1. Muhammadiyah sejak awal berdiri melakukan kerja kebudayaan. Kiai Ahmad D
ahlan mempelopori pendidikan modern juga merupakan kerja kebudayaan, Muh ammadiyah tidak asal mengikuti semua jenis warisan kebudayaan leluhur. Menu rut prinsip Muhammadiyah, kebudayaan tidak boleh mengarah atau mengakibat kan fasad (kerusakan), dharar (bahaya), isyyan (kedurhakaan), dan ba’id ’anillah (terjauhkan dari Allah).Meskipun berkebudayaan dalam urusan akidah dan ibada h sesuai dengan yang digariskan oleh Quran dan Hadis. Strategi kebudayaan M uhammadiyah menyatukan ajaran kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah den gan dimensi ijtihad dan tajdid sosial keagamaan. Ciri khas strategi kebudayaan Muhammadiyah timbal balik antara sisi normativitas al-Qur’an dan as-Sunnah se rta historisitas pemahamannya sesuai dengan kontek masyarakat. Tetapi Muha mmadiyah juga harus perlu menyerap perubahan budaya yang begitu cepat. Se misal budaya baru dunia digital 2. Hanya dalam konteks Indonesia saja Muhammadiyah dan NU mewakili golongan besar secara fikih.Sikap pertama dengan membangun kembali alam p ikiran di tubuh bangsa, kalau Indonesia akan tetap eksis dan punya masa depan yang maju. Kedua berkomitmen akan membangunan jalinan dan jaringan kebers amaan dari seluruh komponen bangsa. Kuncinya,tidak lain membangun pola piki r, paradigma dan format karakter bangsa Indonesia yang bersifat moderat dan b erkemajuan. Sebab, karakter moderat dapat membuat kita bisa hidup bersama d i dalam keragaman secara damai, toleran, serta saling asah, asih dan asuh. 3. Peran Muhammadiyah dalam membangun NKRI adalah meningkatkan kualitas ummat beragama, di samping dari usaha pemerintah yang juga tak henti- hentinya mencerdaskan bangsa dan kesejahteraan hidup masyarakat. Intinya, Muhammadiyah berperan untuk membentuk akhlak yang mulia. Karna jika akhlak sudah baik maka segala-galanya pun akan berjalan baik pula