1. Suatu pendekatan Manajemen Risiko Mutu yang efektif dapat lebih menjamin :
(1) Merupakan tim interdisipliner yang khusus dibentuk untuk menangani Pengkajian
Risiko
(2) Terdiri dari tenaga ahli dari berbagai bidang yang dapat memberikan kontribusi
dalam pemecahan masalah
(3) Dipimpin oleh seorang penanggung jawab yang berkewajiban untuk menetapkan
proses pengkajian, melibatkan sumber yang memadai dan mengkaji risiko mutu
secara menyeluruh
(4) Pemastian kesalahan dalam proses pembuatan
3. Langkah yang mungkin digunakan untuk memulai dan merencanakan proses
Manajemen Risiko Mutu mencakup hal berikut:
(1) Tetapkan masalah dan/atau risiko yang dipersoalkan, termasuk asumsi terkait
yang mengidentifikasi potensi risiko.
(2) Kumpulkan latar belakang informasi dan/ atau data bahaya potensial, ancaman
atau pengaruh pada kesehatan manusia yang relevan untuk penilaian risiko.
(3) Tentukan pemimpin dan sumber daya yang diperlukan.
(4) Tetapkan batas waktu, hasil yang akan dilaporkan dan tingkat pengambilan
keputusan yang layak untuk proses manajemen risiko.
4. Sebagai bantuan untuk menguraikan secara jelas risiko untuk tujuan penilaian risiko
dibuat pertanyaan:
(2) Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko?
(3) Apa keseimbangan yang layak antara keuntungan, risiko dan sumber daya?
(4) Apakah muncul risiko baru sebagai hasil identifikasi risiko yang sedang
dikendalikan?
8. Istilah-istilah yang digunakan dalam FMEA berbeda dengan yang digunakan dalam
standar manajemen risiko, tetapi pengertiannya sama. Istilah-istilah tersebut adalah :
(2) Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk
untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian manajemen
mutu (pengawasan mutu).
(3) Kontrak tertulis antara pemberi kontrak dengan penerima kontrak harus dibuat
secara jelas untuk menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing
pihak
(4) Kontrak hendaklah mengizinkan Penerima Kontrak untuk mengaudit sarana dari
Pemberi Kontrak
(1) spesialis dari luar atau independen atau tim luar atau khusus untuk hal ini oleh
manajemen perusahaan
(3) meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem
manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu
(4) Unsur Keanggotaan Panitia Pengadaan yang memahami aturan dan tata cara
pengadaan
(1) HPS bukan untuk menggugurkan penawaran akan tetapi dipakai sebagai salah
satu acuan untuk menilai kewajaran harga penawaran.
(3) Evaluasi harga terhadap yang lulus evaluasi administrasi dan teknis.
(1) S/d Rp. 500 juta berjumlah 3 orang (jasa non konsultan) dan s/d Rp. 200 juta
berjumlah 3 orang (jasa konsultansi).
(2) S/d Rp. 500 juta berjumlah 5 orang (jasa non konsultan) dan s/d Rp. 200 juta
berjumlah 5 orang (jasa konsultansi).
(3) > Rp. 500 juta berjumlah 5 orang (jasa non konsultan) dan > Rp. 200 juta
berjumlah 5 orang (jasa konsultansi).
(4) > Rp. 500 juta berjumlah 7 orang (jasa non konsultan) dan > Rp. 200 juta
berjumlah 7 orang (jasa konsultansi).
(1) Prinsipnya harus lelang umum / seleksi umum agar masyarakat luas dunia usaha
harus mengikutinya.
(2) Pelelangan Terbatas/Seleksi Terbatas Pekerjaan kompleks dan Jumlah
penyedianya diyakini terbatas
(1) Metoda Satu Sampul lebih tepat digunakan untuk Pekerjaan yang memerlukan
evaluasi teknis yg mendalam.
(2) Metoda Satu Sampul lebih tepat digunakan untuk Pekerjaan pengadaan
peralatan / mesin yang kompleks
(3) Metoda dua Sampul lebih tepat digunakan untuk Pekerjaan yg standar harganya
sudah ditetapkan pemerintah (ATK, mobil, dll).
(4) Metoda satu Sampul lebih tepat digunakan untuk Pekerjaan pengadaan barang /
jasa lainnya yg sederhana dan speknya jelas atau
(4) Harga satuan resmi oleh BPS/badan/instansi lainnya dan media cetak yang
datanya dapat dipertanggung-jawabkan.