Ppda 2020
Ppda 2020
e. Margins :
1) Top : 1,5 cm
2) Bottom : 2 cm
3) Left : 2 cm
4) Right : 2 cm
4. Penulisan
a. Program : Word
b. Naskah kebijakan ditulis dengan jenis huruf bookman old style,
dengan ukuran font 12.
c. Spasi : 1 atau 1,5
d. Warna tinta adalah hitam
e. Memakai kertas dengan menggunakan ukuran F4 (21,5cm x 33
cm) dengan penulisan SK menggunakan margin atas 1,5 cm,
margin kiri 2 cm, margin kanan 2 cm dan margin bawah 2 cm.
f. Penulisan SOP menggunakan margin atas 1,5 cm, margin kiri 2
cm, margin kanan 2 cm dan margin bawah 2 cm.
g. Pembukaan kebijakan ditulis dengan huruf capital
h. Penulisan nomor halaman.
Nomor halaman ditulis di bagian atas tengah kertas. Untuk
penomoran halaman pada dokumen SK dengan menggunakan
huruf Bookman Old Style begitu juga dengan dokumen lain.
Penomoran halaman ini tidak berlaku untuk dokumen SOP.
i. Penulisan nama pejabat selain Wali Kota dan Wakil Wali Kota
menggunakan gelar, Nomor Induk Pegawai (NIP), Pangkat.
5. Metode Penomoran dokumen.
Penomoran dokumen menggunakan sistim penomoran sebagai
berikut :
1. Ketata Usahaan (TU) :
01 Persuratan
01 Pengurusan Surat Masuk
02 Pengurusan Surat Keluar
03 Korepondensi Internal
02 Penggandaan Surat Masuk
03 Agenda kegiatan
04 Rapat/Rakor/Rakernis
3
12 Pembinaan Pegawai
01 Penilaian Prestasi Kerja
02 Sasaran Kerja Pegawai
03 Pembinaan Mental
04 Hukuman Disiplin
B. PEDOMAN.
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah
petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikankan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan
dengan baik dan benar melalui penerapan SOP. Mengingat sangat
bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka FKTP
menyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai
kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman
atau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan
atau keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman/
panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala FKTP.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal
setiap 2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/Panduan
untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP dalam
membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/
panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum FKTP
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Tata Nilai dan Tujuan FKTP
BAB IV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
5
TENTANG
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Jl. Supratman No. 73 Tlp. 4203752 Bandung
KEPALA UPT PUSKESMAS ABCD
Menimbang : a. bahwa…………………………………………….…….;
b. bahwa…………………………………………………..;
c. bahwa…………………………………………………..;
d. dst………………………………………………………..
Mengingat : 1. Undang-Undang……………………………………..;
2. Peraturan Pemerintah………………………………;
3. Dst……………………………………………………….
MEMUTUSKAN
a. Pembukaan
1) Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
2) Ditulis simetris, diletakkan di tengah margins
3) Kebijakan : diawali dengan kata keputusan, tanpa diawali
kata surat
4) Nomor dokumen dibuat mengikuti ketentuan sebagaimana
tercantum dalam point A.5 di atas.
5) Jabatan : jabatan pembuat keputusan ditulis simetris,
diletakkan tengah margins dan diakhiri dengan tanda koma
(,)
b. Konsideran
1) Menimbang
a) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
b) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ) dan diletakkan di
bagian kiri,
c) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil dan dimulai dengan kata
“bahwa” dengan “b” huruf kecil
2) Mengingat
a) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat peraturan/surat
keputusan tersebut
b) Kata “Mengingat” ditulis sejajar dengan kata “Menimbang”
c) Perundangan ditulis tanpa menggunakan garis miring ( / )
d) Perundangan di urutkan sesuai hirarki tata perundangan
dengan tahun awal disebut lebih dahulu.
3) Hirarki perundangan
a) Undang-Undang
b) Perpu
c) PP
d) Perpres
e) Kepres
f) Perda
g) Permenkes
h) Kepmenkes
i) Perbup/Perwal
8
4) Diktum
a) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah
seluruhnya dengan huruf kapital
b) Diktum “Menetapkan” huruf awal ditulis dengan huruf
kapital, ditulis sejajar dengan kata “Menimbang” dan
“Mengingat”
c) Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan, ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri tanda baca
titik ( .)
5) Batang Tubuh
a) Batang tubuh memuat semua substansi peraturan/surat
keputusan yang dirumuskan dalam diktum-diktum
misalnya :
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
dst
b) Dicantumkan saat berlakunya peraturan/surat
keputusan, perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dan peraturan lainya.
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/surat keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/surat keputusan.
6) Kaki
Kaki peraturan/surat keputusan merupakan bagian akhir
substansi yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/surat keputusan, pengundangan peraturan
/keputusan yang terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal penetapan
b) Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma
c) Tanda tangan pejabat
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani
e) Ditandatangani oleh Kepala FKTP dengan gelar dan NIP
f) Jika surat keputusan lebih dari satu halaman, halaman
kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa menggunakan
kop surat, dan penandatanganan Kepala FKTP
diletakkan di halaman terakhir.
9
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran Program/
kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu.
Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu:
1. Kertas/Media Penulisan
a. Jenis kertas : HVS warna putih 80 Gram
b. Ukuran kertas : F4 (215 mm x 330 mm)
c. Margins :
1) Top : 1,5 cm
2) Bottom : 2 cm
3) Left : 2 cm
4) Right : 2 cm
2. Penulisan
a. Program : Word
b. Jenis huruf : Bookman Old Style (huruf biasa dan tebal)
c. Ukuran huruf : 12
d. Spasi : 1,5
3. Format/Sistematika Penulisan
Penulisan diawali dengan KOP dinas/FKTP, judul dan nomor
kerangka acuan, dilanjutkan dengan sistematika/format sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
f. Sasaran
g. Jadual Pelaksanaan Kegiatan
h. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
4. Jika kerangka acuan lebih dari satu halaman, maka halaman kedua
tanpa kop Dinas/FKTP.
E. SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana
dan oleh siapa dilakukan.
1. Kertas/Media Penulisan
a. Jenis kertas : HVS warna putih 80 Gram
b. Ukuran kertas : F4 (215 mm x 330 mm)
12
c. Margins :
1) Top : 1,5 cm
2) Bottom :2 cm
3) Left :2 cm
4) Right :2 cm
2. Penulisan
a. Program : Word
b. Jenis huruf : Bookman Old Style (huruf biasa dan tebal)
c. Ukuran huruf : 12
d. Spasi : 1
3. Format/Sistematika Penulisan
a. Kop SOP
1) Kotak heading halaman pertama.
Contoh penulisan :
CONTOH FORMAT SOP :
PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN
No Dokumen
No Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman 1/2
diberlakukan
1
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda
tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi
tabel/kotak.
Kotak heading halaman kedua, ketiga dan seterusnya dibuat sebagaimana
contoh di bawah:
d. Referensi
Berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun
bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e. Prosedur/langkah-langkah
14
Awal kegiatan
Akhir Kegiatan
Simbol Keputusan
Penghubung
Dokumen
Arsip
6). Waktu
Diisi dengan lama waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan suatu proses/kegiatan
7). Unit Terkait
Berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
15
SOP itusendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik :
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
(1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format
tertentu,
(5) Lakukan uji-coba,
(6) Lakukan perbaikan daftar tilik
(7) Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
Compliance rate (CR) = Σ Ya Σ Ya+Tidak x 100 %
2) Evaluasi isi SOP
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal
dua tahun sekali yang dilakukan oleh masing masing unit
kerja.
b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
• Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
• Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanankesehatan,
• Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
• Adanya perubahanfasilititas.
d) Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala FKTP.
direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga
harus dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi
untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan
permusnahan. Catatan/ rekam implementasi harus dapat terbaca,
segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 3 Januari 2020