Anda di halaman 1dari 3

EKSEKUTIF

Edi Sukmoro
Direktur Aset Non Railways PT KAI

Menjalankan Tugas Pokok


Merupakan Targetan Pribadi Saya
Sejak terjadi perpindah-alihan kepemilikan usaha perkeretapian dari
pemerintah Hindia-Belanda kepada pemerintah Indonesia, pada masa
awal-awal kemerdekaan Indonesia, hingga sekarang ini, PT Kereta Api
Indonesia (Persero)/PT KAI terus menerus melakukan pembenahan
dan restrukrisasi secara keseluruhan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat.
INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01 49
EKSEKUTIF

K
ebijakan restrukturisai di tubuh pemberdayaan terbagi dalam dua menjalankan apa yang menjadi tugas
PT. KAI, kemudian melahirkan kategori, yaitu pertama, menyewakan utamanya. Tugas utama itu, meliputi
salah satu direktorat untuk lebih rumah dinas diluar dari yang dipakai penertiban, sertipikasi dan penjagaan
fokus mengurusi aset non produksi perseorangan baik pegawai, pensiunan aset ditambah dengan tugas ekstra
milik PT. KAI yang selama ini lepas dari ataupun umum, sebanyak kurang mencakup seluruh aset termasuk
pengawasan dan penjagaan. Direktorat lebih 16.000 unit rumah. Yang kedua, bangunan yang mempunyai nilai
itu adalah Direktorat Pengelolaan Aset bangunan atau tanah, ada beberapa heritage seperti : stasiun, bangunan
Non Railways. yang sudah di KSO-kan (Kerjasama dan benda-benda bersejarah, misalnya
operasi atau disewakan kepada pihak Gedung lawang sewu, Stasiun
Direktorat Pengelolaan Aset Non lain). ambarawa dengan sepur bergerigi dan
Railways (D8), di bawah kepemimpinan yang lainnya.
Edy Sukmoro, mengelola aset non Lanjut Edi, persoalan dalam
railways, meliputi, aset tanah, rumah, menertibkan aset-aset yang dimiliki Adapun aset tanah yang dimiliki oleh
dan bangunan diluar railway. PT. KAI muncul, karena banyak sekali PT.KAI merupakan aset-aset negara
aset-aset PT.KAI sudah terlalu lama yang dipisahkan yang diberikan kepada
Edi mengatakan, pihaknya sudah tidak diurusi, sehingga banyak pihak- PT.KAI sebagai penyertaan modal
membukukan rumah dinas, buku tanah, pihak yang menggunakan aset-aset negara seperti Badan-Badan Usaha
buku bangunan dinas (ada mess dan itu tanpa ada ikatan kontrak dengan Negara (BUMN) yang 100 persen
kantor) yang terbit bulan Maret 2013. PT. KAI. Bahkan ada yang berusaha modalnya berasal dari negara.
Tujuannya membuat buku kepemilikan untuk mensertipikatkan secara
aset adalah melindungi aset-aset kita, sepihak,katanya dia. Beda lagi dengan aset tanah yang
dengan cara memberitahu ke semua berada di sekitar rel kereta api, Edi
pihak, termasuk Badan Pertahanan Itu sebabnya buku yang dibuat tadi mengatakan, 11 meter sebelah kiri dan
Negara (BPN), supaya kalau tanah dan dikirimkan ke BPN juga, supaya kalau 11 meter sebelah kanan jalur kereta
aset kita mau diserobot orang dengan ada usaha untuk mensertipikatkan api adalah aset pemerintah c.q Dirjen
cara mensertipikasikan. Umumnya tanah PT. KAI secara sepihak, BPN bisa Kereta Api (DJKA) kira-kira luasnya 27
masyarakat tahu, bahwa aset yang terlebih dahulu memberitahu PT. KAI juta meter persegi. Di luar dari aset
diserobotnya itu adalah aset milik PT. Buku Aset tersebut tiap tahunnya pasti yang dikelola oleh Direktorat Aset
KAI . diperbaharui. Karena tiap tahun bisa Non Railways. Meskipun kepemilikan
ada penambahan atau pengurangan Dirjen KA, pengelolaannya diserahkan
Dalam pembukuan itu tanah non aset, tandas dia. kepada kereta api untuk melaksanakan
railway yang dikelola oleh Direktorat perawatan Jalan Rel Kereta Api
Aset Non Railways luasnya sekitar 270 Targetan Edi dalam memimpin dengan pola pemberian Infrastructure
juta meter persegi. Dari luas tanah Direktorat aset non produksi adalah Maintenace Operation (IMO).
270 juta persegi itu, Direktorat Aset
Non Railways ini sudah mensertipikasi
tanah seluas 90 juta meter persegi, dan
yang belum disertipikasi seluas 180 juta
meter persegi.

Melegalisasi tanah-tanah yang dimiliki


oleh PT. KAI itu merupakan upaya yang
dilakukan oleh Direktorat Aset Non
Railways dari aspek penyelamatan aset
tanah, ujar Edi.

Lanjut Edi, hal itu menjadi persoalan,


karena indikasi percepatan untuk
mensertipikatkan tanah milik PT.KAI itu
1,2 juta meter persegi pertahun. Dilihat
dari sisi percepatan maka dibutuhkan
100 tahun lebih untuk melakukan
pensertipikatan tanah yang dimiliki PT.
KAI.

Beda lagi dengan aspek pemberdayaan


aset-aset non produksi , Edi mengatakan,

50 INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01


Terkait dengan dengan anak yang mau menuruti dan hengkang dari Point dibangun di atas tanah PT.KAI
perusahaan yang berada di bawah jalur mati itu, kata Edi. yang ada di Medan, yang diserobot
kendali PT. KAI, Edi mengatakan, anak oleh PT. Arga Citra Kharisma (ACK).
perusahaan tidak pernah memiliki Selama ini memang diakui oleh Edi, Untuk penyerobotan tanah yang ada
aset tanah non produksi, hanya ada terhadap lahan-lahan Kereta Api yang di Medan, sudah kita upayakan proses
satu anak perusahaan yaitu Kereta Api ditempati oleh pihak lain, disebabkan pengadilan. Proses pengadilan selama
Properti Manajemen (KAPM), yang karena tidak dijaga, tidak ada yang ini, PT. KAI selalu dikalahkan hingga
boleh memberdayakan aset kereta melihat, dan mengawasi lahan-lahan sampai kasasi.
api melalui proses komersialisasi dari itu.
Direktorat Komersial (D1). Edi mengatakan, kita tak akan pernah
Direktorat aset non produksi sendiri, menyerah untuk mengupayakan proses
Sesuai dengan tugas utama Direktorat baru berusia dua tahun, lima tahun hukum terhadap penyerobotan tanah
Aset Non Railways, yaitu mengupayakan yang lalu atau sebelumnya masih yang ada di Gang Buntu, Medan Timur.
penertiban, pensertipikatan dan berada di bawah sebuah divisi yaitu Kita akan mengajukan Peninjauan
penjagaan aset-aset yang sekarang ini Divisi Property. Diharapkan dengan Kembali (PK) supaya aset tanah yang
dikuasai pihak lain yang tidak sesuai adanya direktorat sendiri, penertiban, diserobot itu kembali kepada rakyat.
dengan aturan. Terutama, aset tanah pensertipikatan dan penjagaan aset
yang berada di lintas mati (yang tidak tanah rumah dinas dan bangunan dinas Pemerintah juga tidak lepas tangan
beroperasi lagi). yang dimiliki dapat dilakukan secara terhadap aset tanah milik PT.KAI
intensif lagi. yang diserobot oleh pihak-pihak
Sekarang ini, banyak jalur rel lintas mati yang hanya menguntungkan diri
yang tidak dioperasikandianggap Edi mengatakan, tanah yang dimiliki sendiri. Pengembalian aset tanah
masyarakat tidak terurus, sehingga jalur oleh PT. KAI, 100 persen milik negara. itu sangat penting, supaya PT.KAI
tersebut ditempati dan dipergunakan Tanah negara kan, tanah rakyat juga? bisa mengembangkan usaha-usaha
masyarakat. Masa, tanah rakyat dipergunakan perkeretapian di Indonesia yang lebih
oleh pihak-pihak swasta yang hanya maju dan terpadu.
Secara prinsip, dalam penertiban jalur memikirkan keuntungan sendiri?
mati yang mau direaktivasi lagi, kita Ian Oktavianus
melakukan pendekatan persuasif dan Hingga sekarang ini, banyak bangunan
menyosialisasikan kepada masyarakat, mall, rumah sakit dan ruko dibangun
agar bersedia hengkang dari jalur mati tanpa ijin diatas tanah milik PT. KAI.
tersebut. Banyak juga masyarakat Misalnya bangunan Medan Center

INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01 51

Anda mungkin juga menyukai