DERMATITIS
Disusun Oleh
Kelompok 3
JAYAPURA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ ii
BAB I................................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................................1
A. Konsep Dasar Medis...........................................................................................................................3
1. Definisi...........................................................................................................................................3
2. Etiologi...........................................................................................................................................3
3. Patofisiologi...................................................................................................................................4
4. Pathway ........................................................................................................................................6
5. Manifestasi Klinis..........................................................................................................................7
6. Penatalaksanaan Medis.................................................................................................................8
7. Pemeriksaan penunjang................................................................................................................9
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan................................................................................................10
1. Pengkajian...................................................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................................................10
3. Intervensi.....................................................................................................................................10
4. Dokumentasi...............................................................................................................................13
BAB II..............................................................................................................................................................14
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.F DENGAN DIAGNOSA DERMATITIS RUANG BEDAH RSUD ABEPURA 14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................15
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
A. Pengertian
Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritrema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi)
dan gatal .
B. Etiologi
Penyebab Dermatitis :
Eksogen : bahan kimia, fisik ( misalnya sinar ) dan mikroorganisme ( bakteri dan
jamur ).
Endogen : dermatitis atopik
C. Patogenesis
Secara garis besar dermatitis belum diketahui patogenesis yang telah banyak
dipelajari adalah dermatitis kontak (tipe : alergik iritan primer ).
D. Tanda dan Gejala Klinis
Gatal kelainan kulit tergantung stadium dapat berbatas tegas / tidak tegas .
Penyebaran :
Dapat setempat
Generalisata
Universal
Stadium akut :
Kelaianan kulit berupa
Eritrema
Edema
Vesikel/buls
Erosi dan eksudasi
Madidans (tampak basah)
Stadium subakut :
Eritrema berkurang
Eksudat mengering menjadi krusta
Stadium kronis :
Lesi kering
Skuama
Heperpigmentasi
Likenifikasi
Papul
Bisa terjadi erosi atau ekskoriasi karena garukkan
Stadium ini tidak selalu berurutan, kadang gambaran klinis berupa kelainan dapat di
temukkan pada awal berupa kelainan kulit stadium kronis.
E. Histiologi
Perubahan histopathologik dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis, tergantung
pada stadium :
Pada satdium akut
Kelaainan diepidermis sperti :
Vesikel
Spongiosis
Edema intrasel
Eksositosis terutama sel monukuler
Kelainan di dermis :
Dermis sembab
Pembuluh darah melebar
Kadang ditemukan eosonfil tergantung pada penyebab dermatitis
Stadium subakut
Jumlah vesikel diepidermis berkurang .
Spongiosis masih jelas
Epidermis tertutup krusta
Parakeratosis
Di dermis
Edema berkurang
Vasodilatasi masih tampak jelas, demikian terjadi proses peradangan
Stadium kronis
Kelainan di epidermis
Akeratosis
Akantosis
Rete ridges memanjang
Vesikel tidak ada
Papila dermis memanjang (papilomatosis)
Kelaianan di dermis
Dinding pembuluh darah menebal terutama dibagian atas terdapat sel radang
mono nuclear.
Jumlah fibrolas dan kolangan bertambah .
F. Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat adalah menghilangkan penyebab dermatitis. Tetapi dermatitis
multi faktor , kadang tidak diketahui pasti penyebabnya sehimgga pengobatan bersifat :
Simtomatis yaitu menghilangkan / mengurangi keluhan dan menekan peradangan
.
Sistemik : untuk kasus ringan diberi antihistamin atau kombinasi dengan anti
serotonin .
Pada kasus akut dan berat dapat diberi kortikosteroid.
Topikal :
Dermatitis basah / akut (madidans) harus diobati secara bsah (kompres terbuka )
Dermatitis subakut , diberi lotion (bedak kocok), krim pasta, atau linimentum
(pasta pendigingin).
o Krim diberikan pada daerah yang berambut
o Pasta diberikan pada lokasi/ bagian yang tidak berambut.
G. Dermatitis kontak
Pengertian .
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan / subtansi yang menempel
pada kulit . (suria Djuanda, sri Adi Sularsito I.P.1999)
Jenis dermatitis
Dermatitis kontal alergik ,
Dermatitis iritan
Dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik (keduanya bisa dapat bersifat akut
maupun kronis ).
Dermatitis kontak iritan bisa diderita oleh semua tingkat usia, jenis kelamin serta ras.
H. Etiologi dermatitis kontak iritan
Bahan yang bersifat iritan dan faktor individu sangat berpengaruh pada dermatitis selain
itu suhu dan kelembapan limgkungan ikut berperan , bhan iritan misalnya :
Bahan pelarut
Deterjen
Minyak pelumas
Asam , alkali
Serbuk kayu
I. Patogenesis
Bahan iritan melalui kerja kimiawi kontak dengan kulit dan menimbulkan kelainan kuit ,
sehingga terjadi kerusakan sel. Bila iritan merusak lapisan tanduk akan terjadi denaturasi
keratin sehingga kehilangan lemak lapisan tanduk dan terjadi perubahan daya ikat air di
kulit, sehingga keadaan ini dapat merusak sel epidermis .
Ada dua jenis bahan iritan , yaitu :
Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama , untuk semua
orang.
Iritan lemah hanya pada merka yang paling rawan atau mengalami kontak
berulang- ulang.
UFaktor kontsribusi seperti : kelembapan udara, tekanan,
gesekan dan oklusi mempunyai andil pada terjadinya kerusakan
kulit.
L. Dermatitis Venenata
Derantitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur :
Fisik
Kimia
Biologi
Epidermis : mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang
berulang.
a. Tipe-tipe dermatitis :
(b) Penyebabnya, pajanan pada orang yang sensitif terhadap alergik kontak.
(d) Penyebabnya adalah : telah terkontak dengan bahan iritan seperti (sabun,
deterjen, bahan pembersih, zat kimia industri).
b. Faktor predisposisi
Erupsi
Rasa gatal
Rasa terbakar dan eritema
Adanya edema dan papula
Vesikel dan pengeluaran cairan
Adanya sekret
Pembentukan krusta
Pembentukan visura serta pengelupasan kulit
Pnebalan kulit
Perubahan warna (pigmentasi)
Pentalaksanaan
Sporiasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis biasa bukan psoriasis pustulosa.
Penyakit psoriasis sering dijumpai sekalipun tidak menyebabkan kematian, tetapi
menyebabkan gangguan kosmetik, terutama bila perjalanan penyakitnya manahun dan
residif.
Penyebab : autoimun, genetik
Insidens :
Pada orang kulit putih lebih banyak dari pada penduduk kulit berwarna.
Pada aorang berkulit hitam jarang ditemukan.
Pada pria lebih banyak dari pada wanita.
Psoriasis tedapat pada semua usianya pada orang dewasa.
N. Etiopotagenesis
Faktor genetik :
Bila orang tidak mendrita psoriasis , anak beresiko menderita psoriasis 12% , sedamgkan
jika salah satu orang tua menderita psoriasis resikonya mencapai 34%-39%.
Berdasakan awitan i kenal dua tipe :
O. Faktor imunologik
Efek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis
sel, yakni :
Limfosit T, penyaji antigen (dernal) atau keratinosit yang membuhtukan stimuli untuk
aktivasinya. Lesi sporiais matang umunya penuh degan sebukan lomfosit T pada dermis
yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit serbuk lomfosit dalam
epidermis.
Sedangkan pada lesi baru umunya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada
lesi psoriasis terdapat sekitar n17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel langerhens
juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadilah proliferasi epidermis diawali
dengan adanya pergerakkan antigen baik eksogen maupun endogen oleh sel langerhens.
Pada psoriasis pembentukan epidermis (trun over time) lebih cepat 3-4 hari, sedangkan
pada kulit normal lamanya 27 hari.
P. Faktor pencetus
Dalam kepustakaan ditemui diantarnya :
Fenomena tetesan lilin ilaha skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada
goresan, sperti lilin yang dogores yang disebabkan oleh berubahnya indeks bias.
intensitasnya ?
e. bagimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertama kali ?
i. apakah masalah yang di rasakan menjadi bertambah pada waktu atau musim tertentu ?
n. apakah ada bubungan dengan kejadian tertentu dari episode ruam atau lesi ?
q. apakah pekerjaannya ?
Definisi :
a.Inspeksi
pasien berada dalam ruangan yang terang dan hangat,pemeriksa menggunakan penlight
untuk menyinari lesi amati kulit:
Warna kulit
Kekeringan
Testur
Lesi
Vaskularisasi
Tugor kulit
Sklera,membrane mulkosa
Ekimosis
Eritema
Urtikaria
b.Palpasi
pada tindakan palpasi pemeriksa harus mengunakan sarung tangan sebagai proteksi bagi
pemeriksa.pada tindakan ini akan di temukan :
Tugor kulit
Edema
Elastisitas kulit
2. Diangnosa keperawatan
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya
Definisi:
suatu keadaan di mana seorang individu atau kelompok mengalami defisiensi
pengetahuan kognitif atau keterampilan psikomotor berkenan dangan komdisi atau
rencana pengobatan
Batasan Karatesistik
Mayor :
Mengungkapkan kurang pengetahuan atau keterampilan/permintaan informasi
Mengekspresikan ketidakakuratan peresepsi status kesehatan
Melakukan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang dianjurkan/yang diinginkan
Minor :
Kurang intgrasi tentang rencana pengobatan kedalam aktifitas sehari-hari
Ansietas
Depresi
Kurang informasi
Kriteria Hasil
Klien menggambarkan tingkat pengetahuan tentang perawatan dan terapi yang akan di
berikan
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang dan harapan yang akan di Beri dasar pengetahuan pada klien untuk
berikan membuat pilihan berdasarkan informasi
Diskusikan harapan pasien untuk Pasien sulit untuk memutuskan untuk
kembali bekerja dan aktivitas normal melakukan aktivitas,dan menilai tindkan
normal
Diskusikan tentang perawatan Gatal,sensitivitas dapat sembuh dalam waktu
kulit(penggunaan pelembab dan tidak terlalu lama
pelindung sinar matahari)
3. INTERVENSI
INTERVENSI RASIONAL
Kali,lokasi,kondisi,sekitar kulit,ukuran Memberikan informasi dasar untuk dapat
lesi,bentuk,eritema,papul,vasikel. memberikan petunjuk pengobatan
Meningkatkan integritas kulit dengan menghindari dari Dengan adanya cubitan dan garukan akan
cubitan dan garukan menimbulkan trauma baru pada kulit
Berikan perawatan kulit( cuci area kemerahan dengan Pembersihan kulit dapat mencegah
lembut menggunakan sabun ringan,bilaslah seluruh terjadinya rasa gatal dan memberikan rasa
area kulit) nyaman
Berikan motivasi agar pasien tidak kontak dengan bhan Bagi pasien yang sering kontak dengan
iritan bahan iritan akan memperhambat
penyembuhan
Masase dengan lembut kulit sehat disekitar yang sakit Membantu melancarkan sirkulasi
jangan di lakukan pada area yang kemerahan
4. EVALUASI
Mencapai integritas kulit yang sempurna ( kulit yang lebih halus)
Tidak ada lesi baru yang timbul yang timbul
Mempertahankan kulit agar selalu dalam keadaan lunak
Mempertahankan kulit agar tidak terjadi kekeringan
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.F DENGAN DIAGNOSA Dermatitis DIRUANGAN Bedah
RSUD ABEPURA
IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Tn. F
Tempat/TglLahir : Jayapura, 16 April 1997
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belun menikah
Agama : Kristen Protestan
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kotaraja dalam
2. Identitas penaggung
Nama : Ny.Y
Umur : 41 tahun
Jenis klamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Warga negara : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kotaraja dalam
Hubungan dengan klien : Kakak kandung
A. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama saat MRS :
Luka-luka dibagian tangan kiri dan kaki kanan
2. Keluhan utama saat pengkajian :
Luka masih terasa gatal
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal 1 rumah
: Keturunan
: Pernikahan
: Klien
E. KEADAAN LINGKUNGAN
Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih dan aman nyaman.
3. Pola eliminasi
BAB
BAK
4. Pola aktivitas
5. Pola istirahat-tidur
Bicara : Baik
Pasien bisa menerima dirinya yang sedang sakit, pasien mempunyai motivasi untuk segera
sembuh.
8. Pola hubungan-peran
Setiap ada masalah, ia selalu bercerita kepada keluarga untuk menyelesaikannya bersama.
Tn. F sangat yakin dengan agama yang dianutnya yaitu sebagai orang Kristen Protestan dan tidak
ada tindakan medis yang bertentangan dengan agamanya.
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan/penapilan umum : Lemah (Sakit sedang)
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15
BB sebelum sakit : 58 kg TB : 166 cm
BB saat ini : 58 kg
BB ideal : 59,4 kg
Status gizi : 21,04 kg/m 2
Tanda-tanda vital
TD : 110/60 mmHg Suhu : 36,7°C
N : 85 x/menit RR : 22 x/menit
2. Kepala
Inspeksiss
Muka : Simetris (Normacepalus),
Rambut : Warna hitam bersih tidak ada ketombe, tidak ada lesi
Muka
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Bersih
Mata
Telinga
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, Membran timpani tampak utuh dan berkilau,
pendengaran 6/6.
Hidung
Mulut
3. Leher
I : Stroma /gondok tidak ada, peradangan tidak ada, luka tidak ada, distensi vena
jugularis tidak ada
P : Tidak ada pembengkakan, nyeri tekan, krepitasi dan ekspansi dada simetris.
P : Terdengar pekak
5. Jantung
I : Denyut apeks terlihat
P : Redup
A : Bunyi jantung
BJ 1 : LUB
BJ 2 : DUB
6. Abdomen
I : Bentuk simestris, tidak ada lesi
Perkusi
Palpasi
Kandung Kemih : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat distensi urin
7. Tulang belakang
Inspeksi
Palpasi
8. Ekstremitas
Atas
Inspeksi
Terdapat luka tangan kanan dan kiri dan sudah mulai mengering
Palpasi
P: luka
Q: Seperti tertusuk-tusuk
S: 2 (0-10)
T: Saat di tekan
Bawah
Inspeksi
Kedua kaki tampak simetris antara kiri dan kanan
Palpasi
P: luka
Q: Seperti tertusuk-tusuk
R: Kaki kanan
S: 2 (0-10)
T: Saat di tekan
Kekuatan otot
Atas Bawah
Kiri 5 5
Kanan 5 3
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Bersih.
Palpasi
NI : Okfaktorius / penghidungan :
- pergerakan mata pasien baik mampu mengikuti jari perawat dengan 8 arah
N.V : Trigeminus :
N.VII : Fasialis :
N.VIII : Vestibulokoklearis :
N.XI : Aksesorius :
N.XII : Hipoglasus
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
J. TERAPI MEDIS
No. NAMA OBAT DOSIS CARA PEMBERIAN WAKTU
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Gangguan intregritas
DO :
kulit
Pasien tampak
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Pasien mengatakan ↓
P: luka
Q: Seperti tertusuk-tusuk
R: kaki, tangan.
S: 2 (0-10)
T: Saat di tekan
DO:
Pasien tampak
DO : melaisi
Pasien tampak ↓
Sedikit berbau
Tanda-tanda vital : ↓
TD : 110/60 mmHg
Port de entree
Suhu: 36,7°C
N : 85 x/menit ↓
RR : 22 x/menit
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan pada organ sasaran dibuktikan
dengan kaki, dan tangan
2. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan respon inflamasi sistimatik dibuktikan dengan muka
kusam
4. Resiko infeksi dibuktikan dengan luka masih terasa gatal
RENCANA KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA PASIEN : Tn. F TANGGAL MRS : 10 April 2021/ 09.50 WIT
No Perencanaan Tgl/
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
. Tujuan Intervensi Rasional Jam
1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan 1. Lakukan hubungan 1. Agar memberikan 12 1. Melakukan bina 22.00 wit
b.d. kerusakan jaringan tindakan saling percaya suasana nyaman April hubungan saling S:
pada organ sasaran d.d. keperawatan dengan pasien. terhadap pasien. 2020 percaya dengan Pasien mengatakan gatal
luka bagian tangan kiri dan selama 1x8 jam 15.00 pasien. sudah berkurang.
kaki kanan; diharapkan wit Hasil : O:
DS : pasien mampu Pasien dapat Kulit tampak kering.
Luka masih terasa gatal. mencegah iritasi menerima dan Kulit tampak terkupas.
atau dekubitus mau bersikap Kulit tampak putih
Lukanya dibagian tangan,
bedres. kerja sama yang kemerah-merahan.
dan kaki terkupas.
Kriteria Hasil : baik dengan
DO : Tampak kering , dan
Integritas perawat. luka.
Tampak kering, pucat dan
kulit yang 15.10
luka.
baik bias wit
Ekstremitas bawah dan A:
dipertahankan
atas 2. Menjaga
Tampak luka di tangan . 2. Jaga kebersihan 2. Kulit bersih dan kebersihan kulit masalah belum teratasi
kiri sudah mulai kulit agar tetap kering dapat agar tetap bersih
P:
mengering. Perfusi bersih dan kering. mencegah kuman. dan kering
jaringan baik. Hasil : Lanjutkan intervensi 2,3.
Luka di kaki kanan dan 4
Menunjukan 15.19 Kulit tampak
sudah mulai
terjadinya Wit lebih bersih
mengering.
proses dibagian luka.
penyembuhan
. 3. Memonitor kulit
3. Monitor kulit 3. Mengurangi akan adanya
adanya kemerahan resiko infeksi. kemerahan atau
ataupun warna lain. warna lain
Hasil :
Kulit tampak
15.26 kemerah-
wit merahan pada
bagian tangan
kiri, kaki kanan.
4. Mengajarkan
pada pasien
tentang
4. Ajarkan pasien 4. Mencegah perawatan luka,
tentang luka dan terjadinya iritasi serta cara dan
perawatan luka dan kenyamanan antiseptik
serta cara non serta Hasil :
melakukan seperti mencegah Pasien tampak
aniseptik. kerusakan kulit. mengerti dengan
penyakitnya.
2. Nyeri akut b.d. reaksi Setelah dilakukan 1. Ajarkan teknik 1. Melepaskan 1. Mengajarkan
peradangan d.d. nyeri tekan tindakan relaksasi dan tegangan teknk relaksasi
bagian kaki, & tangan keperawatan distraksi emosional dan otot dan distraksi
selama 1x8 jam H:
DS: diharapkan nyeri
pasien mampu
Pasien mengatakan akut teratasi
melakukan
Terdapat nyeri tekan pada dengan
teknik
bagian kaki, & tangan Kriteria Hasil :
relaksasi sesuai
P: luka Nyeri
yang diajarkan
Q: Seperti tertusuk-tusuk teratasi dari perawat
R: kaki, tangan skla 2
S: 2 (0-10) menjadi 0 2. Melanjutkan
T: Saat di tekan 2. Membantu pemberian
2. Lanjutkan
meredakan rasa analgetik
pemberian
DO: nyeri sesuai dosis
analgetik sesuai
Pasien tampak yang sudah
dosis yang sudah
Waktu tidur sedikit ditetapkan
ditetapkan
berkurang H:
ketorolac
30mg /8 jam
3. mengobservasi
TTV dan
3. Mengetahui tingkat nyeri
3. Observasi TTV perkembangan pola H:
dan tingakat nyeri nafas dan KU
TD :110/80
pasien serta skala
nyeri yg N :85
R :22x/m
SB :36,7c
Skala: 2jadi 0
3. Difisit perawatan diri b.d. Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Menilai 15.38 1. Melakukan 22.05 wit
respon inflamasi sistemik tindakan kemampuan klien kemampuan klien wit fasilitas klien S:
d.d. muka kusam keperawatan untuk melakukan dalam melakukan dalam melakukan Pasien mengatakan belum
selama 1x8 jam perawatan diri yang perawatan diri perawatandiri bias beraktifitas dengan
DS : diharapkan mandiri secara mandiri. secara mandiri mndiri dan masih perlu
Pasien merasa defisit perawatan Hasil : bantuan sebagian dari
kurang nyaman dan diri dapat teratasi Pasien mampu keluarganya
gerah. dengan kriteria melakukan
Belum mandi hasil : 15.43 perawatan diri. O:
selama 3 hari di RS Klien terbatas wit Pasien tampak masih
dibantu keluarga dari bau 2. Menjelaskan dibantu.
sebagian. badan dan pada keluarga
2. Jelaskan pada 2. Melibatkan
DO : mengatakan danklien tentang
keluargan dan klien keluarga dalam A:
Rambut tampak kenyamanan perawatan diri
tentang cara proses
sedikit terhadap perawatan diri penyembukan yang benar. Masalah belum teratasi
kotor/ketobe. kemampuan dengan benar. pada klien. 15.49 Hasil :
Muka kusam. untuk Wit Keluarga dan
melakukan klien mengerti P:
Gigi tampak
ADL penjelasan Lanjutkan intervensi 1, 2,
kuning.
Klien mampu perawat dengan 3 dan 4
Lidah tampak kotor
dan sedikit berbabu. mengetahui baik.
pentingnya
15.59
kebersihan
diri. 3. Mengganti wit 3. Membantu
3. Ganti pakaian kotor
pakaian pasien
dengan yang bersih.
melindungi pasien mengganti
kostikosteroid
Sulfadiazine silver
ketorolac
DAFTAR PUSTAKA