perusahaan afiliasi atau pegawai dari/atau
yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemasok atau pelanggan utama
7. Tidak memiliki hubungan perjanjian dengan perusahaan atau perusahaan afiliasi lainnya sebagai Direksi
Hubungan Keluarga, Keuangan, Kepengurusan dan Kepemilikan Saham Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
Kepengurusan dan
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
Kepemilikan Saham Pada
dengan dengan
Perusahaan lain
Nama Jabatan
Komite Direksi Dewan Komite Direksi Dewan Komite Direksi Dewan
yang Komisaris yang Komisaris yang Komisaris
Lain Lain Lain
Selama tahun 2015, seluruh anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri tidak memiliki hubungan keluarga dan
keuangan dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan sesama anggota Komite lain.
Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Komite Charter Komite Tata Kelola Terintegrasi di review
Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri telah dilengkapi secara berkala agar sejalan dengan kebutuhan,
Charter yang mengatur beberapa hal terkait Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau regulasi
dengan: (a) Tugas dan Tanggung Jawab Komite, (b) terkait lain yang berlaku.
Kewenangan Komite dan (c) Rapat Komite.
Komite Tata Kelola Terintegrasi mempunyai tugas dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
bertanggung jawab untuk : mengenai kelemahan pada sistem dan
1. Mengevaluasi pelaksanan Tata Kelola pelaksanaan pengendalian internal
Terintegrasi melalui penilaian : terintegrasi.
Kecukupan
a) Pengendalian Internal 5) Melaporkan secara berkala atas hasil
Terintegrasi pemantauan dan memberi masukan
1) Melakukan evaluasi bahwa Bank Mandiri atas hal-hal terkait pengendalian internal
dan Perusahaan Anak telah memiliki terintegrasi yang perlu menjadi perhatian
sistem pengendalian internal (internal Dewan Komisaris Bank Mandiri dan
control system) terintegrasi yang baku Perusahaan Anak.
sesuai dengan praktek terbaik (best b) Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Secara
practice) yang berlaku melalui kajian atas Terintegrasi
Pedoman Tata Kelola Terintegrasi yang 1) Melakukan pemantauan dan evaluasi
diberlakukan di Bank Mandiri. atas kepatuhan Bank Mandiri dan
2) Melakukan pemantauan dan evaluasi Perusahaan Anak terhadap peraturan
mengenai efektivitas penerapan perundang - undangan yang berlaku di
pengendalian internal terintegrasi bidang Pasar Modal serta peraturan
melalui kajian atas Laporan Berkala Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia
dan Laporan Hasil Pemeriksaan yang dan peraturan lainnya yang terkait dengan
dikeluarkan Satuan Kerja Audit Intern usaha perbankan, asuransi, sekuritas dan
Terintegrasi. pembiayaan melalui koordinasi dengan
3) Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi.
Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi 2) Mempelajari laporan berkala dan laporan
untuk membahas hal-hal terkait dengan hasil pemeriksaan yang terkait dengan
sistem pengendalian internal terintegrasi kepatuhan terhadap peraturan intern
dan pelaksanaannya. dan ekstern yang dikeluarkan oleh Satuan
4)
Melakukan pemantauan dan Kerja Kepatuhan Terintegrasi dan auditor
mengevaluasi pelaksanaan tindak ektern.
lanjut oleh Direksi Bank Mandiri dan 3) Melakukan pertemuan berkala dengan
Perusahaan Anak atas hasil temuan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi
Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi, untuk membahas hal-hal yang terkait
Kantor Akuntan Publik, dan hasil dengan kepatuhan Bank Mandiri dan
Perusahaan Anak terhadap peraturan 1. Memimpin rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi.
intern dan ekstern. 2. Dalam hal Ketua Komite dengan sebab apapun
4)
Melakukan pemantauan dan berhalangan hadir maka kehadiran Ketua Komite
mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut pada rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi dapat
oleh Direksi Bank Mandiri dan Perusahaan diwakilkan oleh Anggota Komite yang berasal
Anak atas hasil temuan Satuan Kerja
dari Komisaris Independen Bank Mandiri.
Kepatuhan Terintegrasi, Kantor Akuntan
Publik, dan hasil pengawasan Otoritas Ketua Komite bersama dengan anggota komite
Jasa Keuangan mengenai kelemahan bertugas dan bertanggung jawab untuk :
pada sistem dan pelaksanaan fungsi
1. Menentukan rencana kerja tahunan Komite Tata
kepatuhan terintegrasi.
Kelola Terintegrasi.
5) Melaporkan secara berkala atas hasil
pemantauan dan memberi masukan atas 2. Menentukan jadwal rapat Komite Tata Kelola
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 honorarium tersebut. Anggota Dewan Komisaris
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan yang menjadi Ketua/anggota Komite Tata Kelola
Pengawas Badan Usaha Milik Negara mengatur terkait Terintegrasi tidak diberikan penghasilan tambahan
penghasilan anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi dari jabatan tersebut kecuali untuk anggota komite
berupa honorarium maksimal sebesar 20% (dua puluh yang berasal dari pihak luar (Pihak Independen) diberi
persen) dari gaji Direktur Utama Perusahaan, dengan honorarium bulanan yang jumlahnya ditetapkan oleh
ketentuan pajak ditanggung perusahaan dan tidak Dewan Komisaris.
diperkenankan menerima penghasilan lain selain
Honorarium anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi dari Pihak Independen sebagai berikut :
*) Bpk. Budi Sulistio dan Bpk. Ridwan Darmawan Ayub per 2 Juni 2014 resmi merangkap jabatan sebagai anggota Komite Audit dan juga
sebagai anggota Komite Pemantau Risiko dan sesuai KEP.DIR No.136/2015 tanggal 30 April 2015 Bpk. Budi Sulistio dan Bpk Ridwan
Darmawan Ayub menjabat sebagai anggota independen Komite Tata Kelola Terintegrasi
Sebelum tahun buku berjalan, Komite wajib menyusun 1. Mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola
dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian
tahunan kepada Dewan Komisaris untuk ditetapkan kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan
dan kepada Direksi untuk diketahui. Komite Tata
fungsi kepatuhan secara terintegrasi;
Kelola Terintegrasi telah menyusun program kerja
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
tahun 2015 sebagai berikut :
Komisaris Entitas Utama untuk penyempurnaan
Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.
Selama tahun 2015, Komite Tata Kelola Terintegrasi dan dapat dilaksanakan melalui video Conference.
telah membahas dan menetapkan hal-hal terkait : Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri
diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam
1. Dalam rapat tanggal 24 Juni 2015, Komite TKT
6 (enam) bulan yang dipimpin oleh Ketua Komite Tata
telah memutuskan untuk merekomendasikan
Kelola Terintegrasi dan dianggap sah apabila dihadiri
kepada Dewan Komisaris agar dapat menyetujui
paling kurang 51 % dari jumlah anggota termasuk
Pedoman TKT. seorang Komisaris Independen Bank Mandiri dan
2. Dalam rapat tanggal 25 Agustus 2015, Pihak Independen. Rekomendasi Rapat dilakukan
Komite TKT melakukan pembahasan hasil self berdasarkan Musyawarah Mufakat. Perbedaan
assessment semester I tahun 2015 pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam
rapat komite wajib dicantumkan secara jelas dalam
Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat
tersebut. Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 18/POJK.03/2014, harus dituangkan dalam risalah rapat yang ditanda
Komite Tata Kelola Terintegrasi harus melaksanakan tangani oleh seluruh anggota yang hadir serta
rapat paling sedikit 1(satu) kali setiap semester didokumentasikan dengan baik.
Agenda rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
25 Agustus 2015 Presentasi dan Penjelasan Hasil Assessment Tata Kelola Terintegrasi posisi Juni
2015
Kehadiran anggota komite dalam rapat dilaporkan dalam laporan triwulanan dan laporan tahunan. Jumlah Rapat
Komite Tata Kelola Terintegrasi sebagai berikut:
Jumlah %
Nama Jabatan Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadirian
*) Anton H. Gunawan mengantikan Bpk. Jiantok Hardjiman yang keanggotaannya berakhir pada 8 April 2015
Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Tata Kelola Evaluasi dan Penilaian Kinerja Komite
Terintegrasi Tata Kelola Terintegrasi
Komite bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris Evaluasi dan penilaian kinerja Komite dilakukan
dan wajib menyampaikan laporan kepada Dewan setiap satu tahun dengan menggunakan metode
Komisaris atas setiap pelaksanaan tugas, disertai yang ditetapkan Dewan Komisaris. Pelaksanaan
dengan rekomendasi jika diperlukan baik triwulanan kegiatan dan kinerja Komite-komite di bawah Dewan
maupun tahunan serta ditandatangani oleh Ketua Komisaris senantiasa dievaluasi dan dinilai oleh
Komite dan anggota Komite. Dewan Komisaris untuk kepentingan peningkatan
efektivitas pelaksanaan kegiatan dan kinerja Komite-
komite di tahun yang akan datang.
2. Komite Audit
Dewan Komisaris membentuk Komite Audit agar dapat internal, efektifitas pemeriksaan oleh auditor eksternal
membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam dan internal, efektifitas pelaksanaan manajemen risiko
menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas hal- (bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko)
hal yang berterkaitan dengan informasi keuangan, serta kepatuhan terhadap perundang-undangan yang
sistem pengendalian intern (internal control system), berlaku.
efektifitas atas pemeriksaan auditor eksternal dan
Dasar pembentukan Komite Audit Bank Mandiri Governance) pada BUMN, sebagaimana diubah
mengacu pada : dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No.
1. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No: No. 8/4/ PER-09/MBU/2012;
PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate 3. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-
Governance Bagi Bank Umum, sebagaimana 12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik
8/14/PBI/2006; Negara;
2. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/ 4. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-643/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola BL/2012 tentang Pembentukan dan Pedoman
Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Persyaratan
Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas, akhlak 5) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang
dan moral yang baik. Selain itu anggota Komite Audit peraturan perundang-undangan Pasar Modal dan
Bank Mandiri juga wajib memenuhi persyaratan peraturan yang terkait usaha perbankan;
kemampuan dan pengalaman serta persyaratan
Persyaratan Independensi :
Independensi, yaitu:
1) Bukan merupakan orang dalam kantor Akuntan
Persyaratan Kemampuan dan Pengalaman :
Publik, kantor konsultan hukum atau pihak lain
1) Memiliki integritas yang tinggi, akhlak dan moral
yang memberikan jasa audit, jasa non audit
yang baik serta mampu berkomunikasi dengan
dan/atau jasa konsultan lain pada Bank Mandiri
baik;
dalam waktu 1 (satu) tahun terakhir sebelum
2) Anggota Komite Audit yang berasal dari pihak menjadi anggota Komite Audit;
independen memiliki keahlian di bidang keuangan
2) Tidak memiliki saham Bank Mandiri, baik
atau akuntansi;
langsung maupun tidak langsung;.
3) Anggota Komite Audit yang berasal dari pihak
3) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank
independen memiliki keahlian di bidang hukum
Mandiri, Komisaris, Direksi maupun pemegang
atau perbankan;
saham utama Bank Mandiri;.
4) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk
4) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung
membaca dan memahami laporan keuangan
maupun tidak langsung dengan Bank Mandiri;
Ketua dan anggota Komite Audit diangkat dan Anggota Komite Audit yang merupakan anggota
diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan Dewan Komisaris berhenti dengan sendirinya apabila
kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). masa jabatannya sebagai Dewan Komisaris berakhir.
Anggota Komite Audit dapat berhenti atau Masa Jabatan Anggota Komite
diberhentikan meskipun jabatannya belum berakhir,
apabila: Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012
1) Mengundurkan diri. tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
2) Kehilangan kewarganegaraan. Pengawas Badan Usaha Milik Negara menyebutkan
3) Meninggal dunia. bahwa masa jabatan anggota Komite Audit yang bukan
4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan merupakan anggota Dewan Komisaris paling lama 3
(tiga) tahun dan dapat diperpanjang satu kali selama
Bank.
2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi
5) Melanggar atau tidak memenuhi persyaratan
hak Dewan Komisaris untuk memberhentikan sewaktu-
sebagai anggota Komite Audit, sebagaimana
waktu.
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.
6) Tidak dapat melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yang dinyatakan oleh Dewan
Komisaris.
Nama Jabatan
Anggota Komite Audit terdiri dari anggota Dewan Dewan Komisaris dan profil anggota Komite Audit
Komisaris dan Pihak Independen, sehingga profil yang merupakan Pihak Independen dapat dilihat pada
anggota Komite Audit yang merupakan anggota bagian Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Dewan Komisaris telah disajikan pada bagian Profil
Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/ dengan Surat Keputusan Direksi Nomor KEP.
PBI/2006 pasal 12 ayat 1 tentang pelaksanaan Good DIR/136/2015 tentang Perubahan Anggota Komite
Corporate Governance bagi Bank Umum sebagaimana Audit di Bawah Dewan Komisaris PT Bank Mandiri
telah diubah dengan PBI Nomor 8/14/PBI/2006, (Persero) Tbk.
Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.
1. Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari
KOM/001/2014 tentang Perubahan Anggota Komite
1 (satu) orang Komisaris Independen sebagai
Audit di Bawah Dewan Komisaris yang dikukuhkan
Ketua merangkap anggota serta 1 (satu) orang 3. Anggota Komite Audit yang merupakan Komisaris
Pihak Independen yang memiliki keahlian di Independen diangkat sebagai Ketua Komite
bidang keuangan atau akuntansi serta 1 (satu) Audit. Dalam hal Komisaris Independen yang
orang Pihak Independen yang memiliki keahlian menjadi anggota Komite Audit lebih dari 1 (satu)
di bidang hukum atau perbankan. orang maka salah satunya diangkat sebagai
Ketua Komite Audit.
2. Komisaris independen dan Pihak Independen
yang menjadi anggota Komite Audit sebagaimana
dimaksud pada butir 1 (satu) paling kurang 51%
dari Jumlah Anggota Komite Audit.
Kriteria Independesi
Jabatan Status
1 2 3 4 5 6 7
Aviliani v v v v v v v Independen
Kriteria Independensi
1. Bukan Anggota Manajemen
2. Bebas dari hubungan usaha dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan
3. Bukan pemegang saham mayoritas perusahaan atau pegawai yang berhubungan langsung dengan pemegang
saham mayoritas perusahaan
4. Bukan Pegawai atau pernah bekerja sebagai eksekutif pada perusahaan atau anggota perusahaan afiliasi,
setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi anggota Komite
5. Bukan penasihat atau konsultan utama profesional yang material bagi perusahaan atau perusahaan afiliasi,
atau pegawai yang berhubungan langsung dengan penyedia jasa, setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi
anggota Komite
6. Bukan pemasok atau pelanggan utama dari perusahaan atau perusahaan afiliasi atau pegawai dari/atau yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemasok atau pelanggan utama
7. Tidak memiliki hubungan perjanjian dengan perusahaan atau perusahaan afiliasi lainnya sebagai Direksi
Hubungan Keluarga, Keuangan, Kepengurusan dan Kepemilikan Saham Anggota Komite Audit
Aviliani Ketua
(Komisaris - - - - - - - - -
Independen)
Askolani Anggota
(Komisaris) - - - - - - - - -
Goei Anggota
Siauw (Komisaris - - - - - - - - -
Hong Independen)
Budi Anggota
Sulistio (Pihak - - - - - - - - -
Independen)
Ridwan Anggota
Darmawan (Pihak - - - - - - - - -
Ayub Independen)
Selama tahun 2015, seluruh anggota Komite Audit Bank Mandiri tidak memiliki hubungan keluarga dan keuangan dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan sesama anggota Komite lain serta tidak menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pemegang Saham perusahaan lain.
Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Komite Charter Komite Audit di-review secara berkala untuk
Audit Bank Mandiri telah dilengkapi Charter Komite memastikan bahwa cakupan Charter Komite Audit
Audit yang ditanda-tangani bersama oleh Anggota tersebut selalu sejalan dengan kebutuhan, Peraturan
Komite Audit dan Dewan Komisaris Bank Mandiri Bank Indonesia dan/atau regulasi terkait lain yang
pada tanggal 2 Mei 2014. Charter Komite Audit antara berlaku.
lain mencakup : (a) Tujuan Umum, (b) Kewenangan,
(c) Keanggotaan, (d) Persyaratan Keanggotaan, (e)
Tugas dan Tanggung Jawab, (f) Hubungan Kerja, (g)
Rapat, (h) Pelaporan, (i) Masa Tugas dan Kompensasi,
(j) Kerahasiaan Bank, (k) Penutup
Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk 8. Melakukan pemantauan dan mengevaluasi
memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit
mengenai laporan dan atau hal-hal lain yang Intern.
disampaikan Direksi, serta mengidentifikasi hal-hal
9. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas tindak
yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dengan
lanjut auditee terhadap hasil pemeriksaan yang
cara:
dilakukan oleh Auditor Ekstern.
1. Menentukan rencana kerja tahunan.
10. Melakukan penelaahan atas independensi dan
2. Menentukan jadwal rapat tahunan.
obyektivitas Kantor Akuntan Publik yang akan
3. Membuat laporan berkala mengenai kegiatan mengikuti tender dan memberikan rekomendasi
Komite Audit serta hal-hal yang dirasakan perlu mengenai penunjukan serta Akuntan Publik dan
untuk menjadi perhatian Dewan Komisaris. Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.
4. Membuat self assessment mengenai efektivitas Selain itu, Komite Audit juga memberikan
dari kegiatan Komite Audit. rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pergantian atau pengakhiran Kantor Akuntan
informasi keuangan, meliputi laporan keuangan, Publik.
proyeksi dan informasi keuangan lainnya. 11. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perhatian Dewan Komisaris.
efektivitas pelaksanaan dan hasil pemeriksaan 12. Menyusun konsep dan analisa yang berhubungan
auditor intern atas penerapan internal control. dengan fungsi Komite Audit.
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas 13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan Dewan Komisaris.
perundang-undangan di bidang Pasar Modal
dan peraturan Bank Indonesia serta peraturan
lainnya yang terkait dengan usaha perbankan.
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 menjadi Ketua/anggota Komite Audit tidak diberikan
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan penghasilan tambahan dari jabatan tersebut kecuali
Pengawas Badan Usaha Milik Negara mengatur untuk anggota komite yang berasal dari pihak luar
terkait penghasilan anggota Komite Audit berupa (Pihak Independen) diberi honorarium bulanan
honorarium maksimal sebesar 20% (dua puluh yang jumlahnya ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
persen) dari gaji Direktur Utama Perusahaan, dengan Honorarium anggota Komite Audit dari Pihak
ketentuan pajak ditanggung perusahaan dan tidak Independen telah disajikan dalam pembahasan terkait
diperkenankan menerima penghasilan lain selain Komite Tata Kelola Terintegrasi.
honorarium tersebut. Anggota Dewan Komisaris yang
Sebelum tahun buku berjalan, Komite wajib menyusun dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran tahunan
kepada Dewan Komisaris untuk ditetapkan dan kepada Direksi untuk diketahui. Komite Audit telah menyusun
program kerja tahun 2015 yang meng-cover area sebagai berikut :
1. Kecukupan dan kebenaran atas proses dalam pembuatan laporan keuangan.
2. Pemantauan atas kecukupan pengendalian internal
3. Efektivitas kerja dari internal dan eksternal auditor
4. Pemantauan dan evaluasi atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan di bidang pasar modal, Peraturan
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan lainnya yang terkait dengan usaha perbankan.
Selama tahun 2015, Komite Audit telah melaksanakan tugasnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan berupa rapat
dan kunjungan kerja sebagai berikut :
20-01-2015 Final Audit Laporan Keuangan BM Th Buku 2014 dari KAP TWR dan Rekan (TWR-
PwC)
Perkembangan Pemilihan KAP 2015
18-02-2015 Posisi Likuiditas (USD & IDR) dan proyeksi 12 bulan kedepan
Posisi Trading (Forex, MM, Bond Rekap/SUN beserta MTMnya, Derivatives)
Market Update & Outlook 2015 (terkait dengan fluktuasi turun/naiknya harga BBM)
Risk Based Bank Rating Desember 2014
25-02-2015 Perkembangan Pemilihan KAP untuk Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun Buku
2015
Update GNC
Denda keterlambatan Laporan ke Regulator Tahun 2014
Update Peraturan PSAK
11-03-2015 Perkembangan Pemilihan KAP untuk Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (Persero),
Tbk Tahun Buku 2015
25-05-2015 Pembahasan mengenai Klarifikasi Pengadaan Jasa Audit Laporan Keuangan Bank Mandiri
Tahun Buku 2015 dengan KAP Purwantono, Suherman & Surja (EY)
25-08-2015 Pembahasan mengenai Rencana Audit Lengkap Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun
Buku 2015 dengan KAP Purwantono, Suherman & Surja (EY)
19-10-2015 Pengelolaan Risiko Kredit dan Proyeksi Kolektibilitas Kredit BM s.d. Akhir Tahun 2015
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri sebulan sekali sebagaimana diatur dalam Charter
BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 tentang Organ Komite Audit. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Audit
Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas atau Anggota Komite Audit, apabila Ketua Komite
Badan Usaha Milik Negara bahwa Komite Audit Audit berhalangan hadir dan hanya dapat dilaksanakan
mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan apabila dihadiri oleh minimal 51% dari jumlah anggota
ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang termasuk seorang Komisaris Independen dan pihak
ditetapkan dalam anggaran dasar dan dituangkan Independen. Keputusan Rapat Komite diambil
dalam risalah rapat yang disampaikan secara tertulis berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
oleh komite kepada Dewan Komisaris. keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka
keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara
Rapat Komite Audit Bank Mandiri diselenggarakan terbanyak, dengan ketentuan bahwa keputusan diambil
sesuai dengan kebutuhan Bank Mandiri, minimal berdasarkan suara terbanyak.
Kehadiran anggota komite dalam rapat dilaporkan dalam laporan triwulanan dan laporan tahunan. Komite Audit
telah melaksanakan rapat sebanyak 23 (dua puluh tiga) kali sampai dengan akhir Desember 2015. Jumlah Rapat
dan tingkat kehadiran anggota Komite Audit tahun 2015 sebagai berikut :
Jumlah %
Nama Jabatan Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadirian
Keterangan:
- Sesuai KEP.KOM/005/2014 tanggal 28-05-2014 dan KEP.KOM/006/2014 tanggal 25-08-2014 tentang Perubahan Anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sebagai berikut : Sdr. Krisna Wijaya sebagai Ketua merangkap Anggota *) , Sdri.
Aviliani sebagai Anggota, Sdr. Askolani sebagai Anggota, Sdr. Anton Hermanto Gunawan sebagai Anggota *), Sdr. Budi
Sulistio sebagai Anggota (Pihak Independen) dan Sdr. Ridwan Darmawan Ayub sebagai Anggota (Pihak Independen)
*) Sdr. Krisna Wijaya dan Sdr. Anton H. Gunawan sesuai hasil RUPSLB, per 16 Maret 2015 sudah tidak menjabat sebagai
Komisaris Bank Mandiri
- Sesuai KEP.DIR /136/2015 tanggal 24-03-2015 tentang Perubahan Keanggotaan Komite-Komite Dibawah Dewan Komisaris
sebagai berikut : Sdri. Aviliani sebagai Ketua merangkap Anggota, Sdr. Askolani sebagai Anggota, Sdr. Goei Siauw Hong
(GSH) sebagai Anggota*), Sdr. Budi Sulistio sebagai Anggota (Pihak Independen) dan Sdr. Ridwan Darmawan Ayub sebagai
Anggota (Pihak Independen).
**) Sdr. Goei Siauw Hong sesuai hasil Fit & Proper Test, per 19 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Bank Mandiri.
- Sdr. Budi Sulistio dan Sdr. Ridwan Darmawan Ayub per 2 Juni 2014 resmi merangkap jabatan sebagai anggota Komite Audit
dan juga sebagai anggota Komite Pemantau Risiko dan sesuai KEP.DIR No.136/2015 tanggal 30 April 2015 Sdr. Budi Sulistio
dan Sdr. Ridwan Darmawan Ayub menjabat sebagai anggota independen Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Komite bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan wajib menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris
atas setiap pelaksanaan tugas, disertai dengan rekomendasi jika diperlukan baik triwulanan maupun tahunan
serta ditandatangani oleh Ketua Komite dan anggota Komite.
Sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh Bank Mandiri dinilai sudah
berjalan efektif dan memadai tercermin dari efektifitas pelaksanaan fungsi-
fungsi pengendalian internal, antara lain fungsi audit internal, manajemen
risiko, kepatuhan, finansial dan operasional kontrol.
Evaluasi dan penilaian kinerja Komite dilakukan senantiasa dievaluasi dan dinilai oleh Dewan
setiap satu tahun dengan menggunakan metode yang Komisaris untuk kepentingan peningkatan efektivitas
ditetapkan Dewan Komisaris. Pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan dan kinerja Komite-komite di
dan kinerja Komite-komite di bawah Dewan Komisaris tahun yang akan datang.
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk dengan rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
mengacu pada Anggaran Dasar Perusahaan, Undang- tanggung jawabnya, Peraturan Menteri Negara BUMN
Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung
dan ketentuan Bank Indonesia khususnya yang Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha
tercantum di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor Milik Negara, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate (POJK) No. 34/POJK.04/2014 tentang Komte
Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor Publik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
8/14/PBI/2006; yang diatur di dalam pasal 12 Nomor : 45 /POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata
ayat 1 dimana dinyatakan Dewan Komisaris wajib Kelola Dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank
membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi dalam Umum.
Persyaratan
Komite Remunerasi dan Nominasi diharapkan lembaga yang memberikan jasa kepada Bank
mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka Mandiri atau memiliki hubungan bisnis dengan
anggota Komite Remunerasi dan Nominasi wajib Bank Mandiri;
memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik.
2) Tidak memiliki saham Bank Mandiri, baik
Selain itu anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
langsung maupun tidak langsung;.
Bank Mandiri juga wajib memenuhi persyaratan
3) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank
kemampuan dan pengalaman serta persyaratan
Independensi, yaitu: Mandiri, Komisaris, Direksi maupun pemegang
saham utama Bank Mandiri;.
Persyaratan Kemampuan dan Pengalaman : 4) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung
1) Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, maupun tidak langsung dengan Bank Mandiri;
pengetahuan dan pengalaman kerja yang 5) Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang
memadai di bidang tugas Komite Remunerasi berasal dari pihak independen dapat merangkap
dan Nominasi, serta memiliki pemahaman di jabatan sebagai pihak independen anggota
bidang perbankan. Komite lainnya pada perusahaan yang sama,
2) Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi dan/atau perusahaan lain, sepanjang yang
yang dapat menimbulkan dampak negatif dan bersangkutan:
benturan kepentingan terhadap perseroan. a. Memenuhi seluruh kompetensi yang
3) Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk disyaratkan;
menyelesaikan tugasnya. b. Memenuhi kriteria independensi;
4) Mampu bekerjasama dan berkomunikasi dengan c. Mampu menjaga rahasia Bank;
baik dan secara efektif. d. Memperhatikan kode etik yang berlaku; dan
e. Tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan
Persyaratan Independensi :
tanggung jawab sebagai anggota Komite
1) Bukan merupakan pemilik, pengurus atau
Audit.
pegawai dari perusahaan, badan ataupun
Dewan Komisaris dapat membentuk satu komite Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dapat
lain yang nama dan tugasnya disesuaikan dengan berhenti atau diberhentikan meskipun jabatannya
kebutuhan Dewan Komisaris yang terdiri dari Ketua belum berakhir, apabila:
dan anggota sebagaimana diatur dalam Peraturan 1) Mengundurkan diri.
Menteri Negara BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012
2) Kehilangan kewarganegaraan.
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Ketua dan 3) Meninggal dunia.
anggota Komite lain diangkat dan diberhentikan oleh 4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan
Dewan Komisaris. Bank Mandiri.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor Pada Tahun 2015, RUPS Tahunan tanggal 16 Maret
15/15/DPNP tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank 2015 telah memberhentikan dengan hormat Sdr.
Umum, telah diatur bahwa jumlah dan komposisi Anton Hermanto Gunawan, Sdr. Krisna Wijaya
anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Bank dan Sdr. Pradjoto sebagai Komisaris Perseroan;
Mandiri ditetapkan paling kurang terdiri dari 3 (tiga) menerima pengunduran diri Sdr. Mahmuddin Yasin
orang, dengan komposisi minimal sebagai berikut dan mengangkat Sdr. Darmin Nasution, Sdr. Imam
seorang Komisaris Independen selaku ketua, seorang Apriyanto Putro, Sdr. Goei Siauw Hong, Sdr. Suwhono
dari pihak independen yang memiliki keahlian di dan Sdr. Bangun Sarwito Kusmuljono sebagai anggota
bidang Akuntansi/Keuangan dan seorang dari Dewan Komisaris. Dengan adanya perubahan susunan
pihak independen yang memiliki keahlian di bidang Dewan Komisaris yang baru, maka susunan Anggota
Hukum serta kriteria lain menurut POJK Nomor: 45 Komite Remunerasi dan Nominasi juga mengalami
/POJK.03/2015 adalah terdapat seorang Pejabat perubahan. Komposisi per Desember 2015 :
Eksekutif yang membawahkan Sumber Daya Manusia
atau seorang perwakilan Pegawai.
Nama Jabatan
Bangun Sarwito Kusmuljono Ketua (Komisaris Independen)
Group Head Human Capital Strategy & Policy Sekretaris (ex officio)
Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi juga merupakan anggota Dewan Komisaris, sehingga profilnya
adalah sebagaimana telah disajikan pada bagian Profil Dewan Komisaris. Seluruh Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi Bank Mandiri memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang baik.
Mengacu kepada Charter Komite Remunerasi dan 2. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Nominasi dinyatakan bahwa: terdiri dari sekurang-kurangnya 1 (satu) orang
Komisaris Independen, 1 (satu) orang Komisaris
1. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
sebagai voting member dan Group Head Human
sekurang-kurangnya memenuhi kualifikasi
Capital (ex officio) sebagai non voting member.
sebagai berikut:
3. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh
a) Mempunyai integritas, objektifitas dan etika
Komisaris Independen.
yang tinggi.
4. Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan
b) Mempunyai kompetensi yang tinggi dalam
Nominasi ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang,
hal:
maka anggota Komisaris Independen paling
- Mempunyai pengetahuan yang memadai
kurang berjumlah 2 (dua) orang.
termasuk ketentuan dan peraturan serta
perundang-undangan yang berlaku. 5. Apabila diperlukan, Komite Remunerasi dan
Kriteria Independesi*
Jabatan Status
1 2 3 4 5 6 7
Aviliani v v v v v v v Independen
*) Kriteria Independensi
1. Bukan Anggota Manajemen
2. Bebas dari hubungan usaha dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan
3. Bukan pemegang saham mayoritas perusahaan atau pegawai yang berhubungan langsung dengan
pemegang saham mayoritas perusahaan
4. Bukan Pegawai atau pernah bekerja sebagai eksekutif pada perusahaan atau anggota perusahaan
afiliasi, setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi anggota Komite
5. Bukan penasihat atau konsultan utama profesional yang material bagi perusahaan atau perusahaan
afiliasi, atau pegawai yang berhubungan langsung dengan penyedia jasa, setidaknya 3 (tiga) tahun
sebelum menjadi anggota Komite
6. Bukan pemasok atau pelanggan utama dari perusahaan atau perusahaan afiliasi atau pegawai dari/
atau yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemasok atau pelanggan utama
7. Tidak memiliki hubungan perjanjian dengan perusahaan atau perusahaan afiliasi lainnya sebagai
Direksi
Hubungan Keluarga, Keuangan, Kepengurusan dan Kepemilikan Saham Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi
Kepengurusan dan
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
Kepemilikan Saham
dengan dengan
pada Perusahaan Lain
Nama Jabatan
Komite Direksi Dewan Komite Direksi Dewan Direksi Dewan Peme-
yang Komis- yang Komis- Komis- gang
Lain aris Lain aris aris Saham
Bangun
Sarwito Ketua - - - - - - - - -
Kusmuljono
Darmin
Nasution Anggota - - - - - - - - -
Imam
Apriyanto Anggota - - - - - - - - -
Putro
Askolani Anggota - - - - - - - - -
Suwhono Anggota - - - - - - - - -
Goei Siauw
Hong Anggota - - - - - - - - -
Selama tahun 2015, seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri tidak memiliki hubungan keluarga dan
keuangan dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan sesama anggota Komite lain serta tidak menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham perusahaan lain.
Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Komite Charter Komite Remunerasi dan Nominasi di review
Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri telah secara berkala untuk memastikan bahwa cakupan
dilengkapi Charter yang ditetapkan pada tanggal 29 pedoman tersebut selalu sejalan dengan kebutuhan,
Mei 2012 Pedoman Kerja Komite Remunerasi dan Peraturan Bank Indonesia dan/atau regulasi terkait lain
Nominasi, mengatur beberapa hal terkait dengan: (a) yang berlaku.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite, (b) Kewenangan
Komite, (c) Rapat Komite dan (d) Organisasi Komite.
7. Memiliki data base calon-calon Komisaris dan 9. Menyusun dan memberikan rekomendasi
Direksi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/
8. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan atau penggantian anggota Komisaris dan Direksi
- Kebijakan remunerasi bagi Komisaris dan 10. Memberikan rekomendasi mengenai calon
Direksi untuk disampaikan kepada Rapat anggota Komisaris dan/atau Direksi kepada
Umum Pemegang Saham Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat
- Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif Umum Pemegang Saham
dan pegawai secara keseluruhan untuk 11. Memberikan rekomendasi mengenai pihak
disampaikan kepada Direksi independen yang akan menjadi anggota Komite
Audit dan Komite Pemantau Risiko
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 penghasilan lain selain honorarium tersebut. Anggota
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Dewan Komisaris yang menjadi Ketua/anggota
Pengawas Badan Usaha Milik Negara mengatur Komite Remunerasi dan Nominasi tidak diberikan
terkait penghasilan anggota Komite Remunerasi penghasilan tambahan dari jabatan tersebut kecuali
dan Nominasi berupa honorarium maksimal sebesar untuk anggota komite yang berasal dari pihak luar
20% (dua puluh persen) dari gaji Direktur Utama (Pihak Independen) diberi honorarium bulanan yang
Perusahaan, dengan ketentuan pajak ditanggung jumlahnya ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
perusahaan dan tidak diperkenankan menerima
3. Evaluasi dan usulan remunerasi Direksi dan 4. Usulan tantiem dan long term incentive (LTI) atas
Dewan Komisaris (gaji/honorarium dan benefit dasar Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris :
lainnya) : a. Melakukan evaluasi tantiem dan long term
a. Melakukan evaluasi atas benchmark Industri incentive (LTI) bagi Direksi dan Dewan
b. Mengusulkan penyesuaian remunerasi Komisaris
Direksi dan Dewan Komisaris b. Mengusulkan tantiem dan long term incentive
(LTI) bagi Direksi dan Dewan Komisaris serta
distribusinya.
Selama tahun 2015 Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut:
Tanggal Kegitan/
Agenda Kegiatan/ Rapat
Rapat
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
29-Jul-2015 Pembahasan atas Hasil Fit & Proper Test Direksi dan Komisaris
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Mandiri, minimal sebulan sekali. Rapat dipimpin
BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 tentang Organ oleh ketua Komite Remunerasi dan Nominasi atau
Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi, apabila
Usaha Milik Negara bahwa Komite Audit mengadakan ketua Komite Remunerasi dan Nominasi berhalangan
rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan hadir dan hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri
minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam oleh minimal 51% dari jumlah anggota termasuk
anggaran dasar dan ditungkan dalam risalah rapat seorang Komisaris Independen dan pihak Independen.
yang disampaikan secara tertulis oleh komite kepada Keputusan Rapat Komite diambil berdasarkan
Dewan Komisaris. musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan
Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Remunerasi dan diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak,
Nominasi, Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dengan ketentuan bahwa keputusan diambil
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan Bank berdasarkan suara terbanyak.
Kehadiran anggota komite dalam rapat dilaporkan dalam laporan triwulanan dan laporan tahunan. Jumlah Rapat
Komite Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2015 sebanyak 10 (sepuluh) kali dan ditunjukan pada tabel berikut :
Jumlah %
Nama Jabatan Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadirian
Keterangan:
*) Bpk.Mahmuddin Yasin, Bpk. Pradjoto, Bpk. Krisna Wijaya, Bpk. Anton H. Gunawan sesuai hasil RUPS Tahunan, per 16
Maret 2015 berakhir sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Mandiri.
**) Bpk.Darmin Nasution, Bpk. Imam Apriyanto Putro sesuai persetujuan Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian uji
kemampuan dan kepatutan, per 08 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Utama dan Wakil Komisaris Utama Bank
Mandiri.
***) Bpk. Abdul Aziz, Bpk. Bangun Sarwito Kusmuljono, Bpk. Suwhono, Bpk Goei Siauw Hong, per 19 Juni 2015 efektif
menjabat sebagai Komisaris BM (Bpk. Abdul Aziz beralih jabatannya dari Komisaris Non Independen menjadi Komisaris
Independen).
Komite bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan wajib menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris
atas setiap pelaksanaan tugas, disertai dengan rekomendasi jika diperlukan baik triwulanan maupun tahunan
serta ditandatangani oleh Ketua Komite dan anggota Komite.
Evaluasi dan penilaian kinerja Komite dilakukan senantiasa dievaluasi dan dinilai oleh Dewan
setiap satu tahun dengan menggunakan metode yang Komisaris untuk kepentingan peningkatan efektivitas
ditetapkan Dewan Komisaris. Pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan dan kinerja Komite-komite di
dan kinerja Komite-komite di bawah Dewan Komisaris tahun yang akan datang.
Komite Remunerasi dan Nominasi menetapkan kriteria Mandiri bekerjasama dengan beberapa perusahaan
calon Dewan Komisaris dan Direksi, dan selanjutnya jasa penilai antara lain PT. Daya Dimensi Indonesia.
melakukan seleksi terhadap calon-calon yang Nama-nama yang telah memperoleh rekomendasi dari
memenuhi kriteria yang di tetapkan. Selanjutnya Bank perusahaan jasa penilai akan dilaporkan oleh Komite
Mandiri bekerjasama dengan perusahaan jasa penilai Remunerasi dan Nominasi kepada Dewan Komisaris
untuk melakukan assessment terhadap calon Dewan sebagai nama-nama calon yang selanjutnya akan
Komisaris dan Direksi. Untuk tahun 2015 ini Bank disampaikan dalam RUPS untuk mendapatkan
persetujuan.
Pembentukan Komite berpedoman dan berlandaskan 3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
serta best practices yang dapat diterapkan di lembaga Umum;
perbankan di Indonesia antara lain :
4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/ Negara Nomor PER09/MBU/2012 tentang
POJK .03/2014 tentang Penerapan Manajemen perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan
Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011,
2. Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/ tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan baik (Good Corporate Governance) pada Badan
bank Indonesia No.8/4/PB1/2006 tentang Usaha Milik Negara;
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum;
5. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER- Susunan keanggotaan Komite Pemantau
Risiko berdasarkan Surat Dewan Komisaris No.
12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan
KOM/038/2015 perihal Penetapan Keanggotaan
Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik
Komite - Komite di bawah Dewan Komisaris dan
Negara;
KEP.DIR/136/2015 tentang Perubahan keanggotaan
6. Anggaran Dasar PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk komite-komite di bawah Dewan Komisaris PT. Bank
serta perubahannya. Mandiri (Persero) Tbk.
Persyaratan
Selain disyaratkan bahwa anggota Komite Pemantau 3) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang
Risiko wajib memiliki integritas, akhlak dan moral peraturan perundang-undangan Pasar Modal
yang baik, anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dan peraturan yang terkait dengan usaha
Bank Mandiri juga wajib memenuhi persyaratan perbankan.
kemampuan dan pengalaman serta persyaratan
Independensi, yaitu: Persyaratan Independensi :
1) Tidak memiliki saham Bank Mandiri, baik
Persyaratan Kemampuan dan Pengalaman :
langsung maupun tidak langsung.
1) Anggota Komite wajib memiliki integritas
2) Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Bank
yang tinggi, akhlak dan moral yang baik, serta
Mandiri, Komisaris dan Direksi Bank Mandiri.
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
3) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung
yang memadai sesuai dengan latar belakang
maupun tidak langsung dengan Bank Mandiri.
pendidikannya serta mampu berkomunikasi
dengan baik. 4) Anggota Direksi dilarang menjadi anggota
Komite
2) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk
membaca dan memahami laporan keuangan
dan laporan-Iaporan terkait pemantauan
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko
perbankan.
Dewan Komisaris dapat membentuk satu komite 6) Tidak dapat melaksanakan tugas dan
lain yang nama dan tugasnya disesuaikan dengan tanggungjawabnya yang dinyatakan oleh Dewan
kebutuhan Dewan Komisaris yang terdiri dari Ketua Komisaris.
dan anggota sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 Anggota Komite Pemantau Risiko yang merupakan
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan anggota Dewan Komisaris berhenti dengan sendirinya
Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Ketua dan apabila masa jabatannya sebagai Dewan Komisaris
anggota Komite lain diangkat dan diberhentikan oleh berakhir.
Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Masa Jabatan Anggota Komite
Anggota Komite Pemantau Risiko dapat berhenti atau Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012
diberhentikan meskipun jabatannya belum berakhir, tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan
apabila: Pengawas Badan Usaha Milik Negara menyebutkan
bahwa masa jabatan anggota Komite lain yang bukan
1) Mengundurkan diri.
merupakan anggota Dewan Komisaris paling lama 3
2) Kehilangan kewarganegaraan.
(tiga) tahun dan dapat diperpanjang satu kali selama
3) Meninggal dunia. 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi
4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan hak Dewan Komisaris untuk memberhentikan
Pada Tahun 2015, RUPS Tahunan tanggal 16 Maret Apriyanto Putro, Sdr. Goei Siauw Hong, Sdr. Suwhono
2015 telah memberhentikan dengan hormat Sdr. dan Sdr. Bangun Sarwito Kusmuljono sebagai anggota
Anton Hermanto Gunawan, Sdr. Krisna Wijaya Dewan Komisaris. Dengan adanya perubahan
dan Sdr. Pradjoto sebagai Komisaris Perseroan; susunan Dewan Komisaris yang baru, maka susunan
menerima pengunduran diri Sdr. Mahmuddin Yasin Anggota Komite Audit juga mengalami perubahan.
dan mengangkat Sdr. Darmin Nasution, Sdr. Imam
Mengingat terjadi perubahan komposisi Dewan Komisaris, maka jumlah dan komposisi anggota Komite Pemantau
Risiko Perseroan yang diangkat oleh Direksi berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perseroan per Desember
2015 adalah sebagai berikut:
*) Keanggotaan Sdr. Askolani berakhir dengan sendirinya setelah seluruh anggota komite yang diangkat pada RUPS Tahunan mendapat
persetujuan dari Otoritas Jasa Keuagan atas penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan
Anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari anggota Dewan Komisaris dan Pihak Independen, sehingga profil
anggota Komite Pemantau Risiko yang merupakan anggota Dewan Komisaris telah disajikan pada bagian Profil
Dewan Komisaris dan profil anggota Komite Pemantau Risiko yang merupakan Pihak Independen dapat dilihat pada
bagian Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Mengacu kepada Charter Komite Pemantau Risiko Mandiri sebelum menjalani masa tunggu (cooling
yang menyebutkan bahwa: off ) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
1. Anggota komite sekurang-kurangnya terdiri dari Indonesia yang berlaku.
3 (tiga) orang. 4. Anggota Komite yang berasal dari pihak eksternal
2. Anggota Komite paling kurang terdiri dari 1 harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(satu) orang Komisaris Independen sebagai - Tidak mempunyai hubungan usaha dengan
Ketua merangkap anggota, 1 (satu) orang Pihak Bank.
Independen yang memiliki keahlian di bidang - Tidak mempunyai hubungan keluarga
keuangan dan 1 (satu) orang Pihak Independen dengan Direksi, Komisaris dan Pemegang
yang memiliki keahlian di bidang manajemen Saham Pengendali.
risiko. - Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan,
3. Mantan anggota Direksi atau Pejabat pengetahuan dan pengalaman yang memadai
Eksekutif Bank atau pihak-pihak yang dalam bidang tugasnya, serta memiliki
Kriteria Independesi
Jabatan Status
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan
Kriteria Independensi
1. Bukan Anggota Manajemen
2. Bebas dari hubungan usaha dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan
3. Bukan pemegang saham mayoritas perusahaan atau pegawai yang berhubungan langsung dengan pemegang
saham mayoritas perusahaan
4. Bukan Pegawai atau pernah bekerja sebagai eksekutif pada perusahaan atau anggota perusahaan afiliasi,
setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi anggota Komite
5. Bukan penasihat atau konsultan utama profesional yang material bagi perusahaan atau perusahaan afiliasi,
atau pegawai yang berhubungan langsung dengan penyedia jasa, setidaknya 3 (tiga) tahun sebelum menjadi
anggota Komite
6. Bukan pemasok atau pelanggan utama dari perusahaan atau perusahaan afiliasi atau pegawai dari/atau yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemasok atau pelanggan utama
7. Tidak memiliki hubungan perjanjian dengan perusahaan atau perusahaan afiliasi lainnya sebagai Direksi
Hubungan Keluarga, Keuangan, Kepengurusan dan Kepemilikan Saham Anggota Komite Pemantau
Risiko
Kepengurusan dan
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
Kepemilikan Saham
dengan dengan
pada Perusahaan Lain
Nama Jabatan
Komite Direksi Dewan Komite Direksi Dewan Direksi Dewan Peme-
yang Komis- yang Komis- Komis- gang
Lain aris Lain aris aris Saham
Ketua
Abdul Aziz Merangkap - - - - - - - - -
Anggota
Imam
Apriyanto Anggota - - - - - - - - -
Putro
Askolani Anggota - - - - - - - - -
Suwhono Anggota - - - - - - - - -
Ridwan Anggota
Darmawan (Pihak - - - - - - - - -
Ayub Independen)
Anggota
Budi (Pihak - - - - - - - - -
Sulistio Independen)
Selama tahun 2015, seluruh anggota Komite Pemantau Risiko Bank Mandiri tidak memiliki hubungan keluarga dan
keuangan dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan sesama anggota Komite lain.
Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Komite Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Komite
Pemantau Risiko Bank Mandiri telah dilengkapi Charter Pemantau Risiko
yang mengatur beberapa hal terkait dengan: (a) Tugas Wewenang
dan Tanggung Jawab Komite, (b) Kewenangan Komite,
Komite memiliki kewenangan dalam lingkup tangung
(c) Rapat Komite dan (d) Organisasi Komite.
jawab Komite untuk :
1. Mencari dan memperoleh berbagai informasi
Charter Komite Pemantau Risiko di review secara
berkala untuk memastikan bahwa cakupan pedoman termasuk dokumen yang diperlukan dari ;
tersebut selalu sejalan dengan kebutuhan, Peraturan a. Pihak Bank (termasuk pekerja Bank)
Bank Indonesia dan/atau regulasi terkait lain yang b. Pihak berkepentingan lainnya
berlaku. 2. Mendapatkan masukan dan atau saran dari
pihak luar Bank yang berkaitan dengan tugasnya
risiko baik secara individu (Bank only) maupun (charter) dan melakukan review sesuai kebutuhan
konsolidasi dengan perusahaan anak (profil paling kurang 2 (dua) tahun sekali.
risiko terintegrasi). 7. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain
c. Laporan lainnya terkait dengan pengelolaan yang diberikan oleh Dewan Komisaris dari waktu
10 (sepuluh) jenis risiko yaitu risiko kredit, ke waktu.
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 menjadi Ketua/anggota Komite Pemantau Risiko tidak
tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan diberikan penghasilan tambahan dari jabatan tersebut
Pengawas Badan Usaha Milik Negara mengatur kecuali untuk anggota komite yang berasal dari pihak
terkait penghasilan anggota Komite Pemantau Risiko luar (Pihak Independen) diberi honorarium bulanan
berupa honorarium maksimal sebesar 20% (dua puluh yang jumlahnya ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
persen) dari gaji Direktur Utama Perusahaan, dengan Honorarium anggota Komite Pemantau Risiko dari
ketentuan pajak ditanggung perusahaan dan tidak Pihak Independen telah disajikan dalam pembahasan
diperkenankan menerima penghasilan lain selain terkait Komite Tata Kelola Terintegrasi.
honorarium tersebut. Anggota Dewan Komisaris yang
Agar dapat berkontribusi optimal dan terarah, Komite memonitor dan mengendalikannya. Rencana kerja
Pemantau Risiko memiliki rencana kerja yang meliputi Komite Pemantau Risiko pada tahun 2015 pada
pengelolaan 8 (delapan) jenis risiko Bank Mandiri intinya melakukan review dan evaluasi pengelolaan
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, pasar,
utuh tentang risiko yang dihadapi Bank dan meyakini operasional, likuiditas, hukum, kepatuan, reputasi dan
bahwa Direksi telah melakukan langkah langkah stratejik.
yang diperlukan dalam mengidentifikasi, mengukur,
Selama periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015, Komite Pemantau Risiko telah melakukan
pembahasan bersama-sama dengan Direksi / Satuan Kerja yang terkait dalam rangka mengevaluasi penerapan
dan pengelolaan manajemen risiko sebagai berikut :
18-02-2015 Posisi Likuiditas (USD & IDR) dan proyeksi 12 bulan kedepan
Market Update & Outlook 2015 (terkait dengan fluktuasi turun/naiknya harga BBM)
04-03-2015 Perkembangan Bisnis Komoditi dan Update Kalbe FarmaPerkembangan Pemilihan KAP untuk
29-04-2015 Penjelasan Subsidiary Guidelines (Pedoman Tata Kelola Terintegrasi) dalam rangka
Risk Profile Bank Mandiri dan Konsolidasi dengan Perusahaan Anak Trw I 2015
Updated Outstanding Legal Cases dan Risk Mitigation-nya
Organisasi, Ruang Lingkup dan Pengelolaan Risiko Data Recovery Center (DRC) BM
Perkembangan Bisnis Komoditi (Besi Baja, Tambang, Batu Bara, Sawit, Karet)
Posisi Likuiditas (USD & IDR) dan proyeksi sampai dengan akhir tahun
19-10-2015 Pengelolaan Risiko Kredit dan Proyeksi Kolektibilitas Kredit BM s.d. Akhir Tahun 2015
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri secara lisan. Rapat hanya dapat dilakukan apabila
BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 tentang Organ dihadiri oleh paling 2/3 dari jumlah anggota Komite
Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan termasuk seorang dari Komisaris Independen dan
Usaha Milik Negara bahwa Komite Audit mengadakan Pihak Independen. Keputusan Rapat Komite diambil
rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka
anggaran dasar dan ditungkan dalam risalah rapat keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara
yang disampaikan secara tertulis oleh komite kepada terbanyak, dengan ketentuan bahwa keputusan diambil
Dewan Komisaris. berdasarkan suara terbanyak.
Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Pemantau Selama tahun 2015, Komite Pemantau Risiko telah
Risiko, Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan menyelenggarakan 15 (lima belas) kali rapat yang
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) kali dalam terdiri atas 5 (lima) kali rapat Komite Pemantau
setahun. Pemanggilan rapat dilakukan secara tertulis Risiko dan 10 (sepuluh) kali rapat gabungan (RAGAB)
dan dilakukan oleh Ketua Komite, kecuali dalam dengan Komite Audit Bank Mandiri. adapun rincian
keadaan mendesak pemanggilan dapat dilakukan pelaksanaan rapat adalah sebagai berikut:
Rapat
Agenda Tanggal Kourum
Gabungan
Rapat
Agenda Tanggal Kourum
Gabungan
Risk Based Bank Rating Juni 2015 (Profil Risiko 12/08/2015 - 100%
Terintegrasi, GCG, Rentabilitas, Permodalan, Lain-
lain)
Perkembangan Kinerja Perusahaan Anak 02/09/2015 v 100%
Kebijakan dan pengelolaan Risiko SDM Terkait 02/09/2015 - 80%
Perubahan Struktur Organisasi Bank Mandiri
Pengelolaan Risiko Kredit dan Proyeksi Kolektibilitas 19/10/2015 v 80%
Kredit Bank Mandiri s/d Akhir Tahun 2015
a. Posisi Likuiditas s/d Akhir Tahun 2015. 02/12/2015 v 60%
b. Anti Fraud Detection System.
c. Revisi Kebijakan Pengelolaan Perusahaan Anak
Kehadiran anggota komite dalam rapat dilaporkan dalam laporan triwulanan dan laporan tahunan. Jumlah Rapat
Komite Pemantau Risiko sebagai berikut:
Jumlah %
Nama Jabatan Kehadiran
Rapat Kehadiran Ketidakhadirian
Keterangan:
- Sesuai KEP.KOM/005/2014 tanggal 28-05-2014 dan KEP.KOM/006/2014 tanggal 25-08-2014 tentang Perubahan Anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sebagai berikut : Sdr. Anton Hermanto Gunawan sebagai Ketua merangkap
Anggota*), Sdr. Pradjoto sebagai Anggota*), Sdr. Krisna Wijaya sebagai Anggota*), Sdr. Abdul Aziz sebagai Anggota, Sdr.
Ridwan Darmawan Ayub sebagai Anggota (Pihak Independen), Sdr. Budi Sulistio sebagai Anggota (Pihak Independen).
*) Sdr. Pradjoto, Sdr. Krisna Wijaya dan Sdr. Anton H. Gunawan sesuai hasil RUPS Tahunan, per 16 Maret 2015 sudah tidak
menjabat sebagai Komisaris Bank Mandiri.
- Sesuai KEP.DIR /136/2015 tanggal 24-03-2015 tentang Perubahan Keanggotaan Komite-Komite Dibawah Dewan Komisaris
sebagai berikut : Sdr. Abdul Aziz sebagai Ketua merangkap Anggota*), Sdr. Imam Apriyanto Putro sebagai Anggota*),
Sdr. Askolani sebagai Anggota, Sdr. Suwhono sebagai Anggota*), Sdr. Ridwan Darmawan Ayub sebagai Anggota (Pihak
Independen), Sdr. Budi Sulistio sebagai Anggota (Pihak Independen).
**) Sdr. Imam Apriyanto Putro sesuai hasil Fit & Proper Test, per 08 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Bank
Mandiri.
**) Sdr. Abdul Aziz dan Sdr. Suwhono sesuai hasil Fit & Proper Test, per 19 Juni 2015 efektif menjabat sebagai Komisaris Bank
Mandiri.
- Sdr. Budi Sulistio dan Sdr. Ridwan Darmawan Ayub per 2 Juni 2014 resmi merangkap jabatan sebagai anggota Komite Audit
dan juga sebagai anggota Komite Pemantau Risiko dan sesuai KEP.DIR No.136/2015 tanggal 30 April 2015 Sdr. Budi Sulistio
dan Sdr. Ridwan Darmawan Ayub menjabat sebagai anggota independen Komite Tata Kelola Terintegrasi.
Komite bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan wajib menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris
atas setiap pelaksanaan tugas, disertai dengan rekomendasi jika diperlukan baik triwulanan maupun tahunan
serta ditandatangani oleh Ketua Komite dan anggota Komite.
Evaluasi dan penilaian kinerja Komite dilakukan setiap satu tahun dengan menggunakan metode yang ditetapkan
Dewan Komisaris. Pelaksanaan kegiatan dan kinerja Komite-komite di bawah Dewan Komisaris senantiasa
dievaluasi dan dinilai oleh Dewan Komisaris untuk kepentingan peningkatan efektivitas pelaksanaan kegiatan dan
kinerja Komite-komite di tahun yang akan datang.
Mengacu pada Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, Dewan Komisaris dapat membentuk Sekretariat Dewan Komisaris
yang dipimpin oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang bertugas membantu kelancaran kegiatan adminitrasi
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan Komisaris (Sekdekom) berasal dari
luar Perusahaan yang diangkat dan diberhentikan oleh serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Persyaratan
Sekretaris Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan :
1. Memahami sistem pengelolaan, pengawasan dan pembinaan BUMN;
2. Memiliki integritas yang baik;
3. Memahami fungsi kesekretariatan;
4. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik
Pedoman tersebut mengatur mengenai tugas dan tanggung jawab Sekretaris Dewan Komisaris untuk:
1. Menyiapkan rapat, menyediakan bahan dan informasi untuk keperluan rapat ataupun untuk laporan Dewan
Komisaris dan membuat risalah rapat,
2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan Dewan Komisaris dalam proses pengambilan keputusan maupun
informasi yang dibutuhkan secara berkala,
3. Menyusun Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris, menyusun laporan-laporan
Dewan Komisaris,
Selain itu, Sekretaris Dewan Komisaris dan Direksi juga berkewajiban untuk menyelenggarakan rapat Dewan
Komisaris dan Direksi, menyiapkan materi rapat serta menyusun risalah rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
Oleh karenanya pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris oleh Dewan Komisaris dipilih dari sumber daya yang
memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik, serta memenuhi persyaratan kemampuan dan pengalaman yang
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Profil Ringkas
Pendidikan :
Menyelesaikan pendidikan S1 Akuntansi dari Universitas Merdeka Malang
pada tahun 1994 dan Magister Hukum Bisnis Universitas Indonesia pada
Tahun 2011
Riwayat Pekerjaan:
Memulai karir di Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN, Departemen
Keuangan pada tahun 1996 dan saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang
Usaha Industri Primer IIIC, Kementerian BUMN.
Sekretaris Dewan Komisaris telah menjalankan fungsinya dalam membatu Dewan Komisaris di tahun 2015
diantaranya sebagai berikut :
Penghasilan Sekretaris Dewan Komisaris dan Staf Besaran dan jenis penghasilan staf Sekretaris Dewan
Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan
dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan. ketentuan total penghasilan setahun tidak lebih besar
Besaran dan jenis penghasilan Sekretaris Dewan dari penghasilan Organ Pendukung Dewan Komisaris
Komisaris terdiri dari: lainnya.
a) Honorarium maksimal sebesar 15% (lima belas
persen) dari gaji Direktur Utama Perusahaan;
b) Fasilitas;
c) Tunjangan; dan/atau
d) Tantiem/insentif kerja.
Evaluasi terhadap kinerja Sekretaris Dewan Komisaris dilakukan setiap 1 (satu) tahun dengan menggunakan
metode yang ditetapkan Dewan Komisaris.
Komite di bawah Direksi atau yang disebut dengan Komite Eksekutif adalah organ pendukung Direksi yang
bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk membantu Direksi dalam melakukan fungsi tertentu yang
membutuhkan keahlian khusus. Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi,
Bank Mandiri telah membentuk komite-komite sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi dan telah
mengalami beberapa perubahan sebagai berikut :
Implementasi
Peraturan OJK No. 18/
POJK.03/2014 tentang
Integrated Risk Committee
Penerapan Tata Kelola
Terintegrasi bagi
Konglomerasi Keuangan
Berdasarkan keputusan Direksi tanggal 15 Desember 2015 sebagaimana tertuang dalam Keputusan Direksi
Nomor KEP.DIR/361/2015 tentang Assets & Liabilities Committee, maka susunan anggota Assets and Liabilities
Committee (ALCO) adalah sebagai berikut:
Anggota Tetap Tanpa Hak Direktur Risk Management & Compliance*) atau Group Head Compliance atau
Suara (Permanent Non- : Department Head atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk.
Voting Member) *) Dalam hal Direktur Risk Management & Compliance berhalangan hadir tidak melebihi tujuh (7) hari
kerja berturut-turut (berhalangan sementara), maka fungsi Direktur Kepatuhan dapat didelegasikan
kepada Group Head Compliance atau Department Head atau pejabat Compliance Group yang
ditunjuk.
SEVP Internal Audit** atau Group Head Direktorat Internal Audit atau pejabat Direktorat
Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
Invitee :
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting Member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang hadir sebagai undangan terkait dengan
:
(Contributing Non-Voting materi yang menjadi agenda komite.
Member)
ALCO memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab 5. Melakukan kaji ulang deviasi antara realisasi
sbb: dengan proyeksi anggaran dan rencana bisnis
1. Menetapkan, mengembangkan dan mengkaji Perseroan.
ulang strategi pengelolaan assets & liabilities. 6. Melakukan kajian batasan liquidity management,
2. Mengevaluasi posisi assets & liabilities Perseroan gap management, pricing management, dan FX
sesuai dengan tujuan pengelolaan risiko management.
likuiditas, suku bunga dan nilai tukar. 7. Menetapkan metodologi fund transfer pricing.
3. Melakukan evaluasi posisi Perseroan dan 8. Melakukan pembahasan bersifat lingkup ALM
strategi Assets & Liabilities Management (ALM) termasuk perusahaan anak/entitas yang berada
guna memastikan bahwa hasil risk taking di bawah pengendalian Perseroan.
position Perseroan telah konsisten dengan
tujuan pengelolaan risiko suku bunga, likuiditas Dalam kapasitas sebagai komite, ALCO tidak
dan nilai tukar. memiliki kewenangan bertindak mewakili untuk dan
4. Melakukan kaji ulang pricing aktiva dan pasiva atas nama Perseroan, melakukan pengikatan atau
untuk memastikan pricing tersebut dapat menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga,
mengoptimalkan hasil penanaman dana dimana seluruh tindakan untuk dan atas nama
meminimumkan biaya dana dan memelihara Perseroan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
struktur neraca Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.
strategi ALM Perseroan.
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Assets & Liabilities Committe (ALCO)
Selama tahun 2015, Komite ALCO telah melakukan rapat sebanyak 13 kali Rapat ALCO dengan rincian sebagai
berikut:
Jumlah %
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
7. Tardi 13 12 1 92%
Direktur Risk Management & Compliance *) atau Group Head Compliance atau pejabat
Anggota Tetap Tanpa Hak Compliance Group yang ditunjuk.
Suara (Permanent Non- : *) Dalam hal Direktur Risk Management & Compliance berhalangan hadir tidak melebihi tujuh (7) hari
Voting Member) kerja brturut-turut (berhalangan sementara), maka fungsi Direktur Kepatuhan dapat didelegasikan
kepada Group Head Compliance atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk.
SEVP Internal Audit**) atau Group Head Direktorat Internal Audit atau Pejabat Direktorat
Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
Invitee :
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang diundangan terkait dengan materi yang
:
(Contributing Non-Voting menjadi agenda komite.
Member)
RBC bertugas membantu Direksi dalam menjalankan 4. Memantau dan mengevaluasi hasil kinerja
fungsi yang meliputi : inisiatif strategis bisnis/proyek segmen retail.
1. Mengevaluasi dan menetapkan strategi bisnis 5. Membahas dan menyelesaikan permasalahan
Perseroan segmen retail bisnis yang bersifat strategis termasuk aliansi
2. Membahas dan menetapkan pengembangan antar unit kerja Perseroan dan Aliansi dengan
bisnis retail secara terintegrasi, termasuk perusahaan anak.
pengembangan produk, business process, tarif, 6. Mendelegasikan kewenangan kepada pejabat
infrastruktur sarana & prasarana serta teknologi yang ditunjuk untuk memutus dan melaksanakan
pendukung bisnis. hal-hal yang bersifat bisnis operasional.
3. Membahas dan menetapkan strategi bisnis
dengan Anchor Client Perseroan
Selama tahun 2015, Retail Business Committee telah melaksanakan kegiatan diantaranya menyelenggaraan rapat,
dengan agenda yang bersifat rutin, strategis, dan adhoc sebagai berikut:
PoC of EDM
33. 20 Oktober 2015 Retail Marketing Updates - Brand Health Check
Retail Business Performance
Distribution Card
39. 11 Desember 2015
Branding Private Banking
Personal Loan Pre Approved Strategy
40. 16 Desember 2015
Kerjasama Cobranding BTN
Rapat Retail Business Committee diselenggarakan (voting member), atau atas permintaan Direksi atau
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu tahun atas usulan tertulis dari Unit Kerja terkait dengan
atau setiap waktu yang dihadiri anggota komite sesuai menyampaikan materi yang akan dibahas dan
korum dan bilamana dipandang perlu atas permintaan berkoordinasi dengan Sekretaris Komite.
seorang atau lebih anggota komite dengan hak suara
Jumlah %
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
6. Tardi 42 26 16 61%
Invitee
1. Mustaslimah 42 25 16 61%
Keterangan
*) periode Januari sampai dengan Maret sebelum terjadi perubahan struktur dan keanggotaan komite karena perubahan
susunan Direksi pada RUPS Tahunan 16 Maret 2015
Direktur Risk Management & Compliance*) atau Group Head Compliance atau pejabat
Anggota Tetap Tanpa Hak Compliance Group yang ditunjuk.
Suara (Permanent Non- : *) Dalam hal Direktur Risk Management & Compliance berhalangan hadirtidak melebihi tujuh (7) hari
Voting Member) kerja berturut-turut (berhalangan sementara), maka fungsi Direktur Kepatuhan dapat didelegasikan
kepada Group Head Compliance atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk.
SEVP Internal Audit **) atau Group Head Direktorat Internal Audit atau pejabat Direktorat
Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
Invitee :
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materai yang diusulkan oleh SEVP
Internal Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting Member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang diundang terkait dengan materi yang
:
(Contributing Non-Voting menjadi agenda komite.
Member)
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Wholesale 5. Membahas dan menyelesaikan permasalahan
Business Committee meliputi : bisnis yang bersifat strategis termasuk aliansi
1. Mengevaluasi dan menetapkan strategi bisnis antar unit kerja Perseroan dan aliansi dengan
Perseroan segmen Wholesale. perusahaan anak.
2. Membahas dan menetapkan pengembangan 6. Mendelegasikan kewenangan kepada pejabat
bisnis segmen wholesale secara terintegrasi, yang ditunjuk untuk memutus dan melaksanakan
termasuk pengembangan pengembangan hal-hal yang bersifat bisnis operasional.
produk, bisnis proses, tarif, infrastruktur sarana
& prasarana serta teknologi pendukung bisnis. Dalam kapasitasnya sebagai komite, WBC tidak
3. Membahas dan menetapkan strategi bisnis memiliki kewenangan bertindak mewakili untuk dan
dengan anchor client Perseroan. atas nama Perseroan melakukan pengikatan atau
4. Memantau dan mengevaluasi hasil kinerja menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga, hal
inisiatif strategis bisnis/proyek segmen mana harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
wholesale. Anggaran Dasar Perseroan.
Wholesale Business Committee telah melaksanakan kegiatan diantaranya menyelenggaraan rapat, dengan
agenda sebagai berikut:
Tanggal Agenda
Usulan Pengajuan Persetujuan Prinsip untuk Melakukan Kegiatan Structured Product kepada
16 Juni 2015 Otoritas Jasa Keuangan
1 September 2015 Crash Program Penyusunan Kredit Ekstrakomtabel dengan keringanan bunga dan denda 100%
Rapat Wholesale Business Committee diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu tahun atau
setiap waktu yang dihadiri anggota komite sesuai korum dan bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang
atau lebih anggota komite dengan hak suara (voting member), atau atas permintaan Direksi atau atas usulan
tertulis dari Group terkait dengan menyampaikan materi yang akan dibahas dan berkoordinasi dengan Sekretaris
Komite.
Rapat Komite dapat diselenggarakan apabila memenuhi korum kehadiran, yaitu dihadiri oleh lebih dari (satu per
dua) bagian dari jumlah anggota Permanent Voting Member. Untuk Direktur/SEVP dengan jabatan rangkap hanya
diperhitungkan untuk jabatan Utama;
Jumlah %
No. Nama Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
1 Riswinandi* 1 1 0 100%
2 Sunarso* 1 1 0 100%
3 Sulaiman A. Arianto 8 7 1 88%
4 Pahala N. Mansury 8 6 2 75%
5 Royke Tumilaar 9 3 6 33%
6 Kartini Sally 8 7 1 88%
7 Rico Usthavia Frans 9 8 1 89%
8 Kepas Antoni A. Manurung 8 7 1 88%
Invitee
1 Mustaslimah 8 6 2 75%
Keterangan
*) periode Januari sampai dengan Maret sebelum terjadi perubahan struktur dan keanggotaan komite karena perubahan
susunan Direksi pada RUPS Tahunan 16 Maret 2015
SEVP Internal Audit Pejabat Direktorat Internal Audit yang hadir sebagi undangan tetap
tanpa hak suara.
Invitee :
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang diundang terkait dengan materi terkait
:
(Contributing Non-Voting dengan materi yang menjadi agenda komite
Member)
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Risk 2. Memantau profil risiko dan pengelolaan seluruh
Management Committee (RMC) sesuai SK No.KEP. risiko dalam rangka menetapkan risk appetite,
DIR/29/2015 tanggal 15 Januari 2015 Perihal Risk strategi pengelolaan risiko yang terintegrasi
Management Committee adalah sebagai berikut. serta kecukupan modal.
1. Membahas & merekomendasikan Kebijakan 3. Menetapkan metodologi, skenario, evaluasi
dan menetapkan prosedur Perseroan, diluar termasuk kondisi stress dalam pengukuran
kebijakan dan prosedur human capital. risiko dan contigency plan.
21 Jan 2015 Pelaporan Profil Risiko Bank Mandiri (Bank only & Konsolidasi) Q4-2014
Persetujuan Usulan Inisiatif External Rating Oleh Lembaga Pemeringkat (Pefindo, ICRA atau
13 Mar 2015 Fitch) Debitur CB-CBC Untuk Perhitungan RWA-SA
Persetujuan Usulan Risk Appetite Statement (RAS)
21 April 2015 Pelaporan Profil Risiko Bank Mandiri Q1-2015 (Individual & Konsolidasi)
Implementasi ICLS
1 Juli 2015
Pelaporan Implementasi Business Continuity Management
Persetujuan Usulan Pengelolaan Rasio Unrealized Loss Surat Berharga AFS terhadap Modal
9 Juli 2015 (Sirkuler)
(Nota No. RIC/025/2015)
Bank Mandiri New Rating System & Implementation & Basel II IRB Implementation
Preparation
28 Okt 2015
Update Uji Coba Perhitungan Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Leverage Ratio (LR)
Triwulan III 2015
Update Hasil Simulasi Stress Testing Bank only Q3 2015 (Nota No. RIC/043/2015)
21 Des 2015
Persetujuan Usulan Review Limit Pengelolaan Banking Book (Nota No. RIC/044/2015)
(Sirkuler)
Persetujuan Usulan Review Limit Risiko Pasar (Nota No. RIC/044/2015)
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
1 Riswinandi 2 2 0 100%
2 Sulaiman A. Arianto 4 4 0 100%
3 Ogi Prastomiyono 9 8 1 89%
4 Ahmad Siddik Badruddin 9 8 1 89%
5 Kresno Sediarsi 2 2 0 100%
6 Pahala N. Mansury 2 1 1 50%
7 Kartika Wirjoatmodjo 2 1 1 50%
8 Ventje Rahardjo 9 6 3 67%
9 Tardi 2 2 0 100%
10 Riyani T. Bondan 7 5 2 71%
11 Kepas Antoni A. Manurung 7 6 1 86%
Jumlah %
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
1 Mustaslimah / 9 9 0 100%
(Pejabat Dir. Internal Audit)
2 Sulaiman A. Arianto 3 1 2 33%
3 Kartika Wirjoatmodjo 5 2 3 40%
4 Kartini Sally 2 2 0 100%
5 Tardi 2 1 1 50%
Keterangan
1. Dari hasil RUPS Maret 2015 terdapat pergantian Direksi / SEVP Permanent Voting Member RMC sbb :
Direksi / SEVP Sebelum RUPS Mar 2015 Setelah RUPS Mar 2015
Compliance (Terundang 2 kali sbg permanent voting (Terundang 7 kali sbg permanent voting member
member Dir. RMC) Dir. RMC)
2 Dari hasil RUPS Maret 2015 terdapat pergantian Direksi / SEVP Non Permanent Voting Member dan Invitee RMC sbb :
Direksi / SEVP Sebelum RUPS Mar 2015 Setelah RUPS Mar 2015
Susunan anggota Human Capital Policy Committee berdasarkan Keputusan Direksi No.KEP.DIR/33/2015 tanggal
15 Januari 2015 tentang Human Capital Policy Committee adalah sebagai berikut:
Direktur Risk Management & Compliance*) atau Group Head Compliance atau pejabat
Compliance Group yang ditunjuk.
Anggota Tetap Tanpa Hak
Suara (Permanent Non- : *) Dalam hal Direktur Risk Management & Compliance berhalangan hadir tidak
Voting Member) melebihi tujuh (7) hari kerja berturut-turut (berhalangan sementara), maka fungsi
Direktur Kepatuhan dapat didelegasikan kepada Group Head Compliance atau pejabat
Compliance Group yang ditunjuk.
SEVP Internal Audit atau Group Head Direktorat Internal Audit atau Pejabat Direktorat
Invitee :
Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang hadir sebagai undangan terkait dengan
:
(Contributing Non-Voting materi yang menjadi agenda komite
Member)
HCPC memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab 6. Menetapkan individual performance management
sebagai berikut: & rewards, talent & succession management serta
1. Membahas/merekomendasikan kebijakan dan employee relations.
menetapkan prosedur dan sistem operasional 7. Menetapkan batasan kewenangan dalam
pengelolaan Human capital. menjalankan manajemen Human Capital
2. Menetapkan arahan strategis dan operasional 8. Membahas dan menyelesaikan permasalahan
pengelolaan Human Capital, termasuk budaya pengelolaan Human Capital yang bersifat
dan nilai perusahaan. strategis.
3. Menetapkan kebijakan pengelolaan Sumber Daya
Manusia yang bersifat strategis di Perusahaan Dalam kapasitasnya sebagai komite, HCPC tidak
Anak, Dana pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), memiliki kewenangan bertindak mewakili untuk dan
Dana pensiun Bank Mandiri (DPBM), Yayasan atas nama perseroan melakukan pengikatan atau
seta Perusahaan Anak dari Perusahaan Anak. menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga,
4. Menetapkan arah strategis pengembangan hal mana harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
sistem informasi Human Capital dalam Anggaran Perseroan.
5. Menetapkan dan mengembangkan organisasi
termasuk pemenuhan, pengembangan &
pelatihan Human Capital sesuai kebutuhan bisnis
perseroan.
Pada tahun 2015 Human Capital Policy Committee telah membahas hal-hal sebagai berikut:
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Human Capital Policy Committee (HCPC)
Selama tahun 2015, Human Capital Policy Committee telah melaksanakan 5 (lima) kali rapat dengan tingkat
kehadiran anggota komite sebagaimana pada tabel berikut:
Jumlah %
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
2 Riswinandi* 1 1 0 100%
2 Sunarso* 1 1 0 100%
5 Tardi 2 2 0 100%
Jumlah %
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
Invitee
Keterangan
*) periode Januari sampai dengan Maret sebelum terjadi perubahan struktur dan keanggotaan komite karena perubahan
susunan Direksi pada RUPS Tahunan 16 Maret 2015
Information Technology
Committee (IT Committee)
Information Technology Committee (IT Committee) IT budgeting, penetapan proyek IT Strategic, dan
merupakan komite yang dibentuk untuk membantu pengamanan IT. IT Committee dibentuk berdasarkan
proses pengambilan keputusan terkait kebijakan Keputusan Direksi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
pengelolaan operasional Perseroan pada bidang No.KEP.DIR/31/2015 tanggal 15 Januari 2015 tentang
Information Technology (IT). IT Committee membantu Information Technology Committee.
Direksi dalam penetapan IT Strategic Plan dan
Susunan anggota Information Technology Committee (IT Committee) berdasarkan Keputusan Direksi No.KEP.
DIR/31/2015 tanggal 15 Januari 2015 tentang Information Technology Committee adalah sebagai berikut.
Direktur Risk Management &Compliance*) atau Group Head Compliance atau pejabat
Anggota Tetap Tanpa Hak Compliance Group yang ditunjuk.
Suara (Permanent Non- : *)Dalam hal Direktur Risk Management & Compliance berhalangan hadir tidak melebihi tujuh (7) hari
Voting Member) kerja berturut-turut (berhalangan sementara), maka fungsi Direktur Kepatuhan dapat didelegasikan
kepada Group Head Compliance atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk.
SEVP Internal Audit**) atau Group Head Direktorat Internal Audit atau Pejabat Direktorat
Internal Audit yang hadir sebagi undangan tetap tanpa hak suara.
Invitee :
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting member
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang terkait dengan materi yang menjadi
:
(Contributing Non-Voting agenda komite
Member)
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Information 7. Memutus atau memberikan arahan terkait
Technology Committee adalah: perencanaan, pengembangan dan penambahan
1. Menetapkan IT Strategic Plan (ISP) Bank Mandiri sistem IT yang bersifat strategis.
Perseroan. 8. Membahas dan menyelesaikan permasalahan
yang bersifat strategis dalam ruang lingkup
2. Menetapkan kerangka acuan strategis untuk
IT dan arahan investasi bidang IT termasuk
mengelola IT Resources.
perusahaan anak.
3. Menetapkan strategi dan rencana tindakan atas
9. Mendelegasikan kewenangan kepada pejabat
proyek-proyek beserta anggarannya.
yang ditunjuk untuk memutus dan melaksanakan
4. Menetapkan strategi pengamanan IT dan hal-hal yang bersifat IT operasional.
manajemen risiko penggunaan IT.
Dalam kapasitasnya sebagai komite, IT Committee
5. Memastikan dan memonitor pelaksanaan proyek
tidak memiliki kewenangan bertindak mewakili untuk
IT sesuai dengan ISP, anggaran IT, dan delivery
dan atas nama Perseroan melakukan pengikatan
project IT. atau menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga,
6. Menetapkan prioritas dan alokasi anggaran IT hal mana harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang telah diputuskan oleh Direksi. dalam Anggaran Dasar Perseroan.
Pada tahun 2015 IT Committee telah melakukan hal- 3. Persetujuan atas jadwal pelaksanaan relokasi
hal sebagai berikut:
infrastruktur IT Bank Mandiri dan Subsidiaries.
1. Persetujuan atas penyelarasan teknologi untuk
4. Persetujuan secara prinsip atas usulan program
kolaborasi group-wide terkait DC/DRC, Master
IT untuk IT Architecture Roadmap.
Data Management, dan operating model.
5. Persetujuan atas hasil review dan usulan
2. Persetujuan atas perubahan inisiatif IT 2015
penyesuaian rencana anggaran inisiatif IT 2015.
terkait pembatalan beberapa inisiatif IT 2015
6. Penerimaan atas paparan update project inisiatif
dan pembentukan inisiatif strategis IT 2015
strategis IT Master Data Management.
baru serta konsekuensi perubahan komposisi
anggaran IT terkait perubahan.
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Information Technology Committee (IT Committee)
Selama tahun 2015, IT Committee telah melakukan rapat sebanyak 3 (tiga) kali dengan frekuensi rapat dan tingkat
kehadiran anggota IT Committee sebagai berikut:
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
Invitee
1. Mustaslimah 3 3 0 100%
Susunan anggota Capital & Subsidiaries Committee (CSC) berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.KEP.
DIR/32/2015 tanggal 15 Januari 2015 adalah sebagai berikut:
SEVP Internal Audit **) atau GH Direktorat Internal Audit atau Pejabat Direktorat Internal
Invitee : Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting Member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/ setingkat Group Head lainnya yang terkait dengan materi yang menjadi
:
(Contributing Non-Voting agenda komite.
Member)
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Capital & & divestasi serta mengevaluasi kinerja keuangan
Subsidiaries Committee (CSC) adalah: Perusahaan Anak.
1. Menetapkan strategi dan batasan pengelolaan 5. Merekomendasikan strategi pengelolaan,
Perusahaan Anak. remunerasi dan anggota Direksi/ anggota Dewan
2. Membahas dan merekomendasikan inisiatif Komisaris Perusahaan Anak serta Rencana
strategis bisnis penyertaan modal. Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan
pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
3. Mengevaluasi dan memutus tambahan
(RUPS) Perusahaan Anak.
penyertaan modal untuk Perusahaan Anak
sepanjang tidak mengubah status menjadi 6. Memantau dan mengevaluasi strategi
pemilik mayoritas. pengelolaan dan keuangan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) serta strategi
4. Merekomendasikan rencana penyertaan modal
Investasi Dana Pensiun.
Dalam kapasitasnya sebagai komite, CSC tidak ketiga, tindakan mewakili Perseroan harus dilakukan
memiliki kewenangan bertindak mewakili untuk dan sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar
atas nama Perseroan melakukan pengikatan atau Perseroan.
menandatangani perjanjian-perjanjian dengan pihak
Pada tahun 2015 Capital & Subsidiaries Committee (CSC) telah melaksanakan implementasi kebijakan melalui
kegiatan dan rapat dengan agenda sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Melakukan prioritisasi atas usulan yang f. Menyampaikan risalah rapat kepada semua
akan diajukan sebagai agenda CSC, anggota komite.
menginventarisir materi/ topic yang akan g. Membuat catatan dan memonitor tindak
diagendakan. lanjut risalah CSC serta menyampaikan
b. Membuat dan menyampaikan undangan laporan tindak lanjut tersebut kepada
panggilan CSC. anggota komite dengan hak voting.
c. Menyiapkan sarana dan prasarana yang h. Meyakini bahwa setiap Pemimpin Unit
dibutuhkan dalam rapat komite. Kerja terkait yang menerima salinan/
kutipan Risalah Rapat Komite melakukan
d. Memastikan bahwa kehadiran telah
pengamanan dan penyimpanan
mencapai korum dengan mengindahkan
sebagaimana mestinya.
ketentuan korum rapat.
e. Mengadminitrasikan, mencatat dan menjilid
Risalah CSC.
Nomor
Tanggal Rapat Agenda
Risalah
Usulan agenda RUPS Tahun Buku 2014 Perusahaan Anak Mansek, AMFS,
MAGI dan lnhealth selain agenda kepengurusan dan remunerasi
Usulan dan penetapan kepengurusan untuk (MMl, Mansek, AMFS dan
CPC/04/2015 24 Maret 2015
Inhealth) dan remunerasi Pengurus Perusahaan Anak untuk BSM, Mansek,
AMFS, MAGI dan Inhealth.
Penambahan Modal PT Mandiri AXA General Insurance
Nomor
Tanggal Rapat Agenda
Risalah
Usulan dan penetapan kepengurusan pengurus perusahaan Anak Mansek,
MMI, MAGI dan BSHB
CPC/05/2015 7 April 2015
Usulan susunan Dewan Pengawas dan Penasihat Mandiri Healthcare dan
Kewenangan Pemutus Arahan Investasi
Usulan penetepan Pengurus Perusahaan Anak Bank Mantap dhi BSHB, AMFS,
CPC/06/2015 13 Mei 2015
MAGI dan MIR
Usulan penetapan Kepengurusan Perusahaan Anak (AMFS, MAGI, Inhealth, dan
CPC/07/2015 18 Agustus 2015
MMI)
CPC/08/2015 25 Agustus 2015 Rencana Permodalan Bank Syariah Mandiri
Usulan penetapan Komisaris Independen MAGl
29 September
CPC/09/2015 Usulan Buyback Saham Minoritas Bank Mantap
2015
Usulan pembentukan Mandiri Sekuritas Singapore
Usulan pembentukan Mandiri Sekuritas Singapore
CPC/10/2015 20 Oktober 2015
Penetapan Kepengurusan Perusahaan Anak (AMFS, MMI dan MIR)
CPC/11/2015 20 November Permohonan persetujuan pengambilan keputusan CSC sirkuler tentang Usulan
2015 Penyesuaian Gaji dan Tunjangan Direktur Operational Mandiri International
Remittance
CPC/12/2015 5 Oktober 2015 Persetujuan RKAP Tahun 2016 Inhealth, AMFS, MAGI
CPC/13/2015 10 Desember 2015 Persetujuan pengambilan keputusan CSC sirkuler tentang Usulan Penyesuaian
Gaji dan Tunjangan Direktur Operational Mandiri International Remittance.
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Capital & Subsidiaries Committee (CSC)
Selama tahun 2015, Capital & Subsidiaries Committee (CSC) telah melakukan rapat sebanyak 11(Sebelas) kali
dengan frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Capital & Subsidiaries Committee (CSC) sebagai berikut:
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
2. Riswinandi* 3 3 0 100%
6. Tardi* 3 1 2 33%
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
6. Tardi 7 6 1 86%
Invitee
2. Mustaslimah 7 5 2 71%
Keterangan
*) periode Januari sampai dengan Maret sebelum terjadi perubahan struktur dan keanggotaan komite karena perubahan
susunan Direksi pada RUPS Tahunan 16 Maret 2015
hadir untuk memberikan pendapat dari sisi legal dan itu Bank Mandiri telah membentuk Komite Kredit
kepatuhan guna memperkuat aspek independensi, berdasarkan Keputusan Direksi No.KEP.DIR/168/2013
menghindari dominasi salah satu unit, menghindari tanggal 21 Juni 2013. Dalam hal salah satu anggota
conflict of interest dan memastikan pengambilan komite kredit menjalankan fungsi credit recovery
keputusan yang objektif dan bebas tekanan. Untuk disebut Komite Kredit Restrukturisasi.
Komite Kredit Kategori A merupakan komite tertinggi dalam struktur kewenangan memutus kredit dan
restrukturisasi kredit dengan susunan anggota sebagai berikut :
No. Struktur kewenangan Komite Kredit Kategori A Keanggotaan Komite Kredit Kategori A
1. Budi G. Sadikin
2. Sulaiman A. Arianto, 1)
3. Ahmad Siddik Badruddin, 2)
4. ogi Prastomiyono, 3)
5. Kartika Wirjoatmojo, 4)
Pemegang kewenangan kelompok fungsi Risk 6. Ventje Raharjo,
1.
Management 7. Riyadi T. Bondan, 5)
8. Kepas Antoni A. Manurung, 6)
9. Sulaeman,
10. Tatang Tabroni,
11. Karya P. Budi, 7)
12. M. Sigit Pambudi, 7)
1. Sentot A. Sentausa, 8)
2. Pahala N. Mansury, 9)
3. Royke Tumilaar,
4. Heri Gunardi,
2. Pemegang kewenangan kelompok fungsi Business 5. Kartika Sally
6. Rico Ustavhia Frans,
7. Tardi 10)
8. Sucipto Prayitno,
9. Indarto Pamungkas
1). Kelompok fungsi Business sejak 25 Juni 2015, menjadi kelompok fungsi Risk sejak November 2015
2) Tidak lagi sebagai anggota komite sejak 25 Juni 2015
3) Menjadi kelompok fungsi Risk sejak 25 Juni 2015
4) Menjadi kelompok fungsi Risk sejak 12 Agustus 2015
5) Menjadi kelompok fungsi Risk sejak 8 April 2015
6) Menjadi kelompok fungsi Risk sejak 17 Maret 2015
7) Berlaku sejak 10 November 2015
8) Semula Kelompok fungsi Risk menjadi kelompok fungsi Business sejak 25 Juni 2015
9) Semula Kelompok fungsi Risk menjadi kelompok fungsi Business sejak 31 Maret 2015
10) Semula Kelompok fungsi Risk menjadi kelompok fungsi Business sejak 31 Maret 2015
2. Korum Komite Kredit Kategori A.2 : 3 anggota 4. Korum Komite Kredit Kategori A.4 : 2 anggota
fungsi Risk Management + 2 anggota fungsi fungsi Risk Management + 1 anggota fungsi
Business Business
Anggota Tetap Tanpa Hak Direktur Compliance & Human Capital atau Group Head Compliance atau Department
:
Suara (Non-Voting Member) Head atau pejabat Compliance Group yang ditunjuk.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Komite Kredit ekstrakomtabel termasuk memutus Aktiva
sesuai SPK per segmen sebagai berikut: Yang Diambil Alih (AYDA).
4. Hapus buku dan hapus tagih kredit.
A. Kewenangan Komite Kredit
Komite Kredit berwenang merekomendasikan C. Komite Kredit / Komite Kredit Restrukturisasi
dan atau memutus pemberian kredit (baru, bertanggung jawab atas kredit yang
tambahan, penurunan, perpanjangan, dan atau direkomendasikan dan atau diputus sesuai limit
restrukturisasi) yang dikelola Business Unit kewenangan termasuk penentuan / perubahan
sesuai limit kewenangan, termasuk penetapan struktur kredit sebagaimana tersebut diatas
/ perubahan struktur kredit. Struktur kredit dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
termasuk namun tidak terbatas pada limit 1. Memastikan setiap kredit yang diberikan
kredit, tujuan / obyek pembiayaan, jenis kredit, telah memenuhi norma-norma umum
sifat kredit, jangka waktu kredit, grace period, perbankan dan telah sesuai dengan asas-
porsi pembiayaan, syarat kredit / covenant, dan asas perkreditan yang sehat.
Pada tahun 2015 Credit Committee telah melakukan beberapa pengambilan keputusan terkait penyaluran kredit
Perusahaan.
Selama awal tahun 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember tahun 2015, Credit Committee telah melakukan
rapat sebanyak 556 (lima ratus lima puluh enam) kali dengan frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Credit
Committee sebagai berikut:
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
SEVP Internal Audit**) atau Group Head Internal Audit atau Pejabat Direktorat Internal
Invitee : Audit yang hadir sebagi undangan tetap tanpa hak suara.
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang hadir sebagai undangan terkait dengan
:
(Contributing Non-Voting materi yang menjadi agenda komite
Member)
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Integrated Risk 2. Kecukupan sistem pengendalian intern yang
Management Committee adalah: menyeluruh terhadap penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi;
IRC memberikan rekomendasi kepada Direksi antara
3. Penerapan Manajemen Risiko pada masing-
lain mengenai :
masing Perusahaan Anak;
1. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
4. Lain-lain yang diperlukan dalam rangka menyusun
pemantauan, pengendalian Risiko secara
atau mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko
terintegrasi, dan sistem informasi Manajemen
Terintegrasi
Risiko Terintegrasi;
Pada tahun 2015 Integrated Risk Committee telah melaksanakan kegiatan diantaranya menyelenggaraan rapat,
dengan agenda sebagai berikut:
Selama tahun 2015, Integrated Risk Committee telah melakukan rapat sebanyak 4 (empat) kali dengan frekuensi
rapat dan tingkat kehadiran anggota Integrated Risk Committee sebagai berikut:
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
1. Mustaslimah 4 3 1 75%
Susunan anggota Policy & Procedure Committee sesuai Keputusan Direksi Nomor KEP.DIR/226/2015 tanggal 18
Agustus 2015 adalah sebagai berikut:
SEVP Internal Audit**)atau Group Head Direktorat Internal Audit atau pejabat Direktorat
Internal Audit yang hadir sebagai undangan tetap tanpa hak suara.
Invitee :
**) Dalam hal materi yang dibahas pada Komite merupakan materi yang diusulkan oleh SEVP Internal
Audit, maka SEVP Internal Audit bertindak sebagai Voting Member.
Anggota Pemberi
Kontribusi Tanpa Hak Suara Group Head/setingkat Group Head lainnya yang diundang terkait denganmateri yang
:
(Contributing Non-Voting menjadi agenda komite.
Member)
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Policy & Procedure Committee adalah:
1. Membahas dan merekomendasikan kepada Direksi penyesuaian/penyempurnaan kebijakan di luar kebijakan
human capital.
2. Menetapkan penyesuaian/penyempurnaan prosedur Perseroan di luar prosedur human capital.
3. Membahas dan memutus pemberian kewenangan memutus kepada pejabat Perseroan (ex-officio) dalam
pengadaan.
Pada tahun 2015 Policy & Procedure Committee telah melakukan rapat terkait penyesuaian/penyempurnaan
Kebijakan Perseroan, Standar Pedoman/Prosedur termasuk membahas dan memutus pendelegasian kewenangan
kepada pejabat perseroan sesuai agenda rapat Policy & Procedure Committee:
Revisi SP Penyertaan Modal & Pengelolaan Perusahaan Anak Wholesale Credit Recovery
4. 15 April 2015 Revisi SPO Akreditasi Rekanan Perkreditan Policy & Procedure
5. 30 April 2015 Revisi SPO Aset Tetap & Barang Lainnya Corporate Real Estate
Enterprise Data
Revisi SPO Pengelolaan Kualitas Data
Management
9. 26 Juni 2015 Pendelegasian Kewenangan Non Kredit Kepada Regional Policy & Procedure
10. 10 Juli 2015 Revisi SPO Performance Management Strategy & Perfomance
Mgt
11. 14 Agustus 2015 Revisi SPO Pengelolaan Uang Elektronik Transaction Banking Retail
Revisi SPO Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Strategy & Perfomance
Rencana Bisnis Bank (RBB) Mgt
Revisi Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri Credit Portfolio Risk
14. 13 Oktober 2015 Revisi Kebijakan Penyertaan Modal & Pengelolaan Perusahaan Strategy & Performance
Anak Bank Mandiri Mgt dan Corp.
Transformation
Revisi SPO Model Risiko Credit Portfolio Risk
16. 17 Desember 2015 Revisi SPK (Corporate, Commercial, Business Banking, FI) & Credit Policy & Procedure
Standard Procedure Bank Mandiri Shanghai Branch
Selama tahun 2015, Policy & Procedure Committee telah melakukan rapat sebanyak 16 (enam belas) kali dengan
frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Policy & Procedure Committee sebagai berikut:
Jumlah
%
No. Nama
Rapat Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
Jumlah Jumlah %
No. Nama Jumlah Rapat
Kehadiran Ketidakhadiran Kehadiran
4. Tardi 6 4 2 67%
Invitee
1. Mustaslimah 13 13 0 100%
sekretaris perusahaan
Dasar Acuan
Ketentuan pembentukan Sekretaris Perusahaan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor :
Bank telah mempertimbangkan antara lain peraturan PER-01/MBU/2011 sebagaimana telah diubah
sebagai berikut : dengan PER-09/MBU/2012, Bagian Kesembilan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 35 / mengenai Sekretaris Perusahaan.
POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan
Emiten atau Perusahaan Publik.
Beliau memulai karier di Bank Susila Bakti pada tahun 1987 sebagai Assistant
Manager. Dalam perjalanan kariernya, beliau sempat menjabat sebagai Team
Leader Communication Division, Group Head Communication Division dan
Division Head Communication Division di Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) serta menjadi Corporate Secretary Division Head di PT. Bank Mutiara
Tbk. Mulai tanggal 1 Oktober 2014, Rohan Hafas menjabat sebagai Group Head
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Rohan Hafas
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan, 4. Menjaga reputasi image Bank
secara garis besar diantaranya adalah sebagai berikut:
5.
Melaksanakan pengendalian sistem
1. Memimpin, mengelola, mengembangkan dan
pengamanan Bank
melaksanakan strategi dan program komunikasi
6. Melaksanakan kegiatan Corporate Social
korporasi
Responsibility melalui Program Kemitraan dan
2. Melakukan pemenuhan kewajiban perseroan
Program Bina Lingkungan sesuai sasaran yang
sebagai perusahaan terbuka berdasarkan
tepat sehingga dapat memberikan kontribusi
prinsip-prinsip Good Corporate Governance
bagi peningkatan citra positif Bank Mandiri.
3. Menyediakan dukungan bagi Komisaris, Direksi,
Senior Executive Vice President (SEVP) dan
pejabat eksekutif lainnya
Struktur Organisasi
Sekretaris Perusahaan
Berikut struktur organisasi Sekretaris
Perusahaan tahun 2015: Direktur Utama
corporate secretary
Capital
Corporate Board Services Corporate Social Security
Market & Office of the
Communications Dept. Responsibility Dept.
Assurance CEO Dept.
Dept. Center Dept.
Dept.
Pada struktur organisasi Perusahaan, Sekretaris Department, Office of The CEO Department, Corporate
Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Communications Department, Board Services
Direktur Utama. Sekretaris Perusahaan membawahi Department, Corporate Social Responsibility Center
beberapa Departmen yaitu Capital Market & Assurance Department dan Security Department.
Kegiatan Sekretaris
Perusahaan di Tahun 2015
Selama tahun 2015, Sekretaris Perusahaan telah 3. Melakukan pelaporan-pelaporan yang menjadi
melaksanakan kegiatan serta membuat laporan kewajiban Bank Mandiri sebagai perusahaan
berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) terbuka kepada Regulator
tahun mengenai pelaksanaan fungsi Sekretaris
4. Menyelenggarakan kegiatan Public Expose
Perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada
tahunan
Dewan Komisaris.
5. Menyelenggarakan kegiatan Mandiri Jakarta
Berikut penjabaran kegiatan Sekretaris Perusahaan, Marathon 2015
terkait dengan pemangku kepentingan yang telah 6. Melaksanakan fungsi kesekretariatan dalam
dilakukan selama tahun 2015 antara lain:
pelaksanaan rapat Direksi.
1. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
7. Melaksanakan liputan aktivitas seremonial
Tahunan tanggal 16 Maret 2015
korporasi sebanyak 200 liputan.
2. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
8. Melakukan publikasi materi iklan korporasi
Luar Biasa tanggal 18 Desember 2015
selama 2015.
9. Menyalurkan Program Kemitraan serta 11. Mendukung kunjungan kerja DPR dan Rapat
memonitor tingkat pengembaliannya. Dengar Pendapat
10. Mengadakan serta menyalurkan Program Bina 12. Melaksanakan fungsi pelayanan, ketertiban dan
Lingkungan pengamanan gedung kantor dan asset Bank
Mandiri
sistem pengendalian
internal
Pelaksanaan Good Corporate Governance yang Penerapan Sistem Pengendalian Internal secara
berkelanjutan dan prinsip kehati-hatian dalam efektif membantu Bank dalam menjaga aset,
pengurusan dan pengelolaan Bank diperkuat dengan menjamin tersedianya informasi dan laporan yang
komitmen Bank Mandiri untuk meningkatkan etika akurat, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap
kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
suatu budaya yang menekankan kepada pentingnya berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian,
penerapan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang penyimpangan dan pelanggaran terhadap prinsip
handal dan efektif. kehati-hatian.
Dewan Komisaris
melalui Audit dan Komite Pemantau Risiko
Direksi
External Audit
Regulatory
Internal Audit Assurance
(third line o defence)
Risk Management
Financial Control Risk and Assurance
Compliance (second line o defence)
Keterangan :
1) Unit Bisnis/Operasi (first line of defense) : Sebagai pemilik risiko yang berperan mengelola aspek kontrol
internal di unit kerjanya, memastikan lingkungan pengendalian yang kondusif serta konsistensi pelaksanaan
kebijakan dan prosedur manajemen risiko.
2) Unit Risiko dan Kepatuhan (second line of defense) : Mengembangkan dan memantau implementasi
pengelolaan risiko perusahaan secara keseluruhan, pengawasan agar fungsi bisnis melaksanakan kebijakan
manajemen risiko dan prosedur-prosedur standard operasionalnya sesuai koridor yang telah ditetapkan
serta memantau dan melaporkan risiko-risiko perusahaan secara menyeluruh kepada organ yang memiliki
akuntabilitas tertinggi di perusahaan.
3) Unit Internal Audit (third line of defense) : Sebagai Independent Assurance yang berperan melakukan review
dan evaluasi terhadap rancang bangun dan implementasi manajemen risiko secara keseluruhan serta
memastikan bahwa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Meningkatkan efektivitas organisasi dan yang merupakan peluang bagi Manajemen dalam
Tantangan Peningkatan
Kualitas SPI
Perkembangan organisasi dan transaksi baik volume Upaya-upaya yang telah dilakukan Bank untuk
maupun kompleksitas serta meningkatnya persaingan meningkatkan kualitas sistem pengendalian internal
usaha, diiringi dengan peningkatan risiko Bank, Bank antara lain dengan melakukan integrasi
sehingga menuntut Bank untuk terus meningkatkan fungsi assurance untuk menciptakan sinergi agar
kualitas sistem pengendalian internalnya agar pelaksanaan assurance dapat berjalan lebih efektif.
operasional Bank dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Selain itu Bank juga secara terus menerus
meningkatkan risk & control awareness untuk
Sistem pengendalian Internal yang efektif memberikan seluruh jajaran Bank sehingga tercipta lingkungan
keyakinan bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa pengendalian dan budaya kontrol yang efektif dan
operasional Bank dijalankan dengan governance yang mendukung pencapaian tujuan Bank.
baik dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
fungsi kepatuhan
Bank perlu memastikan terlaksananya budaya faktor penting dalam penilaian tingkat kesehatan
kepatuhan dalam aktivitas Bank sehari-hari. Bank Bank. Fungsi kepatuhan itu sendiri harus terdiri dari
Mandiri melakukan pengelolaan risiko kepatuhan serangkaian strategi yang digunakan Bank dalam
sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/ memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Bank Umum. Peraturan tersebut menyiratkan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
bahwa kepatuhan merupakan salah satu aspek dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Good Corporate Governance, yang menjadi salah satu
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan adalah Ahmad Siddik Badruddin selaku Direktur Risk management
& Compliance. Profil ringkas dapat dilihat pada bagian Profil Direksi.
3) Selama dalam proses penggantian Direktur kepatuhan tidak ada, maka jabatan Direktur
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
ditunjuk salah satu Direktur lainnya untuk dirangkap sementara oleh Direktur lainnya yang
sementara melaksanakan tugas Direktur yang membawahkan fungsi-fungsi operasional.
membawahkan Fungsi Kepatuhan. 5) Setiap penggantian jabatan Direktur yang
4) Direktur yang melaksanakan tugas sementara membawahkan Fungsi Kepatuhan senantiasa
sebagai Direktur yang membawahkan Fungsi dilaporkan kepada Bank Indonesia.
Kepatuhan, baik karena berhalangan sementara
maupun berhalangan tetap, tidak dirangkap oleh Pengangkatan Direktur yang membawahkan Fungsi
Direktur Utama dan/atau Wakil Direktur Utama Kepatuhan telah melalui Fit & Proper Test sesuai
dengan Ketentuan Bank Indonesia.
dan Direktur yang membawahkan fungsi-fungsi
yang dapat mempengaruhi independensinya.
Dalam hal direktur lain yang merangkap
jabatan Direktur yang membawahkan Fungsi
Compliance Group merupakan Satuan Kerja Jabatan Fungsional ini merupakan implementasi dari
Kepatuhan di Kantor Pusat pada Bank Mandiri. konsep personal responsibility, dimana Compliance
Kedudukan Satuan Kerja Kepatuhan di Kantor Pusat Officer diberi kewenangan yang melekat pada individu
adalah bertanggung jawab langsung kepada Direktur dalam rangka memberikan advis/opini kepatuhan.
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan. Keberadaan
Satuan Kerja Kepatuhan tidak mengambil alih Selain itu, sejalan dengan implementasi POJK No.
tanggung jawab setiap Kepala Unit Kerja di Bank atas 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola
pelaksanaan kepatuhan di unitnya masing-masing. Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, Bank
Mandiri telah menetapkan Compliance Group sebagai
Diawal tahun 2015, reorganisasi yang dilakukan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi (SKKT) yang
Bank Mandiri juga berdampak kepada Satuan Kerja mengawasi penerapan fungsi kepatuhan di Mandiri
Kepatuhan. Adanya perubahan Struktur Organisasi Group.
pada Satuan Kerja Kepatuhan di Kantor Pusat
dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan tugas
dan tanggung jawab pelaksanaan Fungsi Kepatuhan.
Perubahan tersebut terletak pada adanya jabatan
fungsional Compliance Officer yang berdampingan
dengan jabatan struktural.
Direktur Kepatuhan
Group Head
Compliance
Executive
Compliance
Officer
Senior Corporate Compliance Financial Crime AML Preventation AML System &
Compliance Governace & System & Support Analysis Dept & LEA Dept Reporting Dept
Officer Business Ethic Dept Dept
First
Gratifikasi & Regulary Financial Crime AML AML
Compliance
Support Services Mgnt Analysis I Advisory System
Officer
Compliance AML
Financial Crime LEA
Performance Reporting
Analysis III
Mgnt
Setiap pengangkatan dan/atau pemberhentian Kepala Satuan Kerja Kepatuhan Bank Mandiri telah mengacu
kepada Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri dan selalu dilaporkan kepada Bank Indonesia/ OJK dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Memenuhi persyaratan independen
2) Menguasai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3) Tidak melaksanakan tugas lainnya di luar fungsi kepatuhan
4) Memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan dan mengembangkan budaya kepatuhan (compliance
culture).
Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan 4) Melakukan review dan/atau merekomendasikan
di Kantor Pusat dalam kaitannya dengan pelaksanaan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
Fungsi Kepatuhan adalah sebagai berikut:
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki
1) Membuat langkah-langkah dalam rangka oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank
mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada Indonesia dan peraturan perundang-undangan
seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang yang berlaku.
organisasi.
5) Melakukan upaya-upaya untuk memastikan
2) Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai
dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi perundang-undangan yang berlaku.
Bank Umum.
6) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait
3) Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dengan Fungsi Kepatuhan.
dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Satuan Kerja Kepatuhan di Unit Kerja merupakan pelaksana teknis operasional Fungsi Kepatuhan di tingkat
Direktorat. Satuan Kerja Kepatuhan di Unit Kerja bertanggung jawab langsung kepada Direktur Bidang / SEVP.
Adapun Satuan Kerja Kepatuhan di Unit Kerja adalah unit Decentralized Compliance & Operational Risk (DCOR).
Strategi Kepatuhan
Bank Mandiri telah melakukan beberapa strategi- d. Pengawasan juga meliputi review oleh Unit
strategi kepatuhan agar fungsi kepatuhan dapat Internal Audit untuk menilai kecukupan
berjalan dengan baik sebagaimana yang diamanatkan dan efektifitas perencanaan/progam kerja
oleh regulasi, yaitu : Fungsi Kepatuhan serta pelaksanaannya
oleh Satuan Kerja Kepatuhan.
1. Peningkatan Dukungan dan Kualitas Layanan
Untuk menerapkan fungsi kepatuhan yang
kepada Unit Kerja
efektif, peran aktif Jajaran Kepatuhan dilakukan
Untuk mendukung setiap unit kerjadalam
dengan cara melakukan hal-hal sebagai berikut :
rangka mencapai Visi Bank Mandiri 2015 2020
Perbaikan
a. mekanisme kerja dalam
diperlukan peran aktif dari Jajaran Kepatuhan,
memberikan review kepatuhan
sehingga pencapaian visi maupun target yang
b. Penyempurnaan metode/tools dalam rangka
telah dicanangkan tersebut dapat diraih dengan
pengelolaan risiko kepatuhan
tetap dalam koridor ketentuan yang berlaku.
Sebagai upaya untuk mewujudkan dan 2. Dukungan terhadap Aktivitas Business Unit dan
menumbuhkembangkan Budaya Kepatuhan inisiatif strategis Bank Mandiri
serta meningkatkan pelaksanaan fungsi Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan
kepatuhan sebagaimana diamanatkan oleh PBI yang semakin luas dan kompetitif, Bank Mandiri
No. 13/2/PBI/2011, Direksi dan Dewan Komisaris terus melakukan continuous improvement
secara konsisten menetapkan prinsip-prinsip untuk meningkatkan dan menyempurnakan
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dalam Kebijakan setiap fungsi kerja dalam organisasinya guna
Kepatuhan Bank Mandiri sebagai berikut: mencapai target perusahaan pada tahun 2020,
yaitu menjadi The Best Bank in ASEAN.
a. Fungsi pengawasan dilakukan dengan tujuan
untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan/ Dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis
transaksi bank dilaksanakan sesuai dengan yang sustain, maka salah satu rencana kerja
peraturan perundang-undangan dan yang ditetapkan adalah melakukan review pada
ketentuan yang berlaku. aspek kepatuhan terhadap pertumbuhan bisnis
b. Fungsi pengawasan dilakukan secara built Bank Mandiri baik pertumbuhan bisnis organik
in control oleh setiap individu di setiap maupun anorganik yang tercantum dalam dalam
tingkatan organisasi dan kegiatan bank Rencana Bisnis Bank (RBB). Hal ini dilakukan
sesuai bidang masing-masing. agar rencana kerja strategis yang dijalankan
c. Pengawasan atas pelaksanaan Fungsi senantiasa sesuai dengan ketentuan yang
Kepatuhan di Unit Kerja dilakukan melalui berlaku.
evaluasi yang dilakukan oleh Satuan Kerja 3. Penguatan Fungsi Kepatuhan
Kepatuhan untuk memastikan efektifitas Untuk mendukung akselerasi bisnis dan
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan di Unit Kerja
organisasi perusahaan, diperlukan suatu
Bank.
perangkat pelaksana fungsi kepatuhan yang
mumpuni. Beberapa langkah telah dilakukan
menerapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan monitoring dan mengingatkan atas pemenuhan
antara lain sebagai berikut : kewajiban Pelaporan kepada Otoritas/Regulator
1. Melakukan identifikasi terhadap risiko kepatuhan oleh unit kerja terkait yang mencakup Jenis
yang berdampak signifikan. Pelaporan, Frekuensi Pelaporan, Batas Waktu,
Unit Kerja Pelapor serta Dasar Hukum Pelaporan.
Komitmen tersebut secara detail adalah sebagai Sejalan dengan hal tersebut, Bank menetapkan
berikut : Prinsip-prinsip kepatuhan sebagai berikut :
a. Menumbuhkan dan mewujudkan Budaya 1. Bank selalu patuh terhadap peraturan perundang-
Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi undangan dan ketentuan yang berlaku serta
dan kegiatan usaha Bank. menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
b. Melaksanakan kepatuhan secara total sehingga melaksanakan semua kegiatannya (mandatory).
seluruh kegiatannya sejalan dengan ketentuan 2. Dewan Komisaris dan Direksi menjadi contoh
Otoritas Perbankan, peraturan perundang- teladan (role model) yang berlandaskan pada
undangan dan ketentuan yang berlaku serta kejujuran dan integritas agar pelaksanaan
menerapkan prinsip kehati-hatian. kepatuhan menjadi budaya Bank (starts from the
c. Kepatuhan dimaksud tidak hanya terbatas pada top).
apa yang tertulis secara harfiah, tetapi juga 3. Seluruh jajaran Bank bertanggung jawab penuh
terhadap jiwa dan semangat yang mendasarinya. untuk melaksanakan kepatuhan dalam setiap
Hal ini penting untuk menjaga reputasi Bank kegiatannya masing-masing.
sebagai institusi yang bergerak di bidang jasa
keuangan. Bank Mandiri secara responsif menindak lanjuti
d. Seluruh jajaran Bank bertanggung jawab penuh setiap peraturan yang diterbitkan oleh lembaga atau
untuk melaksanakan kepatuhan dalam setiap otoritas yang berkaitan dengan pengelolaan dan
proses bisnis Bank Mandiri. Bentuk kepatuhan Bank
kegiatan di bidang masing-masing.
Mandiri terhadap Peraturan Perundang-undangan
e. Selain tunduk pada peraturan perundang-
yang berlaku dapat dilihat pada bagian Analisis
undangan yang berlaku di Indonesia, kantor- dan Pembahasan terkait Perubahan Peraturan dan
kantor luar negeri juga tunduk pada peraturan Dampaknya terhadap Perusahaan.
perundang-undangan yang berlaku di negara
setempat. Dalam hal terdapat perbedaan antara
ketentuan yang berlaku di Indonesia dengan
ketentuan yang berlaku di luar negeri, maka
diambil langkah yang lebih prudent.
Bank Mandiri bertekad untuk memenuhi seluruh Review/Examination (yang bersifat ex-ante dan ex-
komitmen kepada Bank Indonesia dan otoritas yang post), Consultation services dan Regulatory services.
berwenang. Untuk memastikan kepatuhan terhadap
komitmen yang dibuat kepada Bank Indonesia, Unit Selama tahun 2015, seluruh komitmen kepada
Kepatuhan Bank secara terus menerus melakukan Regulator maupun Otoritas telah dapat diselesaikan
monitoring terhadap seluruh komitmen tersebut yang / dipenuhi dengan baik.
dijabarkan dalam bentuk fungsi Supervisory services,
Sesuai Peraturan Bank Indonesai No. 14/27/PBI/2012 1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang 2. Kebijakan dan prosedur;
(APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT),
3. Pengendalian internal;
penerapanprogram APU dan PPT merupakan bagian
dari penerapan manajemen risiko Bank secara 4. Sistem informasi manajemen; dan
keseluruhan yang paling kurang mencakup : 5. Sumber daya manusia dan pelatihan.
Struktur Organisasi
Bank wajib membentuk unit kerja khusus dan/atau Berdasarka struktur oganisasi Bank Mandiri tanggal
menunjuk pejabat Bank yang bertanggungjawab atas 2 januari 2015 Unit Kerja khusus (UKK) APU dan PPT
penerapan program APU dan PPT. Unit kerja khusus mengalami restrukturisasi dari satu departemen
dan/atau pejabat Bank bertanggungjawab kepada menjadi tiga departemen dengan anggota sebanyak
Direktur Kepatuhan.Sebagaimana ditetapkan Bank 29 (dua puluh sembilan) orang, sebagaimana
Indonesia pada Peraturan Bank Indonesia No. 14/27/ ditunjukan pada bagan berikut :
PBI/2012.
Direktorat
Risk management &
Compliance
Compliance
selain itu, Bank Mandiri juga memiliki unit kerja khusus yang berfungsi antara lain sebagai pelaksana APU PPT di
wilayah yaitu Anti Money Laundering Officer. Adapun struktur organisasi unit kerja tersebut adalah sebagi berikut :
Regional Business
Control Head
TL AMLO
AMLO
Bank Mandiri berupaya memenuhi ketentuan dan 4. Mendukung rezim APU dan PPT dan mendukung
memperkuat penerapan program APU dan PPT di regulator otoritas (OJK/BI & PPATK) serta
tahun 2015 dengan melaksanakan program kerja Penegak Hukum (Kepolisian,KPK,BNN dan
sebagai berikut : Kejaksaan) sesuai ketentuan dan perundang-
1. Peningkatan pemahaman (awareness) APU dan undangan yang berlaku.
PPT secara bankwide melalui training reguler 5. Menjalin dan membina kerjasama maupun
APU dan PPT secara berkelanjutan. Peningkatan koordinasi dengan pihak otoritas, penegak
pemahaman APU dan PPT dilakukan melalui hukum dan antar institusi perbankan lainnya
beberapa media yaitu inclass training, e-Iearning melalui forum komunikasi dan forum pelatihan.
dan sosialisasi kepada Cabang/Unit Kerja di
6. Inisiatif
Bank Mandiri, serta mengikutsertakan pegawai
Bank telah melakukan sejumlah inisiatif baru
terkait dalam sertifikasi Compliance & AML.
untuk memperkuat penerapan APU dan PPT
2. Implementasi New Anti Money laundering System
antara lain:
yang Live Domestic/Phase I pada tanggal 18
1. Bank Mandiri telah ditunjuk sebagai salah
Agustus 2015 yang meliputi Suspicious Activity
satu pilot bank dalam rangka pengembangan
Monitoring. Selanjutnya akan dilaksanakan
dan penyempumaan system aplikasi GRIPS
proses phaseII yang direncanakan akan
CTR client dan saat ini dalam proses uji coba
implementasi pada 31 Juli 2016, terkait : pelaporan, dan Go Live paling lambat tanggal
(i) Modul KYC/CDD 30 November 2015.
(ii) Filter Screening 2. Pengembangan Department APU dan PPT
(iii) Link Analysis Bank
a. melakukan pengembangan
(iv) Support data di luar system BoS organisasi dan efektif sejak Januari
2015, APU dan PPT Department menjadi
(v) Kantor Luar Negeri (KLN).
3 (tiga) Department.
3. Peningkatan efektifitas penerapan program APU
b.
Seiring dengan pengembangan
dan PPT, antara lain melakukan penyempumaan
organisasi juga dilakukan penambahan
system dan prosedur pelaporan ke Pusat
SDM dari jumlah pegawai existing
Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
sebanyak 21 (dua puluh satu) orang
(PPATK) dan melakukan enhancement system menjadi 29 (dua puluh Sembilan) orang.
AMSOL menjadi New AML System. Pelaksanaan
3. Penetapan Anti Money Laundering Officer
program APU dan PPT yang terkait dengan
secara dedicated di setiap Kantor Wilayah.
implementasi Risk Based Approach (RBA) system
melalui penetapan pengkualifikasian profil risiko
bagi nasabah melalui kondisi profil nasabah.
lmplementasi New AML System ditargetkan
selesai paling lambat pada akhir Juli 2016.
unit legal
Sebagai unit pendukung dalam rangka mencapai visi dan misi Bank Mandiri pada
tahun 2020, unit Legal merupakan partner strategis unit bisnis dalam menciptakan
compliant business selain terus berupaya menjaga dan mewaspadai timbulnya Legal
Risk di Bank Mandiri.
pengadilan (out of court settlement). secara cepat, dibutuhkan advis hukum yang cepat
dan sederhana dengan menggunakan sarana
3) Membina hubungan baik
yang mudah ditemukan (telepon) maupun email.
Membina hubungan baik dengan
Mandiri Klinik Hukum didasarkan atas adanya
instansi terkait dalam upaya mendorong
permasalahan yang diakibatkan oleh persoalan
percepatan putusan perkara, maupun
dengan nasabah untuk mendapatkan hukum sederhana yang berasal dari unit bisnis
kemampuan secara soft skill maupun hardskill c. Pembentukan Legal Officer di Unit-unit Kerja.
juga diupayakan untuk diperoleh dengan Cakupan tugas Legal Officer pada unit kerja
mengikutsertakan personel unit Legal melalui tidak dibatasi untuk pekerjaan-pekerjaan
internship yang diadakan oleh perusahaan atau tertentu sepanjang terkait dengan pemberian
firma hukum di dalam dan luar negeri. pendapat, solusi dan bantuan hukum
terhadap permasalahan yang dihadapi
Unit Legal secara rutin terus mengadakan Forum oleh seluruh Group pada Direktorat yang
Nasional Legal Officer (FNLO) sebagai sarana bersangkutan.
bagi para Legal Officer (LO) untuk saling berbagi d. Peningkatan fungsi dan peranan Legal
informasi, pengetahuan dan pengalaman antar Group dalam proses keputusan maupun
LO maupuan antara LO dengan unit Legal. penyusunan kebijakan bisnis/operasional
Disamping itu juga untuk mengembangkan yang bersifat strategis, dengan terlibat aktif
wawasan dan pengetahuan serta wadah untuk pada rapat BOD, rapat komite tingkat Direksi
maupun penanganan seluruh proses litigasi.
mendapatkan pelatihan dan penajaman issue
hukum yang dipandu oleh praktisi hukum Penambahan
e. kewenangan terhadap
yang kompeten di bidangnya. Selain itu, untuk Regional Legal Team dan Legal Officer pada
unit kerja dalam rangka optimalisasi fungsi
meningkatkan perlindungan dan dukungan
pembinaan.
hukum terhadap pengembangan Bisnis Bank
Mandiri sesuai Corporate Plan Bank Mandiri 2015
2020, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2015
telah dilakukan reorganisasi Legal Group dan
penyelarasan fungsi legal melalui :
a. Pembentukan Legal Counsel (LC).
b. Pembentukan Regional Legal Team.
Cakupan tugas dan tanggung jawab dari
Regional Legal Team tersebut meliputi
permasalahan-permasalahan hukum yang
terjadi di seluruh unit kerja di Regional.
laporan internal
audit
Pendekatan audit yang diterapkan Internal Audit Terkait dengan implementasi POJK No. 18/
pada tahun 2015 melibatkan seluruh jajaran Internal POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola
Audit dan unit-unit kerja lain yang terkait, serta Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, sebagai
mempertimbangkan key inputs lainnya yang dinilai entitas utama dalam Konglomerasi Keuangan, Bank
signifikan, yaitu Corporate Plan 2015-2020, past Mandiri wajib memiliki Satuan Kerja Audit Intern
events/loss, temuan audit internal dan eksternal tahun Terintegrasi (SKAIT) yang independen, yang dalam
sebelumnya, concern Board of Director dan Komite hal ini tugas SKAI Terintegrasi tersebut dilaksanakan
Audit, ketentuan dan kepatuhan terhadap regulasi dan oleh Internal Audit Bank Mandiri. Internal Audit juga
best practices. telah berkolaborasi dengan 1st line, 2nd line dan
Internal Audit Perusahaan Anak untuk memastikan
pelaksanaan fungsi internal control berjalan efektif di
Mandiri Group.
Komisaris
Komite Audit
Direktur Utama
Quality Assurance
Dept
Chief Auditor
Chief Auditor Retail Chief Auditor IT
Wholesale & Corporate
Audit Audit
Center Audit
Secara struktur organisasi, Chief Audit Executive membawahkan Chief Auditor Wholesale & Corporate Center Audit,
Chief Auditor Retail Audit, Chief Auditor IT Audit, Quality Assurance, Investigation dan Development & Operations.
Chief Audit Executive (CEA) diangkat dan Komisaris dan/atau Komite Audit dan selanjutnya
diberhentikan serta bertanggung jawab langsung dilaporkan kepada Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
kepada Direktur Utama atas persetujuan Dewan Keuangan (OJK), Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.
Internal Audit dipimpin oleh Ibu Mustaslimah sebagai Chief Audit Executive (CAE) sejak tahun 2015 sesuai
Keputusan Direksi No. SK.DIR/161/2015 tanggal 17 Maret 2015. Berikut profil ringkasan Chief Audit Executive
Internal Audit:
Mustaslimah
Internal Audit didukung oleh 95 pegawai, dengan rincian sebagaimana digambarkan pada diagram berikut:
Chief Auditor
3
Department Head
29 Specialist
17
Lead Auditor
Lead Investigator
4
Senior Auditor
2
Senior Investigator
14 Auditor
17 Section Head
3 Pelaksana
1 5
Internal Audit selalu berupaya untuk memberikan Internal Audit menyusun program peningkatan
pendidikan berkelanjutan bagi seluruh personel kompetensi auditor jangka panjang dengan mengacu
Internal Audit untuk memenuhi kualifikasi dan pada Internal Audit Competency Framework (IACF)
kompetensi yang memadai. Pendidikan yang diberikan untuk memastikan program pengembangan pegawai
berupa pendidikan profesi yang bersertifikasi baik tepat sasaran dan sesuai kebutuhan. IACF merupakan
yang bersifat nasional maupun internasional, program framework yang menunjukkan tingkat penguasaan
attachment dan training-training di dalam maupun luar kompetensi auditor baik behaviour dan technical
negeri. comptency yang perlu dimiliki oleh setiap level
jabatan di Internal Audit. Berdasarkan IACF dilakukan
Internal audit menetapkan kualifikasi seorang auditor assessment untuk mengetahui tingkat kompetensi
sebagai berikut: auditor serta gap kompetensi yang ada. Selanjutnya
1. Memiliki integritas dengan membangun dibuat program pengembangan untuk masing-
kepercayaan (trust) yang menjadi dasar untuk masing auditor. Program pengembangan pegawai
membuat penilaian (judgement) yang handal. diimplementasikan dalam berbagai pendekatan antara
lain: e-learning, training, sertifikasi profesi berskala
2. Menunjukkan objektivitas yang tinggi sesuai
nasional maupun internasional, magang/attachment,
dengan standar profesi dalam mengumpulkan,
dan special project assignment. Program tersebut
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
terus dimonitor dan diukur keberhasilannya dalam
informasi tentang aktivitas atau proses yang mendukung kinerja pegawai dan kinerja organisasi.
sedang diperiksa.
3. Melakukan penilaian (judgement) secara
seimbang (balanced) dengan memperhatikan
semua keadaan yang relevan dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau orang
lain.
4. Menghormati nilai dan kepemilikan atas informasi
yang diterima dan tidak mengungkapkan
informasi tersebut tanpa otorisasi yang
berwenang kecuali terdapat kewajiban hukum
atau profesi untuk mengungkapkan informasi
tersebut.
5. Menggunakan pengetahuan, keahlian,
dan pengalaman yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas audit.
Berikut ini data mengenai sertifikasi yang telah diperoleh oleh auditor di Internal Audit sampai dengan akhir 2015
sebagai berikut (1 orang memiliki lebih dari 1 sertifikasi):
Sertifikasi Nasional
Catatan:
2 SMR (Sertifikasi Manajemen
11
SMR IV
11 Risiko), CPA (Certified Public
11
SMR III
Accountant), QIA (Qualified Internal
25
11
SMR II
Audit), LSPP/Lembaga Sertifikasi
56
11
5 auditor sd assessor).
11
ASESSOR
LSPP AM 1
LSPP S 18
11
22
11
LSPP A
QIA M 1
QIA L 27
11
Sertifikasi Internasional
Catatan:
CRMA
2 Auditor), CBA (Certified Bank Auditor),
11
IRCA
(Certified Fraud Examiner), CRMA
3
11
CBA
Internal Auditor), CISA (Certified
CCSA 1
Information System Auditor).
15
CFE
11
Assurance Investigasi
Aktivitas pengumpulan bukti-bukti dengan
Melakukan pengujian secara obyektif terhadap bukti- menggunakan teknik Investigasi atas hasil analisa
bukti dalam rangka menyediakan penilaian yang awal terhadap indikasi dan/atau fraud yang terjadi.
independen atas internal control, penerapan risk Investigasi bertujuan untuk mengungkapkan modus
management, dan proses governance dalam organisasi. operandi, penyebab, potensi kerugian, pelaku dan
pihak lain yang terlibat. Investigasi mencakup
perolehan bukti dan pernyataan, penulisan laporan,
pemberian kesaksian atas temuan serta monitoring
tindak lanjut yang diperlukan.
b. Melaksanakan audit pada Perusahaan Anak Internal Audit menyampaikan laporan audit intern
dalam Konglomerasi Keuangan baik secara terintegrasi kepada Direktur/SEVP yang ditunjuk untuk
individual, audit bersama atau berdasarkan melakukan fungsi pengawasan terhadap seluruh
laporan dari internal audit Perusahaan Anak Perusahaan Anak dalam Konglomerasi Keuangan dan
Internal Audit terus melakukan inovasi dan 6. Pengembangan Internal Audit tools yang terdiri
menggunakan pendekatan audit yang lebih dari akses SIMA TR via internet, implementasi
komprehensif. Pada tahun 2015 Internal Audit telah resource management, software data analytic
menyusun Rencana Jangka Panjang (RJP) Internal tools dan dashboard.
Audit 2015-2020 yang bertemakan Creating Long
7. Pengembangan Integrated Risk Library
Term Value Through Sustained Assurance to be The
(framework, cleansing & implementasi)
Best in Class IA Function dengan 14 inisiatif strategis
berkolaborasi dengan unit Risk management
yang akan dilaksanakan Internal Audit dalam tahun
2015-2020 untuk mengawal Bank Mandiri dalam dan Compliance, dalam rangka implementasi
Internal Audit juga telah menyusun Annual Audit Annual Audit Plan (AAP) Bank Mandiri tahun 2015
Plan (AAP) 2015 yang dilakukan dengan melibatkan disusun berdasarkan tujuh key inputs sebagai berikut:
seluruh jajaran Intternal Audit dan unit-unit kerja 1. Hasil Enterprise Risk Assessment (ERA) tahun
lain yang terkait, serta mempertimbangkan key
2014 untuk forward looking tahun 2015.
inputs lainnya yang dinilai signifikan. Internal Audit
2. Loss Events: Data kejadian/kerugian yang
juga berkolaborasi dengan 1st line, 2nd line dan
Internal Audit Perusahaan Anak untuk memastikan bersifat signifikan selama tiga tahun terakhir.
pelaksanaan fungsi internal control berjalan efektif di 3. Internal and External Findings 2014: Temuan
Mandiri Group. audit internal dan eksternal tahun sebelumnya
yang signifikan.
Sesuai AAP 2015 yang telah disusun, Internal Audit
4. Corporate Plan Bank Mandiri 2020: Keselarasan
melaksanakan audit pada 37 subyek mencakup
dengan rencana jangka panjang yaitu Corporate
seluruh direktorat di Bank Mandiri dan delapan
Plan 2020.
Perusahaan Anak yang meliputi Assurance dan
Consulting, baik yang dilakukan oleh Internal Audit 5. Management and Audit Committee Concern
sendiri maupun co-source dan outsource dengan pihak dari Board of Director, Audit Committee dan
lain. Management Bank Mandiri.
6. Regulation and Compliance: Kepatuhan terhadap
AAP 2015 disusun dengan tema Strengthen IA
peraturan internal dan eksternal (Regulation/
Foundation for Greater Assurance in 2020 untuk
Compliance).
memastikan bahwa langkah awal transformasi Bank
Mandiri menuju visi di tahun 2020 diikuti dengan 7. Best Practices: Emerging topics di dunia
semakin kuat dan matangnya budaya internal control perbankan dewasa ini sesuai dengan best
di setiap line of defense. Dengan tema tersebut Internal practices.
Audit ingin meyakini bahwa pertumbuhan bisnis Bank
Mandiri berlandaskan pondasi bisnis dan kontrol yang
kokoh serta aliansi yang solid antar unit kerja dan
Perusahaan Anak sehingga tercipta Mandiri Group
yang sustain. Selanjutnya diharapkan Mandiri Group
semakin percaya diri memasuki transformasi lanjutan
menjadi bank terbaik di ASEAN pada tahun 2020.
Tujuh key inputs tersebut di analisis melalui workshop, benchmark dan focus group discussion serta selanjutnya
digunakan untuk menentukan subyek audit tahun 2015.
2020
Corporate
Past Internal & Plan
External
Audit Findings
BOD/ AC/
Management
Past concerns
Events/loss
Regulation/
Compliance
Best
ERA 2015 Practice
Berdasarkan tujuh key inputs penyusunan AAP, Internal Audit telah menetapkan prioritas coverage audit tahun 2015
sebanyak 37 subyek audit yang dilaksanakan melalui aktivitas Assurance dan Consulting dengan fokus sebagai
berikut:
Assurance : fokus kepada pengujian obyektif atas suatu bukti untuk memberikan penilaian independen atas
design dan implementasi dari internal control, penerapan risk management dan proses governance untuk area
audit bersangkutan.
Consulting : fokus kepada pemberian nilai tambah dan memperbaiki internal control, penerapan risk
management dan proses governance tanpa mengambil alih tanggung jawab operasional untuk area audit
bersangkutan
Pembagian aktivitas Internal Audit untuk 37 subyek audit Bank Mandiri dan delapan Perusahaan Anak adalah
sebagai berikut:
AUDIT ENGAGEMENT
Consulting:
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Internal Audit berhubungan dengan Auditor Eksternal. Internal
Audit bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan audit eksternal. Melalui
koordinasi tersebut diharapkan dapat dicapai hasil audit yang komprehensif dan optimal. Koordinasi dilakukan
antara lain melalui pertemuan secara periodik untuk membicarakan hal-hal yang dianggap penting bagi kedua
belah pihak.
Pelaksanaan audit mengunakan SIMA, meningkatkan fektivitas dan efisiensi Internal Audit dalam mencapai target
penugasan yang telah ditetapkan berdasarkan rencana kerja setiap tahunnya. Berikut realisasi audit tahun 2013
2015:
Internal Audit senantiasa memonitor pelaksanaan tindak lanjut temuan audit. Berikut tabel status tindak lanjut
Internal Audit:
Selesai Progres
10.9%
2014 293 36
100% 0%
100% 0%
89.1%
2013 188 0
57.9%
11 2012 173 0
Selesai Progres
12 13 14 15
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya hal yang dianggap penting bagi kedua belah pihak. Di
Internal Audit berhubungan dengan Auditor samping Internal Audit juga melakukan evaluasi atas
Eksternal. Internal Audit bertanggung jawab untuk kinerja eksternal auditor khususnya Kantor Akuntan
mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan Publik yang meliputi aspek: pemahaman atas isu-
audit eksternal. Melalui koordinasi tersebut diharapkan isu yang dihadapi oleh Bank, kerjasama, komunikasi,
dapat dicapai hasil audit yang komprehensif dan pengalaman, keahlian, dan deliverable (output yang
optimal. Koordinasi dilakukan antara lain melalui diberikan).
pertemuan secara periodik untuk membicarakan hal-
Otoritas Jasa
Bank Indonesia Keuangan
0.3%
11
100%
99.7%
100%
100%
100%
12 13 14 15 12 13 14 15
Progres 0 0 0 0 Progres 0 0 2 0
Otoritas Jasa
Keuangan KAP
4,0%
2,2%
97,8%
96,0%
100%
100%
11
100%
100%
12 13 14 15 12 13 14 15
Progres 0 0 2 0 Progres 0 0 2 0
Selesai 38 0 87 9 Selesai 41 29 48 0
Selain bertanggungjawab untuk berhubungan dengan pengendalian Fraud yang merupakan bagian
auditor external, Internal Audit juga memiliki tanggung dari sistem pengendalian internal Bank.
jawab lainnya, yaitu : Perbaikan atas program-program SAF baik pada
1) Corporate Social Responsibility (CSR) pilar I Pencegahan , pilar II Deteksi, pilar III
Investigasi, Pelaporan dan Sanksi dan pilar IV
Sebagai bagian dari CSR dan Spirit untuk
Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut terus
Memakmurkan Negeri, Internal Audit secara
dilakukan. Internal Audit sebagai koordinator
aktif melakukan transfer knowledge dalam hal
dalam penerapan Strategi Anti Fraud melakukan
pengelolaan internal audit khususnya penerapan
monitoring secara konsisten penerapan SAF.
risk based audit, tidak hanya kepada perusahaan
Dengan penerapan SAF secara konsisten
anak namun juga kepada perusahaan/organisasi
diharapkan dapat menekan angka kejadian
lain diantaranya Bank BNI, Kementerian
fraud.
Keuangan Republik Indonesia-Inspektorat
Jenderal dan juga kepada regulator yaitu
WhistleBlower Program: Letter to CEO (LTC)
Otoritas Jasa Keuangan.
2) Penerapan Strategi Anti Fraud (SAF) Bank Mandiri menerapkan whistleblower program
Bank telah menerapkan Strategi Anti Fraud Letter to CEO (LTC) sebagai bagian dari Strategi Anti
Fraud yang dikoordinir oleh Unit Manajemen Risiko.
sebagai bagian dari sistem pengendalian intern
Internal Audit berperan dalam hal menindaklanjuti
Bank Mandiri, sesuai dengan Surat Edaran Bank
surat-surat yang masuk melalui program LTC.
Indonesia No.13/28/DPNP perihal Penerapan
Disamping itu Intenal Audit juga membantu
Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. Strategi
mensosialisasi program-program LTC bersamaan
anti Fraud merupakan wujud komitmen
dengan pelaksanaan audit on site yang dilakukan
manajemen Bank dalam mengendalikan dan mendorong perbaikan program LTC misalnya
Fraud yang diterapkan dalam bentuk sistem perluasan LTC kepada pihak ketiga (vendor).
Perkembangan bisnis Bank terus meningkat pesat dan penyimpangan internal juga meningkat namun
pertumbuhannya dapat di tekan secara efektif, sebagaimana tabel dibawah ini:
Jumlah Kejadian
Jenis Fraud
2013 2014 2015
Internal 26 27 33
Eksternal 15 12 7
Jumlah 49 52 63
Pada tahun 2015, telah terdapat laporan pengaduan pelanggaran yang masuk melalui saluran LTC baik melalui
telepon, email, faksimili ataupun kotak surat.
Jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
2013 33 6 2 11 30 21 10
2014 8 6 0 14 5 1 13
2015 3 4 0 4 3 7 6
internal fraud dalam satu tahun berjalan telah diselesaikan seluruhnya. Berikut penanganan internal fraud tahun
2015 :
Total Fraud - - 28 22 10 13
Telah
- - 28 22 10 13
diselesaikan
Dalam Proses
Penyelesaian di - - - - - -
Internal Bank
Belum
Diupayakan - - - - - -
penyelesaian
Telah
ditindaklanjuti
- - 7 6 1 4
melalui proses
hukum
Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum, pada setiap hasilnya dilaporkan kepada Direktur Utama,
Kebijakan, Standar Prosedur Operasional, Petunjuk Dewan Komisaris, dan Bank Indonesia, termasuk
Teknis Operasional yang dimiliki agar sesuai dengan usulan pengenaan sanksi bagi para pelaku fraud.
ketentuan Bank Indonesia dimaksud. Hal tersebut 4. Fungsi Pemantauan, Evaluasi & Tindak Lanjut
juga menjadi salah satu bagian dari penyempurnaan
Merupakan tanggung jawab Direktorat Internal
Kebijakan Sistem Pengendalian Intern Bank, maka
Audit dan merupakan bagian dari Sistem
dirumuskan Strategi Anti Fraud Bank Mandiri yang
Pengendalian Fraud dalam rangka monitoring
telah disesuaikan dengan ketentuan Bank Indonesia.
atas tindak lanjut hasil investigasi dan
Penyesuaian dimaksud mencakup hal-hal yang diatur evaluasi kejadian fraud untuk memperbaiki
dalam Rumusan Strategi Anti Fraud, yaitu: kelemahan-kelemahan dan memperkuat Sistem
Roadmap Internal Audit dalam mengawal pencapaian visi New Horizon 2020
telah disusun dalam 4 fase yaitu :
laporan manajemen
risiko
Prinsip pengelolaan risiko Bank Mandiri adalah secara proaktif mendukung Bank
dalam mencapai pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan serta memelihara
tingkat risk-adjusted return yang optimal sesuai dengan risk appetite yang diinginkan.
Manajemen risiko Bank Mandiri memiliki misi untuk menggunakan pendekatan Enterprise Risk management
menciptakan dan mengimplementasikan pendekatan (ERM), yang merupakan kerangka kerja pengelolaan
komprehensif untuk mengidentifikasi, mengukur, risiko secara terintegrasi untuk memaksimalkan
memprioritaskan, mengelola dan memantau risiko- shareholder value, yang dibangun oleh 4 building block,
risiko yang berdampak terhadap bisnis, operasional yaitu Organisasi & Sumber Daya Manusia, Kebijakan
dan organisasi, serta mencari peluang bisnis yang & Prosedur, Sistem & Data, serta Metodologi/Model &
dapat mengoptimalkan risk-adjusted return dan Analytics.
shareholder value. Bank Mandiri menyusun kebijakan,
proses, kompetensi, akuntabilitas, pelaporan dan Bagian ini, menjelaskan secara ringkas mengenai
teknologi pendukung agar implementasi manajemen Manajemen Risiko pada Bank Mandiri, mencakup
risiko berjalan efektif dan efisien. sistem manajemen risiko Bank Mandiri, penerapan
manajemen risiko, jenis risiko dan pengelolaanya,
Penerapan manajemen risiko Bank Mandiri mengacu evaluasi efektivitas sistem manajemen risiko serta
pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.5/8/ sasaran strategis manajemen risiko untuk tahun
PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 2016. Adapun uraian lengkap tentang Manajemen
11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. Risiko Bank Mandiri diungkapkan secara terpisah
13/23/DPNP tentang Perubahan atas Surat Edaran pada bagian Tinjauan Fungsi Pendukung Bisnis
Bank Indonesia No. 5/21/DPNP prihal Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi.
Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Bank Mandiri
Penerapan prinsip kehati-hatian serta manajemen pengawasan risiko (risk oversight) melalui Komite
risiko yang baik tidak hanya dilakukan di lingkungan Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi
Bank Mandiri namun juga dilakukan pada perusahaan dan Komite Audit. Dewan Direksi yang menjalankan
anak. Hal ini karena kelangsungan usaha Bank fungsi kebijakan risiko (risk policy) melalui Executive
dipengaruhi oleh eksposur risiko yang timbul baik Committee terkait manajemen risiko yaitu Risk
secara langsung dari kegiatan usahanya maupun management Committee, Asset & Liability Committee,
secara tidak langsung dari kegiatan usaha perusahaan Capital Subsidiaries Committee dan Integrated Risk
anak. Committee. Di tingkat operasional, Satuan Kerja
Manajemen Risiko bersama unit bisnis dan unit
Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko kerja kepatuhan melakukan fungsi identifikasi risiko,
di Bank Mandiri menganut prinsip Pendekatan pengukuran risiko, mitigasi risiko dan pengendalian
Pertahanan Tiga Lapis (three layers of defence). Terdiri risiko
dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi
Skema Kerangka Kerja dan Tata Kelola Manajemen Risiko Bank Mandiri
Risk Oversight
RISK MONITORING
TKT COMMITTEE AUDIT COMMITTEE
COMMITTEE
Melalui kebijakan ERM, Bank Mandiri memiliki seluruh lini bisnis secara efisien dan rasional,
kemampuan untuk menentukan secara tepat serta mengidentifikasi peluang untuk melakukan
permodalan yang dibutuhkan untuk meng-cover diversifikasi dan optimalisasi portfolio.
risiko-risiko di Bank, mengalokasikan modal ke
Managing
Risk Through Regulatory & Economic Capital (VaR, CVaR)
Capital
Unexpected Loss (at risk appetite)
Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri melalui melekat pada setiap aktivitas operasi Bank yang
kerangka ERM dilakukan dengan pendekatan two- di-review dan di-update minimal sekali dalam
prong, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan setahun.
dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional,
Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri
sehingga diharapkan tercapai pengelolaan risiko
adalah optimalisasi penggunaan business
yang melekat dalam pengelolaan bisnis. 4 (empat)
judgement bersama dengan analisa berdasarkan
komponen utama pendukung penerapan pendekatan
kondisi historis dengan tujuan menerapkan
two-prong ini antara lain :
proses manajemen risiko yang melekat dalam
1. Organisasi & Sumber Daya Manusia
proses bisnis.
Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank Mandiri
3. Sistem & Data
bertanggung jawab dalam pengelolaan
Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk
risiko-risiko yang dihadapi Bank, termasuk
mendukung proses bisnis yang lebih efisien agar
mengembangkan tools pendukung yang
pengambilan keputusan dapat lebih cepat namun
dibutuhkan dalam proses bisnis dan
tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam
pengelolaan risiko. Selain itu terdapat unit kerja
rangka menjaga integritas dan kualitas data,
yang bertindak sebagai risk counterpart dari unit
Bank telah menerapkan Integrated Processing
bisnis dalam proses four-eye pemberian kredit.
System dan Loan Origination System yang
Salah satu kunci sukses pelaksanaan fungsi-
telah diimplementasikan untuk meningkatkan
fungsi manajemen risiko tersebut yaitu adanya
efisiensi proses kredit serta menjaga kualitas
risk awareness dan kemampuan teknis yang
data di segmen korporasi, komersial maupun
memadai pada seluruh unit kerja di Bank
retail, termasuk juga Integrated Collection System
Mandiri, dimana hal ini menjadi tanggung
untuk meningkatkan produktivitas aktivitas
jawab dan melibatkan seluruh unit kerja di Bank
collection, khususnya di segmen konsumer dan
Mandiri. Untuk itu, diselenggarakan pelatihan
ritel.
internal secara rutin melalui Governance, Risk &
Bank menggunakan Summit System dan Sendero
Compliance (GRC) Academy, baik bagi pegawai
System untuk mengelola risiko trading book
di lingkungan Direktorat Risk management
dan banking book dalam kegiatan treasury
maupun Direktorat lainnya. Selain itu, setiap
dan asset & liability management. Untuk
tahun dilaksanakan sosialisasi, forum diskusi,
mendapatkan gambaran profil risiko Bank
magang, maupun program mengenai manajemen
Mandiri baik selaku perusahaan induk maupun
risiko yang sejalan dengan internalisasi budaya
profil risiko Bank yang terkonsolidasi dan
perusahaan.
terintegrasi dengan perusahaan anak, Bank
2. Kebijakan & Prosedur
telah mengimplementasikan Risk Profile Mandiri
Bank Mandiri memiliki Kebijakan Manajemen System (RPX) secara web-based sehingga
Risiko Bank Mandiri (KMRBM) sebagai pedoman mempercepat akses dan mempermudah kontrol.
utama pelaksanaan manajemen risiko.
Guna mengintegrasikan pengelolaan risiko
Sedangkan untuk area bisnis yang lebih spesifik,
secara bankwide, Bank mengimplementasikan
Bank memiliki kebijakan dan prosedur, misalnya
ERM system sebagai sarana untuk memantau
di bidang perkreditan, treasury, dan operasional.
pengelolaan risiko secara holistik, termasuk
Seluruh kebijakan dan prosedur di Bank Mandiri
menghitung modal untuk mengcover semua
merupakan bentuk pengelolaan risiko yang
jenis risiko. ERM system memiliki kapabilitas
secara aktif serta mengembangkan budaya ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi,
Manajemen Risiko. misi, dan strategi bisnis Bank.
b. Direksi menetapkan struktur organisasi yang b. Bank memiliki kebijakan dan prosedur
mencerminkan secara jelas mengenai batas tertulis yang memenuhi prinsip transparansi,
wewenang, tanggung jawab dan fungsi, peningkatan kualitas pelayanan nasabah &
serta independensi antar unit bisnis dengan stakeholders dan kebijakan tersebut juga
unit kerja manajemen risiko. harus sejalan dengan peraturan perundang-
d. Bank mengembangkan sistem informasi e. Bank melakukan kaji ulang yang efektif,
manajemen yang disesuaikan dengan independen, dan obyektif terhadap kebijakan,
karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kerangka dan prosedur operasional
kegiatan usaha Bank. Bank yang dapat ditingkatkan frekuensi/
4. Sistem Pengendalian Intern Yang Menyeluruh intensitasnya, berdasarkan perkembangan
eksposur Risiko Bank, perubahan pasar,
a. Bank melaksanakan sistem pengendalian
metode pengukuran, dan pengelolaan Risiko
intern dalam penerapan Manajemen Risiko
Bank dengan mengacu pada kebijakan dan f. Satuan kerja audit intern Bank melakukan
prosedur yang telah ditetapkan. audit secara berkala dengan cakupan yang
memadai, mendokumentasikan temuan
b. Terdapat penetapan wewenang dan
audit dan tanggapan manajemen atas hasil
tanggung jawab pemantauan kepatuhan
audit, serta melakukan review terhadap
kebijakan, prosedur dan limit.
tindak lanjut temuan audit.
c. Bank menetapkan jalur pelaporan dan
g. Penjelasan yang menyeluruh mengenai
pemisahan fungsi yang jelas dari satuan
faktor-faktor risiko serta upaya untuk
kerja operasional kepada satuan kerja yang
mengelola masing-masing risiko dapat
melaksanakan fungsi pengendalian.
dilihat pada bagian Tinjauan dan Kondisi
d. Bank memiliki prosedur yang cukup untuk
Usaha mengenai Risk management.
memastikan kepatuhan bank terhadap
ketentuan.
Bank Mandiri melakukan evaluasi yang terintegrasi secara bankwide terhadap risiko-risiko yang dihadapi. Beberapa
ketidakpastian yang dihadapi Bank Mandiri berikut mitigasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Konsentrasi kredit Eksposur yang berlebihan kepada Menggunakan alat bantu yang dinamakan Portfolio
satu individu atau entitas, sekelompok Guideline (PG) pada seluruh tahapan pengelolaan risiko
entitas yang saling terkait, suatu wilayah kredit.
geografis, sektor industri, produk Melakukan pembatasan eksposur melalui kebijakan
tertentu dan lain sebagainya yang limit (limit industri dan limit debitur).
mempunyai kriteria sistematik yang
serupa, dapat mengakibatkan potensi
kerugian yang sangat besar.
Kompleksitas Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Menerapkan Enterprise Risk management dalam
proses bisnis dan yang agresif dan non-organik, Bank pelaksanaan manajemen risiko.
coverage jaringan Mandiri memiliki bisnis yang beragam
yang luas dan kompleks serta memiliki jaringan Melaksanakan konsolidasi pengelolaan risiko dengan
yang luas meliputi kantor luar negeri perusahaan anak yang bergerak di bidang keuangan
dan perusahaan anak secara bertahap dan berkesinambungan.
Internal & eksternal Tindakan penyimpangan atau Pengelolaan risiko operasional oleh seluruh unit kerja.
fraud pembiaran yang sengaja dilakukan Meningkatkan risk awareness melalui serangkaian
untuk mengelabui, menipu, atau program sosialisasi seperti program NO Surprise
memanipulasi Bank, nasabah, atau kepada seluruh unit kerja.
pihak lain, yang terjadi di lingkungan
Implementasi Operational Risk management yang
Bank dan/atau menggunakan sarana
dimonitor secara periodik melalui Forum Manajemen
Bank sehingga mengakibatkan Bank,
Risiko Operasional (MRO) yang dilakukan baik di tingkat
nasabah, atau pihak lain menderita
Kantor Wilayah maupun Kantor Pusat.
kerugian dan/atau pelaku fraud
memperoleh keuntungan keuangan Menerapkan proses due dilligence dan pengelolaan
baik secara langsung maupun tidak risiko terhadap nasabah mengacu kepada ketentuan
langsung. Bank Indonesia dan didasarkan pada prinsip risk-based
approach.
Krisis global dan European sovereign debt crisis Pengelolaan risiko operasional oleh seluruh unit kerja.
perlambatan menyebabkan ancaman perlambatan
Meningkatkan risk awareness melalui serangkaian
pertumbuhan pertumbuhan ekonomi dan volatilitas
program sosialisasi seperti program NO Surprise
ekonomi pasar keuangan. Perlambatan
kepada seluruh unit kerja.
pertumbuhan ekonomi China dan India
mengancam permintaan komoditas. Implementasi Operational Risk management yang
dimonitor secara periodik melalui Forum Manajemen
Kenaikan suku bunga acuan (BI rate)
Risiko Operasional (MRO) yang dilakukan baik di tingkat
secara signifikan untuk mengurangi
Kantor Wilayah maupun Kantor Pusat.
gejolak pasar keuangan akibat kebijakan
pengurangan stimulus (tapering off) Menerapkan proses due dilligence dan pengelolaan
Federal Reserve. risiko terhadap nasabah mengacu kepada ketentuan
Bank Indonesia dan didasarkan pada prinsip risk-based
approach.
Melakukan stress testing secara komprehensif dan
berkala, serta menyusun contingency plan.
Memantau secara ketat sektor industri yang
berpotensi terkena dampak krisis dan resesi, misalnya
pertambangan, komoditas dan tekstil.
Mengembangkan watch list tools khusus sektor
pertambangan batu bara dan perkebunan sawit untuk
monitoring debitur-debitur di kedua sektor tersebut.
Perlambatan Penyesuaian harga bahan bakar minyak Melakukan pengelolaan portfolio secara aktif untuk
perekonomian (BBM) yang mendorong kenaikan inflasi mendapatkan portfolio kredit di sektor-sektor yang
nasional dan tingkat suku bunga. prospektif.
Likuiditas Gejolak di pasar keuangan Mengelola asset likuid secara prudent dan proaktif dan
perbankan menyebabkan likuiditas perbankan meningkatkan akses pasar.
mengetat, sehingga mengakibatkan
kenaikan suku bunga pasar dan
persaingan mendapatkan dana
meningkat.
Perubahan Adanya perubahan ketentuan Menyesuaikan portfolio atau eksposur risiko pada Bank
ketentuan yang terkait dengan regulator yang sehingga dapat mengurangi dampak atas perubahan
pemerintah dan menimbulkan peningkatan eksposur kebijakan pemerintah/regulator, antara lain melalui
regulator Bank. diversifikasi portfolio Bank, meningkatkan permodalan,
dan lain-lain.
Jenis risiko maupun mitigasi risiko Bank Mandiri dapat dilihat pada bagian Tinjauan Fungsi Pendukung Bisnis
Manajemen Risiko Terintegrasi.
risiko Bank berdasarkan prinsip risk-based audit Pada tahun 2015, Bank Mandiri bekerja sama dengan
dengan tujuan bukan saja sebagai pengendalian intern konsultan eksternal bertaraf internasional untuk
namun juga untuk perbaikan penerapan manajemen melakukan pengembangan lebih lanjut infrastruktur
risiko secara terus menerus. Secara eksternal, Enterprise Risk management (ERM) di Bank Mandiri
evaluasi penerapan manajemen risiko dilakukan oleh yang mengacu kepada Basel II dan best practices.
auditor eksternal maupun auditor Bank Indonesia.
dan kecukupan modal (CAR), di Bank Mandiri Parameters untuk Portfolio Retail
external auditor
Laporan Keuangan Bank Mandiri periode akhir tahun senantiasa diaudit External
Auditor/Independent Auditor. External Auditor dengan kredibilitasnya memiliki peran
untuk memberikan opini kewajaran Laporan Keuangan Bank. Opini ini bermanfaat
untuk informasi kepada pihak shareholders maupun stakeholders Bank. Pemeriksaan
Laporan Keuangan Bank Mandiri tahun buku 2015 diatestasi oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) selaku External Auditor.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT
tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada Tanggal dan
Desember 2015, termasuk untuk menetapkan Untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember
honorarium dan persyaratan lainnya bagi KAP 2015.
tersebut, serta menetapkan KAP pengganti
dalam hal KAP yang telah ditunjuk dan Bank Mandiri menerapkan prinsip-prinsip Etika
ditetapkan tersebut, karena sebab apapun tidak Profesi dalam melakukan penetapan External Auditor/
Independent Auditor yaitu:
dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan dan Laporan Tahunan 1. Tanggung jawab profesi;
Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina 2. Kepentingan umum (publik);
Lingkungan Perseroan tahun 2015. 3. Integritas;
4. Bank Mandiri menyampaikan hasil penetapan 4. Obyektifitas;
Dewan Komisaris sebagai pelimpahan
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional;
kewenangan RUPS melalui surat kepada KAP
6. Kerahasiaan;
Peserta Pengadaan mengenai hasil proses
pengadaan Jasa Audit Laporan Keuangan 7. Perilaku professional;
Periode
Tahun Periode
Nama KAP Nama Akuntan Publik Akuntan
Buku KAP
Publik
2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Drs. Haryanto Sahari, CPA
2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Drs. Haryanto Sahari, CPA
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Drs. Haryanto Sahari, CPA
2010 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Drs. Haryanto Sahari, CPA
Pelaksanaan Audit
Dalam pelaksanaan audit, Bank Mandiri selalu beserta Internal Audit senantiasa mengawasi jalannya
berupaya meningkatkan komunikasi dengan KAP audit yang dilakukan oleh KAP. Melalui koordinasi
(External Auditor). Unit Accounting bertanggung tersebut, diharapkan dapat dicapai hasil audit yang
jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan External komprehensif dan optimal.
Auditor dibantu oleh Internal Audit. Komite Audit
Koordinasi KAP dengan Komite Audit dimulai pemantauan terhadap kinerja KAP melalui rapat
dari proses seleksi KAP yang akan melakukan Komite Audit yang diikuti oleh Internal Audit dan
audit atas laporan keuangan Bank. KAP terpilih Direksi terkait. Dalam rapat tersebut juga dibahas
mengkomunikasikan mengenai rencana pelaksanaan mengenai tindak lanjut temuan-temuan audit oleh
audit laporan keuangan Bank Mandiri kepada Komite External Auditor.
Audit. Secara berkala, Komite Audit akan melakukan
External Auditor (KAP) menyampaikan rencana Audit internal control. External Auditor menyampaikan hasil
berikut metodologi audit dan sampel audit yang auditnya kepada Komite Audit dalam pertemuan
akan digunakan kepada Internal Audit pada awal bersama dengan Internal Audit dan Direksi terkait.
penugasan sebelum audit lapangan dilaksanakan. Sebelum pertemuan dengan Komite Audit, materi
Pada saat pelaksanaan audit, secara periodik pertemuan tersebut dibahas terlebih dahulu dengan
dilakukan pembahasan progres audit dan temuan- Internal Audit dan unit kerja terkait. Melalui koordinasi
temuan audit serta hal-hal yang dianggap penting tersebut, diharapkan dapat dicapai hasil audit yang
lainnya oleh kedua pihak termasuk temuan terkait komprehensif dan optimal.
Hasil Pemeriksaan
Opini atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2010-2015 adalah sebagai berikut:
2015 Laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia
Laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
2014
Indonesia
Laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
2013
Indonesia
Laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
2012 Indonesia
Laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
2011
Indonesia
Laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
2010
Indonesia
Sebagai informasi, berikut ini adalah kronologi fee jasa audit tahun buku 2010 s.d. 2015 sebagai berikut:
2015 7.330
2014 8.300
2013 9.975
2012 9.500
2011 11.800
2010 11.495
11.800
11.495
9.975
9.500
8.300
7.330
kode etik
(code of conduct)
Kode etik merupakan pedoman perilaku Jajaran Bank Etika kerja merupakan penjabaran prinsip-prinsip
dalam menjalankan tugas dan kedinasan sehari-hari dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan
serta dalam melakukan hubungan bisnis dengan dilakukan oleh Jajaran Bank dalam melaksanakan
para nasabah, rekanan maupun rekan kerja. Adanya tugasnya. Etika bisnis merupakan prinsip moral terkait
aturan dasar tersebut yang dimuat dalam Kode Etik perilaku individu, perlindungan terhadap harta milik
(Code of Conduct), menjadikan salah satu komitmen bank, dan penyelenggaraan bisnis bank salah satunya
Bank terhadap prinsip-prinsip GCG, yang selama ini dalam berinteraksi dengan stakeholders, sebagai dasar
mendukung Bank untuk mancapai Visi dan Misi yang perilaku Jajaran Bank dalam menjalankan aktivitas
telah ditetapkan. bisnis. Hal Ini merupakan standar perilaku yang harus
diterapkan oleh seluruh level organisasi.
1. Benturan Benturan kepentingan adalah suatu kondisi dimana Jajaran Bank dalam menjalankan tugas
kepentingan dan kewajibannya mempunyai kepentingan di luar kepentingan dinas, baik yang menyangkut
(conflict of interest) kepentingan pribadi, keluarga maupun kepentingan pihak-pihak lain sehingga Jajaran Bank
tersebut dimungkinkan kehilangan obyektivitas dalam mengambil keputusan dan kebijakan
sesuai kewenangan yang telah diberikan Bank kepadanya. Oleh karenanya:
a. Seluruh Jajaran Bank wajib menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan. Apabila satu dan lain hal tidak dapat dihindari, maka yang bersangkutan wajib
melaporkannya kepada atasan langsung.
b. Seluruh Jajaran Bank dilarang memberikan persetujuan dan atau meminta persetujuan atas
fasilitas kredit, serta tingkat bunga khusus maupun kekhususan lainnya untuk:
i. Dirinya sendiri.
ii. Keluarganya.
iii. Perusahaan dimana ia dan atau keluarganya mempunyai kepentingan.
c. Seluruh Jajaran Bank dilarang bekerja pada perusahaan lain baik sebagai direksi, karyawan,
konsultan atau anggota komisaris, kecuali apabila telah mendapatkan penugasan atau ijin
tertulis dari Bank. Khusus untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi, perangkapan jabatan
mengikuti ketentuan regulator mengenai GCG.
d. Seluruh Jajaran Bank dilarang menjadi rekanan secara langsung maupun tidak langsung,
baik rekanan untuk barang atau jasa bagi Bank.
e. Seluruh Jajaran Bank dilarang mengambil barang-barang milik Bank untuk kepentingan sendi-
ri, keluarga ataupun kepentingan pihak luar lainnya.
f. Seluruh Jajaran Bank hanya diperkenankan melakukan transaksi sekuritas, perdagangan
valuta asing, logam mulia, transaksi derivatif dan barang lainnya untuk kepentingan sendiri
apabila tidak terjadi benturan kepentingan, pelanggaran peraturan insider trading dari
Otoritas Pasar Modal, dan peraturan lainnya.
2. Kerahasiaan a. Seluruh Jajaran Bank wajib memahami dan menjaga kerahasiaan setiap informasi, baik
informasi mengenai nasabah maupun informasi lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Seluruh Jajaran Bank menggunakan informasi yang diterima hanya untuk kegiatan Bank, dan
tidak untuk keuntungan pribadi, keluarga dan lainnya atau kegiatan di luar Bank.
c. Dalam memberikan informasi, setiap Jajaran Bank harus bertindak sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Untuk menghindari penyalahgunaan, penyebaran informasi nasabah di lingkungan internal
Bank dilakukan secara hati-hati dan hanya kepada pihak yang berkepentingan.
e. Seluruh Jajaran Bank dilarang menyebarluaskan informasi kepada pihak luar mengenai:
i. Kegiatan Bank dengan Pemerintah Republik Indonesia.
ii. Kebijakan internal serta prosedur kerja Bank.
iii. Manajemen Sistem Informasi, Data dan Laporan
iv. Data karyawan, baik yang masih aktif maupun tidak
v. Kegiatan bisnis Bank, termasuk kegiatan dengan nasabah dan rekanan. Kecuali atas
persetujuan pejabat Bank yang berwenang atau karena perintah berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
f. Kewajiban untuk menjaga hal-hal khusus yang harus dirahasiakan, tetap berlaku bagi man-
tan pegawai Bank.
3. Penyalahgunaan a. dilarang menyalahgunakan wewenang dan mengambil keuntungan baik langsung maupun
Jabatan tidak langsung, dari pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan bisnis Bank untuk :
i. Keuntungan pribadi.
ii. Keuntungan bagi anggota keluarganya.
iii. Keuntungan bagi pihak-pihak lainnya.
b. dilarang meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima gratifikasi
yang berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajibannya sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk pula larangan meminta atau
menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu hadiah atau imbalan dari
pihak ketiga yang mendapatkan atau berusaha mendapatkan fasilitas dari Bank dalam
bentuk fasilitas kredit (cash loan dan atau non cash loan), atau dalam rangka pembelian atau
pendiskontoan surat-surat wesel, surat promes, cek dan kertas dagang atau bukti kewajiban
lainnya, ataupun fasilitas lain yang berkaitan dengan kegiatan operasional Bank. Jenis-jenis
gratifikasi dan mekanisme pelaporannya akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
c. dilarang meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu
hadiah atau imbalan dari pihak ketiga yang mendapatkan atau berusaha mendapatkan
pekerjaan yang berkaitan dengan pengadaan barang maupun jasa dari Bank.
d. dalam hal nasabah, rekanan, dan pihak-pihak lain memberikan bingkisan berupa barang atau
dalam bentuk lainnya pada saat-saat tertentu seperti pada Hari Raya, perayaan tertentu,
musibah dan lainlain, apabila:
i. Akibat penerimaan bingkisan tersebut diyakini menimbulkan dampak negatif dan
mempengaruhi keputusan bank, dan
ii. Harga bingkisan tersebut di luar batas yang wajar, maka Jajaran Bank yang menerima
bingkisan tersebut harus segera mengembalikan bingkisan tersebut dengan penjelasan
secara sopan bahwa Jajaran Bank tidak diperkenankan menerima bingkisan.
e. dalam hal pemberian bingkisan sebagaimana disebutkan dalam butir (d) di atas karena satu
dan lain hal sulit dikembalikan, anggota Jajaran Bank yang menerima bingkisan tersebut
harus segera melaporkan kepada atasannya untuk mengambil tindak lanjut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
f. dalam hal nasabah, rekanan, dan pihak-pihak lain memberikan barang promosi, maka
sepanjang akibat penerimaan barang promosi tersebut diyakini tidak menimbulkan dampak
negatif dan mempengaruhi keputusan Bank, Jajaran Bank dimungkinkan untuk menerima
barang promosi tersebut.
g. dalam rangka pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga untuk keperluan dinas Bank,
Jajaran Bank harus berusaha mendapatkan harga terbaik dengan potongan harga maksimal.
Potongan harga (diskon) yang diperoleh harus dibukukan untuk keuntungan Bank.
h. dilarang menggunakan jabatannya untuk meminjam dari nasabah atau berhutang kepada
nasabah.
i. dilarang memanfaatkan kesempatan menggunakan fasilitas Bank untuk keuntungan sendiri
di luar yang telah disediakan oleh Bank.
4. Perilaku insiders a. jajaran Bank yang memiliki informasi rahasia tidak diperkenankan menggunakan informasi
tersebut untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri, keluarganya atau pihak ketiga
lainnya, dengan:
i. Mempengaruhi nasabah atau individu atau institusi dalam melakukan transaksi dengan
Bank.
ii. Menyebarluaskan informasi tersebut kepada nasabah atau individu atau institusi.
b. dilarang menggunakan informasi internal untuk melakukan pembelian, atau memperdagang-
kan sekuritas, kecuali jika informasi tersebut telah diketahui oleh publik secara luas.
c. dilarang menyalahgunakan posisinya dan mengambil keuntungan baik langsung maupun
tidak langsung bagi dirinya sendiri, anggota keluarganya ataupun pihak-pihak lainnya dan/
atau mempengaruhi proses keputusan yang berhubungan dengan dirinya.
d. pengambilan keputusan untuk menjual atau membeli aset Bank serta jasa lainnya harus
dilakukan dengan mengutamakan kepentingan Bank tanpa dipengaruhi oleh Insiders.
5. Integritas dan a. harus menyajikan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Akurasi Data Bank
b. tidak diperkenankan membukukan dan/atau mengubah dan/atau menghapus pembukuan,
dengan maksud untuk mengaburkan transaksi.
c. hanya diperkenankan melakukan perubahan atau penghapusan data berdasarkan otorisasi
pejabat berwenang sesuai prosedur yang telah ditetapkan Bank.
d. tidak diperkenankan memanipulasi dokumen.
6. Integritas Sistem a. harus senantiasa mawas diri dan menghindarkan keterlibatan Bank dalam kegiatan kriminal
Perbankan di bidang keuangan dan perbankan.
b. wajib mencurigai adanya transaksi yang tidak biasa dan wajib melakukan tindakan preventif
dalam mendeteksi rekening-rekening yang dicurigai telah digunakan untuk kegiatan seperti
money laundering, terrorism financing, korupsi dan tindak kejahatan lainnya.
Adapun etika bisnis sebagai dasar perilaku Jajaran Bank dalam menjalankan aktivitas bisnis, mencakup aspek
berikut:
1. Perilaku Individu a. Integritas Pribadi
i. menjunjung tinggi moral, memiliki harga diri dan disiplin yang kuat.
ii. Jajaran Bank menjaga integritas pribadi sesuai aturan, ketentuan, kebijakan dan sistem
yang berlaku.
iii. memiliki komitmen untuk menjaga citra dan reputasi Bank.
iv. menyandarkan segala tindak dan perilaku kepada nurani yang murni.
v. bertindak terhormat dan bertanggung jawab serta bebas dari pengaruh yang memungk-
inkan hilangnya obyektivitas dalam pelaksanaan tugas atau mengakibatkan Bank kehilan-
gan bisnis atau reputasinya.
vi. menghindarkan diri dari kegiatan yang berhubungan dengan suatu organisasi dan atau
individu yang memungkinkan terjadinya benturan kepentingan.
vii. baik secara individu maupun bersama-sama senantiasa berupaya untuk tidak terlibat
dalam hal-hal yang dapat melemahkan atau menurunkan integritas sistem perbankan di
Indonesia.
b. Perlakuan/Tindakan Diskriminasi
i. menjunjung tinggi hak asasi manusia.
ii. mencegah praktek diskriminasi dalam segala bentuknya.
iii. tindakan Pelecehan Jajaran Bank wajib menghindari segala bentuk perbuatan yang me-
langgar ketertiban umum dan kesusilaan.
2. Perlindungan ter-
hadap Harta Milik a. harta Milik Bank
Bank i. selalu memelihara dan melindungi semua harta milik Bank baik yang berwujud maupun
tidak berwujud.
ii. menggunakan harta milik Bank hanya untuk kegiatan terkait kepentingan Bank.
iii. menggunakan harta milik Bank dengan penuh tanggung jawab termasuk kesesuaian
peruntukkannya.
b. perlindungan Informasi Rahasia
i. melindungi dan mencegah informasi yang berharga dan bersifat rahasia dari kehilangan,
penyalahgunaan, pembocoran dan pencurian.
ii. tidak menyebarluaskan laporan/informasi mengenai Bank yang tidak dimaksudkan untuk
umum.
c. hak Milik Intelektual Bank
i. menjaga hak milik intelektual Bank.
ii. mendedikasikan kompetensi yang dimiliki untuk kepentingan Bank sebagai hak milik
intelektual Bank.
d. pencatatan dan Pelaporan
bertanggung jawab atas keakuratan dan kelengkapan catatan dan laporan yang disajikan.
3. Penyelenggaraan
Bisnis Bank a. Mis-representasi
i. Jajaran Bank yang mewakili Bank dalam berhubungan dengan pihak ketiga bertindak
sesuai kapasitas dan kewenangannya.
ii. Jajaran Bank yang mewakili Bank memberikan keterangan, dokumen dan laporan yang
benar dengan cara yang benar.
iii. Jajaran Bank menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan kes-
alahpahaman dari pihak lain.
b. Hubungan dengan Mitra Kerja
i. senantiasa memprioritaskan kepentingan Bank dalam berhubungan dengan mitra kerja.
ii. mencegah terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme serta citra negatif dalam berhubun-
gan dengan mitra kerja.
iii. dalam bekerja sama dengan mitra kerja menerapkan prinsip profesionalisme dan keadilan
yang dilandasi itikad baik.
c. Perilaku dalam Berkompetisi
i. bertanggung jawab menciptakan dan menjaga kompetisi yang sehat dalam menjalankan
bisnis.
ii. menjauhi, menghindari dan mencegah cara-cara berkompetisi yang tidak sehat dalam
mengembangkan karirnya.
d. Hubungan dengan Organisasi Lain
i. dapat melakukan kontak bisnis dengan organisasi lain termasuk kompetitor sepanjang
memberikan manfaat bagi Bank.
ii. menghindarkan diri dari segala bentuk kolaborasi/persekutuan yang tidak patut dengan
pihak lain.
e. Mendapatkan dan Menggunakan Informasi Pihak Ketiga
i. menghindari perolehan informasi rahasia dari pihak ketiga/kompetitor dengan cara yang
tidak patut.
ii. tidak merekrut pegawai kompetitor dengan tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia
dari perusahaan kompetitor.
f Hubungan dengan Regulator
memegang teguh prinsip etika dan ketentuan yang berlaku dalam membina hubungan
dengan Regulator.
pelanggaran kode etik terdokumentasi secara dengan disusunnya kebijakan turunan Kode Etik
terintegrasi pada mekanisme LTC. Bank Mandiri berupa Pedoman Penanganan
Benturan Kepentingan Bank Mandiri.
Upaya implementasi dan penegakkan kode etik Bank 4) Pakta Integritas
Mandiri dilakukan dengan penuh kesadaran secara
Pakta integritas ditandatangani oleh pejabat
terus-menerus dalam bentuk sikap, perbuatan,
pemegang kewenangan dan seluruh rekanan/
komitmen serta ketentuan, dilakukan antara lain
dengan: mita Bank Mandiri yang yang terlibat dalam
proses pemberian kredit, pengadaan barang dan
1) Pernyataan Kepatuhan Kode Etik Bank Mandiri
jasa, serta akreditasi rekanan. Selain itu terdapat
Untuk menerapkan Kode Etik yang efektif, Jajaran
penandatanganan Pakta Integritas Tahunan
Bank diharuskan membaca, dan memahami
juga dilakukan oleh Dewan Komisaris, Jajaran
dengan baik serta diwajibkan menandatangani
Direksi, Pejabat Eksekutif Bank Mandiri serta
Pernyataan Kepatuhan Jajaran Bank terhadap
seluruh pegawai Bank Mandiri dalam rangka
Kode Etik, kode etik dan budaya perusahaan.
implementasi pengendalian Gratifikasi.
2) Komitmen Manajemen dan Seluruh Pegawai
5) Program Awareness
Bank Mandiri
Untuk pegawai baru Bank Mandiri akan
Komitmen manajemen serta seluruh pegawai
diadakan program induksi Kode Etik Bank
Bank Mandiri untuk tidak menerima uang dan/
Mandiri melalui program jump start pendidikan
atau barang Gratifikasi dan/atau bingkisan yang
Bank Mandiri serta sosialisasi kebijakan secara
berhubungan dengan kewajiban atau tugasnya.
berkesinambungan dan konsisten. Selain itu,
Komitmen dipublikasikan melalui media massa
juga dilakukan sosialisasi kepada seluruh unit
dan website perusahaan.
kerja Bank Mandiri terkait kode etik antara
lain strategi anti fraud Bank Mandiri, budaya
Kepatuhan, serta budaya layanan.
Internalisasi Budaya
Perusahaan
Guna mendukung pencapaian visi Bank Mandiri Dengan adanya proses internalisasi budaya kerja
untuk menjadi The Best Bank in ASEAN 2020, Bank unggul, diharapkan Bank Mandiri akan memiliki
Mandiri memiliki budaya perusahaan yang dikenal keunggulan tidak hanya di sisi finansial, tapi juga
dengan Budaya Kerja Unggul Culture of Excellence. memiliki Mandirian unggul untuk mencapai visi Bank
Budaya Kerja Unggul Culture of Excellencemerupakan Mandiri menjadi Bank Terbaik di ASEAN 2020.
wujud semangat Bank Mandiri untuk tumbuh dan
berkembang secara bersama-sama dalam konteks
Mandiri Group. BUDAYA KERJA UNGGUL, Culture of
Excellence dilandasi oleh 5 Nilai Budaya TIPCE dan 11
Perilaku Utama Insan Bank Mandiri.
akses informasi
dan data perusahaan
Website
Bank Mandiri memberikan informasi kepada Bank Mandiri menggunakan media elektronik seperti
pemegang saham dan stakeholder dalam poster, atau email yang digunakan untuk menyebarkan informasi
majalah Bank Mandiri dan lain-lain yang mencakup atau berkomunikasi seperti mengirimkan/menerima
seluruh kegiatan internal Perusahaan yang perlu surat dan data yang disampaikan oleh stakeholder.
diketahui oleh pemegang saham, stakeholder maupun Selain itu Bank Mandiri selalu menayangkan iklan
publik secara luas. mengenai promosi kegiatan atau produk yang
dimilikinya melalui televisi swasta tanah air maupun
Youtube.
Bank Mandiri menyediakan sarana komunikasi yang menjadi sarana diskusi bagi pegawai dengan manajemen yang
secara berkala dilakukan oleh masing-masing unit kerja baik melalui family gathering, rapat kerja, morning breafing
maupun dalam bentuk-bentuk kompetisi (olahraga maupun event-event yang dilakukan perusahaan) serta melaui
media lain seperti Majalah Mandiri dan Publikasi Mandiri Institute.
Bank Mandiri menyediakan sarana informasi melalui Sarana informasi mengenai kegiatan perusahaan
Annual Report yang disusun untuk setiap tahunnya. secara meyeluruh juga dicantumkan pada
Annual Report ini akan disampaikan kepada pemegang Sustainability Report yang diterbitkan bersamaan
saham, regulator, organisasi massa, media massa dan dengan Annual Report. Sustainability Report akan
masyarakat. disampaikan kepada pemegang saham, regulator,
organisasi massa, media massa dan masyarakat.
Terkait akses informasi yang sifatnya rahasia, Bank Kebijakan kerahasiaan informasi disusun untuk
Mandiri hanya dapat mengungkapkan apabila terdapat melindungi keamanan informasi dan memastikan
alasan yang sah sebagaimana dipersyaratkan dalam Bank Mandiri mengungkapkan informasi kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan secara transparan
Insan Mandiri wajib menjaga rahasia bank dan rahasia dan fair sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
jabatan sebaik-baiknya.
Jan 1. Media Briefing Wartawan media nasional, Bank Mandiri bersama Barclays dan Mandiri Institute
Mandiri seperti Kompas, Bisnis akan menggelar Mandiri Investment Forum pada
Invesment Indonesia, Kontan, 27 Januari 2015 untuk mendukung peningkatan
Forum 2015 Investor Daily, Media investasi di Tanah Air dan rencananya akan dihadiri
Indonesia, Koran Tempo, 700 investor dan pelaku usaha
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com
2.Press Conf Wartawan dan Fotografer Bank Mandiri terus memperkuat peran sebagai
Kinerja media nasional, seperti lembaga intermediasi untuk mendorong
Triwulan Kompas, Bisnis Indonesia, perekonomian nasional. Hal itu ditunjukkan dengan
IV/2014 Kontan, Investor Daily, pertumbuhan kredit secara tahunan sebesar 12,2%
Media Indonesia, Koran pada akhir 2014 menjadi Rp 530,0 triliun dari Rp 472,4
Tempo, Jakarta Post, triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya,
Republika, dan Detik.com dengan rasio NPL terjaga di level 2,15 %.
3. Press Con Wartawan media nasional, Bank Mandiri dan Secure Parking Indonesia
Launching seperti Kompas, Bisnis bekerjasama dalam mengimplementasikan
Implementasi Indonesia, Kontan, pembayaran parkir menggunakan mandiri e-money.
e-payment Investor Daily, Media Sebagai tahap awal kerjasama, mandiri e-money
Secure Parking Indonesia, Koran Tempo, dapat digunakan di area parkir Mal Kelapa Gading
2015 Jakarta Post, Republika, dan La Piazza Kelapa Gading. Selanjutnya, mandiri
dan Detik.com e-money dapat digunakan untuk membayar parkir di
lebih dari 20 area parkir yang dikelola Secure Parking.
4. Press Con Mini Wartawan media nasional, Bank Mandiri menjalin kerjasama dengan tiga bank
MRA Bank seperti Kompas, Bisnis asing, yaitu Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, JP Morgan
Mandiri dan Indonesia, Kontan, Chase Bank dan Hongkong Shanghai Bank & Corp
Bank Asing Investor Daily, Media (HSBC) untuk memperkuat pasar keuangan melalui
Indonesia, Koran Tempo, pemanfaatan layanan transaksi repurchase (repo)/
Jakarta Post, Republika, reverse. Kerjasama ini merupakan yang pertama kali
dan Detik.com dilakukan dimana bank asing menggunakan Mini
Master Repo Agreement (MRA) sebagai kontrak
standar dalam bertransaksi.
5. Press Conf Wartawan dan fotografer Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas dan Barclays
Mandiri media nasional, seperti menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2015
Invesment Kompas, Bisnis Indonesia, guna mendorong partisipasi swasta melalui investasi
Forum 2015 Kontan, Investor Daily, dalam mendukung program pembangunan nasional.
Media Indonesia, Koran Peningkatan investasi ini dapat mendukung upaya
Tempo, Jakarta Post, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih
Republika, ANTARA dan baik
Detik.com
Feb 1. Pemred dinner Pemimpin redaksi media Bank Mandiri ingin memperkuat hubungan yang
2015 nasional, termasuk konstruktif dan saling menguntungkan dengan media
Kompas, Bisnis Indonesia, untuk dapat memperoleh dukungan terkait agenda
Kontan, Investor Daily, bisnis perusahaan.
Media Indonesia, Koran
Tempo, Jakarta Post,
Republika, dan Detik.com
2. Press Tour Wartawan dan fotografer Bank Mandiri berkomitmen untuk memudahkan
Kerjasama media nasional, seperti masyarakat Indonesia di luar negeri untuk
Remmitansi Kompas, Bisnis Indonesia, mengirimkan uang ke Tanah Air. Di Hongkong,
dengan 7 Kontan, Investor Daily, Bank Mandiri bekerjasama dengan The dairy Farm
eleven di Media Indonesia, Koran Company limited, pengelola 7-eleven, untuk menerima
hongkong Tempo, Jakarta Post, setoran pengiriman uang dari masyarakat Indonesia
2015 Republika, ANTARA dan di Hongkong.
Detik.com serta wirenews
asing
3. Press Tour Republika, Tempo, Media Bank Mandiri berkolaborasi dengan Pesantren
Liputan Indonesia dan Fotografer Al Kautsar Al Akbar Medan menggelar workshop
workshop Antara, Bisnis Indonesia, untuk membangun jiwa kewirausahaan santri
WMM goes Kontan, Indonesia dan menciptakan wirausaha tangguh yang dapat
to pesantren Finance Today dan Media berperan pada perekonomian. Workshop yang diikuti
Medan 2015 Indonesia, dan Kompas oleh sekitar 500 santri tersebut diisi oleh pemaparan
materi mengenai peluang wirausaha di lingkungan
pesantren serta beberapa tips berwirausaha dan etika
bisnis.
Mar 1. Press Con Bisnis Indonesia, The Ajang Kewirausahaan Mandiri 2014 menghasilkan 20
Wirausaha Jakarta Post, Dow jawara pengusaha dan inovator muda potensial yang
Muda Mandiri Jones, Majalah SWA, dan siap berkontribusi aktif dalam membangun Indonesia.
2015 Indonesia Finance Today Selain penghargaan, para jawara tersebut juga akan
mendapatkan bantuan pengembangan bisnis serta
pendampingan dalam pengelolaan keuangan dan
pemasaran.
2. Press Conf Wartawan media nasional, Pemegang saham Bank Mandiri telah menyetujui dan
RUPS 2015 seperti Kompas, Bisnis mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk
Indonesia, Kontan, tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2014.
Investor Daily, Media Pengesahaan tersebut semakin menasbihkan Bank
Indonesia, Koran Tempo, Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia dengan
Jakarta Post, Republika, asset mencapai Rp 855 triliun dan siap membidik
dan Detik.com pasar ASEAN. Pada akhir 2015, Mandiri menargetkan
capaian asset sebesar Rp 1.000 triliun agar mampu
melangkah lebih cepat di ASEAN.
3.Press Tour Fotografer media nasional, Bank Mandiri memperkuat layanan perbankan tanpa
Layanan seperti Bisnis Indonesia, kantor secara fisik atau Layanan Keuangan Tanpa
laku pandai Kontan, Investor Daily, Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai)
Makassar 2015 Media Indonesia, dan melalui Mandiri e-cash, untuk meningkatkan akses
Republika layanan perbankan ke seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia.
April 1. Press Conf Wartawan dan Fotografer Bank Mandiri bekerjasama dengan operator
Rekening media nasional, telekomunikasi yaitu PT Telekomunikasi Indonesia
HAPE /2015 seperti Kompas, Bisnis (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi Selular Tbk., PT
Indonesia, Kontan, Indosat Tbk., dan PT XL-Axiata Tbk., memperkuat
Investor Daily, Media keuangan inklusif. Sinergi ini juga untuk mendukung
Indonesia, Koran Tempo, semangat Pemerintah untuk terus meningkatkan
Jakarta Post, Republika, akses keuangan dan transaksi non-tuna
dan Detik.com
2. Press Conf Wartawan Tulis media Awal 2015 merupakan saat yang berat bagi
Kinerja nasional, termasuk sektor usaha karena diwarnai dengan tantangan
Triwulan Kompas, Bisnis kondisi perekonomian yang berat. Meski demikian,
I/2015 Indonesia, Kontan, penyaluran kredit Bank Mandiri tetap tumbuh di atas
Investor Daily, Media rata-rata industri, yaitu sebesar 13,3% dari Rp 470,4
Indonesia, Koran Tempo, triliun pada triwulan I/2014 menjadi Rp 532,8 triliun
Jakarta Post, Republika, di triwulan I/2015.
dan Detik.com
3. Press Tour Wartawan Tulis media Bank Mandiri terus meningkatkan pembiayaan bagi
Liputan bedah nasional, termasuk nelayan baik melalui skema Kredit Usaha Rakyat
rumah pesisir Kompas, Investor Daily, (KUR), maupun Kredit Ketahanan Pangan Energi
2015 Media Indonesia, Koran (KKP-E). Hingga akhir 2014, Bank Mandiri telah
Tempo, Jakarta Post, memberikan kredit kepada nelayan hingga Rp1,765
Republika, triliun, tumbuh 15% dari tahun sebelumnya.
4. Media Briefing Reporter media nasional, Bank Mandiri serius menggarap potensi inklusi
dan Presscon seperti Kompas, Bisnis keuangan Indonesia untuk meningkatkan akses
World Indonesia, Kontan, finansial di Tanah Air.
Economic Investor Daily, Media
Forum 2015 Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com
Mei 1. Press Tour Wartawan dan fotografer Bank Mandiri memberikan edukasi dan ketrampilan
Kegiatan media nasional, berwirausaha kepada 1.000 buruh migran Indonesia
Mandiri seperti Kompas, Bisnis (BMI) di Hongkong, Minggu (10/3). Program
Sahabatku Indonesia, Kontan, bertajuk Mandiri Sahabatku ini merupakan upaya
di Hongkong Investor Daily, Media perseroan untuk memberikan masa depan yang
2015 Indonesia, Koran Tempo, lebih baik kepada para BMI pascabekerja di luar
Jakarta Post, Republika, negeri.
dan Detik.com
2. Press Conf Wartawan Tulis media Bank Mandiri dan The Institute of International
Indonesia nasional, termasuk Finance (IIF) menggelar forum pertemuan para
Investment Kompas, Bisnis pemimpin bisnis keuangan dunia di Ritz Carlton
Forum 2015 Indonesia, Kontan, Pacific Place Jakarta, Rabu-Jumat (6-8/5). Lebih dari
Investor Daily, Media 300 pemimpin bisnis keuangan akan hadir dalam
Indonesia, Koran Tempo, forum untuk mendiskusikan tentang berbagai isu
Jakarta Post, Republika, yang terkait dengan pembiayaan infrastruktur dan
dan Detik.com akses keuangan.
3. Presscon Wartawan Tulis media Bank Mandiri dan Accor sepakat melakukan
Global nasional, termasuk kemitraan global untuk memberikan nilai tambah
Patnership Kompas, Bisnis dan manfaat lebih besar kepada pelanggan loyal
Bank Mandiri Indonesia, Kontan, kedua perusahaan, baik pemegang kartu debit dan
dengan Accor Investor Daily, Media kredit Bank Mandiri maupun para tamu hotel-hotel
Group 2015 Indonesia, Koran Tempo, Accor.
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com, serta
fotografer desk ekonomi
Juni 1. Buka Puasa Pemimpin redaksi dan Kesiapan Bank Mandiri dalam menyambut bulan
dengan wartawan media nasional, puasa dan musim libur lebaran 2013
Pemred dan termasuk Kompas,
Reporter 2015 Bisnis Indonesia, Kontan,
Investor Daily, Media
Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com
2. Press Tour Wartawan Tulis dan Bank Bank milik negara yang tergabung dalam
Liputan e-tol fotografer media Himbara bersinergi dengan Jasa Marga untuk
Bali-Mandara nasional, termasuk pembayaran elektronik jalan tol. Pada tahap
2015 Kompas, Bisnis awal, Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI
Indonesia, Kontan, mengimplementasikan pembayaran elektronik
Investor Daily, Media di gerbang tol Bali Mandara untuk memudahkan
Indonesia, Koran Tempo, masyarakat pengguna jalan tol
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com, serta
fotografer desk ekonomi
3. Jelajah Redaksi Kompas Group Bank Mandiri ingin memperkuat hubungan yang
Sepeda Papua konstruktif dan saling menguntungkan dengan
bersama media untuk dapat memperoleh dukungan terkait
Kompas 2015 agenda bisnis perusahaan.
Juli 1. Lunch Meeting Redaktur Pelaksana Bank Mandiri ingin terus mengoptimalkan peran
dengan media nasional, media dalam menyampaikan perkembangan terkini
Redaksi termasuk Kompas, perusahaan ke stakeholder
Pelaksana Bisnis Indonesia, Kontan,
2015 Investor Daily, Media
Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com, serta
fotografer desk ekonomi
2. Media Visit Redaksi Kompas Bank Mandiri ingin memperkuat hubungan yang
Kompas 2015 konstruktif dan saling menguntungkan dengan
media untuk dapat memperoleh dukungan terkait
agenda bisnis perusahaan.
3. Press Conf Wartawan dan Fotografer Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit sebesar
Kinerja media nasional, 13,8% menjadi Rp552,8 triliun pada enam bulan
Triwulan seperti Kompas, Bisnis pertama tahun ini. Atas kinerja tersebut, asset
II/2015 Indonesia, Kontan, Bank Mandiri pada akhir Juni 2015 mengalami
Investor Daily, Media pertumbuhan year on year sebesar 19,5% menjadi
Indonesia, Koran Tempo, Rp914,1 triliun.
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com
Agustus 1. Diskusi Redaksi Kompas Bank Mandiri telah menyiapkan diri untuk
informal menyongsong penerapan Masyarakat Ekonomi
dengan Asean dengan tetap menjaga kontribusi aktif pada
Kompas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
kalangan
pengusaha
tentang
kondisi
perekonomian
terkini 2015
2. Press Con Ke- Wartawan Tulis media Bank Mandiri bekerjasama dengan Marina Bay
giatan Penan- nasional, termasuk Sands melakukan joint marketing promo program
datanganan Kompas, Bisnis sebagai langkah untuk memperkuat tingkat loyalitas
MoU dengan Indonesia, Kontan, nasabah pemegang kartu kredit Bank mandiri
Marina Bay Investor Daily, Media
Sands 2015 Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com, serta
fotografer desk ekonomi
3. Press Tour Fotografer media Bank Mandiri ingin memperkuat hubungan yang
Jurnalis nasional, termasuk konstruktif dan saling menguntungkan dengan
Mountain Bike Kompas, Bisnis media untuk dapat memperoleh dukungan terkait
ke Bandung Indonesia, Kontan, agenda bisnis perusahaan.
2015 Investor Daily, Media
Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
ANTARA dan Detik.com
Sept 1. Press Conf Wartawan media Mandiri Institute berkolaborasi dengan lembaga
Seminar nasional, termasuk konsultan manajemen global Oliver Wyman
Kegiatan Kompas, Bisnis menggelar Seminar Internasional tentang
Mandiri Indonesia, Kontan, Pendalaman Sektor Keuangan untuk meningkatkan
Financial Investor Daily, Media dukungan industri keuangan kepada penciptaan
Deepening Indonesia, Koran Tempo, kestabilan ekonomi di Indonesia. Sebanyak 250
2015 Jakarta Post, Republika, peserta dari berbagai pemangku kepentingan
ANTARA dan Detik.com seperti perwakilan pemerintah, regulator, institusi
keuangan, ekonom, akademisi serta asosiasi pelaku
pasar hadir untuk mendiskusikan solusi yang efektif
dan cepat dalam memperdalam sektor keuangan
2. Media Training Wartawan media Bank Mandiri telah berada pada jalur yang tepat
Wartawan nasional dan media untuk merealisasikan visi menjadi yang terbaik di
2015 lokal, termasuk Kompas, Asean pada 2020
Bisnis Indonesia, Kontan,
Investor Daily, Media
Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
ANTARA dan Detik.com
3.Prescon Wartawan Tulis media Bank Mandiri bersama Bank Syariah Mandiri (BSM)
Produk nasional, termasuk mengenalkan Simpanan Pelajar (Simpel) untuk
Mandiri Simpel Kompas, Bisnis mendorong budaya menabung sejak dini bagi
2015 Indonesia, Kontan, pelajar.
Investor Daily, Media
Indonesia, Koran Tempo,
Jakarta Post, Republika,
dan Detik.com
Okt 1. Mandiri Wartawan dan fotografer Bank Mandiri mendorong perkembangan dunia
Karnaval media nasional, olahraga nasional khususnya atletik sebagai
Nusantara termasuk Kompas, olahraga yang berpeluang mencetak prestasi di
dan Mandiri Bisnis Indonesia, Kontan, event internasional
Jakarta Investor Daily, Media
Marathon Indonesia, Koran Tempo,
2015 Jakarta Post, Republika,
ANTARA dan Detik.com
2. Press Conf Wartawan dan fotografer Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan
Kinerja media nasional, bisnis ditengah kondisi makro ekonomi yang masih
Triwulan termasuk Kompas, mengalami flkuktuasi. Kondisi ini ditunjukkan
III/2015 Bisnis Indonesia, Kontan, dengan laba operasional yang mengalami
Investor Daily, Media pertumbuhan 21.19%, dari Rp 22,5 triliun menjadi Rp
Indonesia, Koran Tempo, 27,3 triliun pada triwulan III/2015
Jakarta Post, Republika,
ANTARA dan Detik.com
Nov 1. Press Conf Wartawan media Bank Mandiri menggandeng Indomaret untuk
Kegiatan nasional, termasuk memperluas leyanan keuangan digital menggunakan
Mandiri Kompas, Bisnis e-cash. Melalui kerjasama ini, Indomaret akan
Gandeng Indonesia, Kontan, menjadi agen Bank Mandiri yang dapat memberikan
Indomaret Investor Daily, Media layanan keuangan berupa penerimaan transaksi
untuk Indonesia, Koran Tempo, setor tunai, tarik tunai dan belanja dengan mandiri
Memperluas Jakarta Post, Republika, e-cash.
Keuangan dan Detik.com
Inklusif 2015
2. Press Conf Wartawan media Bank Mandiri terus memperluas akses kepada
Liputan nasional, termasuk transaksi perbankan untuk meningkatkan
Sosialisasi Kompas, Bisnis kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan
LKD Di Indonesia, Kontan, perekonomian daerah. Untuk itu, perseroan
Sumatera Investor Daily, Media melakukan sosialisasi Layanan Keuangan Digital
Barat Indonesia, Koran Tempo, (LKD) dengan produk Mandiri e-cash kepada petani
Jakarta Post, Republika, kelapa sawit di bawah naungan Koperasi Sawit
dan Detik.com Koto Besar Padang Bungur dan Bonjol (Koskopabo),
Sumatera Barat.
Des 1. Pres Con Wartawan media Hari Senin tanggal 21 Desember 2015 menjadi salah
Launching nasional, termasuk satu tonggak penting perwujudan sinergi antar bank
ATM Himbara Kompas, Bisnis BUMN di Indonesia. Untuk pertama kalinya, bank-
2015 Indonesia, Kontan, bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank
Investor Daily, Media Milik Negara (HIMBARA) secara resmi melakukan
Indonesia, Koran Tempo, launching Automatic Teller Machine (ATM)
Jakarta Post, Republika, HIMBARA.
dan Detik.com
ri
et
ril
ei
ni
Ag uli
Ok r
r
be
N obe
De be
be
Se stu
a
ua
Ju
Ap
ar
J
nu
em
em
m
br
t
Ja
se
ov
pt
laporan pengadaan
barang dan jasa (procurement)
Dengan semakin besarnya kegiatan bisnis Bank Mandiri, maka akan semakin besar
dana yang dibutuhkan oleh Bank Mandiri dalam pengadaan barang dan jasa untuk
menopang roda bisnis Bank. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan penanganan
khusus oleh Bank agar tidak menimbulkan kerugian serta melanggar hukum yang
berlaku. Pada saat ini, Bank Mandiri telah memiliki Unit Kerja yang melakukan
proses pengadaan barang dan jasa beserta ketentuan berupa SPO (Standar
Pedoman Operasional) Pengadaan Barang dan Jasa(Procurement) yang menjadi
pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengadaan.
Kebijakan PengadaanBarang
dan Jasa
Ketentuan terkait Pengadaan Barang dan Jasa 2. Senantiasa tunduk dan patuh terhadap regulasi
yaitu SPO Procurement ditetapkan oleh Direksi Bank internal dan eksternal
Mandiri. SPO Procurement merupakan pedoman Bank
3. Penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko
Mandiri dalam melakukan proses pengadaan barang
yang meliputi identifikasi, penilaian, mitigasi
dan jasa yang bersifat strategis maupun non-strategis
dan pemantauan serta pengukuran risiko
untuk mendukung kegiatan operasional Bank sesuai
operasional.
kualitas, kuantitas dan waktu yang ditetapkan dengan
harga terbaik serta menerapkan prinsip manajemen 4. Berpedoman pada Budaya Kerja Perseroan
pengendalian risiko. yang berlandaskan pada nilai-nilai TIPCE (Trust,
Integrity, Professionalism, Customer Focus, dan
Untuk mewujudkan kegiatan pengadaan dengan Excellence), GCG, dan mematuhi Code of Conduct
prinsip Procurement yang efektif, efisien, terbuka dan serta melaksanakan prinsip kehati-hatian.
bersaing, transparan, Adil dan Tidak diskriminatif,
akuntabel, tanggung jawab, serta Independen, maka Pejabat pelaksana Pengadaan wajib menandatangani
Bank mengimplementasikan hal-hal sebagai berikut : Pakta Integritas untuk dapat melaksanakan
1. Pemisahan fungsi pada Unit Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa.
Pengadaan yaitu, unit yang melakukan seleksi
calon rekanan/vendor, unit yang melakukan
proses pengadaan, unit yang menyusun Harga
Perkiraan Sendiri; dan Unit Kerja Kepatuhan
Dalam melaksanakan proses pengadaan, Bank mengacu pada prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengadaan meliputi :
Efektif Kegiatan Procurement harus sesuai dengan kebutuhan/ rencana yang telah ditetapkan dan dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi Bank.
Efisien kegiatan Procurement dilaksanakan untuk mencapai kualitas sesuai dengan yang ditetapkan,
dengan waktu yang telah disepakati pada tingkat harga yang terbaik
Terbuka dan Pelaksanaan Procurement harus terbuka bagi Penyedia Barang dan Jasa yang telah memenuhi
Bersaing persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara Penyedia Barang dan Jasa dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan
Transparan Semua ketentuan dan informasi mengenai pelaksanaan Procurement, termasuk syarat teknis dan
administrasi, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia Barang dan Jasa bersifat
terbuka
Adil dan Tidak Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang dan Jasa dan tidak mengarah
Diskriminatif untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan atau alasan apapun
Akuntabel Proses, hasil, dan pembayaran pengadaan harus dapat dipertanggung jawabkan.
Tanggung jawab Proses Procurement dilaksanakan secara hati-hati dan patuh terhadap ketentuan yang berlaku.
Independen Keputusan Procurement diambil secara obyektif dan bebas dari tekanan pihak manapun.
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan i. Tidak menerima hadiah atau imbalan dalam
wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk bentuk apapun, baik secara langsung maupun
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain tidak langsung.
yang secara langsung atau tidak langsung dapat
merugikan Bank.
h. Menghindari dan mencegah terjadinya Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses
Procurement.
tim pengadaan*)
Aanwijzing
(accounting atas dasar
permintaan SPC)
BAST
Pembuatan OE
Evaluasi Harga - v
Negoisiasi v v
Nota Usulan v + IT **) v
Kontrak V * *)
v
License & Services Agreement v + IT **)
v
Pelaksanaan/Implementasi v -
BAST v -
Rekomendasi Pembayaran v
Payment - v + Accounting
Catatan :
- Compliance Group dapat diminta ikut terlibat di dalam tim bila diperlukan atau sebelum diusulkan ke Direksi
Ketentuan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa Bank Mandiri meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
Perencanaan Setiap proses Procurement yang akan dilaksanakan harus diawali dengan perencanaan yang
Procurement matang yang meliputi spesifikasi yang jelas, jumlah paket pekerjaan yang akan dilakukan, anggaran
dan waktu pelaksanaan. Perencanaan dimaksud harus dikoordinasikan dengan baik antara unit
kerja terkait, antara lain unit kerja pemilik anggaran, unit kerja Pembina sistem dan unit kerja yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan proses Procurement.
Serah Terima Unit Kerja Pengguna Barang/Jasa (User) bertanggung jawab untuk memastikan seluruh pekerjaan
Pekerjaan yang diserahkan oleh vendor telah memenuhi seluruh persyaratan, lingkup dan spesifikasi sesuai
yang telah diatur dalam dokumen Ikatan Kerja dan dokumen pendukungnya.
Jaminan Dalam Dalam rangka pengendalian risiko yang mungkin timbul atas Pengadaan Barang dan Jasa yang
Pengadaan disebabkan wan prestasi, maka kepada Penyedia Barang dan Jasa dipersyaratkan untuk memberikan
Barang dan Jasa jaminan
Pelaksanaan Dalam kondisi memerlukan penanganan yang cepat karena bencana alam dan keadaan Kahar lainnya,
Kegiatan sehingga penanganannya harus segera dilakukan, dapat :
Pengadaan 1. Menunjuk Langsung, Tanpa menerbitkan HPS/Pemasukan penawaran/Penerbitan SP/SPK/
Untuk Mengatasi Kontrak, Biaya Real Cost bersifat reimbursable tanpa menambah margin, Fee untuk Penyedia
Kondisi-Kondisi Barang dan Jasa berdasarkan kesepakatan dan kewajaran.
Tertentu 2. Apabila terdapat harga yang tidak wajar berdasarkan hasil review tersebut, maka Unit Pelaksana
Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi dengan Penyedia Barang dan Jasa yang
melaksanakan pekerjaan yang dicantumkan dalam Berita Acara Klarifikasi & Negosiasi.
3. Kepala Unit Pelaksana Pengadaan harus memonitor pelaksanaan pekerjaan dan membuat laporan
pertanggungjawaban kepada pejabat satu tingkat diatasnya dan atau Tim Bencana Alam.
Sampai Bulan Desember 2015, Nilai Total Pengadaan Untuk Jumlah Pengadaan yang dilakukan Bank
yang dilakukan oleh Bank Mandiri pada Kantor Pusat Mandiri sampai bulan Desember 2015 di SPC
(SPC) sebesar Rp5.596.203,- Juta, Sedangkan pada sebanyak 1.833. Sedangkan pada Kantor Wilayah
Kantor Wilayah sebesar Rp310.203,- Juta Untuk Unit sebanyak 1.098. Untuk Unit Kerja sebanyak 2.898.
Kerja sebesar Rp1.183.209,- Juta.
Untuk memastikan SPO Procurement dan kebijakan Selama tahun 2015, tidak terdapat temuan-temuan
Bank telah dijalankan sesuai dengan ketentuan, maka audit, baik oleh auditor eksternal dan auditor internal
Bank Mandiri senantiasa melakukan audit secara mengenai pengadaan yang merugikan Bank Mandiri.
berkala maupun sewaktu-waktu, melalui Audit Internal
dan Eksternal.
Telah dilaksanakan Sertifikasi di bidang konsultan Selama tahun 2015, Bank Mandiri telah melaksanakan
pengawas konstruksi terhadap konsultan-konsultan 4 kali vendor meeting yang memiliki agenda sharing
Pengawas yang mengawasi proyek renovasi cabang- values antara Bank Mandiri dengan vendor serta
cabang regional Bank Mandiri selama tahun 2015 mendengarkan masukan dan opini dari vendor terkait
Dengan tujuan agar memiliki kualifikasi yang sama dengan terkait pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dalam melaksanakan pengawasan pekerjaan di SPC Group di Bank Mandiri. Rincian vendor meeting
Kontraktor Pelaksanaan dalam merenovasi cabang- adalah sebagai berikut :
cabang.
7 April 2015 Kantor Pusat Bank Mandiri Lantai 10 Bidang IT (Sistem integrator, soft/
hardware, maintenance IT)
14 April 2015 Kantor Pusat Bank Mandiri Lantai 10 Bidang ATM, EDC, CFRLM
28 April 2015 Kantor Pusat Bank Mandiri Lantai 3 Bidang kontruksi (Konsultan
Perencanam, Kontraktor, Pengawas)
5 Mei 2015 Kantor Pusat Bank Mandiri Lantai 10 Advertising Agency, Souvenir,
Percetakan (offset dan security) dan
kendaraan dinas
Jumlah
Permasalahan Hukum
Perdata/Non Pidana Pidana
1) Data perkara untuk pelaporan GCG menggunakan tanggal cut-off 31 Desember 2014 dan 31 Desember
2015, oleh karenanya untuk pelaporan GCG tahun 2014 dan tahun 2015 data perkara yang digunakan
adalah perkara-perkara yang selesai dalam periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember pada tahun
bersangkutan.
2) Permasalahan hukum berupa perkara perdata/non pidana/gugatan terhadap Bank Mandiri mengalami
penurunan dari posisi 31 Desember 2014 yaitu dari semula 148 perkara menjadi 115 perkara.
Dari 115 perkara pada tahun 2015 tersebut, terdapat 6 (enam) perkara yang dapat dikategorikan sebagai
perkara penting. Perkara/gugatanperdata/non pidana penting tersebut terkait permasalahan yang diajukan
atas sejumlah Asset Bank Mandiri yang diklaim sebagai milik pihak lain, rencana restrukturisasi kredit
yang tidak dapat direalisasikan oleh Ex Legacy Bank karena debitur tidak dapat memenuhi persyaratan yang
diminta oleh Ex Legacy Bank dan terkait sengketa cash collateral yang tidak diakui oleh pemilik dana.
3) Perkara pidana penting yang dihadapi Bank Mandiri, Anggota Direksi, dan Dewan Komisaris maupun
perusahaan anak tahun 2015 adalah nihil.
Bank Mandiri mengimplementasikan Kebijakan LTC merupakan sarana dalam menyampaikan laporan
Whistleblowing Sytem (WBS) yang disebut Letter to pengaduan fraud atau indikasi fraud, dari pegawai
CEO (LTC) yang berpedomana pada: maupun vendor kepada Direktur Utama dengan
1) Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 yang menitikberatkan pada pengungkapan dari pengaduan
untuk meningkatkan efektivitas penerapan sistem
diubah dengan PBI Nomor 11/23/PBI/2009;
pengendalian internal di lingkungan Bank Mandiri.
2) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/
DPNP mengenai Kebijakan Anti Fraud;
Perkembangan LTC
Tim pengelola LTC berada pada Unit Manajemen Risiko. Pedoman LTC telah mengalami perkembangan dan
revitalisasi di tahun 2013. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan efektivitas implementasinya, sebagaimana
diuraikan dalam skema sebagai berikut:
Tahun 2013
- Revitalisasi LTC di tahun 2013
- Pelapor boleh tidak mencantumkan identitas
pada laporan
- Tidak hanya diperuntukkan bagi pegawai, tetapi
juga bagi vendor
- Media pelaporan ditambah dengan Website LTC
- Laporan yang disampaikan melalui LTC adalah
Tahun 2009
yang terkait dengan laporan fraud/indikasi fraud
- LTC diimplementasikan sejak tahun 2009;
- Pelapor harus mencantumkan identitas;
- Hanya diperuntukkan bagi pegawai;
- Media pelaporan LTC melalui surat,
email dan sms;
- Laporan yang disampaikan melalui LTC
adalah yang terkait dengan fraud/indikasi
fraud dan laporan excellence/perbaikan
Mekanisme LTC
Informant
Direktur Utama
Pelapor dapat melaporkan indikasi fraud/fraud dengan b. Laporan pengaduan langsung diterima oleh
mekanisme sebagai berikut : Group CEO dan ditindaklanjuti oleh Internal Audit
a. Pelapor dapat menyampaikan pengaduan Group sesuai Service Level Agreement (SLA) yang
melalui media pelaporan yaitu: telah ditetapkan.
3) SMS ke 0811900777
4) Website, dengan cara ketik Letter to CEO
pada browser (intranet).
Pelapor akan mendapatkan Random Unique
Number (RUN)
Bank mandiri memberikan jaminian perlindungan kepada setiap pelapor pengaduan/pengungkapan dengan
merahasiakan identitas pelapor (nama, alamat, nomor telepon, email dan unit kerja/perusahaan) dan atau
memperbolehkan pelapor tidak mencantumkan identitas (anonymous).
Tujuan LTC
Diharapkan dengan diimplementasikannya LTC, akan tercapai tujuan yang memberikan manfaat untuk Bank
Mandiri, seperti :
Tercapainya improvement yang meliputi (a) fulfill customer needs; (b) develop business;
(c) increase market share; (d) increase revenue & reduce cost; (e) decrease processing
time dan (f) improve employee engagement.
Pencegahan Pelanggaran (anti fraud) yang meliputi (a) peningkatan kontrol partisipatif
pegawai; (b) sarana early warning system fraud dan (c) penurunan risiko kerugian bank.
2) Jenis-jenis fraud
Korupsi
a. yaitu menerima/ meminta d. Pembiaran yaitu mengabaikan kewajiban
imbalan dan/atau penyelewengan atau prosedur atau tanggung jawab sebagai
penyalahgunaan uang Bank untuk pegawai Bank secara sadar dan sengaja.
kepentingan pribadi atau orang lain dan/atau e. Pelanggaran yaitu melanggar ketentuan
menggerakkan orang lain atau membuat internal Bank maupun eksternal atau
rencana untuk merugikan Bank. melakukan pembobolan Bank dengan
b. Penipuan yaitu mengelabui Bank, nasabah teknologi (cyber crime) dan/atau tanpa
atau pihak ketiga dan/atau memalsukan teknologi, termasuk rekayasa pelaporan
dokumen, tanda tangan, bukti fisik dan/atau keuangan atau tindak pidana perbankan
segala bukti otentik. (tipibank) sebagaimana diatur dalam UU
c. Pencurian yaitu mengambil sebagian dan/ Pokok Perbankan dan tindakan lain yang
atau keseluruhan aset atau data Bank yang dapat dipersamakan dengan itu.
bukan merupakan haknya.
2015 3 4 0 4 3 7 6
program pengendalian
gratifikasi
Bank Mandiri menyadari bahwa pengendalian Sebagai perwujudan komitmen Bank Mandiri sebagai
gratifikasi merupakan kegiatan yang penting untuk mitra strategis KPK dalam membangun Sistem
menjaga proses bisnis berjalan sesuai dengan Integritas Nasional yang ditandatangani pada
etika bisnis yang menjunjung tinggi nilai integritas. tanggal 4 November 2014 serta Peraturan KPK No.
Oleh karena itu, sejak tahun 2013, Bank Mandiri 2 Tahun 2014 pada tanggal 9 Desember 2014 tentang
telah memiliki Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi,
Gift Disclosure Statement yang mengatur larangan maka implementasi pengendalian gratifikasi di Bank
penerimaan Gratifikasi bagi seluruh pegawai Mandiri telah dilakukan melalui perubahan PTO Gift
Bank Mandiri. Selain itu, pengendalian Gratifikasi Disclosure Statement menjadi PTO Pengendalian
bertujuan untuk membangun nilai-nilai Good Gratifikasi dan juga telah ditetapkan Unit Pengendali
Corporate Governance dan menanamkan value Gratifikasi (UPG) berdasarkan Surat Kepetusan (SK)
integrity kepada seluruh pegawai Bank Mandiri Direksi yang berlaku sejak tanggal 3 Juli 2015. Selain
sehingga dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari- itu Bank Mandiri juga telah melakukan implementasi
hari dengan nasabah, vendor, rekanan dan seluruh pengendalian Gratifikasi melalui sosialisasi
stakeholder yang didasarkan pada etika, rasa saling berkelanjutan, penandatanganan pakta integritas dan
percaya, dan bertanggung jawab, dengan demikian sentralisasi pelaporan Gratifikasi melalui UPG Bank
kepentingan bisnis tetap berjalan dengan baik dan Mandiri.
beretika namun tidak bertentangan dengan ketentuan
larangan gratifikasi. Hingga saat ini, Bank Mandiri
berusaha melakukan perbaikan terus-menerus dalam
implementasi pengendalian gratifikasinya.
UPG
Unit Pengendalian
Gratifikasi
Compliance Group
Implementasi Pengendalian
Gratifikasi di Bank Mandiri
A. Pakta Integritas
Sebagai bentuk komitmen untuk tidak memberi dan perseorangan atau lembaga sebagaimana dilarang
tidak menerima, telah dilakukan penandatanganan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pakta Integritas oleh seluruh jajaran Bank Mandiri dan
rekanan Bank Mandiri. Pakta integritas merupakan Sampai dengan bulan Desember 2015,
surat pernyataan yang berisi komitmen untuk tidak penandatanganan Pakta Integritas telah dilakukan
akan meminta atau menerima atau menawarkan atau sebanyak 2 (dua) kali di Kantor Pusat Bank Mandiri
memberikan uang dan/ atau barang gratifikasi dan/ dan diikuti dengan penandatanganan di 12 Region.
atau bingkisan yang berhubungan dengan jabatan dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugas, baik secara Penandatanganan Pakta Integritas telah dihadiri dan
langsung maupun tidak langsung, baik di dalam negeri dilakukan oleh kurang lebih sebanyak 1.026 rekanan
maupun diluar negeri, baik dengan menggunakan dan 36.225 pegawai Bank Mandiri.
sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik dari
Sosialisasi dilakukan secara berkelanjutan oleh UPG Sampai dengan bulan Desember 2015, telah dilakukan
berkoordinasi dengan DCOR Head dan AMLO kepada sosialisasi tatap muka di 12 Group di Kantor Pusat, 12
Unit Kerja di Kantor Pusat, Region maupun melalui Region serta 26 kali di kelas-kelas regular. Sosialisasi
kelas-kelas regular ODP/SDP/Basic Branch Manager tersebut telah dilakukan kepada kurang lebih 6.523
(BM)/ Intermediate BM/Advance BM. pegawai Bank Mandiri. Selain itu sosialisasi dilakukan
pula melalui pemasangan Poster Pengendalian
Gratifikasi di Region (Banking Hall ) dan Kantor Pusat
( Plaza Mandiri ), melalui pengiriman Email Blast dan
Screen Saver.
C. Pelaporan Gratifikasi
Pelaporan Gratifikasi di Bank Mandiri dilakukan dokumen pendukung seperti foto barang, bukti acara
dengan mengirimkan email kepada UPG. Pegawai serah terima, undangan dan dokumen pendukung
Bank Mandiri yang menerima / menolak gratifikasi lainnya. Setelah menerima laporan, UPG akan
melaporkan penerimaan/penolakannya kepada melakukan review dan mengelompokkan gratifikasi
UPG melalui sarana email paling lama 7 hari kerja apakah berdasarkan kewenangan instansi atau KPK.
setelah penerimaan gratifikasi atau 3 hari kerja Sampai Desember 2015, jumlah laporan penerimaan
setelah penolakan gratifikasi dengan mengirimkan / penolakan gratifikasi sebanyak 60 pelaporan.
formulir pelaporan gratifikasi yang bisa diperoleh Penerimaan gratifikasi yang dilaporkan di antaranya
melalui kantor KPK atau website KPK atau melalui file honorarium, barang elektronik, cindera mata dan
pada PTO Pengendalian gratifikasi disertai dengan makanan.
Bank Mandiri memiliki mekanisme pelaporan gratifikasi yang disesuaikan dengan mekanisme pelaporan KPK.
Mekanisme tersebut dapat dilihat dari gambar berikut :
Penerbit Surat
Keputusan KPK
Klarifikasi
Milik Negara
Kapala Unit Data Base
Kerja Administrasi KPK UPG membantu proses
penyerahan barang gratifikasi
Sebagai salah satu upaya untuk implementasi pengendalian gratifikasi di Bank Mandiri, maka Program
Pengendalian Gratifikasi telah dimasukkan kedalam Program Tim Internalisasi Budaya Pusat, melalui Badges
Raksa - Culture Excellent Scoreboard, program tersebut merupakan reward dari program Fiestapoin dan Budaya
Kerja Unggul Bank Mandiri terkait dengan tema Governance. Tujuan dari program ini adalah dalam rangka
membangun nilai-nilai Good Corporate Governance dan menanamkan Value Integrity kepada seluruh pegawai Bank
Mandiri.
informasi
penting lainnya
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial Tahun Uraian terkait dengan tanggung jawab sosial
2015 perusahaan disampaikan dalam Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan dan Laporan Keberlanjutan tahun
Bank Mandiri telah menyisihkan sebagian
2015 yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan
keuntungannya untuk membangun masyarakat
dalam Laporan Tahunan ini.
dan lingkungannya sebagai bentuk tanggung jawab
sosial. Hal ini menjadi salah satu bukti Bank kepada Pemberian Dana Untuk Kegiatan Politik Tahun
Stakeholders bahwa Bank Mandiri tidak hanya 2015
berorientasi kepada profit (keuangan) semata, namun
juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan Selama tahun 2015 Bank Mandiri tidak melakukan
lingkungan (non-keuangan) di sekitar unit kerja Bank pemberian dana untuk kegiatan politik atau kepada
Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia. partai politik.
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar posisi 31 Desember 2015 adalah sebagai
berikut:
Jumlah
No. Penyediaan Dana
Debitur (Orang) Nominal (Milyar Rp)
*) terdiri dari 14 Perusahaan Anak Bank Mandiri dan 297 pejabat eksekutif
Penyediaan dana kepada pihak terkait (dhi. Individu atau pun kelompok, termasuk pejabat eksekutif, Direksi dan
Komisaris bank) telah dilaksanakan secara wajar dengan syarat yang wajar serta dilakukan melalui persetujuan
Dewan Komisaris dengan mengacu pada kebijakan internal Bank Mandiri mengenai pemberian kredit.
pedoman GCG Bank Mandiri. 3. Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah:
1,1 : 1
Tidak ada transaksi yang mengandung benturan
4. Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi:
kepentingan selama tahun 2015 sebagaimana yang
1,18 : 1
disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1
Benturan Kepentingan.
28 Bank Mandiri dan Secure Parking Kerjasama Pembayaran Parkir dengan mandiri
e-money
10 Bank Mandiri dan Jasa Marga Layani Isi Ulang e-money di Gerbang Tol
11 Kredit Bank Mandiri Tumbuh 12,2%, Pacu Pertumbuhan Aset Menjadi Rp855,0
Februari Triliun
13 Mandiri Perluas Jaringan Pembayaran Online untuk Seleksi Bersama Masuk PTN
Branding
30 Bank Mandiri dan AXA Mandiri Luncurkan Produk Perlindungan Kartu Kredit
IV
Mei
12 Mandiri Art lahirkan 13 Pelukis Potensial
Port
19 Perkuat Sinergi Bisnis, Himbara dan Jasa Marga Buka Akses Pembayaran Tol
13 Mandiri Operasikan 274 Kantor Cabang Selama Cuti Bersama Lebaran 2015
13 Mandiri Satukan Buruh Migran Indonesia via Aplikasi Sebangsa Sahabat BMI
Agustus
16 Mandiri Pacu Bisnis Mikro di NTB
7 Mandiri Institute & Oliver Wyman : Pendalaman Keuangan Akan Ciptakan Ruang
Pembiayaan Pembangunan
29 Bank Mandiri Salurkan Kredit Rp1,15 Triliun ke Prima Terminal Peti Kemas
BPJS Kesehatan
24 Incar Pertumbuhan Fee Based Income, Bank Mandiri Hadirkan Fitur Terbaru
15 Dukung Optimalisasi Pajak, Bank Mandiri Layani Pembayaran Pajak via EDC
20 Hadapi Natal Dan Tahun Baru 2016, Mandiri Siapkan Rp17,5 Triliun
1. Bank Mandiri bertekad menjadi institusi 2. Menjadi Bank pilihan nasabah di segmen
keuangan terbaik di ASEAN, dalam segi retail, dengan akselerasi bisnis di segmen-
pelayanan, produk, dan imbal hasil kepada segmen utama yang menjadi pendorong utama
pemegang saham, serta manfaat yang diterima pertumbuhan bisnis Bank Mandiri, yaitu:
oleh masyarakat secara luas. Keunggulan ini - Di segmen mikro, Bank Mandiri ingin
dicapai dengan menyediakan layanan jasa dan menjadi penantang terkuat di pasar, melalui
produk yang terintegrasi, solusi keuangan yang kemudahan akses nasabah mikro ke
didasari oleh pemahaman sektor industri yang jaringan distribusi Bank Mandiri.
mendalam dengan ditopang kemajuan teknologi, - Di segmen Small Medium Enterprise (SME),
kualitas manusia dan sinergi bisnis hingga ke Bank Mandiri ingin menjadi Bank Utama
perusahaan anak. pilihan nasabah SME, melalui penetrasi
dan akuisisi nasabah yang difokuskan pada
2. Menjadi kebanggaan negeri dan setiap
sektor-sektor potensial, untuk memenuhi
insan yang bekerja di Bank Mandiri memiliki
seluruh kebutuhan nasabah SME.
tanggung jawab yang harus direalisasikan
- Di segmen Individual, Bank Mandiri fokus
melalui pengelolaan manajemen dan tata kelola
pada membangun kepemimpinan melalui
perusahaan yang baik.
penawaran produk consumer yang lengkap
3. Dengan sasaran mencapai kapitalisasi pasar dan berdaya saing, memiliki inovasi untuk
USD55 miliar dan Return on Equity 23%-27% pada memperkuat dominasi di retail payment.
tahun 2020, Bank Mandiri bertekad menjadi ikon
3. Mengintegrasikan bisnis di semua segmen
perbankan Indonesia di ASEAN.
yang ada di Bank Mandiri, termasuk dengan
Perusahaan Anak. Melalui strategi ini, Bank
Untuk mencapai visi tersebut, strategi pertumbuhan
Mandiri ingin mendorong budaya cross-
Bank Mandiri ke depan akan difokuskan pada 3 (tiga)
sell, baik antar unit kerja yang menangani
area utama sebagai berikut :
segmen wholesale dan retail, termasuk dengan
1. Memperkuat leadership di segmen wholesale
perusahaan anak, serta mendorong regionalisasi
dengan melakukan pendalaman relationship
bisnis dan mengoptimalkan jaringan distribusi di
dengan nasabah. Strategi ini bertujuan agar
wilayah.
Bank Mandiri dapat meningkatkan share of
wallet dan rasio cross sell revenue dari nasabah Ketiga area fokus tersebut juga akan didukung
wholesale Mandiri, melalui penyediaan solusi dengan penguatan organisasi untuk memberikan
produk wholesale yang terintegrasi, solusi yang solusi layanan terpadu, peningkatan infrastruktur
berbasis ekspertis di sektor usaha nasabah, dan (kantor cabang, IT, operations, risk management) serta
berperan aktif mendukung aktivitas nasabah penguatan sumber daya manusia.
Mandiri yang melakukan ekspansi bisnis ke
negara lain dengan penyediaan solusi yang
bersifat cross border.
Sebagai upaya mitigasi risiko dalam suatu Dalam rangka penerapan Tata Kelola Terintegrasi
konglomerasi keuangan/group usaha, Otoritas (TKT), sebagaimana yang diamanatkan oleh POJK
Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan tersebut, Bank Mandiri selaku Entitas Utama telah
OJK No.18/POJK.03/2014 tentang penerapan Tata menyusun Pedoman sebagai acuan bagi Bank Mandiri
Kelola Terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. dan seluruh Perusahaan Anak yang berada di dalam
Peraturan tersebut dikeluarkan dengan tujuan untuk Group usaha Bank Mandiri
menciptakan sektor jasa keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan dan stabil serta memiliki daya
saing yang tinggi.
PELAPORAN
(Lap. Audit Terintegrasi)
Persetujuan Radir
Penyampaian Laporan Penyampaian Penyampaian self
atas penyusunan
Entitas Utama dan rincian Penetapan SKKT, pedoman TKT assessment TKT
Buku Pedoman TKT &
LJK anggota Konglomerasi SKAIT dan SKMRT kepada PA semester II 2015
Penyesuaian SMPG
Keuangan
15 Mar 19 Mei 23 Juni 30 Juni 15 Feb
2015 2015 2015 2015 2016
Kerangka dasar Bank Mandiri dalam menerapkan prinsip-prinsip TKT adalah sebagai berikut :
Kerangka dasar Perusahaan Anak (anggota Konglomerasi Keuangan) dalam menerapkan prinsip-prinsip TKT
adalah sebagai berikut :
Perusahaan Anak dalam menjalankan tata kelolanya harus mengacu pada Pedoman TKT dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam hal peraturan perundang-undangan lebih longgar daripada Pedoman TKT, maka
Perusahaan Anak tunduk pada Pedoman TKT. Bank Mandiri melakukan pengelolaan Perusahaan Anak secara
professional dan tidak melakukan intervensi dalam operasional Perusahaan Anak.
Bank Mandiri telah membentuk Komite TKT yang 2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan
beranggotakan Komisaris Independen dengan Komisaris Bank Mandiri, mengenai ;
perwakilan dari masing-masing Perusahaan Anak
a) Hasil evaluasi pelaksanaan TKT;
pada tanggal 25 Februari 2015, namun demikian pada
b) Penyempurnaan Pedoman TKT.
tanggal 30 April 2015 telah ditetapkan perubahan
keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi dimana
Komite TKT Bank Mandiri diketuai oleh Bpk. Abdul
dalam pelaksanaannya berpedoman pada Pedoman
Aziz selaku Komisaris Independen Bank Mandiri.
Tata Kelola Teintegrasi yang telah disampaikan
Selama tahun 2015, Komite Tata Kelola terintegrasi
kepada seluruh anggota LJK Bank Mandiri pada
telah melakukan 2 (dua) kali rapat sebagai berikut :
tanggal 30 Juni 2015. Komite TKT memiliki tugas dan
Komite TKT telah melaksanakan rapat untuk pertama
tanggung jawab paling sedikit :
kali pada tanggal 24 Juni 2015 yang membahas
1) Mengevaluasi pelaksanaan intern dan mengenai Pedoman TKT dengan hasil rekomendasi
pelaksanaan fungsi kepatuhan secara kepada Komisaris Entitas Utama dan Rapat ke-2 pada
terintegrasi. Dalam melakukan evaluasi, Komite tanggal 25 Agustus 2015 mengenai Penjelasan Hasil
TKT memperoleh informasi berupa hasil evaluasi Assessment Tata Kelola Terintegrasi posisi Juni 2015.
atas pelaksanaan audit intern dan fungsi
kepatuhan masing-masing Perusahaan Anak
dari anggota Dewan Komisaris masing-masing
Perusahaan Anak yang menjadi anggota Komite
TKT.
Entitas Utama telah menetapkan Internal Audit 2) Memantau pelaksanaan audit Internal pada
sebagai SKAIT yang independen terhadap satuan masing-masing Perusahaan Anak dengan
kerja operasional. SKAIT, dalam hal ini Internal Audit, melakukan antara lain :
juga telah berkolaborasi dengan 1st line, 2nd line dan
a. Evaluasi rencana audit SKAI Perusahaan
Internal Audit Perusahaan Anak untuk memastikan
Anak dalam rangka penyelarasan rencana
pelaksanaan fungsi internal control berjalan efektif di
audit terintegrasi;
Mandiri Group. SKAIT memiliki tugas dan tanggung
b. Evaluasi hasil audit internal dan eksternal
jawab yang tertuang dalam Pedoman TKT antara lain
Perusahaan Anak beserta tindak lanjutnya
sebagai berikut :
dalam rangka penyusunan laporan audit
1) Melaksanakan audit pada Perusahaan Anak
internal terintegrasi.
baik secara individual, audit bersama atau
berdasarkan laporan dari SKAI Perusahaan
Anak;
Penilaian (self assessment) Bank Mandiri dan Self assessment Tata Kelola Terintegrasi meliputi 7
Perusahaan Anak dilaksanakan dengan mengacu (tujuh) factor penilaian pelaksanaaan Tata Kelola
kepada SE OJK No.15/SEOJK.03/2015 tentang Terintegrasi yaitu :
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
Keuangan dan mengacu kepada peraturan sektoral
Entitas Utama;
Perusahaan Anak.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan 5. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit
Komisaris Entitas Utama; Intern Terintegrasi;
3. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola 6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi; dan
Terintegrasi; 7. Penyusunan dan pelaksanaan Pedoman tata
4. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kelola Terintegrasi.
Kepatuhan Terintegrasi;
1 2
Pengisian Kuesioner
Penerpan parameter oleh masing-masing
berdasarkan karakteristik responden
dan peraturan PA Persetujuan hasil
self assessment oleh
Direksi PA
Parameter Self
Setting Assessment
Hasil penilaian TKT Bank Mandiri pada semester I struktur yang memadai serta efektivitas proses TKT
2015 mendapatkan nilai 1 atau dinilai telah melakukan menghasilkan outcome atas pelaksanaan TKT yang
penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara umum baik di Konglomerasi Bank Mandiri, hal ini terlihat
sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang antara lain melalui kinerja, transparansi laporan
sangat memadai atas penerapan prinsip Tata Kelola keuangan serta pelaksanaan fungsi audit dan
Terintegrasi. Apabila terdapat kelemahan dalam kepatuhan.
penerapan Tata Kelola Terintegrasi, secara umum
kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera Penilaian pelaksanaan TKT dilakukan oleh Bank
dilakukan perbaikan oleh Entitas Utama dan/atau LJK. Mandiri dengan melibatkan seluruh Perusahaan Anak.
Dari 7 (tujuh) parameter yang tertuang dalam SE OJK
Konglomerasi Bank Mandiri telah melakukan No. 15/SEOJK.03/2015 dapat kami sampaikan bahwa
penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara seluruh parameter tersebut telah diimplementasikan
umum sangat baik, yaitu dengan telah terpenuhinya dengan sangat baik. Penilaian TKT Bank Mandiri
ketiga aspek Tata Kelola Terintegrasi yang terdiri dari dilakukan dengan memperhatikan aset masing-
aspek struktur, proses dan hasil. Pemenuhan aspek masing Perusahaan Anak Mandiri Group
Hasil penilaian TKT Bank Mandiri pada semester II Bank Mandiri, hal ini terlihat antara lain melalui
2015 mendapatkan nilai 1 atau dinilai telah melakukan kinerja, penerapan fungsi Satuan Kerja Kepatuhan
penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara umum Terintegrasi, fungsi Satuan Kerja Audit Intern
sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang Terintegrasi dan fungsi Satuan Kerja Manajemen
sangat memadai atas penerapan prinsip Tata Kelola Risiko Terintegrasi.
Terintegrasi. Apabila terdapat kelemahan dalam
penerapan Tata Kelola Terintegrasi, secara umum Penilaian pelaksanaan TKT dilakukan oleh Entitas
kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera Utama dengan melibatkan seluruh Perusahaan Anak,
dilakukan perbaikan oleh Entitas Utama dan/atau LJK. yaitu Mandiri International Remittance, Bank Mandiri
Taspen Pos, Mandiri Tunas Finance, Mandiri Utama
Konglomerasi Bank Mandiri telah melakukan Finance, Mandiri AXA General Insurance, BMEL,
penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara AXA Mandiri Financial Services, Mandiri Manajemen
umum sangat baik, yaitu dengan telah terpenuhinya Investasi, Mandiri Inhealth, Mandiri Sekuritas dan
ketiga aspek Tata Kelola Terintetrasi yang terdiri dari Bank Syariah Mandiri.
aspek struktur, proses dan hasil.
Dari 7 (tujuh) parameter yang tertuang dalam SE OJK
Pemenuhan aspek struktur yang memadai serta No. 15/SEOJK.03/2015 dapat kami sampaikan bahwa
efektivitas proses TKT menghasilkan outcome seluruh parameter tersebut telah diimplementasikan
atas pelaksanaan TKT yang baik di Konglomerasi dengan baik.
1999
Perbankan Syariah
2015 Mandiri
Modal ventura Capital Indonesia
99% 99,99 1999
% 100% Perbankan
2015
Pembiayaan 51%
99% 1999
Pasar Modal
Investment Banking
2014
Asuransi Kesehatan 80%
51%
2003
Asuransi & Investasi
2011 60%
51%
Asuransi Kerugian
2008
100% 58,25 Pembiayaan
% Konsumen
2008
Perbankan
(High Yield Loan) 2008
Perbankan (High Yield Loan)
Sampai dengan Desember 2015, konglomerasi keuangan Bank Mandiri terdiri dari Bank Mandiri sebagai Entitas
Utama dan 10 Perusahaan Anak serta 1 cucu perusahaan sebagai berikut :
PT Mandiri Sekuritas v v v v
Risiko Transaksi Intra-Grup adalah risiko akibat Proses manajemen risiko tersebut mempertimbangkan
ketergantungan suatu entitas baik secara langsung kompleksitas transaksi dan dapat dilakukan dengan
maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya mengkombinasikan pendekatan kualitatif atau
dalam satu Konglomerasi Keuangan dalam kuantitatif dengan mengacu kepada ketentuan
rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis regulator atau penerapan best practice.
maupun perjanjian tidak tertulis baik yang diikuti
perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan Untuk memastikan bahwa eksposur risiko tetap
dana. Kebijakan transaksi intragroup Bank Mandiri terkendali maka unit manajemen risiko melakukan
mencakup proses identifikasi, pengelolaan risiko dan pemantauan eksposur risiko secara berkala dan
mitigasi risiko. bekerja sama dengan unit lain apabila terdapat
transaksi intra-group yang perlu mendapat perhatian
Penerapan manajemen risiko transaksi intra-group tersendiri.
dilakukan dengan mengacu kepada strategi usaha
Bank dan hal tersebut diatur dalam ketentuan
tersendiri yang mencakup proses identifikasi serta
analisis terhadap aktivitas-aktivitas yang dapat
meningkatkan eksposur risiko.
Subsidiary Management
Principle Guideline (SMPG)
Mandiri Subsidiary Management Principle Guidelines MSMPG diberlakukan dengan tetap mengacu
(MSMPG) disusun sebagai pedoman bagi Bank pada prinsip dasar pengelolaan Perusahaan Anak
Mandiri dan Perusahaan Anak dalam membangun sebagaimana berikut:
ekosistem kolaborasi bisnis melalui budaya kinerja a. Perusahaan Anak merupakan entitas terpisah
untuk menciptakan nilai tambah bagi Bank Mandiri
dari Bank Mandiri.
dan Perusahaan Anak secara berkesinambungan,
b. Pengelolaan Perusahaan Anak dilakukan secara
dengan tetap berpegang kepada prinsip Good
Corporate Governance dan Anggaran Dasar dari profesional dan tidak melakukan intervensi ke
12 Februari 2015 Penerapan APU dan PPT Terintegrasi antara Bank Mandiri dengan
Perusahaan Anak
30-31 Maret 2015 FRONTIR (Forum Komunikasi dan Outlook Profil Risiko) Q1 2015
Sosialisasi Standard Operational Compliance Group Bank AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Mandiri , Penyampaian framework APU-PPT Terintegrasi Investasi, Mandiri Sekuritas, Mandiri AXA General Insurance,
dan isu terkait APU-PPT Mandiri Tunas Finance, Mandiri InHealth, Dana Pensiun,
Mandiri DPLK
Forum komunikasi dan diskusi antara Unit Kerja yang Bank Syariah Mandiri, Mandiri Tunas Finance, Mandiri
terkait dengna laporan profil risiko baik di Bank Mandiri Sekuritas, AXA Mandiri, Mandiri AXA General Insurance,
maupun Perusahaan Anak yang dilakukan secara berkala Mandiri InHealth, Mandiri Manajemen Investasi
(triwulanan)
Mencakup forward looking ke depan mengenai risiko dan Bank Syariah Mandiri, Mandiri Tunas Finance, Mandiri
kontrol pada BMRI dan perusahaan anak Sekuritas, AXA Mandiri, Mandiri AXA General Insurance,
Penilaian TKT, Perubahan MSMPG corporate culture dan Mandiri InHealth, Mandiri Manajemen Investasi
profil risiko terintegrasi triwulan II 2015 Mandiri Tunas Finance, Mandiri InHealth
Pembahasan Parameter Penilaian self assessment TKT AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pos
Forum komunikasi dan diskusi antara Unit Kerja yang Bank Syariah Mandiri, Mandiri Tunas Finance, Mandiri
terkait dengan laporan profil risiko baik di Bank Mandiri Sekuritas, AXA Mandiri, Mandiri AXA General Insurance,
maupun Perusahaan Anak yang dilakukan secara berkala Mandiri InHealth, Mandiri Manajemen Investasi
(triwulanan)
Pembahasan Pedoman TKT dan MSMPG AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pembahasan pemenuhan kewajiban terkait POJK No. 1/ Mandiri Tunas Finance, Mandiri InHealth, Bank Mandiri Taspen
Pos
Pembahasan Parameter Penilaian self assessment TKT AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, INH,
Pos
Sinkronisasi arsitektur kebijakan Bank Mandiri dan AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pembahasan Rencana Implementasi TKT AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pembahasan outlook profil risiko AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pembahasan Penilaian TKT AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pos
Penyampaian Hasil Self assessment TKT semester I 2015 AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pos
sosialisasi parameter profil risiko operasional AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pembahasan outlook profil risiko AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pembahasan profil risiko terintegrasi triwulan III 2015, AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
perubahan SMPG terkait IT Investasi, Mandiri Sekuritas, Mandiri AXA General Insurance,
Pembahasan sharing risk register, TKT, APU PPT AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Pos
Pembahasan Profil Risiko AXA Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Manajemen
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) bagi Bank Mandiri
merupakan suatu komitmen berkelanjutan untuk bertindak etis dalam kerangka tanggung jawab
terhadap nasabah, pegawai, lingkungan dan memberikan kontribusi kepada pengembangan
ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas.
pendahuluan
Bank Mandiri menyadari bahwa keberhasilan sebuah
bisnis tidak lagi diukur dari keuntungan bisnis semata,
melainkan juga dilihat dari kemampuan Perusahaan
dalam memenuhi tanggung jawab kepentingan
Stakeholders. Keberlanjutan usaha merupakan prioritas
utama bisnis Bank Mandiri. Hal ini dapat dicapai
dengan komitmen dalam membangun keseimbangan
antara kepentingan komersial/profit, sosial dan
lingkungan hidup.
roadmap CSR
Roadmap CSR Bank Mandiri 2015-2020 merupakan milestone implementasi CSR tahun sampai tahun 2020 menuju
CSR yang berkelanjutan. Berikut Roadmap CSR Bank Mandiri untuk tahun 2015-2020:
Membangun masyarakat Indonesia Mandiri melalui program PKBL sebagai inspirasi guna menjadi lembaga
keuangan Indonesia yang progresif dan tumbuh bersama Indonesia.
Sesuai dengan visi CSR Bank Mandiri, berikut ini adalah pilar-pilar utama program CSR Bank Mandiri tahun 2015 :
2. Menjalankan program PKBL yang memperkuat Indonesia mandiri melalui program PKBL sebagai
strategi Bank Mandiri dengan governance yang inspirasi guna menjadi lembaga keuangan
metode CSR
Pelaksanaan CSR Bank Mandiri menggunakan dua bencana alam. Metode partisipatif yaitu metode
metode pendekatan, yaitu: yang memastikan bahwa masyarakat terlibat
secara aktif di dalam program CSR mulai dari
1. Program CSR yang diinisiasi oleh Bank Mandiri pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Metode
yang sifatnya berkelanjutan: Mandiri Bersama ini diadopsi oleh Bank Mandiri karena disesuaikan
Mandiri (MBM), Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dengan program yang telah dirumuskan dan
dan Mandiri Young Technopreneur (MYT). sasaran dari program tersebut. Setiap program
Program yang telah dimulai tahun 2010, yang telah direncanakan membutuhkan peran
MBM mendorong komunitas atau kelompok serta masyarakat atau pemangku kepentingan
masyarakat sehingga masyarakat memiliki yang bersangkutan. Diharapkan seluruh elemen
kemampuan produksi dan kemampulabaan pemangku kepentingan yang bersangkutan pada
sendiri. program CSR Bank Mandiri dapat terlibat secara
Program yang dimulai tahun 2007, WMM yang penuh, sehingga masyarakat dapat memiliki
berfokus pada penciptaan bibit wirausaha muda. pengaruh dan kontrol terhadap berbagai inisiatif
pembangunan dan pemanfaatan sumber
2. Program CSR yang sifatnya filantropi sesuai daya yang akan mempengaruhi kehidupannya
kebutuhan masyarakat atau Stakeholders, maupun lingkungannya.
misalnya pembangunan tempat ibadah, bantuan
program CSR
Secara umum, Program CSR Bank Mandiri mencakup 4 (empat) aspek yaitu:
Direktur Utama
anggaran CSR
Bank Mandiri memandang CSR sebagai sebuah investasi dalam jangka panjang, sehingga perencanaan harus
diperhitungkan secara matang guna kelancaran realisasi semua program CSR dan pencapaian targetnya. Salah satu
faktor penting dari pelaksanaan program CSR adalah tersedianya dana atau anggaran yang dialokasikan khusus
untuk kegiatan CSR. Sumber dana utama CSR Bank Mandiri secara umum berasal dari:
1. Penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS/Menteri, pengesahan Laporan Tahunan
BUMN Pembina maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku.
2. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan.
3. Hasil bunga deposito, dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan Progam Bina Lingkungan yang
ditempatkan.
4. Sumber lain yang sah.
Berikut rincian penyaluran dana program PK dan BL Bank Mandiri selama tahun 2014 dan 2015 yang telah disalurkan
ke seluruh Provinsi di Indonesia:
Komitmen BL Penyaluran PK
No. Provinsi
2014 2015 2014 2015
1. Nanggroe Aceh Darussalam 3,47 52,50 - -
3. Jambi - 29,55 - -
5. Riau 1.216,97 - - -
7. Bangka Belitung - - - -
8. Bengkulu - - - -
9. Lampung 24,68 - - -
Komitmen BL Penyaluran PK
No. Provinsi
2014 2015 2014 2015
Penyaluran pada tahun 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, disebabkan adanya perbaikan bisnis
proses di PKBL dan juga fokus pada monitoring kualitas pinjaman PK penyaluran tahun-tahun sebelumnya.
Pelanggan Bank Mandiri yang selanjutnya disebut nasabah merupakan salah satu
pemangku kepentingan eksternal yang menjadi ujung tombak keberlanjutan operasi
Perusahaan, untuk itu Bank Mandiri selalu berupaya memberikan produk dan pelayanan
terbaik yang bertujuan untuk memberikan kepuasan, menjaga kepercayaan serta menjaga
loyalitas nasabah.
Jaringan distribusi luas serta produk dan layanan Bank Seluruh jajaran Bank Mandiri memiliki kontribusi
Mandiri yang terus berkembang menjadi tantangan dalam mewujudkan service excellence sesuai posisi
tersendiri bagi kami untuk dapat menghadirkan layanan dan peranannya masing-masing dengan mengacu
prima di seluruh contact point bagi seluruh nasabah. kepada Jiwa Service Insan Mandiri (Cepat, Handal,
Nyaman). Dalam rangka menjaga kualitas layanan
Layanan Prima atau Service Excellence merupakan prima di seluruh contact point Bank, Bank Mandiri telah
salah satu dari 3 (tiga) Pilar Kinerja Bank Mandiri melakukan pengukuran standar layanan chanel lain
selain Financial Performance dan Good Corporate yang melayani nasabah langsung, yaitu Cabang Mikro,
Governance. Hal ini menunjukkan pentingnya Service Priority Outlet, Regional Card Center, Consumer Loans
Excellence bagi Bank Mandiri, dan juga nasabahnya. Business Center.
Pada tahun 2015, komitmen dan kerja keras kami
untuk senantiasa menghadirkan layanan prima kepada Disamping itu Bank Mandiri juga mengukur penerapan
nasabah telah membuahkan hasil dengan kembali Jiwa Service di Group/ Unit Kantor Pusat serta
diraihnya penghargaan tertinggi di bidang Service Cabang/ Unit Front Office agar tercipta service
Excellence sebagai : excellence secara end to end. Bank Mandiri melakukan
pengukuran standar layanan secara mystery shopping
The Best Bank Service Excellence 8 tahun berturut-
dan mengukur tingkat kepuasan nasabah (Customer
turut (2008 s/d 2015)
Satisfaction Index) di Cabang Reguler, Cabang Mikro
The Most Consistent Bank in Service Excellence 6 (Mandiri Mitra Usaha) dan Priority Outlet, yang
tahun berturut-turut (2010 s/d 2015) dilakukan secara bertahap dan diterapkan juga di unit
Golden Trophy for Banking Service Excellence 4 lainnya.
tahun berturut (2012 s/d 2015)
kebijakan
Dalam pelaksanaannya acuan kebijakan dalam Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Mandiri
pengelolaan hubungan dengan Pelanggan mengacu menyusun pedoman yang komprehensif dalam
pada Peraturan Bank Indonesia No 10/10/PBI/2008 pengelolaan pengaduan nasabah dalam bentuk
tentang Perlindungan Nasabah. Standar Pedoman Operasional (SPO) Pengelolaan
Pengaduan Nasabah.
program kegiatan
Sepanjang tahun 2015 program kegiatan terkait Sebagai perwujudan komitmen yang tinggi, Bank
tanggung jawab kepada nasabah dilakukan melalui Mandiri telah mengimplementasikan rangkaian
kegiatan program Customer Education, Evaluasi kebijakan yang telah ditentukan. Bentuk implementasi
Pengaduan Nasabah, Sarana Pengaduan nasabah dari kebijakan yang telah dibuat adalah antara lain:
dan Survey Kepuasan Nasabah. Program ini dijalankan
dalam rangka mewujudkan perlindungan Perusahaan
kepada nasabah sekaligus meningkatkan tingkat
kepuasan dan kepercayaan nasabah.
customer education
Dalam upaya transfer pengetahuan mengenai bertransaksi di electronic channel, upaya pencegahan
perbankan dan produk perbankan khususnya kejahatan perbankan, tata cara penggantian kartu
nasabah Bank Mandiri, pada tahun 2015 dilaksanakan ATM hilang, tips aman penggunaan kartu kredit, serta
sosialisasi/ edukasi kepada nasabah Bank Mandiri, berbagai produk dan layanan Bank Mandiri.
antara lain melalui :
Untuk mengukur efektivitas edukasi yang telah
1. Social Media (Akun Twitter @mandiricare,
disampaikan, maka dilaksanakan Survey Efektivitas
@bankmandiri, @mandiricard dan @andirifiesta)
Edukasi 2015. Survey dilakukan terhadap 5.000
2. Siaran Radio dan Iklan Ad Libs Radio responden, yang terdiri dari responden 1.000 di Cabang
3. SMS Blast/ E-mail Blast, SMS Notification yang berada di kota Medan, Jabodetabek, Bandung,
Surabaya, Makassar (metode pengambilan data :
4. Video Youtube
face to face interview), 800 responden survey telepon
5. Corporate Website
(metode pengambilan data : Computer Assisted
6. Printed materials, diantaranya : kipas edukasi, Telephone Interview) dan 3.200 responden dari
brosur, billing dan amplop kartu kredit, struk berbagai event edukasi (metode pengambilan data :
ATM self-completion questionnaire).
Adapun topik/ materi edukasi yang disampaikan Dengan adanya survey ini, diharapkan edukasi nasabah
diantaranya : tata cara pembukaan rekening, tips aman yang dilakukan Bank Mandiri akan semakin efektif dan
efisien.
Prinsip dasar pengelolaan pengaduan nasabah Bank 3. Perbaikan pada 4P (people, product, process,
Mandiri adalah Welcome Complaint. Dalam hal ini, place) dalam rangka menurunkan jumlah
Bank Mandiri membuka banyak channel penerimaan pengaduan yang serupa.
pengaduan sehingga nasabah dapat dengan mudah
menyampaikan pengaduan langsung ke Bank Mandiri Disamping itu, dalam rangka menciptakan sarana
tanpa melalui media massa, baik cetak maupun online, pengaduan yang tanggap dan efektif, Electronic
yang dapat mempengaruhi reputasi Bank. Channel Operations Group dan Customer Care Group
telah dan akan melakukan serangkaian antisipasi yaitu:
Channel penerimaan pengaduan yang dapat diakses
1. Mempersiapkan sistem pengaduan nasabah di
oleh nasabah, adalah sebagai berikut :
sosial media yang terintegrasi sehingga seluruh
1. Mandiri Call, layanan 24 jam di nomor 14000
channel sosial media Bank Mandiri terpusat di
2. Website Bank Mandiri, di alamat satu sistem dan tentunya dilengkapi dengan
www.bankmandiri.co.id menu Contact Us kebijakan dan aturan yang memadai
3. Email, di alamat mandiricare@bankmandiri.co.id 2. Peningkatan jumlah agent di Call Center
4. Twitter, di alamat @mandiricare yang menangani akun Twitter @mandiricare,
5. Facebook, di alamat Mandiri Care termasuk meningkatkan keterampilannya serta
memperbaiki infrastruktur pendukungnya,
6. WhatsApp, di nomor 0811-84-14000 (Telkomsel),
sehingga pengaduan nasabah dapat diselesaikan
0815-88-14000 (Indosat), 0877-012-14000 (XL)
dengan lebih cepat agar tingkat kepuasan dan
7. Surat yang ditujukan ke Bank Mandiri
loyalitas nasabah meningkat
8. Cabang Bank Mandiri yang tersebar di seluruh
3. Melanjutkan program edukasi nasabah melalui
Indonesia
berbagai media, seperti sosial media (Twitter),
email blast, corporate website, siaran radio, iklan
Sesuai Jiwa Service Insan Mandiri (Cepat, Handal,
Nyaman), penyelesaian pengaduan nasabah ad libs radio, kipas edukasi, SMS notification, dan
Dalam rangka menyelesaikan pengaduan nasabah secara efektif dan cepat, Bank Mandiri melakukan koordinasi
dengan tahapan sesuai dengan alur pengaduan nasabah yaitu sebagai berikut:
Petugas
a Bank Case
Jas single
k/ view
du
Pro
Pengaduan
as
N
Case
ab
ah single
CRM@Branch
Setelah seluruh pengaduan yang diterima diinput dapat diselesaikan secara langsung oleh Unit
dalam sistem pencatatan pengaduan nasabah, yaitu Kerja Penerima Pengaduan Nasabah sehingga
CRM@Branch. Pencatatan tersebut dibagi dalam 3 perlu diteruskan (eskalasi) ke Unit Kerja
kategori, yaitu :
Penyelesai Pengaduan Nasabah.
1. Single View adalah pencatatan untuk pengaduan
3. Case adalah pencatatan untuk lebih dari 1
yang dapat diselesaikan secara langsung oleh
(satu) pengaduan pada 1 (satu) kesempatan
Unit Kerja Penerima Pengaduan Nasabah
yang tidak dapat diselesaikan secara langsung
tanpa perlu diteruskan (eskalasi) ke Unit Kerja
oleh Unit Kerja Penerima Pengaduan Nasabah
Penyelesai Pengaduan Nasabah.
sehingga perlu diteruskan (eskalasi) ke Unit
2. Single Case adalah pencatatan untuk 1 (satu) Kerja Penyelesai Pengaduan Nasabah untuk
pengaduan pada 1 (satu) kesempatan dan tidak mendapatkan penyelesaian pengaduan tersebut.
Setelah pengaduan nasabah diterima, unit terkait melakukan evaluasi pengaduan nasabah melalui Proses
Penanganan Pengaduan Nasabah berdasarkan alur Proses Penanganan Pengaduan Nasabah sebagai berikut:
UNIT PENYELESAIAN
Telepo, fax, Media
Email, Surat massa
Sosial Media
CRM
Nasabah CRM
Cabang (progress status)
CCG Cabang
input
Nasabah
Pengaduan yang diteruskan ke unit penyelesai dimonitor oleh Customer Care Group (CCG) melalui CRM@Branch.
CCG memonitor pengaduan nasabah agar pengaduan diselesaikan dan disampaikan kepada nasabah sesuai
dengan Service Level Agreement (SLA) yang disepakati. Khusus pengaduan melalui media masa, CCG berkoordinasi
dengan Corporate Secretary Group dalam memonitor closure tanggapan pengaduan di media terkait.
Pelayanan Bank Mandiri terkait dengan penyelesaian pengaduan dan keluhan nasabah pada tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Denda/ Penalti 90
Lain-lain 9.883
Total 305.426
Pengaduan nasabah Bank Mandiri selama 5 (lima) tahun terakhir cenderung meningkat, hal ini dipengaruhi oleh :
1. Peningkatan jumlah nasabah
2. Peningkatan jumlah transaksi
3. Bertambahnya produk baru dan feature pada produk existing
4. Keterbukaan dan kemudahan nasabah menyampaikan pengaduan melalui social media, seperti Twitter,
Facebook, dan lain-lain.
5. Permasalahan sistem/ jaringan/ di pihak Bank lain yang terkait dengan transaksi Bank Mandiri.
Dalam rangka untuk terus meningkatkan kualitas menjamin keamanan dan kerahasiaan data di internal
layanan yang diberikan, Bank Mandiri melakukan Bank Mandiri, serta peningkatan keamanan e-channel.
berbagai upaya yang dapat memenuhi harapan Penyempurnaan keamanan juga dilakukan pada kartu
pelanggan yaitu dengan melakukan sosialisasi Mandiri debit dan mesin ATM Mandiri yaitu dengan
mengenai produk kepada nasabah guna Implementasi standar National Standard Indonesia
mempermudah pelayanan dan akses kepada nasbah. Chip Card Specification (NSICCS) untuk menjamin
Sosialisasi produk melalui: keamanan nasabah Bank mandiri dalam bertransaksi
Pada tahun 2015, Bank Mandiri telah melakukan Survei Kepuasan Pelanggan guna mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan atas produk Bank Mandiri. Hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui kualitas pelayanan pada segmen
pasar tertentu dan yang membutuhkan peningkatan pelayanan.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah tahun 2015, Bank Mandiri telah menyelenggarakan beberapa survei,
yaitu:
1. Roy Morgan Single Source
2. Survey Customer Satisfaction & Customer Experience 2015 Retail
3. Customer Satisfaction Survey Bank Mandiri Prioritas 2015
4. Customer Satisfaction Survey Mandiri Mitra Usaha 2015
Survey Roy Morgan Single Source dilakukan di daerah urban (22 Kota Utama/ Besar + Kota Kecil), dan rural
(daerah pedesaan) di 17 Provinsi (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur,
Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan).
Survey menggunakan metode face to face interview dengan jumlah responden selama satu tahun yaitu
sekitar 26.000 responden. Setiap responden memiliki rekening di lebih dari satu bank, dimana salah satunya
adalah Bank Mandiri. Pengukuran tingkat kepuasan nasabah Bank Mandiri menggunakan sampel yang
menganggap Bank Mandiri sebagai bank utamanya (main financial institution) dibandingkan dengan bank-
bank lainnya.
Hasil Survey Roy Morgan Single Source Tahun 2013 2015 adalah sebagai berikut :
Periode
2013 2014 2015 (Q3)
Survey Customer Satisfaction & Customer Experience 2015 Retail dilakukan di 10 kota di Indonesia (Medan,
Palembang, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin Makassar, Manado, Denpasar).
Metode yang digunakan dalam survey ini yaitu face to face interview terhadap nasabah di 100 Cabang Reguler
di 10 kota (@30 responden per cabang), serta CATI (Computer Assissted Telephone Interview) kepada 1.000
responden.
Hasil Survey Customer Satisfaction & Customer Experience 2015 Retail adalah sebagai berikut :
Berikut adalah Hasil Survey Customer Satisfaction & Customer Experience tahun 2013-2015 yang dilakukan oleh
kosultan yang berbeda:
*) Survey Customer Expectation, Behaviour, Satisfaction, and Engagement 2014 oleh Morigan
**) Survey Customer Expectation and Behaviour 2013 oleh DEKA
Customer Satisfaction Survey Bank Mandiri Prioritas (BMP) tahun 2015 dilakukan dengan metode interview
secara Face to Face dengan jumlah responden sebanyak 270 Nasabah BMP yang tersebar di 55 outlet di 12
Region.
Berdasarkan hasil CSS 2015 diperoleh hasil Customer Satisfaction Index (CSI) Nasabah BMP sebesar 91,8 dan
lebih besar dibandingkan Priority Banking Bank Pesaing lainnya. Adapun 3 faktor utama yang mempengaruhi
tingkat kepuasan Nasabah BMP secara berurutan adalah layanan dari Priority Banking Officer (PBO) dengan
bobot 40.6%, Produk (bobot 27.5%) dan aspek Fisik Outlet (bobot 21,8%).
91.8
11
Mandiri Prioritas
86.7
11
Citigold
80.0
11
BNI Emerald
77.9
11
BCA Prioritas
77.5
11
HSBC
73.3
11
BRI Prioritas
40.6
Satisfaction Driver
Bank Mandiri Prioritas 27.5 PBO
21.8 Produk
3.6 Fisik
3.1 Teller
Security
Customer Satisfaction Survey (CSS) untuk Layanan Cabang Model 4 / Mandiri Mitra Usaha (MMU) dilakukan di
10 kota besar yang juga mewakili region, yaitu di : Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), Medan, Palembang,
Semarang, Bandung, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Denpasar, Makassar dan Jayapura. Total responden
sebanyak 500 debitur yang direkrut di sekitar cabang MMU melalui metode purposive sampling, dan
pengambilan data dilakukan melalui Face to Face interview dan skor penilaian 1 s.d 10.Sebagai pembanding
(indikasi), CSS dengan jumlah responden terbatas (minimal 30 responden) juga dilakukan ke bank pesaing
terdekat dengan lokasi survey di Jakarta yaitu Teras BRI, Danamon Simpan Pinjam, Mikro Laju dan Mitra
Usaha Rakyat BTPN. Berikut adalah nilai perbandingan CSS MMU dan perbandingan dengan bank pesaing.
index
Customer Satisfaction Indeks kepuasan nasabah MMU secara nasional adalah 7.93 tidak berbeda secara
signifikan, namun masih dibawah Teras BRI sebagai kompetitor terdekat yaitu 8.00.Demikian pula untuk
Index Loyalitas MMU dengan skor 7.91 masih lebih rendah dibanding skor Teras BRI sebesar 8.07. Dengan
NPS yang cukup tinggi, masih terbuka peluang Bank Mandiri untuk meningkatkan bisnis dan menambah
market share mikro.
Salah satu faktor penyebab ketidakpuasan adalah memiliki persepsi bahwa fitur produk kredit Bank Mandiri
tidak kompetitif dibandingkan dengan competitor, dilihat dari tingkat suku bunga, biaya administrasi dan
denda/ penalty. Penyebab lainnya adalah belum terpenuhinya ekspektasi nasabah terhadap Mikro Kredit
Sales (MKS) dimana nasabah mengharapkan MKS dapat memberikan reminder terhadap cicilan yang jatuh
tempo dan laporan berkala mengenai posisi pinjaman nasabah.
Keberhasilan Perusahaan pada aspek K3 pada tahun 2015 adalah jumlah kecelakaan
kerja Perusahaan tercatat nihil (zero accident)
Bank Mandiri menyadari bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pegawai sangat penting untuk mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal. Untuk itu Bank Mandiri berkomitmen memperlakukan pegawainya dengan baik
sesuai dengan hak mereka. Memberikan gaji yang sesuai dengan jam kerja, memberikan asuransi kesehatan, serta
memberikan berbagai macam tunjangan kepada para pegawai. Memberikan kenaikan gaji dengan menyesuaikan
laju inflasi, serta menjamin keselamatan pekerja selama melaksanakan tugas perusahaan.
kebijakan
Bagi Bank Mandiri, pegawai merupakan aset berharga dalam keberlangsungan bisnis Perusahaan, sehingga
keselamatan dan kesehatan kerja pegawai adalah yang utama. Oleh karena itu, Bank Mandiri berpedoman pada
peraturan pengelolaan terkait ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja Bank Mandiri. Peraturan-peraturan
tersebut tertuang tersebut adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
program kegiatan
Dalam prakteknya, tanggung jawab Bank Madiri terhadap pegawai dan K3 terbagi menjadi 2 (dua) strategi, yaitu
sebagai berikut:
Praktik Ketenagakerjaaan
Kesejahteraan Pegawai
Bank Mandiri senantiasa memperhatikan kesejahteraan pegawai. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti
yang adil dan bijaksana terhadap pegawainya, dengan dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik
harapan terjalin hubungan saling membutuhkan maupun mental pegawai beserta keluarganya. Program
sehingga terjadi keterikatan antara pegawai dan kesejahteraan yang diterapkan oleh Bank Mandiri
Bank Mandiri yang saling bersinergi untuk mencapai disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan
produktifitas kerja, efisiensi kerja efektifitas kerja, dan yang berlaku dengan memperhatikan kesetaraan
maningkatkan laba, serta mengurangi adanya turn over gender, kelayakan dan keadilan kesempatan kerja.
Program peningkatan kesejahteraan pegawai Bank dan kantor-kantor wilayah/ cabang. Ruang ini terletak
Mandiri diberikan secara materi maupun nonmaterial. di lantai 11 Plaza Mandiri dan dibuka hadir dengan
Kesejahteraan karyawan secara material berkaitan interior yang atraktif.
langsung dengan prestasi karyawan, dan dapat
diberikan berupa kompensasi, seperti uang transport, Dalam ruang perah ASI ini tersedia 15 bilik yang dapat
uang makan, uang pensiun, tunjangan hari raya, uang dimanfaatkan para ibu. Di setiap bilik disediakansebuah
jabatan, bonus, uang pendidikan, uang pengobatan, sofa dan meja. Privasi para pengguna ruang laktasi
pakaian dinas, uang cuti, dan uang kematian. pun pasti akan tetap terjaga karena masing-masing
Sedangkan kesejahteraan karyawan secara non bilik dipisahkan tirai.
material dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayan
bagi keryawan seperti fasilitas yang di sediakan oleh Untuk semakin menambah kenyamanan, ruang ini
pihak perusahaan. dilengkapi pula dengan AC dan sejumlah fasilitas
penunjang. Dalam ruang laktasi tersedia rak botol,
Salah satu bentuk kepudilan Bank Mandiri terhadap dispenser, dua sterilizer, dan Lemari es dua pintu
karyawannya, khususnya pegawai wanita, adalah sebagai tempat menyimpan ASI.
dengan menyediakan ruang laktasi di Kantor Pusat
Disamping itu Bank Mandiri juga menyediakan fasilitas khusus yaitu dengan menyelenggarakan taman penitipan
anak yang disebut Mandiri Day Care. Mandiri Day care ini berlokasi di Plaza Mandiri Basement 1 dengan jam
operasional 07.30-17.30 WIB dan dibuka setiap hari kerja (kecuali hari libur dan libur nasional).
Terkait dengan hak pegawai, Bank Mandiri senantiasa Bank Mandiri secara berkesinambungan melakukan
memberikan kesempatan dan peluang yang sama pembelajaran dan pengembangan pegawai untuk
seluruh pegawai tanpa memandang perbedaan agama, memenuhi kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan
etnik, ras atau gender untuk berkarya di Perusahaan. dengan metode Pendidikan, Pelatihan, Penugasan
Bank Mandiri berusaha meningkatkan kesetaraan khusus, Coaching/counseling Pembelajaran mandiri.
gender dengan memberikan kesempatan kepada
wanita untuk menjadi pemimpin diberbagai program. Sepanjang tahun 2015, Bank Mandiri telah
Potensi wanita terus digali dan dioptimalkan untuk melaksanakan program-program peningkatan
kemajuan bisnis dan pengembangan pengetahuan pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia
pribadi. Kontribusi wanita diberbagai macam program melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di Bank
kepemimpinan menunjukkan angka proporsi yang Mandiri yang terdiri dari Leadership Program yang telah
terus meningkat. diikuti oleh 2.940 peserta serta Technical & Specific
Knowledge Program yang telah diikuti oleh 50.501
Dukungan publik yang kuat untuk kesetaraan gender peserta. Bank Mandiri juga menyediakan modul-modul
merupakan dasar kemajuan bisnis untuk pencapaian eLearning yang telah diakses oleh 152.351 peserta.
target dan peningkatan hasil yang diperoleh sebagai
pembuktian bahwa kesetaraan gender di bidang Sebagai komitmen untuk terus mengembangkan
bisnis telah diterima. Selama tahun 2015, tidak kompetensi pegawainya, Bank Mandiri terus
terdapat laporan mengenai insiden diskriminasi yang meningkatkan anggaran pengembangan pegawai
berlandaskan pada ras, warna kulit, gender, agama, menjadi Rp492,2miliar dibandingkan tahun 2014
opini politik, asal usul sosial dan segala bentuk sebesar Rp454,9miliar. Adapun realisasi biaya
diskriminasi lainnya yang melibatkan pemangku pengembangan pegawai pada tahun 2015 adalah
kepentingan internal dan eksternal diseluruh sebesar Rp485,1miliar meningkat dibandingkan tahun
operasional Perusahaan. 2014 sebesar Rp429,2 miliar.
Disamping itu, Bank Mandiri juga terus memperkuat pengembangan teknologi sebagai cara untuk mengakomodir
pertumbuhan jumlah dan sebaran pegawai yang semakin luas. Pada tahun 2015, Bank Mandiri telah memiliki 3
(tiga) portal online untuk menunjang proses pembelajaran, yaitu mandiri i-share, mandiri i-learn dan mandiri i-know.
Tingkat Turnover
Sepanjang tahun 2015, tingkat pergantian (turnover) pekerja yaitu sebesar 3,19%dengan komposisi 434 orang
pegawai wanita dan 693 orang pegawai pria.
kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, asuransi kecelakaan kerja yang mencakup
diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, personal accident dan program Jaminan
Survei kepuasan pegawai merupakan salah satu melalui program Mandiri i-care. Program ini dimulai
elemen yang penting dalam menunjang tingkat dengan kegiatan survei employee engagement yang
produktivitas dan juga kreativitas pegawai dalam dilakukan oleh konsultan independen dan dilanjutkan
menunjukkan adanya korelasi kuat antara tingkat dengan penyusunan serta pelaksanaan impact plan
produktivitas dan kreativitas karyawan dengan level dimasing-masing unit kerja berdasarkan scorecard
kepuasan karyawan. Karyawan yang puas cenderung hasil survei. Survei Mandiri i-Care dimulai pada tahun
akan lebih produktif dalam bekerja, dan lebih banyak 2010 dan dilanjutkan pada tahun 2011 dan 2013. Survei
menghasilkan gagasan. ini dilakukan dua tahun sekali, namun pada tahun 2015
pelaksanaannya akan dilakukan pada awal tahun 2016.
Dengan demikian Bank Mandiri telah memiliki Berikut ini grafik survei keterikatan pegawai sejak awal
program yang terintegrasi untuk meningkatkan tingkat tahun pelaksanaan.
keterlibatan (level of engagement) seluruh pegawai
4,12 4,14
4
3,78
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa level of engagement pegawai terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Peningkatan level of engagement pegawai ini mengindikasikan bahwa pegawai memiliki kinerja
yang semakin produktif, berkontribusi dengan ide-ide terbaik dan komitmen yang tulus untuk mewujudkan
kesuksesan Perusahaan secara jangka panjang.
Salah satu kegiatan Bank Mandiri dalam bidang Lingkungan hidup bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan antara operasi dan pihak lain termasuk lingkungan
serta pemangku kepentingan, maka Bank Mandiri melaksanakan beberapa langkah
minimalisir dampak negatif dari operasional Bank.
kebijakan
Strategi kebijakan terkait dengan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, Bank Mandiri selama tahun 2015
melakukan strategi sebagai berikut:
1. Menempatkan aspek lingkungan hidup sebagai prioritas utama dalam segala aktifitas Bank Mandiri.
2. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya untuk program penghijauan.
program kegiatan
Dalam rangka menciptakan keseimbangan antara operasi dan lingkungan, selama tahun 2015 Bank Mandiri telah
berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan hidup yang diwujudkan melalu program sebagai berikut:
Pengelolaan lingkungan hidup di sekitar kantor pusat seperti hemat kertas penghematan listrik serta hemat
telah dilakukan dalam mendukung pengelolaan kantor air melalui sosialisasi dan anjuran. Program tersebut
yang ramah lingkungan atau green office. Program dapat memberikan manfaat nyata seperti pengurangan
green office merupakan bentuk nyata kontribusi dalam biaya operasional, peningkatan efisiensi, dan juga
mengelola kantor dengan prinsip ramah lingkungan, peningkatan citra Bank Mandiri. kegiatan dan aktivitas
yaitu pihak manajemen kantor beserta seluruh pekerja dalam mendukung terciptanya Green Office dilakukan
berupaya menerapkan berbagai program penghematan melalui pengguanaan material dan Pemakaian Energi.
Penggunaan material dalam bisnis Bank Mandiri Bank Mandiri selalu berupaya melakukan penghematan
terbagi atas lingkup keperluan kantor, serta energi dalam setiap operasional usahanya, dimana
material yang dibutuhkan dalam operasional lain. diharapkan dengan menggunakan energi secara
Pengungkapan material yang digunakan di kantor efisien dapat menyebabkan berkurangnya biaya
dalam laporan ini berupa penggunaan kertas dan operasional, serta meningkatnya nilai lingkungan, serta
bahan bakar. Penghematan penggunaan kertas terus kenyamanan dalam bekerja. Penghematan energi Bank
diupayakan oleh Bank Mandiri yaitu dengan melalui Mandiri dilakukan melalui serangkaian peningkatan
dukungan Teknologi Informasi sehingga transaksi kualitas spesifikasi peralatan penunjang yang berada
yang berbasis kertas diganti dengan tanpa kertas di gedung kantor yaitu seperti mematikan Komputer
(paperless). selain itu Bank Mandiri juga selalu dan peralatan elektronik lainnya jika akan ditinggal atau
berupaya dalam mengurangi konsumsi kertas dengan tidak digunakan dalam waktu yang lama, misalnya,
beberapa inisiatif, seperti penyimpanan dokumen saat makan siang atau pergi rapat atau pulang kantor.
dalam bentuk soft copy, pemanfaatan email sebagai
media menyebarluasan pengumuman atau sosialisasi Selama tahun 2015, total konsumsi listrik di Kantor
di internal perusahaan, pengunaan kertas bekas Pusat Bank Mandiri sebesar 33.502.080 Kwh atau
ataupun print bolak-balik, pemanfaatan kertas bekas setara 120.607,49 GJ. Angka ini menunjukkan
dalam mencetak dokumen yang belum final, sehingga kenaikan 0,03 % dibandingkan konsumsi listrik tahun
hanya mencetak halaman yang paling penting, serta sebelumnya sebesar 32.347.200 Kwh atau setara
pemakaian kembali kertas bekas. 116.449,92 GJ. Kenaikan tersebut disebabkan oleh
kegiatan operasional Perusahaan yang terus meningkat
Penggunaan ATM menghemat kertas atas setiap serta semakin berkembangnya bisnis Perusahaan yang
transaksi yang sebelumnya dilakukan di banking hall menyebabkan peningkatan pada kegiatan operasional
antara lain, pengggunaan kertas untuk formulir aplikasi di Kantor Pusat Bank Mandiri. Berikut grafik konsumsi
transaksi penyetoran, penarikan, pemindah bukuan energi listrik tahu 2013-2015 : Berikut grafik konsumsi
dan pembayaran-pembayaran lainnya. Disamping itu energi listrik tahu 2013-2015
penghematan kertas dilakukan dengan mengedukasi
nasabah untuk bertransaksi secara online (Internet
Banking, Phone Banking dan SMS Banking) dan adanya Konsumsi Energi (GJ)
upaya mendesain ulang formulir-formulir serta laporan
yang dipergunakan serta kebijakan manajemen juga
dilakukan untuk menggunakan kertas recycle dalam
operasional sehari-hari.
120,607.49
11
119,070.04
116,449.92
13 14 15
Penggunaan Air
Dengan diperkirakannya populasi global mencapai air secukupnya di toilet, masjid dan dibeberapa
9 (sembilan) milyar pada tahun 2050, maka pasokan area kantor lainnyamerupakan salah satu upaya
kebutuhan air akan terus bertambah. Kurangnya memberikan kesadaran kepada pegawai untuk
air bersih memiliki dampak pada ekonomi, sosial mengurangi penggunaan air. Penggunaan Air di
dan lingkungan. Memahami akan isu tersebut, Bank Gedung Plaza Bank Mandiri digunakan diberbagai
Mandiri berkomitmen untuk terus menggunakan fasilitas kantor, seperti Cooling Tower, taman, toilet,
konsumsi air secara bijak sesuai dengan kebutuhan. foodcourt, dan masjid.
Adanya pemasangan papan peringatan gunakan
Cooling Tower
Toilet
Taman
Foodcourt
Masjid
Taman 11.208
Toilet 72.600
Foodcourt 10.464
Masjid 951
Selama tahun 2015, penggunaan air PDAM Perusahaan Mandiri. Selama tahun 2015, pasokan air yang dipenuhi
sebesar 190.184 m . Disamping itu, Bank Mandiri sejak
3 dari Water Recycle sebesar 66.278 m 3 atau telah
tahun 2012 telah menerapkan teknologi Water Recycle mencapai 34,85% dari total penggunaan air bersih.
di gedung Plaza Mandiri. Penggunaan air hasil daur Persentase penggunaan air daur ulang pada tahun
ulang tersebut digunakan untuk pemenuhan cooling 2015 mencapai 24,31% lebih tinggi daripada tahun
tower (penghawaan AC) dan taman di gedung Plaza 2014 sebesar 87.566 m3.
Penggunaan kertas yang berlebihan bisa menjadi pegawai untuk melakukan pengurangan penggunaan
penyebab kerusakan lingkungan seperti penggundulan kertas. Upaya yang dilakukan Bank Mandiri untuk
hutan. Faktanya, diketahui setiap 15 (lima belas) rim melakukan penghematan kertas adalah dengan
kertas yang digunakan setara dengan menebang menggunakan Printer Multi Fungsi Xerox dengan
1 (satu) pohon berusia 5 (lima) tahun.Dengan metode cetak 2-sidedsejak tahun 2011. Dengan upaya
isu tersebut, maka Perusahaan berupaya untuk tersebut, Perusahaan membiarkan 619 pohon tetap
melindungi hutan dengan mendorong kesadaran tumbuh hingga akhir tahun 2015
Penggunaan Penghematan
Biaya
Jumlah Jumlah Pengadaan
Tahun Halaman Kertas Lembar Rim Kertas Pohon
Reboisasi
Dengan adanya reboisasi diharapkan bisa menjadi kemasyarakat sekitar. Tahun 2015 Bank Mandiri telah
salah satu alternatif dalam menata dan memelihara melakukan penanaman pohon mangrove di wilayah
kelestarian lingkungan hidup di wilayah Indonesia. pesisir Pantai Sidoarjo sebanyak 50.000 batang
Kesadaran yang tinggi dalam memelihara dan pohon mangrove rhizophora apiculata dan 50.000
melestarikan lingkungan hidup dalam rangka batang pohon mangrove mucronata dengan luas area
mengantisipasi dari segala bentuk pengrusakan dan penanaman sebesar 15 Hektar. Selain penanaman
pencemaran lingkungan. Pengelolaan perusahaan pohon mangrove di Sidoarjo Bank Mandiri juga ikut
yang berwawasan lingkungan merupakan dasar dalam serta dalam penanaman 6.900 bibit pohon Mangrove
menciptakan suasana keindahan dan kenyamanan di pesisir Pantai Marunda -Jakarta.
lingkungan, terutama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal. Disamping hal tersebut, Bank Mandiri juga melakukan
penghijauan di lingkungan kantor pusat yang bekerja
Oleh karena itu Bank Mandiri setiap tahunnya selalu sama dengan pihak pengelola gedung. Beberapa
berupaya untuk memberikan bantuan terhadap kegiatan penghijauan yang dilaksanakan antara lain
lingkungan baik di kawasan kantor pusat maupun dengan pemeliharan taman di kantor pusat.
Bantuan Lingkungan
Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan di Timur sebanyak 50.000 batang pohon mangrove
masyarakat sekitar yang diharapkan juga berdampak rhizophora apiculata dan 50.000 batang pohon
kepada pemberdayaan ekonomi maupun kesehatan, mangrove mucronata dengan luas area penanaman
Bank Mandiri melaksanakan program CSR yang sebesar 15 Hektar. Bantuan penanaman pohon
berkesinambungan, yaitu Bantuan penanaman pohon 6.900 bibit pohon Mangrove di pesisir Pantai Marunda
mangrove di wilayah pesisir pantai Sidoarjo - Jawa -Jakarta
Perusahaan sebagai salah satu pelaku dalam pembangunan ekonomi nasional, sudah
selayaknya tidak hanya bertujuan memperoleh keuntungan finansial namun juga perlu
berkontribusi bagi masyarakat atau lingkungan sekitar. Kesejahteraan masyarakat menjadi
sangat penting demi keberlangsungan kegiatan operasional Bank Mandiri karena secara
langsung atau tidak langsung akan melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, Bank Mandiri
sangat perlu untuk melakukan tanggung jawab terhadap masyarakat.
Salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar kegiatan diwujudkan dalam program
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diimplementasikan dalam bentuk Community Development.
kebijakan
Kebijakan terkait dengan tanggung jawab terhadap masyarakat yang telah ditetapkan Bank Mandiri antara
lain diatur dalam Standar dan Prosedur PKBL yang mengatur pelaksanaan Program Kemitraan, program Bina
Lingkungan dan Standar Pengadaan Barang dan Jasa terkait program PKBL.
program kegiatan
Sebagai bagian dari masyarakat, Bank Mandiri berusaha untuk selalu menyelaraskan kehadiran dan usahanya
dengan masyarakat sekitar. Oleh karena itu Bank Mandiri senantiasa berusaha untuk terus melakukan program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat agar secara bersama dapat mencapai masyarakat yang mandiri
dan sejahtera.
Sejalan dengan program kemasyarakatan maka Bank Mandiri membagi program kegiatan yang meliputi:
Pilar pertama atas strategi CSR Bank Mandiri adalah yang akhirnya mewujudkan tatanan masyarakat
pilar Kemandirian Komunitas yang dilaksanakan sejahtera. Selain itu, melalui pelaksanaan program
melalui program Mandiri Bersama Mandiri (MBM), MBM, Bank Mandiri bermaksud membina kelompok
program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan atau komunitas masyarakat secara terintegrasi dalam
mendorong kemajuan ekonomi suatu kawasan hal kapasitas, infrastruktur, kapabilitas dan akses,
dengan menjadikan masyarakat di kawasan tersebut sehingga terwujud tatanan masyarakat sejahtera dan
memiliki kemampuan produksi dan kemampulabaan, mandiri.
meningkatkan pola aktivitas kreatif dan produktif
Dimulai sejak tahun 2010 hingga tahun 2015 Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dengan
Bank Mandiri secara berkelanjutan melaksanakan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan di bidang
program Mandiri Bersama Mandiri (MBM) yang songket dan limar serta memberikan pengetahuan
diimplementasikan melalui pengembangan lanjutan tentang pewarnaan benang songket.
atas kawasan/cluster-cluster binaan yang saat ini
b. MBM - Desa Karawang
telah ada serta melakukan pembangunan kawasan
baru yang di dalamnya telah terdapat mitra binaan atau Penyediaan sarana dan prasaran pendukung bagi
memiliki potensi untuk penyaluran pinjaman Program komunitas berbasis klaster industri Jamur Merang
Kemitraan, di antaranya adalah: di Desa Balonggandu, Karawang serta pemberian
a. MBM - Ogan Ilir, Sumatera Selatan pelatihan kepada masyarakat terkait peningkatan
kapasitas produksi, pelatihan manajemen,
Pemberian program pelatihan bagi mitra binaan
pembentukan kelembagaan, pelatihan olahan
pengrajin songket yang telah mendapatkan
jamur merang, penyediaan mesin pendukung dan
fasilitas pinjaman modal kerja usaha kecil
pendampingan standardisasi produk.
dari Bank Mandiri di Desa Tanjung Pinang dan
Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu
umum. Untuk tahun 2015, pelaksanaan Hal lain yang juga dilakukan Bank Mandi-
program Mandiri Edukasi kembali ri dalam mendukung dunia pendidikan
melibatkan seluruh jajaran Direksi dan nasional dilakukan melalui penyaluran
pegawai Bank Mandiri yang mengajar Beasiswa Mandiri Prestasi kepada para
11.950 pelajar SD hingga SMA dari 222 siswa di sekolah dengan kemampuan ak-
sekolah serta 4.500 mahasiswa dari 9 ademis yang baik namun memiliki keter-
perguruan tinggi yang tersebar di 74 kota batasan finansial.
di 34 propinsi di Indonesia. Tidak itu saja, Pemberian beasiswa pada tahun 2015
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Lem-
Bank Mandiri juga memberikan bantuan baga Pendidikan yang peduli atas kema-
pendidikan bagi sekolah dan perguruan juan pendidikan di Indonesia, diantaran-
tinggi dengan nilai total sebesar Rp1,788 ya :
miliar.
- Kerjasama dengan Universitas Islam
Adapun tujuan utama dari pelaksanaan Indonesia melalui penyerahan dana
program Mandiri Edukasi adalah untuk beasiswa mencapai Rp90 juta
memperkaya pengetahuan mahasiswa
- Kerjasama dengan SMA Taruna Nu-
dan siswa tentang perbankan, pendidikan
santara dengan nilai beasiswa sebe-
dan kepemimpinan serta sekaligus
sar Rp900 juta
sebagai salah satu bukti keseriusan
Bank Mandiri dalam memperluas
Melalui kerjasama ini, Bank Mandiri
pengetahuan dan pembentukan karakter
berharap beasiswa yang telah diberikan
generasi muda. Program Mandiri Edukasi
dapat digunakan secara baik oleh para
ini juga diharapkan dapat menjadi
mahasiswa maupun siswa penerima
salah satu media yang efektif untuk
beasiswa sehingga dapat membantu
berbagi pengalaman dengan pelajar
menyelesaikan pendidikan sekaligus
dan mahasiswa, terutama tentang
memberikan nilai tambah kepada mereka.
pentingnya ilmu pengetahuan dan
kreatifitas untuk merebut peluang pasar.
Sebagai wujud kepedulian Bank Mandiri pertumbuhan perekonomian nasional. Oleh sebab
terhadap sejumlah bencana yang terjadi itu, Bank Mandiri mencetuskan program WMM
di Indonesia, selama tahun 2015 Bank sebagai bentuk dukungan nyatanya terhadap
Mandiri memberikan bantuan tanggap pengembangan sektor UMKM di Indonesia yang
darurat kepada korban bencana kekeringan berbasiskan pada generasi muda agar dapat
di daerah Pandeglang dan Serang - Banten, tumbuh lebih optimal.
serta korban meletusnya Gunung Sinabung
- Sumatera Utara. Sebagaimana telah terbukti, sektor UMKM selalu
mampu untuk survive dalam setiap krisis moneter
B. Program kemandirian Kewirausahaan Bank yang terjadi serta mampu menjadi pilar dan
Mandiri pengaman pertumbuhan perekonomian nasional.
Oleh sebab itu, Bank Mandiri mencetuskan
Program WMM adalah program CSR unggulan
program WMM sebagai bentuk dukungan
Mandiri yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007
nyatanya terhadap pengembangan sektor UMKM
lalu, dengan fokus utama untuk menumbuhkan
di Indonesia yang berbasiskan pada generasi
bibit-bibit wirausahawan muda dan memberikan
muda agar dapat tumbuh lebih optimal.
apresiasi bagi mereka yang telah berani terjun
berwirausaha, selain itu juga melaksanakan
pembinaan secara berkelanjutan dengan harapan a. Workshop
agar usaha mereka dapat terus naik kelas.
b. Penghargaan
Sebagai bentuk apresiasi kepada generasi
muda yang sudah berani terjun berwirausaha
dan siap berinovasi untuk membangun
Tanah Air melalui kontribusi nyata di sektor
riil, Bank Mandiri melalui program WMM
memberikan penghargaan kepada para
pemenang yang telah terpilih.
Perkembangan jumlah peserta Penghargaan WMM, WSM dan MYT adalah sebagai berikut :
2007 488 - -
2008 1.057 - -
2009 1.706 - -
2010 3.294 - -
c. Implementasi Project Capital bagi para piala dan uang tunai saja kepada para
pemenang Mandiri Young Technopreneur pemenang program, namun Bank Mandiri
juga memberikan bantuan pembinaan dan
Para pemenang Penghargaan Mandiri pendampingan berwirausaha yang bersifat
Young Technopreneur (MYT) tidak hanya intensif kepada mereka dengan tujuan
mendapatkan hadiah dalam bentuk piala, untuk membentuk mereka menjadi menjadi
sertifikat dan tabungan, namun mereka juga wirausahawan yang sukses dan beretika.
mendapatkan project capital senilai maksimal
Rp 500 Juta untuk mengimplementasikan Sebagai bagian dari rangkaian pembinaan
inovasi teknologinya agar dapat bermanfaat kepada seluruh finalis nasional Penghargaan
secara optimal bagi masyarakat. WMM dan MYT, pada 9 Maret 2015 lalu
Sampai dengan tahun 2015, belum Bank Mandiri telah melaksanakan kegiatan
ada implementasi project capital bagi bootcamp. Tidak hanya itu saja, Bank Mandiri
para pemenang MYT, tetapi baru akan juga mendukung pengembangan kompetensi
dilaksanakan pada tahun 2016. bisnis para alumni WMM dan MYT melalui
partisipasi mereka dalam kegiatan - kegiatan
d. Pembinaan Berwirausaha kewirausahaan di luar negeri, antara lain
kunjungan beberapa alumni WMM ke
Banyak wirausahawan yang akhirnya gagal kantor Google di Singapura serta dukungan
dalam menjalankan usaha karena kurangnya pembiayaan terhadap Gibran Al Farizy
pengalaman dan pengetahuan berbisnis. Pemenang MYT 2012 dalam program Get In
Berbeda dengan program penghargaan The Ring di Rotterdam Belanda, Teguh Basuki
lainnya, dalam penghargaan ini tidak Ariwibowo Finalis WMM 2008 di acara G20
sekadar memberikan hadiah dalam bentuk Young Entrepreneur Alliance Summit 2014 di
Sidney Australia, Hendy Setiono Pemenang bentuk program pembinaan kepada finalis
WMM 2007 dalam Endeavor Program di nasional dan pemenang WMM & MYT, Alumni
Stanford University, San Fransisco, California, WMM dan MYT, serta Mitra Binaan Program
Amerika Serikat dan Wahyu Aditya Finalis Kemitraan Bank Mandiri, pada tanggal
WMM 2008 di acara Encounters Short Film 12-15 Maret 2015 lalu telah dilaksanakan
and Animation Festival di Bristol, Inggris. Wirausaha Muda Mandiri Expo (WMM
Expo) 2015 yang bertempat di Plennary Hall
Selain memberikan dukungan pelatihan
Jakarta Convention Center, dimana kegiatan
dan pengembangan kompetensi, Bank
ini juga menjadi bagian dari rangkaian
Mandiri juga berupaya untuk membantu
kegiatan acara Gerakan Kewirausahaan
mempromosikan produk dan usaha para
Nasional (GKN) yang diselenggarakan oleh
pemenang dan finalis WMM dan MYT dalam
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
bentuk pameran dan bantuan publikasi
Menengah.
melalui sarana media cetak, media sosial
dan website WMM. Selain itu, Bank Mandiri Acara yang juga dibuka oleh Presiden RI
juga mengikutsertakan pemenang dan Bapak Joko Widodo, diikuti oleh 250 peserta
finalis WMM dan MYT antara lain di acara yang memamerkan berbagai macam produk
Wirausaha Mandiri Expo 2015, Mandiri mulai dari produk kain, kriya, pakaian jadi,
Karnaval Nusantara 2015, dan beberapa makanan, minuman, mainan edukatif,
pameran nasional lainnya. desain, developer perumahan, fotografi
hingga teknologi. Sesuai dengan tujuannya,
ajang WMM Expo merupakan bentuk upaya
nyata Bank Mandiri dalam menunjang
pengembangan bisnis para finalis serta
pemenang WMM dan MYT melalui
penciptaan pasar baru.
Program Kemitraan
Melalui Program Kemitraan, Bank Mandiri mendukung Dalam praktiknya, penyaluran pinjaman Program
perkembangan dan peningkatan kompetensi usaha Kemitraan dilakukan oleh Bank Mandiri melalui 2 pola,
kecil yang masih tergolong un-bankbale, dimana yaitu pola one by one program dan linkage program.
mereka dianggap sebagai mitra usaha yang patut untuk Pada pola one by one program, pinjaman disalurkan
memperolah bantuan pembiayaan yang disalurkan secara langsung ke usaha kecil yang masih tergolong
dalam bentuk pinjaman Program Kemitraan serta un-bankable secara perorangan melalui unit penyalur
bantuan program pembinaan. yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan
pola linkage program dilaksanakan bekerjasama
Sesuai dengan namanya, pinjaman Program Kemitraan dengan perusahaan atau lembaga tertentu dengan
adalah pinjaman yang diberikan Bank Mandiri kepada pola kemitraan inti dan plasma yang saling
usaha kecil yang masih tergolong un-bankable menguntungkan. Pola yang telah dikembangkan
(Mitra Binaan) namun mempunyai potensi untuk Bank Mandiri sejak tahun 2007 ini memposisikan
dikembangkan sehingga lebih produktif. Walaupun perusahaan atau institusi yang terlibat sebagai Mitra
bersifat non komersial, pinjaman ini bukanlah termasuk Kerjasama yang bertindak sebagai penjamin, baik
ke dalam hibah dan tetap harus dikembalikan sesuai secara parsial maupun penuh. Selama tahun 2015
dengan perjanjian yang telah disepakati. Oleh sebab itu, total mitra binaan Bank Mandiri mencapai 56.390
proses pemberian pinjaman tetap melalui mekanisme pengusaha. Melalui pinjaman Program Kemitraan dan
seleksi dan penyaluran yang baik. pembinaan yang diberikan secara intensif, diharapkan
mereka dapat menjadi pengusaha yang tangguh,
mandiri dan beretika serta mampu mengakses
fasilitas perbankan secara komersial (bankable).
Program Filantropi
Program filantropi Bank Mandiri terkait tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, selama tahun 2015
dilaksanakan dalam bentuk:
a. Program Pendidikan
Februari Program Semai Benih Bangsa Hibah pembukaan 30 (tiga puluh) lokasi Semai Benih Bangsa
PAUD/TK/RA yang berada di Propinsi Indonesia Timur bekerja
sama dengan Indonesian Heritage Foundation (IHF)
Maret Partisipasi pada pembangunan Pembangunan Ruang Kelas Baru di Madrasah Ibtidiyah (MI)
Ruang Kelas Baru (RKB) Tarbiyatus Syiban yang diperuntukkan bagi masyarakat umum
Madrasah Ibtidiyah (MI) yang hendak mengakses pendidikan dasar.
Tarbiyatus Syiban Jawa Timur
Pemberian hibah seperangkat Dalam rangka membantu upaya Pesantren untuk mendoro upaya
komputer untuk Pesantren optimalisasi pembinaan kemampuan Sumber Daya Manusia yang
Modern Al-Azhar Bahaudin memiliki kompetensi di bidang Teknologi dan informasi Bank
Sumenep Madura. Mandiri dapat berpartisipasi untuk memberikan bantuan hibah
seperangkat komputer kepada Pesantern Modern Al-Azhar.
April WMM Goes to Pesantren WMM Goes to Pesantren memiliki tujuan yaituMemberikan
Tebuireng. pendidikan / pelatihan berwirausaha yang aplikatif kepada para
santri dengan narasumber pengusaha bidang industri & jasa /
boga / kreatif dan Motivator Nasional, Pemenang, Finalis WMM.
Pelatihan Keterampilan Akrilik di Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari
Masyarakat Srengseng Sawah remaja putri dan ibu rumah tangga. Acara tersebut bekerjasama
Jagakarsa Bekerjasama Dengan dengan LAZNAS ICMI, dimana tujuan dari acara tersebut untuk
Laznas BMT ICMI. menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada peserta sehingga akan
termotivasi untuk berusaha dan terus mengembangkan usahanya.
Bantuan Dana CSR untuk Bank Mandiri memberikan bantuan Dana CSR kepada Universitas
Universitas Sumatera Utara dalam Sumatera Utara dalam acara pelatihan pemeliharaan kesehatan
Acara Pelayanan Kesehatan serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak korban
Anak Korban Bencana Gunung Gunung Sinabung kabupaten Tanah Karo.
Sinabung .
Juli Partisipasi dalam kegiatan Bank Mandiri ikut berpartisipasi dalam kegiatan Indonesia
Indonesia Mengajar. Mengajar ditahun 2015 yang diselenggarakan pada SD YPK Pikpik
kabupaten Fakfak dan SD Inpres Offie kabupaten Fakfak provinsi
Papua Barat. Adapun tujuan dari kegiatan Indonesia mengajar
antara lain:
a. Indonesia mengajar merekrut, melatih, dan mengirimkan
anak-anak muda terbaik (Pengajar Muda) untuk mengabdi
selama 1 tahun didaerah pelosok.
b. Pengajar muda bergerak langsung untuk memperbaiki kondisi
pendidikan sekaligus menggerakkan berbagai Stakeholders
di komunitas sekolah, desa, maupun ditingkat yang lebih luas
dikecamatan dan kabupaten.
Oktober Pelaksanaan Program Mandiri Bank Mandiri mendorong pembentukan pemimpin berjiwa
Edukasi ke 9 (Sembilan) wirausaha melalui program Mandiri Edukasi. Pada program yang
Universitas di Indonesia. digelar di sembilan perguruan tinggi tersebut, jajaran direksi Bank
Mandiri memberikan kuliah umum tentang kepemimpinan dan
kewirausahaan kepada mahasiswa.
b. Program Kesehatan
April Pemberian bantuan alat Bank Mandiri memberikan bantuan alat kesehatan kepadfa RS
kesehatan kepada RS Cicendo Cicendo yang beelokasi di kota Bandung berupa 2 unit Pendant
berupa 2 unit Pendant. agar seluruh ruang operasi yang tersedia dapat berfungsi dengan
baik.
Mei Pemberian bantuan alat Bank Mandiri memberikan bantuan alat kesehatan kepadfa RS
kesehatan kepada RS Cicendo Cicendo yang beelokasi di kota Bandung berupa 2 unit Pendant
berupa 2 unit Pendant. agar seluruh ruang operasi yang tersedia dapat berfungsi dengan
baik.
September Pemberian bantuan 1 (satu) Hibah 1(satu) unit ambulance kepada TNI AD Kopasus untuk
unit ambulance untuk TNI AD membantu dalam penanggulangan bencana nasional dan bantuan
Komando Pasukan Khusus. kemanusiaan serta membantu pertolongan dalam kecelakaan.
c. Program Keagamaan
Januari Pemberian 2 (dua) unit mobil Dalam rangka meningkatkan peran Masjid sebagai pusat gerakkan
kepada Tamir Masjid PBNU yang kepedulian sosial dan pemberdayaan ekomoni jamaah untuk
dipergunakan sebagai layanan kemaslahatan umat, Bank Mandiri memberikan bantuan 2 (dua)
mobil keliling dalam rangka Unit mobil kepada pengurus Tamir Masjid PBNU yang nantinya
memberikan fasilitas kebersihan akan dipergunakan sebagai layanan mobil keliling.
dan layanan penataan akustik
Masjid.
April Pembangunan Masjid Poltana Bank Mandiri memberikan bantuan dalam pembangunan Masjid
Mapena di Kabupaten Tuban Poltana Mapena di Kabupaten Tuban Jawa Timur sebagai salah
Jawa Timur. satu fasilitas/sarana ibadah dan aktivitas kehidupan masyarakat
muslim di Kabupaten Tuban.
Pembangunan Mushola Nurul Mushola Nurul Bahri memiliki luas 54 M yang berada di Labuan
Bahri Pandeglang, Banten Banten.Kondisi Mushola tersebut tidak memadai untuk digunakan
bekerjasama dengan Mabes TNI. sebagai tempat ibadah, mengingat banyak kerusakan-kerusakkan
yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya ketika ,masyarakat yang
sedang beribadah. Oleh sebab itu Bank Mandiri memberian hibah
kepada Mushola, Banten.
November WMM Goes to Pesantren Pati. WMM Goes to Pesantren memiliki tujuan yaituMemberikan
pendidikan / pelatihan berwirausaha yang aplikatif kepada para
santri dengan narasumber pengusaha bidang industri & jasa /
boga / kreatif dan Motivator Nasional, Pemenang, Finalis WMM.
Januari Pelaksanaan Kegiatan Pernikahan Bank Mandiri memberikan bantuan alat kesehatan kepadfa RS
Massal. Cicendo yang beelokasi di kota Bandung berupa 2 unit Pendant
agar seluruh ruang operasi yang tersedia dapat berfungsi dengan
baik.
Maret Kegiatan pembinaan potensi Bank Mandiri ikut serta dalam kegiatan pembinaan potensi
maritim melalui bakti TNI maritim yang dilaksanakan bekerjasama dengan TNI Angkatan
Angkatan Laut Bedah Desa Laut melalui Bedah Desa Pesisir. Kegiatan tersebut memiliki tujuan
Pesisir di wilayah Kecamatan antara lain:
Labuan. a. Membantu nelayan tidak mampu untuk mendapatkan rumah
layak huni
b. Mensukseskan program pemerintah dalam percepatan
pembangunan didaerah dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat maritim.
Pasar murah dalam rangka Bank Mandiri turut serta dalam rangka HUT Komando Pasukan
HUT Komando Pasukan Khusus Khusus (Kopasus) ke 63 tahuh 2015 dengan memberikan bantuan
(Kopassus) ke 63 tahun 2015. 5.000 Paket Sembako untuk masyarakat dilingkungan Mako
Kopassus.
Pemberian 5.000 Paket Sembako Bank Mandiri ikut serta dalam acara Pasar Murah yang diadakan
dalam acara Pasar murah HUT dalam rangka HUT Dharma Pertiwi ke-51 dengan memberikan
Dharma Pertiwi ke-51. 5.000 Paket Sembako. Adapun tujuan dari pasar murah tersebut
merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat kurang
mampu yang ada disekitar Markas Komando Kopassus.
Juni Pembangunan 116 Kios Pasar Pada tanggal 27 Desember 2014 Pasar Klewer tebakar sehingga
Klewer sementara. menimbulkan kerugian yang cukup besar. Bank Mandiri ikut
serta dalam pembangunan 116 kios di Pasar Klewer Sementara
untuk membantu pemulihan perekonomian masyarakat Solo
karena Pasar Klewer merupakan salah satu pusat perekonomian
masyarakat.
Juli Pasar Murah Dalam Rangka Bulan Dalam rangka menyambut Ramadhan Bank Mandiri bekerjasama
Ramadhan dan Idul Fitri Tahun dengan TNI mengadakan Pasar Murah di daerah DKI Jakarta
2015. & Surabaya. Adapun jumlah paket yang diberikan dalam acara
tersebut adalah 27.500 paket sembako di 9 (Sembilan) titik lokasi
yang berdekatan dengan wilayah operasional Bank Mandiri dan
berada di Lingkungan markas TNI (Mabes TNI, TNI AL) .
Partisipasi dalam Kegiatan Mudik Bank Mandiri berpartisipasi dalam kegiatan mudik bareng yang
Bareng Nahdatul Ulama (NU) dilaksanakan oleh Nadhatul Ulama(NU) dengan memberikan
1436 / 2015M. penyediaan 41 unit bis dan 33 posko mudik
e. Program Lingkungan
April Penanaman Mangrove di pesisir Dalam rangka HUT Persandian RI ke 69, Bank Mandiri memberikan
pantai Marunda bekerjasama bantuan 6.900 bibit Mangrove kepada Lembaga Sandi Negara
dengan Lembaga Sandi Negara untuk penanaman Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Marunda.
dalam rangka HUT Persandian RI
ke 69.
Juni Kegiatan penanaman pohon Bank Mandiri bekerjasama dengan dengan Pasukan Marinir 1
mangrove oleh Pasukan Marinir 1. melakukan kegiatan penanaman Pohon Mangrove yang diadakan
di Pesisir Pantai Timur Sidoarjo, dusum tambak cemandi,
Kecamatan Sedati Sidoarjo. Adapun jenis pohon yang ditanam
dalam acara tersebut adalah Mangrove jenis Rhizophora Apiculata
dan Mangrove jenis Rhizophora Mucronata.
I. Umum
4 Laporan tahunan mencantumkan identitas Nama perusahaan dan tahun annual report
perusahaan dengan jelas wajib dibuat ditampilkan di:
1 Informasi hasil usaha perusahaan dalam Informasi memuat antara lain: 20-27
bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun 1. Penjualan
buku atau sejak memulai usahanya jika 2. Laba (rugi) kotor;
perusahaan tersebut menjalankan kegiatan 3. Laba (rugi);
usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun 4. Jumlah laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dan kepentingan non pengendali
5. Total laba (rugi) komprehensif
6. Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non
pengendali
7. Laba (rugi) per saham
8. Jumlah aset
9. Jumlah liabilitas
10. Jumlah ekuitas
11. Jumlah investasi pada entitas asosiasi;
12. Rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset
13. Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas
14. Rasio laba (rugi) terhadap pendapatan
15. Rasio lancar
16. Rasio liabilitas terhadap ekuitas
17. Rasio liabilitas terhadap jumlah aset
18. Informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan dengan
perusahaan dan jenis industrinya
2 Laporan tahunan wajib memuat informasi Informasi memuat antara lain: 92-94
3 Tanda tangan anggota Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut: 88-89
dan anggota Direksi 1. Tanda tangan dituangkan pada lembara tersendiri;
2. Pernyataan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi
bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan
tahunan;
3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan
jabatannya; dan
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang
bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris
atau anggota Direksi yang tidak menandatangani laporan
tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri
dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan
tertulis dari yang bersangkutan.
18 Nama dan alamat entitas anak dan atau Memuat antara lain: 140-230
kantor cabang atau kantor perwakilan (jika 1. Nama dana alamat entitas anak; dan
ada) 2. Nama dan alamat kantor cabang/perwakilan.
Catatan:apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak/
cabang/perwakilan, agar diungkapkan
7. Informasi perbandingan antara target pada Informasi memuat antara lain: 296
awal tahun buku dengan hasil yang dicapai 1. Perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan
(realisasi), dan target atau proyeksi yang hasil yang dicapai (realisasi): dan
ingin dcapai untuk satu tahun mendatang 2. Target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun
mengenai pendapatan, laba, struktur mendatang.
permodalan, atau lainnya yang dianggap
penting bagi perusahaan
8. Informasi dan fakta material yang terjadi Uraian kejadian penting setelah tanggal pelaporan akuntan
305
setalah tanggal pelaporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa
mendatang.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal
laporan akuntan, agar diungkapkan
9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri 334-335
dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif
dari sumber data yang layak dipercaya
10. Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa 344-348
perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
11 Uraian mengenai kebijakan deviden dan jmlah Memuat uraian mengenai: 305-307
deviden kas per saham dan jumlah deviden 1. Kebijakan pembagian deviden;
per tahun yang diumumkan atau dibayar 2. Total deviden yang dibagikan;
selama 2 (dua) tahun buku terakhir 3. Jumlah deviden kas per saham;
4. Payout ratio; dan
5. Tanggal pengumuman dan pembayaran deviden kas untuk
masing-masing tahun.
Catatan: apabila tidak ada pembagian deviden, agar
diungkapkan alasannya
12. Program kepemilikan saham oleh karyawan dan/ Memuat uraian mengenai: 95-96
atau manajemen yang dilaksanakan perusahaan 1. Jumlah saham ESOP/MSOP dan realisasinya;
(ESOP/MSOP) 2. Jangka waktu;
3. Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang
berhak; dan
4. Harga exercise.
Catatan: apabila tidak memiliki program dimaksud, agar
diungkapkan
13. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran Memuat uraian mengenai:
98
umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan 1. Total perolehan dana;
menyampaikan laporan realisasi penggunaan 2. Rencana penggunaan dana;
dana) 3. Rincian penggunaan dana;
4. Saldo dana; dan
5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan
penggunaan dana (jika ada).
527-557
13. Uraian mengenai Rapat Umum Pemegang Mencakup antara lain:
Saham (RUPS) tahun sebelumnya 1. Keputusan RUPS tahun sebelumnya;
2. Realisasi hasil RUPS pada tahun buku; dan
3. Alasan dalam hal terdapat keputusan RUPS yang belum
direalisasikan.
14. Uraian mengenai unit audit internal Mencakup antara lain: 741-757
1. Nama ketua unit audit internal;
2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal;
3. Sertifikasi sebagai profesi audit internal;
4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan;
5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan unit audit internal;
dan
6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit
internal.
15. Akuntan Publik Informasi memuat antara lain: 768-772
1. Jumlah periode akuntan publik telah melakukan audit
laporan keuangan tahunan;
2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan
audit laporan keuangan tahunan;
3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang
diberikan oleh akuntan publik; dan
4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan
keuangan tahunan.
Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan
16. Uraian mengenai manajemen risiko Mencakup antara lain: 382-493,
perusahaan 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko yang 758-767
diterapkan perusahaan;
2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas
efektivitas sistem manajemen risiko;
3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi
perusahaan; dan
4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
17. Uraian mengenai sistem pengendalian intern Mencakup antara lain: 721-725
1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian
intern, antara lain mencakup pengendalian keuangan dan
operasional;
2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan
kerangka yang diakui secara internasional (COSO internal
control framework); dan
3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas
efektivitas sistem pengendalian intern.
18 Uraian mengenai corporate social Mencakup antara lain informasi tentang: 860-864,
responsibility yang terkait dengan lingkungan 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; 878
hidup 2. Kegiatan yang dilakukan terkait program lingkungan
hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan, seperti penggunaan material dan energi
yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem
pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain
. 3. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki.
19. Uraian mengenai corporate social Mencakup antara lain informasi tentang: 854-859
responsibility yang terkait dengan 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; dan
ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan 2. Kegiatan yang dilakukan terkait praktik ketenagakerjaan,
kerja kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan
gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan
kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja,
dan lain-lain.
20. Uraian mengenai corporate social Mencakup antara lain informasi tentang: 864-878
responsibility yang terkait dengan 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen;
pengembangan sosial dan kemasyarakatan 2. Kegiatan yang dilakukan; terkait pengembangan sosial dan
kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal,
pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan
sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan
lain-lain
3. Biaya yang dikeluarkan
21. Uraian mengenai corporate social Mencakup antara lain: 844-853
responsibility yang terkait dengan tanggung 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; dan
jawab kepada konsumen 2. Kegiatan yang dilakukan; terkait tanggung jawab produk,
seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi
produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas
pengaduan konsumen, dan lain-lain.
22. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Mencakup antara lain: 799-800
perusahaan, entitas anak, anggota Direksi 1. Pokok perkara/gugatan;
dan/atau anggota Dewan Komisaris yang 2. Status penyelesaian perkara/gugatan;
menjabat pada periode laporan tahunan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan; dan
4. Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas,
anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait
(pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku
terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan
sanksi administrasi).
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
23. Akses informasi dan data perusahaan Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data 780-791
perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing
list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
24. Bahasan mengenai kode etik Memuat uraian antara lain: 773-779
1. Isi kode etik;
2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level
organisasi;
3. Penyebarluasan kode etik;
4. Upaya penegakan dan sanksi pelanggaran kode etik; dan
5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate
culture) yang dimiliki perusahaan.
25. Pengungkapan mengenai whistleblowing Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system 801-804
system antara lain:
1. Penyampaian laporan pelanggaran;
2. Perlindungan bagi whistleblower;
3. Penanganan pengaduan;
4. Pihak yang mengelola pengaduan; dan
5. Jumlah pengaduan yang masuk dan diproses pada tahun
buku terakhir serta tindak lanjutnya.
26. Kebijakan mengenai keberagaman komposisi Uraian kebijakan Perusahaan mengenai keberagaman 563, 599
Dewan Komisaris dan Direksi komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dalam pendidikan
(bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.
Catatan: apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar
diungkapkan alasan dan pertimbangannya
1. Surat Pernyataan Direksi dan/atau Dewan Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang Tanggung Jawab Laporan
Keuangan
Komisaris tentang Tanggung Jawab atas atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Keuangan hal. i
2. Opini auditor independen atas laporan Laporan
Keuangan
keuangan
Konsolidasian
hal. ii-iii
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi memuat tentang: Laporan
1. Nama & tanda tangan; Keuangan
Konsolidasian
2. Tanggal Laporan Audit; dan hal. iii
3. Nomor ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik.
4 Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: Laporan
Keuangan
1. Laporan posisi keuangan (neraca);
Konsolidasian
2. Laporan laba rugi komprehensif; hal. 1-266
lamp. 1-4
3. Laporan perubahan ekuitas;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan; dan
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika
relevan).
Laporan
5. Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun Keuangan
sebelumnya Konsolidasian
hal.9-11
6. Laporan Arus Kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi,
Laporan
investasi, dan pendanaan; Keuangan
2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk Konsolidasian
hal. 14-16
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi;
3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau
pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan; dan
4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
7. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya:
Laporan
1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK; Keuangan
2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan; Konsolidasian
hal. 35-73
3. Pengakuan pendapatan dan beban;
4. Imbalan kerja; dan
5. Instrumen Keuangan.
8. Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain:
1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan Laporan
Keuangan
pihak berelasi;
Konsolidasian
2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total hal. 192-202
pendapatan dan beban terkait; dan
3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset
atau liabilitas.
12. Pengungkapan yang berhubungan dengan Hal-hal yang harus diungkapkan: Laporan
Keuangan
Instrumen Keuangan 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap
Konsolidasian
kelompok instrumen keuangan; hal. 37-50
2. Klasifikasi instrumen keuangan;
3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan;
4. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko;
5. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan:
risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan
6. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan
secara kuantitatif.
13. Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain: Laporan
1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan Keuangan
Konsolidasian
2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan hal.35
keuangan.
1 Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Memuat hal-hal sebagai berikut: 88
Dewan Komisaris 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri;
2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris
bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan
tahunan;
3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan
jabatannya;dan
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang
bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris
atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan,
atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota
yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari
yang bersangkutan.
Daftar Isi
Halaman
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Entitas Induk ........................... Lampiran 2
************************
i
Laporan Auditor Independen
Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan entitas anaknya terlampir, yang terdiri
dari laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tersebut berdasarkan audit
kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar
tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan
penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dalam penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan
menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan
kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit
kami.
ii
Laporan Auditor Independen (lanjutan)
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan konsolidasian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan
dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.
Hal-hal lain
Audit kami atas laporan keuangan konsolidasian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2015
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut terlampir, dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan suatu opini atas
laporan keuangan konsolidasian tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (entitas induk)
terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (secara
kolektif disebut sebagai Informasi Keuangan Entitas Induk), yang disajikan sebagai informasi tambahan terhadap laporan
keuangan konsolidasian tersebut terlampir, disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian dari laporan
keuangan konsolidasian terlampir yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi Keuangan
Entitas Induk merupakan tanggung jawab manajemen serta dihasilkan dari dan berkaitan secara langsung dengan catatan
akuntansi dan catatan lainnya yang mendasarinya yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian terlampir.
Informasi Keuangan Entitas Induk telah menjadi objek prosedur audit yang diterapkan dalam audit atas laporan keuangan
konsolidasian terlampir berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Menurut opini kami,
Informasi Keuangan Entitas Induk disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan
konsolidasian terlampir secara keseluruhan.
Laporan keuangan konsolidasian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan entitas anaknya tanggal
31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh auditor independen lain yang
menyatakan opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan konsolidasian tersebut pada tanggal 2 Februari 2015.
28 Januari 2016
iii
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
10.155.626 8.986.831
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.412) (3.364)
37.387.623 61.212.752
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (66.760) (95.147)
Efek-efek 2c,2f,2j,7
Pihak berelasi 55 16.516.404 14.803.097
Pihak ketiga 27.787.131 26.048.061
44.303.535 40.851.158
Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi,
kerugian - bersih yang belum direalisasi
dari penurunan nilai wajar dan
cadangan kerugian penurunan nilai (661.971) (386.000)
14.912.513 13.237.967
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.727.747) (1.586.271)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET (lanjutan)
586.675.437 523.101.817
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (22.281.842) (17.706.947)
8.178.063 6.087.987
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (270.614) (194.852)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET (lanjutan)
11.331.273 13.114.059
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (107.030) (106.927)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 2c,2f,2x,21
Pihak berelasi 55 38.252.185 19.751.219
Pihak ketiga 133.902.303 108.302.339
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS (lanjutan)
2.402.768 2.012.256
Dikurangi: biaya penerbitan yang
belum diamortisasi (4.590) (2.631)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS (lanjutan)
3.741.667 3.754.041
Dikurangi: biaya penerbitan yang
belum diamortisasi (3.964) (7.467)
Simpanan nasabah
Pihak berelasi 55
Tabungan - investasi terikat dan tabungan
Mudharabah - investasi tidak terikat 38a.2a 228.059 37.195
Deposito Mudharabah - investasi tidak terikat 38a.3 438.297 455.230
Pihak ketiga
Giro - investasi terikat dan giro Mudharabah
- Musytarakah 38a.1 11.502 13.533
Tabungan - investasi terikat dan investasi tidak
Terikat - Mudharabah 38a.2a 22.527.832 20.946.548
Deposito Mudharabah - investasi tidak terikat 38a.3 30.849.240 31.480.676
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
6
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
8
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Pembentukan)/pembalikan penyisihan
estimasi kerugian atas komitmen
dan kontinjensi 2c,31c (198.450) 5.313
(Pembentukan)/pembalikan penyisihan
lainnya 2t,45 (179.242) 183.481
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
9
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban pajak
Kini 2ad,33c,33d (5.548.058) (5.309.919)
Tangguhan 2ad,33c,33e 331.026 (43.313)
273.737 -
(979.306) 827.897
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
10
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21.152.398 20.654.783
20.446.829 21.482.680
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
11
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kerugian bersih
yang belum
direalisasi
dari penurunan
nilai wajar Keuntungan
efek-efek bersih
dan obligasi aktuarial
Selisih kurs pemerintah program
karena yang tersedia imbalan Kepentingan
penjabaran untuk dijual pasti Saldo laba nonpengendali
laporan setelah setelah atas aset
Modal Tambahan keuangan dikurangi Selisih transaksi dikurangi Sudah Belum bersih Entitas
ditempatkan modal disetor/ dalam mata pajak dengan pihak pajak ditentukan ditentukan Anak yang Jumlah
Catatan dan disetor Agio saham uang asing tangguhan nonpengendali tangguhan penggunaannya penggunaannya Jumlah dikonsolidasi ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2015 11.666.667 17.316.192 203.625 (571.348 ) - - 9.779.446 64.263.299 74.042.745 2.186.681 104.844.562
Penerapan awal cadangan kerugian
penurunan nilai (setelah pajak)
pada Entitas Anak 64 - - - - - - - (185.027 ) (185.027 ) - (185.027 )
Pembayaran dividen
dari laba bersih tahun 2014 40c - - - - - - - (4.967.968) (4.967.968) - (4.967.968)
Saldo pada tanggal 31 Desember 2015 11.666.667 17.316.192 242.807 (1.565.019) (92.751) 277.676 12.402.382 76.822.336 89.224.718 2.421.551 119.491.841
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
12
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kerugian bersih
yang belum
direalisasi dari
penurunan nilai
wajar efek-efek
Selisih kurs dan obligasi Kepentingan
karena pemerintah nonpengendali
penjabaran yang tersedia Saldo laba atas aset
Modal Tambahan laporan keuangan untuk dijual bersih Entitas
ditempatkan modal disetor/ dalam mata setelah dikurangi Sudah ditentukan Belum ditentukan Anak yang Jumlah
Catatan dan disetor Agio saham uang asing pajak tangguhan penggunaannya penggunaannya Jumlah dikonsolidasi ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2014 11.666.667 17.316.192 221.620 (1.417.240 ) 7.431.162 52.200.836 59.631.998 1.371.359 88.790.596
Pembayaran dividen dari laba bersih
tahun 2013 40c - - - - - (5.461.126) (5.461.126) - (5.461.126 )
Saldo pada tanggal 31 Desember 2014 11.666.667 17.316.192 203.625 (571.348 ) 9.779.446 64.263.299 74.042.745 2.186.681 104.844.562
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
13
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
14
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
15
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2015
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
16
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian usaha
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut Bank Mandiri atau Bank) didirikan pada
tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian
dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998.
Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (BBD),
PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank
Exim) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo) (selanjutnya secara
bersama-sama disebut Bank Peserta Penggabungan).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah
melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran
Dasar terakhir adalah sehubungan dengan ketentuan (i) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana & Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan Terbuka dan (ii) Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar dimaksud
mengenai perubahan Pasal 4 ayat 4, Pasal 4 ayat 5, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12,
Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal
22, Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal 26. Perubahan Anggaran Dasar ini dilaksanakan dengan Akta
Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.kn No. 14 tanggal 14 April 2015 dan telah dilaporkan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti penerimaan laporan
No. AHU-AH.01.03-0924779 tanggal 16 April 2015 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan
No. AHU-3493045.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 16 April 2015.
b. Penggabungan usaha
Pada akhir bulan Februari 1998, Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut
Pemerintah) mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi atas Bank Peserta
Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan
Bank Mandiri pada bulan Oktober 1998 dengan melakukan penyetoran tunai dan pengalihan
saham Pemerintah pada Bank Peserta Penggabungan (Catatan 40a dan 40b). Selisih antara
harga transfer dan nilai buku saham pada saat restrukturisasi tidak dihitung karena dinilai tidak
praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode restrukturisasi diakui dalam Program
Rekapitalisasi.
17
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 100 tanggal 24 Juli 1999, Bank Peserta
Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
Penggabungan Usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur
Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999.
Penggabungan tersebut dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
Semua aset dan liabilitas Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai
Bank Hasil Penggabungan;
Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan
oleh Bank Mandiri;
Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah)
(nilai penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang
dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan (Catatan 40a
dan 40b).
Pada tanggal efektif dimaksud, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa
proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima seluruh hak dan
liabilitas dari Bank Peserta Penggabungan.
c. Rekapitalisasi
Dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan,
pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84
Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan
permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio
yang selanjutnya disebut CAR) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan
prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah antara lain harus melakukan
Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan
Daerah dan Bank Umum yang berstatus Bank Take Over oleh Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN).
Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999
(PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada
Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan
dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999
dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999.
Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, pada saat itu Bank
Mandiri mengakui adanya Tagihan kepada Pemerintah sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan
penegasan Komitmen Pemerintah melalui surat dari Menteri Keuangan No. S-360/MK.017/1999
tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui
surat No. S-510/M-PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999.
18
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Rekapitalisasi (lanjutan)
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal
penerbitan Obligasi/Surat Utang Pemerintah dalam rangka penyertaan modal Pemerintah
Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah
tersebut di atas termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio
Kecukupan Modal (CAR) pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan
syarat bahwa selambat-lambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah
telah diterima oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang
penambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri dalam rangka Program
Rekapitalisasi, Pemerintah menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum
Rp42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggi-tingginya sebesar
Rp180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di
atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri
beserta perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebesar Rp103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan
Rp75.000.000 pada tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999
jumlah keseluruhan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
tersebut menjadi sebesar Rp178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen pada tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan
Pemerintah, ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar
Rp173.931.000 atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan
tersebut, sebesar Rp1.412.000 digunakan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisanya
sebesar Rp2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh
ribu) unit.
Sesuai Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003 tanggal 24 April
2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang sebelumnya
digunakan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi
Pemerintah sebesar Rp1.412.000 kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 (Catatan 40b).
19
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang dilaksanakan dengan akta notaris
Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 63
tanggal 8 Agustus 2003, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6590.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar Saham
Biasa Seri B, dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan
harga Rp675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut
merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik Pemerintah (Catatan 40a).
Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa Seri B Bank Mandiri
telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan
dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek
Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Kuasi-reorganisasi
Untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, Bank Mandiri
melakukan kuasi-reorganisasi sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPS-LB) tanggal 29 Mei 2003.
Penyesuaian kuasi-reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi
sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan
tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi sesuai dengan Akta Notaris
Sutjipto, S.H., No. 130 tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Negara
Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003, Tambahan No. 93.
Pada tanggal 30 Oktober 2003, RUPS-LB Bank Mandiri menyetujui kuasi-reorganisasi pada
tanggal 30 April 2003 tersebut sebagaimana terdapat dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No. 165
tanggal 30 Oktober 2003.
Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah telah melakukan divestasi lanjutan atas 10,00%
kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B melalui
private placements (Catatan 40a).
20
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
f. Penawaran umum obligasi subordinasi, penawaran umum terbatas saham dan perubahan
modal saham Bank Mandiri
Pada tanggal 3 Desember 2009, Bank Mandiri mendapat persetujuan efektif dari Ketua
Bapepam dan LK dengan suratnya No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009 untuk
melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dengan
nilai nominal sebesar Rp3.500.000. Pada tanggal 14 Desember 2009, obligasi tersebut telah
dicatat pada Bursa Efek Indonesia (Catatan 37).
Untuk penguatan struktur permodalan, Bank Mandiri meningkatkan modal ditempatkan dan
disetor melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) dan terkait dengan PUT tersebut, Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan
pendaftaran pertama dan kedua kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dahulu Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK), pada tanggal
26 Desember 2010 dan tanggal 18 Januari 2011. Bapepam dan LK berdasarkan Surat
Pelaksana Ketua Bapepam dan LK No. S-807/BL/2011 tanggal 27 Januari 2011 menyatakan
bahwa pendaftaran PUT dengan HMETD Bank Mandiri tersebut telah efektif dan juga telah
memperoleh persetujuan pemegang saham sesuai hasil keputusan RUPS-LB tanggal 28 Januari
2011 sebagaimana terdapat dalam Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM No. 15
tanggal 25 Februari 2011 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No. AHU-AH.01.10-07446 tanggal
10 Maret 2011 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0019617.AH.01.09 Tahun
2011 tanggal 10 Maret 2011.
Jumlah HMETD yang diterbitkan Bank Mandiri adalah sebanyak 2.336.838.591 lembar saham
dengan harga sebesar Rp5.000 (nilai penuh) per lembar yang telah ditetapkan pada tanggal
25 Januari 2011 dan pelaksanaan periode perdagangan HMETD dimulai tanggal 14 Februari
2011 sampai dengan 21 Februari 2011.
Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas Bank Mandiri, tidak
melaksanakan haknya untuk memperoleh HMETD, namun mengalihkannya kepada pemegang
saham publik lainnya, sehingga komposisi persentase kepemilikan saham Pemerintah pada
Bank Mandiri menjadi berkurang atau mengalami dilusi dari sebesar 66,68% sebelum periode
pelaksanaan HMETD menjadi sebesar 60,00% setelah pelaksanaan HMETD.
Rincian perubahan modal saham ditempatkan dan disetor (Catatan 40a) adalah sebagai berikut:
Jumlah saham
Setoran awal dalam pendirian oleh Pemerintah di tahun 1998 4.000.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 1999 251.000
4.251.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 2003 5.749.000
10.000.000
21
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
f. Penawaran umum obligasi subordinasi, penawaran umum terbatas saham dan perubahan
modal saham Bank Mandiri (lanjutan)
Rincian perubahan modal saham ditempatkan dan disetor (Catatan 40a) adalah sebagai berikut
(lanjutan):
Jumlah saham
Penurunan nilai nominal saham dari Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi
Rp500 (nilai penuh) per saham melalui stock split di tahun 2003 20.000.000.000
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2004 132.854.872
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2005 122.862.492
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2006 71.300.339
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2006 304.199.764
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2007 40.240.621
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2007 343.135
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2007 77.750.519
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2008 8.107.633
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2008 399.153
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2008 147.589.260
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2009 86.800
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2009 64.382.217
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2010 6.684.845
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2010 19.693.092
Penambahan modal melalui PUT dengan HMETD pada tahun 2011 2.336.838.591
23.333.333.333
Entitas Anak yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Persentase kepemilikan
31 Desember 31 Desember
Nama Entitas Anak Jenis Usaha Kedudukan 2015 2014
22
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 9 Januari 2009, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp100.000. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Desember 2008 dan Keputusan
Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas
PT Bank Syariah Mandiri No. 10 tertanggal 19 Juni tahun 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2008, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal
dalam bentuk tunai dan inbreng pada Entitas Anak sebesar Rp199.871. Bank Mandiri telah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Desember 2008 dan
Keputusan Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan
Terbatas PT Bank Syariah Mandiri dengan akta No. 10 tertanggal 19 Juni 2008.
Pada tanggal 18 Maret 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam
bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp200.000. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Januari 2011 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 28 Februari 2011 dengan akta
No. 19 tertanggal 21 Maret 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
23
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 29 Desember 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal
dalam bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 27 Desember 2011 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2011 dengan akta
No. 42 tertanggal 29 Desember 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 21 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal
dalam bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 21 Desember 2012 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 21 Desember 2012 dengan akta
No. 38 tertanggal 28 Desember 2012 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 30 Desember 2013, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal
dalam bentuk inbreng tanah dan bangunan pada Entitas Anak sebesar Rp30.778. Bank Mandiri
telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 19 Desember 2013
dan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember
2013 dengan akta No. 20 tertanggal 22 Januari 2014 yang ditegaskan kembali melalui
Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2014
dengan akta No. 22 tertanggal 23 Januari 2015 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Pada tanggal 24 November 2015, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal
dalam bentuk tunai pada Entitas Anak sebesar Rp500.000. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 4 November 2015 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 18 November 2015 dengan akta
No. 33 tanggal 25 November 2015 atas penambahan penyertaan modal tersebut.
Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL) didirikan di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999
berdasarkan The Companies Act 1985 of the United Kingdom. BMEL didirikan melalui konversi
dari Bank Exim cabang London menjadi Entitas Anak dan efektif beroperasi sejak
31 Juli 1999. BMEL yang berlokasi di London, Inggris, bertindak sebagai bank komersial untuk
mewakili kepentingan Bank Mandiri.
PT Mandiri Sekuritas
24
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 28 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal
dalam bentuk tunai pada Mandiri Sekuritas, sebesar Rp29.512. Bank Mandiri telah memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Oktober 2012 dan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember 2012 atas
penambahan penyertaan modal tersebut. Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan
modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada Mandiri Sekuritas meningkat dari 95,69%
menjadi 99,99% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan Mandiri Sekuritas.
Pada tanggal 22 Oktober 2009, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada
BSHB sebesar 1,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau
sebesar Rp1.460.657.000 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian seluruh saham BSHB
yang dimiliki oleh Direktur Utama sebanyak 2.921.314 lembar saham, sebagaimana terdapat
dalam Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 22 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ni
Wayan Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, Bali.
Penambahan penyertaan modal Bank Mandiri pada BSHB tersebut dilaksanakan dalam rangka
memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain
mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Penambahan
penyertaan Bank Mandiri di BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia
sebagaimana terdapat dalam surat No. 11/103/DPB1/TPB1-1 tanggal 21 Agustus 2009.
Pada tanggal 28 Mei 2013, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada BSHB
sebesar 11,77% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau
sebesar Rp32.377.072.750 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian saham BSHB yang
dimiliki oleh beberapa pemegang saham minoritas dengan total sebanyak 23.546.962 lembar
saham (nilai penuh). Penambahan penyertaan Bank pada BSHB telah mendapatkan persetujuan
dari Bank Indonesia sebagaimana terdapat dalam surat Bank Indonesia No. 15/33/DPB1/PB1-1
tanggal 6 Mei 2013.
25
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 24 Juli 2015, OJK telah menyetujui perubahan nama PT Bank Sinar Harapan Bali
menjadi PT Bank Mandiri Taspen Pos dan memberikan izin untuk melakukan kegiatan usaha
dengan nama Bank Mantap. Perubahan nama disertai pula ijin perubahan logo dari OJK pada
tanggal 31 Juli 2015. Perubahan nama dan logo tersebut telah diumumkan kepada publik pada
tanggal 7 Agustus 2015.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi PT Bank Mandiri Taspen Pos
sebesar Rp19.219 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima)
tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif
tanggal 1 Januari 2011, sesuai PSAK 22 (Revisi 2009), Kombinasi Bisnis, goodwill tidak
diamortisasi tapi diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan
evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK 48 Penurunan Nilai
Aset (lihat Catatan 2s). Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp21.043.
PT Mandiri Tunas Finance
PT Mandiri Tunas Finance (MTF, dahulu PT Tunas Financindo Sarana (TFS)) adalah
perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen. MTF didirikan berdasarkan
akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989.
Kegiatan komersial MTF dimulai tahun 1989. MTF memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan
pembiayaan dalam bidang sewa menyewa biasa, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari
Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No. 1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September
1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal
19 Januari 2001. Sesuai dengan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal
6 Februari 2009, dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli antara pemegang saham MTF
(PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama) dengan Bank Mandiri, dimana Bank
Mandiri mengakuisisi 51,00% kepemilikan saham atas MTF melalui pembelian 1.275.000.000
lembar saham MTF (nilai nominal Rp100 (nilai penuh)) per lembar saham dengan harga
Rp290.000.
Pengalihan 51,00% kepemilikan kepada Bank Mandiri ini telah disahkan dalam RUPS-LB MTF
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS-LB No. 8 tanggal 6 Februari 2009 dan telah
dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana ditegaskan melalui Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-AH.01.10-01575 tertanggal 11 Maret 2009.
Akuisisi ini juga telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 11/3/DPB1/TPB1-1 tertanggal 8 Januari 2009.
26
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT AXA Mandiri Financial Services ("AXA Mandiri") merupakan perusahaan Joint Venture antara
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri) dengan National Mutual International Pty Ltd
(NMI) yang bergerak dibidang Asuransi Jiwa. AXA Mandiri didirikan dengan nama PT Asuransi
Jiwa Staco Raharja pada 30 September 1991 dengan Akta Notaris Muhani Salim, S.H., No. 179.
Akta pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat
No. C2-6144.HT.01.01.TH.91 tanggal 28 Oktober 1991. Perusahaan mendapatkan surat
keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP.605/KM.13/1991 tentang
Pemberian Ijin Usaha Asuransi Jiwa Nasional dan memulai kegiatan operasionalnya pada
tanggal 4 Desember 1991. Nama perusahaan lalu berubah menjadi PT Asuransi Jiwa Mandiri
dan selanjutnya berubah menjadi PT AXA Mandiri Financial Services. Perubahan ini disetujui
oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat No. C-28747.HT.01.04.TH.2003
pada tanggal 10 Desember 2003 dan diumumkan pada Lembaran Berita Negara No. 64,
Tambahan No. 7728 tanggal 10 Agustus 2004 dengan komposisi pemegang saham NMI
sebesar 51,00% dan Bank Mandiri sebesar 49,00%.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Mei 2010 (dalam pasal 7), pemegang saham
Bank Mandiri telah menyetujui pembelian saham oleh Bank sebesar 2,00% dari jumlah saham
yang diterbitkan dan disetor penuh secara langsung dari NMI.
Pada tanggal 20 Agustus 2010, Bank Mandiri menandatangani perjanjian jual beli (Akta Jual Beli
- AJB) atas pembelian 2.027.844 (dua juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh
empat) lembar saham (seharga Rp48.427) atau 2,00% dari saham ditempatkan dan disetor
penuh dari NMI di hadapan notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. Penambahan
kepemilikan di AXA Mandiri telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui suratnya
No. 12/71/DPB1/TPB1-1 pada tanggal 22 Juli 2010. Setelah pembelian ini persentase
kepemilikan Bank pada AXA Mandiri meningkat menjadi 51,00%.
27
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum tanggal 1 Januari 2011, goodwill yang timbul dari akuisisi AXA Mandiri sebesar
Rp40.128 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Efektif tanggal 1 Januari
2011, sesuai PSAK 22 (Revisi 2009), Kombinasi Bisnis, goodwill tidak diamortisasi tapi diuji
bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Bank secara berkala melakukan evaluasi terhadap
penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK 48 Penurunan Nilai Aset (lihat Catatan
2s). Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp37.194.
PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI) merupakan perusahaan ventura bersama antara
Bank Mandiri dengan AXA Socit Anonyme yang bergerak di bidang asuransi kerugian. MAGI
sebelumnya bernama PT Maskapai Asuransi Dharma Bangsa (PT Insurance Society Dharma
Bangsa Ltd) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 109 tanggal 28 Juli
1961 di Jakarta dan memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Daftar Penetapan
Menteri Kehakiman No. J.A.5/11/4 tanggal 20 Januari 1962. Nama perusahaan PT Maskapai
Asuransi Dharma Bangsa mengalami perubahan menjadi PT Asuransi Dharma Bangsa dengan
Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 54 tanggal 17 Desember 1997 dan telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No. C2-2421.HT.01.04.TH.98 tanggal 26 Maret 1998.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mandiri tanggal 23 Mei 2011, pemegang saham
Bank Mandiri telah menyetujui rencana penyertaan modal oleh Bank Mandiri dalam bentuk
akuisisi atas 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham baru yang akan diterbitkan oleh
PT Asuransi Dharma Bangsa. Penyertaan modal Bank Mandiri pada PT Asuransi Dharma
Bangsa tersebut telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia melalui suratnya
No. 13/59/DPB1/TPB1-1 pada tanggal 28 Juli 2011.
Pada tanggal 11 Oktober 2011, Bank Mandiri melakukan pembelian 120.000 (seratus dua puluh
ribu) lembar saham baru yang diterbitkan oleh PT Asuransi Dharma Bangsa dengan total nilai
Rp60.000 dan telah dicatatkan dalam Akta Akuisisi Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 23
tanggal 11 Oktober 2011. Setelah pembelian saham tersebut, Bank Mandiri menjadi pemegang
saham PT Asuransi Dharma Bangsa dengan persentase kepemilikan sebesar 60,00% yang
telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Asuransi Dharma Bangsa sesuai Akta
Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 22 tanggal 11 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui
suratnya No. AHU-AH.01.10-10-33252 tanggal 17 Oktober 2011 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Asuransi Dharma Bangsa.
Selanjutnya, nama perusahaan PT Asuransi Dharma Bangsa telah diubah menjadi PT Mandiri
AXA General Insurance sesuai dengan Akta Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 90 tanggal
18 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-51976.AH.01.02 tanggal
25 Oktober 2011 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Mandiri
AXA General Insurance.
Dalam menjalankan usahanya, MAGI telah memperoleh izin usaha dari Biro Perasuransian
Bapepam dan LK Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui surat
No. S-12583/BL/2011 tanggal 22 November 2011 perihal Penyampaian Salinan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Pemberlakuan Izin Usaha di Bidang Asuransi Kerugian Sehubungan
Perubahan Nama PT Asuransi Dharma Bangsa menjadi PT Mandiri AXA General Insurance.
28
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-42/PB.31/2014 tanggal 14 Mei 2014 dan surat
No. 5-94/PB.31/2014 tanggal 31 Oktober 2014 telah menyetujui Penambahan Penyertaan Modal
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada PT Mandiri AXA General Insurance, sebesar Rp24.000 dan
Rp63.000. Penambahan penyertaan modal tersebut telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) MAGI secara sirkuler sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Wiwiek Widhi
Astuti No. 20 tanggal 6 Juni 2014 dan No. 27 tanggal 21 November 2014 telah disetujui oleh
Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor AHU-03896.40.20.2014 tanggal 12 Juni 2014 dan
nomor AHU-08879.40.21.2014 tanggal 26 November 2014. Penambahan penyertaan modal
tersebut tidak merubah komposisi pemegang saham MAGI yang sahamnya dimiliki oleh Bank
Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-52/PB.31/2015
tanggal 25 Juni 2015 perihal Permohonan Persetujuan Penambahan Penyertaan Modal
PT Mandiri AXA General Insurance, OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank
Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal lanjutan kepada MAGI sebesar Rp30.000.
Pada tanggal 9 Juli 2015 telah dilakukan eksekusi penambahan penyertaan modal kepada MAGI
sebesar Rp30.000. Total penambahan penyertaan modal kepada PT MAGI adalah sebesar
Rp50.000 dengan jumlah penambahan penyetoran modal sesuai persentase kepemilikan saham
Bank Mandiri di MAGI sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%, sehingga Bank Mandiri
menambah penyertaan modal sebesar Rp30.000 dan AXA S.A sebesar Rp20.000. Penambahan
penyertaan modal tersebut tidak merubah persentase kepemilikan di MAGI yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 60% dan AXA S.A sebesar 40%.
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (InHealth) didirikan berdasarkan Akta Notaris NM Dipo
Nusantara Pua Upa, SH, Nomor 2 tanggal 6 Oktober 2008 dan telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Nomor AHU-90399.AH.01.01 tanggal 26 November 2008. Perusahaan telah mendapatkan Izin
Usaha dibidang Asuransi Jiwa yang tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor:KEP-381KM.1012009 tanggal 20 Maret 2009.
Pada tanggal 23 Desember 2013, Bank Mandiri dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai pihak pembeli dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan; dahulu PT Askes (Persero)) dan Koperasi Bhakti
Askes sebagai pihak penjual telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atas
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (InHealth) dimana pelaksanaan transaksi akan dilakukan
dalam 2 (dua) tahap yang sebagai berikut:
1. Tahap 1, yaitu pengambilalihan 80% kepemilikan atas InHealth, dimana kepemilikan Bank
Mandiri adalah sebesar 60%, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero) masing-masing 10%, serta BPJS Kesehatan masih memiliki 20%; dan
2. Tahap 2, yaitu pengambilalihan 20% kepemilikan BPJS Kesehatan atas InHealth oleh Bank
Mandiri sehingga total kepemilikan Bank Mandiri adalah menjadi sebesar 80%. Komposisi
kepemilikan saham pada InHealth setelah transaksi tahap 2 menjadi Bank Mandiri memiliki
80%, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) masing-
masing 10% dari total saham yang di keluarkan dan disetor penuh InHealth.
Pada tanggal 27 Februari 2014, Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan terkait rencana akuisisi InHealth. Selanjutnya, Bank Mandiri
juga telah menerima persetujuan rencana akuisisi dari OJK sesuai Surat No. S-37/PB/31/2014
tanggal 17 April 2014 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Modal PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. dalam PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
29
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri mengambil alih kepemilikan di InHealth sebesar 80% dengan nilai Rp1.320.000.
Saldo goodwill pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp268.181. Bank secara
berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK 48
Penurunan Nilai Aset (Catatan 2s).
30
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 26 Juni 2015, pendirian MCI telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia No. AHU-2445684.AH.01.01 tahun 2015. MCI telah memperoleh ijin
untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang modal ventura pada tanggal 10 November 2015
melalui surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR-6035/NB.111/2015 sehingga MCI dapat
melaksanakan kegiatan operasional secara penuh.
Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 36-38 Jakarta
Selatan, Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, struktur dan jumlah kantor
dalam dan luar negeri Bank Mandiri adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
2.457 2.312
Cabang luar negeri 6 6
Pada tanggal 31 Desember 2015, Bank Mandiri memiliki cabang-cabang luar negeri yang
berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Shanghai (Republik
Rakyat Cina) dan Dili Timor Plaza.
Untuk mendukung pencapaian visi Bank Mandiri, yaitu To be the Best Bank in ASEAN in 2020,
Bank Mandiri mengkelompokan unit-unit kerja di struktur organisasinya ke dalam 3 kelompok,
yaitu:
1. Business Units, berfungsi sebagai motor utama pengembangan bisnis Bank yang terdiri dari
dua segmen utama yaitu segmen Wholesale terdiri dari Corporate, Commercial, Treasury &
Markets, dan segmen Retail terdiri dari SME, Micro Banking dan Consumer/Individual
(termasuk didalamnya segmen nasabah prioritas).
2. Support Functions, berfungsi sebagai supporting unit yang mendukung operasional Bank
secara keseluruhan yang terdiri dari Risk, Legal & Compliance, Finance & Strategy,
Technology & Operations, Retail Risk, Wholesale Risk, Human Capital, Internal Audit,
Corporate Transformation dan Enterprise Data Management.
3. Distributions, berfungsi sebagai unit yang melakukan penjualan produk dan jasa kepada
seluruh segmen nasabah Bank Mandiri, terdiri dari 12 Kantor Wilayah yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
Efektif 1 Januari 2015 Bank melakukan perubahan struktur organisasi dan pembidangan serta
wewenang anggota direksi.
32
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015, susunan Dewan Komisaris Bank Mandiri adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2015
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Wimboh Santoso*)
Wakil Komisaris Utama : Imam Apriyanto Putro
Komisaris Independen : Abdul Aziz
Komisaris : Askolani
Komisaris Independen : Aviliani
Komisaris : Suwhono
Komisaris Independen : Goei Siauw Hong
Komisaris Independen : Bangun Sarwito Kusmuljono
*) Sesuai hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Mandiri tanggal 18 Desember 2015 diangkat sebagai
Komisaris Utama Bank Mandiri, dimana pengangkatan Komisaris Utama tersebut akan berlaku efektif setelah mendapat
persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada tanggal 31 Desember 2014, susunan Dewan Komisaris Bank Mandiri adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2014
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Mahmuddin Yasin
Komisaris Independen : Pradjoto
Komisaris Independen : Krisna Wijaya
Komisaris : Abdul Aziz
Komisaris : Askolani
Komisaris Independen : Aviliani
Komisaris Independen : Anton Hermanto Gunawan
Pada tanggal 31 Desember 2015, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Direksi
Direktur Utama : Budi Gunadi Sadikin
Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto
Direktur Distributions : Sentot A. Sentausa
Direktur Technology & Operations : Ogi Prastomiyono
Direktur Treasury & Markets : Pahala N. Mansury
Direktur Corporate Banking : Royke Tumilaar
Direktur Consumer Banking : Hery Gunardi
Direktur Micro & Business Banking : Tardi
Direktur Risk Management
& Compliance : Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Commercial Banking : Kartini Sally
Direktur Finance & Strategy : Kartika Wirjoatmodjo
33
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2014, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
31 Desember 2014
Direksi
Direktur Utama : Budi Gunadi Sadikin
Wakil Direktur Utama : Riswinandi
Direktur Institutional Banking : Abdul Rachman
Direktur Risk Management : Sentot A. Sentausa
Direktur Compliance & Legal : Ogi Prastomiyono
Direktur Technology & Operations : Kresno Sediarsi
Direktur Corporate Banking : Fransisca N. Mok
Direktur Commercial &
Business Banking : Sunarso
Direktur Treasury,
Financial Institution &
Special Asset Management : Royke Tumilaar
Direktur Micro & Retail Banking : Hery Gunardi
Direktur Finance & Strategy : Pahala N. Mansury
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Komite Audit Bank Mandiri terdiri dari:
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri
terdiri dari:
Pada tanggal 31 Desember 2015, Komite Pemantau Risiko Bank Mandiri terdiri dari:
31 Desember 2015
Ketua merangkap anggota : Abdul Aziz
Anggota : Imam Apriyanto Putro
Anggota : Suwhono
Anggota : Ridwan Darmawan Ayub
Anggota : Budi Sulistio
Sekretaris (ex-officio) : Group Head Operational Risk
34
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015, Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank Mandiri terdiri dari:
31 Desember 2015
*) Tidak menjabat lagi sebagai komisaris independen sejak tanggal 8 April 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance
Bank Mandiri terdiri dari:
31 Desember 2014
Ketua merangkap anggota : Anton Hermanto Gunawan
Anggota : Pradjoto
Anggota : Krisna Wijaya
Anggota : Abdul Aziz
Anggota : Ridwan Darmawan Ayub
Anggota : Budi Sulistio
Sekretaris (ex-officio) : Group Head Market & Operational Risk
Pada tanggal 31 Desember 2015, Ketua Audit Internal Bank Mandiri adalah Mustaslimah yang
telah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris Bank Mandiri melalui surat No. KOM/035/2015
tanggal 8 April 2015 dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui surat
No. CEO/152/2015 tanggal 14 April 2015 dan Bursa Efek Indonesia melalui surat
No. FST.CSC/CMA.1131/2015 tanggal 14 April 2015, sementara Ketua Audit Internal Bank
Mandiri pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Riyani T. Bondan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri adalah Rohan
Hafas.
Jumlah karyawan Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
adalah 36.737 orang dan 34.696 orang (tidak diaudit).
Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Entitas Anak (Grup) ini diselesaikan dan disetujui untuk
diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 28 Januari 2016.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
35
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Bank dan Entitas Anak adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan liabilitas
keuangan yang Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan seluruh instrumen derivatif yang
diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi
berbasis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.
Laporan keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 (Revisi 2014) Penyajian
Laporan Keuangan Syariah, PSAK No. 102 (Revisi 2013) Akuntansi Murabahah, PSAK
No. 104 Akuntansi Istishna, PSAK No. 105 Akuntansi Mudharabah, PSAK No. 106 Akuntansi
Musyarakah, PSAK No. 107 Akuntansi Ijarah, PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk dan PSAK
lain selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta Pedoman Akuntansi Perbankan
Syariah Indonesia (PAPSI) (Revisi 2013).
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan
Rupiah (Rp), kecuali dinyatakan lain.
Pada tanggal 1 Januari 2015, Grup telah menerapkan beberapa standar dan interpretasi baru
atau revisi yang relevan dengan operasi Grup yang berlaku efektif sejak tanggal tersebut yaitu
sebagai berikut:
36
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tidak terdapat dampak yang material atas standar dan interpretasi yang berlaku efektif pada
tahun 2015 terhadap laporan keuangan Bank dan Entitas Anak, kecuali perubahan penyajian
laporan keuangan yang memisahkan pos-pos penghasilan komprehensif lain yang akan
direklasifikasi ke laba rugi dengan pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi dan
tambahan atas beberapa pengungkapan.
Perubahan kebijakan akuntansi Grup telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan
ketentuan dalam masing-masing standar dan interpretasi.
c. Instrumen keuangan
A. Aset keuangan
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset
keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen
menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan
awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi
Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar dari aset terkait.
Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai
wajarnya pada saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan
instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai
wajar instrumen keuangan dan Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen
keuangan. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok
diperdagangkan dicatat sebagai Pendapatan bunga.
37
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif, kecuali:
- yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk
dijual; atau
- dalam hal Grup mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara
substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari
aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan
dilaporkan sebagai Pendapatan bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai,
kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset
keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai
Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan
non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya
telah ditetapkan, serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
- aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
- aset keuangan yang ditetapkan oleh Grup dalam kelompok tersedia untuk
dijual; dan
- aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui
pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan diakui
sebagai Pendapatan bunga. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan
nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam
laporan keuangan konsolidasian sebagai Pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai.
38
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang
ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka
pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada
nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba
rugi selisih kurs untuk instrumen utang. Untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih
kurs diakui sebagai bagian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset
keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya
diakui sebagai penghasilan komprehensif lain diakui di laba rugi. Pendapatan
bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif .
Pengakuan
B. Liabilitas keuangan
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
39
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas
keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai
Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai
wajar instrumen keuangan. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan dicatat di dalam Beban bunga.
Jika Grup pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu
sebagai nilai wajar melalui laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya,
penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55, instrumen utang
yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan
derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam Keuntungan/(kerugian)
dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai Beban bunga.
C. Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut
telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak
ditransfer, maka Grup melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan
atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas
keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluwarsa.
Agunan yang diserahkan oleh Grup di dalam perjanjian efek-efek yang dijual dengan janji
untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan
pengakuannya karena Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat
atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah
ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
40
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Hapus buku
Aset keuangan dapat dihapus buku apabila cadangan kerugian penurunan nilai telah
dibentuk 100%.
Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen
keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Grup tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya,
telah menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang
tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo),
kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
(b) terjadi setelah Grup telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Grup telah memperoleh
pelunasan dipercepat; atau
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Grup, tidak berulang dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Grup.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok
tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen penghasilan komprehensif lain sampai aset
keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus diakui pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai komponen
keuntungan/kerugian dari penjualan aset keuangan.
41
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan
secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan. Hak yang berkekuatan hukum berarti:
Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan
nilai adalah sebagai berikut:
Khusus untuk kredit yang diberikan, Grup menggunakan kriteria tambahan untuk
menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut:
1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
(kredit non-performing) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal
29 Januari 2009. Sejak 24 Oktober 2012, Grup mengikuti PBI
No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dan Surat
Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.
2. Semua kredit yang direstrukturisasi.
Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas
aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang
secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan
metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun
mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan
nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
44
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas
aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun
tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok
aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan
nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang
perhitungan penurunan nilainya dilakukan secara individual. Namun tidak terdapat
kerugian penurunan nilai, maka aset keuangan tersebut tetap dimasukan kedalam
klasifikasi aset keuangan yang akan dievaluasi secara individual. Namun Grup
membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) berdasarkan probability of
default masing-masing segmen yang dihasilkan oleh evaluasi penurunan nilai kredit
secara kolektif.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit
menjadi 3 kategori, sebagai berikut:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan
nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan konsolidasian, yaitu
kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit
dengan GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar
dari Rp5.000;
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business,
Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp5.000;
dan
3. Kredit yang direstrukturisasi.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual,
jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif
penurunan nilai; atau
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif,
jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti
obyektif penurunan nilai; atau
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan
agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang
apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber
dari agunan; atau
2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek
legal pengikatan agunan.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan
segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan
dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang
mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas
yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah
dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan
karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang
pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat
diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut dan untuk menghilangkan pengaruh
kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Grup menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method
dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara
kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus
buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian
telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan
dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang
diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai.
46
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Jika pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada tahun
berjalan dicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada
tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Untuk penurunan nilai kolektif, sebagaimana diperbolehkan dalam PSAK No. 102
(Revisi 2013), Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/26/DPbS tertanggal 10 Juli
2013 dan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-129/PB.13/2014 tanggal
6 November 2014, untuk penerapan pertama kali Entitas Anak menerapkan
ketentuan transisi penurunan nilai secara kolektif dengan menggunakan estimasi
yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Ketentuan transisi
ini diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2014.
Sejak tanggal 1 Januari 2015, cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang
murabahah yang dinilai secara kolektif dihitung berdasarkan PSAK No. 55
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Sesuai dengan ketentuan
transisi, pembentukan (pembalikan) cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
kolektif pada saat penerapan awal 1 Januari 2015 dibebankan/dikreditkan ke
saldo laba pada tanggal 1 Januari 2015. Lihat Catatan 64 untuk dampak
penurunan terhadap laporan keuangan.
2. Pendapatan dan beban teratribusi diakui dengan suku bunga efektif awal yang
digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dari aset tersebut.
47
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari
investasi dalam instrumen utang dibawah biaya perolehannya merupakan bukti
obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian
penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset keuangan yang
tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya
perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan
yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara
obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak
jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit dan komitmen berdasarkan nilai yang
lebih tinggi antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan nilai kini atas pembayaran
liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut
menjadi probable) atau nilai cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung
berdasarkan data kerugian historis untuk evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
48
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebelum pengakuan awal, Grup menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan
tujuan investasi Grup. Klasifikasi dalam investasi sukuk terdiri dari:
- Biaya perolehan
Apabila investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama
untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual dalam
menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Pada saat
pengukuran awal, investasi dicatat sebesar biaya perolehan yang sudah termasuk
biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi sukuk ini diukur pada nilai
perolehan yang diamortisasi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal
diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu instrumen sukuk.
Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank mengukur jumlah terpulihkannya.
Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka Bank mengakui rugi
penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh dari
pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.
- Nilai Wajar
Nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu pada urutan sebagai berikut: kuotasi
harga di pasar aktif, atau harga yang terjadi dari transaksi terkini jika tidak ada kuotasi
harga di pasar aktif, atau nilai wajar instrumen sejenis jika tidak ada kuotasi harga di
pasar aktif dan tidak ada harga yang terjadi dari transaksi terkini.
Pada saat pengakuan awal, investasi sukuk dalam klasifikasi ini dicatat sebesar
harga perolehan, namun harga perolehan tersebut tidak termasuk biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, investasi diakui pada nilai wajar. Selisih antara nilai wajar
dan jumlah tercatat diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Penyajian
Sukuk Mudharabah disajikan sebagai liabilitas, sementara biaya transaksi untuk
penerbitan sukuk disajikan dalam aset sebagai biaya ditangguhkan.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi:
- Di pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut; atau
- Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau
liabilitas tersebut.
49
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai wajar suatu aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan
pelaku pasar ketika menentukan harga aset dan liabilitas tersebut dengan asumsi bahwa
pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-
efek dan obligasi pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada
tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan
secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau
harga yang diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana
dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia
sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer),
perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar
aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat
selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan
dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi
terkini.
Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau
dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk obligasi pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan
dengan menggunakan model internal berdasarkan nilai kini dari arus kas masa depan
yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan faktor
deflator.
d. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank Mandiri dan Entitas Anak
yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Mandiri.
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, Bank menerapkan PSAK No. 65, Laporan Keuangan
Konsolidasian. Penerapan PSAK ini tidak menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap
pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Dalam hal pengendalian terhadap entitas anak dimulai atau diakhiri dalam suatu periode berjalan
maka hasil usaha entitas anak yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian
hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat
pengendalian itu berakhir.
Pengendalian didapat ketika Bank terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan Entitas anak dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaannya atas Entitas Anak.
50
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank mengendalikan entitas anak jika dan hanya jika Bank memiliki hak berikut ini:
a) Kekuasaan atas entitas anak (hak yang ada saat ini yang mempengaruhi kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas relevan yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil
entitas anak).
b) Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas anak.
c) Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas entitas anak untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil Bank.
Pada laporan keuangan konsolidasian Bank Mandiri, semua saldo dan transaksi yang signifikan
antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Kepentingan nonpengendali atas laba
bersih Entitas Anak disajikan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasian untuk
mendapatkan jumlah laba yang menjadi hak pemilik entitas Bank. Kepentingan nonpengendali
dalam aset bersih disajikan sebagai bagian dari ekuitas kecuali kepentingan nonpengendali yang
berasal dari konsolidasi atas reksadana disajikan sebagai bagian dari liabilitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama
untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas
Anak, kecuali bila dinyatakan lain.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh atau berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha
entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai atau sampai dengan tanggal pengendalian
berakhir.
Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan
dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama,
bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi
tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan
ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut.
Oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui
pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Bank pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas, dalam hal ini transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Sehingga setiap perbedaan antara jumlah kepentingan
non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara
langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
51
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing,
sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008, PBI
No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010, PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011,
PBI No.15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, terakhir PBI No. 17/21/PBI/2015 tanggal
26 November 2015, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia
dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder
dan GWM Loan to Funding Ratio (LFR).
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,50% (2014: 8,00%) dari Dana Pihak Ketiga
(DPK) dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 4,00% dari
DPK dalam Rupiah dan GWM LFR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara
Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LFR Bank
dan LFR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada
tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. GWM LFR
mulai berlaku pada tanggal 3 Agustus 2015 untuk menggantikan GWM LDR.
GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8,00% dari DPK dalam valuta asing.
Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib
Minimum sesuai PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum
dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha
berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal
5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 yang
kemudian dicabut dan digantikan dengan PBI No.15/16/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013,
dimana setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing
yang besarnya ditetapkan sebesar 5,00% dan 1,00% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan
valuta asing.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
(FASBIS), call money, penempatan fixed-term, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan
dan piutang.
53
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
j. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara
(SPN), Negotiable Certificates of Deposits, Medium Term Notes, Treasury Bills yang diterbitkan
oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, wesel ekspor, efek-efek yang
diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di
bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi syariah perusahaan.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan
dan piutang dan diukur pada biaya perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual,
dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur pada biaya
perolehan.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari
reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut
umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal
yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek-efek yang
tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu
pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas
yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas
efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan
dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur
efek tersebut ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Pada tahun 2015, Entitas Anak (PT AXA Mandiri Financial Services) melakukan reklasifikasi
efek-efek (obligasi) yang dimiliki langsung oleh Perseroan yang terkait dengan cadangan teknis
asuransi sendiri (shareholders fund reserves) di dalam laporan keuangan. Entitas Anak
mengubah klasifikasi efek-efek tersebut dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi menjadi aset keuangan tersedia untuk dijual. Perubahan ini dikategorikan sebagai
perubahan kebijakan akuntansi sehingga diterapkan secara retrospektif. Oleh karena dampak
atas perubahan ini tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasian tahun sebelumnya
secara keseluruhan, maka dampak perubahan ini diakui pada laporan keuangan tahun berjalan.
Penyajian kembali laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diperlukan.
k. Obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Obligasi pemerintah terdiri dari obligasi pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan obligasi pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan diukur pada biaya
perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan
diukur pada biaya perolehan.
54
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tagihan Lainnya - transaksi perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian
pemberian fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo.
Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
m. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan liabilitas atas efek-efek
yang dijual dengan janji dibeli kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga
yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan
harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum
diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli
hingga dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi dengan
bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali
yang disepakati diperlakukan sebagai beban bunga dibayar dimuka dan diakui sebagai beban
bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan
perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters
pada tanggal laporan atau metode diskonto arus kas.
Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif,
setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Liabilitas derivatif disajikan sebesar
kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian
berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai wajar, (2) lindung
nilai atas arus kas, (3) lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dan
(4) instrumen perdagangan, sebagai berikut:
1. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai
instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai
wajar aset dan liabilitas yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling
hapus dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan
terjadinya ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi
konsolidasian tahun berjalan.
55
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai
lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai penghasilan komprehensif lain. Bagian yang
tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan.
3. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas
investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai penghasilan
komprehensif lain, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung
nilai.
4. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen
lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen
lindung nilai) diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada tahun berjalan.
Tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, sedangkan liabilitas derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dalam
kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan
debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu dan tagihan yang
berasal dari transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam
waktu 15 hari.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta
penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung
oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak.
Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh PT Bank Syariah Mandiri (BSM),
Entitas Anak, berupa piutang, pembiayaan syariah dan pinjaman Qardh.
Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai
berikut:
Mudharabah adalah kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal atau
Entitas Anak) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib atau nasabah)
yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan
persentase tertentu yang disepakati dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh Entitas Anak kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau
menyalahi perjanjian. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi
dengan penyisihan kerugian.
Musyarakah adalah kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi
sesuai dengan persentase yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi
dana masing-masing. Pembiayaan musyarakah permanen adalah musyarakah dengan
ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir
masa akad. Pembiayaan musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah
dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra
lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut
akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo
pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian.
56
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang ijarah adalah penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari
suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri kepada penyewa. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah penyediaan
dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa
berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa.
Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan
disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yakni sebesar saldo piutang.
Piutang murabahah adalah pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai keuntungan
yang disepakati. Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi
dengan marjin yang ditangguhkan yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian.
Piutang istishna adalah pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli
(mustashni) dan penjual atau pembuat (shani). Piutang istishna disajikan sebesar tagihan
kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian.
Pinjaman qardh adalah pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Atas transaksi ini,
Entitas Anak mendapatkan ujrah (imbalan) dan diakui pada saat diterima. Pinjaman qardh
meliputi pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn. Akad hawalah adalah akad pengalihan
utang dari pihak yang berutang (nasabah) kepada pihak lain (Entitas Anak) yang wajib
menanggung atau membayar.
Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada Entitas Anak dengan
uang sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar
dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini, Entitas Anak mendapatkan ujrah (imbalan) dan
diakui pada saat diterima. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan
kerugian.
Kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan
kredit diakui dalam bentuk cadangan kerugian penurunan nilai bila nilai sekarang dari jumlah
penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru,
termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari
nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui dalam bentuk cadangan
kerugian penurunan nilai apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang
diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang
diberikan.
57
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru
dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (deferred
interest income) dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara
proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat
pembayaran kredit diterima.
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah
biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara
langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit,
mengangsur kembali, mengubah jatuh tempo, mengubah tenor dan/atau menambah down
payment.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui milik Entitas Anak merupakan selisih
antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan
jumlah pokok pembiayaan, yang akan diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen
selama jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian
pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai
dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan
kerugian penurunan nilai.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing
pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan
posisi keuangan konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban
bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Entitas Anak berhak menentukan tingkat bunga
yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan
pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian
dari Pendapatan pembiayaan konsumen.
58
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan
ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan
pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian
penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai
pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan
dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi
bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada
akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa pembiayaan.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian
bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap.
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam
jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi
kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
pada saat terjadinya. Perangkat lunak diakui sebagai aset tidak berwujud.
Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur
manfaat ekonomis aset tetap dan aset tidak berwujud yang diestimasi sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Perlengkapan, peralatan kantor, komputer dan kendaraan bermotor 4-5
Perangkat lunak 5
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap)
dimasukkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada
tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan
dikaji ulang dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai
bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan,
akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya.
59
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011) Aset Tetap dan ISAK 25 Hak Atas Tanah,
biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak
pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk biaya
pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali.
Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai tidak
disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau
pembaruan hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.
PSAK No. 48 (Revisi 2014) tentang Penurunan Nilai Aset mensyaratkan bahwa nilai tercatat
aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menilai
apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh
kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi
taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap
harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang Aset Tetap.
Bank Mandiri dan Entitas Anak memilih model biaya dan seluruh saldo nilai revaluasi aset
yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007), yang
disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar
Rp3.046.936, telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian yang sudah ditentukan
penggunaannya pada tahun 2008.
Grup menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011) Sewa, yang berlaku efektif dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), penentuan apakah
suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa
didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan
perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan
suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset,
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), dalam sewa pembiayaan, Grup mengakui aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai
wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih
rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan
dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku
bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Aset sewa (disajikan sebagai
bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat
aset sewa dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Bank
Mandiri akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis
lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
60
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka Grup menilai
klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara
terpisah.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal dan kemungkinan besar Bank dan Entitas Anak akan memperoleh manfaat
ekonomis masa depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dari goodwill dan
perangkat lunak yang dibeli Bank dan Entitas Anak.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan Entitas Anak dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Metode amortisasi,
estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan
disesuaikan jika dianggap tepat.
Lihat Catatan 2s untuk kebijakan akuntansi terkait goodwill.
s. Penyertaan saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta
penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang
diberikan.
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank Mandiri
atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan
sebagai aset lain-lain. Bank melakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala.
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
v. Aset lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga dan provisi dan komisi yang masih akan
diterima, tagihan, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-
lain.
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Entitas Anak,
baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela
oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan
dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank Mandiri dan Entitas Anak. AYDA
merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari
penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada Aset lain-lain.
Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang
dimiliki Bank Mandiri dan Entitas Anak, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak
digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Entitas Anak.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net
realizable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih
dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang
diberikan yang belum dilunasi oleh debitur di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap
cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat
direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun
berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan
ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan pada saat
terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi
untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan. Lihat Catatan 2t untuk kebijakan
akuntansi atas penyisihan kerugian AYDA dan properti terbengkalai.
w. Liabilitas segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank
lain. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi.
x. Simpanan nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat (tidak termasuk bank)
kepada Bank dan Entitas Anak yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan
bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu.
62
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau
dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui
counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking dan
Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka
dinyatakan sebesar nilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito berjangka dengan Bank.
Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai
instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah
serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijaksanaan Entitas Anak (BSM).
Simpanan nasabah dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas
Entitas Anak.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan
diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri,
dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut
perjanjian kurang dari atau 90 hari, deposito berjangka dan negotiable certificates of deposits.
Simpanan dari bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain.
Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah dan
Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA).
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi
sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
z. Kontrak asuransi
Kontrak asuransi adalah kontrak yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dimana perusahaan
asuransi menerima risiko asuransi yang signifikan dari pemegang polis. Risiko asuransi yang
signifikan didefinisikan sebagai kemungkinan membayar manfaat yang signifikan kepada
tertanggung apabila suatu kejadian yang diasuransikan terjadi dibandingkan dengan manfaat
minimum yang akan dibayarkan apabila risiko yang diasuransikan tidak terjadi. Skenario-
skenario yang diperhatikan adalah skenario yang mengandung unsur komersial.
63
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas Anak menerbitkan kontrak asuransi yang menerima risiko asuransi yang signifikan dari
pemegang polis. Entitas Anak mendefinisikan risiko asuransi yang signifikan sebagai
kemungkinan membayar manfaat pada saat terjadinya suatu kejadian yang diasuransikan, yang
setidaknya 10% lebih besar dari manfaat yang dibayarkan jika kejadian yang diasuransikan tidak
terjadi. Jika suatu kontrak asuransi tidak mengandung risiko asuransi yang signifikan, maka
kontrak tersebut diklasifikasikan sebagai kontrak investasi.
Entitas Anak menerbitkan kontrak asuransi untuk produk asuransi tradisional dan produk
asuransi yang dikaitkan dengan investasi. Kedua jenis produk ini mempunyai risiko asuransi
yang signifikan.
Unit-link, produk asuransi dengan pembayaran premi tunggal maupun regular yang dikaitkan
dengan investasi yang memberikan kombinasi manfaat proteksi dan manfaat investasi.
Ketika sebuah kontrak telah diklasifikasi sebagai kontrak asuransi, reklasifikasi terhadap kontrak
tersebut tidak dapat dilakukan kecuali ketentuan perjanjian kemudian diamandemen. Seluruh
produk asuransi yang diterbitkan oleh Entitas Anak mempunyai risiko asuransi yang signifikan.
Entitas Anak memisahkan komponen deposit dari kontrak unit-link seperti yang disyaratkan oleh
PSAK No. 62 jika kondisi-kondisi di bawah ini terpenuhi:
- Entitas Anak dapat mengukur komponen deposit secara terpisah (termasuk opsi penyerahan
melekat, yaitu tanpa memperhitungkan komponen asuransi);
- Kebijakan akuntansi Entitas Anak tidak mensyaratkan untuk mengakui semua hak dan
liabilitas yang timbul dari komponen deposit;
Entitas Anak tidak memisah komponen deposit dikarenakan hanya salah satu kondisi di atas
terpenuhi.
Pengujian kecukupan liabilitas dilakukan pada tanggal pelaporan untuk kontrak secara individual
ataupun per kelompok produk, ditentukan sesuai dengan cara Entitas Anak memperoleh,
memelihara dan mengukur profitabilitas dari kontrak asuransi tersebut.
Untuk asuransi jiwa, liabilitas kepada pemegang polis khususnya liabilitas untuk klaim masa
depan diuji untuk menentukan apakah liabilitas tersebut cukup untuk menutupi semua arus kas
keluar di masa depan termasuk semua manfaat yang dijamin dan manfaat tambahan yang
dijamin, manfaat partisipasi yang tidak dijamin (jika ada), semua biaya untuk penerbitan polis
dan pemeliharaan polis, serta mencerminkan arus kas masuk masa depan, yaitu premi yang
diterima di masa depan. Liabilitas dihitung berdasarkan diskonto dari arus kas untuk semua arus
kas yang terkait yaitu arus kas keluar dan arus kas masuk seperti yang disebutkan di atas
dengan menggunakan seperangkat asumsi aktuaria estimasi terbaik terkini yang ditetapkan oleh
aktuaris perusahaan, termasuk asumsi tingkat diskonto, mortalitas/morbiditas, lapse, biaya dan
inflasi serta asumsi marjin atas risiko pemburukan. Entitas Anak yang bergerak di asuransi jiwa
telah menerapkan metode Gross Premium Reserve dengan menggunakan asumsi estimasi
terbaik dan marjin atas risiko pemburukan sehingga pengujian kecukupan liabilitas tidak
diperlukan lagi.
64
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk asuransi kerugian, Entitas Anak melakukan pengujian kecukupan liabilitas asuransi pada
tanggal pelaporan dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan berdasarkan
kontrak asuransi.
Jika dari pengujian tersebut terdapat kekurangan antara nilai tercatat liabilitas asuransi
(dikurangi dengan biaya akuisisi tangguhan untuk asuransi kerugian) dengan nilai estimasi kini
atas arus kas masa depan, maka seluruh kekurangan diakui di dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Reasuransi
Entitas Anak mereasuransikan sebagian porsi risikonya kepada perusahaan reasuradur. Jumlah
premi yang dibayar atau porsi premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sesuai dengan
proporsi jumlah proteksi reasuransi yang diterima.
Aset reasuransi termasuk saldo yang diharapkan dibayarkan oleh perusahaan reasuransi untuk
ceded liabilitas manfaat polis masa depan, ceded estimasi liabilitas klaim dan ceded cadangan
atas premi yang belum merupakan pendapatan. Jumlah manfaat yang ditanggung oleh
reasuradur diperkirakan secara konsisten sesuai dengan liabilitas yang terkait dengan polis
reasuransi.
Entitas Anak menyajikan aset reasuransi secara terpisah sebagai aset atas liabilitas asuransi.
Jika aset reasuransi mengalami penurunan nilai, Entitas Anak mengurangi nilai tercatat dan
mengakui kerugian penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Aset reasuransi mengalami penurunan nilai jika ada bukti
obyektif, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset
reasuransi, bahwa Entitas Anak tidak dapat menerima seluruh jumlah karena di bawah syarat-
syarat kontrak dan dampak pada jumlah yang akan diterima dari reasuradur dapat diukur secara
andal.
Liabilitas manfaat polis masa depan merupakan nilai sekarang estimasi manfaat polis masa
depan yang akan dibayarkan kepada pemegang polis atau ahli warisnya dikurangi dengan nilai
sekarang dari estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui
pada saat pengakuan pendapatan premi. Liabilitas manfaat polis masa depan ditentukan dan
dihitung dengan menggunakan rumus tertentu oleh aktuaris Entitas Anak atau aktuaris
independen yang terdaftar.
Entitas Anak menghitung liabilitas manfaat polis masa depan dengan menggunakan metode
Gross Premium Reserve yang mencerminkan nilai kini estimasi pembayaran seluruh manfaat
yang diperjanjikan termasuk seluruh opsi yang disediakan, nilai kini estimasi seluruh biaya yang
dikeluarkan dan juga mempertimbangkan penerimaan premi di masa depan.
Kenaikan/(penurunan) liabilitas manfaat polis masa depan diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-link non-syariah dilaporkan sebagai
pendapatan premi bruto dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian. Liabilitas kepada pemegang polis unit-link diakui di laporan posisi keuangan
konsolidasian dihitung menggunakan metode cadangan atas premi yang belum merupakan
pendapatan yang dihitung dengan menggunakan metode harian berdasarkan biaya asuransi
atas risiko mortalita, ditambah cadangan atas akumulasi dana investasi pemegang polis.
Setiap bunga, keuntungan atau kerugian dari kenaikan atau penurunan nilai pasar investasi
dicatat sebagai pendapatan atau beban, disertai dengan pengakuan kenaikan atau penurunan
liabilitas kepada pemegang polis unit-link di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian dan liabilitas kepada pemegang polis unit-link di laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-linked syariah diakui sebagai liabilitas kepada
pemegang polis unit-link di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang diterima
setelah dikurangi bagian fee untuk Entitas Anak dalam rangka mengelola pendapatan dari
produk unit-link.
Liabilitas untuk manfaat kontraktual yang diharapkan akan timbul di masa depan dicatat pada
saat premi diakui. Liabilitas ditetapkan sebagai penjumlahan atas nilai diskonto yang diharapkan
dari pembayaran manfaat dan biaya administrasi masa depan yang berkaitan langsung dengan
kontrak asuransi, dikurangi dengan nilai diskonto yang diharapkan atas premi teoritis yang
dibutuhkan untuk memenuhi manfaat dan biaya administrasi berdasarkan asumsi penilaian yang
digunakan (penilaian premi). Liabilitas tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi seperti
kematian, persistensi, biaya pemeliharaan dan pendapatan investasi yang ditetapkan pada saat
kontrak asuransi dikeluarkan. Sebuah marjin untuk penyimpangan yang merugikan termasuk
dalam asumsi yang digunakan.
Efek-efek yang diterbitkan oleh Bank Mandiridan Entitas Anak, termasuk obligasi, subordinasi
notes, medium term notes dan travellers cheques, pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan
perolehan/penerbitan efek-efek yang diterbitkan. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan
suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari efek-efek yang diterbitkan.
Efek-efek yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau
pihak lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pada pengukuran awal, pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang
diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
66
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman subordinasi pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman
subordinasi. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai dengan
jatuh tempo dari pinjaman subordinasi.
Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi.
ad. Perpajakan
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) Pajak Penghasilan,
yang mengharuskan Bank Mandiri dan Entitas Anak memperhitungkan konsekuensi pajak kini
dan pajak di masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam
laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam tahun
berjalan.
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi
atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing
diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.
Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan metode liabilitas laporan posisi keuangan (balance
sheet liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas
laporan posisi keuangan, aset dan utang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga
mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum digunakan apabila
besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada
masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat
perbedaan temporer tersebut.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
diberlakukan pada periode dimana aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan
tarif pajak dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan
atau dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila
diajukan keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan
dan/atau banding tersebut diterima. Manajemen juga dapat membentuk pencadangan terhadap
liabilitas pajak di masa depan sebesar jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor
pajak jika berdasarkan evaluasi pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian terdapat
risiko pajak yang probable. Asumsi dan estimasi yang digunakan dalam perhitungan
pembentukan cadangan tersebut memiliki unsur ketidakpastian.
67
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Taksiran pajak penghasilan Bank Mandiri dan Entitas Anak dihitung untuk masing-masing
perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini (current tax assets) dan liabilitas
pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam
laporan keuangan konsolidasian. Utang pajak penghasilan badan dan utang pajak lainnya Bank
Mandiri dan Entitas Anak disajikan sebagai Utang pajak di laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak
penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena
pajak yang sama atau berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo
tersebut secara neto.
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Entitas Anak (PT Bank Syariah Mandiri).
Entitas Anak mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan
kebijakan Entitas Anak atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan
dibagikan sesuai dengan kesepakatan.
Hubungan antara Entitas Anak dan pemilik dana syirkah temporer merupakan hubungan
kemitraan berdasarkan akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah atau
musyarakah. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi
mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, mudharabah musytarakah dan akun lain
yang sejenis.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena Bank tidak
mempunyai liabilitas, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah dana awal dari
pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi Bank. Dana syirkah temporer tidak dapat
digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dan tidak
mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak
atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi.
Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsur laporan posisi keuangan konsolidasian,
yang memberikan hak kepada Entitas Anak untuk mengelola, termasuk untuk mencampur dana
dimaksud dengan dana lainnya.
Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan
menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana
syirkah temporer dapat dilakukan dengan konsep bagi hasil atau bagi untung.
68
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i). Konvensional
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing
dicatat dalam Pendapatan bunga dan Beban bunga di dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran
atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau
jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih
dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif,
Grup mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual
dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di
masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi dan bentuk lain yang
diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku
bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai
akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui
atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang
mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto
arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil
usaha.
69
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(iii). Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
Hak nasabah atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi laba milik
nasabah yang didasarkan pada prinsip mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah
dan mudharabah musytarakah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Entitas Anak.
Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang telah diterima.
Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung dari pendapatan
Entitas Anak yang diterima berupa laba bruto (gross profit margin).
Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset
produktif lainnya akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Entitas Anak,
dihitung secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Entitas Anak yang
dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan.
Selanjutnya, jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut
kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan
Entitas Anak sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati
bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari pembiayaan dan aset produktif
lainnya yang memakai dana Entitas Anak, seluruhnya menjadi milik Entitas Anak, termasuk
pendapatan dari transaksi Entitas Anak berbasis imbalan.
Pendapatan premi kontrak jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode risiko
sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Pendapatan premi kontrak
jangka panjang diakui sebagai pendapatan pada saat polis jatuh tempo.
Pendapatan premi yang diterima sebelum jatuh tempo polis dicatat sebagai titipan premi di
laporan posisi keuangan konsolidasian.
Beban klaim dan manfaat terdiri dari klaim yang telah diselesaikan, klaim dalam proses
penyelesaian dan estimasi atas klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (IBNR). Klaim
dan manfaat diakui sebagai beban pada saat terjadinya liabilitas untuk memberikan proteksi.
Klaim reasuransi yang diperoleh dari perusahaan reasuradur diakui dan dicatat sebagai
pengurang beban klaim dan manfaat pada periode yang sama dengan periode pengakuan
beban klaim dan manfaat.
Total klaim dalam penyelesaian, termasuk klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan,
dinyatakan berdasarkan estimasi menggunakan teknik perhitungan teknis oleh aktuaris.
Perubahan dalam estimasi liabilitas klaim, sebagai hasil dari evaluasi lebih lanjut dan perbedaan
antara estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai biaya tambahan atau
pengurang biaya pada periode terjadinya perubahan.
Pendapatan provisi dan komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
yang berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit, piutang pembiayaan konsumen dan investasi
bersih dalam sewa pembiayaan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari nilai perolehan kredit
dan piutang pembiayaan konsumen dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara
diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
70
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk kredit, piutang pembiayaan konsumen dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang
diberikan dan dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang belum diamortisasi, diakui pada
saat kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan dilunasi.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan
perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
Liabilitas pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang pesertanya adalah pegawai
aktif Bank Mandiri sejak tanggal 1 Agustus 1999, serta program pensiun manfaat pasti yang
berasal dari masing-masing dana pensiun Bank Peserta Penggabungan. Program ini didanai
melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam
perhitungan aktuaria yang dilakukan secara berkala.
Liabilitas imbalan pensiun Bank Mandiri dan Entitas Anak dihitung dengan membandingkan
manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari program pensiun pada usia pensiun normal
dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah
dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya. Apabila manfaat
pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank dan Entitas Anak
harus membayar kekurangan tersebut.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian
adalah nilai kini dari liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan setelah
dikurangi dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian
aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas manfaat pasti dihitung setiap tahun oleh
aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit secara regular untuk periode
tidak lebih dari satu tahun. Nilai kini liabilitas manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan
estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka
panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang
akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo
imbalan yang bersangkutan.
Sebelum 1 Januari 2015, keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian
pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial yang melebihi yang dibuat berdasarkan 10% dari
nilai wajar aset program atau 10% dari nilai liabilitas imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan
pada laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan.
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, Bank Mandiri dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24
(Revisi 2013) Imbalan Kerja. PSAK Revisi ini, antara lain, menghilangkan mekanisme koridor
dan pengungkapan atas kewajiban kontijensi untuk menyederhanakan klasifikasi dan
pengungkapan. Akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui yang terjadi
diakui sebagai Penghasilan komprehensif lain dan disajikan pada bagian ekuitas. Biaya jasa
lalu dibebankan langsung pada laba rugi. Karena dampak penerapan PSAK revisi ini tidak
signifikan ke laporan keuangan konsolidasian, maka penerapan PSAK revisi dilakukan secara
prospektif.
71
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa dalam laba
rugi, bunga neto atas liabilitas imbalan pasti neto dalam laba rugi dan pengukuran kembali
liabilitas imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain.
Bunga neto atas imbalan pasti neto merupakan komponen pendapatan bunga dari aset program,
biaya bunga atas liabilitas imbalan pasti dan bunga atas dampak batas atas dari aset.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan
pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial.
Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia
pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang
masa kerja karyawan dan dihitung menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi
yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan.
Liabilitas ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
Pembagian tantiem
Bank Mandiri mencatat tantiem dengan menggunakan basis akrual dan membebankannya pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian akhir tahun berjalan
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor selama tahun berjalan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan dalam menghitung laba per
saham dasar dan dilusian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar
23.333.333.333 lembar saham.
(a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain
dari entitas yang sama);
(b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan
menilai kinerjanya; dan
(c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
72
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sehubungan dengan perubahan struktur organisasi yang berlaku awal Januari 2015, maka
Segmen Operasi mulai per 31 Desember 2015 dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut:
Korporasi; Komersial; Mikro dan Bisnis; Konsumer/Individual; Treasury dan Market; Kantor
Pusat; Entitas Anak; Entitas Anak Syariah, Entitas Anak - Asuransi dan Entitas Anak lainnya.
Segmen geografis adalah komponen Bank dan Entitas Anak yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko
dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada
lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Segmen geografis dibagi ke dalam wilayah Indonesia, Asia
(Singapura, Malaysia, Hong Kong, Timor Leste dan Shanghai), Eropa Barat (Inggris) dan
Cayman Islands.
Sejak tahun 2013, alokasi dana untuk PK dan BL tidak dialokasikan dari saldo laba berdasarkan
hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan tetapi diakui dan dibebankan ke
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas
atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia adalah estimasi terbaik serta berdasarkan pada standar
yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan
pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian
dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Cadangan teknis Entitas Anak dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai bagian
dari Liabilitas lain-lain berdasarkan perhitungan aktuaris dengan menggunakan asumsi
aktuarial yaitu asumsi estimasi terbaik dan marjin atas resiko pemburukan. Termasuk dalam
cadangan teknis adalah liabilitas manfaat polis masa depan, estimasi liabilitas klaim, premi yang
belum merupakan pendapatan, Unexpired Risk Reserve (URR) dan liabilitas kepada pemegang
polis.
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan,
sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga
perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan
dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat
penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa
depan. Bank tidak memperhitungkan sebagian manfaat aset pajak tangguhan karena
manajemen Bank berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut tidak dapat terpulihkan di
masa yang akan datang.
74
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Bank mengestimasi masa manfaat ekonomis
aset tetap antara 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.
Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Nilai tercatat atas aset tetap Bank diungkapkan pada Catatan 18.
Bank Mandiri dan entitas anak mengevaluasi penurunan nilai aset non-keuangan apabila
terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset non-
keuangan tidak dapat dipulihkan kembali. Faktor-faktor penting yang dapat menyebabkan
penurunan nilai aset non-keuangan adalah sebagai berikut:
a) Performa yang tidak tercapai secara signifikan terhadap ekspektasi historis atau proyeksi
hasil operasi di masa yang akan datang;
b) Perubahan yang signifikan dalam cara penggunaan aset atau strategi bisnis secara
keseluruhan; dan
c) Industri atau tren ekonomi yang secara signifikan bernilai negatif.
Manajemen Bank dan Entitas Anak mengakui kerugian penurunan nilai apabila nilai tercatat aset
melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Jumlah terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai
wajar dikurang biaya pelepasan dengan nilai pakai aset (atau unit penghasil kas). Jumlah
terpulihkan diestimasi untuk aset individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil
kas yang mana aset tersebut merupakan bagian daripada unit tersebut.
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan
Entitas Anak
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak
meliputi:
Manajemen Bank dan Entitas Anak telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank dan Entitas
Anak untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank dan Entitas Anak
memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak
mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan
terhadap kemampuan Bank dan Entitas Anak untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh
karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
Manajemen Bank dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai
aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan
PSAK No. 55 (Revisi 2014) telah dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan
diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada Catatan
2.c.E.
75
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 44.557.520 40.379.267
Dolar Amerika Serikat (Catatan 61B.(v)) 11.756.796 10.219.573
56.314.316 50.598.840
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan PBI
No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 yang telah diubah terakhir dengan PBI
No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan valuta asing
Bagi Bank Umum Konvensional masing-masing sebesar:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
- GWM Primer*) 7,50% 8,00%
- GWM Sekunder 4,00% 4,00%
Mata uang asing 8,00% 8,00%
*) Kewajiban GWM Primer - Rupiah per 1 Desember 2015 turun dari sebelumnya 8,00% menjadi 7,50%.
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo
Rekening Giro pada Bank Indonesia. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib
dipelihara oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia
(SDBI), Surat Berharga Negara (SBN) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan oleh
Bank Indonesia. GWM Loan to Funding Ratio (LFR) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara
oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari
Dana Pihak Ketiga yang dihitung berdasarkan selisih antara LFR yang dimiliki oleh bank dan LFR
Target. GWM LFR dikenakan jika LFR Bank dibawah minimum LFR target Bank Indonesia (78%)
atau diatas maksimum LFR target Bank Indonesia (92%) dengan KPMM Bank lebih kecil dari KPMM
Insentif Bank Indonesia yang sebesar 14%.
LFR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak
termasuk kredit kepada bank lain, terhadap:
a. Dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing,
tidak termasuk dana antar bank; dan
b. Surat-surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang
diterbitkan oleh Bank untuk memperoleh sumber pendanaan.
Berdasarkan PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015, penyebutan Loan to Deposit Ratio (LDR)
dalam PBI No. 15/15/PBI/2013 diganti menjadi Loan to Funding Ratio (LFR) sejak tanggal
3 Agustus 2015 dan perhitungan GWM LFR mulai berlaku pada tanggal 3 Agustus 2015.
Excess Reserve adalah kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM
LFR yang wajib dipelihara di Bank Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank telah memenuhi rasio seperti telah disebutkan di
atas. Rasio Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan mata uang asing (Bank Mandiri saja)
yaitu masing-masing sebesar:
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
- GWM Primer 7,50% 8,00%
- GWM Sekunder 14,35% 17,74%
- GWM Loan to Funding Ratio - -
Mata uang asing 8,50% 8,49%
LFR Bank Mandiri tanggal 31 Desember 2015 berada di antara 78,00%-92,00%, sementara tanggal
31 Desember 2014, Bank masih menggunakan LDR.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 23.070 19.869
Pihak ketiga 448.180 258.212
Jumlah 471.250 278.081
Termasuk dalam mata uang asing adalah terutama mata uang Pound Sterling Inggris, Euro Eropa,
Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Yuan China dan Dolar
Singapura.
77
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
telah memadai.
Rupiah:
Bank Indonesia < 1 bulan 5.909.168 - 5.909.168
Call money < 1 bulan 1.110.000 - 1.110.000
> 1 bulan < 3 bulan 100.000 - 100.000
Deposito berjangka < 1 bulan 2.191.281 - 2.191.281
> 1 bulan < 3 bulan 1.481.832 - 1.481.832
> 3 bulan < 6 bulan 725.358 - 725.358
> 6 bulan < 12 bulan 42.500 - 42.500
Tabungan tanpa jatuh tempo 486 - 486
78
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Berdasarkan jenis, mata uang, jatuh tempo dan kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan):
31 Desember 2014
Bersih 61.117.605
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 1.572.113 1.250.349
Pihak ketiga 9.988.512 34.601.575
Jumlah 11.560.625 35.851.924
Mata uang asing:
Pihak berelasi (Catatan 55) 419.165 252.729
Pihak ketiga 25.407.833 25.108.099
37.387.623 61.212.752
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (66.760) (95.147)
37.320.863 61.117.605
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 3,79% 4,25%
Mata uang asing 0,17% 0,15%
79
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d. Pada tanggal 31 Desember 2015, penempatan pada bank lain - lain-lain dengan jumlah sebesar
USD5.488.263 dan USD10.997.811 merupakan jaminan untuk fasilitas pinjaman yang diterima
dari bank lain (31 Desember 2014: tidak terdapat penempatan pada bank lain yang digunakan
sebagai jaminan) (Catatan 36c).
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 95.147 105.599
Pembalikan selama tahun berjalan (Catatan 44) (26.256) (10.321)
Lain-lain*) (2.131) (131)
Saldo akhir tahun 66.760 95.147
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada
Bank Indonesia dan bank lain telah memadai.
Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi
macet atau mengalami penurunan nilai di mana klaim Bank Mandiri yang diakui oleh kurator
berdasarkan hasil creditors meeting pada tanggal 5 November 2009 adalah sebesar
EUR16.395.092 (nilai penuh) untuk penempatan tersebut. Pada tanggal 10 Maret 2010,
24 November 2010, 6 September 2012 dan 23 Januari 2014 kurator telah membayarkan sebagian
klaim (distribusi interim) kepada Bank Mandiri, setelah memperhitungkan saling hapus (net-off)
dengan saldo giro, inter-bank call money dan liabilitas L/C UPAS Entitas Anak kepada lembaga
keuangan tersebut, sehingga saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam
likuidasi) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar EUR3.061.829 (nilai penuh). Pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank Mandiri telah membentuk cadangan kerugian
penurunan nilai penuh atas sisa saldo penempatan pada lembaga keuangan tersebut.
7. EFEK-EFEK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Efek-efek
Pihak berelasi (Catatan 55):
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.670.013 699.913
Tersedia untuk dijual 8.826.132 6.628.460
Dimiliki hingga jatuh tempo 1.013.537 1.157.606
Diukur pada biaya perolehan*) 411.507 295.000
11.921.189 8.780.979
*) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak, PT Bank Syariah Mandiri.
80
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
a. Berdasarkan tujuan, pihak berelasi dan pihak ketiga (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Efek-efek (lanjutan)
Pihak ketiga:
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.751.959 3.693.306
Tersedia untuk dijual 8.850.569 6.599.574
Dimiliki hingga jatuh tempo 6.299.438 6.034.421
Diukur pada biaya perolehan*) 308.201 217.933
17.210.167 16.545.234
*) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak, PT Bank Syariah Mandiri.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak, PT AXA Mandiri
Financial Services yang disajikan sebesar nilai wajar.
Rupiah:
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
Efek-efek
Obligasi 1.707.505 - 11.661 1.719.166 - - 1.719.166
Investasi pada unit-unit reksa dana 868.552 - 5.425 873.977 - - 873.977
Sertifikat Bank Indonesia 581.325 - 10.044 591.369 - - 591.369
Saham 27.644 - (35) 27.609 - - 27.609
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. Investasi pada unit-link adalah investasi yang
dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
81
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Rupiah (lanjutan):
Tersedia untuk dijual
Investasi pada unit-unit reksa dana 6.300.000 - 43.036 6.343.036 - - 6.343.036
Obligasi 3.085.863 - (24.808) 3.061.055 - - 3.061.055
Negotiable certificate of deposit 610.599 - (1.502) 609.097 - - 609.097
Medium term notes 317.500 - - 317.500 - - 317.500
Sertifikat Bank Indonesia 48.351 - - 48.351 - - 48.351
Bersih 43.641.564
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
***) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak, PT Bank Syariah Mandiri.
82
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Rupiah:
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi
Efek-efek
Sertifikat Bank Indonesia 2.288.015 - 5.858 2.293.873 - - 2.293.873
Investasi pada unit-unit reksadana 1.139.039 - 9.506 1.148.545 - - 1.148.545
Obligasi 565.649 - (6.311) 559.338 - - 559.338
Saham 170.893 - 5.081 175.974 - - 175.974
Jumlah
(Catatan 61B.(v)) 6.331.389 - (100.077) 6.231.312 - - 6.231.312
Bersih 40.465.158
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. Investasi pada unit-link adalah investasi yang
dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
***) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak PT Bank Syariah Mandiri.
83
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
44.303.535 40.851.158
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (1.984) (3.553)
Kerugian yang belum direalisasi dari
penurunan nilai wajar efek-efek (350.818) (80.668)
Cadangan kerugian penurunan nilai (309.169) (301.779)
(661.971) (386.000)
43.641.564 40.465.158
*) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak, PT AXA Mandiri
Financial Services yang disajikan sebesar nilai wajar.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Efek-efek
Perusahaan 19.813.436 16.459.149
Bank Sentral 2.807.843 5.385.943
Bank 4.171.897 3.016.163
Pemerintah 2.338.180 464.958
29.131.356 25.326.213
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Investasi pada unit-link *)
Bank 3.966.025 4.214.249
Perusahaan 11.206.154 11.310.696
15.172.179 15.524.945
Jumlah 44.303.535 40.851.158
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi (1.984) (3.553)
Kerugian yang belum direalisasi dari
penurunan nilai wajar efek-efek (350.818) (80.668)
Cadangan kerugian penurunan nilai (309.169) (301.779)
(661.971) (386.000)
Bersih 43.641.564 40.465.158
*) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang
disajikan sebesar nilai wajar.
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Efek-efek
Obligasi
PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) Pefindo idAA+ - 45.000 -
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk. Pefindo idAAA idAAA 34.255 43.968
PT Federal International
Finance Pefindo idAAA idAA+ 14.946 38.059
PT Bank Maybank
Indonesia Tbk. Pefindo idAAA idAAA 10.942 10.933
PT Bank OCBC
NISP Tbk. Pefindo idAAA idAAA 9.977 9.797
PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk. Pefindo - idA - 6.451
PT Sumberdaya
Sewatama Pefindo - idA - 982
Lain-lain**) Beragam Beragam Beragam 1.604.046 449.148
1.719.166 559.338
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Standard and
Poors, Moodys dan Fitch Ratings.
**) Obligasi dengan kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi terutama terdiri dari surat Perbendaharaan Negara yang tidak memiliki peringkat.
85
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
e. Rincian obligasi berdasarkan peringkat (lanjutan):
Nilai wajar/Biaya perolehan/
Peringkat*) Biaya perolehan diamortisasi
Lembaga 31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember
pemeringkat 2015 2014 2015 2014
Rupiah (lanjutan)
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi (lanjutan)
Investasi pada unit-link ***)
PT AKR Corporindo Tbk. Pefindo idAA- idAA- 20.418 25.760
PT Adira Dinamika Multi
Finance Tbk. Pefindo idAAA idAAA 2.001 1.969
PT Toyota Astra Financial
Services Pefindo idAA+ - 1.929 -
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 12.166 15.296
36.514 43.025
1.755.680 602.363
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Obligasi
PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. Pefindo idAA+ idAA+ 349.725 330.400
PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) Pefindo idAA+ idAA+ 292.627 143.665
PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Pefindo idAAA - 255.484 -
PT Astra Sedaya
Finance Pefindo idAAA idAAA 251.930 249.350
PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Pefindo idAA idAA 204.795 317.620
PT Bank OCBC
NISP Tbk. Pefindo idAAA idAAA 157.550 105.530
PT Medco Energi
Internasional Tbk. Pefindo idA+ idAA- 68.075 66.010
PT Panorama
Sentrawisata Tbk. Pefindo idA- idA- 49.546 50.277
PT Bank Maybank
Indonesia Tbk. Pefindo idAAA idAAA 24.450 122.988
PT Pembangunan
Jaya Ancol Tbk. Pefindo idAA- idAA- 9.586 49.263
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 1.397.287 972.189
3.061.055 2.407.292
Dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek
Obligasi
PT Tunas Baru
Lampung Tbk. Pefindo idA idA 500.000 500.000
PT Surya Artha Nusantara
Finance Pefindo idAA- idAA- 600.000 300.000
PT Medco Energi
International Tbk. Pefindo idA+ idAA- 223.000 223.000
PT Arpeni Pratama
Ocean Line Tbk. Pefindo idD idD 87.000 86.960
PT Mayora Indah Tbk. Pefindo idAA- idAA- 74.000 74.000
PT Indosat Tbk. Pefindo idAAA idAAA 36.000 60.949
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 697.000 741.000
2.217.000 1.985.909
Diukur pada biaya
perolehan**)
Efek-efek
Obligasi Syariah
Perusahaan
PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Pefindo idAAA idAAA 265.000 295.572
PT Berlian Laju Tanker Tbk. Pefindo idD idD 87.000 87.000
Lain-lain Beragam Beragam Beragam 163.006 113.408
515.006 495.980
2.732.006 2.481.889
Jumlah 7.548.741 5.491.544
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Standard and
Poors, Moodys dan Fitch Ratings.
**) Efek-efek yang dimiliki Entitas Anak, PT Bank Syariah Mandiri.
***) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai wajar.
86
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
e. Rincian obligasi berdasarkan peringkat (lanjutan):
Nilai wajar/Biaya perolehan/
Peringkat*) Biaya perolehan diamortisasi
Lembaga 31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember
pemeringkat 2015 2014 2015 2014
6.020.690 4.687.897
*) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Standard and
Poors, Moodys dan Fitch Ratings.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 301.779 317.066
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) 34.394 18.804
Lain-lain*) (27.004) (34.091)
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek telah
memadai.
87
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
i. Investasi dalam unit reksadana pada Bank yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras IV 2.513.844 -
Reksa Dana Terproteksi Schroder IDR Income Plan I 1.005.484 -
Reksa Dana Terproteksi Emco VII 905.628 -
Reksa Dana Terproteksi Emco VIII 603.764 -
Reksa Dana Emco Terproteksi 412.883 411.671
Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras - 1.507.907
Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras II - 1.010.412
Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan X - 808.405
Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan XI - 804.267
5.441.603 4.542.662
RDT Schroder Regular Income Plan XI dan BNP Paribas Selaras II telah jatuh tempo pada April
2015, Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras dan Reksa Dana Terproteksi Schroder
Regular Income Plan X telah jatuh tempo pada bulan November 2015. Underlying asset utama
dari reksa dana tersebut adalah Obligasi Pemerintah.
j. Pada tanggal 31 Desember 2015, efek-efek dengan jumlah nominal sebesar Rp500.000
(31 Desember 2014: Rp450.000) telah dijual dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 28).
k. Pada tanggal 31 Desember 2015, efek-efek dengan jumlah nominal sebesar USD65.000.000 (nilai
penuh) (31 Desember 2014: USD65.000.000 (nilai penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman
yang diterima dari bank lain (Catatan 36c).
8. OBLIGASI PEMERINTAH
Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diperoleh
Grup dari pasar primer dan sekunder pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dengan rincian
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pihak berelasi (Catatan 55)
Obligasi Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.583.907 1.745.205
Tersedia untuk dijual 74.153.603 61.187.145
Dimiliki hingga jatuh tempo 20.811.293 21.195.694
Diukur pada biaya perolehan*) 6.054.722 875.973
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar nilai
wajar.
88
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi Pemerintah berdasarkan sisa umur jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Kurang dari 1 tahun 621.972 114.550
1 - 5 tahun 384.211 601.347
5 - 10 tahun 407.901 410.816
Lebih dari 10 tahun 137.447 618.492
1.551.531 1.745.205
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak yang disajikan sebesar
nilai wajar.
89
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi Pemerintah berdasarkan sisa umur jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Mata uang asing
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
5 - 10 tahun 4.454 -
Lebih dari 10 tahun 27.922 -
32.376 -
Tersedia untuk dijual
Kurang dari 1 tahun 896.439 608.113
1 - 5 tahun 14.656.555 8.002.450
5 - 10 tahun 8.166.190 2.985.257
Lebih dari 10 tahun 502.627 -
24.221.811 11.595.820
103.869.361 86.153.906
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
b. Berdasarkan jenis
31 Desember 2015
Tingkat
suku bunga Tanggal Frekuensi
Nominal per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 5,25% - 27/02/2016 -
bunga tetap 1.589.173 12,80% 1.551.531 15/03/2034 1 dan 6 bulan
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak, PT Bank Syariah Mandiri
yang disajikan sebesar nilai wajar.
90
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Tingkat
suku bunga Tanggal Frekuensi
Nominal per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah (lanjutan)
Tersedia untuk dijual
Obligasi suku 5,25% - 27/02/2016 -
bunga tetap 14.671.740 12,90% 14.375.481 15/02/2044 1 dan 6 bulan
Obligasi suku bunga 25/03/2016 -
mengambang 36.011.774 SPN 3 bulan 35.556.311 25/07/2020 3 bulan
50.683.514 49.931.792
31 Desember 2015
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 8,25% - 15/05/2016 -
bunga tetap 296.936 11,75% 15/05/2037 6 bulan
Obligasi suku bunga 25/03/2016 -
mengambang 20.238.579 SPN 3 bulan 25/09/2017 3 bulan
20.535.515
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
31 Desember 2015
Tingkat
suku bunga Tanggal Frekuensi
Nominal per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
91
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Mata uang asing
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 5,88% - 15/01/2016 -
bunga tetap 275.778 7,50% 15/01/2024 6 bulan
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
31 Desember 2014
Tingkat
suku bunga Tanggal Frekuensi
Nominal per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Obligasi Pemerintah
Obligasi suku 5,25% - 15/06/2015 -
bunga tetap 1.751.082 12,80% 1.745.205 15/02/2044 1 dan 6 bulan
**) Investasi pada unit-link adalah investasi yang dimiliki oleh pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas Anak, PT Bank Syariah Mandiri
yang disajikan sebesar nilai wajar.
92
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Biaya perolehan/
biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Rupiah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 8,25% - 15/06/2015 -
bunga tetap 306.797 11,75% 15/05/2037 6 bulan
Obligasi suku bunga 25/04/2015 -
mengambang 20.630.297 SPN 3 bulan 25/09/2017 3 bulan
20.937.094
31 Desember 2014
Tingkat
suku bunga Tanggal Frekuensi
Nominal per tahun Nilai wajar jatuh tempo pembayaran bunga
31 Desember 2014
Biaya perolehan/
Biaya perolehan Tingkat suku Tanggal Frekuensi
diamortisasi bunga per tahun jatuh tempo pembayaran bunga
Mata uang asing
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku 5,88% - 15/01/2016 -
bunga tetap 258.600 7,50% 15/01/2024 6 bulan
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Entitas Anak yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
c. Informasi lain
Pada tanggal 31 Desember 2015, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal Rp5.072.742
(31 Desember 2014: Rp6.821.742) telah dijual dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 28).
Pada tanggal 31 Desember 2015, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal sebesar
Rp4.626.109 dan USD594.500.000 (nilai penuh) (31 Desember 2014: Rp13.772.473 dan
USD581.729.000 (nilai penuh)) dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diterima dari bank lain
(Catatan 36b dan 36c).
93
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55)
Usance L/C payable at sight 1.682.124 29.126
Lain-lain 3.236.509 3.514.462
4.918.633 3.543.588
Pihak ketiga
Usance L/C payable at sight 1.769.163 966.481
Lain-lain 2.701.587 1.570.028
4.470.750 2.536.509
Jumlah 9.389.383 6.080.097
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Lancar 13.246.935 11.577.417
Dalam perhatian khusus 503.147 599.234
Kurang lancar - 54.964
Diragukan 58.819 -
Macet 1.103.612 1.006.352
Jumlah 14.912.513 13.237.967
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.727.747) (1.586.271)
94
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 2.494.602 1.639.539
1 - 3 bulan 4.148.854 2.836.836
3 - 6 bulan 2.558.731 1.379.292
6 - 12 bulan 41.254 78.487
Lebih dari 12 bulan 145.942 145.943
Jumlah 9.389.383 6.080.097
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 1.664.266 663.299
1 - 3 bulan 1.462.208 2.567.987
3 - 6 bulan 1.430.991 3.014.228
6 - 12 bulan 317 51.948
Lebih dari 12 bulan 965.348 860.408
14.912.513 13.237.967
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.727.747) (1.586.271)
13.184.766 11.651.696
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya -
transaksi perdagangan telah memadai.
95
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
Pihak ketiga
Rupiah
SBSN 04/12/2015 04/01/2016 185.179 131 185.048
SBSN 11/12/2015 08/01/2016 184.183 261 183.922
Saham 09/07/2015 05/01/2016 64.800 139 64.661
Saham 24/11/2015 25/05/2016 54.067 3.270 50.797
Saham 22/10/2015 22/02/2016 37.033 890 36.143
Saham 23/07/2015 19/01/2016 32.400 263 32.137
Saham 15/12/2015 15/06/2016 27.033 1.861 25.172
Saham 19/11/2015 09/11/2016 28.956 3.963 24.993
Saham 23/11/2015 11/11/2016 28.933 3.984 24.949
Saham 25/11/2015 15/11/2016 28.956 4.033 24.923
Saham 15/10/2015 29/01/2016 13.651 181 13.470
Saham 29/07/2015 25/01/2016 10.800 115 10.685
Bersih 676.900
31 Desember 2014
Pendapatan
Tanggal Tanggal Nilai jual bunga belum Nilai
Jenis efek dimulai jatuh tempo kembali direalisasi bersih
Pihak ketiga
Rupiah
Obligasi FR0044 29/12/2014 26/01/2015 999.092 4.143 994.949
Obligasi FR0071 05/12/2014 06/01/2015 942.780 784 941.996
Obligasi FR0053 12/12/2014 08/01/2015 902.401 1.050 901.351
Obligasi FR0056 30/12/2014 27/01/2015 892.005 3.847 888.158
Obligasi FR0056 30/12/2014 27/01/2015 892.005 3.847 888.158
Obligasi FR0066 02/12/2014 02/01/2015 872.905 145 872.760
Obligasi FR0027 30/12/2014 27/01/2015 872.458 3.763 868.695
SPN109-011015 30/12/2014 27/01/2015 814.148 3.512 810.636
Obligasi FR0044 29/12/2014 26/01/2015 769.244 3.190 766.054
Obligasi FR0063 29/12/2014 26/01/2015 739.787 3.069 736.718
Obligasi FR0063 29/12/2014 26/01/2015 739.787 3.069 736.718
Obligasi FR0063 29/12/2014 26/01/2015 716.466 2.971 713.495
Obligasi FR0031 04/12/2014 05/01/2015 710.241 473 709.768
Obligasi FR0027 30/12/2014 27/01/2015 645.911 2.786 643.125
Obligasi FR0064 06/11/2014 02/01/2015 578.887 99 578.788
SPN109-011015 30/12/2014 27/01/2015 542.765 2.341 540.424
Obligasi FR0053 12/12/2014 08/01/2015 517.577 602 516.975
Obligasi FR0057 17/11/2014 12/01/2015 511.502 975 510.527
Obligasi FR0058 24/11/2014 19/01/2015 495.669 1.552 494.117
SPN107-030915 30/12/2014 27/01/2015 454.949 1.963 452.986
Obligasi FR0056 30/12/2014 27/01/2015 420.260 1.812 418.448
Obligasi FR0070 29/12/2014 26/01/2015 404.335 1.677 402.658
Obligasi FR0057 13/11/2014 08/01/2015 315.380 383 314.997
Obligasi FR0066 06/11/2014 02/01/2015 262.602 45 262.557
Obligasi FR0058 24/11/2014 19/01/2015 247.838 777 247.061
Obligasi FR0058 24/11/2014 19/01/2015 247.827 773 247.054
Obligasi FR0035 29/12/2014 26/01/2015 228.114 946 227.168
Obligasi FR0061 15/12/2014 09/02/2015 226.438 1.531 224.907
Obligasi FR0059 03/12/2014 28/01/2015 220.719 1.031 219.688
Obligasi FR0069 04/12/2014 05/01/2015 219.023 146 218.877
Obligasi FR0064 03/12/2014 28/01/2015 202.007 945 201.062
SBSN 19/12/2014 16/01/2015 197.803 526 197.277
Obligasi FR0059 30/12/2014 27/01/2015 182.449 787 181.662
Saham 29/09/2014 15/01/2015 163.139 1.083 162.056
Obligasi FR0058 24/11/2014 19/01/2015 155.483 488 154.995
Obligasi FR0058 24/11/2014 19/01/2015 146.630 460 146.170
Obligasi FR0053 04/12/2014 05/01/2015 139.522 93 139.429
96
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan)
a. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (lanjutan)
31 Desember 2014 (lanjutan)
Pendapatan
Tanggal Tanggal Nilai jual bunga belum Nilai
Jenis efek dimulai jatuh tempo kembali direalisasi bersih
Bersih 19.744.804
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Lancar 676.900 19.786.745
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai - (41.941)
676.900 19.744.804
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual
kembali:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 41.941 -
(Pembalikan)/penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) (41.941) 41.941
Saldo akhir tahun - 41.941
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan atas efek-efek
yang dibeli dengan janji dijual kembali telah memadai.
97
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
Pihak ketiga
Terkait nilai tukar
1. Kontrak berjangka - beli
Dolar Amerika Serikat 800.095 851 12.385
Lain-lain 45.691 524 -
2. Kontrak berjangka - jual
Dolar Amerika Serikat 6.736.246 211.196 1.132
Lain-lain 138.559 840 249
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 8.778.275 34.575 33.976
Lain-lain 3.340.455 42.858 194
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 9.964.506 128.560 18.065
Lain-lain 762.529 631 3.067
Terkait suku bunga
1. Swap - suku bunga
Dolar Amerika Serikat 15.921 224.998
Lain-lain 232.776 1.918
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
98
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan):
Nilai wajar
Nilai kontrak
(absolut setara Tagihan Liabilitas
Transaksi Rupiah) derivatif derivatif
Pihak ketiga
Terkait nilai tukar
1. Kontrak berjangka - beli
Dolar Amerika Serikat 1.338.106 12.266 5.466
Lain-lain 47.302 - 572
2. Kontrak berjangka - jual
Dolar Amerika Serikat 4.898.228 25.129 6.284
Lain-lain 40.324 386 -
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat 3.652.953 8.505 17.852
Lain-lain 446.524 571 -
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat 9.524.366 6.904 75.923
Lain-lain 685.980 1.680 1.368
Terkait suku bunga
1. Swap - suku bunga
Dolar Amerika Serikat 7.205 4.155
Lain-lain 2.591 36.756
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kontrak derivatif tidak ditujukan untuk akuntansi lindung
nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kolektibilitas Bank Indonesia untuk tagihan derivatif
adalah lancar.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 51.584.235 44.247.390
Pihak ketiga 442.937.919 400.188.347
Jumlah 494.522.154 444.435.737
Mata uang asing:
Pihak berelasi (Catatan 55) 23.821.572 23.366.142
Pihak ketiga 68.331.711 55.299.938
Jumlah (Catatan 61B.(v)) 92.153.283 78.666.080
586.675.437 523.101.817
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (22.281.842) (17.706.947)
Bersih 564.393.595 505.394.870
99
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Rupiah:
Modal kerja 208.014.952 15.610.895 223.625.847
Investasi 119.075.029 8.985.836 128.060.865
Konsumen 111.634.458 2.162.270 113.796.728
Sindikasi 12.444.018 754.225 13.198.243
Ekspor 10.702.639 149.861 10.852.500
Karyawan 4.008.931 67.680 4.076.611
Program pemerintah 759.051 152.309 911.360
*) Termasuk dalam kategori mengalami penurunan nilai adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet
(kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi diatas Rp5.000 (Catatan
2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian
penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2013).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp30.423.173 dan Rp11.250.340.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp13.265.021 dan
Rp3.509.288.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp17.158.152 dan
Rp7.741.052.
31 Desember 2014
Rupiah:
Modal kerja 181.634.846 10.896.067 192.530.913
Investasi 117.352.314 3.878.429 121.230.743
Konsumen 105.920.129 2.534.914 108.455.043
Sindikasi 10.535.032 171.817 10.706.849
Ekspor 8.383.443 454.331 8.837.774
Karyawan 1.388.904 7.194 1.396.098
Program pemerintah 1.097.564 180.753 1.278.317
100
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
*) Termasuk dalam kategori mengalami penurunan nilai adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet
(kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi di ats Rp5.000 (Catatan
2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian
penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2013).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp14.703.940 dan Rp9.704.098.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp9.744.022 dan
Rp3.055.861.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp4.959.918 dan
Rp6.648.237.
31 Desember 2015
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah:
Modal kerja 205.509.646 9.563.744 1.596.981 1.070.148 5.885.328 223.625.847
Investasi 120.452.660 4.927.420 580.394 198.996 1.901.395 128.060.865
Konsumen 104.952.575 6.789.491 465.328 585.609 1.003.725 113.796.728
Sindikasi 12.599.908 343.794 254.541 - - 13.198.243
Ekspor 10.592.324 120.717 99.730 20.000 19.729 10.852.500
Karyawan 3.808.837 240.478 21.547 1.980 3.769 4.076.611
Program pemerintah 753.864 54.785 23.152 26.169 53.390 911.360
101
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Jumlah
31 Desember 2014
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah:
Modal kerja 178.822.876 8.314.895 527.009 1.091.670 3.774.463 192.530.913
Investasi 115.508.532 3.935.983 395.608 595.912 794.708 121.230.743
Konsumen 98.587.033 7.561.556 513.800 457.239 1.335.415 108.455.043
Sindikasi 10.469.284 117.791 119.774 - - 10.706.849
Ekspor 8.799.234 28.099 - - 10.441 8.837.774
Karyawan 1.381.539 7.367 1.588 788 4.816 1.396.098
Program pemerintah 946.548 151.015 45.556 25.787 109.411 1.278.317
102
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel 90.466.211 8.450.015 98.916.226
Industri 99.311.806 6.814.058 106.125.864
Jasa dunia usaha 38.264.375 1.105.551 39.369.926
Pertanian 59.466.879 1.478.409 60.945.288
Konstruksi 18.578.951 1.500.964 20.079.915
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 17.182.722 2.503.190 19.685.912
Listrik, gas dan air 12.502.285 1.359.638 13.861.923
Tambang 5.019.901 2.135.630 7.155.531
Jasa sosial 5.899.004 197.071 6.096.075
Lain-lain 119.946.944 2.338.550 122.285.494
*) Termasuk dalam kategori mengalami penurunan nilai adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet
(kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi diatas Rp5.000 (Catatan
2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian
penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2013).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp30.423.173 dan Rp11.250.340.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp13.265.021 dan
Rp3.509.288.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp17.158.152 dan
Rp7.741.052.
.
103
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel 83.559.457 5.113.407 88.672.864
Industri 83.378.801 4.728.162 88.106.963
Jasa dunia usaha 61.303.039 1.632.010 62.935.049
Pertanian 52.403.677 817.685 53.221.362
Konstruksi 17.758.273 1.054.733 18.813.006
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 17.233.273 1.271.732 18.505.005
Listrik, gas dan air 11.192.536 677.080 11.869.616
Tambang 6.542.767 380.756 6.923.523
Jasa sosial 4.697.251 123.995 4.821.246
Lain-lain 88.243.158 2.323.945 90.567.103
*) Termasuk dalam kategori mengalami penurunan nilai adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet
(kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi di atas Rp5.000 (Catatan
2c.G.(a)).
**) Termasuk kredit yang diberikan oleh Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian
penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan PSAK No. 102 (Revisi 2013).
1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp14.703.940 dan Rp9.704.098.
2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp9.744.022 dan
Rp3.055.861.
3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp4.959.918 dan
Rp6.648.237.
104
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah:
Perdagangan, restoran,
dan hotel 88.340.554 5.502.232 910.277 807.983 3.355.180 98.916.226
Industri 99.227.507 3.725.665 1.197.246 115.434 1.860.012 106.125.864
Jasa dunia usaha 37.849.178 892.602 111.614 72.061 444.471 39.369.926
Pertanian 59.750.287 621.538 51.510 100.253 421.700 60.945.288
Konstruksi 19.026.635 876.948 18.560 18.620 139.152 20.079.915
Pengangkutan,
pergudangan,
dan komunikasi 16.846.089 2.290.406 123.475 139.996 285.946 19.685.912
Listrik, gas dan air 12.741.855 443.261 - 4.101 672.706 13.861.923
Tambang 6.083.600 412.380 96.924 17.219 545.408 7.155.531
Jasa sosial 5.839.481 138.708 9.768 20.450 87.668 6.096.075
Lain-lain 112.964.628 7.136.689 522.299 606.785 1.055.093 122.285.494
105
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Dalam
perhatian Kurang
Lancar khusus lancar Diragukan Macet Jumlah
Rupiah:
Perdagangan, restoran,
dan hotel 80.285.126 5.185.455 327.314 465.734 2.409.235 88.672.864
Industri 84.451.452 2.621.248 101.648 13.720 918.895 88.106.963
Jasa dunia usaha 59.203.669 2.435.711 488.872 158.222 648.575 62.935.049
Pertanian 52.046.095 705.758 59.776 105.876 303.857 53.221.362
Konstruksi 17.699.269 877.299 55.770 27.393 153.275 18.813.006
Pengangkutan,
pergudangan,
dan komunikasi 16.796.604 1.286.663 58.828 40.369 322.541 18.505.005
Listrik, gas dan air 11.190.847 1.689 45 670.242 6.793 11.869.616
Tambang 6.395.171 199.909 20.046 273.879 34.518 6.923.523
Jasa sosial 4.567.664 164.257 13.549 8.610 67.166 4.821.246
Lain-lain 81.879.149 6.638.717 477.487 407.351 1.164.399 90.567.103
106
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Kurang dari 1 tahun 63.647.781 83.911.433
1 - 2 tahun 35.141.876 53.278.747
2 - 5 tahun 148.904.485 138.176.408
Lebih dari 5 tahun 246.828.012 169.069.149
586.675.437 523.101.817
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (22.281.842) (17.706.947)
Rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak secara gross (sebelum dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
sebesar 2,60% dan 2,15% (rasio untuk Bank Mandiri saja masing-masing 2,29% dan 1,66%,
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014), sedangkan rasio kredit bermasalah
Bank Mandiri dan Entitas Anak secara neto pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-
masing sebesar 0,90% dan 0,81% (rasio untuk Bank Mandiri saja sebesar 0,60% dan 0,44%
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014).
Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 3/30/DPNP tanggal
14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum
serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011,
dihitung atas dasar jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan pada bank lain sebesar
Rp2.409.938 dan Rp2.683.707 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
107
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah:
a. Termasuk di dalam kredit yang diberikan adalah piutang pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah yang diberikan oleh Entitas Anak masing-masing sebesar Rp50.265.370 dan
Rp48.226.582 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, terdiri atas:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Piutang murabahah dan istishna 34.818.598 33.749.635
Pembiayaan musyarakah 10.591.076 7.645.537
Pembiayaan syariah lainnya 4.855.696 6.831.410
Jumlah 50.265.370 48.226.582
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (1.796.952) (1.769.012)
Bersih 48.468.418 46.457.570
b. Tingkat suku bunga rata-rata (yield) dan kisaran bagi hasil per tahun adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 12,15% 12,10%
Mata uang asing 4,84% 5,01%
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Piutang murabahah dan istishna 5,12% - 19,10% 4,92% - 17,03%
Pembiayaan musyarakah 4,42% - 15,67% 3,51% - 15,67%
Pembiayaan syariah lainnya 1,79% - 15,70% 4,17% - 15,43%
c. Agunan kredit
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak
tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat
diterima oleh Bank Mandiri dan Entitas Anak. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain
yang dijadikan jaminan tunai untuk kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 adalah masing-masing sebesar Rp33.655.043 dan Rp26.776.099 (Catatan 21c, 22c, 23e,
24c dan 26d).
Kredit program pemerintah terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja permanen, kredit
modal kerja dan KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dimana
Pemerintah dapat menyediakan sebagian dan/atau keseluruhan dananya.
108
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
e. Kredit sindikasi
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian pembiayaan
bersama dengan bank-bank lain. Jumlah persentase bagian Bank Mandiri sebagai agen dalam
kredit sindikasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing berkisar
antara 6,73% sampai dengan 94,52% dan 22,22% sampai dengan 94,52% dari jumlah
keseluruhan kredit sindikasi. Sedangkan jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila hanya
sebagai anggota sindikasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing
berkisar antara 0,61% sampai dengan 99,38% dan 0,02% sampai dengan 99,29% dari jumlah
keseluruhan kredit sindikasi.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Perpanjangan jangka waktu kredit 24.525.588 8.424.554
Perpanjangan jangka waktu dan penurunan
suku bunga kredit 1.626.032 1.203.717
Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham (KJPOS) 322.172 197.894
Fasilitas kredit tambahan 34.202 44.608
Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema
restrukturisasi lain-lain*) 6.005.590 4.044.090
32.513.584 13.914.863
*) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan suku bunga kredit, penjadwalan kembali bunga
yang tertunggak dan perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak.
Jumlah kredit yang telah direstrukturisasi dan dalam kategori kredit bermasalah pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp4.605.600 dan Rp2.478.248.
Jumlah kredit kepada pihak berelasi dan persentase terhadap total aset konsolidasian
diungkapkan pada Catatan 55.
Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak berelasi adalah kredit yang diberikan
kepada karyawan kunci Bank Mandiri. Kredit yang diberikan kepada karyawan kunci Bank
Mandiri terdiri dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 4,30% per tahun yang digunakan
untuk membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 15
(lima belas) tahun yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
i. Bank Mandiri memiliki sejumlah perjanjian penerusan kredit dengan lembaga keuangan
internasional (Catatan 60).
109
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan
syariah
31 Desember 31 Desember
2015 2014
1)
Saldo awal tahun 17.706.947 16.535.651
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan
2)
PSAK No. 102 di Entitas Anak 246.727 -
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) 11.460.581 5.294.726
3)
Penghapusbukuan (7.495.451) (3.977.648)
Lain-lain*) 363.038 (145.782)
4)
Saldo akhir tahun 22.281.842 17.706.947
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami
penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai (Catatan 41).
1) Saldo awal 31 Desember 2015 dan 2014 terdiri dari masing-masing Rp9.744.022 dan Rp9.583.003 yang dihitung secara individual
dan Rp7.962.925 dan Rp6.952.648 yang dihitung secara kolektif.
2) Penyesuaian dalam perhitungan cadangan kolektif (Catatan 64).
3) Penghapusbukuan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp1.853.346 dan Rp627.225 untuk debitur
yang dievaluasi secara individual dan Rp5.642.105 dan Rp3.350.423 untuk debitur yang dievaluasi secara kolektif.
4) Saldo akhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terdiri dari Rp13.265.021 dan Rp9.744.022 yang dihitung secara individual
dan Rp9.016.821 dan Rp7.962.925 yang dihitung secara kolektif.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang
diberikan dan piutang/pembiayaan syariah telah memadai.
k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi dan minimum penyisihan kerugian
kredit bermasalah adalah sebagai berikut:
Kredit bermasalah (berdasarkan
peraturan Bank Indonesia)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel 5.073.440 3.202.283
Industri 3.172.692 1.034.263
Listrik, gas dan air 676.807 677.080
Tambang 659.551 328.443
Jasa dunia usaha 628.146 1.295.669
Pertanian 573.463 469.509
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 549.417 421.738
Lain-lain 2.478.395 2.375.000
Jumlah 13.811.911 9.803.985
Mata uang asing:
Perdagangan, restoran dan hotel 516.581 464.240
Industri 477.234 723.269
Listrik, gas dan air 138.092 9.784
Jasa dunia usaha 51.465 66.960
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 381.959 226.627
Lain-lain 81 2.968
Jumlah 1.565.412 1.493.848
15.377.323 11.297.833
110
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi dan minimum penyisihan kerugian
kredit bermasalah adalah sebagai berikut (lanjutan):
Jumlah minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai peraturan Bank Indonesia
adalah sebagai berikut:
Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank Mandiri
melaksanakan penghapusbukuan kredit macet masing-masing sebesar Rp5.993.139 dan
Rp2.986.162 (Bank Mandiri saja). Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi:
a. Fasilitas kredit telah digolongkan macet;
b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 100,00%
(seratus perseratus) dari pokok kredit macetnya;
c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan penyelamatan, namun tidak berhasil;
d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada
kemampuan membayar; dan
e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, termasuk yang berasal dari non-
cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya
(partial write-off).
111
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan
piutang/pembiayaan syariah (lanjutan):
n. Kredit yang disalurkan Bank Mandiri dengan sistem pembiayaan langsung (executing) ke
perusahaan pembiayaan dan pembiayaan bersama (joint financing) pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp11.197.705 dan Rp14.277.980.
o. Nilai tercatat diamortisasi dari kredit yang diberikan dan piutang/pembiayaan syariah adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Kredit yang diberikan (Catatan 12A) 586.675.437 523.101.817
Bunga yang masih akan diterima 2.401.623 2.013.782
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi (Catatan 35) (521.003) (503.018)
Cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 12A dan 12B.j) (22.281.842) (17.706.947)
566.274.215 506.905.634
a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Piutang pembiayaan konsumen - bruto
Pembiayaan sendiri
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 55) 5.886 7.420
Pihak ketiga 32.100.824 24.699.084
32.106.710 24.706.504
Dikurangi:
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse)
Rupiah
Pihak berelasi (20.906.390) (16.638.656)
Piutang pembiayaan konsumen - bruto 11.200.320 8.067.848
112
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Dikurangi:
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
Pembiayaan sendiri
Rupiah
Pihak ketiga (5.928.224) (4.329.066)
Dikurangi:
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran
pembelian kredit (without recourse) - bruto
Rupiah
Pihak berelasi 2.905.967 2.349.205
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui (3.022.257) (1.979.861)
Jumlah 8.178.063 6.087.987
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (270.614) (194.852)
Bersih 7.907.449 5.893.135
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2015 dan
2014 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai
berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Tahun
2015 - 10.303.514
2016 12.911.158 7.615.902
2017 9.814.508 4.677.818
2018 6.124.477 1.877.611
2019 2.592.788 230.824
2020 dan sesudahnya 663.779 835
32.106.710 24.706.504
Pada tanggal 6 Februari 2009, Bank Mandiri dan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) selaku Entitas
Anak, menandatangani perjanjian kerjasama pembiayaan kendaraan bermotor dengan total
fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp2.000.000, dimana MTF menanggung risiko kredit
sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa
kali perubahan, perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan
Bermotor antara Bank Mandiri dan MTF tertanggal 4 Desember 2014, yang menaikkan fasilitas
pembiayaan bersama menjadi sebesar Rp20.500.000 dengan porsi fasilitas pembiayaan bersama
menjadi sebesar minimal 1,00% dari MTF dan maksimal 99,00% dari Bank Mandiri.
Pada tanggal 29 Agustus 2013, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan MTF menandatangani
perjanjian kerjasama pengambilalihan piutang pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan
sebesar Rp1.100.000, dimana MTF menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi
pembiayaannya (without recourse).
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Entitas Anak atas kendaraan bermotor
berkisar antara 12 bulan - 60 bulan.
113
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Entitas Anak adalah sebagai berikut (lanjutan):
Termasuk dalam piutang pembiayaan konsumen di atas adalah transaksi dengan pihak-pihak
berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp5.886 dan
Rp7.420 (lihat Catatan 55).
b. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Lancar 7.540.389 5.644.332
Dalam perhatian khusus 501.081 361.451
Kurang lancar 51.276 36.056
Diragukan 76.581 40.092
Macet 8.736 6.056
Jumlah 8.178.063 6.087.987
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (270.614) (194.852)
7.907.449 5.893.135
c. Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Mobil 16,06% 16,06%
Sepeda Motor 35,28% 35,17%
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 194.852 133.356
Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 44) 291.624 209.113
Penerimaan kembali piutang pembiayaan konsumen
yang telah dihapusbukukan 40.641 28.414
Penghapusbukuan (256.503) (176.031)
Saldo akhir tahun 270.614 194.852
f. Piutang pembiayaan konsumen yang menjadi jaminan atas pinjaman yang diterima pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp3.778.856 dan Rp3.088.414
(Catatan 36f).
114
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
598.359 766.524
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Entitas Anak atas kendaraan bermotor
berkisar antara 12 bulan - 36 bulan.
Piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Tahun
2015 - 458.400
2016 380.726 296.360
2017 216.434 129.785
2018 90.783 35.972
2019 dan seterusnya 12.174 103
700.117 920.620
Nilai sisa terjamin, pendapatan sewa pembiayaan
yang ditangguhkan dan simpanan jaminan (95.967) (136.883)
b. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Lancar 568.663 718.818
Dalam perhatian khusus 32.437 34.738
Kurang lancar 1.734 2.777
Diragukan 1.209 27.404
Macet 107 -
Jumlah 604.150 783.737
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (5.791) (17.213)
598.359 766.524
115
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa pembiayaan adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa
pembiayaan telah memadai.
f. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang menjadi jaminan atas pinjaman yang diterima pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp321.506 dan Rp645.197
(Catatan 36f).
116
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 543.142 270.125
1 - 3 bulan 1.129.975 515.103
3 - 6 bulan 626.010 152.779
6 - 12 bulan 118.915 -
Jumlah 2.418.042 938.007
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 2.154.980 3.228.606
1 - 3 bulan 3.252.351 4.295.136
3 - 6 bulan 2.160.479 4.643.115
6 - 12 bulan 1.345.421 9.195
Jumlah (Catatan 61B.(v)) 8.913.231 12.176.052
11.331.273 13.114.059
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (107.030) (106.927)
Bersih 11.224.243 13.007.132
117
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi telah
memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok tidak mengalami penurunan nilai
dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 61A.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Penyertaan saham 58.644 58.672
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (10.250) (3.182)
48.394 55.490
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Nama Persentase Nilai
perusahaan Jenis usaha kepemilikan tercatat
58.644
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (10.250)
Bersih 48.394
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nama Persentase Nilai
perusahaan Jenis usaha kepemilikan tercatat
58.672
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.182)
Bersih 55.490
118
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Lancar 8.175 58.405
Kurang lancar 50.331 -
Diragukan - 266
Macet 138 1
58.644 58.672
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (10.250) (3.182)
Bersih 48.394 55.490
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 3.182 3.224
Penyisihan/(pembalikan) selama tahun berjalan
(Catatan 44) 7.087 (488)
Lain-lain*) (19) 446
Saldo akhir tahun 10.250 3.182
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham
telah memadai.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Sewa dibayar dimuka 1.299.001 1.017.201
Biaya pemeliharaan gedung 587.060 557.942
Lain-lain 413.791 262.357
2.299.852 1.837.500
Sewa dibayar dimuka terutama merupakan sewa atas bangunan yang digunakan sebagai kantor
cabang Grup dan rumah dinas di seluruh Indonesia.
119
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Saldo Saldo
Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Akhir
Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah 2.839.124 - - 6.805 2.845.929
Bangunan 3.309.328 106.978 (8.158) 660.920 4.069.068
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 7.121.181 372.619 (29.524) 1.338.029 8.802.305
Kendaraan bermotor 279.190 6.502 (3.998) 6.876 288.570
Aset dalam penyelesaian 1.925.734 1.538.731 (76) (2.012.630)
1.451.759
Akumulasi penyusutan
(Catatan 49)
Pemilikan langsung
Bangunan 1.450.960 189.886 (7.526) - 1.633.320
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 4.948.105 962.248 (26.374) - 5.883.979
Kendaraan bermotor 156.996 35.036 (3.653) - 188.379
9.751.953
Aset sewa 9.735
9.761.688
31 Desember 2014
Saldo Saldo
Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Akhir
Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah 2.807.067 16.540 (1) 15.518 2.839.124
Bangunan 2.591.342 302.313 (217) 415.890 3.309.328
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 6.374.639 233.843 (12.602) 525.301 7.121.181
Kendaraan bermotor 259.936 19.489 (2.981) 2.746 279.190
Aset dalam penyelesaian 1.212.770 1.678.539 (6.120) (959.455) 1.925.734
120
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Saldo Saldo
Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Akhir
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 1.283.489 167.693 (217) (5) 1.450.960
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer 4.206.743 753.453 (12.096) 5 4.948.105
Kendaraan bermotor 120.909 39.034 (2.947) - 156.996
8.918.496
Aset sewa 10.360
8.928.856
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi 783.085 577.528
Bangunan 399.543 1.045.831
Perlengkapan dan inventaris kantor 184.177 260.958
Kendaraan bermotor 10.391 6.876
Lain-lain 74.563 34.541
1.451.759 1.925.734
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2015
untuk komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi adalah berkisar 15,00% -
90,00% dan 31 Desember 2014 adalah berkisar 32,00% - 95,00%.
Lain-lain
121
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Lain-lain (lanjutan)
Pada tanggal 19 Mei 2014 telah dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima
Bangunan Menara Mandiri I dan pada saat yang sama telah ditandatangani Akta No. 43 tanggal
19 Mei 2014 tentang Perjanjian Pemanfaatan Sementara antara Bank Mandiri dan Duta
Anggada, dimana perjanjian tersebut memberikan hak kepada Duta Anggada untuk melakukan
pengelolaan atas Gedung Menara Mandiri I sampai dengan tanggal 15 Mei 2016 disertai hak dan
kewajiban para pihak.
b. Penilaian pada nilai wajar tanah dan bangunan yang dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah dengan menggunakan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). NJOP dianggap
sebagai estimasi terbaik yang mencerminkan nilai wajar. Pada tanggal 31 Desember 2015, NJOP
tanah dan bangunan yang dimiliki Bank masing-masing bernilai Rp19.502.208 dan Rp3.658.460
(31 Desember 2014: Rp17.899.621 dan Rp3.470.513). Selain untuk tanah dan bangunan, tidak
ada perbedaan yang signifikan antara nilai wajar aset tetap dengan nilai tercatatnya.
c. Hak atas tanah diperoleh berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) yang dapat
diperbaharui dengan masa yang akan berakhir antara tahun 2016 sampai 2039. Mengacu pada
praktek di masa lampau, Grup memiliki keyakinan dapat memperpanjang HGB tersebut.
d. Pada tanggal 31 Desember 2015, Bank Mandiri telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk
hak atas tanah, aset dalam penyelesaian dan aset sewa) untuk menutupi kemungkinan kerugian
terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam kepada PT Asuransi Adira Dinamika,
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk., PT Asuransi Himalaya Pelindung, PT Asuransi Indrapura,
PT Asuransi Jasatania, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera,
PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Rama Satria Wibawa, PT Asuransi Ramayana Tbk.,
PT Asuransi Staco Mandiri (dahulu PT Asuransi Staco Jasapratama), PT Asuransi Wahana Tata,
PT Caraka Mulia, PT Estika Jasatama, PT Gelora Karya Jasatama, PT Krida Upaya Tunggal,
PT Mandiri AXA General Insurance (dahulu PT Asuransi Dharma Bangsa), PT Sarana Lindung
Upaya, PT Asuransi Bosowa Periskop, PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967, PT Asuransi
Astra Buana, PT Asuransi Bangun Askrida, PT Asuransi Bintang, PT Asuransi Tugu Pratama,
PT Central Asia Raya, PT Rama Satria Wibawa, PT Asuransi Parolamas dan PT Asuransi Sinar
Mas dengan nilai jumlah pertanggungan asuransi berkisar Rp8.878.933 dan USDNihil
(31 Desember 2014: Rp5.560.233 dan USD1.213.609 (nilai penuh)). Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang
terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan.
e. Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
*) *)
Perangkat lunak 1.492.077 1.221.468
Goodwill 423.115 423.115
1.915.192 1.644.583
*) Setelah nilai amortisasi masing-masing sebesar Rp1.877.989 dan Rp1.575.399 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Perangkat lunak diamortisasi selama umur ekonomis yaitu 5 tahun (lihat Catatan 2.r.i).
122
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, termasuk dalam perangkat lunak adalah aset dalam
penyelesaian masing-masing sebesar Rp471.478 dan Rp374.844. Estimasi persentase tingkat
penyelesaian perangkat lunak pada tanggal 31 Desember 2015 adalah berkisar 15,00% - 95,00%
(31 Desember 2014: 15,00% - 95,00%).
Goodwill merupakan selisih antara nilai perolehan dan nilai wajar dari aset Entitas Anak yang
diakuisisi. Secara berkala goodwill dievaluasi terhadap penurunan nilai. Pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pendapatan yang masih akan diterima 4.060.993 3.272.972
Lain-lain - bersih 7.231.734 7.966.426
11.292.727 11.239.398
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 3.297.600 2.725.046
Mata uang asing (Catatan 61B.(v)) 763.393 547.926
4.060.993 3.272.972
Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari bunga yang masih akan diterima dari penempatan,
efek-efek, obligasi pemerintah, kredit yang diberikan serta provisi dan komisi yang masih akan
diterima.
Lain-lain - bersih
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Piutang transaksi nasabah 888.426 1.757.865
Tagihan dari reksadana 626.492 696.502
Tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan 592.668 592.614
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 477.159 636.502
Tagihan kepada pemegang polis 453.560 144.861
Properti terbengkalai - setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai realisasi bersih masing-masing sebesar
Rp947 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 149.325 149.325
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima 92.688 -
Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai realisasi bersih masing-masing
sebesar Rp9.850 pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 11.565 23.688
Lain-lain 3.255.764 2.821.972
Jumlah 6.547.647 6.823.329
123
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang transaksi nasabah terutama merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
PT Mandiri Sekuritas (Entitas Anak). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, termasuk di dalam
piutang transaksi nasabah adalah piutang yang mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar
Rp214.365 dan Rp67.134.
Tagihan dari reksadana terkait dengan transaksi piutang portofolio efek dari kontrak unit-link,dari
reksadana pada Entitas Anak.
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari tagihan atas transaksi ATM dalam
jaringan ATM Bersama, Prima dan Link dan tagihan atas Visa dan Master Card untuk transaksi kartu
kredit.
Tagihan atas Obligasi Pemerintah yang diagunkan merupakan tagihan terkait transaksi repo to
maturity dengan salah satu counterparty, dimana Bank Mandiri telah mengalihkan VR0031 dengan
nilai nominal sebesar Rp600.000 dan kemudian mencatat tagihan sebesar nilai tunai (cash value) dari
VR0031 tersebut di atas (lihat Catatan 36e). Tagihan ini akan diselesaikan secara neto dengan
penyelesaian liabilitas Bank Mandiri kepada counterparty sebesar Rp600.000 pada tanggal jatuh
tempo 25 Juli 2020.
Tagihan kepada pemegang polis merupakan tagihan Entitas Anak kepada pemegang polis atas premi
produk non unit-link pemegang polis.
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima merupakan tagihan yang timbul dari transaksi
penjualan surat berharga yang jatuh tempo penyelesaiannya masing-masing di tanggal 6 Januari
2016 dan 2 Januari 2015 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor, berbagai macam tagihan dari transaksi kepada
pihak ketiga dalam rangka transaksi, antara lain transaksi kliring dan lain-lain.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 251.505 289.412
Penyisihan/(pembalikan) selama tahun berjalan (Catatan 45) 157.382 (42.475)
Lain-lain*) 23.142 4.568
Saldo akhir tahun 432.029 251.505
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55) 22.839.976 9.752.670
Pihak ketiga 78.390.328 69.226.136
Termasuk di dalam saldo simpanan giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar Rp5.818.708
dan Rp5.186.571 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
b. Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) dan kisaran bagi hasil per tahun:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 2,07% 2,00%
Mata uang asing 0,29% 0,27%
Kisaran bagi hasil giro wadiah per tahun:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 0,71% - 0,84% 0,70% - 0,81%
Mata uang asing 0,18% - 0,84% 0,18% - 0,81%
c. Giro yang menjadi jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran
transaksi perdagangan (letters of credit yang tidak dapat dibatalkan) pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp5.323.777 dan Rp3.959.724
(Catatan 12B.c dan 31e).
a. Berdasarkan mata uang, jenis, pihak berelasi dan pihak ketiga (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Mata uang asing:
Pihak berelasi (Catatan 55)
Tabungan Mandiri 230.297 9.779
Pihak ketiga
Tabungan Mandiri 27.788.797 24.730.358
Termasuk di dalam saldo simpanan tabungan adalah tabungan wadiah masing-masing sebesar
Rp2.239.241 dan Rp1.700.819 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 1,24% 1,50%
Mata uang asing 0,20% 0,20%
c. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah tabungan yang dibekukan dan diblokir sebagai
jaminan atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp7.655.250 dan Rp6.180.991
(Catatan 12B.c).
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 55) 30.689.101 28.301.811
Pihak ketiga 148.221.550 166.127.536
Termasuk dalam simpanan nasabah - deposito berjangka adalah negotiable certificate of deposit
masing-masing sebesar Rp145.237 dan RpNihil pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
126
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 113.525.112 122.668.578
1 - 3 bulan 52.252.923 52.424.800
3 - 6 bulan 8.485.894 13.364.000
6 - 12 bulan 3.415.205 5.195.621
Lebih dari 12 bulan 1.231.517 776.348
Jumlah 178.910.651 194.429.347
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 16.241.112 22.542.957
1 - 3 bulan 3.223.240 4.473.904
3 - 6 bulan 1.110.921 2.004.405
6 - 12 bulan 1.728.799 461.839
Lebih dari 12 bulan 11.481 21.645
Jumlah (Catatan 61B.(v)) 22.315.553 29.504.750
201.226.204 223.934.097
e. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan
diblokir sebagai jaminan atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp23.162.101 dan
Rp18.274.445 (Catatan 12B.c).
127
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Giro/giro wadiah
Pihak berelasi (Catatan 55)
Rupiah 39.729 8.637
Mata uang asing (Catatan 61B.(v)) 30.447 16.932
70.176 25.569
Pihak ketiga
Rupiah 1.125.495 1.147.015
Mata uang asing (Catatan 61B.(v)) 1.602.074 1.023.532
2.727.569 2.170.547
Jumlah 2.797.745 2.196.116
Tabungan
Pihak ketiga
Rupiah 946.444 1.302.946
Mata uang asing (Catatan 61B.(v)) 100 -
Jumlah 946.544 1.302.946
3.744.289 3.499.062
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar
Rp44.424 dan Rp41.838 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
b. Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) dan kisaran bagi hasil per tahun:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Giro/giro wadiah
Rupiah 2,07% 2,00%
Mata uang asing 0,29% 0,27%
Tabungan
Rupiah 1,24% 1,50%
Mata uang asing 0,20% -
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 0,62% - 1,79% 0,70% - 0,81%
128
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO/GIRO WADIAH DAN TABUNGAN (lanjutan)
c. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, giro/giro wadiah dan tabungan dari bank lain yang
menjadi jaminan atas kredit yang diberikan dan bank garansi masing-masing sebesar Rp15.592
dan Rp20.079 (Catatan 12B.c dan 31e).
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pihak berelasi (Catatan 55)
Rupiah 600.000 -
Pihak ketiga
Rupiah 1.200.000 415.000
Mata uang asing (Catatan 61B.(v)) 1.964.363 2.477.000
Jumlah 3.164.363 2.892.000
3.764.363 2.892.000
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
Kurang dari 1 bulan 1.800.000 415.000
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 8,58% 6,18%
Mata uang asing 0,38% 1,30%
129
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak ketiga 4.720.928 11.140.783
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - deposito berjangka adalah negotiable certificate of
deposit masing-masing sebesar Rp1.550.767 dan RpNihil pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
1 bulan 2.099.550 10.920.705
3 bulan 172.742 156.085
6 bulan 578.192 8.418
12 bulan 562.478 55.575
Lebih dari 12 bulan 1.307.966 -
Jumlah 4.720.928 11.140.783
Mata uang asing:
1 bulan 137.850 -
12 bulan 137.850 -
Lebih dari 12 bulan 130.957 -
d. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, deposito berjangka dari bank lain yang menjadi
jaminan atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp94.551 dan Rp112.073
(Catatan 12B.c).
130
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan liabilitas Entitas Anak kepada pemegang polis pada kontrak unit-link Entitas
Anak yang ditempatkan pada investasi unit-link, dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Non-syariah 16.147.095 16.407.185
Syariah 871.954 936.614
17.019.049 17.343.799
Rincian dari investasi unit-link non-syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Dynamic money 7.531.851 7.911.912
Attractive money 4.518.537 4.219.272
Progressive money 2.119.308 2.295.561
Excellent equity 1.290.405 1.426.903
Protected money 394.396 261.701
Active money 154.507 150.537
Secure money 71.131 77.101
Fixed money 55.850 54.146
Money market 11.110 10.052
16.147.095 16.407.185
Rincian dari investasi unit-link syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Attractive money syariah 741.366 802.467
Active money syariah 91.258 90.292
Amanah equity syariah 24.182 20.933
Advanced commodity syariah 15.148 22.922
871.954 936.614
Investasi pemegang polis pada kontrak unit-link di atas memiliki underlying assets berupa aset
keuangan terutama dalam bentuk kas, efek-efek dan obligasi pemerintah. Pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014, investasi pemegang polis tersebut dicatat sesuai dengan jenis aset
keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Dana pemegang polis non-syariah yang ditempatkan sebagai deposit wajib (statutory deposit) pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp37.500 dan Rp177.776.
Termasuk di dalam investasi pemegang unit-link adalah dana pemegang polis dalam mata uang
asing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar USD1.886.869 (nilai
penuh) dan USD2.378.155 (nilai penuh).
Dynamic money
Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham yang diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Prestasi
Dinamis.
131
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Attractive money
Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham dan obligasi yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri
Saham Atraktif.
Progressive money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi
yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana
Schroder Dana Campuran Progresif.
Excellent equity
Penempatan dana berbasis saham dengan dasar investasi pada saham berkapitalisasi kecil (diluar
20 saham berkapitalisasi terbesar) di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa
Dana Mandiri Dynamic Equity.
Protected money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi
yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang dengan jangka waktu
kurang dari 1 tahun.
Active money
Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi
yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana
Mandiri Aktif.
Secure money
Secure money Rupiah merupakan penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar
investasi pada surat berharga pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan
instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Obligasi Mantap. Penempatan dana
dalam mata uang Dolar Amerika melalui investasi pada surat berharga dengan pendapatan tetap
yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan bursa luar negeri lainnya serta instrumen pasar
uang melalui Reksa Dana Investa Dana Dollar Mandiri.
Fixed money
Penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar investasi pada obligasi pemerintah
Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi II.
Money market
Penempatan dana berbasis pasar uang dengan investasi pada instrumen pasar uang yang meliputi
deposito berjangka dan surat berharga dengan pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia melalui Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang.
Dana peserta polis syariah yang ditempatkan sebagai deposito wajib pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebesar Rp20.000.
132
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. LIABILITAS ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI
31 Desember 2015
Beban Bunga
Nilai Tanggal Tanggal Nilai yang Belum
Jenis Efek Nominal Dimulai Jatuh Tempo Beli Kembali Diamortisasi Nilai Bersih
Rupiah
Pihak Berelasi
IDSD020316182S 300.000 29/12/2015 06/01/2016 282.321 391
281.930
IDBI200516273C 200.000 29/12/2015 06/01/2016 185.450 257
185.193
500.000 467.771 648
467.123
Pihak Ketiga
Obligasi VR0027 622.742 20/06/2013 20/06/2018 702.888 201.667
501.221
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 286.529
740.247
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 286.529
740.247
Obligasi FR0066 650.000 21/06/2013 15/05/2018 741.560 201.610
539.950
Obligasi VR0030 800.000 30/12/2015 06/01/2016 750.591 833
749.758
Obligasi VR0030 200.000 30/12/2015 06/01/2016 187.648 208
187.440
Obligasi VR0030 800.000 30/12/2015 06/01/2016 750.554 807
749.747
Obligasi VR0030 200.000 30/12/2015 06/01/2016 187.639 201
187.438
5.072.742 5.374.432 978.384
4.396.048
Jumlah 5.572.742 5.842.203 979.032
4.863.171
31 Desember 2014
Beban Bunga
Nilai Tanggal Tanggal Nilai yang Belum
Jenis Efek Nominal Dimulai Jatuh Tempo Beli Kembali Diamortisasi Nilai Bersih
Rupiah
Pihak Ketiga
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 286.713
740.063
Obligasi FR0066 900.000 21/06/2013 15/05/2018 1.026.776 286.713
740.063
Obligasi FR0069 750.000 30/12/2014 30/01/2015 644.611 3.408
641.203
Obligasi FR0069 750.000 29/12/2014 29/01/2015 644.220 3.288
640.932
Obligasi FR0066 650.000 21/06/2013 15/05/2018 741.560 201.686
539.874
Obligasi VR0027 622.742 20/06/2013 20/06/2018 702.888 201.778
501.110
Obligasi VR0029 359.000 29/12/2014 12/01/2015 321.380 601
320.779
Sukuk SR004 350.000 30/12/2014 30/01/2015 296.988 1.570
295.418
133
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Liabilitas kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 55) 476.752 296.959
Pihak ketiga 1.607.070 444.973
Liabilitas kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 55) 41.327 72.868
Pihak ketiga 292.893 123.207
Jumlah 2.418.042 938.007
Mata uang asing:
Liabilitas kepada bank lain
Pihak berelasi (Catatan 55) 87.377 991.837
Pihak ketiga 8.701.280 11.094.737
Liabilitas kepada debitur
Pihak berelasi (Catatan 55) 1.281 4.585
Pihak ketiga 123.293 84.893
135
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi
Pada tanggal 18 Desember 2015, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan
mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2015 (Obligasi
Berkelanjutan II Tahap I) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang
terdiri atas 2 (dua) seri:
Tingkat bunga tetap per
Obligasi Nilai nominal tahun Jatuh tempo
Seri A 500.000 10,20% 18 Desember 2018
Seri B 100.000 10,80% 18 Desember 2020
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2015
adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2015, peringkat Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap I
menurut Pefindo adalah idAA (double A).
Pada tanggal 9 Juni 2015, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2015 (Obligasi Berkelanjutan I
Tahap III) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp150.000 sebagai berikut:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2015
adalah PT Bank Mega Tbk.
136
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi (lanjutan)
Pada tanggal 23 Mei 2014, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014 (Obligasi Berkelanjutan I
Tahap II) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas 2 (dua)
seri:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014
adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 5 Juni 2013, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap
I) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp500.000 yang terdiri atas 2 (dua) seri:
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013
adalah PT Bank Mega Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2015, peringkat Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I,
II dan III menurut Pefindo adalah idAA (double A).
Pada tanggal 20 Mei 2011, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan
Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (Obligasi VI) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa
Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas 4 (empat) seri:
Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 Seri A sebesar Rp48.000, Seri B sebesar Rp52.000,
Seri C sebesar Rp350.000 dan Seri D sebesar Rp150.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya.
Wali amanat dari penerbitan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI tahun 2011 adalah PT Bank Mega
Tbk.
Per 31 Desember 2014, peringkat Obligasi Mandiri Tunas Finance VI adalah idAA (double A).
137
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 19 Desember 2011, Entitas anak (PT Bank Syariah Mandiri BSM) telah melakukan
penawaran dan penjualan secara terbatas atas sukuk subordinated notes syariah mudharabah Tahun
2011 (subnotes BSM) dengan nilai nominal Rp500.000. Subnotes BSM ini berjangka waktu 10
(sepuluh) tahun dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 (lima) sejak tanggal penerbitan
dengan syarat dan ketentuan:
- Pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang subnotes BSM
dengan pendapatan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan
BSM triwulan terakhir yang belum diaudit yang tersedia dan disahkan oleh Direksi Bank
selambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang
bersangkutan.
- Pendapatan yang dibagihasilkan diperoleh dari pendapatan portofolio pembiayaan Rupiah
(blended) BSM senilai Rp5.000.000 yang diperoleh selama 1 (satu) triwulan sebagaimana
dicantumkan dalam setiap laporan keuangan Bank yang belum diaudit.
- Nisbah yang diberikan kepada pemegang subnotes adalah sebesar 16,30% per tahun dari
pendapatan bagi hasil yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan.
Subnotes ini tidak dijamin dengan jaminan khusus dan tidak dijamin oleh pihak ketiga. Termasuk
tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan kedalam Program Penjaminan
Bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjaminan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Subnotes merupakan kewajiban BSM yang di
subordinasi. Selama berlakunya jangka waktu Subnotes dan sebelum dilunasinya semua pokok dan
bagi hasil, BSM berkewajiban untuk: (i) menjaga jumlah aset yang tidak diagunkan minimal sebesar
150% dari jumlah liabilitas; (ii) memastikan bahwa subnotes ini tidak akan dimiliki oleh lebih dari
49 (empat puluh sembilan) investor; (iii) menyerahkan kepada agen pemantau sebagai berikut:
laporan keuangan tahunan audit, laporan keuangan triwulan, laporan keuangan yang digunakan
untuk perhitungan bagi hasil dan laporan tingkat kesehatan Bank yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia.
BSM tanpa persetujuan tertulis Agen Pemantau tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
(i) mengurangi modal ditempatkan dan disetor; (ii) mengadakan perubahan bidang usaha; (iii)
melakukan penggabungan atau peleburan atau reorganisasi, kecuali karena adanya ketentuan
Pemerintah atau Bank Indonesia; (iv) mengadakan penggabungan, konsolidasi, akuisisi dengan
entitas lain yang menyebabkan bubarnya BSM.
Bertindak sebagai wali amanat subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri 2011 adalah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada bulan Desember 2015 dan 2014,
subnotes BSM ini memiliki peringkat idAA (double A) dari agen pemeringkat efek PT Pefindo.
Pada tanggal 24 Januari 2012, Entitas Anak, PT Mandiri Tunas Finance telah menerbitkan dan
mendaftarkan MTN III sebesar Rp200.000 dengan suku bunga tetap sebesar 9,95% per tahun di
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). MTN III memiliki jangka waktu efektif 3 (tiga) tahun yang
berlaku sejak tanggal 2 Februari 2012 sampai dengan 2 Februari 2015. MTN III sebesar Rp200.000
telah dilunasi pada saat jatuh temponya.
138
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Jangka Tingkat
Tanggal jatuh waktu suku bunga
Jenis Arranger tempo (bulan) per tahun Nilai nominal
MediumTerm
Notes III PT UOB Kayhian Securities 2 Februari 2015 36 9,95% 200.000
200.000
Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Entitas Anak telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian efek-efek yang diterbitkan di atas.
a. Transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank Mandiri dan Entitas Anak yang
mempunyai risiko kredit adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 53) 37.077.825 26.853.713
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan (committed) 22.273.685 26.516.482
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 53) 2.426.922 2.112.407
Standby letters of credit (Catatan 53) 1.970.917 1.709.373
Jumlah 63.749.349 57.191.975
Mata uang asing:
Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 53) 37.433.266 34.359.188
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan (committed) 7.006.333 7.046.517
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 53) 8.497.666 13.055.707
Standby letters of credit (Catatan 53) 10.764.808 10.180.077
Jumlah 63.702.073 64.641.489
127.451.422 121.833.464
b. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
139
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Saldo awal tahun 196.793 200.501
Pembentukan/(pembalikan) selama tahun berjalan 198.450 (5.313)
Lain-lain*) 367 1.605
Saldo akhir tahun 395.610 196.793
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi
telah memadai.
e. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain yang dijadikan jaminan tunai untuk bank garansi
dan letters of credit yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 adalah masing-masing sebesar Rp2.596.228 dan Rp1.771.213 (Catatan 21c dan 24c).
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pengadaan aset tetap dan perangkat lunak 1.073.300 1.308.820
Beban bunga 969.433 1.082.993
Jasa tenaga kerja pihak ketiga 287.102 258.401
Promosi 232.779 302.512
Beban pakaian dinas, rekreasi dan lainnya 67.326 70.706
Lain-lain 860.861 856.841
3.490.801 3.880.273
Termasuk dalam pengadaan aset tetap dan perangkat lunak adalah utang kepada pemasok atau
vendor terkait kegiatan operasional dan pemeliharaan gedung, peralatan, perangkat lunak, mesin
ATM dan sistem Teknologi Informasi Bank.
33. PERPAJAKAN
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Bank Mandiri 4.570.305 2.417.736
Entitas Anak 247.091 174.246
4.817.396 2.591.982
140
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Utang pajak
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Utang pajak kini
Bank Mandiri
Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29 1.065.696 744.342
Entitas Anak
Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29 194.096 153.302
1.259.792 897.644
Utang pajak lainnya
Bank Mandiri
Pajak penghasilan
Pasal 25 255.893 369.114
Pasal 21 122.795 110.231
Pasal 4 (2) 256.196 276.939
Lain-lain 100.764 89.939
735.648 846.223
Entitas Anak 136.176 131.274
871.824 977.497
2.131.616 1.875.141
c. Beban/(manfaat) pajak
31 Desember
2015 2014
Beban pajak - kini:
Bank Mandiri 4.932.830 4.674.771
Entitas Anak 615.228 635.148
5.548.058 5.309.919
(Manfaat)/beban pajak - tangguhan:
Bank Mandiri (337.514) 82.730
Entitas Anak 6.488 (39.417)
(331.026) 43.313
5.217.032 5.353.232
Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2ad, pajak penghasilan untuk Bank Mandiri dan Entitas
Anak dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah.
141
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban)/manfaat pajak pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak kini untuk
Bank Mandiri dan taksiran beban pajak kini Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Desember
2015 2014
Laba konsolidasian sebelum beban pajak
dan kepentingan nonpengendali 26.369.430 26.008.015
Dikurangi:
Laba sebelum beban pajak Entitas Anak - setelah eliminasi (1.900.221) (2.265.732)
Dampak perubahan metode pencatatan investasi dari
metode ekuitas ke metode biaya 230.537 443.546
Pajak atas laba Bank Mandiri dan Entitas Anak (Grup) sebelum pajak berbeda dari nilai teoritis
yang mungkin muncul apabila menggunakan rata-rata tertimbang tarif pajak terhadap laba pada
Grup dalam jumlah sebagai berikut:
31 Desember
2015 2014
Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Mandiri dan Entitas Anak menyampaikan
Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ke kantor pajak atas dasar self-assessment. Kantor pajak
berhak memeriksa atau mengoreksi pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal
pajak terutang.
Sejak tahun 2009, Bank Mandiri mengakui kredit yang dihapusbuku sebagai pengurang laba bruto
dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan
sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan
No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan
No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010.
Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek pada Surat
Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dengan melampirkan formulir X.H.1-6
sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam - LK) Nomor X.H.1 untuk setiap tahun pajak terkait.
Berdasarkan Surat Keterangan No. DE/I/2016-0117 tanggal 5 Januari 2016 perihal Laporan
Bulanan Kepemilikan Saham Emiten atau Perusahaan Publik dan Rekapitulasi yang dilaporkan
Formulir No. X.H. 1-2 tertanggal 31 Desember 2015 dari PT Datindo Entrycom (Biro Administrasi
Efek atau BAE), yang disampaikan kepada Bank Mandiri, dimana BAE menyatakan Bank Mandiri
telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak penghasilan
menjadi 20% menurut PP No. 77 Tahun 2013 dan PP No. 56 Tahun 2015. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008, OJK (dahulu Bapepam - LK) akan
menyampaikan informasi mengenai pemenuhan syarat oleh Bank Mandiri tersebut kepada Kantor
Pajak yang berwenang. Oleh karena itu, pajak penghasilan badan Bank Mandiri untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dihitung dengan menggunakan tarif pajak 20%.
Pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer antara nilai buku menurut komersial dan
menurut pajak adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Dikreditkan/
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi dan
penghasilan
komprehensif
lain Dibebankan
Saldo awal konsolidasian ke ekuitas Saldo akhir
Bank Mandiri
Aset pajak tangguhan:
Kredit yang dihapusbukukan sampai dengan tahun 2008 1.331.538 (82.825) - 1.248.713
Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja 3.803.324 337.514 177.843 4.318.681
144
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
145
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja 4.093.766 (82.730) (207.712) 3.803.324
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset
pajak tangguhan tersebut.
Bank melalui surat No. FST/1042/2015 tanggal 8 Desember 2015 telah mengajukan kepada
Kantor Pajak permohonan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan yang diajukan
pada tahun 2015 oleh Wajib Pajak yang belum melakukan penilaian kembali aset tetap.
meskipun belum mendapat persetujuan dari Kantor Pajak. Pembayaran pajak tersebut dicatat
sebagai pajak dibayar dimuka pada tanggal 31 Desember 2015.
Berdasarkan hasil verifikasi oleh Kantor Pajak, pada tanggal 16 Desember 2014, Kantor Pajak
telah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan Bank kurang
bayar atas Pajak Penghasilan Badan terkait pengenaan tarif pajak untuk tahun fiskal 2013 sebesar
Rp1.313.347 (termasuk denda).
Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 10 Maret 2015 Bank telah
mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak. Bank telah membayar
seluruh pajak kurang bayar yang dicatat sebagai uang muka pajak pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014. Sampai tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses keberatan masih
berlangsung.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Kantor Pajak, pada tanggal 6 Desember 2012, Bank
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan kurang bayar atas
Pajak Penghasilan terkait dengan hapus buku kredit dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berikut
Surat Tagihan Pajak (STP) untuk tahun fiskal 2010 sebesar Rp1.108.071.
Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 4 Maret 2013, Bank telah
mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak, serta membayar seluruh
pajak kurang bayar yang dicatat sebagai uang muka pajak pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014.
Pada bulan Desember 2013, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan
terhadap SKPKB Pajak Pertambahan Nilai dan menerima sebagian keberatan tersebut, sehingga
Kantor Pajak mengembalikan sebagian uang muka pajak terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai.
Bank telah mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan
Pajak pada bulan Maret 2014. Sampai tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses
banding di Pengadilan Pajak masih berlangsung.
Pada tanggal 21 Februari 2014, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Keputusan Keberatan
terhadap SKPKB Pajak Penghasilan dan menolak keberatan tersebut. Bank telah mengajukan
banding atas Surat Keputusan Keberatan tersebut kepada Pengadilan Pajak pada tanggal 19 Mei
2014. Sampai tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses banding di Pengadilan Pajak
masih berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Kantor Pajak, pada tanggal 29 Desember 2015, Kantor Pajak
telah menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) yang menyatakan Bank kurang bayar atas Pajak
Penghasilan Badan untuk tahun fiskal 2014 sebesar Rp1.459.120 dan sanksi administrasi sebesar
Rp233.459.
Manajemen tidak setuju atas STP tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2015 Bank telah
menyampaikan Surat Permohonan Pembatalan STP kepada Kantor Pajak. Bank telah membayar
seluruh pajak kurang bayar sebesar Rp1.459.120 yang dicatat sebagai uang muka pajak pada
tanggal 31 Desember 2015. Sampai tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Bank masih
147
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai (Catatan 50) 2.411.613 2.234.193
Cadangan atas bonus, insentif, cuti dan THR 3.365.464 2.946.967
5.777.077 5.181.160
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai meliputi uang pensiun dan remunerasi jangka panjang
lainnya sesuai dengan kebijakan Bank dan Entitas Anak yang dihitung dengan perhitungan aktuaris.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Liabilitas kepada pemegang polis 3.486.140 3.144.685
Setoran jaminan 1.053.344 737.225
Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 966.227 966.018
Utang transaksi nasabah 926.371 2.018.396
Liabilitas terkait dengan unit-link 596.316 1.152.424
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi 517.242 501.082
Pendapatan diterima dimuka yang tidak teratribusi 356.577 242.143
Transaksi transfer nasabah 124.431 57.367
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar 42.194 13.201
Lain-lain 3.442.846 4.320.549
14.189.412 16.370.686
148
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas kepada pemegang polis terdiri dari liabilitas Entitas Anak (AXA Mandiri Financial Services,
Mandiri AXA General Insurance dan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia) sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Manfaat polis masa depan dari produk non unit-link 1.705.778 1.724.888
Utang klaim 89.324 93.824
Premi yang belum merupakan pendapatan 1.188.453 954.692
Estimasi liabilitas klaim 502.585 371.281
3.486.140 3.144.685
Utang transaksi nasabah sebagian besar terdiri dari utang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
PT Mandiri Sekuritas (Entitas Anak).
Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari liabilitas atas transaksi ATM dalam
jaringan ATM Bersama, ATM Link dan ATM Prima dan liabilitas kepada Visa dan Master Card untuk
transaksi kartu kredit.
Liabilitas terkait dengan unit-link merupakan liabilitas unit-link kepada pihak ketiga dan liabilitas
pemegang dana unit-link Entitas Anak (AXA Mandiri Financial Services).
Setoran jaminan merupakan jaminan uang tunai yang disetorkan oleh nasabah atas transaksi ekspor,
impor dan penerbitan bank garansi.
Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi
kredit yang terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi.
Pendapatan diterima dimuka yang tidak teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan
provisi/komisi kredit yang tidak terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi.
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar merupakan utang yang timbul dari transaksi pembelian
surat berharga yang seluruhnya telah dibayarkan masing-masing pada tanggal 5 Januari 2016 dan
5 Januari 2015 untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Liabilitas lain atas transaksi UPAS merupakan liabilitas kepada bank pembayar dalam mata uang asing
sehubungan dengan timbulnya tagihan UPAS ke importir.
Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor dan liabilitas terkait transaksi perdagangan, titipan
dan transaksi yang masih harus diselesaikan berupa transaksi pembayaran transfer nasabah.
149
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55)
(f) Lain-lain 25.178 202.609
Pihak ketiga
(a) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemenpupera) 132.948 137.570
(b) Direct off-shore loans 300.000 300.000
(e) Repo to maturity 494.301 494.301
(f) Lain-lain 4.237.157 3.221.252
5.164.406 4.153.123
Pihak ketiga
(b) Direct off-shore loans 18.730.838 10.500.576
(c) Bilateral loans 6.891.192 6.190.452
(d) Fasilitas pendanaan perdagangan 2.953.057 3.130.804
28.575.087 19.821.832
33.764.671 24.227.104
Akun ini merupakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan sharing
pembiayaan 70,00% dana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan 30,00%
dana Bank Mandiri sesuai Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perumahan Rakyat
No. 07/SKB/M/2012 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/003/2012 tanggal
15 Februari 2012 tentang Perubahan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perumahan
Rakyat No. 13/SKB/DP/2011 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/015/2011
tentang Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka
pengadaan perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera. Kesepakatan
Bersama tersebut ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama Operasional antara Badan
Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No. 02/SK.9/HK.02.04/2/2012 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
No. DIR.PKO/010/2012 tanggal 15 Februari 2012 tentang Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka pengadaan perumahan melalui Kredit Pemilikan
Rumah Sejahtera.
150
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Baki debet pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp132.948 dan Rp137.570. Fasilitas ini dikenakan tarif 0,50% per tahun. Jangka waktu kredit
dan jadwal pelunasannya maksimal 240 bulan (20 tahun) dengan angsuran pertama dimulai
pada bulan berikutnya (untuk pencairan dana tanggal 1 sampai dengan 10) dan dimulai dua
bulan berikutnya (untuk pencairan dana mulai tanggal 11 sampai dengan akhir bulan).
Pengembalian dana (angsuran pokok dan bunga) kepada Kemenpupera dilaksanakan paling
lambat tanggal 10 setiap bulannya.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Bank of America, Singapura 300.000 300.000
Pada tanggal 31 Oktober 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman tanpa agunan dari
Bank of America, Singapura sebesar Rp300.000 dengan tingkat bunga tetap 9% per tahun.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
3 November 2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
Rp300.000 pada tanggal 5 November 2014.
151
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Nilai nominal
Jangka Tingkat Mata uang
Tanggal jatuh waktu suku bunga Asli Setara
Jenis Pemberi pinjaman tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
Tranche A
(mata uang China Development Bank, 16 September LIBOR (6 bulan)
USD) China 2025 120 + marjin tertentu 700.000.000 9.649.500
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (1.792.643)
(24.711)
698.207.357
9.624.789
Tranche B
(mata uang China Development Bank, 16 September SHIBOR (6 bulan)
CNY) China 2025 120 + marjin tertentu 1.908.420.000 4.051.289
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (4.913.289)
(10.430)
1.903.506.711
4.040.859
Pada tanggal 16 September 2015, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
jangka panjang tanpa agunan dengan China Development Bank (CDB).
Pinjaman tersebut terbagi dalam 2 (dua) fasilitas, yaitu Tranche A berupa pinjaman langsung
dari CDB dalam valuta USD dengan total fasilitas sebesar USD700.000.000 (nilai penuh) yang
jatuh tempo 10 (sepuluh) tahun setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam)
bulanan ditambah marjin tertentu dan Tranche B berupa pinjaman langsung dalam valuta CNY
dengan total fasilitas sebesar CNY1.908.420.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 10 (sepuluh)
tahun setelah tanggal perjanjian dengan tingkat bunga SHIBOR 6 (enam) bulanan ditambah
marjin tertentu. Pinjaman tersebut telah dicairkan pada tanggal 13 November 2015, 3 Desember
2015, 11 Desember 2015, 18 Desember 2015, 23 Desember 2015 dan 28 Desember 2015.
31 Desember 2015
Jangka Tingkat Nilai nominal
Jenis Pemberi pinjaman Tanggal jatuh waktu suku bunga USD Setara
tempo (bulan) per tahun (nilai penuh) Rupiah
198.187.972
2.732.021
152
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
197.203.831
2.442.369
Pada tanggal 8 Oktober 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Nomura
International Plc, London sebesar USD200.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3
(tiga) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
17 Oktober 2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD200.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 17 Oktober 2014.
Nilai nominal
(USD penuh)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
153
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Pada tanggal 30 Oktober 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank of
America, Hong Kong sebesar USD115.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 6
(enam) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
13 November 2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD115.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 12 November 2014. Pada tanggal 31 Desember
2015, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan obligasi pemerintah seri VR0028 dengan nilai nominal
sebesar Rp2.150.000 (31 Desember 2014: Rp2.150.000) dan seri ROI 19 dengan nilai nominal
sebesar USD9.471.000 (nilai penuh) (31 Desember 2014: tidak ada) (Catatan 8c).
31 Desember 2015
2.726.259 37.581
6.845.069 94.360
14.523.540 200.207
5.488.534 75.659
154
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
9.702.741 133.752
39.286.143 541.559
31 Desember 2014
8.172.438 101.216
9.121.633 112.971
21.769.438 269.614
7.052.683 87.348
9.642.935 119.428
55.759.127 690.577
155
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 17 Juni 2010, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman senilai
USD100.000.000 (nilai penuh) dari Agence Franaise de Dveloppement (AFD) untuk
membantu pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi.
Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 5 tahun sampai 10 tahun (termasuk grace period)
dengan suku bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu dan akan digunakan
untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon.
Sebagai bagian dari perjanjian pinjaman dimaksud, Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama
akan membiayai program pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas Bank Mandiri
khususnya terhadap topik-topik perubahan iklim dan efisiensi energi.
Pada tanggal 15 Desember 2010, Bank melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman dari AFD
sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2016.
Pada tanggal 16 Februari 2012, 30 Mei 2012 dan 31 Mei 2012, Bank telah melakukan penarikan
pinjaman kembali masing-masing sebesar USD16.000.000 (nilai penuh), USD40.000.000 (nilai
penuh) dan USD11.000.000 (nilai penuh) yang akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal
30 September 2018, 30 September 2017 dan 31 Maret 2019.
Penarikan atas pinjaman dimaksud untuk memenuhi kebutuhan sumber dana untuk pembiayaan
proyek-proyek ramah lingkungan di Bank Mandiri.
Pada tanggal 8 November 2013, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman baru yang
kedua atau second line of credit senilai USD100.000.000 (nilai penuh) untuk membantu
pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi. Fasilitas
jangka panjang ini memiliki tenor 5 tahun sampai 10 tahun (termasuk grace period) dengan suku
bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu. Pada tanggal 25 Maret 2014, Bank
melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman tersebut sebesar USD10.000.000 (nilai penuh) yang
akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2023.
31 Desember 2015
14.968.065 206.335
156
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
29.883.280 370.105
Pada tanggal 30 Oktober 2009, yang kemudian diubah dan diperjanjikan kembali pada tanggal
13 November 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian pinjaman jangka panjang dengan
Asian Development Bank (ADB) dengan total fasilitas sebesar USD105.000.000 (nilai penuh).
Pinjaman tersebut terbagi dalam 2 (dua) fasilitas, yaitu Fasilitas Tranche A berupa pinjaman
langsung dari ADB dengan total fasilitas sebesar USD75.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo
7 (tujuh) tahun setelah tanggal perjanjian dan Tranche B yang disediakan oleh ADB sebagai
Lender of Record dan didanai oleh commercial bank melalui Participation Agreements antara
ADB dan commercial bank tersebut dengan total fasilitas sebesar USD30.000.000 (nilai penuh)
yang jatuh tempo 5 (lima) tahun setelah tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut telah dicairkan
pada tanggal 28 Januari 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, Bank telah
melakukan pembayaran atas pinjaman ini sebesar USD90.000.000 (nilai penuh). Fasilitas
Tranche B telah dilunasi pada saat jatuh tempo. Pada tanggal 31 Desember 2015, fasilitas
pinjaman ini dijamin dengan obligasi pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal sebesar
Rp444.045 (31 Desember 2014: Rp1.286.663) (Catatan 8c).
31 Desember 2014
Pada tanggal 28 Juni 2012, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard
Chartered Bank, Singapura sebesar USD250.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR
6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu.
157
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 Juli
2015. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD250.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 9 Juli 2012. Pinjaman ini telah dilunasi pada saat
jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2015, fasilitas pinjaman ini telah dilunasi saat jatuh tempo pada
tanggal 9 Juli 2015 sehingga tidak ada lagi obligasi pemerintah yang dijaminkan (31 Desember
2014, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan obligasi pemerintah seri VR0030 dengan nilai nominal
sebesar Rp3.460.000 dan seri VR0031 dengan nilai nominal sebesar Rp843.746) (Catatan 8c).
Pada tanggal 16 Juni 2011, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Deutsche Bank
AG, Singapura. Perjanjian ini telah diubah terakhir kali pada tanggal 31 Juli 2013 dimana Bank
memperoleh pinjaman sebesar USD300.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 6
(enam) bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Juni
2016. Atas fasilitas pinjaman ini, selama periode pinjaman, Bank Mandiri dapat melakukan
penarikan dan pelunasan pinjaman kapanpun. Bank telah melakukan penarikan pertama pada
tanggal 27 Juni 2011 sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) dan penarikan kedua pada tanggal
28 September 2011 sebesar USD200.000.000 (nilai penuh). Atas kedua penarikan tersebut telah
dilakukan pelunasan pada tanggal 24 September 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank Mandiri telah melakukan penarikan kembali sebesar
USD200.000.000 (nilai penuh). Atas penarikan tersebut telah dilakukan pelunasan pada tanggal
6 Maret 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2015, fasilitas pinjaman ini telah dilakukan pelunasan dipercepat
pada 6 Maret 2015 sehingga tidak ada lagi obligasi pemerintah yang dijaminkan (31 Desember
2014, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan obligasi pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal
sebesar Rp4.000.000) (Catatan 8c).
31 Desember 31 Desember
2015 2014
JP Morgan, Jakarta 5.512.692 4.951.952
Standard Chartered Bank, Jakarta 1.378.500 1.238.500
6.891.192 6.190.452
158
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
JP Morgan, Jakarta
31 Desember 2015
149.966.268
2.067.285
249.938.877
3.445.407
399.905.145
5.512.692
31 Desember 2014
149.930.438
1.856.888
249.904.232
3.095.064
399.834.670
4.951.952
Pada tanggal 15 November 2013, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari JP Morgan,
Jakarta sebesar USD150.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan
ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
21 November 2016. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD150.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 21 November 2013.
159
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai nominal
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Fasilitas tersebut juga dijamin dengan penempatan pada bank lain sebesar USD5.488.263 (nilai
penuh) (Catatan 6d).
Pada tanggal 20 Agustus 2014, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari JP Morgan,
Jakarta sebesar USD250.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan
ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal
5 September 2017. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD250.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 2 September 2014.
Nilai nominal
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Fasilitas tersebut juga dijamin dengan penempatan pada bank lain sebesar USD10.997.811
(nilai penuh) (Catatan 6d).
160
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Pada tanggal 4 Juli 2011, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard Chartered
Bank, Jakarta sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga)
bulanan ditambah marjin tertentu.
Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 11 Juli
2016. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar
USD100.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 11 Juli 2011. Pada tanggal 31 Desember 2015,
fasilitas pinjaman ini dijamin dengan obligasi pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal
sebesar Rp1.074.788 (31 Desember 2014: Rp1.074.788) (Catatan 8c).
Fasilitas pendanaan perdagangan merupakan pinjaman jangka pendek dengan jangka waktu
mulai dari 90 hari sampai dengan 365 hari dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau
SIBOR ditambah marjin tertentu. Pinjaman ini dijamin dengan letters of credit yang diterbitkan
atau diterima oleh Bank Mandiri. Rincian saldo pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Wells Fargo Bank NA, Amerika Serikat 689.250 743.100
Wells Fargo Bank NA, United Kingdom 689.250 -
Bank of America NA, Singapura 441.120 -
Bank of New York Mellon, Singapura 344.625 -
Westpac Banking Corporation, Singapura 275.700 -
Standard Chartered Bank, New York 206.775 421.090
CTBC Bank Co.Ltd, Singapura 137.850 743.100
Citibank NA, Hong Kong 99.562 -
Hongkong and Shanghai Banking Corp, Hong Kong 68.925 -
Bank of New York Mellon, Cayman Island - 371.550
Bank of Montreal, Canada - 307.024
Bank of New York Mellon, Jakarta - 247.700
161
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Bank of America NA, Hong Kong - 123.850
Bank of New York Mellon, Hong Kong - 111.465
Hongkong and Shanghai Banking Corp, Jakarta - 61.925
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, New York - 49.540
2.953.057 3.180.344
Pada tanggal 31 Oktober 2014, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman
sebesar Rp600.000 dengan skema repo to maturity dengan Bank of America, Singapore Limited
(BOA). Dalam transaksi repo to maturity ini Bank Mandiri mengalihkan obligasi pemerintah
VR0031 kepada BOA. Uang yang diterima oleh Bank Mandiri terkait transaksi repo ini
merupakan nilai kini dari pinjaman tersebut setelah memperhitungkan biaya bunga atas
pinjaman dan pendapatan bunga atas VR0031 tersebut selama periode repo yaitu sebesar
Rp494.301. Atas pengalihan obligasi pemerintah VR0031 tersebut Bank Mandiri mengakui
tagihan sebesar nilai tunai (cash value) dari VR0031 kepada BOA. Fasilitas pinjaman ini memiliki
tenor 6 (enam) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 25 Juli 2020, yang bertepatan dengan
jatuh tempo dari VR0031. Pada tanggal jatuh tempo penyelesaian transaksi ini akan dilakukan
secara neto dari pinjaman dan tagihan antara Bank Mandiri dan BOA.
Pada tanggal 19 November 2014, BOA mengirimkan transfer notice yang menyatakan bahwa
BOA telah mengalihkan seluruh hak dan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen
perjanjian terkait fasilitas pinjaman dengan skema repo to maturity kepada PT Asuransi Jiwa
Adisarana Wanaartha.
(f) Lain-lain
31 Desember 31 Desember
2015 2014
PT Bank Pan Indonesia Tbk. 2.504.667 1.607.830
PT Bank Jabar Banten Tbk. 518.560 308.216
PT Bank Central Asia Tbk. 426.100 585.661
PT Bank KEB Hana Indonesia 355.988 -
PT Bank DKI 296.078 238.041
PT Bank Chinatrust Indonesia 66.549 99.751
PT Bank Commonwealth 47.090 113.291
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 25.178 52.609
Standard Chartered Bank, Jakarta 20.000 -
Bank of China, Jakarta 2.125 116.245
162
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 31 Desember
2015 2014
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. - 150.000
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) - 150.000
PT Bank OCBC NISP Tbk. - 2.217
4.262.335 3.423.861
Pada tanggal 16 Februari 2011, 8 Agustus 2011 dan terakhir pada tanggal 30 September 2015,
Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Panin)
menandatangani perjanjian pinjaman dimana Panin menyediakan beberapa fasilitas term loan
dengan total limit sebesar Rp4.331.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku
bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan
Januari 2016 sampai dengan bulan November 2019.
Pada tanggal 12 Mei 2011, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan Panin juga
menandatangani perjanjian pinjaman di mana Panin menyediakan fasilitas money market
dengan total limit sebesar Rp200.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
floating. Perjanjian ini terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian pada tanggal
12 November 2012 dengan memberikan tambahan fasilitas sehingga menjadi Rp300.000 dan
jatuh tempo diperpanjang hingga tanggal 12 Mei 2016.
Pada tanggal 11 Juli 2003, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) mengadakan perjanjian fasilitas
modal kerja dengan Panin. Perjanjian ini telah diubah terakhir kali dengan addendum perjanjian
tanggal 25 Juni 2013 dimana Panin memberikan fasilitas modal kerja sebesar Rp200.000,
fasilitas cross clearing sebesar Rp200.000, fasilitas transaksi valuta asing (spot/forward) sebesar
USD10.000.000 (nilai penuh) dan fasilitas bank guarantee sebesar Rp200.000. Berdasarkan
ketentuan dalam perjanjian, tingkat bunga atas fasilitas modal kerja adalah sebesar tingkat
bunga pinjaman per tahun dari Bank Panin. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak
(PT Mandiri Sekuritas).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari Panin masing-masing sebesar
Rp2.504.667 dan Rp1.607.830.
Pada tanggal 1 November 2011, 30 November 2012 dan terakhir pada tanggal 4 Desember
2015, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Jabar Banten Tbk. (BJB)
menandatangani perjanjian kredit dimana BJB menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan
total limit sebesar Rp675.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Maret
2017 sampai dengan bulan Desember 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari BJB masing-masing sebesar
Rp518.560 dan Rp308.216.
163
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 7 Maret 2001, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank Central Asia
Tbk. (BCA) menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas overdraft
dan dikenakan suku bunga floating. Perjanjian ini terakhir telah diubah dengan
penandatanganan perjanjian di tanggal 24 Maret 2011 dengan memberikan tambahan fasilitas
sehingga menjadi Rp55.000 dan jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 2014. Pinjaman ini
diperpanjang sampai dengan tanggal 12 Maret 2016.
Pada tanggal 24 Maret 2011 dan terakhir pada tanggal 30 Maret 2015, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan BCA telah menandatangani beberapa perjanjian kredit dimana BCA
memberikan beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar Rp1.275.000 yang bersifat
non revolving dan dikenakan suku bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang
beragam dan berkisar antara bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2017.
Pada tanggal 11 Juni 2013 dan terakhir pada tanggal 30 Maret 2015, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan BCA menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan
fasilitas money market dengan limit sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving dan dikenakan
suku bunga floating. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2016.
Pada tanggal 25 Februari 2013, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) mengadakan perjanjian
dengan BCA dimana Entitas Anak memperoleh fasilitas perbankan multifacility sebesar
Rp200.000, terdiri dari fasilitas money market line, bank garansi dan foreign exchange line.
Fasilitas ini terus diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 22 Februari 2016. Tingkat bunga
pendanaan ditentukan berdasarkan tingkat bunga yang disepakati pada saat penarikan fasilitas.
Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari BCA masing-masing sebesar
Rp426.100 dan Rp585.661.
Pada tanggal 19 Maret 2015 dan terakhir pada tanggal 31 Juli 2015, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana) menandatangani perjanjian pinjaman
dimana Hana menyediakan fasilitas money market dengan total limit sebesar Rp150.000 yang
bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating dan beberapa fasilitas working
capital loan dengan total fasilitas sebesar Rp400.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan
tingkat suku bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar
antara bulan Maret 2018 sampai dengan bulan September 2018.
PT Bank DKI
Pada tanggal 2 Maret 2011 dan terakhir pada tanggal 2 Desember 2015, Entitas Anak
(PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank DKI (Bank DKI) menandatangani perjanjian kredit
dimana Bank DKI menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar
Rp830.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas
tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Januari 2016 sampai
dengan bulan Desember 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari Bank DKI masing-masing sebesar
Rp296.078 dan Rp238.041.
164
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 18 Desember 2014, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank
Chinatrust Indonesia (BCT) menandatangani perjanjian kredit dimana BCT menyediakan
beberapa fasilitas working capital loan dengan total fasilitas sebesar Rp100.000 yang bersifat
non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada bulan
Desember 2017.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari BCT masing-masing sebesar
Rp66.549 dan Rp99.751.
PT Bank Commonwealth
Pada tanggal 5 Maret 2013 dan terakhir pada tanggal 27 Maret 2014, Entitas Anak (PT Mandiri
Tunas Finance) dan PT Bank Commonwealth (Commonwealth) menandatangani perjanjian
kredit dimana Commonwealth menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total limit
sebesar Rp199.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap.
Fasilitas ini memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Maret 2016 sampai
dengan bulan Juni 2017.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari Commonwealth masing-masing
sebesar Rp47.090 dan Rp113.291.
Pada tanggal 23 November 2011, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menandatangani perjanjian pembiayaan bersama (joint
financing) dimana BNI menyediakan beberapa fasilitas pembiayaan bersama (joint financing)
dengan total limit sebesar Rp277.743 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Februari
2016 sampai dengan bulan November 2016.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari BNI masing-masing sebesar
Rp25.178 dan Rp52.609.
Pada tanggal 8 September 2006, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) mengadakan perjanjian
fasilitas perbankan dengan Standard Chartered Bank (SCB). Perjanjian ini telah diubah terakhir
kali pada tanggal 23 November 2015 dimana Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) memperoleh
bank guarantee facility sebesar Rp75.000. Bank garansi ini diterbitkan untuk KPEI sebagai salah
satu faktor penentu limit transaksi Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas). Entitas Anak juga
mendapatkan fasilitas kredit jangka pendek sebesar Rp250.000. Fasilitas ini otomatis
diperpanjang kembali selama satu tahun saat periode berakhir jika tidak ada perubahan dalam
hal syarat dan kondisi dari perjanjian fasilitas. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga
atas fasilitas ini adalah sebesar 1% diatas term funding rate per tahun dari SCB. Fasilitas
tersebut memiliki jatuh tempo pada bulan Januari 2016.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari SCB masing-masing sebesar
Rp20.000 dan RpNihil.
165
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 20 November 2013, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance) dan Bank of China
(BOC) menandatangani perjanjian kredit dimana BOC menyediakan fasilitas term loan dengan
total fasilitas sebesar Rp8.500 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga
tetap. Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 27 Juni 2016.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, pinjaman dari BOC masing-masing sebesar
Rp2.125 dan Rp116.245.
Pada tanggal 26 Januari 2011, Entitas Anak (PT Mandiri Sekuritas) mengadakan perjanjian
fasilitas money market sebesar Rp150.000 dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
(BTPN). Perjanjian ini telah diubah dengan addendum perjanjian terakhir pada tanggal 6 Maret
2013 dengan peningkatan fasilitas menjadi Rp200.000 dan jangka waktu sampai dengan 26
Januari 2014. Perjanjian tersebut telah diperpanjang kembali sampai dengan 26 Januari 2016.
Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas pendanaan adalah sebesar tingkat
bunga pinjaman per tahun dari BTPN. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak (PT Mandiri
Sekuritas).
Pada tanggal 31 Desember 2014, pinjaman dari BTPN adalah sebesar Rp150.000.
Pada tanggal 3 Oktober 2011, Entitas Anak (PT Bank Syariah Mandiri) (Mudharib) dan PT
Sarana Multigriya Finansial (SMF) (Shahibul Mal) telah menandatangani akad pembiayaan
Mudharabah wal Murabahah yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal
pelaksanaan pembiayaan, dengan total pembiayaan sebesar Rp300.000. Pinjaman ini bertujuan
untuk menyediakan sumber modal kerja bagi Mudharib atas pemberian fasilitas Pembiayaan
Pemilikan Rumah (PPR) dengan menggunakan prinsip Murabahah atau
Musyarakah Mutanaqishah. Nisbah yang ditetapkan adalah sebesar 65,00% untuk Shahibul Mal
dan 35,00% untuk Mudharib dari pendapatan bruto sebelum dikurangi biaya-biaya terkait yang
diterima oleh Mudharib. Pencairan pembiayaan dilaksanakan dalam dua tahap, masing-masing
sebesar Rp100.000 dan Rp200.000 yang dimulai pada bulan Oktober 2011, sementara bagi
hasil akan dibayarkan setiap bulan yang akan dimulai sejak bulan November 2011.
Pada tanggal 29 Desember 2011, SMF memberikan tambahan dana untuk jangka waktu 3 tahun
sejak tanggal pelaksanaan pembiayaan sebesar Rp300.000 untuk tujuan menyediakan sumber
modal kerja Mudharib untuk pemberian fasilitas PPR dengan menggunakan prinsip Murabahah
atau Musyarakah Mutanaqishah. Nisbah yang ditetapkan adalah 62,00% untuk Shahibul Mal dan
38,00% untuk Mudharib dari pendapatan bruto sebelum dikurangi biaya-biaya terkait yang
diterima oleh Mudharib. Pencairan pembiayaan dilaksanakan dalam dua tahap, masing-masing
sebesar Rp150.000 pada tanggal 29 Desember 2011 dan 30 Januari 2012. Bagi hasil akan
dibayarkan setiap bulan yang akan dimulai sejak bulan Januari 2012. Fasilitas tersebut jatuh
tempo pada tanggal 30 Januari 2015. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak.
Pada tanggal 31 Desember 2014, pinjaman dari SMF adalah sebesar Rp150.000.
166
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 27 Juni 2011 dan 16 Desember 2011, Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance)
dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) menandatangani perjanjian kredit dimana OCBC
menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp50.000 yang bersifat
non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh
tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Februari
2015. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Entitas Anak (PT Mandiri Tunas Finance).
Pada tanggal 31 Desember 2014, pinjaman dari OCBC adalah sebesar Rp2.217.
Pinjaman yang diterima oleh PT Mandiri Tunas Finance dijamin dengan piutang pembiayaan
konsumen sejumlah Rp3.778.356 pada tanggal 31 Desember 2015 (31 Desember 2014:
Rp3.088.414) (Catatan 13f) dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan sejumlah Rp321.506 pada
tanggal 31 Desember 2015 (31 Desember 2014: Rp645.197) (Catatan 14f).
Bank Mandiri dan Entitas Anak telah melakukan pembayaran bunga pinjaman yang diterima sesuai
dengan jadwal pembayaran bunga untuk 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank Mandiri dan Entitas
Anak telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang diterima
di atas.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Pihak berelasi (Catatan 55)
Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I 1.687.800 1.909.800
Pihak ketiga
Two-step loans (TSL)
(a)Nordic Investment Bank (NIB) 31.957 53.261
Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I 1.797.200 1.575.200
1.829.157 1.628.461
Jumlah 3.516.957 3.538.261
Mata uang asing:
Pihak ketiga
Two-step loans (TSL)
(b)Asian Development Bank (ADB) 224.710 215.780
3.741.667 3.754.041
Dikurangi: biaya penerbitan yang belum diamortisasi (3.964) (7.467)
Bersih 3.737.703 3.746.574
167
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Nordic Investment Bank (NIB) kepada Pemerintah
Republik Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada
bank peserta guna membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai
berikut:
Fasilitas kredit Tujuan Jangka waktu
Nordic Investment Bank IV Untuk mengembangkan dan membiayai 15 April 1997 - 28 Februari 2017
proyek investasi prioritas utama di dengan angsuran pertama pada
Indonesia, terutama sektor swasta atau tanggal 31 Agustus 2002.
yang menyangkut kepentingan bersama
Indonesia dan Nordic.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Tingkat suku bunga untuk fasilitas NIB IV ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
mengambang yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata
Bank Indonesia 3 (tiga) bulan terakhir.
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Asian Development Bank (ADB) kepada Pemerintah
Republik Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada
bank peserta guna membiayai beberapa jenis proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah
sebagai berikut:
ADB 1327 - INO (SF) Membiayai Proyek Kredit Mikro (PKM). 15 Januari 2005 - 15 Juli 2029
dengan angsuran pertama pada
tanggal 15 Januari 2005.
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Menteri Keuangan melalui surat No. S-596/MK.6/2004 tanggal 12 Juli 2004, telah menyetujui
pengalihan pengelolaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Loan ADB No. 1327 - INO (SF) dari Bank
Indonesia kepada Bank Mandiri. Dengan disetujuinya pengalihan PKM tersebut, maka telah
dilakukan perubahan terhadap perjanjian penerusan pinjaman No. SLA-805/DP3/1995 tanggal
27 April 1995 yang diubah dengan amandemen No. AMA-287/SLA-805/DP3/2003 tanggal 22 April
2003 antara Republik Indonesia dan Bank Indonesia menjadi Republik Indonesia dan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk., dengan amandemen No. AMA-298/SLA-805/DP3/2004 tanggal 16 Juli
2004.
168
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman ADB untuk Proyek Kredit Mikro diberikan dalam mata uang SDR (Special Drawing
Rights) sebesar SDR15.872.600,44 (nilai penuh) yang wajib dibayar kembali oleh Bank Mandiri
dalam mata uang SDR kepada Pemerintah dalam 50 (lima puluh) kali angsuran setiap enam bulan
secara prorata setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli, dengan angsuran pertama dilakukan pada
tanggal 15 Januari 2005 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2029. Atas pinjaman ADB tersebut,
Bank Mandiri dikenakan service charge sebesar 1,50% per tahun pada setiap tanggal 15 Januari
dan 15 Juli setiap tahunnya sejak penarikan pinjaman.
Untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung ekspansi kredit dalam rangka
pengembangan usaha, pada tanggal 14 Desember 2009, Bank Mandiri menerbitkan obligasi
subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 (obligasi subordinasi) sebesar Rp3.500.000. Dana
yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi subordinasi ini dipergunakan sebagai modal
pelengkap (lower tier 2) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2015,
biaya penerbitan obligasi subordinasi yang belum diamortisasi adalah sebesar Rp3.964
(31 Desember 2014: Rp7.467).
Obligasi subordinasi ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat
No. 11/III/DPB1/TPB1-1 tertanggal 14 Desember 2009 dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK))
berdasarkan surat Ketua Bapepam dan LK No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009.
Bank Mandiri telah mencatatkan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal
14 Desember 2009 sesuai pengumuman pencatatan obligasi subordinasi Bank Mandiri oleh BEI
tanggal 11 Desember 2009. Obligasi Subordinasi tersebut berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dan akan
jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016, diterbitkan tanpa warkat dengan tingkat bunga tetap
sebesar 11,85% per tahun. Wali amanat dari penerbitan obligasi subordinasi ini adalah PT Bank
Permata Tbk.
Bunga obligasi subordinasi ini dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran bunga pertama
dilakukan pada tanggal 11 Maret 2010 sedangkan pembayaran bunga obligasi subordinasi terakhir
sekaligus jatuh tempo obligasi subordinasi adalah pada tanggal 11 Desember 2016. Bank telah
membayar bunga obligasi subordinasi sesuai dengan jadwal pembayaran bunga.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, peringkat obligasi subordinasi ini menurut Pefindo adalah
idAA+ (double A Plus).
169
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Simpanan nasabah
1) Giro
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
Pihak ketiga
Giro mudharabah musytarakah 10.501 10.563
Giro - investasi terikat 1.001 2.970
11.502 13.533
Giro - investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal bagi
hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang
kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan
disetujui sebelumnya.
2) Tabungan
a. Berdasarkan jenis:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pihak berelasi (Catatan 55)
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat
Tabungan BSM 217.264 7.405
Tabungan Mabrur 112 57
Tabungan Investa Cendekia 288 304
Tabungan Berencana BSM 310 173
Tabungan Mudharabah Institusi 10.085 29.256
228.059 37.195
Pihak ketiga
Tabungan - investasi terikat 1.057.746 534.110
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat
Tabungan BSM 17.541.960 16.817.638
Tabungan Mabrur 3.318.723 3.064.239
Tabungan Investa Cendekia 361.059 329.290
Tabungan Berencana BSM 158.014 160.300
Tabungan Pensiun 89.900 40.437
Tabungan Qurban 429 532
Tabungan Al Washilyah Mandiri 1 2
22.527.832 20.946.548
22.755.891 20.983.743
170
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2) Tabungan (lanjutan)
Tabungan - investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal
bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang
kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan
disetujui sebelumnya.
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang
mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana
tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
b. Kisaran nisbah bagi hasil untuk tabungan mudharabah - investasi tidak terikat per tahun:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Nisbah bagi hasil 0,22% - 5,46% 0,22% - 5,25%
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah
Pihak berelasi (Catatan 55) 195.996 455.067
Pihak ketiga 27.228.698 27.353.981
Jumlah 27.424.694 27.809.048
Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 55) 242.301 163
Pihak ketiga 3.620.542 4.126.695
Jumlah 3.862.843 4.126.858
31.287.537 31.935.906
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pihak ketiga
Tabungan mudharabah - investasi tidak terikat 244.385 163.544
Deposito mudharabah - investasi tidak terikat 73.548 78.761
317.933 242.305
171
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah
dan simpanan dari bank lain:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
1 bulan 20.814.126 1.382.343
3 bulan 3.204.667 2.470.300
6 bulan 1.124.115 3.347.624
12 bulan 2.355.334 20.687.542
Jumlah 27.498.242 27.887.809
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan 21.654.675 21.278.429
1 - 3 bulan 3.314.400 3.830.385
3 - 6 bulan 1.152.496 1.200.898
6 - 12 bulan 1.376.671 1.578.097
Jumlah 27.498.242 27.887.809
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan 3.318.078 3.799.870
1 - 3 bulan 71.628 217.363
3 - 6 bulan 316.410 40.141
6 - 12 bulan 156.727 69.484
Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan
imbalan bagi hasil dari pendapatan Entitas Anak atas penggunaan dana tersebut dengan
nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya dengan akad mudharabah muthlaqah.
172
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah
dan simpanan dari bank lain (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Rupiah 3,97% - 6,30% 3,96% - 6,05%
Mata uang asing 1,15% - 1,59% 1,14% - 1,61%
4) Deposito berjangka mudharabah dengan akad mudharabah muthlaqah yang dijadikan sebagai
jaminan atas piutang dan pembiayaan adalah masing-masing berjumlah Rp7.777.091 dan
Rp2.935.027 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Akun ini merupakan kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
PT AXA Mandiri Financial Services 1.068.962 1.058.826
PT Mandiri Tunas Finance 574.592 441.306
PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) 294.599 13.766
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia 268.778 528.262
PT Mandiri AXA General Insurance 172.000 144.401
PT Mandiri Utama Finance 42.395 -
PT Mandiri Sekuritas 124 120
PT Mandiri Capital Indonesia 101 -
2.421.551 2.186.681
40. EKUITAS
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Modal dasar
- Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00%
- Saham Biasa Seri B 31.999.999.999 500 15.999.999.999.500 100,00%
Jumlah modal dasar 32.000.000.000 16.000.000.000.000 100,00%
173
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan):
Publik (masing-masing
di bawah 5%)
- Saham Biasa Seri B 9.333.333.333 500 4.666.666.666.500 40,00%
Jumlah modal ditempatkan dan
disetor 23.333.333.333 11.666.666.666.500 100,00%
Berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 2 Oktober 1998, modal
dasar Bank Mandiri adalah sebesar Rp16.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh)
per saham.
Penetapan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp4.000.000 oleh Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal pendirian Bank Mandiri, telah dilaksanakan sebagai berikut:
Berdasarkan perubahan anggaran dasar Bank Mandiri yang dituangkan dalam Akta No. 98 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 24 Juli 1999, pemegang saham memutuskan untuk
meningkatkan modal disetor (modal saham) Bank Mandiri dari Rp4.000.000 menjadi Rp4.251.000
dan jumlah tersebut akan dibayar oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penambahan sebesar
Rp251.000 merupakan hasil konversi dari tambahan modal disetor menjadi modal saham akibat dari
adanya kelebihan obligasi rekapitalisasi yang diterbitkan dalam Program Rekapitalisasi Pertama
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999.
Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 29 Mei 2003 yang dituangkan dalam Akta No. 142 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri antara lain
menyetujui:
174
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berkaitan dengan perubahan struktur permodalan Bank Mandiri, RUPS-LB juga menyetujui
penetapan bagian dari dana rekapitalisasi sebesar Rp168.801.315 sebagai agio saham.
Perubahan struktur permodalan tersebut di atas berlaku efektif terhitung sejak tanggal 23 Mei
2003, dengan catatan Bank Mandiri harus melakukan kuasi-reorganisasi yang ditetapkan dalam
RUPS selambat-lambatnya pada penutupan buku tahun 2003.
Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan
tidak dapat dipindahkan kepada siapapun. Saham Seri A Dwiwarna memberikan hak istimewa
kepada Negara Republik Indonesia dimana dalam agenda-agenda tertentu, RUPS hanya dapat
memutuskan jika pemegang saham Seri A Dwiwarna hadir dan menyetujui usul agenda dimaksud.
Beberapa agenda RUPS yang wajib dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna agar RUPS dapat memutus adalah agenda RUPS yang terkait dengan:
1. Penambahan modal.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris.
3. Perubahan anggaran dasar.
4. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.
5. Pembubaran dan likuidasi.
Perubahan struktur modal sebagaimana disebutkan di atas telah dicantumkan dalam Pernyataan
Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) yang dituangkan dalam
akta notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003. Perubahan tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan
No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan diumumkan pada tambahan No. 6590
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Kenaikan modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dari Rp4.251.000 menjadi
Rp10.000.000 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembalian sebagian modal disetor sebesar Rp251.000 kepada Pemerintah sebagai bagian
dari kelebihan dana rekapitalisasi yang masih ditahan pada Bank Mandiri sebesar Rp1.412.000
dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp1.000.000 dari pengkapitalisasian cadangan,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2003 tanggal 29 Mei 2003 tentang Konversi
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Bank Mandiri
(Persero) dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selaku
Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober
2002.
175
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. Penambahan modal disetor sebesar Rp5.000.000 yang berasal dari tambahan modal disetor
berdasarkan KMK-RI No. 227/202.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Besarnya Nilai Final
dan Pelaksanaan Hak Pemerintah yang Timbul Sebagai Akibat Penambahan Penyertaan
Modal Pemerintah Republik Indonesia ke dalam Modal PT Bank Mandiri (Persero) dalam
Rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum.
Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam akta
Notaris Sutjipto, S.H., No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri juga
menyetujui rencana kepemilikan saham oleh pegawai dan Direksi melalui Program Penjatahan
Saham/Employee Stock Allocation (ESA) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada
Manajemen/Management Stock Option Plan (MSOP). Program ESA terdiri dari program
Pemberian Saham Bonus (Share Plan Bonus) dan program Penjatahan Saham dengan Diskon
(Share Purchase at Discount). Sedangkan program MSOP ditujukan untuk Direksi dan pegawai
pimpinan pada tingkatan (grade) atau kriteria tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA
tersebut menjadi tanggungan Bank Mandiri yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah
dibentuk. Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi,
sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melepaskan 4.000.000.000 lembar
sahamnya, yang mewakili 20,00% kepemilikannya di Bank Mandiri, melalui Initial Public Offering
(IPO).
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27/2003 tanggal 2 Juni
2003 yang menyetujui divestasi sampai 30,00% atas kepemilikan Pemerintah di Bank Mandiri dan
berdasarkan keputusan Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
05/TKP/01/2004 tanggal 19 Januari 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi
lanjutan atas 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar saham
Biasa Seri B pada tanggal 11 Maret 2004 melalui private placement.
Pada saat pelaksanaan IPO tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri memberikan opsi pembelian
saham kepada manajemen melalui program MSOP Tahap 1 sebanyak 378.583.785 opsi dengan
harga eksekusi sebesar Rp742,50 (nilai penuh) per lembar saham dan nilai nominal Rp500 (nilai
penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham
dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp69,71 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi
dari MSOP Tahap 1 adalah sebesar 375.365.957 lembar saham sehingga mengakibatkan
penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp187.683, penambahan Agio Saham
sebesar Rp117.193. MSOP Tahap 1 dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 13 Juli 2008
sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta)
No. Peng-262/BEJ.PJS/P/07-2004 tanggal 14 Juli 2004.
Selanjutnya pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian MSOP Tahap 2
sebanyak 312.000.000 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar
Rp1.190,50 (nilai penuh) untuk pelaksanaan di tahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk
pelaksanaan di tahun kedua dan di tahun berikutnya. Nilai nominal per lembar saham adalah
Rp500 (nilai penuh). Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos ekuitas - opsi saham dengan
nilai wajar opsi saham sebesar Rp642,28 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari
MSOP Tahap 2 adalah sebesar 311.713.697 lembar saham sehingga mengakibatkan
penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp155.857 dan penambahan agio saham
sebesar Rp425.233. Periode 5 (periode terakhir) pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2
adalah tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari bursa sebagaimana diumumkan pada Pengumuman.
176
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-97/BEJ-PSJ/P/02-2007 tanggal
2 Februari 2007. Opsi saham MSOP Tahap 2 yang tidak dieksekusi masing-masing sebanyak
286.303 lembar saham atau sebesar Rp184 yang lewat periode pelaksanaan yang dibukukan
sebagai penambahan agio saham.
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak
309.416.215 opsi saham. RUPS juga memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap 3 dan
melaporkannya pada RUPS yang akan datang.
Harga eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh)
dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan
pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp593,89 (nilai penuh)
per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar 309.415.088 lembar saham
sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp154.707 dan
penambahan agio saham sebesar Rp491.651. Masa eksekusi opsi MSOP Tahap 3 berakhir pada
bulan Februari 2011, sebelum dimulainya periode perdagangan HMETD Bank Mandiri tanggal
14 Februari 2011 sampai dengan 21 Februari 2011. Opsi saham MSOP Tahap 3 yang tidak
dieksekusi masing-masing sebanyak 1.127 lembar saham atau sebesar Rp4 yang lewat periode
pelaksanaan yang dibukukan sebagai penambahan agio saham.
Pada tanggal 27 Desember 2010, Bank telah melakukan pendaftaran pertama kepada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
dan LK)) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) kepada para pemegang saham Bank
dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak
2.336.838.591 lembar saham seri B. PUT ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan
Komisaris melalui suratnya tertanggal 29 April 2010. Bank telah menyampaikan pemberitahuan
mengenai PUT kepada Bank Indonesia melalui surat tertanggal 17 September 2010. PUT ini juga
telah diundangkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 75 tahun 2010 tertanggal
20 November 2010.
PUT telah mendapat persetujuan efektif dari Bapepam dan LK melalui surat No. S-807/BL/2011
tertanggal 27 Januari 2011, dimana PUT menjadi efektif setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada
tanggal 28 Januari 2011.
Tambahan modal disetor/agio saham pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar
Rp17.316.192 berasal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT), Program Rekapitalisasi (Catatan
1c) dan penjualan kepemilikan saham Bank Mandiri di UGM dan BDP. Agio Saham sebesar
Rp17.316.192 termasuk agio yang berasal dari PUT (Catatan 40a) sebesar Rp10.515.774
sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait PUT sebesar Rp274.078. Penambahan agio
saham di tahun 2013 sebesar Rp113.817 di laporan keuangan konsolidasian (Rp273.932 di
laporan keuangan Entitas Induk) berasal dari pengalihan kepemilikan saham Bank Mandiri di UGM
dan BDP kepada entitas-entitas sepengendali, yaitu selisih antara harga jual dengan nilai tercatat
penyertaan di laporan keuangan konsolidasian.
177
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selisih antara harga jual dengan nilai tercatat penyertaan yang dicatat sebagai agio saham di
laporan keuangan induk Bank dan laporan konsolidasian adalah masing-masing sebesar
Rp273.932 dan Rp113.817.
Berdasarkan hasil dari uji telaah/due diligence review yang dilaksanakan atas nama Pemerintah
tanggal 31 Desember 1999 dan Kontrak Manajemen (IMPA) tanggal 8 April 2000, ditetapkan
bahwa terdapat kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp4.069.000. Bank telah mengembalikan
Rp2.657.000 dari Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah ke Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000
sesuai dengan kontrak manajemen. Sedangkan atas sisa kelebihan sebesar Rp1.412.000 telah
dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 sesuai dengan persetujuan dari
pemegang saham dalam rapat tanggal 29 Oktober 2002 dan Surat Keputusan Menteri BUMN
No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002.
Termasuk di dalam jumlah pengembalian sisa kelebihan dana rekapitalisasi sebesar Rp1.412.000
di atas adalah bagian dari modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp251.000.
Pada tanggal 23 Mei 2003, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat
Keputusan (KMK - RI) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan kemudian diubah dengan
KMK-RI No. 420/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 sebagai ketentuan lebih lanjut atas
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1999 dan No. 97 tahun 1999 mengenai jumlah
final tambahan penyertaan modal Negara dalam modal Bank Mandiri.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan tanggal 16 Maret 2015 dan
27 Februari 2014, pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2014 dan 2013
sebagai berikut:
2014 2013
Dividen 4.967.968 5.461.126
Laba ditahan
Sudah ditentukan penggunaannya 2.622.936 2.348.284
Belum ditentukan penggunaannya 12.280.969 10.394.343
19.871.873 18.203.753
Dividen per lembar saham (nilai penuh) 212,91292 234,04825
178
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dividen atas laba bersih tahun 2014 sebesar Rp4.967.968 dibayarkan pada tanggal 17 April 2015
dan dividen atas laba bersih tahun 2013 sebesar Rp5.461.126 dibayarkan pada tanggal 15 April
2014. Pembayaran dividen tersebut dibukukan sebagai pengurang saldo laba dalam laporan
perubahan ekuitas konsolidasian di tahun dimana pembayaran dilakukan.
Alokasi untuk laba ditahan yang sudah ditentukan penggunaannya untuk tahun 2014 sebesar
Rp2.622.936 dan untuk tahun 2013 sebesar Rp2.348.284 adalah untuk mengembangkan bisnis
serta membangun infrastruktur pendukung seperti pembangunan Mandiri University, pembelian
gedung kantor, pengadaan ATM, belanja modal selain IT serta pengembangan sistem teknologi.
Pendapatan syariah
Pendapatan keuntungan murabahah dan pendapatan
bersih Istishna 3.832.690 3.878.231
Pendapatan bagi hasil musyarakah 887.760 750.937
Pendapatan bagi hasil mudharabah 364.450 420.136
Pendapatan bersih ijarah 118.568 25.374
5.203.468 5.074.678
71.570.127 62.637.942
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian
yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp560.920 dan
Rp470.717 dan pendapatan bunga dari provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
pemberian kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp1.586.373 dan Rp1.705.602.
Termasuk dalam pendapatan bunga adalah pendapatan bunga dari aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi sebesar Rp334.442 dan Rp284.145 masing-masing untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
179
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, termasuk dalam pendapatan bunga dan pendapatan
syariah di atas adalah pendapatan dari pihak berelasi terkait transaksi obligasi pemerintah dan SPN
masing-masing sebesar Rp5.364.814 dan Rp4.681.935 (lihat Catatan 55).
Termasuk dalam beban bunga atas deposito berjangka, tabungan dan giro adalah beban
berdasarkan prinsip syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing sebesar Rp2.438.112 dan Rp2.451.302.
Termasuk dalam beban bunga dan beban syariah di atas adalah beban bunga dari transaksi dengan
pihak-pihak berelasi terkait beban bunga atas pinjaman yang diterima untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp3.759 dan Rp59.292
(Catatan 55).
180
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
181
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Obligasi pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 21.219 45.220
Tersedia untuk dijual 219.357 116.463
275.499 234.463
2015 2014
Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak 6.890.207 6.100.140
Tunjangan Hari Raya (THR), cuti dan beban terkait lainnya 1.192.666 1.206.130
Kesejahteraan pegawai 945.705 904.372
Pendidikan dan pelatihan 557.580 463.904
Penyisihan cadangan uang penghargaan pegawai 491.225 293.932
Penyisihan cadangan tantiem 226.952 152.273
Bonus dan lainnya 2.072.320 1.727.280
12.376.655 10.848.031
Jumlah gaji dan tunjangan, bonus dan tantiem, imbalan kerja jangka panjang Dewan Komisaris,
Direksi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, Dewan Pengawas Syariah, serta Senior
Executive Vice President dan Senior Vice President masing-masing sebesar Rp857.365 dan
Rp717.073 (Catatan 55) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
dengan rincian sebagai berikut:
Imbalan
Gaji dan Bonus dan kerja jangka
tunjangan tantiem panjang Jumlah
182
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Imbalan
Gaji dan Bonus dan kerja jangka
tunjangan tantiem panjang Jumlah
*) Terhitung sejak tanggal 9 Januari 2014, Executive Vice President berubah menjadi Senior Executive Vice President sebagaimana tertuang
dalam SK Direksi No.KEP. DIR/12/2014.
2015 2014
Beban jasa profesional 2.750.772 2.380.440
Sewa 1.627.002 1.291.413
Penyusutan aset tetap (Catatan 18) 1.187.795 938.547
Barang/jasa pihak ketiga lainnya 1.186.835 1.116.362
Komunikasi 1.025.079 918.280
Perbaikan dan pemeliharaan 1.039.401 973.698
Promosi 982.701 986.272
Alat tulis kantor 518.344 488.373
Listrik, air dan gas 527.356 512.952
Transportasi 365.134 339.631
Amortisasi aset tidak berwujud 302.590 217.254
Beban perjalanan dinas 187.991 247.239
Beban premi asuransi 66.899 70.404
Lain-lain 1.031.952 967.445
12.799.851 11.448.310
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, beban promosi termasuk
beban hadiah undian dana pihak ketiga masing-masing sebesar Rp68.648 dan Rp48.145.
Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa
Tunjangan Hari Raya (THR), fasilitas kesehatan, uang duka dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas
jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja
pegawai dan Bank dan manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan yang berlaku.
183
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dana pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
sebagai berikut:
a. Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK - PPIP) atau disebut
Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dibentuk tanggal 1 Agustus 1999. Peraturan untuk DPBM
telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999, serta Keputusan Direksi Bank
Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999 dan telah diubah berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal 22 Juli 2005
dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal
27 September 2005 serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal
28 Juni 2005.
Bank Mandiri dan para pegawainya masing-masing membayar sebanyak 10,00% dan 5,00% dari
Base Pension Plan Employee Income.
Direksi dan Dewan Pengawas DPBM adalah pegawai aktif Bank Mandiri. DPBM
menginvestasikan beberapa sumber keuangannya pada deposito berjangka dan deposito on-call
Bank Mandiri. Saldo deposito berjangka dan deposito on-call tersebut pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp198.800 dan Rp374.090. Tingkat suku
bunga atas deposito tersebut adalah sama dengan suku bunga atas deposito berjangka pihak
ketiga.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank telah membayar
iuran pensiun masing-masing sebesar Rp331.278 dan Rp290.647.
b. Empat Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) berasal dari
masing-masing Dana Pensiun Bank Peserta Penggabungan, yaitu Dana Pensiun Bank Mandiri
Satu atau DPBMS (BBD), DPBMD (BDN), DPBMT (Bank Exim) dan DPBME (Bapindo). Peserta
program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan masa
kerja tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank, bekas
karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana pensiun lain)
dan pensiunan.
Peraturan untuk masing-masing dana pensiun tersebut telah disahkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia masing-masing No. KEP-394/KM.017/1999, No. KEP-
395/KM.017/1999, No. KEP-396/KM.017/1999 dan No. KEP-397/KM.017/1999 semuanya
tertanggal 15 November 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham No. S-923/M-
MBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian manfaat pensiun
dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Dana
Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan dengan Surat
Keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP DPBMS,
No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP DPBMD, No. KEP/117/KM.6/2003 untuk PDP DPBMT dan
No. KEP/118/KM.6/2003 untuk DPBME semuanya tertanggal 31 Maret 2003.
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-144/
KM.10/2007 (DPBMS); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBMD); No. KEP-146/KM.10/2007
(DPBMT) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBME) semuanya tertanggal 20 Juli 2007.
184
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Mei 2010, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-441/KM.10/2010
tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMS); No. KEP-442/KM.10/2010 tanggal10 Agustus 2010
(DPBMD); No. KEP-443/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMT) dan No. KEP-
444/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 23 Mei 2011, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-588/KM.10/2011
tanggal 20 Juli 2011 (DPBMS); No. Kep-589/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMD);
No. KEP-590/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMT) dan No. KEP-591/KM.10/2011 tanggal
20 Juli 2011 (DPBME).
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 2 April 2013, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melalui surat Keputusan
No. KEP-349/NB.1/2013 tanggal 14 Juni 2013 (DPBMS); No. KEP-350/NB.1/2013 tanggal
14 Juni 2013 (DPBMD); No. KEP-351/NB.1/2013 tanggal 14 Juni 2013 (DPBMT); No:KEP-
352/NB.1/2013 tanggal 14 Juni 2013 (DPBME).
Pada RUPS tersebut juga diputuskan pemberian manfaat lain serta pendelegasian wewenang
kepada Dewan Komisaris untuk memutuskan kenaikan manfaat pensiun dan manfaat lain
sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu setelah kenaikan manfaat pensiun atau
pemberian manfaat lain, Rasio Kecukupan Dana (RKD), DPBMS, DPBMD, DPBMT dan DPBME
minimal 115%.
Berdasarkan persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 2 Juli 2014, Bank
Mandiri memberikan manfaat lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan
memberikan manfaat pensiun lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing
dan telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melalui surat
Keputusan No. KEP-1773/NB.1/2014 tanggal 17 Juli 2014 (DPBMS); No. KEP-1774/NB.1/2014
tanggal 17 Juli 2014 (DPBMD); No. KEP-1775/NB.1/2014 tanggal 17 Juli 2014 (DPBMT);
No:KEP-1776/NB.1/2014 tanggal 17 Juli 2014 (DPBME).
Berdasaran persetujuan Rapat Dewan Komisaris Bank Mandiri tanggal 3 Juni 2015, Bank
Mandiri memberikan manfaat lain kepada masing-masing Dana Pensiun. Keputusan untuk
memberikan manfaat lain ini dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan
telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan melalui Surat
Keputusan No. KEP-525/NB.1/2015 tanggal 29 Juni 2015 (DPBMS); No. KEP-526/NB.1/2015
tanggal 29 Juni 2015 (DPBMD); No. KEP-527/NB.1/2015 tanggal 29 Juni 2015 (DPBMT); dan
No. KEP-528/NB.1/2015 tanggal 29 Juni 2015 (DPBME).
185
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun
(2014: 8,50%) (2014: 8,50%) (2014: 8,50%) (2014: 8,50%)
Tingkat pengembalian aset dana 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun 9,50% per tahun
pensiun yang diharapkan (2014: 9,50%) (2014: 9,00%) (2014: 8,50%) (2014: 9,00%)
Masa kerja yang Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999
digunakan
Penghasilan Dasar Pensiun Gaji bulan terakhir per Gaji bulan terakhir per Gaji bulan terakhir per Gaji bulan terakhir per
(PhDP) yang digunakan 31 Juli 1999 yang telah 31 Juli 1999 yang telah 31 Juli 1999 yang telah 31 Juli 1999 yang telah
disesuaikan kembali disesuaikan kembali disesuaikan kembali disesuaikan kembali
pada tanggal 1 Januari pada tanggal 1 Januari pada tanggal 1 Januari pada tanggal 1 Januari
2003 2003 2003 2003
Tabel tingkat kematian 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014:
Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita
Indonesia 2011 (TMI Indonesia 2011 (TMI Indonesia 2011 (TMI Indonesia 2011 (TMI
III) untuk karyawan III) untuk karyawan III) untuk karyawan III) untuk karyawan dan
dan bekas karyawan dan bekas karyawan dan bekas karyawan bekas karyawan dan
dan Group Annuity dan Group Annuity dan Group Annuity Group Annuity Mortality
Mortality 1983 (GAM Mortality 1983 (GAM Mortality 1983 (GAM 1983 (GAM 83) untuk
83) untuk pensiunan 83) untuk pensiunan 83) untuk pensiunan pensiunan
Tingkat pengunduran diri 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014:
5,00% untuk pegawai 5,00% untuk pegawai 5,00% untuk pegawai 5,00% untuk pegawai
dengan usia sampai dengan usia sampai dengan usia sampai dengan usia sampai
dengan 25 tahun dan dengan 25 tahun dan dengan 25 tahun dan dengan 25 tahun dan
menurun secara linear menurun secara linear menurun secara linear menurun secara linear
hingga 0,167% setiap hingga 0,167% setiap hingga 0,167% setiap hingga 0,167% setiap
tahun sampai dengan tahun sampai dengan tahun sampai dengan tahun sampai dengan
0% pada usia 55 tahun 0% pada usia 55 tahun 0% pada usia 55 tahun 0% pada usia 55 tahun
Tingkat kecacatan 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014:
10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat 10,00% dari tingkat
mortalita mortalita mortalita mortalita
Metode aktuaria Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit
Usia pensiun normal 48 tahun sampai 56 tahun untuk semua 56 tahun untuk semua 56 tahun untuk semua
dengan 56 tahun strata strata strata
disesuaikan
berdasarkan strata
Jumlah maksimum manfaat pasti 80,00% dari PhDP 75,00% dari PhDP 62,50% dari PhDP 75,00% dari PhDP
Tarif pajak rata-rata 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014: 2015 dan 2014:
3,00% dari imbalan 3,00% dari imbalan 3,00% dari imbalan 3,00% dari imbalan
186
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Estimasi nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember
2015 berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:
Estimasi nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember
2014 berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut:
Komposisi aset program dari masing-masing dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 terdiri dari:
31 Desember 2015
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME
Deposito 21% 23% 10% 10%
Obligasi 38% 50% 35% 37%
Penempatan langsung 7% 15% 28% 15%
Tanah dan bangunan 19% 4% 20% 10%
Saham 7% 2% - 2%
Surat Berharga Negara 3% 4% 6% 11%
Lain-lain 5% 2% 1% 15%
187
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME
Deposito 38% 31% 11% 26%
Obligasi 28% 42% 36% 34%
Penempatan langsung 5% 14% 21% 13%
Tanah dan bangunan 15% 4% 26% 7%
Saham 8% 4% - 1%
Surat berharga negara - 4% 4% 5%
Lain-lain 6% 1% 2% 14%
Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK No. 24 dengan mengakui
cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014, Bank Mandiri mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
berdasarkan UU No. 13/2003 sejumlah Rp2.411.613 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon
atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan
aktuarial) dan Rp2.234.193 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah
berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan
perkiraan biaya uang penghargaan pegawai sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen (Catatan 34).
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 dihitung
berdasarkan perhitungan hak masa kerja pegawai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan
2014 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo
tanggal 5 Januari 2016 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan laporan aktuaria
independen PT Milliman Indonesia tanggal 17 Januari 2015 untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2014. Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Jumlah yang diakui pada laporan posisi keuangan ditentukan berdasarkan laporan aktuaria
independen sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
Mutasi nilai kini kewajiban pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain berdasarkan laporan
aktuaria independen adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
2015 2014
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut:
Bank Mandiri
Cadangan atas tunjangan masa kerja
pegawai awal tahun 1.906.872 1.716.408
Biaya selama tahun berjalan 432.871 285.333
Pembayaran manfaat (69.315) (94.869)
Penyesuaian (3.152) -
Keuntungan aktuarial yang diakui pada penghasilan
komprehensif lain (290.552) -
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
(Bank Mandiri) 1.976.724 1.906.872
Entitas Anak
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai 426.649 319.081
Total cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai 2.403.373*) 2.225.953*)
*) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah tersebut tidak termasuk pesangon atas pegawai yang telah berhenti tetapi belum
dibayarkan sebesar Rp8.240 yang telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial.
189
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai kini liabilitas yang didanai, nilai wajar aset program dan surplus pada program untuk lima tahun
terakhir yaitu (Bank Mandiri saja):
Nilai kini kewajiban imbalan pasti 1.976.724 1.924.202 1.597.813 1.757.767 1.547.952
Nilai wajar aset program - - - - -
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program 62.579 95.820 24.497 93.991 127.820
Rekonsiliasi PVDBO:
31 Desember 2015
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
31 Desember 2014
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
190
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Nilai wajar aset program pada awal tahun 1.566.369 1.894.023 806.043 559.406
Pembayaran imbalan dari aset program (161.482 ) (178.782) (73.142) (46.806 )
Pendapatan bunga atas aset program 127.382 155.080 66.179 46.055
Hasil aset program (tidak termasuk
pendapatan bunga) (15.714 ) (49.904) 18.182 19.554
Nilai wajar aset program pada akhir tahun 1.516.555 1.820.417 817.262 578.209
31 Desember 2014
Nilai wajar aset program pada awal tahun 1.540.476 1.770.137 816.426 551.037
Pembayaran imbalan dari aset program (160.688 ) (175.925 ) (73.935 ) (48.516 )
Pendapatan bunga atas aset program 138.712 151.396 66.254 47.410
Hasil aset program (tidak termasuk
pendapatan bunga) 47.869 148.415 (2.702 ) 9.475
Nilai wajar aset program pada akhir tahun 1.566.369 1.894.023 806.043 559.406
31 Desember 2015
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
Akumulasi keuntungan/(kerugian)
aktuarial awal tahun - - - - -
Keuntungan aktuarial tahun berjalan 7.087 5.913 3.454 1.290 290.552
Akumulasi keuntungan
aktuarial akhir tahun 7.087 5.913 3.454 1.290 290.552
Jatuh tempo liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
UUK
DPBMS DPBMD DPBMT DPBME No. 13/2003
191
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Entitas
Anak telah dihitung oleh aktuaria independen sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen sebagai berikut:
Tanggal laporan aktuaria
Aktuaria
Nama Entitas Anak independen 2015 2014
PT Dayamandiri
PT Bank Syariah Mandiri Dharmakonsilindo 23 Desember 2015 18 Desember 2014
PT Dayamandiri
PT Mandiri Sekuritas Dharmakonsilindo 11 Januari 2016 9 Januari 2015
PT Jasa Aktuaris
PT Bank Mandiri Taspen Pos Praptasentosa
(dahulu PT Bank Sinar Harapan Bali) Guna Jasa 4 Januari 2016 4 Januari 2016*)
PT Dayamandiri
Dharmakonsilindo
(2014: PT Ricky
PT Mandiri Tunas Finance Leonard Jasatama) 14 Januari 2016 15 Januari 2015
PT Dayamandiri
PT AXA Mandiri Financial Services Dharmakonsilindo 7 Januari 2016 5 Januari 2015
PT Dayamandiri
PT Mandiri AXA General Insurance Dharmakonsilindo 7 Januari 2016 3 Januari 2015
PT Sigma
PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia Prima Solusindo 31 Desember 2015 9 Januari 2015
PT Kompujasa
PT Mandiri Utama Finance Aktuaria 31 Desember 2015 -
*) Telah dilakukan perhitungan kembali biaya imbalan kerja PT Bank Mandiri Taspen Pos untuk tanggal 31 Desember 2014.
2015 2014
2015 2014
Pendapatan sewa gedung 14.848 10.235
Laba atas penjualan aset tetap 228 4.122
Denda (6.413) (10.904)
Pendapatan atas transaksi KSO 29.266 15.597
Lain-lain - bersih (7.471) 10.859
30.458 29.909
192
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun-akun di bawah ini merupakan akun yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian
ekstra-komtabel (off balance sheet):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
KOMITMEN
Liabilitas komitmen:
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan*)
Pihak berelasi (20.811.629) (26.730.367)
Pihak ketiga (84.527.024) (66.675.601)
(105.338.653) (93.405.968)
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih
berjalan (Catatan 31):
Pihak berelasi (5.107.643) (8.325.989)
Pihak ketiga (5.816.945) (6.842.125)
(10.924.588) (15.168.114)
Liabilitas komitmen - bersih (116.263.241) (108.574.082)
KONTINJENSI
Tagihan kontinjensi:
Garansi yang diterima dari bank lain 20.021.563 18.764.479
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 9.466.919 8.567.219
Lain-lain 32.729 32.729
29.521.211 27.364.427
Liabilitas kontinjensi:
Garansi yang diberikan dalam bentuk:
Bank garansi (Catatan 31):
Pihak berelasi (23.280.899) (17.401.095)
Pihak ketiga (51.230.192) (43.811.806)
(74.511.091) (61.212.901)
Standby letters of credit (Catatan 31)
Pihak berelasi (6.560.416) (6.510.384)
Pihak ketiga (6.175.309) (5.379.066)
(12.735.725) (11.889.450)
Lain-lain (432.992) (377.195)
Jumlah (87.679.808) (73.479.546)
Liabilitas kontinjensi - bersih (58.158.597) (46.115.119)
(174.421.838) (154.689.201)
*) Termasuk fasilitas kredit committed dan uncommitted yang belum digunakan.
Nilai wajar dari transaksi berjangka dan swap pertukaran mata uang asing disajikan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian sebagai tagihan/liabilitas derivatif (Catatan 11).
193
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Spot - Beli Spot - Jual
Mata uang asal Setara Mata uang asal Setara
Mata uang asal (nilai penuh) Rupiah (nilai penuh) Rupiah
1.515.629 2.388.846
Rincian transaksi pembelian dan penjualan tunai (spot) mata uang asing (Bank Mandiri saja) pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2014
Spot - Beli Spot - Jual
1.160.813 1.289.562
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut:
194
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain adalah giro pada bank lain, penyertaan
saham, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman subordinasi, kredit yang diberikan, simpanan
nasabah dan bank garansi.
195
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
196
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
197
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
198
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
199
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
200
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
201
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut (lanjutan):
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi entitas pemerintah antara lain adalah giro pada
bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah, tagihan lainnya - transaksi
perdagangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan
akseptasi, liabilitas derivatif, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, interbank call money,
liabilitas akseptasi, liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, efek-efek yang
diterbitkan, pinjaman yang diterima, pinjaman subordinasi, fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan, bank garansi, letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan
dan standby letters of credit.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Grup juga melakukan transaksi pembelian atau
penggunaan jasa seperti biaya telekomunikasi, biaya listrik dan biaya lainnya dengan pihak-pihak
berelasi entitas pemerintah.
202
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah (Catatan 21a) 38.252.185 19.751.219
Tabungan/tabungan wadiah (Catatan 22a) 1.342.075 121.683
Deposito berjangka (Catatan 23a) 37.257.210 33.459.942
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan (Catatan 24a) 70.176 25.569
Inter-bank call money (Catatan 25a) 600.000 -
Liabilitas derivatif (Catatan 11) 3.095 8.679
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali (Catatan 28) 467.123 -
Liabilitas akseptasi (Catatan 29a) 606.737 1.366.249
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Liabilitas (lanjutan)
Efek-efek yang diterbitkan (Catatan 30) 587.750 437.000
Pinjaman yang diterima (Catatan 36) 25.178 252.149
Pinjaman subordinasi (Catatan 37) 1.687.800 1.909.800
Jumlah liabilitas kepada pihak-pihak berelasi 80.899.329 57.332.290
Jumlah liabilitas konsolidasian 736.198.705 697.019.624
Persentase jumlah liabilitas kepada pihak - pihak berelasi
terhadap jumlah liabilitas konsolidasian 10,99% 8,23%
*) Disajikan bruto sebelum diskonto yang belum diamortisasi dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari (penurunan)/kenaikan nilai
efek-efek.
Grup telah menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk
pengambilan keputusan operasional (lihat Catatan 2ak).
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2015:
205
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen per 31 Desember
2014:
Korporasi : termasuk kredit yang diberikan, simpanan nasabah dan
transaksi-transaksi lainnya milik nasabah korporasi.
Komersial dan Bisnis : termasuk kredit yang diberikan dengan skala kecil hingga
menengah, simpanan nasabah dan transaksi-transaksi lainnya
milik nasabah komersial dan business banking.
Mikro dan Ritel : termasuk kredit yang diberikan kepada individu dengan skala
mikro, produk dan jasa lainnya kepada nasabah individu seperti
dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan transaksi-
transaksi lainnya milik nasabah ritel.
Konsumer : merupakan kredit pembiayaan konsumsi termasuk kredit
kepemilikan rumah, kartu kredit dan transaksi-transaksi lainnya
milik nasabah konsumer.
Treasury, Financial : segmen treasury terkait dengan kegiatan treasury Bank
Institution dan Special termasuk transaksi valuta asing, money market dan fixed
Assets Management (SAM) income. Segmen financial institution termasuk antara lain bisnis
perbankan internasional, pasar modal dan supervisi cabang luar
negeri. SAM terkait dengan pengelolaan kredit bermasalah dan
penyelesaian agunan yang diambil alih dan terbengkalai.
Institutional Banking : fokus menangani simpanan dan transaksi-transaksi lainnya
dengan lembaga pemerintah selain yang telah ditangani oleh
segmen lainnya.
Kantor pusat : terutama mengelola aset dan liabilitas Grup selain yang telah
dikelola oleh segmen operasi lainnya termasuk menerima
alokasi biaya atas penyediaan jasa servis secara sentralisasi
kepada segmen lainnya serta pendapatan/biaya yang tidak
teralokasi ke pelaporan segmen lainnya.
Entitas Anak - Syariah : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang perbankan syariah.
Entitas Anak - Asuransi : seluruh transaksi yang dilakukan oleh Entitas Anak yang
bergerak di bidang asuransi jiwa dan asuransi kerugian.
Entitas Anak - selain Syariah : seluruh transaksi Entitas Anak yang bergerak di bidang
dan asuransi pembiayaan konsumen, layanan remittance, sekuritas dan
perbankan.
206
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015*)
Entitas
Anak -
Entitas Entitas selain Penye-
Mikro dan Konsumer/ Treasury & Kantor Anak - Anak - asuransi suaian dan
Keterangan Korporasi Komersial Bisnis Individual Markets Pusat Syariah asuransi dan Syariah Eliminasi***) Total
Total 1.630.213 1.164.406 2.067.761 6.290.760 3.678.886 2.927.451 938.018 332.818 995.371 (1.647.006) 18.378.678
Pembalikan/(pembentukan)
Cadangan kerugian
penurunan nilai aset
keuangan dan lainnya (417.617) (3.299.185) (3.692.115) (1.765.019) (107.010) (1.423.487)****) (1.046.506) - (317.315) 25.725 (12.042.529)
Total (673.885) (471.002) (3.086.887) (2.070.592) (551.185) (15.992.725) (3.052.982) (2.149.149) (1.303.929) 597.793 (28.754.543)
Pendapatan/(beban)
bukan-operasional lainnya - - 1 - 872 55.397 13.804 (15.363) (24.253) - 30.458
Laba bersih 7.897.066 4.437.427 7.211.501 14.115.586 6.645.935 (15.425.032) 289.576 1.440.769 341.114 (5.801.544) 21.152.398
Giro/giro wadiah (86.552.341) (38.120.057) (37.191.011) (2.350.335) (2.191.203) - (5.818.708) - (57.625) 126.792 (172.154.488)
Tabungan/tabungan wadiah (4.800.091) (8.560.670) (82.972.451) (149.938.295) (53.203) - (2.239.241) - (387.688) - (248.951.639)
Deposito berjangka (62.797.703) (16.949.213) (22.866.116) (94.694.842) (3.123.398) - - - (1.413.398) 618.466 (201.226.204)
Total simpanan nasabah (154.150.135) (63.629.940) (143.029.578) (246.983.472) (5.367.804) - (8.057.949) - (1.858.711) 745.258 (622.332.331)
Total liabilitas (154.562.581) (64.091.793) (144.237.479) (247.506.844) (14.214.393) (71.192.057) (10.383.106) (22.618.375) (12.534.868) 5.142.791 (736.198.705)
207
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Entitas
Treasury, Anak Penye-
Financial Entitas Entitas selain suaian dan
Komersial Mikro dan Institution Institutional Kantor Anak - Anak - asuransi Eliminasi**)
Keterangan Korporasi dan Bisnis Ritel Konsumer dan SAM Banking 1 Pusat Syariah asuransi dan Syariah Total
Total 894.550 1.579.640 5.487.195 1.580.965 4.234.562 172.259 (282.800) 1.001.566 354.494 877.076 (1.211.692) 14.687.815
(Penyisihan)/pembalikan
Cadangan kerugian penurunan
nilai aset keuangan
dan lainnya 406.107 (1.661.263) (1.455.667) (992.256) 578.592 (2.648) (1.121.120)***) (1.004.044) - (254.668) (22.369) (5.529.336)
Total (602.465) (1.260.635) (8.625.580) (1.013.970) (576.092) (218.618) (7.828.147) (2.996.661) (1.826.193) (1.080.209) 654.219 (25.374.351)
Pendapatan bukan
operasional - bersih 1.305 - 894 (208) (49.373) - 70.743 13.673 2.606 (9.731) - 29.909
Beban pajak - - - - - - (4.757.501) (38.015) (433.407) (124.309) - (5.353.232)
Laba bersih 5.575.974 5.721.995 12.842.821 2.493.774 6.992.556 1.826.770 (10.967.558) 71.778 1.382.762 351.757 (5.637.846) 20.654.783
Giro/giro wadiah (40.275.004) (13.223.418) (50.425.065) - (1.302.746) (17.816.423) - (5.186.571) - (101.224) 276.893 (128.053.558)
Tabungan/tabungan wadiah (555.122) (3.344.503) (224.423.863) - (30.200) (1.100.923) - (1.700.819) - (305.826) - (231.461.256)
Deposito berjangka (38.788.889) (7.473.932) (128.055.156) - (6.780.056) (42.730.501) - - - (727.682) 622.119 (223.934.097)
Total simpanan nasabah (79.619.015) (24.041.853) (402.904.084) - (8.113.002) (61.647.847) - (6.887.390) - (1.134.732) 899.012 (583.448.911)
Total liabilitas (87.903.489) (27.494.162) (406.253.339) (838.056) (20.980.313) (61.656.991) (54.581.314) (8.829.956) (22.606.318) (11.770.972) 5.895.286 (697.019.624)
208
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen geografis
Operasional utama Grup dikelola di wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Hong Kong, Timor Leste,
Shanghai, Malaysia), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman Islands. Informasi yang berkaitan dengan
segmen berdasarkan geografis dari Grup disajikan dalam tabel di bawah ini:
Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015:
Cayman
Indonesia Asia Eropa Barat Islands Konsolidasian
209
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014:
Cayman
Indonesia Asia Eropa Barat Islands Konsolidasian
Pendapatan bunga dan Syariah - bersih 38.548.785 342.475 34.374 206.790 39.132.424
Pendapatan premi - bersih 2.680.570 - - - 2.680.570
Pendapatan bunga dan Syariah
dan premi - bersih 41.229.355 342.475 34.374 206.790 41.812.994
210
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kebijakan permodalan Bank Mandiri adalah secara prudent melakukan diversifikasi sumber permodalan
untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien pada
segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang optimal, termasuk
penempatan dan penyertaan pada entitas anak dalam rangka memenuhi ekspektasi stakeholder
termasuk investor dan regulator.
Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk
risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan pendekatan
Standar (Standardised Approach). Saat ini Bank sedang melakukan pengembangan perhitungan
kebutuhan permodalan untuk risiko kredit dengan pendekatan advance baik regulatory (IRBA) maupun
pendekatan Economic Capital. Pendekatan Economic Capital dikembangkan untuk risiko kredit dan
risiko operasional. Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar, sedangkan secara internal
Bank telah menggunakan Value at Risk sebagai Model Internal. Untuk risiko operasional, Bank
mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach) dan sudah mensimulasikan
Pendekatan Standar (Standardised Approach) sesuai Basel II.
Dalam penerapan SE BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal perhitungan ATMR risiko
kredit menggunakan pendekatan standar, hasil perhitungan ATMR Bank menunjukkan ATMR risiko
kredit untuk posisi 31 Desember 2015 sebesar Rp497.912.789. Posisi ATMR risiko pasar dengan
pendekatan standar dan ATMR risiko operasional dengan pendekatan Basic Indicator Approach
menunjukan angka masing-masing sebesar Rp805.426 dan Rp78.627.774.
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) per 31 Desember 2015 dihitung sesuai
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum sementara Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) per 31 Desember
2014 dihitung sesuai PBI No. 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum. Rasio Kecukupan Modal (Bank Mandiri saja) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Modal:
Modal inti*) 93.252.808 79.052.150
Modal pelengkap 14.135.338 6.427.547
*) Tidak termasuk pengaruh beban pajak tangguhan sebesar Rp82.730 pada tanggal 31 Desember 2014 dan kerugian yang belum direalisasi atas
efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual (Bank Mandiri saja) sebesar Rp699.085 pada tanggal 31 Desember 2014. Pada
tanggal 30 April 2003, Bank Mandiri melakukan kuasi-reorganisasi dimana saldo rugi sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan
modal disetor/agio saham.
211
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif (termasuk Rekening Administratif)
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (Bank Mandiri saja) adalah masing-masing sebesar
1,54% dan 1,13%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 12.A.d.
Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk oleh Bank Mandiri pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai
aset produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing sebesar 122,80% dan 122,55%.
Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 6,08% dan 6,89%.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak
melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimun
Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal
5 Oktober 2006.
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Kustodian sejak tahun 1995. Surat izin operasi telah
diperbaharui oleh Bapepam dan LK berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.01/PM/Kstd/1999
tertanggal 4 Oktober 1999. Kustodian Bank Mandiri merupakan bagian dari unit kerja International
Banking & Financial Institutions Group dimana jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
a. Penyelesaian transaksi (settlement) jual & beli efek dengan maupun tanpa warkat (scripless);
b. Penyimpanan (safekeeping) dan administrasi (administration) atas efek-efek maupun dokumen
berharga lainnya;
212
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pengurusan hak-hak nasabah atas kepemilikan efek-efek yang disimpan sampai dengan hak
tersebut efektif di rekening nasabah (corporate action);
d. Perwalian (proxy) pada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Obligasi;
e. Penyampaian laporan (reporting) dan informasi (information) yang terkait dengan efek-efek
dan/atau dokumen berharga milik nasabah yang disimpan dan diadministrasikan oleh kustodian
Bank Mandiri.
Untuk memenuhi kebutuhan investor dalam melakukan investasi pada berbagai instrumen efek-efek,
Kustodian Bank Mandiri memfasilitasinya dengan menyediakan beragam layanan:
a. Kustodian umum untuk melayani investor yang melakukan investasi pada instrumen pasar modal
maupun pasar uang di Indonesia;
b. Kustodian lokal untuk American Depository Receipts (ADR) dan Global Depository Receipts
(GDR) yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konversi dari saham perusahaan yang
terdaftar di bursa lokal dan luar negeri (dual/multi listing);
c. Sub-Registry untuk melayani investor yang melakukan transaksi dan investasi pada Surat Utang
Negara (SUN, baik Obligasi Negara maupun Surat Perbendaharaan Negara) serta Sertifikat Bank
Indonesia (SBI);
d. Kustodian mutual fund (reksadana) dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana) yang
diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi;
e. Kustodian Euroclear bagi nasabah yang akan melakukan investasi dan penyelesaian transaksi
efek-efek yang tercatat di Euroclear Operations Centre, Brussels. Kustodian Bank Mandiri
merupakan direct member dari Euroclear;
f. Kustodian Pinjam Meminjam Efek (securities lending & borrowing) bagi nasabah yang ingin
memaksimalkan hasil investasinya dengan meminjamkan efek-efeknya (saham) kepada
perusahaan sekuritas melalui perantara dan penjaminan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(PT KPEI);
g. Kustodian Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi
dimana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa.
h. Jasa Kustodian Efek Beragun Aset (EBA) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang
diterbitkan oleh manajer investasi dan bank kustodian dalam rangka transaksi sekuritisasi aset
yang dimiliki perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Kustodian Bank Mandiri memiliki 663 dan 608 nasabah
(tidak diaudit) yang terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, yayasan, perusahaan
sekuritas, reksa dana, institusi/badan hukum lain maupun perseorangan. Nilai portofolio berdasarkan
mata uang yang disimpan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp291.574.581,
USD1.115.451.120 (nilai penuh), EUR106.336 (nilai penuh) dan HKD153.500.000 (nilai penuh) dan
pada tanggal 31 Desember 2014 Rp261.185.495, USD846.795.769 (nilai penuh), EUR106.336 (nilai
penuh) dan HKD84.000.000 (nilai penuh) (tidak diaudit). Aset yang disimpan dalam kegiatan jasa
kustodian tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Bank Mandiri dan Entitas
Anak.
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Wali Amanat sejak tahun 1983. Surat ijin operasi untuk kegiatan
wali amanat telah diperbaharui dan didaftarkan kembali ke Bapepam dan LK berdasarkan Surat
Keputusan No. 17/STTD-WA/PM/1999 tertanggal 27 Oktober 1999. Jasa-jasa yang ditawarkan
adalah sebagai berikut:
213
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Jasa wali amanat & agen pemantau (trustee) untuk penerbitan obligasi & MTN
b. Jasa agen pengelola rekening penampungan (escrow agent)
c. Jasa agen pembayaran (paying agent)
d. Jasa penampungan dana IPO/Initial Public Offering (receiving bank)
e. Jasa agen penjaminan (security agent)
Pada tanggal 31 Desember 2015, Bank Mandiri selaku Wali Amanat mengelola 85 emisi Obligasi dan
MTN dengan nilai emisi berdasarkan mata uang sebesar Rp50.760.000 dan USD44.100.000 (nilai
penuh) dan pada tanggal 31 Desember 2014 mengelola 63 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai
emisi sebesar Rp41.227.000 dan USD9.900.000 (nilai penuh) (tidak diaudit).
Baik wali amanat maupun kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan
ISO 9001:2008.
Merupakan layanan penitipan dengan pengelolaan atas harta milik nasabah (settlor) berdasarkan
perjanjian tertulis antara Bank Mandiri sebagai trustee dan nasabah untuk kepentingan pihak yang
menerima manfaat (beneficiary).
Bank Mandiri telah mendapatkan ijin prinsip dan surat penegasan layanan trust berdasarkan Surat
Bank Indonesia No. 15/30/DPB1/PB1-1 tanggal 26 April 2013 dan No. 15/32/DPB1/PB1-1 tanggal
28 Agustus 2013.
Layanan Trust Bank Mandiri juga mengelola nasabah dari berbagai segmen, mencakup oil & gas
company, corporate dan commercial, juga nasabah non-profit organization untuk kegiatan
Pendistribusian Hasil Penjualan Gas, Jual-beli/Akuisisi perusahaan, penampungan untuk dana
bantuan luar negeri dan sebagainya.
Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut (tidak
diaudit):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Pemerintah:
Pertanian 415.740 518.548
Industri 14.543 91.200
Listrik, gas dan air - 6.970.950
Transportasi dan komunikasi - 1.371.414
Konstruksi - 32.149
Lain-lain - 52.848
430.283 9.037.109
214
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah
Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral
untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain: Asian
Development Bank, Banque Franais & Credit National, Barclays, BNP Paribas, BNP Paribas & CAI
Belgia, Calyon & BNP Paribas, CDC NES, Export Finance and Insurance Corporation (EFIC)
Australia, IDA, International Bank for Reconstruction and Development, Japan Bank for International
Cooperation, Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, Nederland Urban Sector Loan & De Nederlanse
Inveseringsbank voor Ontwikkelingslanden NV, Pemerintah Swiss, RDI - KI, Spanyol, U.B Denmark,
US Export Import Bank dan Overseas Economic Cooperation Fund. Namun berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan No. 40/PMK.05/2015 tanggal 06 Maret 2015 bahwa terhitung mulai tanggal
1 Oktober 2015 pengelolaan penatausahaan pinjaman luar negeri dilakukan oleh Kementerian
Keuangan, sehingga seluruh pinjaman luar negeri yang dikelola Bank penata usaha ditarik ke
Kementerian Keuangan.
Kredit penerusan tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena Bank Mandiri
dan Entitas Anak tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di
atas, Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada
Pemerintah pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan
dokumentasi kredit. Sebagai gantinya, Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan (banking fee)
yang berkisar antara 0,05% - 0,50% dari rata-rata saldo baki debet kredit selama satu tahun.
Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang
merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan
internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) sebagai salah
satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan
kebutuhan bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah (value added)
bagi Bank dan stakeholders.
ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya
pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank sehari-
hari. Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan
menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan
modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan
pengelolaan risiko secara konsolidasi dengan entitas anak secara bertahap untuk memaksimalkan
efektivitas pengawasan dan nilai perusahaan berdasarkan PBI No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003
tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, sebagaimana telah diubah
dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Kerangka ini tercantum dalam
Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II
Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai
kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap
tumbuh dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal
(identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
215
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pengawasan aktif dari Direksi dan Dewan Komisaris dan terhadap aktivitas manajemen risiko Bank
secara langsung maupun tidak langsung diimplementasikan melalui pembentukan komite di tingkat
Dewan Komisaris, yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi, Komite Remunerasi
dan Nominasi, dan Komite Audit. Adapun Executive Commitee dibawah supervisi Direksi terdiri atas
Asset & Liability Committee (ALCO), Risk Management Committee (RMC), Integrated Risk
Management Committee (IRC) Capital & Subsidiaries Committee (CSC), Wholesale Business
Committee (WBC), Retail Business Committee (RBC), Information Technology Committee (ITC),
Human Capital Policy Committee (HCPC), Policy & Procedure Committee (PPC) dan Credit Committee.
Dari 10 Executive Committee, ada 4 komite yang berkaitan langsung dengan pengelolaan manajemen
risiko yaitu RMC, IRC, ALCO dan PPC. RMC yaitu komite yang membahas dan merekomendasikan
kebijakan dan prosedur serta memantau profil risiko dan mengelola seluruh risiko perseroan. Integrated
IRC yaitu komite yang memberikan rekomendasi mengenai kebijakan manajemen risiko terintegrasi
termasuk penerapan manajemen risiko di entitas anak. Terbentuknya komite IRC ini Sebagai wujud
penerapan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 14/POJK.03/2014 tentang manajemen risiko
terintegrasi. IRC memiliki keanggotaan yang mencakup perwakilan dari entitas anak dan membahas
serta merekomendasikan mengenai kebijakan dan penerapan manajemen risiko terintegrasi. ALCO
adalah komite yang menjalankan fungsi penetapan strategi pengelolaan aset dan liabilitas Bank,
penetapan suku bunga dan likuiditas serta hal-hal lain yang terkait dengan pengelolaan aset dan
liabilitas Bank. PPC adalah komite yang membahas dan merekomendasikan
penyesuaian/penyempurnaan kebijakan dan menetapkan prosedur Bank.
Komite yang dibentuk di tingkat Dewan Komisaris yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola
Terintegrasi, dan Komite Audit, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan
evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat yang terkait dengan manajemen risiko ini dibagi menjadi 2
(dua) bagian besar, yaitu 1) credit approval sebagai bagian dari four-eye principle, yang ada di
Direktorat Wholesale Risk dan Direktorat Retail Risk dan 2) Independent Risk Management yang ada di
dalam Direktorat Risk Management and Compliance. Risk Management & Compliance dipimpin oleh
seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan sekaligus menjadi anggota dengan hak
suara (voting member) pada Risk Management Committee, Integrated Risk Management Committee,
dan Policy & Procedure Committee. Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen
Risiko yang berada di bawah Risk Management & Compliance. Direktorat Risk Management &
Compliance dibagi menjadi tiga grup, yaitu Credit Portfolio Risk Group yang berkaitan dengan risiko
kredit dan portofolio serta integrasi manajemen risiko melalui ERM, Market Risk Group dan Operational
Risk Group yang terkait dengan risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.
Direktorat Manajemen Risiko bersama-sama unit kerja terkait bertanggung jawab dalam
mengelola/mengkoordinasikan 8 jenis risiko yang dihadapi Bank, serta membahas dan mengusulkan
kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko.
Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan profil risiko secara triwulanan dan
laporan tingkat kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat
dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko entitas anak secara konsolidasi.
A. Risiko Kredit
Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara
ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan
kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk
memperoleh indikator Return On Risk Weighted Asset (RORWA) yang optimal.
216
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk mendukung hal tersebut, Bank secara periodik melakukan review dan penyempurnaan
terhadap kebijakan kredit secara umum, prosedur kredit per segmen bisnis dan tools risk
management. Pedoman kerja dimaksud memberikan petunjuk pengelolaan risiko kredit secara
lengkap, untuk mengidentifikasi risiko, mengukur serta mitigasi risiko dalam proses pemberian kredit
secara end to end mulai dari penentuan target market, analisa kredit, persetujuan, dokumentasi,
penarikan kredit, pemantauan/pengawasan, hingga proses penyelesaian kredit
bermasalah/restrukturisasi.
Untuk meningkatkan peran sosial dan kepedulian Bank terhadap risiko lingkungan serta sebagai
salah satu wujud penerapan prinsip tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance), Bank Mandiri telah menyusun Petunjuk Teknis Analisa Lingkungan Hidup
dan Sosial dalam Pemberian Kredit yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan analisa
lingkungan pada analisa pemberian kredit. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bank
Indonesia, dimana dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
diatur bahwa penilaian prospek usaha debitur dikaitkan pula dengan upaya debitur dalam
memelihara lingkungan hidup.
Secara prinsip, pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat
portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four-eye principle yaitu setiap pemutusan kredit
melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh
keputusan yang obyektif. Mekanisme four-eye principle dilakukan oleh Credit Committee sesuai limit
kewenangan dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite
Kredit. Executive Credit Officer sebagai anggota Credit Committee memiliki kompetensi,
kemampuan dan integritas yang tinggi sehingga proses pemberian kredit dilakukan secara obyektif,
komprehensif dan hati-hati. Untuk memonitor kinerja pemegang kewenangan dalam memutus kredit,
Bank telah mengembangkan monitoring database system pemegang kewenangan. Dengan sistem
ini Bank setiap saat dapat memantau jumlah maupun kualitas kredit yang telah diputus oleh
Pemegang Kewenangan, sehingga performance dari Executive Credit Officer dapat diketahui setiap
waktu.
Sebagai upaya memitigasi risiko kredit per debitur, Credit Committee menentukan struktur kredit
termasuk penentuan covenant yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi debitur, sehingga kredit
yang diberikan benar-benar efektif dan menguntungkan bagi debitur maupun Bank Mandiri.
Pedoman untuk menentukan struktur agunan dalam rangka kebijakan mitigasi risiko kredit telah
diatur secara rinci ke dalam SPK (Standar Prosedur Kredit) untuk masing-masing segmen. Jenis
agunan yang diterima Bank terdiri dari benda bergerak (antara lain agunan tunai, piutang dagang,
persediaan barang, mesin, dan surat berharga), benda tak bergerak (antara lain tanah, bangunan,
dan mesin), serta penjaminan (personal/corporate guarantee). Ketentuan coverage/kecukupan
agunan untuk tiap segmen ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Coverage
Segmen Jenis Agunan
Minimal*
Proyek yang dibiayai
Persediaan (inventory)
Piutang 100% - 150% dari
Wholesale
Fixed Asset limit kredit
Tanah atau Tanah&Bangunan
Agunan lain yang diterima oleh Bank
Fixed Asset
Persediaan (inventory)
100% - 200% dari
Retail Piutang
limit kredit
Tanah atau Tanah & Bangunan
Agunan lain yang diterima oleh Bank
*) Jumlah coverage agunan ditentukan berdasarkan jenis dan limit fasilitas kredit, jenis dan nilai agunan, serta evaluasi debitur.
217
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk menjamin fasilitas kredit, Bank mengutamakan agunan dalam bentuk aset tetap berupa tanah
atau tanah berikut bangunan. Nilai agunan yang digunakan Bank sebagai jaminan kredit adalah nilai
agunan yang dinilai oleh penilai internal (credit operation unit) dan penilai eksternal rekanan Bank
atau penilai eksternal bukan rekanan Bank yang telah ditunjuk pejabat pemegang kewenangan di
business unit/credit recovery unit.
Agunan dapat ditukar selama masih memenuhi aspek marketabilitas dan memenuhi kecukupan nilai
agunan. Jika terjadi gagal bayar oleh debitur, Bank akan melikuidasi agunan sebagai second way
out guna menjamin pelunasan hutang debitur.
Untuk mengidentifikasi serta mengukur tingkat risiko transaksional, sebagai bagian dari pelaksanaan
prudential banking, Bank menggunakan Credit Risk Tools antara lain Credit Rating dan Credit
Scoring Tools, spread sheet keuangan, Nota Analisa Kredit (NAK) yang comprehensive.
Rating dan Scoring system terdiri dari Bank Mandiri Rating System (BMRS), Small Medium
Enterprise Scoring System (SMESS), Micro Banking Scoring System (MBSS) serta Consumer
Scoring System (application, behaviour, collection dan anti-attrition).
BMRS yang telah dikembangkan oleh Bank terdiri dari Rating System untuk segmen Corporate &
Commercial, Rating System untuk segmen Wholesale SME, Rating System untuk Project Finance,
Rating System untuk Financial Institution - Bank, Rating System untuk Financial Institution - Non
Bank, yaitu multifinance dan Rating System untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Dengan Rating System untuk Financial Institution - Bank, Bank dapat melakukan identifikasi dan
pengukuran risiko Bank Counterparty yang dapat ditoleransi dalam memberikan fasilitas Credit Line.
Sebagai upaya perbaikan pengukuran tingkat risiko transaksional untuk Kantor Luar Negeri, saat ini
BMRS telah diimplementasikan di Kantor Luar Negeri.
Untuk menunjang pengembangan model Scoring dan Rating, Bank telah memiliki Pedoman
Penyusunan dan Pengembangan Model Credit Rating dan Credit Scoring, yang merupakan
pedoman lengkap bagi Bank dalam menyusun model credit rating dan credit scoring. Disamping hal
tersebut, guna memonitor performance model credit rating dan credit scoring, Bank melakukan
review atas hasil scoring dan hasil rating yang dilakukan oleh business unit. Selain itu Bank juga
telah memiliki pedoman penyusunan model probability of default (PD) yang dapat menunjang
penerapan internal rating based approach.
Sebagai upaya pemantauan kinerja rating and scoring yang dikelola dalam database, disusun
laporan credit scoring review dan rating review outlook yang diterbitkan secara triwulan dan
semesteran. Laporan tersebut memuat informasi mengenai performance scoring dan rating yang
disusun berdasarkan limit (Rp5.000 Rp15.000 untuk middle commercial dan di atas Rp15.000
untuk large commercial & corporate). Hal ini bermanfaat bagi business unit khususnya sebagai
acuan dalam menetapkan targeted customer dengan klasifikasi baik (perform), sehingga proses
ekspansi kredit lebih berkualitas.
Dalam rangka persiapan komponen AIRB, Bank mulai mengembangkan model rating sejalan
dengan pengembangan model PD, LGD, dan EAD untuk segmen berdasarkan Basel Asset Class
yaitu Corporate, Corporate SME, Project Finance, serta Basel II Risk Paramater untuk segmen
Retail. Selain itu untuk pengukuran economic capital untuk risiko kredit agar comply dengan Basel II,
Bank telah mengembangkan Long Term PD, melakukan review model internal untuk exposure at
default (EAD) and lost given default (LGD).
218
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada triwulan IV 2015, telah diselesaikan pengembangan model PD dan LGD di segmen Retail
untuk beberapa produk consumer loan dan credit card, serta model PD untuk segmen corporate,
corporate SME, dan project finance.
Model yang telah dikembangkan oleh Bank, divalidasi secara internal oleh Risk Model Validator,
yaitu unit yang independent dan terpisah dari unit pengembang model. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan nilai
PD dan peringkat (rating) debitur.
Selain credit rating dan scoring, tools lain yang digunakan oleh Bank yaitu loan monitoring system
yang digunakan untuk mengidentifikasi debitur-debitur yang berpotensi mengalami kesulitan
pembayaran kewajiban kredit. Bank melakukan deteksi dini dengan analisa watch list (early warning
analysis) terhadap seluruh kredit debitur corporate dan commercial dengan kolektibilitas 1 dan 2
yang dilakukan secara periodik setiap triwulan. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank
menetapkan account strategy dan action plan secara dini untuk mencegah terjadinya NPL.
Demikian pula untuk meningkatkan upaya monitoring yang lebih ketat terhadap debitur business
banking, telah diimplementasikan watch list business banking dengan metode individual untuk
debitur dengan limit di atas Rp2.000 dan metode portofolio untuk debitur dengan limit kredit
sampai dengan Rp2.000. Dengan deteksi dini debitur business banking melalui analisa watch list,
pengelolaan tingkat NPL debitur business banking menjadi semakin baik.
Pada tingkat portofolio, pengelolaan risiko dilakukan dengan pendekatan active portfolio
management yang secara proaktif memelihara diversifikasi portofolio pada tingkat optimal dengan
risk exposure yang berada pada risk appetite yang ditetapkan oleh Bank. Dalam pelaksanaannya
Bank menggunakan tools Portfolio Guideline (PG). PG terdiri dari tiga bagian yaitu industry
classification, industry acceptance criteria dan industry limit.
Industry Classification (IC) mengelompokkan sektor industri kedalam 3 kelompok berdasarkan
prospek industri dan risikonya. IC digunakan Bank dalam menetapkan target market industry. Tools
yang kedua adalah industry acceptance criteria (IAC) yang merupakan kriteria dasar (kualitatif dan
kuantitatif) yang menjadi key success factors pada suatu sektor industri tertentu. IAC digunakan
Bank dalam menetapkan targeted customer. Tools ketiga adalah industry limit (IL) yang menetapkan
batasan jumlah exposure maksimal yang dapat diberikan pada sektor industri tertentu.
PG secara mendasar mengubah konsep bisnis perkreditan dimana Bank secara proaktif
memprioritaskan industri-industri yang memberikan nilai tambah secara ekonomis dan menyeleksi
perusahaan atau individu terbaik pada masing-masing industri tersebut (winner players) yang
dijadikan targeted customer. Dengan proactive approach Bank telah berhasil menarik perusahaan
yang profitable dan bergerak di bidang industri yang prospektif. Proactive approach ini juga
menghindari terjadinya konsentrasi risiko pada suatu industri tertentu atau debitur tertentu karena
Bank secara aktif melakukan pembatasan eksposur melalui kebijakan limit (industry limit dan limit
debitur). Bank telah menerapkan sebuah limit management system solution yang terintegrasi untuk
mengawasi dan mengatur limit dan eksposur, untuk tingkat individual dan portofolio.
PG secara rutin di review dan dilakukan back testing sehingga senantiasa relevan dan up to date
serta memiliki predictive value pada tingkat yang dapat diterima. Saat ini Bank telah mereview
Industry Classification guna memastikan bahwa klasifikasi industri dari setiap sektor sesuai dengan
perkembangan terkini. Untuk mendukung penggunaan IC, Bank menyusun Analisa Portofolio
Industri untuk memberikan gambaran mengenai performance portofolio Bank pada suatu sektor
industri.
Selain itu, Bank menerbitkan portfolio outlook secara ad hoc dalam menghadapi perubahan kondisi
ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Penerbitan Portfolio
Outlook merupakan langkah antisipasi (early warning) sebelum perubahan kondisi ekonomi
dimaksud mempengaruhi kinerja portofolio kredit.
219
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
220
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Eksposur maksimum risiko kredit disajikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tanpa
memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan
posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut
(lanjutan):
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Piutang pembiayaan konsumen 7.907.449 5.893.135
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 598.359 766.524
Tagihan akseptasi 11.224.243 13.007.132
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 4.060.993 3.272.972
Piutang transaksi nasabah 762.373 1.698.106
Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit 477.159 636.502
Tagihan kepada pemegang polis 476.807 151.250
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima 99.610 261.870
Tagihan atas obligasi pemerintah yang diagunkan 592.668 592.614
840.016.109 793.786.661
*) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
**) TIdak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif setelah cadangan kerugian penurunan nilai
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Bank garansi yang diterbitkan 74.276.897 61.139.500
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan
(committed) 29.268.015 33.510.008
Standby letters of credit 12.710.551 11.886.608
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih
berjalan 10.800.349 15.100.555
127.055.812 121.636.671
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum aset keuangan atas risiko kredit bagi Bank
Mandiri dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tanpa memperhitungkan
agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat seperti yang diungkapkan pada
laporan keuangan konsolidasian.
221
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
a) Sektor geografis
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank Mandiri dan Entitas Anak pada nilai
bruto (tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung
kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014. Untuk tabel ini, Bank Mandiri dan Entitas Anak telah mengalokasikan eksposur area
berdasarkan wilayah geografis dimana kantor pencatatan transaksi dilakukan.
31 Desember 2015
Jawa&Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain****) Jumlah
222
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2014
Jawa&Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain***) Jumlah
*) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
**) TIdak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***) Lain-lain termasuk portofolio di daerah Papua dan cabang luar negeri.
223
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
31 Desember 2015
Jawa&Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain*) Jumlah
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 72.782.994 12.319 7.933 2.027 1.705.818 74.511.091
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 19.343.793 3.347.258 609.106 534.352 5.445.509 29.280.018
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 9.875.912 - - - 1.048.676 10.924.588
Standby letters of credit 12.542.046 - - - 193.679 12.735.725
31 Desember 2014
Jawa&Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lain-lain*) Jumlah
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 59.742.968 8.152 1.417 9.250 1.451.114 61.212.901
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 24.267.611 3.269.169 670.332 605.514 4.750.373 33.562.999
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 14.110.804 - - - 1.057.310 15.168.114
Standby letters of credit 11.715.440 - - - 174.010 11.889.450
b) Sektor industri
Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai bruto (tanpa
memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit lainnya),
yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
31 Desember 2015
Lembaga Jasa
keuangan dunia Lain-
Pemerintah bank Industri Pertanian usaha lain****) Jumlah
224
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
225
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
*) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
**) TIdak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
***) Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan, konstruksi, gas dan air, dan jasa sosial.
226
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2015
Lembaga Jasa
keuangan dunia
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha Lain-lain*) Bersih
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 60.479 25.208.943 20.293.915 74.293 504.200 28.369.261 74.511.091
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 1.183 11.710.408 - - 3.119.721 14.448.70629.280.018
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 242.004 9.489 2.946.205 7.614 1.014.908 6.704.36810.924.588
Standby letters of credit - - 453.874 27.570 556.348 11.697.933 12.735.725
`
31 Desember 2014
Lembaga Jasa
keuangan dunia
Pemerintah Bank Industri Pertanian usaha Lain-lain*) Bersih
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 35.650 22.765.829 12.783.651 114.381 291.390 25.222.000 61.212.901
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 4.544.091 4.015.754 6.168.228 1.080.620 4.334.146 13.420.160 33.562.999
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan - - 859 - - 15.167.255 15.168.114
Standby letters of credit - - 474.968 - 1.063.379 10.351.103 11.889.450
`
*) Lain-lain termasuk perdagangan, restoran dan hotel, tambang, pengangkutan, pergudangan, konstruksi, gas dan air, dan jasa sosial.
227
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi
atas:
31 Desember 2015
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Jumlah nilai Bersih
228
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan
diterima 4.060.993 - - 4.060.993 - 4.060.993
Piutang transaksi nasabah 680.863 - 214.365 895.228 (132.855) 762.373
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 477.159 - - 477.159 - 477.159
Tagihan kepada pemegang polis 476.807 - - 476.807 - 476.807
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 99.610 - - 99.610 - 99.610
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 592.668 - - 592.668 - 592.668
801.078.343 16.209.717 47.633.269 864.921.329 (24.905.220) 840.016.109
31 Desember 2014
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Jumlah nilai Bersih
Giro pada Bank Indonesia 50.598.840 - - 50.598.840 - 50.598.840
Giro pada bank lain 8.983.650 - 3.181 8.986.831 (3.364) 8.983.467
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 61.166.661 - 46.091 61.212.752 (95.147) 61.117.605
Efek-efek *)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi 208.782 - - 208.782 - 208.782
Tersedia untuk dijual 253.951 - - 253.951 - 253.951
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi 4.198.554 - - 4.198.554 - 4.198.554
Tersedia untuk dijual 12.879.298 - - 12.879.298 - 12.879.298
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.019.436 - 168.058 7.187.494 (156.718) 7.030.776
Diukur pada biaya perolehan 376.913 - 137.000 513.913 (145.061) 368.852
Obligasi pemerintah **)
Diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi 1.745.205 - - 1.745.205 - 1.745.205
Tersedia untuk dijual 61.187.145 - - 61.187.145 - 61.187.145
Dimiliki hingga jatuh tempo 21.195.694 - - 21.195.694 - 21.195.694
Diukur pada biaya perolehan 875.973 - - 875.973 - 875.973
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 8.581.064 6.689 4.650.214 13.237.967 (1.586.271)11.651.696
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 19.786.745 - - 19.786.745 (41.941) 19.744.804
Tagihan derivatif 71.044 - - 71.044 - 71.044
Kredit yang diberikan
Korporasi 167.338.622 - 10.835.745 178.174.367 (6.636.454) 171.537.913
Komersial dan business banking 184.394.981 4.069.244 6.580.546 195.044.771 (6.045.087) 188.999.684
Konsumer 59.052.537 4.185.154 1.467.904 64.705.595 (1.249.050) 63.456.545
Mikro dan retail 33.628.353 1.445.316 1.876.833 36.950.502 (2.007.344) 34.943.158
Syariah 41.529.215 3.050.357 3.647.010 48.226.582 (1.769.012) 46.457.570
Piutang pembiayaan konsumen 5.644.332 361.451 82.204 6.087.987 (194.852) 5.893.135
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 718.817 34.738 30.182 783.737 (17.213) 766.524
Tagihan akseptasi 12.756.849 - 357.210 13.114.059 (106.927) 13.007.132
229
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas
(lanjutan):
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan
diterima 3.272.972 - - 3.272.972 - 3.272.972
Piutang transaksi nasabah 1.697.068 - 67.134 1.764.202 (66.096) 1.698.106
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 636.502 - - 636.502 - 636.502
Tagihan kepada pemegang polis 151.250 - - 151.250 - 151.250
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 261.870 - - 261.870 - 261.870
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 592.614 - - 592.614 - 592.614
770.804.937 13.152.949 29.949.312 813.907.198 (20.120.537) 793.786.661
*) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
**) TIdak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, eksposur risiko kredit atas rekening administratif
terbagi atas:
31 Desember 2015
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Jumlah nilai Bersih
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 56.136.976 - 18.374.115 74.511.091 (234.194)74.276.897
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 27.163.025 - 2.116.993 29.280.018 (12.003)29.268.015
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 9.176.736 - 1.747.852 10.924.588 (124.239)10.800.349
Standby letters of credit 12.373.404 - 362.321 12.735.725 (25.174)12.710.551
104.850.141 - 22.601.281 127.451.422 (395.610)127.055.812
31 Desember 2014
Belum jatuh Telah jatuh
tempo atau tempo tetapi
tidak tidak Cadangan
mengalami mengalami Mengalami kerugian
penurunan penurunan penurunan penurunan
nilai nilai nilai Jumlah nilai Bersih
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 48.380.352 - 12.832.549 61.212.901 (73.401) 61.139.500
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 31.949.328 - 1.613.671 33.562.999 (52.991) 33.510.008
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 13.640.852 - 1.527.262 15.168.114 (67.559) 15.100.555
Standby letters of credit 11.421.217 - 468.233 11.889.450 (2.842) 11.886.608
105.391.749 - 16.441.715 121.833.464 (196.793) 121.636.671
230
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian kualitas kredit dari aset keuangan yang
belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai
berikut:
31 Desember 2015
Aset
Giro pada Bank Indonesia 56.314.316 - 56.314.316
Giro pada bank lain 10.152.445 - 10.152.445
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 37.341.522 - 37.341.522
Efek-efek **)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.451.095 - 1.451.095
Tersedia untuk dijual 898.756 - 898.756
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.998.275 - 1.998.275
Tersedia untuk dijual 16.399.729 - 16.399.729
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.095.395 51.650 7.147.045
Diukur pada biaya perolehan 582.714 - 582.714
Obligasi pemerintah ***)
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 1.583.907 - 1.583.907
Tersedia untuk dijual 74.153.603 - 74.153.603
Dimiliki hingga jatuh tempo 20.811.293 - 20.811.293
Diukur pada biaya perolehan 6.054.722 - 6.054.722
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan 6.285.110 4.016.964 10.302.074
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali 676.900 - 676.900
Tagihan derivatif 700.884 - 700.884
Kredit yang diberikan *)
Korporasi 166.005.176 23.569.178 189.574.354
Komersial 114.191.247 24.499.020 138.690.267
Konsumer/individual 65.093.942 2.873 65.096.815
Mikro dan business banking 95.018.115 530.098 95.548.213
Syariah 40.416.076 - 40.416.076
Piutang pembiayaan konsumen 7.540.389 - 7.540.389
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 568.663 - 568.663
Tagihan akseptasi 9.828.137 858.049 10.686.186
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima 4.060.993 - 4.060.993
Piutang transaksi nasabah 680.863 - 680.863
Tagihan terkait dengan transaksi
ATM dan kartu kredit 477.159 - 477.159
Tagihan kepada pemegang polis 476.807 - 476.807
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima 99.610 - 99.610
Tagihan atas obligasi pemerintah
yang diagunkan 592.668 - 592.668
231
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
31 Desember 2014
Aset
Giro pada Bank Indonesia 50.598.840 - 50.598.840
Giro pada bank lain 8.983.650 - 8.983.650
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 61.166.661 - 61.166.661
Efek-efek *)
Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 208.782 - 208.782
Tersedia untuk dijual 253.951 - 253.951
Non-pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 4.198.554 - 4.198.554
*) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
**) TIdak termasuk obligasi pemerintah yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
232
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian kualitas kredit dari rekening administratif yang
belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai
berikut:
31 Desember 2015
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 53.299.741 2.837.235 56.136.976
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 26.461.949 701.076 27.163.025
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 7.596.959 1.579.777 9.176.736
Standby letters of credit 11.299.998 1.073.406 12.373.404
98.658.647 6.191.494 104.850.141
31 Desember 2014
Rekening administratif
Bank garansi yang diterbitkan 46.577.539 1.802.813 48.380.352
Fasilitas kredit yang diberikan yang
belum digunakan (committed) 31.614.464 334.864 31.949.328
Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang masih berjalan 11.342.399 2.298.453 13.640.852
Standby letters of credit 10.734.006 687.211 11.421.217
Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo atau tidak
mengalami penurunan nilai adalah:
Bank Mandiri:
Terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan
pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh
temponya. Termasuk dalam jumlah tersebut adalah credit exposure atas efek-efek (wesel
ekspor), tagihan lainnya - transaksi perdagangan dan tagihan akseptasi dengan kolektibilitas
Bank Indonesia dua (dalam perhatian khusus) tanpa memiliki tunggakan per 31 Desember 2015
dan 2014.
Entitas Anak:
Merupakan aset keuangan yang pernah mengalami tunggakan sebelumnya, akan tetapi tidak
terdapat tunggakan per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
233
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Analisa umur aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Aset
Kredit yang diberikan*)
Korporasi 374.723 - - 374.723
Komersial 1.566.836 104.893 497.610 2.169.339
Konsumer/individual 4.514.899 768.711 596.996 5.880.606
Mikro dan business banking 2.583.048 1.244.111 1.219.758 5.046.917
Syariah 1.136.537 517.556 550.521 2.204.614
Piutang pembiayaan konsumen 310.565 127.665 62.851 501.081
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 26.858 4.757 822 32.437
*) Sesuai perubahan struktur organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang berlaku efektif awal tahun 2015.
31 Desember 2014
Aset
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 6.689 - - 6.689
Kredit yang diberikan
Komersial dan business banking 2.303.730 845.899 919.615 4.069.244
Konsumer 2.986.310 701.251 497.593 4.185.154
Mikro dan retail 643.855 427.955 373.506 1.445.316
Syariah 1.913.840 509.640 626.877 3.050.357
Piutang pembiayaan konsumen 246.687 83.539 31.225 361.451
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 31.098 2.492 1.148 34.738
234
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian kredit yang diberikan yang mengalami
penurunan nilai beserta cadangan kerugian penurunan nilainya berdasarkan kelas aset sebagai
berikut:
31 Desember 2015*)
Mikro dan
Konsumer/ business
Korporasi Komersial individual banking Syariah Jumlah
Mengalami penurunan nilai
(dievaluasi secara individual)
Nilai Bruto 9.806.982 15.503.775 - 210.078 4.902.33830.423.173
Cadangan kerugian penurunan
nilai (6.328.047) (6.345.936) - (95.310) (495.728) (13.265.021)
31 Desember 2014
Komersial
dan
business Mikro dan
Korporasi banking Konsumer retail Syariah Jumlah
*) Merupakan debitur restrukturisasi dan kredit bermasalah yang telah dievaluasi secara individual akan tetapi tidak dibutuhkan CKPN
sehingga kemudian dievaluasi secara kolektif.
235
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
Rupiah:
Bank Indonesia 5.909.168 - 5.909.168
Call money 1.210.000 - 1.210.000
Deposito berjangka 4.440.971 - 4.440.971
Tabungan 486 - 486
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
236
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai Jumlah
Rupiah:
Bank Indonesia 25.211.529 - 25.211.529
Call money 6.866.000 - 6.866.000
Deposito berjangka 3.773.340 - 3.773.340
Tabungan 1.055 - 1.055
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
(v) Efek-efek
31 Desember 2015
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai*) penurunan nilai**) Jumlah
Pemerintah
Rupiah:
Obligasi 1.437.312 - 1.437.312
Non-pemerintah
Rupiah:
Investasi pada unit reksadana 7.217.013 - 7.217.013
Sertifikat Bank Indonesia 2.593.947 2.593.947
Obligasi 5.472.909 87.000 5.559.909
Medium term notes 1.466.283 - 1.466.283
Obligasi syariah perusahaan 378.006 137.000 515.006
Negotiable certificate of deposit 609.097 - 609.097
Saham 27.609 - 27.609
Wesel ekspor 935.694 9.092 944.786
237
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
31 Desember 2014
Pemerintah
Rupiah:
Obligasi 208.782 - 208.782
Non-pemerintah
Rupiah:
Investasi pada unit reksadana 6.120.964 - 6.120.964
Sertifikat Bank Indonesia 5.159.650 - 5.159.650
Obligasi 4.656.797 86.960 4.743.757
Medium term notes 1.598.085 - 1.598.085
Obligasi syariah perusahaan 358.980 137.000 495.980
Negotiable certificate of deposit 361.690 - 361.690
Saham 175.974 - 175.974
Wesel ekspor 145.638 160 145.798
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
**) Tidak termasuk efek-efek yang merupakan investasi dari pemegang polis unit-link Entitas Anak yang tidak memiliki risiko kredit.
238
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Rupiah:
Usance L/C payable at sight 3.303.112 148.175 3.451.287
Lain-lain 3.333.830 2.604.266 5.938.096
Jumlah 6.636.942 2.752.441 9.389.383
31 Desember 2014
Rupiah:
Usance L/C payable at sight 943.156 52.451 995.607
Lain-lain 2.096.922 2.987.568 5.084.490
Jumlah 3.040.078 3.040.019 6.080.097
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia.
239
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
31 Desember 2014
31 Desember 2015
31 Desember 2014
240
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(ix) Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
31 Desember 2015
31 Desember 2014
31 Desember 2014
Tidak mengalami Mengalami
penurunan nilai penurunan nilai Jumlah
241
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah:
Bank garansi yang diterbitkan 23.113.143 13.964.682 37.077.825
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan (committed) 20.308.032 1.965.653 22.273.685
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan 1.645.272 781.650 2.426.922
Standby letters of credit 1.894.635 76.282 1.970.917
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
**) Termasuk saldo sebesar Rp59.065 yang merupakan klasifikasi dalam perhatian khusus sesuai PBI dan CKPN dihitung secara kolektif
sebesar Rp7.906.
31 Desember 2014
*) Termasuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
**) Termasuk saldo sebesar Rp105.585 yang merupakan klasifikasi dalam perhatian khusus sesuai PBI dan CKPN dihitung secara kolektif
sebesar Rp12.515.
242
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Risiko likuiditas adalah potensi kerugian yang timbul akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
liabilitas pada saat jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas
tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Likuiditas
Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty dan
komitmen kredit kepada debitur. Risiko likuiditas juga disebabkan oleh ketidakmampuan Bank untuk
menyediakan likuiditas dengan harga wajar yang akan berdampak kepada profitabilitas dan modal
Bank.
Untuk mengukur besarnya risiko likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain
adalah rasio Giro Wajib Minimum pada Bank Indonesia dan Kas, cadangan likuiditas, Loan to
Funding Ratio (LFR) dan ketergantungan terhadap pendanaan nasabah besar. Giro Wajib
Minimum (GWM) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo
rekening giro pada Bank Indonesia atau surat berharga yang besarnya ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pada tanggal 31 Desember 2015, posisi GWM Primer Rupiah adalah sebesar 7,50% dari total
dana pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan, sedangkan untuk cadangan
GWM LFR adalah sebesar 0,00% dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 14,35% dari total
dana pihak ketiga Rupiah (Bank Mandiri saja). Sementara untuk valuta asing, Bank memelihara
GWM sebesar 8,50% dari total dana pihak ketiga valuta asing sesuai dengan limit yang ditetapkan
(Bank Mandiri saja).
Cadangan likuiditas adalah alat likuid Bank diatas GWM dengan fungsi sebagai cadangan
likuiditas terhadap kebutuhan dana yang tidak terjadwal. Dalam mengelola cadangan likuiditas,
Bank memiliki batasan dalam bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank
untuk 3 bulan ke depan. Pada tanggal 31 Desember 2015, cadangan likuiditas berada di atas
safety level (tidak diaudit).
LFR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga dan
surat-surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh bank dalam valuta
Rupiah dan valuta asing. LFR digunakan untuk melihat seberapa besar sumber dana yang berasal
dari dana masyarakat dan surat-surat berharga yang diterbitkan, digunakan untuk membiayai aset
berupa kredit yang umumnya tidak likuid. Pada tanggal 31 Desember 2015, LFR Bank Mandiri
sebesar 87,05%.
Kondisi likuiditas Bank di masa mendatang diproyeksikan melalui metodologi liquidity gap, yang
merupakan maturity mismatch antara komponen-komponen aset dan liabilitas (termasuk off
balance sheet), yang disusun ke dalam periode waktu (time bucket) berdasarkan contractual
maturity ataupun behavioral maturity. Pada tanggal 31 Desember 2015, proyeksi likuiditas Bank
sampai dengan 12 bulan ke depan berada dalam posisi surplus. Meskipun proyeksi likuiditas 12
bulan kedepan surplus, Bank selalu mempersiapkan alternatif funding apabila kondisi likuiditas
pasar menjadi ketat atau tidak sesuai dengan prediksi Bank.
Untuk mengetahui dampak perubahan faktor pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim
(krisis) terhadap kondisi likuiditas, Bank melakukan stress-testing risiko likuiditas secara berkala.
Hasil stress-testing yang telah dilakukan pada Triwulan 4 tahun 2015 telah dipaparkan kepada
Manajemen dan Komite Pemantau Risiko. Hasil stress-testing menunjukkan bahwa Bank dapat
bertahan pada kondisi krisis likuiditas. Bank memiliki Liquidity Contingency Plan (LCP) yang
meliputi strategi pendanaan dan strategi pricing antara lain pinjaman pasar uang, repo, pinjaman
bilateral, FX swap, maupun strategi pendanaan dan strategi pricing. Dalam LCP, penetapan
kondisi likuiditas dan strategi-strategi pendanaan telah mempertimbangkan kondisi internal dan
eksternal.
243
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi yang kurang stabil, baik karena
kondisi krisis di kawasan Eropa maupun karena berbagai issue di dalam negeri, Bank Mandiri
memonitor indikator - indikator eksternal diantaranya: nilai tukar USD/IDR, Credit Default Swap
(CDS) 5 tahun Indonesia, Spread antara ROI 5 tahun dibandingkan UST 5 tahun, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), Suku bunga Rupiah dan USD interbank, Non Delivery Forward (NDF)
USD/IDR 1M serta informasi pasar yang terkini.
Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, didasarkan pada jangka waktu
yang tersisa sejak tanggal-tanggal tersebut. Secara historis, terdapat bagian dari simpanan dalam
jumlah yang cukup besar yang diperpanjang pada saat jatuh tempo. Selain itu, jika terdapat
keperluan likuiditas, obligasi pemerintah (portofolio diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan
tersedia untuk dijual) dapat dicairkan dengan menggunakannya sebagai jaminan dalam pasar
antar bank. Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan maturity gap antara aset dan
liabilitas adalah dengan menetapkan gap limit yang disesuaikan dengan kemampuan Bank
Mandiri dan Entitas Anak untuk memperoleh likuiditas segera.
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas discounted adalah
sebagai berikut:
31 Desember 2015
Tidak mempunyai
kontrak jatuh
Keterangan Jumlah tempo <1 bulan 1 - <3 bulan 3 - <6 bulan 6 - <12 bulan 1 - <3 tahun >3 tahun
Aset
Giro pada Bank Indonesia 56.314.316 - 56.314.316 - - - - -
Giro pada bank lain - bruto 10.155.626 - 10.155.626 - - - - -
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 37.387.623 486 33.543.683 2.676.377 851.215 118.156 197.706 -
Efek-efek - bruto 43.950.733 17.025.681 1.451.819 2.539.479 2.915.831 1.941.088 6.563.139 11.513.696
Obligasi pemerintah 103.869.361 - 1.446.705 8.707.596 2.199.709 5.932.965 31.316.219 54.266.167
Tagihan lainnya transaksi
perdagangan - bruto 14.912.513 - 4.158.868 5.611.062 3.989.722 41.571 7.680 1.103.610
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali - bruto 676.900 - 489.923 36.143 75.969 74.865 - -
Tagihan derivatif - bruto 700.884 - 194.748 126.690 129.827 12.427 236.853 339
Kredit yang diberikan - bruto 586.675.437 - 57.448.611 39.269.859 57.095.905 87.114.894 94.946.018 250.800.150
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto 8.178.063 - 199.625 400.778 603.012 1.204.148 4.235.907 1.534.593
Investasi bersih dalam sewa
pembiayaan - bruto 604.150 - 31.853 59.275 82.805 145.049 273.819 11.349
Tagihan akseptasi - bruto 11.331.273 - 2.698.122 4.382.326 2.786.489 1.464.336 - -
Aset lain-lain - bruto 6.602.465 476.807 3.034.027 265.385 271.144 312.090 672.747 1.570.265
Jumlah
856.454.124
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 172.154.488 - 172.154.488 - - - - -
Tabungan/tabungan wadiah 248.951.639 - 248.951.639 - - - - -
Deposito berjangka 201.226.204 - 129.766.224 55.476.163 9.596.815 5.144.004 1.242.998 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 3.744.289 - 3.744.289 - - - - -
Interbank call money 3.764.363 - 3.660.975 103.388 - - - -
Deposito berjangka 5.127.585 - 2.545.510 1.276.182 939.540 365.753 600 -
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 4.863.171 - 2.341.504 - - - 2.521.667 -
Liabilitas derivatif 299.079 - 43.110 17.157 9.669 2.727 226.416 -
Liabilitas akseptasi 11.331.273 - 2.698.122 4.382.326 2.786.489 1.464.336 - -
Efek-efek yang diterbitkan 2.398.178 - 77.768 - 411.921 - 1.308.984 599.505
Beban yang masih harus dibayar 3.490.801 209.445 3.267.592 13.764 - - - -
Liabilitas lain-lain 4.727.808 89.324 1.934.792 1.960.141 743.551 - - -
Pinjaman yang diterima 33.764.671 - 985.536 1.100.216 955.775 4.081.942 9.657.805 16.983.397
Pinjaman subordinasi 3.737.703 - 8.025 10.652 - 3.499.714 42.752 176.560
Perbedaan jatuh tempo 181.778.092 17.204.205(401.011.648) (265.019) 55.557.868 83.803.113 123.448.866 303.040.707
244
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas discounted adalah
sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2014
Tidak mempunyai
kontrak jatuh
Keterangan Jumlah tempo <1 bulan 1 - <3 bulan 3 - <6 bulan 6 - <12 bulan 1 - <3 tahun >3 tahun
Aset
Giro pada Bank Indonesia 50.598.840 - 50.598.840 - - - - -
Giro pada bank lain - bruto 8.986.831 - 8.986.831 - - - - -
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 61.212.752 47.146 58.248.141 2.457.422 440.043 20.000 - -
Efek-efek - bruto 40.766.937 17.323.194 2.075.531 1.976.050 3.580.668 4.495.210 4.762.028 6.554.256
Obligasi pemerintah 86.153.906 - - - 1.052.579 2.711.475 28.914.851 53.475.001
Tagihan lainnya transaksi
perdagangan - bruto 13.237.967 - 2.302.838 5.404.823 4.393.521 130.434 - 1.006.351
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali - bruto 19.786.745 - 19.221.736 224.907 190.341 149.761 - -
Tagihan derivatif - bruto 71.044 - 27.868 28.901 7.070 - 7.205 -
Kredit yang diberikan - bruto 523.101.817 - 63.912.709 43.218.783 51.880.300 80.924.119 85.845.374 197.320.532
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto 6.087.987 - 179.792 363.226 545.443 1.054.396 3.212.860 732.270
Investasi bersih dalam sewa
pembiayaan - bruto 783.737 - 32.984 66.067 98.344 179.153 373.401 33.788
Tagihan akseptasi - bruto 13.114.059 - 3.498.731 4.810.239 4.795.894 9.195 - -
Aset lain-lain - bruto 6.679.410 151.250 3.684.510 351.280 226.860 268.479 496.661 1.500.370
Jumlah 810.461.495
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 128.053.558 - 128.053.558 - - - - -
Tabungan/tabungan wadiah 231.461.256 - 231.461.256 - - - - -
Deposito berjangka 223.934.097 - 145.211.535 56.898.704 15.368.405 5.657.460 797.993 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 3.499.062 - 3.499.062 - - - - -
Interbank call money 2.892.000 - 2.737.188 154.812 - - - -
Deposito berjangka 11.140.783 - 10.586.175 490.735 14.988 48.885 - -
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 6.112.589 - 2.107.718 1.483.760 - - - 2.521.111
Liabilitas derivatif 157.055 - 46.978 62.934 4.111 8.871 34.161 -
Liabilitas akseptasi 13.114.059 - 3.498.731 4.810.239 4.795.894 9.195 - -
Efek-efek yang diterbitkan 2.009.625 - 85.256 199.966 149.884 - 900.007 674.512
Beban yang masih harus dibayar 3.880.273 161.512 3.652.683 8.562 48.447 9.069 - -
Liabilitas lain-lain 5.723.644 13.716 2.997.615 1.915.585 796.728 - - -
Pinjaman yang diterima 24.227.104 - 1.109.324 292.942 2.199.999 3.547.707 16.147.167 929.965
Pinjaman subordinasi 3.746.574 - 7.192 10.652 - 17.845 3.538.259 172.626
245
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Tidak mempunyai
Kontrak Jatuh
Keterangan Jumlah Tempo <1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan 1-3 tahun >3 tahun
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 172.314.777 - 172.314.777 - - - - -
Tabungan/tabungan wadiah 249.203.885 - 249.176.290 4.172 5.228 6.940 7.076 4.179
Deposito berjangka 203.106.041 - 130.707.371 56.078.496 9.768.485 5.268.100 1.283.589 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 3.747.587 - 3.747.587 - - - - -
Interbank call money 3.777.901 - 3.777.901 - - - - -
Deposito berjangka 5.159.528 - 2.566.511 1.284.783 941.599 366.028 607 -
Liabilitas atas efef-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 5.842.201 - 2.344.201 - - - 3.498.000 -
Liabilitas derivatif 300.757 - 43.672 17.798 10.747 3.503 225.037 -
Liabilitas akseptasi 11.331.273 - 2.698.122 4.382.326 2.786.489 1.464.336 - -
Efek-efek yang diterbitkan 2.780.482 - 77.768 - 501.320 73.369 1.474.370 653.655
Beban yang masih harus dibayar 3.490.801 209.445 3.267.592 13.764 - - - -
Liabilitas lain-lain 4.727.808 89.324 1.934.792 1.960.141 743.551 - - -
Pinjaman yang diterima 35.029.953 - 1.269.478 1.209.373 1.018.295 4.168.637 9.890.883 17.473.287
Pinjaman subordinasi 4.213.172 - 43.021 80.644 104.988 3.724.690 50.343 209.486
31 Desember 2014
Tidak mempunyai
Kontrak Jatuh
Keterangan Jumlah Tempo <1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan 1-3 tahun >3 tahun
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 128.175.515 - 128.175.515 - - - - -
Tabungan/tabungan wadiah 231.691.459 - 231.671.754 2.116 3.654 5.534 7.016 1.385
Deposito berjangka 226.605.886 - 146.487.168 57.738.717 15.668.823 5.838.927 872.251 -
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 3.528.725 - 3.528.725 - - - - -
Interbank call money 2.894.450 - 2.739.324 155.126 - - - -
Deposito berjangka 11.182.720 - 10.621.641 494.481 16.131 50.464 3 -
Liabilitas atas efef-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 7.102.062 - 2.112.416 1.491.646 - - - 3.498.000
Liabilitas derivatif 171.654 - 48.010 87.714 16.906 8.892 10.132 -
Liabilitas akseptasi 13.114.059 - 3.498.731 4.810.239 4.795.894 9.195 - -
Efek-efek yang diterbitkan 2.251.606 - 85.256 201.790 156.076 - 1.068.805 739.679
Beban yang masih harus dibayar 3.880.273 161.512 3.652.683 8.562 48.447 9.069 - -
Liabilitas lain-lain 5.723.644 13.716 2.997.615 1.915.585 796.728 - - -
Pinjaman yang diterima 25.569.067 - 1.154.315 306.295 2.206.935 3.621.506 17.176.527 1.103.489
Pinjaman subordinasi 4.627.132 - 8.847 117.289 107.144 234.014 3.970.731 189.107
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari rekening
administratif sesuai kontrak berdasarkan arus kas undiscounted pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Tidak mempunyai
Kontrak Jatuh
Keterangan Jumlah Tempo <1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan 1-3 tahun >3 tahun
Rekening Administratif
Bank garansi yang diterbitkan 74.511.091 - 74.511.091 - - - - -
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan
(committed) 29.280.018 - 29.280.018 - - - - -
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 10.924.588 - 2.763.261 5.313.631 1.967.369 485.826 394.501 -
Standby letters of credit 12.735.725 - 12.735.725 -
-
246
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekening Administratif
Bank garansi yang diterbitkan 61.212.901 - 61.212.901 - - - - -
Fasilitas kredit yang diberikan
yang belum digunakan
(committed) 33.562.999 - 33.562.999 - - - - -
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan 15.168.114 - 3.051.334 6.304.302 2.102.277 1.726.150 1.984.051 -
Standby letters of credit 11.889.450 - 11.889.450 - - - - -
-
31 Desember 2014
Menambah/(mengurangi) laba bersih (Rp miliar) 741,97 (1.385,91)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal
pelaporan keuangan.
b. Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk
dijual
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-
efek dalam kelompok tersedia untuk dijual Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 atas perubahan tingkat suku bunga (Bank Mandiri saja) yaitu:
247
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Menambah/(mengurangi) keuntungan yang belum direalisasi
atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual (Rp miliar) 364,83 (364,83)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal
pelaporan keuangan.
Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk
dijual, tidak memperhitungkan efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank Mandiri untuk
mengurangi risiko atas tingkat suku bunga. Dalam kenyataannya, Bank Mandiri secara proaktif
melakukan mitigasi atas efek prospektif pergerakan tingkat suku bunga.
c. Eksposur Bank Mandiri terhadap risiko tingkat suku bunga (repricing gap)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan liabilitas keuangan Bank Mandiri pada nilai tercatat,
yang dikategorikan menurut mana yang lebih dulu antara tanggal repricing secara kontraktual
(contractual repricing) atau tanggal jatuh tempo:
31 Desember 2015
Dikenakan bunga
Lebih dari
Lebih dari 1 3 bulan
bulan tapi tapi tidak 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun Lebih Tidak
Kurang dari tidak lebih lebih dari sampai 2 sampai 3 sampai 4 sampai 5 dari 5 dikenakan
1 bulan dari 3 bulan 1 tahun tahun tahun tahun tahun tahun bunga Jumlah
Giro pada Bank Indonesia - - - - - - - - 56.314.316 56.314.316
Giro pada bank lain 9.700.440 - - - - - - - 455.186 10.155.626
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 30.404.983 2.736.377 909.370 151.606 - - - - 3.185.287 37.387.623
Efek-efek 417.159 1.643.815 2.690.501 4.453.204 1.328.624 1.251.474 345.994 4.735.556 27.084.406 43.950.733
Obligasi pemerintah 25.476.529 31.603.947 1.897.662 9.135.374 3.778.296 7.175.922 3.310.243 14.098.104 7.393.284 103.869.361
Tagihan lainnya transaksi
perdagangan 1.501.500 2.233.631 2.408.831 1.481 - - - - 8.767.070 14.912.513
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali - - - - - - - - 676.900 676.900
Tagihan derivatif - 117 11.754 5.371 6.367 - 339 676.936 700.884
Kredit yang diberikan 96.014.056 362.477.182 29.813.748 14.618.707 15.521.006 4.473.256 5.053.869 8.438.243 50.265.370 586.675.437
Piutang pembiayaan konsumen 199.634 400.794 1.807.232 2.300.136 1.938.433 1.153.286 378.548 - - 8.178.063
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 31.854 59.275 227.853 189.749 84.070 9.249 2.100 - - 604.150
Tagihan akseptasi - - - - - - - - 11.331.273 11.331.273
Aset lain-lain - - - - - - - - 6.602.465 6.602.465
163.746.155 401.155.138 39.766.951 30.855.628 22.656.796 14.063.187 9.091.093 27.271.903 172.752.493 881.359.344
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 57.624 - 166.091.002 - - - - - 6.005.862 172.154.488
Tabungan/tabungan wadiah 360.093 215.027.698 29.991.870 5.187 1.888 1.157 734 2.289 3.560.723 248.951.639
Deposito berjangka 135.657.100 51.871.183 12.037.350 1.660.571 - - - - - 201.226.204
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 350.530 3.321.051 28.283 - - - - - 44.425 3.744.289
Interbank call money 3.764.363 - - - - - - - - 3.764.363
Deposito berjangka 448.429 1.196.901 3.190.016 292.239 - - - - - 5.127.585
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 2.341.504 - - - 2.521.667 - - - - 4.863.171
Liabilitas derivatif - 197 556 1.418 - - - - 296.908 299.079
Liabilitas akseptasi - - - - - - - - 11.331.273 11.331.273
Efek-efek yang diterbitkan - - 411.921 489.478 819.506 - 99.505 - 577.768 2.398.178
Beban yang masih harus dibayar 1.721 96.793 1.868 531 - - - - 3.389.888 3.490.801
Liabilitas lain-lain - - - - - - - - 4.727.808 4.727.808
Pinjaman yang diterima 3.249.065 23.536.359 5.184.003 591.329 1.047.864 25.618 - 130.135 298 33.764.671
Pinjaman subordinasi 42.357 - - 3.464.362 - - - 230.984 - 3.737.703
146.272.786 295.050.182 216.936.869 6.505.115 4.390.925 26.775 100.239 363.408 29.934.953 699.581.252
248
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
200.978.004 340.553.283 52.009.155 19.835.906 18.750.014 6.683.675 7.393.966 15.887.970 168.490.059 830.582.032
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 101.224 - 119.879.757 - - - - - 8.072.577 128.053.558
Tabungan/tabungan wadiah 284.059 202.956.339 24.736.147 4.798 2.218 741 643 2.063 3.474.248 231.461.256
Deposito berjangka 156.605.581 46.088.403 20.428.258 810.653 1.202 - - - - 223.934.097
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 277.802 848.428 2.320.750 - - - - - 52.082 3.499.062
Interbank call money 2.737.188 154.812 - - - - - - - 2.892.000
Deposito berjangka 10.955.675 126.235 58.873 - - - - - - 11.140.783
Liabilitas atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali 2.107.718 1.483.760 - - - 2.521.111 - - - 6.112.589
Liabilitas derivatif - 4.741 10.157 34.161 - - - - 107.996 157.055
Liabilitas akseptasi - - - - - - - - 13.114.059 13.114.059
Efek-efek yang diterbitkan - 199.966 149.884 401.267 498.740 174.512 - - 585.256 2.009.625
Beban yang masih harus dibayar 3.352 94.395 - - - - - - 3.782.526 3.880.273
Liabilitas lain-lain - - - - - - - - 5.723.644 5.723.644
Pinjaman yang diterima 7.735.910 5.393.804 8.202.389 611.561 2.145.871 - - 137.569 - 24.227.104
Pinjaman subordinasi - 53.261 - 3.477.533 - - - 215.780 - 3.746.574
180.808.509 257.404.144 175.786.215 5.339.973 2.648.031 2.696.364 643 355.412 34.912.388 659.951.679
Untuk mengetahui dampak perubahan suku bunga dan nilai tukar pada kondisi ekstrim (krisis)
terhadap pendapatan dan modal, Bank melakukan stress testing risiko pasar banking book secara
berkala.
Sebagai bagian dari pengelolaan risiko suku bunga, Bank menerapkan kebijakan pricing baik
untuk produk dana maupun produk kredit. Kebijakan pricing merupakan salah satu strategi untuk
memaksimalkan Net Interest Margin (NIM) dan sekaligus mendukung Bank menguasai market
share dengan mempertimbangkan kondisi persaingan.
Bank secara konsisten berupaya menerapkan strategi sebagai market leader dalam hal pricing
pendanaan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan kebutuhan dana,
Bank dapat menerapkan strategi agresif (lebih besar dari pesaing utama) atau defensif (sama atau
lebih kecil dari pesaing utama).
Dalam menetapkan suku bunga kredit, Bank menerapkan risk based pricing yaitu pemberian suku
bunga kredit kepada nasabah bervariasi berdasarkan tingkat risiko kreditnya. Dalam rangka
meminimalkan risiko suku bunga, maka suku bunga kredit disesuaikan dengan suku bunga
sumber dana pembiayaan. Selain biaya dana, suku bunga kredit ditetapkan dengan
mempertimbangkan biaya overhead, premi risiko kredit dan marjin keuntungan Bank dengan tetap
memperhatikan competitiveness dengan pesaing utama. Suku bunga kredit dapat berupa suku
bunga mengambang (floating rate) atau suku bunga tetap (fixed rate) untuk tenor tertentu.
249
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Risiko pasar adalah risiko kerugian akibat pergerakan faktor pasar, yaitu suku bunga dan nilai
tukar atas portfolio trading yang terdiri dari cash instrument dan derivative instrument.
Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko pasar trading, Bank menerapkan prinsip segregation of
duties dengan melakukan pemisahan antara unit front office (melaksanakan transaksi trading), unit
middle office (melaksanakan proses manajemen risiko, menyusun kebijakan dan prosedur) dan
unit back office (melaksanakan proses settlement transaksi).
Analisa risiko pasar atas aktivitas trading treasury dilakukan secara harian menggunakan
pendekatan sesuai best practice yang ada dan mengacu pada ketentuan internal dan eksternal
yang berlaku.
Risiko nilai tukar adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan nilai tukar di pasar yang
berlawanan pada saat Bank memiliki posisi terbuka. Bank menerapkan manajemen risiko nilai
tukar yang memadai sehingga terhindar dari kerugian akibat perubahan atau volatilitas nilai tukar.
Risiko nilai tukar berasal dari transaksi valuta asing dengan nasabah atau counterparty yang
menyebabkan posisi terbuka dalam valuta asing maupun posisi struktural dalam valuta asing
akibat penyertaan modal. Bank mengelola risiko nilai tukar dengan melakukan pemantauan dan
pengelolaan Posisi Devisa Neto (PDN) sesuai dengan limit internal dan ketentuan Bank Indonesia.
Perhitungan Posisi Devisa Neto pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010. Sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia, rasio Posisi Devisa Neto secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari
selisih bersih antara aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan untuk setiap mata uang
asing yang dinyatakan dalam Rupiah ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas
komitmen dan kontinjensi, yang dicatat dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang
asing, yang dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan posisi devisa neto untuk laporan posisi
keuangan adalah selisih bersih jumlah aset dan jumlah liabilitas dalam mata uang asing yang
dinyatakan dalam Rupiah.
KESELURUHAN (LAPORAN
POSISI KEUANGAN
DAN REKENING
ADMINISTRATIF)***
250
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2015 jika menggunakan modal bulan November 2015
adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
**) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
***) Perhitungan posisi devisa neto bank berdasarkanpada Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tangal 1 Juli 2010. Berdasarkan
peraturan tersebut, mulai tanggal 1 Juli 2010, Bank hanya diwajibkan untuk menjaga posisi devisa neto secara keseluruhan maksimum
20% dari total modal.
Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang (dinyatakan dalam Rupiah) pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
KESELURUHAN (LAPORAN
POSISI KEUANGAN
DAN REKENING
ADMINISTRATIF)
251
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2014 jika menggunakan modal bulan November 2014
adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
**) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
***) Perhitungan posisi devisa neto bank berdasarkanpada Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tangal 1 Juli 2010. Berdasarkan
peraturan tersebut, mulai tanggal 1 Juli 2010, Bank hanya diwajibkan untuk menjaga posisi devisa neto secara keseluruhan maksimum
20% dari total modal.
b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur Grup atas risiko nilai tukar mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan Grup
pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang.
31 Desember 2015
Dolar Pound
Amerika Euro Dolar Yen Dolar Dolar Sterling
Serikat Eropa Singapura Jepang Australia Hong Kong Inggris Lain-lain Jumlah
Aset
Kas 1.466.964 230.627 758.831 90.896 253.618 8.836 19.881 93.594 2.923.247
Giro pada Bank Indonesia 11.756.796 - - - - - - - 11.756.796
Giro pada bank lain 8.146.579 266.766 196.469 399.282 26.922 20.924 233.989 393.445 9.684.376
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 25.568.049 46.101 - - - - - 212.848 25.826.998
Efek-efek 7.960.436 7.731 271.359 2.748 - 164.716 - 602 8.407.592
Obligasi pemerintah 24.538.404 141.909 - - - - - - 24.680.313
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 5.337.532 103.607 19.467 9.201 1.093 - 14.464 37.766 5.523.130
Tagihan derivatif 422.888 640 499 - 83 - 1.187 267.035 692.332
Kredit yang diberikan 88.079.275 1.594.439 1.452.019 1.027.468 - - 82 - 92.153.283
Tagihan akseptasi 8.629.960 52.020 172.432 50.110 2.061 - 2.309 4.339 8.913.231
Aset lain-lain 780.751 10.251 4.882 108 35 81 17 4.239 800.364
Jumlah aset 182.687.634 2.454.091 2.875.958 1.579.813 283.812 194.557 271.929 1.013.868 191.361.662
252
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah liabilitas 157.695.397 1.753.472 1.659.880 535.860 176.567 64.117 237.283 4.398.429 166.521.005
Rekening administratif bersih (472.548) (514.230) (1.082.683) (465) (132.769) (73.820) 3.292 2.504.250 231.027
31 Desember 2014
Dolar Pound
Amerika Euro Dolar Yen Dolar Dolar Sterling
Serikat Eropa Singapura Jepang Australia Hong Kong Inggris Lain-lain Jumlah
Aset
Kas 1.224.413 85.928 481.322 62.604 97.572 13.804 19.308 115.331 2.100.282
Giro pada Bank Indonesia 10.219.573 - - - - - - - 10.219.573
Giro pada bank lain 7.579.897 409.804 162.660 139.075 82.621 24.974 93.226 216.493 8.708.750
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 25.205.086 46.091 84.386 - - - - 25.265 25.360.828
Efek-efek 5.861.307 4.006 230.426 1.563 - 134.010 - - 6.231.312
Obligasi pemerintah 11.993.008 - - - - - - - 11.993.008
Tagihan lainnya -
transaksi perdagangan 6.862.883 218.857 3.849 63.113 8.317 136 715 - 7.157.870
Tagihan derivatif 65.816 1.324 343 - 897 - - 73 68.453
Kredit yang diberikan 76.537.941 1.213.058 898.449 16.025 575 - 32 - 78.666.080
Tagihan akseptasi 12.063.826 91.219 6.518 14.489 - - - - 12.176.052
Aset lain-lain 728.215 30.847 2.528 374 59.275 1.281 1 1 822.522
Jumlah aset 158.341.965 2.101.134 1.870.481 297.243 249.257 174.205 113.282 357.163 163.504.730
Liabilitas
Simpanan nasabah
Giro/giro wadiah 47.112.193 1.096.615 545.908 138.179 39.576 6.994 56.665 78.622 49.074.752
Tabungan/tabungan wadiah 24.062.830 70.142 541.669 27.142 26.977 234 3.146 7.997 24.740.137
Deposito berjangka 29.237.617 72.535 156.535 5.213 21.564 2.445 8.841 - 29.504.750
Simpanan dari bank lain
Giro dan tabungan 1.028.364 1.689 10.411 - - - - - 1.040.464
Interbank call money 2.477.000 - - - - - - - 2.477.000
Liabilitas derivatif 110.210 299 - - 1.122 - - 246 111.877
Liabilitas akseptasi 12.063.826 91.219 6.518 14.489 - - - - 12.176.052
Beban yang masih harus dibayar 712.280 2.096 29.263 - 19 4.994 9 7 748.668
Liabilitas lain-lain 2.986.073 119.429 61.664 30.741 4.936 1.472 5.292 7.989 3.217.596
Pinjaman yang diterima 19.871.372 - - - - - - - 19.871.372
Pinjaman subordinasi 215.780 - - - - - - - 215.780
Jumlah liabilitas 139.877.545 1.454.024 1.351.968 215.764 94.194 16.139 73.953 94.861 143.178.448
Rekening administratif bersih (9.712.141)(294.365) (310.117) (17.978) (120.719) (135.807) 1.855 (39.403) (10.628.675)
253
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Aset
Kas
Dolar Amerika Serikat 1.466.964 106.417
Euro Eropa 230.627 15.317
Dolar Singapura 758.831 77.757
Yen Jepang 90.896 793.713
Dolar Australia 253.618 25.151
Dolar Hongkong 8.836 4.968
Pound Sterling Inggris 19.881 973
Yuan China 33.140 15.611
Lain - lain 60.454 4.385
2.923.247 1.044.292
9.684.376 4.242.687
25.826.998 1.958.100
Efek - efek
Dolar Amerika Serikat 7.960.436 577.471
Euro Eropa 7.731 513
Dolar Singapura 271.359 27.806
Yen Jepang 2.748 23.996
Dolar Hongkong 164.716 92.605
Lain - lain 602 44
8.407.592 722.435
Obligasi pemerintah
Dolar Amerika Serikat 24.538.404 1.780.080
Euro Eropa 141.909 9.425
24.680.313 1.789.505
254
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2015
Aset (lanjutan)
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan
Dolar Amerika Serikat 5.337.532 387.199
Euro Eropa 103.607 6.881
Dolar Singapura 19.467 1.995
Yen Jepang 9.201 80.344
Dolar Australia 1.093 108
Pound Sterling Inggris 14.464 708
Lain - lain 37.766 2.740
5.523.130 479.975
Tagihan derivatif
Dolar Amerika Serikat 422.888 30.677
Euro Eropa 640 43
Dolar Singapura 499 51
Dolar Australia 83 8
Pound Sterling Inggris 1.187 58
Lain - lain 267.035 19.371
692.332 50.208
92.153.283 15.616.141
Tagihan akseptasi
Dolar Amerika Serikat 8.629.960 626.040
Euro Eropa 52.020 3.455
Dolar Singapura 172.432 17.669
Yen Jepang 50.110 437.565
Dolar Australia 2.061 204
Pound Sterling Inggris 2.309 113
Lain - lain 4.339 315
8.913.231 1.085.361
Aset lain-lain
Dolar Amerika Serikat 780.751 56.638
Euro Eropa 10.251 681
Dolar Singapura 4.882 500
Yen Jepang 108 943
Dolar Australia 35 3
Dolar Hongkong 81 46
Pound Sterling Inggris 17 1
Lain - lain 4.239 308
800.364 59.120
255
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan):
31 Desember 2015
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Giro/giro wadiah
Dolar Amerika Serikat 67.957.573 4.929.820
Euro Eropa 1.423.576 94.548
Dolar Singapura 651.317 66.740
Yen Jepang 426.003 3.719.900
Dolar Australia 84.469 8.377
Dolar Hongkong 4.689 2.636
Pound Sterling Inggris 219.999 10.764
Lain-lain 156.558 11.357
70.924.184 8.844.142
Tabungan/tabungan wadiah
Dolar Amerika Serikat 27.281.211 1.979.050
Euro Eropa 87.952 5.841
Dolar Singapura 519.234 53.206
Yen Jepang 30.015 262.094
Dolar Australia 27.554 2.733
Dolar Hongkong 322 181
Pound Sterling Inggris 5.877 288
Lain-lain 66.929 4.855
28.019.094 2.308.248
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 21.896.472 1.588.427
Euro Eropa 82.589 5.485
Dolar Singapura 244.436 25.047
Yen Jepang 5.765 50.341
Dolar Australia 29.443 2.920
Dolar Hongkong 50.702 28.505
Pound Sterling Inggris 3.649 179
Lain-lain 2.497 181
22.315.553 1.701.085
Simpanan dari Bank Lain
Giro dan tabungan
Dolar Amerika Serikat 1.616.028 117.231
Euro Eropa 258 17
Dolar Singapura 16.335 1.674
1.632.621 118.922
Interbank call money
Dolar Amerika Serikat 1.964.363 142.500
Deposito berjangka
Dolar Amerika Serikat 406.657 29.500
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Liabilitas (lanjutan)
Liabilitas derivatif
Dolar Amerika Serikat 293.352 21.281
Euro Eropa 1.662 110
Yen Jepang 222 1.939
Dolar Australia 1.386 137
Pound Sterling Inggris 151 7
Lain-lain 89 6
296.862 23.480
Liabilitas akseptasi
Dolar Amerika Serikat 8.629.960 626.040
Euro Eropa 52.020 3.455
Dolar Singapura 172.432 17.669
Yen Jepang 50.110 437.565
Dolar Australia 2.061 204
Pound Sterling Inggris 2.309 113
Lain-lain 4.339 315
8.913.231 1.085.361
570.919 45.474
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat 2.475.030 179.545
Euro Eropa 103.651 6.884
Dolar Singapura 25.188 2.581
Yen Jepang 23.745 207.344
Dolar Australia 31.636 3.137
Dolar Hongkong 1.987 1.117
Pound Sterling Inggris 5.265 258
Lain - lain 11.222 814
2.677.724 401.680
Pinjaman yang diterima
Dolar Amerika Serikat 24.434.666 1.772.555
Yuan China 4.140.421 1.950.407
28.575.087 3.722.962
Pinjaman subordinasi
Dolar Amerika Serikat 224.710 16.301
31 Desember 2014
Menambah/(mengurangi) laba bersih 440.969 (440.969)
Proyeksi di atas hanya mengasumsikan perubahan nilai tukar mata uang asing Dolar Amerika
Serikat. Sedangkan nilai tukar mata uang asing lainnya tidak berubah. Dolar Amerika Serikat
merupakan komponen terbesar mata uang asing yang dimiliki Bank. Proyeksi juga
mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal pelaporan
keuangan.
31 Desember 2014
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, untuk aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir tahun
laporan diukur pada nilai wajar secara berulang, Bank dan Entitas Anak tidak memiliki transfer
antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 dari hirarki.
Surat berharga yang masuk dalam kategori tidak likuid pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp35.556.311 (42,50% dari jumlah aset tingkat 2) dan
Rp40.572.829 (64,03% dari jumlah aset tingkat 2) yaitu Obligasi pemerintah dengan tingkat suku
bunga mengambang (variable rate) dan masuk dalam klasifikasi tersedia untuk dijual (available for
sale).
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif (misalnya efek yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual) ditentukan berdasarkan harga
pasar yang dikutip pada tanggal pelaporan. Suatu pasar dianggap aktif apabila informasi
mengenai harga kuotasi dapat dengan mudah dan secara berkala tersedia dari suatu bursa,
pedagang efek, atau broker, kelompok penilai harga pasar industri tertentu, regulator dan harga-
harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan reguler pada tingkat yang wajar.
Harga pasar yang dikutip untuk aset keuangan yang dimiliki Grup adalah harga penawaran
sekarang. Instrumen-instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 1. Instrumen yang termasuk
dalam tingkat 1 umumnya meliputi investasi ekuitas dan surat hutang pada BEI yang
diklasifikasikan sebagai surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan dan tersedia untuk
dijual.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif meliputi derivatif over-
the-counter dan obligasi pemerintah yang tidak aktif ditentukan dengan teknik penilaian internal.
Teknik-teknik penilaian tersebut memaksimumkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi
dan sedapat mungkin meminimalisir penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari entitas.
Seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat
diobservasi dari pasar, oleh karena itu instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 2.
259
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Bank
Mandiri memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut:
Aset
Efek-efek
Dimiliki hingga jatuh tempo 7.153.740 7.229.628 7.030.776 7.008.937
Diukur pada biaya perolehan*) 576.804 572.738 368.852 367.872
Obligasi pemerintah
Dimiliki hingga jatuh tempo 20.811.293 20.683.614 21.195.694 21.052.909
Diukur pada biaya perolehan*) 6.054.722 6.065.296 875.973 902.039
Kredit yang diberikan 564.393.595 564.187.859 505.394.870 503.813.342
Piutang pembiayaan konsumen 7.907.449 8.631.925 5.893.135 6.241.516
Investasi bersih dalam
sewa pembiayaan 598.359 633.146 766.524 767.149
Liabilitas
Efek-efek yang diterbitkan 2.398.178 1.717.367 2.009.625 2.008.124
Pinjaman yang diterima 33.764.671 33.744.627 24.227.104 24.143.015
Pinjaman subordinasi 3.737.703 3.804.651 3.746.574 3.839.041
*) Efek-efek dan obligasi pemerintah yang dimiliki Entitas Anak sesuai dengan PSAK No. 110 Akuntansi Sukuk.
(i) Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), FASBI Syariah, call money, penempatan fixed
term, deposito berjangka dan lain-lain.
Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight dengan suku bunga
mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan
atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain
ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang
yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa
jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga
tetap, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
(ii) Efek-efek (dimiliki hingga jatuh tempo) dan obligasi pemerintah (dimiliki hingga jatuh tempo)
Nilai wajar untuk efek-efek dan obligasi pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo
ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek
(dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga
pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau
dinilai dengan menggunakan metode valuasi internal.
260
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah
nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit
yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari
estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit
yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus
kas yang diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini.
(iv) Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain
Estimasi nilai wajar simpanan yang bisa ditarik kembali sewaktu-waktu, termasuk simpanan
tanpa bunga, adalah sebesar jumlah terhutang/nilai tercatat ketika utang tersebut dibayarkan.
Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, liabilitas akseptasi dan
liabilitas lain-lain yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto
arus kas dengan menggunakan suku bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang
serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan
dengan tingkat bunga tetap, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain-lain adalah perkiraan yang
layak atas nilai wajar.
(v) Efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi
Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia,
model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa
periode jatuh temponya.
Bank menghitung nilai VaR (Value at Risk), yakni suatu nilai yang menggambarkan potensi
maksimum kerugian yang dialami Bank akibat pergerakan pasar yang mempengaruhi eksposur
trading Bank dalam kondisi normal dengan tingkat kepercayaan 99%. Metode perhitungan VaR
yang digunakan bank yaitu metode Historical Simulation yang tidak membutuhkan asumsi bahwa
pergerakan faktor pasar terdistribusi normal. Bank menghitung VaR berdasarkan 250 hari data
faktor pasar historis.
Bank melakukan backtesting untuk memastikan keakuratan metode perhitungan VaR dalam
memprediksi laba/rugi aktivitas treasury. Backtesting membandingkan laba/rugi harian dengan
nilai VaR yang dihitung oleh Bank.
Hasil backtesting periode Desember 2015 menunjukkan bahwa perhitungan VaR yang telah
dilakukan akurat, dimana jumlah penyimpangan P/L terhadap daily VaR masih dapat diterima.
261
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
C. Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya faktor eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank. Pengelolaan atas risiko operasional secara efektif dapat menekan
kerugian akibat risiko operasional.
Dalam rangka efektifitas pengelolaan risiko operasional, Bank menyusun kerangka kerja mengacu
pada regulasi Bank Indonesia, Basel II dan ketentuan internal Bank. Bank telah memiliki Kebijakan
Manajemen Risiko Bank Mandiri, Standar Prosedur Operasional Manajemen Risiko Operasional dan
Petunjuk Teknis Operasional Manajemen Risiko Operasional yang meliputi baik aspek governance
maupun sistem pelaporan.
Sebagai bagian dari framework Enterprise Risk Management (ERM), kerangka kerja Bank
menggunakan pendekatan 2 (two) prong approach, yaitu managing risk through operation dan
managing risk through capital.
Dalam pengelolaan risiko operasional melalui Operation, Bank telah : (i) menetapkan risk
governance pengelolaan risiko operasional, (ii) menetapkan kebijakan dan prosedur serta
melakukan review secara berkala, (iii) menetapkan operational risk appetite, (iv) menyusun
metodologi dan perangkat pengelolaan risiko operasional, (v) menyediakan Operational Risk
System untuk seluruh unit kerja, (vi) membangun Risk Awareness di seluruh lini organisasi termasuk
mewujudkan Risk Culture dalam aktivitas bisnis bank, (vii) menjalankan implementasi pengelolaan
risiko operasional ke seluruh unit kerja Kantor Pusat dan Kantor Wilayah termasuk implementasi
perangkat Operational Risk Management Tools (ORM Tools) dan sistem aplikasi Loss Event
Database, (viii) melaksanakan monitoring dan reporting internal maupun eksternal (regulator).
Pelaksanaan operational risk governance dimulai dengan (i) pengawasan aktif Dewan Komisaris,
dan Direksi, melalui Risk Management Commitee (RMC). (ii) Pelaksanaan pengelolaan risiko melalui
model three line of defence dimana Unit kerja sebagai risk owner merupakan first line of defence
yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko operasional secara langsung dari masing-
masing unit kerja Bank; Unit Risk Management berperan sebagai second line of defence yang
menjalankan fungsi oversight; serta Internal Audit sebagai third line of defence yang menjalankan
fungsi independent assurance.
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur Internal dalam Pengelolaan Risiko Operasional
yang mengacu pada Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM), yang menjadi landasan
implementasi manajemen risiko. Bank telah memiliki pedoman pelaksanaan manajemen risiko
operasional seluruh unit kerja, pedoman pengelolaan Produk atau Aktivitas Baru, Pedoman Model
Risiko Bank, Pedoman BCM, Petunjuk Teknis ORM Tools, dan Pelaporan Kejadian Fraud.
ORM Tools yang dipergunakan adalah (i) Risk & Control Self Assesment (RCSA), dipergunakan
untuk identifikasi dan penilaian risiko yang melekat pada aktivitas dan penilaian kualitas kontrol,
(ii) Loss Event Database, untuk mencatat kerugian-kerugian akibat risiko operasional yang terjadi
pada masing-masing unit kerja, (iii) Key Indicator (KI), sebagai indikator kuantitatif yang
dimanfaatkan untuk memberikan indikasi tingkat risiko melekat pada key proses dalam satu tahapan
unit bisnis/supporting atau end to end processing, dan (iv) Issue & Action Management (IAM), untuk
mendokumentasikan issue/permasalahan, dianalisa penyebabnya, dan ditetapkan action plan serta
dilakukan monitoring pelaksanaan action plan oleh unit kerja.
Sebagai output dari proses Pengelolaan Risiko Operasional, unit kerja menghasilkan profil risiko
operasional yang menggambarkan eksposur risiko operasional unit kerja yang akan dijadikan dasar
dalam pembuatan profil risiko operasional Bank. Laporan profil risiko operasional Bank yang sudah
direview oleh unit Internal Audit dipresentasikan kepada Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada
Regulator secara periodik. Laporan Profil Risiko Operasional dijadikan sebagai bagian dari
penentuan tingkat kesehatan bank dari Risk-Based Bank Rating (RBBR).
262
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sesuai ketentuan Bank lndonesia SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009, Bank telah
melakukan perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional dan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum. Bank menggunakan Basic Indicator Approach untuk perhitungan
beban modal risiko operasional.
Hasil perhitungan dari beban modal risiko operasional Bank Mandiri saja di Triwulan IV 2015 adalah
sebesar Rp6.290.221,95 dan konsolidasi Bank Mandiri dengan Entitas Anak adalah sebesar
Rp7.651.234,99, dengan nilai alpha sebesar 15% selama tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil
tersebut, nilai ATMR risiko operasional adalah sebesar Rp78.627.774,32 untuk bank Mandiri saja
dan Rp95.640.437,35 untuk konsolidasi Bank Mandiri dengan Entitas Anak. Nilai ATMR risiko
operasional tersebut merupakan 12,5 kali beban modal risiko operasional. Bank telah melakukan
simulasi perhitungan menggunakan metode Standardised Approach yang sejalan dengan
pelaksanaan pengukuran kinerja SBU berbasis risiko.
b. Perkara hukum
Bank saat ini masih menghadapi permasalahan hukum diantaranya dengan debitur dan/atau
pemilik dana sebagai akibat adanya perselisihan perjanjian yang telah diputus oleh Pengadilan
dimana Bank dihukum untuk membayar ganti rugi sebesar Rp99.771. Saat ini Bank masih dalam
proses/upaya hukum keberatan terhadap putusan.
Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp2.420.417 dan Rp4.411.270. Pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank Mandiri telah membentuk cadangan masing-masing
sebesar Rp537.693 dan Rp507.707 dan berpendapat bahwa cadangan yang dibentuk telah
memadai.
c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi pembiayaan murabahah Bank Syariah Mandiri
(BSM)
Pada tahun 2004 dan 2005 kantor pusat dan beberapa kantor cabang BSM telah menerima Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) untuk masa pajak Januari sampai dengan Desember 2003 dari Direktorat Jenderal
Pajak (Ditjen Pajak) dengan jumlah sebesar Rp37.649, sehubungan BSM dalam melaksanakan
fungsi intermediarinya telah menyalurkan dana berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk
pembiayaan Murabahah.
Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas, BSM tidak bersedia melaksanakan pembayaran
dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan
Murabahah, yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha
bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah sehingga diperlukan proses penafsiran.
BSM berpendapat bahwa pembiayaan Murabahah adalah jasa perbankan sebagaimana diatur
dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun
1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dengan demikian pembiayaan
Murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang
telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas
barang mewah.
Ditjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan transaksi Murabahah yang dilakukan oleh BSM terutang
PPN karena kegiatan tersebut dilakukan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan kegiatan
transaksi Murabahah tidak termasuk jenis jasa di bidang perbankan.
Pada tanggal 15 Oktober 2009, Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang No. 42 tahun 2009
tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku mulai tanggal
1 April 2010. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN.
Selanjutnya dalam tahun 2010, Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Republik Indonesia
No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 47 Tahun 2009 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang berlaku sejak tanggal 25 Mei 2010.
Pada pasal 3 ayat 2 poin b dan paragraf penjelasannya disebutkan bahwa pengenaan PPN atas
transaksi Murabahah terhadap beberapa bank syariah tertentu ditanggung oleh pemerintah.
Berdasarkan paragraf penjelasan dari pasal 3 ayat 2 tersebut jumlah PPN BSM yang ditanggung
oleh pemerintah adalah sebesar Rp25.542 dari jumlah SKPKB dan STP yang diterima Bank
sebesar Rp37.649.
BSM berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah PPN yang ditanggung oleh pemerintah dan jumlah
SKPKB dan STP yang diterima oleh BSM tidak akan ditagihkan kepada BSM sesuai maksud dan
tujuan dari undang-undang tersebut.
264
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama
dengan Asian Development Bank (ADB) melalui Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu
Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank Agreement (IBA) dan Revolving Credit
Agreement (RCA).
Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun
sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit (L/C).
Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang
diterbitkan oleh issuing bank dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan
confirmation guarantee oleh ADB atas L/C yang diterbitkan.
Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan
berbasis L/C di negara-negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume
perdagangan. Dengan menjadi partisipan dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki kemudahan
akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan trade volume dan
membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara-negara yang selama ini volume perdagangan
dengan Indonesia masih cukup rendah.
Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan
jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga
sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004.
Pemerintah telah membentuk lembaga penjaminan independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) untuk menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang-undang
sejak tanggal 13 Januari 2009.
64. DAMPAK PENERAPAN AWAL CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI (CKPN) KOLEKTIF
Sejak 1 Januari 2015, Entitas Anak, BSM, menerapkan PSAK No. 55 Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran untuk menghitung CKPN kolektif sesuai dengan PSAK No. 102
Akuntansi Murabahah. Pada tanggal 1 Januari 2015, BSM melakukan perhitungan kembali CKPN
kolektif sesuai dengan metode yang diatur dalam PSAK No. 55 dan sesuai dengan ketentuan transisi
PSAK No. 102 Akuntansi Murabahah, perbedaan antara saldo cadangan per 1 Januari 2015
dengan saldo CKPN kolektif yang dihitung berdasarkan PSAK No. 55 sebesar Rp246.727,
dibebankan ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2015 sebesar Rp185.027 dan menambah aset
pajak tangguhan sebesar Rp61.700.
265
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Amandemen dan penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), tetapi belum
berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun berjalan diungkapkan di bawah ini. Grup bermaksud
untuk menerapkan amandemen dan penyesuaian PSAK tersebut, jika dipandang relevan, saat telah
menjadi efektif.
(i) Amandemen PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, terkait Prakarsa
Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari 2017
Amandemen ini mengklarifikasi, bukan mengubah secara signifikan, persyaratan PSAK No. 1,
antara lain, mengklarifikasi mengenai materialitas, fleksibilitas urutan sistematis penyajian
catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan.
(ii) Amandemen PSAK No. 4 tentang Laporan Keuangan Tersendiri, terkait Metode Ekuitas dalam
Laporan keuangan Tersendiri, berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen ini memperkenankan penggunaan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada
entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri.
(iii) Amandemen PSAK No 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
terkait Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi
dalam PSAK No. 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan klarifikasi atas
pengecualian dari penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas
induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut
mengukur semua entitas anaknya dengan nilai wajar.
(iv) Amandemen PSAK No. 16 tentang Aset Tetap, terkait Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 Aset Tetap dan
PSAK No. 19 Aset Takberwujud bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat
ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah
bagiannya) daripada manfaat ekonomik dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai
kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada
pendapatan adalah tidak tepat.
(v) Amandemen PSAK No. 19 tentang Aset Takberwujud, terkait Klarifikasi Metode yang Diterima
untuk Penyusutan dan Amortisasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 Aset Tetap dan
PSAK No. 19 Aset Takberwujud bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat
ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah
bagiannya) daripada manfaat ekonomik dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai
kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada
pendapatan adalah tidak tepat dan hanya dapat digunakan dalam situasi yang sangat terbatas
untuk amortisasi aset takberwujud.
(vi) Amandemen PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja terkait Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja,
berlaku efektif 1 Januari 2016
PSAK No. 24 meminta entitas untuk mempertimbangkan iuran dari pekerja atau pihak ketiga
ketika memperhitungkan program manfaat pasti. Ketika iuran tersebut sehubungan dengan
jasa, iuran tersebut harus diatribusikan pada periode jasa sebagai imbalan negatif.
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa, jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun
jasa, entitas diperbolehkan untuk mengakui iuran tersebut sebagai pengurang dari biaya jasa
dalam periode ketika jasa terkait diberikan, daripada mengalokasikan iuran tersebut pada
periode jasa.
266
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(vii) Amandemen PSAK No. 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, terkait Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi
dalam PSAK No. 65, memberikan klarifikasi atas pengecualian dari penyajian laporan
keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas induk yang merupakan entitas anak dari
entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut mengukur semua entitas anaknya dengan
nilai wajar.
(viii) Amandemen PSAK No. 67 tentang Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, terkait
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Amandemen ini membahas isu yang telah timbul dari penerapan pengecualian entitas investasi
dalam PSAK No. 65 Laporan Keuangan Konsolidasian, memberikan klarifikasi atas
pengecualian dari penyajian laporan keuangan konsolidasian yang diterapkan pada entitas
induk yang merupakan entitas anak dari entitas investasi, ketika entitas investasi tersebut
mengukur semua entitas anaknya dengan nilai wajar.
(ix) PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015) tentang Segmen Operasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Penyesuaian ini mengklarifikasi:
- Entitas mengungkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam penerapan
kriteria agregasi PSAK No. 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat mengenai segmen
operasi yang digabungkan dan karakteristik ekonomi.
- Pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporkan
kepada pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas
segmen.
(x) PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015) tentang Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, berlaku efektif
1 Januari 2016
Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa entitas manajemen (entitas yang menyediakan jasa
personil manajemen kunci) adalah pihak berelasi yang dikenakan pengungkapan pihak
berelasi. Di samping itu, entitas yang memakai entitas manajemen mengungkapkan biaya yang
terjadi untuk jasa manajemennya.
(xi) PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015) tentang Properti Investasi, berlaku efektif 1 Januari 2016
Penjelasan tambahan jasa PSAK No. 13 membedakan antara properti investasi dan properti
yang digunakan sendiri. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa PSAK No. 22, dan bukan
penjelasan tambahan jasa PSAK No. 13, digunakan untuk menentukan apakah transaksi
tersebut adalah pembelian aset atau kombinasi bisnis.
(xii) PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015) tentang Aset Tetap, berlaku efektif 1 Januari 2016
Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa dalam PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 aset dapat
direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat
bruto ataupun neto. Dan akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara
jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan
kembali pada jumlah revaluasiannya.
(xiii) PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015) tentang Aset Takberwujud, berlaku efektif 1 Januari 2016
Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa dalam PSAK No. 16 dan PSAK No. 19 aset dapat
direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat
bruto ataupun neto. Dan akumulasi penyusutan atau amortisasi adalah perbedaan antara
jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan
kembali pada jumlah revaluasiannya.
267
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Amandemen dan penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), tetapi belum
berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun berjalan diungkapkan di bawah ini. Grup bermaksud
untuk menerapkan amandemen dan penyesuaian PSAK tersebut, jika dipandang relevan, saat telah
menjadi efektif (lanjutan).
(xiv) PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015) tentang Pengukuran Nilai Wajar, berlaku efektif 1 Januari
2016
Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa pengecualian portofolio dalam PSAK No. 68 dapat
diterapkan tidak hanya pada kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, tetapi juga
diterapkan pada kontrak lain dalam ruang lingkup PSAK No. 55.
Grup sedang mengevaluasi dampak dari Pernyataan Standar Akuntransi Keuangan tersebut dan
belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Grup.
Berdasarkan surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-1/PB.31/2016 tanggal
7 Januari 2016 perihal Permohonan Persetujuan Penyertaan Bank Saudara kepada PT Mandiri
Capital Indonesia (PT MCI), OJK menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bank Mandiri
melakukan tambahan penyertaan modal kepada MCI sebesar Rp345.000.
Pada tanggal 21 Januari 2016 telah dilakukan eksekusi transaksi penambahan penyertaan modal
kepada MCI sebesar Rp340.000, sehingga modal dasar MCI menjadi sebesar Rp350.000.
Penambahan penyertaan modal kepada MCI dilakukan dengan menerbitkan 3.400 (nilai penuh)
lembar saham baru dalam MCI masing-masing saham bernilai nominal Rp100.000.000 (nilai penuh)
dimana seluruh saham baru tersebut dieksekusi oleh Bank Mandiri (100%).
Dengan penambahan modal sebesar Rp340.000 yang dilakukan seluruhnya oleh Bank Mandiri maka
persentase kepemilikan saham di MCI yang masing-masing sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri
menjadi sebesar 99,97% dan Mandiri Sekuritas menjadi sebesar 0,03%.
Informasi yang disajikan pada lampiran 1 - 4 merupakan informasi keuangan tambahan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk., Entitas Induk, yang menyajikan penyertaan Bank pada Entitas Anak
berdasarkan metode biaya.
268
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
ASET
Kas 23.118.246 18.719.445
Giro pada Bank Indonesia 53.276.224 47.772.187
Giro pada bank lain
Pihak berelasi 349.373 306.556
Pihak ketiga 9.201.021 8.100.465
9.550.394 8.407.021
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (3.181) (3.181)
Jumlah 9.547.213 8.403.840
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Pihak berelasi 1.754.200 1.610.050
Pihak ketiga 28.808.026 49.624.245
30.562.226 51.234.295
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (66.760) (93.197)
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
ASET (lanjutan)
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas segera 1.156.327 1.156.366
Simpanan nasabah
Giro
Pihak berelasi 38.162.247 19.544.634
Pihak ketiga 128.242.700 103.498.022
Jumlah giro 166.404.947 123.042.656
Tabungan
Pihak berelasi 1.338.746 119.123
Pihak ketiga 244.985.964 229.335.488
Jumlah tabungan 246.324.710 229.454.611
Deposito berjangka
Pihak berelasi 37.870.850 33.454.266
Pihak ketiga 162.560.422 190.374.268
Jumlah deposito berjangka 200.431.272 223.828.534
Jumlah 613.160.929 576.325.801
Deposito berjangka
Pihak ketiga 4.858.778 11.139.843
Jumlah deposito berjangka 4.858.778 11.139.843
Jumlah 12.443.052 17.692.186
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Pihak berelasi 467.123 -
Pihak ketiga 4.396.048 6.112.589
Jumlah 4.863.171 6.112.589
Liabilitas derivatif
Pihak berelasi 3.095 8.679
Pihak ketiga 295.870 148.376
Jumlah 298.965 157.055
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan)
LIABILITAS (lanjutan)
Liabilitas akseptasi
Pihak berelasi 606.737 1.366.249
Pihak ketiga 10.724.536 11.747.810
Jumlah 11.331.273 13.114.059
EKUITAS
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan)
EKUITAS (lanjutan)
Lampiran 1
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga 63.093.448 55.092.073
Lampiran 2
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
Lampiran 2
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Kerugian bersih
yang belum
direalisasi dari
penurunan
nilai wajar
Selisih kurs efek-efek
karena dan obligasi
penjabaran pemerintah yang Keuntungan bersih
laporan tersedia untuk aktuarial program Saldo laba
Modal Tambahan keuangan dijual setelah imbalan pasti
ditempatkan modal disetor/ dalam mata dikurangi pajak setelah dikurangi Sudah ditentukan Belum ditentukan Jumlah
dan disetor agio saham uang asing tangguhan pajak tangguhan penggunaannya penggunaannya Jumlah ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2015 11.666.667 17.476.308 98.192 (582.234) - 9.779.446 58.893.169 68.672.615 97.331.548
Pembayaran dividen
dari laba bersih tahun 2014 - - - - - - (4.967.968) (4.967.968) (4.967.968)
Lampiran 3
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Lampiran 4
INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
31 Desember 31 Desember
2015 2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan dari penjualan aset tetap 3.754 103
Kenaikan obligasi pemerintah - tersedia
untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (12.900.528) (1.794.649)
Kenaikan efek-efek - tersedia untuk dijual
dan dimiliki hingga jatuh tempo (4.307.027) (3.888.574)
Pembelian aset tetap (762.329) (2.020.891)
Pembelian aset tidak berwujud (543.929) (387.165)
Setoran modal PT Bank Syariah Mandiri (500.000) -
Pembelian tambahan saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (330.000) (990.000)
Pembelian tambahan saham PT Bank Mandiri Taspen Pos (198.000) -
Pembelian saham PT Mandiri Utama Finance (51.000) -
Setoran Modal PT Mandiri AXA General Insurance (30.000) (87.000)
Pendirian PT Mandiri Capital Indonesia (9.900) -
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional (19.628.959) (9.168.176)
Lampiran 4