Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN DI KALIMANTAN BARAT

Pendidikan adalah gerbang emas menuju pembebasan dari kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan.
Pendidikan adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang lebih baik. Banyak orang yang berubah nasibnya
dari rakyat jelata menjadi kelas atas, pejabat atau pengusaha, karena pendidikannya yang baik.
Tujuan pembangunan pendidikan Nasional, sesuai dalam UUD 1945 (versi Amandemen), Pasal 31, ayat 3
menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.”
Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 dinyatakan
bahwa “tujuan pendidikan nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
UU Sisdiknas tersebut mengisyaratkan bahwa, praktek pendidikan di Indonesia diarahkan kepada upaya
mengembangkan manusia utuh, manusia yang bukan hanya cerdas dari aspek kecakapan intelektual saja,
melainkan juga kepribadian dan keterampilannya, atau dalam istilah penulis insan yang cerdas otaknya,
lembut hatinya dan terampil tangannya.

Terkhusus Pendidikan di Kalimantan Barat yang kami ketahui sangatlah minim, khususnya di daerah
pedalaman, seperti kurangnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dan tidak
hanya itu saja, ada beberapa faktor yang memengaruhi pendidikan di daerah pedalaman/pedesaan,yaitu
seperti jalan yang kurang memadai (rusak), minimnya akses jaringan (internet), dan keterbatasan listrik.

Dalam konteks Provinsi Kalbar, tujuan pembangunan pendidikan dapat kita ketahui dari RPJMD
Provinsi Kalbar Tahun 2018-2023. Dalam RPJMD tersebut, visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar
adalah “Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalbar Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan
Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”. Sedangkan Misi III, yang berkaitan tentang pendidikan, adalah:
“Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, produktif, dan inovatif” (dilihat dari dokumen “Rencana
Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Tahun 2019-2023”)

Peran Dewan Pendidikan


Dewan Pendidikan sebagai lembaga yang dibentuk dari amanat UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasioal; serta PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, wajib
membantu pemerintah mencapai tujuan pendidikan tersebut. Secara khusus, Dewan Pendidikan Provinsi
Kalbar wajib membantu Pemeirntah provinsi Kalimantan Barat dalam mewujudkan Visi dan Misi GUbernur
Kalimantan Barat.
Sesuai dengan Pasal 56 ayat (2) dikatakan “Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
berfungsi dan berperan untuk memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan (advisory); mendukung, baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam
penyelenggaraan pendidikan (supporting); mengontrol, dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan (controlling); serta mediator antara pemerintah (eksekutif) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan masyarakat (mediator).
Dalam menjalankan keempat fungsi dan peran tersebut, selama tahun 2020 Dewan Pendidikan
Kalimantan Barat sudah melaksanakan beragam kegiatan yang dibagi dalam empat bidang. Yakni bidang
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan anak usia dini/pendidikan luar sekolah serta
pendidikan keagamaan. Selain empat bidang tersebut, ada sekretariat Dewan Pendidikan yang memfasilitasi
rapat-rapat, kunjungan kerja, dan publikasi. Dewan pendidikan setahun dua kali menerbitkan majalah
Kapuas Edukasi, sudah edisi ke 14; serta mengelola media sosial (facebook dan IG) dan website
(http://www.dppkb.org).

Kegiatan Tahun 2020


Selama tahun 2020 ada banyak kegiatan Dewan Pendidikan, baik berskala lokal maupun nasional.
Kegiatan yang berskala lokal antara lain program berbagi kecerdasan, berupa pemberian bahan ajar sebagai
sarana merdeka belajar kepada sejumlah sekolah di kalimantan Barat bekerja sama dengan 14 Dewan
Pendidikan Kabupaten/Kota.

Ada sejumlah webinar,FGD dan rakor. Ada webinar implementasi pendidikan multikultural di Kalbar.
Disimpulkan bahwa pendidikan multikultural sangat penting diselenggarakan di Kalbar mengingat hubungan
etnik di daerah ini masih rawan terjadinya konflik.
Dewan pendidikan melaksanakan seminar Bedah Instrumen Akreditasi Sekolah/Madrasah dengan tema
“Menuju Akreditasi Yang Bermutu Dan Akuntabel Pada Lembaga Pendidikan Keagamaan Di Provinsi
Kalimantan Barat”.
Kegiatan bserkala nasaional adalah webinar bertema “Terobosan Inovatif Penyerapan Tenaga Kerja tamanat
SMK dan Sederajat di Indonesia” serta Simposium Nasional bertema “Implementasi kebijakan merdeka
belajar dalam sistem Pendidikan inklusif untuk meningkatkan IPM Kalimantan Barat”.

Simposium dibuka secara langsung Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji dari ruang kerjanya secara
virtual. Simposium nasional menghadirkan yakni Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Garuda Wiko,
Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemendikbud, Dr. Samto, Pakar
Pendidikan inklusi Fakultas Psikologi UMG, Elga Andriana, PhD, dan Praktisi Pendidikan Inklusi, Fitri D
Abassuni, dengan moderator Dewan Pendidikan, Dr. Kristianus berlangsung sukses.

Dalam sambutanya secara virtual Gubernur Kalimangan Barat, Sutarmidji mengutarakan memberikan
apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Dewan Pendidikan Kalimantan Barat yang menginisiasi kegiatan
Simposium Nasional ini. “Saya pribadi mengucapkan terima kasih atas diadakannya Simposium Nasional
ini, tentunta dalam rangka untuk mengimplementasikan kegiatan atau mencari model untuk kegiatan
merdeka belajar, ” ujarnya.
Menurut Sutarmidji, dirinya konsen betul dengan pendidikan berupa peningkatan IPM termasuk anak anak
berkebutuhan khusus, bahkan pemprov sudah siap penuhi hak hak bagi mereka, perlu mencarikan model
model di negara lain yang bisa diterapkan di sini. Gubernur sangat mengharapkan melalui Simposium
Nasional ini, bisa menemukan model yang pas. “Saya berharap, melalui kegiatan ini bisa memberikan model
yang pas gitu, agar mereka bisa mendapatkan layanan sistem pendidikan yang setara dengan yang lain,”
harapnya.

Outlook Pendidikan Kalbar Tahun 2021


Tanggal 23-25 November 2020 Dewan Pendidikan mengadakan rapat kordinasi dengan Dewan
Pendidikan dan Dinas Pendidikan serta sejumlah pemangku kepentingan pendidikan se-Kalimantan Barat
dengan tema ‘Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kalimantan Barat’.
Rapat kordinasi (Rakor) tersebut dihasilkan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah (Provinsi Kalimatan
Barat dan Kota/Kabupaten) agar kualitas pendidikan di Kalimantan Barat semakin meningkat di tahun-tahun
mendatang. Rekomendasi tersebut menjadi harapan dan semacam outlook pendidikan di Kalbar tahun 2021.

Pertama, Proses pembelajaran untuk Semester Genap tahun pelajaran 2020/2021 secara tatap muka untuk
tingkat satuan pendidikan semua jenjang berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tanggal 20
November 2020 dan agar pemerintah memberdayakan dan memfasilitasi Dewan Pendidikan terutama dalam
hal pembiayaan Program Kerja untuk melakukan tugas, pokok dan fungsi dalam melaksanakan SKB 4
Menteri tanggal 20 November 2020.
Kedua, diterbitkannya Peraturan Gubernur Kalimantan Barat, Peraturan Bupati/Walikota sebagai payung
hukum bagi penerapan sistem pendidikan inklusif dan memperbanyak satuan pendidikan percontohan dalam
kerangka percepatan peningkatan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.

Ketiga, kerjasama antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Perguruan Tinggi di Kalimantan Barat
dalam mendirikan Pusat Kajian dan Pengembangan Sistem Pendidikan Inklusif yang dapat
menyelenggarakan berbagai studi dan/atau penelitian yang dibutuhkan dalam pengembangan model-model
pendidikan inklusif untuk memperluas akses pendidikan bagi semua secara setara.
Keempat, fasilitas pendanaan modal kerja dalam arah kebijakan khusus yang tertuang pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat untuk menurunkan angka
penganggguran terbuka dari lulusan SMA/MA, SMK/MAK dan Paket C.

Kelima, Dewan Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Barat mendukung dibangunnya
pusat sertifikasi dalam upaya untuk standarisasi tenaga kerja sehingga keahliannya dapat diakui dan diterima
oleh dunia kerja atau dunia industry.

Keenam, Gubernur, Bupati/Walikota membuat kebijakan pengalokasian pendanaan Pembiayaan Beasiswa


Pendidikan (PBP) untuk Sekolah/Madrasah Swasta dan satuan Pendidikan lainnya.

Ketujuh, Gubernur, Bupati/Walikota memberikan bantuan Pendidikan dan Pelatihan Kepala


Sekolah/Madrasah Negeri dan Swasta.

Kedelapan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota agar memberikan perhatian yang lebih besar untuk
guru, siswa, sarana dan prasarana pendidikan di daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T).

Kesembilan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta Kota melakukan pemberdayaan dan fasilitasi terhadap
Dewan Pendidikan terutama dalam hal pembiayaan untuk menjalankan Program Kerja.

Kuncinya: political will pemerintah


Pada akhirnya kompleksitas dan beratnya tugas untuk meningkatan kualitas pendidikan di Kalbar akan cepat
tercapai jika Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan 14 kabupaten/kota mempunyai kehendak politik
(political will) yang besar dan memberikan dukungan maksimal untuk dunia pendidikan. Termasuk political
will Pemerintah Provinsi untuk melibatkan Dewan Pendidikan di semua jenjang (Provinsi dan
Kabupaten/kota) dalam mencapai misi pembangunan pendidikan di Kalbar. Kehendak politik yang kuat
ditambah dukungan dari pihak swasta dan masyarakat, maka kita yakin kualitas pendidikan di Kalbar akan
terus membaik dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai