Anda di halaman 1dari 28

Cara Menghipnotis Anak agar Prestasi Belajar

Meningkat
by Cara Hipnotis.
No comments yet

Tahukah Anda, dengan hipnotis, Anda bisa membantu anak Anda untuk tampil lebih
percaya diri, lebih tenang, lebih disiplin dan bisa menguasai rasa takut dan juga bisa
meningkatkan prestasi belajar di sekolah.

Cara menghipnotis anak-anak tentunya berbeda dengan cara hipnotis orang dewasa.
Disini yang perlu diingat adalah pelajaran awal mengenai daerah yang bisa dipakai untuk
sugesti yaitu daerah Sub-Conscious Alpha dan Theta. Dan bahasa yang bisa digunakan
pula, menggunakan bahasa yang dimengerti oleh anak-anak jadi sebaiknya dipergunakan
bahasa yang lembut dan penuh kasih sayang.

Waktu yang tepat untuk mulai menghipnotis anak kita adalah ketika mereka sedang tidur
yaitu pada daerah Delta, dan tugas kita adalah menggiring mereka untuk memasuki
daerah Alpha atau Theta yaitu dengan cara mengajak mereka untuk berbicara seperti
contoh berikut:

Halo sayang.. (sambil mengelus rambutnya) tidur yang nyenyak ya, Papa atau Mama
sayang saya Nina (ganti dengan nama anak Anda).

Nina sayang gak sama Papa, anak Papa pinter deh, rajin, bikin Papa tambah sayang sama
Nina, Nina sayang Papa juga kan (ucapkan berulang-ulang sampai ada respons dari si
anak, biasanya dengan anggukan atau ucapan samar-samar).
Jika sudah ada respons barulah kita memasukkan sugerti utamanya yaitu seperti Nina
pintar deh kalau pulang sekolah pasti baca pelajarannya lagi yang tadi dipelajari di
sekolah dan terus PRnya juga dibuat, pokoknya anak Papa rajin deh belajarnya.

Kalau disekolah Nina dengerin ya pelajaran yang dikasih sama guru biar Nina tambah
pintar dan nanti di rumah diulang lagi ya pelajarannya.

Anak Papa memang pintar deh. Pokoknya Papa sayang sama Nina (sugesti ini diulang-
ulang). Selamat tidur ya sayang, tidur yang nyenyak ya, besok Nina pasti lebih rajin
belajarnya.

Hipnotis ini harus sering dilakukan setiap malam agar terjadi jangkar sugesti yaitu agar
tertanam kuat di alam bawah sadarnya, semangkin sering dilakukan akan semakin baik.

Cara Melakukan Hipnotis


Ditranslasikan dan dikembangkan dari Intro to Hypnotis oleh Wiku Pulangasih the
Online Magician

Definisi : Hipnotis adalah salah satu cabang magic yang digunakan untuk bermain
dengan alam bawah sadar manusia. Setelah seseorang memasuki alam bawah sadarnya,
kita bisa menanamkan sugesti tertentu dalam pikiran mereka, dan membuat mereka
melakukan hal-hal yang kita perintahkan.

Perlu Diketahui :
- Hipnotis (terutama "extreme hypnotist" seperti yang sering dilakukan Romi Rafael)
hanya akan berhasil apabila sang objek (sukarelawan) bersedia dihipnotis.

- Alam pikiran manusia dibagi menjadi dua, yaitu alam sadar (conscious mind) dan alam
bawah sadar (unconscious mind). Tujuan hipnotis adalah membuat sang sukarelawan
berada di alam bawah sadar mereka. Keadaan setelah sang sukarelawan melakukan
berbagai macam hal dalam pengaruh alam bawah sadar disebut "trans".

Prosedur :

1. Percaya Diri
Sebelum melakukan hipnotis, anda harus benar-benar yakin dan percaya bahwa anda
mampu menghipnotis orang lain. Yakinkan diri anda bahwa anda adalah seorang ahli
hipnotis yang hebat. Tanpa rasa percaya diri, hipnotis yang anda lakukan pasti gagal.

2. Ritme
Sesuaikan ritme suara anda dengan kecepatan nafas sang sukarelawan. Hal ini bisa
dilakukan dengan memperhatikan gerakan rongga diafragma saat sang sukarelawan
bernafas. Saat yang paling tepat untuk menggiring sang sukarelawan memasuki alam
bawah sadar mereka adalah saat mereka sedan menghembuskan nafas (seperti yang
sering dilakukan oleh Romi Rafael).
Biasanya, jika hipnotis berjalan dengan sukses, tempo dan ritme nafas sang sukarelawan
menjadi lebih lambat. Saat itu, perlambatlah tempo dan ritme bicara anda sesuai dengan
ritme nafas sang sukarelawan.

3. Nada Suara
Ada dua macam nada suara yang dapat digunakan dalam hipnotis.

a. Nada Suara Monoton


Metode ini sering dipakai oleh Romi Rafael. Nada suara monoton adalah nada suara yang
datar dan cenderung sama dari awal sampai akhir, dengan penggunaan kata yang terus-
menerus diulang. Tujuan menggunakan nada suara monoton adalah agar alam sadar sang
sukarelawan merasa bosan, sehingga ia lebih mudah memasuki alam bawah sadarnya.

b. Nada Suara Bergelombang


Nada suara yang dipakai adalah nada suara naik-turun, lemah-keras, rendah-tinggi.
Pelaku hipnotis mula-mula akan berbicara dengan nada rendah, kemudian semakin
meninggi hingga membawa sang sukarelawan ke dalam keadaan "trans".

Silakan pilih salah satu nada suara yang sesuai dengan kepribadian anda. Pilihlah yang
paling nyaman dan enak saat anda mengucapkannya.

4. Membawa sang sukarelawan memasuki alam bawah sadar

Pertama, perintahkan sang sukarelawan untuk melakukan suatu rutinitas, misalkan


"Berhitunglah dari 1 sampai 10, tiap-tiap hitungan akan membuat anda memasuki alam
bawah sadar anda".
Atau "Tarik nafas dalam-dalam...dan hembuskan".
Atau tanyakan "Siapakah nama anda?"
Di tengah-tengah proses itu, jabat tangannya, tatap matanya, dan lakukan sesuatu yang
mengejutkan sehingga ia dengan cepat memasuki alam bawah sadarnya. Sesuatu yang
mengejutkan itu antara lain :

-. Menyentakkan jabatan tangan


-. Mengangkat pergelangan tangannya ke atas
-. Menjentikkan jari anda ke dahi sukarelawan

Ingat, saat melakukan hal-hal tersebut, tetap pertahankan kontak mata dengan sang
sukarelawan. Setelah itu, buat sang sukarelawan melakukan hal-hal yang anda
perintahkan dengan kalimat hipnotis.

5. Kalimat Hipnotis
Kalimat-kalimat hipnotis harus diucapkan dengan lancar, tanpa kata-kata seperti "eee...",
"mmm..", "eh...", dan sebagainya. Kalimat hipnotis biasanya adalah kalimat perintah
bernada sugestif, singkat, padat, dan diucapkan berulang-ulang.

Contoh kalimat hipnotis :


Hal pertama yang harus anda lakukan adalah......
Membuat diri anda merasa nyaman.....
Duduklah di kursi dengan kedua tangan di atas paha....
Setelah anda merasa nyaman.......
Fokuskan pandangan mata anda ke satu titik.....
betul......
Arahkan pandangan mata anda ke titik ini.......
Mata anda akan semakin berat......
Semakin berat.....
Dan anda akan tertidur......

(........) menandakan anda harus memberikan jeda sebelum menuju ke kalimat


selanjutnya.

Anda sekarang berada di tepi pantai yang indah...


Sangat indah....
Dan akan menjadi lebih indah......
Anda akan melihat ombak dan buih....
Angin sepoi-sepoi...
Pohon kelapa yang teduh.....
Rasakan semuanya.....
Rasakan dengan seluruh panca indra anda.....
Masuklah ke dalam air.....
Rasakan dinginnya....
Gunakan kedua tangan anda untuk berenang melewati lautan....
dsb....dsb....

Untuk menyadarkan kembali sang sukarelawan, anda bisa menggunakan kalimat berikut :
Anda akan melihat sebuah perahu....
Yang siap membawa anda meninggalkan pantai ini...
Tapi anda akan tahu....
Segala memori indah tentang pantai ini akan tetap ada dalam pikiran anda....
Ketenangannya....
Keteduhannya...
Jadi....
Naiklah ke perahu tersebut.......
Dan anda akan menemukan suatu pesan tertulis di perahu itu...
Mulailah berhitung dari 1 sampai 10.....
Dan tiap hitungan aakan membawa anda meninggalkan alam bawah sadar...
Dan kembali ke alam sadar....
dst...dst...

Yang perlu diingat, tempo, ritme, nada, dan volume saat mengucapkan kalimat hipnotis
harus konsisten.

Hipnotis adalah cabang ilmu magis yang sangat sulit dikuasai. Untuk menguasainya
diperlukan waktu yang tidak sebentar. Jadi, bila anda mempraktekkan hal-hal yang
tertulis di sini namun masih gagal dalam melakukan hipnotis, hal itu sangatlah wajar.
Teruslah berlatih dan berlatih, maka anda akan menjadi ahli hipnotis yang ulung.
Untuk melatih kepercayaan diri anda, cobalah trik "Pseudo-Hypnosis" di bawah ini :
http://wikumagic.blogspot.com/2009/05/pseudo-hypnosis.html

Manfaat Hipnotis Bagi Praktisi Direct Selling / MLM


April 4, 2008 · admin · Jump to comments

Oleh : Ronny FR

Belakangan soal hipnotis banyak diperbincangkan oleh praktisi pemasaran dan penjualan.
Banyak workshop, seminar, atau pelatihan diadakan untuk membekali para praktisi
mengembangkan kemampuan mereka. Adakah relevansi ilmu yang sedang “in” ini
dengan dunia direct selling.

Sebenarnya apa pengertian hipnotis ?

Hipnotis berasal dari kata hypnos yang artinya tidur, namun hipnotis itu sendiri bukanlah
tidur. Secara sederhana, yaitu fenomena yang mirip tidur, di mana alam bawah sadar
lebih mengambil peranan dan alam sadar berkurang peranannya. Pada kondisi ini
seseorang menjadi sangat sugestif (mudah dipengaruhi), karena alam bawah sadar yang
seharusnya menjadi filter logic sudah tidak lagi mengambil peranan. Seseorang yang
terhipnotis sebetulnya pada kondisi sangat terkonsentrasi yang sangat fokus.
Hipnotis sering diidentikkan dengan kejahatan gendam. Apa bedanya ?

Pada prinsipnya untuk mengakses alam bawah sadar seseorang bisa dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik. Semisal teknik verbal (sugesti), teknik relaksasi progresif,
teknik penggunaan energi, teknik visualisasi, dan teknik mistik (supranatural, baik ilmu
hitam maupun putih). Semua teknik diatas disebut sebagai teknik hipnotis.

Pada umumnya kesuksesan penggunaan teknik hipnotis memerlukan kerjasama antara


penghinotis dan yang dihipnotis. Artinya seseorang bisa saja menolak untuk dihipnotis
dengan cara ini. Sebenarnya tidak ada yang namanya orang menghipnotis orang lain.
Yang sebenarnya adalah seseorang menghipnosis diri sendiri dengan dibantu oleh orang
lain (penghipnotis) sebagai fasilitatornya. Semua proses hipnotis adalah self hypnosis,
yang dipandu (difasilitasi) oleh seorang penghipnotis.

Sedangkan untuk teknik mistik, tidak diperlukan kerjasama antara penghipnotis dengan
yang dihipnotis. Di sini pelaku menggunakan kekuatan supranaturalnya untuk mengakses
alam bawah sadar orang lain. Umumnya teknik ini dikenal sebagai ilmu gendam, cablek,
dan lain-lain yaitu menggunakan azimat dan mantra tertentu yang diperoleh melalui laku
(ritual atau prosesi mistis) tertentu.

Memang ada juga kejahatan yang menggunakan hipnotis dan tidak menggunakan ilmu
gendam (mistik), namun menggunakan kekuatan kata-kata. Biasanya ini dilakukan pada
orang yang mudah dibuat bingung, saat di terminal, dan keramaian.

Apakah ilmu hipnotis ini ada dasar ilmiahnya? Jelaskan !

Sejak tahun 1815, Abbe Jose Castodi de Faria, sudah melakukan penelitian hipnotis
secara ilmiah. Dilanjutkan berbagai tokoh semacam Emile Coué, Dr. James Braid (1848),
Milton Erickson, MD dan sebagainya. Tahun 1955, British Medical Association
(sekarang disebut BHA atau British Hypnotherapy Association) mengesahkan
hypnotherapy sebagai “valid medical treatment”. Tahun 1958, American Medical
Association (AMA) men-support hypnotherapy untuk keperluan medis. Setelah 1950,
banyak berdiri asosiasi profesional di berbagai negara.

Belakangan hipnotis dimanfaatkan sebagai salah satu teknik pengembangan diri. Apakah
hal itu mungkin ?

Ya, jelas bisa. Pada umumnya, program pengembangan diri terkadang gagal karena
individu tidak berhasil meyakinkan diri sendiri untuk berubah karena mengalami yang
namanya “self-sabotage”. Proses self sabotage adalah proses di mana alam sadar
menyabot proses mental yang tengah dilakukan seseorang pada saat ia ingin melakukan
perubahan diri.

Misal: seseorang melakukan afirmasi di depan kaca dan mengatakan “Saya orang yang
sukses” sebanyak 100 kali, namun setiap kali ia mengatakan itu, di sisi pikirannya
terbersit suatu keraguan, kesangsian, “Masak sih, selama ini saya toh gagal….” Nah,
pikiran ini berasal dari fungsi alam sadar yang terus-menerus mengontrol dan mengkritisi
segala sesuatu yang masuk ke pikiran.

Jadi di sini, alam sadar justru mensabotase kehendak kita untuk berubah, dengan cara
menyajikan berbagai “realitas” dan “fakta lampau” bahwa kita bukanlah orang yang
sukses.

Saat ini sejumlah trainer atau coach menawarkan hipnotis untuk membantu para pemasar
atau penjual. Apakah bisa ?

“Bisa!” Hipnotis bisa dimanfaatkan dalam dua aspek; pertama, menghipnotis si sales
person untuk self improvement, dan kedua menghipnotis orang lain (customer) agar lebih
percaya dengan si penjual.

Pertama, dalam pelatihan yang saya lakukan, misalnya saya menghipnotis trainee agar
tidak fobia menelepon atau fobia prospecting. Hipnotis juga bisa membuatnya lebih
percaya diri saat presentasi, lebih percaya akan goal pribadinya, lebih berenergi, dst.

Kedua, hipnotis verbal atau yang dikenal dengan teknik sugesti (indirect communication).
Secara sederhana, teknik ini menggunakan pola-pola bahasa tertentu (hypnotic language
pattern) untuk mengakses pikiran bawah sadar lawan bicara sehingga bisa dipengaruhi.
Di sini seorang sales belajar menggunakan pola-pola kata yang berkekuatan sugesti untuk
mempengaruhi prospek agar membeli.

Contoh yang sering dipakai didunia DS/MLM atau asuransi adalah yang disebut dengan
“double binding”, yaitu mengarahkan pikiran prospek untuk memilih A atau B yang
keduanya berarti membeli, dan jangan sampai berpikir tidak membeli. Misalnya, penjual
bertanya: “Mau beli berapa kilo?”, “Mau dibawa sendiri atau diantar”, “Anda mau
mengambil produk paket yang ada diskon tambahan atau memilih kombinasi produk
sendiri?”, dan seterusnya.

Apakah hal itu tidak bertentangan dengan moral dan etika bisnis ?

Dengan menggunakan pola kata hipnotis, maka seseorang prospek akan menjadi lebih
“lunak” dan sugestif sehingga ia mau menbeli produk atau jasa itu. Pada saat ia tahu
bahwa produk atau jasa tadi ternyata memang dia sangat perlukan, maka ia akan
berterima kasih. Disini jelas terlihat bahwa apabila seorang salesperson menjual produk
atau jasa yang kualitasnya buruk, namun ia menggunakan bahasa hipnotis, maka ini tidak
beda dengan bunuh diri. Karena cepat atau lambat kastemernya akan menyadari bahwa ia
tidak mendapatkan janji seperti yang disampaikan si salesperson. Jadi penggunaan bahsa
hipnotis untuk marketing atau sales seharusnya dalam batas koridor untuk membantu
seseorang supaya berani dan siap untuk segera mengambil keputusan membeli.

Menurut anda, apakah hipnotis ini bisa benar-benar dimanfaatkan secara sehat dan
maksimal dalam pengembangan bisnis seseorang?
Bisa! Gunakanlah hipnotis untuk menghipnotis diri Anda sendiri. Terutama untuk meng-
install berbagai sikap positif, perilaku asertif, percaya diri, dll.

Hal apa yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku DS/MLM ?

Dalam dunia direct selling, beberapa tantangan terbesar seorang salesperson adalah :

1. Self motivating (selalu bisa memotivasi diri) dan self determination (punya goal yang
jelas);

2. State management (selalu bisa mengelola kondisi pikiran dan mentalnya, yang akan
menghadapi penolakan, keberatan, pelecehan, penghinaan dan ditinggalkan oleh grup).

3. Positive self image (selalu bisa melihat diri sendiri positif dan tidak melakukan self
depreciation, atau self blaming, dst).

4. Positive Belief System (selalu percaya bahwa apa yang dijualnya adalah sesuatu yang
positif, berguna, dan dalam rangka menolong orang lain supaya lebih baik, lebih mudah,
lebih sukses kehidupannya - bukannya menjebak orang supaya membeli agar dirinya
mendapat komisi.

5. Rapport Skill (selalu bisa memiliki kemampuan membina hubungan yang baik dengan
mitra kerja dan prospek).

6. Persuasion skill dan handling objection.

Bisa dilihat, dari seluruh poin di atas, kita menggunakan hipnotis justru ditujukan pada
diri si salesperson. Sedangkan hanya dua poin terakhir kita memanfaatkan pola bahasa
hipnotis untuk mempengaruhi orang lain (dengan tujuan baik).

Saran anda bagi para penjual langsung yang ingin mencoba teknik hipnotis ini ?

Ikuti pelatihan atau dapatkan bimbingan dari coach atau trainer yang berlisensi jelas.
Gunakan hipnotis untuk memperbaiki kualitas diri, jauh lebih penting dari pada untuk
mempengaruhi prospek. Ingat pameo yang mengatakan “Prospect buy you, not your
products”. Hindari membohongi prospek dengan cara apa pun, baik cara hipnotis maupun
non hipnotis. Juallah produk yang memang berkualitas, sehingga tidak menjadi bumerang
bagi Anda.

Hipnoterapi Sebagai Komplementer Dalam Penanganan


Menopause
April 1, 2008 · admin · Jump to comments
Oleh : dr. Stephanus P. Nurdin, The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH)

Menopause merupakan suatu proses alamiah. Masa transisi menopause merupakan saat
yang baik untuk meninjau kembali ada atau tidaknya faktor resiko terhadap beberapa
penyakit yang akan dialami dikemudian hari. Menopause sendiri dapat diartikan tidak
mendapatkan haid selama 12 bulan setelah hari terakhirnya seorang wanita mendapatkan
haid. Berbagai macam keluhan atau gejala yang timbul oleh karena adanya perubahan
hormonal dan masalah-masalah proses penuaan serta keluhan lain yang berhubungan
dengan perasaan subyektifitas. Berbagai cara penanganan dan pencegahan pada keluhan
yang timbul pada menopause seperti pengaturan makanan, olah raga yang cukup,
pemberian terapi horman pengganti dan pengelolaan diri akan memberikan warna baru
bagi seorang wanita dalam menjalankan kehidupannya.

Dewasa ini pengelolaan diri sangatlah penting dalam pencapaian proses penyembuhan,
dimana pengelolaan diri sangat berpengaruh disaat seseorang sedang menjalani suatu
terapi obat tetapi bila dirinya tidak termotivasi untuk sembuh tentunya obat-obatan yang
diminumnya tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Motivasi diri ini harus timbul
dari dalam dirinya sendiri, dimana dorongan dari dalam diri tersebut akan
memaksimalkan kerja atau efektifitas dari obat-obatan tersebut. Bentuk pengelolaan diri
ini dapat ditempuh dengan banyak cara seperti berdoa, meditasi kesehatan dan yoga,
termasuk didalamnya adalah dengan menggunakan metode hipnosis/ hipnoterapi.

Kata kunci : menopause,hipnoterapi

Mengenal Menopause

Menopause merupakan perjalanan normal seorang wanita, dimana sesuai dengan


pertambahan umur, tentunya semua fungsi organ tubuh juga mulai menunjukkan adanya
perubahan-perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah menurunnya fungsi organ
reproduksi yaitu ovarium, dimana pada usia sekitar 45 tahun ditandai dengan keluhan
haid yang mulai tidak teratur. Biasanya ditandai dengan memendeknya siklus haid
dibandingkan dengan siklus haid pada wanita yang lebih muda.

Menopause ditandai dengan tidak mendapatkan haid selama 12 bulan setelah hari
terakhirnya seorang wanita mendapatkan haid.

Keluhan serta gejala klinis Menopause

Keluhan dan gejala klinis menopause terdiri dari:

1. Keluhan Vasomotor

Hot Flushes, rasa semburan panas, terjadi perubahan kulit yang mendadak, menjadi
merah pada daerah dada, leher dan kepala yang biasanya diikuti keringat yang banyak,
biasa terjadi pada malam hari, sehingga sering bangun waktu sedang tidur.
Gejala subyektif : semburan rasa panas di wajah, dada maupun leher.
Gejala obyektif : warna merah di kulit kepala,leher maupun dada.
Perubahan fisik : Vasodilatasi perifer, takikardia, tensi normal, temperatur
kulit normal kadang lebih rendah.
Mekanisme terjadinya sampai sekarang tidak diketahui. Teori yang pernah dikemukakan :
aktivasi hilangnya panas, menurunnya sistem sentral thermostat tubuh, pengaruh kadar
rendahnya estrogen.
Berat ringannya gejala tersebut tergantung kultur, sosio-ekonomi, faktor kejiwaan.
Bila semburan panas terjadi biasanya akan mengganggu pola tidur pada malam hari., bila
berkepanjangan tidak jarang terjadi insomnia. Keadaan ini akan mengganggu kualitas
hidup, termasuk kehidupan seksual.
Gangguan vasomotor lain: gangguan perasaan, cemas, mudah tersinggung, daya ingat
menurun, lekas lelah, libido turun, depresi sakit kepala dan nyeri-nyeri sendi.

2. Keluhan Atrofi Urogenital

Terjadi perubahan pada epitel vagina dimana terjadi atrofi oleh karena terjadinya
penurunan kadar estrogen. Saat terjadi atrofi tersebut menyebabkan berkurangnya
vaskularisasi jaringan sekitar genitalia dan berakibat berkurang sampai menghilangnya
elastisitas jaringan
Gangguan tersebut menyebabkan vagina kering, iritasi, timbulnya keputihan diikuti
infeksi, dispareunia dan perdarahan pasca senggama. Gangguan juga menyebabkan
disuria, nokturia, inkontinensia, dan semua keluhan yang termasuk di kelompok infeksi
saluran kencing.

3. Osteoporosis

4. Penyakit Kardio Vaskuler

Dari semua keluhan dan gejala di atas pada beberapa wanita sering sekali pada akhirnya
menimbulkan kecemasan dan menjadi depresi. Berat dan ringannya kelainan ini
berhubungan juga dengan keadaan masa reproduksi, masa menstruasi, keadaan pasca
persalinan dan menopause. Depresi klinik ini mencapai puncaknya saat usia 30 tahun,
bukan di usia 40 tahun. Gangguan kecemasan dan depresi ini tidak berhubungan dengan
adanya penurunan hormon. Patut disyukuri bahwa pada kenyataannya hanya sebagian
kecil saja wanita pada masa menopause ini yang mengalami depresi dan lebih banyak
wanita dapat melewati masa transisi menopause ini tanpa terganggu kehidupan sehari-
hari baik secara emosi dan masalah psikologis lainnya.

Dalam penatalaksanaan menopause unsur yang terpenting adalah merubah pola hidup
dengan memodifikasi gaya hidup seperti perbaikan nutrisi, olah raga dan menghilangkan
stres dan depresi sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup baik dalam
keseharian dan juga dalam kehidupan seksual. Salah satu cara atau lebih tepat disebut
pelengkap atau komplimenter dalam penanganan menopause adalah dengan
menggunakan hypnotherapy, suatu teknik pengobatan dengan menggunakan metode
hypnosis.
Hypnotherapy

Hipnoterapi adalah suatu teknik pengobatan dengan menggunakan proses atau metode
hypnosis.

Masih banyak orang yang beranggapan salah dalam pemahaman hipnosis. Banyak yang
mengatakan hipnosis itu jahat, ilmu hitam, sihir dan masih banyak lagi sebutan yang
sejenis atau mempunyai kemiripan arti. Selalu ditafsirkan ilmu yang negatif.

Sebenarnya tanpa disadari, setiap hari kita sebagai manusia yang hidup di muka bumi ini
mengalami proses hipnosis, sebagai contoh saat kita menikmati tayangan televisi,
sinetron, kita ikut merasakan suatu perasaan atau sensasi saat menonton tersebut, sedih
senang, kecewa, marah. Itu adalah peristiwa hipnosis. Waktu jaman saya dulu, sewaktu
pulang dari bioskop, sehabis menonton film laga Bruce Lee, saya melihat orang-orang
termasuk diri saya sendiri, berjalan dengan dada tegap terbusung, terpengaruh film
tersebut seakan-akan diri kita menjadi jagoan. Itu juga disebut hipnosis.

Contoh lain yang sering tidak kita sadari, orangtua kita,sejak kita masih kecil sampai
besar, sering dinasihati, sering diberi peringatan-peringatan, baik urusan makan, sekolah,
cita-cita, pergaulan, saling menghormati dan menyayangi, hormat pada orangtua dan lain-
lain, semuanya disampaikan kepada kita berulang-ulang kali dan berulang-ulang kali
sampai kita dewasa. Apa hasilnya sekarang? Pasti semua yang ditanamkan adalah hal-hal
yang baik dan kitapun melakukan semua yang baik.

Jadi apakah hipnosis itu?

Hipnosis adalah:

1. Suatu teknik atau ilmu komunikasi yang persuasif dan sangat luar biasa sehingga dapat
membuat seseorang dapat terpengaruh.
2. Suatu teknik atau cara menurunkan gelombang otak.
3. Suatu seni dalam hal pengelolaan alam bawah sadar.
4. Suatu kondisi pikiran yang dihasilkan dari sugesti
5. Suatu kondisi yang menyerupai tidur.
6. Dan masih banyak lagi.

Yang terjadi sekarang.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan seiring semakin mudahnya mendapatkan


informasi, baik dari media massa, televisi, radio, iklan, internet yang banyak memaparkan
tentang kesehatan khususnya menopause, kita wajib bersyukur bahwa akhirnya kita
mendapat banyak sekali informasi-informasi tentang kesehatan. Semua sarana itu banyak
sekali memuat informasi yang sangat lengkap, baik tentang penyebab suatu penyakit,
bagaimana bisa menjadi sakit dan juga memuat pengobatan serta kiat-kiat untuk
menghindari penyakit itu, sehingga secara sadar kita akan selalu waspada dan akan
bersikap selalu siap menghadapinya.
Tetapi dibalik itu, apakah kita menyadarinya bahwa sesungguhnya semua informasi yang
sudah masuk ke dalam ingatan kita, yang terekam dalam ingatan kita, akhirnya akan
membuat sebagian orang, khususnya wanita, informasi itu benar-benar menjadi
kenyataan yang sesungguhnya.

Ternyata informasi tentang menopause ini sering sekali diberikan oleh dokter pada saat
seorang wanita datang untuk berobat. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua wanita
menyadari keberadaan status menopausenya, karena banyak juga wanita yang tidak ambil
pusing ketika haid sudah berhenti.

Yang sering membuat seorang wanita datang kepada dokternya adalah keluhan haid
menjadi tidak teratur atau makin banyak, berbeda dengan kebiasaan haid yang didapat
sebelum itu. Terkadang bahkan sering mengeluhkan keluhan yang lain seperti mudah
lelah, merasa ngilu atau sakit pada persendian, susah tidur, sakit saat buang air kecil.
Biasanya dapat diatasi dengan pengobatan yang sesuai dan tentu saja diberikan terapi
pengganti hormon untuk menambah yang mulai berkurang dengan segala
konsekuensinya. Sebagian wanita mengalami keluhannya berkurang bahkan keluhan
menjadi hilang.

Timbul permasalahan adalah ketika wanita tersebut mengeluhkan bahwa keluhan tersebut
menjadi bertambah berat, meskipun sudah diobati bermacam-macam obat, keluhan dan
sakitnya tidak sembuh juga. Bahkan timbul keluhan baru seperti stres bahkan depresi.
Stres memikirkan sakitnya, bahkan stres memikirkan keluarga terutama suaminya karena
dirinya merasa sudah tidak bergairah dan kurang memuaskan suaminya, stres memikirkan
usia yang bertambah tua, keriput, menjadi kurang menarik, takut ditinggalkan suaminya.
Sebagian wanita dapat mengatasi masalah tersebut, dengan cara menyibukkan dirinya
dengan suatu hobbynya, aktif olah raga, senam atau aktif di suatu perkumpulan atau
organisasi. Ternyata ada sebagian wanita yang tidak mampu mengatasinya, sehingga
dirinya tidak mampu bertahan sampai ingin mengakhiri hidupnya.

Keluhan-keluhan tersebut banyak diartikan oleh dokter adalah gangguan psikosomatis,


maka sering sekali pada akhirnya wanita ini dirujuk ke psikologi atau juga ke ahli jiwa.
Biasanya diberikan pengobatan anti depresi, penenang. Pengobatan ini banyak membawa
hasil yang baik. Tapi ada juga yang mengeluh “sampai kapan saya menggunakan obat
itu”, ada juga yang berpikir “nanti saya menjadi ketergantungan obat”, “nanti kalau tidak
minum obat keluhan ini menjadi lebih parah lagi”. Belum lagi terkadang membuat
seorang wanita menjadi kurang bergairah, mengantuk terus setiap minum obat tersebut
bahkan akhirnya timbul kebosanan.

Dalam hal menopause dini, suatu fase menopause yang terjadi sebelum masa sebenarnya
seorang wanita mengalami menopause, sebagai contoh seorang wanita yang mengalami
operasi seputar kandungan. Hal ini membuat seorang wanita juga akan mudah masuk ke
keadaaan stres. Jangankan masalah menopause, seorang wanita yang mengeluh tidak
mendapat haid yang berkepanjangan dalam masa reproduksi, itu saja sudah membuat
stres.
Bayangkan saja, sepasang suami istri yang menginginkan keturunan, ternyata istri
mempunyai keluhan haid tidak teratur, atau siklusnya lama, ditambah lagi dihubungkan
usia perkawinan boleh dibilang sudah lama, usia wanita tersebut hampir melewati usia
aman untuk dapat hamil dan ternyata wanita ini pernah mengalami operasi seputar
kandungan, bayangkan bila masalah-masalah ini muncul secara bersamaan, bukankah
menjadi beban pikiran yang sangat berat.

Bayangkan jugapermasalahan dalam hal terlambat atau haid tidak datang-datang. Ada
yang merasa menjadi gemuk kalau tidak haid, kurang sehat, badan menjadi sakit, tidak
enak badan, sering masuk angin, merasa kembung dan lain-lain. Hal ini juga terkadang
membuat stres.

Hipnosis pada menopause

Berdasarkan hal-hal di atas, maka jelas bahwa segala sesuatu dari keinginan kita, apapun
yang diinginkan, terletak pada diri kita sendiri. Disaat kita berpikir akan sesuatu hal maka
hal ini dapat menjadi kenyataan. Oleh karena itu, saya sering memberikan masukan
ataupun pengertian kepada teman-teman sejawat, bahwa cara dan teknik berkomunikasi
atau apa yang akan kita sampaikan kepada pasien atau orang lain memegang peranan
penting dalam hal pencapaian suatu keberhasilan, baik kesembuhan ataupun menemukan
solusi dari permasalahan yang ada. Maka dalam hal menangani masalah menopause
hendaknya pernyataan atau perkataan kita kepada pasien “menopause adalah suatu siklus
kehidupan yang normal pada wanita” harus sering kita sampaikan dan kita tanamkan
dengan sangat kuat pada setiap wanita. Perlu disampaikan juga bahwa gangguan haid dan
semua keluhan-keluhan yang ada, baik gejala psikosomatis sampai pada kelainan fisik
yang terjadi, semuanya disebabkan suatu proses yang normal. Dengan awal yang baik
kita melakukan kebiasaan tersebut termasuk belajar mendengarkan dan mencatat semua
keluhan pasien, akan menjadikan pasien merasa tenang dan pasrah, akhirnya siap
menghadapinya.

———–

Materi ini dibawakan pada Acara World Menopause Day, Hotel Borobudur 16 - 19
November 2006 dan Simposium Nasional PERMI, Hotel yang sama 21 - 22 April 2007.

Hipnoterapi vs “Hipnoterapi”
April 1, 2008 · admin · Jump to comments

Oleh : Adi W. Gunawan

“With great power comes great responsibility.”

Seorang kawan dari Malang kemarin main ke rumah saya dan minta bantuan untuk
mengatasi kesulitan hidupnya. Kawan saya ini telah berusaha belajar ke sana dan ke mari,
mengikut banyak pelatihan termasuk mengikuti kelas hipnoterapi di Jakarta, telah
meminta bantuan psikolog, psikiater, dan hipnoterapis, namun tetap masalahnya tidak
bisa tuntas tertangani.

Saya tidak akan membahas mengenai apa yang dilakukan oleh psikolog atau psikiater
karena ini di luar disiplin ilmu yang saya pelajari dan dalami. Yang saya bahas adalah
mengenai hipnoterapi dan hipnoterapis. Kawan saya ini telah meminta bantuan
hipnoterapis dan telah menjalani tujuh sesi terapi di klinik hipnoterapi.

Hasilnya ? Sama sekali tidak ada perubahan.

Waktu saya mendengar bahwa ia sudah diterapi tujuh sesi, tiap sesi sekitar 2 jam, dan
masih belum ada hasilnya, saya jadi bingung. Lha, bagaimana mungkin sudah tujuh sesi
masih belum ada perubahan sama sekali?

Setiap sesi terapi adalah proses yang unik. Dinamikanya selalu berbeda. Keberhasilan
suatu terapi, dalam hal ini saya khusus membahas hipnoterapi ya, bergantung pada dua
faktor yaitu klien dan terapis.

Semula saya berpikir kawan saya ini yang tidak siap untuk berubah. Istilah teknisnya
masih ada resistensi. Mengapa saya berpikir demikian? Karena menurut kawan saya
hipnoterapis yang menerapi dirinya bergelar C.Ht., atau certified hypnotherapist atau
hipnoterapis yang bersertifikasi. Nah, kalau sudah C.Ht., asumsi saya si terapis pasti
punya kemampuan yang mumpuni.

Hal ini diperkuat lagi dengan penyataan kawan saya bahwa sertifikasi terapis ini
dikeluarkan oleh lembaga pelatihan di Indonesia yang berafiliasi dengan lembaga
terkenal di Amerika.

Wah, saya menjadi semakin yakin bahwa masalahnya ada pada kawan saya. Namun dari
apa yang diceritakan kawan saya, saya menilai bahwa ia benar-benar ingin berubah. Dan
ia dengan sangat serius menjalani proses terapi. Bisa dibilang tanpa ada resistensi sama
sekali.

Lalu, mengapa kawan saya ini nggak bisa sembuh setelah melalui tujuh sesi terapi?

Karena penasaran saya menanyakan bagaimana proses terapi yang dilakukan oleh di
hipnoterapis. Dari apa yang diceritakan kawan saya ini akhirnya saya sampai pada satu
kesimpulan. Masalahnya justru terletak pada si terapis. Bukan pada kawan saya.

Apa masalahnya?

Ternyata teknik yang digunakan tidak sesuai. Hipnoterapis ini menggunakan satu teknik
saja, selama tujuh sesi terapi, untuk menerapi kawan saya. Dengan kata lain, hipnoterapis
ini “memaksakan” suatu teknik tanpa melihat hasil atau efek dari teknik tersebut.
Istilahnya therapist centered bukan client centered.
Lalu, salahnya di mana?

Secara prinsip yang dilakukan terapis ini tidak salah. Yang kurang tepat adalah ia tidak
menyesuaikan tekniknya dengan kondisi klien.

Secara teknis, dalam hipnoterapi, ada empat teknik dasar terapi:

- posthypnotic suggestion and imagery atau sugesti pascahipnosis dan imajinasi


- discovering the root cause atau menemukan akar masalah
- release atau melepas emosi negatif yang melekat pada pengalaman traumatik

Dari keempat teknik dasar ini yang digunakan oleh si hipnoterapis adalah teknik
posthypnotic suggestion.

Bagaimana ia melakukannya?

Klien diminta melakukan relaksasi dan setelah dirasa cukup rileks terapis akan
menyugesti klien. Sugestinya berisi pesan-pesan untuk pikiran bawah sadar yang bila
pesan ini diterima dan dilaksanakan oleh pikiran bawah sadar maka klien akan
mengalami perubahan positif.

Mengapa teknik ini tidak efektif terhadap kawan saya?

Ada beberapa kemungkinan. Pertama, level kedalaman trance yang tidak sesuai. Klien
tidak bisa masuk ke kedalaman trance yang diinginkan karena hipnoterapis tidak
memperhatikan tipe sugestibilitas klien. Kedua, teknik deepening tidak tepat. Ketiga,
sugesti yang diberikan tidak melihat kepribadian klien, apakah bisa diberikan direct
suggestion yang bersifat authoritative (paternal) atau passive (maternal/indirect).
Keempat, kasus yang dialami klien masuk kategori “berat”.

Jika dengan teknik posthypnotic suggestion and imagery tidak berhasil maka seharusnya
digunakan teknik berikutnya, discovering the root cause atau menemukan akar masalah
yang dilanjutkan dengan teknik release dan re-learning.

Mengapa perlu menemukan akar masalah?

Masalah atau hambatan hidup yang dialami oleh klien, dan ini tampak dalam perilakunya,
sebenarnya hanya merupakan simtom. Untuk membereskan simtom maka terapis harus
bisa menemukan akar masalah. Nah, untuk bisa menemukan akar masalah harus
digunakan teknik terapi yang lebih advanced. Nggak bisa sekadar menggunakan sugesti.

Simtom dapat diibaratkan dengan asap yang tampak keluar dari tumpukan sekam.
Bagaimana caranya agar asap bisa hilang permanen? Ya sudah tentu dengan mencari,
menemukan, dan memadamkan sumber api yang ada di dalam sekam. Betul nggak?
Seringkali yang terjadi adalah symptom removal. Setelah mendapat sugesti klien
“merasa” masalahnya telah selesai. Namun selang beberapa saat masalah yang sama akan
muncul lagi atau relapse. Hal ini mengindikasikan bahwa akar masalah yang
sesungguhnya belum tertangani.

Yang lebih sulit lagi adalah bila sampai terjadi double symptom. Artinya, simtom yang
tampak ternyata merupakan simtom dari suatu simtom dari suatu akar masalah. Nah,
kalau sudah begini kondisinya maka teknik sugesti dijamin tidak akan bisa efektif. Saya
menyebutnya dengan teknik band-aid therapy karena cara kerjanya seperti kalau kita
menutup luka dengan plester (band-aid) tanpa membersihkan bagian dalam luka.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara untuk bisa menemukan akar masalah?

Ini pertanyaan yang membutuhkan jawaban teknis. Caranya bisa macam-macam. Secara
prinsip uncovering techniques terbagi menjadi dua kelompok besar. Pertama yang disebut
dengan minor uncovering techniques dan major uncovering techniques.

Untuk lebih jelasnya, he… he…nggak bermaksud promosi ya, Anda bisa membaca buku
saya Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring. Bisa mengunakan teknik
ideomotor response, regression, desensitization, gestalt therapy, relaxation, mimpi, dan
masih banyak lagi teknik lainnya yang bisa digunakan sesuai kebutuhan.

Pembaca, selain kasus kawan saya ini, saya juga telah beberapa kali menemukan kasus
berbeda namun dengan teknik terapi yang sama, yang dilakukan oleh terapis yang
berbeda. Saya akhirnya sampai pada satu kesimpulan.

Apa itu?

Banyak orang yang mengaku hipnoterapis ternyata hanya menguasai teknik terapi
posthypnotic suggestion and imagery. Teknik ini yang digunakan oleh stage hypnotist
dalam melakukan pertunjukkan. Mungkin mereka, para hipnoterapis ini, merasa bahwa
kalau dengan sugesti saja bisa membuat subjek hipnosis melakukan apa yang
disugestikan, misalnya nggak bisa jalan, lupa nama, kehilangan suatu angka, bahkan
sampai mengalami halusinasi, maka prinsip yang sama bisa diterapkan untuk menerapi
klien yang bermasalah.

Terapi dengan sugesti bukannya tidak ampuh. Saya tidak mengatakan demikian. Teknik
ini tetap sangat ampuh namun harus memperhatikan kondisi klien. Kasus ringan misalnya
berhenti merokok, kurang percaya diri, kebiasaan menggigit jari/nail biting, bruxism,
meningkatkan prestasi akademik, atau kecemasan ringan bisa sangat terbantu dengan
menggunakan sugesti.

Namun kalau untuk kasus berat seperti trauma akibat pelecehan seksual, konflik diri,
perasaan dendam, kebencian yang hebat pada seseorang, penolakan diri akibat kehamilan
yang tidak diinginkan, proses pendidikan yang salah, atau pengalaman traumatik lainnya
yang berisi muatan emosi negatif yang tinggi, maka harus digunakan teknik terapi yang
lebih advanced.

Satu hal lagi yang cukup memprihatinkan adalah banyak orang yang hanya dengan
membaca buku hipnosis atau hipnoterapi, atau mengikuti kursus hipnoterapi singkat,
singkat maksudnya hanya dalam beberapa hari, setelah itu berani praktik, terima klien,
dan yang lebih hebat lagi berani buka klinik hipnoterapi.

Pembaca, saran saya, anda perlu hati-hati dan selektif untuk memilih hipnoterapis. Jangan
mudah percaya walaupun si hipnoterapis punya embel-embel gelar C.Ht. Gelar bukan
jaminan. Apalagi kalau orang yang praktik hipnoterapi tapi nggak punya sertifikasi. Wah,
ini bisa lebih gawat.

Mengapa saya perlu menekankan hal ini? Karena yang diotak-atik adalah pikiran. Kalau
salah penanganan maka bisa sangat berbahaya.

Sebagai penutup, saya teringat saat diminta fakultas psikologi dari salah satu universitas
terkenal di salah satu kota besar untuk menjadi penguji tamu di ujian skripsi. Kebetulan
topik yang dipilih mahasiswa adalah aplikasi hipnoterapi untuk menghentikan kebiasaan
merokok, mengatasi exam anxiety, dan penerimaan terhadap body image.

Karena mahasiswa tidak bisa melakukan terapinya maka mereka meminta bantuan
seorang hipnoterapi, dan sudah tentu yang bersertifikasi, yang dikenalkan oleh dosen
pembimbingnya.

Hasil penelitian ketiga mahasiswa ini terhadap efektivitas hipnoterapi dalam mengatasi
masalah subjek penelitian ternyata “tidak signifikan”. Saya jadi bingung. Lha, kok bisa
nggak signifikan?

Ternyata setelah saya baca skrip terapi yang juga disertakan dalam lampiran skripsi
akhirnya saya tahu mengapa kok hasilnya nggak signifikan.

Lha, bagaimana mau signifikan kalau ternyata si “hipnoterapis” hanya menggunakan


teknik sugesti. Selain itu induksi yang dilakukan juga hanya satu teknik yaitu progressive
relaxation tanpa memperhatikan tipe sugestibilitas klien. Pengujian kedalaman trance
juga dilakukan dengan pendekatan stage hypnosis.

Bisa anda bayangkan, setiap sesi terapi dilakukan sekitar antara satu setengah hingga dua
jam. Satu jam untuk melakukan induksi dan satu jam lagi untuk mensugesti. Lebih hebat
lagi, hasil signifikan ini didapat setelah subjek penelitian menjalani tiga sampai empat
sesi terapi yang sama.

Yang lebih mengagetkan saya adalah selang beberapa bulan kemudian, dosen
pembimbing ketiga mahasiswa ini, dengan menggunakan kesimpulan dari penelitian
mahasiswanya, memutuskan untuk memasukkan hasil penelitian ini ke jurnal psikologi.
Dosen ini dengan mantapnya menyimpulkan, “Hipnoterapi tidaklah seefektif yang
digembar-gemborkan.”

Untungnya hasil penelitian, yang sebenarnya kurang tepat ini, setelah mendapat banyak
saran, kritik, dan sanggahan, akhirnya tidak jadi dimasukkan ke jurnal. Salah satunya
adalah metode penelitian yang digunakan tidak tepat dan subjek penelitiannya terlalu
sedikit.

Nah, pembaca, Anda perlu hati-hati. Pastikan Anda mendapatkan hipnoterapi dari
seorang hipnoterapis dan bukan “hipnoterapis”.

Masuk ke Alam Bawah Sadar, Atasi Masalah


Psikosomatik
April 9, 2008 · admin · Jump to comments

Oleh : Ida Farida, Wartawan Harian Pikiran Rakyat

HIPNOSIS dan hipnoterapi dari hari ke hari kian banyak “penggemarnya”. Bahkan, tak
hanya orang dewasa yang menjalani terapi tersebut untuk membantu penyembuhan
berbagai penyakit, tetapi juga anak-anak yang mempunyai kesulitan belajar di
sekolahnya. Hipnoterapi memang merupakan salah satu cara yang sangat mudah, cepat,
efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan reedukasi, dan
menyembuhkan pikiran yang sakit.

SEBUT saja Bayu yang trauma terhadap pelajaran matematika di sekolah dasar, kini
malah bisa bersahabat dengan pelajaran yang semula menurutnya tidak menyenangkan.
Dalam bukunya Hypnotherapy The Art of Subconscious Restructuring yang ditulis Adi
W. Gunawan, yang melakukan terapi hipnoterapi kepada Bayu, menyebutkan bahwa
Bayu trauma terhadap matematika, yang dimulai saat anak tersebut duduk kelas III
sekolah dasar.

Manfaat hipnoterapi pun dialami Yono (46), klien seorang hipnoterapis Drg. Henry
Setiawan. Yono mengetahui pengobatan hipnoterapi dari saudaranya di Jakarta, juga dari
tayangan televisi.

Yono yang ditemani istrinya saat akan menjalani terapi, mengaku keluhannya banyak.
“Saya selalu merasa cemas, depresi, nyeri lambung, pusing, dsb. Ini sudah saya rasakan
selama 4 tahun. Saya sudah ke dokter, akupunktur, bahkan dokter ahli jiwa, tapi belum
ketemu (cocok). Akhirnya, saya coba dengan hipnoterapi,” kata ayah seorang anak ini.

Hingga kini ia sudah tiga kali diterapi. “Rasanya seperti diarahkan. Seperti orang lupa
kemudian diingatkan. Setiap selesai diterapi, ada perubahan. Kini rasanya lebih bugar,”
ujar Yono, wiraswastawan di bidang elektronik. Menurut Santi, istri Yono, suaminya
memang ada perubahan setelah menjalani hipnoterapi, sebelumnya selalu marah-marah,
sakit ini sakit itu, biasanya sakit yang dikeluhkan adalah lambung. “Tapi sekarang sudah
berkurang, sudah baikan,” kata Santi.

Kian banyaknya yang memanfaatkan terapi ini membuat banyak orang mempelajari ilmu
tersebut (lihat boks).

***

MESKI mulai banyak yang menjalani manfaat hipnoterapi, bagi sebagian masyarakat
pengobatan dengan hipnosis maupun hipnoterapi barangkali masih terdengar asing.
Orang lebih mengenalnya dengan istilah hipnotis. Kini, istilah tersebut masih mempunyai
image negatif, berkaitan dengan kejahatan, penipuan, gendam, dsb.

Sebenarnya, hipnosis dalam bentuk tradisional telah dikenal sejak ribuan tahun silam di
berbagai kebudayaan di seluruh dunia. Namun pada abad ke-18, Franz A. Mesmer
memopulerkan hipnosis untuk proses pengobatan. Mesmer menganggap dirinya
mempunyai kekuatan “ajaib” untuk mengobati pasien dengan kesaktiannya. Dan pada
abad ke-18 itu pula, Louis XVI memerintahkan Akademi Kedokteran Prancis yang
diketuai oleh Benjamin Franklin untuk meneliti dan menyidangkan ilmu yang digunakan
oleh Mesmer tersebut. Hasil dari penelitian dan persidangan itu disimpulkan, apa yang
dilakukan Mesmer hanya suatu sugesti sedemikian rupa sehingga pasien melakukan
proses penyembuhan sendiri.

Setelah melalui perjalanan panjang, saat ini hipnosis telah menemukan formatnya sebagai
salah satu cabang ilmu pengetahuan ilmiah, sama sekali tanpa unsur magis atau mistis,
terutama setelah proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Dr. Milton
Erickson M.D. (1901-1980), Dave Elman (1900-1967), Charles Tebbets, Ormond McGill,
dan beberapa tokoh hipnosis modern lain.

Aplikasi hypnosis untuk terapi atau dikenal sebagai clinical hypnosis atau hypnotherapy
bukan sesuatu yang baru muncul, tetapi telah dipraktikkan berpuluh, bahkan beratus
tahun yang lalu oleh para pakarnya. Namun, akhir-akhir ini fenomena tersebut telah
mengalami kebangkitan kembali, apalagi setelah didukung oleh teknologi dan temuan-
temuan ilmiah yang relevan.

Menurut APA (American Psychological Association), Dictionary of Psychology, edisi


2007, bukti-bukti ilmiah menunjukkan hipnoterapi dapat bermanfaat mengatasi
hipertensi, asma, insomnia, manajemen rasa nyeri akut maupun kronis, anorexia, nervosa,
makan berlebih, merokok, dan gangguan kepribadian. Hasil guna sebagai “terapi
pendukung” dalam beberapa penyakit juga telah terbukti.

“Dengan mengistirahatkan pikiran sadar (conscious mind) melalui hipnosis, seseorang


dapat diberikan memori, saran, atau sugesti yang dapat memprogram ulang pikiran
bawah sadarnya untuk berbagai tujuan positif,” kata Ferdiansyah Setiadi Setiawan, S.I.P.,
CI, CHt, CH, instruktur hipnoterpi, hipnoterapi, Ketua IBH (The Indonesian Board of
Hypnotherapy) Chapter Bandung.

***

Benarkah seseorang yang berada dalam pengaruh hipnosis dapat melakukan apa saja
sesuai kemauan sang penghipnosis? Jawabannya, tidak. “Seseorang hanya bisa dihipnosis
apabila mereka tidak menolak. Sebaliknya, mereka yang menolak untuk dihipnosis
apalagi di-”program” untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan moral, nilai,
maupun sistem kepercayaannya tidak akan bisa dihipnosis,” kata Ferdiansyah, 30 tahun,
yang belajar hipnosis di Jakarta sejak tahun 2004.

Keilmuan hipnosis dapat diaplikasikan untuk beberapa hal, antara lain stage hypnosis,
hypnotherapy, forensic hypnosis, anodyne awareness. Namun aplikasi hipnosis yang
paling sering dipergunakan adalah stage hypnosis dan hypnotherapy.

Stage hypnosis adalah aplikasi keilmuan hipnosis yangg digunakan untuk hiburan semata,
seperti yang sering kita saksikan di televisi atau di panggung hiburan. Secara teori stage
hypnosis adalah cabang keilmuan hipnosis yang paling mudah untuk dipelajari.

Hypnotherapy adalah aplikasi keilmuan hipnosis yang dipergunakan untuk mengatasi


berbagai macam permasalahan psikologis antara lain trauma, phobia, pemberdayaan
diri/motivasi, mengubah perilaku negatif (kecanduan), dll. Bila dihubungkan dengan
penyakit fisik/medis, secara teori hypnotherapy hanya dapat menyembuhkan penyakit
yang disebabkan oleh pikiran (psikosomatik) dan hanya bisa membantu proses
penyembuhan untuk penyakit medis lain seperti kanker, AIDS, dengan cara
meningkatkan semangat hidup penderita agar kekebalan tubuhnya dapat meningkat.

Selain itu, hipnosis bisa juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit, sebagai aplikasi
dari anodyne awareness, yang biasa digunakan dalam proses persalinan. Bahkan,
hipnosis bisa juga digunakan untuk melakukan operasi tanpa anastesi. Namun hal ini
hanya boleh dipergunakan dalam keadaan tertentu.

Pada dasarnya, hipnoterapi sama sekali tidak berbahaya dan tidak memiliki risiko atau
efek samping, selama dilakukan oleh seorang hipnoterapis (ahli hipnoterapi) yang benar-
benar menguasai keilmuan hipnoterapi. Karena dalam melakukan hipnoterapi harus
menggunakan proses dan prosedur yang benar.

Untuk menjadi seorang hipnoterapis profesional diperlukan pengetahuan hipnoterapi


yang benar dan mendalam, sesuai dengan standar kurikulum internasional yang berlaku,
memiliki sertifikasi hypnotherapist (baca juga tulisan di boks)

The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH) adalah lembaga atau organisasi


hipnoterapi pertama dan terbesar di Indonesia yang dibentuk oleh beberapa pakar
hipnoterapi Indonesia dan diresmikan pada tahun 2002 di Jakarta. Kini anggotanya
sekitar 7.000 orang, tersebar di seluruh Indonesia . IBH Chapter Bandung dan sekitarnya
berdiri tahun 2006, dengan anggota sekitar 30 orang.

***

Sebagai orang yang ahli hipnoterapi, Ferdiansyah mempunyai banyak “klien” dengan
macam-macam keluhan seperti mag, fobia, darah tinggi, stroke, alergi, asma, dll. Dari
pengalaman menangani beberapa klien, Ferdian dapat membagi menjadi tiga kategori
manusia bila dilihat dari tingkat sugestibilitasnya:

- Mudah, masuk zona hipnosis (trance) hanya dengan hitungan detik hingga menit.
- Moderat, masuk zona hipnosis sampai 90 menit.
- Sulit, masuk zona hipnosis bisa berjam-jam atau berhari-hari.

Menurutnya, proses hipnosis merupakan fenomena alamiah. Selama ini, isu yang muncul
adalah seseorang yang lemah dan pikirannya sedang kosong, melamun, mudah
dihipnotis. Ternyata menurut Ferdian, yang mudah masuk ke zona hipnosis justru orang
memiliki imajinasi cukup bagus, fokus, dan kontrol dirinya cepat.

Saat memberi terapi, Ferdian menetapkan, klien (pasien) duduk di tempat yang nyaman
dan sepi. Bagi klien baru, sebelum memasuki sesi terapi, harus menjelaskan apa yang
menjadi keluhannya, sejak kapan, kira-kira apa penyebabnya. Setelah menjelaskan
bagaimana cara kerja hipnoterapi, dan klien setuju untuk diterapi, baru dimulai sesi terapi
(induksi).

Terapi awal (preinduction interview), memakan waktu sekitar 2 jam. Pada sesi ini,
biasanya hipnoterapis menggali latar belakang permasalahan. Sesi berikutnya (induksi)
melakukan apa yang mau diperbaiki. Kemudian, masuk ke sesi untuk menggali lebih
dalam (deeping) lalu terapi dengan berbagai macam teknik terapi/modul.

Menurut Ferdian, klien dengan trauma perkosaan bisa sembuh kembali setelah datang 5
kali terapi. Klien dengan keluhan kecanduan rokok, bisa berhenti setelah datang 4 sesi.
“Tapi itu tergantung keinginan dari klien, setiap orang kondisinya tidak sama,” katanya.

Drg. Henry Setiawan, 37 tahun, adalah salah seorang yang mendalami Hipnoterapi. Ia
sudah mendapat gelar CHt (Certified Hypnotherapist) dan telah menjadi anggota The
Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH). “Saya tertarik mendalami Hipnoterapi karena
bisa untuk mengembangkan potensi manusia, juga bisa membantu orang lain. Minimal
untuk diri sendiri dan keluarga,” kata alumni FKG Unpad itu.

“Sebagai hipnoterapis, saya hanya membimbing untuk mencapai/ menyelesaikan


masalah. Pemulihan klien harus dari diri sendiri, dan tanpa obat-obatan,” kata Henry.
Hipnoterapi Bantu Sembuhkan Multiple Sklerosis
April 7, 2008 · admin · Jump to comments

Hipnoterapi Bantu Sembuhkan Multiple Sklerosis

Oleh :

Sulung Prasetyo
Harian Sinar Harapan

Multiple sklerosis, penyakit kelumpuhan yang disebabkan rusaknya fungsi otak karena
virus, disinyalir bisa disembuhkan dengan terapi hipnosis. Sebuah percobaan
penyembuhan melalui perbaikan cara pikir mengenai sebuah penyakit.

Percaya atau tidak, tubuh manusia sesungguhnya telah memiliki semua kebutuhan kimia
yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Daya alami tersebut kemudian bisa
dimaksimalkan bila asupan makanan sehat dapat terpenuhi. Namun di balik semua itu,
pikiran yang sehat merupakan syarat mutlak di balik itu semua. Sebab tanpa pikiran yang
sehat serta bermakna positif, mungkin selamanya seseorang menganggap sebuah
fenomena sakit tak akan tersembuhkan.

Hal itu juga yang dirasakan Pepeng, seorang master antropolog, psikolog, pelawak senior,
dan entertainer yang mungkin sudah sering kita dengar namanya. Pepeng, yang mulanya
ceria, tiba-tiba Juli 2005 lalu harus menghadapi kenyataan pahit. Karena tiba-tiba kedua
kakinya mengalami kelumpuhan. “Mula-mula kaki ini terasa kesemutan, entah
bagaimana tiba-tiba saya lumpuh,” ceritanya, pada wartawan di Jakarta (22/3).

Analisis dokter kemudian memvonis, lelaki berkacamata ini mengidap penyakit multiple
sklerosis. Sejenis penyakit yang terjadi karena adanya parutan di otak dan sumsum tulang
belakang. Penyebab penyakit ini sebenarnya belum diketahui secara jelas. Namun yang
pasti akibat parutan tersebut, membuat fungsi otak sebagai pemberi perintah pada tubuh
menjadi tak signifikan lagi.

Kelumpuhan tersebut pada akhirnya seperti menyurutkan semangat hidup Pepeng.


Bagaimana tidak, kesibukannya sebagai seorang entertainer tidaklah mungkin akan
dijalani dengan kondisinya serupa itu. “Saya sempat putus asa juga. Mengapa Tuhan
memberikan cobaan ini pada saya ?” tanyanya.

Seiring waktu berjalan, Pepeng terus berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Hingga
satu waktu ia bertemu dengan Wasis Budi Harjanto, salah seorang instruktur pada terapi
hipnosis di Hypnosis Training Institute of Indonesia. Pengetahuan Pepeng pada dunia
psikologi yang membuatnya kemudian mencoba terapi tersebut untuk penyembuhan
penyakitnya.
“Saya tahu seseorang memiliki pikiran bawah sadar. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk
menyembuhkan penyakit saya,” ujarnya menjelaskan. Pengendalian dari pikiran bawah
sadar itu kemudian yang diterapkan untuk memperbaiki kondisi seseorang yang terserang
penyakit. Terapi ini yang kemudian dikenal dengan nama Hipnoterapi. “Hal ini didasari
pada kenyataan bahwa sebenarnya banyak penyakit fisik diawali oleh penyakit mental,”
urai Wasis Budi Harjanto, pada kesempatan yang sama.

“Dengan mengubah mindset seseorang terhadap sesuatu hal melalui hipnotis. Bisa
mengubah persepsi orang tersebut dalam memandang masalahnya,” ujar Wasis. “Seperti
kasus Pepeng misalnya. Enam bulan lalu ia terlihat putus asa karena kelumpuhan yang
tiba-tiba dideritanya,” papar Wasis. “Kemudian saat ia mulai menempuh terapi hipnosis
ini, terlihat harapan yang mulai terkembang kembali,” tambahnya. “Dengan fenomena
seperti itu, saya yakin tak sampai enam bulan ke depan ia akan sembuh total dari
penyakitnya.”

Pepeng sendiri sebenarnya belum bisa dikatakan sembuh dari penyakitnya. Namun saat
ditemui dalam acara tersebut memang terlihat lebih memiliki harapan akan kesembuhan
penyakitnya. Beberapa kali ia mencoba melangkahkan kakinya, meskipun masih terlihat
kerenyit kesakitan di mukanya, ia mulai melangkah. Tapi paling tidak memang ada
semangat muncul di sana.

Menurut beberapa ahli kejiwaan sendiri, penanganan kasus seperti ini sebenarnya bisa
saja. Banyak juga yang mengakui, bahwa penyembuhan terbaik bagi seseorang yang
mengalami penyakit seperti Pepeng harus dilihat secara holistik.

Dan penyembuhan melalui sisi mental seperti ini, tetaplah dianggap suatu hal yang amat
diperlukan keberadaannya, selain juga tetap melanjutkan terapi penyembuhan secara
klinis.

Ramai-Ramai Belajar Hipnotis


April 2, 2008 · admin · Jump to comments

Oleh :Jodhi Yudono


Harian Kompas

Pada Sabtu siang di pertengahan Desember 2004, di lounge butik Socialite


yang terletak di bilangan Jakarta Selatan, berkumpul puluhan eksekutif
muda dari berbagai profesi.

Hari itu, mereka memenuhi undangan seharga 1,5 juta rupiah dari sebuah event
organizer (EO) bernama Anggrek Communications untuk mengikuti workshop
hipnotis selama delapan jam. Tujuannya, tentu saja agar mereka mengerti tentang
hipnotis serta manfaatnya.
Maka, setelah paruh waktu berworkshop, mulailah para peserta itu berpasang-
pasangan untuk mempraktikan ilmu hipnotis dari instruktur.

Lalu, seorang yang kebagian jadi hypnotist (orang yang menghipnotis) pun mulai
menghipnotis temannya, “Saya akan memandu anda untuk mengerahkan kekuatan
pikiran anda…Mohon anda rileks dengan memejamkan mata. Selanjutnya, saya akan
memandu anda agar anda dapat lebih mudah melakukannya…anda cukup
mendengarkan apa yang saya katakan….”

Begitulah, dengan ilmu hipnotis yang baru didapat sekitar empat jam, para hypnotist
dadakan itu berusaha menyugesti Suyet (orang yang dihipnotis) laiknya seorang
hypnotist ulung.

Terdengar suara lembut dari seorang peserta bernama Letta yang sedang
menghipnotis seorang wartawan, “Sekarang bayangkan anda sedang ada di pelukan
istri. Anda merasa nyaman, rileks, karena istri anda kini juga memijat anda (Letta
mulai memijat-mijat suyet sambil bibirnya meniup-niupkan udara ke wajah suyet
untuk mendukung kenyamanan si suyet). Isap napas dalam-dalam, hembuskan
(Letta mengeluarkan napasnya membantu suyet, suaranya mirip seorang yang
sedang melakukan body language, ssss…). Ya, tidur anda kini makin lelap…”

Sementara di sebelahnya, terlihat seorang produser radio juga sedang menghipnotis.


“Korbannya” kali ini adalah seorang fotografer. Sekitar sepuluh pasang peserta
workshop itu asyik dengan perannya masing-masing.

Melihat animo peserta yang cukup tinggi, boleh jadi ini akibat dari sebuah tayangan
televisi yang memamerkan kemampuan hipnotis Romi Rafael yang tampak begitu
gampang “ngerjain” orang dengan ilmu hipnotisnya menjadi sebuah tontonan yang
menarik.

“Nggak cuma itu. Dengan tahu ilmu hipnotis, kita juga bisa menangkal kejahatan
yang dilakukan tukang gendam (hypnotiest tradisional) yang suka mencari korban di
pasar atau di mal,” tutur Erni Koesworini, pemilik EO Anggrek Communications.

Letta, yang berprofesi sebagai penyiar radio swasta di Jakarta itu mengaku,
keikutsertaannya dalam workshop itu sekedar memenuhi rasa penasarannya
mengenai hipnotis. “Syukur-syukur kalau bisa menguasai ilmunya, jadi bisa
dipraktikkan untuk menyugesti anak-anak agar rajin belajar,” ujar Letta yang
memiliki dua anak.

Ya, semenjak Deddy Corbuzier “membumikan” sulap lewat televisi dan menjadikan
sulap dan pesulapnya kian dekat dengan masyarakat, rupanya kini gantian hipnotis
mendapat giliran memasyarakat.

Bahkan, instruktur hipnotis Yan Nurindra yang siang itu memberikan workshop
mengatakan, dirinya kini mengajar hipnotis di empat kota : Jakarta, Semarang,
Yogyakarta dan Denpasar.

Itu artinya, ilmu hipnotis bukan lagi menjadi ilmu angker yang cuma dimiliki oleh
mereka yang tabah berlaku batin dengan puasa, bertapa, atau melafal doa, seperti
yang dilakukan oleh para hypnotiest tradisional, sebutan untuk mereka yang belajar
ilmu hipnotis dengan cara-cara klasik seperti disebut di atas yang menghasilkan
“orang-orang sakti” atau yang kita kenal dengan sebutan paranormal.

“Awalnya, saya belajar hipnotis juga dengan cara seperti itu. Menyepi ke tempat-
tempat keramat,” tutur Yan.

Menurut Yan, praktik paranormal sebetulnya bagian dari hipnotis. Ketika mereka
bertapa, berpuasa, dan berolah batin lainnya, sebetulnya mereka sedang memupuk
keyakinan untuk berkemampuan sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya,
kemampuan untuk tak mempan senjata tajam, mampu mengobati, bahkan
mempengaruhi orang lain. “Itu disebut self hypnotis,” jelas Yan.

Maka, ketika seseorang sudah memiliki keyakinan dirinya berkemapuan, orang


tersebut bisa mentransfer ilmunya ke orang lain melalui sugesti.

Lalu, Yan pun memberi contoh bagaimana proses lahirnya sebuah jimat yang
diberikan oleh “orang pintar”. Katanya, jimat itu sebetulnya anchor yang diberikan
kepada suyet (orang yang dihipnotis). Adapun anchor, adalah sugesti berupa simbol-
simbol yang akan menghasilkan reaksi pemikiran, emosional, atau perilaku tertentu.

Yan memberi contoh, saat suyet sudah berada di bawah pengaruh seorang
paranormal, maka paranormal itu pun mulai memberi anchor. Misalnya dengan
sugesti seperti ini, “saat kamu memegang benda ini (jimat) maka kamu tidak
merasa panas saat kulitmu saya bakar dengan korek.”

Proses ini, menurut Yan, sama dengan munculnya fenomena hantu. Hantu, kata Yan,
adalah entitas yang muncul dari diri seseorang yang pernah mendapat semacam
anchor dari orang lain. Misalnya, sejak kecil kita sudah diberi anchor, bahwa
kuburan, tempat gelap, pohon besar, rumah kosong, adalah tempat-tempat
berhantu. Nah, saat kita berada di tempat-tempat tersebut, anchor itu pun mulai
bekerja. Mereka yang secara fisik maupun mental sedang lemah, akan lebih mudah
melihat ujud yang sekian lama mengendap di alam bawah sadarnya.

Ilmu hipnotis modern dikenal manusia sejak abad 18. Tokoh utamanya
adalah Franz Anton Mesmer, dan disusul oleh James Braid, Charcot,
Liebault, Bemheim, Sigmund Freud, Clark Haul, dan sebagainya.

Hipnotis oleh para pakar di barat lebih diyakini sebagai seni ketimbang klenik.
Hipnotis, kata para pakar itu, merupakan seni sugesti, seni komunikasi, seni
merubah tingkat kesadaran, dan seni eksplorasi alam bawah sadar.

Yan mengungkap, konsep dasar hipnotis adalah belajar memahami fakta dan mitos
di sekitar hipnotis, memahami fungsi dan peranan Sub-Conscious (alam bawah
sadar), memahami perbedaan antara Western hipnotis dan Eastern Hipnotis,
memahami ruang lingkup Hipnotis dan fungsi hipnotis dalam kehidupan sehari-hari,
dapat melakukan Hypnosis sederhana dengan prosedur yang benar, dengan orientasi
utama ke stage hipnotis (Entertaintment Hypnosis), serta apresiasi terhadap aplikasi
khusus hipnotis yang berisi antara lain : Professional Stage Hypnosis, Clinical
Hypnotherapy, Forensic Hypnosis, dan Anodyne Awareness.

Secara sederhana, dengan memiliki dasar ilmu hipnotis seorang Hypnotist dapat
membuat seseorang (Suyet) sangat relaks dan tenang. Bahkan pada orang-orang
tertentu dan dalam situasi tertentu, seorang Hypnotist dapat membuat Suyet sangat
tenang secara ekstrim, sehingga masuk ke suatu tahapan yang dikenal sebagai
kondisi “Hypnotic” atau “Tertidur Hypnosis”.

Pada saat Suyet sudah dalam kondisi sangat rileks, atau dalam kondisi “Hypnos”,
maka Hypnotist dapat memberikan sugesti-sugesti yang relatif lebih mudah diterima
oleh Suyet dibandingkan dalam kondidi biasa.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah setiap orang dapat menjadi seorang
hypnotist? Yan memberi jawaban begini, “Hipnotis adalah ilmu komunikasi yang
sangat prima. Oleh karena itu persyaratan dasar agar seseorang dapat menjadi
seorang Hypnotist yang ahli, dia harus memiliki kemampuan komunikasi verbal dan
non verbal (Body Language) yang sangat baik, dan bersifat persuasif, mampu
menginterptrestasikan bahasa tubuh (Body Language) dari lawan komunikasi,
Memiliki kreativitas tinggi dalam berkomunikasi, dan mampu untuk menyesuaikan
diri dengan strata lawan komunikasi, memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Kemudian, pertanyaan berikutnya adalah, apakah setiap orang bisa dihipnotis?


Rupanya, ada beberapa persyaratan untuk seseorang bisa dihipnotis. Di antaranya
adalah, ia harus pada kondisi Hypnotisability: tidak menolak (Secara Sadar), dapat
berkomunikasi, berkemampuan untuk fokus.

Secara umum, wilayah kesadaran manusia memiliki tiga kategori. Terdiri dari:
Kesadaran Tinggi (Super-Conscious), Kesadaran Normal (Conscious), Bawah Sadar
(Sub-Conscious). Dalam kehidupan sehari-hari, mekanisme manusia biasanya
terdiri: Conscious 12 % , Sub-Conscious 88 %.

Nah, keberhasilan praktik hipnotis adalah ketika suyet sudah berada pada situasi
deep trance. Namun, untuk mencapat tingkat ini, ada faktor yang
mempengaruhinya. Yakni, kondisi psikologis (Kejiwaan) suyet, tingkat keaktifan
berpikir suyet, suasana dan kondisi lingkungan, ketrampilan seorang hypnotist,
waktu, serta tingkat kepercayaan suyet terhadap seorang hypnotist.

Pre-Induction (pra-induksi) merupakan suatu proses untuk mempersiapkan


suatu situasi dan kondisi yang bersifat kondusif antara seorang Hypnosis
dan Suyet.

Agar proses Pre-Induction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya Hypnotist


harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari Suyet, antara lain : hal yang
diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui Suyet terhadap Hypnosis, dan
seterusnya.

Pre-Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-hal lain
yang bersifat mendekatkan seorang Hypnotist secara mental terhadap seorang
Suyet.

Pre-Induction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali kegagalan proses


hipnotis diawali dari proses Pre-Induction yang tidak tepat.

Langkah berikutnya adalah Induction (induksi). Merupakan kunci utama dalam


proses hipnotis, karena proses inilah yang akan membawa Suyet dari kondisi “Beta”
ke kondisi “Alpha” bahkan “Theta” dengan kondisi sepenuhnya di bawah kendali
seorang Hypnotist.

Bagian utama dari induction adalah “kalimat kunci” dari seorang Hypnotist, ketika
memerintahkan seorang Suyet untuk tidur “Hypnotic”, di mana selanjutnya
Hypnotist akan mengambil alih kendali atas Sub-Conscious Suyet.

Secara utuh, proses induction terdiri dari 3 bagian, yaitu: Relaxation, adalah proses
untuk mengurangi keaktifan BrainWave Suyet (High Beta to Low Beta). Induction,
adalah Proses untuk membawa Suyet ke Brainwave Alpha, untuk selanjutnya siap di-
sugesti dengan “kalimat kunci”. Deepining adalah proses untuk membawa Suyet ke
“Trance Level” yang lebih dalam (Theta).

Selanjutnya, sampailah kita pada proses Dept Level Test. Seringkali diistilahkan
dengan “Trance Level Test” atau pengujian tingkat kedalaman “Hypnotic” seorang
Suyet.

Bagi seorang Stage hypnotist, perlu memperoleh seorang Suyet dengan tingkat
kedalaman “Trance” tertentu. Minimal : Medium Trance. Bagi seorang
Hypnotherapist, tingkat kedalaman “Trance” akan berkaitan dengan efektivitas
pengaruh Sugesti Therapi yang akan diberikan kepada Suyet.

Depth Level Test dilakukan dengan cara memberikan perintah sederhana yang
berlawanan dengan logika kesadaran biasa (Conscious). Jika tingkat kedalaman
“Trance” yang dimaksud belum dicapai, maka Hypnotist harus melakukan
“induction” kembali. Seringkali diikuti dengan segesti yang bersifat “provokatif”.
Tidak setiap orang dapat mencapai tingkat “Trance” yang dalam. Hal ini tidak
menjadi masalah dalam Hypnotherapy.

Kemudian kita menginjak pada langkah Suggestion atau Sugesti. Merupakan


tahapan inti dari maksud dan tujuan proses hipnotis. Pada tahapan ini seorang
Hypnotist mulai dapat memasukkan kalimat-kalimat sugesti ke Sub-Conscious Suyet.

Setelah itu, kita menuju tahapan Post Hypnotic Suggestion. Yakni, suatu Sugesti
yang tetap “bekerja” walaupun seorang telah berada dalam kondisi pasca-hipnotis
(normal). Post Hypnotic Suggestion merupakan hal penting yang mendasari proses
Clinical Hypnotherapy.

Apabila hypnotist ingin mengendalikan Suyet, ia bisa menggunakan simbol bunyi


atau tindakan. Inilah yang disebut Anchor. Yakni sugesti berupa simbol-simbol yang
akan menghasilkan reaksi pemikiran, emosional, atau perilaku tertentu disebut juga
dengan “Anchor”. Inilah yang sering dipraktikan Romy Rafael di televisi atau dikenal
dengan istilah anchoring, yang merupakan proses “Programming” seorang Hypnotist
terhadap Suyet. Misalnya, mulai saat ini, jika kamu melihat Warung Tegal, maka
kamu tidak dapat menahan keinginan kamu untuk mentraktir saya!

Tahap paling akhir adalah Termination, yakni suatu tahapan untuk mengakhiri
proses hipnotis. Konsep Termination adalah agar seorang Suyet tidak mengalami
kejutan psikologis ketika terbangun dari “tidur hipnotis”.
Standar dari proses Termination adalah membangun sugesti positif yang akan
membuat tubuh seorang Suyet lebih segar dan relaks, kemudian diikuti dengan
regresi beberapa detik untuk membawa Suyet ke kondisi normal kembali.

Di ruang yang tak seberapa lebar itu, proses saling menghipnotis pun usai
pada sore hari. Pasangan-pasangan yang sudah mempraktikan pelajaran
hipnotis pun saling berdialog.

“Bagaimana rasanya?” tanya Letta kepada Suyet.


“Apanya yang bagaimana?” Suyet ganti bertanya.
“Terhipnotis nggak sama saya?”
Suyet tersenyum.
“Kok senyum?” Letta mulai penasaran.
Suyet senyum lagi. Letta tambah penasaran. Ia pun mulai merajuk, kepingin tahu
betul, apakah ilmu hipnotisnya sudah bisa diandalkan atau belum.
“Gimana? Jangan senyum-senyum gitu dong,” ujar Letta tambah penasaran.
“Jawaban jujur atau terus terang?” Suyet menjawab.
“Ya yang jujur dong.”
“Saya malah terangsang.”
“Hah?!”
“Habis situ menghipnotisnya pakai pijat-pijat segala sih.”

Anda mungkin juga menyukai