Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Hakikat Kebenaran Ilmiah

Dosen Muh. Zahruddin Hamzah, S.


Kelompok 3

1. Muh.Risaldi (742342021076)
2. Kharisma Ugi

Prodi HUKUM EKONOMI SYARIAH


Institut Agama Islam Negeri BONE
Tahun 2021/2021
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN ……........................................................................…....... 1
1.1 Latar Belakang ………................................................................................... 1
1.2 Masalah ……................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
Bab II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengertian kebenaran dan Ilmiah ..................................................................... 3
2.2 Hakikat Kebenaran.......................................................................................... 4
2.3 Kebenaran Ilmiah............................................................................................. 5
2.4 Teori Kebenaran Ilmiah..................................................................................... 6

Bab III PENUTUP ................................................................................................... 7


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam lintas sejarah, manusia dalam kehidupannya senantiasa disibukkan oleh
berbagai pernyataan mendasar tentang dirinya. Berbagai jawaban yang bersifat
spekulatif coba diajukan oleh para pemikir sepanjang sejarah dan terkadang jawaban-
jawaban yang diajukan saling kontradiktif satu dengan yang lainnya. Perdebatan
mendasar yang sering menjadi bahan diskusi dalam sejarah kehidupan manusia adalah
perdebatan seputar sumber dan asal usul pengetahuan dan kebenaran.
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran, beberapa cara ditempuh untuk
memenuhi kebenaran antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis
dan melalui pengalaman atau secara empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh
manusia membuat prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional agar kejadian-
kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.
Proses pencarian kebenaran tentu bukan hal yang mudah dan dapat dikatakan
merupakan proses yang sangat melelahkan bahkan bukan tidak mungkin akan
mendatangkan keputusan. Sering kali dengan dalih sebuah kebenaran seseorang atau
kelompok akan menghalalkan tindakan terhadap orang lain karena dianggap sudah
melakukan tindakan yang benar.
Kebenaran tidak mungkin berdiri sendiri jika tidak ditopang dengan dasar-dasar
penunjangan, baik pernyataan, teori keterkaitan, konsistensi, keterukuran, dapat
dibuktikan, berfungsi, dan bersifat netral atau tidak netral, bahkan apakah kebenaran
bersifat tentatif atau sepanjang masa?
Untuk mengetahui hal itu pemakalah akan membahas seputar kriteria kebenaran
ilmiah berserta dengan teori-teori digunakan untuk menguji kebenaran ilmiah.

1.2 Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya:
1. Pengertian kebenaran dan Ilmiah
2. Hakikat Kebenaran
3. Kebenaran Ilmiah
4. Teori Kebenaran Ilmiah
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat menganalisis kebenaran dan Ilmiah
2. Dapat menganalisis hakikat kebenaran
3. Dapat menganalisis kebenaranan ilmiah
4. Dapat menganalisis teori kebenaran ilmiah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebenaran Dan Ilmiah


Pengertian kebenaran dapat dibedakan menjadi doa antara lain adalah kebenaran
faktual dan kebenaran nalar. Kebenaran faktual adalah kebenaran tentang ada
tidaknya secara faktual di dunia nyata, sebagaimana mestinya di alam manusia
( biasanya dengan dapat-Tidaknya dia nanti secara indrawi apa yang
dinyatakannya_Misalnya apakah pernyataan bumi itu bulat, merupakan suatu
pernyataan yang memiliki kebenaran.
Kebenaran faktual adalah kebenaran yang menambah khazanah pengetahuan tentang
alam semesta. Sejauh ini dapat kita alami secara indrawi. Kebenaran nalar adalah
kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah pengetahuan baru mengenai
dunia ini, tetapi dapat merupakan sarana berdaya guna untuk memperoleh
pengetahuan yang berarti tentang dunia ini. Dengan kata lain dapat membantu untuk
memperoleh pengetahuan yang memiliki kebenaran faktual. Kebenaran nalar adalah
kebenaran yang terdapat dalam logika dan matematika kebenaran di sini dasarkan atas
suatu penyimpulan terdeteksi jadi berbeda dengan kebenaran faktual yang bersifat
pada nisbi dan mentak,Kebenaran, ‘nalar bersifat mutlak.
Sedangkan Pengertian Ilmiah Adalah Segala Sesuatu yang bersifat keilmuan,
berdasarkan pada ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat atau kaidah ilmu
pengetahuan . Segala sesuatu yang dapat berdasarkan pada ilmu pengetahuan disebut
Bersifat Ilmiah. Seperti Aku syair pujian Ilmiah, penelitian Ilmiah, Karya tulis ilmiah
kebenaran.

2.2 Hakikat Kebenaran


Secara pasti kita tidak akan mendapatkan kebenaran mutlak dan untuk mengukur
kebenaran filsafat sesungguhnya tergantung untuk kita oleh metode-metode untuk
memperoleh pengetahuan itu. Jika apa yang kita tahu ide-ide kita, maka pengetahuan
hanya dapat terdiri dari ide-ide yang depan secara tepat, dan kebenaran merupakan
keadaan saling berhubungan diantara kebenaran – kebenaran itu. Bertrand Rusell
dalam bukunya NS masalah dari
Filsafat, menulis “kebenaran dan kesesatan”. Dualisme ini sepanjang sejarah
kehidupan tidak akan pernah terpisahkan, karena anggapan kebenaran hal baik dengan
adanya kesesatan. Suatu kebenaran muncul saat asumsi kesesatan itu mengiringinya.
Keyakinan-keyakinan yang keliru sering kali dipegang teguh sebagaimana mestinya
keyakinan-keyakinan yang benar, jadi menjadi sebuah pertanyaan yang sulit
bagaiman keyakinan-keyakinan itu dibedakan dari keyakinan-keyakinan yang benar.
Manusia sebagai makhluk yang mencari kebenaran, dalam perenungannya akan
menemukan tiga eksistensi, yaitu agama, ilmu pengetahuan, dan Filsafat. Agama
mengantarkan pada kebenaran. Sedangkan filsafat membuka jalan untuk mencari
kebenaran. Sedangkan ilmu pengetahuan pada hakikatnya adalah kebenaran itu
sendiri, karena manusia menuntut ilmu dengan mencari tahu rahasia alam agar gejala
secara alami tersebut tidak menjadi sebuah misteri dan tanda tanya dalam pikiran fikir
manusia.
2.3 Kebenaran Ilmiah
kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenaranya
menurut norma-norma keilmuan. Kebenaran Ilmiah cenderung bersifat objektif,
didalamya termasuk jumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda,
tetapi saling bersesuaian. Kebenaran ilmiah muncul dari hasil mencari ilmiah, artinya
suatu kebenaran tidak mungkin muncul tanpa adanya tahapan-tahapan yang harus
dilalui untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Adanya kebenaran itu selalu depan
untuk pengetahuan manusia (subjek yeng mengetahui). Mengenai objek.Jadi
kebenaran itu ada seberapa jauh subjek memiliki pengetahuan mengenai objek,
sedang kan pengetahuan berasal mula dari banyak sumber, sumber-sumber itu yang
kemudian menjadi ukuran kebenaran.
2.4 Kebenaran Ilmiah
Sejumlah teori yang telah dikemukkan oleh para apa degansenyatanya membuka
mata kita, Ilmu dalam menemuka kebenaran menyandarkan dirinya kepada kriteria
atau teori kebenaran antara lain

:1.Koherensikoherensi menyusul teori yang dikenal sebagai salah satuteori kebenaran


tradisional, teori yang pagar awal atau tua yang berangkat dari Aristoteles yang
menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita tahu adalah sesuatu yang dapat
dikembalikan pada sekarang yang dikenal oleh subjek. Koherensi merupakan teori
kebenaran yang menegaskan bahwa suatu proposisi(Pernyataan suatu pengetahuan,
pendapat,kejadian atau informasi) akan diakui kebenarannya apabila memiliki
hubungan dengan gagasan gagasan atau proposisi sebelumnya yang juga benar ada
pembuktianya sesuai dengan kebutuhan kebutuhan logika.
Teori ini juga mendasarkan untuk konsistensi diri terhadap suatu Argumentasi , teori
ini melihat sesuatu dengan benar. Ketika konsistensi yang ditangkap oleh subjek satu
dan subjek lainnya tentang suatu relita yang sama. Makin konsisten ide-ide yang
ditangkap maka semakin benarlah ide-ide itu.

2.Korespondensi
teori ini mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu proposal bersesuaian dengan
realitas menjadi objek pengetahuan itu. Kesahihan korespondensi itu memiliki
pertalian yang erat dengan kebenaran dan kepastian indrawi.Dengan demikian ,
kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung juga mendasarkan untuk
kesesuain bahasan yang dikandung dengan objek pernyataan yang dituju.sesuatu
dianggap benar, apabila yang ?(informasi, pengetahuan, penelitian, pernyataan) itu
sesuai dengan fakta, keselarasan dengan realitas, dan keserasian dengan situasi yang
aktual.

3.Positivisme
Positivisme dirintis oleh Agustus comte (1798-1857),Dianggap sebagai Bapak ilmu
sosiologis barat. Positivisme adalah cara pandang mengerti dunia dengan
berdasarkansains, Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang ekstrem, adalah
Pandangan yang menganggap bahwa yang pantas penjelajahan adalah perkara data-
datayang bersifat empirik/nyata atau yang baru adalah positif (Benar-benarterjadi).
Jadi Secara terminologi teori ini dalam penolong kebenaran sumber dan berpangkal
pada kejadian yang benar-benar terjadi.
4. Pragmatisme
Secara etimologi Pragmatisme berasal dari kata bahasa yunani pragmatis yang berarti
cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum, hal dagang dan negara. Istilah
Pragmatisme Disampaikan pertama kali oleh Charles pierce pada bulan Januari 1878
dalam artikelnya yang judul
Bagaimana ke membuat kita cita-cita jernih.
Pragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri untuk kriteria tentang
fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan waktu tertentu.teori
pragmatisme berbeda dengan koherensi dan korespondensi yang keduanya
berhubungan langsung dengan Realita ojektif, pragmatisme berusaha menguji
kebenaran ide-ide melalui konsekuensi-konsekuensi dari pada praktik atau
pelaksanaanya. Artinya ide-ide tersebut belum bisa dikatakan benar maupun salah
sebelum diuji.
Jadi kebenaran menurut faham ini bukan kebenaran yang dilihat dari etik , baik atau
buruk, tetapi yang berdasarkan pada kegunaanya.
5. Esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang berdasarkan dengan nilai budaya yang telah
adas sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman
Renaisans Esensialisme memperhatikan bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-
nilai yang memiliki rusak dan tahan lama dan memberikan stabilitas dan nilai-nilai
terpilih yang memiliki tata yang jelas.
6. Performatif
menurut teori performatif suatu pernyataan kebenaran it’s suatu kualitas atau sifat
sesuatu, tetapi sebuahtindakan (Performatif). Untuk menyatakan sesuatu itu benar
maka cukup dengan tindakan konsesi(setuju/menerima/membenarkan) terhadap
gagasan yang telah dinyatakan, jadi sesuatu dianggap benar jika memang
diaktualisasikan terhadap Perbuatan.
7.Religiusismeteori
Religiusisme memaparkan bahwa manusia it’ssendiri-mata makhluk jasmaniah tetapi
juga makhluk rohaniah. Oleh karena iu munculah teori ini yang kebenaranya secara
ontologi dan aksiologi sumber dari sabda tuhan yangdisampaikan melalui wahyu.

BAB lll
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada hakikat nya manusia selalu ingin mencari kebenaran , fikiran manusia
mempunyai asumsi asumsi yang besar. seringkali menjadi pertanyaan dalam diri
untuk meyakini pemahaman dengan membuktikan secara lansung. Sedangkan filsafat
membuka jalan untuk mencari kebenaran. serta ilmu pengetahuan pada hakikatnya
adalah kebenaran itu sendiri, karena manusia menuntut ilmu dengan mencari tahu
rahasia alam agar gejala secara alami tersebut tidak menjadi sebuah misteri dan tanda
tanya dalam pikiran fikir manusia.
kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenaranya menurut
norma-norma keilmuan. Kebenaran Ilmiah cenderung bersifat objektif, didalamya
termasuk jumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi
saling bersesuaian. Kebenaran ilmiah muncul dari hasil mencari ilmiah ,disini berati
bahwa kebenaran bisa dianggap jelas setelah melewati tahapan tahapan ilmiah itu
sendiri.

3.2 Saran

Setelah membahas mengenai hakikat kebenaran manusia. Disini saya sebagai penulis
sangat berharap akan sosialisasi yang baik dalam mencari kebenaran dalam diri
manusia atau dikaitkan dengan ilmu filsafat. Perlu adanya tambahan referensi atau
pemahaman yang jelas mengenai mencari ilmu kebenaran .setiap manusia memiliki
keyakinan keyakinan yang berbeda dan tidak menutup kemungkinan berujung pada
kesesataan yang diakibatkan asumsi asumsi yg tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai