Apakah semua konsepsi yang ada di atas ini sudah berjalan dengan baik di Indonesia?
Jawabannya belum karena pada kenyatannya wawasan nusantara di era sekarang ini seperti
memudar artinnya kebannyakan dari masyarakat di Indonesia belum paham betul apa yang
namannya WASANTARA (Wawasan Nusantara), disamping itu karena pengaruh dari
lingkungan yang timbul di masyarakat yang dapat mengubah pola dan cara pandang masyarakat
Indonesia sendiri sehingga masyarakat Indonesia lebih mengikuti tren dan budaya bangsa lain
yakni sudah mulai kebarat baratan atau hedonisme yang dapat memicu masyarakat menjadi
individualism dan cenderung lemah dalam mempertahankan wilayahnya sendiri. Seperti pada
kasus perebutan kekuasaan di perbatasan Indonesia-Malaysia pada agustus 2010 yang lalu.
Dalam kasus tersebut tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau yang
di bawa ke Johor dan dimintai keterangan oleh Marine Police Malaysia. Namun pada
kenyatannya ketiga petugas DKP (DinaskelautandanPerikanan) Indonesia saat itu sedang
bertugas memastikan bahwa kapal nelayan Malaysialah yang di duga menangkap ikan tanpa izin
di perairan Indonesia. Mengapa bisa terjadi hal memalukan seperti itu, hal tersebut dikarenakan
lemahnya wawasan nusantara di Indonesia yang selama ini hanya di jadikan pemanis
maksudnya tidak dipergunakan dengan baik oleh bangsa Indonesia. Selain itu peranan seorang
1.
2.
pemimpin dalam suatu bangsa haruslah dapat menjaga masyarakatnnya dengan baik sehingga
masyarakat itu menjadi tentram dan sejahtera. Sebagai satu kesatuan Negara kepulauan, secara
konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut
Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif, sedangkan geostrategi Indonesia
diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada
kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritime
sejalan dengan doktrin pertahanan defensive aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang
harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritime adalah mewujudkan
kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari
berbagai ancaman.
Sedangkan Geostrategi adalah suatu strategi yang memanfaatkan konstelasi geografi dalam
menentukan kebijakan dan sasaran sasaran, untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi
berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk kepada ruang hidup nasional, wadah
atau tempat hidupnnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
keadaan perang maupun damai. Geostrategi meliputi Konsepsi Ketahanan Nasional, Hakekat
Ketahanan Nasional, Azas Ketahanan Nasional dan Sifat Ketahanan Nasional.
Konsepsi ketahanan nasional meliputi :
Konsep nasional dari geostrategi mengenai suatu kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan.
Konsepsi Ketahanan nasional adalah pedoman atau sarana untuk meningkatkan (metode) keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dan
keamanan.
Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah peraturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
nasional.
Hakekat ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat
menjamin kelangsungan hidupnnya menuju kejayaan bangsa dan negara.
Azas ketahanan nasional meliputi :
Azas kesejahteraan dan keamananteraan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan
kebutuhan manusia yang esensial. Tanpa kesejahteraan dan keamanan system kehidupan
nasional tidak akan berlangsung.
Azas komprehensif atau menyeluruh terpadu
Kehidupan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan secara menyeluruh dan terpadu dalam
bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, selaras, serasi dari seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara.
Azas mawas ke dalam dan mawas keluar
Perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi dengan lingkungan
sekelilingnya.
Mawas ke dalam
Bertujuan menumbuhkan hakekat, sifat dan kondisi kehidupan berdasarkan nilai - nilai.
Mawas ke luar
Bertujuan untuk mengantisipasi dan ikut berperan serta dalam mengatasi dampak lingkungan
strategis luar negeri.
Azas kekeluargaan
Mengandung keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
Sifat ketahanan nasional meliputi :
Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan
ketangguhan.
Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi
dan kondisi bangsa.
Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara lanjut dan berkesinambungan
akan meningkatkan kemampuan dan keseimbangan akan meningkatkan kemampuan dan
kekuatan bangsa.
Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama serta
saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan, moral dan kepribadian bangsa.
Hemat saya bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan Negara kepulauan, secara konseptual,
geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut dengan
Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi Indonesia
diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, penulis menemukan hal-hal yang dapat
diangkat sebagai hal yang perlu dibahas lebih lanjut yang telah dirumuskan kedalam sebuah
kalimat rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana upaya-upaya geopolitik dan geostrategi yang dilakukan pemerintah
Indonesia demi menjaga persatuan dan kesatuan serta ketahanan Nasional negara
Indonesia?
Sebagai dasar atau landasan pemikiran penulis dalam mengkaji permasalahan, penulis
menggunakan teori geopolitik yang dikemukakan oleh Friedrich Ratzel dan Alfred Thayer
Mahan. Friedrich Ratzel mengatakan bahwa negara itu seperti organisme hidup, negara identik
dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat[2]. Negara memerlukan ruang yang
cukup untuk bisa tumbuh dengan maksimal. Semakin besar ruang geografi yang ditempati oleh
suatu negara, maka makin besar pula kemungkinan negara tersebut untuk tumbuh.
Sama halnya dengan organisme, hukum alam juga berlaku dalam perkembangan negara
tersebut. Hanya bangsa yang unggul yang akan tetap eksis atau bertahan dalam kelangsungan
hidupnya. Bukan hanya bisa untuk mengembangkan dirinya, tapi sebuah negara juga harus dapat
mengimbangi atau malah mengungguli perkembangan negara lainnya. Bangsa yang lemah akan
tertinggal dari bangsa yang lain.
Teori selanjutnya terkait dengan teori yang dikemukakan oleh Ratzel, Alfred Thayer
Mahan berpendapat bahwa konsepsi geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan
serta mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses kelaut[3]. Sehingga tidak hanya
pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih meluas terhadap pembangunan
kekuatan maritim.
BAB II
PEMBAHASAN
yakni antara lain konsepsi ruang, konsepsi frontier, konsepsi politik kekuatan, dan konsepsi
keamanan negara dan bangsa[6].
Geostrategi merupakan pelaksanaan dari geopolitik. Geostrategi adalah memanfaatkan
konstalasi geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai
tujuan negara. Awal mula geostrategi Indonesia adalah kesadaran akan terbentuknya bangsa
Indonesia yang majemuk dan heterogen, artinya setiap suku bangsa memiliki hubungan historis
dan psikologis daerahnya. Proses integrasi merupakan pemaduan dari berbagai unsur kekuatan
bangsa ke dalam satu jiwa kebangsaan sejalan dengan konstitusi. Geostrategi diperlukan untuk
mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa yang majemuk berdasarkan pembukaan dan
Undang-Undang Dasar 1945[7]. Geopolitik negara Indonesia dikenal dengan istilah Wawasan
Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara adalah Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiawai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasional[8].
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di
atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan
Keamanan. Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan
bermacam macam adat istiadat, budaya, agama bahkan bahasa. Disamping itu kekayaan
alam yang berlimpah menjadikan Indonesia sebagai negara yang cukup dipandang dimata
dunia. dengan demikian kita dituntut turut berperan aktif untuk menjaga, membela dan
berjuang demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wawasan Nusantara memiliki unsur-unsur didalamnya yakni :
a.
Wujud wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat
gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Oleh karena itu
nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya. Sedangkan
secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka keatas dengan titik puncak kerucut di
pusat bumi. Letak geografis negara berada di posisi dunia anatar 2 samudra, yaitu pasifik dan
samudera hindia dan antara dua benua, yaitu asia dan australia. Letak geografis ini berpengaruh
besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujutan wilayah nusantara
menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial-busaya dan pertahanan keamanan.
b. Tata inti organisasi
Bagi Indonesia. Tata inti organisasi negara berdasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan
sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
Kedaulatan berada di tangan rakyat yang sepenuhnya oleh majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR). Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial. Indonesia merupakan Negara
Hukum (Rechk Staat) bukan hanya kekuasaan.
c.
Upaya yang pertama adalah peningkatan kekuatan Angkatan Laut Indonesia. Posisi
Indonesia sebagai "benua maritim", harus tegas menetapkan posisi wilayahnya meliputi ruang
dimana negara berdaulat penuh, memiliki hak berdaulat dan ruang dimana negara perlu memiliki
pengaruh baik eksklusif maupun melalui kerjasama politik, ekonomi dan pertahanan. Dari aspek
ekonomi, laut Indonesia menyimpan Sumber Daya Alam yang melimpah sehingga secara
geopolitik dan geostrategi sektor kelautan negeri ini menjadi elemen penting mencakup di bidang
pertahanan. Konflik teritorial masih menjadi isu yang penting. Perundingan penetapan
perbatasan maritim dengan negara-negara tetangga, masih banyak yang belum clear. Indonesia
bahkan masih kesulitan menghadapi illegal fishing yang masih terjadi secara luas.
Demi menjaga kedaulatan wilayah maritim Indonesia bentuk upaya geopolitik berupa
peningkatan kekuatan Angkatan Laut Indonesia seperti program yang dicanangkan oleh Kepala
Staf TNI AL (Kasal). kebijakan strategis postur TNI AL hingga tahun 2024 meliputi 274 KRI,
137 Pesud dan 890 Ranpurmar. Pemerintah pun telah menetapkan Program Modernisasi
Alutsista dan Non Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) sebesar Rp.25,745 triliun, alokasi
anggaran itu antara lain untuk peningkatan kemampuan KRI, KAL, Ranpur dan Rantis sebesar
Rp.657,3 miliar. Pengadaan Pesawat Udara dan sarana-prasarana Penerbangan TNI AL sebesar
Rp.159,7 miliar dan percepatan pengadaan Alutsista Strategis Matra Laut sebesar Rp.20,316
triliun. Memposisikan TNI AL yang handal dan disegani di benua maritim, terutama penggantian
50% dari 148 kapal TNI AL yang sudah uzur merupakan agenda prioritas ekonomi pertahanan di
bidang kelautan yang harus didukung oleh kekuatan up willing politik pemerintah[9].
Upaya yang kedua yakni pembangunan wilayah perbatasan Indonesia. Mengutip dari
kalimat Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam AntaraNews.Com yang mengatakan bahwa
wilayah perbatasan menjadi isu penting yang mendapat perhatian dari berbagai pihak, karena
memiliki arti nilai ekonomi, geopolitik, dan pertahanan keamanan, serta memiliki posisi strategis
sebagai pagar dan "beranda depan" wilayah Negara.
Upaya yang dilakukan yakni Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan
membangun 12 kota transmigrasi di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia.
pembangunan 12 Kota Terpadu Mandiri (KTM) di kawasan transmigrasi ini dimaksudkan untuk
memberdayakan potensi sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
pendapatan asli daerah dan penyerapan tenaga kerja.
Pembangunan kawasan transmigrasi itu juga bertujuan sebagai sabuk pengaman (security
belt) nusantara untuk menegakkan kedaulatan bangsa dan negara, sehingga tidak diincar dan
diklaim oleh negara lain. pembangunan infrastruktur dasar disertai pemberdayaan masyarakat di
kawasan perbatasan diharapkan mampu mengusung potensi daerah sehingga kemudian
berkembang menjadi pusat perekonomian baru, pusat administrasi pemerintahan dan memacu
percepatan pembangunan daerah secara keseluruhan.
Ke 12 kawasan tersebut yaitu : KTM Gerbang Mas Perkasa, Kab Sambas,Kalimantan;
Subah kab. Sambas kalbar; Simanggaris, kalimantan Timur; Sebatik kab. Nunukan Kaltim;
Senggi kab. Keerom papua; Salor, Merauke, Papua; Muting kab. Merauke. Papua. Selain itu juga
daerah Rupat kab. Bengkalis Riau; P. Morotai kab. Pulau Morotai Maluku Utara; Batutua
Nusamanuk kab. Rote Ndao NTT; Tanglapui kab. Alor Nusa Tenggara Timur dan KTM Ponu
Kab. Timur Tengah Utara, NTT[10].
2.4 Analisis
Terkait teori geopolitik yang diungkapkan Friedrich Ratzel yang mengatakan berlakunya
juga hukum alam dalam perkembangan suatu negara. Hanya bangsa yang unggul yang akan tetap
eksis atau bertahan dalam kelangsungan hidupnya. Bukan hanya bisa untuk mengembangkan
dirinya, tapi sebuah negara juga harus dapat mengimbangi atau malah mengungguli
perkembangan negara lainnya. Bangsa yang lemah akan tertinggal dari bangsa yang lain. Maka
jika tidak ingin dikatakan lemah maka negara harus melakukan upaya peningkatan kekuatan dan
pembangunan negara untuk menjaga kedaulatan wilayahnya dikhususkan disini wilayah maritim
Indonesia.
Implementasi dari upaya peningkatan kekuatan dan pembangunan wilayah maritim
Indonesia dapat dilihat dari penggunaan anggaran negara untuk memperkuat angkatan laut
Indonesia. Pemerintah pun menetapkan Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista (Alat
Utama Sistem Persenjataan). Upaya pembangunan wilayah terimplementasi ke dalam program
pembangunan 12 kota transmigrasi di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia.
BAB III
Kesimpulan
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum
warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalahmasalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan istilah
ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen menyebut geographical politic dan
disingkat geopolitik.
Unsur utama Geopolitik
Konsepsi ruang diperkenalkan Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang merupakan wadah
dinamika politik dan militer, teori ini disebut pula teori kombinasi ruang dan kekuatan
Konsepsi frontier (batas imajiner dari dua negara)
Konsepsi politik kekuatan yag terkait dengan kepentingan nasional
Konsepsi keamanan negars dan bangsa sama dengan konsep ketahanan nasional
Geopolitik Indonesia
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan
Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya
yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya
dalam mencapai tujuan nasional.
Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA
Konsepsi Geostrategi
Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan,
sarana utk mencapai tuj-nas (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan
politik).
Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
Ini diperlukan utk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst
majemuk dan heterogen berdasarkan Pemb dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.
Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahan nasional
Ketahanan Nasional mrpk kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan
mengatasi segala ATHG baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsungg maupun
tidak langsug membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasional.
Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan dalam
menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare and prosperity,
Defence and security, Juridical justice and social justice, freedom of the people.
Konsepsi dasar Ketahan Nasional
Model Astagatra merupakn perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang
berlangsung diatas bumi degan memanfaatkan segala kekayaan alam. Terdiri 8 aspek kehidupan
nasional :
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata Geo(bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan Politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum
warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalahmasalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Geostrategi merupakan suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
Sehinggan geopolitik dan geostrategi sangan erat kaitannya, dimana kedua-duanya
berupaya untuk mempertahankan wilayah, untuk mencapai tujuan nasional.
2. Pengertian Geostrategi Indonesia
Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan
untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan
heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam
wujud Ketahanan Nasional.
3. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia
Pada awalnya perkembangan Geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SSKAD) Bandung pada tahun 1962. isi konsepnya yaitu pentingnya
pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai
dengan meluasnya pengaruh komunis. Sehingga pada saat itu, Geostrategi Indonesia dimaknai
sebagai strategi untuk mempertahankan, mengembangkan dan membangun kemampuan
territorial dan kemampuan gerilyawan untuk menghadapi ancaman komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan kosep Geostrategi
Indonesia yaitu untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, kekuatan nasional untuk
menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan yang bersifat internal
maupun eksternal.
Sejak tahun 1972, Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang
Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia sehingga Geostrategi
Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan
pendekatan kemanan dan kesejahteraan guna menjaga identitas kelangsungan serta integrasi
nasional agar tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974, Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk
rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode dan doktrin dalam pembangunan nasional.
Yang selanjutnya akan dibahas pada bahasan berikutnya.
B. KETAHANAN NASIONAL
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
2. Ciri-ciri Ketahan Nasional
a) Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang
b) Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan
c) Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung
maupun tidak
d) Didasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika
astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial (pancagatra).
e) Berpedoman pada wawasan nasional. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional
3. Hakikat Ketahanan Nasional
Kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional mengandung makna
keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional, baik fisik maupun sosial ,
sehingga kelemahan dari satu aspek akan mempengaruhi yang lain . Ketahanan nasional
merupakan interaksi positif dari semua gatra kehidupan nasional yang terkandung dalam
astagatra.
4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a) Manunggal artinya antara trigatra dan panca gatra, tidak campur aduk melainkan serasi, seimbang
dan harmonis.
b) Mawas ke dalam artinya untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
c) Kewibawaan artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai daya pencegah dan
penangkalan.
d) Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis atau berubah sesuai dengan
fungsi dan waktu.
e) Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.
f) Percaya pada diri sendiri. (self Confidence).
g) Tidak tergantung pada pihak lain (self Relience) yaitu ketahanan nasional dikembangkan atas
dasar kemampuan diri sendiri
5. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Astagatra, model ini merupakan perangkat hubungan bidang kehi-dupan manusia dan
budaya yang memanfaatkan kekayaan alam. Astagatra terdiri dari
a) Trigatra, yaitu :
1. Gatra letak dan kedudukan geografi
2. Gatra keadaan kekayaan alam (Pengelolaan SDA : asas maksimal, asas lestari, asas daya saing )
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b) Pancagatra
1. Gatra ideology
2. Gatra Politik
3. Gatra Ekonomi (faktor mempengaruhi ketahanan ekonomi sumber kekayaan alam, tenaga kerja,
modal, teknologi)
4.
Gatra Sosial budaya (Faktor yang mempengaruhi ketahanan sosial, tradisi, pendidikan,
kepemimpinan nasional, keperibadian nasional)
5.
Gatra Pertahanan dan Keamanan (Faktor yang mem pengaruhi: doktrin, wawasan nasional,
sistem hankam, geografi, Manusia, integrasi angkatan bersenjata dengan rakyat, material
Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut,
kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh
rakyat
b.
c.
Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan
tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara
d. Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatarkelompok
atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan nasional dan
kepentingan nasional
7. Lembaga-lembaga Ketahanan Nasional
Lembaga Ketahanan Nasional, disingkat Lemhannas, adalah Lembaga Pemerintah Non
Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian
dan pendidikan strategik ketahanan nasional. Lembaga Pertahanan Nasional berdiri pada tanggal
20 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1964, dan berada langsung di
bawah Presiden. Pada tahun 1983, lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga Ketahanan
Nasional, yang berada di bawah Panglima ABRI.. Pada tahun 1994 lembaga ini berada langsung
di bawah Menteri Pertahanan dan Keamanan. Sejak tahun 2001, Lemhannas merupakan
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden.
B. INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA
Hubungan antar bangsa (Internasional) terjadi sebagai akibat dari era globalisasi modern,
dimana tidak ada satu bangsapun yang dapat membebaskan diri dari keterlibatan dengan bangsa
lain. Hubungan internasional dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu hubungan individual,
antar kelompok dan antar Negara sehingga menciptakan hubungan yang menyerap seluruh
kalangan dan kegiatan manusia didunia yang menyebabkan terbentuklah masyarakat
internasional pula.
2. Masalah Internasional
Masalah internasional terjadi karena suasana dunia masih jauh dari rasa aman dan damai,
kemerdekaan bangsa-bangsa masih terkekang, aspirasi rakyat terhambat dan ketidakadilan
ekonomi masih terus berlanjut setelah perang dunia ke II. Sehingga Negara-negara berkembang
dihadapkan pada tantangan bersejarah yang diakibatkan oleh kenyataan-kenyataan baru dalam
bidang politik dan ekonomi.
a. Bidang Politik
Salah satu akibat dari saling pendekatan antar Negara besar adalah bahaya disintegrasi dan
pecahnya Negara-negara diberbagai dunia. Pecahnya perang saudara disulut oleh pertentangan
etnis dan agama. Seperti yang terjadi akibat dari Agresi Amerika Serikat yang menyebabkan
berjuta-juta rakyat Irak yang tidak berdosa kehilangan nyawa, serta perjuangan rakyat Palestina
terhadap Baitulmaqdis yang menyebkan kematian Presiden Yasir Arafat pada akhir tahun 2004
menunjukkan bahwa belum ada tanda-tanda perdamaian dunia yang makin membaik.
Masalah agresi yang terjadi, sebenarnya merupakan pemborosan terhadap ekonomi
nasional dan internasional. Sementara dibelahan bumi lainnya masih banyak rakyat yang miskin
dan kekurangan gizi serta membutuhkan modal pembangunan ekonomi. Oleh karenanya, hal ini
malah menjadi masalah yang memprihatinkan bagi dunia.
b. Bidang Ekonomi
Pembicaraan ekonomi dunia menunjukkan bahwa tantangan lama belum teratasi sedangkan
masalah baru seperti masalah-masalah kemiskinan dan keterbelakangan telah bermunculan.
Globalisasi perekonomian internasional yang meningkat serta kemajuan pesat ilmu
pengetahun dan teknologi telah mengubah secra drastis pola-pola produksi, perdagangan dan
keuangan. Secara potensial sebenarnya dapat membuka peluang yang lebih besar bagi kemajuan
bersama. Akan tetapi hal tersebut telah berdampak negative terhadap Negara-negara
berkembang.
3. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
a.
Pemerintah Indonesia tetap akan terlibat aktif dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu dibuktikan dengan keseriusan pemerintah
Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika Untuk Pembangunan Sumber Daya
Manusia Palestina yang akan diadakan di Jakarta pertengahan tahun 2008 ini. Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara konferensi pers seusai Konferensi
Pada tanggal 24 sampai 30 Juni 2008, Pemuda Indonesia yang tergabung dalam Center for
Religion and Civilization Studies (CRCS), initiative of change Indonesia dan YMCA
menyelenggarakan International Youth Forum (IYF) di Bandung dan Kabupaten Garut. Latar
belakangan sebuah kenyataan yang sangat memprihatinkan, setelah terjadinya peristiwa 11
September 2001 mejadi carut marut. Wacana terorisme menjadi salah satu isu central kebijakan
politik beberapa negara besar, yang berakibat negatif terhadap tatanan kehidupan dan
perdamaian masyarakat dunia yang berkepanjangan. Kerukunan umat beragama menjadi
ternoda, penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan dialog-dialog
kebudayaan menjadi terhambat Disisi lain masyarakat internasional sedang menghadapi
persoalan yang tidak kalah penting. Fenomena global warming; disharmonitas dan destabilitas
alam yang menjadi ancaman serius terhadap eksistensi kehidupan masyarakat dunia pada saat
ini. Sehingga diperlukan upaya-upaya serius dan nyata menghadapi persoalan diatas. Dalam
konteks inilah Pemuda Indonesia dan forum Pemuda-Pemudi lintas agama, negara dan budaya se
dunia ini mendapat peran urgennya, kata A. Fajar Kurniawan selaku panitia kegiatan
tersebut.Mencari strategi dan solusi alternatif yang konstruktif partisipatif, dalam upaya
menciptakan perdamaian dunia. Merekomendasikan rekonsiliasi internasional, reaktualisasi
dialog lintas agama, negara dan budaya serta sosialisasi program Milennium Development Goals
(MDGs) dalam upaya perlindungan hak asasi manusia dan penanggulangan kerusakan alam.
Kegiatan ini mangambil tema The Role of Youth; Action on Millennium Development Goals
Toward a Peaceful World ini, didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat, Departemen Pemuda dan Olah Raga sebagai institusi pemerintah yang
memberdayakan
pemuda
di
Indonesia,
Departemen
Sosial,
Departemen
Pendidikan
Perempuan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Garut. (Sumber:
Chandras Weblog).
c.
Sebuah forum internasional dengan tema menciptakan perdamaian talah berlangsung tiga hari di
Bali (22-24 Januari 2008). Forum yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informasi
Republik Indonesia bekerja sama dengan Unesco, yang melibatkan sekitar 300 peserta dari 30
negara. Tema lengkapnya adalah The Power of Peace: Using the Tools of Information and
Communication. Yang mengangkat peranan media, dengan latar belakang bahwa salah satu
faktor yang menyebabkan dunia semakin rawan konflik karena pemberitaan yang tidak
berimbang, bahkan pemberitaan yang sesat. Dengan latar belakang itu, Bali Global Forum
mengimbau
media
menjadi
mitra
perdamaian
dunia.
Yaitu,
antara
lain
dengan