DI PT KAI
DISAJIKAN OLEH:
ADHITYA AKHMADI
BANGKIT SURYA
FITRI ANI NUR M
KURNIA YUDO
RENIWAN AGUSTINA
1. Merencanakan dan
memberikan usulan kepada
Direksi
2. Penyelenggaraan kegiatan
manajemen risiko
3. Evaluasi dan pengendalian
4. Menumbuhkan dan
memelihara kultur sadar risiko
5. Pembinaan/peningkatan
kompetensi pegawai
1. Merencanakan dan
mengimplementasikan kerangka
manajemen risiko serta
melakukan proses asesmen risiko
atas risiko-risiko kritis (corporate
critical risk)
2. Memantau dan meninjau serta
mengupayakan peningkatan
efektivitas implementasi
kerangka dan proses manajemen
risiko serta menyelenggarakan
KEBIJAKAN KESELAMATAN
1. Meningkatkan kinerja keselamatan secara
berkelanjutan,
2. Mengorganisir dan mengelola pengoperasian kereta
api sesuai dengan prinsip-prinsip keselamatan,
3. Membentuk manajemen risiko keselamatan sebagai
prioritas
4. Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan setiap
kegiatan dalam perusahaan sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen risiko keselamatan,
5. Mengharuskan setiap pekerja untuk melakukan
pekerjaannya dengan memperhatikan prinsip
keselamatan.
6. Menerapkan Integrated Safety and Security
Management System (ISSMS) sebagai
pelaksanaan prinsip keselamatan yang
KOMITE KESELAMATAN
1. Membentuk komite keselamatan (safety committee) di Daop/Divre/Subdivre/Balai
Yasa dan Anak Perusahaan di lingkungan KAI sebagai wadah kerja sama antar
bagian untuk menerapkan dan mengembangkan prinsip keselamatan.
2. Komite keselamatan wajib melakukan identifikasi unsafe condition dan unsafe
action, mencatat temuan tersebut disertai upaya tindak lanjut perbaikannya,
serta melaporkan semua unsafe condition dan unsafe action beserta upaya tindak
lanjut perbaikannya kepada EVP/VP/GM di Daop/Divre/Subdivre/Balai Yasa dan
anak perusahaan dengan tujuan peningkatan program keselamatan, kesehatan
kerja, kelestarian lingkungan, dan keamanan di KAI.
3. Komite keselamatan wajib menindaklanjuti perbaikan dan rekomendasi dari
laporan investigasi kecelakaan.
4. Komite keselamatan wajib membuat dan menyusun profil risiko keselamatan di
lingkungan Daop/Divre/Subdivre/Balai Yasa dan Anak Perusahaan serta
melaporkan hasilnya ke VP Safety.
Level Direksi
Direktur Utama berperan menjalankan fungsi
pembinaan langsung terhadap Pusat
Manajemen Risiko (PMR) dan berkomitmen
untuk mendukung pelaksanaan manajemen
risiko secara efektif dan efisien.
PENETAPAN KONTEKS
KONTEKS EKSTERNAL
Tahap ini dilakukan untuk mendefinisikan kondisi
eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan
antara organisasi dengan lingkungan eksternalnya.
Sebagai contoh:
1.Kondisi bisnis, sosial, regulasi, budaya, kompetisi,
keuangan dan politik;
2.Kekuatan,
kelemahan,
peluang,
dan
ancaman
organisasi;
PENETAPAN KONTEKS
KONTEKS INTERNAL
Konteks internal perkeretaapian Indonesia dapat ditinjau dari visi
dan misi perusahaan yang berperan. Hal-hal yang menghambat
pencapaian visi dan misi tersebut menjadi risiko strategis karena
terkait langsung dengan manajemen strategi yang ditetapkan
Visi dan Misi PT KAI
perusahaan.
Visi
Misi
IDENTIFIKASI RISIKO
No
1
Level-1
Kepuasan
Pelanggan
IDENTIFIKASI RISIKO
No
2
Level-1
Strategi
Pelayanan
Kinerja
Keuangan
Perseroan
Penyebab
Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi
kereta api harus diimpor
Keterbatasan kapasitas Depo/Balai PT KAI memiliki 6 Balai Yasa (2 di Sumatera dan 4 di
Yasa
Jawa), dengan waktu pengerjaan/perawatan yang cukup
lama (satu rangkaian kereta api kurang lebih 30 hari)
Gangguan dan kerusakan pada rel, Kekeliruan pada perencanaan.
peralatan persinyalan dan listrik Kekeliruan
saat
pembangunan/pelaksanaan
aliran atas
konstruksi.
Material yang digunakan kurang baik.
Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over load,
kecepatan yang tidak merata/mendadak).
Kondisi alam setempat dan kondisi cuaca.
Akibat bencana alam.
Pemadaman listrik.
Rusaknya pantograf/panel listrik kereta api.
Keterlambatan jadwal
keberangkatan dan kedatangan
Kurangnya
pemasaran
perkeretaapian
jasa-jasa
penunjang
10 Perseroan tidak dapat mengambil Terdapat perubahan peraturan mengenai tariff angkutan
keuntungan dengan menaikkan kereta api kelas ekonomi. Tarif angkutan Kereta Api kelas
tarif
ekonomi ditetapkan oleh Pemerintah.
pendapatan
13 Bencana alam
Kenaikan
biaya
perawatan
sarana
dan
prasarana perkeretaapian
Pertumbuhan volume angkutan penumpang
selama lima tahun terakhir cenderung stagnan
transportasi
Deregulasi
industri
penerbangan,
perusahaan
penerbangan telah mengembangkan model bisnis
penerbangan dengan tarif murah
Tumbuhnya jasa pengganti moda transportasi darat
lainnya, yaitu bus, travel, dan persewaan mobil jarak
jauh
18 Minimnya sosialisasi dan konsultasi Minimnya sarana dan prasarana penunjang penyampaian
dengan pemangku kepentingan
informasi
19 Risiko investasi dengan mitra Adanya pasal-pasal perjanjian kerja sama yang
dalam negeri dan luar negeri
membebani perusahaan
Ketidakmampuan
mitra
untuk
mengembalikan
investasi perusahaan yang telah jatuh tempo
20 Terbatasnya
mitra
pengguna Pesaing kereta angkutan barang adalah truk. Kelebihan
angkutan kereta api barang
jasa substitusi ini adalah lebih fleksibel menjangkau ruterute yang tidak terjangkau oleh jalur kereta api
21 Risiko komoditi pengadaan
Keterlambatan
kenaikan harga
pelaksanaan
pengadaan
dan
risiko
start
23 Penyimpangan
waktu
pelaksanaan proyek
delivery
24 Penyimpangan
proyek
biaya
25 Impor sebagian besar sarana dan Supply sarana dan suku cadang tidak dapat dipenuhi oleh
suku cadang kereta api
dalam negeri
ANALISIS RISIKO
Likelihood
Impact
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nilai
Sangat Kecil
0,10
Sangat Ringan
0,05
Kecil
0,30
Ringan
0,10
Sedang
0,50
Sedang
0,20
Besar
0,70
Berat
0,40
Sangat Besar
1,00
Ekstrem
0,80
ANALISIS RISIKO
Likelihood
Impact
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nilai
Sangat Kecil
0,10
Sangat Ringan
0,05
Kecil
0,30
Ringan
0,10
Sedang
0,50
Sedang
0,20
Besar
0,70
Berat
0,40
Sangat Besar
1,00
Ekstrem
0,80
1
2
3
4
5
6
7
Kemungkin
an
0,70
0,70
Dampak
Risiko
0,40
0,40
0,280
0,280
0,70
0,40
0,280
0,50
0,40
0,200
0,30
0,05
0,015
1,00
0,20
0,200
0,10
0,10
0,010
Kemungkin
an
Risiko
Dampak
8
9
0,50
0,40
0,200
0,10
0,10
0,100
10
0,10
0,05
0,005
11
12
13
14
0,30
0,50
0,50
0,10
0,80
0,80
0,030
0,400
0,400
0,30
0,40
0,120
15
0,50
0,20
0,100
Kemungkin
an
Dampak
16
17
0,50
0,10
0,050
0,10
0,50
0,050
18
0,10
0,10
0,010
19
0,10
0,20
0,020
0,70
0,40
0,280
0,10
0,10
0,50
0,10
0,050
0,010
20
21
22
Risiko
Kemungkin
an
Dampak
Risiko
23
0,10
0,20
0,020
24
0,30
0,40
0,120
25
0,50
0,40
0,200
26
0,10
0,10
0,010
27
0,10
0,20
0,200
28
0,10
0,05
0,005
EVALUASI RISIKO
Risiko
Klasifikasi
0,400
Risiko Tinggi
Bencana alam
0,400
Risiko Tinggi
0,280
Risiko Tinggi
0,280
Risiko Tinggi
0,280
Risiko Tinggi
0,280
Risiko Tinggi
rel,
peralatan
0,200
Risiko Sedang
0,200
Risiko Sedang
0,200
Risiko Sedang
0,200
Risiko Sedang
0,200
0,120
Risiko Sedang
Risiko Sedang
0,120
Risiko Sedang
0,100
Risiko Sedang
0,100
Risiko Sedang
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
0,050
Risiko Rendah
0,050
Risiko Rendah
0,050
0,030
Risiko Rendah
Risiko Rendah
0,020
Risiko Rendah
0,020
Risiko Rendah
0,015
Risiko Rendah
0,010
Risiko Rendah
0,010
Risiko Rendah
0,010
0,010
Risiko Rendah
Risiko Rendah
0,005
Risiko Rendah
0,005
Risiko Rendah
MITIGASI RISIKO
No
Risiko Operasional PT KAI
1 Kebakaran dan kecelakaan kereta
api
3
4
MITIGASI RISIKO
Terbatasnya
mitra
pengguna
angkutan
kereta api barang
Rendahnya jumlah
armada yang dapat
dioperasionalkan
Meledaknya pengguna
jasa transportasi pada
musim-musim tertentu
MITIGASI RISIKO
9
10
11
12
MITIGASI RISIKO
13
14
15
Pelanggaran aturan
dalam perusahaan
dan
kode
etik
SOSIALISASI/DISEMINASI
Perseroan melakukan kegiatan diseminasi manajemen
risiko dalam rangka peningkatan budaya sadar risiko di
perusahaan dengan memberikan pengetahuan/pemahaman
terkait pentingnya pengelolaan risiko perusahaan melalui
berbagai event pendidikan dan pelatihan terpusat, asistensi
manajemen risiko dan kunjungan ke unit-unit kerja termasuk
anak perusahaan.
Turut
melibatkan
pemangku
kepentingan
dan
mengkomunikasikan secara transparan seluruh proses dan
hasil asesmen/rekomendasi PMR kepada Direksi selaku
pembuat keputusan, pengusul/sponsor kegiatan, Risk Taking
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
KESIMPULAN
1. PT KAI telah menerapkan kebijakan manajemen risiko sebagaimana tercantum
dalam Surat Keputusan Direktur Nomor KEP.U/OT.104/X/4/KA-2014 tentang
Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) di mana
fungsi manajemen risiko PT KAI dilaksanakan oleh Satuan Pusat Manajemen
Risiko (PMR) yang dipimpin oleh seorang Kepala setingkat Executive Vice
President (EVP).
2. PT KAI membangun dan menerapkan sistem Manajemen Risiko Korporasi
(Enterprise Risk Management/ERM) berfokus pada risiko usaha perusahaan
dalam bentuk investasi dan keselamatan perjalanan KA.
3. Sistem manajemen risiko yang dibangun dan diimplementasikan PT KAI telah
mengalami transformasi dari berbasis COSO ERM Framework di tahun 2004
menjadi ISO 31000:2009 sebagai standar internasional untuk praktik
manajemen risiko.
4. Manajemen risiko PT KAI terdiri dari beberapa tahapan yaitu identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, mitigasi risiko, monitoring tindak lanjut asesmen
TERIMA KASIH