Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“Jurnal Pembelajaran Kateterisasi Jantung”

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Devia Putri Lenggogeni, Sp.Kep.KMB

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. Fajar Alifah ( 2011316052 )


2. Fatria Surisna ( 2011316057 )
3. Melinda Nopiya Sari U.P ( 2011316010 )
4. Shintia Lara Delfi ( 2011316019 )
5. Teguh Wiradharma ( 2011316034 )
6. Yuni Mellianti ( 2011316017 )

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan jurnal
pembelajaran ini. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini banyak terdapat
kesalahan, berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak maka makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masihjauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, tim penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Padang, 29 Januari 2021

Mahasiswa
A. Definisi
Penyakit Arteri Koroner (disingkat CAD) terjadi ketika satu atau
lebih arteri koroner jantung menjadi menyempit karena penumpukan
lemak dan kolesterol. Kemudian otot jantung tidak menerima cukup
oksigen. Penyumbatan ini disebut plak. Gumpalan darah bisa terbentuk di
plak yang menyebabkan arteri lebih cepat menyempit. Ini dapat
menyebabkan nyeri dada yang dikenal sebagai angina.

Kateterisasi jantung bukanlah sebuah operasi atau pembedahan. Ini


adalah rontgen khusus untuk jantung dan dilakukan untuk membantu
dokter membuat diagnosis. sebuah kateter ( tabung panjang, dapat
ditekuk, dan sempit) dimasukkan ke dalam arteri dan/ atau vena dan
diarahkan ke jantung. Kateter kemudian dipandu melalui pembuluh darah
ke ruang jantung atau arteri koroner (arteri koroner adalah salah satu
"saluran bahan bakar" yang memasok darah ke otot jantung). Pewarna
kemudian disuntikkan. Ini memungkinkan dokter melihat arteri koroner
dan bilik jantung di layar. Terkadang, sampel darah diambil dan tekanan
diukur selama kateterisasi. Dokter akan mencari arteri yang menyempit
atau tersumbat dan juga melihat bagaimana katup jantung Anda bekerja.
Selama kateterisasi, dokter mungkin dapat membuka arteri yang
tersumbat dengan melakukan angioplasti (balon prosedur) atau masukkan
stent. (CGH Medical Center Cardiac Cath Lab)

Kateterisasi jantung merupakan prosedur invasif dengan memasukkan


satu atau lebih kateter ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk
memvisualisasikan ruang jantung, katup, pembuluh darah besar, dan arteri
koroner. Prosedur ini untuk membantu dalam diagnosis, pencegahan
perkembangan kondisi jantung dan evaluasi yang akurat serta pengobatan
yang kritis pada pasien. (Brunner & Suddart, 2009)

1
B. Indikasi dan Kontra Indikasi

1. Indikasi

Pemeriksaan kateterisasi jantung menurut Brunner & Suddart (


2009) dapat dilakukan pada penyakit koroner yang sudah diketahui
atau diduga berupa: angina tidak stabil, serangan angina baru, evaluasi
sebelum tindakan operasi, iskemia, hasil treadmil positif, nyeri dada
atipikal atau spasme koroner, angina pektoris, gagal trombolitik,
shock, komplikasi mekanik (ventrikel septal defek, ruptur dinding/otot
polos).

2. Kontra Indikasi

Kontra indikasi relatif antara lain :penyakit gagal jantung


kongestif yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, aritmia, penyakit
pembuluh darah serebral yang kurang dari satu bulan, infeksi/demam,
elektrolit tidak seimbang, perdarahan gastrointestinal, kehamilan,
antikoagulasi (perdarahan akut tidak terkontrol), pasien tidak
kooperatif, keracunan obat (seperti digitalis, phennothiazid), gagal
ginjal. Sedangkan kontra indikasi mutlak (tidak boleh dilakukan)
apabila tidak cukup perlengkapan atau fasilitas (Muttaqin, 2009).

C. Perawatan Sebelum Prosedur Kateterisasi Jantung

Ikuti semua instruksi yang diberikan, serta lanjutkan minum semua obat
seperti biasa dengan pengecualian berikut:

1. Hentikan konsumsi Coumadin 3 hari sebelum prosedur

2. Hentikan konsusmsi Metformin 24 jam sebelum dan 48 jam setelah


prosedur

3. Lanjutkan minum aspirin dan Plavix.

2
D. Persiapan Saat Prosedur Kateterisasi Jantung

Seorang anggota staf Lab Cath akan memeriksa suhu, tekanan


darah, denyut nadi, dan mencatat tinggi dan berat badan. Jika pasien
belum menjalani semua tes darah atau EKG sebelum pasien datang, maka
akan dilakukan pada saat itu juga. Satu jalur intravena (IV) akan
dimasukkan ke pembuluh darah, biasanya di lengan pasien. Ini akan
digunakan untuk memberi pasien cairan dan obat sebelum, selama, dan
setelah prosedur. Pasien akan diminta buang air kecil agar kandung kemih
pasien kosong. Pasien mungkin diberi obat untuk membantu pasien rileks.
Pasien mungkin akan tetap terjaga selama prosedur berlangsung.

Dokter akan memilih selangkangan atau pergelangan tangan sebagai


tempat yang digunakan selama prosedur. Dokter akan membuat area
selangkangan atau pergelangan tangan mati rasa sebelum memulai
prosedur. Pasien akan diberi obat agar tetap nyaman dan rileks selama
prosedur. Biasanya dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk mempersiapkan
pasien sebelum dokter datang.

E. Perawatan Setelah Prosedur Kateterisasi Jantung

Menurut Brunner & Suddart 2009, intervensi perawat yang


dilakukan setelah pasien dilakukan kateterisasi jantung adalah:

1. Amati posisi akses kateter adanya perdarahan atau hematoma dan


menilai denyut nadi perifer pada bagian ekstremitas yang dilakukan
kateterisasi (dorsalis pedis dan tibialis posterior pulsa di ekstremitas
bawah pulse, radial dalam ekstremitas atas) setiap 15 menit selama 1
jam, dan kemudian setiap 1 sampai 2 jam sampai pulse stabil.

2. Evaluasi suhu dan warna ekstremitas yang terkena dan setiap pasien
keluhan nyeri, mati rasa kesemutan, atau sensasi untuk menentukan
tanda-tanda insufisiensi arteri, laporkan perubahannya segera.

3. Memantau adanya disritmia dengan mengamati monitor jantung atau


dengan menilai pulsa apikal dan perifer untuk perubahan dalam
tingkat dan irama.

3
4. Menginformasikan pasien bahwa jika prosedur ini dilakukan
percutaneously melalui arteri femoral, pasien akan tetap pada istirahat
di tempat tidur dengan kaki yang lurus dan kepala diangkat ke 30
derajat selama 2 sampai 6 jam dengan penekanan untuk mencegah
perdarahan (Hamel, 2009).

5. Untuk kenyamanan, pasien bisa berbalik dari sisi ke sisi tetap dengan
kaki yang lurus.

6. Menginformasikan pasien jika prosedur ini dilakukan melalui arteri


radialis, pasien akan tetap pada istirahat di tempat tidur tangan lurus
selama 2 sampai 6 jam dengan bebat / fiksasi (Hamel, 2009).

7. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dada dan perdarahan atau


tiba-tiba ketidaknyamanan dari akses tusukan kateter segera.

8. Mendorong cairan untuk meningkatkan output urin dan mengeluarkan


obat kontras.

9. Pasien post kateterisasi jantung / PCI diobservasi selama 24 jam dan


apabila tak ada komplikasi diperbolehkan rawat jalan / pulang (Tim
RSJPD, 2014).

4
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC.

Arif, Muttaqin., 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular dan hematologi. Salemba Medika, Jakarta.

CGH Medical Center. Cardiac Cath Lab

5
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
KATETERISASI JANTUNG

OLEH
KELOMPOK 6
Fajar Alifah 2011316052
Fatria Surisna 2011316057
Melinda Nopiya Sari U.P 2011316010
Shintia Lara Delfi 2011316019
Teguh Wiradharma 2011316034
Yuni Mellianti 2011316017

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020

Dosen Pembimbing : Ns. Devia Putri Lenggogeni, Sp.Kep.KM


KATETERISASI JANTUNG?

Kateterisasi jantung bukanlah sebuah operasi atau pembedahan. Ini


adalah rontgen khusus untuk jantung dan dilakukan untuk membantu
dokter membuat diagnosis. (CGH Medical Center Cardiac Cath Lab)

Kateterisasi jantung merupakan prosedur invasif dengan memasukkan


satu atau lebih kateter ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk
memvisualisasikan ruang jantung, katup, pembuluh darah besar, dan arteri
koroner. Prosedur ini untuk membantu dalam diagnosis, pencegahan
perkembangan kondisi jantung dan evaluasi yang akurat serta pengobatan
yang kritis pada pasien. (Brunner & Suddart, 2009)
Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung
INDIKASI
Dilakukan pada penyakit koroner yang sudah
diketahui atau diduga berupa: angina tidak stabil,
serangan angina baru, evaluasi sebelum tindakan
operasi, iskemia, hasil treadmil positif, nyeri dada
atipikal atau spasme koroner, angina pektoris,
gagal trombolitik, shock, komplikasi mekanik
(Brunner & Suddart , 2009)
KONTRA INDIKASI
 penyakit gagal jantung kongestif yang tidak terkontrol,
 tekanan darah tinggi
 aritmia,
 penyakit pembuluh darah serebral yang kurang dari satu
bulan,
 infeksi/demam,
 elektrolit tidak seimbang,
 perdarahan gastrointestinal,
 kehamilan,
 antikoagulasi (perdarahan akut tidak terkontrol),
 pasien tidak kooperatif, keracunan obat (seperti digitalis,
phennothiazid),
 gagal ginjal.
PERAWATAN SEBELUM PROSEDUR

Ikuti semua instruksi yang diberikan, serta


lanjutkan minum semua obat seperti biasa dengan
pengecualian berikut:
 Hentikan konsumsi Coumadin 3 hari sebelum
prosedur
 Hentikan konsusmsi Metformin 24 jam sebelum
dan 48 jam setelah prosedur
 Lanjutkan minum aspirin dan Plavix.
PERSIAPAN SAAT PROSEDUR
 Pemeriksaan Suhu, tekanan darah, denyut nadi
 TB dan BB
 Pemeriksaan tes darah atau EKG jika belum
diperiksa.
 Pemasangan IV line pada lengan untuk
memberi pasien cairan dan obat sebelum,
selama, dan setelah prosedur
 Pemilihan lokasi selangkangan (area arteri
femoralis) atau pergelangan tangan (arteri
radialis) yang digunakan selama prosedur
 Biasanya dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk
mempersiapkan pasien
PERAWATAN SETELAH
PROSEDUR
 Amati posisi akses kateter adanya perdarahan atau
hematoma dan menilai denyut nadi perifer pada bagian
ekstremitas yang dilakukan kateterisasi
 Evaluasi suhu dan warna ekstremitas yang terkena dan
setiap pasien keluhan nyeri, mati rasa kesemutan, atau
sensasi untuk menentukan tanda-tanda insufisiensi
arteri
 Memantau adanya disritmia dengan mengamati monitor
jantung atau dengan menilai pulse apikal dan perifer
PERAWATAN SETELAH
PROSEDUR (next..)
 Menginformasikan pada pasien akan tetap pada
istirahat di tempat tidur dengan kaki yang lurus dan
kepala diangkat ke 30 derajat selama 2 sampai 6 jam
dengan penekanan untuk mencegah perdarahan
 Untuk kenyamanan, pasien bisa berbalik dari sisi ke
sisi tetap dengan kaki yang lurus.
 Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dada dan
perdarahan atau tiba-tiba ketidaknyamanan dari akses
tusukan kateter
 Mendorong cairan untuk meningkatkan output urin dan
mengeluarkan obat kontras.
 Pasien post kateterisasi jantung / PCI diobservasi
selama 24 jam dan apabila tak ada komplikasi
diperbolehkan rawat jalan / pulang
THANK YOU
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai