DI SUSUN OLEH:
NPM: 2007110145
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam masalah
kesehatan.Al-Qur’an dan Hadist Nabi telah banyak memberikan penjelasan dan gambaran
dalam urusan kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental dan jiwa,
kesehatan nutrisi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan.Islam menganjurkan
seseorang untuk mampu memelihara kesehatan baik perorangan, keluarga maupun
masyarakat.Dalam menjaga kesehatan tersebut kita sebagai sesama manusia patut
memberikan atau membagi informasi yang ada kepada sesama.
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.Dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada
akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.Dengan adanya promosi kesehatan
tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari
sasaran. Dengan demikian diharapkan melalui kegiatan promosi kesehatan diharapkan
masyarakat mampu untuk menjaga dan memelihara kesehatan baik individu maupun orang
lain.
Dalam islam penyebaran informasi kepada masyarakat baik tentang kesehatan ataupun
tentang aspek lainnya disampaikan melalui dakwah. Dakwah merupakan serangkaian
aktivitas yang bersifat mengajak, memanggil dan mensosialisasikan ajaran-ajaran serta nilai-
nilai yang terkandung dalam Islam dengan hikmah dan kebijaksanaan agar mengerti,
memahami dan melaksanakan pesan tersebut guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Dalam Al- qur’an dijelaskan yang artinya sebagai berikut:“Sebagaimana (Kami telah
menyempurnakan ni’mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara
kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al- Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang
belum kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah (2) :151)
Dakwah dan promosi kesehatan dapat saling berkorelasi karena dakwah dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu media promosi kesehatan karena metode promosi dan
dakwah yang sama-sama bersifat massa. Selain itu, terdapat lima alasan dakwah dapat
digunakan sebagai media promosi kesehatan di lingkungan masyarakat, antara lain sebagai
pendidik (muaddib), sebagai pelurus informasi (musaddid), sebagai pembaharu (mujaddid),
sebagai Pemersatu (Muwahid), dan sebagai Pembela (Mujahid).
Cara promosi kesehatan melalui dakwah sebenarnya cukup efektif jika dakwah yang
diberikan tidak terlalu membosankan apalagi mayoritas penduduk di Indonesia beragama
islam, maka media promosi kesehatan dengan dakwah ini sangat cocok digunakan di
indonesia. Selain itu, metode ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-
ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai penguatnya. Jadi pada intinya, media promosi kesehatan
melalui dakwah harus lebih ditingkatkan lagi untuk menunjang peningkatan pengetahuan
khususnya umat islam agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmat-Nya
sehingga tercipta masyarakat yang sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media promosi kesehatan. Metode
promosi atau pendidikan dengan menggunakan dakwah ini bersifat massa (publik). Metode
ini ditujukan baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Jika diambil benang
lurusnya hubungan dakwah sebagai media promosi kesehatan sangat diperlukan oleh umat
islam, untuk menunjang peningkatan pengetahuan khususnya umat islam agar lebih sadar
akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmatNya. Media promosi kesehatan dengan
dakwah cocok digunakan di indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama islam serta
sangat patuh akan agamanya. Selain itu metode ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan
dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai penguatnya.Islam sejak dari awal sangat
mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotif, preventif dan protektif.Langkah
dimulai dari pembinaan terhadap manusia sebagai subjek sekaligus objek persoalan
kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan manifestasi dari tauhid itu
sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut mampu merubah persepsi-persepsi tentang
kehidupan manusia di dunia yang pada gilirannya tentu saja merubah perilaku manusia
yang merupakan realisasinya dari ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah.
Pada dasarnya konsep dakwah sama dengan konsep promosi kesehatan yaitu sebuah
proses untuk membuat seseorang mau dan mampu melakukan segala sesuatu yang
menjadi determinan kesehatan melalui pemberdayaan dan termasuk dalam media
promosi kesehatan. Namun pada kondisi tertentu dakwah sebagai media promosi
kesehatan lebih tepat sasaran apabila dilakukan pada kelompok masyarakat yang
agamis.Hal ini dikarenakan masyarakat yang agamis biasanya lebih condong taat pada
ajaran agamanya sehingga dakwahlah yang tepat untukdijadikan sebagai media promosi
kesehatan.
Dari macam-macam dakwah yang telah dijelaskan dimakalah, kita bisa memilih
dakwah yang sesuai dengan karakteristik sasaran kita.Sehingga dalam menyampaikan
dakwah yang berisi promosi kesehatan sasaran kita mudah memahami pesan yang kita
sampaikan, dengan demikian diharapkan sasaran yang kita tuju dapat merubah
perilakunya menjadi lebih sehat.Sebagai petugas promosi kesehatan mungkin dakwah
yang biasa dilakukan adalah dengan dakwah Ammah.Dakwah Ammah yaitu metode
dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang
banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.Media yang dipakai
biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah ini sama seperti metode yang kita gunakan
saat melakukanpenyuluhan pada kelompok orang tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dakwah dan promosi kesehatan dapat saling berkorelasi karena dakwah dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu media promosi kesehatan karena metode promosi dan
dakwah yang sama-sama bersifat massa. Selain itu, terdapat lima alasan dakwah dapat
digunakan sebagai media promosi kesehatan di lingkungan masyarakat, antara lain sebagai
pendidik (muaddib), sebagai pelurus informasi (musaddid), sebagai pembaharu (mujaddid),
sebagai Pemersatu (Muwahid), dan sebagai Pembela (Mujahid).
Dakwah bukan sekedar disampaikan melalui ceramah agama kepada sasaran dakwah,
tetapi juga dapat dilakukan melalui aksi dan tindakan nyata, yang dikenal dengan dakwah
bilhal. Dakwah tidak semata meningkatkan kualitas keimanan umat manusia, namun juga
harus bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu, paradigma dakwah pemberdayaan
masyarakat bertujuan untuk mengubah keadaan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan
politik warga perdesaan. Untuk memperbaiki keadaan tersebut dapat dilakukan dengan
beragam teknik yaitu teknik non-partisipasi, teknik tokenisme, dan teknik
partisipasi/kekuasaan masyarakat.