Anda di halaman 1dari 24

B U K U P I N T A R

B A P P E D A L I T B A N G K O T A P A L E M B A N G
Stasiun Kertapati (KPT) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang berada dalam
pengelolaan PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang serta merupakan stasiun
terbesar utama Sumatra Selatan.
Jalur kereta api Prabumulih–Kertapati beserta stasiun-stasiunnya diresmikan pada tanggal
1 November 1915 oleh Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS), divisi dari
Staatsspoorwegen (SS). Pembangunan diarahkan ke Kota Palembang, dengan dibagi
menjadi dua wilayah kerja yaitu Lampung dan Palembang. Pada tanggal 22 Februari 1927
Palembang dan Bandar Lampung akhirnya bisa terhubung.
Stasiun ini memiliki total empat belas jalur kereta api tanpa memiliki sepur lurus. Jalur 1–3
beserta sepur badug yang menyambung di jalur 1 merupakan sepur terminus yang
digunakan untuk parkir satu hingga lima unit gerbong batu bara. Jalur tersebut sudah
dibongkar karena dijadikan area stockpile KA batu bara swasta (angkutan batu bara
Kertapati/barapati dan Sukacinta/baracinta). Sebagai akibatnya, pemberhentian dan parkir
KA batu bara hanya dilayani di jalur 4–7 saja. Jalur 8–11 digunakan untuk kereta api
penumpang. Jalur 9 digunakan untuk kedatangan dan keberangkatan kereta api tujuan
Lubuklinggau (Sindang Marga dan Serelo), sedangkan jalur 10 digunakan untuk
kedatangan dan keberangkatan kereta api tujuan Tanjungkarang (Sriwijaya dan Rajabasa).
Jalur 8 atau 11 biasanya diisi oleh bus rel Kertalaya. Untuk kereta api Prabu Jaya,
perjalanannya dapat masuk jalur 9 atau 10.
Presiden Joko Widodo menandatangani Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang
percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di Sumatra Selatan tanggal 20 Oktober
2015. Menurut Perpres, pemerintah menugaskan kepada PT Waskita Karya Tbk untuk
membangun prasarana LRT meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang, stasiun dan
fasilitas operasi. Pendanaan proyek senilai Rp9,4 triliun ini di 2016 akan dibiayai PT
Waskita Karya. Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan
mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek tersebut pada APBN 2017 dan 2018.
Pembangunan prasarana LRT Palembang selesai pada Februari 2018. Serangkaian uji
coba dilaksanakan sejak Mei hingga Juli 2018, termasuk uji coba terbatas dengan
penumpang pada 23-31 Juli 2018. Operasi penuh LRT Palembang dimulai pada 1 Agustus
2018, dengan 6 stasiun prioritas.
Delapan rangkaian kereta ringan yang diproduksi PT Industri Kereta Api, masing-masing
rangkaian kereta terdiri dari tiga gerbong. Setiap rangkaian kereta mampu mengangkut
hingga 722 penumpang: 231 penumpang di gerbong pertama dan ketiga, dan 260 orang
di gerbong kedua. Sementara, kapasitas tempat duduk sebanyak 78 penumpang.
Dimensi tinggi rangkaian 3.700 mm, tinggi lantai kereta 1.025 mm, jarak antar bogie
11.500 mm, dan panjang setiap rangkaian kereta dengan tiga gerbong sepanjang 51800
milimeter (169,9 ft). Kereta ini memiliki sistem daya kelistrikan 750 V DC dengan aliran
listrik rel ketiga.
Trans Musi adalah sistem transportasi berjenis Bus Rapid Transit (BRT) di Kota
Palembang, Indonesia. Trans Musi dikelola oleh PT Sarana Pembangunan Palembang
Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Palembang. Awalnya
Trans Musi beroperasi pada Januari 2010 melalui penyerahan bus Transmusi dari
Departemen Perhubungan sebanyak 15 unit.
Armada bus yang dimiliki Transmusi:
Mitsubishi Lux 135PS -- Rahayu Santosa
Hyundai Mighty 136 B -- Restu Ibu
Hyundai Koty-s 136PS Euro 2 -- Korindo
Hino RK8-235 Nucleus 3 -- Laksana
Mercedes Benz OH-1521 -- Laksana
Mercedes Benz O 500 R 1836 --Jetbus Setra (Adi Putro)
TEMAN BUS adalah program pengembangan
angkutan umum di kawasan perkotaan
berbasis jalan yang menggunakan teknologi
telematika yang andal dan berbasis non tunai
untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan serta kenyamanan mobilisasi Anda.
TEMAN BUS berupa kendaraan Bus Sedang yang berkapasitas 40 penumpang
dengan 20 tempat duduk. Dan, Bus Besar yang berkapasitas 60 penumpang
dengan 30 tempat duduk. Serta masing-masing Bus terdapat kursi untuk
penumpang prioritas. Setiap Bus mempunyai 2 pintu masuk di bagian depan
dengan low deck dan di pintu bagian tengah adalah high deck.
Angkutan yang dinamai Teman Bus ini, merupakan wujud program Buy The
Service (BTS) Kemenhub yang bekerjasama dengan PT Transmusi Palembang
Jaya.
Penyerahan simbolis dilakukan Kemenhub ke Wali Kota Palembang pada
tanggal 2 Juni 2020. Palembang menjadi kota pertama program BTS Teman Bus,
yang kemudian akan disusul oleh kota Medan, Solo, Yogyakarta dan Denpasar.
Simpang Simpang RS Simpang Simpang
Simpang Sekip
Kampus Charitas Polda Bandara

Simpang Simpang Simpang


Simpang Simpang
Tanjung Api- Soekarno- Macan
Parameswara Angkatan 45
api Hatta Lindungan

Simpang Simpang Simpang Simpang


Simpang Kuto
Taman Siswa Rajawali Boom Baru Jakabaring
*Jumlah
Jenis Kendaraan Bermotor
2018 2019
Sepeda Motor 383.390 384.449
Kendaraan Pribadi (Minibus, Sedan, Jip, data digabung) 131.347 132.637
Angkutan Umum (Angkutan Kota/Kabupaten, Angkutan 3.330 3.368
AKDP, Angkutan AKAP, data digabung)
Kendaraan Angkutan (Truk, Pick Up dan Box, data digabung) 21.034 21.275

*Jumlah Kecelakaan
Tahun
Kejadian MD LB LR Kerugian Materil (Rp.)
2017 329 78 177 220 1.136.000.000

2018 367 106 95 377 925.100.000

2019 652 84 109 777 1.120.650.000


BAPPEDA LITBANG
KOTA PALEMBANG
2020

Anda mungkin juga menyukai