Anda di halaman 1dari 4

Tahapan dalam Proses Hipnosis

Garvin Goei
Hipnosis : hipnotis yang dianggap sebagai sarana untuk menyugesti seseorang dan
masuk ke dalam bawah sadar pribadi untuk tujuan terapeutik dan pengembangan diri.

Iklan
Dalam melakukan hipnosis, terdapat 7 tahapan, yaitu: (1) pra-induksi atau pre-
induction, (2) induksi atau induction, (3) pendalaman atau deepening, (4)
pengujian tingkat kedalaman atau depth level test, (5) sugesti, (6) terminasi, dan (7)
pasca-hipnosis atau post-hypnotic (8) normal. Setelah tahap terakhir (tahap pasca-
hipnosis), suyet atau orang yang dihipnosis akan kembali ke kesadaran beta.
1. Pra-induksi
Tahap pra-induksi atau pre-induction merupakan tahap paling awal dan paling
penting dalam rangkaian proses hipnosis. Dalam tahapan ini, dilakukan
pembangunan rapport atau rapport building. Rapport dibangun dengan tujuan
untuk menciptakan kedekatan dan kepercayaan antara sang hipnotis dan suyet.
Tanpa kedekatan dan kepercayaan, suyet akan bersikap resisten dan takut untuk
dihipnosis. Rapport building sangat penting dilakukan oleh hipnoterapis agar
proses terapi dapat berlangsung dengan baik. Bagi stage hypnotist dengan tujuan
hiburan, proses rapport building dilewatkan agar tidak memakan waktu lama.
Dalam tahap ini pula, dilakukan tes sugestivitas (suggestivity test). Tes sugestivitas
dilakukan untuk mengetahui tingkat sugestivitas suyet agar sang hipnotis dapat
menentukan teknik induksi yang akan dilakukan, selain itu tes sugestivitas juga
dapat membantu meningkatkan tingkat sugestivitas suyet. Jika suyet belum pernah
dihipnosis sebelumnya, tes sugestivitas sangat penting untuk diberikan agar suyet
dapat mengenali kondisi hipnosis.
Terdapat berbagai macam tes sugestivitas, di antaranya adalah rigid catalepsy,
eyes catalepsy, locking hand, dan lain-lain. Penjelasan mengenai tes-tes tersebut
akan dijelaskan di artikel berikutnya.
2. Induksi
Setelah melalui tahap pra-induksi, selanjutnya adalah tahapan induksi. Induksi
merupakan metode untuk membawa suyet ke dalam kondisi hipnosis. Induksi
terdiri dari berbagai macam teknik, seperti relaksasi progresif (progressive
relaxation), Dave Elman technique, shock induction, dan lain-lain. Penggunaan
teknik induksi yang tepat bergantung pada tingkat sugestivitas suyet. Maka itu,
proses pra-induksi merupakan proses penting yang akan menentukan teknik
induksi yang akan diberikan. Untuk suyet dengan tingkat sugestivitas tinggi,
extended progressive relaxation merupakan teknik induksi yang tepat. Teknik
Dave Elman dan simple extended progressive relaxation cocok untuk suyet dengan
tingkat sugestivitas moderat. Untuk hipnosis panggung yang membutuhkan induksi
dengan cepat dan singkat, teknik shock induction biasanya dilakukan. Tetapi shock
induction hanya dapat dilakukan kepada suyet dengan tingkat sugestivitas rendah.
Untuk penjelasan teknik-teknik tersebut akan dituliskan di dalam artikel
berikutnya.
3. Deepening
Pendalaman atau deepening dilakukan ketika suyet sudah terinduksi dan memasuki
kondisi hipnosis. Deepening dilakukan untuk membawa suyet ke dalam kondisi
hipnosis yang lebih dalam lagi. Deepening dilakukan secara imajinatif dalam
kondisi hipnosis. Beberapa teknik deepening yang dapat dilakukan adalah dengan
menghitung angka (biasanya dari 1 sampai 5), menuruni tangga, menuruni lift,
membawa ke tempat yang damai/menyenangkan, dan sebagainya.
4. Depth level test
Depth level test atau pengujian tingkat kedalaman dilakukan untuk mengetahui
tingkat kedalaman suyet setelah diberikan induksi dan deepening. Beberapa sugesti
hanya dapat diberikan dalam tingkat kedalaman tertentu sehingga depth level test
diperlukan dalam proses hipnosis. Untuk membantu melakukan depth level test,
biasanya dilakukan ideo-motor response, yaitu pemberian respon ya/tidak oleh
suyet diganti dengan gerakan motorik. Ideo-motor response digunakan agar tidak
mengganggu kondisi hipnosis suyet, karena dengan berbicara, suyet memiliki
kemungkinan untuk kembali ke kesadaran yang lebih atas.
Script yang digunakan untuk memasang ideo-motor response adalah:
”Gerakan jari telunjuk di tangan kiri anda untuk jawaban tidak dan gerakan jari
telunjuk di tangan kanan anda untuk jawaban ya.”
Atau
”Sekarang, bayangkan kata YA yang sangat besar kemudian, gerakan bagian tubuh
yang mewakili kata YA (amati responnya). Kemudian, banyangkan kata TIDAK
yang sangat besar lalu, gerakan bagian tubuh yang mewakili kata TIDAK (amati
responnya). Bagus sekali, respon inilah yang akan menggantikan jawaban ya/tidak
dari anda.”
Catatan: karena berada dalam kondisi hipnosis, gerakan fisik dari suyet akan sangat
halus sehingga hipnotis/hipnoterapis harus mengamati dengan baik.
Untuk mengetahui depth level dari suyet, contoh script yang dapat digunakan
adalah (setelah memasang ideo-motor response):
”Apakah anda sudah benar-benar berada di tempat tersebut?”
”Dari 0-100, 0 adalah kondisi tertidur lelap sedangkan 100 adalah kesadaran
penuh, apakah anda sudah berada di bawah 50?”
5. Sugesti
Dalam tahap ini, sugesti diberikan. Sugesti yang digunakan disesuaikan dengan
tujuan hipnosis. Entah untuk tujuan hiburan, motivasi, atau terapi. Tersedia
berbagai macam script untuk sugesti yang dapat ditemui di berbagai buku-buku
hipnosis maupun situs internet. Bahkan, di toko buku juga tersedia buku yang
memuat kumpulan script.
Pada prinsipnya, sugesti dilakukan dengan kalimat present tense (masa kini)
sehingga kata ”akan” perlu dihindari dan gunakan kata ”saat ini”. Selain itu,
penggunaan kata negatif seperti kata ”tidak” harus diminimalkan. Sentuhan pribadi
dan emosional juga harus disertakan agar sugesti dapat masuk dengan baik. Perlu
diperhatikan bahwa sugesti dapat ditolak oleh suyet jika bertentangan dengan nilai-
nilai yang dianut oleh suyet, sehingga kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
hipnosis sangat kecil (untuk lebih jelasnya baca 7 mitos tentang hipnosis).
Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy, sebaiknya menggunakan aturan umum dalam
Sugesti, yaitu :
(1). Positive (Sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari)
(2). Repetition (Pengulangan)
(3). Present Tense (hindari kata akan)
(4). Pribadi
(5). Tambahkan sentuhan Emosional dan Imajinasi
(6). Progressive (bertahap), jika diperlukan.

6. Terminasi
Terminasi berarti mengakhiri proses hipnosis. Setelah sugesti diberikan dan proses
hipnosis dirasa akan diakhiri, maka terminasi dapat dilakukan. Umumnya, dalam
terminasi diberikan sugesti positif seperti bangun dengan tubuh yang sehat dan
sebagainya. Script yang dapat digunakan untuk melakukan terminasi adalah
sebagai berikut:
”Baiklah, mari kita kembali berhitung dari satu sampai lima. Ketika hitungan
sudah sampai di angka lima, anda bisa kembali membuka mata dengan perasaan
yang sangat segar dan sehat. Mari kita hitung sekarang. Satu… anda mulai kembali
naik ke kesadaran perlahan-lahan. Dua… anda mulai mampu menggerakan jari-jari
tangan dan kaki anda kembali. Tiga… anda sudah siap untuk membuka mata.
Empat… anda membuka mata perlahan-lahan. Dan lima… kini anda membuka
mata anda dan bangun dalam kondisi yang luar biasa sehat, luar biasa segar.”
7. Post-hypnotic
Tahapan terakhir dari proses hipnosis yang berada setelah terminasi. Beberapa saat
setelah suyet membuka matanya, sebenarnya ia masih berada dalam kondisi trance
dan akan segera kembali ke kesadaran beta. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk
memberikan sugesti positif kepada suyet. Biasanya, hipnotis akan menanyakan,
”Bagaimana rasanya?”. Kemudian suyet akan menjawab, ”Enak, rileks, segar
banget.”
8.Normal
Klien sudah dalam keadaan segar dan normal kembali.

Anda mungkin juga menyukai