Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ALAM SEMESTA
Di Susun Guna Memenuhi Tugas mata Kuliah Ilmu
Alamiah Dasar
Kuliah Ilmu Alamiah Dasar
Dosen Pengampu A Srikandi MPB, S.H.,M

Disusun Oleh:

Kelompok ilmiah
1. Muh Risaldi (742342021076)
2. St.Nurhalizah Amiruddin (742342021067)
3. Fajar (742342021070)
4. Muhammad Haerul Dinasam (742342021071)

PROGRAM STUDI HUKUM


EKONOMI SYARIAH
Institut Agama Islam Negeri BONE
2021/2021

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT,


karena atas segala kehendak-Nya makalah ini dapat tersusun sebagai tugas mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar. Manusia selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu, begitu pun
terhadap Alam Semesta ini. Dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan tentang Alam
Semesta termasuk tata surya yang didalamnya juga membahas tentang susunan dan bagian-
bagiannya. Semoga makalah ini mampu menambahkan pengetahuan, khususnya bagi kami
sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca itupun demi kesempurnaan dan kemajuan makalah kami. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Dua Boccoe, 15 Oktober 2021

Muh Risaldi
1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……........................................................................…........... I


KATA ENGANTAR……................................................................................….... II
DAFTAR ISI……..........................................................................…...................... III

BAB I PENDAHULUAN …….........................................................................….. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ……....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3


2.1 Bumi Dan Lapisannya ......................................................................................... 3
2.2 Terbentuknya Benua Dan Samudra .................................................................... 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 5


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 5
3.2 Saran ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 7
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Al-qur’an merupakan firman (kalam) allah swt yang diwahyukan kepada nabi
Muhammad saw. Melalui malaikat jibril dengan lafadz dan maknanya. All-qur’an
sebagai kitabulloh menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari
seluruh ajaran islam. Selain itu al-qur’an juga berfungsi sebagai petunjuk bagi umat
mansia dalam mencapai kehidupan dunia dan akhirat. Sebagai sumber ajaran islam
yang paling utama alqur’an merupakan sumber dari segala ajaran untuk
operasionalisasi ajaran islam dan pengembangannya sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan yang dihadapi umat islam. Setiap prilaku dan tindakan umat islam,baik
secara individu maupun kelompok harus dilakukan berdasarkan al-qur’an. Oleh
karena itu, sumber ajaran silam berfunngsi sebagai dasar pokok ajaran islam.
Sebagai dasar, maka sumber itu menjadi landasan semua prilaku dan tindakan umat
islam sekaligus referensi tempat orientasi dan komunikasi.
Kata al-makiyah berasal dari “mekah” dan al-madani berasal dari kata
“madinah”. Kemudian kedua kata tersebut telah dimasuki “ya” nisbah sehingga
menjadi al-makiyahy atau al-makiyah dan al-madaniy atau al-madaniyah..
Secara harfiah, al-makiyah atau al-makiyah berarti “yang bersifat Mekah” atau
“berasal dari mekkah”, sedangkan al-madaniy atau al-madaniyah berarti “yang
bersifat Madinah” atau “yang berasal dari Madinah”. Maka ayat atau surah
yang turun di Mekah disebut dengan al-makiyyah, dan yang dturunkan di
Madinah disebut dengan al-madaniyah.
Secara istilah al-makiyah wa al-madani berarti “suatu ilmu yang
membahas tentang tempat dan periode turunnya surah atau ayat al-quran, baik
Mekah ataupun Madinah”. Ayat atau surah yang turun pada periode Mekah
disebutkan dengan ayat/surah makiyah dan ayat/surah yang turun pada
periode Madinah disebutkan dengan ayat/surat madaniyyah. Secara terperinci
para mufassir berbeda pendapat dalam mendefinisikan makiyah dan
madaniyyah tersebut.2 Perbedaan pendapat tersebut dilatar belakangi oleh
perbedaan standar atau dasar berpinjak mereka dalam membuat definisi.
Yang dimaksud dengan Ilmu Makiyah dan Madaniyah ialah ilmu yang
membahas ihwal bagian Alquran yang Makiyah dan bagian yang Madani, baik
dari segi arti dan maknanya, cara-cara mengetahuinya, atau tanda
masingmasingnya, maupun macam-macamnya. Sedangkan yang dimaksud
dengan Makiyah dan Madaniyah adalah bagian-bagian kitab suci Alquran, di
mana ada sebagiannya termasuk Makiyah dan ada yang termasuk Madani.3
Dalam memberikan kriteria bagian mana yang termasuk Makiyah dan
Madaniyah ada beberapa teori yang berbeda-beda karena ada perbedaan
orientasi yang menjadi dasar tinjauan masing-masing.
Para ahli ulum al-Qur’an mengkategorisasikan ayat-ayat al-Qur’an
menjadi makiyah dan madaniyah pada umumnya terbagi menjadi tiga
pandangan, dan masing-masing mengacu pada ukuran yang berbeda, seperti situasi,
kondisi, dan sasaran.⁴

_______________
Kadar M. Yusuf, Studi Al-quran, (Jakarta:Amzah, 2014), hal. 2
Abdul Jalal H.A, Ulumul Quran,..hal.77
Sedikitnya ada empat teori dalam menentukan teori tersebut untuk
memisahkan nama bagian Alquran yang Makiyah dan Madaniyah. Teori-teori itu
ialah sebagai berikut:
a)Teori Mulaahazatu Makaanin Nuzuli (teori geografis)
Yaitu teori yang berorientasi pada tempat turun Alquran atau tempat turun
ayat.
Menurut teori ini, pengertian makiyah adalah ayat yang turun di Makkah,
baik waktu turunnya sebelum Rasullah hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan
pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah baik waktu turunnya
sebelum Rasullah hijrah maupun sesudahnya.
Teori ini mendefinisikan Makiyah dan Madaniyah, sebagai berikut:
Alquran Makiyah/surah Makiyah/ayat Makiyah ialah yang turun di Mekkah
dan sekitarnya, baik waktu turunnya itu Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah ke
Madinah atau pun sesudah hijrah. Termasuk kategori Makiyah/Madani menurut
teori ini ialah ayat-ayat yang turun kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau
berada di Mina, Arafah,Hudaibiyah, dan sebagainya.

b) Teori Mulaahazatul Mukhaathobiina Fin Nuzuuli (teori subjektif)


Yaitu teori yang berorientasi pada subjek siapa yang dikhitob atau
dipanggil dalam ayat. Jika subjeknya orang-orang Mekkah maka ayatnya
dinamakan Makiyah. Dan jika subjeknya orang-orang Madinah maka ayatnya
disebut Madaniyah.
Menurut teori subjektif ini, yang dinamakan Quran Makiyah / surah /
ayat Makiyah ialah yang berisi khitab / panggilan kepada penduduk Mekkah
dengan memakai kata-kata:” Yaa Ayyuhan Nassu” (wahai manusia) atau “Yaa
Ayyuhal Kaafiruuna” (wahai orang-orang kafir) atau “Yaa Banii Aadama” (hai
anak cucu Nabi Adam), dan sebagainya. Sebab kebanyakan penduduk Mekkah
adalah orang-orang kafir, maka dipanggil dengan wahai orang-orang kafir atau
wahai manusia, meski orang-orang kafir atau wahai manusia, meski orang-orang
kafir dari lain-lain daerah ikut dipanggil juga.
Sedangkan yang dimaksud dengan Quran Madani / surah dan ayat
Madaniyah ialah yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah. Semua ayat
yang dimulai dengan nida’ (panggilan):”Yaa Ayyuhal Ladzina Aaamanu”
(wahai orang-orang yang beriman)adalah termasuk ayat / surah Madiniah.
Sebab, mayoritas penduduk Madinah adalah mukminin, sehingga dipanggil
dengan wahai orang-orang yang beriman, meski sebenarnya kaum mukminin
dari daerah-daerah lain juga ikut dipanggil pula.
c) Teori Mulaahazatul Zamaanin Nuzuuli (teori historis)
Yaitu teori yang berorientasi pada sejarah waktu turunnya Alquran. Yang
dijadikan tonggak sejarah oleh teori ini ialah hijrah Nabi Muhammad SAW dari
Mekkah ke Madinah.
Pengertian Makiyah menurut teori ini, ialah ayat-ayat Alquran yang
diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, meski turunnya
ayat itu di luar kota Mekkah, seperti ayat-ayat yang turun di Mina, Arafah,
Hudaibiyah, ialah ayat-ayat yang turun setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke
Madinah, meski turunnya di Mekkah atau sekitarnya, seperti ayat-ayat yang
diturunkan di Badar, Uhud, Arafah, dam Mekkah. Teori ini berpegang kepada
dali riwayat Abu Amr dan Utsman bin Sa’id Ad-Darmi.
d) Teori Mulaahazatul Ma Tadhammanat As-Suuratu (teori content analysis)
Yaitu teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan Makiyah dan
Madaniyahnya kepada isi daripada ayat atau surat yang bersangkutan. Dengan
kaidah yang demikian ini, maka yang dimaksud dengan Makiyah adalah surat/ayat
yang berisi cerita-cerita umat terdahulu atau nabi-nabi yang telah lalu. Sedangkan
yang disebut Madani adalah ayat/surat yang menjelaskan tentang hukum hudud,
faraid dan sebagainya.7 Yang dinamakan Makiyah menurut teori analysis ini ialah
surah / ayat yang berisi cerita-cerita umat dan para Nabi / Rasul dahulu. Sedangkan
yang disebut Madaniyah adalah surah / ayat yang berisi hukum hudud, faraid, dan
sebagainya. Dalil yang menjadi landasan teori ini Riwayat Hisyam dari ayahnya (Al-
Hakim).
pendefinisian di atas. Pengetahuan yang perlu dimengerti terkait dengan
Makiyah dan Madaniyah adalah membahas kerangka keilmuan itu dari empat
segi;
1. Dari segi masa turunnya (tartib az-zaman)
2. Dari segi tempat turunnya (tahdid al-makan)
3. Dari segi topik yang dibicarakan (tahwil al-maudlu’i)
4. Dari segi orang-orang yang dihadapinya (ta’yin al-syakhsyi)¹⁰ Jadi,
mengetahui surat-surat atau ayat-ayat yang turun di Makah (makiyah) dan yang
turun di Madinah (Madaniyah) menjadi penting untuk dapat memahami dan
menafsiri al-Qur'an dengan benar. Itulah sebabnya, antusiasme para sahabat
dan para tabi'in sangat besar terhadap hal itu. Sehingga Ibnu Mas'ud pernah
berkata; "Demi Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, tidak ada surat pun
dari kitabullah yang turun melainkan saya ketahui dimana ia turun. Dan tidak
ada satupun ayat dari kitabullah yang turun kecuali saya tahu tentang apa ia
turun. Seandainya saya tahu ada seseorang yang lebih tahu/’alim dengan
kitabullah daripada saya, dan orang itu dapat didatangi dengan kendaraan onta,
pasti saya datangi dia", (HR. Bukhari).¹¹
C. Perbedaan Makiyah dengan Madani
Untuk membedakan Makiyah dengan Madani, para ‘Ulama’ mempunyai tiga
macam pandangan yang masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.
Pertama: Dari segi waktu turunnya. Makiyah adalah yang diturunkan sebelum
hijrah meskipun bukan di Mekah. Madani adalah yang diturunkan sesudah hijrah
sekalipun bukan di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Mekah atau
‘Arafah, adalah Madani seperti yang diturunkan pada tahun penaklukan kota Mekah.
Kedua: Dari segi tempatnya. Makiyah ialah yang turun di Mekah dan
sekitarnya, seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani adalah turun di Madinah
dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’ dan Sil’. Pendapat ini mengakibatkan tidak
adanya pembagian secara kongkrit yang mendua, sebab yang turun dalam perjalanan ,
di Tabuk atau di Baitul Maqdis tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya,
sehingga ia tidak dinamakan Makiyah dan tidak juga Madani. Juga mengakibatkan
bahwa yang diturunkan di Mekah sesudah hijrah disebut Makiyah.
__________
10 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur'an: Ilmu-Ilmu
Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur'an, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hal. 62.
11 Abdul Djalal,, Ulumul Quran,.. hal, 88

Ketiga: Dari segi sasarannya. Makiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada
penduduk Mekah dan Madani adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk
Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakn bahwa ayat Qur’an
yang mengandung seruan ya ayyuhan nas (wahai manusia) adalah Makiyah; sedang
ayat yang mengandung seruan ya ayyuhal ladzina amanu (wahai orang-orang yang
beriman) adalah Madani.¹²
Namun melalui pengamatan cermat, Nampak bagi kita bahwa kebanyakan
surah Qur’an tidak selalu dibuka dengan salah satu seruan itu. Dan ketentuan
demikian pun tidak konsisten. Misalnya, surah baqarah itu Madani, tetapi di dalamnya
terdapat ayat yang awal ayatnya berbunyi ya ayyuhan nasu. Dan surah an-Nisa’ itu
Madani, tetapi permulaannya “ya ayyuhan nas”. Surah alHajj, Makiyah, tetapi di
dalamnya juga terdapat ayat yang awalnya berbunyi ya ayyuhal ladzina amanu.¹³
Ketiga kategorisasi ini ternyata tidak ada yang menawarkan kepastian,
khususnya ketika mengklasifikasi ayat-ayat yang turun sesuai dengan
kategorisaasinya. Kategorisasi yang dibuat berdasarkan waktu,ternyata didalamnya
terdapat ayat-ayat yang turun tidak sesuai dengan ciri-ciri waktu, kategorisasi yang
berdasarkan tempat ternyata didalamnya terdapat ayat-ayat yang tidak sesuai dengan
ciri-ciri tempat, begitu pula dengan kategorisasi yang didasarkan pada sasaran ternyata
didalmnya terdapat ayat-ayat yang tidak sesuai dengan ciri-ciri tersebut. Selalu ada
pengecualian didalamnya.
D. Cara Mengetahui dan Tanda-tanda Surat Makiyah dan Madaniyah
a. Cara Mengetahui Makiyah dan Madani Untuk mengetahui tanda-tanda suatu
surah/ayat itu Makiyah dan Madani, tidak ada jalan lain kecuali harus dengan dasar
riwayat dari para sahabat Nabi atau para tabi’in yang menjelaskan hal tersebut,
karena mereka sudah menyaksikan sendiri waktu-waktu turunnya wahyu, cara-cara
turunnya dan materinya serta kasus yang menyebabkan turunnya.

12 Aksin Wijaya, ARAH Baru Sudi Ulum Al-Quran, (Yogyakarta:Pustaka Pelaja, 2009),
13 Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, hal. 85
14Ibid.,hal. 87

b. Tanda-Tanda Makiyah dan Madaniyah Dari keterangan para sahabat Nabi dan tabi’in,
dapatlah diketahui tanda-tanda dari surah-surah Makiyah ataupun Madaniyah.
1. Tanda-Tanda Surah Makiyah.
Sesuatu surah/ayat adalah Makiyah, kalau surah/ayat itu mempunyai tanda-tanda
sebagai berikut:
1) Surat-surat/ayatnya pendek-pendek.
2) Nada perkataannya keras, tapi aga bersajak.
3) Di permulaannya terdapat huruf Tahajji (huruf
yang terpotongpotong),
seperti huruf: ‫ مال‬, ‫مح‬, ‫سي‬, ‫ ن‬dan sebagainya.
4) Di dalamnya terdapat cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan
penyembah-penyembah terhadap selain Allah.
5) Di dalamnya berisi keterangan-keterangan adat kebiasaan orang-
orang kafir dan orang-orang musyrik yang suka mencuri,merampok,
membunuh,mengubur hidupp-hidup anak perempuan, dan sebagainya.15

14Ibid.,hal. 87
15 Muhammad Amin Suna, Ulumul Quran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hal.
78 12
2. Contoh Ayat-ayat Zhanni
a. Q.,s. al-Baqarah (2): 228;
‫رتي تاقلطمالو ث نهسفنأب نصَّب ءورق ةثل‬
Artinya; “Wanita-wanita yang ditalak, hendaknya menunggu (tidak boleh
menikah) dengan menahan diri mereka, tiga kali quru”.
Ayat tersebut tidak bersifat qath’i, tetapi zhanni, karena kata quru` pada ayat
tersebut dapat berarti suci dan dapat juga berarti haid. Tidak dapat dipastikan yang
mana yang dimaksud, karena tidak terhimpun argumentasi yang cukup yang
mendukung salah satu ulama.17

b. Q.,s. Al-Maidah (5): 3;


‫… مدالو ةتيمال مكيلع تمرح‬
Artinya; “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah…” Lafadz al-
maitah pada ayat tersebut bersifat ‘Am, yang mempunyai kemungkinan
mengharamkan setiap bangkai atau keharaman itu dikecualikan selain bangkai
binatang laut/air. Karenanya nash yang dimaksud ganda atau lafadz ‘Am seperti itu
maka disebut zhanni dalalahnya. Hal ini disebabkan karena lafadz tersebut
mempunyai suatu arti tetapi juga mungkin berarti lain.18

Anda mungkin juga menyukai