Anda di halaman 1dari 5

“Kenapa Lulusan Perguruan Tinggi Makin Susah Mendapat Pekerjaan?

Tugas Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Pra Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Perencanaan Sumber Daya Manusia

Dosen Pengampu :
Rosman Ruskana, M.M

Disusun Oleh:
Annisa Ayu Prebawaning (20110266)
Fanujjiya Nasya Rayhan (20110271)

Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur


Politeknik STIA LAN Bandung
Tahun 2021/2022
JAKARTA, KOMPAS.com –  Lulusan perguruan tinggi Indonesia sedang mengalami
dilema, sebab gelar ijazah pendidikan tinggi yang mereka raih tak lagi jadi jaminan
mudah untuk mendapat pekerjaan. Kesulitan mereka terserap dunia kerja semakin
bertambah berat, karena mulai 1 Januari tahun ini mereka juga bersaing dengan tenaga
kerja asing dari negara-negara ASEAN sebagai dampak berlakunya Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) Sulitnya lulusan universitas lokal memperoleh pekerjaan
sudah terlihat dari angka pengangguran terdidik Indonesia yang meningkat setiap
tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2014, di Indonesia
ada 9,5 persen (688.660 orang) dari total penganggur yang merupakan alumni
perguruan tinggi. Mereka memiliki ijazah diploma tiga atau ijazah strata satu (S-1) .
Dari jumlah itu, penganggur paling tinggi merupakan lulusan universitas bergelar S-1
sebanyak 495.143 orang. Angka pengangguran terdidik pada 2014 itu meningkat
dibandingkan penganggur lulusan perguruan tinggi pada 2013 yang hanya 8,36 persen
(619.288 orang) dan pada 2012 sebesar 8,79 persen (645.866 orang). "Tingkat
pengangguran terbuka Indonesia berdasarkan pendidikan yang ditamatkan cukup
membahayakan," kata mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Djalal, pada
Kompas, (27/4/2015). Menurut Fasli, Indonesia perlu mendesain ulang konsep
pendidikan tinggi agar lulusannya mudah diserap industri.
"Apa masih perlu mendidik anak selama empat tahun di perguruan tinggi atau cukup
memberikan pelatihan bersertifikat internasional enam bulan agar mereka bisa
langsung bekerja di sejumlah negara," ujarnya. Banyaknya lulusan perguruan tinggi
menganggur karena adanya ketimpangan antara profil lulusan universitas dengan
kualifikasi tenaga kerja siap pakai yang dibutuhkan perusahaan. Berdasarkan hasil
studi Willis Towers Watson tentang Talent Management and Rewards sejak tahun
2014 mengungkap, delapan dari sepuluh perusahaan di Indonesia kesulitan
mendapatkan lulusan perguruan tinggi yang siap pakai. Masih menurut hasil studi itu,
semestinya perusahaan tidak sulit mencari tenaga kerja, sebab angka pertumbuhan
lulusan perguruan tinggi di Indonesia setiap tahun selalu bertambah. Sementara itu,
angka permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja selalu lebih rendah dari pada
jumlah lulusannya. "Setelah India dan Brasil, Indonesia menempati peringkat ketiga
sebagai negara dengan pertumbuhan lulusan universitas lebih dari 4 persen dan rata-
rata surplus 1.5 persen per tahun. Tapi, perusahaan tetap kesulitan mendapatkan
karyawan yang berpotensi tinggi," ujar Consultant Director, Willis Tower Watson
Indonesia, Lilis Halim pada diskusi A Taste Of L’oreal, Rabu (20/4/2016). Susah
terserapnya lulusan perguruan tinggi Indonesia karena tidak memiliki skill yang
dibutuhkan perusahaan dan tidak punya critical skill. "Skill adalah langkah utama
memasuki dunia kerja, setelah itu harus punya critical skill jika ingin berkembang dan
masuk jajaran manajemen perusahaan," kata Lilis. Berdasarkan studi itu, Lilis
mengatakan bahwa di era digital saat ini lulusan perguruan tinggi harus punya digital
skills, yaitu tahu dan menguasai dunia digital. Agile thinking ability - mampu berpikir
banyak skenario- serta interpersonal and communication skills - keahlian
berkomunikasi sehingga berani adu pendapat. Terakhir, menurut dia, para lulusan juga
harus punya global skills. Skil tersebut meliputi kemampuan bahasa asing, bisa padu
dan menyatu dengan orang asing yang berbeda budaya, dan punya sensitivitas
terhadap nilai budaya. Harus bersinergi Pakar pendidikan Indonesia, Arief Rachman,
yang juga jadi panelis dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa kualitas lulusan
perguruan tinggi yang tak sesuai kebutuhan dunia industri adalah akibat kesalahan
sistem pendidikan Indonesia selama 20 tahun lalu. "Selama ini mahasiswa hanya
disuruh belajar untuk lulus jadi sarjana. Mereka hanya mengejar status bukan proses
untuk menjadi sarjana. Akhirnya mereka jadi tak punya pemahaman apa-apa terhadap
proses pendidikan yang sudah dilalui," ujarnya. Arief juga mengajak orang tua, guru
dan dosen untuk  mengajarkan kepada generasi muda agar tidak takut terhadap
perubahan. Ia juga mengkiritik terhadap orang yang kontra dengan perubahan
kurikulum pendidikan. "Jangan takut kurikulum pendidikan berubah, sebab perubahan
itu juga untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri dan dunia yang dinamis,"
kata Arief. Guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu juga berharap agar
pemerintah dan perguruan tinggi bisa mengajak pihak swasta untuk menyusun
kurikulum yang tepat bagi perguruan tinggi. "Kurikulum harus dibentuk juga oleh
teman-teman dari swasta, sebab dari swasta kita jadi tahu pengalaman di lapangan dan
itu merupakan guru paling hebat bagi mahasiswa," ujarnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2016/04/23/17424071/
Kenapa.Lulusan.Perguruan.Tinggi.Makin.Susah.Mendapat.Pekerjaan.?page=all

Permasalahan yang muncul dari dalam artikel tersebut ialah mengenai kriteria
apa yang harus ada dalam qualification kriteria pegawai bagi perencanaan dan
pengembangan pegawai. Terlebih lagi untuk lulusan para sarjana baru. Jadi,
dalam permasalahannya banyak perusahaan yang meminta dan lebih
membutuhkan kualifikasi tenaga kerja yang siap pakai. Perusahaan juga sangat
kesulitan untuk mendapatkan karyawan yang berpotensi tinggi. Yang dimana
para lulusan perguruan tinggi Indonesia karena tidak memiliki skill yang
dibutuhkan perusahaan dan tidak mempunyai critical skill.
Sebab, skill tersendiri merupakan langkah yang paling utama dalam memasuki
dunia kerja, setelah itu harus punya critical skill agar dapat berkembang dan
masuk jajaran manajemen perusahaan.

Solusi yang dapat diambil berdasarkan teori Perencanaan Sumber Daya Manusia
:

Anda mungkin juga menyukai