Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI KECELAKAAN DI MEUBEL

(Identification Accident In The Furniture“Della Furniture”)

Regina Putri Hamzah


Jurusan Kesehatan Masyarakat, FOK, UNG, Gorontalo
Email : reginaputrihamzah@gmail.com

Abstrak
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan
tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Tujuan akhir dari kesehatan
kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Untuk mengetahui
tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja Della Furniture.
Kecelakaan kerja yang terjadi pun beraneka ragam dari tangan terkena tatah atau alat pahat
sebagai kecelakaan kerja terbanyak, kemudian selain itu tangan terkena cutter, kaki tertimpa
benda, tangan terkena mesin-mesin, mata terkena alteco, mata terkena geram atau serbuk sisa
produksi, tangan terkena obeng dan juga jari tangan terkena gerinda, bahkan terdapat kecelakaan
tersiram air panas yang disebabkan oleh pekerja yang lembur di malam sebelumnya merasa
mengantuk dan akan membuat kopi, tanpa sengaja air panas yang akan dibuatnya
menumpahinya. Mengenai alat pelindung diri (APD) yang pekerja pakai, keseluruhan sama yaitu
menggunakan sepatu tertutup dan masker, untuk kaos tangan tidak ada karena mereka merasa
susah merasakan permukaan kayu sehingga sebagai gantinya untuk melindungi tangan mereka
dengan isolasi yang dililitkan di jari-jari tangan mereka, kemudian terkadang melepas APD
seperti masker karena terkadang merasa panas. Risiko tinggi yang sering terjadi adalah seperti
tangan terkena permukaan mebel yang masih kasar, tangan terkena pemotong, dan tangan
terkena palu, bor, drei, sekrup, serta lem. Kemudian yang termasuk risiko rendah adalah kaki
terkena mebel, tangan terkena pahat, serbuk kayu mengenai mata, tertimpa mebel yang sedang
diamplas, mata terkena alteco, dan bahan finishing terkena mata.
Abstract

Occupational health aims to obtain the highest degree of health, both physical, mental

and social for the working community and the company environment, through preventive,

promotive and curative efforts against diseases or health disorders due to work or the work

environment. . The ultimate goal of occupational health is to create a healthy and productive

workforce. To find out about the work tools used that can interfere with the health of Della

Furniture workers. Work accidents that occur also vary from hands hit by chisels or chisels as

the most work accidents, then besides that, hands are hit by cutters, feet are hit by objects, hands

are hit by machines, eyes are exposed to alteco, eyes are exposed to anger or leftover powder,

hands are exposed to The screwdriver and the fingers were burrs, there was even a scalding

accident caused by a worker who worked overtime the night before feeling sleepy and about to

make coffee, accidentally spilling hot water on it. Regarding the personal protective equipment

(PPE) that workers wear, the whole thing is the same, namely using closed shoes and masks, for

gloves there are no because they find it difficult to feel the wooden surface so instead to protect

their hands with insulation wrapped around their fingers, then sometimes take off PPE such as

masks because sometimes they feel hot. High risks that often occur are like hands hit by rough

furniture surfaces, hands hit by cutters, and hands hit by hammers, drills, drei, screws, and glue.

Then the low risk includes the feet getting hit by the furniture, the hands getting hit by the chisel,

sawdust hit the eyes, the furniture being sanded on, the eyes getting hit by the alteco, and the

finishing materials getting hit by the eyes.


PENDAHULUAN mendukung terciptanya tenaga kerja yang
Kesehatan kerja adalah merupakan sehat dan produktif antara lain: suhu
bagian dari kesehatan masyarakat atau ruangan yang nyaman, penerangan atau
aplikasi kesehatan masyarakat didalam pencahayaan yang cukup, bebas dari debu,
suatu masyarakat pekerja dan masyarakat sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang
lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan sesuai dengan ukuran tubuh atau
untuk memperoleh derajat kesehatan anggotanya (ergonomic ) dan sebagainya
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan (Notoadmojo, 2012).
sosial bagi masyarakat pekerja dan Dasar hukum sistem managemen
masyarakat lingkungan perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
tersebut, melalui usaha-usaha preventif, tercantum dalam undang-undang
promotif dan kuratif terhadap penyakit- keselamatan kerja no.1 tahun 1970 tentang
penyakit atau gangguan-gangguan keselamatan kerja. Dalam undang-undang
kesehatan akibat kerja atau lingkungan no.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal
kerja. Kesehatan kerja ini merupakan 23 dinyatakan bahwa K3 harus
terjemahan dari “Occupational Health” diselenggarakan di semua tempat kerja,
yang cenderung diartikan sebagai lapangan khususnya tempat kerja yang mempunyai
kesehatan yang mengurusi masalah- resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
masalah kesehatan secara menyeluruh bagi penyakit atau mempunyai karyawan paling
masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti sedikit sepuluh orang.Pekerja mebel kayu
usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, adalah pekerjaan yang menggunakan kayu
dan rehabilitatif, higine, penyesuaian faktor sebagai bahan baku utama dalam proses
manusia terhadap pekerjaannya dan produksinya. Setiap orang yang pernah
sebagainya (Notoadmojo, 2012). menggergaji papan (kayu) telah terkena
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini paparan debu kayu. Umumnya ini dianggap
adalah untuk menciptakan tenaga kerja tidak berbahaya dan bahkan banyak orang
yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat yang terkena paparan debu kayu dalam
tecapai, apabila didukung oleh lingkungan jumlah besar tanpa masalah kesehatan.
kerja yang memenuhi syarat-syarat Namun, sejumlah masalah kesehatan telah
kesehatan kerja. Lingkungan kerja yang dikaitkan dengan paparan debu kayu. Efek
bagi kesehatan yang paling sering kontak secara langsung dengan regulasi
dilaporkan adalah ruam kulit (dermatitis), yang berlaku.
iritasi mata dan pernapasan, masalah alergi
Maka dari itu kita perlu pemahaman
pernapasan, kanker hidung, dan beberapa
mengenai proses produksi pengrajin kayu,
jenis kanker lainnya. Selain itu banyaknya
faktor dan potensi bahaya pada setiap
kasus kecelakaan akibat kerja yang terjadi
prosesnya serta penanganannya agar dapat
seperti tertusuk, terjepit, terpotong dan
mengaplikasikannya secara nyata saat
sebagainya, dikarenakan tidak adanya
melakukan proses produksi.

METODE PENELITIAN
Penelitian dimulai dengan identifikasi
masalah, merumuskan masalah, kemudian
menentukan tujuan penelitian yaitu melakukan
perhitungan skor berdasarkan analisis risiko
secara semikuantitatif menurut W.T Fine di area
produksi ”Della Furniture”. Menganalisis risiko
bahaya yang mungkin terjadi menggunakan
metode Job Safety Analysis adalah metode yang
membutuhkan detail urutan pekerjaan untuk
menganalisis bahaya yang mungkin terjadi
disetiap tahap kerja. Kemudian menganalisi
resiko yang terjadi secara semi kuantitatif
menurut W.T Fine.
HASIL

Judul Penulis Variabel Populasi Hasil


Penerapan Metode Alfa Baetin Penerapan Metode Job Jumlah Sampel Hasil Penelitian Menunjukkan
Job Safety Analysis Nurul Ilmy Safety Analysis Pada Penelitian Ini Sebanyak Pada Mesin 2 Memiliki Potensi
Di Proses Produksi Tahap Pengovenan 119 Orang Dari Jumlah Kecelakaan Kerja Terbesar. Kondisi
Mebel Pt. Paradise Dapatmeminimalisir Populasi 169 Pekerja Tersebut Didapatkan Dari Data Kecelakaan
Island Furniture 20% Bahaya Proses Produksi Kerja Tahun Sebelumnya, Wawancara Dan
Terhadap Bahaya Kecelakaan Kerja Furniture Pt. Paradise Dilakukan Penilaian Secara Langsung
Kecelakaan Kerja Dengan Pengendalian Island Furniture.. Dilapangan
Pengetahuan K3,
Penerapan Metode Job
Safety Analysis Pada
Tahap Gudang Dapat
Meminimalisir 33,75
Bahaya Kecelakaan
Kerja Dengan
Memperbaiki Cara
Kerja Karyawan Dan
Penggunaan Apd.
Penerapan Job Safety Alfa Baetin Penerapan Jsa Dengan Populasi Penelitian Ini
Analysis (Jsa) Untuk Nurul Ilmy1, Meningkatkan Adalah Seluruh Pekerja Hasilnya Yaitu Tingkat Risiko Low Di
Program Kerja K3, Bagian Oven Dan Gudang, Moderate Di
Pengendalian Risiko Tuntas Meliputi Peningkatan Di Pt. “F” Berjumlah
Bagian Assembling Dan Finishing, High
Kecelakaan Kerja Di Bagyono2, Kualitas Alat 206 Orang. Sampel Di Bagian Mesin 1, Laminasi Dan Sanding,
Industri Mebel Pt. Yamtana3 Pelindung Diri, Penelitian Ditentukan Sedangkan Extreme Di Bagian Mesin 2
“F” Peningkatan Disiplin Dengan System
Pekerja Dan Substitusi
Alat Kerja. Penerapan Random Sampling.
Jsa Dapat Jumlah Sampel
Mengendalikan
Diperoleh
Kecelakaan Kerja,
Persentasenya Sesuai Menggunakan Rumus
Dengan Jenis Slovin, Sebanyak 119
Pekerjaan Dan
Lingkungan Kerja Di Responden Dengan
Industri Mebel Pt. Cara Diundi.
“F”.

Penerapan Sistem Ag Eko Penyuluhan Dan Sasaran Kegiatan Yaitu Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
Manajemen Susetyo1, Pelatihan Penerapan Perajin Mebel Di Umk Ini Memberikan Perubahan Pengetahuan
Dan Perilaku Pengelola Maupun Para
Keselamatan Dan Patrisius Edi Sistem Manajemen Disobo Mebel. Perajin Mebel Dalam Hal Penerapan
Kesehatan Kerja (K3) Prasetyo2 Keselamatan Dan Sistem Manajemen K3 Dan Kesadaran
Mengetahui Potensi Bahaya Di Tempat
Di Umk Disobo Kesehatan Kerja (K3),
Kerja Serta Pengetahuan Tentang
Mebel Sleman, Penyuluhan & Pentingnya Apd.
Yogyakarta Pelatihan Identifikasi
Potensi Bahaya Di
Tempat Kerja Dan
Pencegahannya
Identifikasi Potensi Aulia Widya Cara Manajemen Sasaran Kegiatan Yaitu Dari Hasil Penelitian Ditemukan 82
Bahaya Keselamatan Purnamasari1 Risiko Menggunakan 13 Informan, 1 Pada Potensi Bahaya Dimana 46 Potensi Bahaya
Dan Kesehatan Kerja Identifikasi Potensi Bagian Human Fisika, 32 Potensi Bahaya Kimia Dan 4
Pada Proses Produksi Bahaya Keselamatan Resource Departement Potensi Bahaya Ergonomi.
Dan Kesehatan Kerja. (Hrd), 1 Pekerja Bagian
Menurut Osha 3071, Health, Safety,
Job Hazard Analysis Environment. (Hse), 10
(Jha) Merupakan Pekerja Bagian
Teknik Yang Fokus Produksi Dimana Pada
Pada Tahapan 10 Proses Produksi
Pekerjaan Sebagai Yang Ada Di Cv. Citra
Cara Untuk Jepara Furniture
Mengidentifikasi Diambil Tiap Proses 1
Bahaya Sebelum Pekerja Untuk
Suatu Kecelakaan Mengidentifikasi
Terjadi Potensi Bahya.
Usulan Perbaikan Dewi Diniaty 1, Pada Penelitian Ini, Sasaran Kegiatan : Total Keseluruhan Kecelakaan Yang
Keselamatan Kerja Zulfan Afendi 2 Dilakukan Studi Seluruh Pegawai Dari Terjadi Selama 7 Tahun Terakhir Dari
Untuk Pendahuluan Terlebih Pt. Alam Permata Riau Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2014
Meminimumkan Dahulu, Yaitu Dengan Adalah Sebanyak 323 Kecelakaan. Angka
Kecelakaan Kerja Melakukan Survei Ke Kecelakaan Terus Terjadi Ditiap
Dengan Pendekatan Perusahaan Agar Tahunnya, Sehingga Perlu Adanya Suatu
Job Safety Analysis Mendapatkan Bahan Evaluasi Untuk Menganalisa Penyebab
(Jsa) Pada Area Yang Akan Diteliti Mengapa Penerapan Job Safety Analysis
Lantai Produksi Di Sesuai Dengan Apa Pada Pekerjaan Tidak Berjalan Dengan
Pt. Alam Permata Yang Dibutuhkan. Baik.
Riau Studi Pendahuluan
Dilakukan Dengan
Melakukan Pendataan
Data Melalui
Wawancara
(Interview) Dan
Meminta Data
Perusahaan.
Identifikasi Risiko Hudayana1, Mg. Jenis Penelitian Yang Sasaran Kegiatan : Hasil Penyelidikan Menunjukkan Bahwa
Bahaya Keselamatan Catur Yuantari1, Dilakukan Adalah Seluruh Pegawai Dari Ternyata Faktor Manusia Dalam
Dan Kesehatan Kerja Supriyono Penelitian Deskriptif Ud. Mita Furniture Timbulnya Kecelakaan Sangat Menonjol.
(K3) Pada Pekerja Asfawi Observasional. Kalinyamatan Selain Itu Ditemui Dari Hasil-Hasil
Meubel Ud. Mita Observasional Yaitu Penelitian Bahwa 80 Persen Hingga 85
Furniture Suatu Metode Dalam Persen Kecelakaan Di Lingkungan Kerja
Kalinyamatan Jepara Meneliti Status Disebabkan Oleh Kesalahan Manusia
Tahun 2013 Sekelompok Manusia,
Suatu Objek, Suatu
Kondisi, Suatu Sistem
Pemikiran Ataupun
Suatu Kelas Peristiwa
Pada Masa Sekarang..
Analisis Risiko Isyeu Sriagustini Jenis Penelitian Yang Objek Yang Diteliti Dikethui Bahwa, 14 Dari 20 Orang Pekerja
Kesehatan Dan Digunakan Adalah Adalah Pekerja Saat Merasa Tidak Nyaman Dengan Adanya
Keselamatan Kerja Penelitian Deskriptif. Melakukan Bising Yang Berasal Dari Peralatan Kerja;
Pada Pengrajin
Mebeul Kayu D Adapun Pendekatan Pekerjaannya Sebanyak 18 Dari 20 Orang Pekerja Mengeluhkan
Kabupaten Analisis Risiko Yang 20 Orang, Proses Batuk Akibat Adanya Debu Yang
Tasikmalaya
Digunakan Adalah Produksi, Peralatan Berterbangan; 16 Dari 20 Orang Pekerja
Teknik Kualitatif Yang Digunakan Saat Merasakan Pegal Pegal Sesudah Mereka
Yaitu Teknik Analisis Proses Produksi, Dan Bekerja; 18 Dari 20 Orang Pekerja Pernah
Risiko Kesehatan Dan Lingkungan Kerja. Mendapatkan Luka Ringan, Dan Tidak
Keselamatan Kerja Pernah Terjadi Luka Parah Selama Mereka
Dengan Menggunakan Bekerja.
Matrik Risiko Yang
Menggabarkan
Tingkat Dari
Kemungakinan Dan
Keparahan Suatu
Kerjadian Yang
Dinyatakan Dalam
Bentuk Rentang Dari
Risiko Paling Rendah
Sampai Risiko Paling
Tertingg.
Paparan Debu Kayu Herdianti 1, Penelitian Ini Populasi Dalam Hasil Penelitian Gambaran Paparan Debu
Dan Aktivitas Fisik Taufik Merupakan Penelitian Penelitian Ini Adalah Kayu Di Tempat Pengecatan Cv. Semoga
Terhadap Dampak Fitriyanto2, Deskriptif Kuantitatif Seluruh Tenaga Kerja Jaya Kota Jambi Tahun 2017 Menunjukkan
Kesehatan Pekerja Suroso3 Dengan Metode Bagian Pengamplasan Bahwa Pengukuran Yang Dilakukan Tiga
Kali Yaitu Pagi, Siang Dan Sore Hari, Dan
Meubel Deskriptif Untuk Di Meubel Cv Semoga Peneliti Melakukan Pengukuran Ditiga
Mengetahui Jaya Kota Jambi Tahun Titik Di Tempat Pengecatan Luar Ruangan
Didapat Bahwa Paparan Debu Yang
Gambaran Paparan 2016 Yang Berjumlah
Terendah Adalah Pada Sore Hari Dititik
Debu Kayu Dan 31 Orang. Sampel Pada Ketiga
Aktivitas Fisik Penelitian Ini Diambil 3,26 Mikron. Tempat
Terhadap Kesehatan Menggunakan Teknik Pengamplasan Luar Ruangan Didapat
Bahwa Paparan Debu Yang Terendah
Pada Pekerja Meubel Pengambilan Sampel
Adalah Pada Siang Hari Dititik Kedua 3,37
Di Cv Semoga Jaya Secara Total Sampling Mikron Dan Tempat Penyuguh Didapat
Kota Jambi Tahun Yaitu Seluruh Tenaga Bahwa Paparan Debu Yang Terendah
Adalah Pada Pagi Hari Dititik Kedua 4,99
2017 Kerja Di Meubel Cv Mikron. Hasil Gambaran Paparan Debu Di
Semoga Jaya Kota Cv Semoga Jaya Kota Jambi Tahun 2017
Menunjukkan Bahwa Paparan Debu Dari
Jambi Tahun 2016
27 Pengukuran Ditemukan Lebih Banyak
Yang Berjumlah 31 17 (63%) Kali Pengukuran Tidak
Orang. Memenuhi Syarat.
Hubungan Unsafe Adhwa Penelitian Ini Adalah Sampel Pada Penelitian Berlandaskan Pada Hasil Studi Yang Telah
Action Dan Unsafe Umniyyah Danur Penelitian Analitik Ini Yaitu Sebanyak 57 Dilaksanakan, Bahwa 75,4% Pekerja
Condition Dengan Irkas1, Azizah Kuantitatif Dengan Responden Dengan Pernah Mengalami Kecelakaan Kerja,
Kecelakaan Kerja Musliha Fitri2, Desain Studi Cross Metode Purposive Jumlah Tersebut Lebih Banyak
Pada Pekerja Industri Ayu Anggraeni Sectional. Penelitian Sampling. Dibandingkan Dengan Responden Yang
Mebel Dyah Purbasari3, Dilakukan Pada Tidak Pernah Mengalami Kecelakaan
Terry Y.R. Kurun Waktu 3 Bulan, Kerja..
Pristya4 Dimulai Sejak Bulan
April Sampai Bulan
Juni 2020 Di Industri
Mebel Yang
Bertempat Di
Kecamatan Duren
Sawit, Jakarta Timur.
Identifikasi Bahaya Jeihan Iftahlana Penelitian Dimulai Sasaran Kegiatan : Data Kecelakaan Kerja Sudah Diterapkan,
Dan Risikopada Area Putri, Dengan Identifikasi Seluruh Pegawai Dari Namun Melalui Tanya Jawab Langsung
Produksi Cv Mebel
Internasional, Muhammad Masalah, Cv Meubel Dengan Kepala Bagian Hrd Yang
Semarang Dengan Mujiya Ulkhaq Merumuskan Internasional Bertanggung Jawab Atas Kesehatan Dan
Metode Job Safety
Masalah, Kemudian Semarang. Keselamatan Kerja (K3) Di Cv Mebel
Analysis
Menentukan Tujuan Internasional (Mi) Data Kecelakaan
Penelitian Yaitu Tersebut Dibuat Secara Mendadak Karena
Melakukan Adanya Proses Audit Perusahaan.
Perhitungan Skor Meskipun Begitu Pencatatan Sudah Cukup
Berdasarkan Analisis Baik, Tetapi Kelengkapannya Sedikit
Risiko Secara Diragukan.
Semikuantitatif
Menurut W.T Fine Di
Area Produksi Cv
Mebel Internasional.
PEMBAHASAN pertama yang diajukan adalah mengenai
peralatan yang digunakan oleh masing-masing
Kecelakaan terjadi tidak terlalu sering bila
bagian, bagian finishing putih menggunakan alat
dilihat dari setiap jarak waktu saat terjadi
amplas mesin namun di grup itu terdapat
kecelakaan . Bagian yang paling banyak adalah
penggunaan cat tembok kuas dan sanding, untuk
bagian amplas, selain itu juga ada bagian
bagian tukang menggunakan banyak alat seperti
carpenter atau tukang, finishing, dan juga
planner, bor, tatah, palu, gergaji dan sebagainya,
mekanik. Kecelakaan kerja yang terjadi pun
untuk bagian amplas sudah pasti menggunakan
beraneka ragam dari tangan terkena tatah atau
amplas mesin. Pertanyaan kedua mengenai
alat pahat sebagai kecelakaan kerja terbanyak,
kenyamanan pekerja saat bekerja, keseluruhan
kemudian selain itu tangan terkena cutter, kaki
menyatakan bahwa telah nyaman, namun bagian
tertimpa benda, tangan terkena mesin-mesin,
tukang mentah mengeluhkan mengenai jumlah
mata terkena alteco, mata terkena geram atau
mesin planner yang terbatas dengan jumlah
serbuk sisa produksi, tangan terkena obeng dan
pekerjadua puluh satusedangkan mesin panner
juga jari tangan terkena gerinda, bahkan terdapat
hanya lima, mereka merasa jumlah tersebut
kecelakaan tersiram air panas yang disebabkan
kurang ideal.
oleh pekerja yang lembur di malam sebelumnya
merasa mengantuk dan akan membuat kopi, Pertanyaan ketiga mengenai jam kerja yaitu pada pukul
tanpa sengaja air panas yang akan dibuatnya 08.00 pagi hingga
menumpahinya. 15.45 sore, namun akhir- akhir ini sering
Kemudian berdasarkan hasil wawancara, melakukan lembur karena banyaknya pesanan
Pertanyaan yang diajukan sama kepada pekerja yang datang yang harus dikejar untuk selesai.
yaitu sebanyak lima pertanyaan. Pertanyaan Pertanyaan keempat adalah mengenai alat
pelindung diri (APD) yang pekerja pakai, terkadang merasa panas.
keseluruhan sama yaitu menggunakan sepatu pertanyaan kelima adalah mengenai bahaya
tertutup dan masker, untuk kaos tangan tidak ada yang ada dalam pekerjaannya, itu seperti bahaya
karena mereka merasa susah merasakan terkena paku, serbuk kayu mengganggu
permukaan kayu sehingga sebagai gantinya untuk pernafasan, bahaya tertimpa benda, terkena
melindungi tangan mereka dengan isolasi yang cutter, terkena alatalat kerja lain seperti palu,
dililitkan di jari-jari tangan mereka, kemudian tatah, dan sebagainya.
terkadang melepas APD seperti masker karena

Resiko tinggi Resiko sedang Resiko Rendah

Tangan dan kaki


Tangan Terkena Terkena
terkena alat
Pemotong konveyor mesin
pemotong

Tangan Terkena Palu Terkena cutter

Serbuk kayu
Tangan terkena Lem
masuk ke mata

Serbuk kayu terhirup


Cairan Finishing
Mengganggu
Penciuman

Risiko tinggi yang sering terjadi adalah seperti penyemprot finishing yang mengganggu
tangan terkena permukaan mebel yang masih penciuman, suara mesin yang mengganggu
kasar, tangan terkena pemotong, dan tangan pendengaran, memiliki efek jangka panjangnya
terkena palu, bor, drei, sekrup, lem. Kemudian akan mempengaruhi kesehatan pekerja dan
yang termasuk risiko rendah adalah kaki terkena berkelanjutan terus-menerus. Maka yang harus
mebel, tangan terkena pahat, serbuk kayu dilakukan adalah menjaga kebersihan sehingga
mengenai mata, tertimpa mebel yang sedang tidak akan banyak debu, namun karena pabrik
diamplas, mata terkena alteco, dan bahan kayu sudah pasti akan banyak kotoran berupa
finishing terkena mata.Kemudian yang termasuk debu dan serbuk kayu maka dapat diantisipasi
risiko medium adalah tangan terkena mesin dengan tertib menggunakan masker. Masker juga
planner, maju masuk ke mesin planner, jari dapat mengantisipasi gangguan penciuman oleh
terkena spindle, terkena konveyor mesin sanding, bau cairan-cairan yang disemprotkan ke mebel
dan tangan terkena cutter. saat finishing, sedangkan untuk mengantisipasi
suara dapat diantisipasi dengan menggunakan
Kemudian risiko tinggi seperti debu, serbuk
penutup telinga, namun risiko suara ini sudah
kayu, dan aroma bahan finishing mengganggu
menjadi suatu hal biasa di meubel. Yang
pernafasan, suara gerinda dan mesin-mesin
termasuk paling jarang terjadi adalah kaki
mengganggu pendengaran debu dan serbuk kayu
tertimpa benda/mebel, terkena alat kerja seperti
yang mengganggu pernafasan dan cairan
tatah, serbuk kayu mengenai mata, mata terkena
alteco, dan cairan semprot terkena mata. Selain menggunakan sepatu tertutup. Namun lebih dari
harus berhati- hati, untuk mengantisipasi agar semua itu yang terpenting adalah perusahaan
kaki baik-baik saja saat tertimba mebel yaitu harus lebih memperhatikan K3. Yang dapat
dengan memakai sepatu yang tertutup dan harus dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi di
tebal melindungi kaki, harus didisiplinkan dari semua bagian produksi mengenai K3. Walaupun
hal-hal kecil seperti itu. Sedangkan untuk akan masih susah jika dilakukan secara resmi,
melindungi mata, meubel harus menyediakan namun bisa dilakukan dengan mengingatkan
kacamata pelindung yang harus dikenakan untuk selalu di setiap briefing, untuk berhati-hati dan
proses tertentu sehingga menghindari kecelakaan tertib dalam penggunaan alat pelindung diri,
kerja yang melukai mata. karena terdapat bagian yang saat briefing hanya
diberitahu tentang pekerjaan, sedangkan
Kemudian resiko terendah adalah Yang
keselamatan kerja diabaikan.
berada dalam level tersebut adalah tangan yang
terkena permukaan mebel yang masih kasar,
tangan dan kaki terkena alat pemotong. Untuk
mengatisipasinya yaitu dengan selalu focus dan
berhati-hati dan melindungi kaki dengan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai