Biaya Kuliahnya Terjangkau Ketika dipercaya menjadi dosen di Universitas Bina Nusantara (BINUS University), 18 tahun lalu, Harjanto Prabowo masih menyandang gelar sarjana (strata satu). Ia mengajar di jurusan elektronika. Padahal, dosen-dosen lain di kampus ini sudah bergelar S-2. INTEGRITAS - November 2013
87
KAMPUS
i Binus, Harjanto mencapai
puncak karier pada 2009. Ia terpilih menjadi rektor yang ketiga. Dan tahun ini, Harjanto kembali dipercaya memimpin Binus, hingga 2018. Harjanto lahir pada 17 Maret 1964 di Kota Batik, Pekalongan (Jawa Tengah), sebagai anak ketujuh dari 10 bersaudara. Keluarganya tergolong sederhana. Ketika masa kuliah dulu, ayah saya mengatakan sudah tidak mampu membiayai kuliah saya. Selama kuliah, biaya kuliah dibantu oleh kakak. Saya juga mencari kerja sambilan untuk menutupi kebutuhan hidup, cerita Prof Dr Ir Harjanto Prabowo kepada Majalah INTEGRITAS di Kampus Binus, Syahdan, Kemanggisan, Jakarta Barat, awal akhir Oktober 2013. Keterbatasan ekonomi keluarga membuatnya giat belajar supaya mendapat nilai bagus dan meraih prestasi. Tekad sekeras baja alumni Universitas Diponegoro, Semarang (Jawa Tengah) ini membuahkan hasil, pada 1987 ia terpilih menjadi mahasiwa teladan. Ditanya mengenai wajah pendidikan Indonesia saat ini, Harjanto menjawab, Kita jangan hanya diam. Kita harus
88
bergerak dalam perubahan dalam dunia
pendidikan yang semakin konpetitif. Ia menambahkan, BINUS University yang memiliki program D-3, S-1 sampai S-3 jauh-jauh hari sudah mempersiapkan konsep pendidikan dan sumber daya manusia yang andal. Tujuannya, ketika mahasiswa selesai dari bangku pendidikan, mereka harus bisa menjawab persoalan dan tantangan masa depan. Harjanto melihat pemerintah memang sudah berupaya semaksimal mungkin memperhatikan dunia pendidikan. Namun, wajah pendidikan kita masih jauh dari harapan. Sedihnya, minat masyarakat untuk masuk dunia perguruan tinggi sampai saat ini masih minim. Tidak bisa dimungkiri, salah satu alasannya adalah biaya yang mahal. Menurut dia, adalah juga fakta, banyak lulusan perguruan tinggi menjadi pengangguran. Mengapa? Kondisi lapangan kerja tidak sesuai dengan kriteria sarjana yang dihasilkan perguruan tinggi. Banyak lulusan yang salah jurusan. Mereka kuliah mengambil jurusan pertanian, tetapi setelah mereka selesai kuliah bekerja di dunia perbankan, kan nggak nyambung dengan mata pelajarannya dulu. Oleh
INTEGRITAS - November 2013
karena itu, siapa pun presiden nanti,
dia harus serius memperhatikan dunia pendidikan, tambahnya. Harjanto tidak mau menyalahkan pihak mana pun. Intinya, kalau kita peduli pada dunia pendidikan, ada baiknya kita saling mengevaluasi dunia pendidikan agar ke depannya menjadi lebih baik. Saat ini alokasi APBN yang paling besar itu diberikan ke pendidikan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia berharap anggaran pendidikan yang besar itu digunakan sebaik mungkin untuk program pendidikan, seperti biaya penelitian bagi para mahasiswa dan dosen. Janganlah disalahgunakan, katanya mengingatkan. Harjanto juga mengingatkan, pemerintah harus terus menyeleksi kualitas dan tingkat kesejahteraan dosen. Kalau kualitas dan kesejahteraan dosen sudah baik, tentu mereka akan fokus mengajar dalam satu universitas saja, tidak nyambi di kampus lain dengan alasan gaji yang tidak cukup di tempatnya mengajar. Dalam kaitan itu, ia memberi contoh Singapura, pemerintah negara tetangga itu memperhatikan kesejahteraan dosen sehingga kualitas pendidikan Singapura sangat bagus.
Jika kualitas pendidikan dibenahi mulai
saat ini, 20 tahun mendatang negara kita pasti akan disegani di kawasan ASEAN bahkan di Asia. Pada 70-an banyak mahasiswa dari Malaysia atau Singapura yang kuliah di Indonesia karena pada masa itu kualitas pendidikan kita masih unggul dibandingkan Malaysia. Pasti ada yang salah dengan sistem pengajaran kita. Kalau ada yang mengatakan jumlah penduduk besar jadi penghambat kemajuan dunia pendidikan, saya pikir itu salah kaprah. Buktinya, negara Cina dan India jumlah penduduknya besar lebih dari satu miliar. Mereka menjadi negara yang maju karena pengelolaan dunia pendidikan sangat baik, paparnya.
Harus Sejalan dengan Moral
Bagaimana soal kurikulum? Harjanto tidak ingin mempermasalahkan faktor kurikulum pendidikan yang diterapkan pemerintah. Kalau kurikulum pendidikannya ada yang kurang sempurna, masih bisa disempurnakan kok. Negara Amerika Serikat saja masih banyak kelemahannya dalam kurikulum pendidikannya tapi mereka mengubahnya. Presiden Barack Obama meminta agar kurikulum pendidikan segera dievaluasi. Ia berpendapat, sebenarnya kurikulum pendidikan tidak terlalu menjadi persoalan. Yang menjadi masalah saat ini adalah banyak orang berpendidikan tinggi yang menjadi pelaku tindak pidana korupsi. Saya pikir, selain memperbaiki sistem pendidikan, moral bangsa kita pun harus diperbaiki lewat pendidikan supaya orang yang menciptakan sistem dan peraturan itu tidak melakukan praktik korupsi. Mengingat moral bangsa ini sedang dipertanyakan, BINUS University sedang fokus mempersiapakan metode pendidikan character building. Yakni, dosen tidak hanya bertugas
mengajarkan mata pelajaran tapi
juga pendidikan karakter. Tujuannya, supaya mahasiswa yang sudah lulus dari bangku kuliah kelak memiliki nilai kejujuran ditengah masyarakat. Tak ada guna, jika ada mahasiswa pintar selama dia kuliah dan selalu mendapat nilai tinggi dalam tiap ujian, namun setelah dia masuk dalam dunia kerja justru jadi pelaku korupsi, katanya. Lantas, tugas apa yang paling menantang ketika dipercaya menjadi rektor untuk kedua kalinya? Menurut Harjanto, yang paling menantang adalah menjadikan BINUS University menjadi universitas berkelas dunia. Maksud saya, BINUS University diakui dunia karena memiliki kualitas pendidikan yang berkelas dunia sehingga lulusan dari kampus kami bisa bekerja di perusahaan berkelas dunia, juga menjadi seorang wirausahawan dunia.
dijawab. Cita-cita menjadikan BINUS
University berkelas dunia sebenarnya sudah dicanangkan sejak empat tahun lalu. Dan tugas saya saat ini untuk melanjutkan visi dan misi itu. Apalagi usia kampus BINUS sudah 32 tahun, jadi sudah waktunya kampus ini harus tampil menjadi kampus yang terdepan dalam kualitas pendidikan. Di ujung wawancara, Harjanto mengatakan ingin sekali mewujudkan universitasnya sebagai kampus yang terdepan dalam kualitas pendidikan tapi biaya kuliahnya terjangkau. Itulah yang akan saya kerjakan. Bagaimana caranya? Kami usahakan agar BINUS University bisa membangun kerja sama dengan berbagai perusahaan. Kami memberikan kontribusi ilmu dan SDM kepada pihak perusahaan dan pihak perusahaan memberikan bantuan dana kepada kampus.