Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn.F DENGAN DIAGNOSA MEDIS

DERMATITIS

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA

Disusun Oleh

Kelompok 3

1) Alfrian Jufri 144011.01.19.288

2) Melanesia L Maay 144011.01.18.143

3) Bertha Yakadewa 144011.01.18.

4) Kristina Ibe 144011.01.19.235

5) Fitri Y.P.Said 144011.01.19.218

6) Arja Prabu 144011.01.19.

7) Hendrias Gramico 144011.01.19.225

8) Sekide Tabuni 144011.01.19.

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY

JAYAPURA
2021

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ ii
BAB I................................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................................1
A. Konsep Dasar Medis...........................................................................................................................3
1. Definisi...........................................................................................................................................3
2. Etiologi...........................................................................................................................................3
3. Patofisiologi...................................................................................................................................4
4. Pathway ........................................................................................................................................6
5. Manifestasi Klinis..........................................................................................................................7
6. Penatalaksanaan Medis.................................................................................................................8
7. Pemeriksaan penunjang................................................................................................................9
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan................................................................................................10
1. Pengkajian...................................................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................................................10
3. Intervensi.....................................................................................................................................10
4. Dokumentasi...............................................................................................................................13
BAB II..............................................................................................................................................................14
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.F DENGAN DIAGNOSA DERMATITIS RUANG BEDAH RSUD ABEPURA 14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................15
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS

1. Konsep Dasar Medis

A. Pengertian
Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritrema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi)
dan gatal .
B. Etiologi
Penyebab Dermatitis :

 Eksogen : bahan kimia, fisik ( misalnya sinar ) dan mikroorganisme ( bakteri dan
jamur ).
 Endogen : dermatitis atopik

C. Patogenesis
Secara garis besar dermatitis belum diketahui patogenesis yang telah banyak
dipelajari adalah dermatitis kontak (tipe : alergik iritan primer ).
D. Tanda dan Gejala Klinis
Gatal kelainan kulit tergantung stadium dapat berbatas tegas / tidak tegas .
Penyebaran :
 Dapat setempat
 Generalisata
 Universal
Stadium akut :
Kelaianan kulit berupa
 Eritrema
 Edema
 Vesikel/buls
 Erosi dan eksudasi
 Madidans (tampak basah)
Stadium subakut :
 Eritrema berkurang
 Eksudat mengering menjadi krusta
Stadium kronis :
 Lesi kering
 Skuama
 Heperpigmentasi
 Likenifikasi
 Papul
 Bisa terjadi erosi atau ekskoriasi karena garukkan
Stadium ini tidak selalu berurutan, kadang gambaran klinis berupa kelainan dapat di
temukkan pada awal berupa kelainan kulit stadium kronis.

E. Histiologi
Perubahan histopathologik dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis, tergantung
pada stadium :
 Pada satdium akut
Kelaainan diepidermis sperti :
 Vesikel
 Spongiosis
 Edema intrasel
 Eksositosis terutama sel monukuler

Kelainan di dermis :
 Dermis sembab
 Pembuluh darah melebar
 Kadang ditemukan eosonfil tergantung pada penyebab dermatitis

Stadium subakut
Jumlah vesikel diepidermis berkurang .
 Spongiosis masih jelas
 Epidermis tertutup krusta
 Parakeratosis

Di dermis
 Edema berkurang
 Vasodilatasi masih tampak jelas, demikian terjadi proses peradangan

 Stadium kronis
Kelainan di epidermis
 Akeratosis
 Akantosis
 Rete ridges memanjang
 Vesikel tidak ada
 Papila dermis memanjang (papilomatosis)

Kelaianan di dermis
 Dinding pembuluh darah menebal terutama dibagian atas terdapat sel radang
mono nuclear.
 Jumlah fibrolas dan kolangan bertambah .

F. Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat adalah menghilangkan penyebab dermatitis. Tetapi dermatitis
multi faktor , kadang tidak diketahui pasti penyebabnya sehimgga pengobatan bersifat :
 Simtomatis yaitu menghilangkan / mengurangi keluhan dan menekan peradangan
.
 Sistemik : untuk kasus ringan diberi antihistamin atau kombinasi dengan anti
serotonin .
 Pada kasus akut dan berat dapat diberi kortikosteroid.
 Topikal :
 Dermatitis basah / akut (madidans) harus diobati secara bsah (kompres terbuka )
 Dermatitis subakut , diberi lotion (bedak kocok), krim pasta, atau linimentum
(pasta pendigingin).
o Krim diberikan pada daerah yang berambut
o Pasta diberikan pada lokasi/ bagian yang tidak berambut.

G. Dermatitis kontak
Pengertian .
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan / subtansi yang menempel
pada kulit . (suria Djuanda, sri Adi Sularsito I.P.1999)
 Jenis dermatitis
 Dermatitis kontal alergik ,
 Dermatitis iritan
Dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik (keduanya bisa dapat bersifat akut
maupun kronis ).
Dermatitis kontak iritan bisa diderita oleh semua tingkat usia, jenis kelamin serta ras.
H. Etiologi dermatitis kontak iritan
Bahan yang bersifat iritan dan faktor individu sangat berpengaruh pada dermatitis selain
itu suhu dan kelembapan limgkungan ikut berperan , bhan iritan misalnya :

 Bahan pelarut
 Deterjen
 Minyak pelumas
 Asam , alkali
 Serbuk kayu

I. Patogenesis
Bahan iritan melalui kerja kimiawi kontak dengan kulit dan menimbulkan kelainan kuit ,
sehingga terjadi kerusakan sel. Bila iritan merusak lapisan tanduk akan terjadi denaturasi
keratin sehingga kehilangan lemak lapisan tanduk dan terjadi perubahan daya ikat air di
kulit, sehingga keadaan ini dapat merusak sel epidermis .
Ada dua jenis bahan iritan , yaitu :
 Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama , untuk semua
orang.
 Iritan lemah hanya pada merka yang paling rawan atau mengalami kontak
berulang- ulang.
UFaktor kontsribusi seperti : kelembapan udara, tekanan,
gesekan dan oklusi mempunyai andil pada terjadinya kerusakan
kulit.

J. Dermatitis kontak akut


Penyebab adlah iritan kuat ( biasanya kecelakaan)
Gejala : nyeri kulit, panas, eritema, vesikel atau bulla
Luas : umunya sebatas daerah yang terkena dan berbatas tegas.
Pada umunya kelainan kulit muncul segra , tetapi ada beberapa bahan kimia yang
menimbulkan reaksi akut, lambat misalnya (podofilin, antralin, asam fluoro
hidrogenat sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat). Kelainan kulit terlihat
setelah 12-24 jam atau lebih . contohnya dermatitis yang disebabkan oleh bulu
serangga yang terbang pada malam hari ( dermatitis venenata), penderita baru
merasakkan pedih pada esok hari pada awal terlihat eritema, dan sorenya menjadi
vesikel atau bahkan menjadi nekrosis.
K. Dermatitis Kontak Iritan Kronis (Dermatitis Iritan Kumulatif)
Penyebab.
Kontak dengan bhan iritan lemah yang berulang ulang (factor fisik : gesekan, trauma
mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin), juga bahan contoh : (detrjen, sabun,
pelarut, tanah, bisa juga air). Kelianan baru nyata setelah berhari hari/ berminggu
minggu/ bulan bahkan bertahun tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak
merupakan faktor paling penting, dermatitis kumulatif.

L. Dermatitis Venenata
 Derantitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur :
 Fisik
 Kimia
 Biologi
Epidermis : mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang
berulang.

a. Tipe-tipe dermatitis :

(a) Dermatitis kontal alergika

(b) Penyebabnya, pajanan pada orang yang sensitif terhadap alergik kontak.

(c) Dermatitis kontak iritan

(d) Penyebabnya adalah : telah terkontak dengan bahan iritan seperti (sabun,
deterjen, bahan pembersih, zat kimia industri).

b. Faktor predisposisi

 Keadaan panas dan dingin yang ekstrim


 Frekunesi kontak dengan sabun danair
 Penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya
Manifestasi Klinik

 Erupsi
 Rasa gatal
 Rasa terbakar dan eritema
 Adanya edema dan papula
 Vesikel dan pengeluaran cairan
 Adanya sekret
 Pembentukan krusta
 Pembentukan visura serta pengelupasan kulit
 Pnebalan kulit
 Perubahan warna (pigmentasi)
Pentalaksanaan

 Istirahatkan kulit yang sakit


 Identifikasi iritan
 Hindari iritan lokal
 Hindari pemakaiain sabun
 Kolaborasi untuk terapi topikal lotion dioleskan pada bercak,
eritema (inflamasi kulit)
 Kompres dingin / basah (untuk mengeluarkan sekret)
 Pemberian topikal kostikosteroid dioleskan tipis-tipis (kolaborasi)

M. Dermatitis inflamotorik Non Infeksi


Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit bersifat kronik dan residif serta merupakan penyakit inflamasi
non infeksius pada kulit . produksi sel sel epiderimis dengan kecepatan kurang lebih 6-9
dari pada keceptan yang normal. Sel dalam lapisan basal kulit membagi diri dengan cepat
kepermukaan kulit sehingga tampak seperti sisik atau plak jaringan epidermis yang
propus.

Sporiasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis biasa bukan psoriasis pustulosa.
Penyakit psoriasis sering dijumpai sekalipun tidak menyebabkan kematian, tetapi
menyebabkan gangguan kosmetik, terutama bila perjalanan penyakitnya manahun dan
residif.
Penyebab : autoimun, genetik
Insidens :

 Pada orang kulit putih lebih banyak dari pada penduduk kulit berwarna.
 Pada aorang berkulit hitam jarang ditemukan.
 Pada pria lebih banyak dari pada wanita.
 Psoriasis tedapat pada semua usianya pada orang dewasa.

N. Etiopotagenesis
Faktor genetik :
Bila orang tidak mendrita psoriasis , anak beresiko menderita psoriasis 12% , sedamgkan
jika salah satu orang tua menderita psoriasis resikonya mencapai 34%-39%.
Berdasakan awitan i kenal dua tipe :

 Psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial


 Psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat non familial.

O. Faktor imunologik
Efek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis
sel, yakni :
Limfosit T, penyaji antigen (dernal) atau keratinosit yang membuhtukan stimuli untuk
aktivasinya. Lesi sporiais matang umunya penuh degan sebukan lomfosit T pada dermis
yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit serbuk lomfosit dalam
epidermis.
Sedangkan pada lesi baru umunya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada
lesi psoriasis terdapat sekitar n17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel langerhens
juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadilah proliferasi epidermis diawali
dengan adanya pergerakkan antigen baik eksogen maupun endogen oleh sel langerhens.
Pada psoriasis pembentukan epidermis (trun over time) lebih cepat 3-4 hari, sedangkan
pada kulit normal lamanya 27 hari.

P. Faktor pencetus
Dalam kepustakaan ditemui diantarnya :

 Sters psikis (merupakan faktor pencetus uama)


 Infeksi fokal
 Truma (fenomena kobner)
 Endokrin
 Gangguan metabolik
 Alkohol
 Perokok
 Obat (beta-adrenergic bloking agens, litium, antimalria dan penghentian
mendadak kortikosteroid sistemik)
Infeksi lokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis ialah :

 Psoriasis gugata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak


jela.
 Kasus psoriais gugata sembuh setelah dilakukan tonsilektomia
 Umunya infeksi disebabkan oleh streptococcus
 Faktoe endokrin mempengaruhi perjalanan penyakit
 Puncak perjalanan penyakir pada saat pubertas, dan menapouse
 Pada saat kehamilan
 Umunya membaik, dan meburuk pada saat poscapartus
 Gangguan mtabolisme (hipokalsemia dan dialysis sebagai faktor pencetus).
Q. Gejala dan Tanda.
o Eritemasoa
o Gatal ringan
 Lokasi prediksi adala ;
o Kulit kepala (perbatasan daerah tersebut dengan muka)
o Ekstremitas bagian ekstenor terutama siku serta lutut
o Daerah lumbosakral
 Bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya
 Eritema berbatas tegas dan merata
 Pada stadium penyembuhan sering terjadi eritema yang ditengan menghilang
dan hanya terdapat dipinggir
 Skuama berlapis lapis kasar dan berwarna putih sperti mika, serta transparan
 Besar kelainan bervariasi; lentikular, nummular, atau plakat dapat berkonfluensi.
 Bila sebagian besar / seluruh lentikular disebut psiriasis gugata.
 Psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin Ausptz dan kobner (isomorfik)

Fenomena tetesan lilin ilaha skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada
goresan, sperti lilin yang dogores yang disebabkan oleh berubahnya indeks bias.

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pengkajian dermatitis sebelum diagnose keperawatan


1.data biografi
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis kelamin :
Agama :
Pekerjaan :
2. anamnesa
a. kapan pertama pasien kali mengetahui masalah kulit,termasuk durasi dan

intensitasnya ?

b. Apakah masalah penyakit kulit ini terus terjadi sebelumnya ?

c. Apakah ada gejala lainnya ?


d. Pada bagian mana pertama kali terkena ?

e. bagimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertama kali ?

f. dimana dan seberapa cepat penyebarannya ?

g. apakah rasa gatal,terbakar,kesemutan,atau seperti ada yang merayap ?

h. apakag dapat gangguan kempuan untuk merasa ?

i. apakah masalah yang di rasakan menjadi bertambah pada waktu atau musim tertentu ?

j. apakah anda dapat senjelaskan kelainan ini berasal ?

k. apakah pasien memiliki riyawat hay feler,asma,biduran,eksama atau alergi ?

i. akapah ada keluarga pasien yang mengalami masalah kulit,ruam ?

m. apakah erupsi tersebut sekilas memakan sesuatu ?

n. apakah ada bubungan dengan kejadian tertentu dari episode ruam atau lesi ?

o. obat apa yang sedang di konsumsi ?

p. obat oles (krim,salep,lotion) umtuk megatasi lesi tersebut

q. apakah pekerjaannya ?

r. apakah di lingkungannya/sekitar pasien terdapat factor-faktor (tanaman,hewan,zat-zat

kimia,infeksi) yang dapat mencetuskan masalah ?

t. apakah pasien ingin menceritakan masalahnya ?

Prosedur Utama Dalam Pemeriksaan Fisik Penyakit Dermatitis


1. Pengkajian kulit

Definisi :
a.Inspeksi
pasien berada dalam ruangan yang terang dan hangat,pemeriksa menggunakan penlight
untuk menyinari lesi amati kulit:

 Warna kulit
 Kekeringan

 Testur

 Lesi

 Vaskularisasi

 Mobilitas kondisi rambut serta kuku

 Tugor kulit

 Warna kebiruan,sianosis(hipoksia seluler) dapat di lihat pada esktermitas dan


dasar kuku,bibir,membran mulkosa

 Ikterus (kulit yang menguning) akibat kenaikan bilirubin

 Sklera,membrane mulkosa

 Perubahan faskuler (ptekie)

 Ekimosis

 Eritema

 Urtikaria
b.Palpasi
pada tindakan palpasi pemeriksa harus mengunakan sarung tangan sebagai proteksi bagi
pemeriksa.pada tindakan ini akan di temukan :

 Tugor kulit

 Edema
 Elastisitas kulit

2. Diangnosa keperawatan
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya
Definisi:
suatu keadaan di mana seorang individu atau kelompok mengalami defisiensi
pengetahuan kognitif atau keterampilan psikomotor berkenan dangan komdisi atau
rencana pengobatan
Batasan Karatesistik
Mayor :
Mengungkapkan kurang pengetahuan atau keterampilan/permintaan informasi
Mengekspresikan ketidakakuratan peresepsi status kesehatan
Melakukan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang dianjurkan/yang diinginkan
Minor :
Kurang intgrasi tentang rencana pengobatan kedalam aktifitas sehari-hari
Ansietas
Depresi
Kurang informasi
Kriteria Hasil
Klien menggambarkan tingkat pengetahuan tentang perawatan dan terapi yang akan di
berikan
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang dan harapan yang akan di Beri dasar pengetahuan pada klien untuk
berikan membuat pilihan berdasarkan informasi
Diskusikan harapan pasien untuk Pasien sulit untuk memutuskan untuk
kembali bekerja dan aktivitas normal melakukan aktivitas,dan menilai tindkan
normal
Diskusikan tentang perawatan Gatal,sensitivitas dapat sembuh dalam waktu
kulit(penggunaan pelembab dan tidak terlalu lama
pelindung sinar matahari)

Tekankan pentingnya pemasukan diet Nutrisi,optimal,meninggkankan regenerasi


tinggi kalori dan protein jaringan dan penyembuhan umum

3. INTERVENSI

Mendeskripsikan dermatitis dan terapi yang diskripsikan


Mengungkapkan dengan kata-kata, bahwa infeksi dan stress emosional merupakan faktor
pemicu
Mempertakankan pengendalian penyakit dangan terapi yang tepat
Memperagakan penggunaan terapi topikal yang benar
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi
Definisi:
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko terhadap kerusakan
jaringan epidermis dan demis
Batas Karakteristik :
Mayor:
Gangguan epidermis dan dermis
Minor
Pencukuran kulit
Eritema
-lesi(primer,sekunder)
- Pruritus
Kriteria hasil
Mengidentifikasi rasional untuk penyembuhan luka
Berpatisipasi dalam rencana pengobatan yang di anjurkan untuk meningkatkan
penyembuhan luka.

INTERVENSI RASIONAL
Kali,lokasi,kondisi,sekitar kulit,ukuran Memberikan informasi dasar untuk dapat
lesi,bentuk,eritema,papul,vasikel. memberikan petunjuk pengobatan

Meningkatkan integritas kulit dengan menghindari dari Dengan adanya cubitan dan garukan akan
cubitan dan garukan menimbulkan trauma baru pada kulit

Berikan perawatan kulit( cuci area kemerahan dengan Pembersihan kulit dapat mencegah
lembut menggunakan sabun ringan,bilaslah seluruh terjadinya rasa gatal dan memberikan rasa
area kulit) nyaman

Berikan motivasi agar pasien tidak kontak dengan bhan Bagi pasien yang sering kontak dengan
iritan bahan iritan akan memperhambat
penyembuhan

Masase dengan lembut kulit sehat disekitar yang sakit Membantu melancarkan sirkulasi
jangan di lakukan pada area yang kemerahan

Memberikan kelembaban pada kulit


Berikan pelembab pada kulit yang mengalami
menimbulkan rasa nyaman
kekeringan (contoh:nivea)

Kolaborasi dalam pemberian terapi Membantu dalam penyembuhan

4. EVALUASI
Mencapai integritas kulit yang sempurna ( kulit yang lebih halus)
Tidak ada lesi baru yang timbul yang timbul
Mempertahankan kulit agar selalu dalam keadaan lunak
Mempertahankan kulit agar tidak terjadi kekeringan

BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.F DENGAN DIAGNOSA Dermatitis DIRUANGAN Bedah
RSUD ABEPURA

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 10 April 2021 / jam 09.50 WIT


Tanggal Pengkajian / : 12 April 2021/ jam 15.00 WIT
No. Rekam medik : 501974
Ruang / Bangsal : Ruang Bedah RSUD Abepura
Diagnose Medis : DERMATITIS

IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Tn. F
Tempat/TglLahir : Jayapura, 16 April 1997
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belun menikah
Agama : Kristen Protestan
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kotaraja dalam

2. Identitas penaggung
Nama : Ny.Y
Umur : 41 tahun
Jenis klamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Warga negara : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kotaraja dalam
Hubungan dengan klien : Kakak kandung

A. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama saat MRS :
Luka-luka dibagian tangan kiri dan kaki kanan
2. Keluhan utama saat pengkajian :
Luka masih terasa gatal

B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Pasien datang kerumah sakit dengan luka yang terasa gatal, lukanya dibagian tangan & kaki,
sejak 1 minggu yang lalu, belum mandi selama 3 hari di RS, lukanya dibagian kaki, & tangan
sudah mulai mengering dan terkelupas, pasien merasa kurang nyaman / gerah.

C. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Pasien mengatakan bahwa baru kali ini pasien mengalami penyakit seperti ini dan pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak mempumyai penyakit turunan.

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada penyakit turunan seperti DM, Jantung, dan di
keluarganya tidak ada yang mempunyai sakit seperti klien.

Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal 1 rumah
: Keturunan
: Pernikahan
: Klien

E. KEADAAN LINGKUNGAN
Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih dan aman nyaman.

F. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Pasien mengatakan apabila sakit segera memeriksakan kondisinya ke RS.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

FREKUENSI 3x/hari 3x/hari

JENIS Nasi, sayur , lauk Nasi , sayur , lauk

PORSI 1 porsi habis 1/2 porsi habis

KELUHAN Tidak ada Luka ditangan kiri dan kaki


kanan

PENGGUNAAN ALAT BANTU Tidak ada Tidak ada

3. Pola eliminasi

BAB

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Frekuensi 2 x sehari 2 x sehari

Konsistensi Lunak Lunak

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan


Bau Khas Khas

Keluhan Tidak ada Tidak ada

Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

BAK

KETERANGAN SBELEUM SAKIT SAAT SAKIT

Frekuensi 5-6 x sehari 6-7 x sehari

Jumlah ± 200 ml ± 300 ml

Warna Kuning Kuning

Bau Amoniak Amoniak

Masalah Yang Disarankan Tidak ada Tidak ada

Total Produksi Urine ± 1.000 - 1.200 ml ±1.800 — 2.100 ml

Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

4. Pola aktivitas

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Mobilitas Rutin Membersihkan rumah Berbaring

Waktu Senggang Duduk bercerita dengan kaka Berbaring

Mandi Mandiri Belum pernah

Berpakaian Mandiri Dibantu

Berhias Mandiri Tidak berhias

Toileting Mandiri Dibantu

Makan Minum Mandiri Mandiri

Tingkat Ketergantungan Tidak ada Sebagian

Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tongkat untuk berjalan

5. Pola istirahat-tidur

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Jumlah Jam Tidur Siang 2 jam 2-3 Jam

Jumlah Jam Tidur Malam 7-8 Jam < 7 Jam


Pengantar Tidur Tidak ada Tidak ada

Gangguan Tidur Tidak ada Tidak ada

Perasaan Waktu Bangun Baik Lemas

6. Pola Kognitif Dan Persepsi Sensori

Status mental : Sehat

Bicara : Baik

Bahasa yang digunakan: Pasien berbicara dengan bahasa Indonesia

7. Pola konsep diri

Pasien bisa menerima dirinya yang sedang sakit, pasien mempunyai motivasi untuk segera
sembuh.

8. Pola hubungan-peran

Tn.F seorang mahasiswa dan dirinya belum menikah

9. Pola fungsi seksual-seksualitas

Selama sakit Tn.F berpakaian yang sesuai dengan kepribadiannya laki-laki.

10. Pola mekanisme koping

Setiap ada masalah, ia selalu bercerita kepada keluarga untuk menyelesaikannya bersama.

11. Pola nilai dan kepercayaan

Tn. F sangat yakin dengan agama yang dianutnya yaitu sebagai orang Kristen Protestan dan tidak
ada tindakan medis yang bertentangan dengan agamanya.

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan/penapilan umum : Lemah (Sakit sedang)
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15
BB sebelum sakit : 58 kg TB : 166 cm
BB saat ini : 58 kg
BB ideal : 59,4 kg
Status gizi : 21,04 kg/m 2
Tanda-tanda vital
TD : 110/60 mmHg Suhu : 36,7°C
N : 85 x/menit RR : 22 x/menit
2. Kepala
Inspeksiss
Muka : Simetris (Normacepalus),

Rambut : Warna hitam bersih tidak ada ketombe, tidak ada lesi

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan

Muka

Tidak terdapat nyeri tekan atau pembekakan.

Bentuk : Simetris

Raut muka : tampak meringis, kusam/ bingung

Warna : Sawo matang

Kebersihan : Bersih

Luka : Tidak ada

Nyeri tekan: tidak ada

Mata

I : simetris, bola mata normal, pupil normal, tidak terdapat ikterik.

P : Tidak ada nyeri tekan dan TIO normal

Telinga

I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, Membran timpani tampak utuh dan berkilau,
pendengaran 6/6.

P : Tidak ada nyeri tekan

Hidung

I : Simetris, bersih, tidak ada pendarahan, tidak ada penyumbatan.

P : Tidak ada nyeri, tidak ada nyeri pada sinus.

Mulut

I : tidak ada karies gigi, tidak ada pendarahan, simetris

3. Leher
I : Stroma /gondok tidak ada, peradangan tidak ada, luka tidak ada, distensi vena
jugularis tidak ada

P : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan nyeri tekan

4. Dada Dan Paru


I : Bentuk (Normal chest), gerakan dada simetris

P : Tidak ada pembengkakan, nyeri tekan, krepitasi dan ekspansi dada simetris.

P : Terdengar pekak

A : suara nafas: vasikuler

5. Jantung
I : Denyut apeks terlihat

P : Denyut apeks teraba

P : Redup

ICS 2 : Linea sternalis dextra

ICS 4 : Linea sternalis sinistra

ICS 2 : Linea para sternalis sinistra

ICS 4 : Linea midclavikularis

A : Bunyi jantung

BJ 1 : LUB

Katub mitral ICS 5 Linea media clavicularis sinistra

Katub trsikuspidalis ICS 4 Linea sternalis sinistra

BJ 2 : DUB

Katub aorta ICS 2 Linea sternalis dextra

Katub pulmonalis ICS 2 Linea sternalis sinistra

6. Abdomen
I : Bentuk simestris, tidak ada lesi

A : Bising usus terdengar 19 x/menit

Perkusi

Hepar: Bunyi pekak

Lien : Bunyi timpani


Usus : Bunyi timpani

Palpasi

Hepar : Teraba, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan

Lien : Teraba, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan

Ginjal : Teraba dan tidak terdapat nyeri tekan

Kandung Kemih : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat distensi urin

7. Tulang belakang
Inspeksi

Tampak simetris kiri dan kanan

Tidak ada luka

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan benjolan

8. Ekstremitas
Atas

Inspeksi

Kedua tangan tampak simetris antara kiri dan kanan

Terpasang cairan infus Nacl 0,9% 20 tpm di tangan kanan pasien

Terdapat luka tangan kanan dan kiri dan sudah mulai mengering

Kulit berwarna sawo matang

Palpasi

Terdapat nyeri tekan

P: luka

Q: Seperti tertusuk-tusuk

R: Tangan kanan dan kiri

S: 2 (0-10)

T: Saat di tekan

Tidak terdapat piting edema

Bawah

Inspeksi
Kedua kaki tampak simetris antara kiri dan kanan

Terdapat luka robek di kaki kanan.

Palpasi

Terdapat nyeri tekan

P: luka

Q: Seperti tertusuk-tusuk

R: Kaki kanan

S: 2 (0-10)

T: Saat di tekan

Kekuatan otot

Atas Bawah

Kiri 5 5

Kanan 5 3

Clubing of the finger : tidak ada ( normal )

Capillary refil time : kurang dari 2 detik ( normal )

Refleks patalogis : normal

9. Genetalia dan anus


Inspeksi

Bentuk : Simetris

Kebersihan : Bersih.

Palpasi

Nyeri tekan tidak ada

10. Pemeriksaan neurologis


12 Pasang syaraf kranial

NI : Okfaktorius / penghidungan :

- pasien dapat mencium bau makanannya sendiri

N.II : Optikus / Penglihatan :

- Pasien bisa melihat dengan baik


N.III : Okulomotorius / kontaksi pupil :

- jika di beri cahaya pupil mengecil

N.IV, VI : Troclearis, Abdusen :

- pergerakan mata pasien baik mampu mengikuti jari perawat dengan 8 arah

N.V : Trigeminus :

- sensoris : pasien dapat menerima rangsangan dari perawat

- reflek kornea : reflek kornea pasien baik

N.VII : Fasialis :

- Gerakan Mimik pasien saat dikaji baik

- Pengecapan: Lidah bagian depan pasien dapat merasakan manisnya gula

N.VIII : Vestibulokoklearis :

- fungsi pendengaran : pasien mampu mendengar dengan baik

N.IX dan N.X : Glosofaringeus dan fagus :

- reflek menelan : pasien mampu menelan dengan baik

- Suara : suara pasien terdengar dengan baik dan jelas

N.XI : Aksesorius :

- pasien mampu menggerakkan kepala ke samping dan ke Belakang

- pasien mampu mengangkat bahu

N.XII : Hipoglasus

- Gerakan lidah : pasien mampu menelan

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium

Pada tanggal 10 April 2021

JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

HGB 13,9 11,0 — 16,5

RBC 4,89 3,8 — 5,8


HTC 38,4 3,5 — 50,0

MCV 78,5 80,0 — 97,0

MCH 28,4 26,5-33,5

MCHC 36,2 31,5-35,0

RDW-SD 37,0 35-47

WBC 8,12 3,5-10,0

EO% 4,9 0,0-4,0

BASO% 0,2 0,0-1,0

NEUT% 64,6 46,0-73,0

LYMPH 22,4 17,0-24,0

J. TERAPI MEDIS
No. NAMA OBAT DOSIS CARA PEMBERIAN WAKTU

1 NacI 0,9% 500 mg IVFD /8 jam

2 Ranitidin 50 mg IV /12 jam

3 kostikosteroid 10 mg Topikal /12 jam

4 Sulfadiazine silver 10 mg Topikal /12 jam

5 ketorolac 30 mg IV /12 jam


KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Pasien Mengatakan : Pasien Tampak :

 Luka masih terasa gatal  Keadaan umum : lemas (Sakit sedang)

 Terdapat nyeri tekan pada bagian tangan , kaki Kesadaran: Composmentis


kanan
GCS: 15
P: luka
BB sebelum sakit: 58 kg
Q: Seperti tertusuk-tusuk
TB : 166 cm
R: tangan kiri & kaki kanan
BB saat ini: 58 kg
S: 2 (0-10)
BB ideal: 59,4 kg
T: Saat di tekan
Status gizi: 21,04 kg/m 2
 Belum mandi selama 3 hari di RS
Tanda-tanda vital

 Luka dibagian kaki kanan & tangan kiri sudah


TD: 110/60 mmHg
mulai mengering dan terkelupas
Suhu: 36,7°C
 Merasa kurang nyaman / gerah
N: 85 x/menit
 Kurang mengerti dengan penyakitnya
RR: 22 x/menit
 Dibantu keluarga sebagian kegiatan
 Muka tampak kusam / bingung

 Waktu tidur sedikit berkurang

 Menggunakan tongkat untuk berjalan

 Ekstremitas atas

Tampak luka ditangan kiri dan sudah mulai


mengering

 Ekstremitas bawah

Luka dikaki kanan dan sudah mengering


ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Kerusakan jaringan Gangguan intregritas


pada organ sasaran kulit
Pasien mengatakan

 Luka masih terasa gatal
 Lukanya dibagian tangan kiri & Trias gangguan pada
kaki kanan sudah mulai mengering kulit,
dan terkelupas

Gangguan intregritas
DO :
kulit
Pasien tampak

 Ekstremitas atas

Tampak luka ditangan kiri sudah


mulai mengering

 Ekstremitas bawah

Luka dikaki kanan sudah


mengering

2. DS: Reaksi peradangan Nyeri akut

Pasien mengatakan ↓

 Terdapat nyeri tekan pada bagian kaki, Nyeri akut


tangan.

P: luka

Q: Seperti tertusuk-tusuk

R: kaki, tangan.

S: 2 (0-10)

T: Saat di tekan

DO:
Pasien tampak

 Waktu tidur sedikit berkurang


3. DS : Respon inflamasi Defisit perawatan diri
sistematik
Pasien mengatakan

 Kurang nyaman / gerah
 Belum mandi selama 3 hari di Rs Gangguan

 Dibantu keluarga sebagian gastrointestinal demam

DO : melaisi

Pasien tampak ↓

 Muka kusam Defisit perawatan diri

 Mulut gigi tampak kuning

 Lidah tampak kotor

 Sedikit berbau

4. DS : Kerusakan jaringan Resiko infeksi


pada organ sasaran
Pasien mengatakan

 Luka masih terasa gatal
 Lukanya dibagian kaki, & tangan Tiras gangguan pada
sudah mulai mengering dan kulit
terkelupas

DO :
Respon local :
Pasien tampak
Eritema,vestikel, dan

 Luka merah kemerahan bula

 Tanda-tanda vital : ↓
TD : 110/60 mmHg
Port de entree
Suhu: 36,7°C
N : 85 x/menit ↓
RR : 22 x/menit
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan pada organ sasaran dibuktikan
dengan kaki, dan tangan
2. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan respon inflamasi sistimatik dibuktikan dengan muka
kusam
4. Resiko infeksi dibuktikan dengan luka masih terasa gatal
RENCANA KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA PASIEN : Tn. F TANGGAL MRS : 10 April 2021/ 09.50 WIT

NO RM : 501974 DIAGNOSA MEDIS : DERMATITIS

No Perencanaan Tgl/
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
. Tujuan Intervensi Rasional Jam

1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan 1. Lakukan hubungan 1. Agar memberikan 12 1. Melakukan bina 22.00 wit
b.d. kerusakan jaringan tindakan saling percaya suasana nyaman April hubungan saling S:
pada organ sasaran d.d. keperawatan dengan pasien. terhadap pasien. 2020 percaya dengan Pasien mengatakan gatal
luka bagian tangan kiri dan selama 1x8 jam 15.00 pasien. sudah berkurang.
kaki kanan; diharapkan wit Hasil : O:
DS : pasien mampu Pasien dapat  Kulit tampak kering.
Luka masih terasa gatal. mencegah iritasi menerima dan  Kulit tampak terkupas.
atau dekubitus mau bersikap  Kulit tampak putih
Lukanya dibagian tangan,
bedres. kerja sama yang kemerah-merahan.
dan kaki terkupas.
Kriteria Hasil : baik dengan
DO :  Tampak kering , dan
 Integritas perawat. luka.
Tampak kering, pucat dan
kulit yang 15.10
luka.
baik bias wit
 Ekstremitas bawah dan A:
dipertahankan
atas 2. Menjaga
 Tampak luka di tangan . 2. Jaga kebersihan 2. Kulit bersih dan kebersihan kulit masalah belum teratasi
kiri sudah mulai kulit agar tetap kering dapat agar tetap bersih
P:
mengering.  Perfusi bersih dan kering. mencegah kuman. dan kering
jaringan baik. Hasil : Lanjutkan intervensi 2,3.
 Luka di kaki kanan dan 4
 Menunjukan 15.19 Kulit tampak
sudah mulai
terjadinya Wit lebih bersih
mengering.
proses dibagian luka.
penyembuhan
. 3. Memonitor kulit
3. Monitor kulit 3. Mengurangi akan adanya
adanya kemerahan resiko infeksi. kemerahan atau
ataupun warna lain. warna lain
Hasil :
Kulit tampak
15.26 kemerah-
wit merahan pada
bagian tangan
kiri, kaki kanan.
4. Mengajarkan
pada pasien
tentang
4. Ajarkan pasien 4. Mencegah perawatan luka,
tentang luka dan terjadinya iritasi serta cara dan
perawatan luka dan kenyamanan antiseptik
serta cara non serta Hasil :
melakukan seperti mencegah Pasien tampak
aniseptik. kerusakan kulit. mengerti dengan
penyakitnya.

2. Nyeri akut b.d. reaksi Setelah dilakukan 1. Ajarkan teknik 1. Melepaskan 1. Mengajarkan
peradangan d.d. nyeri tekan tindakan relaksasi dan tegangan teknk relaksasi
bagian kaki, & tangan keperawatan distraksi emosional dan otot dan distraksi
selama 1x8 jam H:
DS: diharapkan nyeri
pasien mampu
Pasien mengatakan akut teratasi
melakukan
 Terdapat nyeri tekan pada dengan
teknik
bagian kaki, & tangan Kriteria Hasil :
relaksasi sesuai
P: luka  Nyeri
yang diajarkan
Q: Seperti tertusuk-tusuk teratasi dari perawat
R: kaki, tangan skla 2
S: 2 (0-10) menjadi 0 2. Melanjutkan
T: Saat di tekan 2. Membantu pemberian
2. Lanjutkan
meredakan rasa analgetik
pemberian
DO: nyeri sesuai dosis
analgetik sesuai
Pasien tampak yang sudah
dosis yang sudah
Waktu tidur sedikit ditetapkan
ditetapkan
berkurang H:

ketorolac
30mg /8 jam
3. mengobservasi
TTV dan
3. Mengetahui tingkat nyeri
3. Observasi TTV perkembangan pola H:
dan tingakat nyeri nafas dan KU
TD :110/80
pasien serta skala
nyeri yg N :85
R :22x/m

SB :36,7’c

Skala: 2jadi 0

3. Difisit perawatan diri b.d. Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Menilai 15.38 1. Melakukan 22.05 wit
respon inflamasi sistemik tindakan kemampuan klien kemampuan klien wit fasilitas klien S:
d.d. muka kusam keperawatan untuk melakukan dalam melakukan dalam melakukan Pasien mengatakan belum
selama 1x8 jam perawatan diri yang perawatan diri perawatandiri bias beraktifitas dengan
DS : diharapkan mandiri secara mandiri. secara mandiri mndiri dan masih perlu
 Pasien merasa defisit perawatan Hasil : bantuan sebagian dari
kurang nyaman dan diri dapat teratasi Pasien mampu keluarganya
gerah. dengan kriteria melakukan
 Belum mandi hasil : 15.43 perawatan diri. O:
selama 3 hari di RS  Klien terbatas wit  Pasien tampak masih
dibantu keluarga dari bau 2. Menjelaskan dibantu.
sebagian. badan dan pada keluarga
2. Jelaskan pada 2. Melibatkan
DO : mengatakan danklien tentang
keluargan dan klien keluarga dalam A:
 Rambut tampak kenyamanan perawatan diri
tentang cara proses
sedikit terhadap perawatan diri penyembukan yang benar. Masalah belum teratasi
kotor/ketobe. kemampuan dengan benar. pada klien. 15.49 Hasil :
 Muka kusam. untuk Wit Keluarga dan
melakukan klien mengerti P:
 Gigi tampak
ADL penjelasan Lanjutkan intervensi 1, 2,
kuning.
 Klien mampu perawat dengan 3 dan 4
 Lidah tampak kotor
dan sedikit berbabu. mengetahui baik.
pentingnya
15.59
kebersihan
diri. 3. Mengganti wit 3. Membantu
3. Ganti pakaian kotor
pakaian pasien
dengan yang bersih.
melindungi pasien mengganti

dari kuman dan pakaian kotor

meningkatkan dengan yang

rasa nyaman. bersih.


Hasil :
Pasien tampak
bersih dan
nyaman.
4. Mengajarkan dan
4. Ajarkan dan
menganjurkan
anjurkan pasien
pasien
4. Perwatan gigi
makukan perawatan
melakukan
secara teratur dan
gigi dan mulut
perawatan gigi
benar dapat
secara teratur.
dan mulut secara
membersihkan
teratur.
kuman dan sisa
Hasil :
permakanan dapat
Klien dapat
menyebabkan bau
mengikuti
pada mulut.
intruksi perawat
dengan baik.
4. Risiko infeksi d.d. luka Setelah dilakukan 1. Monitor warna 1. Untuk mengetahui 16.35 1. memonitor 22.30 wit
masih terasa gatal ditandai tindakan dan luka keadaan luka dan Wit warna dan S:
dengan : keperawatan pada,tangan, dan perkembangannya. luka Pasien mengatakan sudah
DS : selama 1x8 jam kaki , Hasil : mulai berkurang
_ diharapkan Tampak putih
infeksi tidak kemerah- O:
terjadi/terkontrol 16.41 merahan , dan Pasien tampak lebih
DO : dengan Wit. sudah kering tenang.
 Luka terkelupas kriteria Hasil : 2. Mengajarka
 Tidak ada 2. Ajarkan keluarga n keluarga A:
 Luka tampak
2. Perawatan luka
tanda- dan klien teknik dan klien Masalah teratasi sebagian.
kemerah-merahan
yang benar dapat
tanda perawatan luka teknik
 Tanda-tanda vital : mengurangi fator
TD : 110/60mmhg infeksi perawatan P:
infeksi
N : 85x/m seperti luka. Lanjutkan intervensi 1, 2

R : 22x/m pus Hasil : dan 3


 Luka Pasien dan
SB : 37,7˚C
bersih dan keluarga
16.48
tidak mengerti
Wit.
lembab penjelasan
dan tidak perawat.
kotor. 3. pemberian
 Tanda- 3. Kolaborasi antibiotic / salep 3. Mengkolab
tanda mencegah orasikan
pemberian
vital antibiotic/salep. terjadinya infeksi pemberian
dalam antbiotik/sa
batas lep
normal Hasil :
atau
Pasien diberikan
dapat
antibiotic ;
ditolerans
i. Ranitidin

kostikosteroid

Sulfadiazine silver

ketorolac
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.


Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Hamzah, Mochtar. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid 2. Media Aesculapius :
Jakarta
Price dan Wilson. 1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8, volume 3. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Tim Penyusun. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Tim Penyusun. 2000. Kapita Selekta Kedokteran 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai