Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PCS (Percutaneous Coronary Syndrome)

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Mata kuliah Keperawatan Kritis

Dosen:

Ibu Ns. Arabta Malem PP, S.Kep, M. Kep

Oleh :

DWI ANGGUN ( 17. 156. 01. 11. 057 )

VI B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES MEDISTRA INDONESIA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“PCS(Percutaneous Coronary Syndrome)”.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah “PCS(Percutaneous Coronary Syndrome)”.” ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Karawang, 13 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Definisi.................................................................................................................................5
B. Indikasi dan kontraindikasi PCI............................................................................................5
C. Puncture area PCI.................................................................................................................6
D. Tim PCI................................................................................................................................6
E. Persiapan Alat Diagnostik....................................................................................................6
F. Peran perawat dalam tindakan PCI.......................................................................................8
G. Prosedur Tindakan................................................................................................................9
H. Komplikasi..........................................................................................................................11
I. Konsep asuhan keperawatan pada PCI...............................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Percutaneous Coronary Intervention (PCI) adalah penatalaksanaan sumbatan arteri


koronaria melalui berbagai teknik yang menggunakan kateter seperti angioplasti koroner
transluminal perkutan, aterektomi, angioplasti laser eksimer, serta implantasi stent koroner atau
alat lainnya. Tiga kriteria keberhasilan PCI antara lain adalah keberhasilan angiografi,
keberhasilan prosedur, dan keberhasilan klinis. Keberhasilan angiografi didefinisikan sebagai
pengurangan penyempitan sampai 50% untuk pemasangan balon atau pengurangan
penyempitan menjadi 10% pada pemasangan stent. Keberhasilan prosedur adalah bila
keberhasilan angiografi ditambah dengan terhindarnya pasien dari komplikasi-komplikasi
major. Keberhasilan klinis adalah bila keberhasilan angiografi dan keberhasilan prosedur
diikuti oleh berkurangnya gejala/tanda iskemia. Keberhasilan klinis yang berlanjut sampai paling
tidak 9 bulan disebut keberhasilan klinis jangka panjang.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dan tindakan Percutaneous Coronary Syndrome


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Percutaneous Coronary Intervention (PCI) terdiri dari tiga kata yakni Percutaneous yang
artinya melalui kulit, Coronary adalah pada arteri koroner, dan Intervention adalah tindakan yang
dilakukan dalam rangka pengobatan pada kelainan/penyakit jantung koroner. Percutaneous
coronary intervention (PCI) adalah intervensi atau tindakan non bedah untuk
membuka/dilatasi/melebarkan arteri koroner yang mengalami penyempitan agar aliran darah
dapat kembali menuju ke otot jantung (Davis, 2011).

Tindakan pengobatan jantung koroner dengan menggunakan metoda ini adalah pertama
dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal ke pangkal lengan atau pangkal paha dalam.
Setelah itu dokter spesialis jantung akan memasukkan selang kecil yang lentur (kateter) sebagai
pemandu ke dalam tungkai atau lengan. Dibantu gambar pada monitor, dokter memandu kateter
menuju arteri yang tersumbat atau menyempit dalam jantung.

Selanjutnya, kateter kedua yang lebih sempit dengan balon atau stent pada ujungnya
dimasukkan melalui kateter pertama. Ketika ujung kateter kedua itu mencapai sumbatan di
dalam arteri koroner, balon kemudian ditiupkan untuk memperlebar bagian yang menyempit.
Stent atau cincin yang dipasang di arteri terbuat dari jalinan tabung logam kecil yang
akan bekerja sebagai penopang untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka. Diharapkan
pelebaran ini bisa permanen. Dalam buku Mayo Clinic disebutkan keseluruhan prosedur
pemasangan stent atau balonisasi berlangsung selama 30 menit sampai dua jam.
B. Indikasi dan kontraindikasi PCI

1. Indikasi PCI

Indikasi dilakukan PCI yaitu:

 Elevasi ST segmen lebih dari dari dua lead yang berdekatan dengan onset gejala > 12
jam

 Non ST Elevasi Myocardial Infarction

 Unstable Angina Pectoris

 Gagal trombolitik

2. Kontraindikasi PCI

Kontraindikasi PCI yaitu:

 CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia

 Gangguan elekrolit

 Infeksi ( demam )

 Gagal ginjal

 Perdarahan saluran cerna akut/anemia

 Stroke baru (< 1 bulan)

 Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )

 Pasien yang tidak kooperatif

 Usia kehamilan kurang dari 3 bulan


C. Puncture area PCI

Menurut Merriweather & Hoke (2012), area penusukan


pada tindakan PCI terdiri atas:

 Arteri femoralis

 Arteri brachialis

 Arteri radialis

D. Tim PCI

o Operator (dokter)

o Perawat (Scrubing, Monitoring, Sirculete)

o Radiografer

E. Persiapan Alat Diagnostik

1. Instrument Steril

 Kom betadine

 Kom cairan Besar dan Kecil

 Scalpel No.3 pisau No. 11

 Doek klem

 Tupper tang

2. Set Linen Steril

o Jas operasi
o Doek lubang kecil

o Doek kecil tanpa lubang

o Doek panjang

o Pembungkus tabung

o Perlak

3. Alat Habis Pakai

o Handscoen

o Lidocain 2%

o Dispo 1 cc, Dispo 3 cc, Dispo 5 cc , Dispo 20 cc.

o Gaas steril

o Betadine 30 %

o Aquades 1 liter

o NaCl 500 cc yang berisi heparin 2500 unit

o Sheath 5 FR, 6 FR, FER

o Guide wire diagnostik

o Kateter JR, JL, TIG

o Zat kontras

o Three way
o Manometer line

4. Alat PCI dan PTCA

o Guiding catheter

o Wire PTCA

o Ballon dengan berbagai ukuran

o Stent dengan berbagai ukuran

o Indeftalor

o Three way 3 cabang atau 2 cabang

o Tourqer

o Y. Conector

o High pressore

o Manometer line

F. Peran perawat dalam tindakan PCI

1. Peran perawat sebelum tindakan PCI

a.Peran mengkaji riwayat kesehatan pasien, indikasi prosedur PCI, riwayat pembedahan
sebelumnya, pengobatan sebelumnya, riwayat alergi dan factor resiko vaskuler.

b. Melakukan pemeriksaan fisik terutama pada ekstremitas bawah jika pemasangan akan
dilakukan melalui pembuluh darah ekstremitas bawah.
c.Pencatatan hasil pemeriksaan angiografi

d. Puasa makan 4 - 6 jam

e.Memberikan inform consent yang terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai prosedur
dan perawataanya sebelum , selama dan setelah tindakan bersama team yang akan terlibat
dalam tindakan PCI oleh Dokter.

f. Observasi dan ukur tanda-tanda vital (perubahan EKG, tekanan darah, HR, RR, dan
saturasi O2)

g. Pemeriksaan penunjang seperti hasil EKG, hasil Uji latih beban jantung (Treadmill), hasil
Rontgen thorax, dan hasil Laboratorium, Cek darah lengkap, GDS, ureum, creatinin,,
elektrolit, PT, APTT, BT, dan ACT.

h. Melakukan Allen test (jika penusukan melalui arteri radialis)

i. Obat-obat dilanjutkan sesuai instruksi dokter

j. Pada klien dengan nilai creatinin diatas 1,25 mg/dl (nilai normal 0,72-1,25 mg/dl), lakukan
loading cairan (1cc/kgBB/jam) diberikan pre dan post tindakan PCI

k. Mencari akses intravena yang adekuat untuk memberikan cairan dan obat-obatan yang
dibutuhkan.

l. Administrasi seperti Surat izin tindakan / inform consent dan Surat pernyataan pembayaran
(keuangan).

m. Mental: Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan, manfaat, resiko,
komplikasi prosedur katerisasi.

2. Peran perawat dalam tindakan PCI antara lain:

a. Mencegah dan mendeteksi dini potensial komplikasi, memberikan pendidikan pada


pasien dan keluarga dan rehabilitasi.
b. Kaji keluhan selama prosedur tindakan berlangsung

c. Melakukan observasi tanda-tanda vital setiap 15 menit

d. Memantau hemodinamik

e. Mengukur tekanan intraarteri jika diperlukan

f. Pemeriksaan arteriografi harus dilakukan selama prosedur untuk mengidentifikasi


komplikasi

g. Mempersiapkan peralatan dan pengobatan resusitasi darurat

3. Peran perawat Setelah tindakan PCI :

a. Kaji keluhan setelah tindakan

b. Mengobservasi tanda-tanda adanya perdarahan dan hematoma pada area penusukan

c. Mengobservasi dan mengukur tanda -tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh, dan saturasi O2)

d. Pemantauan perubahan EKG 12 lead

e. Mengobservasi hasil laboratorium (peningkatan kreatinin mengindikasikan gangguan


ginjal karena zat kontras, sedangkan peningkatan CKMB menandakan cedera otot
jantung)

f. Mengobservasi efek alergi zat kontras (seperti menggigil, kemerahan, gatal, pusing, mual,
muntah, urine tidak keluar, dsb)

g. Mengobservasi gangguan sirkulasi perifer (cek pulsasi arteri dorsalis pedis, tibialis,
radialis).

h. Mengobservasi adanya tanda-tanda hipovolemi.


i. Memberikan hidrasi sesuai kebutuhan.

j. Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.

G. Prosedur Tindakan

1. Prosedur (California Pacific Medical Center, 2008)

a. Perawat/teknisi membawa klien ke ruang kateterisasi (cath lab.)

b. Perawat memberikan obat melalui IV line untuk membantu klien rileks dan nyaman
selama prosedur tindakan

c. Perawat membersihkan dan mensterilkan daerah kecil di pergelangan lengan atau lipat
paha klien (tergantung daerah yang akan digunakan). Daerah tersebut kemudian ditutup
dengan kain steril.

d. Dokter akan menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan klien. Digunakan
anestesi lokal karena klien harus tetap sadar selama pemeriksaan untuk mengikuti
instruksi dokter.

e. Jarum akan ditusukkan ke dalam arteri yang digunakan kemudian guide wire akan
dimasukkan melalui jarum lalu jarum dilepas.

f. Sheath kateter akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian kateter dimasukkan
melalui pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri koroner di jantung.
Kebanyakan orang tidak merasakan sakit selama pemeriksaan, karena tidak ada serabut
saraf dalam pembuluh darah, maka klien tidak dapat merasakan gerakan kateter dalam
tubuh.

g. Dokter akan menginjeksikan kontras dengan melihat melalui gambaran x-ray. Klien
mungkin akan merasakan sensasi panas saat kontras diinjeksikan.

h. Pantau keluhan/laporan klien tentang adanya nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
selama posedur.
2. Prosedur pencabutan SHEATH Area penusukan di arteri femoralis:

a. 4 jam post tindakan PCI, sheath boleh dicabut/aff jika nilai ACT (Activating Clohting
Time, nilai normal < 100 detik)

b. Dengan menggunakan sarung tangan steril dan prosedur steril, sheath di aff dan
dilakukan penekanan selama kurang lebih 10-15 menit sampai dengan perdarahan
berhenti

c. Beritahu kepada klien bahwa prosedur pencabutan sheath akan dilakukan dan ajarkan
teknik relaksasi napas dalam untuk mencegah terjadinya reflek vagal

d. Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, saturasi oksigen),
pulsasi arteri perifer, dan keluhan klien selama aff sheath

e. Bila darah sudah tidak keluar, luka pungsi ditutup dengan kasa steril dan verban elastic
lalu diberi bantal steril

f. 6 jam post aff sheath klien baru diperbolehkan mobilisasi

g. Observasi daerah distal ekstremitas dan keadaan umum klien post aff sheath (tekanan
darah, nadi, irama ekg/perubahan gelombang EKG, saturasi O2, pernapasan, nilai ureum
dan kreatinin) dari adanya komplikasi berupa perdarahan/hematoma, thrombosis, fistula
arteriovenosus, dan CIN (Contras Induce Nefropathy).

3. Prosedur pelepasan NICHIBAND Area puncture di arteri radialis :

a. Pelepasan dilakukan 4-6 jam setelah tindakan PCI

b. Gunakan sarung tangan bersih, letakkan tangan kiri diatas nichiband, dan beri sedikit
penekanan dengan kuat

c. Buka plester nichiband dengan tangan kanan perlahan-lahan sambil memperhatikan aliran
darah yang keluar dari luka insisi/penusukan
d. Bila masih terdapat perdarahan pasang kembali nichiband dan plester untuk mencegah
plester nichiband terlepas

e. Bila tidak terjadi perdarahan lanjutkan membuka nichiband dan tutup dengan kassa steril
diatas luka insisi dan tekan dengan kuat

H. Komplikasi

1. Resiko pendarahan

2. Vasospasme arteri koroner

3. Resiko infeksi

4. Tamponade jantung

5. ALI

6. Hematoma

7. Contrast induce nefropathi (CIN)

8. Reaksi kontras menyebabkan alergi

9. Diseksi Aorta

10. Akut Myocar Infark (AMI)


11. Stroke

I. Konsep asuhan keperawatan pada PCI


Menurut NANDA (2012) konsep asuhan keperawatan pada PCI adalah:
1.    Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi medis maupun non medis dari
klien, yaitu:

a. Riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit sekarang


b. Hasil resume dari angiografi
c. Tanda-tanda vital klien selama pre, intra, dan post prosedur PCI (tekanan darah, nadi,
pulsasi perifer, tingkat kesadaran, saturasi O2, perubahan gambaran EKG), serta keluhan
nyeri klien.
d. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: Darah lengkap, GDS, ureum, kreatinin, PT, APTT,
dan elektrolit.
e. Pemeriksaan radiologi berupa rontgen thorax.

2.    Diagnosa keperawatan


a. Ansietas b.d rasa takut, kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan PCI.
Hasil yang diharapkan :
1) Tingkat kecemasan klien menurun.
2) Klien dapat mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab, atau faktor
yang mempengaruhinya.
3) Kooperatif terhadap tindakan.
4) Ekspresi wajah terlihat rileks.
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan dan mekanisme koping klien
2) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut.
3) Berikan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan.
4) Jelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan klien sebelum, selama, dan
setelah prosedur PCI.
5) Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi kecemasan (relaksasi, nafas dalam, dan
berpikiran positif).
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penenang sesuai indikasi.
b. Resiko penurunan curah jantung b.d akibat penurunan alirah darah ke arteri koroner
Hasil yang diharapkan:
1) Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, saturasi oksigen, dan pernapasan) dalam
batas normal
2) Akral hangat, pulsasi perifer teraba kuat
3) Volume urine 0,5-1 cc/jam/kgBB
4) Tidak menunjukan tanda-tanda disritmia
Intervensi:
1) Kaji keluhan klien
2) Monitor tanda-tanda vital (1 jam pertama setiap 15 menit, satu jam kedua setiap 30
menit, dan satu jam selanjutnya setiap jam)
3) Monitor rekaman EKG dan pantau frekuensi jantung
4) Monitor intake dan output klien
5) Bantu aktivitas klien
6) Kolaborasi pemberian O2, pertahankan cara masuk heparin sesuai indikasi, pantau
data laboratorium enzim jantung, AGD, dan elektrolit

c. Resiko penurunan perfusi jaringan ginjal b.d efek samping penggunaan zat kontras
Hasil yang diharapkan:
1) Urine output 0,5-1 cc/jam/kgBB
2) Fungsi renal baik ditandai dengan hasil kreatinin kurang dari 1,2 mg/dl
Intervensi :
1) Kaji keluhan klien
2) Jelaskan tujuan pengukuran urine
3) Motivasi klien untuk banyak minum (kurang lebih 2 liter/12 jam setelah tindakan)
4) Berikan rehidrasi sebelum dan sesudah prosedur PCI, terutama bila terjadi
peningkatan nilai ureum dan kreatinin (rehidrasi 1cc/kgBB/jam selama 12 jam)
5) Monitor dan ukur intake dan output klien
6) Monitor dan catat hasil laboratorium fungsi renal (ureum dan kreatinin)
7) Monitor dan catat adanya tanda-tanda perdarahan pada area insersi
8) Monitor indikator koagulasi (ACT).
9) Berikan penjelasan kepada klien untuk mengistirahatkan area ekstremitas yang
dilakukan insersi

d. Risiko perdarahan b.d efek sekunder pemakaian heparin


Hasil yang diharapkan:
1) Akral hangat
2) Pulsasi kuat
3) Tekanan darah tidak turun
4) ACT dan APPT tidak memanjang
Intervensi:
1) Kaji keluhan klien
2) Observasi dan catat TTV
3) Observasi dan catat adanya perdarahan dan hematoma pada luka penusukan
4) Observasi dan catat adanya perubahan warna kulit
5) Cek akral klien
6) Observasi dan catat adanya perdarahan, co: hematuri, epitaksis, gusi berdarah, dll
7) Monitor dan catat hasil lab (ACT).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Percutaneous coronary intervention (PCI) adalah intervensi atau tindakan non bedah untuk
membuka/dilatasi/melebarkan arteri koroner yang mengalami penyempitan agar aliran darah
dapat kembali menuju ke otot jantung (Davis, 2011).
Indikasi dilakukan PCI yaitu:

 Elevasi ST segmen lebih dari dari dua lead yang berdekatan dengan onset gejala > 12 jam

 Non ST Elevasi Myocardial Infarction

 Unstable Angina Pectoris

 Gagal trombolitik
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/72084/3/Justin_22010115120010_BAB_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai