DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk
melakukan aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias/berdandan,
makan dan toileting.
2. Etiologi
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab defisit
perawatan diri adalah :
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien menderita diabetes melitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-
lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Rentang Respon
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri
sebagai berikut :
Adaptif Maladaptif
4. Pathway
Trauma situasional
Perasaan negatif
- Kecelakaan Perasan tidak mampu
terhadap diri sendiri
- Perceraian
- Korban perkosaan
- Putus sekolah
Harga Diri Rendah
Faktor Predisposisi
Kemampuan Faktor Presipitasi
- Perkembangan : keluarga terlalu
melakukan aktivitas
memanjakan klien - Kurang penurunan motivasi
- Biologis : penyakit kronis menurun
- Kerusakan kognisi atau
- Kemampuan realitas menurun :
perceptual
ketidakpedulian dirinya
- Lelah/lemah yang dialami
- Sosial : kurang dukungan dan
latihan individu
Data Subyektif
Data Obyektif
Pasien mersa lemah
Malas untuk beraktivitas Rambut kotor, acak-acakan
Merasa tidak berdaya Badan dan pakaian kotor dan bau
Mulut dan gigi bau
Kulit kusam dan kotor
Kuku panjang dan tidak terawat
Koping individu tidak efektif
kesepian
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :
e. Fisik
f. Psikologis
g. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.
a. Data subyektif
b. Data obyektif
8. Mekanisme Koping
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam medik, keluarga yang
dapat dihubungi.
b. Alasan Masuk
Biasanya apa yang menyebabkan pasien atau keluarga datang, atau dirawat
dirumah sakit. Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang menyendiri,
tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung, penampilan
acak-acakan, tidak peduli dengan diri sendiri dan mulai mengganggu orang lain.
c. Faktor Predisposisi.
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan adanya faktor
herediter mengalami gangguan jiwa, adanya
penyakit fisik dan mental yang diderita pasien sehingga menyebabkan pasien
tidak mampu melakukan perawatan diri. Ditemukan adanya faktor
perkembangan dimana keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu, menurunnya kemampuan realitas
sehingga menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri serta didapatkan kurangnya dukungan dan situasi lingkungan
yang mempengaruhi kemampuan dalam perawatan diri.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Genogram
a) Citra tubuh
Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi
pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat, kepuasan
pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan pasien sebagai laki-laki
atau perempuan , keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelamin dan
posisinnya.
c) Peran diri
Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/ pekerjaan/ kelompok/
masyarakat, kemampuan pasien dalam melaksanakan fungsi atau perannya,
perubahan yang terjadi saat pasien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan pasien
akibat perubahan tersebut.
d) Ideal diri
Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuh yang ideal, posisi,
tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan pasien
terhadap lingkungan sekitar, serta harapan pasien terhadap penyakitnya
e) Harga diri
Biasanya nilai dan keyakinan terhadap agama pasien terganggu karna tidak
menghirauan lagi dirinya.
2) Kegiatan ibadah
1) Penampilan
Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya,
rendah diri dan merasa dihina.
5) Afek
1) Makan
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi,
tidak mencuci rambut, tidak menggunting kuku, tubuh pasien tampak
kusam dan bdan pasien mengeluarkan aroma bau.
4) BAB/BAK
1) Adaptif
Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa
menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak mampu berolahraga
karena pasien selalu malas.
2) Maladaptif
Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadang berlebihan, pasien
tidak mau bekerja sama sekali, selalu menghindari orang lain.
3) Masalah psikososial dan lingkungan
2. Pohon Masalah
c. Isolasi sosia
4. Intervensi Keperawatan
MASALAH
NOC NIC
KEPERWATAN
Defist perawatan diri Perawatan diri : mandi Bantuan perawatan
: mandi Kriteria hasil : diri :
- Masuk dan keluar mandi/berpakaian
dari kamar mandi Definisi : membantu
- Mengambil pasien melakukan
alat/bahan mandi kebersihan diri.
- Mendapat air Aktivitaas-aktivitas :
mandi 1. Pertimbangkan
- Menyalakan keran budaya pasien saat
- Mengatur air mempromosikan
- Mengatur aliran aktivitas perawatan
air diri
- Mandi di bak cuci 2. Pertimbangkan usia
- Mandi di bak pasien saat
mandi mempromosikan
- Mandi dengan aktivitas perawatan
bersiram diri
- Mencuci wajah Tentukan jumlah dan
- Mencuci badan tipe terkait bantuan
bagian atas yang diperlukan
- Mandi badan 3. Letakkan handuk,
bagian bawah sabun, deodoran, alat
- Membersihkan bercukur, dan
area perineum asesoris lain yang
- Mengeringkan badan diperlukan di tepi
tempat tidur atau
kamar mandi
4. Sediakan lingkungan
yang terapeutik
dengan memastikan
kehangatan, suasana
rileks, privasi dan
pengalaman pribadi
5. Fasilitsi pasien untuk
menggosok gigi
dengan tepat
6. Fasilitasi pasien untuk
mandi sendiri dengan
tepat
7. Monitor kebersihan
kuku, sesuai dengan
kemampuan merawat
diri pasien
8. Monitor integritas
kulit pasien
9. Jaga ritual kebersihan
10. Fasilitasi
untuk
mempertahankan
rutunitas waktu tidur
pasien yang biasanya,
tanda sebelun tidur,
dan obyek yang
familiar untuk pasien
Memandikan
Aktivitas-aktivitas :
- Bantu memandikan
Pasien dengan
menggunakan kursi
untuk mandi, bak
tempat mandi, mandi
dengan mandiri,
dengan menggunakan
cara yang tepat atau
sesuai keinginan
pasien.
- Cuci rambut sesuai
dengan kebutuhan
atau keinginan
- Mandi dengan air
yang mempunyai
suhu yang nyaman
- Bantu dalam hal
perawatan perineal
jika memang
diperlukan
- Bantu dalam hal
kebersihan
- Tawarkan mencuci
tangan setelah
eliminasi dan sebelum
makan
- Monitor kondisi kulit
saat mandi
- Monitor fungsi
kemampuan saat
mandi
Manajemen
lingkungan
Aktivitas-aktivits :
1. Ciptakan lingkungan
yang aman bagi
pasien
2. Lindungi pasien
dengan pegangan
pada sisi/bantalan
disisi ruangan yang
sesuai
3. Dampingi pasien
selama tidak ada
perawatan bangsal
Sediakan tempat tidur
dengan ketinggian
yang rendah
5. Letakkan benda yang
sering digunakan
dalam jangkauan
pasien
6. Sediakan tempat tidur
dan lingkungan yang
bersih dan nyaman
7. Sediakan linen dan
pakaian dalam dengan
kondisi baik
8. Singkirkan bahan-
bahan yang
4. dipergunakan selama
penggantian pakaian
dan eliminasi, serta
bau apapun yang
tersisa, sebelum
kunjungan dan waktu
makan
A. Tindakan keperawatan pada pasien
SP 1 pasien :
4) Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat
gigi, cuci rambut, potong kuku.
5) Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat
gigi (2 kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku
(satu kali per minggu).
SP 2 pasien :
3) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.
SP 3 pasien :
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
3) Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.
SP 1 keluarga :
SP 2 keluarga :
SP 3 keluarga :
5. Implementasi
6. Evaluasi
9. Dokumentasi