Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mega Fadhillah N

NIM : 20190310013

Mata Kuliah : Ekonomi Publik

Dosen Pengampu : Dr. Agie Hanggara S.Pd M.Pd

Perkembangan Perekonomian di Indonesia

Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan


industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian Indonesia secara dinamis bergantung
pada sumber pembiayaan dari sektor perbankan.

Peranan sektor perbankan dalam membantu mendorong perkembangan perekonomian


Indonesia biasanya terjadi melalui penyediaan dana untuk dunia usaha. Dunia usaha diyakini
merupakan salah satu sektor yang dapat dengan cepat mempengaruhi pergerakan pertumbuhan
ekonomi. Untuk itu dukungan yang lebih komprehensif sangat dibutuhkan bagi dunia usaha
untuk dapat meningkatkan efektivitasnya yang kemudian akan berpengaruh pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Dunia usaha membutuhkan sumber – sumber pembiayaan untuk dapat
meningkatkan investasi mereka dan kemudian dapat memperoleh faktor – faktor produksi yang
lebih banyak tentunya, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan output dan pada akhirnya
akan berdampak pada pendorongan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan berkelanjutan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan. Indonesia terdiri dari beberapa wilayah yang memiliki struktur perekonomian
yang beraneka ragam. Struktur ekonomi dapat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor
perekonomian. Pada tahap-tahap awal pembangunan menunjukan bahwa sektor utama yaitu
minyak dan gas bumi memiliki peran penting dalam pembentukan pendapatan suatu
wilayah/Negara. Turunnya peran/kontribusi sektor utama di semua wilayah tidaklah berarti
sektor utama di wilayah nilai tambahnya turun. Pada kenyataannya nilai tambahnya selalu
meningkat lebih tinggi. Perubahan struktur ekonomi wilayah-wilayah di Indonesia dipengaruhi
oleh potensi yang dimiliki wilayah itu sendiri yaitu sumber daya alam seperti tanah, iklim, hasil
tambang, hasil laut dan sumber daya manusia seperti tenaga kerja yang berpendidikan dan
memiliki keterampilan untuk dapat mengolah SDA yang ada.

Indonesia adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara (BUMN) dan
kelompok usaha swasta besar (konglomerat) memainkan peran penting. Ada ratusan kelompok
swasta yang terdiversifikasi yang berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan sebagian
kecil dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama dengan para BUMN mereka
mendominasi perekonomian domestik. Ini juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian
atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat antara elit korporat dan elite politik di negara ini).

Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama berkontribusi 99


persen dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia, tidak kalah pentingnya. Mereka
menyumbang sekitar 60 persen dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk
hampir 108 juta orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan
tulang punggung perekonomian Indonesia.

Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai mempercepat lagi setelah
perlambatan ekonomi di tahun 2011-2015. Dengan demikian kita mungkin berada pada awal
sebuah masa yang dicirikhaskan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, juga harus
digarisbawahi bahwa Indonesia adalah negara yang kompleks dan berisi risiko tertentu untuk
investasi. Lagipula, dinamika dan konteks negara ini ikut membawa risiko. Krisis keuangan Asia
pada akhir tahun 1990-an adalah salah satu kejadian terpenting dalam sejarah Indonesia. Dimulai
dengan krisis keuangan (Krismon), krisis ini dengan cepat meluas menjadi krisis sosial dan
politik yang mengakibatkan berakhirnya kekuasaan Suharto yang dilegitimasi oleh
perkembangan ekonomi. Indonesia menjadi negara yang paling terpukul oleh krisis ini sehingga
sebagian kemajuan ekonomi yang tercapai waktu rezim Orde Baru menjadi sia-sia.

Sektor Unggulan atau sektor kunci perekonomian di Indonesia yaitu Sektor Perdagangan,
Industri Kimia, Industri Pupuk dan Pestisida, Jasa lainnya, Bangunan, Industri Mesin, alat-alat
dan perlengkapan listrik, Industri Makanan Lainnya, Angkutan darat, Listrik,gas, dan air bersih,
Industri barang karet dan plastic, Peternakan, Industri kertas, branag dari kertas dan karton. Ke
13 sektor inilah yang memiliki indkes keterkaitan ke belakang dan indeks keterkaitan ke depan
yang nilainya lebih besar dari satu dan memegang peranan penting dalam menggerakan roda
perekonomian di Indonesia. 3. Terdapat 25 sektor perekonomian di Indonesia yang mempunyai
peranan yang tinggi dalam menarik indeks pendapatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai