Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Oleh :
Kelompok 4
TAHUN 2022
1
Kata pengantar
Assalamualaikum,wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Askep Tumor Tulang ” tepat pada waktunya. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami sebagai materi kuliah yang harus di
pahami dan di mengerti maksudnya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi untuk itu kritik dan saran yang membangun
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah kami.
Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini. Maka kami selaku penyusun memohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Kelompok 4
2
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Tumor ganas sering bermetastis sampai paru-paru selama tahap awalnya.
Osteosarkoma merupakan keganasan tulang yang utama, sering ditemukan pada anak-anak
dan remaja. Tumor tulang metastatik awalnya terdapat di paru-paru, payudara, prostat, ginjal,
ovary, atau tiroid. Insiden osteosarkoma lebih banyak terjadi daripada tumor tulang primer
dan memiliki prognosis yang buruk. Karsinoma akan lebih sering bermetastatis ke tulang
daripada sarkoma.
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455
kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus
tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor
ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh
tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam
stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum
terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam
keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani
maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan
karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
5
1.4.1 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan
dasar manusia yang bersifat tidak mampu dilakukan, tidak mau dilakukan, atau
tidak diketahui bagaimana cara melakukannya.
1.4.2 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat menentukan diagnosis keperawatan
setelah dilakukan identifikasi, Khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien
tumor muskuloskeletal.
1.4.3 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat menentukan rencana tindakan setelah
diagnosis ditegakkan, Khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien tumor
muskuloskeletal.
6
BAB I
PEMBAHASAN
2.1.2 Etiologi
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
b. Keturunan, Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko kanker tulang
adalah:
Multiple exostoses
Rothmund-Thomson sindrom
Retinoblastoma genetik
Li-Fraumeni sindrom
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit paget (akibat
pajanan radiasi ).
2.1.3 Patofisiologi
Gambaran patologik yang penting untuk meramalkan perjalanan klinis dan
menentukan cara penanggulangannya ialah banyaknya mitosis dan banyaknya nekrosis.
Tumor ganas ini dibagi dalam tiga derajat maliknitas. Bila klien mendapat terapi
optimal, prognosis pertahanan hidup setiap lima tahunnya, berdasarkan derajat
keganasan tumor dari derajat I – III adalah 90%, 70%, dan 45%. Banyaknya mitosis dari
derajat I – III berturut-turut adalah < 4/2 mml2, 4-25/2 mm2 (2mm2 artinya banyaknya
mitosis pada lapangan mikroskopik 2mm2).
7
Insiden dari beberapa neoplasma berkaitan dengan usia, misalnya osteosarkoma
terjadi kebanyakan pada anak dan remaja, dan osteoklastoma terjadi pada dewasa.
Lokasi anatomi juga mempunyai kekhususan, yaitu sering terjadi pada daerah metafisis
tulang panjang seperti femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal.
8
b) Patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh
Manifestasi klinis yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat badan,
kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala tumor tulang, tapi bisa juga
merupakan indikator penyakit lain.
2.1.7 Jenis – Jenis Tumor
a) Multipel myeloma
Tumor ganas tulang yang paling sering ditemukan adalah multiple myeloma,
akibat proliferasi ganas dari sel-sel plasma. Myeloma multiple merupakan keganasan sel
plasma yang ditandai dengan pengantian sumsum tulang, destruksi tulang dan
pembentukan paraprotein.
Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri
seringkali pada tulang iga dan tulang belakang. Tanda lain adalah teraba lesi tulang,
terutama pada tulang tengkorak, dan klavikula. Lesi-lesi pada tulang punggung dapat
menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-kadang menjepit saraf spinal.
Pengobatannya memerlukan berbagai usaha sebab myeloma multiple
menyerang banyak organ. Tujuan terapi myeloma sering kali paliatif, jika penyakit yang
di temukan di temukan dalam keadaan minimal atau jika diagnosis keganasan
meragukan, pasien harus di observasi tanpa dilakukan terapi sebelumnya.
b) Tumor Raksasa
Tumor ini biasanya berasal dari sarumg tendo. Sifat khas dari tumor sel
raksasa adalah adanya stroma vascular dan seluler yang terdiri atas sel-sel berbentuk
oval yang mengandung sejumlah nucleus, kecil dan berwarna gelap. Sel raksasa ini
merupakan sel besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda. Sel ini
mengandung sejumlah nucleus yang vesikuler dan menyerupai sel-sel stroma.
Tumor sel raksasa sering terjadi pada orang dewasa muda dan lebih banyak
pada wanita. Tumor ini sering menyerang pada ujung-ujung tulang panjang, terutama
lutut dan ujung bawah radius.
Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri, disamping gejala keterbatasan
gerak sendi dan kelemahan. Tumor ini (sekitar 60% atau lebih) cenderung kambuh
secara local dan biasanya tumor yang kambuh karena tidak bersihnya eksisi akan bersih
bersifat lebih ganas. Untuk memastikan jenis tumor dilakukan biopsi, kemudian perlu
9
dilakukan eksisis local yang cukup luas, termasuk pengangkatan jaringan normal dari
tepi tumor. Dengan melakukan biopsy maka diagnosis dapat ditegakkan dan operasi
lokal yang disertai tindakan rekonstruksi segera dapat dilakukan.
c) Osteoma
Merupakan lesi tulang yang bersifat jinak yang ditandai oleh pertumbuhan
tulang yang abnormal. Osteoma klasik berwujud sebagai benjolan yang tumbuh dengan
lambat dan tidak nyeri. Jika lesi menimbulkan gejala, maka perawatan yang dipilih
adalah eksisi osteoma dengan pembedahan. Operasi pembuangan bagian tulang yang
membesar ini juga dilakukan utuk keperluan diagnostic pada lesi-lesi yang besar. Eksisi
biasanya memberikan penyembuhan pada tulang. Pada pemeriksaan radiografi, osteoma
perifer tambak sebagai lesi radio – opak yang meluas dari permukaan tulang. Osteomas
sentral tampak sebagai suatu massa sklerotik berbatas jelas dalam tulang.
d) Kondroblastoma
Adalah tumor jinak yang jarang ditemukan, dan biasanya menyerang anak
laki-laki yang berusia remaja. Tumor ini secara unik ditemukan di Epifisis. Tempat
yang paking sering terserang adalah humerus. Gejala yang muncul seringkali berupa
nyeri sendi yang timbul dari jaringan tulang rawan. Perawatannya dilakukan dengan
eksisi pembedahan. Jika mengalami kekambuhan, maka tumor ini akan di tangani
dengan eksisi, bedah beku atau radioterapi.
e) Enkondroma
Enkondroma atau kondroma sentral adalah tumor jinak dari sel-sel tulang
rawan dispalstik yang timbulnya pada metafisis tulang tubular terutama pada tangan dan
kaki, seperti falang, metacarpus, dan metatarsus. Pada pemeriksaan radiografi didapati
titik-titik perkapuran yang berbatas tegas, membesar,dan menipis. Tanda itu merupakan
cirri khas dari tumor enkondroma. Tumor berkembang selama massa pertumbuhan pada
anak-anak atau remaja. Keadaan tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya fraktur
patologis.
Enkondroma tidak menimbulkan gejala nyeri sampai terjadi pembengkakan, atau
fraktur patologis pada tulang yang korteksnya menjadi tipis karena absorbs
enkondroma. Untuk jenis gangguan ini biasanya dilakukan pembedahan dengan kuret
dan pencangkokan tulang.
10
f) Sarkoma Osteogenik (osteosarkoma)
Merupakan neoplasma tulamg primer yang sangat ganas kedua. Neoplasma ini
sering di temukan pada anak, remaja, dan dewasa muda. Tumor ini tumbuh pada bagian
metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor adalah bagian ujung tulang
panjang, terutama lutut. Osteosarkoma paling banyak menyerang anak remaja dan
mereka yang mengijak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang klien penyakit paget
yang berusia lebih dari 50 tahun.
Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum dari
osteosarkoma. Penampakan luar dari osteosarkoma dapat berupa osteolitik dimana
tulang telah mengalami perusakan dan jaringan lunak diinvasi oleh tumor, atau
periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, dan pada hasil
pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya suatu bangunan yang berbentuk segitiga.
Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai bentuk keganasan tulang yang
lain, tetapi bersifat khas untuk sarcoma osteogenik. Tumor ini dapat menghasilkan suatu
pertumbuhan tulang yang bersifat abortif. Pada radiogram akan terlihat sebagai suatu
sunburst (pancaran sinar matahari).
g) Kondrosarkoma
Tumor ini paling sering menyerang pria berusia di atas 35 tahun (price,1995).
Gejala yang paling sering adalah adanya massa tanpa nyeri yang berlangsung lama
tetapi mungkin akan diikuti pertumbuhan yang cepat dan agresif. Tempat-tempat yang
sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur, tulang iga, gelang bahu, dan tulang-
tulang kraniovasial.
Tampak sebagai suatu daerah radiolusen dengan bercak-bercak berkapuaran
yang tidak jelas, pada penampakan radiogram. Penatalaksanaannya terbaik yang
dilakukan pada saat ini adalah dengan eksisi radikal, juga dengan bedah beku,
radioterapi, dan kemoterapi. Untuk lesi-lesi yang agresif dan kambuh berulang-ulang,
penatalaksanaannya yang paling tepat adalah dengan amputasi.
Terapinya adlah dengan mengangkat kelainan yang disusul dengan
kemoterapi bila perlu. Walaupun bermetastasis, tetapi prognosisnya lebih baik daripada
osteosarkoma.
11
h) Sarkoma Ewing
Sarkoma ewing adalah jenis tumor tulang lain yang sangat ganas. Tumor ini
sering memenuhi sum-sum tulang panjang dan merupakan neoplasma tulang primer
ketiga yang paling sering dijumpai. Tumor ini paling terjadi pada anak-anak belasan
tahun dan paling sering pada kortus tulang panjang. Penampilan secara kasarnya adalah
berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke reticulum sum-sum tulang dan merusak
korteks tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang
yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang sehingga membentuk gambaran
berupa kulit bawang.
Tanda dan gejala yang khas berupa nyeri,benjolan nyeri tekan,dema seperti
pada klien osteomielitis akut (38-40oc), dan leukositosis (20.000-40.000
leukosit/mm3).penatalaksanaannya berupa pengobatan dengan penyinaran, pemberian
obat-obat sitostatik, dan pembedahan dilakukan untuk membuang tumor. Tumor ewing
bersifat relative radiosensitive. Prognosis sarcoma ewing mirip osteosarkoma yaitu
buruk dan tidak jarang klien meninggal beberapa tahun setelah didiagnosis.
12
contoh hasil rontgen:
2.1.9 Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.
Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan
putasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota
tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan,
kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi. Osteosarkoma biasanya ditangani
dengan pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang
digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi
(siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini
mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan
normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin,
kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale, 1999).
b) Tindakan keperawatan
Manajemen nyeri Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi
napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi
( pemberian analgetika ).
Mengajarkan mekanisme koping yang efektif, Motivasi klien dan keluarga
untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril
serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau
rohaniawan.
13
Memberikan nutrisi yang adekuat, Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah
sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu
diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat
mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat
dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
Pendidikan kesehatan Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan
tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik
perawatan luka di rumah.(Smeltzer. 2001)
14
2.2 KONSEP KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
a. Aktivitas /Istirahat
Gejala:
Kelemahan dan atau keletihan.
Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya
faktor- faktor yang mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan
berkeringat malam.
Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress
tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala :
palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
Perubahan pada TD.
c. Integritas Ego
Gejala :
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres
(misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religious/spiritual).
Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat,
pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan.
Tanda :
Kontrol depresi.
Menyangkal, menarik diri, dan marah.
d. Eliminasi
Gejala :
15
Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan
eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Tanda:
Perubahan bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan/Cairan
Gejala:
Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan
pengawet).
Anoreksia, mual/muntah.
Intoleransi makanan.
Tanda:
Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya
massa otot.
Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.
f. Neurosensori
Gejala :
Pusing, sinkope.
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat
(dihubungkan dengan proses penyakit).
h. Pernafasan
Gejala :
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajananasbes.
i. Keamanan
Gejala :
Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
pemajanan matahari lama/berlebihan.
Demam.
16
Tanda :
Ruam kulit, ulserasi.
j. Seksualitas
Gejala :
Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasaan.
Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes
genital.
k. Interaksi Social
Gejala :
Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau
bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
17
2.2.2 PENYIMPANGAN KDM PADA TUMOR TULANG
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi faktor genetika kondisi patologis
Osteoporosis
Tumor
Fraktur
Pembedahan
Deformitas
18
Kerusakan mobilisasi fisik
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status nyeri ( lokasi, 1. memberikan data dasar untuk menentukan
frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri ) dan meng-evaluasi intervensi yang
diberikan.
2. Berikan lingkungan yang 2. meningkatkan relaksasi klien.
nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya
: musik, televisi )
19
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri 3. meningkatkan relaksasi yang dapat
seperti teknik relaksasi napas dalam, menurunkan rasa nyeri klien
visualisasi, dan bimbingan imajinasi.
4. Kolaborasi: 4. mengurangi nyeri dan spasme otot
Berikan analgesik sesuai kebutuhan
untuk nyeri.
20
mungkin dan instruksikan kulit/ pernapasan.
keamanan dalam meng-
gunakan alat bantu.
4. Awasi TD dengan
melakukan aktivitas.
Perhatikan keluhan pusing.
5. Ubah posisi secara periodik
dan dorong untuk latihan
batuk/napas dalam.
21
pribadi pasien dan keluarga. pemecahan masalah.
2. Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan tentang efek kanker 2. membantu dalam pemecahan
atau pengobatan. masalah
3. Pertahankan kontak mata selama interaksi
dengan pasien dan keluarga dan bicara dengan
menyentuh pasien 3. menunjukkan rasa empati dan
menjaga hubungan saling
percaya dengan pasien dan
keluarga.
INTERVENSI RASIONAL
1. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik 1. Lindungi pasien dari sumber-
dengan staf dan pengunjung. Batasi pengunjung sumber infeksi.
yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi
sesuai indikasi.
2. Tekankan higine personal.
22
3. Ubah posisi dengansering; pertahankan linen kering 2. Membantu potensial sumber
dan bebas kerutan infeksi dan /atau pertumbuhan.
3. Menurunkan tekanan dan iritasi
4. Hindari/batasi prosedur invasi. Taati teknik aseptik. pada jaringan dan mencegah
kerusakan kulit(sisi potensial
untuk pertumbuhan bakteri)
4. Menurunkan risiko kontaminasi,
membatasi entri portal terhadap
agen infeksius
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam mengevaluasi perawat
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami respons terhadap intervensi
keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai, serta
kemampuan dalam menghubungakan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Tahap
evaluasi ini terdiri atas dua kegiatan, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan selama proses perawatan berlangsung atau menilai respons pasien, sedangkan
evaluasi hasil dilakukan atas target tujuan yang diharapkan (A. Aziz Alimul H, 2009).
Berdasarkan rencana asuhan keperawatan diatas maka evaluasi hasil yang didapat adalah :
Klien mengalami pengurangan nyeri
Klien dapat melakukan aktivitas secara minimum.
Klien dapat mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang tubuh,
perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu.
Menurunkan risiko infeksi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang yang
tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang utama,
seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya.
Kanker tulang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : radiasi sinar radio aktif
dosis tinggi, keturunan (adapun contoh faktor keturunan/genetika yang dapat
meningkatkan resiko kanker tulang adalah: multiple exostoses, rothmund-Thomson
sindrom, retinoblastoma genetic, Li-Fraumeni sindrom). Selain itu juga kanker tulang
disebabkan oleh beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ).
Manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa bervariasi tergantung pada
jenis tumor tulangnya, namun yang paling umum adalah nyeri. Akan tetapi manifestasi
lainny juga yang sering muncul, yaitu : persendian yang bengkak dan inflamasi, patah
tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh.
Tumor tulang di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain : Multipel myeloma,
Tumor Raksasa, Osteoma, Kondroblastoma, Enkondroma, Sarkoma Osteogenik
(osteosarkoma), Kondrosarkoma, Sarkoma Ewing.
Ada tiga bentuk standar pengobatan kanker tulang, yaitu : pembedahan, terapi
radiasi dan kemoterapi. Adakalanya dibutuhkan kombinasi terapi dari ketiganya.
Pengobatan sangat tergantung pada jenis kankernya, tingkat penyebaran atau
bermetastasis dan faktor kesehatan lainnya.
3.2 Saran
Sebagai perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien untuk bertahan
hidup, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap
kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk mengikuti
terapi yang dianjurkan.
Selain itu juga perawat harus memperhatikan personal hygiene untuk mengurangi
dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada penderita kanker
tulang maupun penderita kanker lainnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
25
Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika, Jakarta.
http://silviahidayantiaskep.blogspot.com/2012/05/askep-tumor-tulang.html
http://duta4diagnosa.blogspot.com/2011/12/asuhan-keperawatan-tumor-tulang.html
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-klien-dengan_02.html
http://asuhan-keperawatan-yuli.blogspot.com/2009/11/oleh-y.html
http://copyaskep.wordpress.com/tag/pengertian-askep/
26