PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berbenah diri memberikan pelayanan terbaik kepada para penggunanya. Di antaranya, meningkatkan pelayanan, e-ticketing, dan mendorong masyarakat berbudaya tertib. INTEGRITAS - November 2013
67
EKSEKUTIF
ini, perusahaan badan usaha
milik negara ini tercatat sebagai perusahaan yang paling agresif dan inovatif dalam pembenahan korporasi selama empat tahun terakhir. Itu terbukti dari berbagai perbaikan fundamental pada kinerja keuangan, manajemen, dan yang terutama pelayanan kepada pengguna jasa kereta api (KA). Ditambah lagi, PT KAI sukses meniti jalan evolusi untuk kembali ke jati diri sebagai service company, yang mengedepankan pelayanan sebagai etos kerja utama seluruh lini korporasi. Perubahan mendasar yang diiringi lonjakan kinerja korporasi itu mendapat apresiasi dari publik. PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan terus berinovasi, antara lain, dengan melakukan perluasan lokasi, kata Direktur Komersial PT KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, kepada Majalah INTEGRITAS di kantornya di kawasan Stasiun Kereta Api Juanda, Jakarta Pusat. Pun, kita tengah menggunakan rail ticket system (RTS) untuk KA jarak jauh dan lokal. Dan pada akhir tahun ini ditargetkan semua KA lokal sudah menggunakan RTS. RTS adalah aplikasi baru ticketing system PT KAI yang mampu mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan pelayanan penjualan tiket penumpang KA.
Tujuan diterapkannya RTS adalah agar
pelayanan tambahan bagi penumpang KA dengan memperbanyak channel reservasi dan pilihan cara pembayaran; mengakomodasi variasi pilihan manajemen tarif; sistem integrasi dan database untuk meningkatkan pelayanan dan retensi pelanggan PT KAI; meningkatkan sistem keamanan terhadap calo tiket; dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan sistem ticketing.
Sulistyo Wimbo Hardjito bangga karena
saat ini masyarakat lebih mengutamakan KA sebagai sarana transportasi. Kalau dulu orang lebih memilih menggunakan kendaraan travel, seperti Cipaganti, dibandingkan KA, maka kini orang sudah lebih memilih KA dibandingkan dengan kendaraan travel. Sekarang, setiap hari Jumat, KA selalu penuh. Itu berarti orang lebih memilih transportasi KA. Meskipun tarif mahal, orang lebih menggunakan KA sebab jenis transportasi ini terhindar dari kemacetan, ujar Sulistyo sumringah. PT KAI berhasil meraih laba yang cukup signifikan pada 2009 dan terus meningkat pada 2012. Pada 2012, laba PT KAI mencapai Rp 385,8 miliar dengan pendapatan sekitar Rp 6,96 triliun. Pada tahun 2013 kami akan berupaya mendapatkan laba lebih besar lagi, jelas Sulistyo. Ada kisah menarik di balik meningkatnya laba sejak 2009. Ternyata, naiknya laba tersebut terjadi, menurut Sulistyo, setelah PT KAI menaikkan gaji seluruh karyawannya. Dulu, pada waktu gaji rendah, kita malah rugi. Ternyata, ketika gaji dinaikkan sejak tahun 2009,
68
INTEGRITAS - November 2013
kinerja produktivitas karyawan KAI
makin tinggi yang berdampak pada meningkatnya laba PT KAI. PT KAI terus bertekad untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan dengan menyediakan fasilitas AC kepada seluruh armada kereta api. Pengguna kereta api betul-betul dimanjakan. Penumpang KA tidak boleh berdesak-desakan lagi, mereka harus mendapatkan tempat duduk. Toilet selalu bersih dan tersedia air serta tidak ada lagi pengamen dan pedagang asongan berkeliaran di KA, tegas dia, Jadi, di Indonesia seluruh KA, baik jarak jauh maupun jarak dekat, sudah ber-AC.
agar bisa langsung beroperasi di tempat
tersebut, paparnya. Perihal masih adanya sekitar tiga ribu lintasan KA yang tidak dijaga, Sulistyo menegaskan bahwa lintasan KA adalah urusan pemerintah. Demikan halnya dengan track rail. PT KAI hanya berurusan dengan lokomotif. Seminggu setelah penerapan e-ticketing, PT KAI sempat merugi hingga Rp 3 miliar karena hilangnya 700 ribu tiket single trip. Untuk mengantisipasi agar hal itu tidak terjadi lagi maka PT KAI segera melakukan perubahan.
Saat ini, penggunaan KA masih lebih
banyak di Pulau Jawa dan Sumatera. Tentunya diharapkan pembangunan KA ini dapat juga terjadi di daerah lainnya. Karena itu, adalah tugas pemerintah, dalam hal ini departemen perhubungan, untuk menyediakan sarana dan prasarana KA agar bisa juga beroperasi di daerah lain.
Kalau dulu kartu dikreasikan semenarik
mungkin maka sekarang kartu dibuat sederhana (plain) dengan warna putih saja. Kartu dengan tampilan menarik itu ternyata membuat banyak orang mengoleksinya. Sedangkan, kartu sederhana dengan warna putih seperti sekarang ini tampilannya kurang menarik sehingga tidak ada orang yang mengambil dan mengoleksinya. Saat ini kami tidak ada lagi kehilangan kartu (e-ticketing), jelas dia.
Apabila pemerintah telah mempersiapkan itu semua, maka PT KAI akan menyediakan lokomotifnya
Menurut Sulistyo, dunia KA di
Indonesia merupakan hasil kombinasi dengan mencontoh beberapa negara.
Misalnya, untuk pelayanan mencontoh
Asia Timur, untuk signalling (sistem sinyal) mencontoh Eropa, untuk mesin lokomotif mencontoh Amerika, dan untuk rel mencontoh Jepang. Ke depan, mungkinkah Indonesia menggunakan KA berkecepatan tinggi? Sulistyo menjawab KA berkecepatan tinggi sangat mahal bagi Indonesia. Selain membutuhkan teknologi KA modern yang tergolong mahal, budaya juga turut diperhatikan. Listrik pun tidak boleh sampai byarpret setiap saat. Mimpi Sulistyo ke depan dunia KA, seperti di Jawa, dalam waktu dekat ini memakai doubel track agar kapasitas semakin meningkat. Kita ingin KA menjadi pilihan yang layak bagi masyarakat, praktis dan tidak terjebak macet. Karena itu, butuh keseriusan dan sinergi, baik dari pihak PT KAI maupun pemerintah untuk bersama-sama berkomitmen memajukan transportasi KA di Indonesia. (VICTOR/IAN)