Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN PLASENTA PREVIA

OLEH:
CLARA CABRAL O. XIMENES
21203027

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2021/2022

1
1. Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada
keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik
posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi
ostium serviks.
2. Etiologi
Penyebab plasenta previa tidak diketahui, tetapi faktor-faktor berikut diketahui dapat
dihubungkan:
1) Multiparitas : meningkatnya ukuran rongga uterus pada persalinan yang
berulang-ulang merupakan perdisposisi terjadinya plasenta previa.
2) Kehamilan multiple : tempat plasenta tersebar lebih sering melewati segmen
bawah rahim
3) Umur : Ibu yang lebih tua lebih berisiko daripada ibu yang lebih muda.
4) Uterus sikatri : SC pada persalinan sebelumnya meningkatkan risiko plasenta
previa.
5) Riwayat myiomektomi
6) Merokok : mekanisme yang tepat tidak begitu jelas tetapi terjadinya hipoksia
disebabkan karena merokok yang mungkin menyebabkan suplai oksigen
berkurang.
7) Kelainan plasenta : plasenta dengan dua bagian dan plasenta suksenturia
mungkin dapat menyebabkan plasenta previa.
3. Klasifikasi
Berdasarkan kejadiannya plasenta previa dibagi menjadi empat yaitu:
1) Plasenta previa totalis yaitu jika ostium interna serviks seluruhnya tertutupi oleh
plasenta.
2) Plasenta previa lateralis yaitu jika hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta.
3) Plasenta previa marginalis yaitu jika tepi plasenta terletak dibagian os interna.

2
4) Plasenta previa letak rendah yaitu jika plasenta terletak pada segmen bawah
uterus, tetapi tidak sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
4. Tanda dan Gejala
Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan pervaginam yang terjadi tiba-tiba dan
tanpa disertai rasa nyeri.
Tanda dan gejala plasenta previa yang terjadi:
1) Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi >22 minggu.
2) Darah segar atau kehitaman dengan bekuan.
3) Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik, kontraksi
Braxton Hicks atau koitus.

5. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya
terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus
uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung progresif
dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan. Demikian
perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causless). Darah yang keluar
berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (painless). Pada plasenta yang menutupi ostium
uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah
rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum.
Sebaliknya, pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada
waktu mendekati atau mulai persalinan.
Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada
perdarahan berikutnya. Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan di bawah
30 minggu tetapi lebih separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 minggu ke atas.
Berhubung tempat perdarahan terletak dekat dengan ostium uteri internum, maka

3
perdarahan lebih mudah mengalir ke luar rahim dan tidak membentuk hematoma
retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke
dalam sirkulasi maternal. Dengan demikian, sangat jarang terjadi koagulopati pada
plasenta previa.

4
6. Pathway

Multiparitas Riwayat myiomektomi


Usia Ibu >35

Belum siapnya Perubahan atropi Laserasi endometrium


endometrium pada desi dua secara sengaja
untuk dinidasi

Hipoplasia Vaskularisasi di uterus Endometrium yang


endometrium menurun cacat

Keadaan endometrium
kurang baik

Plasenta yang bertumbuh di segmen bawah


uterus akibat vaskularisasi menurun dari
desi dua

Plasenta letak rendah dapat melebar dan


menipis sehingga menutupi ostium uteri
internum

Plasenta Previa

Volume cairan
Segmen bawah uterus Adanya perdarahan yang
intravaskuler
melebar sejak trimester cukup masiv secara berkala
menurun
III

Eritrosit Muncul ketakutan/kecemasan


Plasenta yang berimplantasi menurun akibat perdarahan
mengalami laserasi dan sinus
uterus robek Hb <12 Dx: Ansietas

Terjadi perdarahan Dx: Ketidakefektifan


intervilus plasenta
perfusi jaringan Mekanisme Dx: Resiko
hipovolemi TD ↓
perifer syok
Darah keluar merah Dx: Kekurangan , Nadi ↓
5
segar keluar dari vagina volume cairan
tanpa rasa nyeri
7. Pemeriksaan Penunjang
1) USG (Ultrasonography)
Dapat menunjukkan posisi rendah berbaring plasenta tapi apakah plasenta
melapisi serviks tidak bisa diungkapkan.
2) Sinar X
Menampakkan kedapatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin dan Hematokrit menurun.
4) Pengkajian Vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa plasenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesudah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup
procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan
di ruangan operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara
cesar.
5) Isotop Scanning atau lokasi penempatan plasenta
6) Amniocentesis, jika 35-36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin/
sphingomyelin atau kehidiran phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran
segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal sudah mature.
8. Komplikasi
1) Pada ibu dapat terjadi perdarahan pada syok akibat perdarahan, anemia karena
perdarahan, plasen tipis dan endometris pasca persalinan. Pada janin biasanya
terjadi persalinan premature, dan afiksia berat.
2) Perdarahan postpartum dan syok, karena kurang kuatnya kontraksi segmen bawah
rahim, infeksi dan trauma dan uterus serviks.
3) Terjadinya infeksi
4) Laserasi serviks (Robekan yang terjadi pada persalinan sampai ke forniks, dan
terdapat pada pinggir samping serviks, sampai ke segmen bawah rahim.
5) Plasenta akreta (plasenta yang tumbuh terlalu dalam pada dinding lahir).

6
6) Prematuritas (lahir mati pada bayi)
7) Prolaks tali pusar
8) Prolaks plasenta
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum plasenta previa:
1) Anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak
melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut.
2) Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infus cairan IV (NaCl 0,9 atau
Ringer Laktat).
3) Jika perdarahan banyak dan berlangsung terusd, persiapan seksio sesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan.
4) Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio cesarea.

7
Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,medical
record dan lain lain.

2. Usia : Ibu saat hamil dengan usia 35 tahun atau lebih, makin besar kemungkinan
kehamilan plasenta previa, dibanding dengan usia dibawah 25 tahun.

3. Keluhan utama: Perdarahan berwarna segar tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri saat
tidak beraktivitas.

4. Riwayat Penyakit Keluarga: Kehamilan ganda, penyakit HT, DM.

5. Riwayat obstetric: Pada riwayat obstetri yang lalu perlu dikaji pada kasus plasenta
previa yaitu riwayat operasi rahim atau memiliki kelainan rahim, riwayat
kehamilan kembar dan riwayat plasenta

Anda mungkin juga menyukai