Anda di halaman 1dari 11

ANTARA PENDIDIKAN MURAH DAN PENDIDIKAN MURAHAN

Resume

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

OLEH :
Lina Afriyana (A1A019128)

KELAS : C
Dosen Pembimbing : Zedi Muttaqin, S. Pd, M. Pd

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
Kata Pengantar

Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah, hidayah,
kesehatan serta umur yang panjang sehingga resume yang berjudul “Antara Pendidkan Murah
dan Pendidikan Murahan” ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada
Bapak Zedi Muttaqin, S.Pd, M.Pd yang telah membimbing dan memberikan tugas dalam rangka
pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila.

Dalam makalah ini saya akan membahas masalah mengenai “Antara Pendidikan Murah
dan Pendidikan Murahan” karena sangat penting untuk kita ketahui bagaimana sistem
pendidikan di Indonesia, serta permasalahan-permasalahan yang terjadi khususnya adanya
ketimpangan antara pendidikan yang memiliki harga yang rendah dengan yang lainnya, factor-
faktor yang mempengaruhi serta bagaimana solusi yang tepat sehingga tujuan pendidikan sesuai
dengan Pembukaan UUD NRI 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai.

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya memohon maaf atas kekurangan yang ada di dalam
makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan
dari para pembaca untuk makalah saya selanjutnya agar dapat menjadi lebih baik lagi.

Mataram, 9 Desember 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

No table of contents entries found.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan be
asila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak zaman nenek
moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh diganti
ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan,
artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi
norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.

Dengan ditulisnya makalah ini kami berharap dapat sedikit membantu


memberikan gambaran bahwa tujuan mempelajari pancasila adalah untuk
mempelajari pancasila yang benar. Mempelajari pancasila yang benar, yakni
yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis, konstitusional,
maupun secara objektif – ilmiah. Secara yuridis – konstitusional artinya
karena pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar
mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan negara.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun


1945?

2. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI


tahun 1945?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI


Tahun 1945

2. Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI


tahun 1945

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BAGAIMANA SEHARUSNYA PENDIDIKAN?


B. PENDIDIKAN MURAH YANG BERKUALITAS
C. PENDIDIKAN MURAH DI DUNIA
D. PENDIDIKAN MURAHAN
E. REALITA PENDIDIKAN DI INDONESIA
F. INFLASI PENDIDIKAN DI INDONESIA TINGGI
G. KOMPAS.com - Tidak banyak orangtua menyadari angka inflasi
pendidikan di Indonesia terbilang sangat tinggi. Lembaga keuangan
Jiwasraya menyebut asumsi angka kenaikan inflasi 15% untuk sektor
pendidikan. Hal ini diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik di mana
sektor penyumbang inflasi tertinggi pada laporan BPS bulan September
2017. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan inflasi tersebut terjadi
karena adanya kenaikan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran,
contohnya biaya pendidikan. "Kelompok ini pada September 2017
menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan
menyumbang inflasi, yakni uang kuliah sebesar 0,04 persen, uang
sekolah SD-SMA dan tarif rekreasi masing-masing sebesar 0,01 persen,"
kata Suhariyanto, di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017). Lalu
dengan rerata kenaikan inflasi pendidikan sebesar 15%, berapa
perkiraan biaya kuliah di tahun 2023 dan 2028? Baca juga: Mengejar
Pendidikan Internasional, antara Impian dan Realita Jiwasraya
berdasarkan kenaikan nilai inflasi pendidikan per tahun sebesar 15%
mencoba membuat perhitungan biaya kuliah per semester di 6
perguruan tinggi favorit, di antaranya: Institut Teknologi Bandung ( ITB),
Bina Nusantara (Binus), Universitas Indonesia ( UI), Unpad (Universitas
Padjajaran), ITS (Institut Teknologi 10 November Surabaya) dan UGM
(Universitas Gadjah Mada). Berikut perkiraan biaya kuliah dalam 5 dan
10 tahun ke depan: Tahun 2018: ITB: Rp. 20.000.000 Binus: Rp.
19.550.000 UI: Rp. 15.000.000 Unpad: Rp. 13.000.000 ITS: Rp. 7.500.000
UGM: Rp. 26.000.000 Tahun 2023 Ilustrasi. Asumsi biaya pendidikan di

3
beberapa universitas Indonesia tahun 2023 dan 2028 Ilustrasi. Asumsi
biaya pendidikan di beberapa universitas Indonesia tahun 2023 dan
2028(Dok. Jiwasraya) ITB: Rp. 46.261.615 Binus: Rp. 45.220.338 UI: Rp.
34.695.911 Unpad: Rp. 30.069.790 ITS: Rp. 17.347.956 UGM: Rp.
60.139.580 Tahun 2028 ITB: Rp. 93.047.828 Binus: Rp. 90.954.252 UI:
Rp. 34.695.911 Unpad: Rp. 69.785.871 ITS: Rp. 34.892.935 UGM: Rp.
120.962.176 Dalam infografis ini, Jiwasraya menyebutkan bahwa biaya
kuliah tersebut belum termasuk biaya kost, fotokopi, modul kuliah,
workshop dan juga uang saku/jajan anak. Angka tersebut juga
merupakan angka asumsi rata-rata tertinggi biaya kuliah dari masing-
masing universitas tanpa melihat jurusan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inflasi Pendidikan


Tinggi, Berapa Biaya Kuliah 5 dan 10 Tahun Lagi?",
H. KESENJANGAN ANTARA PENDIDIKAN MURAH DAN
PENDIDIKAN MURAHAN
I. ANTARA SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA
J. BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
K. YANG MANA YANG TERMASUK PENDIDIKAN MURAH?

Pendidikan hak bagi setiap anak. Mengantarkan anak menempuh


pendidikan yang layak adalah kewajiban orangtua. Sedang penyelenggaraan
pendidikan bagi anak adalah kewajiban pemerintah.Apabila kita menilik
ketentuan Amandemen Undang Undang Dasar 1945 Bab XIII pasal 3 ayat 1
dan 2 bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan, setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya, bisa ditafsirkan pemerintah harus menyelenggarakan
pendidikan secara merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, biaya pendidikan haruslah murah atau bahkan nyaris gratis.
Penafsiran semacam ini mungkin bisa diterima oleh masyarakat. Terutama
oleh orangtua apalagi yang mempunyai anak dan masih usia sekolah.Tetapi,
penafsiran semacam ini mulai memunculkan permasalahan yang cukup rumit.
Mungkinkah di Indonesia dapat diselenggarakan pendidikan yang murah

4
tetapi berkualitas. Melihat kenyataan bahwa bangsa kita sedang dalam kondisi
terpuruk. Juga dapat diterangkan bahwa bayi yang baru lahir saja sudah
membebani hutang negara sebesar sekitar Rp3 juta. Bagaimana mungkin
pendidikan murah dapat terwujud jika kenyataan yang terjadi seperti
itu.Semenjak ditetapkannya anggaran pendidikan sekurang-kurangnya sebesar
20% dari anggaran pendidikan dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
sebagaimana termaktub dalam Amandemen UUD 1945 Bab XIII Pasal 31 ayat
4, maka banyak kalangan berharap terhadap subsidi pembiayaan pendidikan.
Subsidi ini akan mengurangi beban yang harus ditanggung orangtua dalam
membiayai pendidikan. Namun sayang, secara nasional dan daerah,
Yogyakarta yang berpredikat kota pendidikan pun anggaran pendidikan masih
jauh dari ketentuan tersebut. Anggaran baru mencapai angka 11,5% dan
efektifnya 9%.Murah atau mahalnya pendidikan memang bersifat relatif.
Biaya pendidikan sebesar Rp1,000,000,00 mungkin dianggap mahal oleh
kalangan ekonomi menengah ke bawah. Tetapi, murah bagi kalangan ekonomi
menengah. Sangat murah bagi kalangan ekonomi menengah ke atas. Yang
penting diperhatikan adalah biaya pendidikan hendaklah proporsional dengan
perolehan yang didapat oleh anak didik. Kita tidak keberatan dengan biaya
pendidikan di atas rata-rata kalau menghasilkan lulusan yang bermutu dan
mempunyai kompetensi di bidangnya sehingga mampu bersaing di dalam
kompetisi di era globalisasi. Buat apa pendidikan yang murah kalau alumnnus
yang dihasilkan kurang berkualitas dan tidak kompeten di bidangnya.Kita
hendaklah ingat dengan ungkapan Jer Basuki Mawa Bea. Hampir semua harus
dibeli dengan uang. Tidak ada yang gratis. Bahkan untuk buang air kecil di
toilet sekali pun. Semua bidang tanpa perkecualian, termasuk bidang
pendidikan sudah terseret ke arus kapitalisme modern yang bernuansa
materialisme. Sementara itu, sistem pendidikan di Indonesia kini sudah
berubah. Setiap siswa yang dinyatakan lulus adalah siswa yang nilainya sesuai
dengan standar kelulusan. Hal ini dilakukan pemerintah karena untuk
mengejar ketertinggalan mutu pendidikan Indonesia dengan negara lain seperti
Malaysia. Malaysia kini ternyata lebih maju dari negara kita. Namun
penetapan standar mutu pendidikan yang diterapkan tidak dibarengi dengan

5
peningkatan mutu pendidikan. Seperti dalam pengajaran yang diberikan oleh
para pendidik. Mutu pengajaran ternyata tidak meningkat bahkan cenderung
menurun. Pendidik mengajar hanya sebatas karena kewajiban. Bukan untuk
mencerdaskan anak bangsa. Seperti kenyataan sekarang bahwa banyak siswa-
siswi, baik SMP atau SMA tidak lulus karena standar kelulusan yang
diterapkan oleh pemerintah terlalu tinggi.Fakta ini harus dicermati sebagai
suatu problem pendidikan. Apakah pemerintah yang salah, pendidik yang
salah, atau siswa-siswi yang salah. Maka dari itu maka harus dipikirkan solusi
yang tepat untuk menyelesaikan problem ini.Penyelesaian masalah antara lain
seperti dengan memberikan pendidikan murah, melakukan evaluasi para
pendidik agar lebih berkualitas, serta memberikan perhatian lebih bagi siswa-
siswi dalam belajar. Sebab, pendidikan diharapkan dapat menciptakan bangsa
yang bermartabat, berbudaya, menjunjung tinggi budi luhur, unggul dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menciptakan generasi bangsa yang
memberikan kemajuan bagi bangsa dan negara

dalam Undang-undang Dasar 45 disebutkan pada BAB XIII


PENDIDIKAN pasal 31 ayat (1) Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat
pengajaran. (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pengajaran Nasional yang diatur dengan undang-undang

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
V
B. Saran
B

7
Daftar Pustaka

Ihsanudin., Nurhadi. 2007. Pendidikan Murah dan Stadar Mutu. Yogyakarta.


Diakses pada tanggal 9 Desember 2019 melalui
https://news.detik.com/opini/d-791460/pendidikan-murah-dan-standar-
mutu-

Widyasuhadi, Nursuhadi Bodong. 2012. Pendidikan Murah di Indonesia. Diakses


pada tanggal 9 Desember 2019 melalui
https://www.kompasiana.com/retszonora/5517cb5fa333113107b66124/pend
idikan-murah-di-indonesia

Harususilo, Yohanes Enggar. 2018. Inflasi Pendidikan Tinggi Berapa Biaya


Kuliah 5 dan 10 Tahun Lagi. Diakses pada tanggal 9 Desember 2019
melalui https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/09/13261841/inflasi-
pendidikan-tinggi-berapa-biaya-kuliah-5-dan-10-tahun-lagi

Anda mungkin juga menyukai