Anda di halaman 1dari 15

RISET PEMASARAN

EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG MANIS DI DESA


SAMPALI KABUPATEN DELI SERDANG
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN SUMATERA UTARA

LAPORAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1


Nama : 1. Yeni Handayani (2004300032)
2. Yessi Dwika Putri (2004300107)
3. M. Agisal Pratama (2004300103)
4. Wahyu Setia Aji (2004300106)
5. Agung Gilang Anjali (2004300115)
6. M Raisa Jamil (2004300094)
7. Heru Azaldi (1704300001)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat allah swt yang hingga saat ini masih diberi nikmat kesehatan
sehingga penulis diberi kesempatan untuk membuat laporan yang berjudul “EFISIENSI
PEMASARAN JAGUNG MANIS DI DESA SAMPALI KABUPATEN DELI SERDANG
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN SUMATERA UTARA” ini dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam membuat laporan ini yang terkhusus kepada :

1. Kedua orang tua yang mendukung secara moral maupun material


2. Ibu Khairunnisa Rangkuri, S.P., M.Si. selaku dosen tata niaga pertanian
3. Dan teman-teman sekelompok yang sangat bekerjasama
Demikianlan laporan tata niaga pertanian penulis buat dengan sepenuh hati, tidak lupa
kritik dan saran penulis harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik lagi

Wassalammualaikum wr.wb

Sumatera Utara, Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Riset Pemasaran ................................................................ 2
BAB II METODOLOGI................................................................................ 3
2.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 3
2.2 Sumber Data .................................................................................. 3
2.3 Sampel Penelitian .......................................................................... 3
2.4 Instrumen Risrt .............................................................................. 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 4
3.1 Hasil Riset ...................................................................................... 4
3.2 Pemabahasan .................................................................................. 4
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 11
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 11
4.2 Saran .............................................................................................. 11
LAMPIRAN ..................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum
dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai makanan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya). Dari segi konsumsi, jagung merupakan substitusi bagi beras
dan ubi kayu. Bagi orang Indonesia jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah
beras. Terdapat daerah di Indonesia yang berbudaya mengonsumsi jagung antara lain
Madura, pantai selatan Jawa Timur, pantai selatan Jawa Tengah, Yogyakarta, pantai selatan
jawa Barat, Sulawesi Selatan bagian timur, Kendari, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Bolaang
Mongondow, Maluku Utara, Karo, Dairi, simalungun, NTT, dan sebagian NTB (Pali, 2016).

Selain untuk industri pakan ternak dan konsumsi bahan pangan, kebutuhan jagung
juga meningkat untuk kebutuhan industry bahan pangan olahan (snakcfood) dan industry
pengolahan jagung moderen (corn wet dan milling) yang memproduksi corn starch, corn
gluten dan corn meal yang diperkirakan membutuhkan 1.000 ton jagung perharinya. Produksi
jagung di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 17,2 juta ton atau naik sekitar 4,3 persen
dibandingkan produksi tahun 2010 masih mampu memenuhi kebutuhan jagung nasional yang
meningkat rata-rata 9,6 persen pertahun, kecendrungan konsumsi jagung di Indonesia yang
makin tinggi menyebabkan makin besarnya jumlah impor (subhana, 2010).

Pada tahun 2008 Sumatera Utara diharapkan menjadi sentra produsen jagung terbesar
di Indonesia. Hal ini diupayakan untuk menjawab tantangan kekurangan jagung di Sumatera
Utara. Untuk berbagai kepentingan, Sumatera Utara masih 3 kekurangan jagung. Kebutuhan
jagung Sumatera Utara mencapai 2000 ton per hari sementara kebutuhan ini hanya dipenuhi
sebesar 700 ton. Akibat kekurangan itu harus dipenuhi dengan cara mengimpor. Agar impor
itu bisa dikurangi, Sumatera Utara terus berupaya mengembangkan produksi jagung
(Pemprovsu, 2007).

1
1.2 Tujuan Riset Pemasaran
1. Untuk mengetahui besarnya keuntungan dan margin pemasaran jagung manis Di Desa
Sampali Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Percut Sei Tuan Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui sudah efisienkah saluran pemasaran jagung manis di Di Desa
Sampali Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Percut Sei Tuan Sumatera Utara

2
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan penelitian ini dilakukan Di Desa Sampali Kabupaten Deli Serdang
Kecamatan Percut Sei Tuan Sumatatera Utara pada hari Sabtu 10 Januari 2022. Hal ini
dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan Percut sei tuan merupakan bagian
salah satu budidaya dan produksi jagung manis yang ada di Kabupaten Deli Serdang, Bahan
yang di kaji adalah mengenai Pemasaran Jagung Manis.

2.2 Sumber Data


Data yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer di peroleh dari pengamatan langsung di lapangan dan wawancara. Wawancara
berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) dilakukan kepada para petani untuk memperoleh
informasi mengenai usahatani jagung manis. Data-data sekunder berasal dari berbagai
instansi terkait, seperti badan pusat Statistik dan Departemen tanaman pangan dan
hortikultura. Data sekunder juga di peroleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan
topik penelitian.

2.3 Sampel Penelitian


Sampel penelitian ini adalah benih jagung manis. Jumlah sampel yang dijadikan
sebagai responden dalam penelitian ini sebanyak 1% petani atau 5% dari jumlah populasi 20
petani yang melaksanakan usahatani jagung manis dengan metode wawancara secara
langsung dengan petani didesa sampali.

2.4 Instrumen Riset


Dalam penelitian yang kami lakukan untuk mengetahui informasi tentang tanaman
jagung yang ditanam oleh Bapak Ponidi melalui wawancara yaitu :

1. Buku Tulis
2. Alat tulis
3. Handphone

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Riset

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dilapangan dapat diketahui bahwa
pendapatan yang diperoleh petani jagung berbeda satu sama lainnya. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya jumlah usahatani jagung manis yang ditanam dalam usaha jagung manis tersebut.
Juga diketahui bagaimana saluran distribusi, margin, farmer’s share dan efisiensi pemasaran
dari usaha jagung manis tersebut.

3.2 Penbahasan
1. Total Biaya Produksi Jagung Manis
Total biaya produksi adalah seluruh total pengeluaran petani yang dilimpahkan petani
untuk usahataninya selama 1 periode (Rp/periode). Total Biaya Produksi usaha tani jagung
manis ini rata- rata sebesar Rp. 9.350.000,- total keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel.
Sebagai pelaksana usahatani setiap petani mengharapkan produksi yang besar untuk
menghasilkan pendapatan yang besar pula. Dalam proses produksi dikeluarkan biaya-biaya
yang mendukung terjadinya proses produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost) dimana penggunaannya habis dalam satu masa
produksi. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya relatif tetap selama
masa produktif. Petani harus tetap membayarnya dalam hal ini biaya tetap meliputi biaya
penyusutan alat, sedangkan biaya variabel adalah biaya meliputi biaya sarana produksi
usahatani jagung manis.
a. Biaya tetap (fixed cost)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang
tidak dapat diubah jumlahnya. Untuk keseluruhan biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani

No Biaya Tetap Jumlah


1 Traktor Rp 1.750.000
2 Tenaga Kerja Rp 1.600.000
3 Mesin Babat Rp 2.000.000
Jumlah Rp 5.350.000
4
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani rata-
rata yaitu sebesar Rp. 5.350.000,- dan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh petani ialah
biaya mesin babat rata-rata yaitu sebesar Rp.2.000.000,-.

b. Biaya Variabel (Total Cost)


Biaya variabel digunakan dalam kegiatan bertani usahatani jagung manis di Desa
Sampali Kecamatan Percut sei tuan Kabupaten Deli Serdang terdiri atas Sebagaimana
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2. Biaya Variabel yang dikeluarkan Oleh Petani
No Biaya Variabel Jumlah
1 Pupuk Npk, Tsp, Urea Rp 2.000.000
2 Benih Rp 1.500.000
3 Insektisida Rp 500.000
Jumlah Rp 4.000.000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani pada
setiap musimnya rata-rata yaitu sebesar: Rp. 4.000.000,- dan biaya variabel yang paling
banyak dikeluarkan oleh petani yaitu biaya untuk membeli pupuk rata-rata yaitu sebesar Rp.
2.000.000,-.

c. Total Biaya
Biaya Total yang dikeluarkan oleh petani setelah biaya tetap ditambah dengan biaya
variabel. Untuk mengetahui jumlah keseluruhannya yaitu dengan menjumlahkan biaya tetap
dan biaya variabel. Untuk total seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Total Biaya Yang Dikeluarkan Petani
No Jenis Biaya Keterangan
1 Biaya tetap Rp 5.350.000
2 Biaya variabel Rp 4.000.000
Jumlah Rp 9.350.000

5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total pengeluaran petani dalam usaha tani jagung
manisnya rata-rata yaitu sebesar Rp. 9.350.000,- dimana terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel yang dikeluarkan.

2. Penerimaan Usahatani Jagung Manis


Penerimaan petani jagung manis yaitu harga jual dikali jumlah produksi. Selama satu
priode (Rp/Musim Tanam). Adapun total penerimaan petani jagung manis di Desa Jati
Kesuma adalah :
Tabel 4. Rata-rata jumlah produksi, harga dan penerimaan Jagung Manis.
Jumlah Produksi Harga Jagung Manis Penerimaan
(Kg/Musim panen) (Rp/Kg) (Rp/Musim panen)
8.000 2.500 Rp 20.000.000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi jagung manis rata-rata 8.000,-
kg/Musim Panen dengan harga jual Rp 2.500,-/kg maka didapatlah total penerimaan jagung
manis sebesar Rp 20.000.000,-/panennya.

3. Keuntungan Petani Jagung Manis


Keuntungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keuntungan bersih petani
yaitu selisih antara total penerimaan terhadap total biaya yang dikeluarkan oleh petani
(Rp/Musim Panen). Dimana total penerimaan adalah total hasil yang diterima dari penjualan
jagung manis yaitu total produksi dikalikan harga jual selama sekali panen (Rp/Musim
Panen). Sedangkan total biaya adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani dan
dilimpahkan petani untuk usahataninya selama sekali panen (Rp/Musim Panen).
Tabel 5. Keuntungan Petani Jagung Manis
No Keterangan Biaya
1 Penerimaan Rp 20.000.000
2 Total biaya Rp 9.350.000
Jumlah Rp 10.650.000

Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa rata-rata total keuntungan yang di
dapat oleh petani sebesar Rp. 10.650.000,- dengan rata-rata pengeluaran untuk biaya produksi
yang dikeluarkan sebesar Rp. 9.350.000,- sehingga petani Jagung manis mendapatkan
keuntungan bersih rata-rata sebesar Rp. 10.650.000,- per musim panen. Dari uraian diatas,

6
maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan dari usahatani jagung manis layak untuk di
usahakan dilihat dari aspek keuangan.

4. Saluran Pemasaran
Secara keseluruhan pihak-pihak yang berperan dalam memasarkan jagung manis kepada
konsumen di wilayah Medan adalah sebagai berikut :

Saluran Pemasaran I
1. Petani → Pedagang Pengumpul → Pedagang Besar →
Pedagang Pengecer →Konsumen

Dari gambar diatas pada saluran pertama petani menjual produksi jagung manisnya
ke pedagang pengumpul sistem transaksi yang dilakukan langsung dilokasi petani secara cash
(tunai) dengan harga perkarung Rp. 160.000 - Rp. 170.000 jagung manis yang dijual rata-rata
5000 - 6000 kg. Untuk harga jagung manis ditentukan oleh pedagang pengumpul. Setelah
dari pedagang pengumpul dijual ke pedagang besar dengan harga Rp. 200.000 - Rp.210.000
kemudian pedagang besar tersebut menjual jagung manis kepada pedagang pengecer dengan
harga Rp. 250.000/karung. Jumlah jagung manis yang dijual sebanyak 1500-3000 kg. Setelah
itu pedagang pengecer menjual jagung manis kepada konsumen dalam kg dengan harga rata-
rata sebesar Rp. 6000 - Rp. 7000/Kg.

5. Margin Pemasaran
Besaran margin pemasaran yang pada setiap saluran pemasaran jagung manis
dipengaruhi oleh masing-masing harga yang berlaku di tiap petani dan pelaku pemasaran.
Harga penjualan petani pada penelitian ini berdasarkan harga rata-rata dari sejumlah petani
dan pelaku pemasaran.
Mp = Pr – Pf atau Mp = Bp + Kp
Keterangan:
Mp = Marjin pemasaran (Rp/kg)
Pr = Harga ditingkat konsumen (Rp/kg)
Pf = Harga ditingkat produsen (Rp/kg)
Bp = Biaya Pemasaran (Rp/kg)
Kp = Keuntungan Pemasaran (Rp/kg).

7
Tabel 6. Biaya Pemasaran dan Margin Pemasaran Jagung Manis

No Lembaga dan Komponen Margin Biaya Jual/Beli Biaya Pemasaran


Biaya Pemasaran Pemasaran (Rp/Kg)
1 Saluran I
1. Harga Jual Petani 2.500
2. Biaya Pemasaran
P. Pengumpul
Transpotasi 155,84
Tenaga Kerja 38,5
Karung 46,15
Total biaya 240,49
3. Harga Jual 3076,92
4. Profit Penjualan 176,43
5. Marjin Pemasaran 576,92
6. Biaya Pemasaran
P.Besar
Harga Beli 3076,92
Transportasi 192,31
Tenaga Kerja 57,70
Total Biaya 250,01
7. Harga Jual 3846,15
8. Profit penjualan 519,22
9. Marjin Pemasaran 769,23
10. Biaya Pemasaran
P. Pengecer
Harga Beli 3846,15
Plastik 125
Kebersihan 100
Total Biaya 225
11. Harga Jual Komsumen 7000
12. Marjin Pemasaran 4500

8
Dari diatas dapat dilihat bahwa saluran pemasaran margin yang diterima yaitu sebesar
576,92 untuk pedagang pengumpul, 769,23 untuk pedagang besar, dan 4500 untuk pedagang
pengecer. Jagung manis dijual melalui perantara pedagang pengumpul, pedagang besar dan
pedagang pengecer, barulah sampai ke tangan konsumen, Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa biaya pemasaran masing-masing tiap lembaga berbeda, mulai dari biaya transportasi,
tenaga kerja, bahkan sampai karung. Dalam kegiatan ini biaya pedagang pengumpul pada
saluran pemasaran mengeluarkan biaya sebesar Rp. 240.49,- pedagang besar mengeluarkan
biaya sebesar Rp. 250.01 dan pedagang pengecer mengeluarkan biaya plastik, biaya
kebersihan sebesar Rp. 225.

6. Farmer’s Share
Farmer’s Share merupakan persentase bagian yang diperoleh petani jagung manis
dari harga yang berlaku pada pedagang pengecer. Besar kecilnya farmer’s share ditentukan
oleh panjang saluran pemasaran dan besarnya harga jual yang berlaku pada pedagang
pengecer. Tekhnik perhitungan farmer’s share adalah dengan menghitung harga ditingkat
petani dibagi dengan harga ditingkat pedagang pengecer jagung manis lalu dikalikan 100%.

FS = Pf x 100 %
Pr
Keterangan :

Fs = Farmer’s share
Pf = Harga di tingkat produsen/petani (Rp/kg)
Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp/kg)

Tabel 7. Farmer’s Share Pada Saluran Pemasaran Jagung Manis


No Pelaku Harga Jual (Rp/Kg) Farmer’s Share
1 Petani 2.500 35,71%
2 Pedagang Pengecer 7.000 64,29%

7. Efisiensi Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan aspek yang sangat penting dalam penelitian, apabila
aspek ini berjalan cukup baik, maka sama-sama akan merasa diuntungkan para pelaku pasar.
Artinya pemasaran yang baik akan membawa dampak yang positif terhadap petani, pedagang
dan konsumen.

9
EP = TB x 100%
TNP

Di mana :
EP = Efisiensi Pemasaran
TB = Total Biaya Pemasaran
TNP = Total Nilai Produk
Efisiensi pemasaran yang efisien jika biaya pemasaran lebih rendah dari pada nilai
produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya pemasaran dari nilai produk yang dipasarkan
semakin efisien melaksanakan pemasaran.
a. 0 – 33% = Efisien
b. 34 – 67% = Kurang Efisien
c. 68 – 100% = Tidak Efisien

Tabel 8. Efisiensi pemasaran Jagung Manis pada saluran pemasaran


Saluran Pemasaran Efisiensi Pemasaran
I {(240,49+250,01+225): 7000} x 100%
(715,5: 7000) x 100%
10,22%(Efisiensi)

Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa biaya pemasaran pada saluran I Rp.715,5,-/Kg
Dengan membandingkan total biaya pemasaran dengan nilai produksi jagung manis yang
dipasarkan. Jika EP <33% maka sistem pemasaran jagung manis dinilai efisien.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata total penerimaan yang di dapat oleh petani sebesar Rp. 20.00000. dengan
rata-rata pengeluaran untuk biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 9.350.000,-
sehingga petani jagung manis mendapatkan pendapatan rata-rata yaitu sebesar Rp
10.650.000,- Per musim panen.
2. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa saluran pemasaran yang terjadi yaitu :
Petani →Pedagang Pengumpul→Pedagang Besar→Pedagang Pengecer→Konsumen.
Yang kedua yaitu Petani→Pedagang Besar→Pedagang Pengecer→Konsumen.
margin yang diterima yaitu sebesar 576,92 untuk pedagang pengumpul, 769,23 untuk
pedagang besar, dan 4.500 untuk pedagang pengecer. Sedangkan untuk farmer’s share
didapat nilai pada saluran pemasaran yang yaitu sebesar 35,71%.
3. Dengan membandingkan total biaya pemasaran dengan nilai produksi jagung manis
yang dipasarkan. Jika EP <33% maka sistem pemasaran jagung manis dinilai efisien.

4.2 Saran
Diharapkan setiap lembaga pemasaran melakukan pola kerjasama yang baik. Yaitu
dijalin kerjasama investasi atau pinjaman. Contohnya pedagang pengumpul memberikan
modal kepada petani, atau pedagang besar memberikan modal kepada pedagang pengumpul.
Hal ini juga diharapkan dapat memperlancar arus penyaluran jagung manis dari petani ke
konsumen. Pola kerjasama ini dapat membantu petani atau pedagang pengumpul untuk
melakukan pinjaman tanpa bunga.

11
LAMPIRAN

Dokumentasi

Gambar 1 Lahan Jagung

12

Anda mungkin juga menyukai