DISUSUN OLEH :
DWI ANGGUN
21.156.03.11.041
C. Etiologi
1. Faktor Agent
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, akan tetapi berasal dari empat tipe virus yaitu virus
dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan
dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk
dalam genus flavivirus yang berdiameter 40 nonometer dan dapat berkembang biak
dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel
mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel-sel Arthropoda
misalnya sel aedes Albopictus.
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk
aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies
lain merupakan vektor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah
(Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di
dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes
Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang
hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
3. Faktor Host
Biasanya pada orang yang pertama terinfeksi dengue mendapatkan imunisasi yang
spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue
yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever
(DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe
tertentu mendapatkan infeksi ulang untuk kedua kalinya atau lebih.
4. Faktor Port of Entery and Exit
Permukaan kulit tubuh.
5. Faktor Envoronment
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk jenis ini adalah
daerah tropis, dengan lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari,
banyak genangan air, vas bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat
penampungan air, botol dan ban bekas.
6. Transmisi
Cara Penularan melalui nyamuk Aedes Aegpty dan Aedes Albopictus yang betina
setiap 2 hari sekali menggigit atau mengisap darah manusia untuk memperoleh
protein guna mematangkan telurnya agar tetap mampu berkembang biak. Ketika
menggigit orang yang darahnya mengandung virus dengue, virus masuk dan
berkembang biak dengan cara membelah diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu
kurang dari 1 minggu virus sudah berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan
bersama air liur nyamuk kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang
itu dapat menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah ini memiliki
siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai
sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus
demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur.
D. Pathofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti pertama-
tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai
pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya
kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang
tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang
pada otopsi tenyata melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik
E. Klasifikasi
Klasifikasi derajat DHF menurut WHO :
1. Derajat 1 : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perarahan
adalah uji tornoquet positif
2. Derajat 2 : derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan /atau perdarahan lain.
3. Derajat 3 : ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab dan
pasien menjadi gelisah.
4. Gejala 4: syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
F. Manifestasi Klinik
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan apabila semua hal dibawah
ini dipenuhi:
1. Demam: Awalnya akut, cukup tinggi, dan kontinu, berlangsung lama 2 – 7 hari
2. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa:
- Uji torniquet positif
- Petekie, purpura, ekimosis,
- Perdarahan mukosa (epistaksis, gusi berdarah), saluran cerna, tempat bekas
suntikan.
- Hematemesis atau melena
3. Trombositopenia <100.00/ mm3
4. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
- Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin
- Penurunan nilai hematockit > 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
5. Tanda kebocoran plasma seperti: hipoproteinemi, asites, efusi pleura
Dalam perjalanan penyakit infeksi dengue, terdapat tiga fase perjalanan infeksi dengue,
yaitu:
1. Hari 1 – 3 Fase Demam Tinggi
Demam mendadak tinggi, dan disertai sakit kepala hebat, sakit di belakang mata,
badan ngilu dan nyeri, serta mual/muntah, kadang disertai bercak merah di kulit.
2. Hari 4 – 5 Fase Kritis
Fase demam turun drastis dan sering mengecoh seolah terjadi kesembuhan. Namun
inilah fase kritis kemungkinan terjadinya “Dengue Shock Syndrome”
3. Hari 6 – 7 Fase Masa Penyembuhan
Fase demam kembali tinggi sebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20%
c. HT meningkat lebih 20%
d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3
e. Protein dalam darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah
2. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)
a. Rontgen thorax : efusi ureum
b. Uji tes turoniket (+)
H. Penatalaksanaan Medis
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
I. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan menimbulkan
komplikasi adalah sebagai berikut :
1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura
J. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan penting
dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan dalam
bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,
pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.
1. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
2. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
3. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan klien,
data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
4. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
5. 11 pola pengkajian Gordon:
a. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan dan
praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang, riwayat sakit
yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu tertentu
b. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi makanan
dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen, vitamin
makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas diperut, lapar dan haus
berlebihan.
c. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB, BAK
frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
d. Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan energy,
tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau tempat sakit.
e. Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode istirahat
tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah yang
dirasakan saat tidur.
f. Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan nyeri,
fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan pengecap dan
pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
g. Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social, kepuasan
dan ketidakpuasan dengan peran
h. Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau ketidakpuasan
dengan seks, orientasi seksual
i. Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau koping
terhadap stress
j. Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.
Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh (370C)
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang
dialami.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
Intervensi
Virus dengue
Gigitan nyamuk
Aedes Aegypti
Viremia
Keringat
Hepatomega
Hipertermi Nyeri akut Kebocoran plasma
li
Dehidrasi
Mendesak abdomen
Dehidrasi Ht meningkat,
Hipoproteinemia, Efusi
Defisit serosa, Hiponatremi
volume cairan Kelemahan Mual muntah
dan elektrolit
Perubahan nutrisi
Defisit perawatan diri kurang dari
kebutuhan tubuh Syok hipovolemik
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia).
Jakarta: Jagarsa
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia). Jakarta:
Jagakarsa