1. Muh.Risaldi (742342021076)
2. Kharisma Ugi
1.2 Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya:
1. Pengertian kebenaran dan Ilmiah
2. Hakikat Kebenaran
3. Kebenaran Ilmiah
4. Teori Kebenaran Ilmiah
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat menganalisis kebenaran dan Ilmiah
2. Dapat menganalisis hakikat kebenaran
3. Dapat menganalisis kebenaranan ilmiah
4. Dapat menganalisis teori kebenaran ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.Korespondensi
teori ini mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu proposal bersesuaian dengan
realitas menjadi objek pengetahuan itu. Kesahihan korespondensi itu memiliki
pertalian yang erat dengan kebenaran dan kepastian indrawi.Dengan demikian ,
kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung juga mendasarkan untuk
kesesuain bahasan yang dikandung dengan objek pernyataan yang dituju.sesuatu
dianggap benar, apabila yang ?(informasi, pengetahuan, penelitian, pernyataan) itu
sesuai dengan fakta, keselarasan dengan realitas, dan keserasian dengan situasi yang
aktual.
3.Positivisme
Positivisme dirintis oleh Agustus comte (1798-1857),Dianggap sebagai Bapak ilmu
sosiologis barat. Positivisme adalah cara pandang mengerti dunia dengan
berdasarkansains, Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang ekstrem, adalah
Pandangan yang menganggap bahwa yang pantas penjelajahan adalah perkara data-
datayang bersifat empirik/nyata atau yang baru adalah positif (Benar-benarterjadi).
Jadi Secara terminologi teori ini dalam penolong kebenaran sumber dan berpangkal
pada kejadian yang benar-benar terjadi.
4. Pragmatisme
Secara etimologi Pragmatisme berasal dari kata bahasa yunani pragmatis yang berarti
cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum, hal dagang dan negara. Istilah
Pragmatisme Disampaikan pertama kali oleh Charles pierce pada bulan Januari 1878
dalam artikelnya yang judul
Bagaimana ke membuat kita cita-cita jernih.
Pragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri untuk kriteria tentang
fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan waktu tertentu.teori
pragmatisme berbeda dengan koherensi dan korespondensi yang keduanya
berhubungan langsung dengan Realita ojektif, pragmatisme berusaha menguji
kebenaran ide-ide melalui konsekuensi-konsekuensi dari pada praktik atau
pelaksanaanya. Artinya ide-ide tersebut belum bisa dikatakan benar maupun salah
sebelum diuji.
Jadi kebenaran menurut faham ini bukan kebenaran yang dilihat dari etik , baik atau
buruk, tetapi yang berdasarkan pada kegunaanya.
5. Esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang berdasarkan dengan nilai budaya yang telah
adas sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman
Renaisans Esensialisme memperhatikan bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-
nilai yang memiliki rusak dan tahan lama dan memberikan stabilitas dan nilai-nilai
terpilih yang memiliki tata yang jelas.
6. Performatif
menurut teori performatif suatu pernyataan kebenaran it’s suatu kualitas atau sifat
sesuatu, tetapi sebuahtindakan (Performatif). Untuk menyatakan sesuatu itu benar
maka cukup dengan tindakan konsesi(setuju/menerima/membenarkan) terhadap
gagasan yang telah dinyatakan, jadi sesuatu dianggap benar jika memang
diaktualisasikan terhadap Perbuatan.
7.Religiusismeteori
Religiusisme memaparkan bahwa manusia it’ssendiri-mata makhluk jasmaniah tetapi
juga makhluk rohaniah. Oleh karena iu munculah teori ini yang kebenaranya secara
ontologi dan aksiologi sumber dari sabda tuhan yangdisampaikan melalui wahyu.
BAB lll
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakikat nya manusia selalu ingin mencari kebenaran , fikiran manusia
mempunyai asumsi asumsi yang besar. seringkali menjadi pertanyaan dalam diri
untuk meyakini pemahaman dengan membuktikan secara lansung. Sedangkan filsafat
membuka jalan untuk mencari kebenaran. serta ilmu pengetahuan pada hakikatnya
adalah kebenaran itu sendiri, karena manusia menuntut ilmu dengan mencari tahu
rahasia alam agar gejala secara alami tersebut tidak menjadi sebuah misteri dan tanda
tanya dalam pikiran fikir manusia.
kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenaranya menurut
norma-norma keilmuan. Kebenaran Ilmiah cenderung bersifat objektif, didalamya
termasuk jumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi
saling bersesuaian. Kebenaran ilmiah muncul dari hasil mencari ilmiah ,disini berati
bahwa kebenaran bisa dianggap jelas setelah melewati tahapan tahapan ilmiah itu
sendiri.
3.2 Saran
Setelah membahas mengenai hakikat kebenaran manusia. Disini saya sebagai penulis
sangat berharap akan sosialisasi yang baik dalam mencari kebenaran dalam diri
manusia atau dikaitkan dengan ilmu filsafat. Perlu adanya tambahan referensi atau
pemahaman yang jelas mengenai mencari ilmu kebenaran .setiap manusia memiliki
keyakinan keyakinan yang berbeda dan tidak menutup kemungkinan berujung pada
kesesataan yang diakibatkan asumsi asumsi yg tidak benar.