Anda di halaman 1dari 6

Artikel Penelitian

Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Tanpa


Izin

Mercury in the Illegal Gold Mining Workers

Arif Sumantri, Ela Laelasari, Nita Ratna Junita, Nasrudin

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

Abstrak The population in this research were all illegal mining workers in Cisarua.
Potensi produksi pertambangan emas di Indonesia termasuk dalam kate- The samples were taken using accidental sampling technique with a num-
gori cukup besar dengan produksi rata-rata 113.720,4423 kg/tahun. Peng- ber of 40 workers and collected by interviews and observation. The mea-
gunaan merkuri pada proses pengolahan emas berpotensi menyebabkan surement of mercury levels in workers hair counted with AAS FIMS by
terjadinya masalah kesehatan seperti keracunan merkuri. Tujuan peneliti- Reverence Recovery Material 100%. The independent variables in this
an ini adalah menganalisis faktor risiko akumulasi merkuri pada rambut study were age, working period, hours of work and consumption of fish.
pekerja penambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Cisarua, Nanggung, Meanwhile, the dependent variable was the accumulation of mercury in
Bogor tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pen- workers hair samples. The results showed that the average accumulation
dekatan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja PETI of mercury in hair samples counted between 2,03 to 9,04 ppm. There are
Desa Cisarua. Sampel diambil menggunakan teknik accidental sampling 24 people (60%) suffered mercury poisoning more than 2 ppm. The work-
sebanyak 40 pekerja. Data dikumpulkan melalui wawancara dan penga- ing period factor (p value = 0.000) correlated with the accumulation of mer-
matan. Pengukuran konsentrasi merkuri dalam rambut pekerja menggu- cury in hair samples of IGM workers. It had a positive correlation with mode-
nakan AAS FIMS dengan Reverence Recovery Material 100%. Variabel rate strength (r = 0.552). Multivariate analysis described the model
bebas pada penelitian ini adalah umur, masa kerja, jam kerja dan konsum- (Accumulation of Mercury = -0.315 + 0.896*working period) with Adjusted
si ikan dengan variabel terikatnya adalah akumulasi logam merkuri pada R Square 52.6%.
rambut pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata akumulasi Keywords: Mercury, hair, illegal gold mining
logam merkuri dalam rambut pekerja antara 2,03 sampai 9,04 ppm atau ter-
dapat 24 orang (60%) mengalami keracunan merkuri lebih dari 2 ppm.
Faktor masa kerja (nilai p = 0,000) memiliki korelasi dengan akumulasi Pendahuluan
logam merkuri pada sampel rambut pekerja yang menunjukan korelasi posi- Dengan rata-rata produksi tambang emas 13.720,4423
tif dengan kekuatan sedang (r = 0,552). Hasil analisis multivariat dijelaskan kg per tahun serta total produksi sebesar 2.501.849,73
dalam model (akumulasi logam merkuri = -0,315 + 0,896*masa kerja) de- kg dari tahun 1990 sampai 2011, potensi produksi per-
ngan variabel Adjusted R Square masa kerja sebesar 52,6%. tambangan emas di Indonesia tergolong dalam kategori
Kata kunci: Logam merkuri, rambut, penambangan emas tanpa izin cukup besar. Menurut data Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia tahun 2013, ekspor kelompok hasil
Abstract industri penghasil emas (khususnya emas dalam batang,
Indonesia has a quite large potential production of gold mining with average tuangan dan keranjang dari data tahun 2007 sampai
production 113.720,4423 kg/year. Gold mining production by mercury could tahun 2011) memiliki nilai tertinggi di antara industri
cause health problems, such as mercury poisoning. The purpose of this perhiasaan dan kerajinan dari logam lainnya, yaitu pun-
study was to analyze the risk factor of mercury accumulation in hair sam-
ples from illegal gold mining (IGM) workers in Cisarua, Nanggung, Bogor in Alamat Korespondensi: Arif Sumantri, Prodi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN
2013. This research was a quantitative study by cross sectional approach. Syarif Hidayatullah, Jl. Kertamukti Pisangan Ciputat, Hp. 08121053594, e-
mail: arif_sumantri2005@yahoo.com

398
Sumantri, Laelasari, Junita, & Nasrudin, Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin

caknya pada tahun 2011 sebesar dalam US$ 2.224 juta keracunan merkuri yang ditandai dengan gejala seperti
dan nilainya selalu meningkat setiap tahunnya. Selain itu, sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur,
diketahui juga bahwa persentasi peran ekspor dari daya dengar menurun, merasa tebal di bagian kaki dan
kelompok industri penghasil emas terhadap total ekspor tangan, mulut terasa tersumbat oleh logam, gusi mem-
hasil industri pada tahun 2011 berada di posisi tertinggi bengkak, serta diare.5-7
sebesar 1,82%.1 Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor
Sejalan dengan hal tersebut, diketahui bahwa masya- risiko akumulasi merkuri pada pekerja PETI di Desa
rakat mulai tertarik untuk ikut serta dalam kegitan pe- Cisarua, Nanggung, Bogor tahun 2013. Penelitian ini in-
nambangan baik legal secara korporasi maupun nonlegal gin mengetahui gambaran keracunan merkuri atau aku-
seperti kegiatan pertambangan emas tanpa izin (PETI). mulasi logam merkuri dalam sampel rambut dan kore-
Meningkatnya jumlah penambang emas tradisional ini lasinya dengan aktivitas kegiatan pertambangan seperti
salah satunya terjadi di kawasan Gunung Pongkor, Ka- umur, masa kerja, jam kerja, dan konsumsi ikan pekerja
bupaten Bogor. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten PETI di Desa Cisarua tahun 2013.
Bogor tahun 1999 jumlah PETI yang melakukan penam-
bangan di ruas Sungai Cikaniki diperkirakan berjumlah Metode
6.000 orang.2,3 Penduduk lokal pada puncaknya diperki- Penelitian ini menggunakan metode observasional
rakan mencapai 26.000 orang.2 Sebanyak 30% atau yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan potong lin-
mayoritas penambang ilegal berasal dari Desa Bantar tang, dengan metode uji beda proporsi dihasilkan bahwa
Karet, Cisarua, dan Malasari.2 besar sampel dalam penelitian ini adalah 40 pekerja PETI
Kegiatan pengolahan emas yang dilakukan di Desa dengan kriteria berjenis kelamin laki-laki, tinggal di Desa
Cisarua masih dilakukan secara tradisional dengan meng- Cisarua dan masih aktif bekerja dengan masa kerja mi-
gunakan teknik amalgamasi atau penggunaan merkuri nimal satu tahun. Teknik pengambilan data pada peneli-
dalam proses pengolahannya.4 Teknik amalgamasi ber- tian ini adalah accidental sampling. Sedangkan, sampel
potensi menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan biomarker rambut dianalisis konsentrasi logam merkuri
karena akumulasi dari logam merkuri pada rantai makan- dengan menggunakan AAS Flow Injection Mercury
an atau ekosistem. System (FIMS) sesuai dengan Standar Reference Method
Pada tahap proses amalgamasi pencucian dan pe- (SRM) US EPA 3050 B dan APHA 3112 B hingga dida-
merasan, limbah cair yang mengandung merkuri dari patkan nilai Reverence Recovery Material 100% pada
hasil kegiatan tersebut berpotensi tercecer di sekitar area SRM.
pengolahan emas sehingga dapat mencemari tanah. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat un-
Selanjutnya, pada tahap pembakaran, uap merkuri yang tuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti, baik
dihasilkan dari kegiatan ini dapat mencemari udara, ke- variabel kategorik maupun variabel numerik. Analisis bi-
mudian mengendap di permukaan tanah dan akhirnya variat yang dilakukan bertujuan untuk melihat hubungan
akan terakumulasi di ekosistem perairan.4,5 dari masing-masing variabel independen seperti umur,
Hasil analisis lingkungan juga mengindikasikan masa kerja, jam kerja, dan konsumsi ikan dengan varia-
adanya pencemaran oleh merkuri yang ditimbulkan aki- bel dependen akumulasi logam merkuri dalam sampel
bat adanya kegiatan PETI. Hal ini ditunjukkan dengan rambut pekerja PETI. Uji yang digunakan adalah uji ko-
adanya hasil analisis terhadap sedimen aktif di lokasi relasi dan regresi linier.
PETI di daerah Pongkor, yaitu di Pasir Jawa, Ciguha,
Cikoret dan beberapa lokasi pengolahan emas, yaitu di Hasil
Sungai Cipanas, Cikawung dan Cimarinten, telah meng- Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 karakteristik peker-
alami pencemaran merkuri sebesar 10,50 _ 241,6 ppm. ja PETI di Desa Cisarua Tahun 2013, ditemukan seba-
Sedangkan pada Sungai Cikaniki yang merupakan hilir, nyak 47% pekerja hanya lulus sekolah dasar dan 5% res-
di mana semua sungai bermuara, konsentrasi merkuri
berkisar antara 6 _ 18,5 ppm.4,5 Bila dibandingkan de- Tabel 1. Karakteristik Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin

ngan baku mutu air sungai golongan B dalam Keputusan Karakteristik Kategori n %
Menteri Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 1998 konsen-
Pendidikan Tidak tamat SD 2 5,0
trasi tersebut sudah melewati baku mutu untuk parame- Tamat SD 19 47,5
ter merkuri sebesar 0,001 mg/L (ppm). Tamat SMP 13 32,5
Logam merkuri yang terdapat di lingkungan tersebut Tamat SMA 3 7,5
Jenis aktivitas Kontak langsung 14 35
dapat memasuki tubuh melalui beberapa cara, seperti Kontak tidak langsung 26 65
melalui kontak langsung dengan kulit, menghirup uap IMT Di bawah normal 6 15
merkuri, dan memakan ikan yang telah terkontaminasi Normal 24 60
Di atas normal 10 25
merkuri.5,6 Hal tersebut dapat menyebabkan kejadian

399
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014

Tabel 2. Deskripsi Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin

Variabel Mean Median SD Minimum Maksimum 95% CI Range

Umur 34,05 30,5 11,42 18 68 30,4 _ 37,7 50


Masa kerja 8,7 6,5 6,94 2 40 6,48 _ 10,92 38
Jam kerja 8,30 6 3,58 3 18 7,15 _ 9,45 15
Konsumsi ikan 446 320 393,96 0 1.680 320 _ 572 1.680

Tabel. 3 Gambaran Akumulasi Logam Merkuri Pekerja Penimbunan Emas Tanpa Izin

Variabel Mean Median SD Minimum Maksimum 95% CI Range

Akumulasi logam merkuri 5,54 2,34 10,9 0,28 68,0 2,03 _ 9,04 67,72
dalam sampel rambut

Tabel 4. Hubungan Variabel Bebas dengan Akumulasi Logam Merkuri 0,183 yang menunjukan bahwa korelasi antara jam kerja
Variabel n r Nilai p
pekerja dan akumulasi logam merkuri pada pekerja tidak
bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,215 menu-
Umur 40 0,172 0,370 jukan korelasi positif dengan kekuatan lemah. Hasil anal-
Masa kerja 40 0,552 < 0,001
Jam kerja 40 0,215 0,183
isis bivariat memperoleh nilai p sebesar 0,703 yang me-
Konsumsi ikan 38 -0,065 0,703 nunjukan bahwa korelasi antara konsumsi ikan dan aku-
mulasi logam merkuri pada pekerja tidak bermakna. Nilai
ponden tidak lulus SD. Rata-rata umur responden 34 korelasi Pearson sebesar -0,065 menujukan korelasi
tahun dengan standar deviasi 11,42 tahun. Sebesar 60% negatif dengan kekuatan sangat lemah (Tabel 4).
total responden memiliki status gizi (IMT) yang normal. Dari hasil analisis multivariat, variabel masa kerja
Rata-rata masa kerja pekerja 8,7 tahun dengan minimum berhubungan dengan akumulasi logam merkuri dalam
kerja 2 tahun dan maksimum lama kerja 40 tahun. Setiap sampel rambut dapat dilihat dari nilai p = 0,001 dan ni-
harinya rata-rata pekerja PETI bekerja 8,30 jam atau 8 lai koefisien B = 0,896. Hal ini menjelaskan bahwa aku-
jam 24 menit dengan maksimal jam kerja 18 jam per mulasi logam merkuri (Hg) = -0,315 + 0,896*masa ker-
hari. Sebesar 35% responden bekerja dengan kontak ja. Artinya, akumulasi logam merkuri pada sampel ram-
langsung menggunakan logam merkuri di tempat pe- but pekerja akan meningkat 0,896 kali lipat tiap tahun-
nambangan. Rata-rata konsumsi ikan responden sebesar nya. Adjusted R Square variabel masa kerja sebesar 52,6%,
446 gram per hari dengan standar deviasi 393,96 gram persamaan yang diperoleh hanya mampu menjelaskan
per hari. peningkatan akumulasi logam merkuri sebesar 52,6%,
Dari 40 pekerja yang diteliti mengenai akumulasi sedangkan 47,4% sisanya dijelaskan oleh variabel lain
logam merkuri dalam sampel rambut, didapatkan rata- (Tabel 5).
rata akumulasi logam merkuri 5,54 ppm, median 2,34
ppm dengan standar deviasi 10,9 ppm. Konsentrasi Pembahasan
terendah 0,28 ppm dan konsentrasi tertinggi 68 ppm. Jika mengacu kepada ketetapan World Health Orga-
Dari estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini nization (WHO), batas normal kadar merkuri total de-
bahwa rata-rata akumulasi logam merkuri dalam sampel ngan menggunakan pengukuran terhadap biomarker
rambut pekerja di Desa Cisarua tahun 2013 adalah di an- yang terakumulasi di rambut adalah sebesar 1 – 2 ppm.
tara 2,03 ppm sampai dengan 9,04 ppm (Tabel 3). Artinya, rata-rata akumulasi logam merkuri pada res-
Hasil analisis bivariat memperoleh nilai p 0,370 ponden melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh
yang menunjukan bahwa korelasi antara umur peker- WHO. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3, esti-
ja PETI dan akumulasi logam merkuri pada Pekerja masi interval 95% dapat disimpulkan bahwa pekerja su-
PETI tidak bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar dah mengalami keracunan merkuri (2,03 – 9,04 ppm).
0,172 menujukan korelasi positif dengan kekuatan Sebanyak 60% responden diketahui mengalami keracun-
sangat lemah. Hasil analisis bivariat memperoleh nilai an merkuri yang terakumulasi dalam rambut lebih dari 2
p serbesar 0,000 yang menunjukan bahwa korelasi an- ppm.
tara masa kerja pekerja dan akumulasi logam merkuri Kejadian keracunan merkuri pada pekerja dapat di-
pada pekerja bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar akibatkan dari penggunaan merkuri dalam proses pengo-
0,552 menujukan korelasi positif dengan kekuatan lahan emas. Para pekerja mempunyai risiko untuk ter-
sedang (Tabel 4). papar merkuri secara langsung. Paparan tersebut dapat
Hasil analisis bivariat memperoleh nilai p sebesar terjadi pada tahap pencampuran merkuri yang digunakan

400
Sumantri, Laelasari, Junita, & Nasrudin, Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin

Tabel 5. Hubungan Masa Kerja dengan Akumulasi Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas
Tanpa Izin

Variabel r R2 Persamaan Garis Nilai p

Masa kerja 0,552 0,526 Akumulasi logam merkuri= -0,315 + 0,896*masa kerja < 0,001

untuk amalgamator (gelundungan) pada proses pemera- rambut melebihi 2 ppm, paparan konsentrasi yang terus
san amalgam. Dari hasil observasi dan wawancara, dike- menerus berpotensi mengakibatkan keracunan pada
tahui bahwa pekerja tidak menggunakan sarung tangan pekerja yang bekerja lebih dari 3 tahun.
pada tahap tersebut. Selanjutnya, paparan juga dapat ter- Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilaku-
jadi pada proses pembakaran ketika uap merkuri hasil kan oleh Hartono,8 pada 45 pekerja laboratorium di
pembakaran dapat terhirup langsung oleh para pekerja, Bandar lampung. Diperoleh hasil bahwa terdapat
mengingat pekerja tersebut tidak menggunakan masker hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan aku-
pada saat melakukan proses pembakaran. Selain adanya mulasi logam merkuri pada rambut dengan nilai p sebe-
paparan langsung, kontaminasi merkuri pada tubuh sar 0,005. Diketahui pula pekerja dengan masa kerja >15
pekerja dapat berasal dari konsumsi ikan. tahun mempunyai kemungkinan terpapar merkuri sebe-
Dari hasil uji bivariat, tidak ditemukan korelasi yang sar 7,5 kali kadar merkuri pada rambutnya > 2 ppm
bermakna antara umur pekerja dan akumulasi logam dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai masa ker-
merkuri. Kemungkinan tersebut dipengaruhi oleh umur. ja < 1 – 15 tahun (95% CI OR = 1,830 – 30,728).
Baik pekerja yang mengalami keracunan merkuri mau- Jam kerja merupakan salah satu faktor yang dapat
pun tidak, memiliki rata-rata umur yang masih tergolong memengaruhi kejadian keracunan merkuri pada pekerja.
usia produktif. Efek keracunan merkuri tergantung dari Jam kerja terkait dengan lama keterpaparan pekerja di
kepekaan individu, yakni anak dalam kandungan (prena- lingkungan kerjanya dalam sehari. Menurut penelitian
tal), bayi, anak-anak, dan orang tua sehingga memung- yang dilakukan oleh Lestarisa,6 pada pekerja PETI di
kinkan bahwa usia pekerja PETI di Desa Cisarua yang Kecamatan Kurun tahun 2010, terdapat hubungan ber-
tergolong usia produktif, tidak memiliki pengaruh atau makna antara jam kerja terhadap keracunan merkuri
hubungan yang signifikan terhadap kejadian keracunan dengan nilai p sebesar 0,002. Dinyatakan pula bahwa
merkuri pada pekerja tersebut.9,10 pekerja dengan jam kerja > 8 jam dalam sehari berisiko
Menurut penelitian yang dilakukan Hartono,8 pada tinggi mengalami keracunan merkuri dibandingkan de-
45 pekerja laboratorium di Bandar lampung, terdapat ngan pekerja dengan jam kerja ≤ 8 jam/hari.
hubungan yang bermakna antara variabel umur pekerja Namun, dalam hasil analisis yang dilakukan tidak di-
dengan kadar merkuri pada rambut (nilai p = 0,02). temukan hubungan yang bermakna antara jam kerja de-
Diketahui pula pekerja dengan umur > 35 tahun mem- ngan akumulasi logam merkuri pada pekerja PETI. Ke-
punyai kemungkinan 5,678 kali memiliki kadar merkuri mungkinan hal ini disebabkan karena 60% pekerja me-
pada rambutnya melebihi 2 ppm, dibandingkan dengan miliki jam kerja < 8 jam per hari dan beberapa di antara
pekerja dengan umur ≤ 35 tahun (95% CI OR = 1,318 – yang memiliki kerja > 8 jam per hari tidak kontak lang-
24,536). sung dengan paparan logam merkuri dalam proses pro-
Masa kerja merupakan salah satu faktor yang dapat duksi pertambangan emas ilegal tersebut. Hanya 10%
memengaruhi kejadian keracunan merkuri pada pekerja. pekerja yang mempunyai jam kerja > 8 jam dan kontak
Hal ini berkaitan dengan seringnya pekerja terpapar oleh langsung dengan logam merkuri dalam proses produksi.
merkuri di lingkungan kerja yang menyebabkan mening- Salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi ke-
katnya akumulasi merkuri dalam tubuh. Dari hasil anali- jadian keracunan merkuri pada pekerja adalah jumlah
sis bivariat, risiko keracunan merkuri lebih besar terjadi konsumsi ikan. Berdasarkan analisis bivariat, tidak ter-
pada pekerja yang memiliki masa kerja lebih lama diban- dapat perbedaan yang bermakna antara konsumsi ikan
dingkan dengan yang tidak lama. Semakin lama seseo- dengan keracunan merkuri. Hal ini berbeda dengan hasil
rang bekerja, maka semakin banyak paparan bahaya yang penelitian dari Andri et.al,12 pada masyarakat sekitar
ditimbulkan dari tempat kerjanya.6,8,10 PETI di Kecamatan Mandor. Variabel konsumsi ikan > 3
Kemudian, berdasarkan konsep teori yang dike- kali/minggu memiliki hubungan yang signifikan terhadap
mukakan oleh Magos et al. dalam Suma’mur,10 tidak kadar merkuri pada rambut masyarakat dengan nilai p
hanya konsentrasi maksimum paparan logam merkuri sebesar 0,007.
yang memengaruhi efek intoksikasi merkuri, tetapi juga Selanjutnya, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
tergantung lamanya paparan merkuri yang terjadi. Kowalski dan Wierciski,13 bahwa konsentrasi merkuri
Dengan indikator bioakumulasi logam merkuri pada adanya pengaruh frekuensi konsumsi ikan dengan aku-

401
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014

mulasi merkuri pada rambut. Tingginya konsentrasi mer- ngaruhi efek intoksikasi merkuri, tetapi juga tergantung
kuri ditemukan pada rambut individu yang banyak me- lamanya paparan merkuri yang terjadi.8 Diketahui bahwa
ngonsumsi ikan.13 pekerja dengan masa kerja > 15 tahun mempunyai ke-
Hal tersebut dilandasi dengan teori yang menyatakan mungkinan terpapar merkuri sebesar 7,5 kali kadar mer-
bahwa merkuri merupakan logam berat yang tidak dapat kuri pada rambutnya > 2 ppm dibandingkan dengan
didegradasi sehingga dapat menimbulkan bioakumulasi pekerja yang mempunyai masa kerja < 1 _ 15 tahun
pada mahluk hidup yang salah satunya adalah ikan. (95% CI OR = 1,830 _ 30,728).8 Semakin lama seseo-
Dalam perairan dan sedimen, merkuri dapat berubah rang bekerja, maka semakin banyak paparan bahaya yang
menjadi bentuk organik, yaitu metilmerkuri (CH3Hg) ditimbulkan dari area tempat kerjanya.8,10 Hal ini diper-
karena adanya aktivitas bakteri. Bentuk senyawa metil- kuat oleh konsep teori yang dikemukakan oleh Magos et,
merkuri (CH3Hg) dapat dengan mudah berdifusi dan al. dalam Suma’mur,10 bahwa tidak hanya konsentrasi
berikatan dengan protein biota akuatik. Hal tersebut ter- maksimum yang memengaruhi efek intoksikasi merkuri,
masuk pada protein jaringan otot ikan.14 tetapi juga tergantung lamanya paparan merkuri yang ter-
Ion metil merkuri yang telah termakan akan larut jadi.
dalam lipida dan ditimbun dalam jaringan lemak pada Besarnya risiko keracunan merkuri akibat masa kerja
ikan. Metil merkuri dapat ditimbun dalam jaringan tersebut dapat semakin besar apabila diikuti dengan
lemak pada ikan sampai kadar 3.000 kali dari kadar yang tidak menggunakannya alat pelindung diri. Berdasarkan
ada di air, namun ikan tersebut tidak menunjukkan gang- hasil observasi, diketahui bahwa rata-rata pekerja tidak
guan merkuri atau menderita sakit.15 Apabila manusia menggunakan alat pelindung diri pada saat proses peng-
mengonsumsi ikan yang terkontaminasi oleh merkuri, olahan emas. Sedangkan, diketahui bahwa salah satu
dapat terjadi peningkatan risiko untuk terjadinya kera- cara untuk mengurangi terjadinya paparan merkuri di
cunan merkuri. lingkungan kerja tersebut adalah dengan menggunakan
Tidak sejalannya hasil penelitian ini dengan peneliti- alat pelindung diri secara benar dan kontinu. Adapun
an-penelitian sebelumnya dan teori yang ada dipengaruhi alat pelindung diri yang direkomendasikan untuk peker-
oleh hasil observasi dan wawancara bahwa masyarakat ja penambang dan pengolahan emas adalah masker,
yang tinggal di Desa Cisarua tidak secara intensif me- sarung tangan karet, dan baju lengan panjang.11
ngonsumsi ikan lokal. Masyarakat Cisarua lebih memilih Selain faktor tersebut, para penambang terpapar mer-
mengonsumsi ikan yang didatangkan dari luar daerah kuri berpotensi melalui kontak langsung dengan kulit
atau ikan laut dan beberapa jenis ikan asin yang lebih ter- dan inhalasi, yaitu dengan menghirup uap merkuri pada
jangkau harganya. Terlebih 5% responden pekerja dike- saat proses pengolahan emas. Paparan melalui inhalasi
tahui tidak mengonsumsi ikan sama sekali dalam kese- dengan saluran pernapasan sebagai jalur utamanya meru-
harianya. Ikan yang didapat dari sungai di Desa Cisarua pakan cara penyerapan merkuri dalam bentuk unsur di
biasanya dijual ke luar daerah. Bias pada saat wawancara tubuh dengan persentasi akumulasi yang tinggi, yaitu sek-
terkait konsumsi ikan kepada responden juga mempe- itar 80%. Hal ini karena sifat merkuri yang dapat larut
ngaruhi karena keterbatasan responden dalam mengingat dalam lipida.11
konsumsi ikan rata-rata per minggu. Kemudian, berat Diperkuat hasil penelitian dari Lestarisa,6 bahwa se-
ikan tidak diukur secara rinci, melainkan hanya ber- bagian besar penambang yang mempunyai aktivitas beru-
dasarkan asumsi dengan membandingkan menggunakan pa pencampuran merkuri dan membakar amalgram
food model test. mempunyai presentase tertinggi terkena keracunan
merkuri. Hal ini disebabkan karena pencampuran
Masa Kerja dengan Akumulasi Logam Merkuri pada Pekerja merkuri terjadi kontak langsung dengan penambang
Hasil analisis univariat dalam penelitian ini menun- melalui kulit. Hal tersebut dapat diperparah apabila pe-
jukkan bahwa rata-rata masa kerja pekerja adalah 8,7 nambang tidak menggunakan sarung tangan. Selain itu,
tahun. Hasil analisis bivariat variabel umur pekerja ber- uap hasil dari pembakaran amalgram dapat langsung ter-
makna karena nilai p = < 0,001 dan nilai r sebesar 0,552. hirup oleh penambang melalui saluran pernapasan akan
Dari hasil analisis bivariat dan multivariat, masa kerja masuk ke dalam paru-paru. Setelah itu, merkuri tersebut
pekerja merupakan faktor risiko yang berhubungan de- dapat berikatan dengan darah dan didistribusikan ke
ngan akumulasi logam merkuri dalam sampel rambut. seluruh tubuh.6
Sedangakan variabel umur, jam kerja, dan konsumsi ikan
tidak bermakna menunjukan berhubungan dengan aku- Kesimpulan
mulasi logam merkuri dalam sampel rambut. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa dengan CI
Semakin lama seseorang bekerja, semakin banyak pa- 95% diintreprestasikan bahwa rata-rata akumulasi logam
paran bahaya yang ditimbulkan dari area tempat kerja- merkuri dalam sampel rambut pekerja PETI di Desa
nya.10 Tidak hanya konsentrasi maksimum yang meme- Cisarua Tahun 2013 adalah 2.03 ppm sampai dengan

402
Sumantri, Laelasari, Junita, & Nasrudin, Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin

9.04 ppm atau terdapat 24 orang (60%) yang mengala- Pemaparan Hasil-hasil Kegiatan Lapangan dan Non- Lapangan, Pusat
mi keracunan merkuri lebih dari 2 ppm. Disimpulkan Sumberdaya Geologi tahun 2006. Jakarta: Pusat Sumberdaya Geologi;
bahwa faktor masa kerja (nilai p = 0,000) memiliki ko- 2006.
relasi dengan akumulasi logam merkuri pada sampel 5. Widowati W, Sastrono R, Jusuf R. Efek Toksik Logam: Pencegahan dan
rambut pekerja PETI yang menujukan korelasi positif Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2008.
dengan kekuatan sedang (r = 0,552). Hasil analisis mul- 6. Lestarisa T. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan Merkuri
tivariat dijelaskan dalam model (akumulasi logam mer- (Hg) pada penambang emas tanpa ijin (PETI) di Kecamatan Kurun,
kuri (Hg) = -0,315 + 0,896*masa kerja) dengan Adjusted Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah [tesis]. Semarang:
R Square variabel masa kerja sebesar 52,6%. Universitas Diponegoro; 2010.
7. Subanri. Kajian beban pencemaran merkuri (Hg) terhadap air sungai
Saran Menyuke dan gangguan kesehatan pada penambang sebagai akibat pe-
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya pekerja nambangan emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Menyuke Kabupaten
menggunakan alat pelindung diri yaitu berupa masker, Landak Kalimantan Barat [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro;
sarung tangan karet, dan baju lengan panjang selama 2008.
proses pengolahan emas yang bertujuan untuk mengu- 8. Hartono W. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kadar Merkuri
rangi paparan merkuri terhadap tubuh. Disarankan un- dalam Rambut pada Pekerja Laboratorium di Balai Laboratorium
tuk tidak menggunakan logam merkuri dalam proses per- Kesehatan Bandar Lampung Tahun 2003 [tesis]. Depok: Univeristas
tambangan karena ditemukan akumulasi logam merkuri Indonesia; 2003.
yang berlebih yang mendominasi pada sampel rambut 9. Sudarmaji, Mukono J, Corie IP. Toksikologi logam berat B3 dan
dapat berpotensi memengaruhi kualitas kesehatan peker- dampaknya terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2006; 2
ja dan masyarakat di Desa Cisarua tempat penambangan (2): 129-42.
emas tanpa izin atau ilegal. 10. Suma’mur. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung; 1997.
Daftar Pustaka 11. Setiyono A, Maywati S. Hubungan jenis pekerjaan terhadap kadar
1. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Peran ekspor kelompok merkuri darah pada masyarakat di sekitar penambangan emas tanpa ijin
industri penghasil emas, perak, logam mulia, perhiasan dan lain-lain di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Jurnal
terhadap total ekspor hasil industri [online]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Komunitas Indonesia. 2010; 6 (2): 378-86.
Perindustrian Republik Indonesia; 2012 [diakses tanggal 28 April 12. Andri DH, Anies, Suharyo H. Kadar merkuri pada rambut masyarakat
2013]. Diunduh dalam: http://www.kemenperin.go.id/statistik/peran_- di sekitar penambangan emas tanpa ijin. Jurnal Media Medika Indonesia.
kelompok.php?kel=6&ekspor=1. 2011; 45 (3): 181-7.
2. Kartodihardjo H, Suntana AS. Penataan dan pengelolaan sumber daya 13. Kowalski R, Wiercinski J. Determination of Total Mercury
alam: gagasan Prof. Emil Salim dan implementasinya. Pembangunan Concentration in Hair of Lubartów-Area Citizens (Lublin Region,
Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim [online]. 2010 [diak- Poland). Polish Journal of Environmental Study. 2007; 16 (1): 75-9.
ses tanggal 14 April 2013]. Diunduh dalam: http://www.books. 14. Athena, Inswiasri. Analisis Risiko Kesehatan Masyarakat Akibat
google.com. Konsumsi Hasil Laut yang Mengandung Merkuri (Hg) di Kabupaten
3. Sudarso Y, Yoga GP, Suryono T, Syawal MS, Yustiawati. Pengaruh ak- Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2009; 8 (1): 849-
tivitas antropogenik di Sungai Cikaniki (Jawa Barat) terhadap komuni- 59.
tas fauna makrobentik. Jurnal LIMNOTEK, 2009; XVI (2): 153-66. 15. Polii BJ, Desmi NS. Pendugaan kandungan merkuri dan sianida di
4. Juliawan N. Pendataan penyebaran merkuri pada wilayah pertambangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Buyat Minahasa. Ekoton. 2002; 2 (1): 31-
di Daerah Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Proceeding 7.

403

Anda mungkin juga menyukai