Oleh:
NAMA : SYAIFI ABDURRAHMAN
NPM : 20510135
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN S2
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2020
Forum Diskusi 5
a. Logika
b. Epistemologi
c. Etika
d. Estetika
e. Metafisika
REFERENSI:
• Katsoff, Louis O. 1996. Pengantar Filsafat. Tiara Wacana: Yogyakarta.
a. Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya suatu
pemikiran kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan
pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan
seseorang akan dapat menerapkan asas bernalar sehingga dapat menarik
kesimpula ndengan tepat
b. Epistemologi
Epistemologi merupakan bagian filsafat yang menerangkan tentang
terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-
batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Contohnya dalam filsafat ilmu
yaitu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan bagaimana cara
mendapatkannya. Dengan belajar epistemologi dan filsafat ilmu diharapkan
dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu serta mengetahui kebenaran
suatu ilmu itu ditinjau dari isinya.
c. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik-buruk. Etika dapat
membantu kita mengetahui dan memahami tingkah laku apa yang baik menurut
teori-teori tertentu. Jadi objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan
manusia yang dilakukan secara sadar dan bebas. Objek formal etika adalah
kebaikan dan keburukan.
d. Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan.
Objek dari estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dengan belajar estetika
diharapkan dapat membedakan antara estetika filsafat dan estetika ilmiah, teori-
teori keindahan, definisi seni, nilai seni dan teori penciptaan dalam seni.
e. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang yang
ada. Metafisika membicarakan sesuaru di balik yang tampak. Dengan belajar
metafisika maka seseorang akan mengenal Tuhannya. Perosalan metafisis
dibagi tiga yaitu ontologi, kosmologi, dan antropologi. Contoh persoalan
metafisika antara lain apakah ruang dan waktu itu?manusia sebagai mahluk
bebas atau tidka bebas?
REFERENSI:
1. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Ciamis: Citra Aditya Bakti.
2. Katsoff, Louis O. 1996. Pengantar Filsafat. Tiara Wacana: Yogyakarta.
3. Uraikan tentang KERANGKA DASAR MANAJEMEN.
Nanang Fattah (2009 : 9) menjelaskan bahwa Shrode Dan Voich menyatakan
bahwa kerangka dasar manajemen meliputi : ‘’phylosophy, Asumtions, principles,
and theory, which are basic to the study of any discipline of management”.
Secara sederhana dikatakan bahwa falsafah merupakan pandangan atau
presepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berpikir praktis. Bagi seorang
manajer falsafah merupakan cara berpikir yang telah terkondisikan dengan
lingkungan, perangkat organisasi, nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari
tanggung jawab seorang manajer.
Falsafah seorang manajer dijadikan dasar untuk membuat asumsi tentang
lingkungan, peran organisasinya, dan dari asumsi ini lahir prinsp-prinsip yang
dihubungkan dengan kerangka atau garis besar untuk bertindak. Seperangkat
prinsip yang berkaitan dengan satu sama lain dkembangkan dan diuji dengan
pengalaman sebelum menjadi suatu teori.
Untuk seorang manajer, suatu teori tentang manajemen sangat berfungsi
dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul. Oleh karena itu, falsafah,
asumsi, prinsip-prinsip dan teori tentang manajemen merupakan landasan
manajerial yang harus dipahami dan dihayati oleh manajer. Keterkaitan cara
pandang tentang manajemen, falsafah, asumsi, dan prinsip, serta teori-teori
dijadikan dasar kegiatan manajerial.
Berdasarkan kerangka konsep dasar manajemen pendidikan yang dijabarkan
di atas, keterkaitan cara pandang tentang manajemen, falsafah, asumsi, prinsip,
teori merupakan suatu pandangan atau patokan dalam melakukan kegiatan
manajemen, baik itu manajemen pendidikan atau pun manajemen dalam bidang
lainnya, dan harus berlandaskan pada hal tersebut sehingga dengan hal tersebut
dapat menghasilkan suatu hasil yang bermutu, efesien, relevansi, dan kretivitas.
REFERENSI:
1. Nanang Fattah. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja. Rosdakarya.
Kerangka dasar berpikir manajemen strategik terdiri dari 3 bagian/tahap, yaitu:
a. Arsitektur Strategi, di mana pada tahap ini diadakan sintesa terhadap masukan
strategi baik berupa arah maupun besaran. Proses ini merupakan rancang-
bangun dan arsitek dati strategi, lebih ke arah proses ‘apa’-nya strategi.
Tahapan ini terdiri dari tiga yaitu:
1) Destinasi strategik, yaitu proses untuk mendefinisikan serta melakukan
sintesa ke mana destinasi/arah strategi yang akan dibangun, yang biasanya
meliputi visi dan misi organisasi.
2) Pemikiran strategik, yaitu proses analisa dari lingkungan usaha, baik
eksternal maupun internal.
3) Formasi Strategik, merupakan proses formasi/rancang-bangun strategi
berdasarkan arah dan posisi yang didapatkan dari destinasi strategik dan
pemikiran strategik.
b. Transformasi Strategi, yang terdiri dari proses komunikasi strategi dan
membuat ukuran-ukuran yang sesuai, dan menyeleraskan dengan strategi,
kemudian menyangkut penyelarasan setelah implementasi
c. Implementasi Strategi, merupakan proses ‘bagaimana’-nya strategi. Proses ini
melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang
dikerahkan untuk melaksanakan strategi.
REFERENSI:
Hutabarat, Jemsly dan Huseini, Martini. 2006. Proses, Formasi &
Implementasi. Manajemen Strategik Kontemporer. Jakarta : PT Elex Media
Komputama
4. Jelaskan tentang HAKIKAT FILSAFAT MANAJEMEN.
Hakikat Filsafat Manajemen tidak terlepas dari apa aitu hakikat. . Ilmu
pengetahuan tentang hakikat yaitu menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial
segala sesuatu. Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
atas philein dan spohia. Philein
artinya cinta dan spohia berarti kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat
juga berarti hasrat, kemauan, atau keinginan yang sungguh- sungguh akan
kebenaran sejati. Jadi , pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan
yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk meperoleh kebenaran. Ilmu
pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial segala
sesuatu.
b. Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi,
baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak
bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan
dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
c. Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan
untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah
diberikan kepadanya.
d. Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau
menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta
memberikan arah kemana organiasi tersebut akan dikemudikan.
e. Fungsi
Fungsi adalah aktifitas yang berhubungan denga tujuan yang akan
dicapai. Setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan
yang akan dicapai.
f. Faktor dasar
Faktor dasar memiliki faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik
berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen
yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi.
g. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja
antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai
dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/
mempertanggung-jawabkan (accountability).
h. Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
i. Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang
menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan
pengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesui dengan tujuan akhir .
REFERENSI:
1. Moekijat. 1999. Manajer Sumber Daya Manusia (Manajemen
Kepegawaian). Bandung: CV. Mandar Maju.
2. Maman Ukas,2005. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung:
Ossa Promo.
5. Uraikan secara rinci dan komprehensif tentang PERKEMBANGAN FILSAFAT
MANAJEMEN.
Filsafat memiliki:
1. Tujuan tertentu
2. Beberapa nilai yang berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan
3. Keyakinan pada pihak para penganuh bahwa nilai dan tujuan akhir bernilai
untuk dikejar
Pada akhirnya kita dapat simpulkan bahwa filsafat adalah suatu cara hidup.
a. Di Dalam Manajemen
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam
filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu
sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor dasar tersebut meliputi hal-hal berikut.
1. Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus
terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik,
manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2. Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik
organasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk,
yaitu tujuan utama, tujuan kedua, dan tujuan tambahan.
3. Pimpinan pelaksana
4. Kebijakan
5. Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai
setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai
6. Faktor dasar
Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam,
tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam
penyelenggaraan organisasi.
7. Struktur organisasi
8. Prosedur
9. Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang
memnentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dalam mengoperasikannya
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir. Untuk memperoleh efektivitas
dari deskripsi filsafat maupun manajemen yang dapat memberikan petunjuk
pemikiran bagi suatu aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan tertentunya, faktor-
faktor diatas dapat digunakan sebagai daftar pengecek terhadap analisis aktivitas
yang menjadi norma tindakan dan aktivitas manajemen.
1. Seoranng pun tak dapat melakukan manajemen tanpa suatu filsafat manajemen
baik terimplikasi maupun yang bersifat implisit.
2. Apabila kita mengabaikan filsafat manajemen, maka berarti bahwa kita
menyangkal pendapat bahwa watak, emosi serta nilai-nilai mempengaruhi ide-ide
seorang manajer dan bahasa proses mental dan psikologis seorang mempengaruhi
kelakuan menejerial.
Jadi kita dapat simpulkan bahwa filsafat manajemen dibutuhkan dari hari
kehari dan kan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan
lebih dari itu filsafat sangat dibutuhkan oleh seorang manajer sebagai sikap,
keyakinan serta konsepsi yang akan mempengaruhi kelakuan manejerial
dirinya sendiri.
Dibawah ini merupakan “Mazhab” atau aliran teori manajemen yang tergolong
didalam 6 kelompok menurut seorang guru besar bernama Harold Koontz.
Jadi pencapaian pokok dari aliran ini adalah melihat pada fungsi-fungsi
manajer seperti “planning, organizing, staffing, directing, adn controlling”, dan
menarik dari padanya prinsip-prinsip fundamentil tertentu, yang dapat mengartikan
praktek manajemen yang begitu rumit.
2. Aliran Empiris
Aliran ini melihat manajemen sebagai ilmu pengalaman yang dilihat sebagai
alat untuk diteruskan pada kaum pratiktisi. Misalnya aliran ini melihat manajemen
sebagai studi dan analisa dari pada masalah-masalah khas (contoh : Ernest Dale
dalam bukunya The Great Organizers). Aliran empiris ini bertolak pada premisse,
bahwa di dalam menganalisa pengalaman-pengalamandari kaum manajer atau
kesalahan-kesalahan yang dibuatnya kita dapat belajar bagaimana menggunakan
teknik manajer yang paling efektif
Berdasar pada dalil bahwa karena manajing berarti “getting things done with
and through people”, maka pelajaran manajemen harus berpusat pada hubungan
antar orang. Aliran ini kadang-kadang disebut penelaahan “human relations”,
hubungan antar manusia, “leadership approach”, penelaahan kepemimpinan atau
“behavior science”, approach “ilmu tingkah laku”. Ia mengembangkan teori-teori
yang baru dan yang ada, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam
mempelajari peristiwa-peristiwa antara perorangan dan di dalam perorangan
sampai kepada hubungan atara kebudayaan.
Maka yang menjadi perhatian penting dari teori ini adalah bagian psikologi,
ilmu jiwa perseorangan maupun ilmu jiwa sosial.
Dalam hal lain-lain sistem ini lebih luas daripada organisasi formil saja dan
meliputi setiap macam sistem dimana ada hubungan antar manusia.
Makin banyak sarjana dewasa ini menggunakkan teori ini. Pusat perhatian
dari aliran teori keputusan adalah pengambilan keputusan, yakni memilih suatu
jalan tindakan atau suatu gagasan dari berbagai alternatif yang mungkin (Ducan
Luce/Raiffa : Games and Decission; Miller and Starr: Executive Decission and
Operations Research)
6. Aliran Matematis
Dengan aliran ini saya makdudkan ahli-ahli teori yang melihat manajemen
sebagai suatu sistem matematika, lengkap dengna model dan prosesnya. Sebagai
contoh antara lain orang-orang yang menganalisa operations research
REFERENSI: