Anda di halaman 1dari 31

Ribuan Mahasiswa Bekasi Khataman Alquran Bersama Nusantara Mengaji

Sabtu, 13 Januari 2018 - 20:04 WIB Inisiator Nusantara Mengaji Muhaimin Iskandar saat memberikan
Alquran kepada mahasiswi di Kampus Pelita Bangsa, Bekasi, Sabtu (13/1/2018). Foto/Istimewa
A+ A-
BEKASI - Ribuan mahasiswa Pelita Bangsa, Cikarang Bekasi, Jawa Barat bersama-sama
mengkhatamkan Alquran, pada Sabtu (13/1/2018) ini bersama Nusantara Mengaji (NM). Langkah ini
dilakukan untuk memperkuat bekal spiritual mahasiswa di tengah persaingan global.

"NM hadir mengisi kebutuhan spiritual masyarakat dengan mendekatkan mereka kepada Alquran," kata
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid di Kampus Pelita Bangsa, Bekasi, Sabtu
(13/1/2018).

Dalam pandangan Jazilul, khasiat dan keutamaan Alquran diharapkan mampu memberikan energi dan
semangat positif bagi bangsa Indonesia. Dia yakin Indonesia yang dianugerahi sumber daya alam yang
melimpah selama dikelola oleh pribadi-pribadi Qurani dapat mewujudkan negara yang makmur, adil dan
berperadaban luhur.

Sementara itu, Inisiator NM A Muhaimin Iskandar mengingatkan mahasiswa agar menyiapkan


infrastruktur batin. "Mari menyiapkan jiwa yang terdalam dalam jiwa kita," kata dia.

Menurut Cak Imin, tidak ada manfaat jika mahasiswa hanya memiliki bekal ilmu pengetahuan dan
teknologi,tanpa membekali diri dengan persiapan yang tangguh. "Matangkan skil dan rohani maka akan
lahir Indonesia yang unggul," katanya.

Jika bisa memperkuat infrastuktur batin dan lahir, akan menemukan kemajuan hakiki. Kemajuan IPTEK,
ekonomi, infrastruktur yang ditopang fondasi moralitas dan keagamaan. "Saya yakin Indonesia akan
menjadi menara baru peradaban dunia," kata dia.

Dalam kegiatan yang dihadiri pula Wakil Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja ini, Cak Imin menyerahkan
Alquran kepada mahasiswa berprestasi di Kampus Pelita Bangsa.

Selain itu ribuan mahasiswa tersebut juga memberikan apresiasi dan dukungan atas deklarasi sejumlah
kalangan terhadap Cak Imin untuk maju sebagai Cawapres 2019.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
PPP: RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pesantren Perlu Ada
Perbaikan

Jum'at, 12 Januari 2018 - 14:13 WIB Anggota DPR dari Fraksi PPP M Iqbal sebagai pengusul
mengungkapkan bahwa RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pesantren perlu ada perbaikan.
Foto/dpr.go.id
A+ A-
JAKARTA - RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pesantren yang sudah masuk dalam Prolegnas
2018 saat ini dibahas dalam rapat harmonisasi Baleg hari ini. Dalam sambutannya pimpinan Baleg sangat
mengapresiasi Draft usulan FPPP yang sudah diterima oleh Baleg untuk dibahas dalam RDPU pada tahap
berikutnya.

Dalam pandangannya, Anggota DPR dari Fraksi PPP M Iqbal sebagai pengusul mengungkapkan bahwa
RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan dan Pesantren perlu ada perbaikan. Yang pasti semangat
dibentuknya RUU ini menginginkan terbentuknya generasi masa depan Indonesia yang cerdas dan
dibentengi dengan ilmu keagamaan untuk bisa berkompetisi dalam skala global.

"Dengan lahirnya RUU ini diharapkan generasi ke depan tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga
memiliki kualitas moral dan spiritual," ujar anggota DPR asal Dapil Sumbar II ini di Kompleks DPR,
Senayan, Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Pesantren atau sebutan lainnya sudah ada jauh sebelum Indonesia Merdeka, namun hingga saat ini belum
ada regulasi yang memperhatikan keberlangsungannya. Dia menilai, seakan-akan pemerintah belum hadir
untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan keagamaan yang ada di Indonesia ini.

"Oleh sebab itu penting kiranya RUU ini dimaknai sebagai hadirnya negara terhadap keberlangsungan
pesantren yang jumlahnya sudah mencapai ratusan ribu di Indonesia," tegas dia.

Dalam rapat harmonisasi, Politisi Golkar Misbakhun juga mendukung lahirnya RUU Lembaga
Pendidikan Keagamaan dan Pesantren ini sebagai benteng Indonesia. Namun, dia menekankan
pengaturan dalam RUU ini lebih kepada lembaganya bukan pada jenjang dan kurikulumnya yang secara
konstitusional sudah diatur di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

"Jangan sampai sistem pendidikan nasional ada sub sistem sehingga sebaiknya yang kita atur ini hanyalah
lembaga pendidikannya bukan kurikulumnya," tegas dia.

Di tempat lain, Erfandi dari Komisi Hukum MUI sangat senang dibahasnya RUU ini yang akan
dilanjutkan dalam RDP. Dia menilai, ini sebuah kemajuan dan komitmen positif dari legislatif untuk
membentengi moral bangsa.

Karena secara konstitusional keberadaan lembaga keagamaan dan pesantren sudah diamanahkan oleh
konstitusi pasal 29 UUD 1945 yang mewajibkan negara untuk memeluk dan mengembangkan ajaran
agamanya.

"Saya berharap RUU ini segera disahkan di tengah-tengah kontestasi politik. Selama ini masyarakat
disuguhkan dengan isu yang berbau pilkada sedangkan isu yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyrakat jarang dibahas," pungkasnya.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
Bantuan Pendidikan Rp959 Miliar ke NTT Bersifat Swakelola

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan bantuan


pendidikan senilai Rp959 miliar ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bantuan ini bersifat swakelola dan diperuntukkan untuk membangun sekolah. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, anggaran Rp959 miliar yang digelon torkan
tahun ini sudah meningkat dari tahun sebelumnya baik untuk bantuan tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.

”Bantuan itu kami berikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan mempercepat ketertinggalan dari
provinsi lainnya,” kata Muhadjir saat mengunjungi SMPN 4 Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao,
NTT, kemarin.

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menyampaikan, anggaran ini bersifat swakelola
sehingga akan langsung ditransfer dari pemerintah pusat ke kepala sekolah bersama komite sekolah.

Sebagian besar dana ini akan digunakan untuk membangun unit sekolah baru (USB) baik untuk jenjang
SD, SMP, SMA, SMK, maupun SLB. Guru besar Universitas Negeri Malang ini menerangkan,
Kemendikbud memberikan kesempatan kepada siswa SMK jurusan konstruksi dalam proses
pembangunan sekolah di NTT.

Selain mereka, Kemendikbud juga melibatkan perguruan tinggi yang memiliki program satu di arsitektur
dan teknik sipil. Keduanya tidak hanya bertugas merancang, namun juga mengawasi proses
pembangunan. Muhadjir menyampaikan, pihaknya ingin sekolah yang dibangun mengadopsi kearifan
lokal setempat misalnya saja dari segi konstruksinya.

Jika dinding sekolah memakai din ding gedek (bilahan bambu yang dianyam), itu akan lebih baik
daripada tembok permanen. ”Kami sedang menurunkan tim untuk mengkaji konstruksi yang ideal di
NTT. Karena cuaca di sini panas, dinding gedek lebih bagus dibandingkan dengan tembok permanen.
Kalau di sini ada yang meneliti soal ini, sebetulnya bisa menjadi keunggulan dan kearifan lokal
tersendiri,” ucapnya.

Selain USB, anggaran pen didikan juga akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi
guru baik berupa pelatihan, lokakarya, dan lain-lain. Itu karena hasil ujian nasional (UN) di NTT masih di
bawah rerata nasional walaupun tingkat kejujuran dan integritasnya bagus.

”Tingkat integritas saat ini sudah tidak lagi relevan setelah ujian menggunakan kom pu ter. Jadi, kami
akan prioritas kan sarana dan peralatan komputer agar sekolah di NTT melaksanakan ujian dengan
komputer semakin bertambah. Itu salah satu cara memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan,”
jelasnya.

Presiden Joko Widodo (Joko wi) saat berkunjung ke Rote Ndao juga membagikan Kartu In donesia Pintar
(KIP) kepada 1.015 siswa. Melalui kebijakan KIP, pemerintah berharap agar seluruh anak Indonesia
mendapatkan akses kepada pendidikan yang layak. Sejauh ini, terdapat tiga skema pembiayaan bagi para
pelajar melalui KIP.

Para pelajar tingkat SD diberikan dana bantuan se besar Rp450.000/ tahun. Pelajar SMP Rp750.000,
sementara tingkat SMA maupun SMK di berikan dana bantuan Rp1 juta.

”Saya perlu ingatkan kepada anak-anakku semua agar anggaran yang ada di sini di pakai untuk ihwal
yang berkaitan dengan pendidikan.

Untuk beli seragam sekolah boleh, beli sepatu boleh, beli topi sekolah boleh, beli buku boleh, untuk bayar
sekolah boleh. Beli pulsa boleh tidak? Tidak boleh,” ucap Presiden. Adapun Kartu Program Keluarga
Harapan (PKH) diberikan kepada 500 keluarga prasejahtera.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
USBN DITETAPKAN HANYA TIGA MATA PELAJARAN

JAKARTA - Rencana pemerintah menguji delapan mata pelajaran (mapel) dalam ujian sekolah
berstandar nasional (USBN) tahun ini akhirnya batal dilaksanakan. Pemerintah menetapkan siswa sekolah
dasar (SD) hanya diuji tiga mapel.

Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi mengatakan, setelah dibahas
kembali di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) maka USBN untuk siswa SD hanya
akan menguji tiga mata pelajaran. Pihaknya akan menyiapkan langkah selanjutnya agar pelaksanaan
USBN berjalan dengan lancar. “Berdasarkan pembahasan internal Kemendikbud, USBN SD/MI untuk
tiga mapel,” katanya kepada KORAN SINDO kemarin.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah ini menjelaskan, tiga mapel ini ialah Bahasa Indonesia, Matematika, dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Diketahui pada ujian sekolah (US) tahun ajaran 2016/2017, siswa SD hanya
mengerjakan tiga mapel tersebut. Sebelumnya diwacanakan USBN menguji Bahasa Indonesia, IPA,
Matematika, IPS, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, serta Pendidikan Agama.

Bambang mengatakan, dipilihnya tiga mapel itu saja karena ketiganya dianggap sebagai mapel utama
atau fondasi yang mesti dikuasai siswa. Selain itu, juga kesiapan dan kemampuan guru-guru dalam
menyiapkan soal untuk mapel yang lain perlu dilakukan dengan matang.BSNP sudah menyiapkan kisi-
kisi soal ujiannya.

Menurut Bambang, para siswa SD ini akan menghadapi USBN sekitar April atau Mei. Mengenai
kepastian tanggalnya, pemerintah menyerahkan secara langsung kepada sekolah. “Jadwal ditentukan
oleh masing-masing satuan pendidikan. Sekitar akhir April atau Mei,” jelasnya.

Kepala Bidang Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Giri Sarana Hamiseno menyatakan, finalisasi
USBN hanya tiga mapel akan ditentu-
kan hari ini, Selasa (1/9/2018). “USBN tiga mapel besok akan difinalkan,” katanya.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Sugianto Tandra mengatakan, pemerintah perlu
mempertimbangkan dengan matang apakah rencana kebijakan ini akan memunculkan kondisi
pembelajaran yang menambah stres anak didik, seperti yang kerap dikeluhkan selama ini. Apalagi
kebijakan ini juga mempertimbangkan penambahan beban yang diujikan yang dikhawatirkan akan
memberatkan anak didik maupun guru yang harus mempersiapkan mereka.

“Ujian seharusnya tidak mesti didesain seperti itu, apalagi untuk diadakan setiap tahun. Selain
penambahan beban yang perlu dipertimbangkan, perlu dipertimbangkan pula ujian yang dilaksanakan
setiap tiga tahun sekali,” ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah seharusnya menerapkan kebijakan yang bisa memastikan anak bisa belajar
tanpa stres atau tertekan. Oleh karena itu, penambahan beban yang diujikan menjadi tidak tepat.

Lebih lanjut Sugianto juga menjelaskan, ide untuk memberikan pertanyaan esai dalam USBN perlu
didukung dengan pelajaran seperti Menulis Akademik.

Hal ini perlu diajarkan sejak kecil, misalnya bagaimana menulis esai sederhana dalam lima paragraf. Hal
ini juga harus dipertimbangkan oleh pemerintah karena belum semua siswa di Indonesia sudah
mendapatkan cukup panduan terkait menulis akademis.

Pengamat pendidikan Eduspec Indonesia Indra Charismiadji berpendapat, bukan masalah jumlah
mapelnya yang perlu diperdebatkan, melainkan konsep evaluasi siswa ini yang harus dijelaskan.
“Katanya enggak mau ada ujian. Sekarang malah dimunculkan lagi,” ungkapnya.

Dia mengatakan, Kemendikbud harus bisa meyakinkan dan menjelaskan bahwa keputusan tersebut
memang yang terbaik bagi bangsa

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
PULUHAN ANAK MUDA IKUTI SEKOLAH
KEPEMIMPINAN KBFP 2018

Jum'at, 29 Desember 2017 - 21:10 WIB Puluhan anak muda dari berbagai daerah akan mengikuti sekolah
pemimpin muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) pada Februari 2018. Foto/Istimewa
A+ A-
JAKARTA - Sekolah Pemimpin Muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) kembali digelar pada
Februari 2018.

Sebanyak 50 anak muda pilihan dari berbagai penjuru kota di Indonesia akan berkumpul di Jakarta
selama satu minggu untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan KBFP Angkatan ke-7
yang rencananya digelar mulai 7 Februari 2018.

Founder KBFP, Dimas Oky Nugroho mengatakan, tujuan diselenggarakannya kegiatan ini untuk ikut
mempersiapkan anak-anak muda sebagai calon pemimpin yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan
dan antikorupsi serta bervisi Indonesia yang bersatu, maju, dan sejahtera.

Melalui KBFP 7, generasi muda, khususnya para millenials juga dibekali kemampuan untuk membangun
konektivitas yang positif antarsesama anak bangsa.

"Serta dengan para tokoh dan institusi kunci yang dapat membantu pembentukan karakter, pengetahuan
dan jejaring yang mereka butuhkan sebagai akses untuk berkembang," tutur Dimas di Jakarta dalam
keterangan tertulisnya, Jumat (29/12).

KBFP 7 akan mengusung tema Mengantisipasi Konvergensi Media Membangun Masa Depan Indonesia.

Staf Khusus Kepala Kantor Kepresidenan ini menjelaskan para peserta akan diberikan materi di kelas
oleh pemateri berkualitas dan dipertemukan dengan tokoh-tokoh bangsa yang akan memberikan motivasi
dalam membangun dan memimpin bangsa.

Bagi anak muda berusia 25 hingga 35 tahun yang ingin bergabung dalam kursus singkat kepemimpinan
muda ini dapat mendaftarkan diri dengan cara menyerahkan biodata dan sejumlah persyaratan lainnya.
Untuk informasi lebih lengkap, calon peserta bisa mengunjungi situs www.kader-bangsa.org.

Sejak tahun 2011, KBFP telah mencetak enam angkatan kader bangsa. Alumninya kini tersebar dan telah
berkiprah menjadi pemimpin komunitas serta pemimpin di sejumlah institusi daerah sampai tingkat
nasional.

Mereka juga menjadi pembentuk opini yang berpengaruh dan menjadi teladan di lingkungannya masing-
masing.

KBFP telah menjadi medium efektif merajut kebersamaan dan kerja sama dalam konteks masyarakat
majemuk yang dibutuhkan Indonesia.

Dimas mengungkapkan, fokus KBFP adalah mendorong keterlibatan anak muda, menjaga kohesi bangsa,
membangun kehidupan publik yang bersih dan anti korupsi, menjaga independensi, kapasitas dan
integritas, memelihara keberagaman, melawan radikalisme.

Tidak hanya itu, KBFP juga berupaya membangun bangsa melalui inisiatif-inisiatif mandiri yang
progresif.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
AKSES PENDIDIKAN TERUS DIPERLUAS

JAKARTA - Memasuki tahun ketiga pemerintahan Kemendikbud terus melakukan perluasan akses
pendidikan. Melalui Kartu Indonesia Pintar pemerintah berupaya menyentuh anak tidak mampu untuk
sekolah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, perluasan akses
pendidikan salah satunya dilakukan dengan memperluas penerima manfaat Program Indonesia Pintar
melalui pemberian Kartu Indonesia Pintar. Tidak hanya memberikan kesempatan kepada anak-anak yatim
namun juga kepada anak yatim piatu, anak yang tinggal di panti asuhan dan juga peserta didik nonformal.

“Ini adalah upaya perwujudan bahwa negara harus memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan
haknya untuk mendapatkan pendidikan,” katanya saat konferensi pers Kilas Balik Kinerja Kemendikbud
Tahun 2017 dan Rencana Kerja Tahun 2018 di kantor Kemendikbud.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, kementerian berupaya agar bantuan
social bagi anak tidak mampu ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Namun disisi lain juga perlu
transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu kementerian memberi KIP dalam bentuk simpanan pelajar
yang dilengkapi dengan kartu ATM. Terobosan ini pun akan mendorong transaksi non tunai dan juga
untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di tingkat pelajar.

Berdasarkan data pada per tanggal 11 November 2017, pemerintah telah menyalurkan KIP pada jenjang
Sekolah Dasar sebanyak 7.778.963 anak; Sekolah Menengah Pertama sebanyak 3.244.134 anak; Sekolah
Menengah Atas sebanyak 1.037.351 anak, dan; jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 1.436.186
anak.

Muhadjir menjelaskan, sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam
melaksanakan program-program prioritas akan memberikan dampak langsung yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Selanjutnya, untuk mendukung program Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan
Kemendikbud telah melatih 12.750 guru untuk menjadi guru produktif dan juga merekrut 15.000 guru
program keahlian ganda. Selain itu juga Kemendikbud telah bekerjasama dengan delapan kementerian
dan 16 dunia usaha dan industry. Sebanyak 3.574 industri telah bekerjasama dengan SMK.

Pengamat Pendidikan UPI Said Hamid Hasan berpendapat, akses pendidikan faktanya masih belum baik
dan tingkat drop out juga masih tinggi. Said melihat, kebijakan pendidikan pemerintah belum jelas arah
dan programnya sehingga masyarakat selalu diberi issue kontroversial yang menghabiskan banyak waktu,
pikiran dan energi. ‘’Hal ini menunjukkan kebijakan pendidikan yang hit and run,’’ katanya.

Menurut dia, kebijakan pendidikan belum mampu memenuhi hak warganegara mendapat pendidikan dan
tidak diskriminatif. Keadaan ini membahayakan kehidupan bangsa di masa depan sehingga bonus
demografi akan menjadi musibah demografi. Konsekuensi lain dari kebijakan yang demikian, pendidikan
karakter yang sedang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 mengalami truncated atau pemenggalan
karena hanya dinikmati oleh sebagian anak bangsa yang mendapat pendidikan dan terdidik di sekolah
berkualitas.

Sementara itu, terkait dengan guru pemerintah belum memiliki pemahaman yang jelas antara kualifikasi
dan kualitas. Hal ini menyebabkan pemerintah tidak mengakui kualifikasi yang sudah dikeluarkan.
Dimana guru yang sudah memiliki kualifikasi/akta dianggap tidak berlaku karena istilah bukan sertifikat
dan diperoleh tidak melalui sistem pendidikan baru sehingga terjadi pemborosan dalam jumlah yang
sangat besar.

Sementara Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri menyoroti tentang guru honorer K2. Dia
menyatakan, guru adalah ujung tombak pendidikan sedangkan pemerintah sudah berulang kali
menjanjikan guru honorer K2 untuk diangkat menjadi PNS. “Tetapi faktanya sampai sekarang hanya
pemberkasan saja,”
CETAK PETANI ANDAL, SEKOLAH SAWIT LESTARI DILUNCURKAN

PEKANBARU - Sekolah Sawit Lestari yang keempat diluncurkan di Riau. Sekolah tersebut bertujuan
memberikan pemahaman kepada siswa tentang pengelolaan kebun sawit.

Tak hanya itu, sekolah tersebut juga diluncurkan untuk menyiapkan petani sawit generasi kedua yang
akan mengelola kebun kelapa sawit secara berkelanjutan.

Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pangkalan
Kerinci.

Sekolah Sawit Lestari merupakan salah satu program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility/CSR) Asian Agri bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan formal di jenjang SD,
SMP, SMA dan pemerintah daerah di sekitar perusahaan.

Program Sekolah Sawit Lestari bertujuan memberi pengetahuan dan meningkatkan keahlian siswa lewat
muatan lokal kepada para siswa dan orang tua seputar pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan.

Sekolah Sawit Lestari pertama kali diresmikan di Indonesia bekerja sama dengan SMAN 11 Batanghari,
Jambi, pada 2016.

Wakil Bupati Pelalawan Zardewan mengapresiasi inisiatif Asian Agri berbagi kepada masyarakat, baik
melalui bentuk pengetahuan maupun pembinaan.

Hal tersebut dikatakannya sangat berguna bagi masyarakat Pelalawan yang warganya kebanyakan adalah
petani kelapa sawit.

“Perkebunan sawit ini selanjutnya akan diteruskan oleh anak-anak mereka,” ujar Zardewan saat
peresmian Program Sekolah Sawit Lestari di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Selasa 19 Desember
2017.
Sementara itu Head of Sustainability Operation & CSR Asian Agri Welly Pardede mengatakan untuk
menjadikan lingkungan perkebunan kelapa sawit yang lestari, pihaknya memulai dari pengetahuan di
sekolah untuk dibagikan kepada siswa dan masyarakat.

Dia pun berharap para siswa dapat mendukung orang tuanya untuk mengelola perkebunan lewat praktik
terbaik. "Terlebih lagi meneruskan kebun sawit orang tua mereka dengan pengetahuan dan kemampuan
yang mumpuni dan berwawasan lingkungan sebagaimana diuraikan dalam program Sekolah Sawit Lestari
ini,” tutur Welly.

SMKN 1 Pangkalan Kerinci dipilih karena prestasi sekolah tersebut mampu memberikan pengaruh positif
di lingkungan Kabupaten Pelalawan.

Selain memiliki banyak siswa, SMKN 1 Pangkalan Kerinci juga mempunyai berbagai jurusan program
studi. Beberapa di antaranya berfokus dalam bidang perkebunan.

Materi dalam Sekolah Sawit Lestari memuat ilmu dan pengetahuan dalam bentuk teori dan praktik
pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berwawasan lingkungan.

Para siswa akan diajarkan secara langsung dalam hal menanam, merawat hingga memanen buah sawit
secara optimal.

Kepala SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Nurasia menyampaikan dukungan sekolah terkait keberadaan
muatan lokal dari Asian Agri mengenai kelapa sawit.

Selama ini, kata dia, materi tentang kelapa sawit di sekolah hanya bersifat pengenalan. “Kami berharap
program yang sejalan dengan program pemerintah yang menekankan pada keahlian praktikal ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi seluruh pihak,” kata Nurasia.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
PELUAS AKSES PENDIDIKAN, KEMENDIKBUD
SALURKAN 13,4 JUTA KIP

JAKARTA - Memasuki tahun ketiga pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memperluas akses pendidikan. Melalui Kartu Indonesia Pintar
(KIP), pemerintah berupaya memberikan kesempatan sekolah kepada setiap anak Indonesia.

Berdasarkan data per 11 November 2017, tahun ini pemerintah telah menyalurkan KIP sebanyak
13.496.634. Jumlah itu terbagi untuk di jenjang sekolah dasar (SD) sebanyak 7.778.963 anak, sekolah
menengah pertama (SMP) sebanyak 3.244.134 anak, sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 1.037.351
anak, dan jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) sebanyak 1.436.186 anak.

KIP ini diberikan tidak hanya kepada mereka yang keluarga miskin, tetapi juga menyentuh anak yatim
piatu, anak penghuni panti asuhan, dan peserta didik nonformal. "Ini adalah upaya perwujudan bahwa
negara harus memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan,"
kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat konferensi pers Kilas
Balik Kinerja Kemendikbud Tahun 2017 dan Rencana Kerja Tahun 2018 di Kantor Kemendikbud,
Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, kementerian berupaya agar bantuan
sosial bagi anak tidak mampu ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Namun, di sisi lain juga perlu
transparansi dan akuntabilitas. Karena itu, kementerian memberi KIP dalam bentuk simpanan pelajar
yang dilengkapi dengan kartu ATM. Terobosan ini akan mendorong transaksi nontunai dan meningkatkan
literasi dan inklusi keuangan di tingkat pelajar.

"Kalau anak-anak punya rezeki, dengan ATM bisa buat tabungan juga dan tahun ini sudah 100% bisa
dilaksanakan melalui nontunai," ujar dia.

Dia mengungkapkan, pada tahap awal pihaknya mengalami kesulitan dalam membuka akses penggunaan
ATM pada siswa jenjang SD dan harus ada pendampingan dari orang tua. Namun, tak patah arang,
Kemendikbud melakukan negosiasi dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank.

Alhasil, saat ini siswa SD telah diperkenankan menggunakan ATM untuk memperoleh dana. Untuk
mendukung program Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan, Kemendikbud telah melatih
12.750 guru untuk menjadi guru produktif dan merekrut 15.000 guru program keahlian ganda. Selain itu
juga Kemendikbud telah bekerja sama dengan delapan kementerian dan 16 dunia usaha dan industri.
Sebanyak 3.574 industri telah bekerja sama dengan SMK.

Pengamat pendidikan UPI Said Hamid Hasan berpendapat, akses pendidikan masih belum baik dan
tingkat drop out juga masih tinggi. Said melihat kebijakan pendidikan pemerintah belum jelas arah dan
programnya sehingga masyarakat selalu diberi isu kontroversial yang menghabiskan banyak waktu,
pikiran, dan energi. "Hal ini menunjukkan kebijakan pendidikan yang hit and run," kata dia.

Menurut dia, kebijakan pendidikan belum mampu memenuhi hak warga negara mendapat pendidikan dan
tidak diskriminatif. Keadaan ini membahayakan kehidupan bangsa pada masa depan sehingga bonus
demografi akan menjadi musibah demografi. Konsekuensi lain dari kebijakan yang demikian, pendidikan
karakter yang sedang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 meng alami truncated atau pemeng galan
karena hanya dinikmati oleh sebagian anak bangsa yang mendapat pendidikan dan terdidik di sekolah
berkualitas.

Terkait problem guru, pemerintah belum memiliki pemhaman yang jelas antara kualifikasi dan kualitas.
Hal ini menyebabkan pemerintah tidak mengakui kualifikasi yang sudah dikeluarkan. Guru yang sudah
memiliki kualifikasi/akta dianggap tidak berlaku karena istilah bukan sertifikat dan diperoleh tidak
melalui sistem pen didikan baru sehingga terjadi pemborosan dalam jumlah yang sangat besar.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri menyoroti tentang guru honorer K-2. Dia
menyatakan, guru adalah ujung tombak pendidikan, sedangkan pemerintah sudah berulang menjanjikan
guru honorer K-2 untuk diangkat menjadi PNS. "Tetapi faktanya sampai sekarang hanya pemberkasan,"
terang dia.

Menurut dia, jika sudah ada sejumlah guru honorer yang memenuhi syarat diangkat menjadi pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), selayaknya segera diseriusi oleh pemerintah. Dia
menambahkan, kebutuhan terhadap guru sampai sekarang sangat mendesak dengan pelarangan sekolah,
dinas, bahkan pemerintah daerah mengangkat pegawai honorer sehingga rasio guru dan murid sangat
tidak seimbang dan jauh dari standar nasional pendidikan.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
PENDIDIKAN BERBASIS AGAMA PERKUAT KARAKTER
GENERASI MILENIAL

JAKARTA - Generasi muda Indonesia yang saat ini disebut sebagai generasi milenial harus berhadapan
dengan teknologi informatika yang membuka lebar pengaruh budaya barat yang selama ini masih
dianggap kurang cocok dengan budaya Islam dan kepribadian bangsa Indonesia.

Karenanya metode pendidikan berbasis Alquran mulai dikembangkan akhir-akhir ini. Sebab metode
tersebut dinilai mampu membentuk karakter Islami bagi generasi milenial kekinian.

"Rasulullah mengajarkan didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya. Kalau mengenai generasi
milenial ini harus ready to go, namun yang terpenting tetap kuat dengan karakter keindonesiaan," kata
pendiri Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS) Fifi P Jubilea, di Bogor, Jawa Barat, Minggu
(3/12/2017).

Sebagai perwujudannya, dia pun mengembangkan lembaga pendidikan berbasis islam dengan level
internasional, yang mana didalamnya terdapat kurikulum pendidikan kepimpinan. Dan juga bersinergi
dengan sekolah-sekolah dari luar Indonesia diantaranya Jepang, Malaysia, Australia, Turki, Singapura.

"Pendidikan karakter Islami yang kuat mampu menghadapi tantangan globalisasi karena telah dibekali
nilai-nilai qurani, yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Setiap anak diberikan kemampuan
intelektual dan juga kepercayaan diri dibidangnya," ujarnya.

Lebih lanjut Fifi mengatakan, pendidikan itu harus memfasilitasi kemampuan muridnya dengan
kompentensi terbaik agar anak didik mampu bersaing di era globalisasi.

"Kepengen anaknya bisa bahasa Inggris bisa dicari guru Bahasa Inggris dan memiliki sertifikat. Pengen
muridnya mampu mempunyai keahlian bela diri didatangkan jarawa-jarawa yang memiliki keahlian bela
diri. Dan bila ingin muridnya mempunyai kemampuan menghafal Alquran didatangkan guru penghafal
Alquran yang terbaik. Kita inginkan murid-murid diasuh guru-guru yang mempunyai kompentensi
spesialis. Dan muridnya juga jangan banyak-banyak yakni 28 murid. Dimana murid perempuan 14 orang
dan murid laki-laki 14 orang," jelasnya.
Sehingga target kedepannya, dia menambahkan, dari sekolah yang terbaik bisa menciptakan pemimpin-
pemimpin Indonesia yang bervisi kedepan dan bebas korupsi.

"Pendidikan karakter Islami sangat dikuatkan dengan pendidikan atau nilai-nilai keluarga. Sesibuk
apapun orangtua, perhatian kepada anak & keluarga menjadi hal penting membentuk karakter anak yang
kuat bahkan menjadikannya generasi pemimpin-pemimpin unggulan," ujar perempuan yang mewisuda 5
hafiz (penghapal Al-Qur'an) 30 Juz selama sebulan atau One Month 30 Juz itu.

Fifi pun optimis dengan dasar pendidikan yang kuat itu akan tercipta para pemimpin masa depan yang
terbaik dan berkualitas.

"Insya allah yang berkumpul di sini bisa menjaga Islam dengan baik. Islam seluruh dunia tak hanya
Indonesia. For ummah, for ummah from beloved country Indonesia," tandasnya.

Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS) menggelar Wisuda Tahfizh perdana sebanyak 25 siswa
kelas 1 dan 2 Sekolah Menengah Atas, di kampus Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat pada Minggu
(3/12/2017). Selain dihadiri oleh perwakilan dari sekolah-sekolah dari Jepang, Malaysia, Australia, Turki,
Singapura, acara tersebut diisi dengan unjuk bakat dari para siswa diantaranya marchingband, aksi pencak
silat, dan panahan.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
18 PELAJAR INDONESIA RAIH 91 MEDALI LOMBA DEBAT DI AS

JAKARTA - 18 siswa Sekolah Global Sevilla berhasil membawa 40 emas dan 51 perak di Tournament
of Champions World Scholars Cup di Yale University, Amerika. World Scholar’s Cup merupakan sebuah
ajang kompetisi tingkat dunia yang memperlombakan empat area kompetisi, yaitu Debate, Writing,
Scholar’s Challenge, dan Scholar’s Bowl.

Setiap tim dari berbagai sekolah yang berasal dari 50 negara wajib mengirimkan tiga orang peserta yang
akan diikutsertakan dalam empat area kompetisi tersebut.

Direktur Sekolah Global Sevilla Robertus Budi Setiono mengatakan, tema yang diangkat di Tournament
of Champion di Yale sama dengan yang di Global Round yang berlangsung di Hanoi dan Athena yaitu
Unlikely World. WSC dipilih sebagai ajang tanding siswanya karena berbeda dengan olimpiade sains
biasa.

WSC, kata dia, tidak hanya menilai kemampuan akademis sekolah namun lebih dari itu. Tema tahun ini
ialah Unlikely World dimana setiap peserta diuji wawasannya untuk menyanggah atau menerima topik
mengenai isu global melalui uji debat, menulis dan cerdas cermat.

‘’Lomba debat ini juga tidak menguji kemampuan menghafal. Namun anak dididik dan diajar dan
diberikan kesempatan menggali informasi tentang isu-isu yang terjadi di dunia dari berbagai macam sudut
pandang,’’ katanya dalam keterangan resmi, Senin (4/12/2017).

Robert mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih anak didiknya ini sebab perolehan medali
tahun ini naik dari 44 medali tahun lalu menjadi 91 medali tahun ini. Hal ini dikarenakan persiapan yang
jauh lebih matang mulai dari berlatih beragumentasi hingga mengajari mereka tenang dalam berpikir.

‘’Suatu kebanggaan yang tidak dapat dilukiskan jika melihat anak didik dapat meraih prestasi yang dapat
mengharumkan nama bangsa dan negara tercinta. Kami hanya bisa mendidik mereka untuk bangga
menjadi anak bangsa dan warga negara Indonesia. Merekalah yang membuktikannya. Inilah bentuk
perjuangan ‘Jaman Now’,” katanya.

Julius Owen Suherman yang tahun lalu meraih delapan emas dan empat perak kini meraih enam emas dan
delapan perak, disusul dengan adiknya yakni Basilio Otto Suherman yang meraih 6 emas dan 4 perak.
Disusul Alexandra Anika (6 emas, 4 perak), Aurora Tjhang Arifin (5 emas, 3 perak), Maria Angelica
Marta (5 emas, 4 perak), Yohana Purnama Anwar Muthalib (4 emas, 2 perak).

Selanjutnya ada juga Carlene Risanti (2 emas, 1 perak), Cornelia Madeleine Sagita (1 emas, 5 perak),
Theodora Alyssa Ysabel (1 emas, 5 perak), Xean Chew (1 emas, 6 perak), Abbygail Widjaja (1 emas, 1
perak), Alessandro Giorgio Januar (1 perak), Florine Luminita Chandra (1 perak), Kenneth Putra Abadi
(1 emas), Kenny Darin Kusnadi (1 emas), Puti Amelia Syahirah Tahniawati (3 perak), Rafi Rahman (3
perak) dan Tabina Azalia Oktara (1 perak).

Mewakili rekan-rekannya, Julius Owen Suherman mengatakan, setiap hari dia melatih berbicara dengan
bahasa Inggris baik dirumah maupun sekolah. Motivasi dari orang tua yang selalu mengatakan berulang-
ulang bahwa jika mau sukses harus bekerja keras pun sangat terpatri di sanubarinya. Dia mengaku WSC
adalah lomba yang sangat menguras otak. Meski bukan ajang olimpiade sains, katanya, namun WSC
menguji wawasan ilmu pengetahuan siswa dengan kecakapan berbahasa Inggris.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
PENDIDIKAN KARAKTER MAMPU BENTENGI SISWA
DARI RADIKALISME

JAKARTA - Pendidikan karakter bangsa harus terus diberikan kepada pelajar dan mahasiswa untuk
membentengi mereka dari ancaman paham kekerasan dan ideologi yang merusak generasi bangsa.

Pendidikan karakter bangsa bisa berupa penguatan ideologi Pancasila serta pemahaman nilai-nilai agama
yang benar.

“Para generasi penerus bangsa harus memeroleh materi bidang pendidikan tersebut supaya mereka
mampu menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang bermanfaat maupun tidak
dibutuhkan. Apalagi sekarang kita memasuki era kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu luar biasa,
khususnya di bidang informasi dan teknologi,” tutur pakar pendidikan Arief Rachman MPd di Jakarta,
Kamis 23 November 2017.

Menurut dia, penguatan karakter bangsa bisa menjadi kunci membekali generasi muda, terutama pada era
digital sekarang ini. “Melalui media digital, kita bisa berhubungan secara internasional, bisa ke Eropa,
bisa ke Amerika. Jadi harus ada pendidikan karakter bangsa supaya anak-anak bisa menyaring mana baik
dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat mana yang tidak perlu,” tandasnya.

Dia berpendapat anak-anak usia sekolah harus memahami penggunaan media digital secara sehat. Dengan
demikian, informasi yang didapat maupun pemanfaatannya harus selalu berlandaskan prinsip-prinsip
berbangsa dan bernegara.

"Jangan sampai kita membiarkan media digital itu dipakai untuk hal-hal yang negatif. Itu yang ingin saya
tekankan dan saya sampaikan," ungkapnya.

Menurut dia, kemajuan teknologi tidak bisa dihindarkan sehingga sekolah-sekolah harus memperkenalkan
media digital.

Dia berpendapat tidak ada yang bisa membuat anak-anak steril dari kemajuan teknologi komunikasi.
Bahkan, teknologi komunikasi harus dimanfaatkan sekolah untuk digunakan secara positif oleh anak-anak
untuk proses belajar mengajar.

"Saya pikir tidak apa-apa media digital itu dipakai untuk proses belajar mengajar. Semua mata pelajaran
bisa diakses melalui media digital, kecuali untuk praktik laboratorium. Tapi rumus-rumus kimia itu bisa
(dipelajari-red) di media digital," paparnya.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
OLIMPADE MATEMATIKA DAN SAINS

TANGERANG - Para pelajar sekolah dasar Indonesia berhasil membawa tiga emas di 14th International
Mathematics and Science Olympiad (IMSO) di Singapura. Indonesia berhasil menempati posisi keempat
dengan membawa 12 medali dalam olimpiade internasional ini.

Pembina Tim IMSO Indonesia Riser Fahdiran mengatakan, olimpiade matematika dan sains ini diikuti
oleh 21 negara pada 20-24 November. Indonesia menerjunkan dua tim yakni tim matematika dan tim
sains.

Kata dia, delegasi dijaring dari peraih emas dan perak pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2017 yang
diselenggarakan di Pekanbaru, Riau Juli lalu.

Riser mengatakan, tiga emas dipersembahkan dari tim matematika yang juga menyumbang dua perak dan
satu perunggu. Sementara tim sains mempersembahkan empat perak dan dua perunggu.

"Kami sangat bangga dengan mereka. Sebab mereka sangat tenang dalam menghadapi ujian soal yang
tergolong berat," katanya saat penjemputan tim di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat
(24/11/2017).

Adapun tim matematika yang memperoleh medali ialah Ryan Suwandi yang meraih emas dari SD Tzu
Chi, Jakarta, Yedija Nicholas Kurniadi dari SD Karangturi Kota Semarang dan Kezia Stevani Gerald
Silalahi dari SD Kristen 4 BPK Penabur Jakarta.

Medali perak dipersembahkan oleh Felicia Grace Angelyn Ferdianto dari SD Cahaya Nur Kudus Jawa
Tengah dan Noriko Khang dari SD Nasional KPS Kalimantan Timur. Sementara medali perak
dipersembahkan oleh Mathew Allan dari SDS Kristen 10 Penabur Jakarta.

Sementara tim sains yang sudah berjuang meraih medali perak ialah Alliya Pramesthi dari SD Islam Al
Azhar Jakarta, Calvin Scevchenko dari SD Bright Kiddie, Dilan Andanaputra Yusgiantoro dari SDS
Pangudi Luhur Jakarta dan Latif Anwar dari SD Islam Terpadu Azzahra Jakarta.
Terakhir medali perunggu dari tim sains dipersembahkan oleh Arimbi Beta Kurniasari dari SD
Muhammadiyah Program Khusus Jawa Tengah dan Iqbal Firmansyah dari SDIT Al Ummah Jawa Timur.

Riser mengatakan, dari total perolehan medali menempatkan Indonesia di posisi keempat. Posisi pertama
diraih oleh tuan rumah Singapura yang meraih 16 medali lalu kedua Thailand dan ketiga Vietnam.

Dia mengatakan, setiap tahunnya soal yang dilombakan semakin sulit untuk dipecahkan. "Dibanding
tahun lalu posisi Indonesia stabil. Tapi soal semakin sulit. Selisih nilainya sangat ketat," kata dia.

Riser menjelaskan, tim memang disaring dari OSN. Namun panitia memilih 30 terbaik dari para
pemenang. Pelatihannya dibagi bertahap. Yakni tahap pertama dan kedua merupakan tahap seleksi untuk
menjaring tim nasional.

Ke 12 pelajar SD yang terjaring sebagai tim nasional inilah yang mengikuti pelatihan tahap berikutnya
untuk dilatih mental dan pengetahuannya agar menang di Singapura.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
TANGKAL RADIKALISME, PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN
PANCASILA DIPERKUAT

JAKARTA - Pendidikan kebangsaan dan Pancasila harus diperkuat dalam kurikulum sekolah. Langkah
itu penting untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia sekaligus membendung ancaman radikalisme
dan intoleransi.

“Pendidikan kebangsaan dan Pancasila harus terus diberikan mulai dari pendidikan dasar sampai
perguruan, tidak boleh terputus dan harus menjadi satu kesatuan. Insya Allah dengan cara demikian
generasi penerus kita akan memiliki karakter kebangsaan yang baik, terutama untuk membendung
masuknya ideologi radikal melalui dunia pendidikan,” tutur Direktur Indonesia Institute for Society
Empowerment, Prof Dr Ahmad Syafii Mufid MA.

Pernyataan itu diungkapkan Syafii pada Selasa 21 November 2017, menjelang peringatan Hari Guru, 25
September mendatang. Menurut Ahmad Syafii, penerapan kurikulum juga harus diimbangi dengan
komitmen guru untuk bersama membangun pendidikan di negeri ini dengan ilmu yang didasari cinta
kasih dan saling hormat menghormati.

Dengan cinta kasih dan saling menghormati, kata dia, dajaran radikalisme itu akan mentah. “Itu sudah
semestinya dilakukan para guru karena mendidik itu adalah perilaku kasih sayang sehingga satu sama lain
harus ruhamma’ bainahum (menebarkan kasih sayang terhadap sesama),” ujar pria yang juga Ketua
Komisi Litbang Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Menurutnya, agar murid dan guru dapat saling menghargai dan menghormati ini harus diwujudkan dalam
berbagai pelajaran. Harmonisasi dikatakannya sangat penting dalam menciptakan generasi bangsa yang
berkualitas dan kebal terhadap ajaran kekerasan dan intoleransi. (Baca juga: Nasionalisme Harus
Dikedepankan dalam Pemberitaan Soal Terorisme)

Menurut dia, jika di sekolah muncul gejala–gejala seperti saling bermusuhan, saling membenci maka
akan berdampak terhadap masyarakat. Dampaknya, lanjut dia, merembet kepada negara dan bangsa.
Dia berpendapat, perbaikan kualitas generasi bangsa harus menjadi perhatian para pendidik. Itu harus di
mulai dari tingkat keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Menurut dia, jangan sampai sikap-sikap intoleransi memiliki ruang untuk berkembang karena buntutnya
pasti akan terjadi radikalisme bahkan terorisme. “Akar persoalan inilah yang mesti kita sama-sama
pahami dan kemudian sama-sama kita tanggulangi,” tuturnya

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
KEMENAG GELAR PEMERAN PENDIDIKAN ISLAM DUNIA

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Pameran Pendidikan Islam Dunia
(International Islamic Education Expo) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai
(BSD) City, Tangerang Selatan, 21-24 November 2017 mendatang.

Dalam pameran bertema Pendidikan Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia akan memperkenalkan
berbagai lembaga pendidikan Islam, baik dari dalam maupun luar negeri. Pameran akan diisi oleh 200
stand lembaga pendidikan.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, Indonesia adalah tujuan
yang tepat bagi penyelenggaraan kegiatan ini.

Selain modal keislaman yang inklusif, kata dia, Indonesia juga dianggap memiliki banyak lembaga
pendidikan Islam bermutu.

"Selama ini studi Islam banyak berkiblat ke Arab dan Barat karena mereka telah terlebih dahulu
mengembangkannya. Namun dari segi konsep dan mutu, Indonesia berani dibandingkan," ujar Amin saat
menggelar jumpa pers di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2017).

Amin menuturkan, saat ini di Indonesia terdapat 600 pendidikan tinggi Islam, 75.000 madrasah tingkat
menengah, dan 28.000 Pesantren.

Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, kata dia, Indonesia relatif stabil dan minim
masalah terorisme.

Dia menambahkan, dalam keberagaman etnis, budaya, dan agama, Indonesia berhasil mengembangkan
keislaman moderat rahmatan lil alamin yang terbukti tahan guncangan.
"Di level dunia Indonesia banyak menjadi obyek studi keislaman inklusif karena di negara ini berbagai
perbedaan dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Sangat berbeda dengan keislaman di
Arab dan Afrika yang lebih labil," tandasnya.

Pameran yang berlabel International Islamic Education Expo ini diperkirakan akan menjadi even
pendidikan terbesar di Indonesia dan menjadi referensi utama para pencari studi Islam dalam berbagai
program dan jurusan.

Sejumlah acara akan diintegrasikan dalam expo ini, antara lain Seminar Internasional Tahunan tentang
Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies /AICIS), Deklarasi Jakarta, Apresiasi
Pendidikan Islam (API), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, dan Kompetisi Robotik
Madrasah.

Pameran yang akan berlangsung selama empat hari ini diharapkan dapat menyebarluaskan berbagai
informasi mengenai khazanah pendidikan Islam di Indonesia kepada pengunjung dari luar negeri, begitu
juga sebaliknya.

Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama ini menjadi bagian dari rencana besar menjadikan
Indonesia sentra pendidikan Islam dunia.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
KEMENDIKBUD DAN PENERBIT MIZAN GELAR KONFERENSI
PENULIS CILIK INDONESIA

JAKARTA - Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerja sama dengan Penerbit Mizan kembali
menyelenggarakan Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) dan Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar
yang diselenggarakan pada 26-29 Oktober 2017.

Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) merupakan ajang pertemuan para penulis cilik serta siswa
sekolah dasar (SD) yang tertarik di bidang sastra se-Indonesia.

Sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2008, lebih dari 10.000 naskah terkumpul, diikuti oleh lebih
dari 5.000 pendaftar dari seluruh Indonesia dan akhirnya mempertemukan 1.500 anak dalam konferensi
penulis anak satu-satunya di Indonesia pada sembilan tahun penyelenggaraannya.

Para penulis tergabung dalam komunitas Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) DAR! Mizan. "KPCI ajang
pertemuan para penulis cilik serta siswa sekolah dasar (SD) yang tertarik di bidang sastra se-Indonesia,"
kata Ketua Pelaksana KPCI 2017, Mida Ru'yati Laila dalam siaran persnya kepada SINDOnews.

Pre Event dan Sosialisasi Gelaran Satu Dekade KPCI ini merupakan momen spesial sepuluh tahun
penyelenggaraan KPCI. Acara ini akan menghadirkan kompetisi sastra tingkat nasional dan konferensi
penulis anak, Satu Dekade KPCI juga mempunyai agenda pre-event di antaranya: Kompetisi menulis
tingkat nasional bertajuk KKPK Writing Marathon dan dalam usianya yang menginjak satu dekade atau
sepuluh tahun, tim KPCI merangkul lebih luas penulis cilik dari seluruh Indonesia dengan mengadakan
roadshow ke 13 Kabupaten di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Jogja, Makassar,
Tangerang, Sumedang, Salatiga, Karawang, Sidoarjo, Surabaya hingga Bali.

"Kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi kepada siswa seluruh Indonesia agar bisa mengikuti kegiatan ini.
Kami berharap dapat mengembangkan dunia literasi dan kesusastraan di Indonesia, terutama di kalangan
anak-anak agar minat baca dan juga menulis pada anak dapat meningkat," kata Mida.
Buku untuk Indonesia

Tak hanya itu, Satu Dekade KPCI menggelar aksi gerakan sosial berbagi buku untuk anak-anak di
berbagai daerah terpencil di Indonesia.

Gerakan yang diberi nama KKPK Reading Movement #KKPKuntukIndonesia ini bertujuan mengasah
kepekaan anak-anak dan membangun jiwa berbagi.

Anak-anak dapat meyumbangkan buku jenis apa pun ke tim Mizan. Bagi lima buku yang disumbangkan,
mereka akan diberi buku Kecil Kecil Punya Karya (KKPK) seri terbaru.

Selain dapat buku baru, kalian pun dapat berbagi buku yang tentunya bermanfaat bagi anak-anak yang
memiliki akses buku yang cukup sulit.

On Event Para peserta adalah 165 anak terpilih yang diseleksi langsung oleh tim Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan serta Penerbit Mizan.

Para peserta mengirimkan naskah untuk diseleksi dalam lima kategori lomba, yaitu Cipta Cerpen Tingkat
Pemula, Cipta Cerpen Tingkat Penulis, Cipta Syair, Cipta Pantun dan Mendongeng. Pada
penyelenggaraan tahun ini jumlah pendaftar membludak mencapai 1.609 pendaftar dan naskah yang
terkumpul dengan rincian: 639 naskah untuk kategori lomba menulis cerpen pemula, 191 naskah untuk
kategori mendongeng, 442 naskah untuk kategori pantun, 287 karya untuk kategori cipta syair dan 50
naskah untuk kategori menulis cerpen tingkat penulis.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan
DUA SISWA INDONESIA RAIH EMAS DI AS
DALAM GENIUS OLYMPIAD 2017

TANGERANG - Dua siswa Kelas 12 IPA SMA Santa Laurensia, Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan,
Samuel Benedict (17) dan Cristopher Richard (17) berhasil mengharumkan nama bangsa di Amerika
Serikat (AS).

Melalui penelitian kecilnya, kedua siswa berprestasi ini mengubah sampah rambut menjadi cat antikarat
pada besi. Keduanya menyabet medali emas di ajang bergengsi Genius Olympiad 2017, di Oswego, USA.

"Awalnya saya memotong rambut di salon, dan melihat banyak sekali sampah rambut berkardus-kardus
tidak terpakai," kata Samuel, saat ditemui SINDOnews, di Alam Sutera, Tangerang, Rabu (25/10/2017).

Kemudian, bersama temannya Cristopher, dia mencari di internet tentang kandungan yang ada pada
rambut. Didukung ruanh laboraturium yang lengkap di sekolahnya, terciptalah penelitian yang hebat itu.

"Ikatan sulfida (tahan asam) dan zat kerotin pada rambut, dicampur dalam cat yang juga saya buat sendiri,
kemudian menjadi zat antikorosi. Proses penelitian dan ekstrasinya 1,5 bulan," jelasnya.

Setelah beberapa kali gagal melakukan praktik, akhirnya mereka berhasil mengabungkan semua zat itu
menjadi cat antikarat pada besi. Awalnya, kedua remaja ini sempat ragu akan menang.

Apalagi, dalam lomba itu ratusam siswa dari puluhan negara ikut lomba dan hasil penelitian mereka tidak
kalah hebat. Namun juri berkata lain, mereka akhirnya bisa menggondol medali emas.

"Temuan itu awalnya dilombakan di tingkat nasional. Setelah menang, baru diteruskan ke Genius
Olympiad 2017 di Amerika Serikat. Kami meriah emas pada 12-17 Juni lalu," sambung Samuel lagi.

Samuel mengaku, tanpa dukungan dari pihak sekolah, penelitiannya itu akan sia-sia. Terutama ruang
laboraturium yang sangat mendukung. Apalagi, sekolah juga mewajibkan siswanya membuat karya.

"Kami dilatih membuat karya penelitian imiah ini sejak sekolah dasar. Setiap siswa di sekolah diwajibkan
membuat satu penelitian ilmiah. Saya sangat bangga, akhirnya bisa menang lomba," tukasnya.

Kepala SMA Santa Laurensia Theja Kurniawan menambahkan, pihaknya akan mendorong para orangtua
siswa untuk segera mematenkan hasil penelitian para siswa agar tidak dicuri orang lain.

"Para siswa yang berhasil membuat satu penlitian ilmiah akan kita dorong untuk mematenkan hasil
karyanya. Sebab, banyak dari penelitian siswa yang tidak segera dipatenkan diambil orang," katanya.

Selain Samuel Benedict dan Cristopher Richard, masih ada ratusan siswa lainnya yang juga mendapat
prestasi dunia. Beberapa karya para siswa itu, banyak yang sudah dipatenkan hak miliknya.

http://www.liputan6.com/search?q=berita++tentang+pendidikan

Anda mungkin juga menyukai