Soal :
Jawab :
a. 1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara)
3. Keputusan Pemerintah untuk Seluruh Rakyat. Segala keputusan yang akan atau
sudah diambil harus berdasarkan aspirasi dan kepentingan seluruh warga negara,
bukan atas dasar kepentingan suatu kelompok.
4. Menjalankan Konstitusi.
5. . Adanya Perwakilan Rakyat.
6. Adanya Sistem Partai
b. karna dapat mendukung terciptanya kehidupan bersama yang nyaman. Budaya
demokrasi dapat menghindari tindak sewenang-wenang terhadap warganegara karena
Negara demokrasi mengakui supremasi hukum. Negara dengan praktik pemerintahan
yang dipilih oleh rakyat.
c. Cara dan mekanisme yang digunakan adalah pemilihan umum (pemilu), sesuai
dengan namanya, pemilu berarti kegiatan, proses, pelaksanaan memilih orang yg kita
harapkan menjadi pemimpin atau wakil kita sebagai rakyat dan warga negara dalam;
umum bermakna, kegiatan ini dilaksanakan secara menyeluruh pada waktu tertentu
dengan unsur didalamnya (peserta, penyelenggara dan bakal calon) yang sudah diatur
dalam peraturan hukum sebagai dasar ke-absah-an nya (perlu diingat Indonesia adalah
negara hukum).
Sedangkan untuk pejabat negara, terkadang hal ini diartikan masyarakat awam (umum
seperti saya, mungkin anda dan sebagian lainnya) dalam arti “ mereka yang
memegang jabatab publik (pejabat, istilahnya)”. Ini berarti luas, termasuk didalamnya
menteri, dirjen, gubernur BI, jaksa agung, sampai kepala kantor/ dinas. Namun pada
dasarnya yang secara gamblang dan jelas dilakukan secara demokrasi(tis) sebenarnya
adalah orang-orang yang kita pilih melalui Pemilu. Menteri, dirjen hingga kepala
kantor, tidak/bukan kita rakyat yang menentukan dan menunjuk siapa yang menjabat.
Perlu diingat pula bahwa, ketua umum partai politik (parpol) tidak dipilih oleh rakyat,
namun mereka bukan pejabat negara.
d. Penerapan demokrasi pada masa joko widodo dianggap gagal. Berikut factor-faktor
penyebab kemunduran demokrasi :
Kebijakan anti-demokrasi
Beberapa kebijakan Jokowi yang menyumbang pelemahan demokrasi, bisa dilihat
sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perppu) No.
2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (ormas) dan Peraturan Presiden
(perpres) No. 37 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Tentara Nasional Indonesia
(TNI).
dalam dua tahun masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dinilai belum menjadi
perhatian karena realitas penegakan hak asasi manusia, terutama terkait pelanggaran
di masa lalu, bergeser dari wilayah hukum ke wilayah politik yang transaksional.
Mengamankan demokrasi
Angka indeks demokrasi Indonesia yang terus menurun tiap tahun adalah
peringatan.Demokrasi harus diamankan tidak terbatas lewat pemilihan umum, namun
juga pada kontrol politik yang terbuka agar kecenderungan tirani mayoritas dapat
ditekan.
Ada beberapa contoh kasus penegakan hukum di Indonesia yang bisa dikatakan
cukup unik seperti:
Kasus kriminalisasi pemulung yang dihukum berat karena menjadi korban
akibat ulah oknum.
Kasus menebang 1 pohon mangrove yang dihukum 2 tahun dan dedenda 2
miliyar.
Kasus Kebakaran Hutan di Riau yang dianggap tidak merusak lingkungan.
Dan masih banyak lagi kasus-kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di
negeri ini. menurut saya hukum di Indonesia masih kurang memberi efek jera
kepada pelakunnya terbukti dari beberapa pelaku yang sudah bebas masih
saja mengulangi perbuatannya . Hukum Indonesia juga dijadikan alat bagi
pemenggang kekuasaan dimana yang berkuasa akan bertindak semena-mena
sedangkan yang lemah akan mudah untuk dipenjara . Padahal ini
berkebalikan dengan bunyi salah satu Undang -Undang Dasar 1945 yaitu
semua sama dihadapan hukum namun dalam praktiknya bisa kita lihat
apakah hukum sudah dijalankan semestinya . Penegak hukum di Indonesia
selayaknya tidak pandang bulu dalam menjatuhkan hukuman, siapapun dan
apapun pekerjaannya apabila dia telah melanggar hukum maka diberikanlah
hukuman tersebut dan jangan sampai hukum itu mampu dibelu dengan
materi atau yang lainnya.