Anda di halaman 1dari 10

1 KERETA API DI INDONESIA

1.1 Latar Belakang


PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
meliputi angkutan penumpang dan barang. PT Kereta Api Indonesia (Persero) didirikan
sesuai dengan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah,
S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan akta
tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober
1999 No. C-17171 HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4 Tambahan No. 240/2000
1.2 Jenis Kereta Api di Indonesia
PT Kereta Api Indonesia memiliki beberapa jenis produk dalam pengelolaannya yaitu :
a. Kereta Api Penumpang
1. Kereta Api Daerah
Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api Indonesia
di Jawa dan Sumatra adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio
kelas eksekutif (30%), bisnis (22%), dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk
dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total kapasitas melambung menjadi
sebanyak 41.528.450 tempat duduk per kilometer per hari dengan rasio kelas
eksekutif (39%), kelas bisnis (25%), dan kelas ekonomi (58%).
2. Kereta Api Lokal
Kereta api kelas ekonomi tarifnya ditetapkan oleh pemerintah sehingga secara
keseluruhan biaya operasi tidak dapat ditutup dengan tarif yang dikenakan kepada
masyarakat. Sampai saat ini, PT Kereta Api Indonesia melakukan subsidi silang
dari pendapatan rangkaian kereta api kelas Argo dan kelas satu pada kelas
ekonomi.
3. Commuter Line
KRL Commuter Line yang juga dikenal sebagai KRL Jabodetabek (dulu dikenal
sebagai KRL Jabotabek, Divisi Jabotabek pada rangkaian kereta atau Divisi
Angkutan Perkotaan Jabotabek atau PT KAI Commuter Jabodetabek) adalah
layanan kereta rel listrik komuter yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter
Indonesia anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). KRL telah
beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1925, hingga kini melayani rute komuter
di wilayah DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, dan Kota
Tangerang Selatan.
4. Kereta Wisata
Untuk menunjang kepariwisataan, PT. Kereta Api (Persero) memberikan
pelayanan carter kereta khusus wisata juga berbagai keperluan seperti rapat, pesta
pernikahan, ulang tahun, dsb di atas Kereta Api menuju berbagai kota tujuan.
b. Kereta Barang
Kereta api khusus yang disesuaikan dengan spesifikasi produk, yang mana PT. Kereta
Api (Persero) memiliki gerbong yang digunakan untuk batu bara, pulp, Crude Pal oil,
BBM, Peti Kemas, Parcel BHP, Over Night Service, Semen.
c. Pengusahaan Aset
Disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang, PT. Kereta Api (Persero)
juga memberdayakan aset non produksi untuk dikomersialkan ke pihak eksternal.
Beberapa produk persewaan aset non produksi adalah sebagai berikut :
 Wilayah stasiun dan sarana :
1. Persewaan Gudang
2. Persewaan gedung/ ruangan untuk Retail, Restaurant, Mini Market,
Bookstrore, health centre, ATM dll
3. Periklanan di lingkungan stasiun (Billboard, TV Iklan, Iklan Megatron dll)
4. Perparkiran (Parkir umum, Parkir Taxi, Parkir Inap, dan Parkir moda
transportasi lain)
5. Persewaan Kereta Makan
6. Periklanan di kereta (bodyprinting, iklan interior, iklan TV dll)
 Wilayah Right of Way (ROW) yaitu lahan sepanjang kiri kanan jalur kereta api
dan lahan diluar stasiun :
1. Persewaan lahan ROW untuk utilitas: kabel listrik, kabel telekomunikasi, baik
yang ditanam/di atas maupun crossing.
2. Periklanan di sepanjang ROW, perlintasan kereta api, jembatan (flyover kereta
api) dan di lahan kereta api yang lain.
3. Persewaan tanah untuk usaha
4. Persewaan Gudang
5. Persewaan Gedung/Bangunan
6. Persewaan Tower
1.3 Landasan Hukum
1. Undang-Undang (UU) No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, karena dinilai tidak sesuai dengan
kemajuan teknologi dan perkembangan tuntutan konsumen, Pemerintah melakukan
revisi UU No. 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian menjadi UU No. 23 Tahun
2007. Beberapa perubahan penting yang dimuat dalam UU tersebut adalah
dihilangkannya hak monopoli PT. KERETA API (Persero) dengan membuka peluang
bagi pihak swasta dalam penyelenggaraan perkeretaapian di bidang sarana dan
prasarana. Hal ini ditujukan untuk mendorong masuknya investasi swasta di bidang
perkeretaapian baik sebagai operator (yang diharapkan juga meningkatkan kualitas
sarana perkeretapaian yang digunakan) ataupun sebagai investor di bidang prasarana
guna mendorong perluasan jaringan transportasi kereta api di Indonesia. Revisi
lainnya menyangkut desentralisasi (seiring dengan otonomisasi daerah), sehingga
pemerintah lokal dapat berperan serta sebagai investor sarana dan prasarana
perkeretaapian di daerahnya sekaligus membuka peluang pemerintah lokal untuk
bertindak sebagai operator bisnis perkeretaapian di daerahnya. Jadi kedepan
pembiayaan untuk investasi sarana dan prasarana perkeretapaian dapat dilakukan juga
dengan skema Public Private Partnership (PPP), pembiayaan swasta, maupun
pembiayaan pemerintah daerah. Selain itu faktor, kewenangan, strandarisasi
pelayanan, sertifikasi, lisensi atau perizinan usaha serta perlindungan hak-hak
konsumen dalam menikmati layanan kereta api juga dibahas dalam UU tersebut.
Untuk menyikapi UU ini, PT KA harus proaktif melakukan penjajakan dan
merealisasikan berbagai kerjasama pengembangan sarana dan prasarana serta
perluasan bisnis transportasi integrasi antarmoda baik dengan pihak swasta maupun
pemda agar dapat mempertahankan eksistensinya sebagai pihak paling dominan
dalam bisnis perkeretaapian Indonesia. Upaya ini diharapkan membuat PT KA akan
selalu terlibat dan dilibatkan dalam setiap perkembangan bisnis perkereta apian
dengan mengedepankan pengalaman dan keahlian teknis pengelolaan yang sudah
terbentuk puluhan tahun.
2. Pemberlakuan UU Perkeretaapian No. 23/2007 secara hukum mengakhiri monopoli
PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.
revisi UU No. 13/1992 yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah
daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 2008 PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan
pemisahan Divisi Jabotabek menjadi PT Kereta Api Commuter Jabotabek (KCJ)
untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya. selama tahun
2008 jumlah penumpang melebihi 197 juta

2 KERETA API DI JEPANG

2.1 Jenis Kereta Api


1. Kereta api lokal
Kereta listrik lokal atau biasa dikenal Kereta Rel Listrik adalah jenis kereta listrik
dengan kecepatan sedang yaitu 80km/jam. Kereta ini adalah kereta yang berhenti
disetiap stasiun untuk menurunkan dan mengangkut penumpang, bahkan di stasiun-
stasiun kecil sekalipun. Untuk pemberhentian distasiun sendiri biasanya tidak sampai
1 menit pintu sudah akan tertutup kembali. Kereta-kereta di Jepang di jalankan
dengan menggunakan listrik, karena itulah kereta-kereta di Jepang tidak berisik,
cepat, dan ramah lingkungan.Kereta ini juga mempunyai keunikan tersendiri, yaitu
bel (jingle) atau melodi pemberangkatan dibeberapa stasiun.
2. Kereta Peluru
Shinkansen merupakan kereta api super cepat yang bisa melaju hingga
300km/jam.Dengan kecepatan tersebut, shinkansen menjadi pilihan utama warga
negara Jepang dalam menempuh perjalanan antar kotadan tak heran bila dijuluki
kereta peluru alias bullet train. Shinkasen hanya dioperasikan oleh JR dan telah
melayanai Jepang pada 1964 yang saat itu hanya ada di Tokaido Line yang
menghubungkan Tokyo dan Osaka. Namun saat ini sudah banyak jalur-jalur yang
dilewati dan sudah menyeluruh di Jepang. Shinkansen tidak berhenti disetiap stasiun
tetapi hanya berhenti distasiun besar saja, karena shinkansen hanya melayani rute-rute
jarak jauh.
3. Kereta Bawah Tanah
Kereta bawah tanah atau subway train hanya beroperasi di kota-kota besar di Jepang,
seperti Fukuoka, Kobe, Kyoto, Nagoya, Osaka, Sapporo, Sendai, Tokyo dan
Yokohama. Kereta dan rel subway sama dengan kereta lainya, hanya yang berebeda
yaitu di bawah tanah, bahkan stasiunnya pun ada di bawah tanah. Di Jepang hampir
semua jenis kreta memiliki gerbong khusus wanita. Pertama kali gerbong khusus
wanita digunakan pada tahun 2000. Sebagai upaya pemerintah menghentikan
pelecehan seksual atau untuk melindungi dari tangan-tangan nakal
4. Ekspress Terbatas
Limited express hakucho dan tokkyu merupakan kereta antarpulau di Jepang. Kereta
ini menyeberangkan orang-orang yang ingin berpegian antarpulau. Kereta ini
menyeberang dengan melewati terowongan bawah tanah.
5. Monorel
Kereta api monorel adalah kereta api tunggal yang jalurnya tidak seperti kereta api
pada umumnya yang miliki jalur ganda. Kereta ini hanya melayani rute-rute khusus
seperti bandara dan beberapa obyek wisata tertentu, dan umumnya rutenya relatif
pendek. Kereta monorel bentuknya mirip dengan kereta pada umumnya, tetapi rel
yang digunakan bukan rel baja ganda namun rel betontunggal. Rodanya pun
merupakan roda karet sepeti roda mobil. Yang unik adalah kereta ini digerakkan
secara otomatis alias tanpa masinis. Seperti halnya kereta monorel juga bertenaga
listrik, namun jalur suplai listrik melalui jalur khusus yang menempel di rel beton
bukan melalui saluran udara seperti kereta lainnya.
6. Kereta Malam
Kereta yang memiliki interior tergolong mewah ini merupakan kereta dengan rute
panjang, menghubungkan stasiun Ueno di Tokyo dan stasiun Sapporo di utara pulau
Hokkaido. Kereta ini merupakan jenis kereta malam, karena untuk sampai ke Sapporo
butuh waktu kira-kira 16,5 jam. Hokutosei dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Kelas
A, dan Kelas B. Kelas A memiliki kompartemen yang lebih luas dan fasilitas yang
lebih baik sehingga lebih mahal dibanding kelas B. Kelas B memiliki kompartemen
yang lebih kecil dan lebih murah.
7. Trem
Trem merupakan kereta yang memiliki rel khusus didalam kota yang berbaur di jalan
raya kota. Trem berselang waktu 5-10 menit berangkat, yang merupakan solusi dari
kemacetan. Rangkaian trem umumnya satu set yang tediri dari dua gerbong kereta
agar tidak terlalu panjang. Trem juga disebut dengan Light Rail karena trem ringan
sekitar 20 ton seperti bus tidak seperti kereta pada umumnya yang seberat 40 ton.
Trem bisa mengangkut 80.000 penumpang perjamnya.
8. Cable Car
Cable car atau yang disebut kereta gantung merupakan angkutan umum dengan sistem
menggunakan mobil rel yang ditarik oleh kabel. Cabel car bergerak dengan kecepatan
konstan dan tidak bisa bergerak cepat. Biasanya cable car digunakan pada tempat
wisata seperti gunung. Karena kemiringan yang curam dengan demikian rel kereta ini
menggunakan pola zigzag (switchback) sehingga kereta dengan muda menaiki
gunung dan dapat melihat pemandangan yang indah.
9. Kereta Wisata Shirakami
Kereta yang satu ini bukan kereta yang super cepat, tetapi kereta ini merupakan salah
satu kereta api spesial yang ada di Jepang. Karena jalur yang ditempuh oleh kereta ini
melewati tepi laut Jepang dan lereng Gunung Shirakami. Kereta ini juga merupakan
kereta wisata yang ada di Jepang
2.2 Pengelolaan Kereta Api
Sejak adanya kereta api pertama di Jepang pada zaman Meiji hingga akhir Perang Dunia
II, kereta api dan semua relnya dimiliki dan dioperasionalkan oleh Kementerian Kerata
Api. Pemilikan dan pengoprasian kereta api kemudian di alikan ke perusahaan negara
yaitu Nippon Kokuyou Tetsudo yang disingkat Kokutetsu (Japanese National Railways)
sebelum di swastanisasi ka oleh perusahaan kereta api dan diteruskan oleh Japan
Railways Group yang terdiri dari 7 perusahaan. Selain dilayani oleh Japan Railways
Group, perusahaan kereta api swasta melayani jalur-jalur di daerah-daerah tertentu.
Kereta api swasta di wilayah kota metropolitan menghubungkan daerah pinggir kota
dengan kota metropolitan. Di kota-kota kecil perusahaan berukuran kecil dan sedang,
mengoperasikan kereta api swasta yang berangkat dari stasiun milik JR tidak dilayani
oleh kereta api yang dioperasikan oleh JR. Sedangkan di kota-kota besar di Jepang
dilayani oleh kereta api bawah tanah yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan
swasta dan perusahaan milik kota. Bagi wisatawan yang inggin menikmati kerennya
kereta api di Jepang, Japan Railways menyediakan tiket khusus wisatawan yaitu JR Pass.
JR Pass atau Japan Rail Pass merupakan tiket yang ditawarkan bagi turis. JR Pass yang
ditawarkan berlaku untuk semua kereta Japan Railways di Jepang, termasuk Shinkansen
serta beberapa jaringan Japan Railways bus dan kapal ferry. Ada 2 macam JR Pass yang
disediakan, yaitu Standard Card dan Green Car. JR Pass Green Car lebih mahal
dibandingkan Standard Card. Masa berlaku JR Pass terdiri dari 3 kategori, yaitu untuk 7
hari, 14 hari, dan 21 hari. Sistem kereta api di Jepang sangat tepat waktu jarang sekali
yang terlambat. Jika terjadi keterlambatan sekita 1-5 menit para staf kereta akan berjalan
sepanjang lorong dan meminta maaf kepada penumpang bahkan mereka tidaksegan
membungkuk demi penghormatan rasa bersalah. Apabila terlambat lebih dari 5 menit
para staf akan membagikan selembaran surat yang memberitahukan bahwa kereta yang
sedang ditumpangi terlambat. Di dalam stasiun kereta api di Jepang disediakan loker
penitipan barang yang disewakan. Harga penyewaan loker bergantung pada ukuran loker
dan durasi penyimpanan. Semakin besar ukuran dan semakin lama menyimpan barang
diloker, tentunya akan semakin mahal. Ada juga tempat meletakkan koper berkode
dengan disertai spesifikasi kode kreasi penumpang sendiri. Di dalam ada juga papan
informasi dengan 3 bahasa, yaitu Jepang, Korea dan Inggris. Papan informasi 3 bahasa ini
di tunjukkan agar mempermudah para wisatawan yang tidak bisa bebahasa Jepang. Untuk
membeli tiket, penumpang bisa membeli di vending machine yang letaknya berdekatan
den gan mesin ATM yang diatasnya terdapat peta jalur kereta api. Peta ini menunjukkan
jalur mana saja yang akan dilalui kereta. Keberhasilan Jepang mengalihkan penggunaan
jasa transportasi kereta api sebagai angkutan umum massal tak lepas dari jaminan
keamanan dan kenyamanan yang diberika. Keamanan pengelolaan kereta api
menggunakan piranti automatic train stop dan automatic train control. Peralatan ini
memastikan tak terjadinya kecelakaan fatal. Saat terjadi gempa, maka kereta otomatis
berhenti. Begitupula saat kereta utama lewat, kereta lain berhenti secara otomatis. Untuk
menopang kenyamanan pengguna kereta api, pengelola melakukan sejumlah uji
kelayakan kereta. Uji kelayakan ini meliputi track inspection car, rolling stock inspection,
maupun pemeriksaan rutin kelapangan oleh pejabat kementerian transportasi. Ada
pemeriksaan harian, bulanan dan tahunan. Semua itu dilakukan guna memastikan
infrastruktur kereta benar-benar dalam kondisi terbaik saat digunakan.
Sales

Japan Railway
5% 3% 7%
Perusahaan Swasta Utama

Perusahaan Swasta Daerah

Kereta Umum

85%

Japanese National Railways merupakan merupakan BUMN yang dipecah karena terlilit
hutang. Sembilan perusahaan yang dikelompokkan dalam grub Japan Railways masing-
masing merupakan perusahaan independen. Dari sembilan perusahaan tersebut, tujuh
merupakan operator jasa perkeretaapian dan dua lainnya adalah perusahaan riset dan
teknologi.
Saat ini terdapat 27.268 km rel yang membentang diseluruh jepang dan sebagian besar
dipegang oleh grup JR, dan sekitar 7.133 km sisanya dipegang oleh ratusan perusahaan
swasta lain.
2.3 Kebijakan Pemerintah Terkait Penggunaan Transportasi Umum
Sebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang dapat dikatakan memiliki sistem
tranportasi publik terbaik. Terutama transportasi berbasis rel alias kereta. Interkoneksi
antarmoda menjadi salah satu isu penting dalam menunjang keberhasilan Negeri Matahari
Terbit ini dalam membangun jaringan kereta mereka. Berdasarkan data Asosiasi Kereta
Api Swasta Jepang, setidaknya terdapat 216 perusahaan kereta yang beroperasi saat ini.
Jumlah tersebut terdiri atas enam Japan Railway (JR) yang dulu merupakan perusahaan
kereta api nasional, 16 perusahaan kereta swasta utama, 183 perusahaan kereta swasta
daerah, dan 11 perusahaan kereta umum. Baca juga: Jepang Ajak Uber dan Boeing
Kembangkan Mobil Terbang Dari total 126,8 juta penduduk Jepang berdasarkan sensus
2017, hanya 19,7 persen di antaranya yang memilih menggunakan mobil sebagai moda
transportasi sehari-hari. Sementara 79,7 persen menggunakan kereta sebagai transportasi
penunjang mobilitas harian. Masyarakat dikondisikan untuk tidak mudah memiliki
kendaraan pribadi. Untuk mendapatkan sebuah mobil, misalnya, harga yang harus ditebus
masyarakat cukup mahal kendati Jepang dikenal baik sebagai "rumah" bagi aneka
produsen merek mobil ternama di dunia. Kondisi tersebut juga didukung dengan
mahalnya tarif parkir, pajak kendaraan, serta harga bahan bakar.

3 HAL YANG HARUS DIPELAJARI PADA KERETA API DI JEPANG

1. PT Kereta Api Indonesia harus memperbaiki tingkat ketepatan waktu kedatangan dan
keberangkatan yang saat ini sering terjadi delay. Salah satu upaya nya yaitu dengan
menghapus jalur perlintasan sebidang menjadi flyover. Upaya tersebut dapat mengurangi
peluang terjadinya hambatan karena kecelakaan yang dapat mengakibatkan kereta
mengalami delay.
2. Perbaikan dan peningkatan kualiyas sinyal elektrik karena saat ini masih sering terjadi
gangguan teknis perangkat atau peralatan sinyal, terutama sinyal elektrik.
3. Penambahan jalur kereta menjadi double-double track (empat jalur) pada wilayah yang
beban kepadatan lintasnya yang sudah jenuh, atau bahkan melampaui kapasitas lintasnya
pada koridor tertentu sehingga tidak adanya kereta yang saling menunggu karena harus
bergantian jalur.
4. Industrialisasi sektor kereta api yang lebih ditingkatkan sehingga PT KAI (Persero) ke
depannya tidak mengimpor kembali baik lokomotif, gerbong, dan peralatan pendukung
lainnya.
5. Pembangunan jalur kereta api di seluruh wilayah di Indonesia seperti Pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi sehingga mobilitas barang dan manusia akan
semakin mudah dan cepat.
6. Terintegrasinya moda transportasi massal baik bus, pesawat sehingga akses dapat
semakin mudah
7. Dengan disahkan nya UU No 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian dimana di dalam UU
tersebut menjelaskan tentang dihilangkannya hak monopoli PT Kereta Api (Persero)
dengan membuka dan menambah peluang bagi pihak swasta dalam penyelenggaraan
perkeretaapian di bidang sarana dan prasarana, maka diharapkan pihak swasta dapat
menjadi investor sekaligus operator dalam Industri Kereta Api di Indonesia sehingga
dapat mempercepat terwujudnya pembangunan dan pengoperasian Kereta Api di Seluruh
Indonesia serta meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih optimal.
8. Adanya kebijakan terkait tidak dimudahkannya penggunaan transportasi pribadi seperti
pembelian motor/mobil engan harga yang tinggi, mahalnya tarif parkir, pajak kendaraan
pribadi, serta harga bahan bakar yang relatif tinggi.
9. Peningkatan edukasi terkait tempat duduk prioritas hanya dapat diduduki oleh orang tua,
ibu hamil, dan orang terluka melalui Poster, Announcement, dan media edukasi lainnya.
10. Diintegrasikan nya sistem penetapan tarif secara detail pada saat pemesanan meskipun
penumpang tersebut berganti mode transportasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/KRL_Commuter_Line
https://www.academia.edu/39169859/MANAJEMEN_STRATEGIK_PT_Kereta_Api_Indon
esia_Persero_PT_KERETA_API_INDONESIA_PERSERO
https://www.scribd.com/doc/59299559/Manajemen-Strategi-PT-KERETA-API-
INDONESIA-Persero-Tahun-2009-2013
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5403/142203039.pdf?sequen

Anda mungkin juga menyukai