Anda di halaman 1dari 19

ANALISA KEUANGAN DAN LAB

(FEB515)

MODUL SESI XIII


MANAJEMEN KREDIT DAN PINJAMAN

DISUSUN OLEH
DR. EKA BERTUAH, SE, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Analisa Keuangan Page 0


MANAJEMEN KREDIT DAN PINJAMAN

Manajemen Kredit dan Pinjaman


Manajemen kredit dan pinjaman merupakan hal yang penting untuk diketahui
seiring dengan perkembangan perekonomian dan sumber-sumber penyedia dana
yang berperan untuk membiayai berbagai kegiatan bisnis dan usaha baik yang
baru dimulai maupun yang sedang ingin dikembangkan menjadi lebih besar.
Untuk itulah bank mempunyai peranan yang penting dalam menggerakkan
perekonomian suatu daerah dan negara. Namun sesuai dengan UU Nomor 7 tahun
1992 mengenai perbankan disebutkan bahwa kredit yang diberikan atau
disalurkan oleh Bank akan mengandung resiko, oleh karena itu dalam
pelaksanaannya bank haruslah dapat memperhatikan dan mempertimbangkan
asas-asas perkreditan yang berlaku dan sehat.

Perbedaan Antara Kredit dan Pinjaman


Sebelum membahas manajemen kredit dan pinjaman ada baiknya memahami apa
perbedaan antara kredit dan pinjaman, bila dilihat dari segi arti sebenarnya
keduanya memiliki arti yang sama yaitu meminjam sejumlah uang atau dana baik
pada bank atau lembaga keuangan lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah
ataupun swasta. Berikut penjelasan perbedaannya, yaitu :
1. Besarnya Tingkat bunga yang diberikan
Umumnya kredit memiliki tingkat bunga yang berubah sesuai dengan kebijakan
ekonomi pemerintah atau perubahan tingkat suku bunga. Sedangkan pinjaman
umumnya bunganya lebih rendah akan tetapi tingkat pembayarannya bisa saja
naik dan dapat membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan dapat mengundang
resiko dimasa depan.
2. Jangka waktu pengembalian dana yang dipinjam
Umumnya pinjaman memiliki jangka waktu pengembalian dana yang tetapi yaitu
sekitar 1-5 tahun saja. Sedangkan kredit memiliki jangka waktu pengembalian
dana yang lebih panjang, bahkan bila Anda menggunakan kartu kredit maka Anda
tidak memiliki batas waktu pengembalian pinjaman.
3. Memerlukan pembuktian keuntungan dari usaha

Analisa Keuangan Page 1


Pada umumnya bank memiliki regulasi dan pertimbangan yang cukup ketat saat
mengucurkan kredit kepada lembaga atau siapapun yang mengajukan permohonan
kredit. Karena itu lebih banyak orang yang baru memulai bisnis mendapatkan
penolakan dari bank. Hal ini terjadi karena bank akan cenderung lebih melihat
besaran keuntungan dari usaha yang sedang dijalankan. Hal inilah yang akhirnya
membuat beberapa orang lebih memilih mengajukan pinjaman kepada lembaga
keuangan lainnya.
Pengelolaan kredit dilakukan mulai dari :
• Perencanaan jumlah kredit
• Penentuan suku bunga
• Prosedur pemberian kredit
• Analisa pemberian kredit
• Pengendalian kredit macet

Jenis-Jenis Kredit dan Pinjaman


Kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank maupun lembaga keuangan
lainnya diberikan kepada lembaga atau orang yang memerlukannya. Ada beberapa
jenis kredit yang disediakan kepada masyarakat dalam rangka pengaturan kredit
yang akan dicairkan oleh bank. Ada beberapa jenis kredit atau pinjaman yang
diberikan baik oleh Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), ataupun
lembaga keuangan lainnya. salah satu cara memahami manajemen kredit dan
pinjaman adalah dengan mengetahui jenis-jenis kredit dan pinjaman. Berikut ini
jenis-jenis kredit dan pinjaman, yaitu :
1. Kredit Investasi
Kredit ini biasanya diberikan kepada perusahaan yang akan melebarkan sayap
bisnisnya seperti membangun pabrik baru atau membuka kantor cabang baru.
Kredit ini bertujuan untuk memudahkan pengadaan barang jasa dan modal agar
bisa lebih mudah menghasilkan suatu produk atau jasa bagi perusahaan tersebut.
2. Kredit Modal Kerja
Kredit ini diberikan kepada perusahaan atau usaha yang membutuhkan dana untuk
meningkatkan jumlah produksi atau membeli bahan baku.
3. Kredit Perumahan

Analisa Keuangan Page 2


Kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian ataupun pembangunan
property. Jangka waktu yang diberikan untuk pinjaman perumahan umumnya
cukup panjang, berkisaran antara 10-15 tahun.
4. Kredit Industri
Kredit untuk memberikan tambahan dana bagi pengelola industri baik yang
berskala kecil, menengah dan besar.
5. Kredit tanpa jaminan
Kredit yang diberikan tanpajaminan baik berupa barang bergerak maupun barang
tidak bergerak. Kredit ini yang paling umum adalah pemberian fasilitas kartu
kredit dengan jumlah maksimum kredit yang terbatas.
6. Kredit dengan jaminan
Kredit ini merupakan kebalikan dari kredit tanpa jaminan, dimana calon peminjam
diharuskan memberikan jaminan baik berupa barang bergerak maupun tidak
bergerak kepada bank untuk lebih mempercepat proses pencairan kredit.
7. Pinjaman Pertanian
Pinjaman ini diberikan untuk meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan
rakyat, dimana pengembalian pinjaman akan dilakukan setelah musim panen tiba,
jadi jangka waktunya tidak terlalu panjang atau sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati bersama.
8. Pinjaman Peternakan
Pinjaman ini diberikan untuk mendukung usaha peternakan hewan, dimana
pinjaman jangka pendek diberikan untuk peternak ayam atau bebek, sedangkan
untuk pinjaman jangka panjang diberikan kepada peternak sapi atau kambing.

Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah :
1. Kepercayaan
Keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang,
barang maupun jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa
yang akan datang.

Analisa Keuangan Page 3


2. Kesepakatan
Kredit juga mengandung kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima
kredit. Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian yang masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, ini mencakup
masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Risiko
Risiko dapat diakibatkan dua hal :
Risiko yang diakibatkan nasabah tidak mau membayar kreditnya;
Risiko yang diakibatkan terjadinya musibah seperti bencana alam.
5. Balas Jasa
Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut kita kenal dengan
bunga, komisi dan biaya administrasi bagi bank konvensional sedang bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Tujuan dan Fungsi Kredit


1. Mencari keuntungan
Hasil keuntungan yang diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, di samping itu
keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.
2. Membantu usaha nasabah
Nasabah yang memerlukan dana baik dana investasi atau dana modal kerja.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran
dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor
riil.

Analisa Keuangan Page 4


Jaminan Kredit
Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kreditnya dapat ditutupi dengan suatu
jaminan kredit.
Fungsi jaminan kredit adalah :
• Untuk melindungi bank dari kerugian
• Untuk melindungi bank dari nasabah yang nakal
• Mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-utang nasabah mengingat
jaminan kredit akan disita oleh bank apabila tidak dilunasi.
Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh debitur adalah:
• Jaminan dengan barang-barang
• Jaminan dengan surat berharga
• Jaminan orang atau perusahaan. Yaitu jaminan yang diberikan oleh
seseorang atau perusahaan kepada bank terhadap fasilitas kredit yang
diberikan. Artinya apabila kredit macet maka orang atau perusahaan yang
memberikan jaminan itulah yang dimintai pertanggungjawabannya.
• Jaminan asuransi. Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak
asuransi terutama terhadap fisik objek kredit seperti kendaraan gedung dan
lainnya. Apabila terjadi kehilangan atau kebakaran maka pihak asuransi-lah
yang menanggung kerugian tersebut.

Net Interest Margin


Net Interest Margin sendiri merupakan suatu ukuran yang membedakan antara
bunga pendapatan yang mana dihasilkan oleh lembaga keuangan lain ataupun
bank dengan nilai bunga yang mana dibayarkan kepada pemberi pinjaman
deposito, dan relative terhadap jumlah bunga produktif dari asset.
Dan hal tersebut sedikit mirip dengan yang namanya margin kotor dari perusahaan
non financial. Selain itu juga biasanya dikatakan dengan presentase dari mana
lembaga keuangan tersebut mendapatkan pinjaman dalam periode dari waktu dan
juga asset yang lainnya dikurangi bunga yang telah dibayarkan atas dana pinjaman
yang dibadi dengan jumlah dari rata - rata atas aktiva tetap kepada pendapat yang

Analisa Keuangan Page 5


mana diperoleh dalam jangka waktu yang sudah ditentukan yang mana produktif
dari rata - rata aktiva.
Untuk margin bunga bersih sendiri mirip dengan konsep yang mana untuk
menyebarkan bunga bersih tersebut, namun untuk penyebaran dari bunga bersih
itu sendiri merupakan selisih dari rata - rata nominal di antara pinjaman dan juga
suku bunga pinjaman yang tidak ada kompensasinya dari kenyataan bahwa dana
yang dipinjam dan juga aktiva produktif bisa menjadi alat yang berbeda dan juga
berbeda volume. Karena nantinya margin bunga bersih bisa lebih tinggi namun
bisa juga lebih rendah dibandingkan dengan penyebaran bunga bersih itu sendiri.

Tujuan Mengetahui Net Interest Margin


Adapun tujuan mengetahui Net Interest Margin adalah untuk mengevaluasi bank
di dalam mengelola berbagai resiko yang mungkin saja terjadi pada suku bunga
nantinya. Hal tersebut dalam artian pada saat suku bunga nantinya berubah, tentu
saja pendapatan dan juga biaya dari bunga tersebut juga akan terus berubah, dan
Net Interest Margin tersebut merupakan ratio yang memang sangat berkaitan
dengan kemampuan bank di dalam memanajemen pengelolaan aktiva produktif
sehingga nantinya dapat menghasilkan bunga bersih.
Bunga bersih itu sendiri didapatkan dari pendapatan bunga yang mana sudah
dikurangi dari beban bunga sehingga jika semakin besar ratio ini tentu saja akan
dapat membantu untuk meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva yang
produktif dan juga sudah dikelola oleh bank dengan baik dan benar.
Dengan cara tersebut, bank bisa menjadi sehat dan juga terhindar dari adanya
berbagai masalah yang bisa saja terjadi kapanpun. Jadi pada intinya adalah
nantinya bank sudah bisa mengelola aktiva produtif sehingga dapat menghasilkan
bunga bersih dan juga managemen dari bank akan semakin baik karena sudah
menerapkan strategi dengan memanfaatkan Net Interest Margin.

Perhitungan Net Interest Margin


Net Interest Margin dihitung sebagai presentase yang berasal dari asset dan
dikenakan bunga. Misalnya nasabah meminjam bank dengan rata - rata $100
dalam jangka waktu satu tahun dan mendapatkan pendapatan bunga $6 kemudian

Analisa Keuangan Page 6


bunga yang dibayarkan $3. Untuk penghitungannya sendiri adalah ($6 - $3)/ $100
= 3%.
Jadi itulah penghitungan Net Interest Margin, dengan demikian tentu saja nantinya
semua strategi yang diterapkan akan berjalan dengan baik dan membantu bank
untuk tetap bertahan dan bisa menghadapi suatu masalah kedepannya.

Non Performing Loan


Non performing loan merupakan salah satu cara atau sebuah kunci bagi sebuah
bank untuk menilai fungsi bank tersebut bekerja baik atau tidak. Dengan NPL
akan membuat bank dapat menilai berapa banyak modal yang dimiliki oleh bank
tersebut. NPL berkaitan dengan kredit bermasalah, tidak semua bank memiliki
nasabah yang rajin membayar kreditnya, namun ada juga nasabah yang terlambat
membayar kreditnya, tidak hanya sebulan atau dua bulan namun sampai berbulan-
bulan.
Semakin banyak angka rasio NPL pada sebuah bank bisa dipastikan bahwa ada
yang salah sama fungsi kinerja bank tersebut, dampak negatif yang ditimbulkan
pun semakin banyak. Sedangkan semakin kecil rasio persentasi dari sebuah NPL
bisa dipastikan bahwa kinerja bank dan fungsi bank tersebut sudah bekerja dengan
baik. Fungsi dasar sebuah bank adalah sama yaitu untuk menghubungkan antara
kedua belah pihak, pihak pertama adalah pihak yang memiliki kelebihan dana dan
ingin menyimpanm uangnya di bank sedangkan pihak kedua adalah pihak yang
membutuhkan dana sehingga pihak tersebut mengajukan kredit atau pinjaman ke
bank.
Nasabah yang mengajukan kredit dan pinjaman ke bank terdiri dari beberapa tipe,
tipe pertama adalah nasabah yang rajin dalam membayar kreditnya sedangkan
nasabah yang kedua adalah nasabah yang tidak rajin membayar kredit sehingga
kreditnya macet.
Kredit yang macet inilah yang menyebabkan angka rasio persentase NPL
meningkat drastis. Jika satu nasabah yang kreditnya macet sudah menambah
persentase rasio dari angka NPL, lalu bagaimana jika kondisinya pada bank
tersebut banyak nasabah yang kreditnya macet? tentu angka rasio persentasi NPL

Analisa Keuangan Page 7


pada sebuah bank akan semakin meningkat dengan begitu bank akan gagal dalam
menjalankan fungsinya.

Masalah Yang Ditimbulkan Akibat Tingginya NPL


Berbagai masalah akibat tingginya NPL akan membuat bank gagal dalam
mengelola bisnis, selain modal yang dimiliki oleh bank berkurang, modal yang
dikeluarkan bank untuk para nasabah yang bermasalah tidak bisa kembali lagi ke
bank. Oleh sebab itu bank memerlukan cara-cara untuk memperkecil angka dari
NPL. Berikut ini ada beberapa masalah yang ditimbulkan akibat tingginya angka
NPL pada sebuah bank :
1. Masalah Likuiditas pada bank tersebut
Likuiditas adalah masalah dimana bank tidak mampu membayar pihak ketiga.
Pihak ketiga disini dimaksudkan adalah pihak yang bekerja pada bank tersebut,
dengan begitu bank akan terancam pengurangan pegawai dan karyawan yang
bekerja di bank tersebut.
2. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan masalah dimana utang yang telah dikeluarkan kepada
nasabah yang bermasalah tidak dapat ditagih kembali. Hal ini dikarenakan
nasabah selalu mangkir dari tagihan kredit kepada bank yang bersangkutan, atau
nasabah sudah melarikan diri. Hal ini sering terjadi pada bank yang memiliki
angka rasio NPL tinggi. Jika sudah begitu pihak bank akan merasa kesulitan
dalam melakukan penagihan. Sehingga hutang pun tidak bisa kembali.
3. Solvabilitas
Masalah solvabilitas merupakan masalah bagi pihak intern bank. Masalah itu
berupa modal yang ada di dalam bank tersebut berkurang dan bank akan kesulitan
dalam melakukan fungsinya.
Selain ketiga masalah tersebut ada dampak lain yang akan menimpa pihak bank,
yaitu berupa keuntungan yang menurun. Hal ini dikarenakan bank kehilangan
pendapatan disamping bankj tersebut juga harus melakukan penyisihan
kolektibilitas kredit.

Analisa Keuangan Page 8


Kredit Yang Dimasukkan Dalam Kriteria NPL
Berikut ini ada beberapa macam kredit yang bisa dikategorikan dalam NPL :
1. Kredit yang kurang lancar, kredit yang kurang lancar sudah termasuk
digolongkan dalam NPL. Kredit kurang lancar dibagi menjadi lima kriteria,
kriteria pertama adalah adanya tunggakan atau keterlambatan pembayaran
angsuran pokok dan bunganya yang sudah melebihi batas pembayaran selama 90
hari. Kriteria yang kedua adalah terjadinya cerukan dan sering, kriteria ketiga
adalah mutasi rekening lebih kecil atau rendah, kriteria keempat adalah adanya
pelanggaran atas kontrak yang terdapat perjanjian dengan waktu lebih dari 90 hari
dan yang terakhir adalah adanya masalah keuangan para debitur.
2. Kredit Yang Diragukan, hal ini meliputi dua kriteria yaitu kriteria pertama
tunggakan angsuran pokok dan bunga yang sudah melebihi waktiu 180 hari,
kriteria kedua adalah cerukan yang sifatnya permanen
3. Kredit macet
Jadi itulah beberapa macam krefit yang dapat dikategorikan dalam NPL dan
mungkin artikel ini sudah cukup menjelaskan tentang apa Itu NPL- Non
Performing Loan.

Cara Menurunkan NPL


Cara menurunkan NPL banyak diperbincangkan di dunia perbankan. Bagi orang
awam yang tidak paham di dunia perbankan tentu bingung dengan pengertian
NPL tersebut. NPL adalah non performing loan yang biasa disingkat dengan NPL,
NPL merupakan sebuah kunci indikator dalam menilai apakah bank bekerja
dengan baik atau tidak atau NPL diibaratkan sebagai kunci dalam menilai fungsi
bank. Selama ini bank memiliki fungsi berupa lembaga penghubung atau
perantara antara kedua pihak, kedua pihak tersebut adalah orang yang memiliki
kelebihan dana dan orang yang membutuhkan dana. Orang yang memiliki
kelebihan dana akan menyimpan kelebihan dananya di bank sedangkan orang
yang membutuhkan dana akan mencari dana di bank dengan begitu mereka saling
terhubung dengan adanya bank.

Analisa Keuangan Page 9


Hal-Hal Yang Berpengaruh Pada NPL Sebuah Bank
NPL setiap waktunya dapat berubah-ubah dapat naik atau bisa turun. Hal ini
tergantung dengan beberapa hal. NPL yang baik dalam sebuah bank ditandai
dengan kecilnya persentase rasio dari NPL bank tersebut. Oleh sebab itu banyak
bank yang memiliki persentase rasio NPL yang besar berusaha untuk mengetahui
bagaimana cara menurunkan NPL. Sebab semakin besar rasio NPL dalam sebuah
bank, semakin menandakan bahwa fungsi kinerja pada bank tersebut bermasalah.
Jika fungsinya saja sudah bermasalah maka bank akan semakin terjerat dengan
masalah-masalah pelik lainnya. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa
berpengaruh pada NPL :
1. Niat Baik Dari Sang Debitur
Kemauan dan niat baik dari debitur lah yang paling penting dan paling
berpengaruh pada NPL sebuah bank. Sisi finansial dari debitur juga sangat
dipertimbangkan dan berpengaruh pada kemampuannya untuk melakukan
pelunasan pokok dan pelunasan bunga pinjaman dari bank. Untuk melakukan
pelunasan tersebut diperlukan niat baik dari debitur kepada bank yang
memberikannya hutang atau pinjaman.
2. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat berpengaruh pada tinggi
dan rendahnya rasio NPL pada kegiatan perbankan. Salah satu hal yang akan
berpengaruh pada dunia perbankan adalah kondisi seperti saat ini dimana harga
BBM naik daripada sebelumnya, kenaikan BBM ini tentu akan berpengaruh pada
perusahaan yang menggunakan BBM pada setiap aktivitas perusahaannya. Setiap
kegiatan produksi di perusahaan tersebut akan memerlukan biaya tambahan, biaya
itu diambil dari keuntungan yang dianggarkan sebagau pembayaran utnuk
mencicil utang dalam pemenuhan biaya tinggi dalam proses produksi. Perusahaan
tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-
hutangnya tersebut kepada bank. Selain kebijakan pemerintah adapula kebijakan
Bank Indonesia yang berpengaruh pada NPL. Contohnya saja ketika Bank
Indonesia mulai menaikkan BI rate. BI rate tersbut akan berpengaruh pada suku
bunga kredit pada setiap bank ikut naik, dengan begitu kemampuan para debitur
dalam melakukan pelunasan terhadap pokok dan suku bunga akan berkurang.

Analisa Keuangan Page 10


3. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi di Indonesia juga berpengaruh bagi kemampuan debitur untuk
melakukan pelunasan. Kondisi ekonomi yang akan berpengaruh pada debitur
adalah inflasi dan kurs rupiah di Indonesia.

Dengan meningkatnya NPL akan memiliki pengaruh buruk pada bank. Dampak
negatif yang paling terasa adalah modal bank akan semakin berkurang dan
semakin sedikit. Dengan sedikitnya modal tersebut bank tidak akan berkembang
karena modal yang dikit tidak bisa memberikan pinjaman kepada pihak debitur
lain yang membutuhkan dana. Oleh sebab itu banyak pihak bank yang ingin
menurunkan angka NPL.
Adapun cara menurunkan NPL:
1. Lakukan penagihan kepada nasabah yang bermasalah atau kepada nasabah
yang melakukan terlambat pembayaran.
2. Jika nasabah atau debitur terlambat membayar maka bank berhak untuk
melakukan lelang bangunan yang memiliki masalah.
Kedua langkah tersebut dipercaya dapat menurunkan angka NPL. Namun jika
terdapat nasabah yang mangkir, pihak bank bisa melakukan langkah nomor dua.
Sebelum melakukan pinjaman tentu pihak bank ingin mendapatkan jaminan
seperti sertifikat tanah atau sertifikat bangunan. Jika nasabah tersebut mangkir
pihak bank bisa melakukan langkah nomor dua dengan melakukan pelelangan
terhadap sertifikat jaminan dari nasabah yang bermasalah tersebut. Itulah
beberapa cara menurunkan NPL.

Peran IT Dalam Manajemen Bank


Peran IT dalam manajemen bank memegang peranan yang sangat vital atau
penting. Dari waktu ke waktu teknologi semakin berkembang pesat dan manju,
begitu pula dengan teknologi yang ada di Indonesia. Dalam melakukan berbagai
hal seperti perhitungan dan pendataan diperlukan waktu yang singkat namun
akurat.
Singkat namun akurat biasanya berada pada manajemen bank yang sudah besar
dan memiliki ribuan nasabah di dalamnya. Jika pihak manajemennya lambat

Analisa Keuangan Page 11


dalam mengatasi keuangan dan manajemen pada sebuah perbankan, Bank pun
akan lambat dalam bergerak maju dan berkembang. IT dalam dunia perbankan
membutuhkan jasa dari seseorang yang ahli dalam komputerisasi akuntansi.
Dengan begitu manajemen bank tidak memerlukan cara manual lagi dalam
melakukan perhitungan dan pendataan. User yang melakukan manajemen di bank
hendaknya juga mengetahui ilmu akuntansi, sehingga meskipun sudah terdapat
user interface yang memudahkan pekerjaan dia, user yang tahu ilmu akuntansi
dapat memininmalisir kesalahan dan salah pemasukan data. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan bank tidak dapat terlepas dari dunia IT yang
semakin berkembang saat ini. Jika dulu nasabah dilayani dengan sistem manual,
namun sekarang ini banyak nasabah yang dilayani dengan menggunakan sistem
komputer. Sistem komputer akan memberikan pelayanan lebih cepat
dibandingkan dengan cara manual. Teknologi dalam dunia perbankan mencakup
dua hal yaitu hardware dan software. Pegawai bank juga memerlukan jasa
manitenance pada kedua perangkat tersebut agar database yang ada di dalamnya
tidak rusak atau corrupt. Manajemen bank adapah pihak yang mengatur kegiatan
operasional di bank, manajemen adalah pihak back office dari sebuah bank
sedangkan front office bagi sebuah bank adalah teller. Meskipun pihak
manajemen tidak berhadapan langsung kepada nasabah namun pihak manajemen
sangat berpengaruh bagi perkembangan bank dan kegiatan di bank tersebut.
Manajemen tentunya juga memerlukan bantuan IT dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Peran IT tersebut adalah :
1. Dengan adanya IT di manajemen perbankan, pihak manajemen akan mudah
dalam melakukan solusi core banking.
2. Pihak manajemen akan mudah melakukan penghitungan berapa banyak modal
yang dimiliki oleh bank yang menaunginya tersebut.
3. Pihak manajemen dengan menggunakan IT dapat menghitung berapa banyak
kredit yang macet sehingga menaikkan angka rasio NPL.

Analisa Keuangan Page 12


AspekPenilaianAnalisaKredit
Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai
aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada
dasarnya adalah untuk meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 6C atau tidak
yang kemudian menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan
pemohon kredit memperoleh kredit atau tidak, dengan perkataan lain apakah
permohonan kredit tersebut feasible dalam artian kata kredit diberikan, maka
usaha nya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok
maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya.
Pemberian kredit mengandung tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk
menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi,
maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank
teknis yang terkenal dengan 6 C.

Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Pelanggan.


a. Resiko kredit adalah : resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan
kepada para pelanggan. Pada umumnya bank atau perusahaan
menggunakan penilaian resiko kredit dengan memperhatikan 5 C (The
Five C’s of Credit), yaitu:
b. Kepribadian (Character), menunjukkan keungkinan pelanggan untuk
secara jujur mau berusaha memenuhi kewajiban-kewajibannya.
c. Kaemampuan (Capacity), merupakan suatu penilaian subyektif tentang
kemampuan pelanggan untuk membayar. Kemampuan ini diukur dengan
catatan prestasi bisnis pelanggan di masa lampau, yang didukung dengan
pengamatan di lapangan atas kondisi perusahaan dan metode kegiatannya.
d. Modal (Capital), diukur dengan posisi finansiil secara umum, dengan
penekanan khusus pada modal perusahaan yang berwujud.
e. Jaminan (Collateral), diberikan oleh pelanggan dalam bentuk aktiva
sebagai jaminan keamanan atas kredit yang diberikan.
f. Kondisi (Condition), berhubungan dengan dampak kecenderungan
ekonomi secara umum terhadap perusahaan atau perkembangan khusus di

Analisa Keuangan Page 13


sektor ekonomi yang mungkin berpengaruh terhadap kemapuan pelanggan
untuk memenuhi kewajibannya.

Penyelamatan Kredit
1. Penyelamatan Kredit
Dalam langkah penyelamatan / penyehatan kredit ada beberapa strategi yang
dapat dipakai sbb:
a. Rescheduling
• Kebijaksanaan ini berkaitan dengan jangka waktu kredit sehingga
keringanan yang dapat diberikan adalah:
· Memperpanjang jangka waktu kredit.
· Memperpanjang jarak waktu angsuran.
· Penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang mengakibatkan
perpanjangan jangka waktu kredit.
b. Reconditioning
Dalam hal ini, bantuan yang diberikan berupa keringanan atau perubahan
persyaratan kredit antara lain :
• Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok sehingga nasabah
untuk waktu tertentu tidak perlu membayar bunga,tetapi utang pokoknya
dapat melebihi plafond yang disetujui.
• Penundaan pembayaran bunga, yaitu bunga tetap dihitung tetapi
penagihannya kepada nasabah tidak dilaksanakan sampai nasabah
mempunyai kesanggupan.
• Penurunan suku bunga.
• Pembebasan bunga
• Pengkonversian kredit jangka pendek menjadi kredit jangka panjang
dengan syarat yang lebih ringan.

c. Restructuring
Jika kesulitan usaha nasabah disebabkan oleh factor modal, maka
penyelamatannya adalah dengan meninjau kembali situasi dan kondisi

Analisa Keuangan Page 14


permodalan, baik modal kerja maupun barang modal. Tindakan yang diambil
dala rangka restructuring adalah:
· Tambahan kredit
Penambahan kredit tersebut tentunya akan menambah beban bunga bagi
debitur, akan tetapi tanpa adanya tambahan kredit maka debitur tidak mampu
menjalankan aktivitas operasionalnya. Bank akan menghitung kembali berapa
dana yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.
· Tambahan Equity
Apabila tambahan kredit memberatkan nasabah sehubungan dengan
pembayaran bunganya maka perlu dipertimbangkan tambahan modal sendiri
yang berupa :

Tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur


Bank meminta kepada nasabah untuk menambah modal agar perusahaan
dapat berjalan dengan lancar. Hal ini sulit dilakukan karena pada umumnya
nasabah yang kreditnya bermasalah sudah tidak memiliki dana, sehingga
tidak dapat menambah modal dan tambahan modal dari bank diperlukan
untuk kelancaran usaha debitur.

Kombinasi antara bank dan nasabah


Bank akan menghitung kembali total dana yang dibutuhkan oleh debitur
kemudian setelah diperhitungkan kebutuhan modal tersebut, maka modal tersebut
sebagian berasal dari bank berupa tambahan kredit dan modal nasabah, yaitu
dengan mencarikan permohonan baru atau dari pemilik modal lama. Kombinasi
ini merupakan cara terbaik, karena bank menilai bahwa debitur serius untuk
menyelesaikan kreditnya dengan ikut serta menambah modal.

2. Penyelesaian Kredit

Apabila langkah penyelamatan kredit nasabah sulit dilakukan, maka


manajemen bank segera memutuskan langkah strateginya menjadi strategi
penyelesaian kredit.

Analisa Keuangan Page 15


Strategi penyelesaian kredit dapat diambil dengan beberapa langkah sebagai
berikut:
· Melalui negosiasi bank dengan debitur, dimana bank dapat melakukan
penguasaan hasil usaha, sewa barang agunan, mencarikan mitra usaha yang
berjalan baik. Semua hasil tersebut digunakan untuk menurunkan baki debet
debitur.
· Pengambilalihan manajemen perusahaan, dimana bank bersama nasabah
mencari perusahaan yang mampu mengambil-alih, baik berupa anak angkat,
joint venture, aliansi, akuisisi dan merger.
· Penyerahan hak penagihan piutang kepada badan-badan resmi yang secara
yuridis berhak menagih piutang seperti PUPN, Pengadilan Negeri, dll.
Debitur dinyatakan pailit karena bangkrut, penagihannya dapat diajukan
kepada Balai Harta Peninggalan (BHP), dimana kedudukan bank dapat
sebagai kreditur preferent, bilamana bank telah melakukan pengikatan
agunan dengan hak hipotik atau kredit verband.

Analisa Keuangan Page 16


Latihan Sesi 13

1. Yang tidak termasuk Penilaian Resiko Kredit adalah:


A. Collateral
B. Character
C. Callability

2. Langkah penyelamatan kredit dengan memperpanjang jangka waktu


angsuran/kredit disebut:
a. Restructuring
b. Rescheduling
c. Reconditioning.

3. Kredit yang tidak dimasukkan dalam kriteria NPL:


a. Kredit lancar
b. Kredit macet.
c. Kredit yang diragukan

4. Masalah yang ditimbulkan akibat tingginya NPL:


a. Likuiditas
b. Rentabilitas
c. A dan B benar

5. Berikut Fungsi jaminan kredit, kecuali :


a. Untuk melindungi bank dari kerugian
b. Untuk melindungi bank dari nasabah yang nakal
c. Memperbesar peluang penundaan kredit

Analisa Keuangan Page 17


Kunci Jawaban
1. C
2. B
3. A
4. B
5. C.

Daftar Pustaka:
1. K.R. Subramanyam, John J. Wild, Robert F. Halsey. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2014.
2. Krishna G. Palepu, Paul M. Healy and Erik Peek. Business Analysis and
Valuation IFRS Edition. Second Edition. Cancage Learning. 2010
3. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Kelima. UPP STIM YKPN. 2016
4. Sofyan Syafri Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 13.
Raja Grafindo Persada.Jakarta. 2016.
5. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Raja Grafindo
Persada.Jakarta. 2017.

Analisa Keuangan Page 18

Anda mungkin juga menyukai