Dosen:
Oleh :
VI B KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“PCS(Percutaneous Coronary Syndrome)”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah “PCS(Percutaneous Coronary Syndrome)”.” ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Definisi.................................................................................................................................5
B. Indikasi dan kontraindikasi PCI............................................................................................5
C. Puncture area PCI.................................................................................................................6
D. Tim PCI................................................................................................................................6
E. Persiapan Alat Diagnostik....................................................................................................6
F. Peran perawat dalam tindakan PCI.......................................................................................8
G. Prosedur Tindakan................................................................................................................9
H. Komplikasi..........................................................................................................................11
I. Konsep asuhan keperawatan pada PCI...............................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Percutaneous Coronary Intervention (PCI) terdiri dari tiga kata yakni Percutaneous yang
artinya melalui kulit, Coronary adalah pada arteri koroner, dan Intervention adalah tindakan yang
dilakukan dalam rangka pengobatan pada kelainan/penyakit jantung koroner. Percutaneous
coronary intervention (PCI) adalah intervensi atau tindakan non bedah untuk
membuka/dilatasi/melebarkan arteri koroner yang mengalami penyempitan agar aliran darah
dapat kembali menuju ke otot jantung (Davis, 2011).
Tindakan pengobatan jantung koroner dengan menggunakan metoda ini adalah pertama
dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal ke pangkal lengan atau pangkal paha dalam.
Setelah itu dokter spesialis jantung akan memasukkan selang kecil yang lentur (kateter) sebagai
pemandu ke dalam tungkai atau lengan. Dibantu gambar pada monitor, dokter memandu kateter
menuju arteri yang tersumbat atau menyempit dalam jantung.
Selanjutnya, kateter kedua yang lebih sempit dengan balon atau stent pada ujungnya
dimasukkan melalui kateter pertama. Ketika ujung kateter kedua itu mencapai sumbatan di
dalam arteri koroner, balon kemudian ditiupkan untuk memperlebar bagian yang menyempit.
Stent atau cincin yang dipasang di arteri terbuat dari jalinan tabung logam kecil yang
akan bekerja sebagai penopang untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka. Diharapkan
pelebaran ini bisa permanen. Dalam buku Mayo Clinic disebutkan keseluruhan prosedur
pemasangan stent atau balonisasi berlangsung selama 30 menit sampai dua jam.
B. Indikasi dan kontraindikasi PCI
1. Indikasi PCI
Elevasi ST segmen lebih dari dari dua lead yang berdekatan dengan onset gejala > 12
jam
Gagal trombolitik
2. Kontraindikasi PCI
Gangguan elekrolit
Infeksi ( demam )
Gagal ginjal
Arteri femoralis
Arteri brachialis
Arteri radialis
D. Tim PCI
o Operator (dokter)
o Radiografer
1. Instrument Steril
Kom betadine
Doek klem
Tupper tang
o Jas operasi
o Doek lubang kecil
o Doek panjang
o Pembungkus tabung
o Perlak
o Handscoen
o Lidocain 2%
o Gaas steril
o Betadine 30 %
o Aquades 1 liter
o Zat kontras
o Three way
o Manometer line
o Guiding catheter
o Wire PTCA
o Indeftalor
o Tourqer
o Y. Conector
o High pressore
o Manometer line
a.Peran mengkaji riwayat kesehatan pasien, indikasi prosedur PCI, riwayat pembedahan
sebelumnya, pengobatan sebelumnya, riwayat alergi dan factor resiko vaskuler.
b. Melakukan pemeriksaan fisik terutama pada ekstremitas bawah jika pemasangan akan
dilakukan melalui pembuluh darah ekstremitas bawah.
c.Pencatatan hasil pemeriksaan angiografi
e.Memberikan inform consent yang terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai prosedur
dan perawataanya sebelum , selama dan setelah tindakan bersama team yang akan terlibat
dalam tindakan PCI oleh Dokter.
f. Observasi dan ukur tanda-tanda vital (perubahan EKG, tekanan darah, HR, RR, dan
saturasi O2)
g. Pemeriksaan penunjang seperti hasil EKG, hasil Uji latih beban jantung (Treadmill), hasil
Rontgen thorax, dan hasil Laboratorium, Cek darah lengkap, GDS, ureum, creatinin,,
elektrolit, PT, APTT, BT, dan ACT.
j. Pada klien dengan nilai creatinin diatas 1,25 mg/dl (nilai normal 0,72-1,25 mg/dl), lakukan
loading cairan (1cc/kgBB/jam) diberikan pre dan post tindakan PCI
k. Mencari akses intravena yang adekuat untuk memberikan cairan dan obat-obatan yang
dibutuhkan.
l. Administrasi seperti Surat izin tindakan / inform consent dan Surat pernyataan pembayaran
(keuangan).
m. Mental: Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan, manfaat, resiko,
komplikasi prosedur katerisasi.
d. Memantau hemodinamik
c. Mengobservasi dan mengukur tanda -tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh, dan saturasi O2)
f. Mengobservasi efek alergi zat kontras (seperti menggigil, kemerahan, gatal, pusing, mual,
muntah, urine tidak keluar, dsb)
g. Mengobservasi gangguan sirkulasi perifer (cek pulsasi arteri dorsalis pedis, tibialis,
radialis).
G. Prosedur Tindakan
b. Perawat memberikan obat melalui IV line untuk membantu klien rileks dan nyaman
selama prosedur tindakan
c. Perawat membersihkan dan mensterilkan daerah kecil di pergelangan lengan atau lipat
paha klien (tergantung daerah yang akan digunakan). Daerah tersebut kemudian ditutup
dengan kain steril.
d. Dokter akan menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan klien. Digunakan
anestesi lokal karena klien harus tetap sadar selama pemeriksaan untuk mengikuti
instruksi dokter.
e. Jarum akan ditusukkan ke dalam arteri yang digunakan kemudian guide wire akan
dimasukkan melalui jarum lalu jarum dilepas.
f. Sheath kateter akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian kateter dimasukkan
melalui pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri koroner di jantung.
Kebanyakan orang tidak merasakan sakit selama pemeriksaan, karena tidak ada serabut
saraf dalam pembuluh darah, maka klien tidak dapat merasakan gerakan kateter dalam
tubuh.
g. Dokter akan menginjeksikan kontras dengan melihat melalui gambaran x-ray. Klien
mungkin akan merasakan sensasi panas saat kontras diinjeksikan.
h. Pantau keluhan/laporan klien tentang adanya nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
selama posedur.
2. Prosedur pencabutan SHEATH Area penusukan di arteri femoralis:
a. 4 jam post tindakan PCI, sheath boleh dicabut/aff jika nilai ACT (Activating Clohting
Time, nilai normal < 100 detik)
b. Dengan menggunakan sarung tangan steril dan prosedur steril, sheath di aff dan
dilakukan penekanan selama kurang lebih 10-15 menit sampai dengan perdarahan
berhenti
c. Beritahu kepada klien bahwa prosedur pencabutan sheath akan dilakukan dan ajarkan
teknik relaksasi napas dalam untuk mencegah terjadinya reflek vagal
d. Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, saturasi oksigen),
pulsasi arteri perifer, dan keluhan klien selama aff sheath
e. Bila darah sudah tidak keluar, luka pungsi ditutup dengan kasa steril dan verban elastic
lalu diberi bantal steril
g. Observasi daerah distal ekstremitas dan keadaan umum klien post aff sheath (tekanan
darah, nadi, irama ekg/perubahan gelombang EKG, saturasi O2, pernapasan, nilai ureum
dan kreatinin) dari adanya komplikasi berupa perdarahan/hematoma, thrombosis, fistula
arteriovenosus, dan CIN (Contras Induce Nefropathy).
b. Gunakan sarung tangan bersih, letakkan tangan kiri diatas nichiband, dan beri sedikit
penekanan dengan kuat
c. Buka plester nichiband dengan tangan kanan perlahan-lahan sambil memperhatikan aliran
darah yang keluar dari luka insisi/penusukan
d. Bila masih terdapat perdarahan pasang kembali nichiband dan plester untuk mencegah
plester nichiband terlepas
e. Bila tidak terjadi perdarahan lanjutkan membuka nichiband dan tutup dengan kassa steril
diatas luka insisi dan tekan dengan kuat
H. Komplikasi
1. Resiko pendarahan
3. Resiko infeksi
4. Tamponade jantung
5. ALI
6. Hematoma
9. Diseksi Aorta
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi medis maupun non medis dari
klien, yaitu:
c. Resiko penurunan perfusi jaringan ginjal b.d efek samping penggunaan zat kontras
Hasil yang diharapkan:
1) Urine output 0,5-1 cc/jam/kgBB
2) Fungsi renal baik ditandai dengan hasil kreatinin kurang dari 1,2 mg/dl
Intervensi :
1) Kaji keluhan klien
2) Jelaskan tujuan pengukuran urine
3) Motivasi klien untuk banyak minum (kurang lebih 2 liter/12 jam setelah tindakan)
4) Berikan rehidrasi sebelum dan sesudah prosedur PCI, terutama bila terjadi
peningkatan nilai ureum dan kreatinin (rehidrasi 1cc/kgBB/jam selama 12 jam)
5) Monitor dan ukur intake dan output klien
6) Monitor dan catat hasil laboratorium fungsi renal (ureum dan kreatinin)
7) Monitor dan catat adanya tanda-tanda perdarahan pada area insersi
8) Monitor indikator koagulasi (ACT).
9) Berikan penjelasan kepada klien untuk mengistirahatkan area ekstremitas yang
dilakukan insersi
A. Kesimpulan
Percutaneous coronary intervention (PCI) adalah intervensi atau tindakan non bedah untuk
membuka/dilatasi/melebarkan arteri koroner yang mengalami penyempitan agar aliran darah
dapat kembali menuju ke otot jantung (Davis, 2011).
Indikasi dilakukan PCI yaitu:
Elevasi ST segmen lebih dari dari dua lead yang berdekatan dengan onset gejala > 12 jam
Gagal trombolitik
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/72084/3/Justin_22010115120010_BAB_2.pdf