Anda di halaman 1dari 48

PRAKTIK MANAJEMEN RISIKO

DI PT KAI
DISAJIKAN OLEH:
ADHITYA AKHMADI
BANGKIT SURYA
FITRI ANI NUR M
KURNIA YUDO
RENIWAN AGUSTINA

DASAR KEBIJAKAN MANAJEMEN


RISIKO
Australian Standard Guidelines
Companion to AS:NZS
436:2004
Keputusan Menteri Negara
BUMN Republik Indonesia No.
KEP-117/M-MBU/2002
Keputusan Direktur Nomor
KEP.U/OT.104/X/4/KA-2014

PUSAT MANAJEMEN RISIKO

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. Merencanakan dan
memberikan usulan kepada
Direksi
2. Penyelenggaraan kegiatan
manajemen risiko
3. Evaluasi dan pengendalian
4. Menumbuhkan dan
memelihara kultur sadar risiko
5. Pembinaan/peningkatan
kompetensi pegawai

1. Merencanakan dan
mengimplementasikan kerangka
manajemen risiko serta
melakukan proses asesmen risiko
atas risiko-risiko kritis (corporate
critical risk)
2. Memantau dan meninjau serta
mengupayakan peningkatan
efektivitas implementasi
kerangka dan proses manajemen
risiko serta menyelenggarakan

SISTEM MANAJEMEN RISIKO DAN


TATA KELOLA RISIKO
KAI membangun dan menerapkan sistem Manajemen Risiko
Korporasi (Enterprise Risk Management/ERM) yang fokus pada
risiko usaha perusahaan dalam bentuk investasi dan keselamatan
perjalanan KA

Sistem manajemen risiko yang dibangun dan diimplementasikan


di perusahaan telah mengalami transformasi dari berbasis COSO
ERM Framework di tahun 2004 menjadi ISO 31000:2009 yang
merupakan standar internasional untuk praktik manajemen risiko

KEBIJAKAN KESELAMATAN
1. Meningkatkan kinerja keselamatan secara
berkelanjutan,
2. Mengorganisir dan mengelola pengoperasian kereta
api sesuai dengan prinsip-prinsip keselamatan,
3. Membentuk manajemen risiko keselamatan sebagai
prioritas
4. Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan setiap
kegiatan dalam perusahaan sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen risiko keselamatan,
5. Mengharuskan setiap pekerja untuk melakukan
pekerjaannya dengan memperhatikan prinsip
keselamatan.
6. Menerapkan Integrated Safety and Security
Management System (ISSMS) sebagai
pelaksanaan prinsip keselamatan yang

PELAPORAN RISIKO KESELAMATAN


1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Operasi, Jalan
Rel dan Jembatan, Sintelis, dan Sarana melakukan
identifikasi potensi bahaya dan melaporkan kepada
Manager Inspector/Junior Manager Inspector dan
Senior Manager/Manager dalam bentuk daftar
bahaya (hazard register) dan daftar risiko (risk
register).
2. Setiap satu bulan sekali Senior Manager/Manager
melaporkan kepada EVP/VP Daop/Divre dan Direksi
KAI dalam bentuk daftar risiko (risk register).
3. Setiap semester EVP/VP Daop/Divre mengirimkan
profil risiko (risk profile) Daop/Divre yang menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
laporan pada rapat executive committee.
4. Setiap satu tahun sekali EVP/VP Daop/Divre
mengirimkan profil risiko (risk profile) Daop/Divre

KOMITE KESELAMATAN
1. Membentuk komite keselamatan (safety committee) di Daop/Divre/Subdivre/Balai
Yasa dan Anak Perusahaan di lingkungan KAI sebagai wadah kerja sama antar
bagian untuk menerapkan dan mengembangkan prinsip keselamatan.
2. Komite keselamatan wajib melakukan identifikasi unsafe condition dan unsafe
action, mencatat temuan tersebut disertai upaya tindak lanjut perbaikannya,
serta melaporkan semua unsafe condition dan unsafe action beserta upaya tindak
lanjut perbaikannya kepada EVP/VP/GM di Daop/Divre/Subdivre/Balai Yasa dan
anak perusahaan dengan tujuan peningkatan program keselamatan, kesehatan
kerja, kelestarian lingkungan, dan keamanan di KAI.
3. Komite keselamatan wajib menindaklanjuti perbaikan dan rekomendasi dari
laporan investigasi kecelakaan.
4. Komite keselamatan wajib membuat dan menyusun profil risiko keselamatan di
lingkungan Daop/Divre/Subdivre/Balai Yasa dan Anak Perusahaan serta
melaporkan hasilnya ke VP Safety.

STRUKTUR TATA KELOLA RISIKO

vel Dewan Komisaris


mite Pemantau Manajemen Risiko (KPMR),
bagai salah satu organ pendukung Dewan
misaris, membantu dan memperkuat Dewan
misaris dalam menjalankan fungsi
ngawasan dan penasihatan atas kinerja
anajemen dalam implementasi GCG
rusahaan. Dalam pelaksanaan tugasnya,
MR dapat berkoordinasi dengan Pusat

Level Direksi
Direktur Utama berperan menjalankan fungsi
pembinaan langsung terhadap Pusat
Manajemen Risiko (PMR) dan berkomitmen
untuk mendukung pelaksanaan manajemen
risiko secara efektif dan efisien.

PENETAPAN KONTEKS
KONTEKS EKSTERNAL
Tahap ini dilakukan untuk mendefinisikan kondisi
eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan
antara organisasi dengan lingkungan eksternalnya.
Sebagai contoh:
1.Kondisi bisnis, sosial, regulasi, budaya, kompetisi,
keuangan dan politik;
2.Kekuatan,
kelemahan,
peluang,
dan
ancaman
organisasi;

KONTEKS EKSTERNAL DARI PT KAI


1.Industri perkeretaapian merupakan industri yang sensitif
terhadap kondisi perekonomian. Perubahan ekonomi global
maupun nasional berdampak langsung terhadap kinerja
operasional
maupun
keuangan,
baik
disebabkan
oleh
perlambatan laju ekonomi global dan pelemahan rupiah.
2.Persaingan dengan moda transportasi lain semakin ketat.
3.Perkembangan teknologi informasi sebagai penunjang jasa
perkeretaapian.
4.Prospek angkutan barang di masa depan.
5.Stagnasi pertumbuhan angkutan penumpang dengan pangsa
pasar 80%.
6.Status PT KAI yang telah berubah sebagai perusahaan jasa yang

KONTEKS EKSTERNAL DARI PT KAI


8. Tuntutan masyarakat terhadap transportasi yang aman dan
nyaman.
9. Perkembangan industrialisasi otomotif yang semakin pesat
mengakibatkan kemacetan jalan, polusi dan menghabiskan
energi, membuat masyarakat mulai melirik alternatif kereta api
sebagai salah satu sarana transportasi masal yang murah,
aman dan bebas macet.
10.Kondisi pasar jasa transportasi yang cenderung berubah, baik
dari sisi permintaan maupun suplai dari kompetitor.
11.Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan dan
listrik aliran atas, yang disebabkan oleh kendala teknis maupun
gangguan pihak luar.
12.Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa untuk pemeliharaan

PENETAPAN KONTEKS
KONTEKS INTERNAL
Konteks internal perkeretaapian Indonesia dapat ditinjau dari visi
dan misi perusahaan yang berperan. Hal-hal yang menghambat
pencapaian visi dan misi tersebut menjadi risiko strategis karena
terkait langsung dengan manajemen strategi yang ditetapkan
Visi dan Misi PT KAI
perusahaan.
Visi

Misi

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang berfokus pada pelayanan


pelanggan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya
melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai
tambah yang tinggi bagi pemangku kepentingan dan kelestarian lingkungan
berdasarkan empat pilar utama: Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan,
dan Kenyamanan.

PROSES MANAJEMEN RISIKO PT KAI

TOOLS YANG DIGUNAKAN DALAM


KAJIAN RISIKO

TOOLS YANG DIGUNAKAN DALAM


KAJIAN RISIKO SAFETY
Update unsafe condition dan
unsafe action di
Daop/Divre/Subdivre/Balai Yasa
dan Anak Perusahaan melalui:
Pelaporan rutin maupun
insidental komite keselamatan
di Daop/Divre/Subdivre/Balai
Yasa dan Anak Perusahaan.
Pelaporan rutin maupun
insidental Safety Inspector.
Kegiatan audit keselamatan di
Daop/Divre/ Subdivre/Balai Yasa
dan Anak Perusahaan.
Kegiatan posko Lebaran, Natal
dan Tahun Baru, Pergantian
Gapeka, dan lainnya.

Pelaporan unsafe condition dan


unsafe action berupa:
Daftar bahaya (hazard register)
dan daftar risiko (risk register).
Catatan unsafe condition dan
unsafe action serta profil risiko
(risk profile), yang terdiri atas
daftar risiko keselamatan dan
peta risiko keselamatan.
Penilaian Level of Safety (LoS)
Pelaporan unsafe condition dan
unsafe action melalui jaringan
intranet KAI (dalam
pengembangan)

RISIKO YANG DIHADAPI PT KAI

RISIKO SAFETY YANG DIHADAPI PT


KAI

IDENTIFIKASI RISIKO

No
1

Level-1
Kepuasan
Pelanggan

Identifikasi Risiko Operasional PT KAI


Level-2
Level-3
Sarana dan Keterbatasan suplai suku cadang
Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa
Prasarana
Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan dan
listrik aliran atas
Rendahnya jumlah armada yang dapat dioperasionalkan
Terbatasnya sarana perkeretaapian yang didominasi di Pulau
Jawa
Meledaknya pengguna jasa transportasi pada musim-musim
tertentu
Minimnya jumlah stasiun yang dapat dioptimalkan
Keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan
Pendapatan Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang perkeretaapian PT KAI
Perseroan tidak dapat mengambil keuntungan dengan
Layanan
menaikkan tarif
Menurunnya pendapatan perseroan
Katastropik Kebakaran dan kecelakaan kereta api
Bencana alam
SDM
Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga kerja dengan skill tertentu
Pelanggaran aturan dan kode etik dalam perusahaan

IDENTIFIKASI RISIKO
No
2

Level-1
Strategi
Pelayanan

Kinerja
Keuangan
Perseroan

Identifikasi Risiko Operasional PT KAI


Level-2
Level-3
Kompetisi
Kondisi pasar jasa transportasi cenderung berubah
Program Kerja
Program kerja yang dijadwalkan tidak dapat
diimplementasikan
Sosial
Minimnya
sosialisasi
dan
konsultasi
dengan
pemangku kepentingan
Kemitraan
Risiko investasi dengan mitra dalam negeri dan luar
negeri
Terbatasnya mitra pengguna angkutan kereta api
barang
Risiko komoditi pengadaan
Proyek
Penyimpangan waktu start pelaksanaan proyek
Penyimpangan waktu delivery pelaksanaan proyek
Penyimpangan biaya realisasi proyek
Kurs Mata Uang Impor sebagian besar sarana dan suku cadang kereta
Asing
api
Likuiditas
Cash flow tidak seimbang
Risiko kesulitan pendanaan
Suku Bunga
Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan
bunga mengambang

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
No
Risiko Operasional PT KAI
1 Keterbatasan suplai suku cadang
2

Penyebab
Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi
kereta api harus diimpor
Keterbatasan kapasitas Depo/Balai PT KAI memiliki 6 Balai Yasa (2 di Sumatera dan 4 di
Yasa
Jawa), dengan waktu pengerjaan/perawatan yang cukup
lama (satu rangkaian kereta api kurang lebih 30 hari)
Gangguan dan kerusakan pada rel, Kekeliruan pada perencanaan.
peralatan persinyalan dan listrik Kekeliruan
saat
pembangunan/pelaksanaan
aliran atas
konstruksi.
Material yang digunakan kurang baik.
Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over load,
kecepatan yang tidak merata/mendadak).
Kondisi alam setempat dan kondisi cuaca.
Akibat bencana alam.
Pemadaman listrik.
Rusaknya pantograf/panel listrik kereta api.

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
4

Rendahnya jumlah armada yang


dapat dioperasionalkan

Terbatasnya sarana perkeretaapian


yang didominasi di Pulau Jawa

Meledaknya pengguna jasa


transportasi pada musim-musim
tertentu

Rendahnya rasio availability, yaitu rasio antara


jumlah armada Siap Operasi dengan jumlah armada
Siap Guna (SO/SG).
Kegiatan perawatan armada yang kurang efektif, baik
dalam hal pemanfaatan suku cadang, utilitas SDM,
penjadwalan perawatan sehingga mempengaruhi
kinerja pelayanan publik.
Distribusi pembangunan infrastruktur kereta api yang
tidak merata di seluruh Indonesia.
Kondisi alam di luar Pulau Jawa yang tidak sesuai
untuk moda kereta apa.
Keterbatasan
anggaran
untuk
belanja
modal
infrastruktur kereta api.
Tingginya animo masyarakat terhadap penggunaan
jasa transportasi kereta api
Mobilitas penduduk antardaerah perkotaan yang
sangat masif

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
7

Minimnya jumlah stasiun yang


dapat dioptimalkan

Keterlambatan jadwal
keberangkatan dan kedatangan

Tidak diminatinya jasa-jasa


penunjang perkeretaapian PT KAI

Kondisi infrastruktur di beberapa stasiun masih


belum maksimal
Minimnya gerai usaha/bisnis yang tersedia di
stasiun
Persilangan dan penyusulan
Bongkar muat barang
Perawatan jalan rel
Adanya pekerjaan Satker yang mengganggu jalan KA

Kurangnya
pemasaran
perkeretaapian

jasa-jasa

penunjang

10 Perseroan tidak dapat mengambil Terdapat perubahan peraturan mengenai tariff angkutan
keuntungan dengan menaikkan kereta api kelas ekonomi. Tarif angkutan Kereta Api kelas
tarif
ekonomi ditetapkan oleh Pemerintah.

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
11 Menurunnya
perseroan

pendapatan

12 Kebakaran dan kecelakaan kereta


api

13 Bencana alam

Kenaikan
biaya
perawatan
sarana
dan
prasarana perkeretaapian
Pertumbuhan volume angkutan penumpang
selama lima tahun terakhir cenderung stagnan

Perusahaan tidak mengasuransikan aset tetap


terhadap risiko kecelakaan, kebakaran dan jenis resiko
kerugian lainnya
Kendala teknis berupa gangguan komunikasi dan
sistem persinyalan
Minimnya budaya keselamatan pengguna jalan
Kerusakan prasarana kereta api
Kurangnya pengendalian perawatan dan keselamatan
kereta api
Kondisi alam yang rentan terhadap bencana gempa
bumi, tanah longsor, banjir, dan dekat dengan gunung
merapi

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
14 Terbatasnya tenaga ahli dan Minimnya
jumlah
pegawai
yang
memenuhi
tenaga
kerja
dengan
skill kualifikasi untuk posisi-posisi dengan keahlian
tertentu
khusus dan sangat sulit dicari di pasar tenaga
kerja
15 Pelanggaran aturan dan kode etik
Kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap nilaidalam perusahaan
nilai perusahaan dan budaya bersih di seluruh jajaran
perusahaan
16 Kondisi pasar jasa
cenderung berubah

transportasi

Deregulasi
industri
penerbangan,
perusahaan
penerbangan telah mengembangkan model bisnis
penerbangan dengan tarif murah
Tumbuhnya jasa pengganti moda transportasi darat
lainnya, yaitu bus, travel, dan persewaan mobil jarak
jauh

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
17 Program
kerja
dijadwalkan
tidak
diimplementasikan

yang Adanya kendala internal dari sisi manajemen dan


dapat pemerintah,
dan
kendala
eksternal
berupa
gangguan teknis, sarana, dan prasarana

18 Minimnya sosialisasi dan konsultasi Minimnya sarana dan prasarana penunjang penyampaian
dengan pemangku kepentingan
informasi
19 Risiko investasi dengan mitra Adanya pasal-pasal perjanjian kerja sama yang
dalam negeri dan luar negeri
membebani perusahaan

Ketidakmampuan
mitra
untuk
mengembalikan
investasi perusahaan yang telah jatuh tempo

20 Terbatasnya
mitra
pengguna Pesaing kereta angkutan barang adalah truk. Kelebihan
angkutan kereta api barang
jasa substitusi ini adalah lebih fleksibel menjangkau ruterute yang tidak terjangkau oleh jalur kereta api
21 Risiko komoditi pengadaan

Keterlambatan
kenaikan harga

pelaksanaan

pengadaan

dan

risiko

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
22 Penyimpangan
waktu
pelaksanaan proyek

start

23 Penyimpangan
waktu
pelaksanaan proyek

delivery

24 Penyimpangan
proyek

biaya

Kesulitan perizinan, penyiapan lokasi, dan


pembebasan lahan
Keterlambatan
penyiapan
desain,
AMDAL,
persetujuan teknis, dan persetujuan sumber
dana
Kurang efektifnya pemantauan dan evaluasi kemajuan
proyek
Tahapan proyek selesai di luar jadwal yang telah
dipersiapkan

realisasi Kenaikan harga dan lingkup proyek yang tidak di-cover


dalam kontrak

25 Impor sebagian besar sarana dan Supply sarana dan suku cadang tidak dapat dipenuhi oleh
suku cadang kereta api
dalam negeri

PENYEBAB RISIKO YANG TELAH


DIIDENTIFIKASI
26 Cash flow tidak seimbang

27 Risiko kesulitan pendanaan

Tidak terdapat sumber dana alternatif untuk


modal kerja/modal investasi terutama dalam
sarana dan prasarana
Kurangnya pemanfaatan dana pada instrumen
jangka pendek di pasar uang atau pasar modal
dengan keuntungan tertentu

Komposisi pendanaan perjanjian kerja sama operasi yang


kurang layak

28 Pinjaman jangka pendek dan jangka


panjang
dengan
bunga Persyaratan pinjaman dengan bunga mengambang dari
mengambang
pemberi pinjaman

ANALISIS RISIKO
Likelihood

Impact

Kriteria

Nilai

Kriteria

Nilai

Sangat Kecil

0,10

Sangat Ringan

0,05

Kecil

0,30

Ringan

0,10

Sedang

0,50

Sedang

0,20

Besar

0,70

Berat

0,40

Sangat Besar

1,00

Ekstrem

0,80

ANALISIS RISIKO
Likelihood

Impact

Kriteria

Nilai

Kriteria

Nilai

Sangat Kecil

0,10

Sangat Ringan

0,05

Kecil

0,30

Ringan

0,10

Sedang

0,50

Sedang

0,20

Besar

0,70

Berat

0,40

Sangat Besar

1,00

Ekstrem

0,80

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PT


KAI
Nilai
No

Risiko Operasional PT KAI

1
2
3

Keterbatasan suplai suku cadang


Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa
Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan
persinyalan dan listrik aliran atas
Rendahnya jumlah armada yang dapat
dioperasionalkan
Terbatasnya sarana perkeretaapian yang didominasi
di Pulau Jawa
Meledaknya pengguna jasa transportasi pada musimmusim tertentu
Minimnya jumlah stasiun yang dapat dioptimalkan

4
5
6
7

Kemungkin
an
0,70
0,70

Dampak

Risiko

0,40
0,40

0,280
0,280

0,70

0,40

0,280

0,50

0,40

0,200

0,30

0,05

0,015

1,00

0,20

0,200

0,10

0,10

0,010

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PT


KAI
Nilai
No

Risiko Operasional PT KAI

Kemungkin
an

Risiko

Dampak

8
9

Keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan


Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang perkeretaapian
PT KAI

0,50

0,40

0,200

0,10

0,10

0,100

10

Perseroan tidak dapat mengambil keuntungan dengan


menaikkan tarif

0,10

0,05

0,005

11
12
13
14

Menurunnya pendapatan perseroan


Kebakaran dan kecelakaan kereta api
Bencana alam
Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga kerja dengan skill
tertentu

0,30
0,50
0,50

0,10
0,80
0,80

0,030
0,400
0,400

0,30

0,40

0,120

15

Pelanggaran aturan dan kode etik dalam perusahaan

0,50

0,20

0,100

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PT


KAI
Nilai
No

Risiko Operasional PT KAI

Kemungkin
an

Dampak

16
17

Kondisi pasar jasa transportasi cenderung berubah


Program kerja yang dijadwalkan tidak dapat
diimplementasikan

0,50

0,10

0,050

0,10

0,50

0,050

18

Minimnya sosialisasi dan konsultasi dengan pemangku


kepentingan

0,10

0,10

0,010

19

Risiko investasi dengan mitra dalam negeri dan luar


negeri
Terbatasnya mitra pengguna angkutan kereta api
barang
Risiko komoditi pengadaan
Penyimpangan waktu start pelaksanaan proyek

0,10

0,20

0,020

0,70

0,40

0,280

0,10
0,10

0,50
0,10

0,050
0,010

20
21
22

Risiko

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PT


KAI
Nilai
No

Risiko Operasional PT KAI

Kemungkin
an

Dampak

Risiko

23

Penyimpangan waktu delivery pelaksanaan proyek

0,10

0,20

0,020

24

Penyimpangan biaya realisasi proyek

0,30

0,40

0,120

25

0,50

0,40

0,200

26

Impor sebagian besar sarana dan suku cadang kereta


api
Cash flow tidak seimbang

0,10

0,10

0,010

27

Risiko kesulitan pendanaan

0,10

0,20

0,200

28

Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan


bunga mengambang

0,10

0,05

0,005

EVALUASI RISIKO

EVALUASI RISIKO OPERASIONAL PT


KAI
No

Risiko Operasional PT KAI

Risiko

Klasifikasi

Kebakaran dan kecelakaan kereta api

0,400

Risiko Tinggi

Bencana alam

0,400

Risiko Tinggi

Keterbatasan suplai suku cadang

0,280

Risiko Tinggi

Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa

0,280

Risiko Tinggi

Gangguan dan kerusakan pada


persinyalan dan listrik aliran atas

0,280

Risiko Tinggi

0,280

Risiko Tinggi

rel,

peralatan

Terbatasnya mitra pengguna angkutan kereta api


barang

EVALUASI RISIKO OPERASIONAL PT


KAI
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Rendahnya jumlah armada yang dapat


dioperasionalkan
Meledaknya pengguna jasa transportasi pada
musim-musim tertentu
Keterlambatan jadwal keberangkatan dan
kedatangan
Impor sebagian besar sarana dan suku cadang
kereta api
Risiko kesulitan pendanaan
Penyimpangan biaya realisasi proyek
Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga kerja dengan
skill tertentu
Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang
perkeretaapian PT KAI
Pelanggaran
aturan
dan
kode
etik
dalam
perusahaan

0,200

Risiko Sedang

0,200

Risiko Sedang

0,200

Risiko Sedang

0,200

Risiko Sedang

0,200
0,120

Risiko Sedang
Risiko Sedang

0,120

Risiko Sedang

0,100

Risiko Sedang

0,100

Risiko Sedang

EVALUASI RISIKO OPERASIONAL PT


KAI

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Kondisi pasar jasa transportasi cenderung berubah


Program kerja yang dijadwalkan tidak dapat
diimplementasikan
Risiko komoditi pengadaan
Menurunnya pendapatan perseroan
Risiko investasi dengan mitra dalam negeri dan
luar negeri
Penyimpangan waktu delivery pelaksanaan proyek
Terbatasnya sarana perkeretaapian yang
didominasi di Pulau Jawa
Minimnya jumlah stasiun yang dapat dioptimalkan
Minimnya sosialisasi dan konsultasi dengan
pemangku kepentingan
Penyimpangan waktu start pelaksanaan proyek
Cash flow tidak seimbang
Perseroan tidak dapat mengambil keuntungan
dengan menaikkan tarif
Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang
dengan bunga mengambang

0,050

Risiko Rendah

0,050

Risiko Rendah

0,050
0,030

Risiko Rendah
Risiko Rendah

0,020

Risiko Rendah

0,020

Risiko Rendah

0,015

Risiko Rendah

0,010

Risiko Rendah

0,010

Risiko Rendah

0,010
0,010

Risiko Rendah
Risiko Rendah

0,005

Risiko Rendah

0,005

Risiko Rendah

MITIGASI RISIKO
No
Risiko Operasional PT KAI
1 Kebakaran dan kecelakaan kereta
api

3
4

Perlakuan (Mitigasi Risiko)


Penyiap-siagaan backup systems.
Prosedur kerja untuk sistem pemadam kebakaran,
tangga darurat.
asuransi
untuk
meminimalkan
Coverage
kerugian/dampak negatif.
Pengendalian budaya keselamatan oleh polisi khusus
kereta, petugas palang pintu kereta, dan sosialisasi
secara berkala.
Pendidikan dan pelatihan dasar pemadam kebakaran.
Bencana alam
Memastikan adanya sistem peringatan dini (alarm)
dan business continuity planning/contingency plan
terhadap kondisi bencana.
Prosedur kerja untuk darurat bencana alam.
Keterbatasan suplai suku cadang
Pengaturan penggunaan dan suplai suku cadang yang
lebih baik.
Keterbatasan kapasitas Depo/Balai Optimalisasi kapasitas Depo/Balai Yasa, penjadwalan
Yasa
pemeliharaan dengan memperhitungkan saat sibuk (peak
season) yaitu ketika liburan sekolah, lebaran, natal, tahun
baru.
Gangguan dan kerusakan pada rel, Optimalisasi
perawatan
prasarana,
ketelitian
peralatan persinyalan dan listrik
pemeriksaan, serta kerjasama tim yang baik.

MITIGASI RISIKO

Terbatasnya
mitra
pengguna
angkutan
kereta api barang

Rendahnya jumlah
armada yang dapat
dioperasionalkan

Meledaknya pengguna
jasa transportasi pada
musim-musim tertentu

Memprioritaskan pelayanan terhadap permintaan jasa angkutan


barang dalam jumlah besar dan kontinu, berjarak tempuh jauh, dan
bertarif tinggi serta pengangkutan berdasarkan perjanjian.
Mengoptimalkan armada angkutan semen dengan menambah
frekuensi perjalanan dan mengangkut semen kantongan pada waktu
kembali.
Menyesuaikan tarif secara selektif dan bertahap.
Menetapkan tarif all in angkutan BBM.
Meningkatkan kelancaran, ketepatan waktu/kecepatan pelayanan
berikut pengirimannya dengan tingkat jaminan keamanan yang tetap
tinggi.
Meningkatkan faktor muatan (load factor).
Pembenahan koordinasi ketersediaan armada antara lokomotif
dengan kereta, dan gerbong. Dengan mengoptimalkan sumber daya
sarana diharapkan tercapai optimalisasi kapasitas.
Penambahan kereta baru untuk jalur-jalur yang potensial.
Menambah pengoperasian kereta di lintasan berpenumpang padat.
Memperbanyak point of sales untuk penjualan tiket bekerjasama
dengan mitra eksternal.
Melakukan sosialisasi dan promosi di media nasional terkait
penjualan tiket kereta menjelang peak season.
Persiapan posko angkutan menjelang peak season.
Persiapan kereta api tambahan.

MITIGASI RISIKO
9

Keterlambatan jadwal keberangkatan


dan kedatangan

10

Impor sebagian besar sarana dan suku

cadang kereta api

11

Risiko kesulitan pendanaan

12

Penyimpangan biaya realisasi proyek

Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki


proses perencanaan dan operasi untuk meningkatkan
keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan keamanan.
Mengurangi toleransi terhadap keterlambatan.
Penyediaan sebagian valas lebih awal dari pembayaran atau
penerapan mekanisme lindung-nilai (hedging).
Investasi langsung pada sarana dan prasarana kereta api.

Memastikan studi kelayakan yang bankable dibuat oleh


konsultan independen yang kredibel dan bereputasi baik di
kalangan bisnis internasional.

Penajaman survey/perencanaan dan scope proyek.


Amandemen kontrak, memastikan pasal-pasal pengaman
risiko proyek.
Kontrak lumpsum fixed price sejauh memungkinkan.
Memastikan kualifikasi dan seleksi penyedia barang/jasa dan
supervisi serta pengujian mutu secara ketat.

MITIGASI RISIKO
13

Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga


kerja dengan skill tertentu

14

Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang


perkeretaapian PT KAI

15

Pelanggaran aturan
dalam perusahaan

dan

kode

etik

Right-sizing SDM dan pengurangan pegawai secara organik


sesuai kebutuhan.
Fokus perekrutan terhadap pegawai lulusan sarjana,
terutama untuk posisi-posisi dengan keahlian khusus dan
sangat sulit dicari di pasar tenaga kerja.
Menyelenggarakan berbagai macam pelatihan peningkatan
kompetensi pegawai, baik yang bersifat fungsional maupun
manajerial.
Memberi kesempatan yang lebih luas bagi pegawai untuk
mengikuti
pendidikan
formal
yang
terkait
dengan
peningkatan kemampuan manajerial, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
Membangun sistem pelayanan jasa transportasi unggulan
yang terpadu dengan jasa pendukung, seperti kereta
bandara, kereta wisata, biro jasa, dan tour.
Penajaman survey pasar/pelanggan dan studi kelayakan (FS)
oleh pihak independen yang kredibel.
Strategi pemasaran produk/jasa dan pemanfaatan social
media.
Perencanaan aliansi strategis/skema kerjasama bisnis (risk
sharing).
Memastikan kepatuhan kode etik dan peraturan internal
dengan hukum dan peraturan terkait yang berlaku.

MONITORING TINDAK LANJUT


ASESMEN RISIKO
Perseroan secara berkesinambungan terus
berusaha untuk memperkuat dan lebih
mengefektifkan fungsi monitoring dan kontrol
risiko
dan
mengembangkan
bentukbentuk/formulir
pemantauan
dan
pengendalian
risiko
serta
pelaporannya
secara reguler, diikuti proses evaluasi serta
langkah
perbaikan
menerus
setelah
melakukan kunjungan/uji-petik ke daerah dan

SOSIALISASI/DISEMINASI
Perseroan melakukan kegiatan diseminasi manajemen
risiko dalam rangka peningkatan budaya sadar risiko di
perusahaan dengan memberikan pengetahuan/pemahaman
terkait pentingnya pengelolaan risiko perusahaan melalui
berbagai event pendidikan dan pelatihan terpusat, asistensi
manajemen risiko dan kunjungan ke unit-unit kerja termasuk
anak perusahaan.
Turut
melibatkan
pemangku
kepentingan
dan
mengkomunikasikan secara transparan seluruh proses dan
hasil asesmen/rekomendasi PMR kepada Direksi selaku
pembuat keputusan, pengusul/sponsor kegiatan, Risk Taking

PENGEMBANGAN KOMPETENSI

ISO 31000 Series 1: ERM Fundamental


ISO 31000 Series 2: Risk Assessment Techniques
ISO 31000 Series 3: Auditing Risk Management
ISO 31000 Series 4: Risk Management
Implementation
Business Continuity Management
Master Class Enterprise Risk Governance

EVALUASI EFEKTIFITAS MANAJEMEN


RISIKO
Perseroan secara berkala melakukan evaluasi
atas
kecukupan
dan
efektivitas
sistem
manajemen risiko. Evaluasi maturitas dilakukan
dengan cara self assessment dengan hasil 2,8
dari skala 4 dengan uraian rentang penilaian,
yaitu: 1 (novice); 2 (competent); 3 (proficient); 4
(expert). Unsur-unsur yang dinilai meliputi
culture, process, experience, application.

KESIMPULAN
1. PT KAI telah menerapkan kebijakan manajemen risiko sebagaimana tercantum
dalam Surat Keputusan Direktur Nomor KEP.U/OT.104/X/4/KA-2014 tentang
Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) di mana
fungsi manajemen risiko PT KAI dilaksanakan oleh Satuan Pusat Manajemen
Risiko (PMR) yang dipimpin oleh seorang Kepala setingkat Executive Vice
President (EVP).
2. PT KAI membangun dan menerapkan sistem Manajemen Risiko Korporasi
(Enterprise Risk Management/ERM) berfokus pada risiko usaha perusahaan
dalam bentuk investasi dan keselamatan perjalanan KA.
3. Sistem manajemen risiko yang dibangun dan diimplementasikan PT KAI telah
mengalami transformasi dari berbasis COSO ERM Framework di tahun 2004
menjadi ISO 31000:2009 sebagai standar internasional untuk praktik
manajemen risiko.
4. Manajemen risiko PT KAI terdiri dari beberapa tahapan yaitu identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, mitigasi risiko, monitoring tindak lanjut asesmen

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai