Anda di halaman 1dari 21

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan
Bermotor Umum;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


LEMBARAN DAERAH Republik Indonesia Tahun 1945;
KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul )
Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita
Nomor : 2 Tahun : 2012 Seri : E Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
NOMOR 2 TAHUN 2012
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
TENTANG
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN
3209);
DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
BUPATI GUNUNGKIDUL, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa
Menimbang : a. bahwa agar penyelenggaraan angkutan orang di kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
jalan dengan kendaraan bermotor umum dapat Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
berjalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
tertib dan teratur, nyaman serta efisien, mampu Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
memadukan moda transportasi lainnya, Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
menjangkau seluruh wilayah daratan, untuk Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan 4844);
stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan 5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
penunjang pembangunan nasional dengan biaya Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, perlu Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
diatur penyelenggaraannya; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5025);
1 2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 11. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor
tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang- 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah
Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
hal pembentukan daerah-daerah Kabupaten 2008 Nomor 01 Seri E) sebagaimana telah diubah
dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor
Nomor 59); 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara 2010 Nomor 07 Seri E);
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Dengan Persetujuan
Nomor 3527); DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 KABUPATEN GUNUNGKIDUL
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan dan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BUPATI GUNUNGKIDUL
1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3529); MEMUTUSKAN :
9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG
tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI
Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia UMUM.
Nomor 3530);
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 BAB I
Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan KETENTUAN UMUM
Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Bermotor
Bagian Kesatu
Umum;
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gunungkidul.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

3 4
3. Bupati adalah Bupati Gunungkidul. 14. Surat Dispensasi Angkutan adalah surat yang diberikan oleh Kepala
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD Dinas kepada pemilik kendaraan angkutan barang sebagai izin
adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur sementara untuk dipergunakan mengangkut penumpang umum
penyelenggara pemerintahan daerah. pada jalur perintis.
5. Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang mempunyai 15. Izin Operasi Angkutan adalah izin untuk mengangkut orang dengan
tugas dan fungsi di bidang perhubungan. kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek.
6. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu 16. Mobil Bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki
tempat ketempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk
Lalu Lintas Jalan. Pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)
kilogram.
7. Trayek adalah lintasan kendaraan bermotor umum untuk pelayanan
17. Mobil barang adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk
jasa angkutan orang, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan
angkutan barang.
tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
18. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
8. Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
yang menyediakan pelayanan angkutan umum untuk melayani
jaringan perdesaan, jaringan kota, luar jaringan perdesaan dan 19. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakan oleh
angkutan perbatasan. peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di
atas rel.
9. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi
20. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang
satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang;
digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut
10. Trayek perkotaan, yaitu angkutan dari satu tempat ke tempat lain bayaran.
dalam satu daerah Kota atau wilayah ibukota Kabupaten dengan
21. Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor yang dirancang
menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang
khusus yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu antara
terikat dalam trayek.
lain : kendaraan bermotor Tentara Nasional Indonesia, kendaraan
11. Trayek perdesaan yaitu angkutan dari satu tempat ke tempat lain bermotor Kepolisian Negara Republik Indonesia, alat berat seperti
dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek bulldozer, traktor, mesin gilas (stoom waltz), forklift, loarder,
kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan excavator, dan kendaraan khusus penyandang cacat.
mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum.
22. Angkutan Perkotaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat
12. Kartu Pengawasan adalah turunan dari Keputusan Izin Trayek bagi lain dalam kawasan perkotaan yang terikat dalam trayek.
kendaraan yang bersangkutan yang berfungsi untuk pengawasan 23. Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat
dan pengendalian di jalan.
lain dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek
13. Izin Insidentil adalah izin yang diberikan kepada Perusahaan kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan
Angkutan yang telah memiliki Izin Trayek untuk menggunakan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum
kendaraannya menyimpang dari Izin Trayek yang dimiliki. yang terikat dalam trayek.

5 6
24. Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil 33. Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan adalah sekumpulan subsistem yang saling berhubungan dengan
argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah melalui penggabungan, pemrosesan, penyimpanan, dan
operasi terbatas. pendistribusian data yang terkait dengan penyelenggaraan Lalu
25. Bus Besar adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari Lintas dan Angkutan Jalan.
28 (dua puluh delapan) dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk 34. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang
normal tidak termasuk tempat duduk pengemudi dengan panjang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,
kendaraan lebih dari 9 meter. menaikan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
26. Bus Sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28 perpindahan moda angkutan.
dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk 35. Halte adalah tempat pemberhentian Kendaraan Bermotor Umum
tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 untuk menaikan dan menurunkan penumpang.
sampai dengan 9 meter. 36. Pool adalah sarana yang berfungsi sebagai tempat istirahat
27. Bus Kecil adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 9 s/d 16 kendaraan, pemeliharaan, dan perbaikan kendaraan dan dapat
dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk berfungsi sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang
tempat duduk pengemudi dengan panjang kendaraan 4 sampai sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
dengan 6,5 meter, 37. Agen adalah tempat yang berfungsi sebagai tempat pemesanan
28. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dan/atau penjualan jasa angkutan umum.
dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan mupun tanpa Bagian Kedua
perlengkapan pengangkutan bagasi. Maksud Dan Tujuan
29. Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang
Pasal 2
menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan
Kendaraan Bermotor Umum; Maksud dan tujuan dibentuknya Peraturan Daerah ini adalah :
30. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan hukum yang a. untuk mengatur dan mengendalikan pelayanan angkutan penumpang
menggunakan jasa Perusahaan Angkutan Umum. dengan kendaraan bermotor umum yang beroperasi didaerah
sehingga tercapai keseimbangan antara kebutuhan jasa angkutan
31. Penumpang adalah orang yang berada di Kendaraan selain
dengan penyedia jasa angkutan, antara kapasitas jaringan
Pengemudi dan awak Kendaraan;
transportasi jalan dengan kendaraan bermotor umum yang
32. Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroperasi, serta untuk menjamin kualitas pelayanan angkutan
di Jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi. penumpang umum;

7 8
b. untuk mewujudkan tersedianya jasa angkutan yang selamat, aman, Bagian Kedua
cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman dan effisien mampu memadukan Penyediaan Jasa Angkutan Umum
moda transportasi lainnya, menjangkau seluruh wilayah daratan
Pasal 5
Kabupaten Gunungkidul untuk menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak Penyediaan jasa angkutan umum di wilayah Kabupaten Gunungkidul
pembangunan daerah dengan biaya terjangkau daya beli dilaksanakan oleh :
masyarakat. a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
BAB II c. Badan Hukum lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
PENGUSAHAAN ANGKUTAN undangan.
Bagian Kesatu
Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum BAB III
Pasal 3 JARINGAN TRAYEK, WILAYAH OPERASI, DAN CIRI-CIRI
PELAYANAN
Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum terdiri
atas : Bagian Kesatu
Jaringan Trayek
a. angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek; dan
b. angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam Pasal 6
trayek; (1) Bupati menetapkan jaringan trayek yang meliputi :
Pasal 4 a. Trayek Perkotaan; dan
(1) Jenis pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum b. Trayek Perdesaan
dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri (2) Penetapan jaringan trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dari : disusun berdasarkan :
a. Angkutan Perkotaan; a. Tata ruang wilayah;
b. Angkutan Perdesaan. b. Tingkat permintaan jasa angkutan;
(2) Jenis pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum c. Kemampuan penyediaan jasa angkutan;
tidak dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b d. Ketersediaan jaringan lalu lintas dan angkutan;
terdiri dari : e. Kesesuaian dengan kelas jalan;
a. Angkutan Taksi; f. Keterpaduan intramoda angkutan; dan
b. Angkutan Kawasan Tertentu. g. Keterpaduan antarmoda angkutan.
(3) Ketentuan mengenai penetapan jaringan trayek sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

9 10
Bagian Kedua c. Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok,
Wilayah Operasi melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan
tulisan ”ANGKUTAN PERKOTAAN”;
Pasal 7
d. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang
(1) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; dan
dalam trayek diselenggarakan dalam wilayah operasi.
e. Daftar tarif yang berlaku.
(2) Wilayah operasi angkutan taksi sebagaimana dimaksud pada ayat f. Pengemudi yang mengenakan baju seragam sesuai dengan jenis
(1) ditetapkan dengan mempertimbangkan : pelayanan angkutan dan Perusahaannya.
a. kebutuhan jasa angkutan taksi;
(3) Pelayanan angkutan perdesaan diselenggarakan dengan memenuhi
b. perkembangan daerah kota dan perkotaan; dan
ciri-ciri sebagai berikut:
c. tersedianya prasarana jalan yang memadai.
a. Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak berjadwal;
(3) Wilayah operasi angkutan taksi di Kabupaten Gunungkidul
b. Pelayanan angkutan bersifat lambat, berhenti pada setiap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.
terminal dengan waktu menunggu relatif cukup lama; dan
Bagian Ketiga c. Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan,
Ciri-Ciri Pelayanan persinggahan, dan tujuan sekurang-kurangnya terminal tipe
C/lokasi tertentu yang harus disinggahi.
Pasal 8
(4) Kendaraan yang digunakan untuk angkutan perdesaan harus
(1) Pelayanan angkutan perkotaan diselenggarakan dengan memenuhi dilengkapi dengan:
ciri-ciri sebagai berikut: a. Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan
a. Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan;
perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan; b. Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang
b. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di
tempat-tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang bagian depan dan belakang kendaraan;
yang telah ditetapkan untuk angkutan kota; dan c. Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok,
c. Melayani angkutan antara kawasan utama dengan kawasan melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan
pendukung dan kawasan permukiman. tulisan ”ANGKUTAN PERDESAAN”;
(2) Kendaraan yang digunakan untuk angkutan perkotaan harus d. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang
dilengkapi dengan: dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan;
a. Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan e. Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; dan
pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan; f. Daftar tarif yang berlaku.
b. Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang
g. Pengemudi yang mengenakan baju seragam sesuai dengan jenis
dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di
pelayanan angkutan dan perusahaannya.
bagian depan dan belakang kendaraan;
11 12
Pasal 9 j. Pengemudi yang mengenakan seragam sesuai dengan jenis
pelayanan angkutan dan perusahaannya.
(1) Pelayanan angkutan taksi diselenggarakan dengan memenuhi ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Tidak berjadwal; BAB IV
b. Dilayani dengan mobil penumpang umum berbentuk sedan, PERIZINAN ANGKUTAN
station wagon dan van; Bagian Kesatu
c. Tarif angkutan berdasarkan argometer; dan Jenis Perizinan
d. Pelayanan dari pintu ke pintu. Pasal 10
(2) Kendaraan yang digunakan untuk angkutan taksi harus dilengkapi
(1) Perusahaan angkutan umum yang menyelenggarakan angkutan
dengan:
orang wajib memiliki :
a. Tulisan ”TAKSI” yang ditempatkan di atas atap bagian luar
a. izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek; dan / atau
kendaraan dan harus menyala dengan warna putih atau kuning
b. izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek.
apabila dalam keadaan kosong dan padam apabila argometer
dihidupkan; (2) Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek terdiri dari :
b. Dilengkapi dengan alat pendingin udara/AC; a. Izin trayek; dan / atau
c. Logo dan nama perusahaan ditempatkan pada pintu depan b. Izin insidentil
bagian tengah; (3) Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek berupa izin
d. Lampu bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di samping operasi.
kanan tanda taksi;
e. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang Bagian Kedua
dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; Izin Trayek
f. Radio komunikasi yang berfungsi sebagai alat berkomunikasi Pasal 11
antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi atau
(1) Untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan angkutan orang dalam
sebaliknya;
trayek wajib memiliki izin trayek.
g. Keterangan tentang biaya awal, kilometer, waktu dan biaya
tambahan yang ditempatkan pada sisi bagian dalam pintu (2) Izin trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh
belakang; Bupati untuk penyelenggaraan angkutan orang yang melayani trayek
h. Nomor urut kendaraan dari setiap perusahaan angkutan yang perkotaan dan perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten.
ditempatkan pada bagian depan, belakang, kanan atau kiri (3) Izin trayek yang diberikan kepada perusahaan angkutan berlaku
kendaraan dan bagian dalam kendaraan; dan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dapat diperpanjang.
i. Argometer yang disegel oleh instansi yang berwenang dan dapat (4) Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
berfungsi dengan baik serta ditera ulang sesuai peraturan berlaku izin pemegang izin trayek wajib mengajukan perpanjangan
perundang-undangan yang berlaku. izin trayek.
13 14
(5) Permohonan izin trayek diajukan kepada pejabat sebagaimana Bagian Ketiga
dimaksud pada ayat (2). Izin Insidentil
(6) Jenis-jenis permohonan izin trayek untuk penyelenggaraan angkutan Pasal 12
orang dalam trayek terdiri dari :
a. Permohonan izin trayek baru; (1) Izin insidentil merupakan izin yang hanya diberikan kepada
perusahaan angkutan yang telah memiliki izin trayek, untuk
b. Permohonan Perpanjangan masa berlaku izin trayek;
menggunakan kendaraannya menyimpang dari izin trayek yang
c. Permohonan Perubahan kepemilikan dan atau masa berlaku izin dimiliki;
trayek;
(2) Izin insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan
(7) Izin trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat : untuk kepentingan :
a. Nomor surat keputusan; a. Menambah kekurangan angkutan pada waktu keadaan tertentu,
b. Nama, alamat dan nomor induk perusahaan; seperti pada hari-hari besar keagamaan, angkutan haji, angkutan
c. Nama pimpinan perusahaan; liburan sekolah dan angkutan transmigrasi;
d. Masa berlaku izin trayek; b. Keadaan darurat tertentu, seperti bencana alam dan lain-lain.
e. Kode trayek; (3) Izin insidentil hanya diberikan untuk satu kali perjalanan pulang pergi
f. Jumlah kendaraan; dan berlaku paling lama 14 (empat belas) hari serta tidak dapat
g. Sifat perjalanan; diperpanjang.
h. Jenis pelayanan. Pasal 13
(8) Perubahan izin trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf c
Ketentuan mengenai tempat menaikan dan/atau menurunkan
dilakukan dalam hal :
penumpang harus dinyatakan dalam izin insidentil yang diberikan.
a. Perubahan masa berlakunya izin trayek;
b. Penambahan jumlah kendaraan bermotor; Pasal 14
c. Pengalihan kepemilikan perusahaan dan atau pengalihan Izin insidentil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 diberikan oleh
sebagian izin trayek; Kepala Dinas sesuai dengan domisili perusahaan angkutan, untuk izin
d. Penambahan frekuensi; insidentil yang melayani trayek antar kota dalam propinsi.
e. Perubahan trayek meliputi : penerusan trayek, perpendekan
Bagian Keempat
trayek dan pengalihan trayek;
Kewajiban Pemegang Izin Trayek
f. Penggantian kendaraan meliputi : perubahan nomor kendaraan,
tukar posisi kendaraan dan peremajaan kendaraan. Pasal 15
Pengusaha angkutan yang telah memperoleh izin trayek diwajibkan
untuk :
a. melaporkan apabila terjadi perubahan pemilikan perusahaan;

15 16
b. melaporkan apabila terjadi perubahan domisili perusahaan; Bagian Kelima
c. melaporkan kegiatan operasional angkutan setiap bulan; Izin Operasi
d. melunasi iuran wajib asuransi pertanggungan kecelakaan;
Pasal 16
e. mengembalikan dokumen izin trayek setelah terjadi perubahan;
f. mengoperasikan kendaraan yang memenuhi persyaratan teknis dan (1) Untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan angkutan orang tidak
laik jalan; dalam trayek wajib memiliki izin operasi.
g. mengoperasikan kendaraan dilengkapi dengan dokumen perjalanan (2) Izin operasi yang diberikan kepada perusahaan angkutan berlaku
yang syah yang terdiri dari untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
h. kartu pengawasan, surat tanda nomor kendaraan, buku uji dan tanda (3) Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
uji kendaraan bermotor; berlaku izin pemegang izin operasi wajib mengajukan perpanjangan
i. mengangkut penumpang sesuai kapasitas yang ditetapkan; izin operasi.
j. mengoperasikan kendaraan sesuai izin trayek yang dimiliki; (4) Izin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan satu
k. mengutamakan keselamatan dalam mengoperasikan kendaraan kesatuan dokumen yang terdiri dari :
sehingga tidak terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa; a. Surat keputusan izin operasi, yang sekurang-kurangnya memuat :
l. mengoperasikan kendaraan cadangan harus dilengkapi dengan kartu 1. nomor surat keputusan;
pengawasan kendaraan yang digantikan; 2. nama perusahaan;
m. mengoperasikan kendaraan identitas sesuai dengan ketentuan yang
3. nomor induk perusahaan;
berlaku;
4. nama pimpinan perusahaan/penanggung jawab;
n. setiap izin insidentil hanya dapat dipergunakan untuk satu kali
5. alamat perusahaan/penanggung jawab; dan
perjalanan pulang-pergi;
o. mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi; 6. masa berlaku izin;
p. memperkerjakan pengemudi yang memenuhi persyaratan sesuai b. Surat keputusan pelaksanaan izin operasi, yang sekurang-
dengan peraturan perundangan yang berlaku dan merupakan kurangnya memuat :
pengemudi perusahaan yang bersangkutan; 1. nomor surat keputusan;
q. menyelenggarakan peningkatan kemampuan dan keterampilan 2. nama perusahaan;
pengemudi secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali oleh 3. jumlah kendaraan yang diizinkan;
perusahaan; 4. masa berlaku izin;
r. melayani trayek sesuai izin trayek yang diberikan; 5. tanda nomor kendaraan;
s. menaikan dan menurunkan penumpang pada tempat yang telah 6. nomor uji kendaraan;
ditentukan;
7. merk pabrik;
t. mengoperasikan kendaraan sesuai dengan izin trayek yang dimiliki;
8. tahun pembuatan; dan
u. mematuhi ketentuan tarif;
9. daya angkut (orang);
v. mematuhi ketentuan pelayanan angkutan;

17 18
c. Kartu pengawasan kendaraan, yang sekurang-kurangnya (2) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
memuat : a, meliputi :
1. nomor surat keputusan; a. menandatangani Surat Pernyataan Kesanggupan untuk
2. nomor induk kendaraan; memenuhi seluruh kewajiban sebagai pemegang izin operasi;
3. nama perusahaan; b. memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang laik jalan yang
4. masa berlaku izin; dibuktikan dengan fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan
5. tanda nomor kendaraan; Bermotor sesuai dengan domisili perusahaan dan fotokopi Buku
6. tahun pembuatan; Uji;
7. nomor uji kendaraan;
c. menguasai fasilitas penyimpanan/pool kendaraan bermotor yang
8. daya angkut orang; dan
dibuktikan dengan gambar lokasi dan bangunan serta keterangan
9. daya angkut bagasi;
mengenai pemilikan atau penguasaan;
d. Surat pernyataan kesanggupan untuk mentaati kewajiban sabagai
d. memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu
pemegang izin operasi, yang ditandatangani pemohon dan
menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan bermotor
diketahui pejabat pemberi izin.
sehingga dapat merawat kendaraannya untuk tetap dalam kondisi
Pasal 17 laik jalan;
e. surat keterangan kondisi usaha, seperti permodalan dan sumber
Untuk memperoleh izin operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
daya manusia;
pemohon menyampaikan permohonan kepada pejabat pemberi izin.
f. surat keterangan komitmen usaha, seperti seperti jenis pelayanan
Pasal 18 yang akan dilaksanakan dan standar pelayanan yang diterapkan.
(1) Pejabat pemberi izin wajib memberikan jawaban persetujuan atau (3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
penolakan terhadap permohonan yang diajukan selambat-lambatnya meliputi:
14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima. a. pada wilayah operasi yang dimohon masih memungkinkan untuk
(2) Dalam hal permohonan ditolak, pemberi izin memberikan jawaban penambahan jumlah kendaraan;
secara tertulis dengan disertai alasan penolakan. b. prioritas diberikan bagi perusahaan angkutan yang mampu
(3) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja ternyata tidak ada memberikan pelayanan angkutan yang terbaik.
jawaban tertulis dari pejabat pemberi izin, maka permohonan Pasal 20
dianggap disetujui oleh pejabat pemberi izin.
Permohonan izin operasi, dapat berupa :
Pasal 19
a. izin bagi pemohon baru;
(1) Untuk memperoleh izin operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal b. pembaharuan masa berlaku izin;
16, pemohon wajib memenuhi : c. perubahan izin, terdiri dari :
a. persyaratan administratif; 1. penambahan kendaraan;
b. persyaratan teknis. 2. penggantian dokumen yang hilang atau rusak;
19 20
3. perubahan kepemilikan perusahaan; (4) Surat persetujuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
4. penggantian kendaraan meliputi peremajaan kendaraan dan (1) berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkan, dan tidak
perubahan nomor kendaraan. berlaku sebagai izin operasi serta dalam kurun waktu tersebut pihak
pemohon berkewajiban melengkapi persyaratan yang ditentukan.
Pasal 21
(5) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan pihak pemohon tidak
Izin operasi diberikan oleh Bupati untuk: dapat merealisasikan persetujuan permohonan yang diberikan,
1) angkutan taksi yang melayani wilayah operasi lebih dari satu maka persetujuan permohonan secara otomatis dinyatakan gugur.
Propinsi sesuai penetapan kebutuhan angkutan dari Direktur
Jenderal sebagai tugas pembantuan; Bagian Keenam
2) angkutan taksi yang melayani wilayah operasi lebih dari satu Kewajiban Pemegang Izin Operasi
Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi sesuai penetapan kebutuhan Pasal 23
angkutan dari Gubernur;
Perusahaan angkutan taksi yang telah mendapatkan izin operasi
3) angkutan taksi yang melayani dalam Kabupaten apabila tidak ada diwajibkan untuk :
penetapan kebutuhan angkutan dari Direktur Jenderal atau
a. melaporkan apabila terjadi perubahan pemilikan perusahaan;
Gubernur.
b. melaporkan apabila terjadi perubahan domisili perusahaan;
Pasal 22 c. melaporkan kegiatan operasional angkutan setiap bulan;
(1) Apabila wilayah operasi yang dimohon masih dinyatakan terbuka d. melunasi iuran wajib asuransi pertanggungan kecelakaan;
namun pemohon belum melengkapi persyaratan tertentu dapat e. mengembalikan dokumen izin operasi setelah terjadi perubahan;
diberikan surat persetujuan. f. mengoperasikan kendaraan yang memenuhi persyaratan teknis dan
(2) Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa laik jalan;
kendaraan bermotor yang laik jalan yang dibuktikan dengan salinan g. mengoperasikan kendaraan dilengkapi dokumen perjalanan yang
Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor sesuai domisili syah yang terdiri dari kartu pengawasan, surat tanda nomor
perusahaan dan Buku Uji karena masih dalam proses karoseri atau kendaraan, buku uji dan tanda uji kendaraan bermotor;
belum mendapatkan plat tanda nomor kendaraan warna dasar h. mengangkut penumpang sesuai kapasitas yang ditetapkan;
kuning tulisan hitam untuk angkutan taksi dan angkutan kawasan i. mengoperasikan kendaraan sesuai izin operasi yang dimiliki;
tertentu.
j. mengutamakan keselamatan dalam mengoperasikan kendaraan
(3) Surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berisi : sehingga tidak terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa;
a. jumlah kendaraan yang disetujui; k. mengoperasikan kendaraan cadangan harus dilengkapi dengan kartu
b. persyaratan yang harus dipenuhi; pengawasan kendaraan yang digantikan;
c. masa berlaku surat persetujuan. l. mengoperasikan kendaraan dengan identitas sesuai dengan
ketentuan;

21 22
m. mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi; (3) Bagi penumpang yang telah memiliki bukti pembayaran dan/atau
n. mempekerjakan pengemudi yang memenuhi persyaratan sesuai telah membayar biaya angkutan, tidak dibenarkan dibebani biaya
peraturan perundangan yang berlaku dan merupakan pengemudi tambahan atau kewajiban lainnya diluar kesepakatan.
perusahaan bersangkutan; (4) Penumpang berhak atas penggunaan fasilitas bagasi yang tidak
o. menyelenggarakan peningkatan kemampuan dan keterampilan dikenakan biaya maksimal 10 (sepuluh) kilogram per penumpang,
pengemudi secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali oleh kelebihan bagasi diatur sesuai perjanjian operasi dengan
perusahaan; penumpang.
p. beroperasi pada wilayah operasi sesuai dengan izin yang diberikan; (5) Ketentuan mengenai pemberian karcis pada penumpang kendaraan
q. menaikan dan menurunkan penumpang pada tempat yang telah bermotor umum diatur dalam Peraturan Bupati.
ditentukan;
Pasal 26
r. mengoperasikan kendaraan sesuai dengan izin operasi yang dimiliki;
s. mematuhi ketentuan tarif; Penumpang wajib membayar biaya angkutan sesuai yang ditentukan, dan
t. mematuhi ketentuan pelayanan angkutan. yang tidak membayar biaya angkutan dapat diturunkan oleh awak
kendaraan pada tempat pemberhentian terdekat.
Pasal 24
(1) Setiap Kendaraan Bermotor Umum yang telah mendapat Izin Trayek BAB VI
dan/atau Izin Operasi diberikan Kartu Pengawasan. TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA ANGKUTAN
(2) Kartu Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
Pasal 27
selama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang.
(3) Ketentuan mengenai Kartu Pengawasan sebagaimana dimaksud Pengusaha angkutan umum bertanggung jawab terhadap segala
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati. perbuatan orang yang dipekerjakannya dalam kegiatan penyelenggaraan
angkutan.

BAB V Pasal 28
HAK DAN KEWAJIBAN PENUMPANG
(1) Pengusaha angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang
Pasal 25 diderita oleh penumpang karena meninggal dunia atau luka-luka
(1) Penumpang kendaraan bermotor umum berhak diberi karcis sebagai yang timbul dari penyelenggaraan pengangkutan, kecuali apabila
tanda bukti atas pembayaran biaya yang telah disepakati. dapat membuktikan bahwa meninggal atau lukanya penumpang
disebabkan oleh suatu kejadian yang selayaknya tidak dapat
(2) Bagi penumpang yang telah diberikan tanda bukti pembayaran
dicegah atau dihindarinya atau karena kesalahan penumpang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berhak mendapatkan
sendiri.
pelayanan sesuai dengan perjanjian yang tercantum dalam tanda
bukti pembayaran.

23 24
(2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung Pasal 31
berdasarkan kerugian yang nyata-nyata dialami atau bagian biaya
(1) Pengemudi kendaraan bermotor umum dapat menurunkan
atas pelayanan yang sudah dinikmati.
penumpang dan atau barang yang diangkut pada tempat
(3) Tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai sejak pemberhentian terdekat, apabila ternyata penumpang dan atau
diangkutnya penumpang dan berakhir ditempat tujuan yang barang yang diangkut dapat membahayakan keamanan dan
disepakati. keselamatan angkutan.
(4) Pengusaha angkutan umum tidak bertanggung jawab atas (2) Pengemudi kendaraan bermotor umum dilarang membawa barang-
meninggal atau lukanya penumpang yang tidak diakibatkan oleh barang yang membahayakan keselamatan penumpang.
pengoperasian angkutan.
Pasal 32
(5) Pengusaha angkutan umum tidak bertanggung jawab terhadap
kerugian atas barang bawaan penumpang, kecuali apabila (1) Mobil bus umum dan mobil penumpang umum harus dilengkapi
penumpang dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut dengan ruang bagasi untuk penyimpanan barang milik penumpang.
disebabkan karena kesalahan atau kelalaian Pengusaha angkutan (2) Selain ruang bagasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), barang
umum. milik penumpang dapat disimpan di bawah tempat duduk atau
ditempat yang khusus disediakan untuk barang dengan ketentuan
Pasal 29 tidak mengganggu kenyamanan penumpang.
(1) Pengusaha angkutan umum tidak bertanggung jawab terhadap (3) Bagasi penumpang yang tidak dikenakan biaya maksimal sebanyak
kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang timbul dari 10 kg per penumpang, kelebihan bagasi diatur sesuai perjanjian
penyelenggaraan pengangkutan, kecuali jika pihak ketiga dapat operator dengan penumpang.
membuktikan bahwa kerugian tersebut disebabkan kesalahan (4) Keamanan bagasi penumpang pada ruang bagasi menjadi
Pengusaha angkutan umum. tanggung jawab operator terhadap barang di luar ruang bagasi
(2) Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan ganti rugi dari menjadi tanggung jawab penumpang.
pihak ketiga kepada pengusaha angkutan umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), disampaikan selambat-lambatnya 30 (tiga BAB VII
puluh) hari terhitung mulai tanggal terjadinya kerugian.
POOL DAN AGEN
Pasal 30 Pasal 33
(1) Pengusaha angkutan umum wajib mengasuransikan (1) Pengusaha angkutan wajib menguasai fasilitas penyimpanan/pool
tanggungjawabnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1). kendaraan bermotor.
(2) Ketentuan mengenai kewajiban asuransi sebagaimana dimaksud (2) Pool sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi sebagai :
pada ayat (1), diatur dalam Peraturan Bupati. a. tempat istirahat kendaraan; dan
b. tempat pemeliharaan dan perbaikan kendaraan;

25 26
(3) Setiap pool harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : b. tidak mengganggu jadwal perjalanan bus dari terminal sesuai
a. memiliki kapasitas yang memadai sekurang-kurangnya 5 (lima) kartu pengawasan; dan
bus; c. pool harus terdaftar di instansi pemberi izin.
b. jarak pool ke terminal terdekat cukup jauh; dan Pasal 35
c. tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas disekitar lokasi pool
dengan menyediakan : (1) Agen berfungsi sebagai tempat pemesanan dan/atau penjualan jasa
angkutan umum.
1. jalan masuk-keluar (akses) pool, sekurang-kurangnya 50
meter; (2) Agen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan bagian dan
2. jalan masuk-keluar (akses) pool dengan lebar sekurang- menjadi tanggungjawab perusahaan.
kurangnya 5 meter sehingga manuver kendaraan dapat (3) Agen dapat berada di terminal, pool dan/atau ditempat lain yang
dilakukan dengan mudah; memungkinkan.
3. fasilitas celukan masuk-keluar kendaraan, sehingga (4) Ketentuan mengenai agen yang berada di Terminal sebagaimana
kendaraan yang akan masuk-keluar pool mempunyai ruang dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Bupati.
dan waktu yang cukup untuk melakukan perlambatan/
percepatan; dan BAB VIII
4. lampu kelap-kelip (flashing light) warna kuning pada lokasi PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
sebelum masuk dan setelah keluar pool, apabila volume
kendaraan masuk-keluar pool cukup padat. Bagian Kesatu
Pelaksana Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 34
Pasal 36
(1) Pool dapat digunakan sebagai tempat untuk menaikan dan/atau
(1) Untuk menyelenggarakan angkutan penumpang agar dapat berjalan
menurunkan penumpang.
dengan baik sesuai maksud dan tujuan penyelenggaraan angkutan,
(2) Pool yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan pengawasan dan pengendalian angkutan orang oleh
sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan fasilitas :
Bupati.
a. gedung/ruang kantor;
(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana sebagaimana
b. ruang tunggu penumpang dan/atau pengantar/penjemput;
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
c. tempat untuk ruang parkir kendaraan penjemput/pengantar
a. pemantauan operasional angkutan;
selama menunggu keberangkatan/kedatangan;
d. tempat ibadah; dan b. evaluasi trayek atau evaluasi izin operasi;
e. kamar kecil/toilet. c. penilaian kinerja perusahaan angkutan dan kinerja kendaraan;
dan
(3) Dalam pengoperasian pool sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
d. pengembangan dan perluasan trayek dan izin operasi.
harus memenuhi persyaratan:
a. tidak ada pungutan atas penggunaan pool terhadap penumpang;

27 28
Bagian Kedua (4) Penetapan kebutuhan penambahan jumlah kendaraan sebagaimana
Pengembangan, Perluasan, Evaluasi Trayek dan Izin Operasi dimaksud pada ayat (3) diumumkan secara luas dan berkala agar
dapat diketahui oleh masyarakat.
Pasal 37
Pasal 38
(1) Dalam rangka pengembangan dan perluasan trayek yang
membutuhkan penambahan jumlah armada/kendaraan, dilakukan (1) Dalam rangka penambahan jumlah armada angkutan tidak dalam
penetapan trayek terbuka dan trayek tertutup. trayek, dilakukan penetapan jumlah armada/kendaraan.
(2) Dasar pertimbangan penetapan trayek terbuka dan tertutup untuk (2) Dasar pertimbangan penentuan kebutuhan jumlah
penambahan jumlah armada/kendaraan, dilakukan dengan: armada/kendaraan angkutan tidak dalam trayek, meliputi :
a. Dasar pertimbangan untuk trayek lama, meliputi : a. potensi permintaan penumpang;
1. jumlah perjalanan pergi pulang perhari kendaraan yang telah b. potensi ekonomi wilayah;
diizinkan melayani trayek yang ditetapkan bagi angkutan c. jumlah penduduk;
dalam trayek tetap dan teratur; d. rencana tata ruang dan potensi kawasan; dan
2. jumlah rata-rata tempat duduk kendaraan;
e. keterpaduan intra dan antar moda angkutan.
3. prosentase penggunaan tempat duduk kenyataan (realisasi
(3) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana sebagaimana dimaksud
tempat duduk)
pada ayat (2) jumlah armada/kendaraan angkutan tidak dalam
4. jumlah perjalanan pergi pulang perhari tertinggi;
trayek ditetapkan oleh Bupati.
5. faktor muat 70% (tujuh puluh perseratus) atau lebih;
(4) Pemberitahuan keputusan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
6. tersediannya terminal yang sesuai dengan jenis pelayanan
pada ayat (3) dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang dan
trayek; dan
Bupati sesuai kewenangannya, untuk melakukan penetapan jumlah
7. tingkat pelayanan jalan.
armada/kendaraan dan diumumkan secara luas agar dapat diketahui
b. Dasar pertimbangan untuk trayek baru, meliputi : oleh masyarakat.
1. tersedia prasarana jalan yang memadai;
2. potensi bangkitan penumpang; Pasal 39
3. potensi ekonomi wilayah; (1) Untuk mengetahui perkembangan pelayanan angkutan jalan secara
4. jumlah penduduk; periodik, dilakukan pemantauan dan pengawasan operasional
5. rencana tata ruang; angkutan angkutan secara berkala.
6. tersedianya terminal yang sesuai; dan (2) Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam pemantauan dan
7. keterpaduan intra dan antar moda. pengawasan angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :
disusun penetapan kebutuhan penambahan jumlah kendaraan yang a. perkembangan sosial dan ekonomi;
ditetapkan oleh Bupati. b. kecenderungan pergeseran distribusi pergerakan orang dan
pemilihan moda angkutan;

29 30
c. hasil pengamatan dan peninjauan lapangan; Pasal 41
d. laporan dan/atau masukan pengguna jasa angkutan dan Izin trayek atau izin operasi dapat dicabut tanpa melalui proses
masyarakat; dan peringatan dan pembekuan izin, dalam hal perusahaan yang
e. laporan dan/atau masukan pengusaha jasa angkutan. bersangkutan:
(3) Berdasarkan pertimbangan dalam pemantauan dan pengawasan a. melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan negara;
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan sebagai bahan b. melakukan kegiatan yang membahayakan keselamatan jiwa orang
evaluasi kesadaran hukum penyelenggaraan angkutan. lain; dan/atau
c. memperoleh izin trayek atau izin operasi dengan cara tidak sah.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF BAB X
Pasal 40 PENYIDIKAN
(1) Izin trayek atau izin operasi dapat dicabut apabila: Pasal 42
a. perusahaan angkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil Dinas diberi wewenang khusus
berakhirnya masa berlaku izin trayek dan izin operasi tidak sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
memperpanjang izin. dibidang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan
b. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 kendaraan bermotor umum sesuai dengan peraturan perundang-
dan Pasal 23. undangan yang berlaku.
(2) Pencabutan izin trayek atau izin operasi sebagaimana dimaksud (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
pada ayat (1) dilakukan melalui proses peringatan tertulis sebanyak a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan dan
3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 atau laporan, berkenaan dengan tindak pidana penyelenggaraan
(satu) bulan. angkutan orang dijalan dengan kendaraan bermotor umum agar
(3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak keterangan dan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan izin trayek atau izin b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
operasi untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. orang pribadi atau badan hukum tentang kebenaran perbuatan
(4) Jika pembekuan izin trayek atau izin operasi sebagaimana dimaksud yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana
pada ayat (3) habis jangka waktunya dan tidak ada usaha perbaikan, penyelenggaraan angkutan orang dijalan dengan kendaraan
maka izin trayek atau izin operasi dicabut. bermotor umum;
(5) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan izin trayek atau izin c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
operasi yang dibekukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah badan hukum sehubungan dengan tindak pidana
dilakukan perbaikan sesuai dengan Peraturan Daerah ini maka penyelenggaraan angkutan orang dijalan dengan kendaraan
pembekuan izin dicabut. bermotor umum;

31 32
d. memeriksa buku, catatanan dan dokumen lain berkenaan (4) Pelaksana pengawasan dapat melakukan penegakan terhadap
dengan tindak pidana dibidang penyelenggaraan angkutan orang angkutan secara berkala ataupun secara insidental untuk
dijalan dengan kendaraan bermotor umum; melaksanakan penertiban dan pengendalian angkutan orang di jalan
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bukti dengan kendaraan bermotor umum.
pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; BAB XI
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas KETENTUAN PIDANA
penyidikan tindak pidana dibidang penyelenggaraan angkutan
Pasal 43
orang dijalan dengan kendaraan bermotor umum;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang atau (1) Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan bermotor umum
kendaraanya meninggalkan tempat pada saat pemeriksaan tanpa izin yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
berlangsung dan memeriksa identitas seseorang atau kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
tersebut dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,00 (lima juta
pada ayat (2) huruf e; rupiah).
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana (2) Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan bermotor umum
penyelenggaraan angkutan orang dijalan dengan kendaraan insidentil tanpa izin yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
bermotor umum; 12, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,00 (tiga juta
diperiksa sebagai tersangka atau saksi; rupiah).
j. menghentikan penyidikan;
Pasal 44
k. menahan kendaraan yang dipergunakan untuk penyelenggaraan
angkutan orang dijalan dengan kendaraan bermotor umum untuk Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan bermotor umum
kepentingan penyidikan lebih lanjut dibidang penyelenggaraan melanggar ketentuan persyaratan pengoperasian sebagaimana
angkutan orang dijalan dengan kendaraan bermotor umum; dan dimaksud dalam Pasal 15 dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 1.500.000,00 (satu
l. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
juta lima ratus ribu rupiah).
tindak pidana dibidang penyelenggaraan angkutan orang dijalan
dengan kendaraan bermotor umum menurut hukum yang dapat Pasal 45
dipertanggungjawabkan;
Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan angkutan umum
(3) Penyidik sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melanggar ketentuan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau
penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan
denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
peraturan perundang-undangan tentang hukum acara pidana.

33 34
Pasal 46 (2) Penyedia jasa angkutan umum yang belum merupakan badan
hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib diubah menjadi
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan umum melanggar
badan hukum paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Daerah ini
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 dipidana
diundangkan.
dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan dan/ atau denda
setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
BAB XIII
Pasal 47 KETENTUAN PENUTUP
Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan angkutan umum tidak Pasal 51
dilengkapi dengan ruang bagasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
ayat (1) dapat diancam pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
ribu rupiah). Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Gunungkidul.
Pasal 48
Setiap orang yang mengoperasikan kembali angkutan umum yang izin Ditetapkan di Wonosari
trayek dan atau izin operasi dibekukan sebagaimana dimaksud dalam pada tanggal 17 Januari 2012
Pasal 40 ayat (3) diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan BUPATI GUNUNGKIDUL
dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
ttd
Pasal 49 BADINGAH
(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Diundangkan di Wonosari
Pasal 46, Pasal 47 dan Pasal 48 adalah pelanggaran. pada tanggal 17 Januari 2012
(2) Denda sebagaimana dimaksud Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal Plt.SEKRETARIS DAERAH
46, Pasal 47 dan Pasal 48 merupakan penerimaan Daerah. KABUPATEN GUNUNGKIDUL
ttd
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN BUDI MARTONO

Pasal 50 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012


(1) Izin yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah NOMOR 2 SERI E.
ini tetap berlaku sampai dengan habis berlakunya izin.

35 36
PENJELASAN Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
ATAS Daerah Kabupaten/Kota.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, perlu membentuk
NOMOR 2 TAHUN 2012
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan angkutan orang di
TENTANG
jalan dengan kendaraan bermotor umum.
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN
KENDARAAN BERMOTOR UMUM
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
I. UMUM
Cukup Jelas.
Penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan Pasal 2
bermotor umum merupakan sarana penting dan strategis guna
Cukup Jelas.
memperlancar roda perekonomian yang dapat mempengaruhi
Pasal 3
semua aspek kehidupan bagi masyarakat.
Cukup Jelas.
Penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan Pasal 4
bermotor umum merupakan sarana transportasi yang dapat
Cukup Jelas.
menunjang, mendorong dan menggerakan pertumbuhan Daerah
Pasal 5
yang berpotensi dalam upaya peningkatan dan pemerataan
Cukup Jelas.
pembangunan dan hasil-hasilnya.
Pasal 6
Agar penyelenggaraan angkutan orang dijalan dengan
Cukup Jelas.
kendaraan bermotor umum dapat berjalan dengan selamat, aman,
Pasal 7
cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, dan efisien mampu
Cukup Jelas.
memadukan moda transportasi lainnya menjangkau seluruh
Pasal 8
pelosok wilayah daratan menunjang pemerataan, pertumbuhan dan
stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang Cukup Jelas.
pembangunan nasional dengan biaya terjangkau oleh daya beli Pasal 9
masyarakat, maka sudah selayaknya pemerintah memberikan Cukup Jelas.
bimbingan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian sehingga Pasal 10
penyimpangan-penyimpangan terhadap penyelenggaraan Cukup Jelas.
angkutan orang dijalan dengan kendaraan bermotor umum dapat Pasal 11
dkiurangi bahkan dihilangkan dengan cara disusunya pengaturan Cukup Jelas.
yang jelas, tegas dan mencakup seluruh kebijakan Pemerintah Pasal 12
Daerah sesuai dengan kewenangan di bidang lalu lintas dan Ayat (1)
angkutan jalan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Cukup jelas.
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
37 38
Ayat (2) Pasal 27
Yang dimaksud dengan keadaan darurat tertentu lain- Cukup Jelas.
lain adalah untuk olahraga, hajatan, dan melayat. Pasal 28
Pasal 13 Cukup Jelas.
Cukup Jelas. Pasal 29
Cukup Jelas.
Pasal 14
Pasal 30
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
Pasal 15 Pasal 31
Cukup Jelas. Ayat (1)
Pasal 16 Cukup Jelas.
Cukup Jelas. Ayat (2)
Pasal 17 Yang dimaksud dengan barang-barang yang
Cukup Jelas. membahayakan antara lain minuman keras, senjata
tajam, dan barang yang mudah meledak.
Pasal 18
Pasal 32
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
Pasal 19 Pasal 33
Cukup Jelas. Cukup Jelas
Pasal 20 Pasal 34
Cukup Jelas. Cukup Jelas.
Pasal 21 Pasal 35
Cukup Jelas. Cukup Jelas.
Pasal 22 Pasal 36
Cukup Jelas. Cukup Jelas.
Pasal 37
Pasal 23
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
Pasal 38
Pasal 24
Cukup Jelas.
Cukup Jelas. Pasal 39
Pasal 25 Cukup Jelas.
Cukup Jelas. Pasal 40
Pasal 26 Cukup Jelas.
Cukup Jelas. Pasal 41
Cukup Jelas.

39 40
Pasal 42 41
Cukup Jelas.
Pasal 43
Cukup Jelas.
Pasal 44
Cukup Jelas.
Pasal 45
Cukup Jelas.
Pasal 46
Cukup Jelas.
Pasal 47
Cukup Jelas.
Pasal 48
Cukup Jelas.
Pasal 49
Cukup Jelas.
Pasal 50
Cukup Jelas.
Pasal 51
Cukup Jelas.

==0==

Anda mungkin juga menyukai