Dosen Pengampu :
Urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya yang berkaitan dengan
tugas menyusun/membentuk peraturan perundang- undangan. Orang yang bertugas untuk
melaksanakan hal tersebut, harus mempunyai pengetahuan, pengertian, pemahaman,
penghargaan, komitmen, penghayatan dan pola pengamalan yang lebih baik daripada warga
negara yang lain karena merekalah yang akan menentukan meresap atau tidaknya nilai-nilai
Pancasila ke dalam peraturan perundang-undangan yang disusun/dibentuknya.
(https://www.studocu.com/id/document/universitas-tarumanagara/pendidikan-pancasila/
mendeskripsikan-esensi-dan-urgensi-pendidikan-pancasila-untuk-masa-depan/47972548)
Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat
memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan
bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di
berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan
bangsa tidak mudah terpengaruh oleh paham- paham asing yang dapat mendorong untuk tidak
dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah
untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan
Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti
pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-
lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
(https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/pendidikan-pancasila/sumber-
yuridis-pendidikan-pancasila/34831550)
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai
dengan program studinya masing-masing. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu
kepada nilai-nilai Pancasila. Jadi, mata kuliah Pancasila merupakan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya
masing-masing. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi yang
konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila. (https://haloedukasi.com/pendidikan-pancasila)
1. Tuliskan Analisis Saudara secara kritis, faktor penyebab rendahnya pemahaman dan
pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia dewasa ini!
Pancasila yang seperti kita ketahui merupakan suatu ideologi bangsa Indonesia. Dalam
pembelajaran sekolah Pendidikan Pancasila sudah dijadikan sebagi kurikulum di perguruan
tinggi. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila, diharapkan dapat diamalkan di kehidupan sehari-
hari. Pesatnya globalisasi dan digitalisasi, membuat banyak Masyarakat memiliki keunggulan
dan kreativitas masing-masing. Namun, dengan pesatnya gllobalisasi membuat nilai – nilai
Pancasila mulai goyah, khususnya dalam kehidupan generasi millennial saat ini. Banyak
Masyarakat yang mulai abai terhadap Pancasila dan lebih memilih memajukan fashion,
makanan, dan berbagai budaya di luar Indonesia serta menginginkan segla hal terjadi dengan
instan.
Seperti yang sudah dijelaskan pesatnya globalisasi merupakan penyebab memudarnya nilai-
nilai Pancasila dalam diri masyarakat. Adanya globalisasi menyebabkan Masyarakat mudah da
cepat mendapatkan informasi dari seluruh dunia. Salah satunya kebudayaan dan cara hidup
manusia di berbagai negara. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan bimbingan membuat
Masyarakat mudah menerima informasi tanpa menyaring informasinya terlebih dahulu. Bahkan,
sebagian besar Masyarakat tidak berpikir Panjang. Mereka berpikir bahwa budaya barat itu keren
dan dijadikan panutan. Padahal budaya barat tidak sesuai atau berbeda dengan budaya yang ada
di Indonesia.
Lunturnya nilai – nilai Pancasila sudah banyak terlihat dengan banyak kejadian dan gaya
hidup masyarkat yang tidak sesuai nilai – nilai Pancasila. Seperti maraknya kejadian
pembunuhan, pemerkosaan, bahkan korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi negara. Hal-hal
yang lain juga terjadi seperti tawuran antarpelajar, cara berpakaian yang sangat terbuka, dan cara
bersikap dan berbicara pun seperti jauh dari adat dalam budaya Indonesia. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Kemenpora, bahwa ada 10 permasalahan karakter bangsa pada generasi
muda yaitu maraknya tingkat kekerasan dikalangan pemuda, adanya kecenderungan sikap
ketidakjujuran, berkurangnya rasa tidak hormat terhadap orang tua, guru, pemimpin, sikap rasa
curiga, dan dan kebencian satu sama lain, penggunaan bahasa Indonesia yang semakin
memburuk, berkembangannya perilaku menyimpang (narkoba, pornografi, pornoaksi),
kecenderungan mengadopsi nilai budaya asing, melemahnya idealisme, patriotisme, serta
meningkatkan sikap pragmatisme dan hedonisme, dan masih banyak pengaruh negatif lainya
yang diakibatkan pengaruh negatif dari globalisasi di kalangan generasi muda.
Fenomena lunturnya nilai – nilai Pancasila tidak hanya terjadi di Masyarakat yang ada di
perkotaan saja, tetapi di pedesaaan juga terjadi kemerosatan nilai-nilai Pancasila juga. Seperti
mulai sulitnay melakukan penerapan nilai sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia. Saat ini generasi
muda lebih banyak menghabiskan waktu untuk menikmati perkembangan teknologi daripada
hidup dan bermain dengan sesama generasi muda lainnya. Selain itu, lunturnya nilai-nilai
Pancasila juga terjadi pada beberapa lapisan mahasiswa, dimana seharusnya pada saat di bangku
perkuliahan nilai-nilai Pancasila sudah menjadi tingkatan tinggi dalam pemberian pendidikan
Pancasila itu sendiri. Seperti contohnya, pada saat pertengahan 2019, terjadi ricuh mahasiswa
Papua di Malang yang menuntut kemerdekaan bagi Papua. Yang mana seharusnya hal tersebut
bisa dilakukan baikbaik mendatangi pemerintahan tidak dengan melakukan aksi ricuh di daerah
bukan tempatnya.
Memang benar jika dengan adanya social media, masyarkat menjadi memiliki wawasan lebih
luas terhadap apa yang terjadi di dunia luar. Akan tetapi, penggunaan social media yang tidak
terkontrol dengan baik juga mengantarkan masyarakat kehilangan akal dan bergesernya nilai
kearifan lokal yang telah tertanam sebelumnya. Nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila juga akan
terkena imbasnya terkait ketidakpahaman generasi millennial dalam mengatasi kegandrungan
internet tersebut.
Lunturnya nilai-nilai Pancasila tidak hanya disebabkan karena pengaruh globalisasi dan
kemajuan IPTEK saja, tetapi kurangnya peranan orang tua, pendidikan agama, tidak efektifnya
pembinaan moral, dan kurangnya kesadaran dari setiap individu juga menjadi permasalahan.
Demi terjaganya nilai-nilai Pancasila dalam generasi millennial, sudah saatnya dilakukan
pendekatan dan pengawasan dari orang tua dan pemerintah secara lebih intensif agar generasi
millennial tidak hanya kreatif dalam menggunakan internet, tetapi tetap menjaga nilai-nilai
Pancasila serta menjaga budaya Indonesia agar tetap lestari.
Saya mengambil contoh dalam rapat karang taruna. Misalnya kegiatan 17-Agustusan. Kita
akan mendiskusikan apa saja kegiatan yang harus dilakukan, siapa saja yang terlibat di dalam
acara tersebut, kapan pelaksanaan kegiatan, serta berapa dana yang harus dihabiskan untuk
mengadakan kegiatan tersebut. Tidak mungkin ketua karang taruna beserta bendahara sendiri
yang membuat rencana dan mempesiapkan kegiatan sendiri, mereka harus bermusyawarah
dengan anggota lain untuk mendapatkan persetujuan bersama atau mufakat. Oleh karena itu,
dibutuhkan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan dan membuat keputusan itu.
Ada beberapa tata cara atau ketentuan yang dapat dijadikan pedoman ketika menyampaikan
pendapat dalam musyawarah, antara lain sebagai berikut:
Sampaikan pendapat secara baik, jelas, dan sopan, sertakan alasan mengapa pendapatmu
demikian.
Hargai dan hormati pendapat orang lain yang bertentangan atau beda pendapat dengan
diri sendiri.
Carilah titik temu diantara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana.
Apabila keputusan sudah diambil, terima keputusan tersebut dengan besar hati, walaupun
mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita.
Laksanakanlah hasil keputusan bersama tersebut dengan sepenuh hati.
Ada kalanya suatu musyawarah belum mencapai kata mufakat sehingga akhirnya
diperlukan suatu opsi pengambilan keputusan dengan suara terbanyak (voting) agar suatu
masalah yang dibahas dalam musyawarah tersebut dapat diperoleh jalan
keluarnya. Pengambilan suara terbanyak yang mudah dilakukan dalam suatu musyawarah,
antara lain:
Dengan cara terbuka atau dengan tunjuk jari sehingga dapat terlihat anggota yang setuju
dan yang tidak setuju.
Dengan cara tertutup. Pemberian suara secara tertutup dilakukan dengan cara tertulis.
Peserta rapat menuliskan pendapatnya dalam sebuah kertas tanpa mencantumkan nama.
Selesai menuliskan pendapatnya biasanya hasil tersebut dibawa ke depan dan dibacakan
satu persatu, hingga keputusan dapat diambil.
4. Analisis dan simpulkan bentuk negara serta sistem pemerintahan yang ideal bagi bangsa
Indonesia!
Masalah bentuk dan sistem pemerintahan Indonesia ini masih sering menjadi perdebatan.
Bentuk Indonesia saat ini adalah republik konstitusional. Dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat.
Artinya pemerintahan dibentuk oleh rakyat, melalui mekanisme pemilihan umum. Sistem yang
dianut yaitu sistem presidensial. Presidensial artinya adalah pemimpin negara tersebut adalah
presiden, presiden dalam sistem presidensial ini juga menjadi kepala pemerintahan. Menurut
kita, sistem dan bentuk pemerintahan Indonesia saat ini sudah cukup ideal untuk saat ini.
5. Banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia. Di lain sisi, terdapat beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak
Pancasila sebagai dasar negara. Uraikan dan jelaskan, bagaimana sikap Saudara dalam
menghadapi perbedaan pandangan tersebut.
Sebelumnya, latar belakang banyaknya masyarakat yang kurang setuju dengan dijadikannya
Pancasila sebagai dasar Indonesia adalah yang pertama yaitu adanya pemahaman bahwa sistem
hukum yang dimuat dalam Pancasila masih perlu di sempurnakan. Contohnya yang terjadi di sila
ke-5 “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini masih perlu disempurnakan karena
banyak bukti bahwa kesenjangan sosial masih tersebar di mana-mana. Kesenjangan bukan hanya
terjadi pada bidang sosial saja, namun ada pendidikan dan juga ekonomi. Dan juga banyak
masyarakat menganggap beberapa badan pemerintahan berlaku tidak adil kepada masyarakat.
Terlihat bahwa orang kaya semakin kaya, dan orang miskin semakin miskin. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa yang berjuang akan kalah dengan yang beruang. Contoh kedua yaitu terjadi
pada sila ke-2, yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal ini harus disempurnakan karena
nyatanya di Indonesia ini masih banyak masyarakat yang kurang dalam menerapkan adab dalam
hidupnya.
Kita sebagai pemuda dan rakyat Indonesia seharusnya mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan keutuhan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. karena
keberagaman yang ada di Indonesia haruslah diterima oleh semua pihak serta dijalankan
tanpa merugikan siapa pun. Kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan karena ideologi dan
dasar bernegara boleh tumbuh di Indonesia ini.
Bersikap terbuka dengan perbedaan pandangan tersebut. Indonesia merupakan negara
yang besar yang mana jumlah penduduknya itu banyak. Oleh karena itu, perbedaan
pendapat pasti selalu ada. Berbeda pandangan dan juga mengeluarkan pendapat juga
merupakan hak setiap orang.
6. Implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dalam bidang pertahanan dan
keamanan salah satunya adalah Bela Negara. Jelaskan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan
yang dapat dikategorikan Bela Negara.
Kegiatan kemahasiswaan yang dikategorikan sebagai bela negara adalah kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk menguatkan mental, serta upaya untuk mendukung dan
melindungi negara. Agar mahasiswa siap menerima ancaman dimasa yang akan datang apabila
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kegiatan bela negara yang dilakukan mahasiswa yaitu;