DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BAYAN
Jl. Raya Tanjung-Bayan KM 38 Kode Pos 83354, email : puskesmasbayan@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BAYAN
NOMOR :080 / PM /SK/ PKM.BYN /I/2017
TENTANG\
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien
di puskesmas, perlu di susun kewajiban tenaga klinis dalam
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien;
b. bahwa sehubungan dengan butir tersebut, perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bayan;
Kesatu : Kebijakan kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien Puskesmas Bayan sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini
dibebankan pada anggaran yang sesuai.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
Di tetapkan di : Anyar
Pada tanggal : 31 Januari 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS
BAYAN,
Rusniatun
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BAYAN
NOMOR : 080 /PM /SK/PKM-BYN/I/2017
TENTANG : KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU
KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
Kewajiban Tenaga Klinis dalam Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yaitu :
1. Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKP, Penanggung Jawab Ruangan dan
Penanggung Jawab UKM serta seluruh Personil Puskesmas wajib berpartisipasi dalam
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.
2. Semua Personil wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas.
3. Perencanaan Peningkatan Mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Bayan dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
4. Perencanaan Peningkatan Mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi
indicator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangkan
kekritisan,risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang
terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator
,pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis ,
yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan system, rancang ulang system untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggara UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien, termasuk didalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program
peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan ,
tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan system/proses pelayanan memperhatikan butir-butir dibawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai puskesmas, dan perencanaan
puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar
pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun
panduan dari kementerian kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan system pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada kepala puskesmas tiap tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, resiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
perioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
adalah :
a. Pencapaian 2 dari 6 sasaran keselamatan pasien
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat
Rusniatun